RPJMD KKA BAGIAN AWAL ii

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RPJMD KKA BAGIAN AWAL ii"

Transkripsi

1

2 RPJMD KKA BAGIAN AWAL ii

3 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

4 RPJMD KKA BAGIAN AWAL ii

5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... ix BAB. I PENDAHULUAN... 2 I.1. Latar Belakang... 3 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 4 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 7 I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMN... 7 I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas... 8 I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas I.4. Sistematika Penulisan I.5. Maksud dan Tujuan BAB. II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1. Aspek Geografi dan Demografi II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi II.1.3. Klimatologi II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib i RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

6 II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN II.3. Aspek Daya Saing Daerah II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah BAB. III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu III.1.1. Pendapatan Daerah III.1.2. Belanja Daerah III.1.3. Neraca Daerah III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran III.2.2. Analisis Pembiayaan III.3. Kerangka Pendanaan III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah BAB. IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS IV.1. Permasalahan IV.1.1. Lingkungan IV.1.2. Layanan Dasar IV.1.3. Ekonomi IV.1.4. Sosial Budaya IV.2. Isu-Isu Strategis IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih Berkualitas, Merata, dan Terjangkau IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih) IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata Bahari IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya BAB. V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V.1. Visi V.2. Misi V.3. Tujuan dan Sasaran V.4. Agenda Prioritas RPJMD KKA BAGIAN AWAL ii

7 BAB. VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI.1. Strategi VI.2. Arah Kebijakan BAB. VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB. VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB. IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB. X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. 242 X.1. Pedoman Transisi X.2. Kaidah Pelaksanaan BAB. XI PENUTUP iii RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

8 DAFTAR TABEL Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD... 9 Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD... 9 Tabel I.3. Sasaran Pokok Misi III RPJPD Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD Tabel II.1. Tabel II.2. Tabel II.3. Tabel II.4. Tabel II.5. Tabel II.6. Tabel II.7. Tabel II.8. Tabel II.9. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di Kepulauan Anambas Tahun Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun Banyaknya penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kepulauan Anambas Tahun Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (juta rupiah) Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (persen) Tabel II.10. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.11. Laju Pertumbuhan Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.12. Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Riau Tahun Tabel II.13. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun) Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Tabel II.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.15. Angka Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun RPJMD KKA BAGIAN AWAL iv

9 Tabel II.17. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Tabel II.18. Jenis Kelompok Kesenian di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.19. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.20. Ketersediaan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2013 di Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.21. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.22. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun Tabel II.23. Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten kepulauan Anambas Tabel II.24. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.25. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama Menurut Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.27. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu menurut Kecamatan Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.28. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.29. Rasio Dokter per satuan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.30. Banyaknya Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.31. Jumlah Investor PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun Tabel II.32. Jumlah Investasi PMDN dan PMA Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.33. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.34. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.35. Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.36. Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.37. Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun v RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

10 Tabel II.38. Potensi Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.39. Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.41. Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.42. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.43. Populasi Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.44. Produksi Daging menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.45. Produksi Telur menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.47. Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.48. Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.49. Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.50. Banyaknya Pelanggan PLN di Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Cabang Tahun Tabel II.51. Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual pada PLN Sub Ranting Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah Penerimaan di PDAM Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.53. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM dan Non PAM menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan Pertambangan menurut Kecamatan dan Jenis Pertambangan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.55. Banyaknya Dermaga Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.56. Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa Kepulauan Anambas Tahun RPJMD KKA BAGIAN AWAL vi

11 Tabel II.57. Banyaknya Penumpang Datang dan Berangkat menurut Bulan di Bandar Udara Matak Kepulauan Anambas Tahun 2014 (Pesawat Komersil) Tabel II.58. Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.59. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun Provinsi Kepulauan Riau Tabel II.60. Angka Kriminalitas Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.61. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel II.62. Rasio Ketergantungan Muda Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 s.d Tahun Tabel II.63. Rasio Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel II.64. Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Tabel III.3. Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel III.4. PAD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun Tabel III.5. Persentase Kontribusi Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas tahun Tabel III.6. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel III.8. Kontribusi Komponen Dana Perimbangan Tabel III.9. Pendapatan lain-lain yang sah Tabel III.10. Belanja Daerah Tahun Tabel III.11. Belanja daerah dilihat dari jenis pengeluaran ter Tabel III.12. Belanja Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel III.13. Belanja Modal Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tabel III.14. Neraca Daerah Tabel III.15. Proporsi Pengunaan Anggaran Tabel III.16. Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel III.17. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel III.18. Proyeksi Pendapatan Daerah Tabel III.19. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Tabel III.20. Prediksi Kerangka Pendanaan Dan Alokasi Penggunaan Keuangan Daerah vii RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

12 Tabel III.21. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tabel V.1. Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas RPJMD KKA BAGIAN AWAL viii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang Gambar II.2. PDRB per Kapita Menurut Kategori (Juta Rp), Gambar II.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Gambar II.4. Daya Beli Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas Gambar II.5. Gambar II.6. Gambar II.7. Gambar II.8. Gambar II.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan Anambas Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten Kepulauan Anambas yang Bekerja dan Tidak Bekerja Gambar II.10. Nilai Tukar Petani Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun Gambar III.1. Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah Gambar III.2. Rata-rata Persen Kontribusi Pendapatan Daerah ix RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

14

15 1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

16 BAB. I PENDAHULUAN

17 I.1. Latar Belakang Meskipun terbagi berdasarkan jangka waktu, namun pada prinsipnya perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan yang harmonis yang mana RPJP menjadi pedoman bagi penyusunan RPJM kemudian RPJM menjadi acuan untuk dokumen lainnya. Kesatuan tersebut tidak hanya antara dokumen perencanaan pembangunan daerah saja, tetapi juga satu kesatuan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan nasional. Kesatuan ini akan membuat target pembangunan nasional, target pembangunan provinsi, dan target pembangunan kabupaten/kota dapat dicapai secara sinergis. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Perangkat Daerah (PD), lintas PD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM Daerah ini selanjutnya menjadi acuan kepala daerah beserta jajarannya dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada periode Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) paling lama enam bulan setelah kepala daerah dilantik. Penyusunan dokumen RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas dilakukan dengan berbagai tahapan yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, dan top-down serta bottom-up, dengan melibatkan para pakar/ narasumber yang berkompeten dibidangnya, penjaringan aspirasi dari berbagai elemen masyarakat melalui proses konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan, pembahasan dengan OPD sebagai pelaksana pembangunan, serta konsultasi dengan DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas dan Gubernur. Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka pembangunan daerah namun juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang status kabupaten perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar, konektivitas, pengembangan hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional. Selain memperhatikan keterkaitan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya, RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas juga disusun untuk menjawab isu-isu strategis yang muncul. Terdapat delapan isu strategis, bersama dengan permasalahan daerah lainnya dan perwujudan janji-janji politik Kepala Daerah, menjadi bagian dari pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas selama lima tahun mendatang. Dokumen RPJM merupakan instrumen untuk mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki, dengan pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien, dalam rangka menjawab berbagai tantangan pembangunan tersebut. 3 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

18 I.2. Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas ini adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran RPJMD KKA PENDAHULUAN 4

19 Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3; 19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 23. Peraturan Daerah Propinsi Kepulauan Riau Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepualauan Riau Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2); 24. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 31);. 25. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 17); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2014 Nomor 39, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 41). 5 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

20 RPJMD KKA PENDAHULUAN 6

21 I.3. Hubungan Antar Dokumen Guna mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang terencana, pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah (PD), dan Rencana Kerja PD (Renja-PD). Keenam dokumen tersebut memiliki tiga perbedaan rentang waktu yaitu dokumen perencanaan jangka panjang yang dibuat untuk jangka waktu selama 20 tahun (RPJPD dan RTRW), perencanaan jangka menengah 5 tahun (RPJMD dan Renstra-PD), serta jangka pendek yang dibuat tahunan (RKPD dan Renja-PD). RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan yakni RKPD sekaligus menjadi acuan bagi PD dalam menyusun Renstra PD. Renstra PD menjadi acuan bagi penyusunan Renja PD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PD. RKPD dan RKA PD inilah yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek sedangkan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya. I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMN Pembangunan Indonesia sebagaimana termuat pada RPJMN periode diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun dari pinggirian berarti mendorong kegiatan ekonomi yang selama ini kurang diprioritaskan oleh pemerintah salah satunya wilayah perbatasan.sehubungan dengan hal tersebut pemerintah pusat saat ini memprioritaskan pembangunan pada daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal, terutama (a) kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar; (b) daerah tertinggal dan terpencil; (c) desa tertinggal; dan (d) daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya belum cukup memadai. Arah kebijakan yang hendak dilakukan di wilayah Sumatera adalah: 1) pengembangan kawasan strategis; 2) pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan; 3) pengembangan kawasan perbatasan; 4) penanggulangan bencana; dan 5) penataan ruang wilayah Sumatera. Sementara untuk tema besar pengembangannya adalah: i) salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional; ii) lumbung energi nasional termasuk pengembangan energi terbarukan biomas; iii) pengembangan hilirisasi komoditas batu bara; iv) industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin; dan v) percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri perkebunan dan industri pertambangan. 7 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

22 Sebagaimana termuat di dalam RPJMN, yang menetapkan Kabupaten Anambas sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Sumatera. Adapun kecamatan yang masuk dalam daftar lokasi prioritas pengembangan kawasan perbatasan wilayah pulau sumatera tersebut adalah Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan. Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk menciptakan kawasan perbatasan yang berdaulat. 1. Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Sumatera a. Mengembangkan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dankeamanan terpadu (satu atap) di Anambas 2. Pengembangan Ekonomi Lokal a. Meningkatkan nilai potensi pariwisata bahari dan budaya di Anambas melalui pengelolaan pariwisata yang optimal (promosi dan penyediaan infrastruktur penunjang pariwisata) 3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas a. Meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan pulau-pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar berpenduduk terutama di Kepulauan Anambas b. Mengembangkan dermaga keperintisan pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk di Kepulauan Anambas c. Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional, khususnya di PKSN Anambas Selain itu RPJMN memuat kegiatan strategis jangka menengah nasional. Adapun kegiatan starategis nasional di Provinsi Kepulauan Riau yaitu: 4. Perhubungan laut : Pengembangan Pelabuhan Letung 5. Perhubungan Udara : Pembangunan Bandara Letung Anambas 6. ASDP: a. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban Matak b. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung c. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa 7. Telekomunikasi dan informatika : a. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota b. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas Konsistensi antara RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan dengan memperbandingkan antara sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan Visi dan Misi Kepala Daerah serta Program dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas. Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Misi yang terdapat dalam RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas. Terdapat 43 sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat dilihat pada tabel berikut. RPJMD KKA PENDAHULUAN 8

23 Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD Mewujudkan Prasarana dan Sarana Wilayah yang Maju Meningkatnya peran swasta dalam penyediaan jasa layanan transportasi Tersedianya transportasi laut yang mampu melayani angkutan laut antar pulau, antar wilayah Tersedianya transportasi Udara yang mampu menghubungkan Anambas dengan pusat pertumbuhan ekonomi Tersedianya transportasi darat yang mampu melayani pergerakan orang dan barang dalam satu pulau, dan mampu menghubungkan pelabuhan dengan pusat-pusat pemukiman dan pusat kegiatan ekonomi Terjaminnya ketersediaan sumberdaya air dan termanfaatkannya secara optimal Tersedianya layanan air bersih di pusat-pusat pemukiman dan aktivitas ekonomi tanpa harus mengganggu kondisi lingkungan dan sekitar dan kawasan konservasi air Terpenuhinya kebutuhan listrik dan energi di seluruh kepulauan Terbukanya akses pos, telepon, dan internet ke seluruh kecamatan khususnya pusat-pusat pemukiman, perkantoran dan aktivitas ekonomi lainnya (kawasan sentra perikanan, pariwisata, perdagangan dan jasa) Tertatanya sistem pengolahan limbah domestik dan industri khususnya di kawasan pantai Pengembangan dan peningkatan peran swasta dan BUMD melalui subsidi pemda, dan insentif investasi. Koordinasi dan integrasi antara penyelenggara layanan jasa transportasi (darat, laut, udara) dengan penyelenggara kegiatan pariwisata Pengembangan dan peningkatan dermaga-dermaga di desa-desa untuk membuka akses laut ke kawasan strategis. Penyediaan sarana angkutan laut dari dan ke daerah pemukiman dan kawasan strategis. Pengembangan pelabuhan yang dapat melayani pelayaran antar negara Pengembangan dan peningkatan frekwensi penerbangan Pengembangan penerbangan perintis, kerjasama swasta untuk meningkatkan frekwensi penerbangan ke Anambas. Pengembangan dan Peningkatan layanan penumpang Penyediaan sarana angkutan umum menuju Kawasan Strategis (obyek wisata, pusat jasa, dan kawasan pemukiman) Peningkatan dan perluasan jaringan irigasi. Peningkatan dan perbaikan lingkungan danau, mata air, sungai dan saluran alam. Peningkatan sistem pengolahan dan jaringan distribusi air bersih. Peningkatan kawasan resapan air, pembangunan reservoir air baku Peningkatan pembangkit listrik menggunakan sumberdaya energi yang ada (migas), dan sumberdaya alternatif (biodiesel, surya, angin, air), Peningkatan sistem jaringan transmisi dan distribusi listrik, peningkatan sistem dan jaringan logistik BBM Pengembangan sarana prasarana limbah dan sanitasi di pulau terluar dan terpenci untuk mendukung pariwisata Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berkualitas Terbangun dan meningkatnya karakter, budi pekerti dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar, menengah umum serta dikembangkannya pendidikan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan kegiatan sosial kemasyarakatan Peningkatan kualitas guru dan standarisasi sistem pengajaran di sekolah umum, pesantren dan kejuruan serta peningkatan kualitas pendidikan tinggi 9 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

24 kejuruan dan pendidikan tinggi khususnya bidang pariwisata dan maritim Berkembangnya tingkat layanan Peningkatan prasarana kesehatan Pustu, Puskesmas, dan RS Rumah Sakit Umum Daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas dokter dan Puskesmas dan Pustu serta Puskesmas paramedis hingga kecamatan Keliling Meningkatnya peran serta perempuan dalam pendidikan dan pembangunan, serta menurunnya tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan Berkembangnya apresiasi terhadap Iptek dan budaya inovasi yang mampu mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru yang didukung oleh kemampuan iptek Meningkatnya kualitas SDM yang ditandai oleh menurunnya tingkat pengangguran dan meningkatnya produktivitas masyarakat Peningkatan upaya pemberdayaan perempuan dan anak melalui pendidikan, program pemerintah dan swasta Peningkatan penerapan Iptek bagi kepentingan ekonomi lokal masyarakat serta pengembangan program pendidikan dini kewirausahaan, apresiasi prestasi inovasi, dan fasilitasi belajar seumur hidup serta pengembangan program inkubasi teknobisnis dan insentif bagi usaha inovatif pemula Meningkatkan program untuk menciptakan usaha baru dan meningkatkan produktivitas Tabel I.3. Sasaran Pokok Misi III RPJPD Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabel (Tata Kelola Pemerintahan) Tertatanya aturan perundangan yang memberikan iklim kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah Diterapkannya tata kelola pemerintahan yang akuntabel Terciptanya aparatur pemerintahan yang memiliki kompetensi dibidangnya, memiliki kinerja tinggi, etos kerja, berkarakter serta bertakwa terhadap Tuhan YME Memonitoring implementasi reformasi birokrasi Pengembangan tata kelola pemerintahan berbasis kinerja Peningkatan kinerja aparatur melalui pendidikan umum dan kedinasan, penegakan disiplin dan program kerjasama Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD Meningkatkan Sistem dan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Sistem Kelembagaan Ekonomi) Terciptanya transformasi ekonomi Penguatan inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan secara bertahap dari yang berorientasi dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan keunggulan komparatif menuju keunggulan kompetitif Terciptanya kebijakan ekonomi yang mampu menciptakan iklim kondusif untuk tumbuh kembangnya kewirausahaan Terciptanya kelembagaan ekonomi yang mampu mendukung terciptanya usaha-usaha baru yang inovatif Terciptanya struktur ekonomi yang kokoh berbasis perikanan dan kelautan, pariwisata dan pertambangan Pengembangan kebijakan perekonomian perlu mengutamakan kelompok masyarakat yang masih lemah serta menjaga kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa Menjaga dan mengembangkan, dan melaksanakan iklim persaingan usaha secara sehat, serta melindungi konsumen Struktur perekonomian didukung oleh sektor perikanan, pariwisata, dan pertambangan dan diperkuat oleh sektor industri pengolahan dan jasa pendukung pariwisata RPJMD KKA PENDAHULUAN 10

25 Terciptanya aktivitas perdagangan antar pulau dan antar negara yang didukung oleh sarana dan prasarana perdagangan, sistem informasi, logistik dan sistem transportasi yang memadai Terciptanya investasi baru yang mampu memperkuat struktur dan sistem perekonomian Anambas Terciptanya kerangka umum inovasi yang mampu mendukung berkembangnya usaha-usaha kreatif dan inovatif Penerapan dan pengembangan sistem perdagangan dalam dan luar negeri untuk memperkokoh sistem koleksi dan distribusi yang efisien dan efektif Peningkatan investasi industri pengolahan perikanan dan sumberdaya laut lainnya serta jasa pariwisata Meniadakan regulasi yang menghambat inovasi dan bisnis, menyediakan pembiayaan berisiko, menyediakan insentif fiskal terkait inovasi. Terciptanya kelembagaan Iptek yang Pengembangan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi mampu memberikan kontribusi bagi dengan jaringan skala nasional. perekonomian lokal dan usaha- usaha pelestarian lingkungan Terciptanya kolaborasi inovasi yang Meningkatkan kegiatan Litbang yang kolaboratif mampu menggalang potensi-potensi inovasi lokal untuk berkembang Tabel I.5. Sasaran Pokok Misi V RPJPD Meningkatkan Pendayagunaan Unggulan Daerah Berbasis Kemaritiman Terpadu (Unggulan Daerah) Terciptanya penguatan rantai nilai serta perluasan dan pendalaman struktur industri dan jasa Terciptanya kerjasama dan keterkaitan (linkage) antar industri dan jasa Terciptanya kapasitas industri dan jasa dengan memanfaatkan sumberdaya, sarana dan prasarana secara kolektif Bertumbuh kembangnya inovasi dalam klaster-klaster industri yang terbentuk Terciptanya produk dan layanan (pariwisata) yang mengikuti standar internasional dan perkembangan global Perluasan struktur industri pengolahan ikan dan hasil laut, jasa pariwisata dan pertambangan migas Penguatan keterkaitan antar industri lokal, nasional dan internasional Peningkatan infrastruktur kolektif untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi Peningkatan kerjasama dan sinkronisasi kebijakan inovasi untuk mendukung klaster industri Mendorong dan inisaiasi partisipasi aktif dalam forum internasional terkait industri dan perdagangan Tabel I.6. Sasaran Pokok Misi VII RPJPD Menciptakan Kondisi yang Tertib, Aman, Damai dan Sejahtera Berlandaskan Budaya Melayu Terciptanya sistem dan penegakan Peningkatan sistem hukum yang mampu menciptakan hukum yang adil dan tidak memihak keamanan, ketertiban dan kedamaian serta kepastian hukum Terciptanya keamanan, ketertiban dan Meningkatkan kerukunan antar suku, agama dan golongan, kedamaian di seluruh wilayah serta peningkatan sistem keamanan dan ketertiban Kabupaten lingkungan, sosialisasi peraturan perundangan serta penegakan hukum Terciptanya masyarakat yang sehat Meningkatkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani jasmani dan rohaninya Lestarinya warisan budaya (melayu) yang menjadi ciri khas Kabupaten Kepulauan Anambas Terlaksananya aktivitas keagamaan secara damai dan menciptakan toleransi dan kerukunan antar umat beragama Terciptanya interaksi antar budaya Peningkatan aktivitas pengembangan dan pelestarian budaya melayu Peningkatan aktivitas keagamaan di segala bidang Meningkatkan interaksi antar budaya dalam mendukung 11 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

26 dalam mendukung pengembangan pariwisata Terciptanya rasa persatuan dan kesatuan bangsa Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan berbasis pariwisata dan perikanan serta keterkaitan ekonomi antara desa (kawasan tertinggal) dan kota (pusat pertumbuhan ekonomi) Terciptanya kawasan perbatasan dan pulau terluar sebagai beranda depan yang memiliki sarana prasarana yang maju dengan informasi yang mudah diakses serta ciri ke-indonesiaan Terciptannya kawasan perdesaan yang maju memiliki akses transportasi, komunikasi serta sarana dan prasarana yang maju pariwisata Meningkatkan rasa kebangsaan, satu nusa, satu bangsa dan satu Bahasa Peningkatan pembangunan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal Mempererat kerjasama dengan negara tetangga khususnya perdagangan perbatasan, pencegahan ilegal fishing, mining, logging serta perdagangan manusia Peningkatan kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan Tabel I.7. Sasaran Pokok Misi VII RPJPD Mengoptimalkan Pendayagunaan SDA dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SDA dan Lingkungan) Terciptanya pemanfaatan ruang sesuai Pengendalian pengembangan struktur dan pola ruang RTRW yang telah ditetapkan serta pengendalian terhadap penyimpangan RTRW Tertatanya dan menyelenggarakan Penerapan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, sistem pertanahan yang efisien dan efektif efektif Teridentifikasinya cadangan SDA Peningkatan pemanfaatan sumberdaya terbarukan terbarukan sehingga dapat dikelola secara berkelanjutan Teridentifikasinya cadangan SDA Pengendalian pemanfaatan sumberdaya tidak terbarukan tidak terbarukan sehingga dapat dimanfaatkan secara bijaksana Diterapkannya prinsip-prinsip Meningkatkan pembangunan berkelanjutan dalam setiap pembangunan berkelanjutan penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan Meningkatkan kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam Tahapan pembangunan jangka panjang terbagi menjadi lima tahapan dan RPJMD tahun merupakan RPJM Daerah tahapan ke-3. Pada tahap pengembangan ini, dilakukan pemantapan kebijakan dan aturan perundangan serta dilakukan penjabaran rencana dan sistem kelembagaan supaya mudah untuk dilaksanakan. Pada tahap ini, pembangunan fisik mencapai puncaknya dengan membangun kebutuhan fisik dasar masyarakat seperti: Penyediaan pangan dan kebutuhan pokok, sistem perdagangan dan distribusi kebutuhan pokok, perumahan, prasarana dan sarana dasar, seperti transportasi, air bersih, listrik dan telepon serta pendidikan. Disisi lain mulai didorong adanya investasi swasta dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, membuka peluang usaha dan menekan angka pengangguran. RPJMD KKA PENDAHULUAN 12

27 I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas Selain memilki rencana pembangunan dalam bentuk dokumen RPJMD, daerah juga memiliki perencanaan tata ruang wilayah dalam bentuk dokumen RTRW. Jika RPJMD memuat program-program prioritas dan sektoral, RTRW memberikan norma, batasan, dan arahan terhadap pemanfaatan sumber daya yang ada di daerah, termasuk mengendalikannya, sehingga sinergitas kedua dokumen tersebut menjadi syarat keberhasilan pembangunan. Kabupaten Kepulauan Anambas telah memiliki RTRW dalam jangka waktu yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas No. 03 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) utamanya memuat Rencana Struktur dan Rencana Pola Ruang Wilayah yang ditahapkan selama kurun waktu 20 tahun. Keterkaitan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas tahun , dapat dilihat pada tahapan RTRW yang memasuki lima tahun kedua, dimana program-program utamanya diuraikan pada tabel berikut. I Struktur Ruang No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana 1 Perwujudan Pusat Kegiatan 1.1 Program pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah dan Pusat Kegiatan Lokal (PKW dan PKL) : Pengembangan PKW dan PKL Program perencanaan tata ruang 1.2 Program pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : Pengembangan wilayah perkotaan Program perencanaan tata ruang 1.3 Program Penyusunan Rencana Detail Kawasan: Penataan rinci wilayah perkotaan Peraturan zonasi wilayah perkotaan 1.4 Program penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Penataan bangunan dan lingkungan 1.5 Program pengendalian kegiatan komersial atau perdagangan mencakup pertokoan, pusat belanja, dan industri Pengendalian kegiatan Kawasan Perkotaan Tarempa; Kawasan Perkotaan Letung; Kawasan Perkotaan Tebangladan. Kawasan Perkotaan Payalaman; Kawasan Perkotaan Nyamuk; Kawasan Perkotaan Air Bini; Kawasan Perkotaan Air Asuk; Kawasan Perkotaan Ulu Maras. Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; Perkotaan Tebangladan; Perkotaan Payalaman; Perkotaan Nyamuk; Perkotaan Air Bini; Perkotaan Air Asuk; dan Perkotaan Ulu Maras. Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; Perkotaan Tebangladan; Perkotaan Payalaman; Perkotaan Nyamuk; Perkotaan Air Bini; Perkotaan Air Asuk; Perkotaan Ulu Maras. Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; Perkotaan Tebangladan; Perkotaan Payalaman; Perkotaan Nyamuk; Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Kabupaten Kabupaten Bappeda, Dinas PU Kabupaten, Bappeda, Dinas PU Provinsi, Kementrian PU dan BAPPENAS Bappeda, Dinas PU Kabupaten, Bappeda, Dinas PU Provinsi, Kementrian PU dan BAPPENAS Bappeda, Dinas PU Kabupaten Bappeda Kabupaten, Dinas PU Kabupaten Bappeda Kabupaten, Dinas PU Kabupaten, Dinas Perindustrian, BLH, Perhubungan 13 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

28 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana kegiatan komersial atau perdagangan mencakup pertokoan, pusat belanja, dan industri 1.6 Program pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) : Penataan PPL Pengembangan PPL Pengembangan pusat pelayanan pedesaan 2 Perwujudan Sistem Prasarana 2.1 Sistem Jaringan Transportasi a Program jalan dan jembatan Pengembangan dan peningkatan jalan kolektor primer 2 b Program jalan dan jembatan Peningkatan dan pemeliharaan jalan lokal primer Perkotaan Air Bini; Perkotaan Air Asuk; dan Perkotaan Ulu Maras. PPL Temburun di Kecamatan Siantan Timur; PPL Air Sena di Kecamatan Siantan Tengah; PPL Payalaman di Kecamatan Palmatak; PPL Rewak di Kecamatan Jemaja. PPL Piasan di Kecamatan Palmatak; dan PPL Kuala Maras di Kecamatan Jemaja Timur. Kabupaten Provinsi APBN Ruas jalan Tarempa Rintis; Ruas jalan Rintis Konjo; Kabupaten Ruas jalan Peninting - APBN Payalaman; Ruas jalan Payalaman Mata Kecil; Ruas jalan Sp. Rintis Genting; Ruas jalan Penebung Nyamuk; Ruas jalan Letung Pasiran Kualamaras; Ruas jalan Pasiran Bandara; dan Ruas jalan Letung Kusik. Ruas jalan Ladan Pelabuhan Matak; Kabupaten Ruas jalan Sp. Matak Provinsi Langir; Ruas jalan Kuala Maras Sei Hulu; Ruas jalan Sei Hulu Letung; Ruas jalan Pasir Peti Tarempa; Ruas jalan Kampung Melayu Tiangau; Ruas jalan Tebang Langir; Ruas jalan Payalaman Langir; ruas jalan Air Asuk Lidi; Ruas jalan Payalaman Payamaram; Ruas jalan Ulu Maras Genting Pulur; Ruas jalan Bukit Padi Air Biru; Ruas jalan Rintis Teluk Rambut; Ruas jalan Putik Teluk Pering; Ruas jalan Tebang Belibak; Ruas jalan Melung Air Sena; ruas jalan Melung Bappeda Kabupaten, Dinas PU Kabupaten, Pemdes, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten, Dinas Perindustrian Kabupaten, Bappeda Provinsi, Dinas PU Provinsi, Pemdes, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Provinsi, Perindustrian Provinsi dan Kementrian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Kementerian PU Dinas PU Kabupaten dan Provinsi RPJMD KKA PENDAHULUAN 14

29 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Teluk Durian; Ruas jalan Impol Sunggak; ruas jalan Air Bini Genting; Ruas jalan Muntai Kp. Baru; Ruas jalan Padang Melang Terdun; Ruas jalan Air Sena Peninting; Ruas jalan dalam kota Tarempa; Ruas jalan dalam kota Letung; dan Ruas jalan pesisir pantai Kantor Desa Air Sena Tanjung Datuk Jembatan Anjur. c Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan Pembangunan jalan lokal primer Pembangunan jembatan ruas jalan Ladan Pelabuhan Matak; Kabupaten Ruas jalansp. Matak Provinsi Langir; Ruas jalankuala Maras Sei Hulu; Ruas jalansei Hulu Letung; Ruas jalanpasir Peti Tarempa; Ruas jalankampung Melayu Tiangau; Ruas jalantebang Langir; Ruas jalanpayalaman Langir; Ruas jalanair Asuk Lidi; Ruas jalanpayalaman Payamaram; Ruas jalanulu Maras Genting Pulur; Ruas jalanbukit Padi Air Biru; ruas jalan Rintis Teluk Rambut; Ruas jalanputik Teluk Pering; Ruas jalantebang Belibak; Ruas jalanmelung Air Sena; Ruas jalanmelung Teluk Durian; Ruas jalanimpol Sunggak; Ruas jalanair Bini Genting; Ruas jalanmuntai Kp. Baru; Ruas jalanair Sena Peninting; Ruas jalandalam kota Tarempa; Ruas jalandalam kota Letung; dan Ruas jalanpesisir pantai Kantor Desa Air Sena Tanjung Datuk Jembatan Anjur. Jaringan jalan sekunder Kabupaten berupa jalan menghubungkan pusat kegiatan sekunder di kawasan perkotaan. Jembatan Antang Jeruan; Jembatan Penebung Nyamuk; dan APBN Provinsi Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Kabupaten, Provinsi 15 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

30 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana d Program pembangunan dan perawatan prasarana dan fasilitas perhubungan (pembangunan terminal) Pembangunan Terminal penumpang tipe C Perawatan Terminal penumpang tipe C Pembangunan Terminal barang Perawatan Terminal barang e Program pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) f Program rehabilitasi/ pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ g Program penyediaan sarana informasi dan fasilitas keselamatan LLAJ pada jalur evakuasi kawasan rawan Jembatan Piabung Air Asuk. Kabupaten Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Palmatak; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Selatan; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Tengah; dan Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Timur. Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Palmatak; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Selatan; Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Tengah; dan Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Timur Terminal barang di Kecamatan Siantan; Terminal barang di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal barang di Kecamatan Jemaja; dan Terminal barang di Kecamatan Siantan Selatan. Terminal barang di Kecamatan Siantan; Terminal barang di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal barang di Kecamatan Jemaja; dan Terminal barang di Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi RPJMD KKA PENDAHULUAN 16

31 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana bencana h program pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas Pengembangan rute transportasi i Program penyediaan data dan informasi mengenai analisis dampak serta manajemen lalu lintas Tarempa Matak; Tarempa Air Bini; Tarempa Air Asuk; Air Bini Nyamuk; Matak Air Asuk; dan Letung Ulu Maras. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kabupaten Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi j Program peningkatan pelayanan angkutan k Program pengembangan dan pemeliharaan jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan Kabupaten Kepulauan Anambas. Lintas penyeberangan anambas natuna Lintas penyeberangan anambas tanjung pinang Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Dinas Perhubungan, Provinsi l Program pembangunan dan pemeliharaan pelabuhan penyeberangan roro m Program peningkatan pelabuhan Peningkatan kapasitas pelabuhan pengumpul Peningkatan pelabuhan pengumpan regional Peningkatan pelabuhan lokal Kecamatan Palmatak Kecamatan Siantan Kecamatan Jemaja Timur. Kecamatan Siantan. Kecamatan Jemaja. Kecamatan Jemaja Timur. Kecamatan Palmatak; Kecamatan Siantan Tengah; Kecamatan Siantan TImur; dan Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak Swasta Swasta n Program pengembangan alur pelayaran luar negeri Pengembangan alur pelayaran luar negeri Program pengembangan pelayanan transportasi laut Pengembangan alur pelayaran nasional Alur pelayaran Anambas Singapura; Alur pelayaran Anambas Thailand; Alur pelayaran Anambas Malaysia; Alur pelayaran Anambas Vietnam; dan Alur pelayaran Anambas Hongkong. Tarempa Letung Kijang Tg. Priok (Jakarta); Tarempa Ranai Sintete (Prov. Kalimantan Barat); Tarempa Ranai Pontianak (Prov. Kalimantan Barat); Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN swasta Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Dinas Perhubungan, Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Dinas Perhubungan, Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten; Dinas Perhubungan, Provinsi; dan Kementerian Perhubungan Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian Perhubungan Swasta Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian Perhubungan swasta 17 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

32 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Pengembangan alur pelayaran lokal Tarempa Letung Tanjungpinang (Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa Letung Kijang (Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa Kuala Maras Tanjungpinang (Provinsi Kepulauan Riau); dan Tarempa Ranai (Provinsi Kepulauan Riau). Tarempa Impul Sunggak Keramut Letung; Kabupaten Tarempa Lingai Kecil Swasta Kuala Maras; Tarempa Batu Belah Air Putih Penebung Tenggel Nyamuk; Tarempa Batu Belah Nokok Munjan; Tarempa Pulau Ujung Mengkait; Tarempa Air Asuk Kampung Baru Lidi Belibak Tebang Ladan; Tarempa Genting Kiabu; Tarempa Lingai Kecil Telaga Kecil Gunung Kahwa Telaga Besar; Tarempa Matak Kecil; Tarempa Payalaman; dan Tarempa Teluk Durian Nuan. Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Swastai Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak Swasta Swasta o Program pengembangan jalur Alur pelayaran Anambas pelayaran luar negeri Singapura; Pengembangan jalur pelayaran Alur pelayaran Anambas luar negeri Thailand; Alur pelayaran Anambas Malaysia; Alur pelayaran Anambas Vietnam; dan Alur pelayaran Anambas Hongkong. Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian Perhubungan Swasta Program pengembangan pelayanan transportasi laut Pengembangan jalur pelayaran nasional Tarempa Letung Kijang Tg. Priok (Jakarta); Tarempa Ranai Sintete (Prov. Kalimantan Barat); Tarempa Ranai Pontianak (Prov. Kalimantan Barat); Tarempa Letung Tanjungpinang (Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa Letung Kijang (Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa Kuala Maras Tanjungpinang (Provinsi Kepulauan Riau); dan Tarempa Ranai (Provinsi Kabupaten Provinsi APBN swasta Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian Perhubungan swasta RPJMD KKA PENDAHULUAN 18

33 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Pengembangan jalur pelayaran lokal Program pembangunan bandar udara Pembangunan bandar udara perintis Program pengembangan bandar udara Pengembangan bandara khusus menjadi bandara pengumpan Program pengembangan jalur penerbangan Jalur penerbangan nasional Kepulauan Riau). Tarempa Impul Sunggak Keramut Letung; Kabupaten Tarempa Lingai Kecil Swasta Kuala Maras; Tarempa Batu Belah Air Putih Penebung Tenggel Nyamuk; Tarempa Batu Belah Nokok Munjan; Tarempa Pulau Ujung Mengkait; Tarempa Air Asuk Kampung Baru Lidi Belibak Tebang Ladan; Tarempa Genting Kiabu; Tarempa Lingai Kecil Telaga Kecil Gunung Kahwa Telaga Besar; Tarempa Matak Kecil; Tarempa Payalaman; dan Tarempa Teluk Durian Nuan. Kecamatan Jemaja Timur.c Kecamatan Palmatak. Anambas Batam; Anambas Tanjungpinang Anambas Natuna; dan Anambas Jakarta 2.2 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi a Program pengembangan jaringan Perairan Lepas Pantai pipa minyak dan gas Kabupaten Pembangunan jaringan pipa minyak dan gas bumi b Program pengembangan dan peningkatan PLTD Pengembangan, Pemeliharaan dan Peningkatan PLTD c Program pengembangan Pembangkit tenaga listrik Pembangunan pembangkit listrik mikro hidro Pembangunan, dan pemeliharaan PLTS PLTS Hybrid PLTS Komunal d Program pengembangan PLTG Pembangunan PLTG Kecamatan Siantan Kecamatan Palmatak Kecamatan Jemaja Kecamatan Siantan Timur Desa dan Perdesaan Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Swasta Kabupaten Swasta Kabupaten N Kabupaten Dan APBN Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Swastai Dinas PU, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi dan Kementrian PU, Kementrian Perhubungan Dinas PU Kabupaten; Dinas PU Provinsi dan Kementrian PU Kementerian Perhubungan dan BPMIGAS Kabupaten Provinsi APBN Swasta Swasta Dinas ESDM Kabupaten dan PLN Dinas ESDM, Kabupaten dan APBN Dinas Kabupaten terkait Kementerian terkait Kabupaten kepulauan anambas Swasta APBN Dinas ESDM, Kabupaten dan Provinsi, 19 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

34 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Kementerian Terkait e Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik Pembanguan jaringan transmisi Jaringan transmisi Kecamatan Palmatak Kecamatan Siantan Kabupaten Tengah Jaringan transmisi Kecamatan Provinsi Siantan Kecamatan Siantan APBN Selatan; jaringan transmisi Kecamatan Jemaja Kecamatan Jemaja Timur; Dinas ESDM, Kabupaten dan Provinsi, Kementerian Terkait Pembangunan jaringan jaringan distribusi Jaringan distribusi berada di Kecamatan Jemaja; Jaringan distribusi berada di Kecamatan Jemaja Timur; dan Jaringan distribusi berada di Kecamatan Siantan Timur. Jaringan distribusi berada di Kecamatan Palmatak; Jaringan distribusi berada di Kecamatan Siantan; Jaringan distribusi berada di Kecamatan Siantan Selatan; Jaringan distribusi berada di Kecamatan SiantanTengah; Kabupaten Provinsi APBN Dinas ESDM, Kabupaten dan Provinsi, Kementerian Terkait f Pembangunan sarana dan prasarana depo minyak dan gas bumi Pulau matak Pulau lainnya Swasta Swasta 2.3 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi a Program pengembangan sistem jaringan Telekomunikasi Peningkatan sistem jaringan kabel Pengembangan jaringan kabel bawah laut Kecamatan Siantan. Wilayah Perairan Lepas Pantai Anambas Kabupaten Provinsi Swasta Swasta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten dan Provinsi Swasta Swasta b Program pengembangan dan peningkatan jaringan nirkabel Pengembangan dan peningkatan jaringan satelit Pengembangan dan pembangunan menara Telkomunikasi Wilayah Kepulauan (pulaupulau terpencil) Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas 2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air a Program peningkatan dan pengelolaan wilayah sungai Inventarisasi data dan pengelolaan DAS DAS Air Abu; DAS Bajau; DAS Bajau; DAS Jemaja; DAS Matak; DAS Mubur; Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten, Provinsi APBN Dinas Kominfo Kabupaten dan Provinsi Kementerian Kominfo Swasta Dinas Kominfo Kabupaten dan Provinsi Kementerian Kominfo Swasta Dinas PU, BLH, Kabupaten dan Provinsi BPDAS RPJMD KKA PENDAHULUAN 20

35 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana b Program peningkatan dan pengelolaan sumber air untuk irigasi dan jaringan irigasi Peningkatan dan pengelolaan sumber air untuk irigasi Peningkatan jaringan irigasi teknis c Program pengembangan dan pengelolaan sumber air baku untuk air minum Pengembangan sistem air baku untuk air minum Pengelolaan sumber mata air Pengembangan dan pengelolaan sumber air baku buatan DAS Siantan; dan DAS Batu Garam. Waduk David; Waduk Matan; dan Waduk Jelis. Waduk Desa Langir Kecamatan Jemaja Timur. Kecamatan Palmatak Sumber mata air Pulau Siantan; Sumber mata air Pulau Matak; Sumber mata air Pulau Jemaja; Sumber mata air Pulau Mubur; dan Sumber mata air Pulau Bajau. Kabupaten Kepulauan Anambas Pembangunan jaringan pipa air Kabupaten Kepulauan bersih Anambas. d Program pengembangan sistem pengenddlian daya rusak air Pengembangan kolam pengendali dan talud Pengembangan chekdam waduk david, waduk matan, waduk jelis e Program pengembangan pengamanan pantai Pengembangan pemecah ombak Pengembangan tanggul penahan gelombang Kecamatan Siantan Kecamatan Jemaja Timur. Kawasan pesisir Kabupaten Kawasan pesisir Kabupaten Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi Swasta Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Dinas PU dan Dinas Kehutanan, Pertanian Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten, Kementerian Terkait Dinas PU dan Dinas Kehutanan, Pertanian Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten, Kementerian Terkait Bappeda Dinas PU PDAM, Kabupaten dan Provinsi, Kementerian Terkait Dinas PU PDAM, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU PDAM, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait 2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air a Program pengembangan sarana dan prasarana persampahan Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) b Program pengembangan sarana dan prasarana air minum Pulau Matak Pulau Siantan Pulau Jemaja Pulau Siantan Pulau Matak Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian 21 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

36 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Pengembangan dan optimalisasi instalasi pengolahan air minum Pulau Jemaja Pulau Bajau Pengembangan dan Kawasan permukiman peningkatan jaringan distribusi perkotaan air minum Pengembangan hidran umum Pedesaan dan pesisir Pengembangan air minum non perpipaan Program pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan limbah Pengembangan sarana dan prasarana limbah domestik c Pengembangan septic tank individual Pengembangan IPLT Pedesaan Kawasan permukiman perkotaan Kawasan permukiman pedesaan Kawasan permukiman Pulau Matak Pulau Siantan Pulau Jemaja Pengembangan sarana dan Kawasan industri Matak prasarana limbah industri berupa Kawasan industri Jemaja instalasi pengolahan air limbah Kawasan industri Siantan Pengembangan pengolahan air limbah komunal Kawasan permukiman pesisir dan pulau-pulau kecil d Pengembangan saluran drainase Wilayah sungai. Rencana pembangunan sistem jaringan drainase yang terintegrasi dengan sistem satuan wilayah sungai e Pengembangan sistem jaringan drainase terpadu di kawasan perkotaan Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; dan Perkotaan Tebangladan. Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi Swasta Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Terkait PDAM, Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Swasta Swasta Dinas PU Kabupaten Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kementerian Terkait Swasta Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait 2.6 Antisipasi Bahaya Bencana Alam a Program pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana Pembangunan jalur evakuasi bencana Jalan Tarempa Rintis Kecamatan Siantan; Jalan Letung Kuala Maras Kecamatan Jemaja; Jalan Ulu Maras Kuala Maras Kecamatan Jemaja Timur; Kabupaten Provinsi APBN Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kabupaten dan Provinsi Kementerian RPJMD KKA PENDAHULUAN 22

37 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana Pembangunan ruang evakuasi bencana Jalan Air Bini - Rintis Kecamatan Siantan Selatan; dan Jalan lokal yang menuju perbukitan yang lebih tinggi. Batu Tambun Kelurahan Tarempa Kecamatan Siantan; Desa Kuala Maras Kecamatan Jemaja Timur; Terminal tipe C berada di Kabupaten Kepulauan Anambas.; dan Kantor kecamatan berada di tiap ibukota kecamatan. Kabupaten Provinsi APBN Terkait Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait I Perwujudan Pola Ruang No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana 1 Perwujudan Kawasan Lindung 1.1 Kawasan Hutan Lindung a b c Program penetapan batas hutan lindung Perwujudan pola ruang darat Kecamatan Jemaja Timur; Kecamatan Palmatak; dan Kecamatan Siantan Tengah. Program percepatan reboisasi Kecamatan Jemaja Timur; Kecamatan Palmatak; dan Kecamatan Siantan Tengah. Program pengendalian pemanfaatan ruang dan pelestarian ekosistem 1.2 Kawasan Resapan Air Kecamatan Jemaja Timur; Kecamatan Palmatak; dan Kecamatan Siantan Tengah. Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Kehutanan, Provinsi Kementerian Kehutanan Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta a Program perlindungan, konservasi dan pemulihan daerah resapan air dan sumber daya alam Kawasan resapan air Batu Tabir di Kecamatan Siantan; Kawasan resapan air Batu Tambun di kecamatan Siantan Kawasan resapan air Rintis di Kecamatan Siantan; dan Kawasan resapan air Teluk Rambut di Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta 1.3 Kawasan Resapan Air a Program penataan kawasan Daratan sepanjang tepian sekitar sempadan pantai laut pengamanan daerah sempadan pantai Pengendalian rencana Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta 23 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

38 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana kegiatan budidaya di sepanjang sempadan pantai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar pantai serta alirannya Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar daerah sempadan pantai dan pengamanan daerah tepi pantai b Program penataan kawasan sekitar sempadan sungai Pengamanan daerah aliran sungai Pengendalian rencana kegiatan budidaya di kawasan tepi sungai yang dapat merusak kawasan tepi sungai Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar tepi sungai dan anak sungai Penetapan sempadan sungai di wilayah Kabupaten Penetapan pemanfaatan ruang sempadan sungai Penghijauan. Daratan sepanjang tepian sungai Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta c Program rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sekitar waduk Penetapan batas sempadan waduk dan mata air Pengamanan daerah sepanjang tepi waduk dan mata air Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan sekitar waduk dan mata air Melakukan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan Penghijauan Kecamatan Jemaja Timur. Kabupaten Provinsi Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi d Program rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sekitar mata air Penetapan pemanfaatan ruang di sempadan saluran irigasi Pengamanan daerah sepanjang tepi waduk dan mata air Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan sekitar waduk dan mata air Melakukan program pembinaan, penyuluhan Kecamatan Siantan; Kecamatan Palamtak; Kecamatan Jemaja; dan Kecamatan Jemaja Timur. Kabupaten Provinsi Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi RPJMD KKA PENDAHULUAN 24

39 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan Penghijauan 1.4 Kawasan Hutan Mangrove a Program Penataan dan Perlindungan Kawasan Mangrove kawasan hutan mangrove Desa Keramut Kabupaten Kecamatan Jemaja; Provinsi kawasan hutan mangrove Desa Ulu Maras Kecamatan Jemaja Timur; kawasan hutan mangrove Desa Kuala Maras Kecamatan Jemaja Timur; kawasan hutan mangrove Desa Telaga Kecil Kecamatan Siantan Selatan; kawasan hutan mangrove Desa Batu Belah Kecamatan Siantan Timur; kawasan hutan mangrove Desa Teluk Siantan Kecamatan Siantan Tengah; kawasan hutan mangrove Desa Putik Kecamatan Palmatak. Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi 1.5 Kawasan Rawan Bencana a Program perencanaan kawasan siaga banjir penyusunan data dan informasi kawasan rawan bencana banjir Kecamatan Siantan. Kabupaten Provinsi Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi 1.6 Kawasan Lindung Lainnya a Program pengendalian dan pengawasan kegiatan budidaya di sekitar pulaupulau kecil Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Bappeda, DKP dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi b Program fasilitasi pemasaran hasil produksi kehutanan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi c Program pengembangan, pemanfaatan, dan pengendalian kawasan hutan produksi terbatas Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi d Program melakukan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi 2 Perwujudan Kawasan Budidaya 2.1 Kawasan Hutan Produksi a Program penetapan kawasan dan strategi penanganan kawasan hutan produksi Kawasan Hutan Produksi. Kabupaten Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi 25 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

40 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana b c d e f berdasarkan kesesuaian tanahnya; Program peningkatan pola tanam dan pola tata tanam Program fasilitasi pemasaran hasil produksi kehutanan Program pengembangan, pemanfaatan, dan pengendalian kawasan hutan produksi terbatas Kawasan Hutan Produksi. Kawasan Hutan Produksi. Kawasan Hutan Produksi Terbatas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Program pemantauan secara Kawasan Hutan Produksi rutin untuk mencegah terjadinya penebangan liar dan kebakaran hutan. Kabupaten Provinsi Program koordinasi, inventarisasi, dan penyusunan rencana strategis penanganan lahan kritis pada kawasan hutan produksi 2.2 Kawasan Hutan Produksi a b c e e f g Program penetapan dan pengembangan sentra produksi pertanian untuk mendukung pengembangan kawasan strategis Kabupaten. penyusunan data dan informasi kawasan pertanian untuk mendukung kawasan strategis Kabupaten; Kawasan Hutan Produksi. Kabupaten Provinsi Kecamatan Jemaja Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kecamatan Palmatak Provinsi Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Program pengembangan Kecamatan Jemaja prasarana dan sarana pertanian Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten guna mendukung kawasan strategis Kecamatan Palmatak Kecamatan Siantan Timur Provinsi Program pengembangan kegiatan agribisnis, agrowisata, dan industri pengolahan pertanian Program peningkatan produktivitas pertanian; Program penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan. Program penyusunan kebijakan revitalisasi pertanian; Kecamatan Jemaja Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kecamatan Palmatak Provinsi Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Swasta Kabupaten Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi Bappeda dan Kehutanan, Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Kabupaten dan Provinsi Swasta Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Kabupaten dan Provinsi RPJMD KKA PENDAHULUAN 26

41 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana h i j k l m n o Program monitoring dan evaluasi revitalisasi pertanian; Program peningkatan produksi komoditas holtikultura; Program penetapan batas kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan lindung; Program pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Program peningkatan teknologi produksi dan pemasaran hasil perkebunan. Program peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, bantuan sarana produksi, peningkatan keterampilan budidaya, dan pengolahan pasca panen. Program penetapan kawasan dan sentra peternakan untuk Kabupaten Program pembangunan sarana dan prasarana peternakan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kecamatan Jemaja Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kecamatan Palmatak Provinsi Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Kabupaten dan Provinsi Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Kabupaten dan Provinsi Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi Dinas Perkebunan Kabupaten dan Provinsi Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dan Provinsi Bappeda Dinas Peternakan dan Pertanian, Kabupaten dan Provinsi Dinas Peternakan dan Pertanian, Kabupaten dan Provinsi 2.3 Kawasan Peruntukan Perikanan a Program penyusunan data dan Kecamatan Siantan informasi kawasan perikanan Tengah untuk mendukung kawasan Kecamatan Siantan anadalan nasional, kawasan Selatan strategis Provinsi dan kawasan Kecamatan Jemaja; strategis Kabupaten Kecamatan Jemaja Timur Kecamatan Palmatak Kecamatan Siantan Timur Kecamatan Siantan Kabupaten Provinsi APBN Swasta Swadaya masy. Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta Masyarakat b Program penyusunan master plan kawasan ekonomi terpadu perikanan tangkap Kabupaten guna menunjang Kawasan Andalan Nasional Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Provinsi APBN Swasta Swadaya masy. Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta Masyarakat c Program penetapan dan Kecamatan Siantan Dinas 27 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

42 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana pengembangan kawasan sentra produksi perikanan untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan dan kawasan ekonomi terpadu perikanan tangkap Kabupaten Tengah Kecamatan Palmatak Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Provinsi APBN Swasta Swadaya masy. Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Swasta Masyarakat d Program pengembangan Kabupaten Kepulauan komoditas perikanan unggulan Anambas. dengan pemasaran nasional dan ekspor Kabupaten Provinsi APBN Swadaya masy. Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dan Provinsi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Pelaku Usaha e Program pengembangan industri pengolahan perikanan Kawasan Ekonomi Terpadu Kabupaten Provinsi Swasta Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dan Provinsi Swasta f Program peningkatan kegiatan penyuluhan perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Dinas PU dan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi g Program pengembangan prasarana dan sarana perikanan Kecamatan Siantan Tengah; dan Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Provinsi Dinas PU dan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi h Program peningkatan standar Kecamatan Siantan mutu, dan nilai tambah produk Tengah;dan perikanan Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Provinsi Dinas PU dan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi i Program penguatan kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan terkait dengan peralatan budidaya, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan. Kecamatan Siantan Tengah;dan Kecamatan Siantan Selatan. Kabupaten Provinsi Swasta Dinas PU dan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan, Kabupaten dan Provinsi Swasta j Program pengembangan kawasan pelabahuan perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Provinsi APBN Dinas TerkaitKabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait 2.4 Kawasan Peruntukan Pertambangan a b Identifikasi potensi tambang Program penetapan kawasan pertambangan yang dapat dieksploitasi untuk mendukung kawasan andalan nasional Kawasan Andalan Nasional di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi APBN Bappeda Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait RPJMD KKA PENDAHULUAN 28

43 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana c d e f g Program optimasi pemanfaatan sumberdaya tambang dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan Kabupaten Kepulauan Anambas. Program penyusunan profil Kabupaten Kepulauan potensi, prosedur dan Anambas. mekanisme perizinan serta rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pertambangan Nasional (WPN), dan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan energi Program evaluasi status Kabupaten Kepulauan perizinan kuasa pertambangan Anambas. Program pengendalian kegiatan penambangan Program pemantauan dan pengendalian kawasan usaha pertambangan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi Bappeda Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Kabupaten dan Provinsi 2.5 Kawasan Peruntukan Industri a b c d e f Program pengembangan kawasan industri pendukung migas Program pengembangan kawasan industri ship service Program pengembangan, penataan dan pemantauan kawasan sentra industri sedang dan industri kecil dan mikro Kecamatan Palmatak Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas Program pengembangan Kabupaten Kepulauan industri pembuatan kapal kecil Anambas Program pengembangan industri pengolahan hasil perikanan Peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal untuk mendukung penyediaan tenaga kerja Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Swasta Kabupaten Swasta Kabupaten Provinsi Kabupaten Swadaya masyarakat Kabupaten Provinsi Kabupaten Dinas Terkait Swasta Dinas Terkait Swasta Bappeda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Kabupaten dan Provinsi Dinas Terkait Kabupaten Swadaya masyarakat Dinas terkait di Kabupaten dan Provinsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disnakertrans Kabupaten 2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata a Program pengembangan dan promosi paket-paket kegiatan pariwisata melalui berbagai Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Provinsi Bappeda Dinas Pariwisata, Kabupaten dan Provinsi 29 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

44 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana b b c d e media, dan melaksanakan berbagai kegiatan promosi Program pengembangan Kabupaten Kepulauan kawasan wisata secara terpadu Anambas Program penataan dan pemantapan kawasan wisata alam dan wisata budaya Program pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata Program pembentukan pusat informasi pariwisata terpadu dan sistem informasi manajemen promosi pariwisata daerah Program penyediaan fasilitas penginapan. Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Swasta Bappeda Dinas Pariwisata, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Pariwisata Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Pariwisata Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas Pariwisata, Badan Penanaman Modal Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten dan Provinsi Dinas Pariwisata, Kabupaten dan Provinsi Swasta 2.7 Kawasan Peruntukan Permukiman a b c d e f g h Program pengembangan perumahan perkotaan Penyusunan data dan informasi kawasan permukiman perkotaan Pengembangan kawasan permukiman perkotaan terpadu Pemetaan zona permukiman eksisting dan kawasan siap bangun Pengadaan perumahan melalui subsidi KPR- Rumah Sangat Sederhana Penyusunan rencana induk Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dvan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang nyaman; Mengembangkan fasilitas ruang publik dan RTH perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten Dinas PU, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi RPJMD KKA PENDAHULUAN 30

45 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana i j k l m n o p q r Revitalisasi permukiman kumuh di kawasan perkotaan Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perkotaan Program pengembangan perumahan pedesaan Penyusunan data dan informasi kawasan permukiman pedesaan Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan Kawasan Pedesaan Kawasan pedesaan Pengembangan kawasan Kawasan pedesaan permukiman pedesaan mandiri Pemetaan zona permukiman eksisting dan kawasan siap bangun Pengadaan perumahan melalui subsidi KPR- Rumah Sangat Sederhana Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman pedesaan Revitalisasi permukiman kumuh di kawasan pedesaan Penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum 2.8 Kawasan Peruntukan Lainnya a b c Peningkatan dan pengembangan infrastruktur pendukung tugas pengamanan dan keamanan kawasan dan negara. Program pembangunan kawasan pusat pemerintahan Program pengembangan kawasan reklamasi pantai Kawasan pedesaan Kawasan pedesaan Kawasan pedesaan Kawasan pedesaan Kawasan pedesaan Kabupaten Kepulauan Anambasz Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait Dinas Terkait Kabupaten dan Provinsi Kementerian Terkait 1 Perwujudan Kawasan Konservasi 1.1 Kawasan Konservasi Perairan a Program penetapan batas KKP b Program penyusunan rencana zonasi KKP Perwujudan pola ruang laut Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Provinsi APBN Kabupaten Provinsi APBN Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat c Program pengendalian Kabupaten Kepulauan Pemerintah Kabupaten, 31 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

46 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana pemanfaatan ruang dan pelestarian ekosistem KKP Anambas Kabupaten Provinsi APBN Swasta Provinsi dan Pusat Swasta 1.2 Kawasan Pemanfaatan Umum a Program pengembangan dan pengendalian pertambangan migas lepas pantai d Program pengembangan wisata bahari Lepas pantai perairan Kabupaten Kepulauan Anambas Kawasan Pulau Penjalin, Pulau Kelong, Pulau Tokong Belayar, Pulau Durai dan Pulau Piacuk berada di Kecamatan Palamatak; Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta e Program pengembangan budidaya perikanan laut f Program pengembangan penangkapan ikan g Program Pengembangan Kawasan Labuh Jangkar 1.3 Jalur Laut a Program pengembangan dan penataan jalur pelayaran Pengembangan kawasan budidaya rumput laut di Kecamatan Kecamatan Siantan Tengah : Kecamatan Siantan Timur dan Kecamatan Jemaja, Kecamatan Jemaja Timur; dan Pengembangan kawasan budidaya perikanan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap di kecamatan Kecamatan Siantan Tengah, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan Palmatak. Laut Natuna Laut Cina Selatan Selat Karimata kawasan labuh jangkar perairan selat matak dan perairan teluk luwe tarempa dan jemaja Perairan untuk jalur pelayaran dalam wilayah kabupaten; Perairan untuk jalur pelayaran nusantara; Perairan untuk jalur pelayaran internasional; Perairan untuk pipa bawah laut; dan Perairan untuk kabel bawah laut Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Kabupaten Provinsi APBN Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta Dinas Terkait di Kabupaten dan Provinsi Kementrian Terkait Swasta 1 Kawasan Strategis Nasional Perwujudan Kawasan Strategis 1.1 Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi RPJMD KKA PENDAHULUAN 32

47 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana a Program peningkatan kualitas pelayanan sistem mercusuar b Program peningkatan kualitas sistem radar c Program penelitian dan pengembangan sistem pendeteksian gelombang laut Kawasan Strategis Nasional. Kawasan Strategis Nasional. Kawasan Strategis Nasional. 2 Kawasan Strategis Provinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten 2.1 Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi a Penyusunan Master Plan Kawasan Strategis Kabupaten; b Penuyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Strategis Kabupaten; c Penyusunan Rencana Induk Kawasan Strategis Kabupaten; d Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Strategis Kabupaten; e Program pengembangan prasarana dan sarana pendukung Kawasan Strategis Kabupaten f Program pengembangan sarana dan prasarana dasar Kawasan Strategis sebagai pusat pelayanan ekonomi dan sosial g Pengembangan prasarana dan sarana pendukung Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Kabupaten; dan Kawasan Strategis Provinsi. Kabupaten APBN Kabupaten APBN Kabupaten APBN Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Dinas Perhubungan, Kabupaten dan Kementrian Perhubungan Dinas perhubungan Kabupaten dan Kementrian Perhubungan Bappeda, Dinas perhubungan, Kabupaten dan Kementrian Perhubungan Dinas PU, Dinas DKP, Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Dinas DKP, Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Dinas DKP, Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi Bappeda Dinas PU, Kabupaten dan Provinsi Bappeda Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Kabupaten dan Provinsi Bappeda Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Kabupaten dan Provinsi Dinas PU, Dinas DKP, Dinas Pariwisata dan Dinas Perhubungan Kabupaten dan Provinsi 33 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

48 I.4. Sistematika Penulisan Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas ini disajikan dalam sistematika sebagai berikut. BAB I BAB II PENDAHULUAN Mengemukakan mengenai latar belakang penyusunan RPJM Daerah, dasar hukum, konsistensi antara dokumen RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya seperti RPJMN, RPJP Kabupaten dan RTRW, sistematika dan maksud serta tujuan penyusunan RPJMD 1.1 Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RPJM Daerah, kedudukan RPJM Daerah dengan dokumen yang ada diatas dan dibawahnya serta pedoman dalam merumuskan dokumen. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RPJM Daerah, baik yang berskala nasional, maupun lokal. Dalam hal ini kalau di daerah telah diterbitkan Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan Kepala Daerah (PERKADA) yang mengatur tentang perencanaan dan penganggaran ataupun tentang tata cara penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan musrenbang, perlu dicantumkan. 1.3 Hubungan Antar Dokumen Bagian ini menjelaskan hubungan RPJM Daerah dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. Keterhubungan dengan dokumen lain, seperti: RPJM Nasional, RPJP kabupaten dan RTRW kabupaten 1.4 Sistematika Penulisan Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RPJMD terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya. 1.5 Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RPJMD bagi daerah yang bersangkutan dan sasaran penyusunan dokumen RPJMD bagi daerah yang bersangkutan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasardasar analisis, Gambaran Umum Kondisi Daerah yang meliputi Aspek Geografi dan Demografi serta Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspekdaya saing daerah. Bagian ini dijabarkan berdasarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap perumusan. Tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian. Hanya informasi yang relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen. Suatu informasi dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan kebutuhan perumusan strategi. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti ukuran, struktur dan distribusi penduduk. 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pembahasan pada sub bab aspek kesejahteraan sosial yaitu menganalisis tingkat RPJMD KKA PENDAHULUAN 34

49 keberhasilan daerah berdasarkan capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga 2.3 Aspek Pelayanan Umum Pada aspek pelayanan terbagi atas layanan wajib dan pulihan. Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan dan kesehatan. Sementara untuk layanan urusan pilihan fokus pada bidang investasi, pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata dan bidang ekonomi lainnya 2.4 Aspek Daya Saing Daerah Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah berupa fasilitas wilayah atau infrastruktur dan iklim berinvestasi. Fokus berikutnya adalah pada sumber daya manusia. BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Bagian ini menguraikan kinerja pelaksanaan yaitu dengan menganalisis perkembangan pendapatan yaitu proporsi sumber pendapatan dan pencapaian kinerja pendapatan. Selanjutnya menganalisis gambaran realisasi belanja daerah yang terdiri dari belanja lansung dan tidak langsung. Pada bagian ini juga membandingkan realisasi daerah dengan daerah lain juga standar nasional, menganalisis faktor pendorong dan penghambat realisasi, dan menggali potensi dan tantangan perkembangan ke depan ditinjau dari perspektif regional, dan nasional. Terakhir bagian ini juga menguraikan mengenai Perkembangan Neraca Daerah, Analisis Rasio Likuiditas, Analisis Rasio Solvabilitas dan Analisis Rasio Aktivitas. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Bagian ini menjabarkan tentang pengelolaan keuangan melalui analisis terhadap proporsi pengggunaan anggaran. Proporsi penggunaan anggaran ini digunakan untuk melihat seberapa besar persentase penggunaan anggaran yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai dari total pengeluaran pemerintah daerah. 3.3 Kerangka Pendanaan Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Kapasitas riil dilihat berdasarkan analisis belanja, pengeluaran periodik, proyeksi data masa lalu, perhitungan kerangka pendanaan dan proyeksi pembiayaan daerah. BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis. 4.1 Permasalahan Pembangunan Pada sub bab ini menyajikan permasalahan pada penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan analisis yang merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah. Permasalahan-permasalahan yang disajikan menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun ke depan. 4.2 Isu-Isu Strategis Bagian ini merumuskan isu strategis berupa permasalahan, peluang, kekuatan dan tantangan pembangunan yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional. Isu strategis yang disajikan adalah isu yang bersifat dapat memberikan manfaat/pengaruh di masa datang terhadap daerah tersebut. BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 35 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

50 Bab ini berisi rumusan visi, misi, tujuan serta sasaran. 5.1 Visi Memuat visi daerah yang hendak dicapai dalam lima tahun periode RPJMD. Selanjutnya visi dijabarkan berdasarkan makna yang terkandung dalam kalimat visi tersebut. 5.2 Misi Mermuat rumusan misi yaitu merupakan penjabaran misi yang berisi upaya yang akan dilakukan agar visi dapat terwujud. 5.3 Tujuan dan Sasaran Memuat rumusan tujuan dan sasaraan yaitu sebagai turunan misi sebagai wujud pencapaian terhadap misi. Tujuan dan sasaran bisa diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan agar misi dapat tercapai. 5.4 Agenda Prioritas Merupakan penjabaran agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga perwujudan dari misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur. Agenda-agenda prioritas berisi janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala Daerah yang telah disampaikan pada saat kampanye. BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII BAB VIII Bab ini menjelaskan tentang rumusan perencanaan komprehensif tentang pemerintah daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. 6.1 Strategi Sub bab ini menjelaskan terkait strategi yaitu merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif yang mewujudkan visi dan misi. 6.2 Arah Kebijakan Menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian tahapan kebijakan yang akan dilakukan agar tujuan dan sasaran tersebut dapat tercapai KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan daerah yang dirumuskan pada bab vi strategi dan arah kebijakan untuk merumuskan program pembangunan daerah dan indikator kinerja (outcome) dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam bab v visi, misi, tujuan dan sasaran. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada bab ini menguraikan seluruh program yang hendak dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun, disertai dengan indikator program, target kinerja program serta pagu indikatif seluruh program. BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X Pada bab ini menetapkan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah juga digunakan sebagai indikator pembanding guna mengetahui tingkat keberhasilan daerah dengan daerah lainnya. Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i) aspek kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing daerah. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Pedoman transisi dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD ini berakhir, sehingga RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi pedoman penyusunan RKPD dan R tahun pertama di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih. Sementara kaidah elaksanaan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD RPJMD KKA PENDAHULUAN 36

51 37 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

52 I.5. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun adalah: 1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan; 2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang; 3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas; 4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan; 5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah; dan 6. Memberikan tolok ukur keberhasilan pembangunan PD dan Kepala Daerah. RPJMD KKA PENDAHULUAN 38

53 39 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

54

55 BAB. II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

56 II.1. Aspek Geografi dan Demografi Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti ukuran, struktur dan distribusi penduduk. II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan daerah otonom maritim yang beribukota di Tarempa dan terdiri dari tujuh kecamatan dengan dua kelurahan dan 52 desa. Ketujuh kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Jemaja, Kecamatan Jemaja Timur, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan Siantan Tengah, dan Kecamatan Palmatak. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas adalah ,14 km² atau 2,47 persen dari luas Indonesia yang memiliki luas km². Luasan Kepulauan Anambas terdiri atas luas daratan 634,37 km² atau 1,36 persen dan luas lautan ,27 km² atau 98,64 persen dengan panjang garis pantai adalah 1.128,57 km. Kecamatan Jemaja Timur mempunyai luas wilayah terbesar yaitu 154,24 km² sedangkan Kecamatan Siantan Tengah mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 22,14 km². Untuk luas wilayah menurut kecamatan tersaji pada Tabel II.1. Secara administratif Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk dalam gugusan Kepulauan Anambas di laut China Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Vietnam. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bintan. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Malaysia. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Natuna. Tabel II.1. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Wilayah Daratan (km 2 ) Jemaja Letung 78,26 Jemaja Timur Kuala Maras 154,24 Siantan Selatan Air Bini 115,48 Siantan Tarempa 45,39 Siantan Timur Nyamuk Siantan Tengah Air Asuk 22,14 Palmatak Tebang Ladan 129,94 Jumlah 634,37 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016 II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi Secara geografis Kabupaten Kepulauan Anambas terletak diantara LU sampai dengan BT, hal ini berdasarkan pada UU No. 33 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari gugusan pulau-pulau besar RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 42

57 dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah administratifnya dan berbatasan langsung dengan negara lain atau lautan internasional. Dengan jumlah pulau-pulau sebanyak 255 pulau, tentunya memerlukan penanganan khusus terkait dengan otoritas batas wilayah daerah. Kabupaten Kepulauan Anambas juga memiliki lima buah pulau terluar yaitu Pulau Tokong Berlayar, Pulau Tokong Nenas, Pulau Mangkai, Pulau Damar, dan Pulau Tokong Malang Biru. II.1.3. Klimatologi Dari hasil pemantauan BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Kabupaten Kepulauan Anambas, selama tahun 2015 suhu minimum di wilayah ini berkisar antara 24,40 C sampai 27,50 C dan suhu maksimum berkisar antara 27,20 C sampai 30,40 C. Tekanan udara selama 2015 adalah minimum 1.008,00 mbdan maksimum 1.012,00 mb Sementara itu kelembaban udara minimum sebesar 69 persen dan kelembaban maksimum sebesar 98 persen. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di bulan Desember yaitu 544,50 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 22 hari terjadi di bulan November. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki lautan lepas yang luas. Hal tersebut menyebabkan fenomena arah angin sangat berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya. Tercatat rata-rata kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 6 knot. Hal ini sangat mempengaruhi kelancaran transportasi terutama laut dan udara. Selanjutnya, penyinaran matahari terendah tercatat sebesar 31 persen dan tertinggi sebesar 77 persen di tahun Kondisi ini juga cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat di kabupaten ini yang sebagian besar adalah petani dan nelayan. Untuk suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan setiap bulannya telah tersaji pada Tabel II.2. Tabel II.2. Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Bulan Suhu Udara Rata-rata Kelembaban Udara Rata-rata Maksimum Minimum Maksimum Minimum Curah Hujan Januari , ,10 Februari 28,50 24, ,20 Maret 29,60 24, ,50 April 31,60 24, ,90 Mei 33,20 25, ,40 Juni 33,10 24, ,30 Juli 32,90 24, ,40 Agustus 32,70 24, ,10 September 32,40 25, ,70 Oktober 32,30 24, ,80 November 31,20 24, ,40 Desember , , ,23 24, , ,49 23, , ,64 23, ,40 Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016 II Penggunaan Lahan Status pemilikan lahan di Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi menjadi empat yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan. Jumlah kepemilikan lahan terbesar adalah lahan hak milik dengan luasan m 2 yang terbagi menjadi bidang. Sedangkan luasan terkecil adalah lahan hak pengelolaan dengan jumlah 43 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

58 luasan sebesar m 2. Status pemilikan tanah menurut kecamatan tersaji pada Tabel II.3. Tabel II.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Hak Milik Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Pengelolaan Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, yang mana merupakan aset penting dalam menggerakkan pembangunan suatu daerah. Diharapkan bukan hanya jumlahnya saja yang besar tetapi kualitas penduduknya juga baik. Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 menurut proyeksi Badan Pusat Statistik sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk 62,88 jiwa/km 2. Kecamatan Siantan memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 236,86 jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Jemaja Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 13,62 jiwa/km 2. Jumlah penduduk lakilaki sebanyak jiwa, sedangkan perempuan sebanyak jiwa. Kemudian ada jumlah rumah tangga. Dengan rata-rata 4,10 jiwa per rumah tangga Selengkapnya tentang luas wilayah, jumlah penduduk, serta kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014 Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa/km 2 ) Jemaja 78, ,64 Jemaja Timur 154, ,80 Siantan Selatan 115, ,91 Siantan 45, ,96 Siantan Timur ,85 Siantan Tengah 22, ,95 Palmatak 129, ,14 Jumlah 545, , , , , , , , , , ,23 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Penduduk menurut golongan umur memiliki jumlah tertinggi pada kisaran umur 5-9 tahun yaitu sebesar jiwa dan jumlah terendah ada pada kisaran umur tahun yaitu sebesar 374 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan yaitu sebanyak jiwa, sedangkan perempuan sebanyak jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 44

59 Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Golongan Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan meningkatkan penyediaan jumlah tenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja dengan persentase laki-laki sebanyak 70,79 persen dan perempuan sebanyak 29,21 persen. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen bekerja di sektor pertanian dan perikanan dan sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan yaitu sebesar 29,58 persen. Sedangkan untuk banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja pada Tahun 2013 tercatat 228 orang yang terdiri dari 191 pencari kerja laki-laki dan 37 pencari kerja perempuan. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.6. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kepulauan Anambas Tahun 2013 Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah Pertanian dan Perikanan 29,26 1,83 31,09 Industri, Pertambangan dan 12,21 0,81 13,02 Penggalian Perdagangan 2,69 7,10 9,79 Angkutan dan Komunikasi 4,83-4,83 Jasa Kemasyarakatan 10,84 18,74 29,58 Lainnya 10,97 0,73 11, ,79 29, ,48 23, ,61 32, Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Penduduk Usia 10 tahun ke atas yang memiliki pendidikan tertinggi SD/MI/Sederajat memiliki jumlah terbesar yaitu jiwa. Sedangkan untuk penduduk 45 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

60 yang memiliki pendidikan tertinggi Diploma I/II memiliki jumlah terkecil yaitu 406 jiwa. Penduduk usia 10 tahun keatas menurut jenis kelamin dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada table berikut. Tabel II.7. Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2014 Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah Tidak/Belum Pernah Sekolah ,25 Tidak/Belum Tamat SD ,08 SD/MI/Sederajat ,33 SLTP/MTs/Sederajat ,89 SMU/ SMK/MA/Sederajat ,21 Diploma I/II 406 0,86 DIII/DIV/S1/S2/S , Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Sebagaimana pembangunan dibidang fisik, pembangunan dibidang mental dan spritual tidak boleh terlupakan. Keduanya harus seimbang agar tidak terjadi ketimpangandalam kehidupan masyarakat. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, mencatat terdapat 31 masjid, 24 mushala, tiga gereja, dan satu wihara di tahun II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga. II Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator berikut ini. II Pertumbuhan PDRB Kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan membaik, hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB konstan dalam empat tahun terakhir yang mengalami pertumbuhan positif. PDRB atas dasar harga berlaku konstan tahun 2000 (Hk) mengalami peningkatan dari Rp pada tahun 2010 menjadi Rp pada tahun Selama tahun , sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga konstan dengan perkembangan nilai dari Rp pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp pada tahun 2014, kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan nilai Rp pada tahun 2010 menjadi Rp pada tahun Produk domestic regional bruto atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.8. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (juta rupiah) No. Sektor 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Tahun * 2014** ,3 481,153, , , , ,8 8,504,903, , , ,8 Penggalian 3 Industri Pengolahan ,4 1,351,801, , , ,9 4 Pengadaan Listrik 4.202,7 4,393, , , ,4 RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 46

61 No. Sektor dan Gas 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Tahun * 2014** 226,7 234,1 243,1 252,7 258,9 6 Konstruksi ,1 336,420, , , ,4 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ,6 167,662, , , ,0 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ,0 14,267, , , , ,8 7,644, , , ,7 10 Informasi dan ,4 35,358, , , ,0 Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan ,3 11,233, , , ,9 Asuransi 12 Real Estate ,8 47,682, , , ,9 13 Jasa Perusahaan 12,8 13,6 14,6 15,5 16,3 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan ,1 162,454, , , ,3 Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan ,4 16,680, , , ,8 16 Jasa Kesehatan dan ,1 13,938, , , ,3 Kegiatan Sosial 17 Jasa lainnya 6.055,7 6,169, , , ,6 PDRB dengan Migas 10,962,794, ,9 11,595,839, , ,8 PDRB Tanpa Migas 1,232,310, ,0 1,419,086, , ,1 * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 2,29 persen, sedangkan PDRB dengan migas mengalami pertumbuhan sebesar 7,43. Sektor-sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan PDRB ini antara lain sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 10,63 persen. Sektor lainnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor berkonstribusi sebesar 8,68 persen terhadap pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan Tahun Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dan kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada berikut. Tabel II.9. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (persen) No. Sektor Tahun * 2014** 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 6,45 6,19 5,89 5,92 2 Pertambangan dan Penggalian - 1,3 2,65 2,83 1,44 3 Industri Pengolahan - 0,09 8,28 1,61 2,2 4 Pengadaan Listrik dan Gas - 4,54 5,68 6,7 6,34 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang - 3,25 3,86 3,92 2,48 6 Konstruksi - 9,93 10,16 10,31 10,63 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan - 8,41 8,51 8,6 8,68 Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan - 5,92 6,59 6,78 8,17 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - 6,29 6,73 6,87 7,74 10 Informasi dan Komunikasi - 6,29 6,77 7,69 4,72 47 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

62 No. Sektor Tahun * 2014** 11 Jasa Keuangan dan Asuransi - 4,35 4,5 4,2 4,45 12 Real Estate - 4,81 5,37 5,6 5,84 13 Jasa Perusahaan - 6,03 7,29 6,03 5,11 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan - 5,18 5,56 5,74 5,28 Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan - 4,79 4,21 1,22 1,26 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 6,6 7,63 8,39 8,85 17 Jasa lainnya - 1,89 2,03 1,22 1,28 PDRB dengan Migas - 1,82 3,89 3,22 2,29 PDRB Tanpa Migas - 7,26 7,36 7,38 7,43 * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 II Laju Inflasi Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan atau penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi digunakan untuk memperoleh indikator yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Indikator yang terdapat pada inflasi tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga atau masyarakat misalnya dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Untuk menghitung laju inflasi digunakan pendekatan dari laju inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2015 di Kota Batam tercatat sebesar 4,73 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,01 pada bulan Desember 2014 menjadi 122,54 pada bulan Desember Laju inflasi sebesar 4,73 persen pada tahun 2015 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 7,61 persen. Selama periode , laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 7,81 persen dan terendah terjadi pada tahun 2012 dengan laju inflasi sebesar 2,02 persen. Laju inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-Desember) Tahun 2015 tercatat sebesar 2,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,33 pada Bulan Desember 2014 menjadi 122,27 pada Bulan Desember Laju inflasi sebesar 2,46 persen pada Tahun 2015 merupakan laju inflasi terendah selama enam tahun terakhir ini, setelah pada tahun 2013 tercatat inflasi tertinggi sebesar 10,09 persen. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 48

63 Gambar II.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang (2007=100) dan (%) (2012=100) Kota Batam Kota Tanjungpinang Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau tahun 2015 II PDRB Per Kapita PDRB per kapita adalah kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan setiap penduduk rata-rata, sehingga bisa dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi. Meskipun demikian PDRB per kapita belum dapat menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebenarnya. Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk menggambarkan apakah ada peningkatan produktivitas pembangunan setiap orangnya. PDRB per kapita sebagai salah satu indikator produktivitas penduduk dapat dihitung dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk. Untuk memacu peningkatan PDRB per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa PDRB per kapita yang disajikan disini belum memperhitungkan pendapatan yang keluar atau pendapatan yang masuk ke Kabupaten Kepulauan Anambas (Net Factor Income From Abroad). Sehingga per kapita yang disajikan disini belum sepenuhnya menggambarkan pendapatan riil masyarakat. Kesulitan memperoleh data pendapatan yang keluar-masuk Kabupaten Kepulauan Anambas tersebut, menyebabkan PDRB per kapita tersebut digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur rata-rata pendapatan penduduk. Perhitungan PDRB per kapita atas harga konstan tahun 2010 dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh dari tingkat perubahan harga dan jasa (inflasi/deflasi) yang terjadi pada tahun berjalan. Sehingga dengan demikian diperoleh nilai riil atau nilai sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan secara lebih tepat menggambarkan tingkat produktivitas per kapita. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, laju pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2010 atas dasar harga konstan mengalami peningkatan yang cukup baik selama periode yaitu sebesar Rp per jiwa pada tahun 2010 menjadi Rp per jiwa pada tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

64 Gambar II.2. PDRB per Kapita Menurut Kategori (Juta Rp), PDRB Perkapita Adhb (jt) PDRB Perkapita Adhk (jt) Laju Pertumbuhan Perkapita Adhk (%) 0 Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas 2015 Adanya peningkatan PDRB per kapita ini diharapkan kemampuan daya beli masyarakat juga meningkat. Karena ukuran tingkat kemakmuran penduduk adalah dari tingkat daya beli masyarakatnya. Dengan kondisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. II Indeks Gini Pendapatan penduduk pada suatu daerah pada umumnya tidaklah merata. Perbedaan pendapatan ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan pendapatan. Suatu metode dalam mengukur ketimpangan pendapatan yaitu Indeks Gini. Indeks Gini merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. Adapun kriteria dalam menentukan ketimpangan adalah sebagai berikut: 0 < G 0,35 menunjukkan ketimpangan rendah 0,35 < G < 0,50 menunjukkan ketimpangan sedang G 0,50 menunjukkan ketimpangan tinggi Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012 mencapai 0,3724. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendapatan Kabupaten Kepualuan Anambas mencapai level sedang. Semakin rendah indeks gini suatu wilayah/daerah maka pemerataan pendapatan semakin merata. Besarnya indeks gini pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana menunjukkan ketimpangan yang rendah. Sedangkan pada tahun 2012 ketimpangannya mencapai level sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten Kepulauan Anambas semakin tidak merata. Masalah ketimpangan ini perlu diwaspadai dikarenakan perbedaaan pendistribusian pendapatan yang dapat mengakibatkan kecemburuan sosial yang mana akan berdampak ke segala bidang. II Persentase Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlah dari dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah nilai pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Sedangkan garis kemiskinan non RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 50

65 makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami fluktuasi dari pada tahun 2010 sampai tahun Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 adalah jiwa atau 4,82 persen dari total penduduk dengan garis kemiskinan pada tahun tersebut yaitu Rp , sedangkan untuk tahun 2011 garis kemiskinan Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan yaitu sekitar Rp Peningkatan garis kemiskinan berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin yang semakin menurun menjadi jiwa atau 4,18 persen dari total penduduk Kepulauan Anambas Gambar II.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Penduduk Miskin (Jiwa) Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 dan 2014 Seperti terlihat pada Gambar II.3 penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berada dibawah garis kemiskinan pada tahun 2012 ada 4,17 persen dari total penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas. Angka ini menunjukkan angka yang paling kecil jika di bandingkan dengan kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berada dibawah garis kemiskinan pada tahun 2013 ada 4,47 persen dari total penduduk Kepulauan Anambas. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun II Angka Kriminalitas yang Tertangani Dinamika perkembangan Kabupaten Kepulauan Anambas yang sangat pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakatnya. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif diantaranya akan meningkatkan angka kriminalitas. Tabel II.10. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Kepulauan Anambas No Pidana Tindak Pidana Umum 1.1. Perkara Masuk Perkara Diselesaikan Sisa Tindak Pidana Khusus 2.1. Perkara Masuk Perkara Diselesaikan Sisa Tindak Pidana Korupsi 3.1 Perkara Masuk Perkara diselesaikan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

66 3.3 Sisa Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Informasi diatas menunjukkan bahwa telah tercatat juga kejadian tindak pidana di cabang Kejaksaan Negeri Ranai di Tarempa. Pada tahun 2014, Tindak Pidana Umum tercatat 5 perkara masuk dan Tindak Pidana Khusus tercatat 3 perkara. Sedangkan Pengadilan Agama Tarempa mencatat adanya 58 perceraian dan talak 20 perkara selama tahun II Indeks Daya Beli Masyarakat Daya beli adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Indeks daya beli digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu masyarakat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian pada saat itu yang sedang memburuk yang berati semakin rendah kemampuan masyarakat untuk membeli suatu barang atau jasa. 655,000 Gambar II.4. Daya Beli Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas 650, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Indonesia Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas 2013 dan 2014 Kemampuan daya beli masyarakat sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar II.4 terlihat terus meningkat. Peningkatan daya beli masyarakat terlihat sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 meski jika dilihat dari kenaikan nominalnya tidak terlalu besar. Pada periode tahun 2009 hingga tahun 2013 peningkatan daya beli masyarakat tampak berjalan melambat, yaitu dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 naik menjadi Rp naik menjadi Rp hingga pada tahun 2013 naik menjadi Rp Peningkatan yang terus terjadi pada daya beli masyarakat berindikasi positif terkait dengan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. Jika kita membandingkan angka kabupaten dengan angka provinsi dan nasional, Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal. Untuk angka Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 yaitu Rp sedangkan untuk angka nasional Rp terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal dibawah dari angka RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 52

67 Provinsi induk dan di bawah angka nasional. Hal ini berarti semakin rendahnya nilai daya beli masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang rendah berkaitan erat pada rendahnya kemampuan ekonomi yang berarti rendah pula kemampuan masyarakat untuk membeli suatu barang atau jasa. Program peningkatan potensi ekonomi masyarakat oleh pihak pemerintah daerah harus gencar jika ingin menaikkan nilai indikator ini dan mengejar ketertinggalan dengan daerah lain. II Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi untuk menilai seberapa jauh capaian keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. (Besarnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari PDRB harga konstan 2000). Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebesar 6,24 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian secara umum yang meliputi sembilan sektor di Provinsi Kepulauan Riau tumbuh sekitar 6,24 persen. Sedangkan untuk kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas tertinggi dicapai oleh Kabupaten Kepulauan Anambas dengan 7,41 persen dan terendah yaitu Kabupaten Batam dengan 5,83 persen. Pendapatan regional per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku di Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 sebesar 42,00 juta rupiah, naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 39,00 juta rupiah. Sementara itu, kabupaten/kota yang memiliki pendapatan regional per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku tertinggi yaitu Kota Batam dengan 44,13 juta rupiah dan yang memiliki pendapatan regional terendah yaitu Kabupaten Lingga dengan 15,02 juta rupiah. Kepulauan Anambas berada di posisi ke enam dengan pendapatan per kapita sebesar 17,38 juta rupiah. Gambar II.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan Anambas Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka 2015 Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten dengan laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas tertinggi diantara tujuh kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor bangunan, sektor industri pengelolaan, sektor perdagangan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Pada sektor industri pengelolaan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari 6,72 persen pada tahun 2012 menjadi 6,8 persen pada tahun 2013, sedangkan pada sektor 53 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

68 bangunan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari 13,72 persen menjadi 13,8 persen pada tahun Laju pertumbuhan pada sektor pertanian dan perikanan justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2012 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 7,23 persen kemudian mengalami penurunan menjadi 7,19 persen di tahun Meskipun demikian sektor pertanian dan perikanan tetap memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi ketiga setelah sektor bangunan dan sektor perdagangan. Tabel II.11. Laju Pertumbuhan Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun No Lapangan Usaha Pertanian dan Perikanan 7,35 7,55 7,23 7,19 2 Pertambangan dan Penggalian 0,48 0,46 0,68 0,7 3 Industri Pengelolaan 5,86 6,12 6,72 6,8 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,94 4,08 5,83 5,89 5 Bangunan 10,54 10,69 13,72 13,8 6 Perdagangan 7,48 7,76 8,13 8,19 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,25 6,62 7,03 7,06 8 Keuangan, Pariwisata dan Jasa Perusahaan 2,19 2,49 3,14 3,15 9 Jasa Jasa 5,34 5,53 5,65 5,68 Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan kesimpulan dari indeks lamanya hidup, indeks tingkat pendidikan dan indeks pendapatan. IPM digunakan untuk menilai kebehasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sejalan dengan meningkatnya kinerja Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki (IPM) sebesar 65,12 pada tahun 2014, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 64,86. IPM dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain: (1) rendah (IPM dibawah 50), (2) menengah rendah (50-65), (3) menengah tinggi (IPM 66-70) dan (4) tinggi (IPM diatas 70). Bila dikelompokkan menurut kategori IPM tersebut, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk dalam kategori IPM tinggi (IPM diatas 70). Gambar II.6. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015 RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 54

69 Apabila dibandingkan dengan tujuh kota ataupun kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, IPM Kabupaten Anambas pada tahun 2014 yang mencapai 65,12 menduduki peringkat keenam. Kota Batam merupakan kota dengan IPM paling tinggi sebesar Provinsi Kepulauan Riau menunjukan angka IPM pada tahun 2014 sebesar Dengan adanya data apabila dibandingkan dengan Kota/ Kabupaten lain yang ada di Kepulauan Riau, IPM di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah yang kedua terendah menunjukan bahwa kualitas pembangunan Kepulauan Anambas masih jauh dibawah standar kualitas pembangunan manusia provinsi secara umum. Tabel II.12. Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Riau Tahun Kabupaten/Kota Tahun Karimun 66,40 66,82 67,67 68,52 68,72 Bintan 69,87 70,47 71,01 71,31 71,65 Natuna 66,29 67,76 68,80 69,39 70,06 Lingga 57,36 58,51 59,32 60,13 60,75 Kepulauan Anambas 63,03 63,71 64,32 64,86 65,12 Kota Batam 76,98 77,82 78,39 78,65 79,13 Kota Tanjungpinang 73,76 74,86 75,91 76,70 77,29 Provinsi Kepulauan Riau 71,13 71,61 72,36 73,02 73,40 Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015 II FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikatorindikator pendidikan yaitu angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, anga partsisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni. Indikator kesehatan diantaranya; angka usia harapan hidup, dan indikator sosial yaitu rasio penduduk yang bekerja. Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kesejahteraan sosial, sebagai berikut: PENDIDIKAN II Angka Melek Huruf Kemampuan baca tulis merefleksikan tingkat pendidikan suatu daerah. Angka melek huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. AMH penduduk berumur 15 tahun ke atas Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 mencapai 92,63 persen. Artinya, dari sekitar 100 orang penduduk Kepulauan Anambas yang berusia 15 tahun ke atas sekitar 93 orang yang bebas buta huruf. Sehingga masih ada sekitar tujuh orang lagi dari 10 orang penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang tergolong dalam kategori buta aksara. Angka melek huruf mengalami penurunan pada tahun 2012 namun mengalami peningkatan pada tahun Angka melek huruf berdasarkan kelompok umur menunjukkan AMH kelompok usia muda jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia tua dan kelompok umur penduduk perempuan memiliki AMH yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Akan tetapi untuk usia tua penduduk perempuan memiliki AMH lebih rendah dibandingkan penduduk laki-laki usia tua. 55 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

70 Gambar II.7. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun ,000 4,000 3,000 2,000 1,804 1,596 4,256 1, Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014 Pada angka melek huruf Kepulauan Anambas berada dibawah provinsi induknya yaitu Provinsi Kepulauan Riau yang tertinggal sekitar 5,93 persen. Sedangkan jika dibandingkan angka nasional, Kepulauan Anambas tertinggal sekitar 1,36 persen. II Angka Rata-Rata Lama Sekolah Pada tahun 2014, rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu 6,16 tahun. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan angka pada tahun 2013 yang sebesar 6,14 tahun dan pada tahun 2012 yang sebesar 6,13 tahun. Dari angka tersebut, dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan daerah ini rata-rata hanya sampai level SMP kelas satu. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas akan dijelaskan pada gambar berikut. Gambar II.8. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jika dibandingkan dengan kabupaten induk yaitu Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas masih dibawah Natuna. Di tingkat Provinsi Kepulauan Riau, angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas kedua terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. Jika dikaitkan dengan program wajib belajar sembilan tahun dari pemerintah, kondisi pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas perlu ditingkatkan kembali sehingga bisa sejajar dengan daerah lainnya. Pada tahun 2014 angka rata-rata lama sekolah tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah Kota Batam yaitu sebesar 10,80 tahun. Angka ini terus meningkat dari tahun 2010, begitu juga halnya dengan angka ratarata lama sekolah Provinsi Kepulauan Riau. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 56

71 Tabel II.13. Perkembangan Ratarata Lama Sekolah (dalam tahun) Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun No Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten (Tahun) Karimun 6,88 6,89 7,25 7,67 7,73 2 Bintan 8,08 8,13 8,18 8,23 8,30 3 Natuna 7,06 7,33 7,75 7,87 8,07 4 Lingga 5,24 5,30 5,35 5,40 5,53 5 Kepulauan Anambas 6,10 6,11 6,13 6,14 6,16 6 Kota Batam 10,53 10,74 10,77 10,79 10,80 7 Kota Tanjungpinang 9,14 9,47 9,80 9,89 9,94 8 Provinsi Kepulauan Riau 9,38 9,46 9,58 9,63 9,64 Sumber: Badan Pusat Statistik 2015 II Angka Partisipasi Kasar Angka partisipasi kasar diperoleh dari perbandingan jumlah siswa pendidikan dasar (SD sampai dengan SMA) dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun. Angka partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa (berapapun usianya) yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Terlihat bahwa nilai dari APK SD/MI Kabupaten Kepulauan Anambas pada 2014 mencapai angka 105,77. Nilai APK SD menunjukkan angka lebih dari 100, hal ini menunjukkan bahwa ternyata masih banyak penduduk usia sekolah yang tingkat pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang usianya. Berbagai alasan yang melatarbelakangi masalah tersebut yaitu keterlambatan masuk sekolah formal atau terlalu muda, sempat putus sekolah kemudian melanjutkan kembali atau berasal dari luar daerah Kepulauan Anambas Pada jenjang SMP/MTs nilai APK untuk kategori umur tahun 2014 mencapai angka 88,86 dimana nilai ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang mencapai 91,27. Berbanding terbalik dengan APK SMA yang mengalami kenaikan dari 70,76 pada tahun 2013 hingga pada tahun 2014 mencapai angka 87,72. Perkembangan Nilai APK untuk setiap tingkat pendidikan dari tahun 2011 sampai tahun 2014 tersaji pada tabel berikut. Tabel II.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun No Angka Partisipasi Kasar APK SD/MI 110,56 108,53 115,84 105,77 2 APK SMP/MTs 97,61 77,44 91,27 88,86 3 APK SMA 107,69 92,47 70,76 87,72 Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan Susenas Tahun II Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Angka pendidikan yang ditamatkan dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah siswa/i tingkat pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun. Keberhasilan pembangunan pendidikan dapat dilihat dari indikator tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk. Indikator tingkat pendidikan pada 2013 bila dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya mengalami penurunan, salah satu penyebabnya adalah ukuran indikator yang ditingkatkan. Pada tahun 2011 ukuran usia yang digunakan adalah penduduk usia 15 tahun keatas, sedangkan pada tahun ukuran usia yang digunakan adalah penduduk usia 10 tahun keatas. Secara umum persentase penduduk usia 10 tahun keatas untuk tingkat pendidikan yang ditamatkan tahun 2013 lebih menurun jumlahnya dibandingkan tahun Persentase penduduk 57 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

72 yang menamatkan SMP/MTs jumlahnya terus menurun sampai tahun 2013, sedangkan untuk jumlah penduduk yang menamatkan SMA/MA/MK jumlahnya naik sebanyak 2,29 persen dari tahun Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak/belum pernah sekolah pada 2013 sebesar 9,95 persen. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel II.15. Angka Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan Anambas No Tingkat Pendidikan 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah Persentase ,67 12,41 9,95 2 Tidak/Belum Tamat SD 26,07 35,30 31,66 3 SD/MI 30,79 25,21 31,32 4 SMP/MTs 12,19 10,50 9,07 5 SMA/MA/MK 14,84 9,47 11,76 6 Akademi/Universitas 6,43 7,11 6,24 Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014 II Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan progam wajib belaja sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Anambas dengan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada usia sekolah. Nilai APM yang mendekati 100 menunjukkan semakin baiknya tingkat partisipasi sekolah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. APM SD/MI dari tahun 2010 sampai tahun 2012 terus mengalami penurunan. APM SD/MI tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan nilai mencapai 98,2 sedangkan APM SD/MI pada tahun 2013 adalah 97,73. Angka APM SD/MI menunjukkan angka yang kurang dari 100. Hal ini mengartikan bahwa untuk tingkat pendidikan SD/MI masih ada penduduk usia sekolah yang tingkat pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang usianya. Perkembangan APM pada setiap tingkat pendidikan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel II.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun No Tingkat APM SD/MI 93,67 93,64 92,08 97,73 98,2 2 APM SMP/MTs 68,71 74,34 50,75 62,32 74,84 3 APM SMA 44,28 63,75 55,58 42,60 67,41 Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan Susenas Tahun 2015 APM SMP/MTs dan APM SMA sama-sama mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun APM SMP/MTs pada tahun 2014 sebesar 74,84 dan APM SMA sebesar 67,41. Capaian APM SMP/MTs dan APM SMA memiliki nilai yang sangat jauh dari APM SD/MI. Hal ini bukan berarti bahwa anak usia 7-15 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok tersebut ada yang bersekolah di luar Kabupaten Kepulauan Anambas atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 58

73 KESEHATAN II Angka Harapan Hidup Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Harapan Hidup (AHH). AHH Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 yaitu tahun, artinya seorang bayi yang baru dilahirkan di Kabupaten Kepulauan Anambas akan hidup mencapai 66,23 (66 tahun 2 bulan). Dengan syarat besarnya kematian dan kesehatan yang stabil tidak ada yang berubah. Seperti tersaji pada Tabel II.18, Kabupaten Kepulauan Anambas menempati urutan kelima bila dibandingkan dengan tujuh kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan Kota Batam menempati urutan tertinggi dengan AHH sebesar 72,80 tahun. Tabel II.17. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Kabupaten/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Batam Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Anambas Tahun 2015 II Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja) Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan meningkatkan penyediaan jumlahtenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran. 12,000 Gambar II.9. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten Kepulauan Anambas yang Bekerja dan Tidak Bekerja 10,000 8,000 6,000 4,000 7,368 5,860 5,784 2,552 2,812 2,506 8,033 9,992 9,732 3,676 4,015 8,910 2, Bekerja Laki-laki Bekerja Perempuan Tidak Bekerja Laki-laki Tidak Bekerja Perempuan Sumber: Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Angka Tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

74 Pada tahun 2014 dari seluruh penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja ada sebanyak 70,79 persen penduduk laki-laki dan sebanyak 29,21 persen penduduk perempuan. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen di sektor perikanan dan pertanian dan sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan yaitu sebesar 29,58 persen. Banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja pada tahun 2014 tercatat 299 orang terdiri 198 pencari kerja laki-laki dan 101 orang perempuan. II FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung olah raga. Kelompok kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari kelompok seni tari, musik, hadroh, kompang dan zapin. Kelompok-kelompok kesenian ini tidak mengalami perubahan dari jumlah kelompoknya yakni sejumlah 67 kelompok dari tahun 2010 hingga tahun Tabel II.18. Jenis Kelompok Kesenian di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tahun Jenis Kelompok Kesenian Tari Musik Hadroh Kompang Zapin Total Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Untuk bidang olahraga belum ada catatan mengenai jumlah klub dan gedung olahraga yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas. II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, salah satunya yaitu bidang urusan pendidikan. Indikator kinerja pada fokus layanan urusan wajib pemerintahan daerah sebagai berikut: PENDIDIKAN II Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk mengetahui cakupan pelayanan pendidikan untuk setiap kelompok usia sekolah dan menggambarkan jumlah anak kelompok usia tertentu yang sedang sekolah tanpamembedakan jenjang pendidikan yang ditempuh. APS dibedakan menjadi APS usia 7-12 tahun, APS usia tahun, APS usia tahun dan APS usia tahun. Nilai ideal APS adalah 100 persen dan tidak akan RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 60

75 terjadi lebih besar dari 100 persen, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah. Seperti tersaji pada Tabel II.19, angka partisipasi sekolah mengalami fluktuasi baik di kelompok umum 7-12 tahun, tahun, maupun kelompok umur tahun pada selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun Hal ini terlihat pada tahun 2012 APS untuk kelompok umur 7-12 tahun mencapai 97,28 persen mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi 99,42 persen akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi 98,2 persen yang artinya terdapat 1,8 persen penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah. Pada kelompok umum tahun, pada tahun 2012 APS sebesar 96,13 persen mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 93,19 persen akan tetapi mengalami kenaikan di tahun 2014 menjadi 93,73 persen hal ini berarti terdapat 6,27 persen penduduk berusia tahun yang tidak bersekolah. Untuk kelompok umur tahun APS pada tahun 2012 sebesar 85,30 persen mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 77,12 persen akan tetapi mengalami kenaikan di tahun 2014 menjadi 85,30 persen artinya terdapat 14,70 persen penduduk berusia tahun yang tidak bersekolah. APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum serta makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur. Dilihat dari kelompok umur di Kabupaten Kepulauan Anambas, kelompok umur 7-12 tahun merupakan kelompok umur dengan peluang lebih besar dalam mengakses pendidikan serta kelompok umur dengan anak usia sekolah terbanyak dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Tabel II.19. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas No Kelompok Umur Tahun 96,93 96,11 97,31 97,28 99,42 98, Tahun 88,50 89,55 96,20 96,13 93,19 93, Tahun 74,55 68,96 85,40 85,30 77,16 86,07 Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, IPM tahun 2012,2014 dan Susenas tahun 2015 II Rasio Ketersediaan Sekolah Per Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sekolah untuk menampung penduduk usia sekolah. Rasio ini membandingkan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan. Berdasarkan Tabel II.20 pada jenjang sekolah dasar, rasio ketersediaan jumlah gedung mengalami fluktuasi dari tahun 2009 sampai tahun Pada kurun waktu tiga tahun terakhir (tahun 2011-tahun 2014) jumlah gedung sekolah dasar mengalami peningkatan dengan jumlah tertinggi di tahun 2013 sebanyak 64 unit. Hal serupa terjadi dengan jumlah murid untuk jenjang sekolah dasar, dimana jumlah murid pun mengalami fluktuasi dengan kenaikan jumlah murid yang terjadi di tahun 2014 sebanyak murid, sehingga rasio ketersediaan sekolah terhadap murid sebesar 93 yang artinya bahwa satu sekolah SD/MI menampung 93 siswa. Rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SMP/MTs mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2012 sebesar 90, kemudian terjadi peningkatan di tahun 2013 menjadi 98, akan tetapi terjadi penurunan di tahun 2014 menjadi 96 di; angka ini artinya bahwa satu sekolah SMP/Mts dapat menampung 96 siswa. 61 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

76 Pada jenjang SMA/MA rasio ketersediaan sekolah juga mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga tahun 2014, yaitu pada tahun 2011 sebesar 178, kemudian terjadi kenaikan di tahun 2012 menjadi 198 dan tahun 2013 menjadi 199 kemudian mengalami peningkatan di tahun 2014 menjadi 216, angka ini artinya bahwa satu sekolah SMA/MA dapat menampung 216 siswa. Untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2014, tercatat sebanyak 62 sekolah yang tersebar di semua kecamatan. Sekolah Dasar dengan jumlah tersedikit berada di Kecamatan Jemaja Timur dan Siantan Selatan dengan empat sekolah dasar sedangkan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Palmatak yang memiliki 16 sekolah dasar.pada tahun 2014 tercatat 22 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di seluruh kecamatan. Selanjutnya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat sebanyak 8 buah yang hanya terdapat di enam kecamatan saja, yaitu di Kecamatan Jemaja, Jemaja Timur, Siantan, Siantan Timur, Siantan Tengah dan Palmatak. Tabel II.20. Ketersediaan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2013 di Kabupaten Kepulauan Anambas No Jenjang Pendidikan SD/MI 1 Jumlah sekolah Jumlah murid Rasio Murid-Sekolah SMP/MTs 1 Jumlah sekolah Jumlah murid Rasio Murid-Sekolah SMA/MA 1 Jumlah sekolah Jumlah murid Rasio Murid-Sekolah Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Jumlah gedung sekolah di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 sebanyak 106 gedung. Sebagian besar gedung berada pada kondisi baik hanya terdapat 4 gedung yang mengalami rusak berat, yaitu satu gedung SMA. Tabel II.21. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas. Kondisi Gedung Jenjang Pendidikan Baik Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Baik Baik Baik Ringan Berat Ringan Berat Ringan Berat Ringan Berat TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2012, tahun 2014 dan tahun 2015 Berdasarkan Tabel II.22, Kepulauan Anambas memiliki 106 gedung sekolah. Kecamatan Palmatak merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah gedung sekolah terbanyak yaitu 32 gedung. Kecamatan Siantan Timur mempunyai jumlah gedung paling sedikit yaitu empat gedung. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 62

77 Tabel II.22. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun Kecamatan Jenjang Pendidikan Kondisi Gedung Jumlah Baik Rusak Ringan Rusak Berat Jemaja TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Jemaja Timur TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Siantan Selatan TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Siantan TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Siantan Timur TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Siantan Tengah TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Palmatak TK SD MI SMP MTs SMA Jumlah Total Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Rasio Guru Per Murid Rasio guru dan murid merupakan perbandingan antara jumlah guru dan murid pada suatu jejang tertentu. Rasio guru murid ini dapat menggambarkan beban tanggungan yang harus dijalani oleh seorang guru pada suatu daerah. Semakin kecil nilai rasionya, maka 63 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

78 akan semakin kecil juga beban tanggungan seorang guru, sebaliknya semakin besar nilai rasionya, maka akan semakin besar juga beban tanggungan seorang guru diduga akan semakin berkurang pengawasan/perhatian guru terhadap murid sehingga kualitas pengajaran akan cenderung semakin rendah. Seperti tersaji pada Tabel II.23 pada jenjang pendidikan dasar rasio guru dan murid mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 12, mengalami penuruan di tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 10 di tahun 2010 dan 8 di tahun 2011, dan mengalami kenaikan yang cukup besar di tahun 2012 sehingga rasio guru dan murid sebesar 12, akan tetapi mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi 14 dan di tahun 2014 menjadi 10 yang artinya bahwa setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 10 murid. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs rasio guru dan murid juga mengalami fluktuasi. Hal ini terlihat pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 11, dan terus mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2011 menjadi 10 pada tahun 2010 dan 8 pada tahun 2011, akan tetapi mengalami kenaikan yang cukup tinggi di tahun 2012 menjadi 15 dan mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi 10 kemudan terjadi kenaikan di tahun 2014 menjadi 18 hal ini berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 18 murid. Rasio guru dan murid pada jenjang pendidikan SMA/MA juga mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2009 rasio murid dan guru sebesar 16, kemudian turun di tahun 2010 menjadi 11 di tahun 2011 rasio murid dan guru tidak mengalami perubahan, akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 10 dan naik kembali di tahun 2013 dan mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2014 menjadi 20. Angka 20 ini memiliki arti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 20 murid. Tabel II.23. Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten kepulauan Anambas. No Jenjang Pendidikan SD/MI 1 Jumlah guru Jumlah murid Rasio Murid-Guru SMP/MTs 1 Jumlah guru Jumlah murid Rasio Murid-Guru SMA/MA 1 Jumlah guru Jumlah murid Rasio Murid-Guru Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015 Seperti tersaji pada Tabel II.24 pada tahun 2009 sampai tahun 2014 rasio guru dan murid sekolah dasar menurut kecamatan yang paling tertinggi terdapat di Kecamatan Palmatak dengan rasio 23 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 23 murid. Tabel II.24. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas No Kecamatan Jemaja Jemaja Timur RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 64

79 No Kecamatan Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015 Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel II.25, pada tahun 2014 rasio guru dan murid sekolah menengah pertama menurut kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan Palmatak dengan rasio sebesar 36 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 36 murid. Tabel II.25. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama Menurut Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas No Kecamatan Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, 2012,2014 dan 2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, bahwa setiap SD/MI tersedia satu orang guru untuk setiap 32 peserta dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang, maka rasio guru terhadap murid di Kabupaten Kepulauan Anambas masih dapat dikatakan ideal. KESEHATAN II RASIO PUSKESMAS, POLIKLINIK DAN PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) Puskesmas, Puskesmas keliling dan Pustu merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Seperti tersaji pada Tabel II.26, rasio Puskesmas per satuan penduduk pada selang waktu tahun 2011 hingga tahun 2013 terus mengalami perubahan. Pada tahun 2014, yang merupakan rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi memiliki rasio sebesar artinya satu Puskemas melayani sebanyak jiwa. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan wilayah kerja Puskesmas dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata penduduk, maka dapat dikatakan jumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat memenuhi standar yang ada. 65 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

80 Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki Puskesmas keliling yang terdiri dari Puskesmas keliling darat dan Puskesmas keliling laut. Rasio Puskesmas keliling mengalami fluktuasi pada tahun 2011 hingga tahun Pada tahun tahun 2012 hingga mencapai namun pada tahun 2013 mengalami penurunan dengan rasio kemudian menurun di tahun 2014 menjadi yang artinya satu Puskesmas keliling melayani jiwa. Untuk rasio Pustu per satuan penduduk mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun Pada tahun 2014 yang merupakan rasio Pustu per satuan penduduk terendah memiliki rasio sebesar 814 yang artinya satu Pustu melayani sebanyak 814 jiwa. Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu Kepulauan Anambas Tahun No Uraian Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas Pembantu Jumlah Penduduk Rasio Puskesmas per satuan penduduk Rasio Puskesmas Keliling per satuan penduduk Rasio Puskesmas Pembantu per satuan penduduk Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2011, 2012, 2014 dan 2015 Seperti tersaji pada Tabel II.27, rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Palmatak dengan rasio mencapai , artinya satu Puskesmas melayani sebanyak jiwa. Hal ini terjadi dikarenakan Kecamatan Palmatak memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kecamatan Siantan merupakan kecamatan dengan rasio Puskesmas keliling per satuan penduduk tertinggi yang melayani jiwa. Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Siantan, dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa Pustu yang terdapat di wilayah ini terdapat hanya tiga Pustu, sehingga menyebabkan Kecamatan Siantan memiliki rasio Pustu tertinggi yang melayani jiwa. Tabel II.27. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu menurut Kecamatan Kepulauan Anambas Tahun 2013 Puskesmas Puskesmas Puskesmas No Kecamatan Jumlah Penduduk Keliling Pembantu Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio 1 Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 II Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per penduduk. rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 66

81 Seperti yang tersaji pada Tabel II.28 di tahun 2014 Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki dua rumah sakit yang terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Jemaja dan Kecamatan Palmatak. Rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai Hal ini berarti satu rumah sakit melayani sejumlah jiwa. Peningkatan jumlah rumah sakit setiap tahunnya diharapkan mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk yang ada, sehingga kualitas pelayanan rumah sakit terhadap jumlah penduduk semakin meningkat. Tabel II.28. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kepulauan Anambas Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Penduduk Rumah Sakit Jumlah Rasio 1 Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Rasio Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 II Rasio Dokter per Satuan Penduduk Rasio dokter per jumlah penduduk merupakan jumlah dokter per penduduk. Rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Rasio ini juga mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter. Berdasarkan Tabel II.29, jumlah dokter di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan naik turun. Hal ini dapat dilihat untuk dokter umum pada tahun 2009 berjumlah 27 dokter turun cukup tajam di tahun 2010 menjadi hanya tujuh dokter, kemudian di tahun 2011 naik cukup signifikan menjadi 35 dokter dan terus naik di tahun 2012 menjadi 42 dokter dan di tahun 2013 menjadi 63 kemudian menurun cukup tajam di tahun 2014 menjadi 28. Dengan adanya peningkatan cukup signifikan selama tiga tahun terakhir (tahun ) akan tetapi mengalami penurunan yang sangat signifikan meyebabkan rasio dokter per satuan penduduk mengalami penurunan pula menjadi 1.686, 03. Angka ini memiliki arti bahwa pada tahun 2014, satu dokter umum melayani jiwa.berdasarkan indikator Indonesia sehat 2010, rasio ideal jumlah dokter umum dengan jumlah penduduk adalah 1:2500 artinya, idealnya satu dokter melayani jiwa. Dengan angka ini berarti rasio dokter umum di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan ideal. Jumlah dokter spesialis yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2013 sebanyak 63 dokter meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terdapat satu dokter akan tetapi pada tahun 2014 tidak ada dokter spesialis di Kabupaten Anambas. Hal ini menyebabkan rasio dokter spesialis tidak dapat dihitung. Tabel II.29. Rasio Dokter per satuan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas No Uraian Dokter Umum 1 Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio 1.320, , ,71 924,60 624, , 03 Dokter Spesialis 67 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

82 No Uraian Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio ,98 - Dokter Gigi 1 Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio , , , , ,12 Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Pada kurun waktu tahun 2009 hingga tahun 2014, perkembangan jumlah dokter gigi belum menunjukan perkembangan yang cukup berarti. Dalam tiga tahun terakhir (tahun ) jumlah dokter gigi di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terdapat pertambahan sama sekali akan tetapi mengalami pengurangan di tahun Hingga pada tahun 2014 rasio dokter per satuan penduduk mencapai 5.901,12. Angka ini memiliki arti bahwa pada tahun 2014, satu dokter gigi melayani jiwa. Berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010, rasio ideal untuk jumlah dokter gigi dengan jumlah penduduk adalah 11 dokter gigi untuk penduduk atau 1: Rasio dokter gigi yang mencapai angka 1:5.901 jiwa, yang berarti rasio dokter gigi per satuan penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan ideal. Berdasarkan Tabel II.30, kecamatan yang memiliki jumlah dokter umum terbanyak adalah Kecamatan Palmatak dengan tujuh dokter umum, sedangkan kecamatan yang paling sedikit memiliki dokter umum adalah Kecamatan Siantan Selatan. Tidak terdapat dokter spesialis di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kecamatan yang paling banyak memiliki dokter gigi terdapat di Kecamatan Siantan, terdapat dua kecamatan yang belum memiliki dokter gigi yaitu Kecamatan Siantan Selatan dan Kecamatan Siantan Timur. Tabel II.30. Banyaknya Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 No Kecamatan Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi 1 Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantn Timur Siantan Tengah Palmatak Total Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Di Kepulauan Anambas terdapat 2 buah rumah sakit pada tahun 2014 yang terletak di Kecamatan Jemaja dan Palmatak, tujuh buah Puskesmas, 49 Puskesmas pembantu, dan 15 Puskesmas keliling. Sedangkan untuk tenaga paramedis, terdapat 28 orang dokter umum, delapan orang dokter gigi, 128 orang bidan serta 209 perawat. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 68

83 SARANA DAN PRASARANAN UMUM II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN II Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki investor berskala nasional baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)/Penanaman Modal Asing (PMA). Banyaknya jumlah PMDN jauh lebih besar dibandingkan PMA. Banyaknya jumlah investor PMDN maupun PMA berpengaruh baik terhadap jumlah investasi di Kabupaten Kepulauan Anambas. Jumlah investor sebanyak PMDN dan 1 PMA. Bidang usaha dengan jumlah investor PMDN terbanyak adalah bidang perdagangan dengan 736 investor, sedangkan untuk PMA hanya terdapat satu yaitu bidang jasa. Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA Kabupaten Kepulauan Anambas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel II.31. Jumlah Investor PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2014 No Bidang Usaha Jumlah Investor PMDN Jumlah Investor PMA 1 Perdagangan Pengolahan Jasa Peternakan Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertanian dan Perkebunan 314 Total Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015 II Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional Penanaman Modal Dalam Negeri/ Penanaman Modal Asing (PMDN/PMA) Pada tahun 2014, nilai investasi yang ditanamkan di Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai Rp (empat puluh sembilan miliar tiga ratus sembilan satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah) dengan rincian PMDN Rp (tiga puluh tiga miliar tujuh ratus sembilan puluh satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah) dengan nilai omset sebesar Rp (seratus empat puluh miliar tiga ratus lima puluh juta empat ratus lima puluh enam ribu rupiah) dengan jumlah perusahaan sebanyak 3009 dan nilai investasi PMA sebesar Rp (lima belas milyar enam ratus juta rupiah) dengan satu perusahaan di bidang Jasa. Tabel II.32. Jumlah Investasi PMDN dan PMA Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan Anambas PMDN PMA No Bidang Usaha Nilai Investasi Omset Nilai Investasi 1 Perdagangan Pengolahan Jasa Peternakan Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertanian dan Perkebunan Total Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

84 II Pertanian Tanaman Pangan Walau bukan termasuk daerah penghasil beras, namun Kabupaten Kepulauan Anambas masih memiliki potensi yang dapat lebih dikembangkan lagi pada sektor ini. Dua kecamatan, yaitu Jemaja Timur dan Palmatak yang memiliki lahan sawah. Luas tanam padi di tahun 2014 seluas 70 Ha dengan luas panen 68 Ha. Tabel II.33. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di Kepulauan Anambas Tahun 2014 Tabel II.34. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Lahan Sawah (Ha) Bukan Lahan Sawah (Ha) Jumlah (Ha) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi Jemaja Jemaja Timur ,9 5,7 Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak 1 1 3,5 3, , ,2 5, ,0 6, ,0 6,0 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Selain padi, juga terdapat palawija yang terdiri atas jagung dengan luas panen 19 Ha dan ubi kayu yang luas panennya sebesar 25 Ha dengan produksi sebanyak 274 ton selama tahun Selain itu, terdapat pula ubi jalar seluas panen 17 Ha, total produksi ubi jalar di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 249 ton. Wilayah ini tercatat juga menghasilkan berbagai jenis sayuran. Jenis sayur-sayurannya adalah kacang panjang, sawi, bayam dan kangkung. Tabel II.35. Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 Kecamatan Luas Panen (Ha) Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 70

85 Kecamatan Luas Panen (Ha) Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Siantan Tengah Palmatak NA Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Tabel II.36. Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 Kecamatan Kacang Panjang (Ton) Sawi (Ton) Bayam (Ton) Kangkung (Ton) Jemaja Jemaja Timur 3,7 29 5,5 5,6 Siantan Selatan 2,1 2 3,1 23 Siantan 5,5 30 7,2 13,3 Siantan Timur 13,5-7,1 8,2 Siantan Tengah 13,5-7,1 8,2 Palmatak 20, Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Anambas juga menghasilkan buah-buahan. Jenis buahbuahannya yaitu nanas, durian, pisang dan jeruk. Produksi buah terbesar di tahun 2014 adalah pisang dengan total luas panen 22 Ha dan total produksi 70 Ton. Tabel II.37. Luas Panen dan Produksi Buahbuahan menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Luas Panen (Ha) Nanas Durian Pisang Jeruk Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Jemaja 0, 004 0,3 5,2 2,6 2, 015 1,8 5,58 3,1 Jemaja Timur Siantan Selatan ,5 12, Siantan 0, 03 0,6 11, ,55 2,7 1 2,8 Siantan Timur Siantan Tengah 0, 014 0,3 0,15 0,1 4,3 18, Palmatak 0, 01 0, , ,22 1, , 058 1,8 44,2 45, , , , RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

86 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Jenis lahan bukan sawah terbagi atas beberapa jenis lahan yaitu perkebunan, pekarangan, tegal/ladang, padang rumput, hutan dan rawa. Jenis lahan dengan total luas terbesar pada tahun 2014 adalah hutan dengan luas sebesar hektar. Kecamatan dengan total jenis lahan terbesar yaitu Kecamatan Palmatak dengan jumlah sebesar hektar. Tabel II.38. Potensi Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Jenis Lahan (Ha) Perkebunan Pekarangan Tegal/Ladang Padang Rumput Hutan Rawa Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Kepulauan Anambas Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Potensi lahan pertanian terbagi dalam dua jenis tanaman pertanian yaitu tanaman pangan yang terdiri dari padi dan palawija serta tanaman hortikultura yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan. Dari tahun 2010 sampai 2012, besarnya jumlah potensi lahan pertanian tidak mengalami perubahan. Untuk padi memiliki potensi hektar, palawija memiliki potensi hektar, Sayuran memiliki potensi 750 Ha dan buah-buahan memiliki potensi 800 hektar. Tabel II.39. Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Tanaman Pangan Hortikultura Padi (Ha) Palawija (Ha) Sayuran (Ha) Buah-buahan (Ha) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Kelapa Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Karet Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Jemaja 1, Jemaja Timur 1, , Siantan Selatan 1, Siantan ,7 463 Siantan Timur 2, , RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 72

87 Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Kelapa Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Karet Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Siantan Tengah , Palmatak 3, , ,928 2, 041 2, 055 7, ,4 3951, ,928 2, 041 2, 055 7, ,4 3951, , , , , ,51 462, , ,51 640, Lanjutan Tabel II.41 Kecamatan Luas Areal (Ha) Cengkeh Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Sagu Rata-rata Produksi (Kg/Ha) Jumlah Petani (KK) Jemaja , Jemaja Timur , Siantan Selatan 231 3, Siantan 295 4, Siantan Timur 321 6, Siantan Tengah , Palmatak , , Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014 Jumlah kelompok tani menurut komoditi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu padi, sayuran, kelapa, cengkeh, karet, toga, palawija, tanaman obat, ayam, hortikultura, sapi, perkebunan dan kebun. Kecamatan dengan jumlah kelompok tani terbanyak adalah Kecamatan Jemaja sebanyak 28 kelompok tani dengan jenis komoditi padi, sayuran, kelapa, cengkeh dan karet. Sedangkan Kecamatan Jemaja Timur sebanyak 19 kelompok tani dengan jenis komoditi padi karet, toga, palawija, tanaman obat dan ayam. Total kelompok tani pada tahun 2012 adalah 86 kelompok tani. Tabel II.41. Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Jumlah Kelompok Tani Jenis Komoditi Jemaja 27 Padi, Sayuran, Kelapa, Cengkeh, Karet, sapi Jemaja Timur 21 Padi, Karet, Toga, Palawija, Tanaman Obat, Ayam Siantan Selatan 16 Karet, Sayuran Siantan 13 Cengkeh, Sayuran, Karet Siantan Timur 4 Kelapa Siantan Tengah 9 Kebun, Hortikultura, Ternak, Karet, Toga Palmatak 19 Kebun, Hortikultura, Sapi, Perkebunan, Toga Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

88 II Kehutanan Luas Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu sekitar Ha. Hutan yang termasuk dalam kategori hutan produksi dan hutan yang dapat dikonversikan. Luas hutan lindung di Kepulauan Anambas adalah Ha, hutan produksi Ha, dan hutan yang dapat dikonversi Ha. Tabel II.42. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Hutan Lindung (Ha) HPT Fungsi Hutan Produksi (Ha) Hutan yang Dapat Dikonversi (Ha) Areal Penggunaan Lain (APL) Jemaja ,6 - - Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah ,3 - - Palmatak Kepulauan Anambas , , , , , , , ,71 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Peternakan Secara umum, populasi ternak yang tercatat pada tahun 2014 adalah sapi potong dan kambing. Ternak sapi potong ada sebanyak ekor sedangkan ternak kambing ada sebanyak 193 ekor. Selain hewan ternak, ada juga yang mengelola unggas yaitu ayam buras, ayam pedaging dan itik. Populasi ayam buras tercatat sebanyak ekor dan populasi itik sebanyak 953 ekor. Produksi telur yang dihasilkan untuk ayam buras sebanyak kg dan itik ada sebanyak kg. Tabel II.43. Populasi Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Sapi Potong (Ekor) Ternak Kambing (Ekor) Ayam Buras (Ekor) Unggas Ayam Pedaging (Ekor) Itik (Ekor) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Produksi daging di Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari sapi potong, ayam buras dan kambing. Total produksi tahun 2014 untuk sapi potong sebanyak kg, RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 74

89 ayam buras sebanyak kilogram dan kambing sebanyak 256 kilogram. Sedangkan untuk produksi telur dihasilkan ayam buras dan itik. Total produksi telur dari ayam buras sebanyak kilogram dan itik sebanyak kilogram. Untuk tabel produksi daging dan produksi telur tersaji dalam tabel berikut. Tabel II.44. Produksi Daging menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Sapi Potong (Kg) Ayam Buras (Kg) Kambing (Kg) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak , , , ,00 544, , ,00 544, ,00-703,20 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Tabel II.45. Produksi Telur menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 Kecamatan Ayam Kampung (Kg) Ayam Petelor (Kg) Itik (Kg) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Perikanan Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas dikelilingi oleh laut yang begitu luas. Banyak yang mata pencaharian penduduknya adalah perikanan terutama perikanan laut. Pada tahun 2014, luas usaha budidaya perikanan di laut ada seluas m2 dengan jumlah produksi yang tercatat sebanyak ton. Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Laut (m 2 ) Budidaya Payau (m 2 ) Tawar (m 2 ) Jumlah (m 2 ) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

90 Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Tabel II.47. Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Tabel II.48. Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Laut (m 2 ) Budidaya Payau (m 2 ) Tawar (m 2 ) Jumlah (m 2 ) Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Kecamatan Budidaya Laut (Ton) Payau (Ton) Tawar (Ton) Jumlah (Ton) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak ,25-0,1 130, ,71-0,1 214, , ,91 Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Kecamatan Pembudidaya Ikan Air Laut Pembudidaya Ikan Air Tawar Jenis Kelompok Nelayan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Industri Pada Tahun 2014, sektor industri belum menjadi penyumbang utama dalam pembentukkan PDRB. Sektor industri dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Kategori tersebut adalah industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Jumlah industri kecil yang tercatat pada tahun 2014 sebanyak 284 buah industri yang mampu menyerap tenaga kerja. Sedangkan industri sedang di Kepulauan Anambas tercatat sebanyak 5 buah dengan tenaga kerja sebanyak 21 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar terdapat di Kecamatan Siantan. Hal ini wajar dikarenakan Kecamatan Siantan merupakan ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas. Tabel II.49. Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Perusahaan Industri Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 76

91 Kecamatan Perusahaan Industri Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Energi dan Sumber Daya Air Minum Sebagai suatu kebutuhan vital dalam kehidupan, listrik dan air minum memerlukan penanganan yang serius. Bila kedua sektor ini mengalami gangguan dalam operasionalnya, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kelangsungan pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah daerah yang dialiri listrik PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terdaftar pada 4 rayon di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah Tarempa, Ladan, Kuala Maras dan Letung. Air minum atau air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Anambas. Tabel II.50. Banyaknya Pelanggan PLN di Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Cabang Tahun 2013 Tabel II.51. Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual pada PLN Sub Ranting Kepulauan Anambas Tahun 2013 Unit Pembangkit Jumlah Pelanggan Tarempa Letung Ladan Kuala Maras Jumlah Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 PLTD Jumlah Mesin (Unit) Daya Terpasang (KW) Daya Mampu Tenaga yang Dibangkitkan (KWH) Beban Puncak KWH Terjual Tarempa Letung Ladan Kuala Maras Jumlah Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Air minum atau air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya di Kota Tarempa dikelola Kantor Kecamatan Siantan dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jumlah Pelanggan air pada tahun 2013 sebanyak 990 pelanggan dengan kapasitas produksi 20 liter/detik. Sedangkan untuk banyaknya Rumah Tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas yang menggunakan jasa Pemda pada tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga dengan Kecamatan Siantan sebagai pengguna terbesar. Namun rumah tangga yang menggunakan jasa Non Pemda lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak RT dengan Kecamatan Palmatak sebagai pengguna terbesar 77 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

92 Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah Penerimaan di PDAM Kepulauan Anambas Tahun 2014 Tabel II.53. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM dan Non PAM menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 Uraian Satuan Jumlah Pelanggan Unit Kapasitas Produksi Liter/Detik Penggunaan M Penerimaan Rp Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Kecamatan Pemda Non Pemda Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Pertambangan Pertambangan merupakan sektor yang paling besar kontribusinya dalam menyumbang PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas. Luas usaha pertambangan granit merupakan pertambangan terbesar yaitu sebesar Ha dengan cadangan m 3. Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan Pertambangan menurut Kecamatan dan Jenis Pertambangan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 Kecamata n Luas (Ha) Granit Riolit Diorit Biji Besi Cadangan (m 3 ) Jemaja 9.885, ,0 0 Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan 2.750, ,0 0 Siantan Timur Siantan Tengah Luas (Ha) Cadangan (m 3 ) Luas (Ha) Cadangan (m 3 ) , ,0 0 Luas (Ha) Cadangan (m 3 ) , , , , Palmatak 345, , , , , , , , , , , , , , ,78 360, , , , , ,0 0 36, ,6 8 36, ,6 8 36, ,0 0 RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 78

93 Lanjutan Tabel II.55 Kecamatan Pasir Kuarsa Tanah Urug Luas (Ha) Cadangan (m 3 ) Luas (Ha) Cadangan (m 3 ) Jemaja , Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak , , , Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 II Pariwisata Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi wisata yang cukup besar. Tentunya untuk mengembangkan industri pariwisata tersebut memerlukan dukungan sarana dan prasarana. Salah satu yang cukup penting adalah ketersediaan dermaga. Hingga tahun 2015, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 47 dermaga yang terdiri dari 3 dermaga kecil, 9 dermaga besar dan 35 dermaga sedang. Tabel II.55. Banyaknya Dermaga Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Jenis Dermaga Besar Kecil Sedang Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan 8-10 Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Tabel II.56. Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa Kepulauan Anambas Tahun 2014 Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September - - Oktober November - - Desember RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

94 Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Tabel II.57. Banyaknya Penumpang Datang dan Berangkat menurut Bulan di Bandar Udara Matak Kepulauan Anambas Tahun 2014 (Pesawat Komersil) Bulan Penumpang Berangkat Penumpang Datang Januari Februari - - Maret - - April - - Mei - - Juni - - Juli - - Agustus September Oktober November Desember Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 Selanjutnya adalah penginapan sebagai salah satu hal yang mendukung industri pariwisata. Jumlah penginapan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih relatif sedikit dan itupun belum tersebar di seluruh kecamatan. Di wilayah ini tercatat memiliki 10 hotel melati di tahun 2014, namun dari jumlah tersebut 7 diantaranya terdapat di Kecamatan Siantan dimana ibu kota kabupaten berada. Di kecamatan Jemaja terdapat 3 buah hotel. Selain penginapan, restoran dan rumah makan juga ikut turut memberikan kontribusi dalam industri pariwisata. Sama halnya dengan penginapan, jumlah terbanyak berada di Kecamatan Siantan. Tabel II.58. Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 Kecamatan Jenis Penginapan Hotel Bintang Hotel Melati Losmen Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015 RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 80

95 II.3. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional.aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari: II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah II NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Indeks yang diterima petani merupakan suatu indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal. Semakin tinggi nilai NTP maka relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan daya beli petani. Dimana NTP lebih dari 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. Apabila NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. NTP kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahtaraan petani pada periode sebelumnya. Penilaian NTP di atas menggunakan asumsi bahwa apabila produktivitas petani pada bulan bersangkutan paling sedikit sama dengan produktivitas bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani meliputi lima subsektor yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman holtikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. NTP mencakup lima kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Tabel II.59. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun Provinsi Kepulauan Riau No Uraian Indeks Yang Diterima Petani (lt) 119,36 126,66 131,66 136,05 109,62 115,22 2. Indeks Yang Dibayar Petani (lb) 119,42 122,54 125,91 129,61 108,62 115,57 NTP 99,95 103,36 104,57 104,97 100,92 99,7 Sumber : Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Selama periode , rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan setiap tahunnya yang berarti daya beli petani di Provinsi Kepulauan riau lebih baik dari tahun ke tahun. NTP tertinggi terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar 104,96 dengan indeks yang diterima petani sebesar 136,05 dan indeks yang dibayar petani 81 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

96 sebesar 129,61. Namun pada tahun 2015 rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau hanya mencapai 99,45 masih berada di bawah 100. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015 petani di Provinsi Kepualauan Riau mengalami defisit, dimana kenaikan hasil produksi pertaniannya lebih kecil dibanding kenaikan harga kebutuhan petani untuk konsumsi dan biaya produksi. Pada tahun 2015 indeks harga yang diterima petani hanya mencapai 115,22 sedangkan indeks yang dibayarkan petani telah menapai 115,87. Gambar II.10. Nilai Tukar Petani Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Provinsi Riau Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Jambi Provinsi Kepulauan Riau Sumber: NTP Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Provinsi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau, yaitu yang berbatasan di sebelah barat Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi yang berbatasan disebelah selatan. Apabila membandingkan NTP pada provinsi-provinsi tersebut, dapat dilihat pada tabel diatas yaitu pada tahun 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki NTP paling besar dengan angka mencapai 101,55, di posisi kedua yaitu Provinsi Kepulauan Riau dengan NTP sebesar 100,92, kemudian Provinsi Jambi dengan NTP sebesar 97,02 dan di posisi terakhir yaitu Provinsi Riau dengan NTP sebesar 96,85. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan petani di Provinsi Kepulauan Riau cukup tinggi dengan menempati posisi kedua dibandingkan tiga provinsi lainnya. Dengan NTP lebih dari 100 maka berarti petani Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. II FOKUS IKLIM BERINVESTASI Fokus iklim berinvestasi sangat dipengaruhi oleh rasa aman bagi investor untuk berinvestasi. Ketentraman dan ketertiban umum yang kondusif menggambarkan bahwa dispilin hukum berjalan dengan baik. Ketentraman dan ketertiban umum sangat berdampak positif dalam meningkatkan kenyamanan berinvestasi. II Angka Kriminalitas Angka kriminalitas disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain kemiskinan, disfungsi norma dan hukum, ketidakharmonisan unsur terkait serta karakter bangsa yang sudah bergeser, ditambah dengan sistem pendidikan yang tidak lagi mengajarkan nilai-nilai etika termasuk pendidikan agama yang hanya menekankan pada RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 82

97 aspek kognitifnya. Penanggulangan kriminalitas yang tepat merupakan salah satu cara untuk mencapai rasa aman, nyaman dan tertib bagi masyarakat serta iklim berinvestasi untuk dapat terselengggara dengan baik. Seperti yang tertera pada Tabel II.60, tindak kriminal selama satu tahun pada selang waktu tahun 2009 sampai pada tahun 2012 terus mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan yang cukup siginifikan di tahun Tindak kriminal yang mengalami fluktuasi pada tahun 2009 hingga tahun 2013 berbanding lurus dengan angka kriminalitas. Jumlah tindak kriminal tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan jumlah tinda kriminal sebanyak 27 kasus dan angka kriminalitas mencapai 0,095, sedangkan tindak kriminal paling sedikit terjadi di tahun 2013 sebanyak satu kasus dengan angka kriminalitas 0,003. Angka kriminalitas pada suatu daerah semakin rendah menggambarkan tingginya rasa aman masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukan bahwa angka kriminalitas masih relatif kecil sehingga dapat dikatakan bahwa dalam hal keamanan dan ketertiban lingkungan, kondisi di Kabupaten Kepulauan Anambas relatif stabil dan terkendali. Tabel II.60. Angka Kriminalitas Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas. No Jenis Kriminal Jumlah kasus Pembunuhan Jumlah Kejahatan Seksual Jumlah kasus Penganiayaan Jumlah kasus Pencurian Jumlah kasus Penipuan Jumlah Tindak Kriminal selama 1 tahun Jumlah Penduduk Angka Kriminalitas 0,020 0,021 0,026 0,095 0,003 Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014 II FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting untuk kemajuan daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula kualitas SDM di wilayah tersebut. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu daerah. II Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3) Tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu daerah. Untuk memajukan perekonomian suatu daerah diperlukan tenaga kerja yang berkualitas.tingkat pendidikan memiliki faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas tenaga kerja daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin tinggi pula penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadapkualitas hasil produksi barang dan jasa Seperti tertera pada Tabel II.61, tenaga kerja masih merupakan permasalahan di Kabupaten Kepulauan Anambas mengingat rasio lulusan S1/S2/S3 masih sangat minim. Pada tahun 2009 rasio lulusan S1/S2/S3 0,02 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 727 jiwa, dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 0,026, dan mengalami pengingkatan di tahun 2011 menjadi 0,027, mengalami peningkatan di tahun 2012 menjadi 0,031 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2013 dengan rasio lulusan menjadi 0,034 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak jiwa. Pada selang waktu tahun 2009 sampai tahun 2013 rasio lulusan S1/S2/S3 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan 83 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

98 semakin meningkat pula. Selain itu, peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan atau menciptakan peluang usaha lebih besar bagi mereka yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah. Tabel II.61. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas No Uraian Jumlah lulusan S Jumlah lulusan S Jumlah lulusan S Jumlah lulusan S1/S2/S Jumlah Penduduk Rasio lulusan S1/S2/S3 0,020 0,026 0,028 0,033 0,034 Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014 II Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan) Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas (usia nonproduktif) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia tahun (usia produktif). Rasio ketergantungan dapat dilihat berdasarkan usia, yaitu rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua. Rasio ketergantungan muda merupakan perbandingan jumlah penduduk belum produktif (usia 0-14 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia tahun). Seperti yang tertera pada Tabel II.62, rasio ketergantungan muda terus mengalami kenaikan pada selang waktu antara tahun 2009 sampai tahun 2013 akan tetapi mengalami penurunan di tahun Pada tahun 2009 rasio ketergantungan muda sebesar 0,463, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,495, mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 0,512, mengalami kenaikan di hingga tahun 2012 menjadi 0,518, dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2013 menjadi 0,548 dan mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi 0,523 ini berarti bahwa setiap 100 orang yang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 52 orang usia belum produktif (usia 0-14 tahun). Pada tahun 2013 peningkatan yang terjadi pada jumlah penduduk usia 0-14 tahun berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah penduduk usia tahun sehingga menyebabkan semakin banyaknya jumlah usia belum produktif yang harus ditanggung oleh usia produktif. Tabel II.62. Rasio Ketergantungan Muda Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 s.d Tahun 2014 No Uraian Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun Jumlah Penduduk Usia tahun Rasio Ketergantungan Muda 0,463 0,495 0,512 0,518 0,548 0,523 Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015 Rasio ketergantungan tua merupakan perbandingan jumlah penduduk tidak produktif (usia 65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk produktif (usia tahun). Rasio ketergantungan tua terus mengalami peningkatan dalam selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun Seperti tersaji pada Tabel II.63, pada tahun 2009 rasio ketergantungan tua sebesar 0,035, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,051, mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 0,053, mengalami kenaikan hingga tahun 2012 menjadi 0,055 dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2014 menjadi 0,056 di tahun 2013 dan 0, 057 di tahun 2014, ini berarti setiap 100 orang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 57 orang usia tidak produktif. RPJMD KKA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 84

99 Tabel II.63. Rasio Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun No Uraian Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun Jumlah Penduduk Usia tahun Rasio Ketergantungan Tua 0,035 0,051 0,053 0,055 0,056 0,057 Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015 Rasio ketergantungan total yaitu rasio ketergantungan dengan membandingkan jumlah penduduk belum produktif (usia < 15 tahun) dan jumlah penduduk tidak produktif (usia > 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia tahun). Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel II.64, rasio ketergantungan total Kabupaten Kepulauan Anambas terus mengalami peningkatan pada selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun 2013 kecuali di tahun 2014 mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2009 rasio ketergantungan mencapai 0,497, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,547, mengalami kenaikan di tahu 2011 menjadi 0,565, mengalami kenaikan hingga tahun 2012 rasio ketergantungan mencapai 0,571, mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 0,605 dan mengalami oenurunan di tahun 2014 menjadi 0,580, angka ini berarti setiap 100 orang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 58 usia belum produktif dan usia tidak produktif. Tabel II.64. Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun No Uraian Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif Jumlah Penduduk Usia tahun Rasio Ketergantungan 0,497 0,547 0,565 0,571 0,605 0,580 Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011,2012, 2014 dan 2015 Semakin meningkatnya jumlah usia belum produktif dan usia tidak produktif yang berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah usia produktif menyebabkan meningkatnya tingkat ketergantungan muda, tua dan total. Berdasarkan rasio ketergantungan muda, tua maupun rasio ketergantungan total yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas yang terus meningkat setiap tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2014 menunjukan bahwa semakin meningkat pula beban ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif. 85 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

100

101 PREHEADINGS BAB. III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

102 III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Keuangan daerah merupakan komponen paling penting dalam perencanaan pembangunan, karena kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat tergantung pada kemampuan anggaran daerah yang tercermin pada Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Sebagaimana semangat otonomi daerah, maka masing-masing daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. Oleh karena itu diharapkan daerah mampu menggerakkan roda pemerintahan, melaksanakan pembangunan serta memberikan pelayanan publik dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan keuangan daerahnya. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan dengan menganut azas tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana dengan melakukan analisis mengenai kondisi keuangan dan proyeksi keuangan daerah. Proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk memperoleh proyeksi yang tepat mengenai kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan pemecahan permasalahan strategis secara tepat dengan melahirkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah. Proyeksi yang baik tentu saja dilakukan dengan melihat kinerja keuangan daerah beberapa tahun kebelakang, minimal dalam satu periode RPJM Daerah. Kinerja keuangan masa lalu menguraikan tentang kinerja pelaksanaan Kabupaten Anambas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, khususnya terkait kinerja pendapatan dan belanja daerah, serta neraca daerah. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan sumber data dari Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) dari tahun adalah sebagai berikut: NO KETERANGAN PENDAPATAN DAERAH A PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah B DANA PERIMBANGAN 1 Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3 Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Dana Perimbangan C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 88

103 NO KETERANGAN Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah JUMLAH PENDAPATAN DAERAH BELANJA A BELANJA BELANJA OPERASIONAL 1 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa JUMLAH BELANJA OPERASIONAL B BELANJA BELANJA MODAL 1 Belanja Modal Pengadaan Tanah Belanja Modal Peralatan Dan Mesin 3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan 4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya JUMLAH BELANJA MODAL C BELANJA TIDAK TERDUGA 1 Belanja Tidak Terduga JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA JUMLAH BELANJA SURPLUS/DEFISIT ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2 Pemberian Pinjaman Daerah dana Bergulir JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH PEMBIAYAAN NETTO SISA LEBIH/KURANG ( ) 89 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

104 NO KETERANGAN PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun III.1.1. Pendapatan Daerah Tingkat kemampuan masing-masing daerah dalam mendanai kebutuhan daerah berbeda-beda, tergantung dari pendapatan daerahnya. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih, dan begitu pula dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola dengan baik sumber sumber keuangan dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat yang lebih efisiean dan efektif pada daerahnya masing-masing berdasarkan pedoman yang ada. Hal tersebut terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pendapatan daerah diperoleh melalui sumber-sumber meliputi: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. NO KETERANGAN I PENDAPATAN DAERAH A PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah B PENDAPATAN TRANSFER 1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 1.1 Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 1.3 Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya 4 Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah JUMLAH PENDAPATAN DAERAH Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 90

105 Pendapatan dan belanja daerah mengalami peningktan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013,dan kemudian mulai mengalami penurunan dari tahun 2013, dan bahkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2015 yang diakibatkan oleh penurunan harga minyak dunia. Tren tersebut sejalan juga dengan belanja daerahnya. Akibat dari penurunan harga minyak dunia tersebut menghasilkan pertumbuhan pendapatan daerah yang fluktuatif, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan pendapatan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 adaah sebesar negatif 2%, sedangkan untuk belanja daerah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 6%. Berikut dapat dilihat dengan grafik pendapatan dan belanja daerah yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun Gambar III.1. Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun ,500,000 1,000,000 Pendapatan dan Belanja Daerah (Juta Rupiah) 500, * PENDAPATAN DAERAH BELANJA 2016* Data Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Tahun Nilai pertumbuhan pendapatan daerah yang negatif menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatannya mengalami penurunan, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa hal tersebut disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia. Anjloknya harga minyak dunia sangat berpengaruh terhadap kondisi pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang pendapatan daerahnya sebagian besar berasal dari data perimbangan sebagai daerah yang memiliki sumberdaya minyak. Kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.3. Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Kontribusi * Rata Rata Kontribusi Pendapatan asli daerah 1,43 4,68 3,65 3,31 2,50 2,69 3,17 3,04 Dana perimbangan 96,15 88,06 92,32 92,61 90,13 86,15 87,35 90,90 Lain lain pendapatan daerah yang sah 2,42 7,26 4,03 4,08 7,36 11,16 9,47 6,05 Sumber: Analisis Terhadap Data CALK Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Rata-rata kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun adalah sebesar 90,90%, bahkan pada tahun 2015 kontribusinya sebesar 86,15% mengalami penurunan dari awal tahun 2010 yang kontribusinya sebesar 96,15%. Penurunan kontribusi dana perimbangan ini berindikasi positif terhadap ketergantungan pemerintah daerah pada dana perimbangan untuk pembiayaan pembangunan semakin kecil. Implikasi positif lainnya terhadap menurunnya kontribusi komponen dana 91 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

106 Gambar III.2. Rata-rata Persen Kontribusi Pendapatan Daerah Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun perimbangan adalah meningkatnya kontribusi komponen yang lain, terutama kontribusi pendapatan asli daerah RATA-RATA PERSEN KONTRIBUSI PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN III Pendapatan Asli Daerah Tabel III.4. PAD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu dari tiga komponen penerimaan daerah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah atau yang sering disingkat dengan PAD diperoleh dari beberapa sumber yaitu pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berikut adalah besaran masing-masing sumber penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. N O KETERANGAN PENDAPATAN DAERAH A PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah Seperti yang terlihat pada grafik kontribusi pendapatan daerah terlihat bahwa ratarata kontribusi pendapatan asli daerah adalah sebesar 3,04%. Meskipun rata-rata kontribusi pendapatan asli daerah ini tergolong sangat kecil dan paling kecil diantara komponen lainnya, namun tren kontribusinya meningkat dari yang semula hanya 1,43% pada tahun 2010 menjadi 3,71% pada tahun PAD bersumber dari empat sumber pemasukkan seperti detail pada tabel diatas. Sumber utama berdasarkan rata-rata kontribusi terbesarnya dalam pendapatan asli daerah yaitu 70,67% berasal dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dan diikuti oleh pendapatan pajak daerah yang berkontribusi sebesar 22,47%. Berikut adalah tabel kontribusi yang menunjukkan kontribusi masing-masing sumber pendapatan asli daerah. Tabel III.5. Persentase Kontribusi Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas tahun NO PERSENTASE KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH Rata-Rata % Kontribusi 1 Pendapatan Pajak Daerah 2,47 6,83 19,83 27,92 45,93 31,84 22,47 2 Pendapatan Retribusi Daerah 2,04 0,61 1,38 3,06 5,85 4,95 2,98 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 0,40 9,26 13,58 7,75 RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 92

107 Daerah Yang Dipisahkan 4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 95,49 92,56 78,78 68,61 38,96 49,63 70,67 Tren persentase kontribusi yang meningkat juga sejalan dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah yang mengalami peningkatan cukup signifikan mulai dari tahun , yaitu sebesar 39%, sedagkan masing-masing sumber komponen lainnya dapat dilihat detail pada tabel dibawah ini: Tabel III.6. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun NO KETERANGAN PENDAPATAN DAERAH A PENDAPATAN ASLI DAERAH Rata-Rata Pertumbuhan Pendapatan Pajak Daerah (44) Pendapatan Retribusi Daerah (32) 43 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 253 (24) (21) (61) 2 30 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 264 (11) (9) (31) (20) 39 Meskipun sejak tahun persentase pertumbuhan pendapatan asli daerah terus melangalami penurunan, namun nilai rata-rata pertumbuhan PAD masih cukup besar, hal ini dikarenakan angka pertumbuhan pada tahun 2011 yang sangat besar yaitu sebesar 253%. III Dana Perimbangan Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah (otonom) untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN. Dana perimbangan ini bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah dan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah, dengan kata lain agar tercipta keseimbangan keuanngan antara pemerintah pusat dan daerah dan antara pemerintah daerah. Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun NO Pertumbuhan Dana Perimbangan Rata-Rata Pertumbuhan Dana Bagi Hasil Pajak 5 (12) (17) Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (0) 47 (11) (21) (54) (8) (Sumber Daya Alam) 3 Dana Alokasi Umum (2) (19) 38 (7) (15) (1) 4 Dana Alokasi Khusus 106 (15) Jumlah Dana Perimbangan (11) (29) (4) Apabila dilihat secara keseluruhan/total pendapatan dari komponen dana perimbangan ini terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun adalah negatif sebesar -4% atau mengalami penurunan dana perimbangan. Meski memiliki persentase penurunan yang kecil, namun perlu diingat bahwa komponen dana perimbangan ini memiliki persen kontribusi lebih dari 95% yang mengakibatkan penurunan -4% memiliki dampak pengurangan yang cukup besar terhadap total pendapatan daerah. 93 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

108 Tabel III.8. Kontribusi Komponen Dana Perimbangan Dana perimbangan itu sendiri memiliki empat sumber seperti yang disebutkan dalam tabel. Dari keempat sumber tersebut komponen bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) memiliki kontribusi lebih dari separuh atau sebesar 55,99% dari jumlah keseluruhan dana perimbangan. Kemudian diikuti oleh Dana Alokoasi umum sebesar 27,75%. Untuk lebih detail tersaji dalam tabel berikut: No Persentase Kontribusi Dana Perimbangan Rata-Rata % Kontribusi 1 Dana Bagi Hasil Pajak ,09 2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) ,99 3 Dana Alokasi Umum ,75 4 Dana Alokasi Khusus ,17 III Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tabel III.9. Pendapatan lain-lain yang sah Pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan daerah yang sah terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, pendapatan lainnya bantuan keuanngan pemerintah provinsi, serta pendapatan lainnya. Rata-rata pertumbuhan lain lain pendapatan daerah yang sah sejak tahun adalah sebesar 55%. Pertumbuhan tersebut dikarenakan terjadi peningkatan nilai dana penyesuaian dan otonomi khusus yang sangat drastis pada tahun Pada kurun waktu tersebut yang menjadi sumber pemasukan dari pendapatan lain-lain yang sah berdasarkan rata-rata kontribusinya adalah dari Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah lainnya, serta diikuti oleh bantuan keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya. NO LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 3 Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya 4 Pendapatan Hibah 5 Pendapatan Lainnya Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 94

109 III.1.2. Belanja Daerah Tabel III.10. Belanja Daerah Tahun Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Kewajiban pemerintah daerah tersebut adalah mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Belanja daerah yang direncanakan tersebut dikelompokkan menjadi Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL). Belanja Tidak Langsung merupakan kinerja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pada sub bab ini belanja daerah disajikan dengan menggolongkan berdasarkan belanja operasional dan belanja modal, meskipun demikian komponen belanja operasional hampir sama dengan belanja tidak langsung, sedangkan belanja modal memiliki komponen yang hampir sama dengan komponen belanja modal. Penyajian tersebut dilakukan karena data belanja pegawai yang diperoleh dari sumber data CALK berupa besaran nilai penjumlahan dari belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan, belanja tambahan penghasilan PNS dan lainlain) dan belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja langsung (honorarium PNS, non PNS, dan sebagainya). Rata-rata total belanja Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami pertumbuhan dari tahun sebesar 16 persen. Pada Tabel III.10 terlihat bahwa total belanja sebagian besar didominasi untuk pembiayaan belanja operasional, dengan rata-rata persentase proporsi (tahun ) belanja modal sebesar 26%, dan 74% untuk belanja operasional. Meski proporsi belanja operasional masih cukup besar dibanding dengan belanja modal, namun apabila dilihat proporsinya tahun 2015, proporsi belanja operasional menjadi 64% dimana sebelumnya pada tahun 2010 sebesar 84%. Sedangkan pengeluaran yang digunakann untuk belanja modal semakin besar. BELANJA A BELANJA BELANJA OPERASIONAL 1 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa JUMLAH BELANJA OPERASIONAL B BELANJA BELANJA MODAL 1 Belanja Modal Pengadaan Tanah 2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin Belanja Modal Gedung RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

110 BELANJA Dan Bangunan 4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan 5 Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya JUMLAH BELANJA MODAL C BELANJA TIDAK TERDUGA Belanja Tidak Terduga JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA JUMLAH BELANJA SURPLUS/DEFISIT ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2 Pemberian Pinjaman Daerah - dana Bergulir JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH PEMBIAYAAN NETTO SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN ( ) Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Tabel III.11. Belanja daerah dilihat dari jenis pengeluaran ter BELANJA Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah 1 BELANJA OPERASIONAL 84,30 71,11 76,74 72,02 73,26 64,79 73,70 2 BELANJA MODAL 14,94 27,52 23,24 27,56 26,74 35,21 25,87 3 BELANJA TIDAK TERDUGA 0,76 1,37 0,03 0,42 0,00 0,52 RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 96

111 Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah 0.52 BELANJA OPERASIONAL BELANJA MODAL BELANJA TIDAK TERDUGA III BELANJA OPERASIONAL Tabel III.12. Belanja Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Belanja Operasional adalah belanja yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya operasional dan tidak berhubungan langsung dengan pembiayaan program dalam pencapaian pembangunan daerah. Komponen biaya operasional terlihat pada tabel sebelumnya diatas. Belanja pegawai dan belanja barang merupakan dua komponen yang memiliki proporsi yang paling besar yaitu masing-masing sebesar 45% dan 40% dari total belanja operasional. NO BELANJA DAERAH A BELANJA BELANJA OPERASIONAL Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial 7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa JUMLAH BELANJA OPERASIONAL III BELANJA MODAL Komponen belanja modal seperti yang dapat dilihat pada tabel sebelumnya diatas adalah belanja modal pengadaan tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, belanja modal aset tetap dan aset lainnya. Komponen belanja modal yang porsinya paling besar adalah Belanja Modal jalan, Irigasi dan Jaringan serta diikuti belanja modal Gedung dan bangunan. Komponen tersebut memiliki pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya masing-masing secara beruurutan adalah sebesar 95% dan 78%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan belanja modal secara keseluruhan sebesar 54%. 97 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

112 Tabel III.13. Belanja Modal Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun NO BELANJA DAERAH BELANJA BELANJA MODAL 1 Belanja Modal Pengadaan Tanah 2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin 3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan 4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya JUMLAH BELANJA MODAL III.1.3. Neraca Daerah Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Data Neraca daerah yang dimiliki hanya dua titik tahun yaitu tahun 2010 dan tahun Neraca daerah menggambarkan tiga aspek yang meliputi aspek aset, kewajiban dan ekuitas. Aspek aset di bagi kedalam dua jenis yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang dapat berupa uang tunai atau kas dan aset kekayaan lainnya yang diharapkan bisa dikonversi menjadi kas maupun dijual/dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari satu tahun buku. Sedangkan aset tetap adalah aset yang umur ekonomisnya lebih dari satu tahun, seperti ialah tanah, bangunan kendaraan, mesin dan sebagainya. Usia kegunaan ekonomis aset tak lancar biasanya melampaui jangka satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan untuk memfasilitasi keberlangsungan aktivitas pemerintahan daerah. Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Kewajiban adalah sebagai utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Ekuitas dana didefinisikan sebagai kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah. Dalam neraca pemerintah daerah, ekuitas dana disajikan berdasarkan likuiditasnya dan terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari: Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam aset nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Investasi terdiri dari: Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, Diinvestasikan dalam Aset Tetap, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan), Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan merupakan dana yang diinvestasikan dalam Dana Cadangan. Pada kurun waktu satu tahun Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan besaran nilai total aset secara keseluruhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 760 persen. Peningkatan tersebut dikarenakan Kabupaten Kepulauan Anambas baru memisahkan diri dari Kabupaten Natuna, sehingg pada tahun 2009 dan 2010 baru melakukan pembelian aset yang juga tergambar dari belanja aset pada sub bab sebelumnya. RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 98

113 Tabel III.14. Neraca Daerah URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah , ,00 Kas di Bendaharawan Pengeluaran , ,00 Kas di Bendaharawan Penerimaan - - Investasi Jangka Pendek ,00 Piutang Pajak ,00 Piutang Retribusi - - Piutang Bagi Hasil - - Piutang Lain-lain - - Persediaan , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,00 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non-Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - - Investasi Non Permanen Lainnya ,00 Jumlah Investasi Non Permanen ,00 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - - Jumlah Investasi Permanen - - Jumlah Investasi Jangka Panjang ,00 ASET TETAP Tanah ,00 Peralatan dan Mesin , ,00 Gedung dan Bangunan , ,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan , ,00 Aset Tetap Lainnya , ,00 Konstruksi dalam Pengerjaan , ,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - - Jumlah Aset Tetap , ,00 DANA CADANGAN Dana Cadangan - - Jumlah Dana Cadangan - - ASET LAINNYA Aset Tak Berwujud ,00 Aset Lain-lain - - Jumlah Aset Lainnya ,00 JUMLAH ASET , ,00 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) , ,64 Hutang Jangka Pendek Lainnya - - Jumlah Kewajiban Lancar , ,64 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - Utang Jangka Panjang Lainnya - - Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - - Jumlah Kewajiban , ,64 99 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

114 URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran , ,36 Pendapatan Yang Ditangguhkan - - Cadangan Piutang ,00 Cadangan Persediaan ,00 0 Dana yang Harus Disediakan utk - - Pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar , ,36 EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang ,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap , ,00 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya ,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi , ,00 EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - - JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi pengggunaan anggaran digunakan untuk melihat seberapa besar persentase penggunaan anggaran yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai dari total pengeluaran pemerintah daerah. Belanja pegawai termasuk kedalam belanja tidak langsung atau belanja operasional, yang tidak signifikan berdampak langsung terhadap masyarakat. Apabila melihat tren nya, penggunaan anggaran yang digunakan untuk belanja pegawai sudah cukup baik yaitu mengalami penurunan seperti yang terlihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun Persentase belanja pegawai mengalami kenaikan yang cukup signifikan ditahun 2015 dikarenakan total pendapatan daerah pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan pula, sedangkan belanja daerah cenderung tetap. Penggunaan anggaran yang digunakan untuk belanja pegawai pada tahun 2015 adalah sebesar 38,01%. Tabel III.15. Proporsi Pengunaan Anggaran Tahun Total Belanja Pegawai (Belanja Langsung + Belanja Tidak Langsung) Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaaan Pengeluaran) Persentase Belanja Pegawai , , ,16 RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 100

115 , , ,01 III.2.2. Analisis Pembiayaan Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan. III PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Tabel III.16. Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Terdapat beberapa sumber yang dapat menjadi penerimaan pembiayaan daerah seperti yang terdapat pada Tabel III.16 dibawah ini. Namun pada Kabupaten Kepulauan Anambas, penerimaan pembiayaan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 hanya bersumber dari Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). Pada tahun 2015 besar penerimaan pembiayaan daerah selain diperoleh daeri SILPA juga berasal dari penerimaan kembali pemberian pinjaman seperti yang terlihat pada tabel berikut: NO PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Proporsi dari Total defisit Riil ,36 2 Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat 5 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Daerah Lainnya 6 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank 7 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri Obligasi Pinjaman Dalam Negeri Lainnya Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman JUMLAH PENERIMAAN DAERAH ,36 III PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu dan 101 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

116 Tabel III.17. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas pembentukan dana cadangan. Penyertaan Modal/Investasi adalah pengeluaran daerah yang digunakan untuk penyertaan modal (saham) dan obligasi pada organisasi bisnis. Pada tahun 2012 sampai tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluarkan pembiayaan penyertaan modal pemerintah daerah yang dapat dilihat pada Tabel III.17 berikut. NO PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH * 1 Pembentukan Dana Cadangan - 2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemerintah Pusat 4 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemerintah Daerah Lainnya 5 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Laporan Keuangan Bank 6 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Laporan Keuangan Bukan Bank 7 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Obligasi Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya JUMLAH PENGELUARAN DAERAH III.3. Kerangka Pendanaan Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Tabel III.18. Proyeksi Pendapatan Daerah Analisis Belanja dan Pengeluaran Periodik Wajib Serta Prioritas Utama berfungsi untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan pengeluaran belanja maupun pembiayaan yang bersifat wajib serta sangat prioritas. Tabel III.18 berikut menunjukkan pertumbuhan belanja masing-masing jenis belanja serta rata-rata pertumbuhan belanja tahun Rata-rata pertumbuhan total belanja daerah adalah sebesar 16,23 persen yang dirataratakan dari tahun A BELANJA BELANJA OPERASIONAL BELANJA Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Pegawai 43,32 20,96 4,15-7,51-16,00 8,98 2 Belanja Barang 113,38 16,70 13,65-7,06-64,66 14,40 3 Belanja Bunga RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 102

117 BELANJA Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Subsidi 151,42 67,48-10,18-42,02-93,33 14,67 5 Belanja Hibah -25,10 375,75-40,56-6,26-8,77 59,01 6 Belanja Bantuan Sosial 17,94-47,59-23,93 40,34-88,28-20,30 7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa B BELANJA BELANJA MODAL 40,55 28,21 41,76-27,69 20,71 JUMLAH BELANJA OPERASIONAL 68,47 18,31 5,53-4,16-42,38 9,15 1 Belanja Modal Pengadaan Tanah -67,81-97, ,52 633,22 #VALUE! 1059,47 2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin 209,49-42,93-41,91-21,38-37,81 13,09 3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan 326,08 51,80 42,37-14,81-13,67 78,35 4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan 421,65-9,23 72,72-8,59-0,11 95,29 5 Belanja Aset Tetap Lainnya 332,87-14,16-52,47-55,97-80,13 26,03 6 Belanja Aset Lainnya C BELANJA TIDAK TERDUGA JUMLAH BELANJA MODAL 267,91-7,43 33,36-8,57-14,23 54,21 1 Belanja Tidak Terduga 257,64-97, ,68 606,50 JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA 257,64-97, ,68 606,50 JUMLAH BELANJA 99,71 9,64 12,45-5,78-34,85 16,23 III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu Proyeksi kedepan dilakukan dengan melihat hasil analisis kinerja pertumbuhan realisasi dari tahun , yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan pendapatan, serta belanja adalah hal yang menjadi dasar untuk memproyeksikan pendapatan dan belanja ditahun periode RPJM ini tahun Dalam hal ini pada tahun 2016 tidak diproyeksikan namun menggunakan data dari Rencana Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RP-) yang sudah ada. Proyeksi dilalukan dengan basis besaran pendapatan daerah tahun Proyeksi pendapatan tahun tidak menggunakan persentase rata-rata pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari tahun Seperti yang terlihat bahwa pendapatan daerah dari tahun sangat fluktuatif yang diakibatkan oleh komponen dana perimbangan, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan pendapatan daerah sebesar negatif 2%. Nilai pertumbuhan tersebut tentu saja tidak logis digunakan untuk memproyeksi pendapatan. Dilihat dari masing-masing pertumbuhan ketiga komponen pendapatan daerah, juga menunjukkan angka rata-rata pertumbuhan yang tidak relevan untuk dijadikan sebagai dasar proyeksi pendapatan. Misalnya saja pada komponen pendapatan asli daerah, rata-rata pertumbuhannya sebesar 39%, sedangkan komponen lain-lain yang sah pertumbuhan rata-ratanya sebesar 55%. Proyeksi dilakukan dengan angka pertumbuhan yang ditetapkan sesuai dengan kemampuan daerah, sehingga preyeksi yang dilakukan lebih mendekati. Hal tersebut juga merupakan salah satu agenda prioritas kepala daerah yaitu merasionalisasikan pendapatan daerah sebesar 80% terutama dari komponen dana perimbangan. Rata-rata pertumbuhan yang digunakan untuk memproyeksi pendapatan daerah adalah sebesar 5% untuk komponen pendapatan asli daerah, serta masing-masing 2% untuk komponen dana perimbangan dan komponen lain-lain pendapatan yang sah. Rasionalisasi 80% dilakukan terhadap komponen dana perimbangan saja, teknisnya adalah proyeksi dana perimbangan tahun 2017 dihitung dari 80% nilai dana perimbangan tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

118 Tabel III.19. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Untuk nilai belanja daerah diperoleh nilai rata-rata pertumbuhannya adalah 16% nilai ini pun akan kurang relevan untuk digunakan sebagai proyeksi, karena peningkatan belanja lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan. Hal tersebut akan mengakibatkan pada suatu titik tahun akan mengalami defisit anggaran. Sehingga rata-rata pertumbuhan belanja yang digunakan sebagai dasar proyeksi ditetapkan sendiri sesuai dan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi. NO PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH A PENDAPATAN ASLI DAERAH RP Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah B DANA PERIMBANGAN 1 Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Dana Perimbangan C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 3 Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah JUMLAH Pendapatan Daerah III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk memprediksi kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah tiap tahunnya. Besarnya pendapatan daerah hasil prediksi yang dilakukan pada bab sebelumnya, adalah besaran keuangan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, namun sebelumnya harus dikurangi pengeluaran besaran belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Pada kerangka pendanaannya dibagi menjadi tiga prioritas, yang kemudian dilakukan penetapan masing-masing persentasenya. Persentase untuk prioritas I adalah sebesar 40%, sedangkan untuk prioritas II dan prioritas III masing-masing 30%. RPJMD KKA GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 104

119 Tabel III.20. Prediksi Kerangka Pendanaan Dan Alokasi Penggunaan Keuangan Daerah Anggaran 40% pada prioritas I digunakan untuk membiayai program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program yang disusun dan dibiayai dengan anggaran prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Program Prioritas II sebesar 30% merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masingmasing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III sebesar 30% untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar. KERANGKA PENDANAAN RP Prioritas I Priorita II Prioritas III III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya merupakan trransaksi keuangan untuk mentup deficit anggaran atau untuk memafaatkan surplus. Deficit atau surplus terjadi apabila ada aselisih antara anggaran pendapatan daerah dengan belanja daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali dan /atau penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutny. Dalam penanggarannya pembiayaan daerah dibagi dalam 2 bagian yaitu penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Untuk 5 (lima) kedepan penerimaan pembiayaan daerah khususnya dari komponen silpa sesusai ketentuan perundang-undangan di asumsikan 6 persen dari total pendapatan daerah sebagai mana tabel dibawah ini. Tabel III.21. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Proyeksi Pembiayaan Daerah (SILPA) ,491,727,621 48,497,899,931 49,527,012,576 50,579,665,205 51,656,476,506 Pemanfaatan dana Silpa dimaksud akan diprioritaskan untuk (1) menutupi selisih belanja pada prioritas I, II, dan III dengan pendapatan, (2) akan digunakan untuk penyertaan modal kepada badan usaha milik daerah serta penyaluran dana bergulir. 105 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

120

121 PREHEADINGS BAB. IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

122 IV.1. Permasalahan Proses pembangunan akan sangat bergantung dengan apa yang dimiliki daerah tersebut sebagai modal dalam penyokong keberhasilan pembangunan. Namun pada perjalanannya pembangunan daerah juga kerap kali harus menghadapi berbagai permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai target-target pembangunan. Permasalahan tersebut baik yang telah dan tengah berlangsung, ataupun permasalahan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang. Permasalahan umum pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas tersebar di berbagai bidang pemerintahan. Sebagai salah satu bagian terluar Indonesia, Kabupaten Kepulauan Anambas masih berkutat dengan aksesibilitas dan konektivitas daerah. Hal-hal yang muncul dari hal tersebut adalah persoalan pemerataan pembangunan, stabilitas harga kebutuhan dasar masyarakat, rentannya illegal fishing dan permasalahan kepulauan ataupun perbatasan lainnya. Hal ini pula yang menyebabkan segala potensi daerah seperti hasil perikanan dan wisata menjadi hal yang belum masksimal untuk berkembang. Berdasarkan hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder, disertai wawancara yang dilakukan terhadap Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan Anambas, diperolah beberapa permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas, yang dijelaskan lebih lanjut pada uraian berikut. IV.1.1. Lingkungan IV Kerusakan Lingkungan Kerusakan terumbu karang salah satunya yang terdekat dengan pusat kota adalah di sepanjang jembatan Selayang Pandang (SP) dan kawasan pantai di Teluk Tarempa. Kerusakan tersebut disebabkan oleh pembangunan yang terjadi di sepanjang jalan tersebut. Penumpukan bahan material dan tonggak bangunan yang terbuat dari beton pada dasar pesisir sepanjang jalan semen panjang merusak ekosistem terumbu karang dan ikan yang bergantung pada ekosistem tersebut. Pembangunan yang kian menjorok ke arah laut dan tak terkontrol, mengakibatkan terumbu karang dan habitat berbagai jenis ikan terancam. Tidak hanya di pusat kota, namun pembangunan jalan dan bangunan dengan pembukaan lahan di kawasan hulu, telah mengancam ketersediaan air dan membuat kawasan dibawahnya mengalami pencemaran. Hal ini terjadi di kawasan wisata air terjun Temburun, yang akibat pembukaan lahan di hulu mengakibatkan debit air menurun dan tertutup sedimen tanah liat sehingga warna air menjadi kuning. Kerusakan lingkungan juga diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir. Pernambangan pasir dilakukan di sekitar pulau-pulau kecil, baik di darat maupun di pesisir tanpa ijin. Pernambangan pasir di kawasan pesisir terjadi di antaranya di wilayah Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Tengah, Siantan Timur dan Palmatak. Sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengenai pelarangan aktivitas perkebunan dan penambagan di pulau-pulau kecil, aktivitas yang berkaitan dengan penambagan pasir skala besar harus mengantongi ijin dan melakukan analisa dampak lingkungan. Penambagan pasir di Kabupaten Kepulauan Anambas yang RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 108

123 dilakukan oleh warga, terjadi di daratan, sehingga dikhawatirkan dapat membawa dampak pada krisis air,seperti yang baru ini terjadi di daerah Rintis. Penambangan pasir di daerah rintis dilakukan dekat dengan sumber air, dengan jarak kurang dari 50 meter dari DAS sehingga mempengaruhi warna dan kualitas air. Penambangan pasir illegal pada Daerah Aliran Sungai (DAS) juga terjadi pada Pasir Peti, Desa Antang, Kecamatan Siantan yang disinyalir melanggar Undang-undang Galian C dan Undang-undang pengelolaan DAS. IV Lemahnya Pengelolaan Sampah Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Siantan Anambas melebihi kapasitas. Pengelolaan sampah belum terkoodinasi dengan baik. Peran dan kewenangan masalah sampah masih belum terdistribusi dengan baik dan jelas antara PD terkait. Sedangkan semakin banyak munculnya pemukiman dan terbukanya Anambas bagi kunjungan wisatawan menjadikan permasalahan sampah menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Anambas. Beberapa wisatawan asing yang berkunjung ke Tarempa mengeluhkan keberadaan sampah yang banyak terdapat dipinggir pantai dan laut di perairan pulau-pulau Anambas. Banyak tempat yang dikunjungi wisatawan di Anambas dihiasi oleh sampah-sampah plastik. Kapal laut sedikit banyakanya memiliki andil dalam permasalahan sampah yang ada. Sampah yang dikeluarkan oleh kapal laut yang dilakukan oleh awak-awak kapal pada pesisir pantai ketika berlabuh menyebabkan sampah menjadi permasalahan yang sangat serius. Hal ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi Kabupaten Kepulauan Anambas yang justru memiliki potensi kelautan dan pariwisata bahari yang luar biasa. Penanganan sampah yang baik tentunya akan meningkatkan daya tarik wisatawan untuk menikmati pesona perairan yang disuguhkan Kabupaten Kepulauan Anambas. IV.1.2. Layanan Dasar IV Kurangnya Ketersediaan Air Bersih Air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk sementara ini pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan non Pemerintah Daerah (masyarakat). Untuk wilayah Kecamatan Siantan pengelolaan dilakukan oleh Kantor Kecamatan Siantan dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan jumlah pelanggan sebanyak 990 KK dengan kapasitas produksi 20 liter/detik. Namun rumah tangga yang menggunakan jasa Non Pemda lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak KK dengan Kecamatan Paliatak sebagai pengguna terbesar. Persoalan air bersih terjadi hampir di seluruh kecamatan. Belum tersedianya sistem distribusi air bersih yang merata serta sistem penampungan (waduk/embung) yang baik mengakibatkan wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Siantan dan Kecamatan Palmatak belum dapat menikmati ketersediaan air bersih secara layak. Kecamatan Siantan Tengah khususnya Desa Air Asuk adalah salah satu desa sekaligus pusat pemerintahan Kecamatan Siantan Tengah yang hingga kini belum dapat meninkmati air bersih secara memadai. Banyak warga masyarakakat yang mengantungkan kebutuhan air bersih kepada air hujan selain itu pada musim kemarau masyarakat harus meyeberang dengan perahu tradisional/ pompong ke desa lain untuk mendapatkan air bersih. Sementara itu, bagi warga yang tidak memiliki pompong atau sarana transportasi lainnya terpaksa harus membayar sebesar Rp untuk mendapatkan air bersih 1 drum berukuran sedang. Kurangnya ketersediaan air bersih juga terjadi di Siantan Timur dan Siantan Selatan. 109 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

124 Sementara untuk wilayah Jemaja dan Jemaja Timur memang saat ini tidak mengalami kelangkaan air bersih yang berarti, tetapi belum mumpuninya sistem air minum serta ancaman kerusakan hutan yang terus terjadi dapat menjadi ancaman tersendiri yang mengakibatkan kelangkaan air bersih dikemudian hari. IV Kurangnya Ketersediaan Pasokan Listrik Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Meskipun listrik merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, dimana tingkat elektrifikasi pada Januari 2016 mencapai 62% dari 5 tahun sebelumnya yang hanya sekitar 25%, namun pasokan listrik masih menjadi permasalahan utama di hampir seluruh kecamatan. Tarempa, Ladan, Kuala Maras, dan Letung merupakan daerah yang tercatat sudah terlayani oleh oleh PT. PLN, untuk di ibukota Taermpa, dan Letung sudah terlayani sampai dengan 24 jam, sedangkan di Matak sudah terlayani sampai dengan 20 jam (tahun 2016). Sementara masyarakat di pulau Mubur Kecamatan Palmatak dan pulau-pulau kecil lainnya di kecamatan lain juga belum mendapat pasokan listrik secara memadai sehingga sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat dalam melakukan aktivitas perekonomian dan aktivitas keseharian lainnya. IV.1.3. Ekonomi IV Menurunnya Pendapatan Nelayan Budidaya Diperketatnya ekspor ikan karang khususnya jenis napoleon dan kerapu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menimbulkan dampak bagi nelayan budidaya. Adanya ketidakpastian jumlah batasan ekspor ikan napoleon mengakibatkan nelayan budidaya Anambas tidak dapat menjual hasil budidayanya secara leluasa sehingga mengancam hilangnya pendapatan para nelayan karena belum ada kesiapan komoditas penganti ekspor. Permasalahan terhadap dampak bagi nelayan tersebut perlu diantisipasi oleh pemerintah daerah dengan memberikan alternatif komoditas budi daya perikanan lainnya serta pendampingan nelayan. IV Kelangkaan dan Stabilitas Harga Bahan-Bahan Pokok Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas pada pasokan bahan kebutuhan pokok dari luar masih sangat tinggi. Kondisi ini sangat menyulitkan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemampuan lokal hanya memenuhi kebutuhan cabai dan sayur-sayuran, sementara beras dan kebutuhan pokok lainnya masih didatangkan dari luar daerah. IV Defisit dan Ketergantungan Terhadap Migas Keuangan Pemkab Anambas turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas merosot cukup tajam. Alasan utama karena dana dari pusat belum kunjung turun, seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil Migas (DBH). Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) turun sebanyak 63 persen yakni semula pada pembahasan sebesar Rp. 1,26 triliun, turun menjadi sekitar Rp. 750 miliar. DBH dari Rp. 137 miliar turun menjadi Rp. 135 miliar dengan demikian banyak kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dijalankan. Salah satu proyek besar yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Water Front City. Lanjutan proyek penimbunannya hingga selesai mencapai Rp. 12,5 miliar batal dilakukan. Namun RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 110

125 masih ada proyek vital penting seperti kantor bupati dan jalan Tanjung Momong Rp. 2,5 miliar tetap dilaksanakan. Defisit anggaran yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak hanya berdampak pada batalnya pelakasanaan sejumlah proyek strategis tetapi juga berdampak luas pada ekonomi kerakyatan dan menurunnya konsumsi rumah tangga/daya beli masyarakat. Sejumlah pedagang mengaku nilai penjualannya turun drastis 50%-70%. IV Meningkatnya Ketimpangan Pendapatan Indeks Gini merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. Semakin rendah indeks gini suatu wilayah/daerah maka pemerataan pendapatan semakin merata. Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana menunjukkan ketimpangan yang rendah. Sedangkan untuk tahun 2012, indeks gini mencapai 0,3724. Angka ini menunjukkan ketimpangan sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten Kepulauan Anambas semakin tidak merata. Pada tahun 2012 terdapat rumah tangga miskin. Setiap rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki rata-rata 4,14 jiwa per rumah tangga. Sehingga bila diakumulasikan, pada tahun 2012 terdapat jiwa penduduk miskin atau 10,96 persen dari total penduduk. Kenaikan jumlah penduduk miskin dalam waktu satu tahun sangat signifikan, hal ini bisa disebabkan dari inflasi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Anambas. IV.1.4. Sosial Budaya IV ASN yang Terampil dan Pemerataann Distribusi Tenaga Guru di Anambas Masih Kurang Sebagai daerah otonom yang masih relatif baru, Kepulauan Anambas masih sangat kekurangan tenaga ASN yang terampil. Kurang terampilnya para ASN tersebut antara lain masih rendahnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan salah satunya melalui kursus-kursus singkat dan Diklat Kepemimpinan. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya ASN yang mengajukan pindah tugas keluar Anambas. Sementara untuk tenaga guru di Kabupaten Kepulauan Anambas sebarannya masih belum merata. Sebaran tenaga guru pendidikan lebih banyak terkonsentrasi pada pulaupulau besar. Sementara tenaga pendidik di desa-desa di pulau kecil masih kurang. Sebagai contoh, pada Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Negeri 1 Kepulauan Anambas yang terletak di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, kondisinya masih sangat kekurangan tenaga guru. Guru jurusan pariwisata yang merupakan sektor unggulan di kepulauan Anambas hanya ada satu orang. IV Meningkatnya Penyakit Masyarakat (Pekerja Seks Komersil dan Pengguna Narkoba) Penyakit Masyarakat yang marak ditemukan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah kasus pecandu narkoba dan pekerja seks komersil. Pekerja seks komersil ini cukup sulit untuk dikendalikan karena menurut PD terkait razia sulit dilakukan karena belum adanya payung hukum yang mengatur kasus tersebut. Sulitnya penanggulangan ini mendorong aksi yang dilakukan oleh kaum perempuan pada tahun 2014 di pusat aktivitas seperti Siantan, Letung dan Palmatak untuk memberantas praktek-praktek prostitusi 111 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

126 tersebut. Praktek ini semakin meresahkan ketika pelajar dan remaja mulai terlibat di dalamnya. Perpindahan orang dan barang yang mulai mengalami peningkatan dari dan menuju Anambas, memunculkan berbagai berbagai dampak yang senantiasa harus diantisipasi. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kepulauan Anambas, bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, mencatat dari 170 siswa kelas XII di salah satu SMA N di Kabupaten Kepulauan Anambas yang melakukan tes urine, ditemukan empat pelajar terindikasi sudah mulai mengkonsumsi narkoba. Meski mereka dalam kategori pemula atau sekadar coba-coba, ada indikasi positif pelajar yang mengkonsumsi ganja dan sabu. Selain narkoba, terdapat permasalahan yang muncul mengenai yaitu penyalahgunaan obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Penyalahgunaan obat-obatan dan bahan kimia lainnya sebagai pengganti penggunaan narkoba menjadi permasalahan yang cukup serius. Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan merupakan barang yang mudah didapat oleh masyarakat bahkan untuk pelajar. IV.2. Isu-Isu Strategis IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih Berkualitas, Merata, dan Terjangkau Fasilitas pendidikan dan kesehatan yang belum merata, mengakibatkan kebutuhan layanan dasar tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat oleh daerah kepulauan seperti Anambas. Permasalahan pelayanan pendidikan dititikberatkan pada fasilitas penunjang pendidikan seperti jaringan internet dan aplikasi data, keberadaan Lab untuk mata ajaran tertentu serta kebersihan WC. Infrastruktur yang belum mampu menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan pelayanan dasar yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan infrastruktur dasar inilah yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya untuk mewujudkan sekolah asrama untuk tingkat SD dan SMP pun belum dapat diwujudkan. Tidak hanya dari fasilitas penunjang ataupun segi infrastruktur, keberadaan dan kualitas SDM dalam memberikan pelayanan dasar dianggap menjadi hal penting dalam menjamin terpenuhinya layanan dasar bagi masyarakat. Ketersediaan pengajar yang tidak sama di setiap pulau, serta masih rendahnya kualitas tenaga pendidik yang ditandai dengan masih banyaknya tenaga pendidik yang belum tersertifikasi, juga menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Anambas. Begitupun halnya terhadap keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau kecil. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan masih tingginya kasus malaria. Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan target optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang sepertinya dapat berjalan dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya adalah dalam menjamin pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat Anambas. RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 112

127 IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup Kondisi fisik wilayah pulau-pulau kecil seperti Anambas harus disadari ditengah berbagai potensi yang dimiliki, namun juga memiliki berbagai keterbatasan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik wilayah kepulauan di Anambas yang tidak memiliki daratan yang cukup luas dan konturnya yang cenderung berbukit., sehingga tidak memiliki daerah tangkapan air yang cukup luas, dan hanya memiliki sungai-sungai kecil atau genangan. Namun kawasan pulaupulau kecil juga memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang, padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi. Pulaupulau kecil juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang dimilikinya yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari. Hal tersebut menjadi pertimbangan dalamrencana pembangunan dan penggunaan lahan daerah. Dimana sebagai kawasan yang baru berkembang, rencana penggunaan lahan wilayah akan dinanfaatkan untuk membuka kawasan perumahan, pertanian, pertambangan dan juga berbagai infrastruktur serta fasilitas dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan target pembangunan daerah. Namun jika tidak direncanakan dengan bijak, maka bukan tak mungkin berbagai persoalan lingkungan akan muncul seperti yang sudah mulai terjadi saat ini. Pencemaran lingkungan di Kabupaten Kepulauan Anambas disebabkan oleh limbah dan sampah rumah tangga yang langsung dibuang ke laut. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan intervensi pemerintah yang belum maksimal akan menyebabkan permasalahan besar mengingat keterbasan lahan dalam menampung dan mengolah sampah di wilayah kepulauan. Semakin meningkatnya lahan terbangun di KKA menyebabkan kebutuhan ruang dengan membuka ruang laut dan bukit dengan pola yang terkesan sporadis dan tidak teratur. Hal tersebut dilakukan dengan mengorbankan hutan di daerah perbukitan dan terumbu karang di wilayah laut. Aktifitas pembangunan di Teluk Tarempa serta aktivitas pembangunan pondasi rumah di pesisir pantai menyebabkan penurunan kualitas ekosistem terumbu karang atau bahkan merusak terumbu karang yang ada. Kondisi terumbu karang yang masuk dalam kategori rusak ditemukan di 13 titik pengamatan yakni di Pulau Impol Kecil, Karang Salahnama, Karang Tuboi, Pulau Mangkai, Pulau Bawah bagian barat laut, Pulau Ipan, Pulau Repong, Pulau Rengek, Pulau Keramut, Pulau Pempang, Pulau Impol, dan Pulau Langor. Kondisi terumbu karang yang masuk dalam kategori sedang ditemukan di 50 titik pengamatan, sementara yang masuk dalam kategori baik ditemukan di 44 titik pengamatan. Membuka hutan untuk permukiman atau pun pertanian menyebabkan kapasitas daya serap air yang semakin berkurang. Akibatnya persediaan air tanah untuk kebutuhan air bersih pun akan berkurang. Selain itu terkikisnya lapisan permukaan tanah pun akan semakin terjadi dan menimbulkan permasalahan lain di masa yang akan datang. Kualitas lingkungan mengalami penurunan akibat pembukaan lahan/alih fungsi lahan seperti rusaknya terumbu karang dan pada kawasan pemukiman yang membangun. IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih) Ketersediaan listrik dan air bersih tidak hanya menjadi kebutuhan yang mendesak saat ini, namun juga pada masa yang akan datang. Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, 113 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

128 khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat. Saat ini kebutuhan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian besar masih mengandalkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air dengan cara membuat saluran air dari sumber-sumber mata air, membuat penampungan air hujan, atau mendapatkan nya dari kecamatan-kecamatan lain yang membutuhkan waktu dan upaya yang lebih besar. Kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air bersih tentu dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan ekonomi tentu akhirnya juga menjadi hal yang berpengaruh dalam menjamin bagaimana masyarakat mendapatkan air bersih sehingga prinsip pemerataan terhadap mendapatkan hak terhadap air bersih masih belum terpenuhi. Mengandalkan ketersediaan sumber daya alam yang memiliki keterbatasan dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan penduduk, sehingga memerlukan upaya keras Pemerintah daerah dalam mengantisipasinya. Namun hal tersebut juga menjadi perhatian serius Pemerintah pusat yang menargetkan tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia pada tahun Upaya yang didorong selain pembangunan fisik seperti Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH), juga mendorong pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), serta mengupayakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang sehat di setiap daerah. Jika keberadaan air bersih berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat, maka ketersediaan listrik sangat berpengaruh pada produktivitas masyarakat baik dalam aktivitas pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Keterisoliran wilayah menyebabkan semakin tingginya biaya dan upaya membangun infrastruktur ketenagalistrikan. Keberadaan Listrik di Anambas yang belum merata dan stabil sepanjang tahun, membuat aktivitas masyarakat dan proses percepatan pembangunan sering terkendala. Keberadaan sebuah pembangkit listrik dalam skala yang besar tidak dapat ditanggung sendiri oleh Pemerintah daerah. Sedangkan keberadaan mesin genset akan mendorong juga biaya BBM yang juga tidak kecil, terlebih bagi Anambas yang juga terkendala dalam pengadaan BBM. Hadirnya pembangkit listrik terbarukan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah menjadi upaya lain yang perlu dilakukan. Hal ini membutuhkan infrastruktur awal dan kapasitas SDM yang memadai. Kombinasi dari berbagai sumber energi terbaharukan, merupakan kombinasi yang dimungkinkan optimal terkait kebijakan peningkatan nilai potensial sumber energi. Salah satu hambatan utama yang dihadapi pengembangan sumber energi terbaharukan di pulau-pulau kecil adalah bagaimana menjaga keseimbangan energi kapasitas kecil dan sifat variabel produksi listrik yang tidak perlu sesuai dengan tuntutan musiman. IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata Bahari Wilayah kepulauan menyediakan potensi kelautan dan perikanan yang begitu besar dan memerlukan upaya yang terintegrasi. Untuk itu pemerintah pusat mendorong terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan memfokuskan arah pembangunan nasional pada upaya penyediaan infrastruktur maritim, penguatan budaya bahari, peningkatan kesejahteraan nelayan dan pengawasan serta keamanan laut. Hal ini berarti, pembangunan maritim akan dilakukan secara strategis, terstruktur dalam rangka percepatan pembangunan. Hal tersebut juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) seperti hal nya yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka dalam implementasi program pusat, PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 114

129 Tertentu (KSNT) yang memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang tinggi, juga mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) Indonesia memiliki nilai strategis sebagai Titik Dasar dari Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia. Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat. Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan. Selanjutnya UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah memberi kewenangan kepada pemerintah provinsi dalam mengelola potensi sumberdaya laut sejauh 12 mil. Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal. Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder dapat dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor sangat dimungkinkan untuk diraih. Disisi lain perhatian terhadap kondisi perikanan dan kelautan terutama dalam hal pembatasan penangkapan ikan napoleon tidak dipungkiri mengakibatkan menurunnya ekspor nelayan dan pengusaha di Kabupaten Kepulauan Anambas sehingga perlu mempertimbangkan. Pembatasan Kuota ekspor ikan Napoleon menjadi 1000 ekor per tahun dari jumlah stok ikan napoleon yang ada saat ini sebanyak 146 ribu ekor menyebabkan pendapatan nelayan menurun drastis. Padahal, nelayan selama ini menangkap ikan napoleon hanya dengan alat sederhana. Penangkapan juga dilakukan saat napoleon masih berukuran kecil, kemudian dibesarkan (Pembesaran). Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap, budidaya termasuk industri pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan berkelanjutan. Orientasi produksi, pemasaran dan pengembangan wawasan bahari menjadi arah kebijakan yang harus dilakukan. Maka dengan ini perlu mempertimbangkan untuk membangun sentra produksi perikanan untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah. Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang seiring menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan. Membuka jalur investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain mempersiapkan sarana prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum tergarap perlu diantisipasi oleh penyiapan rencana jangka panjang dalam menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan dampak bagi lingkungan yang berkelanjutan. IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka kemandirian pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan terhadap pangan menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya gelombang air laut atau musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat mengakibatkan kerawanan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun suatu kemampuan produksi pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang dapat menjamin ketersediaan pangan 115 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

130 masyarakat lokal guna mengantisipasi kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan bahan makanan selama cuaca dan musim yang buruk. Dalam kerangka rencana pembangunan daerah, upaya mempersiapkan produksi pangan daerah tetap menjadi keharusan yang senantiasa berjalan dan diawasi peningkatannya setiap tahun. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk hal ini akan menuntut penyediaan pangan dalam jumlah dan kualitas gizi/nutrisi yang baik. Bagi wilayah seperti Anambas, kondisi keterisolasian menyebabkan petani lokal tidak termotivasi dalam mengembangkan usaha tani dalam skala besar, sehingga usaha tani bagi petani lokal bukan suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan melainkan hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Keterbatasan produksi juga mengakibatkan rumah tangga produsen ini sebagai rumah tangga yang rentan terhadap fluktuasi harga pangan. Untuk itu, menjaga harga agar tetap mendorong produksi padi, namun tidak menggerus pendapatan rumah tangga petani merupakan faktor penting untuk mengamankan akses pangan dan menjaga kualitas nutrisi keluarga. Upaya pengembangan sektor pertanian di pulau-pulau kecil dan perbatasan dapat diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan bagi pulau-pulau sekitarnya dan bukan menutup memungkinkan, dapat pula diarahkan untuk mengisi kebutuhan pasar impor bagi negara tetangga. Secara politis, pulau-pulau kecil perbatasan dapat dikembangkan menjadi kawasan penyangga (buffer zone area), yaitu sebagai penyangga intervensi dan penetrasi produk impor, terutama komoditas perdagangan dan budaya asing yang kurang sesuai dengan kondisi sosio-politis lokal. Fluktuasi harga tidak hanya terjadi pada harga pangan saja, namun juga pada garga barang lainnya terutama kebutuhan pokok, diperparah dengan inflasi yang terjadi secara nasional yang juga dirasakan di Anambas. Pada akhirnya ketidakstabilan harga mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk miskin karena daya beli yang relatif rendah. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun Pada tahun 2011 tercatat persentase penduduk miskin di Kepulauan Anambas sebesar 3,95 persen dari total penduduk. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 4,17 persen dari total penduduk atau jiwa. Selanjutnya pada tahun 2013 terjadi peningkatan lagi menjadi 4,47 persen dari total penduduk atau 1760 penduduk miskin, dengan jumlah keluarga miskin sebanyak IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi dan komunikasi menyebabkan targettarget pembangunan menjadi terhambat. Ketersediaan infrastruktur menjadi prasyarat utama peningkatan konektivitas baik transportasi dan komunikasi. Dan hal ini memerlukan peran akftif daerah dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak karena pembangunan infrastruktur tidak dapat dipenuhi oleh dalam waktu yang relatif singkat. Membuka jalur transportasi di darat dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan antar desa dan kecamatan, menghubungkan transportasi laut dalam meningkatkan mobilitas masyarakat dan potensi wisata, serta mengembangkan transportasi udara dalam membuka peluang percepatan pembangunan sehingga integrasi domestik ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa. Perhatian terhadap peningkatan konektivitas juga telah menjadi perhatian pemerintah pusat dalam peningkatan pemerataan pembangunan termasuk di wilayah perbatasan. Hal tersebut salah satunya dilakukan dengan penguatan sistem transportasi RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 116

131 laut dengan peningkatan utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan, Pendulum Nusantara dan Short Sea Shipping. Membangun konektivitas simpul transportasi utama pusat kegiatan strategis nasional dengan lokasi prioritas perbatasan dan kecamatan disekitarnya, pusat kegiatan wilayah (ibukota kabupaten), pusat kegiatan nasional (ibukota provinsi), dan menghubungkan dengan negara tetangga. Membangun konektivitas melalui pelayanan transportasi laut untuk meningkatkan kualitas dan intensitas pelayanan terhadap wilayah perbatasan laut. Selain itu optimalisasi pengawasan lintas batas negara dilakukan melalui kolaborasi peran dan fungsi secara terpadu antara Custom, Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) sesuai dengan standar internasional dalam suatu sistem pengelolaan yang terpadu. Meskipun secara kelembagaan masing- masing merupakan institusi yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan lintas batas negara. Hal ini disertai dengan mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan desa di kecamatan lokasi prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi, supervisi, dan pendampingan. IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman Jumlah penduduk yang semakin meningkat mendorong kebutuhan pemukiman yang semakin meningkat pula. Sistem permukiman yang belum dibangun dengan baik dan adaptasi masyarakat terhadap kebutuhan rumah dan kemampuan ekonomi yang belum mapan menyebabkan pembangunan rumah- rumah berkembang secara tak terkontrol memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia yang akhirnya mendorong munculnya pemukiman-pemukiman kumuh. Membangun kawasan pemukiman di pulau-pulau kecil dan terluar adalah juga tentang bagaimana membangun taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Secara infrastuktur dapat menjamin kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan, secara konsep perumahan dapat mencitrakan karakter budaya Melayu kepulauan yang dapat menjadi nilai tambah wisata dan secara penataan kawasan terhubung dengan berbagai fasilitas ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Sebagai masyarakat nelayan, mendorong kampung-kampung nelayan yang memiliki nilai estetika ditambah kondisi alam yang menjadi potensi besar dalam pengembangan pariwisata, menjadi pertimbangan dalam mendorong kampung berbasis ekowisata. Selain mengembangkan perumahan sesuai dengan tipologinya, keberadaan ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa.terakhir, membangun kawasan permukiman berarti membangun dari sisi permintaan (demand side). IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Masyarakat dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai- nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Lebih lanjut kepribadian dalam kebudayaan diwujudkan melalui pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas kebhinekaan 117 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

132 dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implementasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan. Pengaruh budaya negatif disinyalir merupakan dampak dari banyaknya pendatang yang mengembangkan perilaku budaya negatif dan pergaulan masyarakat lokal yang semakin luas. Hal tersebut mendorong munculnya berbagai penyakit masyarakat yang mulai meningkat. Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa pejuang, memudarkan solidaritas dan gotong- royong, serta meminggirkan kebudayaan lokal. Pada saat yang sama, kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang begitu cepat telah melahirkan dunia tanpa batas (borderless-state) yang pada gilirannya membawa dampak negatif berupa kejut budaya (culture shock) dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi muda Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter dan jatidiri bangsa adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi budaya global yang positif dan produktif serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif sebagai perekat persatuan bangsa; meningkatkan promosi budaya antar daerah dan diplomasi budaya antarnegara; dan meningkatkan kualitas pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki budaya Melayu yang telah menjadi budaya keseharian dan menjadi jati diri masyarakat, sehingga dalam pengaruh globalisasi nilai-nilai budaya yang tidak dapat dihindarkan, penguatan kembali nilai budaya lokal perlu dilakukan. Karena arus pengaruh budaya global datang tanpa henti, maka upaya penguatan budaya lokal harus dilakukan secara terstruktur. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penguatan lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan dan karakter bangsa, menerapkan pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal, meningkatkan kembali pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan, dan mendorong perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa. RPJMD KKA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 118

133

134 PREHEADINGS BAB. V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

135 V.1. Visi Visi amatlah penting dalam suatu kebijakan pembangunan mengingat visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dengan adanya visi, maka segala sumber daya dapat digunakan secara terarah, guna mewujudkan kondisi akhir yang dicita-citakan melalui serangkaian tahapan kegiatan. Oleh karena itu, visi pembangunan mempunyai berbagai fungsi diantaranya (i) sebagai arah bagi semua kebijakan pembangunan, (ii) sebagai tujuan dan sasaran akhir yang hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan, (iii) sebagai acuan dalam penyusunan program dan anggaran pembangunan, dan (iv) sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan. Lebih jauh, visi pembangunan dapat menjadi pranata yang berfungsi sebagai pedoman perilaku pembangunan, sebagai alat pemersatu masyarakat dalam pembangunan, dan sebagai sarana pengendali sosial dalam pembangunan. Penentuan visi pembangunan dengan misi dan strategi pencapaiannya amatlah penting, agar proses pembangunan dapat dilaksanakan dengan arah dan kebijakan yang jelas. Berhubung dengan itu, untuk menjawab permasalahan dan isu strategis daerah ke depan, maka visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas untuk jangka waktu adalah sebagai berikut: Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul karimah yang disingkat menjadi ANAMBAS BERMADAH Kalimat visi di atas mengandung tiga kata kunci yaitu Kabupaten Maritim Terdepan, Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul karimah. Pemaknaan tiga kata kunci tersebut secara lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: KABUPATEN MARITIM TERDEPAN Kabupaten Maritim Terdepan; berarti kabupaten yang terletak di garis terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi kawasan perbatasan dan beranda depan negara, yang memiliki sumber daya pesisir dan laut yang unggul, sehingga potensi tersebut akan dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai modal utama pembangunan, hingga hasilnya dapat menjadikan kabupaten ini setara, bahkan melampaui capaian pembangunan dari kabupaten/kota hasil pemekaran yang lain. Termasuk dalam bagian dari sumber daya tersebut adalah budaya bahari yang senantiasa terekspresikan dalam kehidupan masyarakat. BERDAYA SAING Berdaya Saing; menunjukkan kemampuan KKA untuk menciptakan nilai tambah guna meningkatkan kesejahteraan. Daya saing daerah inilah yang menjadi salah satu hakikat, atau inti dari, penyelenggaraan otonomi daerah. Berdaya saing juga berarti memiliki semangat kompetisi dalam memajukan daerah yang ditandai dengan akses antar pulau, antar kabupaten/kota, yang lancar, aman, nyaman, dan terjangkau. Kewirausahaan 121 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

136 masyarakat yang berkembang, investasi baik asing maupun dalam negeri yang mulai tumbuh dan meningkat, infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi dan utilitas dasar yang memadai, birokrasi termasuk pemerintahan desa yang bersih, profesional, dan melayani. MAJU Sementara Maju; bermakna pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas pembangunan, membuka simpul-simpul konektivitas antar wilayah, dan pembangunan yang mengutamakan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas yang ditandai dengan pemerataan, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang prima dan berkualitas, sektor perikanan dan pariwisata yang tumbuh berkelanjutan, tersedianya mata pencaharian bagi masyarakat yang memadai dan dapat mensejahterakan, pemenuhan kebutuhan dalam wilayah yang sebagiannya bersumber dari hasil produksi sendiri, infrastruktur permukiman yang memadai, para lansia, anak-anak, dan perempuan mendapat perlindungan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah. BERAKHLAKUL KARIMAH Sebagai bagian dari masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai budaya Melayu pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit untuk meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan mengedepan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya adalah bahwa nilainilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan antar suku, ras, agama, dan antar golongan yang rukun dan saling menghormati. Dengan tetap memberikan kesempatan dan peluang bagi berkembangnya kebudayaan dari daerah lain sebagai bagian khasanah kekayaan Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan karakteristik utama serta identitas daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang terinternalisasi dalam kebijakan, rencana, dan program pemerintah serta partisipasi masyarakat. V.2. Misi Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas tersebut, dapat ditempuh melalui 7 (tujuh) misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata. 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak. 3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal. 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari. 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif. RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 122

137 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa. 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah dan berpayungkan budaya Melayu. 123 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

138 V.3. Tujuan dan Sasaran Penjabaran seluruh misi ke dalam masing-masing tujuan dan sasaran, selanjutnya ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel V.1. Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran MISI TUJUAN SASARAN Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap pendidikan yang berkualitas MISI I. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata Misi II. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak Misi III. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan rujukan Membangun satuan permukiman yang sehat dengan prasarana dasar yang berkualitas Meningkatkan cakupan pelayanan sarana dan prasarana air bersih Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan listrik Meningkatkan konektivitas antar pulau, antar daerah, dan dengan negara tetangga Meningkatnya akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan kependidikan yang profesional Memadainya sarana dan prasarana penunjang pendidikan Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik Tersedianya perumahan yang layak dan terjangkau Terbangunnya ruang publik dan RTH yang berkualitas pada tiap satuan permukiman Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang layak pada satuan permukiman Terbangun dan beroperasinya fasilitas pengelolaan sampah dan limbah cair pada tiga pulau besar Meningkatnya cakupan distribusi air bersih Terbangunnya fasilitas tampungan air Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar Meningkatnya pasokan energi listrik Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga Meningkatnya sarana prasarana transportasi laut dalam menunjang mobilitas kegiatan masyarakat dan pengembangan wisata Terhubungnya pusat-pusat RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 124

139 MISI TUJUAN SASARAN kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi darat Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP) Meningkatkan layanan jaringan Meningkatnya pemanfaatan informasi dan komunikasi (TIK) Mengembangkan sarana prasarana sistem logistik daerah yang tangguh teknologi internet Lancarnya pasokan dan distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan Misi IV. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya secara ramah lingkungan Mengembangkan hilirisasi sektor perikanan Mengoptimalkan potensi wisata maritim yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha perikanan tangkap dan budidaya terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi yang ramah lingkungan Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU) Tersedianya kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan yang memadai dan terintegrasi dengan pusat perdagangan Meningkatnya investasi pada sektor industri perikanan Terciptanya produk-produk unggulan baru sektor perikanan olahan Berkembangnya industri end productperikanan dan terbukanya akses pasar yang dikelola masyarakat Meningkatnya publikasi mengenai pariwisata daerah Dikembangkannya destinasi wisata berbasiskan pulau-pulau kecil dengan infrastruktur yang memadai. Dikembangkannya destinasi wisata pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya Terjaganya kelestarian lingkungan pada destinasi wisata Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah Dikembangkannya event-event pariwisata daerah 125 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

140 MISI TUJUAN SASARAN Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peternakan dan perkebunan Meningkatnya cadangan pangan daerah Berkembangnya kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha pertanian, peternakan dan perkebunan terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun Meningkatnya produksi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan berkelanjutan Misi V. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif Mengembangkan layanan investasi yang memberikan kemudahan, kepastian, dan transparansi proses perizinan bagi investor dan pengusaha Mengembangkan layanan investasi yang memberikan kemudahan, kepastian, dan transparansi proses perizinan bagi investor dan pengusaha Meningkatkan daya tarik investasi daerah Meningkatkan kualitas sumber daya manusia UMKM dan wirausahawan Meningkatkan dan memperluas akses dan skema pembiayaan bagi UMKM dan wirausahawan Meningkatkan nilai tambah Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta fasilitasi investasi Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah Menguatnya kesepahaman antara pemerintah daerah dan pelaku usaha melalui koordinasi yang intens Berkembangnya pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan Tersedianya layanan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Berkembangnya sumbersumber pembiayaan baik bank maupun non bank Meningkatnya kualitas produk RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 126

141 MISI TUJUAN SASARAN produk dan jangkauan pemasaran UMKM Meningkatnya akses pasar produk-produk UMKM Misi VI. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa Meningkatan kemitraan antara pengusaha besar dan UMKM lokal Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel Meningkatkan kualitas organisasi dan sumberdaya aparatur pemerintah daerah pada setiap unit dan level pemerintahan Meningkatkan kualitas produkproduk perencanaan dan kebijakan daerah Meningkatkan kualitas penyelenggaraan otonomi desa Meningkatkan kualitas pelayanan publik Terbangunnya keterkaitan usaha antara pengusaha besar dan UMKM Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan kemitraan usaha antara pengusaha besar dan UMKM Meningkatnya implementasi e- government Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Terbangunnya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran Meningkatnya profesionalitas aparatur Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja Meningkatnya kualitas dan sinergitas produk-produk perencanaan daerah dalam mendorong prioritas daerah Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis Tegaknya perundangan daerah Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan desa Terimplementasikannya maklumat pelayanan Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD 127 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

142 MISI TUJUAN SASARAN MISI VII. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu Membangun karakter generasi muda Membangun lingkungan yang berketeladanan Menghidupkan budaya Melayu sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat Menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan seharihari Terintegrasikannya pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan maupun aktivitas ekstrakurikuler Terbinanya pemuda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas Terbangunnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreatifitas generasi muda Meningkatnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran Terbangunnya gerakan keteladanan dari kalangan aparatur Berdayanya pelaku, penggiat, dan komunitas-komunitas budaya Meningkatnya perlindungan dan apresiasi terhadap budaya daerah Terdokumentasikannya warisan-warisan budaya Meningkatnya kerukunan antar umat beragama Meningkatnya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah daerah dan tokoh agama serta lembaga sosial keagamaan dalam upaya pemberdayaan umat Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan V.4. Agenda Prioritas Selain dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, ketujuh misi diatas juga dijabarkan kedalam agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga perwujudan dari misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur. Agenda-agenda prioritas ini adalah sebagaimana tertuang dalam dokumen penyampaian visi-misi pada saat masa RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 128

143 kampanye sehingga menjadi bagian dari janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala Daerah. Penjabaran dari masing-masing misi kedalam agenda prioritas adalah sebagai berikut. 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata. Pemerataan fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan tantangan bagi sebuah daerah kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Anambas. Infrastruktur yang belum mampu menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan pelayanan dasar yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan infrastruktur dasar inilah yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain infrastruktur, sumberdaya manusia, dalam hal ini guru dan tenaga kependidikan memegang peranan yang penting dalam pemenuhan layanan dasar bagi masyarakat. Ketersediaan pengajar dan sarana prasarana yang belum merata di setiap pulau, mengakibatkan kualitas pendidikan yang masih minim. Begitupun halnya terhadap keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau kecil. Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan target optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang sepertinya dapat berjalan dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya adalah dalam menjamin pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat Anambas. Dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki delapan agenda prioritas hingga akhir periode RPJMD ini, diantaranya: 1. Membangun asrama sekolah sesuai kebutuhan. 2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan sebagai ekskul wajib di sekolah. 3. Mengembangkan model sekolah adiwiyata dan sekolah layak anak. 4. Menyediakan beasiswa penuh (full scholarship) bagi mahasiswa berprestasi dan hasiswa kurang mampu dengan sistem pemberian beasiswa yang baru. 5. Melanjutkan perlindungan kesehatan melalui BPJS untuk seluruh penduduk. 6. Menyelesaikan pembangunan RSUD dengan jadwal peresmiannya paling lambat tahun Meningkatkan kesejahteraan guru, tenaga medis, dan paramedis yang bertugas di daerah terpencil. 8. Membangun rumah singgah dan taman bagi para lansia dan orang cacat yang terlantar. 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak. Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, persoalan mengenai listrik ini tidak hanya dialami pulau-pulau kecil, namun juga desa desa di pulau-pulau besar seperti yang terjadi di Desa Tebang Kecamatan Palmatak yang belum dapat menikmati suplai listrik 129 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

144 selama 24 jam. Selain listrik, kelangkaan air minum dan air bersih menjadi permasalahan lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dihadapi Kabupaten Kepulauan Anambas. Jasa PDAM dan non PAM hanya melayani sebagian masyarakat saja. Beberapa wilayah masih bergantung pada air hujan dan harus menempuh jarak berkilo menyeberang pulau tetangga untuk memperoleh air bersih Pada agenda pembangunan infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak, Kabupaten Kepulauan Anambas akan menyelenggarakan sembilan agenda sebagai berikut: 1. Membangun embung dan memperbaiki sistem distribusi air bersih. 2. Memperbaiki kualitas dan kuantitas ketersediaan listrik. 3. Membangun rumah susun bagi warga kurang mampu, pekerja atau buruh pabrik, dan PNS golongan rendah. 4. Membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan/atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara memadai sesuai kebutuhan. 5. Menyediakan taman pemakaman umum. 6. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah yang mengatur tentang kebersihan, keindahan wilayah, dan pengelolaan persampahan. 7. Melakukan penataan pemukiman dan perbaikan sistem sanitasi di pusat ibukota dan desa wisata. 8. Membangun taman kota/ ruang terbuka hijau. 9. Menyelenggarakan adipura desa. 3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal. Sebagai kabupaten kepulauan, aksesibilitas dan konektivitas menjadi tantangan yang harus ditanggulangi. Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi dan komunikasi menyebabkan target-target pembangunan menjadi terhambat Sebagai wilayah perbatasan, Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu menjadi etalase terdepan, membuka kemudahan akses dari Negara tetangga. Kebutuhan akan transportasi yang handal, fasilitas komunikasi yang baik, dan tersedianya Custom, Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) menjadi beberapa prioritas utama dalam pencapaian pembangunan. Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka kemandirian pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan terhadap pangan menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya gelombang air laut atau musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat mengakibatkan kerawanan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun suatu kemampuan produksi pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang dapat menjamin ketersediaan pangan masyarakat lokal guna mengantisipasi kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan bahan makanan selama cuaca dan musim yang buruk. Terdapat 12 agenda prioritas dalam rangka Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal yang akan dilaksanakan pada periode tersebut, yaitu: 1. Menyediakan transportasi reguler laut dan darat antar pulau/zona wilayah. RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 130

145 2. Menyediakan kapal kargo reguler yang melayani rute Anambas, Natuna, Pulau Bintan, dan Batam. 3. Menyediakan kapal penumpang reguler yang melayani rute Anambas dan Pulau Bintan/Batam dengan frekuensi setiap hari dan waktu tempuh lebih cepat. 4. Melanjutkan pembangunan jalan penghubung antar desa, antar kecamatan, antar desa dengan kecamatan, dan antar kecamatan dengan ibukota kabupaten. 5. Meningkatkan kualitas telekomunikasi seluler dan aksesibilitas internet. 6. Menyelenggarakan siaran radio lokal. 7. Membangun gudang logistik. 8. Membangun dan operasionalisasi pusat pelayanan pelabuhan, kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu (CIQP) 9. Membangun dermaga perintis pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk. 10. Membangun dan operasionalisasi bandara di Letung. 11. Mengembangkan dermaga penyeberangan Matak. 12. Membangun jembatan SP Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari. Dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah pusat memberikan perhatian khusus kepada pembangunan maritim yang akan dilakukan secara strategis, terstruktur dalam rangka percepatan pembangunan. Hal tersebut juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) seperti hal nya yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka dalam implementasi program pusat, PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) yang memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang tinggi, juga mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau kecil terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia. Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat. Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan. Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal. Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder dapat dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor sangat dimungkinkan untuk diraih. Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap, budidaya termasuk industri pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan berkelanjutan. Orientasi produksi, pemasaran dan pengembangan wawasan bahari menjadi arah kebijakan yang harus dilakukan. Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang seiring menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan. 131 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

146 Membuka jalur investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain mempersiapkan sarana prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum tergarap perlu diantisipasi oleh penyiapan rencana jangka panjang dalam menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan dampak bagi lingkungan yang berkelanjutan. Ditetapkannya sebagai Taman Wista Perairan Nasional dan didukung oleh hasil survey CNN tahun 2012 Kepulauan Anambas khusunya Pulau Bawah sebagai pulau paling Tropis Se-Asia harus dijadikan momentum terbaik pemerintah daerah, dalam meningkatkan pembangunan dimana selain infrastruktur, peningkatan SDM perlu dilakukan. Terdapat 14 agenda prioritas yang menjadi komitmen pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas hingga tahun 2021 dalam mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari, sebagai berikut: 1. Mengawal dan meningkatkan koordinasi penanganan illegal fishing. 2. Mengoptimalkan pabrik es secara memadai untuk memenuhi kebutuhan. 3. Meningkatkan kuota ketersediaan BBM untuk nelayan dan masyarakat umum. 4. Memfasilitasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar terapung (Solar Packed Dealer Nelayan [SPDN]). 5. Menyiapkan rumput laut dan kerang mutiara sebagai produk unggulan baru. 6. Mengembangkan produk perikanan hasil olahan. 7. Mengembangkan tiga destinasi wisata utama dan melakukan promosi paket wisata bahari. 8. Melakukan revitalisasi lahan sawah. 9. Mengembangkan pertanian hortikultura. 10. Menyiapkan model penyimpanan dan distribusi hasil pertanian untuk konsumsi dalam daerah. 11. Melahirkan atlet olah raga air dan memfasilitasi Festival Olah Raga Air Tingkat Nasional. 12. Menjadikan pulau Matak sebagai pusat/sentra pengembangan industri dan ketenagakerjaan, dan pulau Jemaja sebagai pusat/sentra pengembangan pariwisata, perikanan dan pertanian. 13. Membangun titik labuh untuk jalur pelayaran wisata. 14. Membangun infrastruktur penunjang pariwisata. 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif. Jawaban atas tingginya angka pengangguran adalah dengan menumbuhkembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Kemandirian dalam berusaha menjadi salah satu strategi dalam mengimbangi minmnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal lain, ketergantungan daerah terhadap sektor MIGAS dalam dijawab dengan menarik investasi di luar sektor migas. Dalam menumbuhkan kewirausahaan dan iklim investasi yang kondusif, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas mencanangkan 10 agenda prioritas hingga tahun 2021, yakni: RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 132

147 1. Menyelenggarakan pelatihan keahlian dan kewirausahaan bagi setiap lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau remaja putus sekolah. 2. Menyelenggarakan program Sarjana Kewirausahaan 3. Menyalurkan produk dana bergulir dengan sistem dan persyaratan agunan ringan dan bunga yang rendah. 4. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi unggulan di setiap kecamatan. 5. Mengoptimalkan pelayanan dan peningkatan peran koperasi pegawai. 6. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi nelayan unggulan 7. Menyediakan pusat jajanan kaki lima dan pasar tradisional unggulan di ibukota kabupaten. 8. Menata pusat perdagangan dan jasa di ibukota Kabupaten. 9. Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara transparan dan sesuai standar ISO. 10. Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sehat dan mendukung pelayanan publik. 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa. Membangun birokrasi yang bersih telah menjadi amanah wajib bagi setiap daerah. Kabupaten Kepualaun Anambas memiliki komitmen serupa dengan mencanangkan Sembilan agenda prioritas dalam membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, yakni: 1. Membangun 10 unit gedung kantor di pusat perkantoran pemerintahan. 2. Melaksanakan pengangkatan ASN secara transparan, adil, dan bebas intervensi. 3. Melaksanakan pengisian jabatan secara terbuka (open bidding) bagi semua tingkatan jabatan. 4. Memberikan reward dan punishment kepada PD secara periodik. 5. Membuka nomor hotline pengaduan masyarakat. 6. Melakukan sosialisasi melalui media massa dan website. 7. Memperbaiki tata penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). 8. Meningkatkan jumlah bantuan keuangan ke Desa. 9. Menyelenggarakan kompetisi otonomi desa dengan apresiasi dalam bentuk tambahan bantuan keuangan ke desa. 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu. Dalam visinya, kepala daerah terpilih menggunakan frasa berakhlakul karimah yang dimaksudkan bahwa masyarakat memegang teguh nilai-nilai budaya Melayu pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit untuk meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan mengedepan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya adalah bahwa nilai-nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan antar suku, ras, agama, dan antar golongan yang rukun dan saling menghormati. Dengan tetap memberikan kesempatan dan peluang bagi 133 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

148 berkembangnya kebudayaan dari daerah lain sebagai bagian khasanah kekayaan Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan karakteristik utama serta identitas daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang terinternalisasi dalam kebijakan, rencana, dan program pemerintah serta partisipasi masyarakat. 13 agenda prioritas yang dicanangkan dalam rangka mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu hingga 2021 adalah: 1. Menegakkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang keamanan, ketertiban umum, dan penanganan penyakit masyarakat. 2. Memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. 3. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah tentang Zakat, Infak, dan Sedekah. 4. Menyelenggarakan sertifikasi baca Alquran bagi siswa-siswi sekolah yang beragama Islam dan penyesuaian bagi agama dan kepercayaan lain. 5. Menyelenggarakan Madrasah Diniah Awaliyah bagi siswa SD yang beragama Islam. 6. Menyelenggarakan pesantren ramadhan bagi siswa-siswi sekolah menengah. 7. Menyelenggarakan Festival Seni Anambas, dan Festival Budaya Melayu setiap tahun. 8. Membangun gedung pusat pertunjukan seni dan budaya. 9. Menggalakkan kegiatan pertunjukan seni budaya, dan agama serta melakukan pembinaan terhadap sanggar-sanggar seni dan organisasi-organisasi remaja Masjid. 10. Mengintegrasikan budaya Melayu dalam kurikulum pendidikan formal. 11. Memaksimalkan peran organisasi kepemudaan dalam pembangunan daerah. 12. Menyediakan sarana prasarana olahraga yang representatif. 13. Membangun Masjid Agung. RPJMD KKA VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 134

149

150 PREHEADINGS BAB. VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

151 Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas horison waktunya dengan serangkaian arah kebijakan. VI.1. Strategi Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu sasaran. Dalam hal beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu strategi dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut. Dalam mencapai pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas lima tahun ke depan, maka terdapat strategi-strategi dari setiap sasaran yang disampaikan sebagai berikut: Tujuan 1.1. Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap pendidikan yang berkualitas Tujuan 1.2. Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan rujukan Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata SASARAN STRATEGI Meningkatnya akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Pemantapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan kependidikan yang profesional Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di pulau-pulau terpencil Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan Memadainya sarana dan prasarana penunjang pendidikan Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting SASARAN STRATEGI Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penempatan 137 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

152 tenaga kesehatan baru lulus Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular dan penyakit endemik Tujuan 2.1. Membangun satuan permukiman yang sehat dengan prasarana dasar yang berkualitas Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak SASARAN STRATEGI Tersedianya perumahan yang layak dan terjangkau Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan bantuan stimulan. Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan rumah termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan kawasan permukiman kumuh Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui pengembangan instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf Terbangunnya ruang publik dan RTH yang berkualitas pada tiap satuan permukiman Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola seperti memanfaatkan sempadan sungai dan lapangan-lapangan di area kantor sebagai jalur ruang terbuka hijau dalam rangka menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau Partisipasi publik untuk menciptakan ruang terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1) mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/rth sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang layak pada satuan permukiman Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan pengelolaan sampah secara 3R) Terbangun dan beroperasinya fasilitas pengelolaan sampah dan limbah cair pada tiga pulau besar Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala kawasan permukiman Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 138

153 SASARAN STRATEGI yang didasarkan pada penerapan teknologi dan perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan kelurahan. Maka dalam penenerapan budaya di masyarakat, peran dan kewenangan kecamatan akan lebih ditingkatkan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan sampah salah satunya melalui pengembangan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan Tujuan 2.2. Meningkatkan cakupan pelayanan sarana dan prasarana air bersih SASARAN STRATEGI Meningkatnya cakupan distribusi air bersih Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural melalui penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN) Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar (basic needs) penduduk dengan pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum dilakukan melalui pembangunan infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi) Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum Terbangunnya fasilitas tampungan air Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerahdaerah krisis dan wilayah-wilayah strategis Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk mengembalikan fungsi dan kapasitas tampung Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan Tujuan 2.3. Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan listrik SASARAN STRATEGI Meningkatnya pasokan energi listrik Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta, terutama untuk pemanfaatan energi terbarukan Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan 139 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

154 meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi Tujuan 3.1. Meningkatkan konektivitas antar pulau, antar daerah, dan dengan negara tetangga Tujuan 3.2 Meningkatkan layanan jaringan informasi dan komunikasi (TIK) Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal SASARAN STRATEGI Meningkatnya sarana prasarana transportasi laut dalam menunjang mobilitas kegiatan masyarakat dan pengembangan wisata Optimalisasi manajemen dan kewenangan perusahaan daerah dalam mengelola transportasi laut Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat yang diperuntukkan bagi wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki potensi wisata Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi darat Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW Pembangunan jalan lingkar pulau serta moda transportasi darat dengan disain yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat informasi budaya dan wisata Anambas Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP) Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan barang Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait SASARAN STRATEGI Berkembangnya komunikasi radio dalam mendukung penyebaran informasi masyarakat Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama radio nasional dalam penyebaran informasi pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan, menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan masyarakat pulau-pulau kecil Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat Penguatan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan Pendirian dan pengoperasian laboratorium komputer dan warung seluler di desadesa pulau kecil dan sekolah Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian Meningkatnya penerapan dan pengelolaan teknologi informasi Pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK disertai dengan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di lingkungan pegawai Koordinasi pengembangan sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah yang dimotori oleh PD yang membidangi RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 140

155 Tujuan 3.3 Mengembangkan sarana prasarana sistem logistik daerah yang tangguh SASARAN STRATEGI Lancarnya pasokan dan distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana struktur ruang Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi perhatian pusat dalam mengoptimalisasi Sislognas Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari Tujuan 4.1 Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya secara ramah lingkungan SASARAN STRATEGI Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha perikanan tangkap dan budidaya terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi yang ramah lingkungan Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, dan alat penangkapan ikan (API) yang handal, efisien, dan berdaya saing Alokasi yang proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan Peningkatan ketersediaan indukan dan stok produksi benih dengan cara: 1) Peningkatan kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang berkualitas, pakan murah bermutu, obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan dan kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi yang potensial Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan tangkap dan budidaya Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU) Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas; memeprkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat 141 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

156 Tujuan 4.2 Mengembangkan hilirisasi sektor perikanan SASARAN STRATEGI Tersedianya kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan yang memadai dan terintegrasi dengan pusat perdagangan Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan terpadu, lengkap dengan fasilitas pendukung dan terintegrasi (hulu-hilir) Sentra produksi dan pengolahan dengan pengembangan sistem rantai dingin dalam penanganan hasil perikanan yang didukung oleh revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold storage di lokasi-lokasi yang tepat Meningkatnya investasi pada sektor industri perikanan Penyediaan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam pengambilan keputusan investasi Peningkatan daya tarik investasi pada sektor industri perikanan melalui kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal Peningkatan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih efektif Terciptanya produk-produk unggulan baru sektor perikanan olahan Penelitian komoditas perikanan potensial, pengembangan diversifikasi produk olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk Berkembangnya industri end product perikanan yang dikelola masyarakat Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses Penciptaan pasar industri end product dengan penyelenggaraan festival, pameran dan membangun pasar industri end product Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk mendistribusikan produk olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara Tujuan 4.3 Mengoptimalkan potensi wisata maritim yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan SASARAN STRATEGI Meningkatnya publikasi mengenai pariwisata daerah Penyelenggaraan media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paketpaket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk Penyelenggaraan event wisata yang bekerjasama dengan media-media travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata Dikembangkannya destinasi wisata berbasiskan pulau-pulau kecil dengan infrastruktur yang memadai. Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Penyelenggaraan tourism summit untuk mengundang investor dalam pembangunan dan pengembangan destinasi wisata prioritas RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 142

157 Tujuan 4.3 Mengoptimalkan potensi wisata maritim yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan SASARAN STRATEGI Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata baik dengan sumber daya daerah maupun kerjasama dengan swasta Dikembangkannya destinasi wisata pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya Pengembangan dan peran aktif pada jejaring kawasan konservasi dalam mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah pusat dan daerah, perusahaan swasta, dan kelompok masyarakat Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi melalui pengawasan implementasi dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi dalam mendukung kegiatan pariwisata yang berkelanjutan Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi Terjaganya kelestarian lingkungan pada destinasi wisata Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-kawasan wisata dalam hal pengelolaan kebersihan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai Penetapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga kebersihan Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem laut Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah Pengoptimalan aktivitas sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok wisata dari masyarakat lokal Dikembangkannya event-event pariwisata daerah Melestarikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah dan mempublikasikannya Penciptaan event-event wisata dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran dan olahraga air Tujuan 4.4 Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peternakan dan perkebunan SASARAN STRATEGI Berkembangnya kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan dilakukan secara terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan pasar Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha pertanian, peternakan dan perkebunan terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan benih-benih tanaman pangan dan perkebunan yang unggul serta pengembangan inovasi budidaya pertanian yang lebih efisien Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun 143 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

158 Tujuan 4.4 Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peternakan dan perkebunan SASARAN STRATEGI Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan Penguatan kelembagaan petani Meningkatnya produksi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya Tujuan 4.5 Meningkatnya cadangan pangan daerah SASARAN STRATEGI Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan berkelanjutan Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil pangan untuk: 1) menjamin ketersediaan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama harus mempertimbangkan rencana penyediaan kapal kargo reguler / tol laut dan rute yang dilaluinya RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 144

159 Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif Tujuan 5.1 Mengembangkan layanan investasi yang memberikan kemudahan, kepastian, dan transparansi proses perizinan bagi investor dan pengusaha SASARAN STRATEGI Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha bagi investor Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam Tujuan 5.2 Meningkatkan daya tarik investasi daerah SASARAN STRATEGI Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta fasilitasi investasi Pembangunanan fasilitas pendukung, baik infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor terutama investor dalam negeri Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha Keserikatan dan collective bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional 145 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

160 SASARAN STRATEGI Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas Summit) sebagai ajang promosi daerah Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk pengambilan keputusan Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di bidang tersebut Menguatnya kesepahaman antara pemerintah daerah dan pelaku usaha melalui koordinasi yang intens Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk memonitor, mengatasi permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif Tujuan 5.3 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia UMKM dan wirausahawan SASARAN STRATEGI Berkembangnya pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat kurang mampu Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada pendidikan formal Tersedianya layanan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Pengembangan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Tujuan 5.4 Meningkatkan dan memperluas akses dan skema pembiayaan bagi UMKM dan wirausahawan Tujuan 5.5 Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran SASARAN STRATEGI Berkembangnya sumber-sumber pembiayaan baik bank maupun non bank SASARAN STRATEGI Peningkatan akses layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan melalui cara non konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi. Fasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah seperti UPK PNPM Pengembangan credit rating bagi UMKM dan koperasi Meningkatnya kualitas produk UMKM Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan mengenai standarisasi dan sertifikasi produk Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi UMKM diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi Pendampingan bagi UMKM yang hendak mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat) Meningkatnya akses pasar produk-produk UMKM RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 146

161 Peningkatan hub bagi produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasi-lokasi strategis Promosi produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun internasional Pemasaran produk-produk UMKM secara online dengan membangun/menyediakan situs pemasaran Tujuan 5.6 Meningkatkan kemitraan antara pengusaha besar dan UMKM lokal SASARAN STRATEGI Terbangunnya keterkaitan usaha antara pengusaha besar dan UMKM Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok (supply chain) dan pemasok bahan baku bagi industri besar Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan kemitraan usaha antara pengusaha besar dan UMKM Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM mitra oleh industri besar 147 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

162 Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa Tujuan 6.1 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel SASARAN STRATEGI Meningkatnya implementasi e-government Penguatan master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam peraturan daerah beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan penyediaan sarana Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat inhouse di tingkat penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada. Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik Penyediaan informasi perencanaan dan proses berjalannya pembangunan melalui media alternatif dalam bentuk yang lebih populer Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait Keterbukaan Informasi Publik Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Percepatan penyelesaian batas daerah antara Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi kepegawaian Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 148

163 SASARAN STRATEGI Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Tujuan 6.2 Meningkatkan kualitas organisasi dan sumberdaya aparatur pemerintah daerah pada setiap unit dan level pemerintahan SASARAN STRATEGI Terbangunnya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku) Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban Pemetaan urusan terkait pelimpahan dan penugasan urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri Meningkatnya profesionalitas aparatur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang berkinerja baik Tujuan 6.3 Meningkatkan kualitas produk-produk perencanaan dan kebijakan daerah SASARAN STRATEGI Meningkatnya kualitas dan sinergitas produk-produk perencanaan daerah dalam mendorong prioritas daerah Peningkatan sinergi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui LKPJ Tahunan Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder dan mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah Tegaknya perundangan daerah Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan, kenyaman, dan konsistensi tata ruang Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah 149 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

164 Tujuan 6.4 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan otonomi desa SASARAN STRATEGI Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa Penguatan data berbasis RT dan RW Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan desa Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan dan kondisi karakter wilayah desa Tujuan 6.5 Meningkatkan kualitas pelayanan publik SASARAN STRATEGI Terimplementasikannya maklumat pelayanan Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme aparatur pemerintah Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang tersedia Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang sederhana dan efektif Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 150

165 Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul dan berpayungkan budaya Melayu Tujuan 7.1 Membangun karakter generasi muda SASARAN STRATEGI Terintegrasikannya pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan maupun aktivitas ekstra kurikuler Penyusunan substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisme dengan tetap bercorak pada tradisi dan budaya daerah Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formal pada semua jenjang pendidikan Terbinanya pemuda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyalurkan semangatnya, diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan Upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan napza dan minuman keras Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian Terbangunnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas generasi muda Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas melalui penyediaan ruang publik dan kompetisi Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda Tujuan 7.2 Membangun lingkungan yang berketeladanan SASARAN STRATEGI Meningkatnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran, diantaranya dalam hal pengembangan kurikulum pendidikan karakter Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat dalam menjalankan model pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis komunitas Terbangunnya gerakan keteladanan dari kalangan aparatur Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas korupsi 151 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

166 Tujuan 7.3 Menghidupkan budaya Melayu sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat Tujuan 7.4 Menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari SASARAN STRATEGI Berdayanya pelaku, penggiat, dan komunitas-komunitas budaya Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya melalui berbagai insentif untuk berkarya dan berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian ruang berekspresi Meningkatnya perlindungan dan apresiasi terhadap budaya daerah Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait dalam upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Pengaktualisasian nilai dan tradisi sebagai bagian dari kehidupan keseharian Terdokumentasikannya warisan-warisan budaya Pendokukentasian warisan budaya baik bendawi (tangible) maupun bukan bendawi (intangible) dan mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat SASARAN STRATEGI Meningkatnya kerukunan antar umat beragama Penciptaan hubungan saling menghormati dan saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial Meningkatnya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah daerah dan tokoh agama serta lembaga sosial keagamaan dalam upaya pemberdayaan umat Pengembangan kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa Peningkatan kesadaran masyarakat akan kemajemukan yang menuntut setiap warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan agama melalui pelatihan metodologi pembelajaran dan materi ajar Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 152

167 VI.2. Arah Kebijakan STRATEGI Pemantapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan Kabupaten Kepulauan Anambas dalam pentahapan strategi lima tahun ke depan ditunjukkan sebagai berikut: Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan memastikan penerapannya pada penyelenggaraan jenjang pendidikan dasar Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di pulau-pulau terpencil Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting Pengembangan fasilitas Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, dukungan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Mengembangkan kurikulum dan bahan ajar yang bermutu dengan model-model pembelajaran PAUD, yang mengacu pada tahap-tahap perkembangan anak Meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan PAUD kepada orangtua, dan masyarakat sebagai upaya membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak Memberikan jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di pulau-pulau terpencil Meningkatkan efisiensi pemanfaatan guru dan memaksimalkan beban mengajar Memperbaiki rasio guru murid dengan menambah jumlah guru berkualitas pada sekolah dan lokasi yang kekurangan guru Meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas termasuk pembangunan ruang kelas baru (RKB), laboratorium, perpustakaan, WC, buku pelajaran dan peralatan peraga pendidikan disertai rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana yang rusak Mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup 153 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

168 STRATEGI pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian makanan tambahan terutama untuk keluarga miskin Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil meliputi kunjungan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya Meningkatkan jangkauan pelayanan dasar dan jaringannya Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Meningkatkan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi tenaga kesehatan, khususnya dokter, bidan dan perawat. Menyusun sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dan memastikan sistem pemberian insentif berjalan sesuai Melanjutkan pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Meningkatkan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil Menyelenggarakan pelayanan terhadap ibu hamil, meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Melakukan upaya promotif dengan cara penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut Melakukan upaya preventif dengan cara pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan Melakukan upaya kuratif meliputi pengobatan pada usia lanjut dengan cara pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan Melakukan upaya rehabilitatif meliputi upaya mengembalikan fungsi organ yang RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 154

169 STRATEGI Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular dan penyakit endemik ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) telah menurun Meningkatkan kesadaran dan motivasi orang tua, sehingga masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan cakupan imunisas Meningkatkan peranan kader Posyandu dalam memantau ketepatan jadwal pemberian imunisasi dan kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi Meningkatkan pelayanan di Pos Kesehatan Desa (PKD) bagi sasaran yang jarak lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas Tersedianya vaksin beserta perlengkapan yang memadai untuk digunakan pada saat pelaksanaan imunisasi Memberikan imunisasi anak tepat waktu dan sesuai jadwal, sehingga dapat mengoptimalkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi melalui pola intervensi di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal baik di dalam maupun di luar sekolah Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan untuk memotong rantai penularan Meningkatkan imunitas melalui pemberian imunisasi Melakukan penemuan dan tata laksana penderita Meningkatkan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah Meningkatkan upaya dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit 155 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

170 Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak SRATEGI Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem pembiayaan perumahan termasuk stimulan. ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Menyediakan hunian baru (sewa/milik) Pengembangan sistem pembiayaan perumahan termasuk bantuan stimulan Pemerintah mengupayakan ijin pemanfaatan kayu dari hutan produksi sebagai bahan baku bangunan perumahan Menggunakan bahan material yang ramah lingkungan dan material bangunan dari penambang yang sudah berijin Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro untuk perbaikan rumah termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas Penanganan permukiman tidak layak berbasis komunitas Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas Penanganan permukiman tidak layak berbasis komunitas Mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian Melakukan sosialisasi, prmosi, dan kerjasama dengan masyarakat untuk mendorong mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan kawasan permukiman kumuh Menangani kawasan permukiman kumuh Menangani kawasan permukiman kumuh Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui pengembangan instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf Konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking) Memanfaatkan lahan seperti lahan milik negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola dari area perkantoran dan area pertanian seperti memanfaatkan sempadan sungai sebagai jalur ruang terbuka hijau dalam Memanfaatkan sempadan sungai sebagai jalur ruang terbuka hijau RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 156

171 SRATEGI rangka menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau Partisipasi publik untuk menciptakan ruang terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1) mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/rth sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau. Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan pengelolaan sampah secara 3R) Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala kawasan permukiman Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) yang didasarkan pada penerapan teknologi dan perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan kelurahan. Maka dalam penenerapan budaya di masyarakat, peran dan kewenangan kecamatan akan lebih ditingkatkan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan sampah salah satunya melalui pengembangan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/rth sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau Megelola air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan pengelolaan sampah secara 3R Membuat grand design pengelolaan limbah dan penanganan sampah di pulau-pulau besar maupun kecil skala kabupaten Membuat dokumen DED dengan SDM yang berkompetan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan drainase/gorong-gorong secara intensif Membangun infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala kawasan permukiman Membangun dan mengoperasika n fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) Mengoptimalisasikan lahan tidur sehingga tidak perlu melakukan pembukaan lahan Membangun infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala kawasan permukiman Membangun dan mengoperasika n fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) Mengembangkan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan 157 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

172 SRATEGI Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural melalui penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN) Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar (basic needs) penduduk dengan pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum dilakukan melalui pembangunan infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural melalui penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN) Membangun air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) Membangun infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum Menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi) Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum Membangun infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum Membangun prasarana air baku Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerah-daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis Mempercepat persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerah-daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis Sosialisasi dan konsultasi publik dengan masyarakat desa mengenai desain dan dampak akibat dari RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 158

173 SRATEGI Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk mengembalikan fungsi dan kapasitas tampung Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta, terutama untuk pemanfaatan energi terbarukan Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) pembangunan estuari dam terhadap lingkungan dan estetika Melakukan reboisasi kawasan hutan Melakukan perbaikan terhadap waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya Melakukan rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan kebutuhan, jenis tanah dan jenis tanamannya Memberikan kesempatan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan hutan Melakukan akselerasi pembangunan pembangkit listrik terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Menyempurnakan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta Melakukan evaluasi dan pembatasan pemanfaatan agar sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan Penyediaan listrik yang bersumber dari energi terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan dan besar investasi yang dibutuhkan Membangun sumber-sumber energi listrik terbarukan berdasarkan hasil identifikasi sebelumnya yang dilakukan secara bertahap pada daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik Mendorong percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi 159 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

174 SRATEGI bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) STRATEGI Optimalisasi manajemen dan kewenangan perusahaan daerah dalam mengelola transportasi laut Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal Menguatkan manajemen perusahaan daerah kaitannya dalam pengelolaan transportasi laut Membagi kewenangan antar pihak terkait dalam pengelolaan transportasi laut ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Mengembangkan kerjasama dalam pengelolaan jangka panjang dalam rangka meningkatkan kontibusi peningkatan hasil daerah Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat yang diperuntukkan bagi wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki potensi wisata Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan Melakukan koordinasi dengan pihak terkait baik tingkat provinsi, pusat maupun swasta Membuat DED rencana program terkait pembangunan, peningkatan, pengadaan dan pengelolaan sarana prasarana transportasi laut Membangun sarana dan prasarana dengan penerapan peraturan yang berlaku yang mempertimbangkan batas sempadan sugai, batas dengan mata air/sumber air, dan sempadan laut/pesisir Melaksanakan land clearing yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan aspek teknis Menerapkan prinsip menebang satu pohon wajib menanam lima pohon dalam rangka melakukan penanaman kembali walaupun di lokasi berbeda Mendorong inisiatif daerah dan mengemas hasil kegiatan ke dalam bentuk media yang dapat disampaikan ke berbagai pihak terkait Mengintehrasikan rencana induk pariwisata dan rencana pengembangan jalur transportasi laut Mendorong inisiatif lokal dalam berpartisipasi pengembangan sarana prasarana lokal Menerjemahka n rencana struktur ruang kabupaten ke Membangun dan peningkatan jalan yang disertai dengan drainase dan rambu jalan RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 160

175 STRATEGI dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW Pembangunan jalan lingkar pulau serta moda transportasi darat dengan disain yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat informasi budaya dan wisata Anambas Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan barang Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama radio nasional dalam penyebaran informasi ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) dalam rencana detail, terutama terkait dengan rencana pembangunan jalan darat Memantapkan rencana jalan lingkar pulau yang disertai proyeksi pemanfaatan dana bantuan provinsi dan pusat Membebaskan lahan pada jalur yang dilewati rencana jalan lingkar luar Zonasi kawasan bebas kendaraan bermotor dan jalur alternatif kendaraan Melakukan pengadaan transportasi publik dan jalur bersepeda Membuat peraturan pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi Realisasi pembangunan jalan dan pengadaan noda transportasi massal Menguatkan koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Integrasi RTRW dan implementasinya ke dalam dokumen RDTR disertai program-program yang sinergis antar PD terkait Menguatkan koordinasi dengan perusahaan penyedia jasa penerbangan Mendorong dan memanfaatkan pengembangan alur pelayaran eksisting di kawasan Kepulauan Riau Menetapkan lokasi kegiatan yang disesuaikan dengan RTRW Melaksanakan Kajian Lingkungan Sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder terkait Kerjasama lintas daerah dalam memperketat pengawasan dampak negatif dari lalulintas keluar masuk barang dan orang Menguatkan koordinasi dengan kementerian terkait Menjalin kerjasama dengan stasiun Menyebarkuaskan informasi mengenai pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan melalui stasiun radio lokal dan nasional 161 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

176 STRATEGI pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan, menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan masyarakat pulau-pulau kecil Penguatan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan Pendirian dan pengoperasian laboratorium komputer dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan sekolah ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) radio lokal dan nasional dalam penyebaran informasi pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan Menumbuhkembangkan nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan masyarakat pulau-pulau kecil Menjalin dan menguatkan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan; Memprakarsai komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian Mendorong hadirnya laboratorium komputer dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan sekolah Sosialisasi dan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja dalam penggunaan internet ke ha-hal yang bersifat positif Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian Pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK disertai dengan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan Mendorong hadirnya laboratorium komputer dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan sekolah Implementasi dan monitoring program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK Melakukan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan Pembentukan dan pengambangan komunitas IT di lingkungan pegawai Koordinasi pengembangan sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah yang dimotori oleh PD yang membidangi Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana Mendorong terbentuknya komunitas IT di lingkungan pemerintah Membentuk forum koordinasi pengembangan sistem informasi Mendorong aktivitas pada komuitas IT dalam mendukung penerapan dan pengelolaan teknologi informasi Mengoptimalkan keberadaan gudang logistik disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga Membangun jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana struktur ruang RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 162

177 struktur ruang STRATEGI Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi perhatian pusat dalam mengoptimalisasi Sislognas ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Koordinasi dan pengajuan kerjasama kepada kementrian atau lembaga terkait Penyiapan kontribusi daerah dalam realisasi keikutsertaan keterhubungan pada jalur distribusi nasional 163 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

178 STRATEGI Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, dan alat penangkapan ikan (API) yang handal, efisien, dan berdaya saing Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Kajian spasialtemporal parameter oseanografi Analisis karakteristik armada perikanan tangkap, alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan (eksisting) dan kajian sumber daya perikanan Menentukan komunitas nelayan dengan prioritas berjenjang (I,II,III) dan kesesuaian jenis armada dan alat tangkap Pengadaan barang berupa armada perikanan tangkap, serta alat penangkapan ikan yang memiliki kapasitas lebih tinggi, berbahan bakar yang hemat, dan memiliki kemudahan dalam penggunaanya Alokasi yang proporsional antara Menentiksn stok sumber daya ikan, alokasi yang kemampuan sumber daya manusia proporsional dan jumlah kapal penangkapan antara stok ikan sumber daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan Peningkatan ketersediaan indukan dan stok produksi benih dengan cara: 1) Peningkatan kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang berkualitas, pakan murah bermutu, obatobatan dan vitamin, serta ketersediaan dan kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi Meningkatkan kualitas input produksi, yaitu benih ikan unggul, induk yang berkualitas, pakan murah bermutu, obatobatan dan vitamin, serta ketersediaan dan kemudahan distribusinya; Mengembangka n teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan sumber bahan baku lokal Mendorong penguasaan inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis Rekayasa lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi yang potensial Kajian kelayakan parameter osenografi Mengembangka n kegiatan marikultur di lokasi potensial RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 164

179 STRATEGI Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Memfasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan tangkap dan budidaya Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas; memperkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) terhadap kegiatan marikultur yang akan dikembangkan Menyediakan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Menyelanggarakan pelatihan, dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya melalui materi kelas dan paktek lapangan Menentukan lokasi pengembangan keramba jaring tancap yang tidak bersinggungan dengan terumbu karang Mengidentifikasi kelompok dan individu nelayan terpilih untuk menjalani program magang Membentuk melakukan dan penguatan mengukuhkan kelembagaan Pokmaswas baru Pokmaswas yang potensial, melalui serta melakukan pelatihan dan pendaftaran penyusunan Pokmaswas ke skema Dinas pengawasan Perikanan,Perta nian dan Pangan Provinsi Melakukan sosialisasi dan publikasi tentang cara penggunaan jaring tancap yang tidak merusak terumbu karang Mengalihkan sistem budidaya dari keramba jaring tancap kepada jaring apung Mengirimkan nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan tangkap dan budidaya Menyelanggarak an lomba Pokmaswas Teladan tingkat provinsi setiap tahunnya Melakukan skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS 165 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

180 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Penyelenggaraan kegiatan Menyelenggarak penyuluhan dan pembinaan an kegiatan masyarakat kaitannya dengan penyuluhan dan penangkapan ikan yang lestari dan pembinaan budidaya yang berkelanjutan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Menyelenggarak an kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat Membina masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat Membina masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan terpadu, lengkap dengan fasilitas pendukung dan terintegrasi (huluhilir) Menyusun masterplan sentra produksi perikanan yang dilengkapi dengan kemudahan akses terhadap input produksi dan pasar Membangun kawasan sentra produksi perikanan untuk mendukung semua aktifitas perikanan baik penangkapan maupun budi daya Membangun IPAL bagi Industri untuk menangani potensi pencemaran limbah industri yang tidak terkelola Menerapkan Menerapkan peraturan prinsip mengenai menebang satu pembayaran pohon wajib kompensasi menanam lima (PES) dari pohon perusahaan untuk mengganti kerusakan lingkungan akibat pembangunan Mengoptimalka n dana PSDH RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 166

181 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) dan dana DR Sentra produksi dan pengolahan dengan pengembangan sistem rantai dingin dalam penanganan hasil perikanan yang didukung oleh revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold storage di lokasilokasi yang tepat Melakukan revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold storage di lokasi-lokasi yang tepat sebagai pendukung dalam mengembangkan penanganan hasil perikanan Penyediaan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam pengambilan keputusan investasi Menyediakan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam pengambilan keputusan investasi Peningkatan daya tarik investasi pada sektor industri perikanan melalui kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiscal Peningkatan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih efektif Penelitian komoditas perikanan potensial, pengembangan diversifikasi produk olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk Memberikan kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal Meningkatkan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih efektif Kajian komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan serta memiliki stok alam yang tersedia sepanjang tahun Pengembangan diversifikasi produk olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat Menciptakan jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UMKM pengolahan hasil perikanan Pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses Memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses Memberikan dukungan melalui penghargaan kepada pelaku usaha dalam mengembangka 167 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

182 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) n inovasi pengolahan hasil perikanan Penciptaan pasar industri end Menyelenggarakan festival, pameran dan membangun pasar industri end product product dengan penyelenggaraan festival, pameran dan membangun pasar industri end product Pembangunan dan pembukaan Membangun dan membuka akses pasar untuk akses pasar untuk mendistribusikan produk olahan perikanan dalam mendistribusikan produk olahan lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara Penyelenggaraan media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paket-paket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk Membangun ruangan sebagai media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paket-paket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk Penyelenggaraan event wisata yang bekerjasama dengan mediamedia travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Menyelenggarak an event wisata yang bekerjasama dengan mediamedia travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Menyelenggarak an event wisata yang bekerjasama dengan mediamedia travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Penyelenggaraan tourism summit untuk mengundang investor dalam pembangunan dan pengembangan destinasi wisata prioritas Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata baik dengan sumber daya daerah Menyusun paket-paket wisata yang dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim Menjaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata Menetapkan destinasi wisata berbasis pulaupulau kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Mematangkan Menyelenggarak masterplan an tourism rencana summit pengembangan pariwisata yang akan ditawarkan pada tourism summit Menggalang kemitraan dan kerjasama dengan swasta dalam rangka pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 168

183 STRATEGI maupun kerjasama dengan swasta Pengembangan dan peran aktif jejaring kawasan konservasi dalam mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah pusat dan daerah, perusahaan swasta, dan kelompok masyarakat Peningkatan efektivitas Diskusi terfokus terkait isi pengelolaan kawasan konservasi dokumen Rencana Pengelolaan melalui pengawasan implementasi dan Zonasi Kawasan Konservasi dokumen Rencana Pengelolaan TWP Kepulauan Anambas dan dan Zonasi kawasan konservasi Laut sekitarnya, bersama dalam mendukung kegiatan pengelola kawasan pariwisata yang berkelanjutan Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Membangun dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata Menghadiri Mengawasi dan kegiatan yang mengimplement mengatasnamak asikan kerjakerja dan an jejaring kawasan kesepakatan konservasi serta kelompok kerja terlibat aktif jejaring kawasan dalam kelompok konservasi kerja dalam mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem keamanan terpadu Bekerjasama dalam mewujudkan implementasi Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi dengan melakukan pendampingan dan pengawasan Menetapkan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Membangun dan menyediakan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi Penyusunan dan penetapan Penyusunan dan pengesahan regulasi kawasan-kawasan wisata regulasi pengelolaan lingkungan dalam hal pengelolaan kebersihan di kawasan-kawasan wisata terkait disertai dengan penyediaan kebersihan dan ketersediaan infrastruktur yang memadai infrastruktur Penerapan mekanisme insentif Menyusun draft Membuat Membangun dan menyediakan fasilitas titik labuh & sandar kapal yang memadai & ramah lingkungan sesuai arahan Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi 169 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

184 STRATEGI dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga kebersihan Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem laut ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) kesepakatan bersama antara pemerintah dan pelaku-pelaku usaha untuk berkomitmen mewujudkan destinasi wisata yang bebas sampah anorganik dan menerapkan sistem keberlanjutan ekosistem mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga kebersihan Inventarisasi titik dan tingkat kerusakan ekosistem pesisir dan laut Mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem pesisir dan laut Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata Pengoptimalan aktivitas sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok wisata dari masyarakat lokal Pelestarian perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah dan mempublikasikannya Publikasi dan promosi volunteer tourism sebagai salah satu model wisata Identifikasi dan inventarisasi komunitas masyarakat yang memiliki minat terhadap industri pariwisata Menguatkan kelembagaan Pokdarwis melalui pengembangan program sadar wisata yang sesuai dengan peluang dan potensi yang terjadi Mengoptimalkan keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok wisata dari masyarakat lokal Penciptaan event-event wisata dan Menciptakan event-event wisata budaya yang dapat menarik dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai pengunjung dan wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran daerah, seperti event pelayaran dan olahraga air. dan olahraga air Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan dilakukan secara terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan pasar Melestarikan dan mempublikasikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah Menyusun masterplan sentra produksi pertanian, peternakan, dan perkebunan yang mendapat dukungan melalui akses terhadap input produksi dan pasar Membangun kawasan sentra produksi pertanian, peternakan, dan perkebunan Penyempurnaan regulasi/kebijak an tentang Pembentukan Regulasi kebijakan RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 170

185 STRATEGI Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan benih-benih tanaman pangan dan perkebunan yang unggul serta pengembangan inovasi budidaya pertanian yang lebih efisien Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten Penguatan kelembagaan petani Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) pelindungan pembukaan lahan tentang pelindungan cath area Mengembangka mengembangka n penelitian n inovasi untuk budidaya menghasilkan pertanian yang benih-benih lebih efisien tanaman pangan dan perkebunan yang unggul Menyediakan dan menyalurkan benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Mengukuhkan dan penguatkan kapasitas penyuluh dalam menguatkan sistem penyuluhan pertanian Memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten Mendrorong terbentuknya kelembagaan petani yang kuat dan memiliki posisi tawar serta jaringan yang luas Mengidentifikasi komoditaskomoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan berpotensi untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya Penggalangan kerjasama dengan Melakukan kesepakatan kerja daerah penghasil pangan untuk: 1) dengan beberapa daerah penghasil menjamin ketersediaan pangan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama harus mempertimbangkan rencana penyediaan kapal kargo reguler dan rute yang dilaluinya Menentukan daerah yang menjadi mitra kerja sama dengan mempertimbangkan rencana penyediaan kapal kargo reguler/ tol laut dan rute yang dilaluinya 171 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

186 Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif STRATEGI Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha bagi investor Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Menyempurnakan dan memperbaiki regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha bagi investor Mengurai dan memperbaiki peraturan yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha Menetapkan regulasi dan mengawasi praktek penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi Mempercepat penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RTTR) yang didalamnya sudah terdapat berbagai peruntukan kawasan/lokasi aktivitas tertentu termasuk lokasi usaha. (1) Mempercepat Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efefktif dan efisien, (2) Efisiensi perizinan menjadi maskimal 15 hari dengan penyederhanaan prosedur perizinan, serta memberikan kemudahan administrasi namun tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 172

187 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam Menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) Pembangunanan fasilitas pendukung, baik infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja Menyusun perencanaan pembangunan sektor kelistrikan dan membangun powerplant dan gardugardu listrik yang dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dan pengembangan industri dan melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam meningkatkan pasokan daya listrik Menyusun perencanaan dan mengembangkan instalasi PDAM yang mampu melayani kebutuhan masyarakat di pemukiman dan kawasan perindustrian Meningkatkan pembangunan jaringan transportasi jalur laut dan darat yang mampu menjamin dan memperlancar mobilitas orang, arus barang dan jasa di kawasan industri Menyusun kajian Lingkungan tentang pengelolaan limbah pada pembangunan hotel Sosialisasi dan penyempurnaan Peraturan Penggunaan Air Mengelola Sumber daya air dan Sumber Air Alternatif (RO & Sumur bor) oleh pemilik usaha tingkat menengah seperti Menerapkan dan mengawasi aturan tentang pengelolaan limbah IKM (seperti hotel, laundry, bengkel dll) 173 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

188 STRATEGI Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor terutama investor dalam negeri Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha Keserikatan dan collective bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Meningkatkan pembangunan jaringan transportasi jalur laut dan darat yang mampu menjamin dan memperlancar mobilitas orang, arus barang dan jasa di kawasan industri Memperbaiki regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana Meningkatkan koordinasi dan kerjasama investasi antara pemerintah dan dunia usaha sebagai salah satu alternatif pembiayaan dan penyediaan infrastruktur untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik secara kualitas maupun kuantitas hotel Mengembangan sistem ketenagakerjaan terpadu melalui pengembangan keterampilan dan mental wirausaha serta sistem informasi kerja yang up-to-date dan iklim bekerja Mengembangkan program kemitraan dengan dunia usaha/industri untuk mengembangkan standar kompetensi yang bersifat dinamis sesuai perkembangan iptek dan kebutuhan industri, pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi menggunakan kurikulum/modul pelatihan mengacu kepada standar yang dikembangkan industri, sertifikasi kompetensi Mengembangkan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 174

189 STRATEGI promosi skala nasional dan internasional Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas Summit) sebagai ajang promosi daerah Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk pengambilan keputusan Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di bidang tersebut Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk memonitor, mengatasi permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat kurang mampu Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Meningkatkan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Mengidentifikasi potensial investor Mempersiapkan masterplan investasi Melengkapi data dan informasi yang mengenai potensi investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk pengambilan keputusan Menyelenggarakan pertemuan investor (Anambas Summit) Meningkatkan kuantitas produksi bahan mentah dari sektor pertanian, perkebunan dan terutama perikanan dan bersifat kontinu sebagai modal dasar industri hilirisasi Membangun wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk memonitor, mengatasi permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif (1) Mengoptimalkan peran BLKK dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian dengan berwirausaha khususnya bagi masyarakat kurang mampu, (2) Meningkatkan akses informasi seluasluasnya serta akses terhadap pelatihan itu sendiri khususnya bagi masyarakat kurang mampu Mengembangkan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal Melakukan penataan kurikulum kewirausahaan di lembaga pendidikan formal 175 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

190 STRATEGI pendidikan formal Pengembangan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Peningkatan akses layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan melalui cara non konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi. ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Mengembangkan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Mengembangkan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta optimalisasi sumber pembiayaan non-bank, serta advokasi pembiayaan bagi umkm maupun koperasi Fasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansipemerintah seperti UPK PNPM Pengembangan credit rating bagi UMKM dan koperasi Mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansipemerintah seperti UPK PNPM Mengembangkan credit rating bagi UMKM dan koperasi Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan mengenai standarisasi dan sertifikasi produk Meningkatkan akses ke pelatihan, dan layanan usaha terpadu (quick wins) mengenai standarisasi dan sertifikasi produk, serta penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi UMKM diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi Pendampingan bagi UMKM yang hendak mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat) Meningkatkan penerapan standarisasi produk (SNI, HaKI) dan sertifikasi (halal, keamanan pangan dan obat) RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 176

191 STRATEGI Penyediaan hub bagi produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasi-lokasi strategis ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Mengembangkan pemasaran produk UMKM yang terintegrasikan pariwisata serta lokasi-lokasi strategis lainnya Promosi produk-produk UMKM melalui eveneven nasional maupun internasional Mempromosikan produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun internasional Pemasaran produkproduk UMKM secara online dengan membangun/menyediakan situs pemasaran Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok (supply chain) dan pemasok bahan baku bagi industri besar Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM mitra oleh industri besar Mendukung pemasaran produk-produk UMKM terutama dengan memanfaatkan fasilitas dari pemeintah provinsi, pemerintah pusat secara online dengan membangun/menyediakan situs pemasaran Meningkatkan jumlah dan produktivitas UMKM lokal dan bersifat kontinu sebagai rantai pasok dan pemasok bahan baku bagi industri besar Menjadikan industri besar sebagai mitra pemerintah untuk membina UMKM dalam hal peningkatan produksi maupun penerapan teknologi yang termutakhirkan dalam rangka peningkatan produktivitas UMKM 177 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

192 Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa STRATEGI Penguatan master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam peraturan daerah beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan penyediaan sarana ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Memastikan pelaksanaan dan monitoring penerapan e-gov Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat inhouse di tingkat penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada. Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegarsi Penyediaan informasi perencanaan dan proses berjalannya pembangunan melalui media alternatif dalam bentuk yang lebih populer Penguatan Government Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Penyajian ulang dokumen perencanaan dan laporan pembangunan dalam bentuk dan penyampaian yang lebih sederhana serta membagi ke dalam beberapa bagian yang disampaikan secara terpisah Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait Keterbukaan Informasi Publik Membentuk perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD Membuat media cetak atau elektronik, dengan mengembang kan bentuk Menginisiasi terbitnya majalah bulanan pemerintah daerah RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 178

193 STRATEGI Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) yang sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait Keterbukaan Informasi Publik Menciptakan kanal informasi dan media interaksi pemerintah dan masyarakat pada media sosial dan mensosialisasikan penggunaannya di masyarakat Menterjemahk an Goverment Public Relation (GPR) dalam program dan kegiatan untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Menyelenggarakan program dan kegiatan untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Percepatan penyelesaian batas daerah antara Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk Membentuk perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD dan memonitoring pelaksanaan kegiatannya Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan dengan DPRD Provinsi sehingga penyelesaian persoalan batas daerah ini dapat disegerakan oleh pemerintah provinsi. Inisiatif ini harus diiringi dengan koordinasi yang baik dengan Kabupaten Natuna sehingga saling kesepahaman antara dua daerah ini dapat terbangun Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Melakukan evaluasi redistribusi pegawai dan pembatasi jumlah sesuai dengan kebutuhan 179 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

194 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Membuat sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi ) Mensosialisasikan dan mengawasi penyelenggaraan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi kepegawaian Mengawasi penyelenggaraan sistem manajemen kinerja pegawai dan Melakukan perbaikan serta penguatan sistem informasi kepegawaian Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah Menyusun masterplan dan roadmap reformasi birokrasi Melaksanakan dan memobitoring penyelenggaraan roadmap reformasi birokrasi Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas Pelatihan dengan materi dan SDM yang berkelanjutan Menyelenggar akan pelatihan terhadap aparatur perencana dan penganggran Menyelengga rakan pelatihan terhadap aparatur perencana dan penganggran Mendampingi dan mengevaluasi sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan daerah berbasis e-planning & e- budgeting Menyelengga rakan pelatihan dan bimbingan teknis dalam kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk Menyeleng garakan pelatihan dan bimbingan teknis dalam kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 180

195 STRATEGI Optimalisasii keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku) Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Menyusun Standar Kompetensi Jabatan Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilita s Mengawal pelaksanaan dan evaluasi terselenggaranya SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah) Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, Memonitoring dan mengevaluasi pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan Melakukan perampingan SOTK Menyusun sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi Mendayagunakan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme Menerapkan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi Mengalokasikan pegawai sesuai dengan kemampuan dan bidang yang diminati serta menciptakan ruang kreatifitas bagi pegawai untuk mengembangkan karisr dan profesionalisme Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang berkinerja baik Membuat mekanisme penilaian kinerja pegawai Penyusunan Mekanisme penilaian kinerja pegawai Menyusun rencana sistem pemberian insentif dan Mengevaluasi kinerja pegawai 181 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

196 STRATEGI Peningkatan sinergi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui LKPJ Tahunan Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder dan mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) disentif bagi pegawai yang berkinerja baik Mendorong terbentuknya forum koordinasi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah dan berpartisipasi aktif dalam forum tersebut Pemetaan stakeholder potensial di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten Integrasi antara hasil Musrenbang desa, kecamatan, dan kabupaten Mengidentifikasi peraturan perundangan yang perlu dievaluasi dan merumuskan peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah Melakukan Monitoring dan evaluasi capaian target dengan pengukuran data secara akurat, valid. Melakukan Monitoring dan evaluasi capaian target dengan pengukuran data secara akurat, valid. Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan, kenyaman, dan konsistensi tata ruang Menciptakan kanal pengaduan pelanggaran tata ruang dan mensosialisasikan penggunaannya Mengevaluasi penyelenggaraan pembangunan yang melanggar peraturan perundangan daerah terkait tata ruang Melakukan tindakan hukum pelanggaran tata ruang Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah Memberikan pemahaman terhadap aparat Satpol-PP mengenai perundangan daerah Menjalin kemitraan antara satpol PP dengan instansi vertical maupun horizontal RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 182

197 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) dalam penegakan hokum Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan Menyelenggar akan bimbingan teknis pemerintah desa, Badan Permusyawarat an Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan Menyelengga rakan bimbingan teknis pemerintah desa, Badan Permusyawar atan Desa, dan kader pemberdayaa n masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampinga n Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa Penguatan data berbasis RT dan RW Mendorong desa dalam membangun basis data dan informasi yang valid dan akurat Mendorong RT dan RW membangun basis data dan informasi yang valid dan akurat Menyelengga rakan kerjasama dengan BPS atau universitas dalam peningkatan kapasitas aparat desa dalam penyediaan data dan informasi Menciptakan sistem pendataan bagi RT dan RW yang ramah pengguna (user friendly) 183 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

198 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa Melakukan evaluasi dan memberikan rekomndasi pada proses perencanaan partisipatif yang terjadi di tingkat desa Mengidentifi kasi kelompokkelompok masyarakat yang dapat dijadikan mitra dalam penyelenggar aan perencanaan partisipatif tingkat desa dan menyusun bersamasama mekanismeny a Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan dan kondisi karakter wilayah desa Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme aparatur pemerintah Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang tersedia Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun Evaluasi efektifitas fasilitas dasar pemerintahan desa disertai upaya tindak lanjut pembenahan Menyelenggarakan sistem evaluasi kinerja dan profesionalisme aparatur pemerintah Meningkatkan dan memelihara fasilitas secara berkala dalam mendukung kecepatan, ketepatan dan kenyamanan pelayanan Membuat kriteria penilaian terhadap jenis layanan yang tersedia Mengukur penilaian terhadap jenis layanan yang tersedia Mengukur penilaian terhadap jenis layanan yang tersedia Upaya tindak lanjut dari saran/masukan, keluhan masyarakat atas pelayanan yang diberikan Pemeriksaan kelengkapan SOP di setiap PD dan unit di pemerintahan kabupaten dan tindak lanjut pemenuhan kelengkapan Evaluasi kebijakan publik disertai tindak lanjut perbaikan Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 184

199 STRATEGI Penyusunan substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisame dengan tetap bercorak pada tradisi dan budaya daerah Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formal pada semua jenjang pendidikan Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyalurkan semangatnya, diantaranya melalui kegiatankegiatan ekstra kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasiorganisasi sosial kemasyarakatan Upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan napza dan minuman keras Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas melalui penyediaan ruang publik dan kompetisi Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran, diantaranya dalam hal pengembangan kurikulum pendidikan karakter Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat dalam menjalankan model pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis komunitas Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas korupsi Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya melalui berbagai insentif untuk berkarya dan berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian ruang berekspresi Pengembangan rumah budaya dan Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) Menyusun substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisame dengan tetap bercorak pada tradisi dan budaya daerah Mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan Merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan Menerapkan upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras Menyelenggarakan kegiatan kerohanian yang diintegrasikan dengan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah Menciptakan ruang publik dan kompetisi kreativitas Menciptakan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda/i dan melakukan pembinaan terhadap pemuda/i Menciptakan ruang dan forum untuk para orang tua dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum pendidikan karakter Meningkatkan peran forum orang tua murid dan dewan sekolah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan persekolahan Memberikan kemudahan perijinan bagi penyelenggaraan model pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis komunitas dan memberikan pembinaan serta insentif bagi para inisiator dan pengelola Membuat surat edaran tentang gerakan keteladanan dan mulai uji coba Mengawali gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas korupsi Menciptakan ruang berekspresi dengan membangun dan mengoperasikan rumah budaya, menyelenggarakan festival dan event budaya, serta memberikan insentif bagi kelompk dan komunitas yang berprestasi Membangun dan mengoperasikan rumah budaya dan pusat kesenian dengan 185 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

200 pusat kesenian STRATEGI Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait dalam upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Pengaktualisasian nilai dan tradisi sebagai bagian dari kehidupan keseharian Pendokumentasian warisan budaya baik bendawi (tangible) maupun bukan bendawi (intangible) dan mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat Penciptaan hubungan saling menghormati dan saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama yang intens Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial Pengembangan kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) melibatkan komunitas dan kelompok seni budaya Memberikan pemahaman pada PD dan Masyarakat mengenai perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Mengintegrasikan nilai dan tradisi dalam institusi pendidikan, pemerintahan Menyusun rencana perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Menjadikan icon dan simbol budaya sebagai street furniture Mendokumentasikan warisan budaya baik bendawi (tangible) maupun bukan bendawi (intangible) Menyelenggarakan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat Membangun saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama yang intens Membangun forum dan ruang dialog Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan melibatkan FKUB dalam program pemerintah terkait Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat yang dibutuhkan Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat yang dibutuhkan Membangun kemitraan dan menyelenggarakan kegiatan bersama antar tokoh dan lembaga agama Mengembangkan berbagai pola kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Peningkatan kesadaran masyarakat Menjalain kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Menyelenggarakan dialog dan kegiatan yang melibatkan antar suku, agama, RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 186

201 STRATEGI akan kemajemukan yang menuntut setiap warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar merata di seluruh wilayah Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-) bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Mendorong peningkatan jumlah penyuluh agama, melakukan pendistribusian penyuluh agama secara merata dan menyelenggarakan pelatihan bagi penyuluh agama Menciptakan forum diskusi dan berbagi pengetahuan guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan dan mengawal penyelenggaraannya secara berkala Mengoptimalkan potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah dan pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat luas Meningkatkan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup dengan mengidentifikasi kebutuhan dan penerima dan mengembangkan program yang lebih berkualitas bagi kepentingan luas 187 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

202 RPJMD KKA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 188

203

204 P BAB. VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

205 Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan sasaran serta indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program prioritas pembangunan jangka menengah daerah. Adapun program pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan pencapaian sasaran pembangunandaerah. 191 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

206 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator MISI I. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap pendidikan yang berkualitas Meningkatnya akses dan pemerataan Pemantapan penerapan Standar Pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan yang Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar berkualitas bagi masyarakat sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan kependidikan yang profesional Memadainya sarana dan prasarana penunjang pendidikan Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di pulau-pulau terpencil Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah PAUD Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi (orang) Presentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ 100, Program Wajib Pendidikan Dinas Pendidikan Belajar Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dasar Sembilan Tahun 60,74 72,74 Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 89, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga kesehatan baru lulus Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Unit pelayanan kesehatan (FKTP) yang terakreditasi (%) 0 10 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya Kesehatan Dinas Kesehatan Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan Persentase kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada individu yang hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, mendapat dan ibu hamil termasuk pemberian makanan pelayanan tambahan terutama untuk keluarga miskin kesehatan 100% 100% Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 192

207 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular dan penyakit endemik Prevalensi penyakit menular (TBC, HIV dan penyakit endemik (Malaria) Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak 55,16 45 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1,66 2 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Misi II. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak Membangun satuan permukiman yang sehat dengan prasarana dasar yang berkualitas Tersedianya perumahan yang layak dan terjangkau Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem pembiayaan perumahan termasuk bantuan stimulan Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan rumah termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan kawasan permukiman kumuh Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui pengembangan instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf Jumlah rumah hunian baru yang layak yang terbangun 0 40 unit Program Pengembangan Perumahan Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 193 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

208 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Terbangunnya ruang publik dan RTH yang berkualitas pada tiap satuan permukiman Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola seperti memanfaatkan sempadan sungai sebagai jalur ruang terbuka hijau dalam rangka menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau Partisipasi publik untuk menciptakan ruang terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1) mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/rth sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau Persentase satuan permukiman yang memiliki ruang publik dan RTH dengan luas memadai Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ NA 50% Program pengelolaan Lingkungan Dinas Perhubungan ruang terbuka hijau hidup dan Lingkungan (RTH) Hidup Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang layak pada satuan permukiman Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air Persentase limbah domestik, sampah dan drainase rumah hunian lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan dengan sanitasi air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan yang layak sampah dan pengelolaan sampah secara 3R) 2,79% 17,33% Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Meningkatkan cakupan pelayanan sarana dan prasarana air bersih Terbangun dan beroperasinya fasilitas Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem pengelolaan sampah dan limbah cair pada terpusat komunal, skala kawasan permukiman tiga pulau besar Meningkatnya cakupan distribusi air bersih Persentase penanganan sampah yang ditangani Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) yang didasarkan pada penerapan teknologi dan perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan kelurahan. Maka dalam penenerapan budaya di masyarakat, peran dan kewenangan kecamatan akan lebih ditingkatkan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan sampah salah satunya melalui pengembangan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air Jumlah rumah dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan hunian yang mendorong keseimbangan pendekatan non terlayani air struktural dan struktural melalui penerapan bersih paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN) 63,21 70 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan rt rt Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar (basic needs) penduduk dengan pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum Program Sarana Lingkungan dan Sumber Air Bersih Rumah Tidak Layak Huni Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 194

209 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator dilakukan melalui pembangunan infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi) Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan listrik Terbangunnya fasilitas tampungan air Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar Meningkatnya pasokan energi listrik Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerah-daerah krisis dan wilayah2 strategis Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk mengembalikan fungsi dan kapasitas tampung Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat Volume air yang tertampung pada fasilitasfasiltas tampungan air yang tersedia Persentase daerah tangkapan air yang terehabilitasi dan terlindungi Jumlah daya listrik total yang tersedia m m 3 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 11,53% 27,00% Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Kw (2014) NA Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Pekerjaan umum dan penataan ruang Pekerjaan umum dan penataan ruang Lingkungan Hidup Energi dan sumber daya mineral Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral 195 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

210 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator swasta, terutama untuk pemanfaatan energi terbarukan Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik Produksi listrik dari sumber energi terbarukan NA NA Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Energi dan sumber daya mineral Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi Rasio elektrifikasi 62% 90% Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Energi dan sumber daya mineral Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Misi III. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal Meningkatkan konektivitas antar pulau, antar daerah, dan dengan negara tetangga Meningkatnya sarana prasarana transportasi laut dalam menunjang mobilitas kegiatan masyarakat dan pengembangan wisata Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi darat Optimalisasi manajemen dan kewenangan perusahaan daerah dalam mengelola transportasi laut Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat yang diperuntukkan bagi wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki potensi wisata Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW Pembangunan jalan lingkar pulau dengan noda transportasi darat dengan disain yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Persentase keterjangkauan pulau-pulau kecil dan terluar melalui transportasi laut secara reguler Persentase keterjangkauan desa-desa menuju pusat kegiatan dan pertumbuhan (berbasis ibukota kecamatan untuk desa pada satu pulau) NA NA Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, Program peningkatan pelayanan angkutan, Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan 80% 100% Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, Program peningkatan pelayanan angkutan, Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliha Perhubungan Perhubungan Pekerjaan Umum dan penataan ruang Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 196

211 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Meningkatkan layanan jaringan informasi dan komunikasi (TIK) Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP) Berkembangnya komunikasi radio dalam mendukung penyebaran informasi masyarakat Meningkatnya pemanfaatan teknologi oleh masyarakat Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat informasi budaya dan wisata Anambas Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan barang Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama radio nasional dalam penyebaran informasi pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan, menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan masyarakat pulau-pulau kecil Penguatan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan Pendirian dan pengoperasian laboratorium komputer dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan sekolah Beroperasinya bandara Letung Beroperasinya Kantor Custom, Immigration, Quarantine and Pors (CIQP) Jumlah desa yang terjangkau komunikasi radio Jumlah lebar pita (Bandwidth) internet Kabupaten Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ raan Jalan dan Jembatan Belum Beroperasi Program Perhubungan Dinas Perhubungan beroperasi Pembangunan dan Lingkungan Prasarana dan Hidup Fasilitas Perhubungan 0 beroperasi Program Pengembangan Wilayah Perbatasan 0 2 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 9 Mbps dari 54 Mbps yang ditargetkan (16%) 54 Mbps dari 54 Mbps yang ditargetkan Program Pengembangan dan Perluasan Jaringan Teknologi Komunikasi dan Informasi Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Penunjang Lainnya Komunikasi dan informatika Komunikasi dan informatika Badan Pengelolaan Perbatasan Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Sekretariat Daerah Meningkatnya penerapan dan pengelolaan teknologi informasi Pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK disertai dengan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di lingkungan pegawai Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Aplikasi Perkantoran Elektronik Elektronik disetiap PD NA 100% Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi dan informatika Komunikasi dan informatika Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Koordinasi pengembangan sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah yang dimotori oleh PD yang membidangi Mengembangkan Lancarnya pasokan dan distribusi barang- Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik Jumlah kasus 5 0 Program Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, 197 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

212 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator sarana prasarana sistem logistik daerah yang tangguh barang kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga kelangkaan barang pokok pertahun Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Perindustrian dan Perdagangan Misi IV. Meningkatkan Mengembangkan produksi dan perikanan dan produktivitas pariwisata sebagai perikanan basis sektor maritim tangkap dan serta pertanian yang budidaya secara berorientasi pada ramah pemenuhan lingkungan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha perikanan tangkap dan budidaya terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi yang ramah lingkungan Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana struktur ruang Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi perhatian pusat dalam mengoptimalisasi Sislognas Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, dan alat penangkapan ikan (API) yang handal, efisien, dan berdaya saing Alokasi yang proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan Jumlah produksi perikanan Perikanan budidaya Peningkatan ketersediaan indukan dan stok Perikanan produksi benih dengan cara: 1) Peningkatan tangkap kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang berkualitas, pakan murah bermutu, obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan dan kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi yang potensial Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan tangkap dan budidaya Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Pembudidaya ikan yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan ton Ton Ton Ton 0 Kel POKDAKAN, 36 Kel KUB, 35 Kel POKMASW AS dan 16 Kel POKLAHSA R 60 Kel POKDAKAN, 190 KUB, 175 org POKMASW AS dan 54 Kelompok POKLAHSA R Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebuna n) Program pengembangan budidaya perikanan, Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Pangan Kelautan dan perikanan Kelautan dan perikanan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 198

213 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Mengembangkan hilirisasi sektor perikanan Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU) Tersedianya kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan yang memadai dan terintegrasi dengan pusat perdagangan Meningkatnya investasi pada sektor industri perikanan Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas; memperkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha; Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan terpadu, lengkap dengan fasilitas pendukung dan terintegrasi (hulu-hilir) Sentra produksi dan pengolahan dengan pengembangan sistem rantai dingin dalam penanganan hasil perikanan yang didukung oleh revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold storage di lokasi-lokasi yang tepat Penyediaan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam pengambilan keputusan investasi Peningkatan daya tarik investasi pada sektor industri perikanan melalui kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal Peningkatan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih efektif Jumlah penanganan kasus IUU melalui pendampingan, pembinaan, dan penyuluhan masyarakat Jumlah lokasi pengolahan dan pemasaran yang terbangun Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ 0 Kasus 7 Kasus Program Peningkatan Kelautan dan Dinas Kesadaran dan perikanan Perikanan,Pertanian Penegakan Hukum dan Pangan Dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut 0 unit 3 unit Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program pengembangan perikanan budidaya Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Perindustrian Kelautan dan perikanan Penanaman Modal Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 199 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

214 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Terciptanya produk-produk unggulan baru sektor perikanan olahan Penelitian komoditas perikanan potensial, pengembangan diversifikasi produk olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk Jumlah jenis produk unggulan baru sektor perikanan olahan 1 Jenis 3 Jenis Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Perindustrian Kelautan dan perikanan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Berkembangnya industri end product perikanan dan terbukanya akses pasar yang dikelola masyarakat Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses Jumlah UMKM pengolahan hasil perikanan yang produknya dipasarkan secara luas 16 Kel UMKM 54 Kel UMKM Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Kelautan dan perikanan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Penciptaan pasar industri end product dengan penyelenggaraan festival dan pameran Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk mendistribusikan produk olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara Mengoptimalkan potensi wisata maritim yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatnya publikasi mengenai pariwisata daerah Penyelenggaraan media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paket-paket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk Pengembangan event wisata yang bekerjasama dengan media-media travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Jumlah wisatawan (nusantara dan mancanegara) Wisatawan wisatawan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata Dikembangkannya destinasi wisata Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau Jumlah 10 Pulau 20 Pulau Program Pariwisata Dinas Pariwisata, RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 200

215 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator berbasiskan pulau-pulau kecil dengan infrastruktur yang memadai. kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Penyelenggaraan tourism summit untuk mengundang investor dalam pembangunan dan pengembangan destinasi wisata prioritas destinasi wisata pulau-pulau kecil yang terbangun Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Pengembangan Destinasi Pariwisata Kebudayaan,Pemuda dan Olahraga Dikembangkannya destinasi wisata pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata baik dengan sumber daya daerah maupun kerjasama dengan swasta Pengembangan dan peran aktif jejaring kawasan konservasi dalam mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah pusat dan daerah, perusahaan swasta, dan kelompok masyarakat Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi melalui pengawasan implementasi dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi dalam mendukung kegiatan pariwisata yang berkelanjutan Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi Jumlah destinasi wisata pada Kawasan Konservasi TWP Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya 7 Destinasi 14 Destinasi Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Terjaganya kelestarian lingkungan pada destinasi wisata Penyusunan dan penetapan regulasi kawasankawasan wisata dalam hal pengelolaan kebersihan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai Penerapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga kebersihan Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem laut Jumlah destinasi wisata dengan kondisi bersih dan lestari 10 Destinasi 20 Destinasi Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah Pengoptimalan program sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Jumlah masyarakat lokal yang 14 Pelaku 28 Pelaku Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 201 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

216 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok wisata dari masyarakat lokal menjadi pelaku industri pariwisata Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Dikembangkannya event-event pariwisata daerah Pelestarian perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah dan mempublikasikannya Penciptaan event-event wisata dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran dan olahraga air Jumlah penyelenggaraa n event wisata dan budaya 2 event 3 event Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peternakan dan perkebunan Berkembangnya kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan dilakukan secara terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan pasar Jumlah kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan dengan infrastruktur yang memadai 0 1 Program pengembangan perwilayahan industril Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Perindustrian Pertanian Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha pertanian, peternakan dan perkebunan terhadap sarana, prasarana, informasi dan teknologi Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan benih-benih tanaman pangan dan perkebunan yang unggul serta pengembangan inovasi budidaya pertanian yang lebih efisien Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Rata-rata peningkatan produksi komoditas pertanian, peternakan dan perkebunan 4.5 ton/ha 6 ton/ha Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pertanian Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun Meningkatnya produksi komoditaskomoditas pangan yang bersifat substitusi impor Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan Jumlah meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta kelompok memperkuat kelembagaan penyuluh terutama petani yang Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat desa, mengalami kecamatan, dan kabupaten peningkatan Penguatan kelembagaan petani produksi pasca pembinaan dan pendampingan Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya Rata-rata peningkatan produksi komoditas pangan yang bersifat substitusi impor 0 40 kelompok Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 4.5 ton 6 ton Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Pertanian Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 202

217 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Meningkatnya cadangan pangan daerah Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan berkelanjutan Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil pangan untuk: 1) menjamin ketersediaan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama harus mempertimbangkan rencana penyediaan kapal kargo reguler dan rute yang dilaluinya Jumlah kerjasama antar daerah dalam bidang suplai pangan Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ 0 2 kerjasama Program Peningkatan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan Perikanan,Pertanian (pertanian/perkebuna dan Pangan n) Misi V. Mengembangkan Meningkatnya kepastian hukum terkait Menumbuhkemban layanan investasi investasi dan usaha gkan kewirausahaan yang memberikan serta menciptakan kemudahan, iklim investasi yang kepastian, dan kondusif transparansi proses perizinan bagi investor dan pengusaha Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha bagi investor Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi Ranperda Bidang Perizinan dan Penanaman Modal 0 1 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan investasi dan usaha 7 hari kerja 7 hari kerja Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Meningkatkan daya tarik investasi daerah Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta fasilitasi investasi Pembangunanan fasilitas pendukung, baik infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), Jumlah jenis insentif fiskal dan non fiskal 0 1 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 203 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

218 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor terutama investor dalam negeri Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha Keserikatan dan collective bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja Jumlah kasus perselisihan hubungan industrial 5 0 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Tenaga Kerja Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas Summit) sebagai ajang promosi daerah Nilai investasi yang terealisasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk pengambilan keputusan Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di bidang tersebut Nilai investasi pada sektor unggulan daerah yang terealisasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 204

219 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Menguatnya kesepahaman antara pemerintah daerah dan pelaku usaha melalui koordinasi yang intens Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan Forum pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan koordinasi lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan investasi yang untuk memonitor, mengatasi permasalahan terbentuk dan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat berjalan terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif 0 1 forum Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi penanaman modal Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Meningkatkan kualitas sumber daya manusia UMKM dan wirausahawan Berkembangnya pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan Tersedianya layanan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat kurang mampu Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada pendidikan formal Pengembangan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula Jumlah pelaku UMKM dan wirausaha pemula Jumlah inkubator bisnis yang terbangun dan berjalan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 0 1 Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Meningkatkan dan memperluas akses dan skema pembiayaan bagi UMKM dan wirausahawan Berkembangnya sumber-sumber pembiayaan baik bank maupun non bank Peningkatan akses layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan melalui cara non konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi. Fasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah seperti UPK PNPM Pengembangan credit rating bagi UMKM dan koperasi Jumlah kredit usaha untuk UMKM dan wirausaha pemula yang dikucurkan Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran Meningkatnya kualitas produk UMKM Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan mengenai standarisasi dan sertifikasi produk Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi UMKM diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi Pendampingan bagi UMKM yang hendak Jumlah pelaku UMKM yang produknya terstandarisasi /tersertifikasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 205 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

220 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat) Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Meningkatnya akses pasar produk-produk UMKM Penyediaan hub bagi produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasilokasi strategis Promosi produk-produk UMKM melalui eveneven nasional maupun internasional Pemasaran produk-produk UMKM secara online dengan membangun/menyediakan situs pemasaran Nilai penjualan produk-produk UMKM Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Meningkatan Terbangunnya keterkaitan usaha antara kemitraan antara pengusaha besar dan UMKM pengusaha besar dan UMKM lokal Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok (supply chain) dan pemasok bahan baku bagi industri besar Jumlah UMKM lokal yang terlibat dalam rantai nilai (value chain) industri besar 0 2 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan kemitraan usaha antara pengusaha besar dan UMKM Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM mitra oleh industri besar Jumlah UMKM lokal yang menjadi binaan industri besar 0 14 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Misi VI. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel Meningkatnya implementasi e- government Penguatan master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam peraturan daerah beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan penyediaan sarana Jumlah penyelenggaraa n G to C, G to B, G to G, dan G to E secara daring 5 12 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Komunikasi dan informatika Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Bagian Administrasi Pembangunan,Sekretariat Daerah Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat inhouse di tingkat penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada. Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 206

221 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Penyediaan informasi perencanaan dan proses PD yang berjalannya pembangunan melalui media alternatif menyediakan dalam bentuk yang lebih populer informasi publik sesuai UU KIP (%) Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait Keterbukaan Informasi Publik Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Percepatan penyelesaian batas daerah antara Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi kepegawaian Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi kepegawaian Persentase ketercapaian IKU 11 PD 33 PD Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program kerjasama informasi dengan mas media Program Peningktan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah 68% 95% Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Perencanaan Pembangunan Daerah Komunikasi dan Informatika Penunjang Lainnya Penunjang Lainnya Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Bagian Humas, Sekretariat Daerah Bagian Humas, Sekretariat Daerah Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Bagian Hukum, Sekretariat Daerah Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah (WTP) WDP WTP Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program peningkatan Penunjang Lainnya Dinas Pendapatan Daerah Sekretariat Daerah bagian Keuangan Inspektorat 207 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

222 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Zona Integritas (terhadap jumlah PD) Jumlah PD yang AKIP nya dievaluasi Capaian Awal Akhir sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Program Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota 0 2 Program penataan dan Penunjang penyempurnaan Lainnya kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 0 33 PD Program Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Program Bidang Urusan PD PJ Penunjang Lainnya Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah Inspektorat dan Sekretariat Daerah Inspektorat Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, Sekretariat Daerah Inspektorat Inspektorat Meningkatkan kualitas organisasi dan Terbangunnya organisasi perangkat Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya Persentase keterwakilan seluruh urusan 0 100% Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Penunjang Lainnya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 208

223 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator sumberdaya aparatur pemerintah daerah pada setiap unit dan level pemerintahan Meningkatkan kualitas produkproduk perencanaan dan kebijakan daerah dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku) Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban pemerintahan daerah Meningkatnya profesionalitas aparatur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Persentase pejabat yang Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme memenuhi standar kompetensi sesuai jabatannya Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai persentase Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang pegawai berkinerja baik berkinerja baik Meningkatnya kualitas dan sinergitas Peningkatan sinergi perencanaan dan produk-produk perencanaan daerah dalam penganggaran pemerintah pusat dan daerah mendorong prioritas daerah Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis Tegaknya perundangan daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui LKPJ Tahunan Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder dan mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan, kenyaman, dan konsistensi tata ruang Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah Tingkat ketercapaian RPJM (> 8O %) Persentase keterwakilan kelompokkelompok masyarakat dalam Musrenbang Jumlah perundangan yang tidak tumpang tindih/bertabrak an dengan perundangan lain Persentase kasus pelanggaran perundangundangan daerah yang Capaian Awal Akhir Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 46% 90% Program Pendidikan Kedinasan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 91% 95% Program peningkatan disiplin aparatur 100% 100% Program kerjasama pembangunan Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi 100% 100% Program perencanaan pembangunan daerah Program Bidang Urusan PD PJ Prgram peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan 0 0 Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan NA 80% Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, Program Pemberantasan Penyakit Masyarakat Penunjang Lainnya Penunjang Lainnya Penunjang Lainnya Penunjang Lainnya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Semua PD Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah Daerah pemberdayaan Kantor pemberdayaa perempuan dan perempuan dan pelindungan anak keluarga berencana Penunjang Lainnya Bagian Hukum, Sekretariat Daerah Ketenteraman, Kantor Satuan Polisi ketertiban umum, Pamong Praja dan pelindungan masyarakat 209 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

224 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Meningkatkan kualitas penyelenggaraan otonomi desa Meningkatkan kualitas pelayanan publik Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan desa Terimplementasikannya maklumat pelayanan Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa Penguatan data berbasis RT dan RW Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan dan kondisi karakter wilayah desa Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme aparatur pemerintah Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang tersedia Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan ditangani Jumlah desa yang memiliki RPJM-Des sesuai standar Persentase pemenuhan fasilitas dasar minimal pemerintahan desa (kantor desa, kantor BPD, Balai desa) Persentase unit pelayanan yang menetapkan maklumat pelayanan Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ (Pekat) 0 52 desa Program Peningkatan Pemberdayaan Dinas Sosial, Partisipasi Masyarakat Desa Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perempuan, Membangun Desa Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program penataan dan Penunjang Dinas Sosial, penyempurnaan Lainnya Pemberdayaan kebijakan sistem dan Perempuan, prosedur pengawasan Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 0 30,3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Penunjang Lainnya Inspektorat Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun Persentase PD yang menetapkan SOP pelayanan publik 9 13 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Penunjang Lainnya Sekretariat Daerah MISI VII. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu Membangun karakter generasi muda Terintegrasikannya pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan maupun aktivitas ekstrakurikuler Penyusunan substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisme dengan tetap bercorak pada tradisi dan budaya daerah Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formal pada semua jenjang pendidikan Presentase Satuan Pendidikan Dasar yang Menerapkan Kurikulum Muatan Lokal yang di SK kan oleh Gubernur 0 50 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 210

225 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Terbinanya pemuda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyalurkan semangatnya, diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan Upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan napza dan minuman keras Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian Jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas yang melibatkan pemuda sebagai pelaku Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ 4 4 Program upaya Kepemudaan dan Dinas Pariwisata dan pencegahan olah raga Kebudayaan penyalahgunaan narkoba Program peningkatan peran serta kepemudaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Terbangunnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreatifitas generasi muda Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas melalui penyediaan ruang publik dan kompetisi Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda Jumlah karya kreasi/inovasi generasi muda 0 2 Karya Program peningkatan peran serta kepemudaan Kepemudaan dan olah raga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Membangun lingkungan yang berketeladanan Meningkatnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran Terbangunnya gerakan keteladanan dari kalangan aparatur Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran, diantaranya dalam hal pengembangan kurikulum pendidikan karakter Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat dalam menjalankan model pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis komunitas Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas korupsi Jumlah anggota masyarakat yang terlibat aktif dalam penyelenggaraa n pendidikan berbasis komunitas Jumlah gerakan keteladanan yang diinisiasi di kalangan aparatur pemerintah daerah 134 orang 150 orang Program Pendidikan Non Formal 0 16 gerakan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Ketenteraman, Sekretariat Daerah ketertiban umum, Badan Kepegawaian, dan pelindungan Pendidikan dan masyarakat Pelatihan Kepegawaian Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Menghidupkan budaya Melayu sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat Berdayanya pelaku, penggiat, dan komunitas-komunitas budaya Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya melalui berbagai insentif untuk berkarya dan berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian ruang berekspresi Jumlah pelaku, penggiat, dan komunitas budaya yang aktif mengadakan kegiatan setiap tahunnya 3 Kelompok 38 Kelompok Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Meningkatnya perlindungan dan apresiasi terhadap budaya daerah Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian Intensitas ekspresi budaya 5 Kegiatan 5 Kegiatan Program Pengelolaan Keragaman Budaya Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait dalam upaya perlindungan, pengembangan dan dalam kehidupan Program Pengembangan Nilai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pemanfaatan warisan budaya bermasyrakat Budaya Mengaktualisasikan nilai dan tradisi sebagai Program Pengelolaan Dinas Pariwisata dan 211 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

226 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ bagian dari kehidupan keseharian Kekayaan Budaya Kebudayaan Terdokumentasikannya warisan-warisan budaya Pendokumentasian warisan budaya baik bendawi Warisanwarisan budaya (tangible) maupun bukan bendawi (intangible) dan mempublikasikannya sehingga menjadi yang pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan terdokumentasi masyarakat kan dan terpublikasikan 5 warisan 5 Warisan Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Menginternalisasi Meningkatnya kerukunan antar umat kan nilai-nilai beragama agama dalam kehidupan seharihari Pembangunan saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama yang intens Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial Jumlah kasus intoleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan 0 0 Program pengembangan wawasan kebangsaan Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Meningkatnya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah daerah dan tokoh agama serta lembaga sosial keagamaan dalam upaya pemberdayaan umat Pengembangan kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Aktivitasaktivitas pemberdayaan umat yang dilaksanakan secara kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia serta lembaga sosial Ada ada Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 9 Kali 38 Kali Program pengembangan wawasan kebangsaaan Ketenteraman, Badan Kesatuan ketertiban umum, Bangsa dan Politik dan pelindungan Dalam Negeri masyarakat Penunjang Lainnya Bagian Kesra, Sekretariat Daerah Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan Peningkatan kesadaran masyarakat akan kemajemukan yang menuntut setiap warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar merata di seluruh wilayah Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan Persentase penanganan konflik yang dilatarbelakangi SARA (suku agama, ras, antar golongan) Persentase penyuluh agama yang ditingkatkan kualitas dan 100% 100% Program Kemitaan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 87% 90% Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Ketenteraman, Badan Kesatuan ketertiban umum, Bangsa dan Politik dan pelindungan Dalam Negeri masyarakat Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Sekretariat Daerah RPJMD KKA KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 212

227 Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan agama melalui pelatihan metodologi pembelajaran dan materi ajar intensitas menyuluhnya Capaian Awal Akhir Program Bidang Urusan PD PJ Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup Jumlah masyarakat penerima manfaat dari dana sosial keagamaan yang terkumpul dan disalurkan NA jiwa Program Kemitaan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Sekretariat Daerah 213 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

228

229

230 PREHEADINGS BAB. VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

231 Kerangka pendanaan tahunan untuk masing-masing program sebagaimana tersaji pada tabel diatas adalah bersifat indikatif, artinya hanya memberikan panduan umum mengenai kebijakan pengalokasian anggaran sehingga tetap dapat disesuaikan dengan dinamika kondisi keuangan daerah. Hal lain yang juga dapat disesuaikan pada saat pelaksanaannya nanti adalah Perangkat Daerah (PD) penanggungjawab untuk masingmasing program. Perubahan PD penanggungjawab ini dimungkinkan untuk dilaksanakan pasca penetapan RPJMD ini menjadi Peraturan Daerah (Perda). Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sepanjang tidak ada pengubahan terhadap target akhir, maka perubahan PD penanggungjawab ini ini cukup ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah. 217 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

232 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 1 PENDIDIKAN Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah PAUD Pesentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai Jumlah Siswa Magang SMK yang berkompeten (orang) Jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan non formal Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi (orang) Jumlah sekolah yang memenuhi standar nasional pengelolaan pendidikan Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 60,74 62, , , , , , ,74 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 89,36% 90,36% ,36% ,36% ,36% ,36% ,36% ,36% Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 70 orang 80 orang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 189 orang 30 orang orang orang orang orang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga PD PJ 2 KESEHATAN Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun Jumlah Penduduk Peserta BPJS termasuk JKN (diluar ASN, TNI POLRI dan DPRD) Persentase Desa Siaga Aktif tahun Persentase Cakupan ASI Ekslusif Persentase rumah tangga yang menerapkan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Program Pencegahan dan Angka Annual Parasite Penanggulangan Penyakit Insident Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi 100% 15% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 98% 98% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 40,79% 43% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 18,60% 19% % % ,50% - 24,50% - 26% % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 0,60% 7% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana PKM PKM RS PKM 2 RS Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 218

233 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Jumlah Puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana PD PJ Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paruparu/Rumah Sakit Mata Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja Dan Lansia 3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliharaa n Jalan dan Jembatan Jumlah Rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standarisasi Jumlah kemitraan yang terjalin dalam pelayanan kesehatan masyarakat Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Persentase persalinan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan mengenai kesehatan remaja dan lansia Panjang jalan dan jembatan yang terbangun (Km) Panjang jalan dan jembatan berkualitas baik (km) Program Pembangunan Panjang drainase/goronggorong (saluran Air) Saluran Drainase/Gorong- Gorong dibangun (KM) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana kemitraan kemitraan Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 60,60% 60% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 77,54% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 79% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 82,47% 84% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 43,333 19, , , , , , ,85 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 43,333 22, ,08 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 14,785 2, , , , , , ,99 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 219 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

234 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konversi Sungai Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengendalian Banjir Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Sarana Lingkungan dan Sumber Air Bersih Rumah Tidak Layak Huni Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Panjang turap/talud/bronjong (batu miring) yang dibangun (M) Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempat penampungan air lainnya (M3) Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum dan IPAL yang tersedia. Panjang tanggul pemecah ombak yang terbangun (M3) Jumlah Wilayah Waterfront City yang terbangun (M3) Jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang mendapatkan sarana lingkungan dan sumber air bersih (KK) Panjang Jalan dan Jembatan Perdesaan yang terbangun 4 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN Program Pengembangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Program Pengembangan Perumahan Jumlah Rumah yang tertangani (Unit) Jumlah rumah dan rusun yang dibangun oleh Pemerintah Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman PD PJ Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kecamatan Siantan Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 0 15 Km Km Km Km Km Km Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman rumah rumah rusun rumah dan 1 rusun Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 5 KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Jumlah Kasus Kamtrantibmas yang tertangani tahun Jumlah kasus intoleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan 90% 90% % % % % % % Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 0 Kasus 0 Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 220

235 N o Kode Program Indikator Kinerja Program 6 SOSIAL Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Kabupaten Kepulauan Anambas Persentase Penyuluh Agama yang ditingkatkan Kualitas dan Intensitas menyuluhnya Program Kemitraan Jumlah Mitra Masyarakat Pengembangan Wawasan terkait Pengembangan Kebangsaan Nasionalisme Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Persentase masyarakat menggunakan hak suara Pemilu Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Persentase Penanganan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Korban Pasca Bencana Persentase pengaduan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan yang ditangani Persentase Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat yang ditangani Jumlah Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Soaial (PMKS) yang menerima bantuan Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Sekretariat Daerah 87% % % % % % % Sekretariat Daerah 0 9 Pagayuban Pagayuban Pagayuban Pagayuban Pagayuban Pagayuban Pagayuban Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 70% % % % Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri % % % % % Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri % % % % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa % % % % % % Satuan Polisi Pamong Praja % % % % % % Satuan Polisi Pamong Praja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah PMKS yang dibina 50 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah Kepala Keluarga Penerima Manfaat Raskin Persentase Peran serta Kelembagaan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kepulauan Anambas RTS RTS RTS RTS RTS RTS RTS Sekretariat Daerah 0 95% % % % % % % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat PD PJ RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 221 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

236 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 7 TENAGA KERJA Program Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja yang Kualitas dan Produktivitas dilatih oleh Dinas Tenaga kerja Nakertrans Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Jumlah Tenaga Kerja yang ditempatkan Persentase Kasus Perselsihan Industrail yang Berhasil Diselesaikan tahun PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 9 PANGAN 10 PERTANAHAN Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan 11 LINGKUNGAN HIDUP Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase PD yang Responsif Gender Persentase Korban Kekerasan Perempuan dan Anak yang Mendapat Pendampingan Indeks Pembangunan Gender Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal yang dibina Persentase pemenuhan cadangan pangan daerah Jumlah Dokumen Pemetaan, Penguasaan, Pemilikan Daerah Potensi Wisata Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Kabupaten Kepulauan Anambas Jumlah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 0 15 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 75 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 50% 55% % % % % % % Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 84,29% 84,29% - 87% % % % % % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat 69,62% 100% % % % % % % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat 89,11% ,10% ,10% ,30% ,11% , ,11% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat 43,12% 100% % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat 0 25% % % % % % % Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan 0 1 Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen PD PJ Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah 1 TPST TPST TPST TPST Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 222

237 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Jumlah Sarana Pendukung Pengelolaan Persampahan Persentase RTH Kabupaten Kepulauan Anambas setiap tahunnya Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pengelolaan lingkungan jumlah sumber mata air yang dilindungi Jumlah informasi lingkungan hidup berkualitas yang tersedia Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 4 paket 2 Paket paket Paket Paket Paket Paket paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 2% 0 0 2% % % % % % Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup % % Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 50,75% 56,70% ,20% ,70% ,10% ,10% ,06% ,06% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 3 lokasi lokasi lokasi lokasi lokasi lokasi lokasi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 2 Dokumen dan 1 Peralatan 2 dokumen terupdate dokumen terupdate Dokumen Dan 1 Peralatan dokumen terupdate Dokumen dan 1 Peralatan dokumen terupdate dokumen Terupdate Dan 3 peralatan PD PJ Pemukiman Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Program Pertamanan dan Pemakaman Program Adiwiyata Jumlah TPU yang terpelihara Terselenggaranya Sekolah Adiwiyata 12 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Program Penataan Administrasi Kependudukan 13 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Persentase Penduduk yang Memiliki KTP Elektronik Jumlah Pendamping Desa yang dilatih dalam Rangka Penyusunan RPJM-Des Sesuai Standar Jumlah BUM Des yang terbentuk Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 6 sekolah 6 sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 40% % % % % % % Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 0 52 Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 2 3 BUMDesa BUMdesa BUMDesa BUMdesa BUMDesa BUM Desa BUM Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 223 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

238 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Tingkat Partisipasi Masyarakat(%) Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa yang ditingkatkan Kapasitasnya Jumlah Desa yang mendapat Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa 14 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Program Keluarga Berencana Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Keluarga Berencana Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target % % % % % % Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 0 80% % % % % % % Kecamatan Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 65% 65% % % % % % % Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana PD PJ 15 PERHUBUNGAN Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Jumlah Dokumen Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan dipelihara Persentase Keterjangkauan Desadesa Menuju Pusat Kegiatan dan Pertumbuhan Beroperasinya Bandara Letung Jumlah Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Persentase Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi dan Uji Petik 3 Dokumen dokumen Dokumen Dokumen Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 80% 2 paket paket paket paket paket paket paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 80% 2 paket paket paket paket paket paket Paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 80% 27 Paket paket paket paket paket paket paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 14 kasus 12 kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup % % % Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 16 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Program Pelayanan Informasi Publik Layanan Pengelolaan Informasi Publik 0 Bulan 12 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 224

239 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Fasilitasi Peningkatan SDM dalam Bidang Komunikasi dan Informasi Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informatika Jumlah Aplikasi E- Government Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 0 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian 5 Aplikasi 1 Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian G-G (3 Aplikasi) G-B (1 Aplikasi) G-C (1 Aplikasi) G-E Jumlah Bulan Terpenuhinya Pelayanan Pengadaan Barang Jasa secara Elektronik Persentase Penyediaan Layanan Informasi dan Publikasi Pemerintah Jumlah Kegiatan Pemerintah yang terpublikasi dan di promosi Program Pengkajian dan Jumlah Dokumen dan Penelitian Bidang Perda yang disahkan Informasi dan Komunikasi DPRD Program Pengembangan dan Perluasan Jaringan Teknologi Komunikasi dan Informasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Jumlah Desa/Kelurahan yang terjangkau Akses Telekomunikasi Jumlah bulan penyelenggaraan akses internet di lingkungan Pemkab Kabupaten Anambas 12 Bulan 12 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Sekretariat Daerah 0 20% % % % % % % Sekretariat Daerah Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Sekretariat Daerah 0 Dokumen/ Perda 49 Titik dan 6 Desa Dokumen/ Perda Dokumen/ Perda Dokumen/ Perda Desa Desa Titik (operasional Radio) Dokumen/ Perda Dokumen/ Perda Dokumen/ Perda Titik dan 18 Desa PD PJ Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian 12 bulan 12 bulan bulan bulan bulan bulan bulan Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian 17 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 18 PENANAMAN MODAL Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Jumlah Pelaku UMKM dan Wirausaha Pemula yang dibina Pemerintah Jumlah Pelaku UMKM yang Produknya tersertifikasi Nilai Penjualan Produkproduk UMKM Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN) Orang Orang Orang Orang Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Pelaku Pelaku Pelaku Pelaku Pelaku Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan > Rp 500 juta > Rp 600 juta > Rp 700 juta > Rp 800 juta > Rp 1 milyar > Rp 1 milyar Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 225 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

240 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Jumlah PMA dan PMDN 2 PMA dan 2 PMA dan PMA dan PMA dan PMA dan PMA dan PMA dan PMA dan Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 2 PMDN 15 PMDN 17 PMDN - 19 PMDN - 21 PMDN - 23 PMDN - 25 PMDN - 25 PMDN PD PJ 19 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 20 STATISTIK 21 PERSANDIAN 22 KEBUDAYAAN 23 PERPUSTAKAAN 24 KEARSIPAN Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Jumlah Pemuda yang mengikuti Kegiatan Kepemudaan Jumlah Kompetisi Cabang Olahraga KKA Jumlah Sarana Prasarana Olahraga dalam Kondisi Baik Program Upaya Jumlah Kasus Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan Narkoba dan Pergaulan Bebas yang melibatkan Pemuda sebagai Pelaku Program pengembangan data/informasi/statistik daerah Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program perbaikan sistem administrasi kearsipan Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun Jumlah Jenis Informasi yang diamankan melalui Persandian Jumlah Penyelenggaraan Even Kebudayaan (Semarak Anambas) Partisipasi dalam Kegiatan Event Kebudayaan di Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah Event Perlombaan Kebudayaan Anambas Jumlah Pelaku, Penggiat, dan Komunitas Budaya yang Aktif mengadakan Kegiatan Setiap Tahunnya Jumlah kunjungan perpustakaan umum daerah Persentase arsip statis dan dinamis pemerintah daerah yang dikelola melalui sistem kearsipan 512 peserta 34 peserta peserta peserta peserta peserta peserta peserta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 7 cabang olahraga 100 Lapangan olahraga cabang olahraga cabang olahraga cabang olahraga cabang olahraga cabang olahraga cabang olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Lapangan Lapangan lapangan Lapangan lapangan lapangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 4 kasus kasus kasus - 4 kasus kasus kasus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 5 2 Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian 4 Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 3 Event Event Event Event event Event Event Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 11 event 3 Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Event/ Kegiatan Kegiatan Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 3 Kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok Kelompok Kelompok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Daerah RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 226

241 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN 25 KELAUTAN DAN PERIKANAN 26 PARIWISATA 27 PERTANIAN Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap Persentase dokumen/arsip daerah yang dialihmediakan Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Budidaya yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Jumlah penangangan Kesadaran dan kasus IUU melalui Penegakan Hukum Dalam pendampingan, Pendayagunaan Sumber pembinaan, dan Daya Laut penyuluhan masyarakat Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Khusus Kepulauan Anambas terkait Pengembangan dan Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Wilayah Perbatasan Program Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Kemitraaan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah Jenis Produk Unggulan Baru Sektor Perikanan Olahan Persentase Peningkatan kualitas lingkungan wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Konservasi dan Pemenuhan Prasarana dan Sarana yang Memadai Jumlah kelompok usaha kelautan dan perikanan yang terdampingi dalam usaha peningkatan wirausaha Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara Jumlah Kegiatan Kerja Sama yang dilakukan Jumlah Destinasi Wisata baru yang dibangun oleh pemerintah dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (Ton) Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Sekretariat Daerah 36 KUB, 19 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN KUB,12 POKDAKAN PD PJ Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan ton 90 Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 3 POKMASWAS POKMASWAS POKMASWAS POKMASWAS POKMASWAS POKMASWAS POKMASWAS Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 5 jenis jenis jenis jenis jenis jenis jenis Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 18,40% ,20% ,20% ,40% ,40% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 900 wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 6 kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 0 destinasi destinasi destinasi destinasi destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 227 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

242 N o Kode Program Indikator Kinerja Program 28 KEHUTANAN 29 PERDAGANGAN 30 PERINDUSTRIAN 31 TRANSMIGRASI Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Cengkeh , , ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Padi ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Persentase Petani yang Menerapkan Teknologi Tepat Guna Program Pencegahan dan Persentase Peningkatan Penanggulangan Penyakit Produksi Peternakan (Sapi Ternak dan Unggas) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pengembangan Industri Kecil Menengah Program Pengembangan Perwilayahan Industri Pengembangan Wilayah Transmigrasi 32 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Persentase Peternak yang Meningkat Produksinya pasca Pendampingan atau Penerapan Teknologi Tepat Guna Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan Cakupan Pemanfaatan Potensi SDH/Peningkatan Pengetahuan Jumlah Kasus Kelangkaan Barang Pokok Jumlah kawasan PKL yang ditata Jumlah Pasar Tradisional dibangun dan beroperasi Jumlah IKM yang Produktif Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi Jumlah Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan 50% % % % % % Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 5% 0 0 5% % % % % % Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan % % % % % % Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 0 2 Kecamatan Kecamatan Kecamatan Sekretariat Daerah 2 kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 0 1 kawasan kawasan kawasan Kawasan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan > Rp 1 milyar > Rp 1 milyar > Rp 1 milyar > Rp 1.5 milyar > Rp 4.5 milyar PD PJ Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Rasio Elektrifikasi 62% 65% % % % % % % Sekretariat Daerah RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 228

243 N o Kode Program Indikator Kinerja Program 33 URUSAN PENUNJANG LAINNYA Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah Bulan pelayanan administrasi keuangan Jumlah bulan terpenuhinya kebutuhan sarana prasarna aparatur Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 12 bulan 12 bulan bulan bulan bulan bulan bulan Bulan Seluruh PD 12 bulan 12 bulan bulan bulan bulan bulan % bulan Dinas Komunikasi Informatika,statistik dan Persandian Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Sekretariat DPRD, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,Kecamata n Siantan, Kecamatan Jemaja, Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan PD PJ Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Gedung Kantor Perangkat Daerah yang dibangun (unit) Persentase Kepatuhan Aparatur Jumlah aparatur yang mengikuti bimbingan teknis/diklat 13 1 (tahap I) (tahap II) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman % % % % % % Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan, Inspektorat, Sekretariat DPRD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Persentase Pejabat Memenuhi Standar Kompetensi Jumlah bulan pelaksananaan pengawasan sirup dan 46% % % % % % % Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 0 12 bulan bulan bulan bulan bulan bulan Bulan Sekretariat Daerah RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 229 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

244 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Peningkatan Pelayanan Humas dan Protokoler DPRD Program Perencanaan Pembangunan Daerah monev tepra Jumlah Perda yang Disahkan Jumlah Anggota DPRD yang Dilantik dan Diambil Sumpah dalam Rangka Pergantian Anggota DPRD Persentase Tetersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi DPRD tahun Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang Disusun Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 50 Perda 10 Perda Perda Perda Perda Perda Perda Perda Sekretariat DPRD 15 Orang 3 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Sekretariat DPRD 100% 15,00% % % % % % % Sekretariat DPRD 0 6 paket dokumen paket dokumen paket dokumen paket dokumen paket dokumen paket dokumen Paket Dokumen PD PJ Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Sekretariat Daerah Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengembangan data Informasi Program Perencanaan Pemerintahan dan Kerjasama Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Sosial dan Budaya Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Jumlah Dokumen Tata Ruang Daerah yang Disusun Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pemerintah dan Kerjasama Pembangunan Jumlah Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Wilayah Perbatasan Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Ekonomi Sosial dan Budaya Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Jumlah PD yang Memiliki Pengawas Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Jumlah Naskah Akademik Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 0 1 laporan paket dokumen, 1 laporan 0 2 Paket Dokumen laporan laporan laporan laporan Paket Dokumen, 6 Paket Laporan Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Paket Dokumen Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah 0 1 Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah 0-2 kali kali kali kali kali kali Badan Pengelolaan Perbatasan 0 1 Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah 0 1 Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah 0 5 PD PD PD PD PD PD Inspektorat 0 4 triwulan triwulan triwulan triwulan triwulan triwulan triwulan Inspektorat, Sekretariat Daerah RPJMD KKA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 230

245 N o Kode Program Indikator Kinerja Program Program Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Tahun Kondisi kinerja Awal RPJMD 2015 Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD 2021 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target 100% 100% 100% % % % % % Inspektorat PD PJ Program Peningkatan dan Penguatan Kapasitas, Kapabilitas Kelembagaan / SDM Aparat Pengawasan Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara Jumlah aparatur yang Mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Workso p Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP Jumlah laporan yang disusun Inspektorat 0 20 LHP dan 2 Laporan LHP dan 2 Laporan LHP dan 2 Laporan LHP dan 2 Laporan LHP dan 2 Laporan LHP dan 2 Laporan LHP dan 12 Laporan Inspektorat Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Pendapatan Asli Daerah Tiap Tahun Jumlah Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan Badan Pengelola Keuangan Daerah, Sekretariat Daerah 0 1 kali Kali kali kali kali kali Badan Pengelolaan Perbatasan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Program Pendidikan Kedinasan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Penelitian dan Pengembangan Persentase PD yang menetapkan SPM dan SOP. Persentase perundangan daerah yang harmonis Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah (WTP) Jumlah Aparatur Mendapatkan Pendidikan Kedinasan Persentase Pegawai Berkinerja Baik Jumlah bulan Kunjungan Kerja/Koordinasi dan Konsultasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jumlah Dokumen Rekomendasi Penelitian dan Pegembangan 0 20% % % % % % Sekretariat Daerah 0 100% % % % % % % Sekretariat Daerah WDP 0 0 WTP WTP WTP WTP WTP WTP Badan Pengelola Keuangan Daerah 37 orang Orang Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 68% 91,00% % % % % % % Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 12 Bulan 12 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Sekretariat Daerah 12 Bulan 12 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 231 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

246

247

248 PREHEADINGS BAB. IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RPJMD KKA PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 234

249 Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dapat disusun berdasarkan indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact). Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i) aspek kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing daerah. Gambaran lengkap kondisi dan rencana capaian kinerja selama 5 (lima) tahun Pemerintah.

250 ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT I. Ekonomi Makro dan Pemerataan Pembangunan 1. Ekonomi Makro II. Kesejahteraan Sosial B. ASPEK PELAYANAN UMUM Sumber Data Kondisi Awal TARGET Tahun Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas (%) PDRB , Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas (%) PDRB , Inflasi Makro (Pertumbuhan GDP Deflator PDRB dengan Migas) PDRB , PDRB Dengan Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB ,87 406,52 426,63 447,81 470,58 494,60 5. PDRB Tanpa Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB ,42 59,82 65,79 72,31 79,51 87,38 6. PDRB Dengan Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar Rupiah) 7. PDRB Tanpa Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar Rupiah) PDRB , , , , , ,82 PDRB , , , , , ,43 8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sakernas ,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77 9. % PDRB Non Migas ADHB PDRB ,36 14,72 15,42 16,15 16,90 17,67 2. Pemerataan Pembangunan I. PELAYANAN URUSAN WAJIB I.1 Pendidikan Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas 1. Indeks Gini Susenas ,33 0,33 0,33 0,32 0,32 0,32 1. IPM IPM ,12 65,82 66,17 66,52 66,87 67,23 2. Persentase Penduduk Miskin (%) Kemiskinan 2014 (Sep) 4,57 4,39 4,30 4,22 4,13 4,05 1. Rata-rata lama sekolah (tahun) IPM ,16 6,19 6,21 6,23 6,24 6,26 2. Angka Partisipasi Kasar SD/Paket A Susenas ,77 105,14 104,82 104,51 104,19 103,88 RPJMD KKA PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 236

251 ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH I.2 Kesehatan I.3. Pekerjaan Umum I.4. Perumahan Rakyat Sumber Data Kondisi Awal TARGET Tahun Kinerja Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B Susenas ,86 89,22 89,39 89,57 89,75 89,93 4. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/ MA/Paket C Susenas ,72 88,07 88,25 88,42 88,60 88,78 5. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Susenas ,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Susenas ,84 75,14 75,29 75,44 75,59 75,74 Susenas ,41 67,68 67,82 67,95 68,09 68,22 8. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun Susenas ,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38 9. Angka Partisipasi Sekolah usia tahun Susenas ,73 94,11 94,29 94,48 94,67 94, Angka Partisipasi Sekolah usia tahun Susenas ,07 86,41 86,59 86,76 86,93 87, Angka harapan lama sekolah (tahun) IPM ,62 11,68 11,72 11,75 11,78 11,81 1. Angka kesakitan (%)/Morbidity rate (%) Susenas ,51 12,26 12,14 12,02 11,90 11,78 2. Rata-rata lama sakit (hari) Susenas ,91 6,77 6,70 6,64 6,57 6,51 3. Anak usia bulan yang pernah disusui (%) Susenas 4. Rata-rata lama anak usia bulan disusui (bulan) 4. Rata-rata lama anak usia bulan disusui tanpa makanan tambahan (bulan) Susenas ,78 14,34 14,62 14,92 15,21 15,52 Susenas ,22 5,32 5,38 5,43 5,49 5,54 % Imunisasi pada anak umur bulan Susenas ,78 95,01 95,12 95,24 95,35 95,46 % Penduduk berobat ke fasilitas kesehatan Susenas ,27 95,65 95,84 96,03 96,23 96,42 Angka harapan hidup (tahun) IPM ,23 66,62 66,82 67,01 67,21 67,41 % Balita yang persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan Susenas ,49 76,80 76,95 77,10 77,26 77,41 % Rumah tangga yang mengakses air minum bersih Susenas ,5 73,95 75,21 76,49 77,79 79,11 Lantai bukan tanah (%) Susenas ,81 98,87 98,91 98,94 98,97 99,00 Atap beton, genteng, sirap, seng, dan asbes (%) Susenas ,57 97,63 97,67 97,70 97,73 97,76 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 237 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

252 ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Sumber Data Kondisi Awal TARGET Tahun Kinerja Dinding terluas tembok dan kayu (%) Susenas ,27 97,33 97,37 97,40 97,43 97,46 I.6. Kependudukan dan Catatan Sipil Rata-rata laju pertumbuhan penduduk SP, SUPAS (Proyeksi) , I.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indeks Pembangunan Gender IPG ,11 89,68 89,97 90,26 90,54 90,83 I.8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera I.10. Ketenagakerjaan Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (wanita kawin tahun) Susenas ,32 62,78 63,52 64,27 65,02 65,79 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sakernas ,32 68,81 69,29 69,79 70,28 70,78 Tingkat Pengangguran Terbuka Sakernas ,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77 Rata-rata upah pekerja (Rp) Sakernas I.18. Komunikasi dan Informatika II. PELAYANAN URUSAN PILIHAN II.1. Pertanian II. 2. Kehutanan II.3. Pariwisata % Penduduk mengakses internet Susenas ,69 7,51 7,95 8,42 8,92 9,45 Kontribusi sub sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian terhadap PDRB Pertumbuhan sub sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian PDRB ,38 1,65 1,72 1,8 1,89 1,97 PDRB ,27 7,4 7,5 7,5 7,6 7,7 Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB PDRB ,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 Pertumbuhan sub sektor kehutanan PDRB ,46 7,2 7,2 7 6,9 6,8 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan Wisata II.4. Kelautan dan Perikanan Susenas Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB PDRB ,01 3,33 3,43 3,52 3,62 3,72 Pertumbuhan sub sektor perikanan PDRB ,27 5,5 5,6 5,7 5,8 5,9 RPJMD KKA PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 238

253 ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH C. DAYA SAING DAERAH II.5. Perdagangan I. KEMAMPUAN EKONOMI Sumber Data Kondisi Awal TARGET Tahun Kinerja Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB PDRB ,74 1,98 2,1 2,22 2,36 2,5 Pertumbuhan sektor perdagangan PDRB ,68 8,8 8, ,1 1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian II. FASILITAS WILAYAH/INFRASTRUKTUR Produktivitas total daerah (Juta Rp/Pekerja) PDRB , , , , , ,91 % Rumah Tangga dengan Sumber penerangan Listrik Susenas ,45 96,06 96,36 96,67 96,98 97,29 II.3. Sumberdaya Manusia % penduduk dengan pendidikan > SLTA Susenas ,58 5,75 5,92 6,10 6,28 6,47 % pekerja dengan pendidikan > SLTA Sakernas ,14 11,47 11,81 12,16 12,52 12,90 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 239 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

254

255

256 BAB. X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

257 X.1. Pedoman Transisi Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD ini berakhir, maka RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi pedoman penyusunan RKPD dan R tahun pertama di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya yaitu pada tahun 2021 dan tahun Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD ini dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan. X.2. Kaidah Pelaksanaan Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD, maka diperlukan: 1. Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD, yang mana Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun yang nantinya akan menjadi pedoman di dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah () Kabupaten Kepulauan Anambas; 2. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah; 3. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun kepada masyarakat; 4. Pengendalian dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun dilakukan oleh Bappeda secara berkala; 5. Penyusunan RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun ; 6. Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi RPJMD; 243 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

258 7. Penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD. Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD ini dapat dicapai selama ada sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk dunia usaha. Oleh karena itulah SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan programprogram yang telah ditetapkan dengan sebaik baiknya dan Bappeda wajib melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD dalam Renstra SKPD. Dalam proses pelaksanaannya, dimungkinkan dilakukan perubahan RPJMD sepanjang terjadi perubahan-perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan. Termasuk perubahan kebijakan ini adalah kebijakan nasional dan kebijakan daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah yang menjadi acuan penyusunan RPJMD. Perubahan RPJMD tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah, kecuali perubahan pada capaian sasaran tahunan yang tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. RPJMD KKA PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 244

259 PREHEADINGS 245 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

260 BAB. XI PENUTUP RPJMD KKA PENUTUP 246

261 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun , memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas serta RPJMD Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun , dijadikan pedoman dalam : 1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD dan perencanaan penganggaran; Penyusunan Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban (LKPJ) pada akhir masa jabatan bupati terpilih periode Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan antara lintas SKPD maupun wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas, maupun dengan Provinsi Kepualuan Riau dan Nasional. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun , sangat tergantung pada kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas dengan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

262 RPJMD KKA PENUTUP 248

263 LAMPIRAN RPJM KKA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 249 KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021 RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iv ix BAB I PENDAHULUAN... I - 1 I.1 Latar Belakang... I - 1 I.2 Dasar Hukum Penyusunan... I - 3 I.3 Hubungan Antar Dokumen... I - 7 I.4 Sistematika

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016 2021 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Karimun 2011-2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3. Hubungan Antar-Dokumen Perencanaan... I-6 1.4. Maksud

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2014 Seri E Nomor 3 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2015-2019 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 I. UMUM Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang meliputi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci