BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program serta analisis laporan tahunan puskesmas. Proses ini juga dilakukan dengan melihat data sekunder berupa laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan Laporan Januari- September Puskesmas Pauh tahun Beberapa potensi masalah yang berhasil diidentifikasi di puskesmas Pauh adalah : Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator Pencap aian Kesenja ngan 1. Promosi - Cakupan Kesehatan Kunjungan 80% 46,33% 33,67% Balita belum tercapai Ket 2. Kesehatan Lingkungan - Masih kurangnya jamban yang memenuhi syarat 3. Surveilans - Penemuan & P2P kasus TB paru BTA (+) belum tercapai 4. KIA/ KB - Masih ada kematian bayi balita dan ibu 75% 33,33 % 41,67% 70 % 37 % 33 % 11 kematian bayi balita 2 kematian ibu

2 JUMLAH 5. Gizi - Pemberian ASI Ekslusif masih rendah 60 % 39,32 % 25,68 % 1. Cakupan Kunjungan Balita Belum Tercapai Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan diskusi dengan pemegang program dan pimpinan Puskesmas, didapatkan bahwa cakupan kunjungan balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh masih belum mencapai target. Kunjungan balita baru mencapai 46, 33 %, sementara target dari Puskesmas Pauh adalah 80 %. Hal ini dapat terlihat dari grafik berikut : Grafik. CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA PUSKESMAS PAUH TAHUN LB.BUKIK PIAI TANGAH LIMAU MANIS PISANG KP.KOTO BINUANG KOTO LUA CP. TANGAH LM.SELATAN PUSKESMAS KELURAHAN 2. Masih Kurangnya Jamban yang Memenuhi Syarat Setelah mempelajari laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan berdiskusi dengan pemegang program dan pimpinan Puskesmas, didapatkan bahwa jumlah jamban sehat keluarga yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Pauh masih kurang, yakni 33,33 %. Sementara target Puskesmas Pauh adalah 75 % rumah telah memiliki jamban sehat. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :

3 Grafik. Survey Perumahan di Puskesmas Pauh Tahun %Rumah Diperiksa %Jamban memenuhi syarat %SAB memenuhi syarat %SPAL memenuhi syarat 3. Penemuan kasus TB paru BTA (+) Belum Tercapai Setelah mempelajari laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan berdiskusi dengan pemegang program dan pimpinan Puskesmas, didapatkan bahwa penemuan kasus TB paru BTA ( + ) baru mencapai 37 %, sementara target adalah 70 %. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel HASIL PENGOBATAN PENDERITA TB TAHUN 2011

4 JUMLAH 4. Masih Ada Kematian Ibu dan dan Bayi Balita Setelah mempelajari laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan berdiskusi dengan pemegang program dan pimpinan Puskesmas, didapatkan bahwa masih adanya kematian ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas. Terdapat 11 kasus kematian bayi dan balita, dengan diagnosa 2 orang IUFD, 3 orang asfiksia, 3 orang diare, 1 kematian balita karena tenggelam, 1 orang pembesaran hati, dan 1 orang dengan BBLR. Sedangkan kematian ibu berjumlah 2 orang, dengan diagnosa eklampsia dan preeklampsia. 5. Pemberian ASI Ekslusif Masih Rendah Setelah mempelajari laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2011 dan berdiskusi dengan pemegang program dan pimpinan Puskesmas, didapatkan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Pauh masih rendah, yakni 39,32 %,. Sementara target Puskesmas Pauh adalah 60 %. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Puskesmas Pauh Tahun % KELURAHAN 4.2. Penentuan Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.dalam hal ini metode yang kami gunakan adalah Metode

5 Hanlon. Dari masalah tersebut akan dibuat Plan of Action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan. Kriteria skoring yang digunakan adalah sebagai berikut: Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan Nilai 1 : tidak penting Nilai 2 : kurang penting Nilai 3 : cukup penting Nilai 4 : penting Nilai 5 : sangat penting Intervensi Nilai 1 : tidak mudah Nilai 2 : kurang mudah Nilai 3 : cukup mudah Nilai 4 : mudah Nilai 5 : sangat mudah Biaya Nilai 1 : sangat mahal Nilai 2 : mahal Nilai 3 : cukup murah Nilai 4 : murah Nilai 5 : sangat murah Kemungkinan meningkatkan mutu Nilai 1 : sangat rendah Nilai 2 : rendah Nilai 3 : cukup sedang Nilai 4 : tinggi

6 Nilai 5 : sangat tinggi Tabel 4.2 Penilaian Prioritas Masalah Berdasarkan Metode Hanlon menggunakan skoring Identifikasi Masalah 1 - Angka kunjungan balita ke Posyandu (D/S) belum tercapai 2 - Masih kurangnya jamban yang memenuhi syarat 3 - Penemuan kasus TB paru BTA (+) belum tercapai Masih ada 4 kematian bayi dan ibu Pemberian ASI 5 ekslusif masih rendah Urgensi Kemungkinan Skor Biaya Mutu Intervensi Total Prioritas II IV III III I Dari tabel penilaian prioritas masalah di atas, kami mengambil prioritas yang pertama untuk Plan Of Action yaitu angka pemberian ASI ekslusif yang belum tercapai. Penulis menganggap perlu untuk menganalisis penyebab rendahnya pemberian ASI ekslusif guna mencari solusi dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pauh.

7 Keterangan: 1. Angka kunjungan balita ke Posyandu (D/S) belum tercapai Urgensi (skor 3, cukup penting) : KIA, KB, Imunisasi, gizi, penanggulangan diare merupakan beberapa program pokok di Posyandu. Jika kunjungan balita ke posyandu rendah maka beberapa pelayanan kesehatan tersebut yang seharusnya di dapatkan di posyandu tidak bisa dipantau. Pemantauan status gizi bayi dan balita tidak bisa dilakukan sehingga tidak bisa mendeteksi secara dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Intervensi (skor 4, mudah) Intervensi dapat dilakukan dengan pendekatan dan komunikasi yang baik terhadap aparat kelurahan untuk menggerakkan masyarakat datang ke posyandu dan meningkatkan peran kader dalam mengajak ibu hamil dan menyusui untuk datang ke posyandu. Selain itu, berbagai inovasi baru bisa diterapkan di posyandu seperti pemberian PMT atau penyuluhan dengan media yang menarik sehingga masyarakat tidak bosan dengan kegiatan yang monoton. Biaya (skor 3, cukup murah) Biaya untuk melakukan intervensi murah dengan memperbanyak pamflet dan stiker dan memanfaatkan mobil puskesmas keliling dalam mempromosikan kunjungan masyarakat ke posyandu. Program pemberian PMT yang tidak lagi ada dari DKK bisa dengan swadaya masyarakat atau bantuan PKK setempat. Mutu (skor 4, tinggi) Mutu pemecahan masalah ini tinggi. Dengan meningkatnya angka kunjungan ke posyandu maka tumbuh kembang bayi dan balita dapat dipantau sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan anak di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Dan permasalahan kesehatan balita seperti terjadinya gizi buruk dapat menurun dari tahun ke tahun. 2. Jamban yang memenuhi syarat Urgensi (skor 3, cukup penting ) Angka prevalensi warga sekitar puskesmas yang sudah menggunakan jamban untuk kegiatan sehari- hari sebagai indikator PHBS masih sangat kurang dalam kehidupan sehari-hari, disebabkan karena sulitnya mengubah pola pikir masyarakat sekitar. Intervensi ( skor 2, kurang mudah )

8 Berdasarkan dari data laporan tahunan puskesmas Pauh tahun 2011 pencapaian target baru 33,33% angka pencapian tersebut masih jauh dari target yaitu 75 %, sehingga sangat diperlukan promosi kesehatan melalui kegiatan kesling yang bekerjasama dengan lintas sektor, demi mencapai target dibulan selanjutnya. Biaya (skor 2, mahal ) Di perlukan pembiayaan yang tidak sedikit untuk membangun Jamban sehat yang memenuhi syarat, sementara masyarakat sekitar rata-rata ekonomi menengah kebawah, ini merupakan salah satu kendala yang paling nyata.. Mutu (skor 3, cukup sedang ) Mutu pemecahan masalah ini cukup tinggi. dengan meningkatnya angka pencapaian target sasaran, melalui promosi kesehatan dari orang puskesmas dan bantuan dana dari pemerintah untuk membangun satu wc umum sebagai percontohan didalam satu wilayah kerja. 3. Cakupan penjaringan suspect TB Urgensi (skor 4, penting) Rendahnya angka penjaringan suspect TB merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan karena dengan rendahnya angka penjaringan mengindikasikan masih banyak penderita TB yang belum terdeteksi. Hal ini dapat menyebabkan tingginya resiko penyebaran TB di masyarakat. Intervensi (skor 2, kurang mudah) Intervensi yang perlu dilakukan berupa penjaringan aktif, dimana petugas secara langsung turun kelapangan menjaring sputum dari suspek TB. Hal ini membutuhkan jumlah petugas yang lebih banyak. Sedangkan untuk penjaringan secara pasif kurang terlaksana karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah unuk memeriksakan dirinya. Biaya (skor 2, mahal) Jika dilakukan pelaksanaan penjaringan suspect TB secara aktif membutuhkan biaya yang cukup besar karena membutuhkan peralatan yang lengkap dan dana harian petugas yang cukup tinggi

9 Mutu ( Skor 4, tinggi ) Dengan penjaringan suspect TB yang memenuhi target, kasus TB dapat ditemukan sedini mungkin sehingga pengobatan dapat diberikan dengan segera serta dapat mengurangi kemungkinan penularan. 4. Masih ada kematian bayi dan ibu. Urgensi (skor 4, penting) Angka kematian ibu dan bayi masih ada di masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Pauh, karena tingkat kesadaran ibu untuk melakukan pemeriksaan pada masa ANC masih rendah, sehingga angka kesakitan ibu semasa hamil juga meningkat, begitu juga dengan angka kematian bayi. Jadi,dapat disimpulkan angka kematian bayi dan ibu sebagai salah satu indikator keberhasilan program KIA. Intervensi ( skor 2, kurang mudah ) Intervensi untuk program ini kurang mudah untuk dilakukan mengingat penyebab dari kematian bayi dan ibu yang beragam. Berdasarkan dari data laporan tahunan puskesmas Pauh tahun 2011 ditemukan angka kematian bayi 8 orangyang disebabkan oleh diare, asfiksia, serta IUFD, balita 1 orang yang disebabkan oleh tenggelam, dan kematian ibu 2 orang karena eklampsia. Kebanyakan dari penyebab tersebut karena kondisi kesehatan yang sudah buruk berlarut-larut. Jadi perlu upaya dari semua program terutama penyuluhan dari tenaga kesehatan Puskesmas mengenai Gizi dan KIA. Biaya (skor 2, mahal ) Di perlukan pembiayaan yang tidak sedikit untuk pengadaan sarana dan prasaran kesehatan ibu dan anak, kelas ibu hamil, bayi dan balita, sementara pendanaan untuk pengadaan tersebut masih kurang Mutu (skor 4, tinggi ) Mutu program ini cukup tinggi. Dengan menekan angka kematian ibu dan bayi, melalui perbaikan program dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat akan tercapailah dua dari 8 tujuan MDGs 2015 yaitu menekan angka kematian bayi dan ibu. 5. Angka pencapaian pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pauh masih rendah Urgensi (skor 4, tinggi)

10 Pemberian ASI eksklusif termasuk salah satu indikator MDGs. ASI merupakan nutrisi paling baik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Sehingga tidak dilaksanakannya pemberian ASI eksklusif akan mempengaruhi status gizi serta pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga nantinya juga bias menurunkan angka kesakitan bayi. Selain itu ASI juga dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan anak. Intervensi (skor 4, mudah) Intervensi dapat dilakukan langsung sejak kehamilan ibu, baik itu pada kunjungan K1, K2, K3, K4, serta kelas ibu hamil. Dengan adanya ruang rawat inap bersalin di Puskesmas Pauh, penyuluhan ASI ekslusif dapat diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan Puskesmas yang menolong persalinan kepada ibu nifas. Kepada ibu menyusui melalui penyuluhan tentang ASI eksklusif oleh petugas Puskesmas maupun kader. Selain itu juga bisa dilakukan intervensi kepada tenaga kesehatan dalam hal pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) Biaya (skor 4, murah) Intervensi dilakukan melalui penyuluhan di Puskesmas dan Posyandu secara komunikasi langsung maupun dengan menggunakan leaflet. Mutu (skor 4, tinggi) Mutu pemecahan masalah ini tinggi. Dengan meningkatnya angka pencapaian pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. 4.3 Analisis Sebab Akibat Masalah Berdasarkan penilaian prioritas di atas, kami menganggap perlunya pengidentifikasian, analisis, dan upaya penyelesaian masalah tidak tercapainya target pemberian ASI eksklusif di wilayahkerja Puskesmas Pauh. Pada tahap awal dilakukan wawancara dengan Kepala Puskesmas dan pemegang program Gizi, KIA, dan Promkes mengenai rendahnya angka pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan, dilakukan penyebaran kuesioner kepada 50 ibu hamil dan ibu menyusui. Dengan hasil sebagai berikut: 1. Lingkungan - Kebiasaan masyarakat yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan.

11 2. Manusia a. Masyarakat - Kurangnya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif. Hal ini terlihat dari 50 kuisioner yang dibagikan hanya 65 % ibu yang tau tentang ASI eksklusif - Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari keluarga tentang ASI eksklusif, Hal ini terlihat dari kuisioner didapatkan dukungan keluarga hanya 70% - Adanya anggapan bahwa ASI saja tidak akan mencukupi kebutuhan bayi hingga bayi berumur 6 bulan dimana dari kuisioner didapatkan sebanyak 58 % menganggap bahwa ASI saja tidak cukup untuk bayi 0 6 bulan. b. Kader - Kurangnya pelatihan mengenai ASI eksklusif untuk seluruh kader, berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Puskesmas Pauh, belum ada pelatihan secara berkesinambungan mengenai ASI eksklusif. c. Petugas kesehatan - Masih adanya bidan swasta di wilayah kerja Puskesmas Pauh yang memberikan susu formula pada bayi hal ini didapatkan setelah berdiskusi dengan pemegang program gizi dan promkes. 3. Material - Minimnya media promosi yang dapat digunakan karena minimnya dana. 4. Metode Belum adanya kelompok khusus yang memberdayakan masyarakat mengenai masalah pemberian ASI eksklusif dan konseling ASI.

12 Manusia Masyarakat Kader - Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai asi ekslusif - Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari Keluarga tentang ASI eksklusif - Adanya anggapan bahwa asi saja tidak akan mencukupi kebutuhan bayi hingga bayi berumur 6 bulan Lingkungan - Kebiasaan masyarakat yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan - Kurangnya pelatihan mengenai ASI eksklusif untuk seluruh kader Petugas kesehatan - Masih adanya bidan swasta di wilayah kerja Puskesmas Pauh yang memberikan susu formula pada bayi Rendahnya angka pencapaian pemberian ASI ekslusif Material - Tidak adanya dana khusus untuk promosi asi ekslusif - Minimnya media promosi yang dapat digunakan karena minimnya dana Metode Belum adanya kelompok khusus yang memberdayakan masyarakat mengenai masalah pemberian ASI eksklusif dan konseling ASI.

13 4.4 Alternatif Penyelesaian Masalah 1. Lingkungan Kebiasaan masyarakat yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan. Rencana : o melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif dan cara pemberiannya o melakukan pendekatan kepada pemuka masyarakat, orang orang yang berpengaruh di lingkungan masyarakat, untuk bisa turut mengajak masyarakat mendukung dan memberikan ASI ekslusif dan merubah kebiasaan yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan. Pelaksana : Kepala Puskesmas, Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Masyarakat mendukung dan memberikan ASI ekslusif dan merubah kebiasaan yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan. 2. Manusia a. Anggota Keluarga - Kurangnya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif. Hal ini terlihat dari 50 kuisioner yang dibagikan hanya 65 % ibu yang tau tentang ASI eksklusif Rencana : Melakukan penyuluhan kepada ibu di dalam dan luar gedung yang berkesinambungan tentang ASI Eksklusif, Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ), dan Manajemen Laktasi mulai dari K1,K2, K3, K4, kelas ibu hamil, penyuluhan ibu nifas, hingga di posyandu bayi. Pelaksana : Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Penyuluhan berjalan berkesinambungan, meningkatnya cakupan pemberian ASI Eksklusif - Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari keluarga tentang ASI eksklusif, Hal ini terlihat dari kuisioner didapatkan dukungan keluarga hanya 70%

14 Rencana : Melakukan penyuluhan yang berkesinambungan tentang ASI Eksklusif, Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ), dan Manajemen Laktasi di dalam dan luar gedung, yang tidak hanya pada ibu, tetapi juga kepada suami dan anggota keluarga di rumah yang turut merawat bayi atau calon bayi. Dengan memberitahukan agar masing masing anggota keluarga tersebut secara bergantian menemani ibu mengikuti penyuluhan mulai dari K1,K2, K3, K4, kelas ibu hamil, penyuluhan ibu nifas, hingga di posyandu bayi. Pelaksana : Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Meningkatnya pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI ekslusif. - Adanya anggapan bahwa ASI saja tidak akan mencukupi kebutuhan bayi hingga bayi berumur 6 bulan dimana dari kuisioner didapatkan sebanyak 58 % menganggap bahwa ASI saja tidak cukup untuk bayi 0 6 bulan. Rencana : Melakukan penyuluhan yang berkesinambungan mengenai optimalnya ASI ekslusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta resiko jika memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan kepada ibu dan anggota keluarga yang turut merawat bayi atau calon bayi mulai dari K1,K2, K3, K4, kelas ibu hamil, penyuluhan ibu nifas, hingga di posyandu bayi. Pelaksana : Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Seluruh anggota keluarga yang merawat bayi atau calon bayi menyadari bahwa ASI ekslusif merupakan makanan terbaik untuk bayi selama 6 bulan pertama. b. Kader - Kurangnya pelatihan mengenai ASI eksklusif untuk seluruh kader, berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Puskesmas Pauh, belum ada pelatihan secara berkesinambungan mengenai ASI eksklusif. Rencana : Melakukan pelatihan ke semua kader Pelaksana : Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Meningkatnya pengetahuan semua kader tentang ASI eksklusif dan mampu memberikan konseling ASI secara sederhana namun efektif.

15 c. Petugas kesehatan - Masih adanya bidan swasta di wilayah kerja Puskesmas Pauh yang memberikan susu formula pada bayi hal ini didapatkan setelah berdiskusi dengan pemegang program gizi dan promkes. Rencana : Melakukan pemantauan dan pendekatan kepada praktek - praktek bidan swasta di wilayah kerja Puskesmas Pauh Pelaksana : Kepala Puskesmas Pauh, Petugas Promkes, Gizi, dan KIA Target : Seluruh praktek bidan swasta mendukung dan melaksanakan pemberian ASI ekslusif, dan tidak memberikan susu formula lagi kepada bayi tanpa indikasi yang tepat. 3. Material Minimnya media promosi yang dapat digunakan karena minimnya dana. Rencana : Pengadaan poster dan pamflet tentang ASI Eksklusif Pelaksana : Petugas promkes, KIA dan Gizi Target : Tersedianya berbagai media informasi yang bekaitan dengan ASI Eksklusif 4. Metode Belum adanya kelompok khusus yang memberdayakan masyarakat mengenai masalah pemberian ASI eksklusif dan konseling ASI. Rencana : Membentuk suatu kelompok berupa Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Pelaksana : Petugas puskesmas, lurah, kepala RT/RW, tokoh masyarakat dan kader Target : Terbentuknya Kelompok Pendukung ASI

16 BAB V RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI 5.1 Tahap Persiapan Untuk tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan data, berupa data jumlah ibu hamil dan menyusui, jumlah kader tiap posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Data ini didapat dari laporan Promkes, Gizi dan KIA. Data aparatur dan tokoh masyarakat masing-masing kelurahan juga dibutuhkan, ini didapat dari kantor lurah pada kempat kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Pendataan dilakukan pada minggu I bulan Januari Setelah data didapatkan, dilakukan diskusi pada minggu I bulan Februari 2013 dengan pimpinan Puskesmas tentang program-program yang dilakukan di Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI). Selanjutnya dilakukan advokasi dengan pegawai Puskesmas dan stakeholder pada minggu II-III Februari 2013 untuk mendapatkan dukungan program dam membina kerjasama lintas sektor untuk mensukseskan program ini. 5.2 Tahap Pelaksanaan 1. Sosialiasi Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Tahap ini dimulai dengan sosialisasi kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di puskesmas. Sosialisasi ini melibatkan semua petugas puskesmas, camat, lurah, kepala RT/RW, tokoh masyarakat, kader posyandu, ibu hamil dan menyusui beserta suami. Ini dilakukan pada minggu I Maret Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Pada minggu III bulan Maret 2013, tahap selanjutnya adalah pertemuan di tiap kelurahan. Pada pertemuan ini akan melibatkan petugas puskesmas, kepala lurah, kepala RW/RT, tokoh masyarakat, kader, ibu menyusui beserta suami/keluarga untuk membentuk suatu komitmen dan pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap posyandu yang melibatkan unsur-unsur di atas dimana kader-kader posyandu adalah motor penggerak dari kelompok ini serta menyusun program kerja. Program yang akan dilakukan adalah :

17 a. Pendataan ibu hamil dan menyusui di wilayah kerjanya Pendataan ini dilakukan di awal terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI), dan selanjutnya dilakukan tiap bulan untuk mendata ibu hamil yang baru untuk di ajak dan dilibatkan dalam kelompok pendukung ASI. b. Penyuluhan dan praktek menyusui yang benar Penyuluhan ini dilakukan per kelurahan yang melibatkan beberapa Kelompok Pendukung ASI. Penyuluhan dan praktek menyusui yeng benar dilakukan ke ibu hamil dan menyusui yang terlibat di masing-masing Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI). Tenaga penyuluh berasal dari pihak Puskesmas. Penyuluhan dilakukan sekali 4 bulan. c. Kunjungan rumah dan konseling ASI Kunjungan rumah dilakukan tiap bulan, ini dilakukan oleh kaderkader yang telah diberikan pelatihan oleh pihak puskesmas. Dalam kunjungan rumah ini dilakukan pemantauan dan konseling ASI jika ada permasalahan yang dihadapi oleh ibu yang menyusui. d. Pertemuan antar kelompok pendukung ASI Pertemuan antar kelompok pendukung ASI dilakukan sekali 3 Bulan. Pada pertemuan ini dilakukan koordinasi dan kerjasama antar KP- ASI untuk saling berbagi informasi dan pengalaman. 3. Pelatihan Kader Pelatihan ini dilakukan 3 kali pertemuan. Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan kader mengenai ASI Eksklusif dan konseling ASI. Masing-masing posyandu mengutus dua orang kadernya. Dengan pelatihan kader ini maka akan terbentuk konselor ASI dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi ibu menyusui sebelum ditangani oleh pihak puskesmas dan memberi dukungan kepada ibu menyusui. Pelatihan ini dilakukan pada minggu II bulan April 2013

18 Tabel 5.1 Materi Pelatihan Kader No Materi Waktu Pemateri Hari 1 mengapa menyususi penting menilai proses menyusui mengatur posisi bayi pada payudara Membangun percaya diri dan dukungan 2 Kondisi payudara Menolak menyusu Pemeriksaan payudara 3 Memerah ASI ASI tidak cukup Meningkatkan ASI dan relaktasi Mempertahankan menyusu Promosi susu formula 120 menit Petugas Puskesmas 120 menit Petugas Puskesmas 120 menit Petugas puskesmas Hari Pertama Hari kedua Hari ketiga 5.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi Tahap ini bertujuan mengetahui kesuksesan jalannya kegiatan dalam Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI). Monitoring dilakukan rutin setiap bulan setelah pelaksanaan program. Selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan Kelompok Pendukung ASI (KP- ASI) dan mencari solusinya. Evaluasi dilakukan tiap 3 bulan pada saat lokmin triwulan Puskesmas Pauh. Monitoring dan evaluasi ini dilakukan oleh petugas KIA dan Gizi dari Puskesmas Pauh.

19 Tabel 5.3 Tabel Indikator Keberhasilan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Indikator No Kegiatan keberhasilan Sumber Dana Penanggung Jumlah peserta Jumlah kegiatan Jawab 1 Pendataan ibu hamil dan Semua 1x Iuran Anggota Kader posyandu menyusui di wilayah ibu hamil sebulan KP-ASI kerjanya baru terdata 2 Penyuluhan dan praktek menyusui yang benar 75% dari jumlah ibu hamil dan menyusui setiap 4 bulan Puskesmas Pemegang Program 3 Kunjungan rumah dan 90 % dari 1x Iuran Anggota Kader Posyandu konseling ASI semua Ibu menyusui sebulan KP-ASI 4 Pertemuan antar kelompok pendukung ASI 80% dari semua KP-ASI Setiap 3 bulan Iuran Anggota KP-ASI Ketua KP-ASI

20 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa tidak tercapainya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Kebiasaan masyarakat yang masih memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI pada umur kurang 6 bulan. 2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif. Hal ini terlihat dari 50 kuisioner yang dibagikan hanya 65 % ibu yang tau tentang ASI eksklusif 3. Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari keluarga tentang ASI eksklusif, Hal ini terlihat dari kuisioner didapatkan dukungan keluarga hanya 70% 4. Adanya anggapan bahwa ASI saja tidak akan mencukupi kebutuhan bayi hingga bayi berumur 6 bulan dimana dari kuisioner didapatkan sebanyak 58% menganggap bahwa ASI saja tidak cukup untuk bayi 0 6 bulan. 5. Kurangnya pelatihan mengenai ASI eksklusif untuk seluruh kader, berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Puskesmas Pauh, belum ada pelatihan secara berkesinambungan mengenai ASI eksklusif. 6. Masih adanya bidan swasta di wilayah kerja Puskesmas Pauh yang memberikan susu formula pada bayi hal ini didapatkan setelah berdiskusi dengan pemegang program gizi dan promkes. 7. Minimnya media promosi yang dapat digunakan karena minimnya dana. 8. Belum adanya kelompok khusus yang memberdayakan masyarakat mengenai masalah pemberian ASI eksklusif dan konseling ASI. 1.2 SARAN Membentuk pojok laktasi di puskesmas sebagai tempat rujukan dari kelompok pendukung ASI apabila ada masalah yang ditemukan di masing-masing kelompok.

21 BAB VII PENUTUP Melalui kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini, telah dilakukan identifikasi terhadap berbagai masalah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang. Dalam hal ini masalah yang diprioritaskan adalah mengenai cakupan pemberian ASI Ekslusif yang masih rendah. Setelah dilakukan analisa penyebab masalah, didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah yakni pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan pelatihan semua kader guna meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif. Hasil kegiatan ini agar dapat dimanfaatkan oleh pimpinan Puskesmas Pauh dalam hal meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif sehingga mencapai target yang telah ditetapkan. Di samping itu hasil ini berupa masukan kepada semua pihak untuk dapat berpartisipasi kedepan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat tersusun, kami ucapkan terima kasih.

22 DAFTAR PUSTAKA 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/IV/2004 Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif pada Bayi Indonesia. Diakses dari tanggal 17 Desember 2012 pukul Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Penerapan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Diakses dari tanggal 17 Desember 2012 pukul Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui Dan Pelatihan Fasilitator Konseling Menyusui. Diakses dari www. depkes.go.id tanggal tanggal 17 Desember 2012 pukul Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian asi oleh ibu melahirkan diakses dari tanggal 17 Desember 2012 pukul Pemberian asi ekslusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya diakses dari tanggal 17 Desember 2012 pukul Depkes RI, manajemen Laktasi. Jakarta Laporan Tahunan Puskesmas Pauh Laporan Tahunan Program KIA Puskesmas Pauh Laporan Bulanan Program KIA Puskesmas Pauh Laporan Tahunan Program Program GIzi Puskesmas Pauh Laporan Bulanan Program Program GIzi Puskesmas Pauh Laporan Tahunan Program Program Promkes Puskesmas Pauh Laporan Bulanan Program Program Promkes Puskesmas Pauh 2012

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. 4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

Oleh JUSTIN DARREN RAJ Oleh JUSTIN DARREN RAJ 0810314259 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PENCAPAIAN ASI EKSKLUSIF OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIGA PANAH DAN PUSKESMAS KUTABULUH

Lebih terperinci

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu 1. Akses Pelayanan Antenatal Pelaksanaan kegiatan yang belum sesuai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) 3272105 HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN UKM KEGIATAN PHN No

Lebih terperinci

INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF

INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF MENURUNKAN RESIKO KEMATIAN BAYI & MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Oleh : Dr. Limawan B, M.Kes Kabid Kesmas Dinkes Kab.Klaten PENDAHULUAN Laporan WHO/Unicef

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No. PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah Kecamatan Tebet pada tahun 2016 tercatat 84 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Salah satu visi Kota Malang adalah terwujudnya Kota Malang yang

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Evaluasi program P4K dengan stiker yang dilaksanakan oleh Puskesmas Rawat

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 1. Pelayanan kesehatan bayi muda - Transport sweeping imunisasi bayi 2. Pelayanan kesehatan balita - Posyandu - Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Sedangkan Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3 BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3 ELEMEN PENILAIAN EP. 1 EP. 2 EP. 3 EP. 4 EP. 5 DOKUMEN TERKAIT Hasil identifikasi masalah, perubahan regulasi dsb Hasil

Lebih terperinci

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) merupakan indikator gabungan yang memperlihatkan kualitas manusia secara komprehensif dari segi ekonomi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Padengo tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Popayato Barat.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan nasional berperan dalam meningkatkan mutu bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral untuk meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM A. Pendahuluan Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabanan sebesar 58,9/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI tahun 2014 sebesar

Lebih terperinci

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan. Skenario Kepala Puskesmas Melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabat sebagai kepala Puskesmas sekitar 6 bulan. Ibu Ani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur

Lebih terperinci

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat masyarakat, Pemerintah Kelurahan Kedungmundu bersama lembaga masyarakat telah mengupayakan kegiatan/gerakan menuju masyarakat sehat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2013 belum dapat memenuhi target Millenium Depelopment Goals (MDGs) 2015. Dimana angka kematian bayi (AKB) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) PUSKESMAS MANIMPAHOI

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) PUSKESMAS MANIMPAHOI KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) A. PENDAHULUAN Upaya kesehatan lingkungan adalah pengendalian factor-faktor risiko lingkungan fisik, biologis,social yang dapat menimbulkan hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badan yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang sehingga disebut window

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI di Indonesia antara lain meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan degan segala kelebihannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) No. Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS DR. IYOS ROSMAWATI NIP. 19740416 200801 2 003 KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) A.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes LATAR BELAKANG Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung

Lebih terperinci

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Bab 5 Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI secara Eksklusif Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kebijakan Kesehatan merupakan modal penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2 BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2 ELEMEN PENILAIAN EP. 1 EP. 2 EP. 3 EP. 4 EP. 5 DOKUMEN TERKAIT KETERANGAN Kerangka acuan untuk memperoleh umpan balik

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017

PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017 PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kamar adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau kala 2 persalinan. Pada saat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 3 sasaran sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan 1 SUB TOPIK 1. Posyandu 2. Polindes 3. KB KIA 4. Dasa Wisma 5. Tabulin 6. Donor darah berjalan 7. Ambulan desa OBJEKTIF

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGARAAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program MDGs 2015 Indonesia difokuskan pada penurunan angka kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization (WHO). Angka kematian bayi menjadi

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah cara yang paling efektif dan murah untuk menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di bawah enam bulan

Lebih terperinci

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan LEMBAR PERTANYAAN PENGARUH TERPAAN INFORMASI TERHADAP HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIFDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA TAHUN 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK I. Latar belakang Sebagai Mahasiswa Kedokteran, isu mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tentu tidak asing lagi. Isu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017 N Upaya o Kesehatan 1 Kesehatan Ibu dan Anak RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM TAHUN Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sasaran A. PERENCANAAN 1. Membuat laporan tahunan 2. Perencanaan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi

Lebih terperinci