BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab 4 ini akan membahas mengenai pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa data. Pengumpulan data diperoleh dari perusahaan dengan cara observasi langsung ke lapangan dan mewawancarai stakeholder-stakeholder yang berada di lapangan. Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diolah dengan menggunakan metode simulasi diskrit untuk mengoptimalkan kinerja sistem produksi yang telah ada. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisa dengan menggunakan metode simulasi diskrit, penulisan pada bab ini akan dilanjutkan dengan analisa dan perancangan sistem informasi yang akan digunakan untuk mendukung kinerja pada PT. Bioplast Unggul. 4.1 Pengumpulan Data Data Service Time PT. Bioplast Unggul memiliki berbagai macam desain cetakkan produk yang dapat dipesan oleh pelanggannya. Desain cetakkan produk yang akan dijadikan sebagai objek untuk melaksanakan penelitian ini adalah desain cetakkan produk yang diproduksi dengan menggunakan metode injection moulding yang didata oleh perusahaan pada bulan Juli Berikut ini merupakan desain-desain cetakkan produk yang dimiliki oleh PT. Bioplast Unggul beserta berat bahan baku dan ServiceTime (ST) yang diperlukan untuk membuat satu produk:

2 46 Tabel 4.1 Data Service Time No. Nama Desain Berat(gram) ± ST(detik) ± 1 Body Pail 1 KG 59 ± 2 40 ± 2 2 Body Pail 5 KG 193 ± 3 30 ± 2 3 Body Pail 10 KG 400 ± 5 35 ± 2 4 Body Pail 18 KG 700 ± 5 40 ± 2 5 Body Pail 760 DAS ASIA 780 ± 5 35 ± 2 6 Body Pail 760 DAS BIO 760 ± 5 39 ± 2 7 Body Pail 760 ST 760 ± 5 50 ± 5 8 Body Pail 840 gr 840 ± 5 65 ± 5 9 Body Galon Cat 5 KG 180 ± 5 23 ± 2 10 Body Kaleng DAS BIO 57 ± 2 30 ± 2 11 Body Pail 5 kg kotak Red 195 ± 5 47 ± 2 12 Body Pail 5 kg DAS BIO 165 ± 3 23 ± 2 13 Body Pail 760 DAS ASPRA 760 ± 5 35 ± 2 14 Body Pail IDEMITSU 850 ± 5 60 ± 2 15 Tutup Pail 1 KG 23 ± 1 15 ± 2 16 Tutup Pail 5 KG 40 ± 2 20 ± 2 17 Tutup Pail 10 KG 125 ± 5 27 ± 2 18 Tutup Pail 18 KG 167 ± 5 33 ± 2 19 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA 225 ± 5 29 ± 1 20 Tutup Pail 25 kg DAS BIO 225 ± 5 29 ± 1 21 Tutup Pail 25 kg Gelombang ML 225 ± 5 29 ± 1 22 Tutup Pail 25 kg Rata ML 225 ± 5 29 ± 1 23 Tutup Galon 5 KG 40 ± 2 20 ± 2 24 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO 53 ± 3 20 ± 2 25 Tutup Pail 5 KG Kotak Red 75 ± 3 33 ± 2 26 Tutup Pail 5 KG DAS BIO 65 ± 3 33 ± 2 27 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA 225 ± 5 29 ± 1 28 Tutup Pail IDEMITSU 250 ± 5 35 ± 2 29 Tutup Corong IDEMITSU 13 ± 1 7 ± 1 30 Corong IDEMITSU 13 ± 1 8 ± 1 31 Ring Corong IDEMITSU 6 ± 1 4 ± 1 32 Pegangan Pail 5 kg 5 ± 1 6 ± 1 33 Pegangan Pail 10 kg 8 ± 1 8 ± 1 34 Pegangan Pail 18 kg 11 ± 1 13 ± 1 35 Pegangan Pail 25 kg 15 ± 2 21 ± 1 36 Pegangan Galon 5 kg 5 ± 1 7 ± 1 37 Pegangan Pail 5 kg kotak 6 ± 2 8 ± 1 38 Keranjang Ayam Atas 2000 ± ± 5

3 47 Tabel 4.1 Data Service Time (Lanjutan) No. Nama ProduST Berat(gram) ± ST(detik) ± 39 Keranjang Ayam Bawah 1500 ± ± 5 40 Keranjang Ayam Panjang (Samping) 500 ± 5 60 ± 2 41 Keranjang Ayam Pendek (Samping) 400 ± 5 65 ± 2 42 Keranjang Telur 500 ± ± 5 43 Keranjang Penetas Telur 950 ± 5 70 ± 5 44 Keranjang Kerang Panjang 185 ± 5 38 ± 2 45 Sekat Keranjang Kerang 31 ± 2 18 ± 2 46 Box Rokok Sampoerna 680 ± 5 53 ± 2 47 DOC Bagian Atas 1450 ± ± 8 48 DOC Bagian Bawah 1050 ± ± 5 49 DOC Bagian Panjang (Samping) 400 ± 5 60 ± 5 50 DOC Bagian Pendek (Samping) 350 ± 4 60 ± 5 51 Tabung TRA 3 Kg 138 ± 5 26 ± 2 52 Tabung TRA 5 Kg 265 ± 5 35 ± Data Model Calibration Untuk dapat membuat model calibration, diperlukan data dari pemesanan Data pemesanan pelanggan. yang dikumpulkan adalah data pemesanan antara periode Januari 2010 Juni Berikut ini data-data pemesanan produk yang berhasil dikumpulkan. Tabel 4.2 Pemesanan dari Pelanggan Periode Januari 2010 Juni 2010 No. Tanggal Kuantitas Tipe No. Produk Pemesanan (Buah) Desain Pemesanan 1 05/01/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /01/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /01/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /01/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /01/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /01/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /01/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE00002

4 48 Tabel 4.2 Pemesanan dari Pelanggan Periode Januari 2010 Juni 2010 (Lanjutan) No. Tanggal Pemesanan Produk Kuantitas (Buah) Tipe Desain No. Pemesanan 10 08/01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /01/2009 Body Pail IDEMITSU PE /01/2009 Tutup Pail IDEMITSU PE /01/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /01/2009 Corong IDEMITSU PE /01/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /01/2009 Body Pail 760 DAS ASPRA PE /01/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Body Pail 840 gr PE00005 Tutup Pail 25 kg Gelombang 21 19/01/2009 ML PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Body Pail 5 kg kotak Red PE /01/2009 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE /01/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /02/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /02/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /02/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /02/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /02/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /02/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /02/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /02/2009 Body Pail 1 KG PE /02/2009 Tutup Pail 1 KG PE /02/2009 Body Pail 760 DAS ASPRA PE00010 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE /02/ /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Keranjang Ayam Atas PE /02/2009 Keranjang Ayam Bawah PE /02/2009 Keranjang Ayam Panjang (Samping) PE00011 Keranjang Ayam Pendek (Samping) PE /02/ /02/2009 Body Pail 5 kg kotak Red PE /02/2009 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE00012

5 49 Tabel 4.2 Pemesanan dari Pelanggan Periode Januari 2010 Juni 2010 (Lanjutan) No. Tanggal Kuantitas Tipe No. Produk Pemesanan (Buah) Desain Pemesanan 48 22/02/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /03/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /03/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /03/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /03/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /03/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /03/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /03/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /03/2009 Body Pail 760 DAS ASPRA PE /03/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Body Pail IDEMITSU PE /03/2009 Tutup Pail IDEMITSU PE /03/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /03/2009 Corong IDEMITSU PE /03/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /03/2009 Body Pail 5 kg kotak Red PE /03/2009 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE /03/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /03/2009 Keranjang Telur PE /03/2009 Keranjang Penetas Telur PE /04/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /04/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /04/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /04/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /04/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /04/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /04/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE /04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /04/2009 Body Pail 760 DAS ASPRA PE /04/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE00021

6 50 Tabel 4.2 Pemesanan dari Pelanggan Periode Januari 2010 Juni 2010 (Lanjutan) No. Tanggal Kuantitas Tipe No. Produk Pemesanan (Buah) Desain Pemesanan 86 13/04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Body Pail 5 kg kotak Red PE /04/2009 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE /04/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /05/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /05/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /05/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /05/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /05/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /05/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /05/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /05/2009 Keranjang Kerang Panjang PE /05/2009 Sekat Keranjang Kerang PE /05/2009 Body Pail 760 DAS ASPRA PE /05/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Body Pail IDEMITSU PE /05/2009 Tutup Pail IDEMITSU PE /05/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /05/2009 Corong IDEMITSU PE /05/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /05/2009 Body Pail 5 kg kotak Red PE /05/2009 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE /05/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /06/2009 Body Pail 760 DAS ASIA PE /06/2009 Tutup Pail 25 kg DAS ASIA PE /06/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /06/2009 Body Pail 760 DAS BIO PE /06/2009 Body Kaleng DAS BIO PE /06/2009 Body Pail 5 kg DAS BIO PE /06/2009 Tutup Pail 25 kg DAS BIO PE /06/2009 Tutup Kaleng 5 kg DAS BIO PE /06/2009 Tutup Pail 5 KG DAS BIO PE /06/2009 Pegangan Pail 25 kg PE00030

7 51 Tabel 4.2 Pemesanan dari Pelanggan Periode Januari 2010 Juni 2010 (Lanjutan) No. Tanggal Kuantitas Tipe No. Produk Pemesanan (Buah) Desain Pemesanan /06/2010 Pegangan Pail 5 kg PE /06/2010 Body Pail 760 DAS ASPRA PE /06/2010 Tutup Pail 25 kg DAS ASPRA PE /06/2010 Pegangan Pail 25 kg PE /06/2010 Body Pail 5 kg kotak Red PE /06/2010 Tutup Pail 5 KG Kotak Red PE /06/2010 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /06/2009 Body Pail 10 KG PE /06/2009 Tutup Pail 10 KG PE /06/2009 Pegangan Pail 10 kg PE /06/2009 DOC Bagian Atas PE /06/2010 DOC Bagian Bawah PE /06/2011 DOC Bagian Panjang (Samping) PE /06/2012 DOC Bagian Pendek (Samping) PE Data Tipe Mesin Mesin InjectionMoulding yang digunakan pada PT. Bioplast Unggul terbagi menjadi ke dalam lima tipe mesin yang dibedakan berdasarkan kekuatan tekanan yang dapat diberikan oleh masing-masing mesin. Kekuatan tekanan ini akan mempengaruhi berat bahan baku yang dapat diproduksi oleh setiap mesin. Jenis-jenis mesin beserta berat bahan baku yang dapat diproduksi oleh setiap mesin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Tipe Mesin Tipe Mesin Tekanan (Ton) Berat Bahan (Gram) Jumlah Mesin < >800 2

8 Pemodelan Konseptual Simulasi Pemodelan konseptual simulasi yang dirancang, akan dibuat untuk meniru sistem produksi yang terdapat pada PT. Bioplast Unggul. PT. Bioplast Unggul memiliki 5 tipe mesin yang mempunyai kekuatan tekanan yang berbeda-beda. Kekuatan tekanan ini akan berpengaruh terhadap berat bahan baku produk yang bisa diproduksi oleh setiap mesin. Kebijakan yang berlaku di perusahaan adalah setiap mesin hanya dapat memproduksi desain produk yang berat bahan bakunya sesuai dengan kekuatan mesin. Oleh karena itu, pada sistem simulasi ini, setiap desain produk diberikan tipe sesuai dengan tipe mesin yang dapat memproduksi desain tersebut. Contohnya desain produk yang memiliki berat bahan baku kurang dari 10 gram akan disebut desain tipe 1, sesuai dengan mesin tipe 1 yang dapat memproduksi desain tersebut. Perusahaan juga memiliki kebijakan untuk memproduksi sebuah produk secara terus-menerus di satu mesin. Contohnya apabila terdapat pemesanan produk pail 1 kg dengan kuantitas 1000 unit, perusahaan akan terus memproduksi produk tersebut pada satu mesin hingga 1000 unit produk diselesaikan. Hal ini dikarenakan untuk memproduksi sebuah produk diperlukan cetakkan yang harus dimasukkan ke dalam sebuah mesin, sedangkan persediaan cetakkan untuk setiap desain terbatas. Entitas yang akan masuk ke dalam sistem adalah produk-produk yang akan diproduksi menurut pemesanan dari pelanggan. Setiap produk yang masuk ke dalam sistem, akan diberikan atribut-atribut yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki produk tersebut di dunia nyata. Atribut-atribut yang akan diberikan kepada setiap produk antara lain adalah: Tipe Desain Service Time

9 53 Kuantitas Id Produk Id Pemesanan Sumber daya yang akan digunakan untuk memproduksi setiap produk (entitas) yang masuk ke dalam sistem adalah mesin injection moulding yang berjumlah 11 mesin. Detail mengenai jenis mesin dapat dilihat pada tabel 4.3. Beberapa kejadian yang terdapat pada sistem antara lain kedatangan pemesanan sehingga produk akan diproduksi, dan mesin memproduksi produk tersebut hingga selesai.

10 54 Mesin 100 Ton 1 Antrian Switch Level 2 Mesin 100 Ton 2 Subsitem Mesin Tipe 1 Antrian Switch Level 2 Mesin 150 Ton 1 Subsitem Mesin Tipe 2 Mesin 250 Ton 1 Mesin 250 Ton 2 Produk Antrian Switch Level 1 Antrian Switch Level 2 Mesin 250 Ton 3 Mesin 250 Ton 4 Subsitem Mesin Tipe 3 Mesin 500 Ton 1 Antrian Switch Level 2 Mesin 500 Ton 2 Subsitem Mesin Tipe 4 Mesin 800 Ton 1 Antrian Switch Level 2 Mesin 800 Ton 2 Subsitem Mesin Tipe 5 Gambar 4.1 Model Konseptual Simulasi

11 55 Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa sebuah produk akan diproduksi apabila terjadi pemesanan. Produk pertama-tama akan melewati switch level 1, dimana pada switch ini produk akan dibagi sesuai dengan tipe desain yang produk tersebut miliki. Produk yang memiliki tipe desain 1 akan diteruskan kepada subsistem mesin tipe 1, Produk yang memiliki tipe desain 2 akan diteruskan kepada subsistem mesin tipe 2, dan seterusnya. Switch level 2 berfungsi untuk menentukan di mesin mana produk akan diproduksi. Pemilihan mesin di switch level 2 ini berdasarkan mesin mana yang telah selesai melakukan aktivitas produksi terlebih dahulu. Tujuan dari sistem simulasi ini adalah untuk mengeluarkan output berupa perhitungan waktu simulasi yang dibutuhkan untuk memproduksi produk dan urutan penjadwalan produksi yang paling efisien sehingga akan memudahkan pekerjaan karyawan bagian PPIC untuk merencakan penjadwalan urutan operasi kerja. Terdapat dua cara yang akan diusulkan untuk menghasilkan random number dari service time model simulasi yang telah dirancang. Usulan pertama adalah dengan mencari jenis distribusi data service time yang paling tepat untuk setiap tipe mesin dengan melakukan model calibration terhadap data historis service time pada masingmasing tipe mesin. Usulan kedua adalah dengan menggunakan rata-rata service time masing-masing produk dengan turut memperhitungkan standard deviationservice time masing-masing produk tersebut.

12 4.3 Mencari Random Number Service Time dengan Menggunakan Jenis Distribusi Data Setiap Tipe Mesin (Usulan 1) Model Calibration Sebelum pemodelan sistem simulasi dapat dilakukan, model calibration service time setiap tipe mesin perlu dicari terlebih dahulu untuk mencari jenis distribusi data dari service time. Jenis distribusi data service time setiap mesin perlu diketahui agar random number generator pada model dapat menghasilkan service time yang sesuai dengan service time sistem produksi pada dunia nyata Perhitungan Model Calibration Mesin Tipe 1 dengan Menggunakan Minitab Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengelompokkan data pemesanan berdasarkan tipe-tipe mesin yang memproduksinya. Data pemesanan mesin tipe 1 yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Tabel Pemesanan Tipe Mesin 1 No. Pemesanan Tanggal Produk Kuantitas ST (Detik) Total ST PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /01/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /01/2009 Corong IDEMITSU PE /01/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /01/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /02/2009 Tutup Pail 1 KG PE /02/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /02/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak

13 57 Tabel 4.4 Tabel Pemesanan Tipe Mesin 1 (Lanjutan) No. Pemesanan Tanggal Produk Kuantitas ST (Detik) Total ST PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /03/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /03/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /03/2009 Corong IDEMITSU PE /03/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /03/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /04/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /04/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /05/2009 Sekat Keranjang Kerang PE /05/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /05/2009 Tutup Corong IDEMITSU PE /05/2009 Corong IDEMITSU PE /05/2009 Ring Corong IDEMITSU PE /05/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /06/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /06/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /06/2009 Pegangan Pail 5 kg PE /06/2009 Pegangan Pail 25 kg PE /06/2009 Pegangan Pail 5 kg kotak PE /06/2009 Pegangan Pail 10 kg Tabel pemesanan mesin tipe 2-5 dapat dilihat pada lampiran 1. Masukkan data pada kolom servicetime ke dalam kolom C1 pada program minitab, kemudian pilih pilihan Stat QualityTools Individual Distribution Identification. Tampilan pada gambar 4.1 akan muncul apabila Individual Distribution Identification telah dipilih.

14 58 Gambar 4.2 Tampilan Menu Individual Distribution Identification Mesin Tipe 1 pada Minitab Masukkan data kolom C1 sebagai data yang akan dicari distribusi datanya, kemudian klik button OK. Program minitab kemudian akan menghitung goodness of fit masing-masing jenis distribusi data sehingga akan memudahkan pemilihan distribusi data yang paling sesuai dengan distribusi data service time pada tipe mesin 1. Berikut ini merupakan hasil goodness of fitpada distribusi data mesin tipe 1 Tabel 4.5 Goodness Of Fit Mesin Tipe 1 Distribution AD P LRT P Normal <0.005 Box-Cox Transformation <0.005 Lognormal <0.005 Exponential < Parameter Exponential < Weibull <0.010 Smallest Extreme Value <0.010 Largest Extreme Value <0.010 Gamma <0.005 Logistic <0.005 Loglogistic <0.005

15 59 Dari hasil perhitungan yang didapatkan, ternyatadistribusi data service time pada mesin tipe 1 tidak mengikuti salah satu jenis distribusi data yang ada. Hal ini dapat dilihat pada kolom ke tiga yaitu kolom p-value, dimana tidak ada nilai p-value yang memenuhi syarat, yaitu lebih besar dari Jenis distribusi data juga dapat dilihat pada grafik yang dihasilkan oleh minitab, apabila titik-titik data pada grafik mengikuti garis lurus, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data tipe mesin 1 sesuai dengan jenis distribusi data yang ada. Grafik distribusi data mesin tipe 1 dapat dilihat pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Grafik Distribusi Data Mesin Tipe 1 pada Program Minitab Pada grafik dapat dilihat bahwa data service time mesin tipe 1 tidak mengikuti garis lurus jenis distribusi data apapun. Sehingga dapat disimpulkan kembali bahwa distribusi data pada mesin tipe 1 tidak mengikuti jenis distribusi data apapun. Perhitungan untuk mesin tipe 2, mesin tipe 3, mesin tipe 4, dan mesin tipe 5 dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan pada mesin tipe 1. Dari perhitungan yang dilakukan terhadap semua tipe mesin tersebut, diketahui bahwa semua tipe mesin tidak mengikuti jenis distribusi data apapun.

16 Dikarenakan tidak ada jenis distribusi data yang sesuai untuk menghasilkan random number service time pada pemodelan sistem simulasi, maka pada pemodelan ini akan digunakan jenis distribusi emperical discreteyang akan menghasilkan random number sesuai dengan persentase kemungkinan (probability vector) munculnya sebuah nilai service time (value vector). Tabel distribusi emperical discrete yang akan digunakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.6 Tabel Emperical Discrete Mesin Tipe 1 Tipe Mesin Value Vector Banyak Kemunculan Probability Vector Total Perhitungan Model Calibration Mesin Tipe 2 dengan Menggunakan Minitab Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencari jenis distribusi data pada mesin tipe 2 adalah sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada mesin tipe 1. Berikut ini merupakan hasil goodness of fit pada distribusi data mesin tipe 2. Tabel 4.7 Goodness Of Fit Mesin Tipe 2 Distribution AD P LRT P Normal <0.005 Box-Cox Transformation <0.005 Lognormal <0.005 Exponential <0.003 Weibull <0.010 Smallest Extreme Value <0.010 Largest Extreme Value 2357 <0.010 Gamma <0.005 Logistic <0.005 Loglogistic <0.005

17 61 Berikut ini merupakan grafik distribusi data mesin tipe 2. Gambar 4.4 Grafik Distribusi Data Mesin Tipe 2 pada Program Minitab Dikarenakan tidak ada jenis distribusi data yang sesuai untuk menghasilkan random number service time pada pemodelan sistem simulasi, maka pada pemodelan ini akan digunakan jenis distribusi emperical discrete yang akan menghasilkan random number sesuai dengan persentase kemungkinan (probability vector) munculnya sebuah nilai service time (value vector). Tabel distribusi emperical discrete yang akan digunakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.8 Tabel Emperical Discrete Mesin Tipe 2 Tipe Mesin Value Vector Banyak Kemunculan Probability Vector Total 26 1

18 Perhitungan Model Calibration Mesin Tipe 3 dengan Menggunakan Minitab Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencari jenis distribusi data pada mesin tipe 3 adalah sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada mesin tipe 1. Berikut ini merupakan hasil goodness of fit pada distribusi data mesin tipe 3. Tabel 4.9 Goodness Of Fit Mesin Tipe 3 Distribution AD P LRT P Normal <0.005 Box-Cox Transformation <0.005 Lognormal <0.005 Exponential < Parameter Exponential < Weibull <0.010 Smallest Extreme Value <0.010 Largest Extreme Value <0.010 Gamma <0.005 Logistic <0.005 Loglogistic < Berikut ini merupakan grafik distribusi data mesin tipe 3. Gambar 4.5 Grafik Distribusi Data Mesin Tipe 3 pada Program Minitab Dikarenakan tidak ada jenis distribusi data yang sesuai untuk menghasilkan random number service time pada pemodelan sistem simulasi, maka pada pemodelan ini

19 akan digunakan jenis distribusi emperical discrete yang akan menghasilkan random number sesuai dengan persentase kemungkinan (probability vector) munculnya sebuah nilai service time (value vector). Tabel distribusi emperical discrete yang akan digunakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.10 Tabel Emperical Discrete Mesin Tipe 3 Tipe Mesin Value Vector Banyak Kemunculan Probability Vector Total Perhitungan Model Calibration MesinTipe 4 dengan Menggunakan Minitab Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencari jenis distribusi data pada mesin tipe 4 adalah sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada mesin tipe 1. Berikut ini merupakannn hasil goodness of fit pada distribusi data mesin tipe 4. Tabel 4.11 Goodness Of Fit Mesin Tipe 4 Distribution AD P LRT P Normal <0.005 Box-Cox Transformation <0.005 Lognormal <0.005 Exponential < Parameter Exponential Weibull <0.010 Smallest Extreme Value <0.010 Largest Extreme Value <0.010 Gamma <0.005 Logistic <0.005 Loglogistic <0.005 Berikut ini merupakan grafik distribusi data mesin tipe 4.

20 64 Gambar 4.6 Grafik Distribusi Data Mesin Tipe 4 pada Program Minitab Dikarenakan tidak ada jenis distribusi data yang sesuai untuk menghasilkan random number service time pada pemodelan sistem simulasi, maka pada pemodelan ini akan digunakan jenis distribusi emperical discrete yang akan menghasilkan random number sesuai dengan persentase kemungkinan (probability vector) munculnya sebuah nilai service time (value vector). Tabel distribusi emperical discrete yang akan digunakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.12 Tabel Emperical Discrete Mesin Tipe 4 Tipe Mesin Value Vector Banyak Kemunculan Probability Vector Total 23 1

21 Perhitungan Model Calibration Mesin Tipe 5 dengan Menggunakan Minitab Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencari jenis distribusi data pada mesin tipe 5 adalah sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada mesin tipe 1. Berikut ini merupakan hasil goodness of fit pada distribusi data mesin tipe 5. Tabel 4.13 Goodness Of Fit Mesin Tipe 5 Distribution AD P LRT P Normal <0.005 Box-Cox Transformation <0.005 Lognormal <0.005 Exponential < Parameter Exponential < Weibull <0.010 Smallest Extreme Value <0.010 Largest Extreme Value <0.010 Gamma <0.005 Logistic <0.005 Loglogistic <0.005 Berikut ini merupakan grafik distribusi data mesin tipe 5. Gambar 4.7 Grafik Distribusi Data Mesin Tipe 5 pada Program Minitab

22 66 Dikarenakan tidak ada jenis distribusi data yang sesuai untuk menghasilkan random number service time pada pemodelan sistem simulasi, maka pada pemodelan ini akan digunakan jenis distribusi emperical discrete yang akan menghasilkan random number sesuai dengan persentase kemungkinan (probability vector) munculnya sebuah nilai service time (value vector). Tabel distribusi emperical discrete yang akan digunakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.14 Tabel Emperical Discrete Mesin Tipe 5 Tipe Mesin Value Vector Banyak Kemunculan Probability Vector Total 16 1 Selanjutnya, value vector dan probability vector yang didapatkan akan dimasukkan sebagai random number untuk mencari service time pada setiap mesin

23 67

24 Perbandingan Hasil Simulasi dan Kondisi Nyata Usulan 1 Pemodelan simulasi yang telah dibuat akan dijalankan sehingga menghasilkan informasi yang diinginkan. Simulasi akan dijalankan sebanyak 20 kali kemudian nilai rata-ratanya akan diambil sebagai waktu simulasi. Output yang diinginkan dari hasil simulasi ini adalah boxplot untuk menentukan apakah pemodelan yang telah dibuat valid atau tidak. Selain itu akan dilakukan perhitungan uji t berpasangan untuk mengetahui apakah data berbeda scara signifikan. Berikut ini merupakan hasil simulasi yang didapat dari mesin 100 ton 1: Gambar 4.8Boxplot Perbandingan antaraservice time simulasi dan service time aktual Mesin 100 ton 1

25 69 Tabel 4.15 Perbandingan Mesin 100 Ton 1 Berdasarkan Data Historis Input Data Set System Production Model Production Observed Difference Squared Deviation from Mean j Z ij W ij d j (d j -d) H 0 : μ d = 0 H1 : μ d 0 d 1 = K K d j j= 1

26 70 d = ( 71750) ( 7500) 22 d = S 2 d = 1 K 1 K j= 1 ( d j d ) = S d 2 = S d S d = t t 0 0 = d S d μ d K = t 0 = If If t t 0 α 2, K, do not reject H 1 0 t t > 0 α 2, K, reject H 1 0 α = 0.05

27 71 t α = 2, K 1 t 0.05 t = ,21 2, do not reject H 0 Perbandingan mesin-mesin usulan 1 lainnya dapat dilihat pada lampiran Analisa Hasil Simulasi Usulan 1 Dari Boxplot pada gambar 4.8 terlihat bahwa hasil median antara service time simulasi dan service time aktual mesin 100 ton 1 ternyata telah berbanding lurus, walaupun terdapat perbedaan kuartil yang cukup jauh. Hal ini menyatakan bahwa secara keseluruhan sistem telah berjalan dengan benar, walaupun terkadang terjadi kesalahan dalam pengalokasian random number. Dari hasil perbandingan simulasi penjadwalan didapatkan nilai sebesar Kemudian hasil ini akan dibandingkan dengan nilai t ,21 yang didapatkan dari tabel t value yaitu sebesar Diketahui bahwa untuk menyatakanhasil simulasi dan hasil di dunia nyata tidak berbeda secara signifikan, nilai absolute akan dibandingkan dengan nilai dari.. Apabila nilai absolute,

28 72 lebih kecil sama dengan dari t ,21 maka hasil simulasi dan hasil di dunia nyata tidak berbeda secara signifikan. Dapat dilihat bahwa nilai absolute sebesar memiliki nilai yang lebih kecil dari t ,21 sebesar Dari kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi dan hasil di dunia nyata tidak berbeda secara signifikan Verifikasi Usulan 1 Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah model konseptual direfleksikan secara akurat oleh model operasional. Tahap verifikasi dapat dilakukan dengan melakukan proses pengamatan alur jalannya simulasi, alur simulasi dapat dilihat pada gambar 4.7. Model operasional telah dibuat sesuai dengan model konseptual, seperti dimasukkannya pembagian tipe desain berdasarkan tipe mesin yang dapat memproduksi desain tersebut, sistem batch yang digunakan oleh perusahaan, dan service timeyang sesuai dengan distribusi data service time setiap mesin. Dari hasil perbandingan antara service timesimulasi dan service timedunia nyata, diketahui bahwa keduanya tidak berbeda secara signifikan, oleh karena itu sistem dapat dinyatakan telah berhasil melewati tahapan verifikasi.

29 Gambar 4.9 Diagram Alir Sistem Simulasi Produksi 73

30 Validasi Usulan 1 Validasi model simulasi PT. Bioplast Unggul ini akan dilakukan dengan cara menjalankan simulasi dengan model yang sama akan tetapi dengan memasukkan data pada bulan yang berbeda. Validasi kemudian akan dihitung berdasarkan perbandingan data historis antara output dari model simulasi dan output sistem produksi sebenarnya. Gambar 4.10Boxplot Validasi Mesin 100 ton 1 Tabel 4.16 Validasi Mesin 100 Ton 1 Berdasarkan Data Historis Input Data System Model Observed Squared Deviation from Set Production Production Difference Mean j Z ij W ij d j (d j -d)

31 75 H 0 : μ d = 0 H1 : μ d 0 d d = = 1 K K d j j= d = S 2 d = 1 K 1 K j= 1 ( d j d ) = S d 2 = S d S d = t 0 = d S d μ d K t 0 = t 0 =

32 76 If If t t 0 α 2, K, do not reject H 1 0 t t > 0 α 2, K, reject H 1 0 α = 0.05 t α = 2, K 1 t ,9 t 0.05 = , do not reject H 0 Validasi mesin-mesin lainnya dapat dilihat pada lampiran Analisa Hasil Validasi Usulan 1 Pada boxplot dapat dilihat bahwa perbandingan antara service time simulasi dan service time aktual mesin telah berbanding lurus, akan tetapi pada nilai terakhir tedapat perbedaan yang terlihat jelas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh digunakannya random number dengan menggunakan emperical discrete, yang memungkinkan sebuah produk dialokasikan service time yang tidak tepat. Dari hasil validasi simulasi penjadwalan didapatkan nilai sebesar Kemudian hasil ini akan dibandingkan dengan nilai. yang didapatkan dari tabel t,

33 value yaitu sebesar Diketahui bahwa untuk menyatakan model yang telah dibuat valid atau tidak, nilai absolute akan dibandingkan dengan nilai dari.. Apabila, nilai absolute lebih kecil sama dengan daripada. maka model yang dirancang, telah valid. Dapat dilihat bahwa nilai absolute sebesar memiliki nilai yang lebih kecil dari. sebesar Dari kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa model yang dirancang telah valid dan dapat digunakan untuk merepresentasikan sistem produksi yang sebenarnya Mencari Random Number ServiceTime dengan Menggunakan Service Time dan Standard Deviation Setiap Produk (Usulan 2) Seperti dapat dilihat pada tabel 4.1, setiap desain produk memiliki rata-rata service time yang berbeda-beda. Karena service time setiap produk tidak selalu tepat dengan waktu rata-rata, maka setiap produk memiliki standard deviation yang berfungsi untuk mencari distribusi normal dari service time setiap produk. Untuk dapat menggunakan cara ini, setiap produk yang masuk ke dalam sistem simulasi akan diberikan atribut service time dan standard deviation, sehingga sistem simulasi dapat melakukan random service time pada setiap produk. Contohnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.17Tabel Body Pail 1 Kg No. Nama Desain Berat(gram) ± ST(detik) ± 1 Body Pail 1 KG 59 ± 2 40 ± 2

34 78 Desain produk pail 1 Kg memiliki service time sebesar 40 detik, dan standard deviation sebesar 2 detik. Maka untuk menghasilkan random number service time pada model simulasi, kedua nilai tersebut akan dimasukkan ke dalam fungsi random( normal, 40, 2) yang terdapat pada program MATLAB. Fungsi ini dimaksudkan untuk menghasilkan random number yang mengikuti distribusi normal dengan nilai rata-rata sebesar 40 detik dan standard deviation sebesar 2 detik.

35 79

36 Perbandingan Hasil Simulasi dan Kondisi Nyata Usulan 2 Pemodelan simulasi yang telah dibuat akan dijalankan sehingga menghasilkan informasi yang diinginkan. Output yang diinginkan dari hasil simulasi ini adalah boxplot untuk menentukan apakah pemodelan yang telah dibuat valid atau tidak, dan urutan penjadwalan operasi kerja setiap mesin. Berikut ini merupakan hasil simulasi yang didapat dari mesin 150 ton 1: Gambar 4.8Boxplot Perbandingan antara service time simulasi dan service time aktual Mesin 100 ton 1

37 Tabel 4.18 Perbandingan Mesin 150 Ton 1 Berdasarkan Data Historis Menggunakan Usulan Kedua Input Data Set System Production Model Production Observed Difference Squared Deviation from Mean j Z ij W ij d j (d j -d) H 0 : μ d = 0 H1 : μ d 0 d 1 = K K d j j= 1

38 82 d d ( ) = 22 = S 2 d = 1 K 1 K j= 1 ( d j d ) = S d 2 = S d S d = t 0 = d S d μ d K t 0 = t 0 = If If t t 0 α 2, K, do not reject H 1 0 t t > 0 α 2, K, reject H 1 0 α = 0.05

39 83 t α = 2, K 1 t 0.05 t = ,21 2, do not reject H Perbandingan hasil simulasi mesin lainnya dapat dilihat pada lampiran Analisa Hasil Simulasi Usulan 2 Pada gambar 4.8 terlihat bahwa service time simulasi dan service time aktual berbanding lurus. Jarak antara median dengan kuartil pertama dan kuartil ketiga juga tidak begitu jauh. Hal ini membuktikan bahwa sistem simulasi telah menghasilkan service time yang hampir identik dengan service time aktual. Hasil ini kemungkinan disebabkan setiap entitas produk diberikanatribut service time di awal mula simulasi yang berguna untuk merepresentasikan service timeaktualsetiap produk sesuai dengan waktu yang telah diukur pada produksi sebelumnya. Dari hasil perbandingan simulasi penjadwalan didapatkan nilai sebesar Kemudian hasil ini akan dibandingkan dengan nilai. yang, didapatkan dari tabel t value yaitu sebesar Diketahui bahwa untuk menyatakan hasil simulasi dan hasil di dunia nyata tidak berbeda secara signifikan, nilai absolute akan dibandingkan dengan nilai dari.. Apabila nilai absolute lebih kecil sama, dengan dari. maka hasil simulasi dan hasil di dunia nyata tidak berbeda secara, signifikan.

40 Dapat dilihat bahwa nilai absolute sebesar memiliki nilai yang lebih kecil dari. sebesar Dari kedua nilai tersebut maka dapat, disimpulkan bahwa hasil simulasi dan hasil sistem produksi di dunia nyata tidak berbeda secara signifikan Verifikasi Usulan 2 Pada dasarnya alur dari simulasi usulan 2 ini sama dengan alur pada simulasi usulan 1, hanya berbeda dari service time-nya saja. Oleh karena itu, dapat dibilang bahwa model operasional yang dirancang telah sesuai dengan model konseptual. Hasil perbandingan service time antara service time simulasi dan service time aktual juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya, hal ini juga turut membuktikan bahwa model telah berhasil melewati tahap verifikasi Validasi Usulan 2 Validasi model simulasi PT. Bioplast Unggul ini akan dilakukan dengan cara Membandingkan hasil service time simulasi dengan service time sistem produksi di dunia nyata. Hasil service time simulasi akan dibandingkan dengan cara membandingkan service time per batch. Setiap batch akan berisi 50 produk. Service time pada sistem produksi yang sudah ada dikumpulkan dengan mengukur waktu produksi secara langsung dengan menggunakan stopwatch. Terdapat 5 produk yang akan menjadi sampel, yaitu

41 85 Tabel 4.19 Sampel Produk No. Nama Desain Berat(gram) ± ST(detik) ± 1 Pegangan Pail 5 kg Kotak 6 ± 2 8 ± 1 2 Body Pail 5 kg kotak Red 195 ± 5 47 ± 2 3 Keranjang Ayam Atas 2000 ± ± 5 Tabel 4.20Validasi Pegangan Pail 5 kg Kotak Input Data Set System Production Model Production Observed Difference Squared Deviation from Mean j Zij Wij dj (dj-d)

42 H 0 : μ d = 0 H1 : μ d 0 d = 1 K K d j j= 1 ( ) ( ) ( ) d = 50

43 87 d = S 2 d = 1 K 1 K j= 1 ( d j d ) = S d 2 = S d S d = t t 0 0 = d S d μ d K = t 0 = If If t t 0 α 2, K, do not reject H 1 0 t t > 0 α 2, K, reject H 1 0 α = 0.05 t α = 2, K 1 t ,49

44 88 t 0.05 = , do not reject H Analisa Hasil Validasi Usulan 2 Dari hasil validasi simulasi penjadwalan didapatkan nilai sebesar Kemudian hasil ini akan dibandingkan dengan nilai. yang, didapatkan dari tabel t value yaitu sebesar Diketahui bahwa untuk mengetahui model yang telah dibuat valid atau tidak, nilai absolute akan dibandingkan dengan nilai dari.. Apabila nilai absolute lebih kecil sama dengan daripada.,, maka model yang dirancang telah valid. Dapat dilihat bahwa nilai absolute sebesar memiliki nilai yang lebih kecil dari. sebesar Dari kedua nilai tersebut maka dapat, disimpulkan bahwa model yang dirancang telah valid dan dapat digunakan untuk merepresentasikan sistem produksi yang sebenarnya.

45 Perbandingan Usulan 1 dan Usulan 2 Setelah melakukan uji validasi terhadap kedua usulan untuk menghasilkan service time, diketahui bahwa kedua usulan tersebut valid dan dapat merepresentasikan sistem produksi yang sebenarnya. Masing-masing usulan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Apabila diperbandingkan dari keakuratan hasil simulasi dengan menggunakan boxplot (gambar boxplot dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 5). Usulan 2 merupakan usulan yang memberikan hasil yang terbaik. Service time simulasi yang dihasilkan oleh usulan ini paling mendekati service time aktual, hal ini dapat dilihat dari bentuk boxplot yang selalu menanjak. Bentuk menanjak ini mengindikasikan semakin tinggi service time aktual, maka service time simulasi juga semakin tinggi pula. Rentangan kuartil pada usulan 2 juga lebih pendek, hal ini berarti random number yang dihasilkan tidak akan berbeda terlalu jauh dengan median, sehingga kesalahan dalam menghasilkan service time dapat lebih minimal. Akan tetapi usulan 2 mengharuskan sistem simulasi untuk mengetahui rata-rata service time aktual terlebih dahulu. Sehingga apabila terdapat produk baru yang belum pernah diproduksi, sistem simulasi tidak bisa menjalankanya karena sistem belum mengetahui rata-rata service time aktual produk tersebut. Sehingga mengakibatkan penggunaan usulan 2 ini akan sedikit kurang fleksibel apabila dibandingkan dengan usulan 1. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan mengukur service time produk di awal produksi dan kemudian memasukkan waktu hasil pengukuran tersebut ke dalam sistem simulasi, agar sistem dapat mengadakan perhitungan lebih lanjut. Oleh karena itu, usulan kedua akan dipilih sebagai metode untuk menghasilkan service time pada sistem

46 90 P4.6 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Sistem Bisnis yang Sedang Berjalan dan Sistem Usulan PT. Bioplast Unggul merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi produk plastik. Proses bisnis sehari-hari pada perusahaan ini dijalankan hanya dengan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2003 dan kertas kerja. Proses bisnis sistem yang sedang berjalan dimulai dari pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan ke bagian sales. Apabila pelanggan belum melakukan pendaftaran, maka sales akan meminta pelanggan untuk mendaftar terlebih dahulu. Kemudian bagian sales akan membuat form pemesanan pelanggan yang akan diberikan lagi kepada pelanggan sebagai bukti pemesanan. Apabila pelanggan memesan desain yang baru kepada perusahaan, pelanggan dapat melakukan acc desain setelah desain yang dibuat oleh desainer dirasa telah sesuai dengan keinginan pelanggan. Bagian penjualan kemudian akan memberikan form pemesanan pelanggan ini ke bagian PPIC agar bagian PPIC dapat membuat production order sesuai dengan pemesanan pelanggan. Setelah itu, bagian PPIC akan memberikan production order tersebut ke bagian produksi. Bagian produksi akan membuat form permintaan bahan baku yang akan diberikan ke bagian gudang. Bagian gudang akan mempersiapkan bahan baku sesuai dengan form permintaan bahan baku dan akan mengeluarkan form pengeluaran bahan baku. Selainkan mengeluarkan bahan baku, bagian gudang juga membuat surat jalan sebagai bukti bahwa produk jadi telah dikirimkan kepada pelanggan. Berikut adalah activity diagram dari sistem yang sedang berjalan.

47 91 Gambar 4.12 Activity Diagram Sistem Berjalan pada PT. Bioplast Unggul Sistem bisnis baru yang akan diusulkan sebenarnya memiliki persamaan dengan sistem bisnis perusahaan yang ada saat ini. Akan tetap sistem bisnis baru ini akan menggunakan sistem informasi yang akan dirancang. Perbedaan yang terjadi pada sistem usulan ini antara lain adalah bagian sales akan mendata desain yang telah dibuat oleh desainer ke dalam database. Sehingga ketika pelanggan akan melakukan acc desain, bagian sales dapat langsung memperlihatkan desain tersebut kepada pelanggan.

48 92 Pelanggan Sales PPIC Produksi Gudang Menghubungi_Sales Melayani_Pendaftaran Memberikan_Data_Diri Form_Pendaftaran Melayani_Pemesanan Desain_Lama Memberikan_Spesifikasi Desain_Baru Tidak_Setuju Mendata_Desain Setuju Acc_Desain Membuat_Form_Production_Order Form_Production_Order Meminta_Bahan_Baku Form_Permintaan_Bahan_Baku Form_Delivery_Order Mengirim_Bahan_Baku Surat_Jalan Membuat_Surat_Jalan Gambar 4.13 Activity Diagram Sistem Usulan pada PT. Bioplast Unggul

49 Problem Domain Event Table Berikut adalah tabel berisikan event-event yang terdapat pada setiap class yang dirangkum dalam event table. Tabel 4.22 Event Table No Event Trigger Source Use Case Response Destination Bagian Sales Adanya pelanggan Mendaftark 1. Form mendaftarkan baru yang ingin Pelanggan an pendaftaran Sales pelanggan baru memesan produk pelanggan 2. Bagian Sales mencatat form pemesanan sesuai permintaan pelangan 3. Pendataan Desain Baru Pelanggan memilih desain yang diinginkan Bagian PPIC membuat production order Bagian produksi meminta bahan baku kepada bagian gudang Bagian Gudang membuat form pengiriman bahan baku Bagian gudang membuat surat jalan sebagai bukti bahwa barang telah keluar dari gudang Adanya pelanggan yang ingin memesan produk dengan desain yang ada Terdapat desain baru Alternatif desain diterima oleh pelanggan Pemesanan telah selesai dilakukan Dibutuhkan bahan baku sebelum produksi dimulai Produk telah selesai dan akan dikirimkan Barang akan dikeluarkan dari gudang Pelanggan Desainer Pelanggan Bagian Sales Bagian produksi Bagian produksi Bagian gudang Melayani Pemesanan Mendata desain baru Melakukan ACC desain Membuat production order Meminta bahan baku Mencetak bukti pengiriman Mencetak surat jalan Form pemesanan pelanggan Desain Menjadi Resmi Desain terbaik Production order Form permintaan bahan baku Form delivery order Surat jalan PPIC, Desain PPIC Bagian Sales Bagian Produksi Bagian Gudang Bagian gudang Bagian pengiriman

50 Class Diagram Gambar di bawah ini merupakan rangkaian class yang digambarkan dalam bentuk class diagram. Pembuatan class diagram mempunyai tujuan untuk menunjukkan hubungan di antara class-class yang terkandung di dalamnya. Acc_Desain 1..1 Pelanggan Id_Pelanggan : String Nama_Pelanggan : String Alamat_Pelanggan : String Nama_CP : String No_Telp : String No_Fax : String * 0..* No_acc : String Id_Desain : String Nama_Desain : String Spesifikasi_Desain : String Berat_Bahan_Baku_Desain : Integer Tipe_Desain : Integer Waktu_Produksi_Desain : Integer Gambar_Desain : Object Form_Pemesanan_Pelanggan No_Pemesanan : String Id_Pelanggan : String Id_Desain : String Tanggal_Order : Date Desain 1..1 Id_Desain : String Nama_Desain : String Spesifikasi_Desain : String Berat_Bahan_Baku_Desain : Integer Tipe_Desain : Integer Waktu_Produksi_Desain : Integer Gambar_Desain : Object Bahan_Baku Id_Bahan_Baku : String Nama_Bahan_Baku : String Stock_Bahan_Baku : Integer * Form_Permintaan_Bahan_Baku_Detail No_Permintaan_Bahan_Baku : String Id_Bahan_Baku : String Id_Produk : String Jumlah_Produk : Integer Jumlah_Bahan_Baku : Integer 1..* 1 Form_Permintaan_Bahan_Baku 1..1 No_Permintaan_Bahan_Baku : String No_Production_Order : String Form_Pengeluaran_Bahan_Baku No_Pengeluaran_Bahan_Baku : String No_Permintaan_Bahan_Baku : String Id_Bahan_Baku : String Jumlah_Bahan_Baku : Integer 1..* Form_Pemesanan_Pelanggan_Detail No_Pemesanan : String Id_Desain : String Jumlah_Pemesanan : Integer 1..1 Form_Production_Order No_Production_Order : String No_Pemesanan_Pelanggan : String Nama_Desain : String Jumla_Pemesanan : Integer Tanggal_Selesai_Pemesanan : Date Form_Surat_Jalan 1..* No_Surat_Jalan : String No_Production_Order : String Tanggal_Selesai : Date Tanggal_Pengiriman : Date Id_Pelanggan : String Id_Produk : String 1 1..* 1..1 Produk_Jadi Id_Produk : String Nama_Produk : String Spesifikasi_Desain : String Kuantitas : Integer * Form_Production_Order_Detail No_Production_Order : String Id_Desain : String Id_Produk : String Waktu_Produksi_Desain : Integer Jumlah_Pemesanan : Integer Tipe_Desain : Integer Tanggal_Selesai : Date Urutan_Produksi : Integer Status : Boolean Gambar 4.14 Class Diagram

51 Class Definition Pelanggan Class ini merupakan kumpulan pelanggan dari PT Bioplast Unggul. Pelanggan yang sudah terdaftar dapat memesan produk yang diproduksi oleh PT Bioplast Unggul. Form Pemesanan Pelanggan Class ini merupakan kumpulan form berisikan pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan ke bagian sales dari PT Bioplast Unggul. Desain Class ini merupakan kumpulan desain-desain produk yang dapat diproduksi oleh PT Bioplast Unggul. Acc Desain Class ini merupakan kumpulan desain-desain produk baru yang akan di acc oleh pelanggan. Production order Class ini merupakan kumpulan dari data-data penjadwalan produksi yang dihasilkan dari simulasi.

52 96 Form Permintaan Bahan Baku Class ini merupakan kumpulan-kumpulan form yang berisikan permintaan bahan baku dari bagian produksi ke bagian gudang untuk melakukan aktifitas produksi. Form Pengeluaran Bahan Baku Class ini merupakan kumpulan-kumpulan form yang berisikan pengeluaran bahan baku yang dilakukan oleh bagian gudang. Bahan Baku Class ini merupakan kumpulan bahan baku yang tersimpan di dalam gudang. Form Surat Jalan Class ini merupakan kumpulan-kumpulan form yang menyatakan bahwa produk jadi telah keluar dari gudang dan akan dikirimkan kepada pelanggan. Produk Jadi Class ini merupakan kumpulan produk jadi yang telah selesai diproduksi dan telah disimpan di gudang.

53 Statechart Diagram Pelanggan Berikut adalah statechart dari class Pelanggan: Gambar 4.15 Statechart Class Pelanggan Status class pelanggan akan aktif saat pelanggan itu pertama kali didaftarkan oleh bagian penjualan. Selanjutnya, pelanggan tersebut dapat memesan barang ke perusahaan berkali-kali. Pelanggan juga dapat melakukan acc desain apabila telah memesan desain yang baru. Form Pemesanan Pelanggan Berikut adalah statechart dari Form Pemesanan Pelanggan : Gambar 4.16 Statechart Class Form Pemesanan Pelanggan Statu class Form Pemesanan Pelanggan akan menjadi terpesan apabila sudah ada pesanan. Apabila pesanan tersebut sudah diproduksi, maka status class ini sudah selesai.

54 98 Desain Berikut adalah statechart dari class Desain: Gambar 4.17 Statechart Class Desain Status class desain akan aktif apabila desain baru telah didata. Kemudian desain yang sudah didata tersebut dapat dipesan berkali-kali oleh para pelanggan dari perusahaan PT. Bioplast Unggul. Acc Desain Berikut adalah statechart dari class Acc Desain: Gambar 4.18 Statechart Class Acc Desain Statu class acc desain akan menjadi active apabila pelanggan sudah melakukan acc. Apabila pesanan tersebut sudah terdata, maka status class ini sudah selesai. Form Permintaan Bahan Baku Berikut adalah statechart dari class form Permintaan Bahan Baku: Gambar 4.19 Statechart Class Form Permintaan Bahan Baku

55 Status class permintaan bahan baku akan aktif apabila bagian produksi meminta bahan baku dan akan selesai saat bagian gudang telah mengeluarkan bahan baku. 99 Form Pengeluaran Bahan Baku Berikut adalah statechart dari class form Pengeluaran Bahan Baku: Gambar 4.20 Statechart Class Form Pengeluaran Bahan Baku Status class pengeluaran bahan baku akan aktif apabila barang pesanan sudah siap dikeluarkan dan akan selesai saat bagian gudang mengupdate bahan baku yang telah dikeluarkan. Bahan Baku Berikut adalah statechart dari class Bahan Baku: Bahan Baku / Mengeluarkan() / Membeli() Active Gambar 4.21 Statechart Class Bahan Baku Status class desain akan aktif apabila bahan baku baru telah dibeli. Kemudian desain yang sudah didata tersebut dapat dikeluarkan berkali-kali kepada bagian produksi. Form Production order Berikut adalah statechart dari class Production order:

56 100 Gambar 4.22 Statechart Class Production order Status class production order akan aktif apabila produksi akan mulai dilakukan. Saat sudah aktif, maka production order akan melakukan simulasi untuk menghitung tanggal selesai produksi dan menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan. Setelah barang selesai diproduksi dan dikirim, maka class akan selesai Surat Jalan Berikut adalah statechart dari class Surat Jalan: Gambar 4.23 Statechart Class Surat Jalan Status class rute surat jalan akan aktif apabila produk jadi akan dikirim ke pelanggan. Class ini akan berakhir saat produk jadi diterima oleh pelanggan. Produk Jadi Berikut adalah statechart dari class Produk Jadi: Produk Jadi / Mengirim() / Mendata() Active Gambar 4.24 Statechart Class Produk Jadi Statu class produk jadi akan menjadi aktif terdapat produk baru yang akan didata. Kemudian produk jadi dapat dikirimkan berkali-kali.

57 Application Domain Use Cases Berikut ini adalah use case dari sistem informasi penjadwalan produksi pada PT Bioplast Unggul. Sistem Informasi Penjadwalan Urutan Produksi Kerja PT. Bioplast Unggul Mendaftarkan_Pelang gan Sales Melayani_Pemesanan Mendata_Desain_Baru Melakukan_ACC_Desai n Membuat_Production_ Order PPIC Produksi Meminta_Bahan_Baku Mengeluarkan_Bahan_ Baku Mencetak_Surat_Jala n Gudang Gambar 4.25 Use Case

58 102 Berikut ini adalah penjelasan use case dari sistem informasi pengiriman barang plastik di PT Bioplast Unggul Use Cases Description Tabel 4.23 Use Cases Description Mendaftarkan Pelanggan Flow of activities for scenario of Mendaftarkan Pelanggan Main Flow: 1. Pelanggan baru, bertemu dengan sales untuk pertama kali 2. Sales akan menanyakan informasi diri pelanggan dan mencatatkan informasi tersebut ke dalam database master pelanggan 3. Sales juga dapat melakukan update terhadap data pelanggan apabila pelanggan melaporkan perubahan terhadap informasi diri pelanggan Exception Condition: Tabel 4.24 Use Cases Description Melayani Pemesanan Flow of activities for scenario of Melayani Pemesanan Main Flow: 1. Pelanggan yang sudah terdaftar bertemu dengan sales untuk melakukan pemesanan pembuatan desain produk yang diinginkan 2. Sebelum pemesanan dapat dilakukan, sales terlebih dahulu memasukkan id pelanggan ke dalam sistem dan mengkonfirmasi id tersebut 3. Sales mencatat id desain yang akan dipesan oleh pelanggan beserta jumlah pemesanan yang diinginkan 4. Pemesanan yang telah tercatat akan dimasukkan ke dalam tabel detail pemesanan, sehingga pelanggan dapat memilih lebih dari satu desain saat melakukan pemesanan 5. Pemesanan kemudian akan disimpan ke dalam database pemesanan pelanggan Exception Condition: 1. Jika pelanggan tidak setuju dengan detail pemesanan, pelanggan dapat : a. Membatalkan pemesanan b. Menghapus detail pemesanan yang dirasa tidak diperlukan 2. Apabila pelanggan menginginkan pembuatan desain yang baru, maka pelanggan akan diminta untuk memberikan spesifikasi desain yang diinginkan agar desainer dapat membuat desain yang sesuai dengan keinginan pelanggan

59 103 Tabel 4.25 Use Cases Description Mendata Desain Baru Flow of activities for scenario of Mendata Desain Baru Main Flow: 1. Apabila desainer menghasilkan desain baru, maka desain tersebut berikut spesifikasinya akan dicatat ke dalam database master desain oleh bagian PPIC 2. Desain dapat di update apabila terjadi perubahan pada desain Exception Condition: 1. Apabila desain baru merupakan permintaan dari pelanggan, maka id desain diberikan tanda khusus berupa abjad pada akhir id desain (P007a, P007b, dst), apabila desain telah di acc oleh pelanggan, abjad pada akhir id desain yang telah di acc tersebut akan dihapus Tabel 4.26 Use Cases Description Melakukan Acc Desain Flow of activities for scenario of Melakukan Acc Desain Main Flow: 1. Pelanggan yang telah memberikan spesifikasi desain, akan diberikan beberapa alternatif desain, kemudian pelanggan dapat memilih salah satu dari desain tersebut 2. Id Desain yang telah dipilih, akan dihapuskan huruf abjad terakhirnya sebagai tanda bahwa desain telah di acc oleh pelanggan Exception Condition: 2. Apabila alternatif desain yang diberikan tidak ada yang sesuai dengan keinginan pelanggan, pelanggan dapat : a. Desainer akan memberikan alternatif desain yang baru b. Membatalkan pemesanan Tabel 4.27 Use Cases Description Membuat Production order Flow of activities for scenario of Membuat Production order Main Flow: 1. Setelah mendapatkan data pemesanan pelanggan yang diperlukan, bagian PPIC akan melakukan simulasi terhadap data tersebut 2. Production order akan menghasilkan tanggal selesai pemesanan, tanggal selesai produksi setiap produk beserta gantt chart, dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan 3. Hasil simulasi kemudian akan disimpan ke dalam database form production order Exception Condition:

60 104 Tabel 4.28 Use Cases Description Meminta Bahan Baku Flow of activities for scenario of Meminta Bahan Baku Main Flow: 1. Setelah mendapatkan perintah untuk melakukan produksi dari bagian PPIC, bagian produksi akan meminta bahan baku yang diperlukan ke bagian gudang 2. Form permintaan bahan baku kemudian akan dikirimkan ke bagian gudang sebagai bukti terdapat permintaan bahan baku dari bagian produksi Exception Condition: Tabel 4.29 Use Cases Description Mengeluarkan Bahan Baku Flow of activities for scenario of Mengeluarkan Bahan Baku Main Flow: 1. Setelah menerima permintaan bahan baku dari bagian produksi, bagian gudang akan menyiapkan bahan baku sesuai dengan permintaan yang diterima 2. Setelah mengirimkan bahan baku ke bagian produksi, maka bagian gudang akan melakukan update terhadap database master bahan baku Exception Condition: Tabel 4.30 Use Cases Description Membuat Surat Jalan Flow of activities for scenario of Membuat Surat Jalan Main Flow: 1. Apabila produk telah selesai diproduksi dan siap dikirim, maka bagian gudang akan membuat surat jalan yang menandakan bahwa produk jadi akan segera dikirim ke pelanggan 2. Database master produk jadi akan diupdate sesuai dengan informasi yang terdapat pada surat jalan Exception Condition: User Interface Overview Overview pada bagian ini akan menampilkan navigation diagram yang bertujuan untuk menampilkan alur dari sistem penjadwalan produksi yang dirancang untuk PT. Bioplast Unggul.

61 105 Bagian Sales Gambar 4.26 Navigation Diagram Interface Bagian Sales

62 106 Bagian PPIC Window Login Window Production Order Klik Production Order Klik Login Button Klik Logout Button Window Main Menu PPIC Klik Cancel atau Close Button Window Master Desain Klik Cancel atau Close Button Klik Master Desain Gambar 4.27 Navigation Diagram Interface Bagian PPIC

63 107 Bagian Gudang Window Login Master Bahan Baku Klik Master Bahan Baku Klik Cancel atau Close Button Klik Login Button Klik Logout Button Window Main Menu Gudang Window Pengeluaran Bahan Baku Klik Pengeluaran Bahan Baku Klik Cancel atau Close Button Window Surat Jalan Klik Surat Jalan Klik Cancel atau Close Button Gambar 4.28 Navigation Diagram Interface Bagian Gudang

64 108 Bagian Produksi Gambar 4.29 Navigation Diagram Interface Bagian Produksi User Interface Detail User interface untuk PT. Bioplast Unggul dirancang dengan mempertimbangkan hak akses setiap departemen terhadap data yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga karyawan pada setiap departemen hanya dapat mengakses data yang sesuai dengan keperluan dan fungsi mereka masing-masing di dalam perusahaan. Melalui user interface ini, karyawan dapat mengakses dan melihat data yang diperlukan, menginput data baru ke dalam database, dan melihat informasi baru yang sudah diolah oleh sistem. Berikut merupakan penjelasan masing-masing user interface dari sistem informasi penjadwalan produksi yang akan dirancantg untuk PT. Bioplast Unggul.

65 109 Window Login Gambar 4.30 User Interface Login Window login merupakan user interface pertama yang akan terlihat saat user pertama kali membuka sistem informasi ini. Pada window ini terdapat label Bagian dan Password. User dapat memilih nama bagian sesuai dengan departemen tempat mereka bertugas, pilihan yang dapat dipilih adalah bagian Sales, PPIC, Produksi, dan Gudang. Setelah memilih nama bagian, user diharuskan untuk memasukkan password dengan tepat agar user dapat masuk dan menggunakan sistem informasi ini.

66 110 Window Main Menu Bagian Sales Gambar 4.31 User Interface Main Menu Sales Window main menu bagian sales merupakan window utama yang berisi menu-menu yang dapat diakses oleh bagian sales. Pada menu bar, terdapat menu Pemesanan Pelanggan yang berfungsi untuk melayani pemesanan dan membuat form pemesanan pelanggan. Kemudian terdapat menu Acc Desain untuk melayani proses acc terhadap desain produk baru yang telah dipesan oleh pelanggan sebelumnya. Di menu master terdapat submenu Pelanggan. Dan yang terakhir adalah menu Logout yang berfungsi untuk kembali ke window login.

67 111 Window Main Menu Bagian PPIC Gambar 4.32 User Interface Main Menu PPIC Window main menu bagian PPIC merupakan window utama yang berisi menu-menu yang dapat diakses oleh bagian PPIC. Pada menu bar, terdapat menu Production order yang berfungsi untuk melakukan simulasi untuk menjadwalkan produksi serta membuat production order. Di menu master terdapat submenu Desain. Dan yang terakhir adalah menu Logout yang berfungsi untuk kembali ke window login.

68 112 Window Main Menu Bagian Produksi Gambar 4.33User Interface Main Menu Produksi Window main menu bagian produksi merupakan window utama yang berisi menumenu yang dapat diakses oleh bagian produksi. Pada menu bar, terdapat menu Permintaan Bahan Baku yang berfungsi untuk membuat form permintaan bahan baku kepada bagian gudang. Di menu master terdapat submenu Produk Jadi. Dan yang terakhir adalah menu Logout yang berfungsi untuk kembali ke window login.

69 113 Window Main Menu Bagian Gudang Gambar 4.34 User Interface Main Menu Gudang Window main menu bagian gudang merupakan window utama yang berisi menumenu yang dapat diakses oleh bagian gudang. Pada menu bar, terdapat menu Pengeluaran Bahan Baku yang berfungsi untuk membuat form pengeluaran bahan baku sebagai bukti bahwa bahan baku telah diberikan kepada bagian produksi. Kemudian terdapat menu Surat Jalan untuk membuat surat jalan sebagai bukti bahwa produk jadi telah kelaur dari gudang dan akan dikirimkan kepada pelanggan. Di menu master terdapat submenu Bahan Baku. Dan yang terakhir adalah menu Logout yang berfungsi untuk kembali ke window login.

70 114 Window Master Pelanggan Gambar 4.35 User Interface Master Pelanggan Window master pelanggan merupakan window dimana user dapat menambahkan atau memperbaharui data-data pelanggan dari PT. Bioplast Unggul. Pada window ini akan ditampilkan atribut-atribut dari class pelanggan. Apabila salah satu cell pada tabel diklik, maka data-data pada textbox bagian sebelah kiri akan mengikuti data yang sama dengan baris cell tabel yang diklik. Apabila button Add ditekan, maka value pada textbox akan menjadi kosong dan dapat diisi (enable) dengan data pelanggan yang baru, sedangkan tabel untuk sementara tidak dapat dipilih. Apabila data pelanggan baru yang dimasukkan sudah benar, maka button Save akan ditekan untuk memasukkan data pelanggan baru tersebut ke dalam database dan texboxt akan menjadi tidak dapat diisi (disable) dan tabel dapat dipilih kembali. Button Update memiliki cara kerja yang sama dengan button Add, akan tetapi ketika ditekan textboxt akan tetap mempertahankan value dari baris tabel pelanggan yang telah dipilih. User dapat mengubah value tersebut apabila terdapat pelanggan yang ingin mengubah data diri mereka. Di bagian atas tabel terdapat box pencarian yang memungkinkan user untuk mencari data pelanggan berdasarkan nama atao id pelanggan. Terdapat juga fungsi sorting yang dapat digunakan untuk mengurutkan data secara descending (dari urutan

71 terendah ke tertinggi). Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu. 115 Window Master Desain Gambar 4.36 User Interface Master Desain Window master desain merupakan window dimana user dapat menambahkan atau memperbaharui data-data desain dari PT. Bioplast Unggul. Pada window ini akan ditampilkan atribut-atribut dari class desain. Fungsi-fungsi yang terdapat pada window ini sama dengan fungsi-fungsi yang terdapat pada master pelanggan. Window Master Produk Jadi Gambar 4.37 User Interface Master Produk Jadi

72 116 Window master produk jadi merupakan window dimana user dapat menambahkan atau memperbaharui data-data produk jadi PT. Bioplast Unggul. Pada window ini akan ditampilkan atribut-atribut dari class produk jadi. Fungsi-fungsi yang terdapat pada window ini sama dengan fungsi-fungsi yang terdapat pada master pelanggan. Window Master Bahan Baku Gambar 4.28 User Interface Master Bahan Baku Window master produk jadi merupakan window dimana user dapat menambahkan atau memperbaharui data-data bahan baku PT. Bioplast Unggul. Pada window ini akan ditampilkan atribut-atribut dari class bahan baku. Fungsi-fungsi yang terdapat pada window ini sama dengan fungsi-fungsi yang terdapat pada master pelanggan.

73 117 Window Form Pemesanan Pelanggan Gambar 4.39 User Interface Form Pemesanan Pelanggan Window form pemesanan pelanggan merupakan window yang berfungsi untuk melayani pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan. Data dari pelanggan yang akan melakukan pemesanan dimasukkan dengan memilih Id pelanggan yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label Id Pelanggan. Setelah Id pelanggan dipilih, maka nama pelanggan akan terisi secara otomatis pada textbox yang tersedia. Desain yang akan dipesan oleh pelanggan kemudian dapat dipilih pada combo box yang terletak di sebelah label Id Desain, kemudian masukkan jumlah kuantitas yang dipesan oleh pelanggan. Ketika button Add ditekan, data pemesanan akan masuk ke dalam tabel yang terletak di sebelah kanan. Apabila user salah memasukkan data pemesanan, maka user dapat memilih pemesanan yang akan dihapus, kemudian menekan button Remove untuk menghapusnya dari tabel. Jika transaksi pemesanan sudah selesai, button Save

74 kemudian ditekan untuk menyimpan pemesanan ke dalam database dan menutup window. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu. 118 Window Acc Desain Gambar 4.40 User Interface Acc Desain Window acc desain merupakan window yang berfungsi untuk memperlihatkan alternatif-alternatif desain baru yang akan dipilih pelanggan apabila pelanggan tersebut telah memesan desain baru dan memberikan spesifikasi desain terlebih dahulu. Data dari alternatif desain dapat dimasukkan dengan memilih Id desain yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label Id Desain. Ketika id desain telah dipilih, maka textbox yang lain akan otomatis berubah. Gambar desain juga akan muncul di bagian kanan window. Gambar desain ini dapat dimanipulasi yaitu dilakukan zoom in/zoom out dan rotate dengan menggunakan tool yang terdapat pada toolbar. Sales akan menunjukkan beberapa alternatif desain kepada pelanggan, ketika pelanggan telah setuju, maka sales akan menekan button Save. Saat button Save ditekan, huruf

75 119 abjad di bagian akhir id desain akan otomatis terhapus, yang menandakan bahwa desain tersebut telah dipilih oleh pelanggan sebagai desain yang akan diproduksi. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu. Window Production Order Gambar 4.41 User Interface Production Order Window production order merupakan window yang berfungsi untuk memproses penjadwalan produksi dan memberikan hasil penjadwalan tersebut sebagai order ke bagian produksi. Data form pemesanan pelanggan dapat dimasukkan dengan memilih no. pemesanan yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label No. Pemesanan. Ketika menekan button Simulate data tersebut akan disimulasi untuk mendapatkan jadwal produksi yang paling optimal. Hasil pemrosesan dari simulasi tersebut, kemudian akan ditampilkan pada tabel di sebelah kanan window dan gambar boxplot akan ditampilkan di bagian bawah window. Tekan button Save untuk

76 menyimpan data production order ke dalam database. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu. 120 Window Form Permintaan Bahan Baku Gambar 4.42 User Interface Form Permintaan Bahan Baku Window form permintaan bahan baku merupakan window yang berfungsi sebagai bukti permintaan bahan baku dari bagian produksi kepada bagian gudang. Data form production order dapat dimasukkan dengan memilih no. production order yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label No. Production Order. Ketika no. production order telah terpilih, tabel di bagian kanan window akan terisi sesuai dengan data yang terdapat pada production order. Tekan button Save untuk menyimpan data permintaan bahan baku ke dalam database dan mengirimkannya ke bagian gudang. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu.

77 121 Window Form Pengeluaran Bahan Baku Gambar 4.43User Interface Form Pengeluaran Bahan Baku Window form pengeluaran bahan baku merupakan window yang berfungsi sebagai bukti pengeluaran bahan baku dari bagian gudang kepada bagian produksi. Data form permintaan bahan baku dapat dimasukkan dengan memilih no. permintaan bahan baku yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label No. Permintaan BB. Ketika no. permintaan bahan baku telah terpilih, tabel di bagian kanan window akan terisi sesuai dengan data yang terdapat pada form permintaan bahan baku. Tekan button Save untuk menyimpan data permintaan bahan baku ke dalam database dan mengupdate data pada master bahan baku. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu.

78 122 Window Surat Jalan Gambar 4.44 User Interface Form Surat Jalan Window surat jalan merupakan window yang berfungsi sebagai bukti pengeluaran produk jadi dari gudang kepada pelanggan. Data production order dapat dimasukkan dengan memilih no. production order yang terdapat pada combo box yang terdapat di sebelah label No. Production Order. Ketika no. production order telah terpilih, tabel di bagian kanan window akan terisi sesuai dengan data yang terdapat pada production order. Textbox yang lain juga akan otomatis berubah sesuai dengan data yang dibutuhkan. Tekan button Save untuk menyimpan data surat jalan ke dalam database dan mengupdate data pada master produk jadi. Tombol Cancel digunakan untuk kembali ke window main menu Simple Sequence Diagram Simple Sequence diagram di bawah ini akan menjelaskan secara ringkas apa saja yang dilakukan oleh aktor pada masing-masing usecase.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho 8 LAMPIRAN Struktur Organisasi PT. Soho 83 LAMPIRAN Perhitungan Jumlah Sampel Minimum Menurut Sritomo (995, p 84), untuk menetapkan jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ) maka disini harus diputuskan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Lini Produksi Kritis Pada pengolahan data tahap ini dilakukan perbandingan total kerusakan yang terjadi pada ketiga lini produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada SMEC (Sumatera Medical Eye Center) kegunaan obat-obatan sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah PT. Warna Agung adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi cat. dalam menentukan harga jual, Pada PT. Warna Agung juga mengikuti harga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan 41 BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM 4.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan susatu sistem adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 31 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), belum memiliki sebuah sistem informasi yang terprogram, belum adanya aplikasi khusus yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dalam menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesis yang membantu alir pemikiran untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Tahapan tersebut diawali dengan analisa permasalahan yang terjadi dalam Puskesmas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

2. Adanya resiko pemumpukan barang pada gudang.

2. Adanya resiko pemumpukan barang pada gudang. BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1. Analisis Masalah 3.1.1. Deskripsi Masalah Pemenuhan keinginan atau permintaan pasar merupakan hal yang krusial bagi setiap perusahaan. Perusahaan yang siap berkompetisi

Lebih terperinci

3.2. Analisa Masalah 3-1.

3.2. Analisa Masalah 3-1. BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisa Sistem Perusahaan PT Retail Department Store saat ini belum mempunyai sebuah sistem informasi yang terintegrasi. Ada banyak laporan-laporan yang diinput secara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis menentukan lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Gramedia Printing berdiri sejak tahun 1972, terletak di Jl. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta dengan Nomor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Yang Berjalan 4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan 4.1.1.1 Use Case Konfirmasi Customer Supplier Pemasukan barang Gudang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem pemesanan makanan dan minuman yang saat ini sedang berjalan pada Rumah Makan Dapur Runi masih menggunakan cara manual

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan obat khusus bagi Rumah Sakit, Apotik, Klinik, dan lainnya yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

Kajian Alternatif Usulan Keseimbangan Lintasan Produksi CV Garuda Plastik Dengan Menggunakan Simulasi

Kajian Alternatif Usulan Keseimbangan Lintasan Produksi CV Garuda Plastik Dengan Menggunakan Simulasi Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol 4 No, Desember 015 Kajian Alternatif Usulan Keseimbangan Lintasan Produksi CV Garuda Plastik Dengan Menggunakan Simulasi Felisitas Fernita Widjaja 1), Lusia PS Hartanti ), Johan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan. Secara garis besar penulis dapat menganalisa sistem pengolahan data barang di Perum Damri Bandung. Pada saat ini bahwa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Tanaman kopi merupakan tanaman penghasil biji kopi yang akan diolah menjadi kopi. Banyak penggemar kopi memilih kopi berdasarkan kualitas rasa dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil analisis dari permasalahanpermasalahan yang menjadi latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan 4.1.1. Analisis Dokumen Tujuan dari analisis dokumen adalah untuk mengetahui dokumen apa saja yang menjadi input, proses,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Administrasi Pertanggungjawaban Perbaikan Infrastruktur pada PNPM-P2KP Mandiri di BKM Sepakat Bandar Khalifah yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi Organisasi adalah wadah tempat orang - orang yang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini dimana era teknologi informasi sudah semakin maju dan terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk bersaing

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya,

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya, 60 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Sistem Berjalan Sistem berjalan adalah sistem yang digunakan pada perusahaan saat ini. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya, sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan. Perusahaan memproduksi berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Barang pada UD. Mekaryo Utomo dibutuhkan perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bulannya staff dari departemen WIM membuat laporan kinerja GraPARI yang memuat tentang pencapaian target customer visit, pencapaian target waiting time dan pencapaian

Lebih terperinci

Bab Implementasi Sistem

Bab Implementasi Sistem 37 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Basis Data Implementasi model sistem basis data merupakan implementasi dari perancangan basis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.2 SEJARAH RUMAH HIJAU PT. PRIMA ANDRIYANI LESTARI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.2 SEJARAH RUMAH HIJAU PT. PRIMA ANDRIYANI LESTARI 39 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 TINJAUAN ORGANISASI Organisasi adalah suatu sistem yang paling berpengaruh, mempengaruhi diantara orang dalam kelompok berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Toko SparePart Tunas Muda Variasi adalah nama sebuah bentuk usaha penjualan peralatan dan perlengkapan variasi mobil yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah sistem informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi sekarang ini dapat mempermudah pekerjaan dalam berbagai bidang, sudah menjadi hal biasa ketika orang cukup dengan mengakses internet untuk

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sakit Petrokimia Gresik Menggunakan Metode Trend Exponential.

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sakit Petrokimia Gresik Menggunakan Metode Trend Exponential. 3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permsalahan yang diambil pada Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Selain itu, bab ini juga merancang desain sistem dari

Lebih terperinci

BAB IV REKAYASA SISTEM

BAB IV REKAYASA SISTEM 38 BAB IV REKAYASA SISTEM Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi analisa aplikasi dan proses pada pengiriman pesan dan simulator yang digunakan dalam proses pengiriman yang dititikberatkan

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Overview Sistem baru yang diusulkan untuk PT. Karya Mandiri Persada adalah bertujuan untuk meminimalisir masalah-masalah yang ada pada sistem yang sedang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini 98 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data secara langsung dan secara tidak langsung. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa Sistem merupakan bentuk kegiatan yang menjabarkan rencana sistem yang akan dibuat berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam perencanaan operasional kerja penjualan produk, penggunaan komputer memegang peranan yang sangat penting yang jauh lebih cepat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. 3.1 ANALISA SISTEM Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 46 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Batalion Barbershop adalah salah satu usaha jasa perawatan rambut yang berada di Jakarta Selatan. Batalion Barbershop merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Proses Pencetakan Produk dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. pengorganisasian data kerja lembur karyawan pada PT. PRIMA RUBBER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. pengorganisasian data kerja lembur karyawan pada PT. PRIMA RUBBER BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Kebutuhan 3.1.1 Alur Kerja Sistem Berjalan Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pengorganisasian data kerja lembur karyawan pada PT. PRIMA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Sub ini membahas pemesanan dan pelayanan untuk pelanggan yang tersedia di Salon Meylan. Banyak pengunjung yang datang untuk memesan rias atau perawatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah dan Jadwal Penelitian Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang digunakan adalah pasien yang tercatat di RSUP Persahabatan, di Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar aplikasi berjalan sesuai harapan, dalam kegiatan implementasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar aplikasi berjalan sesuai harapan, dalam kegiatan implementasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Agar aplikasi berjalan sesuai harapan, dalam kegiatan implementasi aplikasi membutuhkan keras dan lunak. 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 53 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metode Penelitian Gambar 3.1 Flow chart metode penelitian (A) Gambar 3.2 Flow chart metode penelitian (B) 54 Gambar 3.3 Flow chart metode penelitian (C) 55 Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengumpulan Kebutuhan Berdasarkan kebutuhan pengguna web ini digunakanuntuk mempermudah customer untuk berbelanja karena banyak kegiatan atau kesibukan customer. Media perbelanjaan

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist Pemodelan Simulasi Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains. 17 `BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa

Lebih terperinci

transportasi yang tidak dapat dipastikan membuat perusahaan khawatir akan mengalami kehabisan stok raw coal. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki

transportasi yang tidak dapat dipastikan membuat perusahaan khawatir akan mengalami kehabisan stok raw coal. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap memiliki beberapa mesin pada lantai produksi yaitu Mesin Raw Mill, Mesin Kiln, Mesin Finish Mill, dan Mesin Coal Mill. Pabrik

Lebih terperinci

Gambar 4.39 Form View Pembelian Pemesanan Supplier

Gambar 4.39 Form View Pembelian Pemesanan Supplier 269 Gambar 4.39 Form View Pembelian Pemesanan Supplier Jika User dari menu utama mengklik View -> Penjualan -> View Penjualan, maka akan di tampilkan form View Penjualan. Pada form View Penjualan, user

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda SISTEM INFORMASI TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci