Jakarta, Januari KONFERENSI PERS - MENTERI BUMN Paparan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jakarta, Januari KONFERENSI PERS - MENTERI BUMN Paparan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016"

Transkripsi

1 Jakarta, Januari 2016 KONFERENSI PERS - MENTERI BUMN Paparan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016 Jakarta, 19 Januari 2016

2 Daftar Isi A B C D E Profil & Kinerja Kontribusi terhadap Penyertaan Modal Negara (PMN) & Proyek Sinergi BUMN 1

3 Kita dipandu oleh Trisakti dan Nawacita TRISAKTI NAWACITA BERDAULAT Indonesia yang berdaulat secara politik MANDIRI Indonesia yang mandiri secara ekonomi Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. BERKEPRIBADIAN Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Meningkatkan produk tivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsabangsa Asia lainnya. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Melakukan revolusi karakter bangsa. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 2

4 Profil BUMN Portofolio BUMN yang tersebar di berbagai sektor industri memberi peluang sinergi BUMN sehingga dapat mendorong pembangunan terintegrasi dan mengakselerasi pembangunan proyek-proyek strategis nasional * Listed/Public SOEs Non Listed SOEs Special Purpose Entity (Perum) Total Number of SOEs Enterprises with minority govt ownership * PT Reasuransi Umum Indonesia (Persero) merger ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) sesuai risalah RUPS LB tanggal 15 Desember Pergudangan & Transportasi Informasi & Komunikasi Perhotelan Pengadaan Air Pertambangan & Penggalian Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Jasa Keuangan & Asuransi Konstruksi Listrik & Gas Pertanian, Kehutanan & Perikanan Real Estate Perdagangan Besar & Eceran Industri Pengolahan 2 3

5 Profil Kinerja BUMN Total aset BUMN tahun 2015 Rp5.395 T tumbuh 18% dibandingkan tahun Kenaikan aset termasuk berasal dari revaluasi aset tetap. Posisi Keuangan 10 BUMN dengan Aset Terbesar 2015 (Prognosa) P 2016B Aset Liabilitas Ekuitas Rp Triliun No BUMN No BUMN 1 PT PLN 6 PT Taspen 2 PT Bank Mandiri Tbk 7 PT Bank BTN Tbk 3 PT Bank BRI Tbk 8 PT Telkom Tbk 4 PT Pertamina 9 PT PGN Tbk 5 PT Bank BNI Tbk 10 PT Pupuk Indonesia * Data aset 2015 sudah memperhitungkan revaluasi. 4

6 Profil Kinerja BUMN Kondisi perekonomian yang kurang baik di 2015, menyebabkan pendapatan BUMN turun, namun demikian EBITDA secara konsisten mengalami kenaikan. 10 BUMN laba terbesar berkontribusi 80% terhadap total laba seluruh BUMN Pendapatan & Laba P 2016B Pendapatan EBITDA Laba Bersih Rp Triliun BUMN dengan Laba Terbesar 2015 (Prognosa) No BUMN No BUMN 1 PT Bank BRI Tbk 6 PT Bank BNI Tbk 2 PT Telkom Tbk 7 PT PGN Tbk 3 PT Pertamina 8 PT Pupuk Indonesia 4 PT Bank Mandiri Tbk 9 PT Semen Indonesia Tbk 5 PT PLN 10 PT Jasa Raharja 10 BUMN dengan EBITDA Terbesar 2015 (Prognosa) No BUMN No BUMN 1 PT Pertamina 6 PT BNI Tbk 2 PT PLN 7 PT Pupuk Indonesia 3 PT Telkom Tbk 8 PT Taspen 4 PT BRI Tbk 9 PT Semen Indonesia Tbk 5 PT Bank Mandiri Tbk 10 PT PGN Tbk * Data aset 2015 sudah memperhitungkan revaluasi. 5

7 Profil Kinerja BUMN Total kerugian turun dari Rp10,2 T BUMN menjadi Rp5,8 T dengan jumlah BUMN rugi dari 27 menjadi 18 BUMN. BUMN Rugi Jumlah BUMN Rugi Berdasar Sektor: P - 35 (5.871) (5.000) (10.210) (10.000) (15.000) 20 (32.664) 18 (20.000) 15 (25.000) 10 (30.000) 5 (35.000) 0 Jml Rugi (Rp M) Jml BUMN Rugi No Sektor P 1 Industri Pengolahan Transportasi & Pergudangan Pertanian, Kehutanan & Perikanan Informasi & Komunikasi Perdagangan Besar & Eceran Sektor Lainnya 5 3 Jumlah Jumlah pekerja BUMN tahun 2015 sebanyak orang, dan diperkirakan dari proyek yang dikerjakan akan terserap orang. 2015P 2016B Capex & Opex Jumlah SDM BUMN & Proyek Rp268,3T Rp871,3T Rp404,8T Rp1.018,4T Capex diperkirakan tumbuh 51% dan Opex diperkirakan tumbuh 17% 2015P 2016B orang orang Opex Capex Dari proyek yang dikerjakan oleh BUMN (bagian dari Capex), diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja langsung sebanyak orang 6

8 Kontribusi BUMN terhadap Total setoran pajak dan dividen BUMN tahun 2015 Rp202 atau 96% jika dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan kondisi perekonomian yang kurang kondusif yang menurunkan total penjualan dan laba. Akselerasi proyek-proyek strategis membutuhkan banyak pendanaan salah satunya memperkuat modal dengan tambahan PMN dan memperkecil dividend payout ratio. Setoran Pajak Setoran Dividen Rp Triliun P 2016B B Jumlah Setoran Pajak & Dividen Rp176 T Rp194 T Rp211 T Rp202 T Rp206 T P 2016B 7

9 Revaluasi Aset Tetap Sebagai implementasi Paket Kebijakan Ekonomi V, beberapa BUMN telah melakukan penilaian kembali aset tetap. Tahun 2015, sebanyak 43 BUMN melakukan revaluasi aset tetap dengan nilai buku Rp1.047 T dan setelah revaluasi menjadi Rp1.355 T. Pajak yang dibayarkan dari revaluasi Rp10,61 T. Diperkirakan tahun 2016, sebanyak 29 BUMN akan melakukan revaluasi dengan potensi pajak Rp8,48 T. Dasar Pengenaan Pajak Nilai Aktiva Tetap Hasil Penilaian Kembali Nilai Sisa Buku Fiskal Semula Rp1.047 T Rp1.355 T B 3% 43 BUMN dan 19 anak perusaan dengan total pajak Rp10,608 triliun 4%-6% Diperkirakan sebanyak 29 BUMN dengan potensi pajak sekitar Rp8,482 triliun Nilai Buku Nilai Wajar 8

10 Kontribusi BUMN Lainnya Realisasi penyaluran KUR selama 2015 Rp22,8 T untuk 1 juta debitur dan 2016 ditargetkan penyaluran Rp100 T untuk 5 juta debitur. Selain itu, BUMN juga mengemban tugas pemerintah untuk menjalankan fungsi pelayanan umum. Realisasi Penyaluran KUR 2015P Target penyaluran Rp30 T Suku bunga 12% Alokasi subsidi bunga Rp. 895 M Realisasi per 31 Desember 2015 Rp 22,8 T Jumlah debitur debitur Sektor usaha : Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, Perdagangan dan lain-lan 2016B Target penyaluran Rp100 T Suku bunga 9% Alokasi Subsidi Bunga TA 2016 Rp10,5 T Target jumlah debitur sebanyak 5 juta Sektor usaha : Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, Perdagangan dan Jasa-jasa Public Service Obligation Rp Miliar No Jenis Layanan 2015P 2016B 1 LPG , ,9 2 Listrik , ,4 3 Pupuk , ,2 4 Benih 324, ,8 5 Raskin , ,8 6 Transportasi 2.823, ,1 7 Pemberitaan 127,7 138,1 8 Pos (KPCLK) 338,5 341,6 9 Subsidi Bunga KUR 895, ,0 BUMN 24,4% 9

11 Kapitalisasi Pasar BUMN Listed Sampai dengan Desember 2015, jumlah BUMN Listed sebanyak 20 perusahaan (4% dari populasi), namun demikian kapitalisasi pasarnya mencapai hampir 25%. Nilai kapitalisasi pasar BUMN, 30 Desember 2015 Non BUMN 75,6% BUMN 24,4% Pada akhir 2015, terdapat 20 perusahaan BUMN yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari 501 perusahaan listed atau 4% dari populasi. Nilai kapitalisasi pasar BUMN listed pada periode tersebut telah mencapai Rp1.189 triliun atau berkontribusi sebesar 24,4% dari total kapitalisasi pasar di BEI 10 Emiten dengan Nilai kapitalisasi Pasar Terbesar: No Kode Nama Perusahaan Nilai 1 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 437,36 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 324,63 3 TLKM Telkom Indonesia (Persero) Tbk 312,98 4 UNVR Unilever Indonesia Tbk 282,31 5 BBRI BRI (Persero) Tbk 279,03 6 ASII Astra International Tbk 242,90 7 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 213,67 8 GGRM Gudang Garam Tbk 105,82 9 BBNI BNI (Persero) Tbk 92,13 10 INTP Indocement T.P. Tbk 82,18 Terdapat 4 BUMN yang masuk 10 emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar yaitu Telkom (3), BRI (5), Bank Mandiri (7), dan BNI (9). 10

12 Penyaluran PKBL Realisasi PK 2015 Rp1,47 T untuk mitra binaan (MB), pada tahun 2016 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp2,32 T untuk mitra binaan. Sementara penyaluran BL sebesar Rp0,82 T diperkirakan meningkat menjadi Rp1,59 T. Program Kemitraan Prog 2015 RKA 2016 Prog 2015 RKA 2016 Rp 1,47 Triliun MB Rp 2,32 Triliun MB BUMN Hadir untuk Negeri Siswa Mengenal Nusantara Program Pertukaran pelajar antar daerah untuk menanamkan rasa memiliki nusantara 34 Propinsi 68 BUMN 676 Siswa Program Bina Lingkungan Prog 2015 RKA 2016 Rp 816,98 Miliar Rp 1,59 Triliun Bantuan Laboratorium SMK Bedah Rumah Veteran BUMN memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana 536 laboratorium di 34 propinsi, total senilai Rp9,54 miliar Perbaikan 919 rumah milik Veteran di 34 propinsi senilai Rp33,8 miliar 11

13 Realisasi PMN 2015 Penyertaan Modal Negara (PMN) merupakan terobosan pendanaan untuk proyek strategis. Di tahun 2015, 36 BUMN disetujui menerima PMN dengan total sebesar Rp41,42 triliun, yang akan dimanfaatkan untuk pendanaan proyek senilai Rp271,76 triliun. Penerima PMN berdasarkan sektor: Rp Miliar No BUMN Nilai PMN No BUMN Nilai PMN 1 PT Hutama Karya 3.600,00 19 PT DKB 900,00 2 PT Waskita KaryaTbk 3.499,98 20 PT DPS 200,00 3 PT Adhi Karya Tbk 1.399,89 21 PT IKI 200,00 4 PT PAL Indonesia 1.500,00 22 PT Pindad 700,00 5 Perum Bulog 3.000,00 23 PT ASDP 1.000,00 6 PT Antam Tbk 3.494,82 24 PT Pelni 500,00 7 PT PPA 1.000,00 25 PT Djakarta Lloyd 350,00 8 PT Pertani 470,00 26 PT Askrindo 500,00 9 PT SHS 400,00 27 Perum Jamkrindo 500,00 10 PT Periknus 200,00 28 PT Angkasa Pura II 2.000,00 11 Perum Perindo 300,00 29 PTPN III 3.150,00 12 Perum Perumnas 1.000,00 30 PTPN VII 17,50 13 PT Garam 300,00 31 PTPN IX 100,00 14 PT PLN 5.000,00 32 PTPN X 97,50 15 PT PNM 1.000,00 33 PTPN XI 65,00 16 PT Pelindo IV 2.000,00 34 PTPN XII 70,00 17 PT PPI 250,00 35 PT KAI 2.000,00 18 PT DI 400,00 36 PT Bahana PUI 250,00 12

14 Proyek BUMN Mayoritas belanja modal BUMN difokuskan pada proyek infrastruktur untuk membantu program pemerintah. Total nilai proyek 2015 Rp795,99 T dengan serapan tenaga kerja langsung orang Total Nilai proyek BUMN (jangka waktu proyek 1-3 tahun) per akhir tahun 2015 Rp795,99 T dan realisasi sampai dengan akhir tahun sebesar Rp248,52 T Tenaga Kerja langsung yang terserap dari proyek-proyek BUMN tahun 2015 sebanyak orang Proyek Pabrik Amoniak-Kaltim Proyek Lain-lain 58,87 EP Migas 61,32 Jalan Tol 46,61 PLTU 34,34 Perkeretaapian 26,98 Proyek Jembatan Merah Putih - Ambon Kebandarudaraan 9,81 Kepelabuhanan 7,36 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Pembangunan PLTU Riau 13

15 Proyek BUMN GROUNG BREAKING 2016 Terdapat 62 proyek strategis yang dikerjakan oleh BUMN yang dijadwalkan groundbreaking tahun 2016 dengan total nilai proyek sebesar ± Rp 347,22 Triliun Proyek strategis yang akan selesai dan diresmikan tahun 2016 adalah sebanyak 73 proyek dengan total nilai sebesar ± Rp 109,65 Triliun Terminal 3 Utimate Bandara Soekarno Hatta Proyek HSR Jakarta-Bandung Jalan Tol Pejagan-Pemalang Seksi 1 Jateng 14

16 Proyek BUMN Pertahanan & Kemaritiman Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal Strategic Sealift Vessel Proyek Pesawat N219 15

17 Proyek BUMN Infrastruktur Proyek HSR Jakarta-Bandung Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Proyek Tol Pejagan-Pemalang Seksi I Proyek Wisma Atlet Kemayoran 16

18 Proyek BUMN Energi PLTU Parit Baru - Kalbar PLTU Kalteng PLTU Ketapang - Kalbar PLTU Teluk - Kaltim 17

19 Proyek BUMN Pangan Cold Storage Perum Bulog Gbr Ilustrasi Pabrik Amoniak Urea Pusri IIB - Pelambang Pabrik Amurea II - Gresik 18

20 Sinergi BUMN 1. Sinergi BUMN Membangun Ekonomi Daerah Terpadu BUMN bersinergi untuk merevitalisasi, menggerakkan, dan menghubungkan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dengan kawasan industri baru di Kuala Tanjung. Ketiadaan akses di 3 sektor vital yang selama ini menjadi kendala, mulai dibuka 2. Sinergi BUMN Pengembangan High Speed Railway 3. Sinergi BUMN dengan Pembentukan Holding BUMN Maritim PMN 19

21 TERIMA KASIH

Kementerian SHARING SESSION. Kinerja BUMN. Proyeksi Tahun 2012 BUMN

Kementerian SHARING SESSION. Kinerja BUMN. Proyeksi Tahun 2012 BUMN SHARING SESSION Kinerja Proyeksi Tahun 2012 KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN K 2008-2011 Disclaimer Data dalam paparan ini masih memungkinkan untuk mengalami perubahan mengingat belum semua telah menyampaikan

Lebih terperinci

Undangan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN

Undangan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN, JL. MEDAN MERDEKA SELATAN NO.13 JAKARTA 10110 TELEPON (021) 2311949, FAKSIMILE (021) 2311737, SITUS: www.bumn.go.id Nomor.

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 4 042100.S/HI.01/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 30 Nop 2012 21:28:04 Perihal Laporan Hasil Public Expose

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang bertujuan antara lain tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Lebih terperinci

MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor Sifat Hal MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA S- 01 /MBU/D6/1/2016 Segera/Penting 1 (satu) berkas Permintaan Penunjukan TIC (Team In Charge) Sinergi BUMN Jakarta,05 Januari 2016 Kepada Yth. Direktur

Lebih terperinci

Daftar BUMN Indonesia

Daftar BUMN Indonesia Perusahaan Jenis Sektor Perum Perhutani (Persero) Perum Kehutanan Perum Prasarana Perikanan Samudera Perum Perikanan PT Inhutani I (Persero) Perseroan Kehutanan PT Inhutani II (Persero) Perseroan Kehutanan

Lebih terperinci

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional, badan usaha milik negara (BUMN) diharapkan, antara lain, (1) memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL TAHUN 2007

SURAT EDARAN NOMOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL TAHUN 2007 SURAT EDARAN MOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL Yth. Direksi Pembina PKBL Di Tempat Sebagai pedoman dalam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

PT SANG HYANG SERI (PERSERO)

PT SANG HYANG SERI (PERSERO) Laporan Manajemen PT SANG HYANG SERI (PERSERO) TAHUN 2016 (1) KEPMEN Pendayagunaan BUMN Nomor: KEP-211/M-PBUMN/1999, Tentang Laporan Manajemen Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (2) Rencana Kerja dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH MELALUI E-FILING

SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH MELALUI E-FILING TELEPON (021) 2311618, FAKSIMILI (021) 2311618, SITUS www.bumn.gojd Yth. Para Direktur Utama BUMN (Daftar BUMN Terlampir) SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH

Lebih terperinci

: S /S.MBU/09/2014 : 1 (satu) : Segera : Evaluasi Implementasi Kriteria Penilaian Kinerj a Unggul (KPKU) Tahun 2014

: S /S.MBU/09/2014 : 1 (satu) : Segera : Evaluasi Implementasi Kriteria Penilaian Kinerj a Unggul (KPKU) Tahun 2014 GEDUNG KEMENTERIAN, LANTA1M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678, FAKSIMILI (021) 2311787, SITUS www.bumn.go.id mor Lampiran Sifat Hal : S- 2 7 2 /S.MBU/09/2014 : 1 (satu)

Lebih terperinci

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah) Tabel 1a 2004 dan -P 2004 Keterangan -P ( (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,8 20,3 1. Penerimaan Perpajakan 272.175,1

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : S-606/MBU/S/06/2018 Klasifikasi : Biasa Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Dukungan Sosialisasi Asian Games XVIII Tahun 2018 Jakarta, 5 Juni 2018 Yth. Direktur Utama BUMN (daftar terlampir) Di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015 Nomor 02 Bulan Pebruari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

AIPEG. Implikasi Aksesi TPP pada BUMN: Dampak Ekonomi dan Usulan Strategi Reformasi. Australia Indonesia Partnership for Economic Governance

AIPEG. Implikasi Aksesi TPP pada BUMN: Dampak Ekonomi dan Usulan Strategi Reformasi. Australia Indonesia Partnership for Economic Governance Australia Indonesia Partnership for Economic Governance Implikasi Aksesi TPP pada BUMN: Dampak Ekonomi dan Usulan Strategi Reformasi 22 November 2016 Dampak TPP terhadap BUMN: Benar atau Salah? TPP akan

Lebih terperinci

PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN)

PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN) PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN) LATAR BELAKANG Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Surplus penerimaan negara/daerah dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara/daerah

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

Karena Ikan tidak punya Passport

Karena Ikan tidak punya Passport KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Karena Ikan tidak punya Passport Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 26 January 2016 Ruang Hidup Bangsa Indonesia Wawasan Nusantara Perlu Langkah Fundamental

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN MASING-MASING DEPUTI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 100/MBU/06/2015 TENTANG PEMBAGIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN DEPUTI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Nomor 01 Bulan Januari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

Menimbang Stimulus APBN-P 2015

Menimbang Stimulus APBN-P 2015 Jakarta, 16 Februari 2015 Menimbang Stimulus APBN-P 2015 Alhamdulillah, akhirnya DPR pada Jumat pecan lalu mengesahkan Penyesuaian APBN tahun 2015. Pada umumnya kami menilai positif sebab realokasi dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI UNTUK INDONESIA POROS MARITIM DUNIA. Kerangka Rencana Strategis Perum Perindo

KONTRIBUSI UNTUK INDONESIA POROS MARITIM DUNIA. Kerangka Rencana Strategis Perum Perindo KONTRIBUSI UNTUK INDONESIA POROS MARITIM DUNIA Kerangka Rencana Strategis Perum Perindo 2016-2020 Laut adalah Masa Depan Peradaban 17.504 Pulau Negara Kepulauan 5,8 juta km2 Luas Wilayah 8500 spesies ikan

Lebih terperinci

2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, BUMN Mantapkan Posisi Sebagai Akselerator Proyek Strategis Nasional

2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, BUMN Mantapkan Posisi Sebagai Akselerator Proyek Strategis Nasional 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, BUMN Mantapkan Posisi Sebagai Akselerator Proyek Strategis Nasional Jakarta, 25 Oktober 2016 Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mencanangkan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM ANALISIS PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi Pada Saham Indeks LQ-45 di BEI Tahun 2011-2015) Nama : Amelia Pujaastuti Npm : 10212705 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019 GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019 Disampaikan Oleh : DR. HARI NUR CAHYA MURNI, M.Si Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tonggak perekonomiannya berada di beberapa sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan

Lebih terperinci

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah) Tabel 1a APBN 2004 dan 2004 Keterangan APBN (1) (2) (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,9 20,3 1. Penerimaan Perpajakan

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp.

BAB V PENUTUP. dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian dari pengolahan data dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kriteria 12 saham perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 194/MBU/09/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR: PER-06/MBU/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : -.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1989/1990...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1989/1990...... 3 Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara. Jika Perusahaan BUMN tersebut seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN (ICON) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015

PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN (ICON) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN (ICON) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015 Disampaikan pada acara Rakornas Pemberdayaan Koperasi dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015 PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015 Agenda Profil Perseroan Kinerja Operasional Perseroan Tahun 2015 Kinerja

Lebih terperinci

1. Penanaman pohon dilakukan secara serentak dimulai pada tanggal 1 Desember 2008 dan dilakukan selama bulan Desember 2008;

1. Penanaman pohon dilakukan secara serentak dimulai pada tanggal 1 Desember 2008 dan dilakukan selama bulan Desember 2008; Yth. Seluruh Direksi BUMN 13 November 2008 SURAT EDARAN NOMOR : SE- 18 /MBU/2008 Menindaklanjuti Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia, dengan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu peran pemerintah dalam ekonomi nasional adalah mendirikan BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi untuk mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

NAWA CITA -1 1. POLITIK LUAR NEGERI BEBAS- AKTIF 2. KAMNAS BERBASIS TRI MATRA TERPADU 3. IDENTITAS NEGARA MARITIM 1. MELINDUNGI HAK DAN KESELAMATAN WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI, KHUSUSNYA PEKERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA TELEPON (021) 29935678, FAKSIMIL1 (021) 29935742, SITUS www.bumn.go.id SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-30/S.MBU/12/2015 TENTANG PERUBAHAN PEMBAGIAN BUMN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

ROADMAP KEMENTERIAN BUMN HILIRISASI & KANDUNGAN LOKAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH TERPADU KEMANDIRIAN KEUANGAN & PENCIPTAAN NILAI SINERGI BUMN

ROADMAP KEMENTERIAN BUMN HILIRISASI & KANDUNGAN LOKAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH TERPADU KEMANDIRIAN KEUANGAN & PENCIPTAAN NILAI SINERGI BUMN ROADMAP KEMENTERIAN BUMN SINERGI BUMN HILIRISASI & KANDUNGAN LOKAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH TERPADU KEMANDIRIAN KEUANGAN & PENCIPTAAN NILAI 1 Bagian I : Mengapa? POTENSI INDONESIA TANTANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut 4 Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Pengenalan Saham Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEJ yaitu JASICA (Jakarta Stock Exchange

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Keberadaan badan usaha milik negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN diharapkan

Lebih terperinci

LKIP. Laporan Kinerja Kementerian BUMN Kedeputian Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan

LKIP. Laporan Kinerja Kementerian BUMN Kedeputian Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan LKIP 2017 Laporan Kinerja Kementerian BUMN Kedeputian Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan KATA PENGANTAR Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki program pembangunan yang mendukung infrastruktur nasional melalui Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011-2025

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha

Lebih terperinci

PT Lionmesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk PT Lionmesh Prima Tbk Public Expose Hotel JW Marriott, 06 Juni 2017 Daftar Isi Profil Perusahaan Tinjauan Ekonomi Kinerja Perusahaan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Prospek Usaha 2017 Target Usaha 2017 Pabrik

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03 No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 013000.S/HM.01.00/SPER/2013 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 01 Mar 2013 15:10:03 Perihal Keterbukaan Informasi Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9 AGENDA NAWACITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA Direktorat Jenderal Pajak 07 September 2013 Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta PAJAK SEBAGAI KEWAJIBAN BAGI WARGA NEGARA Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 Segala

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni

Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni JAKARTA, 25 Juli 2017 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus berkomitmen dalam memperluas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 15/S.MBU/04/2016 TENTANG PERUBAHAN PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN DEPUTI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia diprediksi akan semakin membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut perusahaan

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017

PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017 PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017 Agenda Profil Perseroan Kinerja Operasional Perseroan Tahun 2016 Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Gedung Kementerian BUMN Lantai 12, J1. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Telepon (021) 29935678, Faksimil (021) 29935775, Situs : www.bumn.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia adalah perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi

Lebih terperinci

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi SEMINAR EKONOMI INDONESIA MENUJU KRISIS? Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi ENNY SRI HARTATI Auditorium Kampus Kwik Kian Gie School of Business 21 Oktober 2015 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2017 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu mengharapkan pertumbuhan usaha yang baik bagi kelangsungan hidup usahanya dan sekaligus dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci