SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT. TIARA PUTRI MANUNGGAL BANJARBARU. M. Ansyari Rahman. (Universitas Lambung Mangkurat)

Transkripsi

1 SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT. TIARA PUTRI MANUNGGAL BANJARBARU ABSTRAK M. Ansyari Rahman (Universitas Lambung Mangkurat) Penelitian ini dilakukan pada PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru yang beralamatkan di Jalan Loktabat Utara Pondok Empat Banjarbaru bergerak dalam usaha dibidang pengembangan, pembangunan dan penjualan rumah. pada bagian sistem pengeluaran kas, perusahaan sering mengalami permasalahan yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan cukup kesulitan dalam mengambil keputusan. Ada beberapa unsur-unsur pengendalian intern terhadap pengeluaran kas yang masih belum sesuai secara teoritis antara lain, untuk menghemat biaya perusahaan tersebut menggabungkan fungsi-fungsi dari pengeluaran kas dimana bagian keuangan merangkap menjadi fungsi kasir dengan fungsi akuntansi (pembukuan), dan tidak adanya pengotorisasian terhadap bukti kas keluar dari direktur maupun wakil direktur. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, dimana data tidak berhubungan langsung dengan angka-angka atau berupa data yang diukur secara tidak langsung yaitu data yang didapat berdasarkan pertimbangan karakteristik perusahaan misalnya sejarah perusahaan, tugas dan tanggung jawab dari masingmasing bagian yang terdapat pada struktur organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru masih belum melakukan pemisahan fungsi, yaitu terjadinya perangkapan fungsi kasir dan fungsi akuntansi yang hanya dilakukan oleh satu orang karyawan serta tidak adanya pengotorisasian bukti kas keluar. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu sistem yang mampu mengatur setiap pengeluaran kas PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru. Kata Kunci : Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru ABSTRACT This research was conducted at PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru addressed at Jalan Loktabat Utara Pondok Empat Banjarbaru is engaged in the business of development, development and sale of houses. On the part of the cash disbursement system, companies often experience problems that ultimately cause the company quite difficult in making decisions. There are several elements of internal control of cash expenditures that are still not theoretically appropriate, among others, to save costs the company combines the functions of cash expenditure where the financial section doubles

2 as a cashier function with accounting functions (bookkeeping), and the absence of authorization against Proof of cash out of directors and vice directors. This research is a qualitative research, where the data is not directly related to the numbers or in the form of data that is measured indirectly the data obtained based on consideration of company characteristics such as company history, tasks and responsibilities of each part contained in the structure organization. The results of this study indicate that PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru still has not separated the function, namely the occurrence of cashier functions and cashier accounting functions that are only performed by one employee and the absence of authorized cash out proof. Based on the above, it is necessary to have a system capable of managing any cash disbursements of PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangatlah pesat dan untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan penduduk tersebut maka banyak dibangunnya perumahan perumahan dengan segala kemudahan dan kemewahan yang ditawarkan, dan itu mendorong semua kalangan berlomba - lomba untuk membuat usaha dibidang pembangun perumahan. Banyak provinsi dengan kota-kota besar di Indonesia memiliki banyak lahan yang siap untuk dibangun perumahan. Saat ini di kota kota besar dan berkembang itu sendiri bermunculan pengusaha pengusaha yang bergerak dibidang pembangunan perumahan. Banyak developer perumahan yang menawarkan hunian mewah dan berfasilitas cukup baik di seluruh Indonesia. Seperti halnya di provinsi lain dengan kota kota besarnya yang maju, Kalimantan Selatan juga ikut bersaing dalam hal pembangunan perumahan. Banyak perumahan yang sudah dibangun di seluruh kota di Kalimantan Selatan itu sendiri. Pada khususnya di kota Banjarbaru banyak didirikan perumahan perumahan dengan segala fasilitas yang di tawarkan. Di Banjabaru sendiri ada beberapa kecamatan yang dibangun perumahan baru oleh developer developer yang sedang berkembang. Seperti kecamatan Banjarbaru Utara dengan desa desa yang dibangun perumahan contohnya seperti desa Loktabat Utara. Di desa loktabat utara itu sendiri berdiri perusahaan developer yang sedang berkembang yaitu PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru yang berkantorkan di jl. Loktabat Utara Banjarbaru dan memiliki usaha perumahan bukan hanya di Banjarbaru saja melainkan di gambut kabupaten Banjar juga. PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru yang beralamatkan di Jalan Loktabat Utara Pondok Empat Banjarbaru yang bergerak dalam usaha dibidang pengembangan, pembangunan dan penjualan rumah. Dimana saat melakukan pengeluaran kas tersebut tidak menerapkan pengendalian intern yang baik seperti perangkapan fungsi dimana

3 bagian keungan merangkap menjadi fungsi kasir dan fungsi akuntansi. Dalam melakukan penanganan terhadap transaksi pengeluaran kas pada PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru masih belum memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik, hal ini dapat dilihat dari perangkapan fungsi jabatan yaitu bagian keuangan merangkap menjadi fungsi kasir dan fungsi akuntansi, serta tidak adanya pengotorisasian bukti kas keluar sehingga dapat mudah sekali terjadi kecurangan atau manipulasi. HASIL PENELITIAN Setelah adanya perubahan struktur organisasi tersebut diharapkan kelemahan yang ada selama ini dapat diatasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyalahgunaan terhadap kas. Adapun bentuk struktur organisasi yang disarankan dalam usaha perbaikan struktur organisasi PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru dengan cara memisahkan bagian keuangan, fungsi kasir dan fungsi akuntansi serta melakukan pengotorisasian bukti kas keluar. Struktur Organisasi yang Disarankan PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru Direktur Wakil Direktur Komisar Kabag. Keuangan Marketing Kasir Kabag. Teknik Keamanan Accountin Logistik Arsitek pelaksana

4 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas yang harus terpenuhi oleh PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru Perusahaan sebaiknya membuat sistem wewenang ataupun otorisasi dalam dokumen bukti kas keluar dan cek. Dalam hal ini sebaiknya pengotorisasian dilakukan oleh direktur atau wakil direktur agar setiap transaksi pengeluaran kas dapat diawasi dengan baik dan terhindar dari penyalahgunaan wewenang maupun penyelewengan dari karyawan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya membuat bukti kas keluar bukan hanya satu rangkap saja melainkan 3 (tiga) rangkap yang dibuat oleh bagian keuangan dengan pengotorisasian dari direktur maupun wakil direktur, untuk bukti kas keluar yang pertama diberikan kepada kreditur bersamaan dengan cek yang telah di otorisasi oleh wakil direktur, bukti kas keluar kedua bersama dengan dokumen pendukung diberikan kepada bagian akuntansi sebagai bukti adanya transaksi pengeluaran kas, dan bukti kas keluar yang ketiga disimpan pada bagian keuangan sebagai arsip permanen. Adapun bentuk bukti kas keluar yang di sarankan oleh penulis dengan sistem pengotorisasian dari wakil direktur, kepala bagian keuangan, dan kasir dapat pada gambar 4.4 sebagai berikut: Gambar 4.4 Bukti Kas Keluar yang disarankan PT.TIARA PUTRI MANUNGGAL Banjarbaru No. BKK : 0001 JL.Loktabat Utara Pondok Empat Banjarbaru No. Cek : Phone: _Banjarwaluh@gmail.com Dibayarkan Kepada: BUKTI KAS KELUAR Jumlah Uang : Rp Untuk Keperluan : Tanda tangan tanggal No. Rek Jumlah Wakil Direktur Keuangan Kasir

5 Praktik yang sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi yang harus terpenuhi oleh PT. Tiara Putri Manunggal Banjarbaru. a. Perusahaan sebaiknya melakukan pengawasan dan pemeriksaan mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas ditangan maupun yang dibank dengan jumlah kas menurut catatan akuntansinya, hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan dan memastikan bahwa keandalan catatan akuntansinya terjamin dan dapat dipercaya kebenarannya. b. Sebaiknya perusahaan bekerja sama dengan perusahaan percetakan agar bisa membuat formulir bernomor urut tercetak. Dan menggunakan formulir bernomor urut tercetak guna untuk menjaga ketelitian dan menghndari kesalahan pengisian dalam formulir permintaan cek, bukti kas keluar, dan cek, serta mempermudah mencari formulir apabila formulir tersebut hilang. Adapun bentuk formulir bernomor urut tercetak yang disarankan oleh penulis dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut: Gambar 4.5 Formulir Permintaan Cek yang Disarankan PERMINTAAN CEK NAMA BAGIAN NAMA DEPARTEMEN TANGGAL PERMINTAAN NOMOR PERMINTAAN Untuk Keperluan Jumlah Rupiah dalam Huruf

6 JUMLAH DALAM ANGKA DEPARTEMEN YANG MENYETUJUI BAGIAN YANG MEMINTA c. Sebaiknya perusahaan juga mengadakan rekonsiliasi secara rutin setiap bulan terhadap dokumen bukti kas keluar dengan catatan akuntansinya agar meminimalisasikan adanya kemungkinan kecurangan khususnya pada transaksi pengeluaran kas. Berdasarkan 3 (Tiga) aspek diatas agar terlaksananya sistem pengendalian intern pengeluaran kas dengan baik, maka penulis menyarankan bagan alir pengeluaran kas pada bagan 4.6 sebagai berikut : Bagian yang memerlukan kas Bagian kasir Kepala Keuangan Bagian Akuntansi Mulai 1 3 BKK 1 Formulir Permintaan cek BKK Mengisi Formulir cek Mengisi cek dan meminta otorisasi atas cek Membuat bukti kas keluar T Dp Formulir permintaan Cek 3 N Cek BKK 1 BKK 1 Jurnal Umum 1 Ke Kreditur 3 T Selesai

7 KESIMPULAN Sistem pengeluaran kas yang ada diperusahaan secara teoritis masih belum sesuai, karena masih banyak pengendalian intern terhadap pengeluaran kas yang tidak memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern pengeluaran ka situ sendiri. Antara lain: 1. Semua transaksi pengeluaran kas yang besar maupun kecil perusahaan menggunakan kas tunai. Terdapat perangkapan fungsi seperti antara fungsi kasir dan fungsi akuntansi menjadi bagian keuangan, dimana bagian unit kegiatan usaha tersebut menangani proses pngeluaran kas dari awal sampai akhir yang memungkinkan terjadinya manipulasi atau kecurangan didalamnya. 3. Tidak hanya itu bukti kas keluar yang digunakan dalam transaksi hanya menggunakan satu rangkap saja, yaitu hanya kwitansi yang digunakan sebagai bukti kas keluar. Dan bukti kas keluar tersebut juga tidak terotorisasi dan tidak bernomor urut tercetak. 4. Perusahaan tidak mengkoreksi ataupun meneliti terhadap catatan transaksi pengeluaran kas yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Cv Andi Offiset. Baridwan, Zaki Intermedite Accounting. Edisi 5. Yogyakarta : BPFE Diana dan Setiawati Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan, Proses dan Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Hall, James A, 009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi,013. Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat. Romney, Marshall B, 014. Accounting Information syste. Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat. Reniey, Mec kas/. Sujarweni, V. Wiratna, 015. Sistem Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar. Buku. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat

8