FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRODUKSI PADI SAWAH DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

Transkripsi

1

2 FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRODUKSI PADI SAWAH DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Oleh: Diah Pitaloka Pratiwi 1, Dasrizal 2, Rozana Eka Putri 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, mendeskripsikan dan menganalisis faktor penyebab Kecamatan Sungai Pagu Jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat petani padi. Sampel dalam penelitian ini diambil dalam dua cara yaitu sampel wilayah diambil dengan teknik purposive sampling adalah Kenagarian Koto Baru dan Kenagarian Pulakek Koto Baru, sampel responden diambil dengan teknik proportional random sampling dengan proporsi 10% sehingga sampel berjumlah 164 orang petani padi sawah. Hasil penelitian ini di temukan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemilihan varietas benih terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh termasuk kategori rendah (r= 0,32), besarnya kontribusi sebesar 10,3%. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengolahan lahan terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh termasuk kategori rendah (r=0,374), besarnya kontribusi sebesar 14%. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak tanam terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh temasuk kategori rendah (r= 0,296), besarnya kontribusi sebesar 8,8%. (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemupukan terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh termasuk kategori rendah ( r = 0,288), besarnya kontribusi sebesar 8,3 %. (5) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh termasuk kategori rendah (r = 0,273 ), besarnya kontribusi sebesar 7,5 %. (6) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan secara bersama- sama terhadap rendahnya produksi padi sawah, kekuatan pengaruh antara kelima variabel terhadap produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r =0,366), besarnya kontribusi sebesar 13,4 %.

3 FACTORS CAUSING OF LOW PRODUCTION OF RICE IN KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN By: Diah Pitaloka Pratiwi 1, Dasrizal 2, Rozana Eka Putri 2 1. Student of Geography Departement Education STKIP PGRI West Sumatera 2. Lecture of Geography Department Education STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This study aimed to obtain information, describe and analyze the factors causing low rice production in Kecamatan Sungai Pagu This research is correlational. The population in this study were all societies rice farmers in Kecamatan Sungai Pagu. The sample in this study were taken in two ways: the sample area is taken by purposive sampling technique is Kenagarian Koto Baru and Kenagarian Pulakek Koto Baru, the sample is taken by proportional random sampling technique with a proportion of 10% so that the sample totaled 164 rice farmers. The results of this study found that: (1) There is a significant relationship between the selection of seed varieties to low rice production, the strength of the effect is low (r = 0.32), the contribution of 10.3%. (2) There is a significant relationship between the processing of the low land rice production, the strength of the effect is low (r = 0.374), the contribution of 14%. (3) There is a significant relationship between a spacing to the low rice production, including the effect of the strength of the low category (r = 0.296), the contribution of 8.8%. (4) There is a significant relationship between fertilization to the low rice production, the strength of the effect is low (r = 0.288), the contribution of 8.3%. (5) There is a significant relationship between the maintenance of the low rice production, the strength of the effect is low (r = 0.273), the contribution of 7.5%. (6) There is a significant relationship between the selection of seed varieties, land management, plant spacing, fertilization and maintenance jointly to the low rice production, the strength of the influence of the five variables on rice production is low (r = 0.366), the magnitude of a contribution of 13.4%.

4 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan kegiatan yang paling mendasar bagi manusia karena setiap manusia perlu makan setiap hari dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak terbatas. Dalam kegiatan pertanian tergambar bagaimana manusia memelihara komponen abiotik (tanah dan air) dan komponen abiotik (tumbuhan dan hewan), bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi berikutnya. Dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 dikenal dua istilah penting tentang pangan yaitu sistem pangan dan ketahanan pangan. Sistem pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan atau pengawasan terhadap kegiatan atau produksi pangan sampai dengan siap dikonsumsi oleh manusia. Sementara itu ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Solok Selatan merupakan salah satu contoh kabupaten di Indonesia yang baru melakukan pemekaran pada tanggal 7 Januari 2004 masih tergolong kabupaten muda. Solok Selatan termasuk daerah agraris di Propinsi Sumatera Barat yang mana mata pencaharian mayoritas penduduk adalah bercocok tanam yang dikenal dengan istilah sawah. Tanaman yang di usahakan adalah tanaman padi. Sebagai daerah agraris, sektor pertanian merupakan sektor utama pendongkrak PAD ( Pendapatan Anggaran Daerah) di Tahun 2007 Solok Selatan mencatat total produksi padi sebanyak ton ( Dinas Pertanian Solok Selatan. co.id) diakses tanggal 10 Januari Namun demikian, berdasarkan angka sementara hasil pencacahan sensus pertanian yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan didapatkan data bahwa Kecamatan Sungai Pagu mengalami penurunan sebesar %. Tabel I.1Jumlah Produksi Padi Sawah di Selatan Tahun Luas Tanam Luas Produksi (Ha) Panen (Ha) (Ton) Sumber : Data Sekunder, Tahun 2014 Dilihat dari tabel di atas penurunan produksi padi sawah di Kabupaten Solok Selatan terjadi tahun dari angka produksi ton menjadi ton. Menurut Kabid Produksi dan Pasca Panen Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kutai Kartanegara bahwa standar nasilonal produksi padi adalah 5,1 ton per haktare ( Iwan Sarwani ( uksi-perhektar-padi-kukar-diatas-standarnasional, diakses 9 Maret 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Sungai Pagu tanggal 13 Januari 2014 didapat bahwa produksi padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu mengalami penurunan. Penurunan hasil produksi padi sawah tersebut salah satunya disebabkan oleh harga pupuk yang semakin mahal yang tidak sebanding dengan pendapatan penduduk. Padi adalah sumber karbohidrat utama mayoritas penduduk Kabupaten Solok Selatan terutama Kecamatan Sungai Pagu. Namun demikian banyak faktor penyebab rendahnya produksi padi di Kabupaten Solok selatan. Faktor penyebab bisa secara alami yang datang dari alam dan non alami datang dari manusia sendiri. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul Faktor Penyebab Rendahnya Produksi Padi Sawah di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pemilihan varietas benih penyebab Selatan. 2. Penyemaian/pembenihan penyebab

5 Selatan. 3. Pengolahan lahan penyebab rendahnya Pagu 4. Jarak tanam penyebab rendahnya produksi 5. Pemupukan penyebab rendahnya produksi 6. Pemeliharaan (pengairan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit) penyebab Selatan. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas. Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka masalah penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Variabel yang diteliti: 1) Pemilihan varietas benih (x 1 ), 2) Pengolahan lahan(x 2 ), 3) Jarak tanam (x 3 ), 4) Pemupukan (x 4 ), 5) Pemeliharaan (x 5 ) dan produksi padi (y). 2. Lokasi penelitian yaitu sawah masyarakat yang terdapat di Kecamatan Sungai Pagu 3. Unit penelitian yaitu semua petani padi D. Rumusan Masalah Supaya penelitian ini terarah dengan baik dalam mencapai sasaran yang dituju, maka perumusan penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah pemilihan varietas benih penyebab Selatan? 2. Apakah pengolahan lahan penyebab Selatan? 3. Apakah jarak tanam penyebab rendahnya Pagu Kabupaten Solok Selatan? 4. Apakah pemupukan penyebab rendahnya Pagu Kabupaten Solok? 5. Apakah pemeliharaan(pengairan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit) penyebab rendahnya produksi padi 6. Apakah pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan secara bersama-sama penyebab Selatan. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi, mendeskripsikan dan menganalisis tentang: 1. Pemilihan varietas benih penyebab Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. 2. Pengolahan lahan penyebab rendahnya produksi padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu 3. Jarak tanam penyebab rendahnya produksi padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu 4. Pemupukan penyebab rendahnya produksi padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu 5. Pemeliharaan (pengairan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit) penyebab rendahnya produksi padi 6. Pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan secara bersama-sama penyebab rendahnya produksi padi F. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan dan batasan masalah maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu( S1) pada Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang. 2. Untuk memperkaya pengembangan ilmu bagi para pembaca. 3. Untuk menambah pengetahuan peneliti sendiri untuk menindaklanjuti penelitian dan peneliti selanjutnya. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan rumusan masalah serta tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian

6 korelasional. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, mendeskripsikan dan menganalisis faktor penyebab rendahnya produksi 2. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi menurut Arikunto (2010 : 173) adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat petani padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu. Dari data didapatkan bahwa di Kecamatan Sungai Pagu terdapat 11 nagari dengan jumlah KK dan jumah petani padi orang. 2. Sampel a. Sampel Wilayah Mengingat luasnya wilayah penelitian maka penarikan sampel wilayah dilakukan secara Purposive sampling dengan didasarkan pada jumlah petani padi sawah yang terbanyak. Sampel wilayah pada penelitian ini adalah Kenagarian Koto Baru dengan jumlah petani padi 930 orang dan Kenagarian Pulakek Koto Baru dengan jumlah petani padi 716 orang. b. Sampel Responden Menurut Arikunto (2006) setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang paling banyak. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara % atau % atau lebih. Dalam penelitian ini sampel penelitian diambil dengan teknik Proportional random sampling dengan proporsi 10 % sehingga sampel responden berjumlah 164 orang. A. Variabel dan Devenisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian tentang faktor penyebab rendahnya tingkat produksi padi sawah meliputi : 1. Pemilihan varietas benih Benih dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang (Sutopo, 2004: 9). 2. Pengolahan Lahan Prinsip pengolahan tanah adalah pemecahan bongkahan- bongkahan tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur lunak dan sangat halus. Selain kehalusan tanah, ketersediaan air yang cukup harus diperhatikan. Bila air dalam areal penanaman cukup banyak maka akan makin banyak unsure hara dalam koloid yang dapat larut. Keadaan ini akan berakibat makin banyak unsur hara yang dapat diserap akar tanaman (Agus Andoko, 2006:20-21). 3. Jarak Tanam Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang atau space bagi tanaman. 4. Pemupukan Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik ((Sutedjo, 2008: 8). 5. Pemeliharaan 1. Pengairan Menurut UU No. 11 tahun 1974 menyatakan pengairan adalah suatu bidang pembinaan terhadap air, sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang terkandung di dalamnya, baik yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia ( Siregar, 1978 dalam Suci (2013).

7 2. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan dilakukan pada umur 21 pada saat tanaman aktif membentuk anakan dan 45 pada saat tanaman mulai berbunga. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimiawi dengan herbisida. Penyemprotan herbisida dilakukan saat tanaman berumur (Wirawan, 2002:50) 3. Pengendalian hama dan penyakit Hama dan penyakit merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman. Oleh karena itu hama perlu dikendalikan agar produktivitas tetap baik (Supriadiputra, 2009: 40). B. Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Alat Pengumpulan Data 1. Jenis Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.. 2. Sumber Data Sesuai dengan jenis data yang diambil, sumber data primer adalah responden dilapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor Camat Sungai Pagu, Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan, UPTD Kecamatan Sungai Pagu serta instrument lain yang dianggap mempunyai data yang relevan. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara terbimbing melalui penyebaran angket. Data primer diperoleh dari penyebaran angket dengan sampel responden yaitu menggunakan daftar pertanyaan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui observasi langsung, pencatatan dan wawancara dengan pejabat setempat. 4. Alat Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan melalui wawancara terbimbing dengan responden melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pencatatan. C. Instrumen Penelitian Instrumen adalah suatu alat pengumpulan data, instrumen ini dikembangkan dengan bantuan kajian teori, variabel, sub variabel dan selanjutnya dikembangkan dalam bentuk indikator indikator dan dapat diterapkan dalam butir butir pertanyaan. Adapun bentuk instrumen pengumpulan data primer adalah menggunakan angket atau kuisioner. D. Teknik Analisa Data Sesuai dengan masalah yang dikemukakan dan jenis data yang terkumpul untuk menguji serta membuktikan hipotesis yang diajukan, data yang di peroleh di lapangan dianalisa secara statistik korelasi. Adapun analisa data statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif a. Persentase Untuk menunjang dan memperkuat hipotesis yang diajukan digunakan analisa statistik deskriptif berupa formula persentase, guna melihat kecenderungan dari masing masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P= 100% b. Rata- rata X= c. Standar Deviasi SD= i n fd 2 2 fd n d. Kelas interval Untuk mencari kelas interval formula yang di gunakan adalah sebagai berikut : K= log n (H. A Sturges dalam Sujdana dan Ibrahim) e.menentukan rentangan data X max X min R= k 2. Stastistik Inferensial a. Uji Normalitas Uji normalitas data di gunakan untuk mengetahui apakah populasi data distribusi normal tidak.

8 b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi data adalah sama atau tidak. c. Uji Hipotesis 1) Analisa Regresi Linear Untuk menguji hipotesis dapat menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Analisis di maksudkan untuk mengetahui masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas di beri simbol ( X ) dan terikat di beri simbol ( Y ). Fungsi X dan Y di rumuskan sebagai berikut : Yˆ =a+bx 2) Uji F ratio Uji ini di maksudkan untuk membuktikan tingkat keberartian variabel bebas terhadap variabel terikat. Digunakan rumus sebagai berikut: f= R (1 R 2 2 ( K 1) )( n k 1) ( Sugiyono, 2011:266) 3) Uji korelasi Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product moment. Rumus korelasi product moment yang di gunakan adalah: = ( )( ) ( ) ( ). ( ) ( ) 4) Uji test Uji ini di gunakan untuk menguji tingkat keberartian masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus: t = Pembahasan Selanjutnya secara berurutan akan di uraikan dan membahas melalui pembahasan berikut ini: Pertama, hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemilihan varietas benih terhadap Selatan karena t hitung > t tabel (4,306>1,975). Kekuatan pengaruh antara pemilihan varietas benih terhadap rendahnya produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r= 0,32), besarnya kontribusi sebesar 10,3%. Kedua, hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pengolahan lahan terhadap Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan karena t hitung > t tabel (5,137>1,975). Kekuatan pengaruh antara pengolahan lahan terhadap rendahnya produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r=0,374) dan besarnya kontribusi sebesar14%. Ketiga, hasil penelitian hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak tanam terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung>t tabel (3,949> 1,975). Kekuatan pengaruh antara jarak tanam terhadap rendahnya produksi padi sawah di Selatan temasuk kategori rendah (r= 0,296) dan besarnya kontribusi sebesar 8,8%. Keempat, hasil penelitian hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pemupukan terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung>t tabel (3,827>1,975). Kekuatan pengaruh antara pemupukan terhadap rendahnya produksi padi Kabupaten Solok Selatan termasuk kategori rendah (r= 0,288) dan besarnya kontribusi sebesar 8,3 %. Kelima, hasil penelitian hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung> t tabel (3,612>1,975). Kekuatan pengaruh antara pemeliharaan terhadap rendahnya produksi padi Kabupaten Solok Selatan termasuk kategori rendah (r = 0,273) dan besarnya kontribusi sebesar 7,5 %. Keenam, penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan secara bersama- sama terhadap rendanhya produksi padi sawah di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan karena F hitung > F tabel (4,88> 2,27). Kekuatan pengaruh antara kelima variabel terhadap produksi Kabupaten Solok Selatan termasuk kategori rendah (r = 0,366) sedangkan besarnya kontribusi sebesar 13,4 %.

9 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka kesimpulan hasil penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemilihan varietas benih terhadap Selatan karena t hitung>t tabel (4,306>1,975). Kekuatan pengaruh antara pemilihan varietas benih terhadap rendahnya produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r= 0,32), dan besarnya kontribusi sebesar 10,3%. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengolahan lahan terhadap rendahnya Pagu Kabupaten Solok Selatan karena t hitung> t tabel (5, 137>1,975). Kekuatan pengaruh antara pengolahan lahan terhadap rendahnya produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r=0,374) dan besarnya kontribusi sebesar 14%. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak tanam terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung > t tabel (3,949> 1,975). Kekuatan pengaruh antara jarak tanam terhadap rendahnya Pagu Kabupaten Solok Selatan temasuk kategori rendah (r= 0,296) da n besarnya kontribusi sebesar 8,8%. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemupukan terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung > t tabel (3,827<1,975). Kekuatan pengaruh antara pemupukan terhadap produksi padi sawah termasuk kategori rendah ( r = 0,288) dan besarnya kontribusi sebesar 8,3 %. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan terhadap rendahnya produksi Kabupaten Solok Selatan karena t hitung > t tabel (3,612 >1,975). Kekuatan pengaruh antara pemeliharaan terhadap produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r =0,273) dan besarnya kontribusi sebesar 7,5 %. 6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan secara bersama- sama terhadap rendahnya Pagu Kabupaten Solok Selatan karena t hitung > t tabel (4,88>2,27). Kekuatan pengaruh antara kelima variabel terhadap produksi padi sawah termasuk kategori rendah (r =0,366) dan besarnya kontribusi sebesar 13,4 %. B. Saran 1. Diharapkan pada petani untuk lebih memperhatikan pemilihan varietas benih, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan dan pemeliharaan sehingga produksi padi sawah dapat meningkat dan memberikan hasil yang memuaskan serta petani mendapatkan keuntungan. 2. Diharapkan kepada pemerintah untuk bisa memberikan informasi dan penyuluhan kepada petani bagaimana cara meningkatkan produksi padi sawah. 3. Sebagai acuan untuk peneliti lanjutan yang berhubungan dengan faktor penyebab rendahnya produksi padi DAFTAR PUSTAKA Andoko, Agus Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Swadaya. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Riduwan Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: ALFABETA. Wirawan, Baran & Sri Wahyuni Memproduksi Benih Bersertifikat: Padi, Jagung. Jakarta: Swadaya