BAB III PEMBAHASAN. anuitas dengan suku bunga stokastik, dan penghitungan ukuran galat. A. Konsep Anuitas dengan Suku Bunga Sesaat
|
|
- Farida Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penerapan suku bunga stokastik ke dalam penghitungan nilai sekarang dan nilai masa depan anuitas akhir, kemudian akan dilakukan simulasi pembangunan pohon suku bunga sesaat, penghitungan anuitas dengan suku bunga stokastik, dan penghitungan ukuran galat. A. Konsep Anuitas dengan Suku Bunga Sesaat Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai anuitas serta rumus yang menyertainya, secara lebih spesifik yaitu pada persamaan (2.36) dan (2.37) yang mendefinisikan nilai sekarang (present value), dan nilai masa depan (future value) dari sebuah anuitas dengan jangka waktu t dan tingkat suku bunga i. Persamaan (2.36) dan (2.37) menggunakan tingkat suku bunga yang sama tiap tahunnya atau dapat dikatakan bahwa penghitungan nilai anuitas sesuai kedua persamaan tersebut menganut model suku bunga deterministik. Apabila tingkat suku bunga yang dipakai berubah-ubah maka dapat dikatakan bahwa anuitas mengikuti model suku bunga stokastik. Subbab ini akan memperkenalkan konsep anuitas yang mengikuti model suku bunga stokastik. Menurut Definisi 22, anuitas adalah serangkaian pembayaran yang dilakukan pada selang waktu yang sama. Jika dilakukan suatu pembayaran sebesar 1 di akhir setiap periode selama n periode, maka nilai sekarang anuitas adalah jumlahan setiap pembayaran di tiap periode yang nilainya telah disesuaikan di titik waktu awal. Penyesuaian nilai pembayaran ke waktu awal (titik waktu ke-0) dari 45
2 pembayaran di periode ke-n dilakukan dengan mengalikan 1 ke faktor diskon yang berlaku dari titik waktu ke-0 hingga titik waktu ke-n. Apabila suku bunga yang berlaku di tiap-tiap selang periode merupakan suku bunga sesaat r(t) dengan t = 0,1,2,3,..., n 1, di mana r(t) adalah suku bunga sesaat yang berlaku di antara waktu ke-t dan t + 1, maka faktor diskon yang berlaku dari waktu ke-t hingga waktu ke-t + 1 didefinisikan sebagai berikut: υ t = (1 + r(t)) 1. (3.1) Nilai sekarang anuitas yang dihitung dengan menggunakan suku bunga sesaat (a n ) kemudian dapat dirumuskan dengan logika berpikir yang sama dengan perumusan nilai sekarang anuitas dengan suku bunga deterministik sebagai berikut: a n = υ 0 + υ 0 υ υ 0 υ 1 υ 2 υ n 1 = r(0) + 1 (1 + r(0))(1 + r(1)) (1 + r(0))(1 + r(1)) (1 + r(n 1)) = (1 + r(0)) 1 + ((1 + r(0))(1 + r(1))) ((1 + r(0))(1 + r(1)) (1 + r(n 1))) 1 n 1 j = (1 + r(i)) 1. j=0 i=0 (3.2) Sedangkan nilai masa depan dari anuitas adalah jumlahan dari setiap pembayaran di tiap periode yang nilainya telah disesuaikan dengan titik waktu terakhir. 46
3 Penyesuaian nilai pembayaran pada waktu ke-t ke titik waktu terakhir (titik waktu ke-n) dengan t < n dilakukan dengan mengalikan nilai pembayaran di waktu ke-t dengan faktor akumulasi yang berlaku antara waktu ke-t dan waktu ke-n. Untuk suku bunga sesaat r(t), faktor akumulasi yang berlaku di waktu ke-t hingga waktu ke-t + 1 didefinisikan sebagai berikut: α t = 1 υ t = (1 + r(t)). (3.3) Nilai masa depan anuitas yang dihitung menggunakan suku bunga sesaat (s n ) kemudian dirumuskan dengan teori yang diperkenalkan Kellison (1991) yaitu bahwa nilai masa depan anuitas diperoleh dari perkalian nilai sekarang anuitas dengan faktor akumulasi dari waktu ke-0 hingga waktu ke-n: s n = a n α 0 α 1 α 2 α n = [(1 + r(0)) 1 + ((1 + r(0))(1 + r(1))) ((1 + r(0))(1 + r(1)) (1 + r(n 1))) 1 ] (1 + r(0))(1 + r(1))(1 + r(2)) (1 + r(n)) = 1 + (1 + r(n 1)) + (1 + r(n 1))(1 + r(n 2)) + + (1 + r(n 1))(1 + r(n 2)) (1 + r(1)) n 1 n 1 = 1 + (1 + r(i)). j=1 i=j (3.4) 47
4 B. Sumber dan Karakteristik Data Data yang akan digunakan untuk membangun pohon suku bunga sesaat model BDT adalah data United States Treasury Zero Coupon Yield Curve yang diperoleh dari periode 1 Januari Desember 2010 untuk waktu jatuh tempo 1, 2, 3, 4, dan 5 tahun seperti tercantum pada Lampiran 1. Data kemudian diolah dengan menghitung rerata tingkat imbal hasil tahunan dan volatilitas imbal hasil untuk setiap waktu jatuh tempo. Hasil olahan data seperti pada lampiran 1 disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 5. Tabel data olahan United States Treasury Zero Coupon Yield Curve Waktu jatuh tempo (t) Tingkat imbal hasil (y(0,0, t)) Volatilitas imbal hasil (σ y (t)) 0.356% 0.688% 1.109% 1.550% 1.974% 20,02% 36,25% 33,96% 29,53% 25,65% Adapun data suku bunga aktual yang digunakan adalah suku bunga aktual tahun untuk negara Amerika Serikat yang diperoleh dari data.worldbank.org. Tabel 6. Tabel suku bunga aktual negara Amerika Serikat tahun % % % % % C. Model BDT untuk Data US Treasury Zero Coupon Yield Curve Pada subbab ini akan dibahas mengenai proses membangun pohon suku bunga sesaat model BDT untuk data United States Treasury Zero Coupon Yield 48
5 Curve yang disajikan pada Tabel 4. Pohon suku bunga sesaat akan dibangun berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. 1. Ditetapkan y(0,0,1) sebagai r(0,0) sehingga nilai r(0,0) = y(0,0,1) = 0,356%. Kemudian akan dihitung nilai A(0,0,1,0) dan A(0,0,1,1). 1 A(0,0,1,0) = A(0,0,1,1) = 2(1 + r(0,0)) = 1 2(1 + 0,356%) = 0,4982. (3.5) 2. Diketahui y(0,0,2) = 0,688% dan σ y (2) = 36,25%. Dengan menggunakan persamaan (2.50) diperoleh hubungan antara r(1,0) dan r(1,1) sebagai berikut: r(1,1) = e 2(36,25%) r(1,0) = 2,065r(1,0). (3.6) Kemudian akan ditentukan persamaan untuk memecahkan r(1,0) yaitu menggunakan Persamaan (2.51) sehingga diperoleh: 2 1 ( 1 + y(0,0,2) ) 2 1 ( 1 + 0,688% ) = A(0,0,1,0) 1 + r(1,0) + A(0,0,1,1) 1 + e 2σ y (2) r(1,0) = 0, r(1,0) + 0, ,065r(1,0) 0,9864 = 0, r(1,0) + 0, ,065r(1,0). (3.7) Dengan metode numerik, r(1,0) dapat diselesaikan dan menghasilkan nilai r(1,0) sebesar 0,769%. Nilai r(1,1) dapat ditemukan dengan hubungan pada persamaan (3.6) yaitu sebesar 1,588%. 49
6 Setelah nilai r(1,0) dan r(1,1) ditemukan selanjutnya akan digunakan program R untuk membantu penghitungan suku bunga sesaat untuk periode selanjutnya hingga t = 4. Script dari program R dapat dilihat di Lampiran 2. Hasil output dari program R untuk pohon suku bunga sesaat model BDT sesuai dengan informasi pada Tabel 5 seperti pada Lampiran 3 disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Pohon suku bunga sesaat dari data aktual. t = 0 t = 1 t = 2 t = 3 t = % % % % % % % % % % % % % % % Pohon suku bunga sesaat model BDT yang dihasilkan oleh output program R pada Tabel 7 ternyata memuat suatu penyimpangan. Suku bunga sesaat yang dihasilkan tidak memenuhi sifat r(t, l) > r(t + 1, l). Hal ini mengakibatkan suku bunga sesaat yang seharusnya memiliki satu kemungkinan naik dan satu kemungkinan turun malah menghasilkan dua kemungkinan naik. Terjadinya kasus semacam ini dapat disebabkan oleh fluktuasi tingkat imbal hasil dan volatilitas imbal hasil (Qoyyimi: 2008, 72). Pohon suku bunga sesaat yang telah dibangkitkan dari data aktual pada Tabel 7 kurang baik untuk dipakai dalam perhitungan anuitas karena ketiadaan pergerakan turun dari suku bunga sesaat dapat memberikan ilustrasi yang kurang lengkap terhadap berbagai kemungkinan fluktuasi nilai anuitas. 50
7 Strategi yang dipakai penulis untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan satu tingkat imbal hasil dan satu volatilitas imbal hasil. Tingkat imbal hasil yang akan digunakan adalah rerata dari tingkat imbal hasil periode 1-5 yaitu sebesar 1,13562% dan volatilitas yang digunakan adalah rerata dari volatilitas imbal hasil periode 1-5 yaitu 29,0818%. Kemudian digunakan program R untuk membangun pohon suku bunga sesaat dengan nilai tingkat imbal hasil dan volatilitas imbal hasil yang baru. Hasil output seperti pada Lampiran 4 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Pohon suku bunga sesaat dari data baru. t = 0 t = 1 t = 2 t = 3 t = % % % % % % % % % % % % % % % Tabel 8 memperlihatkan pohon suku bunga sesaat yang konsisten dengan semua suku bunga sesaat memiliki kemungkinan naik dan turun yang tepat. Pohon suku bunga sesaat pada Tabel 8 nantinya akan digunakan untuk menghitung anuitas dengan pendekatan suku bunga stokastik pada subbab selanjutnya. D. Penghitungan Anuitas Pohon suku bunga sesaat yang ditampilkan oleh Tabel 6 merupakan pohon suku bunga yang akan dipakai untuk penghitungan anuitas pada subbab ini. Terlebih dahulu dibuat lintasan-lintasan suku bunga sesaat berdasarkan Tabel 6. Lintasan-lintasan suku bunga sesaat tersebut menggambarkan kemungkinan- 51
8 kemungkinan pergerakan nilai anuitas. Diagram lintasan tersebut disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Tabel lintasan suku bunga sesaat. t = 0 t = 1 t = 2 t = 3 t = 4 t(0) t(0,0) t(0,1) t(0,0,0) t(0,0,1) t(0,1,1) t(0,1,2) t(0,0,0,0) t(0,0,0,1) t(0,0,1,1) t(0,0,1,2) t(0,1,1,1) t(0,1,1,2) t(0,1,2,2) t(0,1,2,3) t(0,0,0,0,0) t(0,0,0,0,1) t(0,0,0,1,1) t(0,0,0,1,2) t(0,0,1,1,1) t(0,0,1,1,2) t(0,0,1,2,2) t(0,0,1,2,3) t(0,1,1,1,1) t(0,1,1,1,2) t(0,1,1,2,2) t(0,1,1,2,3) t(0,1,2,2,2) t(0,1,2,2,3) t(0,1,2,3,3) t(0,1,2,3,4) Sebagai contoh, jalan lintasan t(0,1,2,2,3) dapat dilihat di gambar 2. Gambar 2. Lintasan suku bunga t(0,1,2,2,3) 52
9 Kemungkinan lintasan untuk suku bunga sesaat sampai tahun ke-5 banyaknya ada 16 lintasan. Ke-16 lintasan ini nantinya akan dibandingkan nilai anuitasnya dengan nilai anuitas yang menggunakan suku bunga aktual. Suku bunga aktual pada Tabel 6 kemudian digunakan untuk mencari nilai sekarang anuitas dengan suku bunga aktual menggunakan persamaan (3.2). Tabel 10. Nilai sekarang anuitas dengan suku bunga aktual Diperoleh nilai sekarang anuitas untuk tahun yang berkisar antara hingga Adapun nilai sekarang dari anuitas dengan suku bunga stokastik yang menggunakan lintasan suku bunga pada Tabel 9 dan persamaan (3.2) disajikan pada Tabel 11 sebagai berikut: 53
10 Tabel 11. Nilai sekarang anuitas dengan suku bunga stokastik Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai sekarang anuitas dengan suku bunga aktual dan nilai sekarang anuitas dengan suku bunga stokastik dengan menghitung selisih di antara keduanya. Diperoleh selisihnya pada Tabel 12 berikut. 54
11 Tabel 12. Selisih nilai sekarang anuitas suku bunga aktual dan stokastik Selisih yang didapat pada Tabel 12, khususnya untuk tahun 2014, kemudian digunakan untuk mencari MAPE (Mean Absolute Percentage Error) dan MSE (Mean Square Error). Dengan penghitungan yang dilakukan di Microsoft Excel, diperoleh nilai MAPE dan MSE untuk nilai sekarang anuitas masing-masing adalah 1,2147% dan 0, Perbandingan antara nilai anuitas dengan suku bunga aktual dan suku bunga stokastik tidak hanya berpatokan pada nilai sekarang. Nilai masa depan juga merupakan salah satu faktor perbandingan yang akan dilakukan antara nilai anuitas suku bunga aktual dengan suku bunga stokastik. Nilai masa depan untuk anuitas dengan suku bunga aktual dihitung dengan persamaan (3.4) dan menghasilkan nilai yang disajikan di Tabel 13 berikut. 55
12 Tabel 13. Nilai masa depan anuitas dengan suku bunga aktual Nilai masa depan anuitas dengan suku bunga stokastik dapat diperoleh dengan persamaan (3.4) dan menggunakan lintasan tingkat suku bunga pada tabel 9. Hasil penghitungan nilai anuitas tersebut dapat dilihat di Tabel 14. Selisih nilai masa depan anuitas dengan suku bunga aktual dan suku bunga stokastik disajikan pada tabel 15. Tabel 14. Nilai masa depan anuitas dengan suku bunga stokastik
13 Tabel 15. Selisih nilai masa depan anuitas suku bunga aktual dan stokastik Selisih nilai masa depan anuitas suku bunga aktual dan suku bunga stokastik pada tahun 2014 kemudian digunakan untuk menghitung MAPE dan MSE. Hasilnya diperoleh MAPE sebesar 1,3655%dan MSE sebesar
APLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD INDUCTION DALAM PENGHITUNGAN ANUITAS
Aplikasi Model Suku... (Chandra Nugroho Erlangga) APLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD INDUCTION DALAM PENGHITUNGAN ANUITAS APPLICATION OF BLACK-DERMAN-TOY STOCHASTIC INTEREST
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK WAKTU DISKRIT BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD-INDUCTION
APLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK WAKTU DISKRIT BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD-INDUCTION DALAM PENGHITUNGAN ANUITAS (STUDI KASUS: TINGKAT SUKU BUNGA DI AMERIKA SERIKAT) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bersyarat, momen bersyarat, distribusi binomial, martingale, tingkat bunga &
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II akan dijelaskan mengenai dasar teori yang akan mendukung pembentukan model suku bunga stokastik waktu diskrit dan penerapannya dalam anuitas, yaitu: peluang, peubah acak
Lebih terperinciBAB IV. Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square. Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan
BAB IV IMPLEMENTASI METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO 4.1 Implementasi Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan besarnya imbalan yang diperoleh pemilik modal, yang biasanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh peminjam modal kepada pemilik modal atas hilangnya kegunaan modal akibat kegiatan pinjammeminjam selama waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang di pasar finansial. Cerita sukses meraup uang di pasar finansial dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, dunia investasi kian berkembang dan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menambah penghasilan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang, khususnya
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross
BAB III PEMBAHASAN A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross Dalam perkembangan ekonomi, suku bunga konstan dianggap kurang efektif, maka diperlukannya model yang bisa memprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perekonomian dibutuhkan investasi guna menghadapi masa depan yang semakin berkembang. Investasi pada hakikatnya merupakan kegiatan penanaman modal pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabungan dan Asuransi Pensiun Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA. Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah
BAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah dijelaskan pada Bab II dan Bab III pada suatu model pergerakan harga saham pada Bab II. Pada akhir bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang di dunia ini siapapun dia ingin mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera. Banyak orang kemudian berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciTIME VALUE of MONEY. Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang
Modul ke: TIME VALUE of MONEY Fakultas EKONOMI Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciOleh : Wahyu Safi I Dosen Pembimbing : Dr. Soehardjoepri M. Si.
Oleh : Wahyu Safi I 1204 100 Dosen Pembimbing : Dr. Soehardjoepri M. Si. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi a. Definisi b. Komponen c. Alasan diterbitkan surat Obligasi d. Kewajiban Penerbit Obligasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Studi literatur merupakan merupakan tahapan penyusunan landasan teori yang mendukung penelitian yang dilakukan serta penelitian dari pihak lain yang
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE QUASI MONTE CARLO DENGAN BARISAN KUASI-ACAK HALTON
E-Jurnal Matematika Vol. 3 (4), November 2014, pp. 154-159 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE QUASI MONTE CARLO DENGAN BARISAN KUASI-ACAK HALTON I Gusti Putu Ngurah
Lebih terperinciIII. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK
III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam
Lebih terperinciHASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik
31 IV HASIL EMPIRIS 4.1 Penilaian Numerik Untuk melihat bagaimana model bekerja, dapat disimulasikan harga saham dan membandingkan beberapa hasil numerik dari beberapa model yang dibangun sebelumnya. Di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian
BAB II KAJIAN TEORI A. Probabilitas Teorema 2.1 (Walpole, 1992) Probabilitas menunjukan suatu percobaan mempunyai hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi,
Lebih terperinciSUATU MODEL HARGA OBLIGASI. Lienda Noviyanti* *Staf pengajar jurusan Statistika FMIPA - Universitas Padjadjaran, Bandung.
SUATU MODEL HARGA OBLIGASI S-31 Lienda Noviyanti* *Staf pengajar jurusan Statistika FMIPA - Universitas Padjadjaran, Bandung. Uang merupakan sebuah komoditas, sedangkan tingkat bunga adalah biaya dari
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.
II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai alat analisis. Hal itu pula yang dapat terjadi pada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kehidupan, manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis.
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
tersembunyi berkisar dari sampai dengan 4 neuron. 5. Pemilihan laju pembelajaran dan momentum Pemilihan laju pembelajaran dan momentum mempunyai peranan yang penting untuk struktur jaringan yang akan dibangun.
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA
BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak
Lebih terperinciPEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN
BAB IV PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN. Program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi Keuangan. Berikut adalah tampilan dari program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan
Lebih terperinciBab I Pertemuan Minggu I. Bunga Majemuk, Nilai Sekarang, dan Anuitas
Bab I Pertemuan Minggu I Bunga Majemuk, Nilai Sekarang, dan Anuitas 1 Suasana aktif kelas Bisa? Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan tentang praktek
Lebih terperinciSIMULASI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. (018), hal 119 16. SIMULASI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO Lusiana, Shantika Martha, Setyo Wira Rizki
Lebih terperinciPENENTUAN PREMI ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN SUKU BUNGA VASICEK
PENENTUAN PREMI ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN SUKU BUNGA VASICEK SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS
PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pertama adalah spesifikasi dari perangkat keras dan yang kedua adalan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Untuk menjalankan program aplikasi Perhitungan Harga Put Option Pada Zero Coupon Bond ini diperlukan beberapa komponen pendukung. Yang pertama
Lebih terperinci{ B t t 0, yang II LANDASAN TEORI = tn
II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan definisi-definisi yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Ruang Contoh, Peubah Acak, dan Proses Stokastik Definisi 2.1 (Ruang Contoh) Ruang contoh adalah
Lebih terperinciBAB III METODE MONTE CARLO
BAB III ETODE ONTE CARLO 3.1 etode onte Carlo etode onte Carlo pertama kali ditemukan oleh Enrico Fermi pada tahun 1930-an. etode ini diawali dengan adanya penelitian mengenai pemeriksaan radiasi dan jarak
Lebih terperinciPEMODELAN HARGA OBLIGASI DENGAN BUNGA BERFLUKTUASI MENGGUNAKAN MODEL VASICEK JANGKA PENDEK
PEMODELAN HARGA OBLIGASI DENGAN BUNGA BERFLUKTUASI MENGGUNAKAN MODEL VASICEK JANGKA PENDEK Diani Sarah Kamilia1, Deni Saepudin 2, Irma Palupi.3 1,2,3Prodi Ilmu Komputasi Telkom University, Bandung 1dianisarahkamilia@gmail.com,
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penghitungan Manfaat dan Iuran Peserta Program Dana Pensiun dengan Metode Projected Unit Credit dan Individual Level Premium pada PT Taspen
Lebih terperinciBAB III UJI STATISTIK DAN SIMULASI. Menggunakan karakteristik dari distribusi tersebut dan transformasi / = ( ) (3.1.1) / = ( ) (3.1.
11 BAB III UJI STATISTIK DAN SIMULASI 3.1 Interval Kepercayaan Sebuah interval kepercayaan terdiri dari berbagai nilai-nilai bersama-sama dengan persentase yang menentukan seberapa yakin bahwa parameter
Lebih terperinciHarga dan Yield Obligasi
Harga dan Yield Obligasi Harga dan yield obligasi merupakan dua variabel penting dalam transaksi obligasi bagi investor. Investor selalu menanyakan yield yang akan diperolehnya bila membeli obligasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap
Lebih terperinciOpsi (Option) Arum Handini Primandari
Opsi (Option) Arum Handini Primandari Definisi Opsi adalah sebuah kontrak (sekuritas) yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aset (contohnya: saham) tertentu saat jatuh
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA
BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan
Lebih terperinciMODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI
MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI 1. BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM VALUASI OBLIGASI Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa
Lebih terperinciANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO
ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Apa Itu Derivatif? Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung kepada nilai suatu aset yang mendasarinya (Hull, 2002, hal 460). Derivatif sendiri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) yang terdiri atas pasar uang ( money market) dan pasar modal ( capital market). Pada pasar
Lebih terperinciA. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan
A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP ( ( ) )
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penentuan harga opsi Asia menggunakan rata-rata Aritmatik melalui Simulasi Monte Carlo dapat dinyatakan sebagai berikut. ( ( ) ) ( ( ) ) dimana merupakan harga opsi Call Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah: menyediakan fungsi yang diperlukan. 3. Dokumen yang menyatakan operasi dan kegunaan program.
BAB II LANDASAN TEORI.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah: 1. Instruksi instruksi (program komputer) yang jika dijalankan akan menyediakan fungsi yang diperlukan.. Struktur data yang memungkinkan
Lebih terperinciSebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.
20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Demografi Penduduk Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah penduduk,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS MODEL MARKET PRICE OF RISK TERKAIT MODEL TINGKAT BUNGA SATU FAKTOR TESIS FENI ANDRIANI
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS MODEL MARKET PRICE OF RISK TERKAIT MODEL TINGKAT BUNGA SATU FAKTOR TESIS FENI ANDRIANI 1006786114 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPOK
Lebih terperinciBAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER
BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER Pada bab ini akan ditentukan harga premi pada polis partisipasi yang terdapat opsi surrender pada kontraknya.
Lebih terperincimenggunakan analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil. Model analisis data panel yang dievaluasi kemudian adalah model gabungan, model
4 kurang dari 10, maka peubah bebas tersebut tidak mengalami masalah multikolinearitas dengan peubah bebas lainnya. Selanjutnya Uji ARCH atau White digunakan untuk menguji asumsi kehomogenan ragam sisaan.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuraikan maka akan dibuat kerangka pikir untuk penelitian ini. Kerangka pikir ini dibuat untuk
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika & Matematika Skripsi Sarjana Program Studi Ganda Semester Genap 2005/2006
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Informatika & Matematika Skripsi Sarjana Program Studi Ganda Semester Genap 2005/2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN HARGA PUT OPTION PADA
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA Alda Raharja - 5206 100 008! Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom! Retno
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan
Lebih terperinciBab 8. Minggu 14 Model Binomial untuk Opsi
Bab 8. Minggu 14 Model Binomial untuk Opsi Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan model binomial dalam pergerakan harga saham Menjelaskan model binomial
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODE MONTE CARLO
BAB III METODE MONTE CARLO 3.1 Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah
Lebih terperinciAPLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN
APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN D. P. ANGGRAINI 1, D. C. LESMANA 2, B. SETIAWATY 2 Abstrak Petani memiliki
Lebih terperinciMETODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN
METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pasar saham menawarkan berbagai macam bentuk perdagangan, misalnya kontrak keuangan yang menyatakan pemegangnya adalah pemilik dari suatu aset.
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id
0. Konsep Dasar Kematian merupakan kejadian random yang mengandung dampak finansial. Prinsip fundamental yang mendasari dapat diilustrasikan dengan contoh berikut. Misalkan seorang laki laki ingin mengambil
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
16 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai kajian simulasi dan kajian terapan. Simulasi dilakukan untuk mengevaluasi penduga yang diperoleh dengan menggunakan metode pendugaan klasik dan metode
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan
Lebih terperinciDwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3
PENERAPAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIF PADA PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN DAN KEBUTUHAN AIR PADA PDAM KOTA PROBOLINGGO Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA ENDOWMENT SUKU BUNGA VASICEK DENGAN DAN TANPA SIMULASI MONTE CARLO
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 74-82 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA ENDOWMENT SUKU BUNGA VASICEK DENGAN DAN TANPA SIMULASI MONTE CARLO Desi Kurnia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Sumber Tirta merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam penjualan air minum kemasan merk aqua. Barang yang dijual pada distributor ini
Lebih terperinciBAB III METODE BINOMIAL
BAB III METODE BINOMIAL Metode Binomial ialah metode sederhana yang banyak digunakan untuk menghitung harga saham. Metode ini berdasarkan pada percabangan pohon yang menerapkan aturan binomial pada tiap-tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan untuk menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah respon Y yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan baik pada bidang barang atau jasa, selalu melakukan perencanaan kedepannya. Dalam perencanan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang akan membantu pembaca dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang akan dibahas pada bab ini adalah probabilitas,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan
Lebih terperinciEKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN
EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN Definisi Nilai waktu terhadap uang Nilai waktu terhadap uang adalah nilai uang dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan
Lebih terperinciBAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data 3.1.1 Data Obligasi Dalam karya akhir ini digunakan data posisi portofolio obligasi trading PT. Bank RZR dengan batasan-batasan sebagai berikut:
Lebih terperinciNilai Waktu Uang 1 NILAI WAKTU UANG
Nilai Waktu Uang BAB 7 NILAI WAKTU UANG Nilai Waktu Uang 2 NILAI WAKTU UANG Konsep nilai waktu uang sangat relevan dengan keputusan investasi jangka panjang, misalnya investasi pada aktiva tetap. Investasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORITIS
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Harga Obligasi Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, dimana penerbit obligasi (issuer) berjanji akan
Lebih terperinciDASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI
DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei 2016 Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI PENGERTIAN BUNGA Bunga merupakan pertambahan nilai dalam suatu periode Biasanya disimbolkan dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan
III METODOLOGI PENELITIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung 32 Metode
Lebih terperinciPertemuan 2 Nilai Waktu Uang
Pertemuan 2 Nilai Waktu Uang Objektif: 5. Menjelaskan konsep pembebanan periodik untuk menunjukkan pemanfaatan Nilai Waktu Uang. 6. Mengidentifikasikan dan menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi Nilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode komparatif. Menurut Sugiono (2013:89) bahwa penelitian deskriptif
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana
PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO Rina Ayuhana Program Studi Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung rina.21.kids@gmail.com Abstrak Opsi adalah suatu kontrak yang memberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Perhitungan Tingkat Imbal Hasil RDPT, JSX, dan SBI (Cumulative Return) Secara sederhana kita dapat menghitung tingkat imbal hasil dengan cara membagi selisih nilai investasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian meliputi angka Indeks Bisnis-27, daftar perusahaan yang masuk dalam komponen perhitungan Indeks Bisnis-27,
Lebih terperinciPENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA
PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciBAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA
BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA Pada bab ini akan disajikan rumusan mengenai penilaian opsi put Amerika. Pada bagian pertama diberikan beberapa asumsi untuk penilaian opsi Amerika. Bentuk nilai intrinsik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan
Lebih terperinci