ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI BOGOR, JAWA BARAT DIAN FERMY SUKAMTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI BOGOR, JAWA BARAT DIAN FERMY SUKAMTO"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI BOGOR, JAWA BARAT DIAN FERMY SUKAMTO DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 204

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum di ajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau di kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 204 Dian Fermy Sukamto NIM H

3 ABSTRACT DIAN FERMY SUKAMTO. Diversification Risk Analysis On The Pinewood Organic Vegetable Organic Farm. Guided by NUNUNG KUSNADI. Vegetables as one of the parts of the horticulture and have a business opportunity if managed properly. Vegetables is one of the organic agricultural products of environmental friendly nature and get closer to nature concept, so as to provide a good quality assurance compared to conventional vegetables. Besides having the advantages of environmentally friendly farming organic vegetables have a pretty big obstacle is the high level of risk, including the risk of production. The purpose of this study was to analyze the activities of specialization and develop alternative strategies commodity diversification by presenting the right combination to reduce the magnitude of the risk of farming in the specialization of activities. Meanwhile, the risk measure used include opportunities, expected return, variance, standard deviation, and coefficient of variation. The results of the analysis indicate that the specialization of activities Broccoli is a commodity with the lowest coefficient of variation is equal to 0.7. The combination of Broccoli and Carrots are the most diversified activities lower risk than other commodity combinations Keywords : Horticulture, Organic, Risk, Diversification ABSTRAK DIAN FERMY SUKAMTO. Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organik Farm. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI. Sayuran sebagai salah satu dari bagian dari hortikultura dan memiliki peluang usaha apabila dikelola dengan baik. Sayuran organik merupakan salah satu dari hasil pertanian organik yang bersifat ramah lingkugan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam, sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang baik dibandingkan dengan sayuran konvensional. Selain memiliki keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan sayuran organik memiliki kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi, diantaranya adalah risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kegiatan spesialisasi dan menyusun alternatif strategi diversifikasi dengan menyajikan kombinasi komoditas yang tepat untuk mengurangi besarnya risiko usahatani pada kegiatan spesialisasi. Sedangkan, ukuran risiko yang digunakan meliputi peluang, ekspected return, varians, standar deviasi, dan koefisien variasi. Hasil analisis kegiatan spesialisasi menunjukkan bahwa Brokoli merupakan komoditas dengan koefisien variasi terendah yaitu sebesar 0,7. Kombinasi Brokoli dan Wortel merupakan kegiatan diversifikasi yang paling rendah risikonya dibandingkan kombinasi komoditas yang lain Kata Kunci : Hortikultura, Organik, Risiko, Diversifikasi

4 ANALISIS RISIKO DIVE RSIFIKASI SAYURAN ORGANIK PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI BOGOR, JAWA BARAT DIAN FERMY SUKAMTO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 204

5 Judul Skripsi Nama NIM : Anal isis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Bamt : Dian Fenny Sukamto : H Disetujui Oleh ~ Dr.lr.Nunung Kusnadi, MS Dosen Pembimbing Diketahui Oleh Tanggal Lulus : FER 204

6 Judul Skripsi Pinewood Nama NIM :Analisa Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Organic Farm di Bogor, Jawa Barat : Dian Fermy Sukamto : H Menyetujui, Pembimbing Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ini menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, Ms selaku dosen evaluator pada kolokium dan selaku penguji pada ujian skripsi, atas arahan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 3. Tintin Sariantin, SP, MM selaku penguji perwakilan dari program studi pada ujian skripsi atas arahan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 4. Orang tua, adik-adik dan seluruh keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga skripsi ini menjadi persembahan yang terbaik. 5. Support terbaiknya hingga skripsi ini selesai, thanks too buat koko fery. 6. Pihak The Pinewood Organik Farm atas waktu, kesempatan, informasi dan kerja sama yang diberikan. 7. Teman-teman Agribisnis penyelenggaaan khusus terutama Afriliadi Eko Wibowo,Walidatur Rosyidah dan Meli yang telah membantu dan memberikan semangat selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya Semoga Skripsi ini bermanfaat Jakarta, Januari 204 Dian Fermy Sukamto

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 02 Juli 987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersodara, dari pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Nunuk. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 999 di Sekolah Dasar (SD).SDN 07 Sopan Jaya Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Standar Koto Baru dan lulus pada tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Dharmasraya dan diselesaikan pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Keahlian Diploma III Teknologi Industri Benih melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2008 penulis diterima pada program sarjana penyelenggaraan khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

9 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 7 kegunaan Penelitian 7 Ruang Lingkup Penelitian 7 TINJAUAN PUSTAKA 7 Sumber-Sumber Risiko 7 Strategi Pengolahan Risiko 9 Metode Analisa Risiko 0 KERANGKA PEMIKIRAN 0 Kerangka Pemikiran Teoritis 0 Konsep dan definisi Risiko Sumber sumber risiko 2 Managemen Risiko 3 Kerangka Opersional 4 METODE PENELITIAN 5 Lokasi dan Waktu penelitian 5 Jenis Dan Sumber Data 5 Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data 6 Definisi Operasional 20 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 20 Sejarah dan Perkembangan The Pinewood Organic Farm 20 Visi Dan Misi The Pinewood Organic Farm 20 Wilayah The Pinewood Organic Farm 2 Keadaan Tanaman Dan Produksi The Pinewood Organic farm 2 Organisasi Dan manjemen Perusahan 22 Sumber Daya Perusahaan 22 Teknik Dan Teknologi Produksi 23 Pola Tanam Usaha Tani 25 HASIL DAN PEMBAHASAN 26 Identifikasi Risiko Produksi 26 Analisa Risiko 29 Analisis Risiko Komoditas Tunggal 29 Analisis Risiko Diversifikasi 30 xi xii xiii

10 Alternatif Penanganan Risiko 32 SIMPULAN DAN SARAN 34 Simpulan 34 Saran 34 DAFTAR PUSTAKA 49 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

11 DAFTAR TABEL Perkembangan PDB Holtikutira Tahun Konsumsi Sayuran Per kapita Tahun Produksi Luas Panen dan Produktifitas Sayuran Di Indonesia Tahun Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun 2004 Tahun Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik 3 6 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 20 Hingga Agustus Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 20 Hingga Agustus Metode Pengolahan dan Analisa Data 6 9 Tingkat Produktivitas Sayuran Organik Komoditas Brokoli, Caisim, dan Wortel Pada The The Pinewood Organic Farm 7 0 Jumlah Tenaga Kerja di The Pinewood Organic Fram Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Rata rata Produksi, Produktivitas dan Pendafatan PT The Finewood Organic farm pada Komoditas Brokoli,Caisin dan Wortel 26 2 Penilaian Expected Return Komoditas Brokoli, caisin danwortel Pada The Pinewood Organic Farm 29 3 Penilain Risiko Pada Brokoli,Caisin dan Wortel 30 4 Penilaian Produksi Spesialis padakomoditas Brokoli,Caisin dan Wortel 30 DAFTAR GAMBAR Kerangka Pemikiran Operasional 5 2 Ukuran Bedengan Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm 25 DAFTAR LAMPIRAN. Struktur Organisasi The Pinewood Organic Farm 2. Data Produksi Brokoli Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus Data Produksi Caisim Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus 203

12 4 Data Produksi Wortel Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus Tiga komoditas Unggulan The Pinewood Organic Farm

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pertanian. Pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDB sekitar 4,5 persen pada tahun 2009, menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Subsektor utama dari pertanian yang cukup berpotensi adalah hortikultura. Secara umum tanaman hortikultura terdiri atas komoditas tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (biofarmaka). Besarnya kontribusi hortikultura terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel. Nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 200. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang prospektif dan berperan penting di masa yang akan datang. Tabel Perkembangan PDB Hortikulutura Tahun Komoditas Nilai PDB (Milyar Rp.) Buah % 2009 % 200 % Buahan ,54 Sayuran ,09 Tanaman hias ,3 Biofarmaka ,23 Total Sumber: Direktorat Jendral Hortikultura (20) (diolah) Tabel memperlihatkan bahwa sumbangan PDB dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka untuk subsektor hortikultura terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 200. Sayuran menempati urutan kedua penyumbang terbesar PDB dalam hortikultura. Sayuran mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan 200 secara kuantitas dan secara proporsi pertumbuhannya mengalami peningkatan (persentase). Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Sayuran merupakan komoditi hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan bagi pembangunan nasional, karena secara ekonomis memiliki nilai tambah dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan apabila dikelola dengan baik sehingga konsumsi sayuran cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tabel 2 dapat dilihat peningkatan konsumsi sayuran dari tahun

14 Tabel 2 Konsumsi Sayuran Per Kapita Tahun Komoditas Konsumsi Per Kapita (Kg/tahun) Sayuran 34,52 33,49 35,33 33,78 39,39 Buah-buahan 29,44 27,9 25,7 23,56 34,06 Jumlah 63,96 60,68 60,50 57,34 73,45 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2009) Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa konsumsi sayuran memiliki trend meningkat, mengingat kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat pula. Dalam memenuhi permintaan penduduk akan konsumsi sayuran, maka di Indonesia produksi dan produktivitas terus ditingkatkan. Produksi sayursayuran di Indonesia akan terus mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan yang merupakan dampak dari peningkatan populasi penduduk setiap tahun. Tabel 3 memperlihatkan produksi, luas panen dan produktivitas sayuran di Indonesia tahun 2005 sampai dengan Tabel 3 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun Tahun Produksi (ton) Luas Lahan (Ha) Produktivitas (ton/ha) Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (200) Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat dengan cara peningkatan produksi sayuran. dilihat pada Tabel 4 produktivitas berbagai sayuran di indonesia perode tahun 2005 hingga tahun Tabel 4 memperlihatkan bahwa terdapat variasi produktivitas sayuran yang diproduksi di Indonesia. Adanya variasi produktivitas menunjukkan terjadinya fluktuasi dalam usaha produksi sayuran. Hal ini mengindikasikan adanya risiko pada usaha sayuran. Namun demikian sebagian masyarakat sekarang sudah mulai mengurangi konsumsi sayuran yang mengandung pupuk kimia dan memilih sayuran yang aman pestisida karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan sudah semakin tinggi. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi juga memberikan pengaruh pada perubahan cara pandang mereka terhadap makanan. Tidak hanya kuantitas yang dibutuhkan, kecukupan akan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh serta keamanan pangan yang dimakan saat ini telah menjadi faktor yang sangat diperhatikan dalam mengkonsumsi makanan.

15 Tabel 4 Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun Tahun Produktivitas (Ton/Ha) Standar Coefisien Komoditi Deviasi Variation Brokoli 4,53 3,63 3,37 2,3,87,06 0,08 Bayam 33,5 3,49 35,6 36,6 38,6 4,6 0,5 Buncis 87,9 7,75 85,2 85,2 94,8 36,22 0,5 Caisim 0,59 0,3 0,8 0,36 9,98 0,3 0,02 Cabai Besar 63,9 6,5 6,3 6,37 6,72 25,68,43 Kangkung 63,6 6,6 7, ,8 28,24 0,49 Kentang 64 69,4 60, , 3,9 0,0 Labu Siam 88, 70,7 230,6 37,3 278,6 6,25 0,25 Tomat 26,4,77 23,3 36,6 52,7 56,8 0,5 Wortel 78,5 67, 47, ,6 3,93 0,08 Sumber : Dirjen Hortikultura (204) (diolah) Kesadaran akan bahaya zat-zat kimia yang terkandung pada komoditi pertanian yang dikonsumsi, membuat masyarakat saat ini mencari produk-produk makanan yang aman dari zat-zat kimia yang berasal dari pestisida dan zat pembantu tumbuh lain. Melihat adanya dampak negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik pada saat revolusi hijau, masyarakat pun kemudian berusaha mencari teknik bertanam secara aman, baik untuk lingkungan maupun untuk kesehatan. Hal tersebut kemudian melahirkan teknik bertanam secara organik atau pertanian organik. Adanya perhatian yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan manusia dalam janngka panjang dan kelestarian lingkungan berkelanjutan, juga menjadi dasar peralihan sistem pertanian yang ada saat ini dari sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik. Perbedaan pertanian organik dengan pertanian konvensional dapat dilihat Tabel 5. Tabel 5 Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik Proses Organik Anorganik Persiapan Benih Berasal dari pertumbuhan Berasal dari rekayasa tanaman alami genetika Pengolahan Tanah Pengolahan tanah Minimum Pengolahan tanah Maksimum Persemaian Pertumbuhn bibit secara Pertumbuhan bibit alami menggunakan sintetik Penanaman Kombinasi Satu tanaman tanaman (Polikultur) (Monokultur) Pengairan atau Sumber air bebas residu Sumber air dari mana saja Penyiraman Tanaman Pemupukan Pupuk organik Pupuk kimia Pengendalian Hama, PHT lebih diutamakan Pestisida kimia dominan Penyakit dan gulma Hasil Panen Bebas residu kimia Mengandung residu kimia

16 Sumber : Pracaya (2006) Sejauh ini masih sulitnya untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai luas area, produsen dan produk yang telah di sertifikasi. Menurut Aliansi Organik Indonesia (AOI) (2009), luas area pertanian organik yang disertifikasi lembaga sertifikasi cukup tinggi. Tidak terdokumentasikannya data ini menyebabkan perkembangan pertanian organik di Indonesia tidak dapat terukur secara menyeluruh. Begitu juga dengan data ekspor dan impor produk organik. Sampai saat ini data tersebut masih belum dipisahkan dengan produk lain (konvensional). AOI mengharapkan kedepan pemerintah mulai memberikan kode khusus bagi produk organik yang berbeda dengan produk konvensional. Sayuran organik merupakan salah satu dari hasil pertanian organik. Sayuran organik sangat disukai oleh masyarakat karena cita rasanya yang alami walaupun bentuknya tampak kurang menarik. Namun harga sayuran organik lebih mahal bahkan bisa mencapai empat kali lipat jika dibandingkan dengan harga sayuran yang dibudidayakan secara konvensional. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pangan organik memang lebih tinggi dari pada pangan non-organik. Contohnya, dibandingkan dengan sayur dan buah non-organik, sayur organik mempunyai kandungan yang lebih tinggi 27 persen vitamin C, 29 persen Fe (zat Besi), dan 4 persen Fosfor. Penelitian di Amerika menunjukkan kandungan mineral sayuran buncis, kol, selada dan bayam organik memiliki kandungan mineral lebih tinggi dari pada sayuran konvensional sejenis. Kadar senyawa berbahaya berbahaya, seperti nitrat, oksalat, dan asam amino bebas, pada produk pangan sangat rendah dibandingkan dengan produk pangan non-organik sehingga baik untuk kesehatan. Menurut Internasional Federation of Organik Agriculture Movement, (IFOAM) tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik antara lain: () medorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta hewan; (2) memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan (3) memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan Disamping keunggulan dan keistimewaan karakter fisik sayuran organik, namun terdapat pula risiko-risiko yang terkait dalam pengusahaan sayuran organik. Risiko rentan yang terdapat dalam budidaya sayuran organik adalah risiko produksi yang disebabkan oleh kondisi cuaca dan serangan penyakit. Risiko lain dalam pertanian sayuran organik adalah risiko pemasaran dan risiko harga. Indikasi risiko produksi yang terjadi pada perusahaan akan menyebabkan penurunan penerimaan. Jawa barat merupakan salah satu sentra sayuran di indonesia karena didukung oleh iklim, cuaca, dan kondisi tanahnya. Pada saat ini pertanian organik sudah semakin meningkat ditandai dengan semakin banyaknya produsen baru dalam pertanian organik seperti Permata hati Organic farm, The Pinewood organic farm, Royal Sun garden dan kebun Kita di Cisarua.

17 Perumusan Masalah Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan yang semakin tinggi, maka sebagian masyarakat sudah mulai menghindari mengkonsumsi sayuran yang menggunakan pupuk sintesis dan memilih sayuran yang bebas pestisida kimia. Sayuran organik sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari pertanian yang bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam, sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sayuran konvensional. Hal tersebut menimbulkan daya tarik tersendiri bagi konsumen kelas tertentu yang kemudian mengubah pola konsumsi sayurannya dari sayuran yang dibudidaya secara Anorganik kepada sayuran yang Organik. Disebabkan dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan pengetahuan pentingnya makanan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan permintaan terhadap sayuran organik pada khusunya. Selain memiliki keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan, pertanian organik juga memiliki kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang ada antara lain risiko produksi, risiko persaingan, dan risiko pemasaran. Keberadaan risiko tersebut dapat menyebabkan variasi penerimaan yang diperoleh perusahaan, dimana variasi ini menunjukkan adanya risiko. Apabila dikaitkan dengan penerimaan pendapatan kerugian yang mungkin terjadi timbul karena produksi. The Pinewood Organic Farm adalah salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak dalam bidang pertanian organik. Perusahaan mengusahakan sayuran tersebut karena pertanian organik merupakan salah satu usaha yang cukup prospektif, The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik secara keseluruhan. Tetapi tidak semua jenis sayuran di tanam bersamaan dalam waktu yang sama. Komoditas unggulan perusahaan ini adalah Brokoli, caisim dan wortel. Tabel 6 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 20 Hingga Agustus 202 No Bulan Komoditi Brokoli Caisim Wortel September 89, ,8 2 Oktober ,4 3 November ,7 4 Desember 04, ,8 5 Januari 70,4 8,7 86,9 6 Februari 64,4 88,7 70,8 7 Maret 98,8 04,2 78,9 8 April 92,7 37,2 82,9 9 Mei 0,2 88,7 98,9 0 Juni 60,8 55,9 70,9 Juli 73,7 6,8 88,5 2 Agustus 75,8 45,7 92,5 Standar deviasi 5,48 26,4 8,93 Koefisien Variasi 0,8 0,3 0,2 Sumber : The Pinewood Organic Farm

18 Tabel 7 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 20 Hingga Agustus 202 No Bulan Komoditi Brokoli Caisim Wortel September 76,7 55, Oktober 65,5 48, November 95,8 69,7 90,8 4 Desember 0,5 70,8 00,8 5 Januari 85,9 96,4 4,5 6 Februari 72,9 88,7 22,8 7 Maret 86,7 74 4,5 8 April 90,7 94,8 22,8 9 Mei 08,8 05,7 29,8 0 Juni 5, ,2 Juli 92,7 80,5 89,9 2 Agustus 2,5 90,8 98,3 Standar deviasi 7,56 7,65 9,2 Koefisien Variasi 0,8 0,2 0,8 Sumber : The Pinewood Organic Farm Berdasarkan tabel 5 dan 6 dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah produksi pada Brokoli, Caisim dan Wortel. Hal ini menandakan The Pinewood Organic Farm memiliki risiko produksi. The Pinewood Organik Farm Dalam mengembangkan usahanya mempunyai risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yaitu curah hujan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman, serangan hama penyakit yaitu tanaman berlubang, kerdil dan layu. Selain itu, hal yang mempengaruhi risiko produksi adalah teknologi yang digunakan yaitu lahan terbuka dan greenhouse yang digunakan oleh perusahaan. Salah satu manajemen risiko yang dilakukan perusahaan untuk sayuran organik adalah penggunaan greenhouse. Penggunaan greenhouse memberikan keuntungan melindungi tanaman dari risiko terpaan hujan dan membantu memperpendek waktu penumbuhan tanaman. The Pinewood Organic Farm melakukan diversifikasi produk yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis tanaman. Hal ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi risiko produksi dan harus secara maksimal dilaksanakan. The Pinewood Organic Farm melakukan di versifikasi dengan menanam brokoli, caisim dan wortel pada satu lahan. Selain untuk mengurangi risiko diversifikasi juga untuk memenuhi permintaan pasar. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :. Bagaimana risiko produksi yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm? 2. Apakah diversifikasi sayuran organik yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm dapat meminimalisirkan risiko?

19 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:. Mempelajari sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. 2. Mempelajari diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah:. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisir risiko, terutama memilih komoditi yang dapat meminimalkan risiko dalam kegiatan produksi. 2. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya 3. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan Ruang Lingkup Kegiatan. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah Sayuran Brokoli,Caisim dan Wortel yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan. 2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan diskusi langsung kepada perusahaan dan data sekunder berupa data penjualan, harga jual dan data produksi. 3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis manajemen risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh The Pinewood Organic Farm pada usaha sayuran organik Brokoli, Caisim dan Wortel TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber Risiko Sumber-sumber penyebab risiko pada pertanian sebagian besar disebabkan faktor-faktor seperti hama dan penyakit, perubahan suhu, penggunakan input serta kesalahan teknis dari tenaga kerja. Hasil penelitian Wisdya (2009) tentang Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora menyebutkan bahwa faktor-faktor penyebab risiko produksi antara lain curah hujan, serangan hama dan penyakit, kontminasi dan kerusakan mekanis. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan persentase keberhasilan produksi anggrek menurun, hal ini dikarenakan pada curah hujan yang tinggi akan menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan hama penyakit seperti busuk daun atau Fusarium. Sementara serangan hama dan penyakit tanaman yang menyerang anggrek akan menyebabkan turunnya persentase keberhasilan produksi tanaman anggrek sedangkan untuk kontaminasi dan kerusakan mekanis terjadi apabila alat yang dugunakan tidak steril sehingga menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan virus. Untuk kerusakan mekanis

20 biasanya terjadi karena kesalahn handling atau penanganan oleh manusia maupun serangan hama penyakit. Risiko produksi ini menyebabkan persentase keberhasilan produksi tanaman anggrek menjadi rendah sehingga pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Penelitian ini menjelaskan juga bahwa kondisi tingkat persentase keberhasilan produksi yang diperoleh perusahaan dalam mengusahakan tanaman anggrek dengan teknik seedling dan mericlone lebih sering memperoleh persentase keberhasilan produksi normal dibandingkan dengan persentase keberhasilan produksi tertinggi dan terendah. Demikian juga dengan hasil penelitian dari Utami (2009) tentang risiko produksi dan perilaku penawaran bawang merah di kabupaten Brebes menyebutkan bahwa dalam kegiatan produksi pertanian atau usahatani ketidakpastian itu berasal dari faktor alam dan lingkungan. Selain itu, risiko dalam kegiatan produksi pertanian juga dipengaruhi oleh ketidakpastian harga output dan input produksi. Didalam penelitiannya ini Utami menjelaskan bahwa yang menjadi sumber risiko didalam risiko produksi nya adalah faktor iklim dan cuaca. Hal ini disebabkan karena perubahan cuaca sulit diprediksi secara pasti. Sama seperti yang di utarakan oleh Wisdya (2009) bahwa Ketidakpastian iklim dan cuaca yang tidak sesuai dengan siklus normalnya ini sangat mempengaruhi pertumbuhan produksi. Hal ini menyebabkan produksi bawang merah mengalami penurunan produksi karena iklim dan curah hujan tersebut menyebabkan bawang merah terserang hama dan penyakit. Untuk sumber risiko produksi yang lain yang menyebabkan risiko produksi mengalami penurunan hasil bawang merah adalah hama penyakit tanaman. Hama penyakit tanaman akan menyerang dari akar, umbi, batang, daun dan bahkan ujung daun. Hama dan penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman bawang merah ketika dilahan tetapi juga dapat menyerang hingga tempat penyimpanan. Yang membedakan penelitian Utami (2009) dengan Wisdya (2009) ini yang menyebabkan risiko produksi adalah tingkat kesuburan lahan. Lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting didalam produksi bawang merah. Dan pada saat ini lahan merupakan faktor produksi yang langka sehingga pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Salah satu bagian dari daya dukung lahan tersebut adalah tingkat kesuburan lahan. Karena lahan yang subur akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang kurang subur. Sementara itu Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organik Farm mengungkapkan ketidkpastian pesanan merupakan sumbr utama risiko pasar yang dihadapi oleh perusahaan.berbeda dengan yang dikemukakan oleh Sari (2009) yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran di pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan sepert lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Agustus dimana pada saat tersebut terjadi oversupply diakibatkan adanya panen serentak lahan pertanian cabai Indonesia.

21 Strategi pengelolaan Risiko Strategi pengelolaan risiko perlu dilakukan untuk menekan dampak yang ditimbulkan risiko. Adapun strategi yang dilakukan untuk menghadapi risiko (Kountur, 2006) antara lain ) mencegah timbulnya risiko ( strategi pencegahan) misalnya mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya, 2) mengurangi kerugian akibat risiko (strategi pengurangan risiko) misalnya mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, 3) mengalihkan risiko kepihak lain (strategi pengalihan) misalnya sebisa mungkin mengalihkan risiko ke pihak lain 4) mendanai risiko (strategi pendanaan) misalnya mendanai risiko sekiranya terjadi. Strategi penanganan risiko yang dilakukan didalam penelitian Wisdya (2009) mengenai produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT Eka Karya Graha Flora yaitu dengan dilakukannya pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada. Alternatif untuk menangani risiko produksi dapat dilakukan dengan diversifikasi (portofolio) pada lahan yang berbeda dan secara tumpang sari tetapi dalam waktu yang sama. Dengan adanya diversivikasi maka akan menutupi kegiatan produksi yang mengalami penurunan sehingga dapat mengatasi kegagalan atau risiko produksi yang terjadi. Alternatif lain untuk meminimalkan risiko produksi adalah kerjasama penyediaan bibit dengan konsumen. Bentuk kerja sama yang dapat yang dapat dilakukan oleh PT Eka Karya Graha Flora yaitu melakukan kerjasama dengan para pelanggan yang memiliki bibit dalam botol yang telah di akui kualitasnya. Dimana PT Eka Karya Graha Flora melakukan pembesaran, hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat menutupi jumlah permintaan untuk anggrek tertentu yang tidak tersedia di perusahaan. Berbeda halnya denga Firmansyah (2009) yang meneliti risiko portofolio pemasaran sayuran organik. Strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau bahkan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak agen atau distributor. Selain itu perusahaan bisa menjalin kerjasama dengan supermarket-supermarket yang ada atau toko-toko khusus yang menjual sayuran organik agar penjualan produk konstan dan kontinyu. Sementara itu Sari (2009) mengemukakan strategi pengendalian risiko harga cabai merah harus terdapat integrasi yang baik antara tiga pihak yaitu petani, penjual dan pemerintah. Strategi pengendalian risiko harga cabai merah yang dapat dilakukan oleh petani antara lain penentuan masa tanam cabai yang tepat, diversifikasi tanaman, rotasi tanaman, pembuatan produk olahan cabai dan system kontrak. Penjual dapat melakukan strategi pengendalian risiko harga cabai merah dengan cara menjual cabai pada industry makanan, dan pengeringan cabai untuk mencegah jatuhnya harga akibat oversupply. Peran pemerintah dalam pengendalian risiko cabai merah dapat dilakukan dengan cara pembentukan atau pengaktifan koperasi dan kelompok tani, pengaturan pola produksi dan penyuluhan yang efektif.

22 Metode Analisis Risiko Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode nilai standar dan Value at Risk untuk menghitung probabilitas dan dampak risiko, sedangkan identifikasi sumber-sumber risiko menggunakan analisis deskriptif pada aspek teknis dan ekonomi. Pada penelitian Wisdya (2009) metode analisis yang digunakan yaitu koefisien variasi (coeffisient variation), ragam (variance) dan simpangan baku (standard deviation) pada penelitiannya tentang Analisis Risiko Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di cikampek Jawa Barat. Hal yang sama dilakukan ole Sembiring (200) meneliti tentang Risiko Produksi Sayuran Organik pada The Pinewood Organic Farm yaitu dengan menggunakan analisis Variance, Standard Deviation dan Coeffisient Variation. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian Utami (2009) tentang Analisis Risiko Produksi Bawang Merah di Kabupaten Brebes, Jawa tengah sama dengan yang dilakukan oleh wisdya mengunakan Variance, Standard Deviation dan coeffisient Variance. Utami menambah alat analisis pada penelitiannya yaitu mempergunakan analisis regresi linier berganda yang digunkana untuk menganalisis penawaran. Metode analisis risiko yang digunakan oleh Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayuran organik menggunakan single-index portofolio dengan bantuan software SPSS. Berbeda halnya dengan metode analisis risiko yang digunakan Sari (2009) yang meneliti risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar. Metode analisis risiko yang digunakan adalah model ARCH GARCH dan perhitungan VaR (Value at Risk). Terdapat persamaan dan perbedaan metode analisis pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Metode analisis risiko yang dipergunakan pada penelitian Ginting (2009), Wisdya (2009) dan Utami (2009) dengan menggunakan Variance, Coefficient Variance, dan Coefficient Variance juga digunakan dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis risiko dengan menggunakan portofolio. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pertanian oganik yang seperti kita kenal adalah pertanian secara konvensional yang tidak menggunakan bahan kimia di dalam pengusahaannya. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan sebagainya. Prinsip pertanian organik yaitu ramah lingkungan, tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan hidup. Pertanian organik di Indonesia mulai muncul pada tahun 984. Perintisnya adalah Yayasan Bina Sarana Bhakti, yang mulai mengembangkan pertanian organik di Cisarua, Bogor, pada lahan seluas empat hektare. Dari yayasan ini, banyak orang yang belajar mengenai pertanian organik dan kemudian mengembangkan di daerahnya.

23 Berkembangnya suatu sistem, dalam hal ini sistem budidaya, tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan sistem yang lain. Demikian pula sistem pertanian organik mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pertanian non-organik. Hal ini lah yang membedakan pertanian organik dan anorganik. Sehingga pertanian organik lebiih mberisiko dibandingkan dengan anorganik. Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub sub bab berikut: Konsep dan Definisi Risiko Manusia selalu dihadap kan dengan risiko sehingga risiko menjadi bagian dari manusia. Begitu juga dengan perusahaan, perusahaan akan selalu berhadapan dengan risiko, ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai risiko yang dihadapi nya maka akan menimbulkan kerugikan bagi perusahaan. Risiko adalah sebuah ketidakpastian yang sering ditimbulkan oleh perusahaan. Bisa saja akan menjadi merugikan dan bisa saja justru akan menimbulkan keuntungan. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Kountur (2004) bahwa risiko adalah ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian ini dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan (Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut risiko. Oleh sebab itu risiko adalah sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan. Sementara Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur dan didasarkan pada pengalaman. Ketidakpastian (uncertanty) adalah peluang suatu kejadian yang tidak bisa diramalkan. Masih menurut Kountur (2008) risiko itu berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang timbulkan. Disini Kountur juga menyebutkan ada tiga unsur penting dari suatu risiko yang dianggap menimbulkan risiko yaitu:. Merupakan suatu kejadian. 2. Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa tidak terjadi. 3. Jika sampai terjadi akan menimbilkan kerugian. Sementara Firmansyah (2009) mendefinisikan risiko itu sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang kerugian atau peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan, sedangkan kerugian risiko berarti kerugian yang diakibatkan kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak lagsung. Kerugian yang dihasilkan dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non-finansial.

24 Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadi akibat buruk (kerugian) yang tidak di inginkn atau tidak terduga. Dengan kata lain kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian merupaka kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Ketidakpastian itu muncul karena berbagai sebab, karena keterbatasan informasi yang diperlukan maupun keterbatasan pengambil keputusan dan lain sebagainya. Sumber-sumber Risiko Penentuan sumber risiko sangat penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Darmawi (2006) menjelaskan bahwa sumber penyebab risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:. Risiko Sosial berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar. Sumber risiko sosial mialnya karena ada kecemburuan sosial yag bisa mengakibatkan timbulnya kejahatan oleh lingkungan masyarakat sekitar. Citra yang buruk dari masyarakat sekitar terhadap usaha yang dijalankan juga dapat menjadi sumber risiko sosial. Citra yang buruk tersebut dapat mengakibatkan hilangnya rasa aman, nyaman, dan ketenangan dalam menjalankan usaha. 2. Risiko fisik bisa disebabkan karena fenomena alam dan bisa karena kesalahan manusia. Contoh sumber fisik diantaranya adalah kebakaran, baik yang disebabkan oleh alam seperti petir maupunkarena kesalahan manusia. Saat musim hujan, suhu udara menjadi dingin, udara sangat lembab, banyak terdapat genangan air, dan berpotensi mendatangkan banjir serta tanah longsor. Sebaliknya di musim kemarau, suhu udara menjadi panas, penguapan meningkat, dan kekeringan pun tidak bisa dihindari. 3. Risiko Ekonomi contohnya adalah inflasi, adanya fluktuasi harga, perubahan tingkat suku bunga, dan sebagainya. Adanya inflasi bisa menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini tentu saja sangat merugikan para produsen barang dan jasa sehingga output yang dihasilkan tidak bisa terserap oleh pasar. Fluktuasi harga dan perubahan tingkat suku bungajuga dapat mengakibatkan kerugian bagi para pelaku usaha. Sementara menurut harwood et al.999 sumber risiko yag dihadapi oleh petani diantaranya adalah: ) Yield risk (risiko produksi) Sumber-sumber risiko produksi antara lain curah hujan yang kurang atau berlebih, suhu ekstrim, serangga, dan penyakit. 2) Market risk (risiko pasar) Penyebab risiko pasar adalah adanya fluktuasi harga output atau input 3) Institutional risk (risiko institusional) Sumber risiko institutional adalah perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang bersifat merugikan bagi pelaku usaha. 4) Personal risk (risiko individu) Risiko individu disebabkan adanya kematian, perceraian, luka-luka. 5) Financial risk (risiko keuangan) Sumber risiko keuangan adalah adanya fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman, nilai tukar mata uang. Risiko produksi merupakan risiko yang disebabkan oleh kondisi eksternal seperti cuaca yang sulit untuk diprediksi, hama dan penyakit tanaman,

25 ketidakcukupan proses internal, manusia serta interaksi teknologi. Keberhasilan produksi suatu komoditas agribisnis tergantung pada pendapatan yang diharapkan akan terjadi. Variasi pendapatan berada pada mereka yang berani menanggung risiko untuk keberhasilan pendapatan dimasa depan. Risiko produksi nmenggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pertanian. Agar risiko dapat dikelola dengan baik, seharusnya dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Hanya dengan menyatakan risiko berdasarkan kejadian, baru dapat diketahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Sangat sulit mengelola risiko dinyakatan berdasarkan aktivitas karena aktivitas masih sangat bersifat umum. Dalam suatu aktivitas masih terdapat bermacam-macam kejadian, kejadian yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda. Manajemen Risiko Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Menurut Kountur (2004), manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat meminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara mengindari dengan tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko kepihak lain. Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konekuensinya juga besar maka cara yang terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadapi risiko maka cara yang bisa dilakukan adalah mencegah,membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil mungkin. Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara yaitu dengan diversifikasi usaah, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko dalam penelitian ini adalah diversifikasi. Menurut Lam (2003) bahwa manajemen risiko dapat didefinisikan dalam pengertian bisnis seluas-luasnya. Manajemen risiko adalah mengelola keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Hal penting

26 untuk mengoptimalisasikan profit adalah dengan mengintegrasikanmanajemen risiko kedalam proses bisnis perusahaan. Berdasarkan pemahaman manajemen risiko diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Kerangka Operasional The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik diatas lahan seluas 2 Ha dan memproduksi berbagai macam komoditas sayuran organik, tetapi pada penelitian ini yang akan dikaji berdasarkan komoditas unggulan karena banyaknya permintaan dan besarnya penerimaan yang diterima oleh perusahaan yaitu Brokoli, bayam hijau dan tomat. Sayuran organik merupakan salah satu komoditas yang baik untuk dikembangkan karena memiliki peluang yang cukup prospektif. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat memiliki kesadaran untuk peduli terhadap kesehatan dam adanya keinginan untuk kembali ke alam (back to nature) yaitu dengan mengkonsumsisayuran yang bersifat organik. Peusahaan dalam mengusahakan sayuran organik menghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca dan serangan hama penyakit. Dengan adanya risiko produksi, akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas yang akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh The Pinewood Organic Farm. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis risiko produksi yang tepat untuk diterapkan pada Perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengkaji faktor penyebab risiko produksi yang terjadi, kemudian dilakukan analisis risiko untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi dan kemudian akan berimlikasi terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar.

27 Gambar. Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan The Pinewood Organic Farm yang berlokasi dijalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa The Pinewood Organic Farm adalah perusahaan agribisnis yang menghasilakan komoditi pertanian dengan sistem organik. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 202. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penellitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung, pencatatan dan memberikan kuisioner kepada bagian produksi yang menangani kegiatan produksi dilapangan untuk mengetahui proses produksi, mengetahui risiko yang dihadapi perusahaan, penyebab risiko yang terjadi perusahaan dan mempelajari sistem diversifikasi yang diterapkan oleh perusahaan apakah dapat meminimalisirkan risiko bagaimana proses penanganan risiko yang selama ini telah dilakukan perusahaan.

28 Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel, skripsi serta datadata instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Internet dan literatur yang relevan. Data-data tersebut berupa informasi seputar The Pinewood Organic Farm dengan kegiatan budidaya sayuran organik yang dilakukan dan mendukung penelitian. Metode Pengolahan Data dan Analisi Data Data dan Informasi yang telah terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel windows XP dan kalkulator. Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitas dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan, baik risiko operasional maupin risiko pasar yang diterapkan oleh The Pinewood Organic farm. Analisis kuantitatif terdiri dari yang digunakan meliputi variance, standard deviation, dan coefficient variation. Penentuan nilai peluang darisetiap kondisi kejadian (hasil produksiatau produktivitas) dilakukan dengan menggunakan asumsi berdasarkan pendekatan faktual di lokasi penelitian. Metode pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis data, yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, seperti pata Tabel 8. Tabel 8 Metode Pengolahan dan Analisis data Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data Menganalisis risiko produksi sayur organik yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm Menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi sayuran organik di The Pinewood Organik Farm Metode Analisis Kuantitatif Analisis pendapatan, Analisis analisispada kegiatan risiko spesialisasi dan diversifikasi Kualitatif Hasil wawancara Analisis deskriptif. Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung dan secara sistematis dapat dituliskan: P = Keterangan: f = frekuensi kejadian (kondisi tertinggi, normal dan rendah) T = periode waktu proses produksi Untuk menentukan berapa besar peluang kejadian yang akan terjadi maka perlu ditetapkan kisaran produktivitas sayuran organik yang ada. Menurut manajemen The Pinewood Organic Farm produktivitas sayuran organik yang diusahakan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan, serangan hama dan penyakit dan pemeliharaankondisi green house. Kisaran produktivitas yang

29 ditetapkan The Pinewood Organic Farm untuk komoditas sayuran organik yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel Tabel 9 Tingkat Produktivitas Sayuran Organik Komoditas Brokoli, Caisim, dan Wortel Pada The The Pinewood Organic Farm No Kondisi Produktivitas Produktivitas (Kg/m 2 ) Tinggi >80 2 Sedang Rendah < 65 Sumber : The Pinewood Organik Farm Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected return. Expected return adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang masing-masing dari suatu kegiatan tidak pasti. Secara matematis dapat dituliskan sebagi berikut: Keterangan: E(R i ) P i R i = Expected return = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah = Return (Produktivitas dan Pendapatan) Untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan digunakan pendekatan sebagai berikut: ) Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber, 995). Keterangan: = Variance dari return P ij = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah R ij = Return Ř i = Expected return

30 Dari nilai variance dapat ditunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. 2) Standard Deviation Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai Standard Deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus Standard Deviation adalah sebagai berikut: Keterangan : = Variance = Standard deviation 3) Coefficient Variation Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah: CV Ř i Keterangan: = Coefficient variation = Standard deviation = Expected return 2. Analisis Risiko Diversifikasi Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Jika adenium digunakan untuk dua varietas maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber, 995): Keterangan: = Variance portofolio untuk komoditas i dan j σi = Standard Deviation komoditas i σj = Standard Deviation komoditas j σij = Covariance komoditas i dan j α = Fraction portofolio pada komoditas i (- α) = Fraction portofolio pada komoditas j Covariance antara kedua investasi i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Elton dan Gruber 995): Dimana: = Nilai koefisien korelasi diantara komoditas dan j

31 Nilai koefisien korelasi investasi komoditas i dan j ( ) mempunyai nilai maksimum positif satu(+) dan minimum negatif (-). Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut:. Nilai koefisien korelasi positif satu (+) mempunyai arti bahwa kombinasi dari komoditas i dan j selalu bergerak bersama-sama 2. Nilai koefisiensi korelasi negatif satu (-) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditas dan j selalu bergerak berlawanan arah 3. Nilai koefisiensi korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditas i dan j tidak ada hubungn satu dengan yang lain. Menurut Diether (2009) jika terdapat 3 aset yaitu A, B dan C. Bobot untuk ketiga asset adalah wa, wb dan wc dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wa + wb + wc = ). Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): E(rp) = wa E(ra) + wbe(rb) + wce(rc ) Keterangan: E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (A, B dan C) wa = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A wb = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B wc = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C E(ra) = expected return dari investasi asset A E(rb) = expected return dari investasi asset B E(rc) = expected return dari investasi asset C Besarnya variance gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): σ2(rp) = wa2 σ2(ra) + wb2 σ2(rb)+ wc2 σ2(rc) +2wawb covar (ra, rb)+ 2wawc covar (ra, rc) + 2wbwc covar (rb, rc) Definisi Operasional. Pendapatan yang diperoleh dari penerimaan perusahaan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama masa periode masa tanam berlangsung 2. Peluang (P) merupakan frekuensi kejadian setiap kondisi dibagi dengan periode waktu selama kegiatan produksi tanaman hias 3. Expected return adalah jumlah dari pendapatan yang diharapkan 4. Variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. 5. Return yang digunakan berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih yang diterima perusahaan. 6. Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. 7. Coefficient variation diukur dari rasio Standard deviation dengan return yang di harapkan.

32 8. Covarince nerupakan hasil perkalian nilai korelasi antara dua aset dengan stanar deviasi masing-masing aset. 9. Diversifikasi merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan modal kearah berbagai macam investasi dengan tujuan menekan resiko dan menjamin tingkat pendapatan seaman mungkin. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan The Pinewood Organic Farm The Pinewood Organic Farm adalah perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis pangan tepatnya sebagai produsen penghasil sayuran organik. Pada awalnya perusahaan ini didirikan ketika Bapak dan Ibu Lie berinisiatif untuk mecari suatu tempat yang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota jakarta tetapi tempat atau lingkungan tersebut dapat me-refresh jasmani mereka. Berawal dari keinginan tersebut kemudian pada tahun 992-akhir, Bapak dan Ibu Lie memutuskan membeli lahan didaerah Cisarua-Puncak dengan Luasan m2. Pada tahun 993 dilahan tersebut mulai dibangun tempat istirahat yang sederhana. Kemudian memasuki tahun 994 Bapak dan ibu Lie mulai hobi akan pertanian, sehingga dilahan tersebut turut diupayakan pembudidayaan tanaman sayuran dalam kapasitas kecil, karena pada waktu itu masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Walaupun usaha pertanian tersebut dalam kapasitas kecil dan dikelola secara konvensional, tetapi dalam teknik budidayanya sudah menggunakan input luar yang tinggi yaitu masih menggunakan bahan bahan non organik. Misalnya saja dalam pembukaan lahan sudah menggunakan herbisida, ditambah lagi teknik budidaya ditambah lagi dalam teknik budidayanya menggunakan asupan pupuk kimia dan dalam melakukan pengendalian hama juga dengan cara kimiawi. Pengetahuan sekilas mengenai pertanian organik dan non oranik memang sudah diketahui oleh keluarga bapak dan ibu Lie pada era tahun 990-an, salah satunya yaitu dengan membaca majalah Trubus dan majalah pertanian Luar Negeri. Kemudian dari kejadian kejadian tersebut dan adanya informasi mengenai pertanian organik melalui seminar-seminar yang diikuti, maka tercetuslah ide untuk mencoba mengusahakan pertanian mereka secara organik dan jamur pangan organik pada tahun 999. Visi dan Misi The Pinewood Organic Farm Dalam menyalurkan hobi terhadap pertanian, Bapak dan Ibu Lie berupaya mengelola pertaniannya dengan sangat baik. Selain menambah pengetahuan seputar pertnian organik melalui bahan bacaan, mengikuti beberapa seminar pertanian dan juga berkunjung kebebrapa pameran hasil pertanian seperti Agro Expo 2000 dan 2006 di Mandala Wahanabakti Jakarta. Adapun visi perusahaan The Pinewood Organic Farm yaitu menjaga dan mempertahankan yang berkelanjutan demi kesinergisan alam yang ramah

33 lingkungan, sehingga dapat memberikan kesehatan yang alami pada kehidpuan masyarakat dan sekaligus mampu meningkatkan ekonomi pertanian yang berdaya saing tinggi, sedangkan misinya yaitu menghasilkan produk pertanianyang bebas bahan kimia, aman untuk dikonsumsi manusia, dan sesuai dengan pola hidup sehat. Dalam pengembangan usaha dibidang pertanian The Pinewood Organic Farm menggunakan Save The Earth, Go Organic 200 yang dapat diartikan dalam arti luas bahwa The Pinewood Organic Farm berusaha mengembangkan pertanian Organiknya. Wilayah The Pinewood Organic Farm Kegiatan penelitian ini dilakuan di The Pinewood terletak dijalan Gandamanah. Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua Puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut mempunyai elevasi wilayah 50m diatas permukaan air laut. Bentuk wilayahnya berbukit dengan vegetasi Adapun lokasi The Pinewood Organic Farm tepatnya berbatasan dengan beberapa lokasi, diantaranya disebelah timur berbatasan dengan milik bpak martono yang mengusahakan lahannya dengan membeudidayaan komoditas bunga, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan villa milik bapak alex dan sedelah utara berbatasan dengan rose farm yang juga mengusahakan budidaya bunga, kemudian disebelah selatan berbatasan dengan villa milik Bapak Yakin dan Bapak H. Yusuf. Keadaan iklim di Pinewood cenderung dingin yang dikarenakan letak ketinggian lokai dari permukaan air laut 50m. Memasuki musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan bulan April, suhu rata-rata mencapai 9 C 23 C, sedangkan dimusim kemarau yang berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan September suhu rata-rata mencapai 24 C-27 C. Untuk curah hujan berkisar antara 200 mm 400 mm perbulan. Jenis tanah umumnya Regosol dan Andosol coklat kekuning-kuningan, dengan kedalaman top soil 20 cm 30 cm dan ph tanah berkisar 6-6,5. Sifat fisik tanahnya adalah geluh lempung dengan wana coklat kehitaman dan ada juga beberapa yang berwarna coklat kekuningan. Drainase tanah cukup baik, diikuti juga dengan ketersediaan sumber air yang cukup untuk kebutuhan tanaman yang dibudidayakan (adanya instalasi irigasi dengan (springkle). Keadaan Tanaman dan produksi The Pinewood Organic Farm Tanaman sayuran yang diusahakan di The Pinewood sangat bervariasi, yaitu ±62 jenis sayuran yang dibudidayakan dalam 2 hektarnya. Sistem tanman yang dilakukan adalah dengan sistem gilir tanam (rotasi tanaman) secara konvensional dan juga disertai dengan penanganan pasca panen yang baik. Hal ini dilakukan guna mengendalikan tingkat seranngan hama penyakit, menjaga kualitas produk agar tetap segar, bersih, dan tentunya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, untuk mengontrol jumlah produksi agar tetep stabil yang disesuaikan dengan tingkat permintaan konsumen. Untuk menjaga konsistensi dan kualitas produk tersebut, maka The Pinewood Organic farm juga menjalin kemitraan dengan pengadaan stok produk

34 dan menerapkan suatu aturan bahwa dalam kemitraan tersebut, perlakuan terhadap aspek budidaya menjadi perhatian khusus yaitu harus mempunyai sistem yang sama dnegan The Pinewood Organic Farm, berdasarkan hasil survey dari unit konsumen claim, bahwa rata-rata(sebagian besar) konsumen puas dengan produk yang dihasilkan oleh The Pinewood Organic Farm. Organisasi dan manajemen Perusahaan Organisasi merupakan mekanisme dan struktur yang membantu manusia untuk mencapai tujuannya secara efektif. Sedangkan struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Kegiatan atau aktivasi yang dilakukan dalam suatu perusahaan memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yangterlibat didalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberkan. Untuk menjalankan segala perencanaan tersebut, haruslah disusun suatu struktur organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi tersebut, diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiiki dapat digunakan secara efektif dan efisien. Struktur organisasi The Pinewood Organic Farm Dapat dilihat pada Lampiran. Sumber Daya Perusahaan Perusahaan memiliki sumerdaya fisik dan sumberdaya finansial dalam menjalankan usahanya. Sumberdaya fisik berupa lahan, peralatan serta kualitas tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Sumberdaya finansial merupakan modal yang dimiliki oleh The Pinewood Organik Farm dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam menjalankan sebuah usaha, aspek sumberdaya manusia memegang peranan yang sangat penting agar tujuan untuk mencapai keberhasilan dapat diperoleh perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja di The Pinewood Organic Farm terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan, saat ini The Pinewood Organik Farm memiliki tenaga kerja berjumlah 8 orang. Status karyawan juga beragam yaitu mulai dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Data tenaga kerja di The Pinewood Organik Farm berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel.6 Tabel 0 Jumlah Tenaga Kerja di The Pinewood Organik Fdrm Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 Jenis Kelamin Tenaga Kerja (orang) Persentase (%) Laki-laki 8 44,44 Perempuan 0 55,56 Jumlah 8 00 Sumber: Perusahaan The Pinewood Organic Farm, (200)

35 Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organic di The Pinewood Organik Farm pada umumnya didominasi oleh perempuan yang memiliki proporsi 55,56 persen dari jumlah tenaga kerja, hal ini disebabkan karena tenaga kerja perempuan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga keija laki-laki. Sedangkan tenaga kerja laki-laki hanya memiliki proporsi 44,44 persen dari jumlah tenaga kerja. Tingkat pendidikan yang dimiliki setiap tenaga kerja beragam mulai dari pendidikan tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar (sebanyak 80 persen) adalah SD dari jumlah tenaga kerja. Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah yang melanjutkan ke tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu 20 persen dari jumlah tenaga kerja. Setiap bidang pekerjaan di The Pinewood Organic Farm dibantu oleh karyawan yang bekerja setiap hari. Jam kerja untuk setiap harinya berlaku mulai pukul WIB, sedangakan waktu istirahat dari pukul WIB. Setiap karyawan diberikan satu hari untuk libur dalam setiap minggunya. Waktu libur antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan agar kegiatan proses produksi sayuran organik tetap berjalan setiap hari. Pembagian kerja antara staf dan karyawan lapangan memiliki sistem yang berbeda. Karyawan lapangan menerima gaji setiap satu minggu sekali, sedangkan staf menerima gaji setiap satu bulan sekali yaitu pada awal bulan. Perusahaan juga menyediakan fasilitas seperti mess untuk karyawan. The Pinewood Organic Farm memiliki sarana dan prasarana dalam kegiatan produksi. Adapun fasilitas sarana yang dimiliki antara lain; peralatan sarana dan produksi pertanian, tempat pembenihan/persemaian, green house, gudang penyimpanan sarana produksi, tempat pembuatan pupuk kompos, tempat packing dan sortir atau tempat penyimpanan pasca panen, mess untuk karyawan tetap, instalasi pengairan yang baik, kantor pemasaran dan mobil yang mempunyai AC sebagai alat transportasi untuk mendistribusikan hasil panen ke tangan konsumen secara langsung. Teknis dan Teknologi Produksi Kegiatan usaha sayuran organik di The Pinewood Organic Farm dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan wilayahnya yang cocok untuk kegiatan budidaya sayuran organik. Keadaan iklim di The Pinewood Organic Farm cenderung dingin, karena ketinggian lokasi 50 m dpi. Memasuki musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan April, suhu rata- rata mencapai 24 C-27 C. Perusahaan The Pinewood Organic Farm dalam menjaga kontinuitas bahan baku, maka perusahaan bekerjasama dengan toko pertanian yaitu toko Sari Tani yang terletak di daerah Cipanas, Known You Seed yaitu produsen benih yang ada di daerah Bandung. Sistem pembelian yang dilakuka adalah sistem beli putus, jadi tidak ada kontrak yang mengikat perusahaan dengan organisasi pengadaan input. Meskipun tidak ada kontrak, tetapi The Pinewood Organic Farm memiliki hubungan yang sangat baik dengan organisasi pengadaan input tersebut.

36 peralatan inventaris perusahaan juga memerlukan input berupa peralatan pengemasan yang berupa input peralatan secara kontinu seperti plastik untuk wrapping, plastik sayur dan sebagainya. Untuk memperoleh peralatan tersebut biasanya perusahaan membelinya di pasar atau tempat penjualan sarana pertanian lain yang berada di daerah Bogor. Proses produksi yang terdapat di The Pinewood Organic Farm menggunakan sistem pertanian organik, di mana dalam proses tersebut tidak digunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Akan tetapi, proses produksi untuk sayuran organik ini tidak jauh berbeda dengan sistem pertanian konvensional. Kegiatan penanaman diawali dengan persiapan bedengan sebagai media tanam. Tanah digali sampai kedalaman kurang lebih cm untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan memperbaiki tata udara tanah yang dapat dipergunakan untuk perkembangan cacing-cacing. Setelah itu tanah dibiarkan selama 3 hari agar terkena sinar matahari yang berfungsi untuk membunuh hama dan penyakit serta pertukaran udara. Selanjutnya, tanah (topsoil) dicampur dengan berbagai macam tanaman dan kotoran ternak untuk meningkatkan kandungan bahan-bahan organik. Hal ini berfungsi untuk membantu memperbaiki keadaan fisik tanah, menyediakan zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dan untuk perkembangan organisme tanah. Sebelum pengolahan tanah dimulai, terlebih dahulu dibuat jalan kebun dan drainase agar curah hujan dan lalu lintas tenaga kerja tidak merusak bidang olah. Pada pengusahaan sayuran organik di The Pinewood Organic Farm menggunakan bedengan terbuka dan tertutup. Lebar setiap bedengan adalah m, tinggi bedeng 20 cm, dan panjang setiap beden2an adalah 5 m. Jarak tanam sayuran yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, contoh bedengan dapat dilihat pada Gambar. Jarak Tanam Gambar 3 Ukuran Bedengan Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm Tahun 2009 Apabila persiapan bedengan selesai, penanaman dapat dilakukan dengan cara rotasi tanaman. Pengaturan rotasi tanaman dengan famili yang berbeda, hal ini dimaksudka untuk memutus siklus hidup hama. Oleh karena itu, komoditi yang telah dipanen pada setiap bedengan, maka untuk penanaman selanjutnya hams berbeda dengan tanaman sebelumnya. Biasanya, setelah menanam sayuran sejenis daun-daunan, bedengan tersebut akan ditanami oleh tanaman kacangkacangan yang dapat mengembalikan unsur hara yang ada pada tanah.

37 Dalam proses penanaman, ada komoditi yang dapat langsung ditanam dan ada yang harus disemai terlebih dahulu. Adapun tanaman yang harus disemai terlebih dahulu adalah beet, brokoli, cabe kriting merah, pare, sawi putih, selada kriting hijau, sledri, siomak, terong ungu, timun local, tomat, wansui, dan lainlain. Sedangkan tanaman yang dapat langsung ditanam adalah bayam hijau, bayam horenzo, buncis, caisin, daun bawang, edamame, jagung manis, kacang merah, kacang panjang, kalian, kucai, labu siam, lobak, wortel, kapri dan lain sebagainya. Setelah penanaman dilakukan, kemudian dilakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dibuat sendiri. Seluruh pupuk yang digunakan dalam proses produksi dibuat sendiri dengan membeli bahan-bahan pupuk yang masih mentah (pupuk kandang), maupun menggunakan sisa-sisa sayuran dari hasil produksi. Setelah pemupukan, kemudian dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman yang bertujuan agar dapat memberikan hasil yang diharapkan. Perlakuan yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kualitas dari tanaman yang akan dihasilkan. Pemeliharaan sayuran meliputi penyulaman, penyiangan dan penyiraman. Pemanena dilakukan jika tanaman sudah mencapai umur panen dan layak untuk dipanen. Brokoli dapat dilakukan pemanenan setelah berumur 74 hari, Caisin dilkukan pemanenan setelah 42 hari, Sawi Putih dilakukan pemanenan setelah 42 hari dan Tomat dilalcukan pemanean setelah 90 hari, kemudian setelah itu dapat dipanen sebanyak 7 kali. Panen dilakukan dengan cara memetik langsung sayuran yang sudah cukup umur panennya. Setelah itu sayuran dimasukan ke dalam keranjang untuk dibawa ke tempat pencucian sayuran. Pencucian sayuran dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir langsung dari pegunungan. Sayur-sayuran yang tidak terpakai atau tidak layak untuk jual, dikumpulkan dan kemudian di komposkan untuk digunakan sebagai pupuk. Pasca panen dilakukan dengan cara memilah sayuran sesuai dengan keinginan konsumen yang telah memesan sebelum panen melalui telepon atau fax. Setelah proses pencucian sayuran selesai, barulah dilakukan proses pengemasan. Pengemasan (packing) sayuran organik dilakukan dengan menggunakan plastik putih dengan berbagai ukuran, hal ini dilakukan karena The Pinewood Organic Farm langsung memasarkan komoditinya kepada konsumen yang berada di daerah Jakarta, dan pembelian minimal untuk satu rumah tangga sebesar Rp Pola Tanam Usahatani Pengaturan terhadap lahan dengan sistem pola tanam dilakukan agar perusahaan dapat berproduksi dalam periode waktu tertentu, dengan kualitas dan kuantitas sayur organik yang diinginkan. Pengaturan pola tanam dilakukan berdasarkan pertimbangan dari kontinuitas produk. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kontinuitas dalam kegiatan produksi merupakan nilai tambah bagi perusahaan. Penanaman sayuran organik setiap komoditas dilakukan pada lahan yang sama tetapi ditanam dengan blok yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, perusahaan melakukan kegiatan diversifikasi. Hal ini dikarenakan setiap musim

38 yang diusahakan dapat menghasilkan lebih dari satu tanaman sayuran. Salah satu tujuan perusahaan melakukan penanaman dengan komoditas yang berbeda adalah untuk mengatasi adanya kegagalan atau risiko produksi. Penerapan pola tanam yang dilakukan The Pinewood Organic Farm mengikuti prinsip teknik budidaya tanaman yaitu lahan yang sudah ditanami dengan brokoli, caisin dan sawi putih maka pada musim berikutnya sebaiknya lahan tersebut tidak boleh ditanami kembali dengan komoditas yang termasuk dalam satu famili Brassicaceae. Demikian juga dengan tanaman tomat yang tidak boleh ditanami kembali dengan komoditas yang teiniasuk dalam satu famili Solanaceae. Perlakuan tersebut didasarkan pada alasan bahwa lahan yang ditanami dengan komoditas yang termasuk famili Brassicaceae dan Solanaceae secara berturut-turut setiap musim tanam maka siklus hidup hama dan penyakit tanaman tidak akan terputus. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan dengan menerapkan pola tanam dengan menanam komoditas lain pada musim berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Risiko Produksi Risiko Produksi merupakan salah satu risiko yang biasa dihadapi oleh setiap usaha, salah satunya usaha dibidang pertanian. Hal ini disebabkan adanya sumber risiko yang mempengaruhi produksi suatu komoditi sehingga menyebabkan komoditi tersebut mengalami fluktuasi hasil produksi. Fluktuasi hasil produksi dan produktifitas akan mempengaruhi penerimaan perusahaan. Dimana, semakin tinggi risiko produksi yang dihadapi perusahaan maka tingkat penerimaan akan semakin kecil. Risiko pengusahaan sayuran yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan Pada tiga komoditas yang diusahakan yaitu Brokoli, Caisim dan wortel. Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian varians, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari rata-rata produktivitas yang dihasilkan oleh masing-masing komoditas. Tabel Rata-rata Produksi, Produktivitas dan Pendapatan The Pinewood Organic Farm pada Komoditas Brokoli, Caisim dan Wortel Komoditas Rata-Rata Penerimaan Kondisi Peluang Produks (Kg) Poduktifitas (Kg/m 2 ) (Rp) Brokoli Tertinggi Normal Terendah Caisim Tertinggi Normal Terendah Wortel Tertinggi Normal Terendah

39 Tabel 7 menunjukkan peluang yang diperoleh dari tiga kondisi yang terjadi pada sayuran Brokoli, Caisim dan wortel. Peluang tertinggi, normal dan terendah diukur dari proporsi frekuensi atau berapa kali perusahaan pernah mencapai produksi tertinggi, normal dan terendah selama kegiatan produksi berlangung. Adanya produksi, produktivitas dan pendapatan yang berfluktuasi mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan pendapatan tertinggi, normal dan terendah dapat diamati dengan mempertimbangkan periode waktu selama produksi. Produktivitas masing-masing komoditas memiliki range yang berbeda-beda yakni Brokoli Kg/m 2 sampai.509 Kg/m 2, caisim antara Kg/m 2 sampai.293 Kg/m 2 dan wortel antara Kg/m 2 sampai.39 Kg/m 2. Sedangkan untuk range pendapatan masing komoditas adalah brokoli antara Rp sampai Rp , untuk caisim antara Rp sampai Rp , dan untuk wortel mulai dari Rp sampai Rp Produktivitas dan pendapatan tertinggi adalah tingkat produtivitas dan pendapatan yang paling tinggi yang pernah diterima oleh perusahaan selama perusahaan mengusahakan komoditas tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan produktivitas dan pendapatan yang paling rendah adalah produktivitas dan pendapatan paling rendah yang pernah diperoleh oleh perusahaan. Sementara untuk produktivitas dan pendapatan normal dalam hal ini adalah yang sering diterima oleh perusahaan selama mengusahakan komoditas tersebut. Produktivitas yang diharapkan oleh perusahaan adalah produktivitas tertinggi karena akan berimplikasi terhadap pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Yang menjadi faktor penyebab produksi pada kondisi tinggi, normal dan rendah adalah faktor cuaca, hama penyakit dan teknologi produsi yang digunakan yaitu penanaman pada lahan terbuka dan green house.. Curah hujan Curah hujan merupakan salah satu tolak ukur tingkat ketersediaan air pada suatu daerah. Oleh karena itu ketersediaan air berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup tanaman. Air dibutuhkan mulai dari proses penanaman hingga produksi. Berdasarkan informasi dari lapangan, kondisi cuaca sulit diprediksi, sedangkan cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan sayuran hingga produksi. Curah hujan yang sesuai untuk sayuran organik adalah curah hujan dengan curah hujan yang rendah, dikarenakan tanaman pada curah hujan yang rendah tidak rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Sedangkan sebaliknya curah hujan yang tinggi akan menyebabkan produktivitas sayuran menurun dikarenakan tanaman rentan terhadap penyakit. Sehingga akan berdampak kepada hasil produksi yang tidak optimal. Oleh karena itu The Pinewood Organic Farm dalam meminimalisir risiko terhadap curah hujan yang tinggi, dengan membangun green house sehingga persentase keberhasilan sayuran dapat dicapai secara optimal. Untuk pemakaian green house baru dapat dilakukan untuk komoditas brokoli dan caisim yang dibudidayakan secara tumpang sari didalam green house, sementara untuk tanaman wortel diusahakan diluar green house.

40 2. Kabut Kabut yang timbul disekitar daerah The Pinewood Organic Farm cukup tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kelembapan udara menjadi tinggi sehingga membuat tanaman mudah rusak dan busuk. Selain itu kabut merupakan media bagi hama dan penyakit untuk menyerang tanaman. Karena Berdasarkan informasi dilapangan kabut seringkali muncul setiap pagi, setelah hujan, dan saat sore menjelang malam. 3. Serangan hama penyakit Serangan hama penyakit merupakan slah satu faktor yang dihadapi oleh perusahaan dalam membudidayakan sayuran organic, hal ini disebabkan karena karakteristik sayuran organik yang rentan terhadap hama penyakit dan akan berdampak terhadap produksi yang dihasilkan. Hama yang sering menyerang sayuran organik adalah ulat tritip (Plutella maculipennis) sedangkan penyakit yang sering meyerang sayuran adalah bercak daun dan busuk daun. 4. Tingkat kesuburan lahan Karakteristik tanah sangat berpengaruh untuk hasil yang akan diperoleh, karena kesuburan lahan sebagai salah satu penentu tanaman yang diusahakan akan memperoleh hasil yang optimal. Maka rotasi tanaman perlu dilakukan dalam mengusahakan budidaya sayuran dan tanah juga perlu diberakan guna untuk mengistirahatkan tanah dari tanaman sebelumnya. 5. Tenaga Kerja Kegiatan produksi sayuran organik pada The Pinewood Organic Farm tidak terlepas dari tenaga kerja yang melakukan kegiatan proses produksi. Karena tenaga kerja adalah sumber daya manusia mempengaruhi efektifitas dan efisiensi perusahaan. Perusahaan harus melakukan perekrutan karyawan yang terampil, berpendidikan dan memiliki keahlian sehingga membantu perusahaan mengoptimalkan hasil produksi. Berbeda apabila perusahaan tidak memiliki karyawan yang tidak terampil dan tidak memiliki keahlian maka hal tersebut akan menjadi sumber risiko bagi perusahaan yang mana akan berdampak negatif kepada hasil yang diperoleh. 6. Peralatan dan Bangunan Peralatan dan bangunan apabila dijaga dengan baik akan menghasilkan fungsi kerja yang baik sehingga akan mampu mendukung keberhasilan suatu usaha. Namun peralatan dan bangunan akan menjadi risiko produksi apabila kondisi peralatan dan bangunan tidak terawat atau bahkan rusak. Maka hal ini akan berdampak terhadap hasil yang tidak optimal. Green House merupakan bangunan utama dalam kegiatan produksi beberapa komoditas yang diusahakan oleh The Pinewood Organic Farm. Green house memiliki fungsi yang berperan dalam keberhasilan produksi sayuran organik. Fungi green house adalah untuk menstabilkan pengaruh cuaca, angin, hujan dan serangan hama penyakit yang berasal dari lingkungan eksternal. Begitu green

41 house mengalami kerusakan maka fungsi nya untuk mengisolasi lingkungan yang kondusif didalam green house tidak berjalan dengan baik. Kerusakan yang terjadi dilapangan adalah kebocoran atap green house karena terbuat dari plastik Polyvinyl Choride (PVC). Kerusakan tersebut diakibatkan oleh terpaan angin yang kencang. Selain atap green house yang mengalami kerusakan, dinding green house juga mengalami kerusakan antara lain berlubang dan sobek. Hal ini menyebabkan masuknya serangan hama dan penyakit tanaman sehingga menyebabkan hasil produksi yang tidak optimal. Analisis Risiko Setelah dilakukan pengukuran peluang dari kejadian yang terjadi maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang masing-masing kejadian tertinggi, normal, dan terendah pada komoditas Brokoli, Caisim dam Wortel. Expected return merupakan nilai penerimaan yang diharapkan dapat diperoleh setelah memperhitungkan risiko yang ada. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 2 Penilaian Expected Return Komoditas Brokoli, Caisim dan Wortel pada The Pinewood Organic Farm Komoditas Expected Return Brokoli Caisim Wortel Dari Tabel diketahui bahwa expected return komoditas Brokoli merupakan yang paling tinggi dibandingkan kedua komoditas yang lain. Hal ini disebabkan The Pinewood Organic Farm lebih berkonsentrasi pada komoditas tersebut dibandingkan yang lainnya. Perusahaan lebih konsentrasi terhadap komoditas brokoli pertimbangan permintaan pasar brokoli cenderung lebih tinggi dan relatif lebih memliki harga jual yang tinggi apabila dibandingkan dengan kedua komoditas lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi pihak perusahaan yang lebih berkonsentrasi pada produksi brokoli. Produksi yang lebih tinggi ini akan berpengaruh pada penerimaan yang diharapkan (expected return) oleh perusahaan yang juga akan ikut meningkat Analisis Risiko Komoditas Tunggal Penilaian risiko produksi pada komoditas tunggal dilihat diawali dengan menentukan peluang dari setiap kejadian yang terjadi pada komoditas Brokoli, Caisim dan Wortel. Nilai peluang masing-masing kejadian menunjukkan frekuensi kejadian dalam periode tertentu. Setelah mengetahui nilai peluang dari masing-masing kejadian, tahap selanjutnya adalah menghitung Expected return, varians, standar deviasi, dan koefisien variasi. Setelah mengetahui nilai perhitungan ini maka dapat dilihat seberapa besar risiko yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm dalam mengusahakan tiga komoditas tersebut. Tabel 9

42 merupakan hasil perhitungan besaran risiko yang dihadapi perusahaan dalam usaha sayuran organik. Tabel 3 Penilaian Risiko Pada Brokoli, Caisim dan Tomat Komoditas Expected Varian Standar Deviasi Coefisien Variasi Return Bokoli , , ,70 Caisim , , ,262 Wortel , , ,80 Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa penilaian risiko produksi diperoleh nilai variance berbanding lurus dengan standard deviation yaitu jika nilai variance tinggi maka nilai standard deviation juga akan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada nilai variance dan standard deviation tertinggi dari ketiga komoditas yang dikaji terdapat pada komoditas brokoli yaitu 0, dan 0, Sedangkan variance dan standard deviation yang paling rendah terdapat pada komoditas wortel yaitu 0, dan 0, Nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa untuk satu satuan kg yang dihasilkan ternyata caisim menghadapi risiko paling tinggi sebesar 0,262 persen, diikuti oleh wortel, sedangkan brokoli mengahdapi risiko yang paling rendah. Karena semakin besar nilai koefisien variasi maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan wawancara dilapang, didapatkan informasi bahwa tanaman Caisim merupakan tanaman yang rentan terhadap hama penyakit, karena untuk tanaman caisim ada yang ditanam dilahan terbuka yang mana rentan terhadap curah hujan dan hama penyakit. Curah hujan yang tidak stabil menyebabkan tanaman caisim menjadi kerdil sementara hma penyakit yang sering menyerang caisim adalah ulat daun, kutu daun dan tungau. Hama-hama ini menyebabkan kerusakan pada tekstur daun, seperti daun menjadi berlubang dan layu. Produksi komoditas yang secara organik menyebabkan tanaman lebih mudah terserang hama dan penyakit, karena membutuhkan perhatian ekstra dan penanganannya dilakukan secara manual. Berbeda dengan hasil penelitian Cher (20), yang didalam penelitiannya juga menghitung tingkat risiko pada sayuran, menyatakan bahwa brokoli mempunyai nilai atau tingkat risiko lebih tinggi diantara komoditas yang lain, sebesar alasannya, sayuran brokoli sangat rentan terhadap cuaca serta hama penyakit. Amelia (202) menyatakan bahwa perhitunga risiko produksi yang dihasilkan caisim sebesar berbeda dengan hasil pada penelitian ini, tingkat risiko yang dihadapi untuk komoditas caisim sebesar hal ini dikarena luas lahan yang digunakan berbeda. sehingga penilaian risiko yang diterima pun akan berbeda. Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran organik yang telah dianalisis risiko produksinya menggambarkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan pada masing-masing komoditas yang diusahaan. The Pinewood Organic farm juga menerapkan strategi diversifikasi dalam mengusahakan berbagai jenis sayurannya. Perhitungan risiko tunggal dari

43 masing-masing komoditas yang dilakukan sebelumnya merupakan gambaran besaran risiko yang dihadapi oleh The Pinewood Organik Fam dari tiap-tiap komoditas. Diversifikasi yang dilakukan oleh The Pinewood Organik Farm adalah menggabungkkan tiga komoditas yaitu komoditas brokoli, caisim dan wortel. Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungna dua komoditas dan tiga komoditas. Gabungan dari dua aset brokoli dan caisim, brokoli dan wortel serta caisim dan wortel. Untuk gabungan tiga aset yaitu brokoli, caisim dan wortel. Tabel 4 Penilain Produksi Spesialis Pada Komoditas Brokoli, Caisim dan Wortel Komoditas Expected Return Varian Standar Deviasi Bokoli Caisim , , ,85 Brokoli Wortel , , ,60 Caisim Wortel , , ,64 Brokol Caisim-wortel , ,2 Coefisien Variasi Resiko diversifikasi dari kombinasi tiga komoditas adalah gabungan brokoli, caisim dan wortel. Total perhitungan risiko portofolio adalah sebanyak 4 portofolio, yang perhitungannya dapat di lihat pada tabel 0. Hasil penilain risiko diversifikasi tabel 0 merupakan gambaran risiko yang di hadapi perusahaan. Penjelasan hasil perhitungan risiko portofolio dari masing masing dari kegiatan tersebut di jelaskan sebagai berikut ini. Analisis Risiko Diversifikasi Dua Komoditas Berdasarkan koefisien variasi yang paling tinggi adalah brokoli dan caisin sebesar 0.84 dan yang paling rendah adalah gabungan brokoli dan wortel senilai 0.60 dengan expeted return tertinggi senilai Brokoli Caisin Diversifikasi yang pertama merupakan kombinasi komoditas yang memiliki risiko yang terendah dan tertinggi pada kegiatan spesialisasi, penggabungan brokoli dan caisin. Pada kegiatan diversifikasi menghasilkan nilai varian yang paling tinggi sebesar 0, tidak hanya variance, kombinasi komoditi ini juga menghasilkan nilai coefisien variasi yang paling tinggi di bandingkan kombinasi lainnya. Brokoli sebagai komoditas yang mempunyai resiko yang handal dalam budidaya tunggalnya walaupun komoditas ini sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan hama penyakit. Diversifikasi brokoli dengan caisin merupakan kombinasi komoditas yang memiliki resiko tinggi karena pada spesifikasi memiliki tingkat resiko yang tinggi pula,selain itu brokoli memiliki harga yang paling tinggi diantara ketiga komoditas dan diikuti dengan expected return yang juga tinggi sehingga kombinasi kedua komoditas ini apabila di terapkan resiko yang di hadapi hampir sama dengan usaha spesialisasinya.

44 2. Brokoli Wortel Strategi diversifikasi yang kedua adalah kombinasi komoditas brokoli wortel. Kombinasi komoditas ini merupakan gabungan dari brokoli yang memiliki nilai yang paling tinggi dalam usaha spesialisasinya,sedangkan wortel memiliki urutan kedua untuk nilai expeted return nya, diversifikasi kedua komoditas brokoli wortel menghasilkan resiko 0.60 lebih rendah apabila di bandingkan dengan kegiatan spesialisasi. Tujuan penggunaan strategi diversifikasi pada kondisi yang beresiko adalah untuk meminimalkan besarnya resiko pada satu komoditi usaha, hal ini akan efektif apabila hasil pemikiran resiko menunjukan nilai yang lebih kecil apabila di bandingkan dengan nilai resiko pada saat mengusahakan satu komoditi sehingga komnbinasi kedua komoditas brokoli wortel sangat dianjurkan untuk di terapkan karena hasil expectedreturnnya juga menunjukan nilai tertinggi jika di bandingkan komoditas lainnya. 3. Caisin Wortel Strategi penggabungan dua komoditas lainnya adalah caisin dan worel pada kegiatan spesialisasina caisin mempunyai nilai resiko yang sangat tinggi jika di bandingkan dengan komoditas yang lainnya dengan nilai expected return yang paling rendah, komoditas caisin pada kegiatan spesifikasi memilik nilai risiko yang tinggi sehingga apabila di gabungkan dengan komoditas wortel yang juga memiliki nilai risiko yang tinggi tetapi apabila di produksi secara bersamaan akan mampu memiliki risiko maka diversifikasi dua komoditas ini dapat di terapkan diversifikasi caisin dan wortel merupakan gabungan dua komoditas dengan nilai expected return yang tidak berbeda signature dengan kombinasi brokoli dan wortel dari hasil perhitungan diversifikasi pada table dapat di lihat bahwa diversifikasi antara caisin dan wortel nilai expected returnnya yang di hasilkan paling rendah dari pada kombinasi dua komoditas lainnya. Analisis Risiko Diversifikasi Tiga Komoditas Strategi tiga asset atau komoditi yang di usahakan brokoli,caisin dan wortel kombinasi ketiga komoditas ini merupakan kombinasi yang mununjukan nilai risiko secara keseluruhan berdasarkan hasil penilain risiko, kombinasi ke tiga komoditas ini menghasilkan expected return yang lebih tinggi apabila di bandingkan dengan spesifikasi komodita caisin dan wortel tetapi untuk komoditi brokoli kegiatan spesifikasinya menghasilkan nilai expected return yang lebih kecil. Kombinasi ketiga komoditas dapat di pilih oleh perusahan karena nilai risikonya lebih kecil bila di bandingkan dengan kegiatan spesifikasi satu komoditas maupun penggabunagan kombinasi dua komoditas di lihat dari risiko yang di hadapi. Alternatif Penanganan Risiko The Pinewood Organic Farm belum melakukan penanganan risiko secara optimal untuk mengurangi risiko produksi yang ada. Analisis risiko diversifikasi adalah suatu rangkaian usaha penangan dan pengendalian tingginya nilai risiko

45 yang dihadapi oleh perusahaan. Tahapan strategi penanganan risiko merupakan kajian akhir atau tahapan terakhir. Yang mana perusahaan dapat menerapkannya untuk mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Upaya yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm dalam mengatasi risiko yang dihadapi adalah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang ada kemudian dievaluasi selanjutnya diambil tindakan untuk meminimalisir risiko. The Pinewood Organic Farm melakukan strategi sebagai upaya pengendalian risiko. Berikut tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam meminimalisir risiko produki sayuran organik diantaranya :. Melakukan Kegiatan Diversifikasi Kegiatan diversifikasi tanaman dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman dan diversifikasi dapat dilakukan pada lahan yang berbeda dan secara tumpang sari tetpai dalam waktu yang sama.dengan adanya diversifikasi maka dapat menutupi kegiatan produksi yang mengalami penurunan dan dapat meminimalisirkan risiko yang ada. Hal ini dapat dibuktikan melalui perhitungan risiko dalam penelitian ini. Namun, kegiatan diversifikasi ini tidak menghilangkan risiko produksi yang ada secara keseluruhan. Namun dengan demikian diversifikasi mampu menurunkan risiko brokoli, caisim dan wortel. Diversifikasi pada The Pinewood Organic Farm dapat dilakukan berdasarkan pola tanam yang telah diterapkan perusahaan. Penjadwalkan penanaman yang lebih intensif jika melakukan diversifikasi agar hasil yang diperoleh semakin baik. Selain itu diversifikasi dapat mengefisiensikan biaya dimana alat serta tenaga kerja dapat dilakukan sekaligus sehingga biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan tenaga kerja dapat diminimalkan. Oleh karena itu diversifikasi usahatani merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi yang akan berpengaruh pada produkstifitas dan pendapatan perusahaan. 2. Pengendalian Hama dan Penyakit Sayuran organik merupakan tanaman yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Sehingga hama dan penyakit tanaman merupakan faktor risiko pada kegiatan budidaya tanaman organik. Untuk mengatasi hama dan penyakit perusahaan dapat menerpakn sistem rotasi pada tanaman dengan family yang berbeda sera melakukan sanitasi lingkungan secara rutin atau disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan gulma dan memutuskan sistem hidup hama melalui pemberaan lahan 3. Memperbaiki Fasilitas Fisik Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan harus mendapatkan perawatan yang baik, seperti memlihara green house yang berlubang. Hali ini dimaksudkan agar menghindari hama dan penyakit tanaman yang masuk kedalam. Serta perawatan yang lebih insentif untuk memelihara tanaman sayuran organik harus lebih ditingkatkan. 4. Pemanenan dan Pengemasan Pemanenan dan pengemasan merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik sayuran organik yang akan

46 dipasarkan kepada konsumen. Oleh karena itu panen yang dilakukan harus memperhatikan jenis tanaman (sayuran daun/sayuran buah), serta pertimbangan waktu panen sampai pada pengemasan, hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar produk yang dipanen tetap terjaga kesegarannya sampai ketangan konsumen dan keadaan fisik sayuran, karena akan mempengaruhi kualitas yang sangat baik (tidak layu, tidak kotor dan tidak ada bekas serangan hama penyakit) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengusahakan beberapa jenis komoditi sayuran organiknya disebabkan karena adanya beberapa sumber risiko. Sumber-sumber risiko yang produksi tersebut adalah cuaca yang sulit diprediksi, tingginya kelembaban akibat timbulnya kabut, serta adanya hama penyakit. The Pinewood Organic Farm melakukan upaya untuk dapat meminimalkan risiko produksinya dengan cara diversifikasi. Kegiatan diversifikasi yang telah dilakukan The Pinewood Organik Farm ternyata dapat menurunkan risiko produksi. Kegiatan diverfisikasi tidak membuat risiko produksi menjadi nol. Artinya walaupun perusahaan telah melakukan diversifikasi, tetapi perusahaan akan tetap menghadapi risiko produksi pada kegiatan usaha sayuran organiknya. Berdasarkan hasil perbandingan tingkat risiko pada kegiatan diversifikasi yang dilakukan pada kombinasi dua komoditas dan tiga komoditas. Diperoleh hasil yang tidak berbeda secara signifikan pada komoditas anatara brokoli - wortel dan wortel caisim. Yang mebedakan dari keduanya apabila diusahakan brokoli wortel akan menghasilkan nilai Expected Return yang lebih tinggi dibandingkan dengan wortel dan caisim yang memiliki nilai Expected Return yang lebih rendah. hasil dari kombinasi tiga komoditas memiliki nilai yang lebih rendah bila diba ndingkan dengan kegiatan spesialisasi maupun kombinasi dua komoditas. Maka, hasil dari analisis ini dapat dikatakan bahwa kegiatan portofolio atau diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi yang ada. Perusahaan dalam menangani risiko produksi tersebut melakukan berbagai alternatif penanganan strategi antara lain adalah melakukan diversifikasi yaitu dengan cara mengusakan banyak jenis komoditas. Sehingga dapat meminimalisirkan risiko. Untuk menangani kekurangan dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan menyuplai dari petani lain dengan sistem beli putus. Saran Pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada pada The Pinewood Organic Farm agar dapat meminimalkan risiko yang ada. Dengan memproduksi banyak jenis komoditas sayuran organik lainnya agar dapat lebih meningkatkan penerimaan yang didapatoleh perusahaan disamping risiko yang dihadapi.

47 Selain diversifikasi perbaikan manajemen internal perusahaan yang baik, dengan pembagian tugas yang jelas perlu dilakukan agar kegiatan produksi dilapang dapat berjalan dengan baik. Serta perbaikan teknologi seperti green house yang rusak. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Hias di Indonesia. [25 Oktober 203] Cher, Y.F. 20. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada PT Masada Organik Indonesia di Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Darmawi H Manajemen Risiko. Padang: Bumi Aksara. Diether K. B Mean Variance Analysis A Portfolio of Three Risky Assets. Fisher College of Business. [20 Desember 203] Direktorat Jenderal Hortikultura. 20. Buku Saku Data Hortikultura Dirjen Hortikultura Pasar Minggu. Jakarta. Elton E. J., M. J. Gruber Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. 6 th edition. New York: John Wiley & Sons Inc. New York. Firmansyah R. R Risiko portofolio pemasaran sayuran organik pada perusahaan Permata Hati Organic Farm Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Kountur R Manajemen Risiko Operasional: Memahami Cara Mengelola Risiko Operasional Perusahaan. Jakarta: PPM. Sembiring L Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada ThePinewood Organic Farm di Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Wisdya S Analisis risiko anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

48 Lampiran Struktur Organisasi pada The Pinewood Orgnic Farm General Manager Manager Departemen Pertanian Karyawan Karyawan Kepala Kebun Kepala Bagian Jamur Karyawan Bagian Gudang Saprotan Bagian Pembuatan kompos Bagian Pembibitan Bagian Pemeliharaan dan Panen Bagian Sortir, Grading & pengemasan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Gambar 2 Struktur Organisasi The Pinewood Organic Farm

49 Lampiran 2 Data Produksi Brokoli Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus 203 P eriode Brokoli (4 bed x8) Harga : Rp 48000/kg Produk si (kg) Produktivititas (LuasPanen 72 m2)

50 Lampiran 3 Data Produksi Caisim Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus 203 P eriode Caisim (3 bed x0) Harga : Rp 34000/kg Produksi (kg) Produktivitas (Luas Panen 90 m2)

51 Lampiran 4 Data Produksi Wortel Pada The Pinewood Organic Farm September 20 Hingga Agustus 203 P eriode Wortel (3 bed x 0) Harga : Rp Produktivitas (Luas Panen /Kg 90 m2) Produk si (kg)

52 Lampiran 5 Tiga komoditas Unggulan The Pinewood Organic Farm Gambar 3 Tanaman Brokoli padathe Pinewood Organic Farm Gambar 4 Tanaman Caisim pada The Pinewood Organic Farm Gambar 5 Tanaman Wortel pada The Pinewood Organic Farm

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi trend baru masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi sayuran organik ini dilaksanakan di PT Masada Organik Indonesia, Desa Ciburial, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi wortel dan bawang daun dilakukan di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI YUNITA ARIANI ZEBUA H34096127 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI IRIANA WAHYUNINGSIH H34080045 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR SKRIPSI HELENTINA SITUMEANG H34096040 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ben s Fish Farm di Kampung Cimanggu Tiga, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI PUTRI ANNISA CHER H34070052 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian Risiko harga suatu komoditas dapat bersumber dari fluktuasi harga output maupun harga input pertanian. Umumnya kegiatan produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Natalia Nursery. Perusahaan ini merupakan perusahaan pribadi yang memiliki dua lahan budidaya yaitu di Desa Tapos,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi tentang petani dan usahatani, terutama dari aspek budidaya sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia. Namun, kajian dan penelitian dalam hal pemilihan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelompoktani Pondok Menteng yang terletak di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR Oleh: SANTI ROSITA A14304026 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI RISIKO USAHA PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI KABUPATEN BOGOR

DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI RISIKO USAHA PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI KABUPATEN BOGOR DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI RISIKO USAHA PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM DI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MUTIA YOFANI H34096070 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia 58 V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH 5.1. Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia Bawang merah sebagai sayuran dataran rendah telah banyak diusahakan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan

Lebih terperinci