BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu tahun, tahun, tahun, tahun dan di atas 40 tahun. Distribusi data dapat dilihat pada gambar 4.1: 15% 10% 25% 33% 17% > 40 tahun Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Riset Partisipan Berdasarkan Usia Gambar 4.1 menunjukkan paling banyak riset partisipan yang berumur tahun 33% dan yang paling rendah di atas 40 tahun 10% Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan riset partisipan dikategorikan menjadi wiraswasta, ibu rumah tangga, pegawai negeri dan pegawai swasta. Distribusi data dapat dilihat pada gambar 4.2: 37

2 38 11% 12% 26% 51% wiraswasta ibu rumah tangga pegawai negeri pegawai swasta Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Riset Partisipan Berdasarkan Pekerjaan Gambar 4.2 menunjukkan paling banyak riset partisipan yang bekerja sebagai wiraswasta 51% dan yang paling sedikit bekerja sebagai pegawai swasta 11% Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan pendidikan riset partisipan dikategorikan menjadi pendidikan SMA, SMP, D3 dan S1. Distribusi data dapat dilihat pada gambar 4.3: 23% 13% SMA 53% 11% SMP D3 S1 Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Riset Partisipan Berdasarkan Pendidikan Gambar 4.3 menunjukkan paling banyak riset partisipan yang berpendidikan SMA 53% dan paling rendah SMP 11%.

3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Bina Putra Salatiga, yang terletak di Jalan Hasanudin Gang III Banjaran Salatiga. Waktu penelitian pada tanggal November Jumlah riset partisipan yang diteliti ada 45 orangtua. 4.3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Untuk mengetahui validitas instrumen, data hasil uji coba dianalisis dengan uji validitas pearson product moment. Kuesioner dinyatakan valid jika masing-masing butir pertanyaan didapatkan nilai r hitung > nilai r tabel. Nilai r tabel pada n = 20 sebesar 0,444. Hasil uji validitas instrument pengetahuan dan sikap orangtua terhadap kemandirian anak usia sekolah dengan retardasi mental di SLB Negeri Salatiga yaitu: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Kusioner Jumlah Nilai Validitas r Tabel Pengetahuan Orangtua 15 0, ,444 Sikap Orangtua 15 0,503-1,000 0,444 Kemandirian Anak Retardasi Mental 15 0,571-1,298 0,444 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan semua item pernyataan atau pertanyaan variabel tentang pengetahuan dan sikap orangtua terhadap kemandirian anak usia sekolah dengan retardasi mental di SLB Negeri Salatiga memiliki nilai r hitung > 0,444, sehingga disimpulkan semua item valid.

4 Reliabilitas Instrumen Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, data hasil uji coba dianalisis dengan teknik alpha cronbach. Hasil uji reliabilitas instrument pengetahuan dan sikap orangtua terhadap kemandirian anak usia sekolah dengan retardasi mental di SLB Negeri Salatiga yaitu: Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Alpha Cronbach Keterangan Pengetahuan Orangtua 0,867 Reliabel Sikap Orangtua 0,916 Reliabel Kemandirian Anak Retardasi Mental 0,924 Reliabel Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan semua item pernyataan atau pertanyaan variabel tentang pengetahuan dan sikap orangtua terhadap kemandirian anak usia sekolah dengan retardasi mental di SLB Negeri Salatiga adalah reliabel. 4.4 Hasil Penelitian Analisis Deskripsi Pengetahuan Orangtua Hasil uji validitas menunjukkan bahwa 15 item pengetahuan orangtua tergolong valid (tidak ada yang gugur). Masing-masing item memiliki 2 alternatif jawaban dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 2. Kriteria tinggi rendahnya pengetahuan ditentukan dengan persentase jumlah jawaban benar, kategori baik jika x 76% jawaban yang diberikan

5 41 benar, kategori cukup jika 56% x < 75% jawaban yang diberikan benar, dan kategori kurang jika <56% jawaban yang diberikan benar. Berdasarkan kriteria, hasil pengetahuan orangtua yaitu: Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Variabel Pengetahuan Orangtua Kategori Interval f % Mean SD Maks Min Kurang < 56% 0 0 Cukup 56% x < 75% 13 28,9 Baik 76% 32 71,1 24,31 3, Jumlah Berdasarkan data pada Tabel 4.3 nampak bahwa pengetahuan orangtua terdistribusi pada kategori baik dengan persentase 71,1%, dan kategori sedang 28,9%. Dengan demikian, kebanyakan orangtua memiliki pengetahuan pada kategori baik. Hal ini diperkuat dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,31 ( 76%) yang menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan orangtua berada pada kategori baik Sikap Orangtua Hasil uji validitas menunjukkan bahwa jumlah item sikap orangtua yang valid sebanyak 15 item dengan 4 alternatif jawaban dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4. Total skor maksimal yang bisa diperoleh masing-masing subjek adalah 60 (diperoleh dari 4 x 15) sedangkan skor minimal yang dapat diperoleh subjek adalah 15 (diperoleh dari 1 x 15). Dalam pengukuran ini dibuat 3 kategori yaitu baik, cukup, kurang, maka lebar interval masing-masing kategori dapat dihitung sebagai berikut:

6 42 Interval = Berdasarkan kriteria, hasil pengukuran sikap orangtua yaitu: Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Variabel Sikap Orangtua Kategori Interval f % Mean SD Maks Min Kurang 15 x < Cukup 30 x < Baik 45 x < ,27 5, Jumlah Berdasarkan data pada Tabel 4.4, tampak bahwa sikap orangtua terdistribusi pada dua kategori, yaitu baik sebesar 60% dan cukup sebesar 40%. Data ini menunjukkan, orangtua pada umumnya memiliki sikap yang baik dalam memperlakukan anak mereka. Berdasarkan nilai rata-rata 45,27 ini menunjukkan bahwa orangtua rata-rata memiliki sikap terhadap anak pada kategori baik Kemandirian Anak Retardasi Mental Hasil uji validitas menunjukkan bahwa jumlah item kemandirian anak retardasi mental terdiri dari 15 butir item valid dengan 4 alternatif jawaban dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4. Total skor maksimal yang bisa diperoleh masing-masing riset partisipan adalah 60 (diperoleh dari 4 x 15)

7 43 sedangkan skor minimal yang dapat diperoleh subjek adalah 15 (diperoleh dari 1 x 15). Dalam pengukuran ini dibuat 3 kategori yaitu mandiri, cukup mandiri, dan kurang mandiri, maka lebar interval masing-masing kategori dapat dihitung sebagai berikut: nter al skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori Interval = Berdasarkan kriteria, hasil pengukuran kemandirian anak yaitu: Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Variabel Kemandirian Anak Retardasi Mental Kategori Interval f % Mean SD Maks Min Kurang mandiri 15 x < ,9 Cukup mandiri 30 x < ,2 37,22 9,57 Mandiri 45 x < , Jumlah Berdasarkan data pada Tabel 4.5 kemandirian anak retardasi mental terdistribusi pada tiga kategori. Kemandirian anak kebanyakan berada pada kategori cukup mandiri 42,2%, dan selebihnya anak yang mandiri dan kurang mandiri masing-masing sebesar 28,9%. Skor rata-rata sebesar 37,22 menunjukkan bahwa kemandirian anak retardasi mental rata-rata berada pada kategori cukup mandiri.

8 Analisis Korelasi Pada bagian ini penulis menyajikan hasil analisis korelasi antara variabel pengetahuan orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental, variabel sikap orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental, variabel pengetahuan orangtua dan sikap orangtua secara bersama-sama dengan kemandirian anak retardasi mental Uji Korelasi antara Pengetahuan Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Tabel 4.6 di bawah ini menyajikan data hasil korelasi spearman antara pengetahuan orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental. Tabel 4.6 Koefisien Korelasi antara Pengetahuan Orangtua (X1) dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental (Y) Variabel Bebas (X 1 ) Pengetahuan Orangtua Variabel Terikat (Y) Kemandirian Anak Retardasi Mental N Koefisien Korelasi (r) ,675 Probabilitas (p) Tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara pengetahuan orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental sebesar r x1y = -0,064 dengan probabilitas 0,675 > 0,05. Hal ini berarti ada hubungan dengan arah negatif tetapi tidak signifikan antara pengetahuan orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental, sehingga pengetahuan

9 45 orangtua yang baik maupun yang kurang tidak berhubungan dengan kemandirian anak retardasi mental Uji Korelasi antara Sikap Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Tabel 4.7 di bawah ini menyajikan data hasil Korelasi Spearman antara sikap orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental. Variabel Bebas (X 2 ) Tabel 4.7 Koefisien Korelasi antara Sikap Orangtua (X2) dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental (Y) Variabel Terikat (Y) N Koefisien Korelasi (r) Probabilitas (p) Sikap Orangtua Kemandirian Anak 45 0,649 ** 0,000 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara sikap orangtua dengan kemandirian anak sebesar r x2y =0,649 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan dengan arah positif dan signifikan antara sikap orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental. Semakin baik sikap orangtua maka kemandirian anak retardasi mental akan semakin mandiri, sebaliknya semakin kurang sikap orang tua maka kemandirian anak retardasi mental akan semakin kurang Uji Korelasi antara Pengetahuan Orangtua dan Sikap Orang Tua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Korelasi antara pengetahuan orangtua dan sikap orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental diuji dengan menggunakan korelasi

10 46 berganda, yaitu korelasi yang menggunakan satu variabel terikat (kemandirian anak) dengan lebih dari satu variabel bebas (pengetahuan orangtua dan sikap orangtua) secara bersama-sama. Tabel 4.8 Koefisien Korelasi antara Pengetahuan Orangtua dan Sikap Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Variabel Bebas (X 1,2 ) Pengetahuan Orangtua, Sikap Orangtua Variabel Terikat (Y) Kemandirian Anak N Koefisien Korelasi (r) R Square 45 0,626 0,391 Hasil uji korelasi berganda pada Tabel 4.8 memperoleh nilai r sebesar 0,626. Hal ini menunjukkan secara bersama-sama dua variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan yang positif dengan kemandirian anak retardasi mental. Hasil ini menunjukkan bahwa bila variabel bebas pengetahuan orangtua dan sikap orangtua ada bersama-sama akan berdampak lebih baik kepada kemandirian anak retardasi mental. Nilai r square menunjukkan koefisien determinan, yaitu kemampuan variabel bebas menjelaskan perubahan variabel terikat. Hasil uji pada tabel 4.8 di atas menunjukkan besarnya nilai r square sebesar 0,391, hal ini bermakna 39,1% perubahan kemandirian anak retardasi mental ditentukan oleh perubahan pada pengetahuan orang tua dan sikap orangtua. Selebihnya 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

11 Pembahasan Pengetahuan Orangtua Hasil penelitian pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan orangtua 71,1% berada pada kategori pengetahuan baik dan 28,9% kategori pengetahuan sedang. Hal ini disebabkan karena orangtua dengan melalui panca indera mereka mengetahui kondisi anak dan apa yang dibutuhkan anak, sehingga orangtua mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam menghadapi anak dengan retardasi mental. Berdasarkan sebaran jawaban dari riset partisipan tentang pengetahuan sebagian besar orangtua mengetahui tentang pengertian dan penyebab dari retardasi mental serta mengetahui pentingnya menanamkan kemandirian pada anak yang mengalami retardasi mental yaitu dengan cara melatih anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Dominasi tingkat pengetahuan orangtua yang baik tentang retardasi mental didukung oleh latar belakang pendidikan dan usia dari riset partisipan. Hal ini dapat dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak adalah SMA dan perguruan tinggi, sedangkan usia yang dimiliki orangtua paling banyak berkisar antara tahun. Dalam usia yang

12 48 matang orangtua memiliki kemampuan untuk menyerap informasi dari berbagai media mengenai keadaan anak dengan retardasi mental, sehingga pengetahuan orangtua yang baik dapat mempengaruhi orangtua dalam menghadapi anak mereka yang mengalami retardasi mental Sikap Orangtua Hasil penelitian sikap menunjukkan bahwa sikap orangtua 60% berada pada kategori baik dan 40% pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan pada umumnya orangtua memiliki sikap yang baik dalam memperlakukan anak mereka. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap orangtua yang baik dalam menghadapi anak dengan retardasi mental ini dapat disebabkan karena orangtua berhubungan langsung dengan anak yang mengalami retardasi mental sehingga dapat mengembangkan sikap positif yang dimilikinya. Orangtua memberikan sikap positif kepada anak yang mengalami retardasi mental seperti melatih, membimbing serta memberikan dukungan agar anak bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Dominasi tingkat sikap orangtua yang baik tentang retardasi mental didukung oleh latar belakang pendidikan dari riset partisipan. Hal ini dapat

13 49 dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak adalah SMA dan perguruan tinggi, pendidikan yang lebih tinggi dapat menyerap pengetahuan yang lebih tinggi pula bagi orangtua sehingga dapat membentuk sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi anak dengan retardasi mental. Sikap yang baik ini berarti orangtua menerima keadaan anak yang mengalami retardasi mental sehingga dapat memberikan dukungan kepada anak untuk tumbuh kembang Kemandirian Anak dengan Retardasi Mental Hasil penelitian kemandirian anak yang mengalami retardasi mental menunjukan bahwa 42,2% kategori cukup mandiri dan selebihnya pada ketegori mandiri dan kurang mandiri masing-masing sebesar 28,9%. Anak yang mengalami retardasi mental untuk melakukan aktivitas hidup seharihari atau kemandirian yang berkaitan dengan kemampuan dalam merawat diri sendiri, masih mengalami kesulitan sehingga mereka perlu diajarkan atau dilatih secara khusus dalam bentuk bimbingan dan latihan. Kemandirian yang dapat dilakukan oleh anak yang mengalami retardasi mental seperti makan, minum, mencuci dan mengeringkan tangan, memakai dan melepaskan pakaian, memakai dan melepas sepatu dan kaos kaki, mau berinteraksi dengan teman sebaya. Anak yang mengalami retardasi mental cenderung mengalami ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya (Somantri, 2006).

14 50 Kemandirian anak dengan retardasi mental yang tergolong cukup mandiri ini dapat disebabkan adanya pengetahuan orangtua yang baik tentang keadaan anak dengan retardasi mental serta sikap orangtua yang mau menerima anak dengan retardasi mental sehingga dapat mendorong anak untuk lebih berkembang sesuai dengan keadaan yang mereka alami tanpa ada rasa disisihkan. Meskipun memiliki keterbatasan dalam berbagai hal, anak retardasi mental lebih berkembang apabila lingkungan sekitarnya menerima mereka dan memperlakukan mereka seperti anak normal lainnya. Dan hal ini hanya dapat dilakukan apabila orangtua memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap anak dengan retardasi mental Hubungan Pengetahuan Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Berdasarkan hasil uji statistik tampak bahwa hasil uji memperoleh nilai r sebesar -0,064 dengan signifikansi sebesar 0,675. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif tetapi tidak signifikan antara pengetahuan orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental, ini berarti bahwa kemandirian anak retardasi mental tidak ditentukan oleh pengetahuan orangtua. Orangtua yang memiliki pengetahuan mengenai keadaan anaknya terjadi setelah mereka mendukung tindakan anak mereka (Notoatmodjo, 2003). Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa pada umumnya orangtua memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan ini belum terbukti berhubungan dengan kemandirian anak yang mengalami retardasi mental.

15 51 Orangtua memiliki pengetahuan yang baik tetapi tidak mendidik anak untuk mandiri. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) menyatakan orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara-cara memandirikan anak secara tepat sehingga anak nantinya dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini dapat dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak adalah SMA dan perguruan tinggi, sedangkan usia yang dimiliki orangtua paling banyak berkisar antara tahun. Orangtua yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai keadaan anak yang mengalami retardasi mental belum tentu mampu menangani atau mengatasi keadaan anak mereka. Keadaan psikologis orangtua juga mempengaruhi, mereka harus mengurusi anak dengan retardasi mental serta seluruh kebutuhan mereka yang berbeda dengan anak normal lainnya. Perasaan minder karena memiliki anak dengan retardasi mental membuat orangtua tidak terlalu memperhatikan anak dengan perhatian khusus, yang pada akhirnya anak dibiarkan tumbuh sebagaimana anak normal lainnya, tanpa ada perlakuan khusus yang dapat mendorong kemandirian anak dengan retardasi mental Hubungan Sikap Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Berdasarkan hasil uji statistik tampak bahwa hasil uji memperoleh nilai r sebesar 0,649 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap

16 52 orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental, ini berarti bahwa kemandirian anak dengan retardasi mental salah satunya juga ditentukan oleh sikap orangtua. Hal ini dapat dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak adalah SMA dan perguruan tinggi, pendidikan yang lebih tinggi dapat menyerap pengetahuan yang lebih tinggi pula bagi orangtua sehingga dapat membentuk sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi anak dengan retardasi mental. Adanya sikap positif orangtua untuk mendekati, menyenangi, menerima dan mengharapkan anak dengan retardasi mental untuk bisa menjadi sama dengan anak normal lainnya. Sikap orangtua yang menerima anak dengan retardasi mental, akan memunculkan sikap tanggung jawab lebih terhadap anak tersebut, sehingga pada akhirnya orangtua akan mengambil sikap dalam mendampingi tumbuh kembang anak dengan retardasi mental untuk lebih mandiri. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Govender (2002) sikap orangtua berpengaruh positif terhadap anak-anak mereka yang mengalami keterbelakangan mental. Kedua orang tua memiliki sikap yang positif, tidak ada perbedaan antara sikap ibu dan ayah dalam memperlakukan anak yang mengalami retardasi mental. Menurut deskripsi data, rata-rata orangtua memiliki skor sikap pada kategori baik. Hal ini berarti orangtua memiliki dorongan yang kuat, semangat yang tinggi dalam mendampingi anak dengan retardasi mental.

17 53 Dengan adanya sikap yang baik, orangtua akan mampu memberikan dukungan dan motivasi kepada anak, sehingga anak terdorong untuk lebih mandiri Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orangtua terhadap Kemandirian Anak Retardasi Mental Secara keseluruhan, dua variabel bebas yang digunakan yaitu pengetahuan orangtua dan sikap orangtua memiliki hubungan yang positif dengan nilai r 0,626. Hasil ini menunjukkan adanya dua variabel bebas tersebut secara bersamaan, akan memberikan dampak positif yang lebih besar dibanding hanya satu variabel. Jadi untuk meningkatkan kemandirian anak dengan retardasi mental tidak cukup hanya mengutamakan pengetahuan orangtua saja, namun kedua variabel tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama. Tidak mudah bagi orangtua untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami kelainan. Masalah itu merupakan stressor yang cukup berat sehingga menimbulkan kecemasan pada orangtua. Pengetahuan dan sikap orangtua yang ditunjukkan kepada anak akan membawa dampak terhadap pertumbuhan mental anak yang mengalami retardasi mental. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sako (2006) menyatakan pendidikan orangtua dan pengetahuan orangtua mempunyai hubungan dengan sikap penerimaan orangtua pada anak yang terlahir Tuna Grahita.

18 54 Orangtua yang memiliki pengetahuan baik, namun tidak memiliki sikap yang baik, maka pengetahuan yang dimilikinya tidak dapat diterapkan secara maksimal kepada anak dengan retardasi mental. Sebaliknya, orangtua yang memiliki sikap baik, namun tidak memiliki pengetahuan yang baik akan keadaan anak, membuat orangtua bingung mengenai tindakan yang dilakukan untuk anak dengan retardasi mental. Kedua hal ini (pengetahuan dan sikap) harus ada bersama-sama dalam diri orangtua untuk bisa meningkatkan kemandirian anak dengan retardasi mental. Adanya keseimbangan antara pengetahuan dan sikap orangtua dengan anak yang mengalami retardasi mental akan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak, dimana dengan pengetahuan yang memadai mengenai retardasi mental orangtua tahu mengenai apa saja yang harus dilakukan terhadap anak mereka yang mengalami retardasi mental, sedangkan sikap positif yang ditunjukkan orangtua terhadap anak mereka akan membawa perkembangan positif bagi psikologis anak untuk merasa diterima di lingkungannya. Sehingga apabila kedua hal tersebut dilakukan akan memberikan hal-hal positif bagi perkembangan fisik maupun psikologis anak.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru IPS SMP negeri di Kabupaten Semarang. Pemilihan guru yang menjadi subjek penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Dusun Grompol, Desa Jembrak terletak di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penlitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, pendidikan, sarana, dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan flamboyan famboaman serui, Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014. Tempat Penelitian adalah SMP Negeri 1 Kotabumi, SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru SMA Negeri se-kota Salatiga. Ditinjau dari jenis kelamin, jumlah responden laki-laki mempunyai prosentase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional dengan berusaha mengkaji hubungan antara pola asuh orangtua dengan sikap birrul

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang pemahaman materi Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang mengalami retardasi mental dalam perkembangannya berbeda dengan anak-anak normal. Anak dengan reardasi mental mempunyai keterlambatan dan keterbatasan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). Survei pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode kualiitatif dan bersifat deskriptif, karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan

III. METODE PENELITIAN. pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan 38 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sekampung pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 013/014 yang terdiri atas 6 kelas dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. independen yang memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek adalah sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. independen yang memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek adalah sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda terlihat bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek adalah sebagai berikut: 1.*

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG TELAGA Kab. Gorontalo kelasx AP 1 pada mata pelajaran PKn. Alasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.3. Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat Uji validitas dilakukan pada 15 orang perawat di ruang Anggrek

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uji Validitas Kuesioner Tujuan dari pengujian validitas adalah untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan telah tepat atau cermat dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, khususnya kelas VII.8 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis 1. Analisis data tahap Awal a. Normalitas kelas uji coba Berdasarkan hasil penelitian, menguji normalitas kelompok uji coba dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. 3.1.

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hartono (2004 :68) menyatakan bahwa penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Peneitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan tingkat kecemasan antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1 Gadingrejo, SMA N 2 Gadingerjo dan SMA Muhammadiyah Gadingerjo Kecamatan Gadingrejo,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek 1. Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo (MANSDA) terletak di Jalan Jenggolo No. 2 Sidoarjo. Lokasi MAN Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang analisisnya ditekankan pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel

menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel 78 Sesuai dengan tujuan penelitian ini, dalam penelitian ini menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan berupa angka-angka dan dihitung menggunakan statistik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan berupa angka-angka dan dihitung menggunakan statistik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam meiliti hubungan interaksi sosial dan motivasi belajar dengan kemandirian belajar mahasiswa pendidikan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Di dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Di dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang digunakan

Lebih terperinci