BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Tempat penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Tempat penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Tempat penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondohutomo Semarang, sebagai salah satu pusat rujukan pasien dengan gangguan Jiwa di Jawa Tengah. RSJD Amino Gondohutomo Semarang merupakan milik pemerintah provinsi Jawa Tengah, dengan tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan jiwa dengan visi Rumah Sakit pusat rujukan pelayanan dan pendidikan kesehatan Jiwa kebanggaan Jawa Tengah (Bidang keperawatan, RSJ Amino Gondo Hutomo Jateng 2014). Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondohutomo untuk pelayanan kesehatan jiwa pada pasien gangguan jiwa adalah pelayanan rawat jalan 6 hari kerja, UGD 24 jam x 7 hari kerja, pelayanan rawat inap dengan VIP kelas 1, 2, dan 3, pelayanan rehabilitasi pada klien gangguan jiwa, pelayanan family gathering, pelayanan rekreasi pada klien gangguan jiwa, pelayanan integrasi ke 47

2 Rumah Sakit Umum (RSU) daerah pantura selatan dan Utara, dan pelayanan di panti-panti sosial. Dari data yang di dapat di RSJD Amino Gondohutomo Semarang, terdapat 776 pasien gangguan jiwa yang relaps selama periode januari sampai dengan mei 2014, pasien gangguan jiwa yang relaps dengan berbagai sebab, di antaranya adalah karena tidak adanya biaya berobat, pasien tersebut sudah merasa sembuh, pasienyang tidak mau minum obat, pasien takut ketergantungan dengan obat psikotik, ketidaktahuan pasien dan keluarga, jarak rumah pasien dengan pelayanan kesehatan jiwa yang cukup jauh, kurangnya support sistem dari keluarga pasien. RSJ Amino Gondohutomo Semarang pertama kali berdiri pada tahun 1948 di jalan Sompok Semarang, sebagai tempat penampungan pasien psikotik akut (doorganshuizen). Pada tahun 1912 pindah ke kleedingmagazjin, sebuah gedung tua yang di bangun pada tahun 1978 di jalan cendrawasih tawang, namanya kemudian berubah menjadi doorganshuizen tawang. Sejak tanggal 21 Januari 1928 berganti nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang (Kranzinnigenggestichten), dan mulai menerima pasien 48

3 pasien psikotik gangguan jiwa mulai tanggal 2 Februari Tanggal 2 februari 1928 di tetapkan sebagai hari jadi RSJ pusat Semarang. Sejak tanggal 4 Oktober 1986, seluruh kegiatan RSJ pusat Semarang pindah ke Jalan Brigjen Sudiarto no 347 Semarang. Tanggal 9 februari 2001, berganti nama menjadi RSJ Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Dr. Amino Gondohutomo sendiri adalah seorang psikiater pertama di Indonesia yang lahir di Surakarta Jawa Tengah. Tangal 1 Januari 2002 RSJ pusat Dr. Amino Gondohutomo berubah nama menjadi RSJ daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang sesuai SK Gubernur Jawa Tengah no 440/09/2002, Februari Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang pada tanggal 16 juni july 2014 dengan probality sampling yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua populasi untuk menjadi sampel penelitian. Selama 20 hari pengambilan data jumlah responden yang didapat mencapai 30 sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga 49

4 pasien gangguan jiwa yang mengalami relaps dan sementara dirawat di rumah sakit jiwa daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang. Penelitian dilakukan diseluruh ruangan rawat inap, yang mencakup 12 bangsal, 2 ruang VIP dan 1 ruang HCU/ Upip. Sebelum bertemu dengan keluarga, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada perawat shift disetiap ruangan, setelah itu peneliti bertemu dengan keluarga pasien yang datang. Sebelum memberikan kuesioner kepada calon responden, peneliti terlebih dahulu membina hubungan saling percaya dengan calon responden. Waktu yang digunakan peneliti untuk pengisian kuesioner sekaligus dengan wawancara rata-rata antara menit per responden. Selama melakukan penelitian, peneliti mengalami beberapa kendala diantaranya adalah : 1. Peneliti kesulitan dalam berbahasa jawa, sebagian besar responden menggunakan bahasa jawa dan sedikit menggunakan bahasa indonesia. 2. Peneliti kesulitan dalam membina hubungan saling percaya (BHSP) dengan calon responden, karena mereka mengatakan pusing memikirkan 50

5 keluarga yang sementara dirawat dan ada yang tidak mau diganggu. 3. Peneliti juga kesulitan menemukan calon responden karena tidak setiap hari keluarga menjenguk anggota keluarga mereka yang sementara dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Data Umum Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) Responden (f) Laki Laki % Perempuan % Jumlah Total % Tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa dari 30 responden 53,33% atau 16 responden berjenis kelamin laki laki dan 46,67% atau 14 responden berjenis kelamin perempuan. 51

6 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tingkat Usia Jumlah Responden (f) Persentase (%) tahun % tahun % tahun % > 60 tahun % Jumlah Total % Berdasarkan tabel 4.2 menjelaskan bahwa dari 30 responden terdapat 1 responden atau 3.33 % berusia tahun, sedangkan 8 responden atau % berada pada usia tahun,19 responden atau % berusia tahun dan 2 responden atau 6.67 % berusia diatas 60 tahun. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Hubungan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Status Hubungan Jumlah Responden (f) Persentase (%) Ayah / Ibu % Kakak / Adik % Suami / Istri % Anak % Saudara % Jumlah Total % 52

7 Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa dari 30 responden penelitian terdapat 40 % atau 12 responden yang bersatus ayah/ibu dari pasien yang dirawat, % atau 8 responden berstatus kakak/adik, 16.67% atau 5 responden yang berstatus suami/istri, 3.33% atau 1 responden yang berstatus Anak dan atau 4 responden merupakan saudara dari pasien yang dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (f) Persentase (% SD % SMP % SMA % Perguruan Tinggi % Tidak Sekolah 3 10 % Jumlah Total % Tabel 4.4 menjelaskan bahwa dari 30 responden penelitian terdapat % atau 10 responden yang berpendidikan sampai tingkat SD, % atau 5 responden yang berpendidikan sampai SMP, % 53

8 yang berpendidikan sampai dengan SMA, 3.33 % atau 1 responden yang berpendidkan sampai perguruan tinggi dan 10 % atau 3 responden yang tidak sekolah. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Pekerjaan Jumlah Responden (f) Persentase (%) Petani % Wiraswasta % Pekerjaan lain % Jumlah Total % Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa dari 30 responden terdapat % atau 11 responden bekerja sebagai petani, % atau 11 responden bekerja sebagai wiraswasta dan % memiliki pekerjaan lain Data Khusus Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga pasien relaps ganggguan jiwa dengan melakukan analisis data, kemudian dibuat tabel distribusi untuk menentukan atau menggolongkan tinggi rendahnya 54

9 pengetahuan keluarga. untuk mengetahui pengkategorian pengetahuan keluarga terhadap anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa digunakan rumus statistik menurut Sudjana (2002) Panjang kelas (p) = Rentang kelas Banyak kelas Dalam rumusan diatas, menjelaskan bahwa : p= rentang/banyak kelas dan p merupakan panjang kelas, dengan 21 item pernyataan maka, rentang kelas ( nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) yaitu = 30 dan banyak kelas dibagi atas 2 kategori kelas untuk pengetahuan keluarga, maka diperoleh panjang kelas sebesar 15. Dengan p = 15 dan nilai terendah 54 sebagai batas bawah kelas pertama, maka pengetahuan keluarga dikategorikan atas kelas sebagai berikut : Pengetahuan keluarga rendah : Pengatahuan keluarga tinggi : Berikut ini sajian data mengenai data pengetahuan keluarga pada pasien relaps gangguan jiwa. 55

10 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Keluarga Pengetahuan No Kategori Jumlah persentase Responden (f) 1 Tinggi 16 53,33 % 2 Rendah % Jumlah Total Berdasarkan tabel distribusi pengetahuan keluarga diatas yang menunjukan bahwa frekuensi pengetahuan keluarga dari pasien rawat inap di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden atau % sedangkan responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 14 responden atau % dari total 30 responden penelitian Distribusi Frekuensi Relaps Gangguan Jiwa Untuk mengetahui frekuensi relaps keluarga responden penelitian dengan melakukan analisis data, kemudian dibuat tabel distribusi untuk menentukan atau menggolongkan tinggi rendahnya frekuensi relaps dari pasien / keluarga responden di RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang. Penilaian frekuensi relaps 56

11 gangguan jiwa dinilai berdasarkan kejadian relaps gangguan jiwa (Nurdiana, 2007). Frekuensi relaps pasien gangguan jiwa Tinggi : Bila pasien dalam satu tahun mengalami relaps lebih dari atau sama dengan dua kali. Sedang : Bila dalam satu tahun mengalami relaps satu kali. Rendah : Bila dalam satu tahun tidak pernah mengalami relaps. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Relaps Pasien Gangguan Jiwa No Kategori Jumlah Persentase Responden (f) (%) 1 Tinggi % 2 Sedang % 3 Rendah 6 20 % Jumlah Total % Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi relaps pada pasien gangguan jiwa di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan kategori tinggi mencapai % atau 14 pasien gangguan jiwa sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 10 atau 57

12 33.3 % orang pasien gangguan jiwa dan untuk kategori rendah berjumlah 6 atau 20 % dari 30 keluarga pasien gangguan jiwa Hasil Penelitian Uji Bivariat Korelasi Pengetahuan Keluarga dengan Relaps Pasien Gangguan Jiwa Setelah seluruh data data terkumpulkan, kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan korelasi Spearman dengan bantuan program komputer SPSS 16 ( statistical program for social science 16). Dari hasil pengolahan data secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.8.1Korelasi Pengetahuan Keluarga Terhadap Frekuensi Relaps Pasien Gangguan Jiwa Relaps Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tinggi Rendah Jumlah Total Berdasarkan pada tabel diketahui bahwa pada responden yang tingkat pengetahuannya tinggi, kejadian relaps tinggi sebanyak 7 responden, relaps 58

13 sedang 5 responden dan rendah 4 responden sedangkan pada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah,kejadian relaps tinggi sebanyak 7 responden, relaps sedang 5 responden dan relaps rendah 2 responden. Tabel Korelasi Pengetahuan Keluarga Terhadap Frekuensi Relaps Pasien Gangguan Jiwa Pengetahuan Pengetahuan pearson correlation 1 Sig (2-tailed) N 30 Relaps pearson correlation Sig (2-tailed).036 N 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). relaps Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi (p) < 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Nilai koefesien korelasi (p) tidak mendekati angka 1 yang berarti terdapat derajat hubungan yang lemah antara pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien 59

14 gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Pada tabel dapat dilihat juga bahwa nilai signifikansi antara pengetahuan keluarga dengan relaps pasien gangguan jiwa yaitu (p) = pada penilaian < 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 ditolak dan Hipotesis H1 diterima yaitu ada hubungan pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr.Amino Gondohutomo Semarang. 4.2 Pembahasan Data Demografi Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses komunikasi, karena komunikasi merupakan media tersampainya informasi. Keluarga dengan jenis kelamin perempuan akan menggunakan bahasa dalam mengungkapkan kasih sayang, berbeda dengan laki laki yang menggunakan bahasa untuk hal- hal yang bersifat negosiasi dan kebebasan (potter & perry, 2005). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan selisih 60

15 antara jumlah responden laki laki dan responden perempuan. Dari 30 responden penelitian terdapat 16 responden atau % berjenis kelamin laki-laki dan 14 responden atau % berjenis kelamin perempuan. Perbedaan perilaku laki laki dan perempuan dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal sedangakan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan sehingga terdapat kemungkinan wanita lebih peka terhadap munculnya tanda tanda gangguan jiwa pada anggota keluarganya (Sunaryo, 2004). Jenis kelamin mempengaruhi kepekaan seseorang terhadap munculnya tanda gangguan jiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan anggota keluarga pria ataupun wanita di rumah dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi upaya pencegahan relaps pasien gangguan jiwa Umur responden Umur adalah lama waktu hidup atau ada (Hoetomo,2005) sedangkan pada Wikipedia Bahasa 61

16 Indonesia Umur manusia merupakan satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan seseorang sejak lahir sampai dengan waktu umur itu dihitung. Karakteristik berdasarkan umur responden, mayoritas responden berumur tahun yaitu sebanyak 19 responden (63.33 %), responden yang berumur tahun yaitu 1 responden (3.33 %), responden yang berumur sebanyak 8 responden (26.67 %) dan yang berumur > 60 tahun 2 responden (6.67 %) dari total 30 responden penelitian. Faktor umur perlu dikaji, karena faktor kematangan yang menyangkut pertumbuhan fisik, perkembangan psikologis dan pemenuhan kebutuhan sosial yang dipengaruhi faktor internal berpengaruh terhadap proses belajar. Peneliti membagi rentang umur menjadi 4 kategori yaitu tahun, tahun, tahun dan lebih dari 60 tahun berdasarkan tugas perkembangan dan kemampuan fisiknya. Menurut Sunaryo (2004) Tugas perkembangan pada rentang tahun adalah economically, intelectually dan emotionally self sufficient yang dianggap telah menjadi pribadi 62

17 individu yang matang, sedangkan individu yang diatas 60 tahun (lanjut usia) secara alamiah terjadi penurunan fungsi dalam tubuh meskipun individu dalam keadaan sehat. Hasil penelitian dengan persentase terbesar berada pada usia tahun sebanyak 19 responden atau % dan tahun sebanyak 8 responden (26.67 %) yang artinya kedua persentase terbesar dari 2 kategori pembagian umur berdasarkan E.Hurlock berada dalam rentang umur tahun menunjukan bahwa sebagian besar keluarga dianggap mampu menerima pengetahuan tentang perawatan dan coping mechanism terhadap pasien gangguan jiwa beserta penerapannya dalam kehidupan sehari hari Status Hubungan Keluarga Keluarga merupakan fondasi primer bagi perkembangan kemampuan sosial seseorang. Santrock (2002) menyatakan bahwa keluarga merupakan bagian yang penting dari jaringan sosial setiap individu. Status hubungan dalam keluarga menjadi hal yang sangat penting dalam menjalin 63

18 hubungan antar individunya, setiap anggota keluarga memiliki pengaruh yang berbeda pada diri individu. Besarnya pengaruh seorang anggota keluarga bergantung pada hubungan emosional yang terdapat pada anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya. Menurut Cicirelli 1996, bukan saja peran orang tua yang sangat penting dalam perkembangan anak atau anggota keluarga lainnya namun, hubungan dengan anggota keluarga lain juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap anggota keluarga yang lain. Hasil penelitian status hubungan responden dengan pasien gangguan jiwa di RSJD Dr. Amino Gondohutomo dari 30 responden terdapat 12 responden (40 %) yang memiliki hubungan sebagai ayah/ibu dari pasien, 8 responden (26.67 %) sebagai kakak/adik dari pasien, 5 responden (16.67) sebagai suami/istri dari pasien, 1 responden (3.33 %) sebagai anak dari pasien dan 4 responden (13.33) memiliki hubungan sebagai saudara dari pasien gangguan jiwa yang rawat inap di RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas keluarga yang membesuk pasien gangguan jiwa 64

19 adalah orang tua, ini dikarenakan sebagian besar pasien gangguan jiwa yang dirawat adalah pasien dengan status belum menikah sehingga masih merupakan tanggung jawab orang tua dalam memenuhi kebutuhannya, baik itu kebutuhan sehari hari maupun kebutuhan kesehatan yang diperlukan oleh pasien Pendidikan Responden Pendidikan merupakan usaha terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar seseorang secara efektif mengembangkan potensi dirinya. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan, dari 30 responden didapatkan 10 responden (33.33 %) yang pernah menjalani pendidikan tingkat SD, 5 responden (16.67 %) yang menjalani pendidikan tingkat SMP, 11 responden (36.67 %) yang menjalani pendidikan tingkat SMA sedangkan 1 responden (3.33 %) yang menjalani pendidikan sampai perguruan tinggi dan 3 responden lainnya tidak pernah bersekolah. Pendidikan pada dasarnya berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik pendidikan 65

20 secara formal maupun informal. Notoadmojo 2010 mengatakan bahwa hasil pendidikan adalah perubahan kemampuan, penampilan atau perilaku yang didasari oleh penambahan pengetahuan, sikap dan keterampilan namun perubahan pengetahuan belum menjamin adanya perubahan perilaku sebab perilaku baru tersebut terkadang memerlukan material. Oleh karena itu untuk adanya perubahan perilaku keluarga terhadap anggota keluarga mereka yang merupakan pasien gangguan jiwa diperlukan dukungan dari segi pengetahuan yang diimbangi dengan faktor fisik (pendapatan) dan nonfisik (pendidikan, sikap, keterampilan) yang seimbang Pekerjaan Responden Dalam Yosep (2009), menyatakan bahwa masalah ekonomi merupakan masalah yang paling dominan sebagai pencetus gangguan jiwa di Indonesia, berdasarkan pada fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008) mengatakan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi ekonomi. Fungsi ekomoni adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan 66

21 keluarga secara finansial dan menjadi tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hasil penelitian berdasarkan pada pekerjaan responden dari 30 responden terdapat 11 responden (36.67 %) memiliki pekerjaan sebagai petani sedangkan 11 responden (36.67 %) bekerja sebagai wiraswasta dan 8 responden (26.66 %) memiliki pekerjaan lain. Menurut sulistyono dalam Zulkifli 2004 menyatakan bahwa pekerjaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan status ekonomi. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai petani dan wiraswsasta sehingga faktor ekonomi (pendapatan) mempengaruhi pelayanan dan perawatan pasien gangguan jiwa Identifikasi Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan Responden Pengetahuan tentang kesehatan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang terhadap cara cara memelihara kesehatan. Pengetahuan keluarga dapat diukur dengan 67

22 mengajukan pertanyaan secara langsung (wawancara) atau perntanyaan tertulis (kuesioner) indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan ressponden tentang variabel atau komponen kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden ditempat penelitian terbagi atas 2 tingkat. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 14 responden (46.67 %) dan yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden (53.33 %) dari total 30 responden. Menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman atau apa yang telah dipelajari sebelumnya akan menyebabkan terjadi perbedaan interpretasi yang kemudian berpengaruh terhadap perilaku keluarga dalam bertindak dan memperlakukan pasien gangguan jiwa, yang berarti keluarga berada pada tingkatan amplikasi sesuai dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo,2007). 68

23 Frekuensi Relaps Gangguan Jiwa Penelitian ini mengukur frekuensi relaps pasien gangguan jiwa selama pasien mengalami gangguan jiwa. Frekuensi relaps yang digunakan yaitu frekuensi relaps dari Nurdiana (2007) yang mengatakan bahwa frekuensi relaps tinggi bila pasien dalam satu tahun mengalami relaps lebih dari atau sama dengan dua kali sedangkan sedang bila dalam satu tahun mengalami relaps satu kali dan rendah bila dalam satu tahun tidak pernah mengalami relaps. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden terdapat 14 responden (46.67 %) yang anggota keluarganya mengalami relaps pada tingkatan tinggi, sedangkan 10 responden (33.33 %) anggota keluarganya mengalami relaps pada tingkatan sedang dan 6 responden (20 %) anggota keluarga responden yang mengalami relaps tingkat rendah di RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang. Salah satu faktor penyebab terjadinya relaps adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan dengan pasien, Notoatmodjo (2005) juga mengatakan bahwa proses penyembuhan dan pemulihan bukan hanya dari faktor 69

24 rumah sakit saja, tetapi juga dari faktor keluarga. Peran serta keluarga dalam proses penyembuhan dan perawatan pasien gangguan jiwa dari berapa kali pasien dirawat atau mengalami relaps. Tomb 2004 menyatakan bahwa pasien gangguan jiwa yang paling beresiko untuk mengalami relaps adalah pasien yang berasal dari keluarga yang tidak memberikan kebebasan kepada penderita dan mensituasikan pasien seolah olah dalam keadaan sakit, dan tidak adanya kepercayaan yang diberikan keluarga pada pasien Korelasi Pengetahuan Keluarga Terhadap Relaps Pasien Gangguan Jiwa Data tingkat pengetahuan dan frekuensi relaps pasein gangguan jiwa telah didapatkan kemudian dicari korelasi antar kedua variabel dengan bantuan program komputer SPPS versi 16, menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai signifikasi (p) 0.036, < 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengatahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan jiwa. 70

25 Relaps merupakan indikator yang menunjukan kondisi kesehatan pasien, termasuk pada pasien gangguan jiwa. Blum tahun 1974 dalam Notoatmodjo 2003 menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sehat atau tidaknya seseorang yakni faktor keturunan, lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor perilaku. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai peran yang paling besar terhadap status kesehatan, yang disusul oleh perilaku, pelayan kesehatan, keturunan dan selanjutnya pengetahuan berada diarea lingkungan dan perilaku. Lingkungan yang dalam lingkup terkecil adalah keluarga, dianggap paling berperan penting dalam proses penyembuhan pasien, bukan hanya obat dan terapi medis saja. Anggota keluarga dalam rentang umur tahun dianggap mampu menerima pengetahuan tentang perawatan pasien dan coping mechanism keluarga terhadap pasien gangguan jiwa serta penerapanya dalam kehidupan sehari hari, berkaitan dengan fungsi ekonomi, intelektual, dan emosional yang telah terpenuhi. Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi tindakan perawatan yang dilakukan keluarga. Keberadaan anggota keluarga laki laki ataupun 71

26 perempuan mempengaruhi kepekaan keluarga atas munculnya tanda gangguan jiwa yang berpengaruh pada ada -tidaknya upaya pencegahan relaps pasien gangguan jiwa. Kedua faktor diatas apabila didukung dengan pendidikan keluarga dapat memperkuat upaya keluarga dalam berprilaku kepada anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa. Hasil pendidikan adalah perubahan kemampuan, sikap dan keterampilan Oleh karena itu keluarga sebagai bagian dari lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kesehatan. Semakin tingginya tingkat pendidikan diharapkan akan semakin luas pula pengetahuan responden serta semakin mudah dan cepat dalam menerima informasi dari berbagai media tentang kesehatan/gangguan jiwa. Hal ini didukung oleh pendapat Santoso 1994 yang menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh maka semakin mudah dalam menyerap informasi baru. Faktor penyebab terjadinya relaps diantaranya adalah keluarga, bagian terpenting dari keluarga adalah pengetahuan tentang gangguan jiwa dan pencegahan relaps bagi pasien gangguan jiwa, keluarga memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses perawatan 72

27 pasien. Berdasarkan hasil uji korelasi antara pengetahuan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa bahwa terdapat hubungan yang lamah antar kedua variabel tersebut yang berarti bukan saja pengetahuan keluarga yang menjadi satu satunya penyebab terjadinya relaps tetapi bisa dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pasien sendri maupun dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien gangguan jiwa. 4.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan korelasi pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan jiwa di RSJD Dr.Amino Gondohutomo, namun peneliti menyadari bahwa masih banyak keterbatasan, antara lain : 1. Peneliti hanya menggunakan alat instrumen penelitian yaitu kuesioner yang diberikan kepada responden sehingga dimungkinkan jawaban responden tidak konsisten atau tidak jujur. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat pelaksanaan pengisian kuesioner 2. Peneliti hanya mengukur faktor pengetahuan keluarga sebagai variabel yang berpengaruh 73

28 terhadap relaps pasien gangguan jiwa, padahal masih banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya relaps, baik dari keluarga, lingkungan maupun dari pasien sendri. 3. Keterbatasan waktu dalam pelaksanan penelitian ini yang menyebabkan hasil penelitian yang tidak maksimal. 4. Keterbatasan bahasa yang digunakan, dikarenakan peneliti berasal dari Indonesia Timur sehingga Peneliti kesusahan dalam menyusun dan menulis dengan bahasa yang sempurna. 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah Semarang. Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) mendefenisikan bahwa sehat adalah keadaan yang ideal atau sejaterah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. melalui Sekretaris Daerah Provinsi Istimewa Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. melalui Sekretaris Daerah Provinsi Istimewa Yogyakarta. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Grhasia adalah Rumah Sakit Jiwa yang berada di Jln. Kaliurang Km 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta, berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan rehabilitasi okupasi terapi dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan berubahnya karakteristik seseorang dari kerusakan fungsi perilaku atau psikologis yang secara umum diukur dari beberapa konsep norma dihubungkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penanganan penderita penyakit Skizofrenia belum memuaskan terutama di negara berkembang, ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah menjalani usia pernikahan selama 5 tahun pertama yang berjumlah 100 responden. Pada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping berada di Jl Wates

Lebih terperinci

Puri Lukitasari 1, Ns. Eni Hidayati, M.kep 2, Abstrak. Kata Kunci : Pengetahuan, Halusinasi, Skizofrenia, Family Gathering

Puri Lukitasari 1, Ns. Eni Hidayati, M.kep 2, Abstrak. Kata Kunci : Pengetahuan, Halusinasi, Skizofrenia, Family Gathering PERBEDAAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH KEGIATAN FAMILY GATHERING PADA HALUSINASI DENGAN KLIEN SKIZOFRENIA DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR AMINO GONDOHUTOMO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas 1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR DENGAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PERAWATAN BANGUNAN DAN FASILITAS PT FAJAR MEKAR INDAH AREA GEDUNG BIDAKARA Pada bab ini dipaparkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi (Correlation Study), merupakan penelitian atau penelahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi (Correlation Study), merupakan penelitian atau penelahan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe / metode penelitian studi korelasi (Correlation Study), merupakan penelitian atau penelahan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di

Lebih terperinci

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan. dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia dimana

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan. dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif korelasional.kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Subjek dalam penelitian ini berjumlah 107 responden, namun dalam proses berlangsungnya penelitian terdapat 2 responden yang

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian 4.1.1 Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu 20-25 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desaian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Menurut Sastroasmoro (2002), penelitian deskriptif adalah yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL Pada bab berikut ini akan dibahas mengenai hasil yang didapatkan setelah melakukan pengumpulan data dan analisis dari hasil. Dalam sub bab ini akan dijabarkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon Standar Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Gangguan Penyalahgunaan Narkoba meliputi pelayanan rehabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum objek penelitian RSUD Dr.M.Haulussy Ambon beralamat di Ambon, Jalan Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 2 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari hasil penelitan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa riset partisipan 1 sampai 4 ketika melakukan kontrol rutin di poliklinik rumah sakit jiwa Amino Gondohutomo-Semarang

Lebih terperinci

KUISIONER SELF-EFFICACY

KUISIONER SELF-EFFICACY LAMPIRAN I DATA PENUNJANG DAN KUESIONER SELF-EFFICACY KUISIONER SELF-EFFICACY Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja : Pada kuisioner ini terdapat 48 item yang berupa kalimat

Lebih terperinci

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa peneliti melaporkan kasus gangguan jiwa terbesar adalah skizofrenia. Menurut capai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INDIKATOR KOLABORASI TERHADAP PRAKTEK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI UNIT RAWAT INAP RSJD

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INDIKATOR KOLABORASI TERHADAP PRAKTEK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI UNIT RAWAT INAP RSJD ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INDIKATOR KOLABORASI TERHADAP PRAKTEK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI UNIT RAWAT INAP RSJD Dr AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ERLINA RUMANTI E4A007026 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri penyakit degeneratif, kanker, gangguan

Lebih terperinci

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN 5. ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Jawaban dari permasalahan penelitian diperoleh berdasarkan hasil pengolahan 55 data hasil Tes Kreativitas

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Hasil

BAB 4 Analisis Hasil BAB 4 Analisis Hasil 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah gay dewasa muda yang berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai penyuka sesama jenis serta berdomisili

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara dukungan orang tua dan self-esteem. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i SMP X Bandung

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Profil Responden 1. Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin Dilihat dari jenis kelamin pasien diketahui tidak ada perbedaan jumlah yang besar antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pembangunan dapat tercapai efektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL BAB 4 ANALISIS HASIL Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisa data yang terdiri atas tiga bagian yaitu profil responden, hasil penelitian dan analisa tambahan. 4.1 Profil Responden 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo Puskesmas Tegalrejo Salatiga didirikan pada tanggal 23 April 1987 di Subinti Tegalrejo Salatiga. Saat itu puskesmas hanya memiliki 12 orang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Relaps gangguan jiwa 2.1.1 Relaps Relaps atau kambuh merupakan sesuatu yang terjadi secara berulang. istilah ini biasanya digunakan pada kasus sakit atau pada narkotika. Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru (The Study of Client s Knowledge about Self Medication at Dispensaries in Pekanbaru) Husnawati * ; Armon Fernando; Ayu Andriani

Lebih terperinci

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PASUNG PADA KLIEN GANGGUAN JIWA BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DI DESA SUNGAI ARPAT KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Syarniah 1, Akhmad Rizani 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian SMA Negeri 1 Grobogan berdiri sejak tahun 1976 di Jl. Pangeran Puger No.23 Grobogan, telpon : (0292) 421321. Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian 73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pada pasien

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 49 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dalam penelitiaan ini akan diuraikan secara rinci dibawah ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 31 Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit swasta yang merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit swasta yang merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang beralamat di Jl. Wates, Gamping, Yogyakarta. Rumah Sakit

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional, untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor informal di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung yaitu yang melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci