LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKIM IPTEK BAGI PESANTREN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKIM IPTEK BAGI PESANTREN"

Transkripsi

1 LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SKIM IPTEK BAGI PESANTREN IPTEK BAGI PESANTREN (IbP) BINA SANTRIWATI SADAR GIZI Tahun ke-1 dari rencana 1 Tahun Dian Saraswati NIDN Siti Novianti NIDN UNIVERSITAS SILIWANGI Juli 2017

2 LI'ftII'AI( rdngiida.tiaj\ IPTEKS BAGI PESAI{TREN (IBP) 1. Judul 2. Nama Mitra Program (1) Nama Mitra Program (2) 3. Ketua Tim Pengusul a. Nama Lengkap b. NIDN c. Program Shrdi 4. Anggota Tim Pengusul d. Perguruan Tinggi a. Jumlah Anggota b. Nama Anggota I 5. Lokasi Kegiatan/Mi*a (1) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten{Kota c. Provinsi 6. Lokasi Kegiatan/lvfitra (2) c. Jarak PT ke Lokasi Mitra (km) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Provinsi 7. Luarun yang dihasilkan 8. Jangka Waktu Pelaksanaan 9. Biaya Total c. Jarak PT ke Lokasi Mitra (km) BINA SANTRIWATI SADAR GIZI pesantren ibadurrahman pesantren sabilul huda Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi 1 orang Siti Novianti, SKM., M.KM. lkawalu Kota Tasikmalaya Jawa Barat 5 /Kawalu Kota Tasikmalaya Jawa Barat 5 - Rekayasa Sosial I Tahun Rp. 7,000,000,00 Tasikmalay a, Ketua Pengusul rp (Hi. Dian Saraswati. S.Pd.. M.Kes) NIDNA{IP NIDNAIIP

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kota Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri, karena terdapat banyak sekali pondak pesantren di kota ini. Di pondok pesantren para santri hidup bersama dengan banyak orang, bercampur baur dengan berbagai macam kondisi orang serta memiliki aktivitas yang padat hingga larut malam. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit antar penghuni pesantren, apalagi jika daya tahan tubuh sedang rendah. Penurunan daya tahan tubuh salah satunya disebabkan karena rendahnya status gizi. Di samping itu, rendahnya status gizi juga dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar, penurunan aktvitas fisik dan pada santriwati yang berusia remaja dapat menimbulkan gangguan menstruasi sehingga akhirnya dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksinya. Padahal santriwati merupakan calon-calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, gizi pada masa remaja penting sekali untuk diperhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini terjadi perubahan secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan masa "rawan gizi", karena kebutuhan gizi pada usia ini merupakan yang tertinggin dibandingkan kelompok usia yang lainnya. Hasil pengukuran IMT yang dilakukan kepada 60 santriwati di pesantren Ibadurrahman dan Sabilulhuda menunjukkan bahwa ada 32 orang (56 %) yang memiliki IMT < 20 (status gizi rendah). Di samping itu hasil wawancara juga dapat disimpulkan bahwa mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering membatasi asupan makan karena takut gemuk. Temuan lain adalah rendahnya asupan makronutrien (energi dan protein) dan mikronutrien (vitamin dan mineral khususnya Fe) dalam makanan harian. Serta kebiasaan jajan santriwati yang sebagian besar adalah makanan dengan kandungan energi, protein dan vitamin yang rendah seperti keripik, cilok, cimol, dll. Hal tersebut 1

4 menyebabkan permasalahan umum yang terjadi di kalangan santriwati pada kedua ponpes tersebut sama yaitu rendahnya status gizi dan pola makan yang salah. Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka kami akan berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi. Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi merupakan upaya untuk melakukan pembinaan kepada penghuni pondok pesantren khususnya santriwati agar mereka dapat mengatasi dan terhindar dari masalah gizi kurang. Pelaksanaan kegiatan IbP dilakukan bekerjasama dengan 2 (dua) pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yaitu Ponpes Ibadurrahman dan Ponpes Sabilulhuda sebagai mitra. Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra disepakati upaya pemecahan masalah akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi five level of prevention, yang merupakan pencegahan tingkat I sebelum terkena masalah gizi (Primordial Malnutrition Prevention). Kegiatannya meliputi (1) solusi untuk pola makan yang salah dengan sosial marketing gizi seimbang Gizi (Nutrition promotion), dan pelatihan menyusun menu gizi seimbang (Specific protection to prevent malnutrition), (2) solusi untuk malnutrisi (under and over nutrition) santriwati dengan diagnosa dini kejadian status gizi kurang dan gizi lebih (Early diagnosis for malnutrition), serta pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri (Malnutrition monitoring for disability limitation) dan pemulihan untuk santriwati dengan IMT < 20 dan di atas 25 dengan konseling individu dan PMT pemulihan (Malnutrition rehabilitation) Permasalahan Mitra dan Solusi a. Permasalahan Mitra 1 (Ponpes Ibadurrahman) dan Solusi yang disepakati Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk Mitra 1 No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati 1. Pola makan yang Pengetahuan gizi yang rendah Sosial marketing gizi seimbang salah Konsumsi makanan jajanan yang tidak bergizi Pelatihan menyusun menu gizi seimbang 2. Rendahnya status gizi Asupan makronutrien (E dan P) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang rendah 1. Pengukuran status gizi secara antropometri 2. Pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri 3. Konseling individu dan PMT pemulihan 2

5 b. Permasalahan Mitra 2 (Ponpes Sabilulhuda) dan Solusi yang disepakati Tabel 1.2 Permasalahan dan Solusi untuk Mitra 2 No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati 1. Pola makan yang salah Pengetahuan gizi yang rendah Sosial gizi seimbang bagi santriwati Konsumsi makanan jajanan yang tidak bergizi 2. Rendahnya status gizi Asupan makronutrien (E dan P) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang rendah 1. Pengukuran status gizi secara antropometri 2. Pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Target Target yang ditetapkan dalam Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bina Santriwati Sadar Gizi adalah : 1. Mitra mampu memahami pola makan gizi seimbang 2. Mitra memiliki kemampuan memantau status gizi secara mandiri 2.2 Luaran Luaran dari program IbP ini adalah : 1. Kartu pantau status gizi 2. Tersedianya media promosi santriwati sadar gizi BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Metode Pendekatan Masalah Permasalahan gizi utama yang dihadapi oleh para santriwati di pesantren adalah rendahnya status gizi yang disebabkan oleh pola makan salah yang meliputi asupan makronutrien dan mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG, serta kebiasaan jajan makanan tidak bergizi. Permasalahan gizi tersebut disebabkan 3

6 karena rendahnya pengetahuan gizi para santriwati. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka tim akan melakukan upaya pencegahan tingkat I sebelum sasaran terkena masalah gizi (Primordial Malnutrition Prevention). Tahapan yang dilakukan oleh tim agar santriwati menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang meliputi tahapan sadar, tertarik, uji coba, evaluasi, dan adopsi konsep. Penggunaan prinsip ini memungkinkan mitra mengetahui, menemukan dan menyadari sendiri kekurangan serta kesalahan yang dilakukan, sehingga solusi yang diberikan melalui transfer Ipteks merupakan solusi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan oleh mitra. Melalui proses seperti ini diharapkan inovasi yang diberikan memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi dan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh mitra. Upaya penyadaran dilakukan dengan penyampaian informasi melalui (1) sosial marketing menu gizi seimbang untuk memberikan pemahaman kepada mitra, (2) pelatihan menyusun menu seimbang dan PMT pemulihan untuk memberikan contoh agar mitra mampu dan terbiasa melakukan (3) pengukuran status gizi dan pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri untuk memastikan mitra melakukan perubahan perilaku dengan benar. Secara garis besar proses yang dilakukan agar mitra tahu, mau dan mampu melaksanaan program bina kelompok santriwati sadar gizi, digambarkan sebagai berikut : 4

7 Permasalahan Mitra 1 Permasalahan Mitra 2 Adanya santriwati yang mengalami status gizi kurang : 1. Pola makan salah 2. Konsumsi makronutrien dan mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG 3. Kebiasaan jajan tidak bergizi 4. Pengetahuan gizi rendah Adanya santriwati yang mengalami status gizi kurang: 1. Pola makan salah 2. Konsumsi makronutrien dan mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG 3. Kebiasaan jajan tidak bergizi 4. Pengetahuan gizi rendah SOLUSI 1. Penyuluhan menu gizi seimbang 2. Kebutuhan gizi pubertas 3. Pengukuran dan pelatihan pemantauan status gizi mandiri 4. Konseling individu Hasil Peningkatan status gizi santriwati 3.2 Rencana Kegiatan Rencana kegiatan yang disusun sebagai upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada santriwati meliputi tiga (3) tahapan, yaitu : 1. TAHAP PERTAMA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada mitra Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan pola makan gizi seimbang 5

8 2. TAHAP KEDUA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat mitra tertarik terhadap program yang diberikan Kegiatan melalui pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri 3. TAHAP KETIGA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memastikan mitra mengadopsi konsep secara mandiri Kegiatan yang dilakukan melalui evaluasi pemantauan status gizi 3.3 Kontribusi dan Partisipasi Mitra Mitra 1 adalah Ponpes Ibadurrahman dan mitra 2 adalah Ponpes Sahibul Huda yang merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tempat para santri tinggal dan belajar bersama. Kedua mitra merupakan pesantren aktif yang memiliki bangunan atau pondok sebagai tempat menginap para santri. Di samping itu, kedua mitra juga merupakan pesantren aktif yang memiliki santriwati yang menginap di pondok pesantrennya. Namun masih ada santri yang IMT nya < 18,5 sehingga tim akan melakukan IbP Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi. BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1 Kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan oleh Universitas Siliwangi melalui LPPM antara lain PPM yang dilakukan oleh unit kerja dan dosen dengan sumber dana internal Universitas Siliwangi, DIKTI, maupun PPM KKN tematik dengan sumber dana dari Provinsi Jawa Barat. Kinerja PPM yang dilakukan oleh LPPM UNSIL terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dilihat dari penambahan jumlah PPM. Berikut disampaikan PPM Universitas Siliwangi dalam 1 (satu) tahun terakhir : 6

9 Tabel 4.1. Kinerja PPM Universitas Siliwangi No Judul PPM Sumber dana 1. Revitalisasi posyandu dalam upaya meningkatkan UNSIL kemitraan dan pemberdayaan masyarakat 2. Pemberdayaan masyarakat desa melalui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM UNSIL & prov. Jabar 3. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM UNSIL & prov. Jabar 4. KKN kebangsaan (UNHAS) 5. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM UNSIL & prov. Jabar 6. Ib-IKK Agribisnis Tanaman Hias Ib-IKK DIKTI 7. Pelatihan Kesenian Kampung Naga Ds. Neglasari IbM DIKTI Kecamatan Salawu Kab. Tasikmalaya 8. IbM Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya Sunda IbM DIKTI untuk Guru-guru MIPA SMP Kec. Karangnunggal Tasikmalaya 9. IbM Untuk Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya IbM DIKTI 4.2 Kepakaran Pengusul Kualifikasi tim pengusul (ketua maupun anggota) dalam melaksanakan kegiatan IbP ini sangat baik, karena memiliki kemampuan yang tepat terkait dengan bidang IbP yang akan dilaksanakan. Ketua tim pengusul adalah dosen yang memiliki keahlian di bidang promosi kesehatan dan mengajar mata kuliah Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan (Diklat Kes). Sedangkan anggota tim adalah dosen dengan keahlian di bidang gizi masyarakat dan mengampu mata kuliah gizi kesehatan masyarakat dan penentuan status giizi. Anggota tim pernah ikut serta dalam tim Pengabdian Masyarakat FIK UNSIL, konselor gizi dan menjadi narasumber gizi di berbagai instansi pemerintah. Tim pengusul merupakan dosen pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi yang memiliki kemampuan menganalisis masalah kesehatan termasuk di pesantren. Dalam melaksanakan kegiatan IbP Bina Santriwati Sadar Gizi ini, tim pengusul membagi tugas antara ketua dan anggota berdasarkan kemampuan dan kualifikasi masing-masing. 7

10 Tabel 4.2 Uraian Tugas Tim IbP No Kedudukan dalam Tim Bidang Keahlian Uraian Tugas 1. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes (Ketua Tim pengusul) Mikrobiologi Sosial marketing Pendidikan gizi seimbang 2. Siti Novianti, SKM., M.KM (Anggota Tim ) Epidemiologi Kebutuhan gizi pubertas Pengukuran dan pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri dengan antropometri BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Hasil Kegiatan 1. Pemberian penyuluhan tentang pola makan gizi seimbang bagi santriwati pada mitra 1 dan mitra 2 yang dilaksanakan pada : a. Pesantren Ibadurrahman (Mitra 1) Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juli 2017 Waktu Tempat Peserta : Pukul sd selesai : Ruang Kelas : 56 santri b. Pesantren Sabilul Huda (Mitra 2) Hari/Tanggal : Minggu, 23 Juli 2017 Waktu : Pukul sd selesai Tempat : Ruang Kelas Peserta : 39 santri 2.Pelatihan pengukuran status gizi remaja secara mandiri Santriwati selain diberikan paparan materi mengenai gizi seimbang bagi remaja, juga diajarkan untuk melakukan pemantauan status gizi secara mandiri. Pemantauan status gizi yang diajarkan adalah melalui pengukuran antropometri yaitu dengan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) sesuai dengan umur. Menghitung IMT dilakukan dengan rumus Berat Badan (dalam kg) / Tinggi Badan (M 2 ) dan dilihat patokannya sesuai umur. Penghitungan ini merujuk kepada 8

11 standar WHO dimana untuk remaja kurang dari 18 tahun ukuran IMT disesuaikan dengan umur. Disediakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan serta lembar IMT per umur dari WHO untuk melihat bagaimana status gizi dari masingmasing santriwati. Setelah diberikan pelatihan mengenai cara mengukur status gizi, santriwati selanjutnya menghitung IMT masing-masing dan membandingkannya dengan tabel IMT yang disesuaikan dengan umur. Dari hasil pengukuran, sebagian besar berada pada rentang IMT normal sesuai usianya. Beberapa termasuk ke dalam kategori status gizi kurus. Selanjutnya diberikan pengarahan mengenai bagaimana cara mengatur asupan nutrisi agar tercapai berat badan ideal sesuai usia. 5.2 Luaran yang Dicapai Untuk menilai bagaimana pengetahuan dan pemahaman santriwati mengenai nutrisi seimbang bagi remaja, dilakukan pre test dan post test. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan pengetahuan santriwati dimana rata-rata skor pre tesnya adalah 63 dan setelah penyuluhan, rata-rata post test santriwati meningkat menjadi 84. Hal ini menjadi indikator bahwa pemahaman santriwati mengenai nutrisi dan gizi seimbang menjadi lebih baik setelah diberikan penyuluhan. Selain pemberian materi, juga diberikan leaflet mengenai gizi seimbang bagi remaja untuk menjaga pemahaman serta agar menjadi panduan santriwati dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Selain itu untuk menilai status gizi secara berkala, diberikan kartu pantau status gizi yang bisa diisi santriwati secara mandiri dan diberikan pula timbangan berat badan agar memudahkan mitra 1 dan 2 dalam memantau pertumbuhan santriwati. 9

12 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Adapun tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis dan pembahasan dari hasil temuan 2. Melakukan evaluasi mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan dan menentukan rencana tindak lanjut BAB VII SIMPULAN 1. Telah dilaksanakan penyuluhan terhadap mitra 1 dan mitra 2 dengan jumlah peserta sebanyak 85 santriwati 2. Hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa terdapat peningkatkan skor pengetahuan setelah penyuluhan 3. Telah diberikan pelatihan cara pemantauan status gizi melalui pengukuran antropometri dengan menggunakan rumus IMT per Umur 4. Telah diberikan kartu pemantauan status gizi agar santriwati bisa mengukur status gizi secara mandiri 5. Telah diberikan bahan materi mengenai gizi dan nutrisi bagi remaja sebagai bekal santriwati dalam pengaturan nutrisi agar tercapai tumbuh kembang optimal 10

13 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita, Higiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Cyntia, Anggi, K, Higiene Sanitasi dan Kualitas Mikrobiologi pada Makanan di Kantin Kampus C Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya : Universitas Airlangga Depkes RI Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren. Depkes Suharmanto, Dewi Nur Sukma Purqoti, Harlina Putri Rusiana Potensi Santri Dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pondok Pesantren. STIKES Yarsi Mataram 11

14 BERITA ACARA PENGABDIAN PADA IT,IASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN ul{tversttas StLtwANGl Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan Alamat : KH. DidiM. Turmudzi, Lc, MA : Pimpinan pondok pesantren lbadunahman : Jl. Cisumur, Kelurahan Karcamenak iec. Kawatu Kota Tasikmalaya Dengan inimenyatakan bahwa : Nama Jabatan : 1. Dian Saraswati, S.pd., M.Kes 2. Siti Novianti, S.KM., M.KM : Ketua dan anggota pelaksana pengabdian pada Masyarakat Skema lpteks Tepat Guna pada pjsantren Hllffil#;:::,**Han Pensabdian pada Masvaraka* skema rpteks repat Guna JudulKegiatan : Bina Kelompok Santriwati SadarGizi Sasaran : Santriwati WaHu pelaksanaan : Sabtu, 22 Juli2OlT Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pimpinan pondok pesantren,, Lc, MA

15 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UMVERSITAS SILIWANGI LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU PENI}MIKAN Jl. Siliwangi No. 24 Tasiknalaya Kode Pos Kotak Pos 164 Telp. (0265) Fax. (0265) SURAT TUGAS No. /UN58.09/LL/2017 Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Siliwangi menugaskan kepada: 1. Nama I NIDN 2. Nama / NIDN : Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes/ : Siti Novianti, S.KM, MKNO Untuk melaksanakan: l. Pengabdian pada masyarakat yang berjudul IbP Bina Santriwati sadar Gizi Pada Pengabdian masyarakat Intemal LP2M PMP Universitas Siliwangi Tahun 2Afi. 2. Konsekuensi keuangan akibat penugasan ini di bebankan pada anggaran pelaksanaa penelitian ini, dengan sirrat penugasan nomor.../lrn t lpp Surat tugas ini berlaku selama I (Satu) tahun terhitung mulai 1 Februari 2017 sampai dengan 1 Februari 2018 Ditetapkan di Pada tanggal Ketua LP2M-PMP Uni Tasikmalaya I Februari 2017 Siliwangi, Prof. H. Aripin, Ph.D NrP

16 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UMVERSITAS SILIWANGI LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU PENI}MIKAN Jl. Siliwangi No. 24 Tasiknalaya Kode Pos Kotak Pos 164 Telp. (0265) Fax. (0265) SURAT TUGAS No. /UN58.09/LL/2017 Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Siliwangi menugaskan kepada: 1. Nama I NIDN 2. Nama / NIDN : Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes/ : Siti Novianti, S.KM, MKNO Untuk melaksanakan: l. Pengabdian pada masyarakat yang berjudul IbP Bina Santriwati sadar Gizi Pada Pengabdian masyarakat Intemal LP2M PMP Universitas Siliwangi Tahun 2Afi. 2. Konsekuensi keuangan akibat penugasan ini di bebankan pada anggaran pelaksanaa penelitian ini, dengan sirrat penugasan nomor.../lrn t lpp Surat tugas ini berlaku selama I (Satu) tahun terhitung mulai 1 Februari 2017 sampai dengan 1 Februari 2018 Ditetapkan di Pada tanggal Ketua LP2M-PMP Uni Tasikmalaya I Februari 2017 Siliwangi, Prof. H. Aripin, Ph.D NrP

17 DAFTAR HADIR PENYULUHAN PENGABDIAN PADA IUASYARAKAT FAKULTAS ILiIIU KESEHATAN UNIVERSTTAS SILIWANGI NO NAIIIA KELAS TANDA TANGAN W lilutl,ia \TYatunntsa xll A,+, I Sa\tabrta Qt," i rr) Yt L, E, /tdini K xl /tr2/ q. Sq,f- N tf xtl fr/^ {;f 5 Uarda Mtt x\ \pe" 6 J'VO' xt flt*--ff"y * 1 l-1" xt r-h- - C- y *S+ 3 Grsna \x -l$* l@ Noto*Hu tx N\v tl [U,tucn tx 4tu t2 Mautid^ tr /rn{ /1 7a^,^ u a,i* ry Y^*rn Vav \"raa^ lx W6,J^ 9ilv,ni \^oc.riuc"l \x ffi u fhtrn Mu4l,tah P,t^wr'. \X u,) M,r/"?rt"^; kl lx N#l,t,8 S*rtr A. L fu-re7.., h,u t4 A\\go'"\ B'*a A.{ tx /am 20 Sh A,^lio P.L-^l^ lt tr@-- 2t t1o\n\at kt h\ rn / lx Duu,t 5',J tt" tful^,/o Pr$,mlou,P"' lr 'dr^,* ^t.

LAPORANKEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

LAPORANKEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) LAPORANKEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) IbP PROMOSI KONSUMSI PANGAN KAYA BESI HEM UNTUK MENCEGAH ANEMI PADA SANTRIWATI Oleh : Sri Maywati, SKM., M. Kes / NIDN 0402077701

Lebih terperinci

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) IbP BINA KELOMPOK SANTRIWATI SADAR GIZI Oleh : Dian Saraswati, S.Pd., M. Kes / NIDN 0029056902 Siti Novianti, SKM., M.KM / NIDN 0431058102

Lebih terperinci

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) IbP PROMOSI KONSUMSI PANGAN KAYA BESI HEM UNTUK MENCEGAH ANEMI PADA SANTRIWATI Oleh : Sri Maywati, SKM., M. Kes / NIDN 0402077701 Lilik Hidayanti,

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

LAPORAN KEMAJUAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) LAPORAN KEMAJUAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) Tahun Kesatu dari Rencana Satu Tahun IbM GERAKAN MASYARAKAT SADAR ASI (AIR SUSU IBU) DI KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA OLEH : Siti Novianti NIDN

Lebih terperinci

SURATTUGAS Nomor: ~. Dari. Kepada. Demikian penugasan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

SURATTUGAS Nomor: ~. Dari. Kepada. Demikian penugasan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SILIW ANGI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Jalan Siliwangi Nomor 24 Kota Tasikmalaya Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu pondok pesantren. Sebagian besar dari jumlah santri merupakan usia remaja. Menurut Soetjiningsih

Lebih terperinci

SURATTUGAS. Nomor:. Dari. Kepada. Isi. Demikian penugasan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab.

SURATTUGAS. Nomor:. Dari. Kepada. Isi. Demikian penugasan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab. KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SILIW ANGI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Jalan Siliwangi Nomor 24 Kota Tasikmalaya Kode

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN Tantut Susanto 1), Lantin Sulistyorini 2) 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember (penulis 1) email: susanto_unej@yahoo.com 2 Program

Lebih terperinci

MODEL PEMBINAAN REMAJA TENTANG BAHAYA NAPZA DITINJAU DARI SUDUT FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF

MODEL PEMBINAAN REMAJA TENTANG BAHAYA NAPZA DITINJAU DARI SUDUT FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF MODEL PEMBINAAN REMAJA TENTANG BAHAYA NAPZA DITINJAU DARI SUDUT FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF Oleh: Asep Suryana Abdurrahmat, Nur Lina, Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pesantren merupakan salah satu tempat potensial untuk mengembangkan strategi sadar pangan dan gizi. Santri sebagai generasi muda sangat berpotensi untuk menyampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) ITGbM PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Oleh: Dr. Hj. Nani Ratnaningsih,

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA SMA KABUPATEN DAMASRAYA OLEH : NIKMATULLAH WAHIDA, S.ST (NIDN : 9910677048) YUNEFIT ULFA, S.ST (NIDN : 10230685028) PROGRAM

Lebih terperinci

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) IbP BAHAYA NAPZA UNTUK FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF Oleh : Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd, M.Kes/NIP 196904231994031003 Nur Lina,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 28 Juli Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 28 Juli Penulis. iii ii KATA PENGANTAR Bismillaahirohmanirrohiim, Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Alloh SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan 70% Ipteks Tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsumsi gizi yang baik merupakan modal utama bagi kesehatan individu yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu dengan asupan gizi yang tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran PENDAHULUAN Status gizi remaja perempuan (prekonsepsi) berperan pada kualitas kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGBM) PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN

Lebih terperinci

Siapa Pengusul Program I b X

Siapa Pengusul Program I b X Oleh Wurlina Meles Hp. 0823008090 E-mail wurlina_made@yahoo.co.id Disampaikan pada Workshop Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pendidikan D-III Keperawatan. Diselenggarakan oleh AIPDIKI Hotel Ibis Style

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Indonesia merupakan generasi penerus untuk melanjutkan kegiatan pembangunan bangsa. Sudah seharusnya generasi penerus bangsa mendapatkan pembinaan dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan

Lebih terperinci

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT PELAKU USAHA OLAHAN PISANG KELOMPOK WANITA TANI PITALOKA DESA BOJONGGEDANG

Lebih terperinci

Hanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Hanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Screening Pertumbuhan dan Peningkatan Pengetahuan tentang Pola Makan Gizi Seimbang pada Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Lampung Selatan dalam Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan sebuah periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

IbP. GRAFIK IMT SEBAGAI ALAT UKUR STATUS GIZI MANDIRI DI PESANTREN

IbP. GRAFIK IMT SEBAGAI ALAT UKUR STATUS GIZI MANDIRI DI PESANTREN IbP. GRAFIK IMT SEBAGAI ALAT UKUR STATUS GIZI MANDIRI DI PESANTREN Ai Sri Kosnayani 1, Iseu Siti Aisah 1) 1) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya e-mail : asirikosnayani@unsil.ac.id,

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN HUBUNGAN ANTARA ASUPAN Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS KUNING MENURUT KMS DI KELURAHAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : LAILA MUSFIROH

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)

LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M) LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M) WORKSHOP PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PERAGA MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Oleh: Drs. A.A. Gde Somatanaya, M.Pd (0026115602) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Noveri Aisyaroh 1), Is Susiloningtyas 2), Mubarok 3) Universitas Islam Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. IbM IPTEK BAGI MASYARAKAT

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. IbM IPTEK BAGI MASYARAKAT PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IbM IPTEK BAGI MASYARAKAT DRPM- KEMENRISTEK DIKTI 2016 IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) MISI : MEMBENTUK MASYARAKAT PRODUKTIF YANG TENTERAM DAN SENTOSA. TUJUAN : KEMANDIRIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

Suatu Langkah Awal Pencegahan Anak Pendek

Suatu Langkah Awal Pencegahan Anak Pendek Suatu Langkah Awal Pencegahan Anak Pendek Hasil RISKESDAS 2013 anak pendek < 5 tahun masih tinggi : 37,2% pertumbuhan gangguan anak wanita *gangguan pertumbuhan organ reproduksi *remaja putri pendek remaja

Lebih terperinci

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta NO. ISSN: 2615-2118 Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta Rr Dewi Ngaisyah 1*, Siti Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1975, remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ILMU GIZI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ILMU GIZI Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Semester Program Studi Dosen Pengampu : Ilmu Gizi : BOG304 (2 sks teori) : Gasal/Genap : Teknik Boga D3 Pendidikan Teknik Boga : Siti Hamidah, M.Pd Rizqie Auliana, M.Kes I.

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI Jl. RAYA KENDUNG KEL. SEMEMI KEC. BENOWO TELP. 031 7413631 S U R A B A Y A KODE POS 60198 KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELACAKAN BALITA GIZI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk mencapai kemampuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU GAYA HIDUP DAN KONSUMSI ZAT GIZI TERHADAP STATUS IMT LANSIA DI 3 POSBINDU KELURAHAN RANGKAPAN JAYA LAMA KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK TAHUN 2008

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 Klemens STIKes Prima Jambi Korespondensi penulis :kornelis.klemens@gmail.com

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan konsepnya berupaya agar masyarakat menyadari atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas faktor gizi memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk menunjang perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,

Lebih terperinci

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ITGBM

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ITGBM USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ITGBM ITGBM PENCEGAHAN AIR BORN DESEASE PADA BALITA MELALUI EDUKASI RUMAH SEHAT Oleh : Dr. ASEP SURYANA ABDURRAHMAT, S.Pd.,M.Kes (NIDN 0023046905) LILIK HIDAYANTI, SKM.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Sumber: https://www.dropbox.com/s/dkbpm4ypy01l3yj/sop GIZI CEPER 2013.docx?dl=0

Sumber: https://www.dropbox.com/s/dkbpm4ypy01l3yj/sop GIZI CEPER 2013.docx?dl=0 PROGRAM GIZI 1.Tujuan Sebagai pedoman Petugas Gizi Puskesmas dalam pengolahan data bulanan dari desa untuk mendapat data yang valid, akurat dan tepat waktu. Pengelolaan data adalah kegiatan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK

LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK Periode ke satu dari rencana tiga periode Suranto Aw, MPd. MSi. NIDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan dan kelebihan gizi muncul karena pola makan bergizi tidak seimbang. Kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan tubuh, sedangkan kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik banyak melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak membutuhkan energi tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Menengah Atas (SMA) tergolong usia remaja yang merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 10 tahun dan berakhir pada

Lebih terperinci

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Statistika, Vol. 17 No. 2, 63 69 November 2017 Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Jln. Syech Abdurrauf No.2 Kopelma Darussalam,

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI KKN TEMATIK BIDANG DAYA BELI. wwww.lppm.unsil.ac.id

PROGRAM AKSI KKN TEMATIK BIDANG DAYA BELI. wwww.lppm.unsil.ac.id PROGRAM AKSI KKN TEMATIK BIDANG DAYA BELI wwww.lppm.unsil.ac.id Pendahuluan Dalam meningkatkan indeks daya beli masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya salah satu problem utamanya adalah rendahnya angka daya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

Lebih terperinci

TAKSIRAN VISUAL COMSTOCK UNTUK MENILAI ASUPAN MP ASI IKAN MUJAIR PADA BADUTA

TAKSIRAN VISUAL COMSTOCK UNTUK MENILAI ASUPAN MP ASI IKAN MUJAIR PADA BADUTA TAKSIRAN VISUAL COMSTOCK UNTUK MENILAI ASUPAN MP ASI IKAN MUJAIR PADA BADUTA Lilik Hidayanti 1), Sri Maywati 2) 1,2) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi email: lilikhidayanti@unsil.ac.id email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah terutama bagi remaja putri usia sekolah. Hal ini dilakukan karena pada remaja putri usia sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda, yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan jaman pada latar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013 IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING SEDAYU DESA MARGOREJO, KABUPATEN KUDUS C. S Utama, B. Sulistiyanto dan S. Sumarsih ABSTRAK Tujuan kegiatan adalah untuk membentuk/mengembangkan sekelompok

Lebih terperinci

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien KONSULTASI GIZI.. A. PENGERTIAN Serangkaian proses komunikasi dua arah untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan karena kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PUSAT STUDI: SAINS DAN TEKNOLOGI

LAPORAN PENELITIAN PUSAT STUDI: SAINS DAN TEKNOLOGI LAPORAN PENELITIAN MODEL BIMBINGAN KARIR BERBASIS LIFE SKILLS UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X SMK ASSA IDIYAH 2 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PUSAT STUDI: SAINS DAN TEKNOLOGI OLEH:

Lebih terperinci

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Reni Zuraida, Efrida Warganegara, Dyah Wulan Sumekar, Ety Aprilliana Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di

Lebih terperinci

USULAN PENGABDIAN MASYARAKAT. IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

USULAN PENGABDIAN MASYARAKAT. IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) USULAN PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Pengusul : 1. H. Kamiel Roesman Bachtiar, dr., M.Si NIDN

Lebih terperinci

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Rossalina Adi Wijayanti #1, Novita Nuraini #2, Arisanty Nur Setia R #3 # Jurusan Kesehatan, Politeknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak yang sehat merupakan anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang normal, sesuai dengan umur mereka. Anak yang sehat memiliki status

Lebih terperinci

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Makanan Tambahan Anak Sekolah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Makanan Tambahan Anak Sekolah. Pedoman. No.288, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Makanan Tambahan Anak Sekolah. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes 1 Novera Herdiani, S.KM., M.Kes 2 Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes 3 123 Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.05,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. Pedoman Umum, pelaksanaan, program, penyediaan, makanan tambahan, Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DI PERGURUAN TINGGI PENERAPAN HASIL-HASIL PENELITIAN PERGURUAN TINGGI DI LAPANGAN Gambar Hormon

Lebih terperinci