LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI
|
|
- Suhendra Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG TANGGAL 24 S.D. 26 NOVEMBER 2016 SEKRETARIAT KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, NOVEMBER 2016
2 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI November 2016 Bagian I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Pembangkit baru yang masuk ke sistem Jawa-Bali pada tahun 2015 adalah sebesar 640 MW terdiri dari PLTU Celukan Bawang (380 MW), PLTDG Pesanggaran (200 MW) dan PLTP Kamojang 5 (30 MW). Sedangkan pembangkit yang akan beroperasi tahun 2016 adalah PLTU Adipala (660 MW), PLTU Tanjung Awar-awar (350 MW), PLTU Cilacap Ekspansi (614 MW), dan PLTP Karaha Bodas (30 MW) dengan total penambahan kapasitas pembangkit tahun sebesar MW. Penambahan pasokan daya pembangkit tersebut membantu meningkatkan kemampuan pasokan sistem Jawa-Bali menjadi total sebesar MW pada tahun Dengan beban puncak saat ini sekitar MW maka dirasakan peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan. Khusus untuk Provinsi Bali, Beban puncak sistem Bali tahun 2015 mencapai sebesar 808 MW. dimana Daya dipasok berasal dari pasokan dari kabel laut Jawa-Bali 400 MW dan pembangkit 150 kv sebesar 998 MW yang terdiri atas pembangkit BBM 618 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW dan PLT Sampah 2 MW. Dengan beroperasinya PLTU Celukan Bawang, maka pembangkit BBM tidak perlu dioperasikan untuk menekan biaya penyediaan tenaga listrik. PT. Indonesia Power, selaku anak usaha PT. PLN (Persero) di Provinsi Bali memiliki Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang mengoperasikan pembangkit di 3 lokasi yaitu Pesanggaran, Gilimanuk, dan Pemaron dengan total kapasitas 590 MW yang terdiri PLTG dan PLTD dan PLTDG 200 MW. PLTD Gas Pesanggaran dengan kapasitas 200 MW dibangun dalam rangka pemenuhan kebutuhan beban listrik di sub sistem Bali dan merupakan bagian dari upaya mendukung program MW dari sisi kesiapan energi primer (gas) secara umum dan perkuatan sistem kelistrikan Jawa Bali secara khusus. Penyediaan pembangkit di Pesanggaran untuk peningkatan ketersediaan listrik sebelum Jawa Bali Crossing (JBC) 500 kilovolt (kv) selesai. Selain itu untuk peningkatan efisiensi melalui peremajaan pembangkit eksisting dan sebagai peaker dan medium load setelah JBC 500 kv beroperasi. PLTD Gas Pesanggaran beroperasi menggunakan tri fuel (gas, MFO, HSD) yang memiliki kelebihan: 1) menurunkan kebisingan dan getaran, 2) menurunkan emisi CO2 gas buang (sebelumnya emisi yang dihasilkan sebesar ton per tahun menjadi ton emisi per tahun. PLTD Gas Pesanggaran akan memperoleh pasokan Liquid Natural Gas (LNG) yang berasal dari Bontang yang akan menyalurkan gas rata-rata 30 juta kaki kubik per hari. Sehingga kedepannya secara bertahap penggunaan BBM pada pembangkit akan terus di kurangi, berganti bahan bakar gas sepenuhnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi VII DPR RI memandang perlu untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR
3 RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya. I.2. Dasar Hukum Kunjungan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dilaksanakan berdasarkan Hasil Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tanggal 24 Oktober 2016 Masa Persidangan I Tahun Sidang serta merujuk pada Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1/DPR RI/I/2014 tentang Tata Tertib DPR RI. I.3. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud dan Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah dalam rangka melihat secara langsung kegiatan operasional pembangkit dalam hal ini PLTDG Pesanggaran 200 MW serta mendapatkan penjelasan menyangkut aktivitas seluruh pembangkit milik Indonesia Power termasuk jenis bahan bakar yang digunakan dan memperoleh penjelasan menyangkut kepastian pasokan LNG untuk pembangkit yang ada di Bali. I.4. Waktu dan Lokasi Kegiatan Waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah tanggal November 2016, bertempat di Kantor Indonesia Power. Adapun agenda tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI selama berada di Provinsi Bali adalah Peninjauan dan Pertemuan dengan Setdirjen Ketenagalistrikan KESDM, Direktur PT. PLN (Persero), Dirut PT. Indonesia Power, Direktur PT. Bukit Asam, SVP PT. Pertamina dan SM Badak LNG. I.5. Sasaran dan Hasil Kegiatan Sasaran dari kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi kelistrikan di Provinsi Bali termasuk kondisi seluruh pembangkit milik PT. Indonesia Power termasuk keamanan supplai bahan bakar untuk pembangkit tersebut.. Hasil kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi referensi untuk ditindaklanjuti dalam Rapat Kerja, Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan mitra terkait. I.6. Tim Kunjungan Kerja Spesifik Adapun anggota tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI yang melakukan Kunjungan ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali, diantaranya: No. NAMA PESERTA No.Angg. FRAKSI JABATAN 1. Ir. H. Mulyadi 403 P.Demokrat Ketua Tim 2. H. Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si 120 PKS Wkl Ketua Tim 3. Andi Ridwan Wittiri 226 PDIP Anggota 4. Mercy Chriesty Barends, ST 228 PDIP Anggota 5. Dony Maryadi Oekon 167 PDIP Anggota 6. H. Hardisoesilo 284 P.Golkar Anggota 7. Ir. H. SW. Yudha, M.Sc 290 P.Golkar Anggota 8. Aryo P.S. Djojohadikusumo 342 P.Gerindra Anggota
4 9. Sayed Abubakar A. Assegaf 404 P.Demokrat Anggota 10. Lucky Hakim 474 PAN Anggota 11. Joko Purwanto 515 PPP Anggota 12. H. Endre Saifoel 6 P.Nasdem Anggota 13. Mukhtar Tompo, S.Psi 560 P.Hanura Anggota Bagian II HASIL KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI pada tanggal November 2016 yang bertempat di PLTDG Pesanggaran Provinsi Bali. Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Ir. Agoes Triboesono M.Eng (Setdirjen Ketenagalistrikan) Kementerian ESDM, Amin Subekti (Direktur Regional Jawa dan Bali) PT. PLN (Persero), Ir. Anung Dri Prasetya, MappSC (Direktur Pengembangan Usaha) PT. Bukit Asam, Sripeni Inten Cahyani (Dirut) PT. Indonesia Power, Tanudji Darmasakti (SVP Engineering, operation and Technology Development) PT. Pertamina, Rahmat (Senior Manager) PT. Badak LNG serta perwakilan dari Pemda Provinsi Bali. Adapun beberapa informasi penting yang di peroleh dari serangkaian kegiatan yang merupakan hasil Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali diantaranya: - Kapasitas terpasang saat ini (elektrifikasi) baru dapat memenuhi kebutuhan listrik sebesar 84,0% atau dengan kapasitas daya sebesar MW. elektrifikasi ini lebih rendah dari Singapura (100%), Brunei (99,7%), Thailand (99,3%), Malaysia (99%), Vietnam (98%). Dalam 5 tahun ke depan, kebutuhan listrik akan mengelami pertumbuhan sebesar rata-rata 8,8% per tahun dengan target rasio elektrifikasi sebesar 97,4% pada akhir tahun Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan target rasio elektrifikasi tersebut, di perlukan tambahan kapasitas terpasang sebesar MW (diluar 7.400MW yang sedang dalam konstruksi) pada tahun Konstribusi PT. Indonesia Power dalam mendukung program kelistrikan nasional hingga tahun 2019 adalah, untuk program 35 GW dari total MW, dengan investasi sebesar USD 72,94 milyar. PT. Indonesia Power membangun pembangkit dengan total MW dan IPP sebesar MW. Sedangkan untuk non 35 GW dari total 980 MW, PT Indonesia Power akan membangun pembangkit dengan total 500 MW dan IPP sebesar 480 MW. Dengan Investasi USD 72,94 miliar tersebut, PT. IP akan membangun sebanyak 291 Pembangkit, 732 transmisi ( set tower) dan unit Gardu Induk. Pembangunan tersebut akan membutuhkan km komduktor aluminium, set trafo dan 3,5 juta ton baja (profil dan pipa luar pembangkit) dll. - PT. Indonesia Power mengelola berbagai jenis pembangkit dengan berbagai jenis energi primer termasuk EBT (energi baru terbarukan) seperti batubara, panas bumi, hidro, LNG, CNG dan BBM. serta bekontribusi pada pembangunan pembangkit baru. Adapun pembangkit tersebut diantaranya: 1. Unit Pembangkitan (UP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 6.840,34 MW seperti PLTU Suralaya kapasitas 3400 MW di Cilegon, PLTA Saguling kapasitas 795,75 MW di Bandung, PLTA Mrica kapasitas 309,74 MW di Banjarnegara, PLTG,PLTU dan
5 PLTGU Semarang kapasitas 1.469,16 MW di semarang dan PLTGU Perak dan Grati kapasitas 864,08 MW di Pasuruan. 2. Unit Jasa Pembangkitasn (UJP) diantaranya: PLTU Banten 1 Suralaya dengan kapasitas 625 MW di Cilegon, PLTU Banten 2 Labuan dengan kapasitas 2x300 MW di Pandeglang, PLTU Banten 3 Lontar Kapasitas 3x315 MW di Tangerang, PLTU Jabar 2 Kapasitas 3x350 MW di Sukabumi, PLTU Jateng 2 kapasitas 660 MW di Cilacap, PLTU Pangkalan Susu kapasitas 2x200 MW di langkat dan PLTGU Cilegon kapasitas 740 MW di Serang 3. Unit Pembangkitan dan jasa Pembangkitan (UPJP) dengan total kapasitas terpasang sebesar MW diantaranya; PLTG,PLTGU, PLTU,PLTD Priok kapasitas MW di Jakarta, PLTP Kamojang kapasitas 375 MW di Garut dan PLTG, PLTD Bali 427,59 MW di Denpasar. 4. Unit Jasa Pemeliharaan. - Beberapa pembangkit berbasis Hydro milik PT. Indonesia Power mengalami kendala diantaranya PLTA Mrica Barjarnegara yang kegiatan operasionalnya mengalami kendala dikarenakan sedimentasi waduk Mrica yang semakin parah akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai. Hal ini mengakibatkan PLTA Mrica banjarnegara tidak dapat beroperasi secara maksimal. Hal yang sama terjadi pada PLTA Saguling, Jawa Barat. disamping sedimentasi yang meningkat, meningkatnya pencemaran oleh limbah industri dan rumah tanggal membuat kualitas air menjadi buruk dan mengancam ketahanan turbin pembangkit akibat laju korosi yang tinggi.. - Realisasi beban puncak rata-rata tahun 2016 di Provinsi Bali mencapai 860 MW atau beban puncak tertinggi mencapai 934 MW (data ROT 2016), dimana sistem kelistrikan dayanya di pasok dari kabel Laut Jawa-Bali 340 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW, PLTG Pemaron 80 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTDG Pesanggaran 372 MW. Sehingga daya total mencapai 1302 MW dengan cadangan sebesar 368 MW. - Peremajaan pembangkit PLTD Pesanggaran yang sudah terbangun tahun 1975 dengan bahan bakar HSD, diawali pada 23 November 2011 melalui keputusan RUPS PT.PLN tentang penugasan peremajaan pembangkit PLTD Pesanggaran, kemudian pada 30 November 2011 direksi PT.IP memutuskan peremajaan pembangkit kapasitas 200 MW dengan dual fuel. Pada 30 Desember 2013 kontrak pembangunan pembangkit PLTDG 200 MW antara PT.IP dengan konsorsium Wartsila Finland (lead of consortium) dan PT.PP Tbk (member of consortium), untuk membangun pembangkit PLTDG yang mampu beroperasi menggunakan HSD, MFO, Gas. Totalpembangkit yang dibangun mencapai 4 blok dengan 3 unit tiap blok. PLTDG blok 1 COD pada tanggal 4 april 2015, PLTDG blok 2 COD pada tanggal 10 april 2015, PLTDG blok 3 COD pada tanggal 13 mei 2015, PLTDG blok 4 COD pada tanggal 4 juni Dan pada tanggal 5 juni 2016 performance test PLTDG 200 MW dengan bahan bakar gas (LNG) - Adapun spesifikasi data mesin pembangkit yang digunakan adalah: untu Main data and Outputs manufacturer oleh Wartsila, Engine Type W 18V 50DF, Cyl Boor 500 mm, Speed 500 Rpm, Rating Output Kw, Main Voltage 400 V:50 Hz, Fuel HSD, MFO, GAS, Tahun Operasi Sedangkan untuk data Generator type AMG SS 12 DSE, Output kva, Power Factor 0.80, Voltage 11 kv, Frequensi 50 Hz - Pembangunan Receiving Terminal Mini LNG Benoa Bali dilaksanakan oleh kontraktor Pelindo Energi Listrik dan PT.Indonesia Power dengan kapasitas 50 MMBTU. Sedangkan untuk pasokan LNG dari Bontang ke Benoa oleh PT. Pertamina, Total E&P Indonesie, INPEX Corporation dan PT. PLN (Persero) yang berasal dari LNG terminal Bontang.
6 Adapun harga LNG sebesar 11,4% x REP + $ 0,4. Sedangkan alokasi pasokan sebesar 1 kargo standar MMBTU atau setara m 3 dengan durasi (1 tahun) - Adapun manfaat yang diperoleh dari pembangunan PLTDG Pesanggaran 200 MW antara lain adalah: untuk mendukung program Bali Clean and Green Province, dengan penggunaan PLTDG mampu menghemat biaya operasi hingga Rp 5 miliar per tahun, menurunkan pemakaian BBM hingga 323 juta liter pertahun (sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi subsidi BBM). Penurunan emisi gas buang sebesar 272 ribu ton CO2 ekuivalen pertahun dan penurunan emisi SO2 gas buang sebesar ton emisi pertahun jika PLTDG beroperasi dengan bahan bakar gas (sejalan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi carbon sebesar 29% pada tahun 2030), mengurangi kebisingan dan getaran, meningkatkan keandalan pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali Bagian III KESIMPULAN Dari serangkaian Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali, dapat disimpulkan sebagai berikut: - Realisasi beban puncak rata-rata tahun 2016 di Provinsi Bali mencapai 860 MW atau beban puncak tertinggi mencapai 934 MW (data ROT 2016), dimana sistem kelistrikan dayanya di pasok dari kabel Laut Jawa-Bali 340 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW, PLTG Pemaron 80 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTDG Pesanggaran 372 MW. Sehingga daya total mencapai MW dengan cadangan sebesar 368 MW. Kondisi ini menandakan bahwa kondisi kelistrikan di Bali masih relatif aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. - PT. Indonesia Power (PT.IP) mengelola berbagai jenis pembangkit dengan berbagai jenis energi primer termasuk EBT (energi baru terbarukan) seperti batubara, panas bumi, hidro, LNG, CNG dan BBM. Khusus untuk unit pembangkitan dan jasa pembangkitan di Bali kedepannya PT. IP akan mengurangi secara bertahap penggunaan HSD, MFO sebagai bahan bakar untuk pembangkit. Penggunaan HSD dan MFO diperuntukkan sebagai bahan bakar cadangan bagi pembangkit. - Terdapat beberapa pembangkit Hydro milik PT. Indonesia Power mengalami gangguan sehingga kegiatan operasional tidak maksimal dikarenakan semakin parahnya sedimentasi dan rusaknya kondisi lingkungan di daerah hulu sungai seperti yang dialami oleh PLTA Mrica Barjarnegara. Begitu juga dengan PLTA Saguling, Jawa Barat. yang mengalami kendala dikarenakan sedimentasi yang meningkat, dan terjadinya pencemaran oleh limbah industri dan rumah tangga membuat kualitas air menjadi buruk dan mengancam ketahanan turbin pembangkit akibat laju korosi yang tinggi.. - Pengembangan PLTDG Pesanggaran 200 MW, memberikan manfaat yaitu; untuk mendukung program Bali Clean and Green Province, terjadinya penghematan operasional bagi pembangkit hingga Rp 5 miliar pertahun, penurunan penggunaan BBM mampu menurunkan emisi gas buang sebesar 272 ribu ton CO2 ekuivalen pertahun dan penurunan emisi SO2 gas buang sebesar ton emisi pertahun jika PLTDG beroperasi dengan bahan bakar gas, mengurangi kebisingan dan getaran, meningkatkan keandalan pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali.
7 Bagian IV PENUTUP Demikian Laporan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali. Laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi penting untuk ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya. Jakarta, 28 November 2016 Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI Ketua Tim, Ir. H. Mulyadi
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN
INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima Pakupatan, Curug Serang; Telp / Fax : 0254
Lebih terperinciRencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017
Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 Pengembangan Energi Nasional Prioritas pengembangan Energi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2016-2017 02-04 Juni 2017 BAGIAN I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pemenuhan
Lebih terperinciEFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH
EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI PANJA KETENAGALISTRIKAN KE KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR 5 7 OKTOBER 2017
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI PANJA KETENAGALISTRIKAN KE KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR 5 7 OKTOBER 2017 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2017 A. LATAR BELAKANG Persoalan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI
KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI DISAMPAIKAN DALAM ACARA SEMINAR NASIONAL tentang Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI BALI Denpasar,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LOW RANK COAL UNTUK SEKTOR KETENAGA LISTRIKAN
PEMANFAATAN LOW RANK COAL UNTUK SEKTOR KETENAGA LISTRIKAN Di Prersentasikan pada : SEMINAR NASIONAL BATUBARA Hotel Grand Melia,, 22 23 Maret 2006 DJUANDA NUGRAHA I.W PH DIREKTUR PEMBANGKITAN DAN ENERGI
Lebih terperinciPemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia
Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit
Lebih terperinciMODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
Lebih terperinciRENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto
RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) 2015-2024 DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 35.000 MW Arief Sugiyanto Divisi Perencanaan Sistem, PT PLN (Persero) arief.sugiyanto@pln.co.id S A R I Pembangunan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis ditugaskan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting melalui Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan
Lebih terperinciPermasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.
STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciDr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1 Pendahuluan Energi Primer Kelistrikan 3 Energy Resources Proven Reserve Coal 21,131.84 million tons Oil Natural Gas (as of 2010) 3,70
Lebih terperinciBidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG I Putu Surya Atmaja 2205 100 107 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciSISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020
SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 Moh. Sidik Boedoyo ABSTRACT Jamali or Jawa, Madura and Bali is a populated region, in which about 60% of Indonesia population lives in the region,
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU
LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : I Rapat ke : 16 Jenis Rapat : Rapat
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciNOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI No HASIL RAPAT Ditindak lanjuti oleh 1 Informasi pengantar
RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI 2011 Tanggal : 24 Januari 2011 Pukul : 09:00 WIB sd selesai Tempat : Jogyakarta Peserta : Terlampir 1 Informasi pengantar 2 P3B JB Direksi menjadikan program penghematan
Lebih terperinciData yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,
Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2015 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan selama tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Data yang disajikan
Lebih terperinciStudi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah
Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah Tedy Rikusnandar NRP 2208 100 643 Dosen Pembimbing Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng Ir.
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015
Disampaikan pada acara Penyusunan Neraca Data dan Informasi Serang, 18 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 MATERI PRESENTASI 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciProgram Pembangunan Pembangkit MW dan Transmisi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW dan Transmisi Bahan Siaran Pers Jakarta, 25 Juni 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Kronologis Program 35.000
Lebih terperinciTugas Akhir (ME )
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. 01 99 1 ext. 110 Fax. 01 99 77 DISTRIBUSI GAS ALAM CAIR (LNG) DARI KILANG MENUJU FLOATING STORAGE
Lebih terperinciOPTIMASI UNIT PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA DI SISTEM JAWA BALI
OPTIMASI UNIT PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA DI SISTEM JAWA BALI RETNO HANDAYANI 9107201614 SLAYA CLGON BLRJA KMBNG TMBUN CWANG MRTW R DEPOK BKASI
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I
LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2017-2018 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Asumsi Dasar 4.1.1 Demografi Provinsi Banten Provinsi Banten secara umum merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 200 meter di atas permukaan laut, serta
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai lokasi strategis di Indonesia yang dikelola melalui 5 unit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak berdiri pada tahun 1995, PT. Indonesia Power sebagai anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) telah dirancang untuk berperan dan menjadi bagian penting
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017
PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN 23 Oktober 2017 1 Minyak Solar 48 (Gas oil) Bensin (Gasoline) min.ron 88 Rp.7 Ribu Rp.100 Ribu 59 2 Progress dan Roadmap BBM Satu Harga Kronologis
Lebih terperinciOPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK DI SISTEM JAWA BALI ABSTRAK
OPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK DI SISTEM JAWA BALI *Retno Handayani dan **Suparno Program Pascasarjana Magister Manajemen
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PT. DJARUM DI PROVINSI JAWA TENGAH
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PT. DJARUM DI PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2016-2017 TANGGAL 10 S.D. 12 FEBRUARI 2017 SEKRETARIAT KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciOleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -
STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA AMPAS TEBU (DAN PERBANDINGAN DENGAN BATU BARA) SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 1X3 MW DI ASEMBAGUS, KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PABRIK GULA ASEMBAGUS)
Lebih terperinciGambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali
BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 3.1 Gambaran Umum Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) untuk sisi tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi dikelola oleh PT PLN (Persero) Penyaluran
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan
Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi dan Pembangkitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Negara Republik Indonesia dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, yang dalam hal ini dapat diartikan bahwa hasil-hasil material
Lebih terperinciDisampaikan pada: Komunikasi Nasional Jogjakarta, 5 Desember 2007 Persero) Electricity For A Better Life
Disampaikan pada: Seminar Nasional Energi dan Kelistrikan serta Teknologi Informasi Komunikasi Nasional Jogjakarta, 5 Desember 2007 Oleh : Eddie Widiono Msc. - Dirut PT PLN (Persero( Persero) 1 PT PLN
Lebih terperinciBAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN
BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari
Lebih terperinciISSN : NO
ISSN : 0852-8179 NO. 02701-150430 02701-150430 Statistik PLN 2014 Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2014 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan
Lebih terperinciOleh: Mudrajad Kuncoro**
Oleh: Mudrajad Kuncoro** FENOMENA listrik byarpet, sebagai cermin adanya krisis listrik, yang muncul di sejumlah provinsi harus segera diatasi. Tanpa merombak manajemen kelistrikan nasional, target pembangunan
Lebih terperinciReka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 PENGARUH PEMBEBANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS TERHADAP EFISIENSI BIAYA
Lebih terperinciPERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA. Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi
Lebih terperinciHASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik)
HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) Pendahuluan Dalam delapan tahun terakhir (2005-2012) rata-rata proporsi subsidi listrik terhadap
Lebih terperinciHASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil
HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROPER Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup
PELAKSANAAN PROPER 2012-2013 Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup MEKANISME DAN KRITERIA PROPER X KEUNGGULAN LINGKUNGAN S U B N I L A I Sistem Manajemen Lingkungan Efisiensi Energi Penurunan
Lebih terperinciPENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO) 2017-2026 disampaikan oleh: Alihuddin Sitompul
Lebih terperinciUPDATE INFRASTRUKTUR BIDANG KETENAGALISTRIKAN
UPDATE INFRASTRUKTUR BIDANG KETENAGALISTRIKAN Oleh : Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Pada acara : Executive Briefing: Updates on Infrastructure Service Development in Indonesia (Sektor Energi Ketenagalistrikan)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Organisasi PT Indonesia power merupakan salah satu Anak Perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum
Lebih terperinciSMI s Insight Triwulan II
SMI s Insight 2016 - Triwulan II Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas sekitar
Lebih terperinciKONDISI KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA
KONDISI KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA Jika ingin menguasai dunia, kuasailah energi (termasuk energi listrik). Hal ini tentu bisa dipahami, karena energi listrik memiliki peran yang sangat fital dan strategis.
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR
STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Dosen pembimbing : Ir. Syariffuddin M, M.Eng Ir. Teguh Yuwono PENDAHULUAN Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Indonesia Power Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JADWAL ACARA RAPAT KOMISI VII DPR RI MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2017-2018 Tanggal 20 September 27 Oktober 2017 Berdasarkan Keputusan Rapat Intern Komisi
Lebih terperinciPLN Dari 1973 Sampai 2005
PLN Dari 1973 Sampai 25 Sudaryatno Sudirham Tulisan ini dibuat pada waktu penulis masih aktif sebagai Tenaga Ahli Teknik Dewan Komisaris PT PLN (Persero) 1. Pendahuluan Berikut ini disajikan rangkuman
Lebih terperinciANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA
ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen
Lebih terperinci... Hubungi Kami : Studi POWER PLANT MW di Indonesia, & Pelaku Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menyadari akan ketertinggalan di sektor ketenaga listrikan. Hal inilah
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM PT. INDONESIA POWER adalah perusahaan pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang merupakan salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero). Perusahaan
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA DENGAN OPSI NUKLIR
STUDI PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA DENGAN OPSI NUKLIR Rizki Firmansyah Setya Budi, Masdin (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta12710 Telp./Fax: (021) 5204243,
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017 1) Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah
Lebih terperinciJangan Lewatkan Quiz IPWN Edisi 46 hadiah menarik menanti anda.
EDISI 46 Tahun Info Terkini Kunjungan Komisi XII DPR RI ke PLTD Pesanggaran Hal 2 Info Terkini Arahan Dirhcm PLN di Coffee Morning Hal 4 Info GCG Penerapan GCG: Responsibility Hal 5 Inspiring Story Hal
Lebih terperinciKABUPATEN NUNUKAN. KOTA TARAKAN Plg. KABUPATEN BULUNGAN kVA KABUPATEN MALINAU
LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK MUSRENBANG KOTA BALIKPAPAN WILAYAH KERJA PLN KALTIMRA PROVINSI Kota Tarakan di layani oleh Anak Perusahaan PLN Tarakan KALIMANTAN UTARA KABUPATEN TANA TIDUNG KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan
Lebih terperinciStudi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano
Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa OLEH : Gilang Velano 2204 100 050 Dosen Pembimbing 1 Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2016/1437 H 24 26 Juni 2016
Lebih terperinciRINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016
RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016 Sektor Ketenagalistrikan (ES) 1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) IIF bertindak sebagai Mandated Lead Arranger pembiayaan senior loan senilai US$
Lebih terperinciMANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI
MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI 1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem Jawa-Bali merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan tegangan ekstra tinggi 500 kv yang membentang
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM
Materi Paparan Menteri ESDM Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan Jakarta, 30 Maret 2015 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan
Lebih terperinciOPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT
EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT SIGIT RELIANTORO ASISTEN DEPUTI PENGENDALIAN PENCEMARAN PERTAMBANGAN ENERGI DAN MIGAS Evaluasi PROPER Sektor Energi 2009-2010 2010-2011 PERIODE HITAM MERAH BIRU HIJAU
Lebih terperinciTabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber kebutuhan hidup yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari manusia. Listrik sangat bermanfaat dalam kehidupan di era
Lebih terperinciKEHANDALAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEHANDALAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA Disampaikan oleh Hasril Nuzahar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana Panel Discussion Time To Act : Accelerate The Implementation Of Renewable
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017 1) Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Lebih terperinciKelistrikan Yang Adil Dan Sehat ( )
Kelistrikan Yang Adil Dan Sehat Untuk Masyarakat Dan Negara (2015 2019) Diskusi >Untuk Indonesia Yang Lebih BaikD FGD Forum Alumni ITB E81 Jakarta, 02 September 2014 Gap Antara Infrastruktur Dan Permintaan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan masyarakat akan energi listrik dari waktu ke waktu mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil
Lebih terperinciDEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi
Lebih terperinciInfo Terkini. Info Terkini End User Training ERP Hal 2. Info Terkini INTEGRITAS
Info Terkini End User Training ERP Hal 2 Info Terkini PT Indonesia Power selenggarakan Workshop Cascading KPI Hal 3 Info Terkini Kunjungan Direktur Pengadaan PLN ke PLTU Tanjung Priok Hal 4 Berita Foto
Lebih terperinciKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral #Energi Berkeadilan Disampaikan pada Pekan Pertambangan Jakarta, 26 September 2017 1 #EnergiBerkeadilan Untuk Kesejahteraan Rakyat, Iklim Usaha dan Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya zaman, teknologi pun berkembang maka dari itu kebutuhan energy pun meningkat, terutama energy listrik yang menjadi kebutuhan sehari-hari untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden
Lebih terperinciKedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan I. Pendahuluan Sejak tahun 2008 Indonesia resmi menjadi net importer migas akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada. Posisi ketahanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman yang modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan
Lebih terperinciSEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015
SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 KETAHANAN ENERGI DAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Ketahanan Energi Usaha mengamankan energi masa depan suatu bangsa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan Direktorat
Lebih terperinciBAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG 1.1. Sejarah Perusahaan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang merupakan salah satu dari sembilan unit bisnis yang dimiliki oleh PT Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan
Lebih terperinci