PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS BALI CAMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS BALI CAMP"

Transkripsi

1 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS BALI CAMP Hendryk Yayang Setiawan 1, Alb. Joko Santoso 2, Teguh Siswantoro 3 1 Program Studi Magister Teknik Informatika, Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 43 Yogyakarta hendrykyayang12@gmail.com 1, albdjoko@gmail.com 2 ABSTRAKS Semakin banyak permintaan software, membuat software developer bekerja dalam lingkungan yang tertekan sehingga software developer mulai peduli akan faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat stress software engineer, seperti lingkungan kerja. Namun, perlu memperhatikan jenis kepribadian yang dimiliki karena kepribadian merupakan faktor utama yang mentukan pemilihan terhadap sesuatu hal, tidak terkecuali lingkungan kerja. Bali Camp merupakan software developer asal Indonesia yang memiliki lingkungan kerja yang unik, yaitu lingkungan kerja yang dapat melihat pemandangan alam. Penelitian ini meneliti pengaruh lingkungan kerja alami pada tingkat stress software engineer dengan memperthatikan jenis kepribadian. MBTI(Myers-Briggs Type Indicator) digunakan untuk mengukur kepribadian dan POMS(Profile of Mood States) digunakan untuk mengukur tingkat stress. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum lingkungan kerja alami memberikan dampak baik pada kesehatan mental software engineer karena peningkatan tingkat stress di lingkungan kerja alami lebih rendah dibandingkan di lingkungan tertutup. Selain itu, lingkungan kerja alami menghambat peningkatan stress software engineer sebesar 28%. Kata Kunci: Software Engineer, Lingkungan kerja, POMS(Profile of Mood States), MBTI(Myers-Briggs Type Indicator) 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam dunia IT merubah proses bisnis di seluruh dunia (Lauden & Lauden, 2007). Proses bisnis yang selalu dikerjakan secara manual berubah menjadi proses bisnis yang terintegrasi dengan teknologi informasi. Dampak perkembangan ini, mengakibatkan permintaan terhadap produk-produk IT menjadi bertambah cukup pesat. Hal ini merupakan tantangan yang berat bagi software developer. Jumlah developer yang terbatas, perkembangan teknologi yang amat pesat, ketersediaan waktu yang sedikit, dan tuntutan menghasilkan produk yang berkualitas dan handal menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh software developer. Lingkungan software engineer merupakan lingkungan pekerjaan yang terikat akan waktu yang terbatas, tuntutan yang terpusat pada client dan fokus terhadap penggunaan teknologi yang sangat cepat perkembangannya (Nayak, 2014), menimbulkan beban mental yang amat berat bagi software engineer, yang mengakibatkan software engineer mengalami stress kerja. Telah ditemukan hubungan yang sangat kuat pada kesehatan mental software engineer, namun tidak pada kesehatan fisik software engineer (Nayak, 2014). Ahli ilmu jiwa mengatakan bahwa seseorang yang bekerja di lingkungan information technology (IT) akan sering mengalami kecemasan, depresi dan kesendirian karena mereka lebih sering menghadapi rasa ketidak puasan dan rendahnya pengakuan (Nayak, 2014). Jika dibandingkan dengan pekerja teknik yang lainnnya seperti mekanik profesional, software engineer lebih memiliki tingkat kecemasan dan kesehatan mental yang lebih rendah dibandingkan dengan mekanik profesional (Nayak, 2014). Ketika seseorang merasa sangat cemas atau gelisah maka seseorang tersebut tidak dapat menghasilkan performa yang efisien dalam pekerjaannya (Nayak, 2014), yang artinya tidak dapat menghasilkan produk yang handal sesuai yang diharapkan oleh client. Namun, Design lingkungan kerja dapat menjadi penyebab utama dalam menurunkan stress karyawan (Gutnick, 2007). Oleh karena itu, sekarang ini terdapat banyak software developer yang telah peduli akan lingkungan kerja, seperti Google dan Kaskus yang telah menyediakan lingkungan kerja modern dengan konsep taman bermain. Namun, lingkungan kerja tersebut harus sesuai dengan pilihan seseorang dan kepribadian menjadi faktor utama pemilihan lingkungan kerja pada seseorang. Kepribadian merupakan faktor utama bagaimana manusia berinteraksi dengan sekitar (Owens, 2015). Kepribadian ini dapat digunakan untuk mengetahui penyebab utama pemilihan pekerjaan, teman, rumah maupun lingkungan kerja seseorang (Owens, 2015). Kepribadian ini dapat menimbulkan dampak yang baik dan buruk bagi kesehatan seseorang (Owens, 2015). Sebagai contoh, apabila seseorang bekerja di lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan kepribadian seseorang, maka seseorang tidak akan merasa nyaman dan akan cepat mengalami stress. Karena faktor lingkungan atau lokasi yang tepat dapat menarik seseorang untuk berkontribusi dengan 410

2 bahagia (Lucas, 2014). Oleh karena itu penelitian ini meneliti pengaruh lingkungan kerja alami pada performa dan tingkat stress software engineer dengan memperhatikan faktor kepribadian. Terdapat software developer asal Indonesia yang memiliki lingkungan kerja yang berbeda dengan software developer pada umumnya, yaitu lingkungan kerja dengan konsep kembali ke alam. Software developer itu bernama Bali Camp. Bali Camp merupakan software developer yang sering disebut dengan Silicon Valley asal Indonesia, karena Bali Camp menggabungkan konsep seni dan memanfaatkan keindahan alam yang melimpah di Indonesia sebagai lingkungan kerja mereka. Keindahan alam seperti gunung, sungai, pepohonan menjadi pemandangan sehari-hari software engineer di Bali Camp. Konsep ini sangat berbeda jauh dengan konsep lingkungan kerja software developer saat ini yang lebih bersifat modern. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja alami seperti yang dimiliki oleh Bali Camp pada tingkat stress software engineer. 1.2 Tinjauan Pustaka Tingkat stress Software Engineer Lingkungan software engineer adalah pekerjaan yang terikat akan waktu yang terbatas, terpusat pada permintaan client dan fokus terhadap penggunaan teknologi yang begitu cepat berkembang (Nayak, 2014). Hal ini menunjukan bahwa beban kerja mental software engineer sangat tinggi, sehingga menimbulkan stress kerja pada software engineer. Dr. Ramsyashilpa D Nayak(2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan mental dan tingkat anxiety pada software profesional dan mekanik professional. Penelitian ini menggunakan dua tools sebagai alat pengkuruan kondisi kesehatan mental dan tingkat anxiety. Tingkat anxiety diukur dengan menggunakan Sinha s Comprehensive Anxiety Test(SCAT), sedangkan kuisioner PGI health digunakan untuk mengukur kondisi kesehatan mental pada responden. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa software profesional memiliki tingkat anxiety yang lebih tinggi dibandingkan mekanikal profesional. Kondisi kesehatan mental pada software profesional lebih buruk dari pada mekanikal profesional. Selain itu penelitian ini juga menunjukan bahwa responden dengan interval umur 21 sampai 28 tahun memiliki tingkat level anxiety yang lebih tinggi dibandingkan dengan senior responden. Mariko Nishikitani, dkk(2005) melakukan penelitian yang serupa mengenai mental status yang dimiliki oleh software engineer. Penelitian ini bertujuan untuk mengerti pengaruh beban kerja dengan status mental dan status fisik dari software engineer. Variabel yang melambangkan beban kerja disini adalah jam kerja tambahan atau lembur, waktu tidur dan tingkat pekerjaan yang didapat Penelitian ini menggunakan Hamilton Depression Scale(HDS) dan POMS(Profile of Mood State) khususnya untuk variable anger dan tension sebagai alat pengukur status mental pada software engineer. Total physical symptom count digunakan sebagai alat ukur status fisikal pada software engineer. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jam lembur tidak dapat mengindikasikan kondisi mental maupun fisik secara baik, namun durasi waktu tidur dan tingkat pekerjaan yang diterima dapat dengan baik mengidentifikasikan kondisi mental dan fisik pada software engineer Kepribadian Software Engineer Kepribadian ISTJ menjadi kerpibadian yang paling dominan yang dimiliki oleh software engineer di United States, diikuti kerpibadian ESTJ diperingkat kedua (Capretz, 2003). MBTI digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengukur kepribadian software engineer. Bukan hanya itu saja, Luiz Fernando Capretz(2008) juga melakukan penelitian untuk mengerti kepribadian yang dimiliki oleh software engineer di Brazil. Hasilnya membutkikan bahwa kepribadian INTP dan ISFP mendominasi kepribadian yang dimiliki oleh software engineer di Brazil. MTBI pernah digunakan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap pemilihan pekerjaan dari software engineer (Capretz et al., 2015). Dalam penelitian ini, software engineer dibagi menjadi lima, yaitu analyst, designer, programmer, tester, dan maintainer. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 84% ESTJ, 93% ESTP, 80% ISTJ, 86% ISFJ, 67% INTJ, 100% ESFP dan 80% INTP memilih untuk berprofesi sebagai analyst. 76% ESTJ, 67% ESTP, 71% ISFJ, 71% ENTJ, 83% ISFJ, 67% ESFP dan 100% ISTP memilih untuk berprofesi sebagai programmer. Secara keseluruhan, profesi sebagai analyst, designer, dan programmer merupakan pilihan yang paling diminati dibandingkan dengan tester maupun maintainer. Mazni Omar, dkk(2015) melakukan penelitian yang serupa, yaitu mengukur kepribadian yang dimiliki oleh software engineer di Malaysia. Software engineer pada penelitian ini dibagi menjadi dua tim, tim pertama merupakan software engineer yang tidak menggunakan metode agile sebagai proses pembangunan software, sedangkan tim kedua merupakan software engineer yang menggunakan metode agile. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian introvert, intuitive, thinking dan judging mendominasi kedua tim tersebut tanpa adanya perbedaan. 1.3 Kepribadian Kepribadian merupakan sebuah indikator nonintellectual, karakterisik psikologi yang paling memberikan informasi atas individu dan sangat membantu dalam mendeskripsikan perbedaan satu individu dengan individu yang lain (Kanij et al., 2015). Kepribadian ini yang menjadi pengaruh yang 411

3 kuat dalam interaksi individu dengan individu yang lain, serta adaptasi terhadap lingkungan kerja individu. Businessdictionary mengartikan kepribadian sebagai karakteristik mental dan emosi individu yang cukup stabil, konsisten dan unik, yang dapat dilihat pada waktu sendiri mupun pada saat individu tersebut, berinteraksi dengan individu yang lain maupun lingkungan. Sedangkan menurut kamus Merriam-Webster kepribadian adalah satu rangkaian set karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain. 1.4 MBTI(Myers-Briggs Type Indicator) Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat dan tipe kepribadian seseorang. Psikotes ini dibentuk bertujuan untuk menjelaskan teori Carl Gustav Jung yang dirasa susah untuk dimengerti, dan digunakan. Tes MBTI ini juga merupakan tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia sekarang ini. Selain itu, tes ini juga sering digunakan beberapa perusahaan untuk mengetahui kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan meningkat Skala kecenderungan MBTI MBTI mencoba untuk menjelaskan psikologis seseorang dalam 4 psikologis utama yang diidentifikasikan dari teori Carl Gustav Jung (The Myers & Briggs Foundation, 2015): a. Extraversion (E) - Introversion (I): Tipe ini erat kaitannya dengan pilihan dunia yang disukai oleh seseorang. Apakah seseorang lebih suka atas dunianya sendiri atau lebih terbuka akan kehidupan yang lain. b. Sensing (S) - Intuition (N): Tipe ini erat kaitannya dengan pemrosesan informasi yang didapat. Apakah seseorang lebih memilih untuk fokus pada informasi dasar yang didapat atau mengimpretasikan dan memberikan makna terlebih dahulu pada informasi yang didapat. c. Thinking (T) - Feeling (F): Tipe ini erat kaitannya dengan keputusan yang diambil, Apakah seseorang lebih memilih untuk berpikiran logis atau memilih untuk melihat kondisi sekitar terlebih dahulu. d. Judgement (J) - Perception (P): Tipe ini erat kaitannya dengan fleksibelitas pola hidup, pada saat seseorang menghadapi dunia luar apakah seseorang lebih memilih untuk memutuskan sesuatu atau bersifat terbuka atas informasi baru yang ada dan pilihan-pilihan yang ada. Kepribadiaan seseorang akan terbentuk setelah seseorang memutuskan untuk memilih satu tipe dari masing-masing kategori yang ada sehingga menciptakan empat kombinasi huruf yang melambangkan kepribadian tertentu, sebagai contoh ISTJ, ISFJ. Gambar 1 menunjukan 16 kombinasi kepribadian yang ada didalam MBTI. Gambar 1. Enam Belas Kombinasi Kepribadian 1.5 Occuptanional Stress / stress kerja Stress kerja adalah tekanan atau stress yang dihasilkan dari ketidak seimbangan antara permintaan yang melebih kemampuan manusia (Gardiner & Harrington, 2005). Stress kerja diartikan sebagai reaksi yang membahayakan pada kondisi fisik dan emosional atas tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan seseorang (The National Institute for Occupational Safety and Health(NIOSH), 1999). Stress kerja ini dapat mengakibatkan kesehatan yang buruk pada seseorang. World Health Organizaiton(WHO) mendefinisikan stress kerja sebagai respon manusia yang merepresentasikan permintaan dan tekanan yang didapat tidak sesuai dengan pengetahuaan dan kemampuan seseorang. Dari beberapa pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan kondisi yang membuat seseorang menjadi tertekan dikarenakan perkerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan seseorang. Stress kerja disebabkan oleh berbagai macam faktor, dikarenakan interaksi yang tidak mungkin terhindar antara manusia dengan pekerjaan, manuia dengan manusia maupun manusia dengan lingkungan kerja. Menurut WHO, penyebab stress kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu isi atau konten dan konteks suatu pekerjaan. Konten pekerjaan meliputi jumlah pekerjaan yang diberikan, tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan, jam kerja yang diterima, lingkungan pekerjaan. Sedangkan konteks pekerjaan meliputi status di tempat kerja, peran di tempat kerja, budaya di tempat kerja, dan sebagainya. Stress kerja bukan hanya mempengaruhi kesehatan individu, akan tetapi akan mempengaruhi juga kesehatan perusahaan atau organisasi. Dampak 412

4 yang dirasakan pada seseorang dapat bersifat fisik maupun psikologi. Dampak psikologi meliputi gelisah, stress, emosi yang melambangkan kesehatan mental yang buruk. Dampak fisik meliputi gangguan kekebalan tubuh, stroke, tekanan darah tinggi dan sebagainya. Sedangkan dampak yang dirasakan oleh perusahaan meliputi buruknya komunikasi, produktifitas perusahan menurun, dan konflik internal antar karyawan. 1.6 POMS(Profile Mood of States) POMS merupakan evaluasi pribadi yang di design untuk mengukur enam dimensi pada mood seseorang (Ebert & Kerns, 2011). Enam dimensi tersebut antara lain: tension-anxiety, depressiondejection, anger-hostility, vigor-activity, fatiqueinertia dan confusion-bewilderment. POMS ini berbentuk kuisioner dengan menggunakan skala likert(0 yang berarti tidak sama sekali sampai 4 yang berarti sangat) yang terdiri atas 65 pernyataan yang mendeskripsikan perasaan yang dirasakan oleh seseorang. Keuntungan dari POMS adalah mudah dalam penggunaan, ringkas, dan alat ukur ini di design untuk dapat menangkap sisi negative maupun positif pada emosi yang dirasakan oleh seseorang. 2. PEMBAHASAN 2.1 Lokasi Penelitian Bali Camp dipilih sebagai lokasi pelaksanaan penelitian ini. Bali Camp merupakan salah satu bagian dari Sigma(Sigma Cipta Caraka) Grup, perusahaan konsultan IT dan service pengembang software perbankan dan keuangan. Bali Camp sering disebut dengan Silicon Valley dari Indonesia. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kerja yang dimiliki oleh Bali Camp sangatlah unik, yaitu memadupadankan nuansa alami dengan seni. Terdapat dua tipe lingkungan kerja yang digunakan pada penelitian ini. Gambar 2 merupakan tipe lingkungan kerja pertama yang disebut dengan lingkungan kerja tertutup pada penelitian ini. Dikatakan sebagai lingkungan kerja tertutup karena lingkungan kerja tipe pertama tidak dapat melihat pemandangan, menggunakan sumber penerangan buatan dan cenderung mendapatkan kondisi suhu udara yang hangat karena tidak langsung berkenaan dengan suhu udara alami. Sedangkan gambar 3 merupakan tipe lingkungan kerja kedua yang disebut dengan lingkungan kerja alami, yaitu lingkungan kerja yang dapat melihat pemandangan alam, sumber cahaya bersumber dari sinar matahari, dan suhu ruangan bersifat lebih dingin karena langsung berinteraksi dengan suhu alami di pegunungan. Gambar 2. Lingkungan Kerja Tertutup Bali Camp Gambar 3. Lingkungan Kerja Alami Bali Camp 2.2 Alur Penelitian Gambar 4. Alur Penitian Gambar 4 menunjukan alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian ini dimulai dengan mencari atau mengukur variabel MBTI pada software engineer di lingkungan kerja pertama. Pengukuran ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner MBTI pada seluruh software engineer di Bali Camp. Pengukuran ini dilakukan sebanyak satu 413

5 kali. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan mencari atau mengukur tingkat stress pada software engineer di lingkungan kerja pertama. Pengukuran ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner POMS-SF(Short-Form) pada seluruh software engineer di Bali Camp. Pengukuran ini dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada saat pagi hari sebelum masuk jam kerja dan pada saat jam istirahat. Pengukuran sebanyak dua kali ini bertujuan untuk mendapatkan peningkatan tingkat stress pada saat bekerja. Selain itu, pengukuran tingkat stress ini dilakukan selama empat hari berturut-turut pada lingkungan kerja pertama. Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah merotasi lingkungan kerja software engineer Bali Camp. Kemudian dilanjutkan lagi dengan pengukuran tingkat stress seperti yang dilakukan di lingkungan kerja pertama. Pengukuran dilakukan selama dua kali dalam sehari dan dilakukan selama 4 hari berturut-turut sama seperti langkah sebelumnya. Setelah mendapatkan seluruh data MBTI dan tingkat stress pada software engineer di lingkungan alami maupun di lingkungan tertutup. Langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data meliputi pengukuran kepribadian dan tingkat stress. Pertama-tama yang dianalisis adalah jenis kepribadian terlebih dahulu, karena dari hasil data analisis itu akan dijadikan dasar pengelompokan pada analisis tingkat stress Analisis yang kedua adalah menganalisa seluruh data tingkat stress yang didapat dengan cara membandingkan peningkatan tingkat stress yang terjadi di lingkugan kerja tertutup maupun alami. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan cara perhitungan statistik, yaitu pengujian perbedaan 2 mean populasi(µ1-µ2) dengan jumlah data 30, yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus nomor 1, sedangkan rumus nomor 2 digunakan untuk pengujian perbedaan 2 mean populasi(µ1-µ2) dengan jumlah data <30. zh zh X1 X 2 (1) Var1 Var 2 n1 n2 X1 X 2 (2) Var1 Var 2 n1 n2 Pengujianan hipotesis juga dilakukan pada tahap analisa ini,yang dilakukan dengan cara melihat z hitung dan tabel z pada hasil analisa POMS. Apabila nilai z hitung lebih besar dari pada nilai tabel z maka Ho diterima sedangkan apabila z hitung lebih kecil dari pada nilai tabel z maka Ha yang diterima. Langkah penelitian ini diakhiri dengan menarik kesimpulan dari hasil uji hipotesis. 2.3 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: POMS(ne)> POMS(oe). Peningkatan tingkat stress software engineer pada lingkungan kerja alami lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada lingkungan kerja tertutup. Ha: POMS(ne) POMS(oe). Peningkatan tingkat stress software engineer pada lingkungan kerja alami lebih rendah atau sama dengan peningkatan tingkat stress pada lingkungan kerja tertutup. 2.4 Populasi Terdapat 37 karyawan yang bekerja di Bali Camp, dengan satu orang sebagai manager Bali Camp, satu orang bertanggung jawab atas data center, satu orang sebagai web designer, empat orang sebagai team leader dan sisanya bekerja sebagai software engineer. 30 software engineer di Bali Camp telah digunakan sebagai objek penelitian pada penelitian ini, dengan didominasi oleh laki-laki sebanyak 80%, yang dapat dilihat pada tabel 2 dan didominasi oleh umur 26 tahun sampai 30 tahun, yang ditunjukkan pada tabel 1. Software engineer pada penelitian ini meliputi system analyst, system designer, programmer, tester, dan maintainer (Capretz & Capretz, 1996). Tabel 1. Demografi Software Engineer di Bali Camp bersadarkan Umur Umur Jumlah Presentase % % % % Tabel 2. Demografi Software Engineer di Bali Camp berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Presentase Laki-laki 24 80% Perempuan 6 20% 2.5 Uji MBTI Tabel 3 menunjukkan hasil tes MBTI(Myers- Briggs Type Indicator) yang ada di Bali Camp, yaitu terdapat 10 jenis kepribadian yang ada di Bali Camp, antara lain: ENFP, ENTP, ESFP, ESTJ, ESTP, INTJ, INTP, ISFJ, ISTJ, dan ISTP. ESTP menjadi kepribadian yang paling dominan di antara kepribadian yang lain, dengan nilai sebesar 27% dari keseluruhan software engineer yang ada. Tabel 3. Hasil MBTI di Bali Camp MBTI Jumlah Presentase ENFP 2 7% ENTP 3 10% ESFP 3 10% 414

6 ESTJ 5 17% ESTP 8 27% INTJ 1 3% INTP 3 10% ISFJ 1 3% ISTJ 3 10% ISTP 1 3% 2.6 Uji POMS Hasil analisis terhadap perbandingan kenaikan tingkat stress pada lingkungan kerja alami dengan lingkungan kerja tertutup menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stress di lingkungan kerja terbuka lebih rendah dengan lingkungan tertutup, yang artinya Ha hipotesis 2 diterima. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4 yang menunjukkan bahwa nilai z hitung nilainya kurang dari atau sama dengan nilai tabel z. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Tabel Z Jumlah Hipotesis Ho : NE > OE Ha : NE OE 1,65-4,9907 Ditolak Diterima Secara teknis, pada hasil pengukuran data menunjukan bahwa rata-rata peningkatan stress pada lingkungan kerja tertutup sebesar 6,9. Sedangkan rata-rata peningkatan stress pada lingkungan kerja alami sebesar -0,083. Kondisi awal apabila software engineer tidak mengalami stress adalah -24, jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja alami dapat mengurangi atau menahan peningkatan tingkat stress sebanyak 29%. Hasil uji hipotesis serupa dengan hasil uji hipotesis yang dilakukan berdasarkan MBTI yang ada di Bali Camp, hasil tersebut ditunjukan pada tabel 5 dan tabel 6. Namun terdapat satu kepribadian yang memiliki tingkat stress lebih tinggi pada saat bekerja di lingkungan alami dari pada tingkat stress di lingkungan tertutup, yaitu kepribadian INTJ. Berdasarkan hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa software engineer yang memiliki kepribadian INTJ lebih menyukai lingkungan kerja tertutup dari pada lingkungan kerja alami. Hal ini mungkin terjadi karena sifat dasar kepribadian INTJ yang bersifat tertutup dan goal-oriented yang membutuhkan kondisi lingkungan yang jelas tanpa ada gangguan untuk meraih tujuan mereka. Fungsionalitas lingkungan kerja merupakan hal utama yang diperhatikan oleh kepribadian ini. Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan MBTI (anggota lebih dari satu) MBTI Tabel T T hitung Hipotesis yang diterima ENFP 2,92-0,65 HA ENTP 2,13 4,99 HA ESFP 2,13-2,91 HA INTP 2,132-2,51 HA ISTJ 2,132-3,15 HA MBTI Tabel T T hitung Hipotesis yang diterima ESTJ 1,86-2,82 HA ESTP 1,76-0,80 HA Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan MBTI (anggota hanya satu) MBTI OE NE Hipotesis yang diterima INTJ 1,50 4,50 HO ISFJ 13,25-2,25 HA ISTP 9,5-8,75 HA 3. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah didapat, penelitian ini membuktikan bahwa secara umum lingkungan kerja alami memberikan pengaruh yang baik bagi software engineer Bali Camp. Peningkatan tingkat stress software engineer pada lingkungan kerja alami lebih rendah dibandingkan peningkatan tingkat stress software engineer pada lingkungan kerja tertutup. Lingkungan kerja alami dapat menekan peningkatan tingkat stress software engineer sebesar 28%. Namun, tidak semua software engineer memiliki pengingkatan tingkat stress yang lebih rendah apabila bekerja di lingkungan kerja alami, software engineer dengan kepribadian INTJ lebih baik bekerja di lingkungan tertutup dibandingkan di lingkungan kerja alami, karena peningkatan tingkat stress di lingkungan kerja alami lebih tinggi dibandingkan lingkungan kerja tertutup. Oleh karena itu, disarankan bagi Bali Camp untuk lebih menggunakan lingkungan kerja alami dibandingkan lingkungan kerja tertutup, tetapi tidak untuk yang software engineer dengan kepribadian INTJ. Hal serupa juga dapat diadopsi oleh software developer di Indonesia dalam pemilihan konsep lingkungan kerja. PUSTAKA Capretz, L.F. & Capretz, M.A.M., Objectoriented software: design and maintenance. Singapore: World Scientific. Capretz, L.F., Varona, D. & Raza, A., Influence of personality types in software tasks choices. Computer in Human Behavior, 52, pp Ebert, M.H. & Kerns, R.D., Behavioral and Psychopharmacologic Pain Management. New York: United States of America by Cambridge University Press. Gardiner, K. & Harrington, J.M., eds., Occupational Hygiene. 3rd ed. Oxford, Blackwell Publishing. Gutnick, L., A workplace design that reduces employee stress and increases employee productivity using environmentally responsible materials(thesis). [Online] Available at: rticle=1150&context=theses. 415

7 Kanij, T., Merkel, R. & Grundy, J., An Empirical Investigation of Personality Traits of Software Testers. In ICSEInternational Conference on Software Engineering., IEEE Press Piscataway. Lauden, K.C. & Lauden, J.P., Management Information Systems, Managing the Digital Firm. 9th ed. New Delhi: Prentice-Hall Pvt. Ltd. Lucas, R.E., Life Satisfaction of U.S. Counties Predicts Population Growth. Social Psychological & Personality Science, 5(4), pp Nayak, R.D., Anxiety and Mental Health of Software Professional and Mechanical Professionals. International Journal of Humanities and Social Science Invention, 3(2), pp Nishikitani, M. et al., influence of overtime work, sleep duration and perceived job characteristics on the physical and mental status of software engineers. Industrial Health, ( ), p.43. Omar, M. et al., Assessing Personality Types Preferences Amongst Software Developers: A Case of Malaysia. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 10(3). Owens, M., Why Personality Matters in The WorkPlace. [Online] Available at: [Accessed selasa November 2015]. The Myers & Briggs Foundation, MBTI Basics. [Online] Available at: [Accessed selasa Oktober 2015]. The Myers & Briggs Foundation, The 16 MBTI Types. [Online] Available at: [Accessed selasa oktober 2015]. The National Institute for Occupational Safety and Health(NIOSH), Stress at Work (NIOSH publication number ). [Online] Available at: [Accessed Jumat Desember 2015]. World Health Organization, n.d. Occupational health: Stress at the workplace. [Online] Available at: ressatwp/en/ [Accessed Jumat Desember 2015]. 416

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Performa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Performa PU STA KA Chapter 2 TINJAUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Performa Penelitian berhubungan dengan pengaruh lingkungan kerja dengan performa telah dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang berat bagi software developer. Jumlah developer

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang berat bagi software developer. Jumlah developer NDA HUL UA N BAB I PENDAHULUAN Chapter 1 PE 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam dunia IT merubah proses bisnis di seluruh dunia (Lauden & Lauden, 2007). Proses bisnis yang selalu dikerjakan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA PERFORMA DAN TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS DI BALI CAMP

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA PERFORMA DAN TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS DI BALI CAMP TESIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA ALAMI PADA PERFORMA DAN TINGKAT STRESS SOFTWARE ENGINEER, STUDI KASUS DI BALI CAMP HENDRYK YAYANG SETIAWAN No. Mhs.: 145302240/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. Kepribadian merupakan sebuah indikator non-intellectual, karakterisik

BAB III DASAR TEORI. Kepribadian merupakan sebuah indikator non-intellectual, karakterisik T EOR I BAB III DASAR TEORI Chapter 3 DASAR 3.1 Kepribadian Kepribadian merupakan sebuah indikator non-intellectual, karakterisik psikologi yang paling memberikan informasi atas individu dan sangat membantu

Lebih terperinci

BAB VI SIM PULAN DAN SARAN. dibandingkan lingkungan kerja alami. b. Secara keseluruhan, peningkatan tingkat stress software engineer di

BAB VI SIM PULAN DAN SARAN. dibandingkan lingkungan kerja alami. b. Secara keseluruhan, peningkatan tingkat stress software engineer di SIM PULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Chapter 6 KE 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Performa software engineer lebih

Lebih terperinci

Tes Inventory. Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Tes Inventory. Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Tes Inventory Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Sejarah MBTI MBTI dibuat berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 4 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. e-learning dan Learning Management System Perkembangan zaman yang ditandai dengan bertambah pesatnya pemanfaatan teknologi informasi, semakin terus dirasakan; dan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian adalah jati diri setiap manusia, tetapi banyak individu yang tidak memperhatikan atau menyadari tentang karakteristik kepribadian diri nya sendiri. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Masalah dalam matematika adalah masalah

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE

BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE Pada bab sebelumnya telah dipaparkan gambaran umum tentang psikioanalisis dan game Ragnarok Online, maka pada bab ini akan dicoba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor Penentu Kesuksesan Agile software development

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor Penentu Kesuksesan Agile software development BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan kepustakaan bertujuan untuk membentuk kerangka teori dalam menentukan metode penyelesaian sebagai anggapan dasar, teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalah,

Lebih terperinci

AUDIT SDM (STUDI KASUS di PT A JAKARTA) Gede Umbaran Dipodjoyo Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta

AUDIT SDM (STUDI KASUS di PT A JAKARTA) Gede Umbaran Dipodjoyo Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta AUDIT SDM (STUDI KASUS di PT A JAKARTA) Gede Umbaran Dipodjoyo Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta umbaran13@gmail.com Ruri Puji Santoso Fakultas Psikologi Universitas Persada

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID Yonna Kaburuan 1), Steven Sentinuwo 2), Pinrolinvic Manembu ) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Tes Inventori. Tes MBTI MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 04

Tes Inventori. Tes MBTI MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 04 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Tes MBTI Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 04 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract Pembahasan pengantar mengenei pengertian

Lebih terperinci

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 PENGARUH KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN DAN IPK TERHADAP KECEMASAN BERKOMPUTER MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE AKUNTANSI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI Restu Winarni Alumni

Lebih terperinci

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita SIAPA ANDA SEBENARNYA? APA YANG MEMBEDAKAN ANDA DARI IBU, AYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang memberikan banyak kemudahan

Lebih terperinci

Myers-Briggs Type Indicator Laporan Interpretatif untuk Organisasi

Myers-Briggs Type Indicator Laporan Interpretatif untuk Organisasi Dikembangkan oleh Sandra Krebs Hirsh dan Jean M. Kummerow Laporan disusun untuk JANE CONTOH September 2, 2016 Ditafsirkan oleh ABC Alpha Beta Gamma CPP, Inc. 800-624-1765 www.cpp.com Laporan Interpretatif

Lebih terperinci

Mengapa? Mengapa ada orang yang suka duduk/bermain sendiri berjam-jam sementara ada orang yang selalu ingin mencari teman?

Mengapa? Mengapa ada orang yang suka duduk/bermain sendiri berjam-jam sementara ada orang yang selalu ingin mencari teman? Mengapa? Mengapa ada orang yang suka duduk/bermain sendiri berjam-jam sementara ada orang yang selalu ingin mencari teman? Mengapa ada orang yang bangga dengan kamar yang bersih dan rapi, sementara ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dan teknologi saat ini semakin mempermudah para penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. membedakan manusia dari hewan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. membedakan manusia dari hewan. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia selain itu, berpikir

Lebih terperinci

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013 Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb 16, 2013 Usia: 23 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Negara: Indonesia Status: Profesional Muda Spesialisasi: Akuntansi Daftar Isi 1 Tipe-tipe Kepribadian 2 11

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENGENALAN KEPRIBADIAN DIRI DENGAN PENDEKATAN TEORI MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENGENALAN KEPRIBADIAN DIRI DENGAN PENDEKATAN TEORI MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENGENALAN KEPRIBADIAN DIRI DENGAN PENDEKATAN TEORI MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR Yan Watequlis Syaifudin Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang Jl. Sukarno Hatta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu : yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu : yang akan dicapai. 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi.

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi. PERTEMUAN KE TIGA Dimensi Individu a. Kakteristik individu b. Dasar-dasar perilaku individu c.kepribadian dan pembelajaran d. Persepsi dan pengambilan keputusan individual e.nilai, sikap dan kepuasan kerja

Lebih terperinci

TIPE KEPRIBADIAN DAN TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (STUDI EMPIRIS PADA UNMAS DENPASAR)

TIPE KEPRIBADIAN DAN TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (STUDI EMPIRIS PADA UNMAS DENPASAR) TIPE KEPRIBADIAN DAN TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra 1 Luh Komang Merawati 2 (Universitas Mahasaraswati Denpasar) 1 Email: kusuma_mahaputra@yahoo.com 2 Email: mettamera@gmail.com

Lebih terperinci

Aplikasi Menentukan Karakter Peserta Didik Menggunakan Teori Myers Briggs Type Indicator

Aplikasi Menentukan Karakter Peserta Didik Menggunakan Teori Myers Briggs Type Indicator Aplikasi Menentukan Karakter Peserta Didik Menggunakan Teori Myers Briggs Type Indicator Muhammad Fatroni Jurusan Teknik Informatika, STMIK Amik Riau fatroni@stmik-amik-riau.ac.id Erlin Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis moral yang saat ini dialami bangsa Indonesi menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan. KPK dalam laporan tahunan tahun 2010 mencatat adanya 6.265 laporan

Lebih terperinci

t u j u a n berpengaruh potensi menghargai

t u j u a n berpengaruh potensi menghargai MBTI 1 apakah M B T I itu? Myers-Briggs Type Indicator merupakan sebuah sarana bantu yang dapat menggambarkan p e r b e d a a n m e n d a s a r pada perilaku manusia yang sehat dan normal 2 t u j u a n

Lebih terperinci

Kepribadian, Emosi & Persepsi

Kepribadian, Emosi & Persepsi Kepribadian (Personality) Kepribadian, Emosi & Persepsi Jumlah total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan lainnya. Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com A stable set of characteristics and tendencies

Lebih terperinci

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013 Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb 16, 2013 Usia: 23 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Negara: Indonesia Status: Profesional Muda Spesialisasi: Akuntansi Daftar Isi 1 Tipe-tipe Kepribadian 2 11

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Kata komputer berasal dari bahasa inggris yaitu computare yang artinya menghitung, karena pada awalnya komputer hanya berfungsi sebagai alat hitung atau sama

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT TUGAS AKHIR

ANALISIS KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT TUGAS AKHIR ANALISIS KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR DAN KEMAHIRAN PEMIKIRAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI PERINGKAT UNIVERSITAS

GAYA BELAJAR DAN KEMAHIRAN PEMIKIRAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI PERINGKAT UNIVERSITAS GAYA BELAJAR DAN KEMAHIRAN PEMIKIRAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI PERINGKAT UNIVERSITAS Rully Putri Nirmala Puji, Abdul Razaq Ahmad Pujirully.edu@gmail.com Universitas Kebangsaan Malaysia ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer di era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBACA KEPRIBADIAN DENGAN METODE TES MBTI (Myer Briggs Type Indicator)

APLIKASI PEMBACA KEPRIBADIAN DENGAN METODE TES MBTI (Myer Briggs Type Indicator) APLIKASI PEMBACA KEPRIBADIAN DENGAN METODE TES MBTI (Myer Briggs Type Indicator) READER APPLICATION WITH PERSONALITY TEST METHODS MBTI (Myer Briggs Type Indicator) Oleh: Akhmad Rifai 12.1.03.02.0101 Dibimbig

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE MBTI

TERM OF REFERENCE MBTI TERM OF REFERENCE MBTI Test MBTI atau Myers Briggs Type Indicator, merupakan sebuah metode pengukuran berbentuk kuesioner yang digunakan untuk membaca kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 2.7 Pengujian T-Test Pada penelitian ini digunakan uji T untuk menentukan apakah hipotesis yang sudah ditentukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis diperlukan panduan daftar tabel t hitung

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Faktor Gaya Keputusan, Faktor Personal, Faktor Kognitif, Faktor Manajemen Entin Martiana, S.Kom, M.Kom pengertian Suatu keputusan diambil untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

KECEMASAN BERKOMPUTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN AKUNTANSI: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN, GENDER, IPK DAN PENGALAMAN BERKOMPUTER ABSTRAK

KECEMASAN BERKOMPUTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN AKUNTANSI: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN, GENDER, IPK DAN PENGALAMAN BERKOMPUTER ABSTRAK RIZKY DWIE SETYAWAN. 090462201300 KECEMASAN BERKOMPUTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN AKUNTANSI: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN, GENDER, IPK DAN PENGALAMAN BERKOMPUTER Fakultas Ekonomi 2014 ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA SEMINAR PENINGKATAN KOMPETENSI PSIKOLOGIS CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA Listya Istiningtyas, M.Psi, Psikolog Definisi kepribadian Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1,

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1, ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 221 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA Oleh : Mohamad Iksan NIS : 151095156 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

TINGKAT KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN PROYEK SISTEM INFORMASI DI INDONESIA

TINGKAT KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN PROYEK SISTEM INFORMASI DI INDONESIA TINGKAT KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN PROYEK SISTEM INFORMASI DI INDONESIA Rudi Dwi Apriyanto 1, Hanson Prihantoro Putro 2 Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Proses Backward Chaining 1.1.1. Perhitungan Tes MBTI Perhitungan tes MBTI ini untuk menentukan jumlah minimum ataupun maksimun dari hasil inputan dari pernyataan yang telah

Lebih terperinci

ANALISA KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN PENERAPAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT

ANALISA KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN PENERAPAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT ANALISA KORELASI ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DAN KINERJA TIM TERHADAP KESUKSESAN PENERAPAN AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003),

BAB I PENDAHULUAN. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika yang merupakan ilmu dasar dari perkembangan teknologi, memiliki peranan sangat besar bagi perkembangan disiplin ilmu yang lain. Selain itu, matematika juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393 Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR Dessy Larimbi dessylarimbi.0510230055@gmail.com

Lebih terperinci

MBTI. (Myer Briggs Type Indicator) Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator) e-book by : Nafis Mudrika, S.

MBTI. (Myer Briggs Type Indicator) Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator) e-book by : Nafis Mudrika, S. P a g e 1 MBTI (Myer Briggs Type Indicator) e-book by : Nafis Mudrika, S.Psi Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator) Membaca kepribadian adalah ilmu yang sangat menarik. Sebab

Lebih terperinci

2. Kebutuhan informasi mengenai aktivitas pengguna sistem informasi bisa diperinci lagi untuk bisa semakin mengetahui karakteristik pengguna sistem

2. Kebutuhan informasi mengenai aktivitas pengguna sistem informasi bisa diperinci lagi untuk bisa semakin mengetahui karakteristik pengguna sistem BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Telah berhasil dibangun data warehouse untuk melakukan monitoring aktivitas pengguna

Lebih terperinci

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013 ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

INDIVIDU. Chapter 13

INDIVIDU. Chapter 13 MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU Chapter 13 INTRODUCTION Salah satu faktor yang berpengaruhi besar terhadap keberhasilan persaingan dalam usaha adalah SDM. Untuk itu organisasi perlu mengelola SDM dengan optimal.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dasawarsa silam dalam sebuah tayangan sinetron berjudul Si Doel Anak Sekolah, yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari masyarakat Betawi, kita diperlihatikan

Lebih terperinci

UNDERSTANDING INDIVIDUALS PREFERENCES

UNDERSTANDING INDIVIDUALS PREFERENCES UNDERSTANDING INDIVIDUALS PREFERENCES Leadership Development Program-LIPI (LDP-LIPI) 1 st Phase : BUILDING HIGHLY EFFECTIVE R&D TEAM : EXPLORING AND SYNERGIZING INDIVIDUAL COMPETENCE AND ORGANIZATIONAL

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 Topik : KEPRIBADIAN & EMOSI KEPRIBADIAN Kombinasi cara-cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: RISKI NUGRAENI F 100100130 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan besar saat ini tidak sedikit yang membutuhkan tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk melayani pelanggan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada awalnya BINUS University merupakan lembaga pendidikan computer jangka pendek yang diberi nama Modern Computer Course yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing 2.1.1.1 Pengertian Auditing Auditing didefinisikan sebagai pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Analitik Matematis. yang terpadu, memahami prosesnya, cara kerja dan sistematikanya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Analitik Matematis. yang terpadu, memahami prosesnya, cara kerja dan sistematikanya. 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Analitik Matematis Menurut Sudjana (2010), analitik adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur yang jelas susunannya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PROPOSAL. Tes Kesehatan Mental Indonesia

PROPOSAL. Tes Kesehatan Mental Indonesia PROPOSAL Tes Kesehatan Mental Indonesia PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU No.23

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK, GENERAL ACCOUNTANT, DAN NON-AKUNTAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK, GENERAL ACCOUNTANT, DAN NON-AKUNTAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK, GENERAL ACCOUNTANT, DAN NON-AKUNTAN Aprilia Gunawan dan Retnaningtyas Widuri Program Akuntansi Pajak Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 33 A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW Suralaga tahun pelajaran 2013/2014. Alasan dipilihnya sekolah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 1 Lembang. Pemilihan SMA Negeri 1 Lembang karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang telah menerapkan kurikulum

Lebih terperinci

PROPOSAL. Tes Kesehatan Mental Indonesia Versi dewasa

PROPOSAL. Tes Kesehatan Mental Indonesia Versi dewasa PROPOSAL Tes Kesehatan Mental Indonesia Versi dewasa PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering dijumpai pada pada anak maupun remaja. 1 Berupa kondisi gangguan yang ditandai dengan dan kekhawatiran yang berlebihan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN Program Studi S1 Informatika, Fakultas Informatika Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 1, Bandung Jawa Barat degunk@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN Doni Efriza 1 * & Iswandi Idris 2 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634

Lebih terperinci

How to be a GREAT Supervisor

How to be a GREAT Supervisor 2 Days Service Leadership Workshop How to be a GREAT Supervisor Saatnya meningkatkan kemampuan manajerial Anda. Kuasai berbagai esensi manajemen yang akan menjadikan Anda sukses memimpin tim : Assertive

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TIGA DIMENSI BANGUNAN BARU PT. KREAVISI GRUP

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TIGA DIMENSI BANGUNAN BARU PT. KREAVISI GRUP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TIGA DIMENSI BANGUNAN BARU PT. KREAVISI GRUP Edwin Buyung Syarif 1, Retno Puspitasari 2 1,2 Multimedia Desain dan Grafis, Program Studi Manajemen Informatika, PKN LPKIA Jln.

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT

PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT Secara umum pekerjaan bidang IT dibagi menjadi empat kelompok, yaitu : Kelompok I, dibidang software yaitu : Sistem analisis, programmer, web designer dan web programer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh sangat membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi seperti komputer

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INVENTORI MBTI SEBAGAI ALTERNATIF INSTRUMEN PENGUKURAN TIPE KEPRIBADIAN Eko Susanto 1, Mudaim 2

PENGEMBANGAN INVENTORI MBTI SEBAGAI ALTERNATIF INSTRUMEN PENGUKURAN TIPE KEPRIBADIAN Eko Susanto 1, Mudaim 2 INDONESIAN Pengembangan JOURNAL Inventori OF EDUCATIONAL MBTI Sebagai COUNSELING Alternatif Instrumen Pengukuran Volume 1, No. 1, Januari 2017: Page Tipe 41-52 Kepribadian ISSN 2541-2779 (print) ISSN 2541-2787

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berpikir adalah kegiatan yang tidak mungkin untuk dihindari. Karena halhal sederhana yang akan dilakukan nantinya merupakan hasil dari proses pemikiran. Begitu juga

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.6. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi stress pada Manajer Proyek Konstruksi dan cara penanggulangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah Universitas Diponegoro

Artikel Ilmiah Universitas Diponegoro Efektifitas penggunaan game HOM (House of MBTI) sebagai alternatif alat tes kepribadian pada remaja Ayu Kurnia S, Ani Shofwatillah, Nurul Hidayat, Ibrahim Kholil Rahman, Ulil Albab Rabbani 1. Psikologi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi PENGARUH KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN DAN IPK TERHADAP KECEMASAN BERKOMPUTER MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE AKUNTANSI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus pada

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 23 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian pertama berisi permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini. Selain itu,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta)

PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta) PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta) Dyva Yulisda br Purba MC Ninik Sri Rejeki Program Studi

Lebih terperinci

KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI 1. Syaiful Ali. Fadila

KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI 1. Syaiful Ali. Fadila KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI 1 Syaiful Ali Fadila Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole BAB II LANDASAN TEORI A. Work-Family Conflict 1. Definisi Work-Family Conflict Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan pada

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan pada 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Identifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk perancangan SMK3 didapat berdasarkan analisis poinpoin PP RI no 50 Tahun 2012 yang belum terpenuhi pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah ancaman stres. Diuraikan dalam Harvey et al. (2012), dari beberapa

Lebih terperinci