BAB III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai sumber. Data deret waktu (time series) meliputi data tahunan dari tahun 1995 sampai 2009 yang berasal antara lain dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), situs FAO, United Nations Commodity Trade Statistics Database (COMTRADE) dengan kode HS yang terdiri dari , , , , , , , , , IFS, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), Perikanan dan Kelautan dalam angka, Buletin Infofish, Bank Indonesia, dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu data uga dilengkapi dengan datadata pendukung lainnya seperti buku, artikel dan urnal diperoleh dari Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, perpustakaan BPS, dan situs-situs yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data dan Jenis data dapat dilihat dari Tabel 4. Tabel 4. Jenis dan Sumber data Penelitian Jenis Data Sumber Data 1. Nilai (US$) dan Volume Ekspor Ikan Tuna UN COMTRADE 2. Harga Internasional Ikan Tuna (US$/MT) Buletin INFOFISH 3. Harga Ikan tuna Indonesia di Pasar Jepang, UN COMTRADE Amerika Serikat dan Uni Eropa 4. Harga Udang dan ikan salmon UN COMTRADE 5. Jumlah Kapal Ikan tuna KKP RI 6. Jumlah Tenagakera sektor perikanan di BPS RI Indonesia 7. Nilai Tukar (Rp/US$, Yen/US$,Euro/US$) Bank Indonesia 8. Produksi Ikan Tuna Indonesia BPS RI 9. GNP IFS 10. Jumlah Penduduk Indonesia dan masing-masing negara pengimpor IFS

2 Alat Analisis Data Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan Three- Step Least Square untuk menghilangkan autokorelasi dan heterokedastisitas. Program yang digunakan adalah program Eviews dan Microsoft Excel 2007 untuk mengolah data dengan simultan equation model Spesifikasi Model Model merupakan suatu penelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem sehingga fenomena aktual dapat direpresentasikan oleh model untuk menelaskan, memprediksi dan mengontrolnya. Sementara itu model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari model alabar, yaitu suatu model stochastic yang mencakup satu atau lebih peubah acak (Inriligator,1978). Model ekonometrika merupakan gambaran dari hubungan masing-masing variabel penelas (explanatory variables) terhadap peubah endogen (dependen variables) khususnya yang menyangkut tanda dan besaran (magnitude and sign) dari penduga parameter sesuai dengan harapan teoritis secara apriori. Model yang baik haruslah memenuhi kriteria teori ekonomi (theoritically meaningful), kriteria statistika yang dilihat dari suatu deraat ketepatan (goodness of fit) yang dikenal dengan koefisien determinasi (R 2 ), nyata secara statistik (statistically significant), serta kriteria ekonometrika yang menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat seperti yang dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency dan efficiency (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika dibedakan atas persamaan tunggal dan persamaan simultan, persamaan tunggal adalah persamaan dimana peubah terikat dinyatakan sebagai sebuah fungsi dari satu atau lebih peubah bebas, sehingga hubungan sebab akibat antara peubah terikat dan peubah bebas merupakan hubungan satu arah. Sedangkan persamaan simultan adalah suatu persamaan yang membentuk suatu sistem persamaan yang menggambarkan ketergantungan diantara berbagai peubah dalam persamaan tersebut. Model ekonometrika yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah model persamaan simultan. Model persamaan simultan adalah suatu model ekonometrika terdiri dari beberapa persamaan yang perilaku variabel-variabelnya saling berkaitan dan ditentukan secara bersamaan. Persamaan simultan biasa

3 31 digunakan untuk pemodelan ekonomi dan bisnis, karena proses dan perilaku ekonomi dan bisnis tersebut dapat direpresentasikan dengan baik melalui beberapa persamaan simultan yang saling memiliki ketergantungan. Dalam model persamaan simultan, masing-masing persamaan menelaskan satu variabel yang ditentukan dalam model tersebut. Persamaan simultan terdiri atas dua enis persamaan yaitu 1) persamaan struktural, merupakan persamaan yang berupa suatu fungsi, terdiri dari variabel-variabel yang diambil berdasarkan teori ekonomi yang ada, dan 2) persamaan identitas, yaitu persamaan yang bukan merupakan fungsi, namun hanya persamaan yang terdiri dari penumlahan beberapa variabel. Variabel-variabel dalam persamaan identitas dapat berasal dari variabel dependen pada persamaan struktural, maupun variabel yang berasal dari luar persamaan struktural. Variabel yang digunakan dalam persamaan simultan dibedakan menadi beberapa enis. Variabel-variabel tersebut adalah 1) variabel endogen, yaitu variabel yang nilainya ditentukan dalam persamaan struktural dan 2) variabel predetermined yaitu variabel yang nilainya ditentukan terlebih dahulu. Variabel predetermined sendiri terbagi menadi dua, yaitu a) variabel eksogen, yaitu variabel yang nilainya sepenuhnya ditentukan dari luar model persamaan dan b) variabel lagged endogen yaitu variabel yang nilainya ditentukan di dalam sistem persamaan struktural, namun berdasarkan nilai yang telah lalu (Juanda, 2009). Pada penelitian ini akan dirumuskan model ekonometrika kinera perdagangan ikan tuna yang merupakan persamaan simultan yang terdiri dari beberapa persamaan struktural dan persamaan identitas. Persamaan struktural merupakan representasi dari peubah-peubah endogen dan peubah eksogen yang secara operasional menghasilkan tanda dan besaran nilai-nilai penduga parameter sesuai dengan harapan teoritis secara apriori. Model yang digunakan dalam penelitian ini mengambil model yang terbaik dari beberapa model permintaan ekspor yang dicoba. Dalam konteks perdagangan internasional, maka faktor nilai tukar (exchange rate) sangat berpengaruh, dengan variabel-variabel pendukung lain. Model yang digunakan mengacu pada model yang digunakan pada penelitian Candra F. Ananda dan fungsi permintaan Colman dan trevor Young (1989) dengan penyesuaian model

4 32 dengan melihat variabel-variabel yang ada karena terdapat adanya keterbatasan data yang menadi keterbatasan penelitian Fungsi Produksi Ikan tuna Indonesia Produksi ikan tuna di Indonesia berasal dari produksi hasil tangkapan di laut. Produksi ikan tuna Indonesia diduga dipengaruhi oleh suku bunga riil karena diasumsikan untuk melakukan penangkapan ikan tuna diperlukan investasi yang cukup besar dalam rangka penyediaan gudang pendingin demi menaga mutu dan kesegaran ikan tuna sebelum dikirim ke pasar, pengepakan barang, dan penyimpanan stok ikan tuna di kapal penangkap sebelum kapal didaratkan di pelabuhan sehingga diperlukan penanaman modal yang sangat berkaitan erat dengan tingkat suku bunga riil karena suku bunga riil yang tinggi akan membuat para investor enggan untuk menanamkan modalnya pada penangkapan ikan tuna dan cenderung menanamkan modalnya pada alur yang lebih menanikan seperti tabungan atau deposito. Selain itu, produksi ikan tuna Indonesia yang merupakan persamaan struktural diduga uga dipengaruhi oleh umlah kapal penangkap ikan tuna karena semakin banyak kapal yang beroperasi diasumsikan akan menaikkan hasil tangkapan ikan tuna Indonesia, demikian sebaliknya umlah kapal yang sedikit akan mengurangi hasil produksi ikan tuna Indonesia. Karena keterbatasan data yang ada, kapasitas kapal belum diperhitungkan dalam penelitian ini, dan sebagai pendekatan umlah kapal dipakai seluruh kapal yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan mengabaikan kapal-kapal ilegal yang tidak terdaftar namun melakukan kegitaan penangkapan di wilayah perairan Indonesia. Produksi ikan tuna Indonesia uga diduga dipengaruhi oleh Tenagakera yang terlibat pada proses penangkapan ikan tuna Indonesia, dan produksi ikan tuna tahun lalu yang diduga memengaruhi keputusan pihak yang melakukan penangkapan apakah akan melakukan penangkapan atau tidak. Semakin berkembangnya teknologi penangkapan uga akan meningkatkan produksi ikan tuna Indonesia variabel trend yang digunakan srbagai proxy perkembangan teknologi dianggap dapat mewakili peran tekhnologi pada proses produksi yang dalam hal ini penangkapan ikan tuna, dan kebiakan pemerintah diduga uga memengaruhi produksi ikan tuna Indonesia, sehingga kebiakan pemerintah

5 33 diadikan dummy variable dengan nilai 0 bila tidak ada kebiakan, dan nilai 1 bila ada kebiakan. Oleh karena itu persamaan produksi ikan tuna dapat dirumuskan sebagai berikut. QTt = a 0 +a 1 IR t +a 2 JK t +a 3 TK t + a 4 QT t-1 + a 5 T1t + a 6 KBJK...(1) QTt = produksi ikan tuna Indonesia (ton) a 0 a 1 - a 6 IR t JK t TK t QT t-1 T1 t KBJK = intersept = koefisien parameter = real interest rate = umlah kapal = tenagakera yang terlibat = produksi ikan tuna tahun lalu = tren waktu sebagai proxy pengembangan teknologi = kebiakan pemerintah; variabel dummy,0= tidak ada kebiakan 1= ada kebiakan Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah a 1 <0; dan a 2,a 3, a 4, a 5 >0; 0< a 6 < Permintaan domestik Permintaan domestik merupakan persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh: (1) harga ikan tuna domestik diduga berpengaruh negatif terhadap permintaan domestik ikan tuna, naiknya harga ikan tuna akan menyebabkan turunnya permintaan domestik dan sebaliknya turunnya harga ikan tuna akan meningkatkan permintaan domestik; (2) harga barang substitusi dalam hal ini didekati dengan harga udang, diduga naiknya harga barang substitusi akan menyebabkan beralihnya konsumsi protein ikan tuna menggantikan konsumsi protein dari udang, dan akan meningkatkan permintaan domestik ikan tuna; (3) GNP riil diduga berpengaruh positif terhadap permintaan ikan tuna domestik, kenaikan GNP diasumsikan akan meningkatkan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik; (4) Populasi diduga meningkatnya populasi akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik; (5) Trend sebagai

6 34 proxy untuk mengcover selera atau preference masyarakat dalam mengkonsumsi ikan tuna. Persamaan permintaan ikan tuna domestik dirumuskan sebagai berikut: Q D T t = b 0 +b1ptd t +b 2 PUDG t +b 3 GNP riilt +b 4 POP t +b 5 T2 t...(2) Q D T t = Permintaan ikan tuna domestik (ton) b 0 b 1 - b 5 PTD t PUDG t GNP riilt POP t T2 t = Intersept = Koefisien parameter = Harga ikan tuna domestik (rp/kg) = Harga udang (rp/kg) = Pendapatan Nasional Riil (trilyun) = Jumlah penduduk indonesia = Variabel trend, untuk mengcover preference atau selera. Tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah: b1<0 b 2, b 3, b 4, b 5 > Fungsi Ekspor Setelah menadi komitmen bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk menadikan ikan tuna Indonesia agar lebih diorentasikan untuk dipasarkan di domestik dalam rangka perbaikan gizi masyarakat Indonesia melalui konsumsi ikan, maka untuk fungsi permintaan ikan tuna Indonesia dalam penelitian ini merupakan residu antara produksi dengan permintaan domestik; secara matematis persamaan ekspor ikan tuna Indonesia dapat diturunkan sebagai persamaan identitas sebagai berikut: XT t = QT t Q D T t...(3) XT t = Ekspor Ikan tuna Indonesia pada tahun t QT t = Produksi Ikan tuna pada tahun t Q D Tt = permintaan Ikan tuna Domestik pada Tahun t Ekspor ikan tuna Indonesia merupakan total ekspor ikan tuna Indonesia ke tiga negara tuuan ekspor dengan permintaan ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa serta sisanya yang dirangkum menadi permintaan ekspor negara-negara lain (Rest of The World). Persamaan permintaan ekspor total merupakan persamaan identitas yang dirumuskan sebagai berikut:

7 35 XT t = XTAS t +XTJ t +XTUE t +XROW t....(4) XT t = Permintaan Ekspor Ikan tuna Total XTAS t = Permintaan Ekspor Ikan tuna Amerika Serikat XTJ t = Permintaan Ekspor Ikan tuna Jepang XTUE t = Permintaan Ekspor Ikan tuna Uni Eropa XROW t = Permintaan Ekspor Ikan tuna di Rest Of the World Permintaan ekspor masing-masing negara Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa akan saling bersubstitusi satu sama lain, sehingga dirumuskan dalam tiga persamaan struktural yang saling memengaruhi, yaitu permintaan ekspor dari Amerika Serikat, permintaan ekspor dari Jepang, dan permintaan ekspor ikan tuna dari Uni Eropa. Permintaan ekspor ikan tuna Indonesia dipengaruhi oleh variabel harga ikan tuna di negara tersebut, harga barang substitusi ikan tuna yang dalam penelitian ini diwakili oleh harga ikan salmon sebagai ikan yang seperti ikan tuna uga dapat dikonsumsi sebagai sashimi dan steak. Harga dari negara eksportir kompetitor yang diwakili oleh Thailand, nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara importir, GNP negara importir, Populasi, tarif impor yang diberlakukan negara importir tersebut, konsumsi ikan domestik negara importir, ada tidaknya kebiakan pemerintah negara importir dalam rangka pembatasan ekspor ikan tuna dari Indonesia, dan tren yang digunakan untuk melihat bagaimana kecenderungan impor dari negara importir tersebut. Persamaan permintaan ekspor merupakan persamaan struktural yang dirumuskan sebagai berikut: XTAS t =e 0 +e 1 PTAS t +e 2 Psalmon t +e 3 Pthai t +e 4 Erriil t +e 5 GNP t +e 6 POP t +e 7 TRF t + e 8 KONS t +e 9 KBJK t +e 10 TAS t...(5) XTUE t = f 0 +f 1 PTUE t +f 2 Psalmon t +f 3 Pthai t +f 4 Erriil t +f 5 GNP t +f 6 POP t +f 7 TRF t + f 8 KONS t +f 9 KBJK t +f 10 TUE t...(6) XTJ t dimana, = g 0 +g 1 PTJ t +g 2 Psalmon t +g 3 Pthai t +g 4 Erriil t +g 5 GNP t +g 6 POP t +g 7 TRF t +g 8 KONS t +g 9 KBJK t +g 10 TJ t...(7)

8 36 e 0, f 0, g 0 = Intersept e 1 -e 10, f 1 -f 10, g 1 -g 10 = Koefisien Parameter XTAS t = permintaan ekspor dari Amerika Serikat XTUE t = permintaan ekspor dari Uni Eropa XTJ t = permintaan ekspor dari Jepang PTAS t = harga Ikan tuna di Amerika Serikat PTUE t = harga Ikan tuna di Uni Eropa PTJ t = harga Ikan tuna di Jepang Psalmon t = harga ikan salmon sebagai substitusi ikan tuna Pthai t = harga eksportir kompetitor yaitu harga Thailand Erriil t = nilai tukar riil GNP t = gross national product negara importir POP t = populasi negara importir TRF t = tarif yang berlaku di negara importir KONS t = konsumsi ikan per kapita di negara importir TAS t, TUE t, TJ t, = trend untuk mengcover preference KBJK = kebiakan pemerintah; variabel dummy,0= tidak ada kebiakan 1= ada kebiakan Tanda dan besaran yang diharapkan adalah: e 1, f 1, g 1, e 4, f 4, g 4, e 7, f 7, g 7 <0 ; e 2, f 2, g 2, e 3, f 3, g 3, e 5, f 5, g 5, e 6, f 6, g 6, e 8, f 8, g 8, e 10, f 10, g 10 >0 ; 0< e 9, f 9, g 9 < Harga Ikan tuna Domestik Menurut Henderson and Quandt (1980), harga komoditas di pasar ditentukan oleh total penawaran dan permintaanya. Dengan demikian harga ikan tuna Indonesia dipengaruhi oleh penawaran ikan tuna domestik dan permintaan ikan tuna domestik dari sisi dalam negeri. Variabel lain yang memengaruhi harga domestik adalah produksi ikan tuna, harga ikan tuna dunia karena Indonesia adalah small country yang tidak dapat memengaruhi harga dunia, dummy krisis moneter yang memengaruhi kenaikan harga-harga komoditas termasuk harga ikan tuna dan harga ikan tuna tahun lalu. Persamaan harga domestik dapat dirumuskan sebagai berikut:

9 37 PTD = h 0 +h 1 QTt+h 2 PX (weightd)t +h 3 Q D T t... (8) h 0 h 1, h 2, h 3 PTD t QT t = intersept = koefisien parameter = harga ikan tuna domestik = produksi ikan tuna indonesia (ton) PX (weightd)t = harga ikan tuna dunia (merupakan harga ekspor weighted by volume impor) Q D T t = permintaan ikan tuna domestik Tanda dugaan parameter yang diharapkan : h 1 >0 h 2, h 3 <0, 0<h 4 < Identifikasi Model Sistem persamaan simultan tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode OLS (ordinary least square) yang biasa digunakan dalam persamaan tunggal, akan tetapi harus menggunakan metode ILS, 2SLS, maupun 3SLS berdasarkan hasil identifikasi persamaan. Hal tersebut berarti bahwa sebelum dilakukan pendugaan parameter model, maka harus dilakukan identifikasi terlebih dahulu pada persamaan struktural dalam model. Dengan demikian dapat diketahui apakah persamaan tersebut dapat teridentifikasi (identified) atau tidak. Jika teridentifikasi, apakah bersifat exactly identified atau over identified. Suatu model dikatakan teridentifikasi, ika dapat dinyatakan dalam bentuk statistik unik, yang menghasilkan estimasi parameter yang unik pula. Menurut Koutsoyianis (1977), suatu persamaan dapat dikatakan teridentifikasi apabila memenuhi order condition. Kondisi order didasarkan atas kaidah penghitungan variabel-variabel yang dimasukkan dan dikeluarkan dari suatu persamaan tertentu. Cara yang dilakukan mengui persamaan-persamaan struktural ini adalah dengan mengelompokkan terlebih dahulu persamaanpersamaan tersebut ke dalam umlah total persamaan struktural (total variabel endogen), umlah variabel dalam model (variabel endogen dan predetermined), dan umlah variabel dalam persamaan yang diidentifikasi. Menurut Koutsoyiannis

10 38 (1977), rumusan identifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition ditentukan oleh: (K-M) > (G-1) K= total peubah dalam model, yaitu peubah endogen dan peubah predetermined M= total peubah endogen dan eksogen yang termasuk dalam satu persamaan tertentu dalam model G= total persamaan dalam model, yaitu umlah peubah endogen dalam model. Jika dalam suatu persamaan dalam model menunukkan kondisi: (K-M) > (G-1) maka persamaan dinyatakan over identified (K-M) = (G-1) maka persamaan dinyatakan exactly identified (K-M) < (G-1) maka persamaan dinyatakan unidentified Hasil identifikasiuntuk setiap persamaan struktural haruslah exactly identified atau over identified untuk dapat menduga parameter-parameternya. Kendati suatu persamaan memenuhi order condition, mungkin saa persamaan ini tidak teridentifikasi. Karena itu dalam proses identikfikasi diperlukan suatu syarat perlu sekaligus cukup. Hal itu dituangkan dalam rank condition untuk identifikasi yang menyatakan bahwa dalam suatu persamaan disebut teridentifikasi ika dan hanya ika dimungkinkan membentuk minimal satu determinan bukan nol pada order (G-1) dari parameter struktural peubah yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut, atau dengan kata lain kondisi rank ditentukan oleh determinan turunan persamaan struktural yang nilainya tidak sama dengan nol (Koutsoyiannis, 1977). Dengan mengikuti prosedur identifikasi yang telah diuraikan di atas maka dari model perdagangan ikan tuna di Indonesia ini dapat diketahui bahwa umlah predetermined variables adalah 42, sedangkan umlah persamaan (G) adalah 8 yang terdiri dari 6 persamaan struktural dan 2 persamaan identitas sehingga K=42, M=10 dan G=8, maka K-M=42-10=32 dan G-1=8-1=7, maka (K-M)>(G-1). Oleh karena itu berdasarkan kriteria order condition maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara berlebih (over identified) sehingga dapat diduga parameterparameternya. Pendugaan terhadap model yang overidentified tersebut dapat

11 39 dilakukan dengan menggunakan metode 2SLS atau 3SLS. Model dalam penelitian ini menggunakan program Eviews metode 3SLS karena lebih efisien. Hal tersebut disebabkan metode 3SLS menggunakan seluruh informasi yang ada dalam model dan mengasumsikan adanya keterkaitan antar error dalam persamaan. Elastisitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon variabel endogen terhadap perubahan variabel eksogen dalam suatu angka waktu, baik angka pendek maupun angka panang. Untuk mengetahui seberapa respon variabel endogen akibat perubahan variabel eksogen pada angka pendek, maka digunakan elastisitas angka pendek. Elastisitas angka pendek dirumuskan sebagai berikut: E X = β... (25) Y keterangan: E = elastisitas angka pendek variabel- β = koefisien parameter variabel- X = rata-rata variabel eksogen- Y = rata-rata variabel endogen Elastisitas angka pendek menggambarkan berapa persen perubahan variabel endogen akibat dari perubahan variabel eksogen sebesar 1 persen. Sementara itu, untuk mengetahui seberapa besar respon perubahan variabel endogen akibat perubahan variabel eksogen dalam angak panang diigunakan elastistas angka panang. Elastisitas angka panang tersebut dirumuskan sebagai berikut: E p E = 1 β k... (26) E p = elastisitas angka panang variabel-

12 40 E = elastisitas angka pendek variabel- β = koefisien parameter variabel- Elastisitas angka panang menggambarkan berapa persen perubahan variabel endogen akibat perubahan variabel eksogen sebesar 1 persen yang teradi melalui multiplier effect (Pindyck dan Rubinfield, 1991) Validasi Model Simulasi alternatif kebiakan dapat dilakukan ika model valid dan memenuhi kriteria secara statistik, sehingga perlu dilakukan validasi model sebelum dilakukan simulasi. Validasi model bertuuan untuk menganalisis seauh mana model tersebut representatif terhadap kenyataannya. Dalam penelitian ini, kriteria statistik untuk validasi pendugaan yang digunakan adalah: (1) Koefisien determinasi, (2) U-Theil s Inequality Coefficient (Pindyck and Rubinfield,1991), dan (3) Root Mean Squares Percent Error (RMSPE). berikut: Statistik Root Mean Squares Percent Error (RMSPE) dirumuskan sebagai RMSPE = Statistik RMSE digunakan untuk mengukur seberapa auh nilai-nilai peubah endogen hasil pendugaan menyimpang dari alur-alur nilai aktualnya, atau seberapa dekat nilai dugaan itu mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Model dinyatakan valid apabila nilai RMSPE berada di bawah 100. Sedangkan statistik Koefisien Determinasi (R 2) dinyatakan valid apabila bernilai mendekati 1 (Pindyck dan Rubienfield, 1991). Statistik U-Theil s dirumuskan sebagai berikut: U =

13 41 n = nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi = nilai aktual variabel observasi = umlah periode observasi Nilai U-Theil s berkisar antara 0 dan 1 dengan kriteria bahwa semakin kecil nilai U-Theil s yang dihasilkan, maka semakin baik model tersebut. Nilai statistik U bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil (U) berkisar antara 1 dan 0. Jika U=0 maka pendugaan model sempurna, ika U=1 maka pendugaan model naif. Untuk melihat keeratan arah (slope) antara nilai aktual dengan yang disimulasi dilihat dari koefisien determinasinya (R 2 ). Pada dasarnya makin kecil nilai RMSE dan U-Theil s dan makin besar nilai R 2 maka pendugaan model makin baik. Kriteria untuk menentukan model terbaik adalah: 1. Tingkat signifikansi baik koefisien persamaan maupun persamaan secara keseluruhan; 2. Adanya autokorelasi Penguian adanya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan ui Durbin- Watson (Ui D) terhadap model. Adanya autokorelasi membuat model tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Menurut Tweeten (1992) masalah autokorelasi dalam suatu model ekonometrik tibul apabila nilai dari statistik Durbin-Watson berada dibawah 1,25 dan diatas 2, Konsistensi dari tanda koefisien regresi dengan koefisien harapan teoritis dan logika Simulasi Model Setelah model divalidasi dan memenuhi kriteria secara statistik, maka model tersebut dapat diadikan sebagai model dasar simulasi. Model yang didapatkan digunakan untuk mensimulasikan nilai-nilai dan keadaan di masa yang akan datang dari variabel tak bebas (dependent variable) atas dasar nilai-nilai variabel yang menelaskan (independent variables) yang telah diketahui atau diharapkan di masa yang akan datang. Menurut Sinaga (1997), simulasi adalah suatu pendekatan untuk mengetahui arah (sign) dan besar (size) perubahan dari suatu atau beberapa variabel endogen

14 42 (decision variabel) dengan melakukan perubahan satu atau beberapa variabel endogen. Oleh karena itu, simulasi model adalah suatu perubahan yang dilakukan di dalam model tanpa merubah sistem atau dunia nyata. Simulasi memiliki beberapa tuuan yaitu: (1) melakukan penguian dan evaluasi terhadap model, (2) mengevaluasi kebiakan pada masa lampau, (3) membuat peramalan pada masa datang. Analisis simulasi dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan faktorfaktor eksternal dan kebiakan terhadap variabel-variabel endogen. Sesuai dengan tuuan penelitian, simulasi yang akan digunakan adalah simulasi historis (ex-post simulation) Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan terbesar di Asia pada tahun Langkah utama yang digulirkan adalah membangun minapolitan di 11 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan). Di dalamnya ada program penambahan kapal penangkap ikan berbobot 30 ton ke atas pada Kapal ini akan dimiliki oleh koperasi atau kelompok nelayan. Dampak kebiakan pemerintah tersebut dapat dilihat dengan mensimulasikan kenaikan kapal penangkap sebesar 25 persen yaitu 1000 kapal. Kenaikan kapal penangkap sangat relevan untuk disimulasikan pengaruhnya bagi perubahan produksi ikan tuna Indonesia, serta pengaruhnya bagi permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di pasar internasional. 2. Suku bunga investasi sebagai salah satu faktor yang memengaruhi produksi ikan tuna Indonesia merupakan salah satu instrumen kebiakan yang dapat dilakukan atau dikendalikan oleh pemerintah Indonesia. Rata-rata pertumbuhan suku bunga investasi selama kurun waktu penelitian adalah sebesar 2,5 persen dengan pertumbuhan yang positif. Besarnya suku bunga sangat menentukan iklim investasi, tidak terkecuali dalam investasi di bidang usaha penangkapan dan ekspor ikan tuna Indonesia. Maka sangat relevan bila disimulasikan pengaruh penurunan suku bunga investasi sebesar 2,5 persen untuk melihat dampaknya bagi produksi ikan tuna Indonesia, serta

15 43 pengaruhnya bagi kinera permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di pasar internasional. 3. Jepang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia baik dalam ekspor maupun dalam impor. Hubungan bilateral dalam bidang ekonomi antar kedua negara diperkuat dengan adanya Indonesia Jepang Economic Partnership Agreement yang mulai dirintis seak tahun Dampak kerasama dengan Jepang yang akan menghapus tarif impor ikan tuna segar Indonesia menadi 0 persen akan meningkatkan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia dari negara tersebut. Maka disimulasikan dampak penghapusan tarif impor ikan tuna Indonesia oleh pemerintah Jepang. Hasil pembicaraan bilateral pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menghasilkan kesepakatan akan adanya penurunan tarif impor ikan tuna Indonesia, dan wacana penghapusan tarif impor ikan tuna dari Indonesia. Meskipun kebiakan ini masih merupakan wacana positif, namun cukup relevan untuk menadi bahan pertimbangan apakah pelaku usaha ikan tuna Indonesia siap menghadapi harga yang akan semakin murah di Jepang karena pembebasan tarif, dan akibat yang akan muncul karena penghapusan tarif tersebut. 4. Dampak penurunan harga ikan tuna Indonesia dari negara Amerika Serikat sebesar 10 persen. Akibat teradinya krisis yang berkepanangan di Amerika Serikat, maka akan menurunkan pengeluaran konsumsi masyarakatnya yang secara langsung uga akan memengaruhi penurunan permintaan terhadap ekspor ikan tuna Indonesia, yang akan menurunkan harga ikan tuna Indonesia di Amerika Serikat. Maka sangat relevan bila disimulasikan penurunan harga impor ikan tuna sebesar 10 persen di negara Amerika Serikat untuk melihat dampaknya pada ekspor ikan tuna Indonesia, untuk menadi pertimbangan agar pelaku usaha ikan tuna Indonesia siap menghadapi harga yang akan semakin murah di Amerika Serikat, dan akibat yang muncul karena penurunan harga tersebut.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pendugaan Model Model persamaan simultan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ikan tuna Indonesia di pasar internasional terdiri dari enam persamaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pool data 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah selama periode 1995-2005. Data sekunder yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Perumusan Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia Model merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari fenomena yang terjadi. Dengan penyederhanaan itu,

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 55 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka, teori-teori ekonomi makro, dan kerangka logika yang digunakan, terdapat saling keterkaitan antara komponen perekonomian makro

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Dirjen Perimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahunan dengan rentang waktu penelitian dari tahun 1980 sampai 2008. Data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER P R O S I D I N G 186 DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER Novi Haryati, Soetriono, Anik Suwandari Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta dan Kementrian Keuangan. Data yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS

IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS 4.1. Spesifikasi Model Model merupakan suatu penjelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika adalah suatu

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI Oleh : IPA ROMIKA J2E004230 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series

IV. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series 35 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series tahunan dengan rentang waktu dari tahun 1990 sampai 2010. Data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Model dan Data yang Digunakan Model yang digunakan dalam studi penelitian ini mengacu pada sejumlah literatur dan sebuah penelitian yang dilakukan sebelumnya

Lebih terperinci

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN seperti tertuang pada beberapa peraturan pemerintah yaitu Keppres No 117 tahun 1999 tentang prosedur permohonan PMDM dan PMA, Permen KP No 50 tahun 2011 tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi

Lebih terperinci

Model Persamaan Simultan

Model Persamaan Simultan Model Persamaan Simultan Dalam peristiwa ekonomi seringkali ditemukan bahwa beberapa variabel saling mempengaruhi. Contoh : Pendapatan akan mempengaruhi konsumsi, artinya jika pendapatan naik maka diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Oleh: Ainul Fatwa Khoiruroh (1310100096) Pembimbing: Dr. Setiawan, M.S. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEBIJAKAN

VII. ANALISIS KEBIJAKAN VII. ANALISIS KEBIJAKAN 179 Secara teoritis tujuan dari suatu simulasi kebijakan adalah untuk menganalisis dampak dari berbagai alternatif kebijakan dengan jalan mengubah dari salah satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN. Oleh: M. Rondhi, Ph.D

PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN. Oleh: M. Rondhi, Ph.D PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN Oleh: M. Rondhi, Ph.D Standar Kompetensi Kompetensi dasar Metode Pembelajaran : Mahasiswa dapat menganalisis model simultan : 1. Mahasiswa menjelaskan contoh perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN

ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN 1. PEMBUATAN MODEL Persamaan simultan merupakan persamaan yang terdiri dari lebih dari satu persamaan, dimana salah satunya merupakann persamaan identitas, sedangkan persamaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan 1 Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Ainul Fatwa Khoiruroh, Setiawan Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar riil dan tingkat suku bunga riil terhadap Indeks Harga Saham

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ada di dunia nyata (Intriligator, 1980). Selanjutnya Labys (1973) menjelaskan

METODE PENELITIAN. ada di dunia nyata (Intriligator, 1980). Selanjutnya Labys (1973) menjelaskan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Perumusan Model Model dapat diartikan sebagai suatu penjelasan dari fenomena nyata sebagai suatu sistem atau proses yang sistematis (Koutsoyiannis, 1977). Suatu model merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi tidak hanya bersifat satu arah namun bersifat saling mempengaruhi. Dalam bahasa ekonometrika

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0 12' - 8 lintang selatan dan 116 48' - 122 36' bujur timur. Luas wilayahnya 62 482.54 km². Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil yang tercantum pada Tabel 6.1. Koefisien determinan (R 2 ) sebesar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret

Lebih terperinci

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN. Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN. Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis simulasi beberapa alternatif kebijakan dengan tujuan untuk mengevaluasi perkembangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dampak kebijakan moneter terhadap kinerja sektor riil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dampak kebijakan moneter terhadap kinerja sektor riil III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dampak kebijakan moneter terhadap kinerja sektor riil mencakup wilayah Indonesia dengan basis analisis pada masing-masing sektor yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan Sebagai negara yang menganut sisitem perekonomian terbuka maka sudah barang tentu pertumbuhan ekonominya

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-200 Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Ainul Fatwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siti Nurhayati Basuki, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siti Nurhayati Basuki, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonometrika merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menggunakan alat analisis matematika dan statistika dalam menganalisis masalah ekonomi secara kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) 3.1 Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan adalah suatu model yang memiliki lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Dalam model

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Data Penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan jumlah sampel perusahaan sebanyak 60 perusahaan yang secara konsisren terhadap di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 52-58 PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB Soemartini Statistika FMIPA UNPAD Email: tine_soemartini@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi BAB III METODOLOGI A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang digunakan yaitu kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi yaitu IPIyang dapat digunakan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Bogor (nasabah Bank Rakyat Indonesia dijadikan sebagai responden).

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan berupa data time series periode 1988-2008 sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Selain

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI 6.1. Pengujian Asumsi-Asumsi Klasik Regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

Lebih terperinci

2. Satu atau Iebih variabel bebas (X): yang menjelaskan. 3. Hubungan sebab akibat hanya satu arah: dan X ke Y Tidak ada feedback

2. Satu atau Iebih variabel bebas (X): yang menjelaskan. 3. Hubungan sebab akibat hanya satu arah: dan X ke Y Tidak ada feedback MODEL PERSAMAAN SIMULTAN Model SATU Persamaan Karakteristik : 1. Satu variabel terikat (Y): yang dijelaskan 2. Satu atau Iebih variabel bebas (X): yang menjelaskan 3. Hubungan sebab akibat hanya satu arah:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD Oleh : Miftakhuddin 1 dan Abdul Kohar Mudzakir 2 1).Lembaga hukom adat laot/panglima laot aceh, Jl. T.Nyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 2001-2010. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek yang digunakan yaitu laporan tingkat suku bunga simpanan, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi yang terdapat

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND ISBN : 9786023610020 ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND Arya Fendha Ibnu Shina 1, Setiawan 2 Mahasiswa Jurusan Statistika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penelitian ini membahas pencapaian target makroekonomi melalui jalur-jalur

Penelitian ini membahas pencapaian target makroekonomi melalui jalur-jalur 101 BAB IV KONSTRUKSI MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS 4.1. Model Makroekonometrika Mekanisme Transmisi Moneter Perekonomian Indonesia Penelitian ini membahas pencapaian target makroekonomi melalui jalur-jalur

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

PENGARUH BEA KELUAR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH TERHADAP HARGA MINYAK GORENG DANDY DHARMAWAN

PENGARUH BEA KELUAR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH TERHADAP HARGA MINYAK GORENG DANDY DHARMAWAN PENGARUH BEA KELUAR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH TERHADAP HARGA MINYAK GORENG DANDY DHARMAWAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 66 VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Model ekonometrika perdagangan bawang merah dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci