ANALISIS SPASIAL DATA PANEL PADA RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA JAWA BARAT DENGAN MATRIKS Queen Contiguity DAN AKSES JALAN ASTRI FITRIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SPASIAL DATA PANEL PADA RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA JAWA BARAT DENGAN MATRIKS Queen Contiguity DAN AKSES JALAN ASTRI FITRIANI"

Transkripsi

1 i ANALISIS SPASIAL DATA PANEL PADA RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA JAWA BARAT DENGAN MATRIKS Queen Contiguity DAN AKSES JALAN ASTRI FITRIANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ii RINGKASAN ASTRI FITRIANI. Analisis Spasial Data Panel pada Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Jawa Barat dengan Matriks Queen Contiguity dan Akses Jalan. Dibimbing oleh YENNI ANGRAINI dan ASEP SAEFUDDIN. Rata-rata pengeluaran per kapita merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan penduduk pada suatu wilayah. Pola pengeluaran penduduk Jawa Barat sangat dipengaruhi oleh waktu dan lingkungan sosialnya sehingga ada indikasi pengaruh kebergantungan antar wilayah. Guna menangkap dinamika pengeluaran per kapita Jawa Barat, digunakan data deret waktu pada periode Analisis statistika yang digunakan adalah analisis kebergantungan spasial data panel dengan pendekatan matriks queen contiguity dan akses jalan. Model data panel yang terpilih adalah model data panel dengan pengaruh tetap. Pengaruh kebergantungan spasial, berpengaruh nyata pada model galat spasial (SEM) untuk matriks queen contiguity dan untuk matriks akses jalan berpengaruh nyata pada model autoregresi spasial (SAR) dan galat spasial (SEM). Perbedaan signifikansi dari kedua matriks ini disebabkan karena jenis hubungan kebertetanggaan yang digunakan. Model yang tepat adalah model galat spasial (SEM) dengan matriks akses jalan. Pemilihan model terbaik didasarkan pada nilai AIC dan SIC yang dihasilkan yaitu sebesar dan serta asumsi kehomogenan ragam dan keacakan sisaan. Model terbaik yang dihasilkan adalah model galat spasial (SEM) pada data panel pengaruh tetap dengan matriks hubungan akses jalan. Kata kunci : analisis data panel spasial, rata-rata pengeluaran per kapita, queen contiguity

3 iii ANALISIS SPASIAL DATA PANEL PADA RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA JAWA BARAT DENGAN MATRIKS Queen Contiguity DAN AKSES JALAN ASTRI FITRIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 iv Judul : Analisis Spasial Data Panel pada Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Jawa Barat dengan Matriks Queen Contiguity dan Akses Jalan Nama : Astri Fitriani NRP : G Disetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Yenni Angraini, S.Si, M.Si Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc NIP NIP Diketahui : Ketua Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si NIP Tanggal Lulus :

5 v PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Analisis Spasial Data Panel pada Rata- Rata Pengeluaran per Kapita Jawa Barat dengan Matriks Queen Contiguity dan Akses Jalan. Karya ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika di Depertemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini, terutama kepada : 1. Ibu Yenni Angraini, S.Si, M.Si dan bapak Dr.Ir.Asep Saefuddin, M.Sc atas masukan, bimbingan, serta pengajarannya selama penulisan karya ilmiah ini. 2. Ibu Dr.Ir.Anik Djuraidah, MS selaku dosen penguji luar yang sudah memberikan banyak masukan kepada penulis. 3. Bapa Bambang, Ibu Samsiyah, ade Mita Safitri yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, do a, dan semua bentuk dukungan kepada penulis. 4. Umi Nur C, Gusti Andhika, Lia Ratih K D atas persahabatannya selama ini. Arni Nurwida, Rafika Nur, Neri P A, Adam, atas segala bentuk semangat yang diberikan. Deviyantini atas saran dan segala masukannya kepada penulis. 5. Yulia dan Nur Hikmah teman satu bimbingan, atas diskusi dan bantuan tentang skripsi kita. 6. Teman-teman P.100, Hanik, Opi, Atim, Nurul, Indah, ka Juning, Woro, Ani dan adik-adik lainnya atas kebersamaanya selama ini. 7. Teman-teman statistika 45 atas semangat dan kebersamaanya selama menjadi mahasiswa statistika, semoga kebersamaan kita tetap terjaga. 8. Serta semua pihak atas segala do a, bantuan dan semua bentuk dukungan kepada penulis dalam pengerjaan karya ilmiah ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Bogor, Desember 2012 Astri Fitriani

6 vi RIWAYAT HIDUP ASTRI FITRIANI, lahir di Sukabumi pada tanggal 27 November Anak pertama dari pasangan Bambang Samsi Alamsyah dan Samsiyah. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Pintukisi 1 Kota Sukabumi, dan lulus tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kota Sukabumi sampai tahun Tahun 2005 penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Sukabumi dan lulus tahun Pada tahun yang sama penulis kemudian mendapatkan kesempatan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor dengan mayor Statistika dan minor Ekonomi Pertanian melalui jalur USMI. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Pada tahun pertama penulis aktif di kegiatan sosial Bina Desa BEM KM Gemilang IPB periode Tahun kedua, penulis aktif di organisasi Serambi Ruhiyah Mahasiswa FMIPA (SERUM G) selama dua periode kepengurusan. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Komputasi Statistika. Penulis melakukan praktik lapang pada bulan Februari-April 2012 di Pusat Data dan Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementrian Pertanian RI tepatnya di Sub Bidang Data Non Komoditas.

7 vii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Data Panel... 1 Model Gabungan... 1 Model Pengaruh Tetap... 1 Model Pengaruh Acak... 2 Uji Chow... 2 Uji Hausman... 2 Analisis Spasial Data Panel... 2 Model Autoregresi Spasial... 3 Model Galat Spasial... 3 Matriks Pembobot Spasial... 3 Uji Pengganda Lagrange... 3 Kriteria Kebaikan Model... 4 METODOLOGI... 4 Data... 4 Metode... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 5 Eksplorasi Data... 5 Analisis Data Panel... 6 Uji Chow... 6 Uji Hausman... 6 Analisis Spasial Data Panel... 6 Matriks Pembobot... 6 Uji Pengganda Lagrange... 7 Model Spasial Data Panel Pada Matriks queen contiguity... 7 Model Spasial Data Panel Pada Matriks akses jalan... 7 Perbandingan Pendekatan Matriks... 9 Kelemahan Analisis... 9 SIMPULAN DAN SARAN... 9 Simpulan... 9 Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 11

8 viii DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Plot sisaan dan peluang normal Grafik rata-rata pengeluaran penduduk kota kabupaten di Provinsi Jawa Barat Plot tebaran antara sisaaan dengan nilai dugaan model SEM Plot sisaan dengan peluang normal Plot tebaran antara sisaaan dengan nilai dugaan model SEM Plot sisaan dengan peluang normal Plot tebaran antara sisaaan dengan nilai dugaan model SAR Plot sisaan dengan peluang normal... 9 DAFTAR TABEL Halaman 1. Hasil pendugaan model gabungan Hasil pendugaan model pengaruh tetap Hasil pendugaan model pengaruh acak Hasil Uji pengganda Lagrange dengan pendekatan matriks queen contiguity Hasil Uji pengganda Lagrange dengan pendekatan matriks akses jalan Pendugaan parameter model galat spasial panel Pendugaan parameter model galat spasial panel Pendugaan parameter model autoregresi spasial panel Perbandingan kedua pendekatan matriks... 9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Pendugaan model pengaruh gabungan Pendugaan model pengaruh tetap Pendugaan model pengaruh acak Matriks pembobot queen contiguity Matriks normalisasi pembobot queen contiguity Matriks pembobot akses jalan Matriks normalisasi pembobot akses jalan Peta Jawa Barat Peta Jawa Barat dengan akses jalan... 19

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan manusia adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat selalu identik dengan indikator indikator pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator ekonomi yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah rata-rata pengeluaran penduduk per kapita. Kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tentunya berbeda di setiap daerah. Kebijakan otonomi daerah diatur dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa setiap daerah memiliki kekuasaan untuk melakukan kebijakan sesuai kondisi masing-masing. Salah satu daerah otonom dengan persentase penduduk terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat. Kepadatan penduduk di Jawa Barat mencapai 1406 Km 2 dengan laju pertumbuhan mencapai 1,73% untuk tahun Jawa Barat sebagai provinsi dengan persentase penduduk terbesar memerlukan banyak informasi dalam menata ulang kehidupan sosial maupun ekonomi, termasuk salah satunya mengenai rata-rata pengeluaran per kapita penduduk. Pengeluaran per kapita memperlihatkan perkembangan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan gaya hidup dan perilaku sebagian besar masyarakat. Pentingnya memahami perilaku pengeluaran penduduk, tidak terlepas dari pemahaman akan faktor-faktor pembentuknya. Pengeluaran penduduk per kapita dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor demografi, serta faktor non ekonomi. Menurut Rifai dan Lisna (2009), faktor-faktor tersebut meliputi Produk Domestik Bruto (PDRB), IPM, inflasi, serta ekspektasi masa depan. Hubungan antara jumlah pengeluaran per kapita penduduk antar wilayah amatan kota kabupaten di Jawa Barat secara spasial dapat menggunakan analisis spasial. Dinamika perubahan rata-rata pengeluaran penduduk per kapita dapat terlihat menggunakan data deret waktu. Analisis statistika yang tepat untuk menggambarkan data deret waktu pada beberapa peubah penjelas dengan pengaruh spasial adalah analisis spasial data panel. Analisis ini mengandung data lintas individu yang diamati secara berkala pada periode waktu tertentu dengan pengaruh wilayah. Model ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih informatif mengenai tingkat kesejahteraan penduduk di Kota Kabupaten Jawa Barat ditinjau melalui aspek rata-rata pengeluaran penduduk. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh kebergantungan spasial pada pengeluaran per kapita penduduk di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan dua pendekatan matriks yaitu queen contiguity dan akses jalan. TINJAUAN PUSTAKA Data Panel Data panel merupakan gabungan dari data deret waktu dan lintas individu, dengan N jumlah amatan terhadap banyak unit amatan yang diamati secara berulang ulang selama beberapa kurun waktu. Data deret waktu dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan jarak waktu pengamatan yang sama terhadap satu unit amatan, sedangkan data lintas individu dikumpulkan terhadap satu atau beberapa jumlah amatan pada satu waktu tertentu (Gujarati 2004). Model umum regresi data panel adalah, y it = α + x it β + u it (1) keterangan i=1,,n adalah individu amatan, t=1,...,t adalah waktu, β adalah vektor koefisien peubah penjelas (K 1), x it adalah vektor pengamatan ke-i pada waktu ke-t pada K peubah penjelas, K adalah jumlah peubah penjelas. Pada umumnya data panel mengaplikasikan model komponen galat satu arah, u it = μ i + v it (2) keterangan μ i adalah pengaruh khusus individu yang tidak teramati, dan v it sisaan lintas individu dan lintas waktu (Baltagi 2005). Model Gabungan Model gabungan adalah model dengan koefisien regresi yang konstan. Intersep dan slope yang sama untuk seluruh unit individu. Model ini menggunakan pendugaan parameter Metode Kuadrat Terkecil (MKT) (Gujarati 2004). Model Pengaruh Tetap Model pengaruh tetap adalah pendekatan khusus pada ukuran contoh yang sudah

10 2 ditentukan sehingga hanya fokus pada N individu saja. Pengaruh individu yang tidak teramati μ i diasumsikan tetap. Metode yang digunakan adalah metode within-groups. Metode ini mengurangkan persamaan (3) dengan rata-ratanya persamaan terhadap waktu (4). y it = α + x it β + μ i + v it (3) y i. = α + x i. β + μ i. + v i. (4) maka, y it y i. = (x it x i. )β + (v it v i.) (5) setelah itu dilakukan pendugaan parameter pada persamaan regresi dengan y it adalah peubah respon hasil selisih dan x it adalah peubah bebas hasil selisih. y it = α + x it β + v it (6) Pendugaan parameter β menggunakan MKT (Dougherty 2006). Model Pengaruh Acak Model pengaruh acak digunakan ketika individu amatan mengikuti kaidah pengacakan dari sejumlah populasi yang besar, sehingga pengaruh pada setiap individu bersifat acak (Baltagi 2005). Pengaruh individu yang tidak teramati μ i diasumsikan μ i ~bsi(0,ζ 2 μ). Pendugaan parameter MKT pada model ini menghasilkan penduga yang berbias, sehingga digunakan metode pendugaan parameter dengan Metode Kuadrat Umum (MKU) (Gujarati 2004). y it = y it 1 θ 1 T T t=1 y it (7) x it = x it 1 θ 1 x T t=1 it (8) 0 θ 2 = σ 2 1 (9) Tσ 2 μ +σ 2 Jika masih tetap menggunakan penduga MKT, maka y it dan x it ditransformasi terlebih dahulu menjadi y it dan x it. Jika nilai θ 2 berada diantara nilai nol dan satu, maka model pengaruh acak yang digunakan (Elhorst 2009). Uji Chow Uji Chow digunakan untuk menguji signifikansi antara model pengaruh tetap dengan model gabungan. Hipotesis yang digunakan adalah, H : N (tidak ada pengaruh 1 individu) H 1 : minimal ada satu i 0 individu) Statistik uji yang digunakan adalah, T (ada pengaruh F 0 = (JKG gabungan JKG tetap )/(N 1) JKG tetap /(NT N K) (10) Keterangan, N adalah jumlah amatan, K adalah jumlah peubah penjelas. Kriteria penolakan H 0, jika F 0 > F N-1, N(T-1)-K (Baltagi 2005). Uji Hausman Uji signifikansi antara model pengaruh tetap dengan model pengaruh acak menggunakan uji Hausman. Hipotesis yang mendasari uji ini adalah H 0 : model mengikuti pengaruh acak H 1 : model mengikuti pengaruh tetap Statistik uji hausman adalah, m 1 = q 1 var q 1 1 q 1 (11) Keterangan, q 1 = β acak β tetap (12) β tetap = β acak q 1 (13) karena cov β acak, q 1 = 0 maka β acak dan q 1 saling bebas, var β tetap = var β acak + var q 1 (14) didapat nilai var q 1 = var β tetap var β acak (15) Statistik uji ini menyebar khi kuadrat dengan derajat bebas k (jumlah peubah penjelas dalam model), m 1 adalah nilai dari statistik uji hausman, q 1 (12) adalah vektor selisih dari koefisien pengaruh acak dengan koefisien pengaruh tetap, β acak adalah vektor koefisien peubah penjelas pengaruh acak, β tetap adalah vektor koefisien peubah penjelas pengaruh tetap. Kriteria penolakan H 0 adalah jika 2 m 1 > χ (k,α) (Baltagi 2005). Secara implisit dapat digambarkan bahwa penetapan model pengaruh tetap atau model pengaruh acak dapat terlihat dari proses pemilihan unit amatan. Jika unit amatan yang terpilih berdasarkan kaidah pengacakan, maka model cenderung mengikuti model pengaruh acak, namun jika pengambilan berdasarkan N jumlah amatan yang ditetapkan, model yang didapat cenderung model pengaruh tetap. Analisis Spasial Data Panel Model spasial data panel adalah model yang menangkap interaksi spasial diantara unit-unit spasial dalam waktu. Model regresi linear yang didalamnya terdapat interaksi kebergantungan spasial antar unit akan memiliki peubah spasial lag pada peubah respon atau peubah spasial proses pada galat yang biasa disebut dengan model autoregresi spasial (SAR) dan model galat spasial (SEM) (Elhorst 2009).l Autoregresi Spasial

11 3 Model Autoregresi Spasial Model autoregresi spasial (SAR) dinyatakan sebagai berikut y it = δ N j =1 w ij y jt + x it β + μ i + ε it (16) Keterangan, δ adalah koefisien autoregresi spasial, w ij adalah elemen matriks pembobot yang telah dinormalisasi, y it adalah peubah respon saat i dan t, ε it adalah galat pada amatan ke-i waktu ke-j yang menyebar bebas, stokastik, identik, x it adalah vektor (1,K) dari peubah penjelas, β adalah vektor koefisien (K,1) dari K peubah penjelas. K adalah jumlah peubah penjelas. Model ini menggunakan metode pendugaan parameter Penduga Kemungkinan Maksimum (Elhorst 2009). Model Galat Spasial Model galat spasial (SEM) dinyatakan sebagai berikut, y it = x it β + μ i + φ it (17) φ it = ρ N j =1 w ij φ it + ε it,i j (18) Keterangan φ it adalah bentuk sisaan dari autokorelasi spasial, ρ adalah koefisien autokorelasi spasial. Model ini menggunakan metode pendugaan parameter Penduga Kemungkinan Maksimum (Elhorst 2009). Matriks Pembobot Spasial Matriks pembobot spasial adalah alat dalam memodelkan hubungan antar wilayah, sebelum membuat matriks pembobot spasial perlu disusun matriks kebertetanggaan spasial terlebih dahulu. Matriks kebertetanggaan spasial dapat diilustrasikan sebagai berikut. c 11 c in c ij = c n1 c nn Keterangan, n adalah jumlah wilayah, c ij menunjukan ukuran kebertetanggaan antar wilayah i dengan j. Konsep matriks pembobot yang digunakan adalah hubungan dengan persinggungan antar sudut dan antar sisi (queen contiguity). Matriks ini hanya memperbolehkan tetangga yang bersebelahan untuk saling mempengaruhi (LeSage 1999). c ij = 1, jika i bersebelahan dengan j 0, jika i dan j tidak bersebelahan Nilai c ij adalah ukuran persinggungan antar wilayah, yang ditunjukan dengan angka 1 dan 0. Bobot satu digunakan untuk daerah yang berhubungan, bobot nol lainnya. Jumlah setiap baris atau kolom menunjukan banyaknya hubungan kebertetanggaan yang dimiliki. Pembentukan matriks pembobot spasial dapat dibangun dengan berbagai cara. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam Getis dan Arthur (2004) diantaranya adalah kebertetanggaan spasial, jarak invers, panjang perbatasan, bandwith sebagai jarak tetangga terdekat, n tetangga terdekat, dan lainnya. Pada penelitian Susianto (2005) mengenai tingkat konsumsi BBM di Jawa Tengah, penentuan matriks dengan akses jalan yang didasarkan pada matriks queen contiguity memberikan nilai autokorelasi lebih tinggi dan lebih merepresentasikan keadaan wilayahnya. Matriks pembobot akses jalan adalah matriks queen contiguity dengan syarat ada atau tidaknya akses jalan yang menghubungkan. Penentuan matriks pembobot pada setiap kasus berbeda-beda, karena tidak ada panduan khusus dalam menentukan matriks pembobot. Matriks pembobot spasial W didapat dari hasil normalisasi baris pada matriks c ij. w ij = c i N i=1 c i (19) Keterangan, w ij adalah elemen dari matriks pembobot spasial W. Normalisasi dapat dilakukan pada baris maupun kolom. Normalisasi yang digunakan adalah normalisasi baris, dengan membagi setiap elemen matriks pembobot yang bersinggungan dengan jumlahnya berdasarkan baris. Jumlah untuk setiap baris menjadi satu. Uji Pengganda Lagrange Uji selanjutnya untuk menduga pengaruh spasial yang terdapat dalam data menggunakan uji pengganda lagrange. Model pengaruh spasial yang diuji adalah model autoregresi spasial dan model galat spasial. Hipotesis yang digunakan untuk model autoregresi spasial H 0 : δ= 0 (tidak ada kebergantungan autoregresi spasial) H 1 : δ 0 (ada kebergantungan autoregresi spasial) Hipotesis yang digunakan untuk model galat spasial H 0 : ρ = 0 (tidak ada kebergantungan galat spasial) H 1 : ρ 0 (ada kebergantungan galat spasial) Statistik uji yang digunakan,

12 4 LM δ = LM ρ = [(e Wy)/((e e)/nt)]2 D [(e We)/((e e)/nt)]2 T w T (20) (21) dengan N adalah jumlah amatan, W adalah matriks pembobot yang telah di normalisasi, e menyatakan vektor sisaan dari model data panel. D dan T w dinyatakan sebagai, D = WXβ I X X X 1 X WXβ σ 2 + T w T (22) T w = tr W W + WW (23) penduga β dan σ 2 didapat dari model data panel, I adalah matriks identitas, simbol tr menandakan teras dari matriks, T menunjukan waktu. Kriteria penolakan H 0, jika statistik LM lebih besar dari χ 2 (k) dengan K banyaknya peubah spasial, atau nilai-p<α (Anselin 2009). Kriteria Kebaikan Model Kriteria kebaikan model menggunakan Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz Information Crterion (SIC). Tujuan dari AIC dan SIC adalah meminimalisir nilai dari jumlah kuadrat galat. Kriteria penentuan model terbaik dapat dilihat untuk nilai AIC dan SIC terkecil. AIC = log RSS n SIC = log RSS n + 2k n (24) + k log n (25) n Keterangan, RSS adalah jumlah kuadrat galat, k adalah jumlah parameter, n adalah jumlah amatan (Gujarati 2004). METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Jawa Barat dalam angka pada BPS (2005), BPS (2006), BPS (2007), BPS (2008), dan BPS (2009), serta dari Survei Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA) Jawa Barat. Ketersediaan publikasi data pengeluaran penduduk per kapita per kota kabupaten Jawa Barat hanya sampai tahun 2008, sedangkan sebelum tahun 2004 belum terjadi pemekaran kota kabupaten sehingga untuk menjaga kesetimbangan data digunakan tahun Objek amatan yang digunakan adalah kota dan kabupaten Jawa Barat. Peubah respon yang digunakan adalah rata-rata pengeluaran penduduk per kapita per tahun kota kabupaten di Jawa Barat (Juta Rupiah). Peubah bebas untuk jumlah pengeluaran per kapita terdiri dari, 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita harga konstan kota kabupaten Jawa Barat (Juta Rupiah) 2. Kemampuan daya beli (Rupiah) 3. Jumlah penduduk (Juta Jiwa) 4. Persentase jumlah angkatan kerja (%) Pada Rifai dan Lisna (2009) PDRB per kapita mempengaruhi jumlah pengeluaran per kapita penduduk. Aspek ekonomi lain yang memperngaruhi adalah kemampuan daya beli masyarakat. Aspek demografi, yaitu jumlah penduduk berpengaruh terhadap pengeluaran per kapita, semakin banyak penduduk maka akan meningkatkan potensi pasar domestik dan meningkatkan jumlah tanggungan. Kenaikan jumlah angkatan kerja dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, sehingga akan menambah jumlah pengeluaran per kapita terutama terhadap barang non makanan. Metode Tahapan pelaksanaan analisis data panel spasial meliputi : 1. Eksplorasi data untuk melihat karakteristik dari data. 2. Pemodelan data panel. a. Pendugaan parameter model gabungan, model pengaruh tetap dan model pengaruh acak. b. Uji signifikansi Chow. Jika keputusan tidak tolak H 0, maka model yang dipilih adalah model gabungan dan lanjut ke langkah 3. Jika keputusan tolak H 0, maka model terpilih adalah model pengaruh tetap dan dilanjutkan ke langkah 2c. c. Uji signifikansi Hausman untuk menentukan model pengaruh acak atau model pengaruh tetap yang digunakan. 3. Penentuan matriks pembobot spasial berdasarkan queen contiguity dan akses jalan serta melakukan normalisasi baris untuk mendapatkan matriks (W). 4. Penentuan model kebergantungan spasial dengan menggunakan uji Pengganda Lagrange. 5. Pendugaan parameter pada model panel spasial yang terpilih dengan menggunakan Metode Penduga Kemungkinan Maksimum. 6. Kebaikan model dengan AIC dan SIC.

13 Percent 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Rata-rata pengeluaran penduduk per kapita di Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kota dan kabupaten dengan rata-rata pengeluaran penduduk per kapita paling tinggi terdapat pada Kota Bogor, Kota Depok menempati urutan kedua, Kota Bekasi menempati urutan ketiga dan Kota Bandung menempati urutan keempat. Berdasarkan hasil plot (Gambar 2), terlihat ada beberapa kota dan kabupaten yang berkelompok. Kelompok pertama terdiri dari Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon dan Kota Sukabumi. Terdapat empat kota besar di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Bandung merupakan ibukota provinsi, Kota Bogor, Depok, dan Bekasi termasuk wilayah JABODETABEK sehingga akses terhadap ibukota Jakarta lebih mudah dan secara tidak langsung meningkatkan rata-rata pengeluaran per kapita penduduk wilayah sekitarnya. Kelompok kedua lebih banyak didominasi oleh kabupaten, diantaranya adalah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung dan lainnya. Tingkat pengeluaran per kapita di Kabupaten Purwakarta, Subang dan Bandung memiliki pola yang hampir sama, hal ini juga dibuktikan dengan hubungan kedekatan pada ketiga wilayah tersebut. Data yang digunakan untuk analisis ditransformasi terlebih dahulu. Transformasi dilakukan untuk memenuhi asumsi kenormalan model data panel pada data awal. 99, , sisaan tetap Gambar 1 Plot sisaan dan peluang normal Nilai-p untuk uji Kolmogorov Smirnov pada data awal sebesar 0.01 menunjukan kesimpulan bahwa data tidak menyebar normal. Perlu dilakukan transformasi pada data, salah satunya adalah dengan transformasi logaritma natural. Seluruh peubah bebas ditransformasi, sehingga untuk setiap peubah bebas X1 (logaritma natural dari PDRB), X2 (logaritma natural dari dayabeli), X3 Mean StDev N KS P-Value (logaritma natural dari jumlah penduduk), dan X4 (logaritma natural dari persentase angkatan kerja). Rata-rata Pengeluaran per kapita (Juta Rupiah) Kab. Bogor Kab. Cianjur Kab. Garut Kab. Ciamis Kab. Cirebon Kab. Sumedang Kab. Subang Kab. Karawang Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Cimahi Kota Banjar Tahun Kab. Sukabumi Kab. Bandung Kab. Tasikmalaya Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Indramayu Kab. Purwakarta Kab. Bekasi Kota Sukabumi Kota Cirebon Kota Depok Kota Tasiklamaya Gambar 2 Grafik rata-rata pengeluaran penduduk kota kabupaten di Provinsi Jawa Barat Hasil (Gambar 2) menunjukan kelompok kota kabupaten dengan rata-rata pengeluaran penduduk per kapita hampir sama, dipengaruhi oleh hubungan kedekatan antar wilayah. Hubungan ini mendasari asumsi awal bahwa rata-rata pengeluaran per kapita penduduk pada suatu wilayah selain dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh hubungan kedekatan antar wilayah. Seperti yang dikemukakan oleh James Duesenberry mengenai teori konsumsi dengan pendapatan relatif Pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya (tetangganya). Asumsi awal tersebut, mengindikasikan hubungan kebergantungan spasial antar wilayah pada kasus rata-rata pengeluaran per kapita penduduk di Jawa Barat.

14 6 Analisis Data Panel Sebelum melakukan analisis, data yang digunakan disusun berdasarkan unit wilayah amatan terlebih dahulu kemudian unit deret waktu. Langkah pertama adalah melakukan pendugaan terhadap model gabungan dengan memasukan seluruh peubah penjelas ke dalam model. Tabel 1 Hasil pendugaan model gabungan Peubah Koefisien Nilai-p C * X * X * X X * R R 2 terkoreksi *nyata pada α=0.10 Tabel 2 Hasil pendugaan model pengaruh tetap Peubah Koefisien Nilai-p C * X * X * X * X * R R 2 terkoreksi *nyata pada α=0.10 Tabel 3 Hasil pendugaan model pengaruh acak Peubah Koefisien Nilai-p C * X * X * X3-1.68E X R R 2 terkoreksi *nyata pada α=0.10 Hasil pendugaan dengan model gabungan (Tabel 1) berpengaruh nyata untuk peubah bebas X1, X2, dan X4. Peubah X3 tidak berpengaruh. Model pengaruh tetap (Tabel 2) menghasilkan nilai-p yang nyata untuk seluruh peubah bebas, sedangkan pada model pengaruh acak (Tabel 3) peubah X3 dan X4 tidak berpengaruh. Hasil lengkap terdapat di lampiran 1, 2, 3. Uji Chow Uji ini dilakukan untuk menentukan pemilihan model antara model gabungan dan tetap. Hipotesis (H 0 ) pada uji ini adalah tidak ada pengaruh individu (model pengaruh gabungan) dan hipotesis tandingannya (H 1 ) adalah ada pengaruh individu (model pengaruh tetap). Nilai F hit =12.176> F tabel =1.191, atau nilai-p=0.000, keputusan yang diambil adalah tolak H 0. Cukup bukti untuk mengatakan model sementara mengikuti model pengaruh tetap pada α=0.10, sehingga dilakukan uji selanjutnya yaitu uji Hausman. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk melihat apakah pengaruh individu yang didapatkan dalam model memiliki pengaruh tetap atau acak. Hipotesis dalam uji ini adalah (H 0 ) model mengikuti model pengaruh acak dan hipotesis tandingannya (H 1 ) adalah model mengikuti model pengaruh tetap. Hasil uji Hausman menunjukan nilai χ 2 hit=59.87> χ 2 (4) = 7.78 atau nilai-p=0.000, sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa model akhir yang terpilih adalah model pengaruh tetap. Analisis Spasial Data Panel Matriks Pembobot Langkah pertama dalam menentukan pengaruh spasial pada model adalah menentukan matriks pembobot. Jenis matriks pembobot yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks queen contiguity dan hubungan akses jalan. Wilayah yang memiliki jumlah kebertetanggan pada matriks queen contiguity paling banyak adalah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Majalengka, dengan tujuh jumlah kebertetanggaan. Wilayah dengan jumlah kebertetanggan paling sedikit terdapat pada Kota Bogor, Kota Sukabumi dan Kota Cirebon dengan satu jumlah kebertetanggaan. Kotakota tersebut berada di dalam wilayah kabupaten, sehingga hanya bertetangga dengan wilayah kabupatennya saja. Pada matriks dengan akses jalan memperlihatkan hubungan yang berbeda. Penggunaan matriks ini memungkinkan penambahan hubungan atau pengurangan jumlah hubungan pada wilayah-wilayah berdasarkan akses jalan. Contohnya Kota Bogor yang semula hanya berhubungan dengan Kabupaten Bogor, menambah hubungan dengan Kota Depok. Contoh lain pada kabupaten Purwakarta dan Cianjur yang letaknya berdekatan, namun kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh adanya waduk, sehingga tidak ada akses jalan langsung yang menghubungkan kedua kota tersebut.

15 Percent res Setelah dilakukan pembobotan pada masing-masing wilayah, maka dilakukan normalisasi pada matriks pembobot. Bentuk normalisasi yang digunakan adalah normalisasi baris (row normalization). Metode ini dilakukan dengan membagi setiap elemen pada matriks dengan jumlah pembobot berdasarkan baris. Uji Pengganda Lagrange Setelah dilakukan pemodelan data panel, dilanjutkan dengan menguji pengaruh spasial dengan uji pengganda lagrange pada kedua pendekatan matriks yang telah dinormalisasi. Hasil uji LM untuk pendekatan matriks queen contiguity (Tabel 4) menunjukan nilai-p pada model galat spasial (SEM) signifikan pada α=0.10. Model spasial yang terpilih adalah model galat spasial. Tabel 6 Pendugaan parameter model galat spasial panel Peubah koefisien nilai-p ρ * X X * X * X *nyata pada α=0.10 Pemeriksaan asumsi pada model spasial data panel meliputi asumsi kehomogenan ragam, keacakan sisaan, dan kenormalan sisaan. 1. Kehomogenan ragam dan Keacakan Sisaan Kehomogenan ragam dan pola keacakan sisaan dilihat dari plot antara nilai dugaan peubah respon dengan nilai sisaan. Tabel 4 Hasil Uji pengganda Lagrange dengan pendekatan matriks queen contiguity Uji LM Nilai Khi- Kuadrat nilai-p LM SAR LM SEM * *nyata pada α=0.10 Tabel 5 Hasil Uji pengganda Lagrange dengan pendekatan matriks akses jalan Uji LM Nilai Khi- Kuadrat nilai-p LM SAR * LM SEM * *nyata pada α=0.10 Uji LM untuk pendekatan matriks akses jalan (Tabel 5) menunjukan nilai-p pada model galat spasial (SEM) dan model autoregresi spasial (SAR) nyata pada α=0.10. Model Data Panel Spasial dengan Matriks queen contiguity Model data panel yang terpilih adalah model data panel dengan pengaruh tetap, serta model spasial yang terpilih adalah model galat spasial. Model galat spasial panel (Tabel 6) berpengaruh nyata pada peubah X2, X3 dan pada koefisien pengaruh galat spasial. Peubah X1, dan X4 tidak berpengaruh pada α=0.10. y it = X1 it X2 it X3 it X4 it + μ i + φ it φ it = N j =1 w ij φ it + ε it, i j sisaan y Gambar 3 Plot tebaran antara sisaaan dengan nilai dugaan model SEM Plot menunjukan pola sisaan acak dan homogen, namun terpisah menjadi dua kelompok, sehingga asumsi ini terlanggar. 2. Kenormalan Sisaan Plot pada nilai sisaan dari model terhadap peluang normal menunjukan pola mendekati bentuk linier. 99, ,1-0,50 Gambar ,25 0,00 0,25 sisaan queen SEM 0,50 Plot sisaan dengan peluang normal Model Data Panel Spasial dengan Matriks Akses Jalan Model data panel yang terpilih adalah model data panel dengan pengaruh tetap, serta model spasial yang terpilih adalah model galat spasial dan model autoregresi spasial. Model Mean -4,00000E-11 StDev 0,1598 N 125 KS 0,114 P-Value <0,010

16 Percent res res galat spasial panel pada pendekatan matriks akses jalan (Tabel 7) berpengaruh nyata pada peubah X2, X3, X4 dan pada koefisien pengaruh galat spasial. Peubah X3 tidak berpengaruh pada α=0.10. Tabel 7 Pendugaan parameter model galat spasial panel Peubah koefisien nilai-p ρ * X X * X * X * *nyata pada α=0.10 y it = X1 it X2 it X3 it X4 it + μ i + φ it sisaan φ it = N j =1 w ij φ it + ε it, i j Pemeriksaan asumsi pada model spasial data panel meliputi asumsi kehomogenan ragam, keacakan sisaan, dan kenormalan sisaan. 1. Kehomogenan ragam dan Keacakan sisaan Kehomogenan ragam dan pola keacakan sisaan dilihat dari plot antara nilai dugaan peubah respon dengan nilai sisaan. Plot pada nilai sisaan dari model terhadap peluang normal menunjukan pola mendekati bentuk linier. Tabel 8 Pendugaan parameter model autoregresi spasial panel Peubah koefisien nilai-p δ * X * X * X * X * *nyata pada α=0.10 y it = N j =1 w ij y jt X1 it X2 it X3 it X4 it + μ i + ε it Model autoregresi spasial panel pada pendekatan matriks akses jalan (Tabel 8) berpengaruh nyata pada peubah X1, X2, X3, X4 dan pada koefisien pengaruh galat spasial pada α=0.10. Pemeriksaan asumsi pada model spasial data panel meliputi asumsi kehomogenan ragam, keacakan sisaan, dan kenormalan sisaan. 1. Kehomogenan ragam dan Keacakan sisaan Kehomogenan ragam dan keacakan sisaan dapat dilihat dari plot antara nilai dugaan dengan nilai sisaan y Gambar 5 Plot tebaran antara sisaaan denga nilai dugaan model SEM Plot menunjukan pola sisaan acak dan homogen, namun terpisah menjadi dua kelompok, sehingga asumsi ini terlanggar. 2. Kenormalan Sisaan 99, ,1-0,50-0,25 0,00 0,25 sisaan akses jalan SEM 0,50 Gambar 6 Plot sisaan dengan peluang normal Me StD N KS P-V sisaan Gambar 7 Plot tebaran antara sisaaan dengan nilai dugaan model SAR Plot pada model menunjukan pola sisaan yang menyerupai corong, artinya ragam sisaaan pada model SAR tidak homogen dan tidak acak karena pola dari model masih terdapat dalam sisaan. 2. Kenormalan Sisaan Plot pada nilai sisaan dari model terhadap peluang normal menunjukan pola mendekati bentuk linier. y

17 Percent 9 99, ,1-0,3-0,2-0,1 0,0 0,1 sisaan akses jalan SAR Gambar 8 Plot sisaan dengan peluang normal Perbandingan Pendekatan Matriks queen contiguity dan Akses Jalan Pendekatan kedua jenis matriks pembobot menghasilkan jumlah hubungan kebertetanggaan yang berbeda. Perubahan hubungan pada beberapa wilayah ini dipengaruhi oleh matriks pembobot, terutama pada hasil normalisasi. Normalisasi menunjukan jumlah hubungan yang terbentuk pada masing-masing wilayah. Tabel 9 Perbandingan kedua pendekatan matriks queen contiguity SEM Akses Jalan SEM Akses Jalan SAR Peubah AIC SIC Pendekatan dengan matriks akses jalan pada model SAR lebih banyak menghasilkan jumlah peubah yang nyata dengan nilai AIC dan SIC lebih kecil, namun pola tebaran antara sisaan dengan nilai dugaan peubah respon menghasilkan pola menyerupai corong sehingga semakin tinggi nilai dugaan peubah respon maka semakin tinggi pula sisaannya. Hal ini akan menyebabkan pendugaan parameter yang tidak menghasilkan galat yang minimum. Asumsi kehomogenan ragam dan keacakan sisaan pada model SEM dengan matriks queen contiguity dan akses jalan seperti terlihat pada (Gambar 3) dan (Gambar 5) menghasilkan pola yang homogen dan acak jika tidak melihat pengelompokan yang terjadi, namun kenyataanya plot terbagi menjadi dua bagian berdasarkan wilayah kabupaten dan kota. Jika dibandingkan dari ketiga model tersebut, model SEM dengan queen contiguity dan akses jalan lebih baik dari segi pemenuhan asumsi kehomogenan dan keacakan sisaan, dari kedua model tersebut model SEM dengan akses jalan memiliki nilai AIC dan SIC yang kecil dan memiliki jumlah peubah nyata lebih banyak dari model SEM dengan queen contiguity. 0,2 Mea StD N KS P-V Model kebergantungan spasial data panel yang tepat adalah model SEM data panel pengaruh tetap dengan matriks akses jalan. Kelemahan Analisis Hasil pemeriksaan asumsi pada ketiga model menunjukan pelanggaran pada asumsi kehomogenan ragam dan keacakan sisaan. Pelanggaran asumsi ini disebabkan karena masih ada pola dalam model yang masuk ke dalam sisaan, sehingga mengakibatkan sisaan yang berpola. Model data panel galat spasial pada matriks queen contiguity dan akses jalan menghasilkan pola sisaan yang seolah terpisah menjadi dua kelompok. Diduga kelompok tersebut adalah kelompok kota dan kabupaten, sedangkan pada model data panel autoregresi spasial menghasilkan pola sisaan yang membentuk corong. Hasil plot tebaran sisaan dan nilai dugaan peubah respon tersebut mengindikasikan ada pengaruh lain dalam model yaitu diduga terdapat unsur keheterogenan spasial pada model data panel pengaruh tetap yang dihasilkan, sehingga diperlukan pembobotan yang berbeda pada setiap elemen matriks kebertetanggaanya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengaruh kebergantungan spasial yang terbentuk adalah kebergantungan spasial pada galat rata-rata pengeluaran per kapita penduduk antar kota kabupaten Jawa Barat dengan hubungan kebertetanggaan akses jalan. Pendekatan dengan matriks akses jalan lebih baik dari queen contiguity untuk kasus ini, nilai AIC dan SIC yang dihasilkan lebih kecil, serta pemilihan hubungan tiap wilayah lebih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada model data panel untuk kasus rata-rata pengeluaran penduduk Jawa Barat, diduga ada pengaruh spasial lain yaitu keheterogenan spasial antar wilayah karena asumsi kehomogenan dan keacakan sisaan tidak terpenuhi. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan pendekatan dengan metode lain untuk mengakomodir hasil dari pola sisaan yang tidak acak. Metode yang disarankan yaitu data panel dengan pengaruh keheterogenan spasial, sehingga masingmasing wilayah memiliki matriks pembobot yang berbeda-beda.

18 10 DAFTAR PUSTAKA Anselin L Spatial Regression. Fotheringham AS, PA Rogerson, editor, Handbook of Spatial Analysis.London : Sage Publications. Baltagi BH Econometrics Analysis of Panel Data. Ed ke-3. England : John Wiley and Sons, LTD. [BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka. Bandung: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka. Bandung: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka. Bandung: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka. Bandung: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka. Bandung: Badan Pusat Statistik. Dougherty Introduction to Econometrics. Oxford University Press. Elhorst JP Spatial Panel Data Models. Fisher MM, A Getis, editor, Handbook of Applied Spatial Analysis. New York : Springer. Getis A and Jared A Constructing Spatial Weight Matrics Using a Local Statistic, editor, Geographical Analysis Volume 36, Number 2, April 2004, pp (Article). The Ohio State University Press. Gujarati DN Basic Econometrics. Ed ke-4.singapore : The McGraw-Hill Companies, Inc. LeSage The Theory and Practice Spatial Econometrics. Department of Economic, University of Toledo. Lisna V dan Rifai N Analisis Faktor- Faktor Ekonomi Makro Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Era Pemerintahan SBY Jilid I. EPN IPB. Susianto A Autokorelasi Spasial Tingkat Konsumsi BBM Propinsi Jawa Tengah. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

19 LAMPIRAN 11

20 12 Lampiran 1 Pendugaan model gabungan Dependent Variable: KONSUMSI Method: Panel Least Squares Date: 10/12/12 Time: 10:30 Sample: Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel (balanced) observations: 125 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C PDRB DAYABELI PENDUDUK ANGKER R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Lampiran 2 Pendugaan model pengaruh tetap Dependent Variable: KONSUMSI Method: Panel Least Squares Date: 10/12/12 Time: 10:29 Sample: Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel (balanced) observations: 125 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C PDRB DAYABELI PENDUDUK ANGKER Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)

21 13 Lampiran 3 Pendugaan model pengaruh acak Dependent Variable: KONSUMSI Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/12/12 Time: 10:29 Sample: Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel (balanced) observations: 125 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C PDRB DAYABELI PENDUDUK -1.68E ANGKER Effects Specification S.D. Rho Cross-section random Idiosyncratic random Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat

22 14 Lampiran 4 Matriks pembobot queen contiguity Kota/Kab. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Bogor A Sukabumi B Cianjur C Bandung D Garut E Tasikmalaya F Ciamis G Kuningan H Cirebon I Majalengka J Sumedang K Indramayu L Subang M Purwakarta N Karawang O Bekasi P Bogor Q Sukabumi R Bandung S Cirebon T Bekasi U Depok V Cimahi W Tasikmalaya X Banjar Y

23 15 Lampiran 5 Matriks normalisasi pembobot queen contiguity Kota/Kab. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Bogor A Sukabumi B Cianjur C Bandung D Garut E Tasikmalaya F Ciamis G Kuningan H Cirebon I Majalengka J Sumedang K Indramayu L Subang M Purwakarta N Karawang O Bekasi P Bogor Q Sukabumi R Bandung S Cirebon T Bekasi U Depok V Cimahi W Tasikmalaya X Banjar Y

24 16 Lampiran 6 Matriks pembobot dengan akses jalan Kota/Kab. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Bogor A Sukabumi B Cianjur C Bandung D Garut E Tasikmalaya F Ciamis G Kuningan H Cirebon I Majalengka J Sumedang K Indramayu L Subang M Purwakarta N Karawang O Bekasi P Bogor Q Sukabumi R Bandung S Cirebon T Bekasi U Depok V Cimahi W Tasikmalaya X Banjar Y

25 17 Lampiran 7 Matriks normalisasi pembobot akses jalan Kota/Kab. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Bogor A Sukabumi B Cianjur C Bandung D Garut E Tasikmalaya F Ciamis G Kuningan H Cirebon I Majalengka J Sumedang K Indramayu L Subang M Purwakarta N Karawang O Bekasi P Bogor Q Sukabumi R Bandung S Cirebon T Bekasi U Depok V Cimahi W Tasikmalaya X Banjar Y

26 Lampiran 8 Peta Jawa Barat 18

27 Lampiran 9 Peta Jawa Barat dengan akses jalan 19

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan. Tabel Hasil pendugaan model pengaruh tetap dengan Y sebagai peubah respon dan X, X dan X sebagai C -. 00 X -5 0.50 X.05 00 X 00 R 0.6 Adjusted R 0.6 Hasil pendugaan model data panel dengan Y sebagai peubah

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT DENGAN SPASIAL DATA PANEL NUR HIKMAH

PEMODELAN TINGKAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT DENGAN SPASIAL DATA PANEL NUR HIKMAH PEMODELAN TINGKAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT DENGAN SPASIAL DATA PANEL NUR HIKMAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU (Spatial Panel Data Modeling with Space and Time Dimensions)

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU (Spatial Panel Data Modeling with Space and Time Dimensions) Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics ISSN : 05-5 Vol. No., April 0, p: 6-4 available online at: journal.ipb.ac.id/index.php/statistika PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LAMPIRAN 14 Lampiran 1 Hasil pendugaan model gabungan dengan Y sebagai peubah respon dan X1, X2, dan Method: Panel Least Squares Date: 07/20/11 Time: 07:10 C 5.286955 2.285536 2.313223 0.0231 X1-0.115117

Lebih terperinci

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. (08), hal 8. PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT Ridho Pratama,

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Penelitian

Lampiran 1. Sampel Penelitian Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat 2006-2009 Indra Yudha Mambea, Estro Dariatno Sihaloho, Jacobus Cliff Diky Rijoly Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL

PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL Hendro Waryanto, Sarwani ABSTRAK Dalam melakukan suatu penelitian terhadap tingkat kemiskinan di lima Provinsi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

DATA PANEL Pengertian Data Panel

DATA PANEL Pengertian Data Panel Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan 156 Halaman ini sengaja dikosongkan 157 Lampiran 1 Hasil pengujian antara fixed effect dengan random effect (Uji Hausman) untuk model peran pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia, tahun 2007-2010.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAWA BARAT

PERAMALAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAWA BARAT Jurnal Ilmiah UMMI, Volume X1, No. 03 Desember 2017 37 PERAMALAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAWA BARAT Agustina Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL DATA PANEL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN YULIA ANGGRAENI

ANALISIS SPASIAL DATA PANEL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN YULIA ANGGRAENI i ANALISIS SPASIAL DATA PANEL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN YULIA ANGGRAENI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XI UJI HIPOTESIS BAB XI UJI HIPOTESIS Pendahuluan Uji hipotesis merupakan suatu prosedur untuk pembuktian kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel. Dalam melakukan penelitian berdasarkan sampel, seorang peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH Albertus Revoliko Septiawan, Sri Sulistijowati Handajani, dan Titin Sri Martini Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Metodologi Penelitian. Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah :

Lampiran 1. Metodologi Penelitian. Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah : 58 Lampiran 1. Metodologi Penelitian Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah : Y it = α + β 1 X 1 it + β 2 X 2 it + ε it di mana: i menyatakan individual ke

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT

KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT Apip Supriadi 1, Gusti Tia Ardiani Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this study is to analyze

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. 106 DAFTAR PUSTAKA Abied Luthfi Safitri.2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa Barat ini didasarkan pada data realisai anggaran menunjukkan bahwa Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014.

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014. Spatial Autoregressive Model... (Lailatul Syaadah) 1 SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 214 Jurnal Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2009-2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. . LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Hasil Estimasi Untuk Model usia SD Pooled least Square Dependent Variable: LOG(SKUL_SD01) Method: Panel Least Squares LOG(BOS_SD) 0.829950 0.065559 12.65954 0.0000 LOG(J_RIIL_DIKDAS)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak

Lebih terperinci

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 113 Lampir 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 2001 2008 2001 Daerah Pertambg Gas Bgun/Kon struksi & Jumlah Kab.Gorontalo 200,112.10 7,765.10 57,181.65 2,589.39 26,654.01 73,005.43 63,954.37 45,763.04

Lebih terperinci

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL FIXED EFFECT (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Tengah )

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL FIXED EFFECT (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Tengah ) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 173-182 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL

Lebih terperinci

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH 1 Diana Wahyu Safitri, 2 Moh Yamin Darsyah, 3 Tiani Wahyu Utami 1,2,3 Program Studi Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 6, No, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-10 Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Pergerakan laju inflasi kelompok ASEAN-5

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Pergerakan laju inflasi kelompok ASEAN-5 5 yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Viet Nam. Oleh karena itu, jumlah pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90. Peubah

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 237 251. ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Doni Silalahi, Rachmad Sitepu, Gim Tarigan Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 2) Industri TPT Indonesia pada tahun sudah mampu. 3) Struktur pasar dalam industri TPT Indonesia tahun

BAB V PENUTUP. 2) Industri TPT Indonesia pada tahun sudah mampu. 3) Struktur pasar dalam industri TPT Indonesia tahun BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang struktur dan kinerja industri TPT Indonesia tahun 2007-2010, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Struktur industri TPT Indonesia

Lebih terperinci

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT 5.1 Analisis Model Regresi Data Panel Persamaan regresi data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penghitungan Indeks Williamson Untuk melihat ketimpangan PDRB per kapita antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat digunakan alat analisis Indeks Williamson.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI NEGARA ANGGOTA ASEAN DENGAN REGRESI DATA PANEL ANITA KUMALA SARI

ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI NEGARA ANGGOTA ASEAN DENGAN REGRESI DATA PANEL ANITA KUMALA SARI ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI NEGARA ANGGOTA ASEAN DENGAN REGRESI DATA PANEL ANITA KUMALA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 168 176 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI

Lebih terperinci

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI SPASIAL PADA PEMODELAN KASUS KETERGANTUNGAN SPASIAL (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010)

PENERAPAN REGRESI SPASIAL PADA PEMODELAN KASUS KETERGANTUNGAN SPASIAL (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010) PENERAPAN REGRESI SPASIAL PADA PEMODELAN KASUS KETERGANTUNGAN SPASIAL (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010) WIDYA MARICELLA PANJAITAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

Surat Keterangan Perubahan Judul

Surat Keterangan Perubahan Judul LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Perubahan Judul [Type text] LAMPIRAN 2 Permohonan Izin Penelitian [Type text] LAMPIRAN 3 Pengantar Riset [Type text] LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian [Type text] LAMPIRAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB PEMBENTUKAN MODEL SPASIAL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB (Studi Kasus : Kemiskinan di Jawa Tengah) SKRIPSI Disusun Oleh : IRAWATI TAMARA NIM. 24010212120002 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL HAPPY BERTHALINA

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL HAPPY BERTHALINA IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL HAPPY BERTHALINA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemodelan Spasial Pemodelan spasial adalah pemodelan yang berhubungan dengan pendekatan titik dan area. Tahapan untuk melakukan pemodelan spasial adalah regresi linier berganda;

Lebih terperinci