BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah meneliti, mengkaji, memahami dan menganalisis hasil

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah meneliti, mengkaji, memahami dan menganalisis hasil penelitian perubahan alih fungsi lahan Eks Pabrik Es Saripetojo menjadi Hotel Saripetojo yang tejadi pada tahun awal tahun 2011 akhir tahun 2012, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut : 1) Pemicu konflik adalah pihak pengembang yang bekerja sama dengan Perusda Citra Mandiri Jawa Tengah yaitu PT. Whira Taruna, tidak mengindahkan surat Pemerintah Kota Surakarta. Didalam surat tersebut berisi bahwa untuk memanfaatkan lahan eks Pabrik Saripetojo harus menunggu hasil kajian arkeologis dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah meskipun pihak pengembang sudah memperoleh Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR). Namun pihak pengembang langsung melakukan kegiatan pembongkaran bangunan; 2) Penyebab konflik lainnya dilandasi oleh berbagai kepentingan stakeholder diantaranya adalah kepentingan pelestarian cagar budaya, kepentingan pemanfaatan lahan dan kepentingan ekonomi sosial; dan jenis konflik yang terjadi adalah konflik yang kompleks yaitu intrapersonal; interpersonal organisasi, horisontal antar individu, vertikal antara individu-kelompok dengan pemerintah; 139

2 3) Terdapat dua konsensus, Konsensus yang pertama dilakukan untuk penyelesaian status cagar budaya, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membentuk Tim Ahli Cagar Budaya untuk mengkaji bangunan tersebut. Stakeholder yang terlibat dalam konsensus penentuan bangunan di dalam lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo Surakarta adalah Tim Ahli Cagar Budaya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Surakarta, BP3, KPCBN, dan sejarahawan/ budayawan.konsensus yang kedua dilakukan untuk menyelesaikan masalah pemanfaatan lahan dan menyelesaikan permasalahan ekonomi-sosial stakeholder yang terlibat PAWARJAN, pedagang pasar dan buah dan LSM ; 4) Dalam membangun konsensus perlu adanya perencanaan konsensus Keuntungan yang didapat dalam merencanakan konsensus dalam kasus ini adalah : - Perencanaan konsensus bisa mengidentifikasi pertanyaan yang benar dan solusi alternatif untuk sebuah masalah perencanaan. - Perencanaan konsensus bisa menjadi pendekatan yang adil untuk menyamakan perbedaan opini; - Perencanaan konsensus mampu menciptakan informasi dan pengetahuan baru yang mungkin penting dalam pembuatan produk perencanaan yang berkualitas. 5) Berdasarkan evaluasi penilaian perencanaan berbasis kompleksitas proses dan produk, tahapan-tahapan dalam membangun konsensus yang telah dilakukan oleh pemrakarsa baik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 140

3 maupun Pemerintah Kota Surakarta sesuai dengan Johan Woltjer dalam bukunya Consensus Planning termasuk kedalam tipe : a. Perencanaan Konsensus dipandang sebagai sebuah proses kolaborasi dan pembelajaran (consensus planning seen as process of collaborative and learning) untuk penyelesaian status cagar budaya; dan b. Perencanaan konsensus mempunyai makna sebuah proses penawaran dan negosiasi (consensus planning to be predomantly a process of bargaining and negosiations) untuk menyelesaikan masalah pemanfaatan lahan dan ekonomi-sosial. 6) Tingkat kepuasan terhadap hasil konsensus setelah dilakukan wawancara diklasifikasikan menjadi : a. Puas, tidak akan mempermasalahkan; b. Puas pada saat sampai dengan saat ini (batasan waktu terakhir penelitian); c. Tidak puas sampai namun tidak menimbulkan konflik baru (batasan waktu terakhir penelitian); 6.2 Saran Mendasarkan hasil kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan : 1) Kepada pengembang, investor, yang akan merencanakan pembangunan meskipun mempunyai hak dan kewenangan terhadap kepemilikan lahan, sebelum membangun/ melakukan kegiatan hendaknya mengikuti tahapantahapan aturan normatif perinjinan yang sudah diatur di dalam peraturan 141

4 perijinan sampai dengan selesai, disamping itu juga melakukan kegiatan sosialisasi (kulonuwun), menjalin komunikasi dengan pihak pihak terkait seperti masyarakat atau lingkungan di sekitarnya, dan sebisa mungkin mengakomodir kepentingan dari lingkungan sekitar sehingga dapat meminimalisir dan menghindari konflik; 2) Meskipun secara normatif dan administratif penyelesaian masalah sudah dilakukan baik pemerintah kota maupun provinsi, namun dalam memulai kegiatan tetap memperhatikan karakter masyarakat yang ada di wilayahnya dan memahami budayanya. Pendekatan humanis (nguwongke) baik secara formal maupun informal diperlukan dalam mengimplementasikan kegiatan atau proyek; 3) Konsensus/ kesepakatan dapat menciptakan situasi win-win solutions, dimana kepentingan-kepentingan stakeholder dapat terpenuhi. Konsensus dapat dijadikan alternatif penyelesaian konflik. Dalam membangun konsensus tersebut perlu adanya perencanaan konsensus, tidak ada salahnya pemrakarsa/ perencana kegiatan mereferensi literatur dalam merencanakan konsensus tersebut sebagaimana sebagaimana tahapan di bawah ini : a. Tahapan Pernegosiasi. Sebelum melaksanakan kegiatan dengan melibatkan banyak stakeholder hendaknya pemerintah/ pemrakarsa melakukan 142

5 kegiatan inventarisasi/ pendataan stakeholder yang terlibat, siapa saja yang mungkin terlibat dalam kegiatan tersebut; Setelah data inventarisasi stakeholder terpenuhi langkah berikutnya adalah jalin komunikasi melalui kegiatan sosialisasi, kegiatan sosialisasi melibatkan seluruh stakeholder yang terdata. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan beberapa kali sampai dengan tidak terjadi gesekan antar stakeholder, tidak ada kata menang dan kalah dalam kegiatan tersebut, Sampaikan tujuan kegiatan sampai dengan stakeholder memahami maksud dan tujuannya; Utarakan fakta bersama-sama keadaan yang berterus terang (sebagaimana kuadran analisis jenis permasalahan bahwa dalam kuadran empat apabila diuangkap dengan berterus terang maka yang terjadi adalah teknis infrastruktur); Tampung masukan, saran bahkan keinginan (kepentingan). Akomodir kepentingan, biasanya kepentingan tidak akan berkembang ke ranah lainnya apabila terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik antar stakeholder. b. Tahapan Negosiasi. Apabila terdapat beberapa kepetingan maka dilanjutkan dengan negosiasi mencari solusi untuk kesepakatan bersama. Setelah terjadi kesepakatan dilanjutkan dengan ratifikasi perjanjian dari masingmasing stakeholder secara tertulis dan ditandatangani bersama. 143

6 4) Mendasarkan opini tingkat kepuasan, diharapkan pemrakarsa /pihak yang memanfaatkan lahan tetap konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga nantinya setelah hotel selesai terbangun tidak akan menimbulkan konflik baru. 5) Bagi peneliti yang tertarik terhadap perencanaan konsensus dapat meneliti kelanjutannya diantaranya terkait dengan evaluasi terhadap komitmen yang terjadi di dalam kesepakatan. 144