BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].
|
|
- Hamdani Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, Indonesia sebagai negara yang berpenduduk 237 juta jiwa memanfaatkan berbagai sumber energi [1]. Berdasarkan Statistik Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2013, total produksi listrik di Indonesia sebesar GWh, sedangkan total kebutuhan listrik di Indonesia sudah mencapai GWh. Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa setiap tahunnya kebutuhan listrik Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai 2012,. Pada tahun 2010 hingga 2012, nilai pertumbuhan kebutuhan listrik per tahunnya rata-rata sebesar 8,94 %, sedangkan nilai pertumbuhan produksi listrik per tahunnya rata-rata sebesar 9,08 % [2]. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2]. 1
2 2 Tabel Bauran Produksi Listrik per Jenis Pembangkit [2]. Dalam produksi listrik tersebut, Indonesia telah memanfaat berbagai macam pembangkit listrik. Berdasarkan Tabel 1.2, terdapat beberapa pembangkit yang sudah terbangun dan beroperasi di Indonesia diantaranya PLTA, PLTP, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD, PLTS, PLTB dengan total produksi GWh pada tahun Pada tabel tersebut, Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) menempati urutan keempat dengan daya produksi rerata dari tahun 2005 sampai 2011 sebesar 8088,01 GWh [2]. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu sumber energi alternatif yang memanfaatkan sumber tenaga (panas) dari bawah permukaan bumi/manifestasinya untuk membangkitkan listrik. PLTP memiliki potensi yang besar di Indonesia yaitu sebesar 16,5 GW dan kini telah dibangun sebanyak 1343,5 MW [2]. Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan eletrifikasi di Indonesia, pembangunan PLTP gencar dilakukan oleh pemerintah karena Indonesia memiliki target mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun Sebagai salah satu pembangkit listrik dengan sumber energi alternatif, PLTP juga memiliki keunggulan pada minimnya limbah dan rendahnya efek rumah kaca yang dihasilkan.
3 3 Akan tetapi dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, terdapat beberapa kendala yang memperlambat proses pembangunan PLTP itu sendiri. Kendala tersebut diantaranya: 1. Harga modal PLTP di Indonesia masih terbilang mahal, hal ini dikarenakan PLTP letaknya di area pegunungan, aksesibilitasnya rendah, sehingga perlu pembangunan fasilitas yang lengkap. Harga eksplorasi dan pemetaan potensi yang mahal dan beresiko gagal tinggi. 2. Masih belum banyak investor yang tertarik mengembangkan PLTP karena PLTP memiliki resiko kegagalan yang tinggi, biaya investasi tinggi dan harga penjualan masih terbilang rendah, proses perizinan yang cukup rumit, dan waktu dari awal pengecekan potensi hingga balik modal sangat lama. 3. Penolakan dari masyarakat lokal yang diwarnai isu politik setempat. Isu yang terjadi dari isu keuntungan lokal yang diperoleh baik uang/pekerjaan atau material lainnya, isu cadangan air sumur dan isu keamanan. 4. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah belum sinergi dalam pelaksanaan pengembangan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas bumi. Dengan adanya kendala-kendala tersebut, pemerintah telah berusaha dengan baik melaksanakan kerja sama dengan perusahaan pembangkit yang sudah ada untuk menciptakan iklim yang baik dalam bisnis panas bumi. Salah satu program pemerintah untuk menarik banyaknya investor di bidang pertambangan panas bumi ialah dengan pemberlakuan feed in tariff nasional. Feed in tariff tahun 2014 menyatakan bahwa harga maksimum untuk jual beli listrik dari panas bumi diatur berdasarkan wilayah kerjanya. Wilayah ini dibagi menjadi Wilayah I, II dan III. Wilayah I: Sumatera, Jawa, dan Bali. Wilayah II: Sulawesi, NTT, NTB, Maluku, Halmahera, Irian Jaya, dan Kalimantan. Wilayah III adalah wilayah I dan II yang terisolasi dan sebagian besar kebutuhan listriknya berasal dari pembangkit listrik tenaga bahan bakar minyak. Tabel 1.2. menjabarkan
4 4 harga maksimum penjualan listrik dari feed in tariff berdasarkan Peraturan Menteri ESDM no 17 tahun 2014 [3]. Tabel 1.3. Harga Patokan Tertinggi Feed in Tariff Panas Bumi Indonesia [3]. Melalui Feed in Tariff ini diharapkan dapat menarik banyak investor yang terjun untuk membantu pemerintah membangun PLTP lainnya di seluruh wilayah kerja yang ada. Selain itu dengan adanya koordinasi bersama Kementerian Kehutanan, pemerintah saat ini lebih mempermudah izin pelaksanaan eksplorasi pada WKP Panas Bumi demi meningkatkan iklim usaha panas bumi. Berdasarkan segi teknisnya, area pengembangan geothermal terdiri dari dua bagian utama yaitu lahan uap (steam field) dan pembangkit (PLTP). Lahan uap adalah bagian dari area pengembangan dimana uap panas bumi dikumpulkan dari setiap sumurnya dan didistribusikan menuju pembangkit melalui jalur perpipaan, sedangkan pembangkit (PLTP) adalah bagian dari area pengembangan dimana uap diproses untuk menghasilkan listrik yang dapat dijual. Pada umumnya, uap yang diproduksi dari sumur-sumur di Indonesia dalam bentuk uap kering (superheated steam) atau uap basah. Uap kering adalah jenis uap yang baik karena dapat menghasilkan listrik lebih banyak dibandingkan uap basah, karena air bawaannya tidak dimanfaatkan untuk menjadi listrik dan sejauh ini masih dibuang saja.
5 5 Untuk dibangkitkan menjadi energi listrik, uap tersebut kemudian dialirkan melalui jalur perpipaan yang panjang ke area produksi dan proses di PLTP. Sebelum masuk ke PLTP, uap yang dari sumur berbeda-beda akan disatukan di header. Pada awal sistem pembangkitan, uap dipisahkan terlebih dahulu oleh separator. Separator berfungsi untuk menjaga kualitas uap dari air yang berlebih. Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek buruk pada instrumen di PLTP seperti korosi turbin. Setelah melalui separator, uap akan dialirkan ke demister yang berguna untuk menangkap butiran-butiran air dalam uap agar memastikan uap yang masuk ke turbin benar-benar kering 100%. Kemudian, uap tersebut masuk ke dalam turbin untuk diubah dari energi mekanik uap menjadi energi mekanik shaft. Setelah itu generator akan menerima energi mekanik shaft dan mengubahnya menjadi energi listrik. Kemudian uap yang telah melalui turbin pun dialirkan menuju kondenser untuk didinginkan dan dipisahkan dari non condansable gas (NCG) dengan tarikan sistem ekstraksi gas, lalu didinginkan kembali oleh udara lingkungan melalui menara pendingin sebelum diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Rangkaian proses tersebut tergambar dalam Gambar 1.1. yang merupakan rangkaian proses PLTP secara umum di Indonesia. Gambar.1.1. Diagram Proses PLTP secara Umum di Indonesia [4].
6 6 Dalam pembangunan sistem PLTP dibutuhkan 5 tahapan, yaitu perencanaan proyek, desain dasar, desain rinci, spesifikasi kontruksi, pembangunan hingga start up. Perencanaan proyek diawali dengan studi potensi panas bumi dari penelitian terhadap sistem panas bumi dan reservoirnya, kualitas uap, kelayakan terhadap lingkungannya, kelayakan jalur transmisi listrik yang akan menerima pasokan listrik dari PLTP dan juga keekonomisan dari sistem PLTP yang akan dibangun. Setelah itu diadakan studi dasar melalui desain dasar PLTP. Desain dasar secara teknis berpacu pada keadaan termodinamika yang berlangsung pada prosesproses di dalam sistem PLTPnya. Pada desain ini akan dibahas mengenai siklus termodinamikanya, model PLTP, neraca energi dan massa serta memperkirakan kinerja sistem PLTP yang akan dibangun. Pada intinya, desain ini memberikan gambaran mengenai sistem yang akan berjalan. Desain rinci merupakan salah satu langkah penentuan semua spesifikasi teknis untuk komponen yang diperlukan pada PLTP, misalkan alat proses, instrumentasi, pengatur transmisi listrik dan juga komponen pelengkap lainnya. Spesifikasi teknis yang dilakukan adalah analisis penentuan standard, schedule, jenis, codes, dan juga ukuran yang sesuai pada komponen [5]. Spesifikasi Konstruksi dilakukan untuk menjelaskan teknis desain secara keseluruhan dan juga pembangunannya. Dalam proyek panas bumi, dilakukan penjadwalan pembangunan yang teratur dan juga biaya dan rancang bangun kontruksinya meliputi desain kontrol sistem PLTP, biaya resikonya dan juga analisa aktivitas PLTPnya [5]. Gambar 1.2. Peta Perencanaan Pembangunan PLTP [5].
7 7 PLTP termasuk sistem pembangkit termal terbuka dimana sistem ini menerima energi masukan berupa uap panas dan mengeluarkan energi kembali ke asalnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu melalui sumur reinjeksi, secara tidak langsung yaitu melalui sistem pendingin yang membuang energi ke udara. Sistem PLTP terdiri dari alat proses, dimana proses termodinamik terjadi. Terdapat perpindahan massa, energi dan kualitas energi (eksergi) yang dapat diketahui di setiap alatnya. Sehingga dari sini, kita dapat memodelkan neraca massa, energi dan eksergi dalam suatu model PLTP guna meninjau apakah sistem PLTP yang dibangun itu sudah merupakan model yang terbaik. Dalam penelitian ini akan dianalisis sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang berdasarkan massa dan energinya guna menggambarkan keadaan dan proses di dalamnya dalam berbagai model pembebanan dan variasi model NCG. Analisa termodinamika ini berdasarkan pada hukum termodinamika yang pertama. Selain memberi gambaran proses dan keadaan dalam berbagai model pembebanan, dilakukan juga analisa performansi dari nilai efisiensi eksergetik dari sistem PLTP dalam variasi model pembebanan yang sama. Analisa eksergi ini berdasarkan pada hukum termodinamika kedua yaitu dengan metode analisis eksergi. Dalam penelitian kali ini PLTP yang menjadi objek analisa termodinamika dan permodelannya adalah PLTP Unit Pengembangan milik PT. Pertamina Geothermal Energy di Area Geothermal Kamojang, Garut, Jawa Barat. PLTP ini diharapkan dapat dibangun dan menambah pasokan listrik untuk kebutuhan listrik Jawa Madura Bali. I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Permodelan PLTP dengan sistem ekstraksi gas apakah yang menghasilkan kinerja paling baik secara termodinamik? 2. Bagaimana pengaruh variasi sistem gas ekstraksi, kadar NCG, model pembebanan dan suhu lingkungan terhadap kinerja sistem PLTP?
8 8 3. Bagaimana analisis perkiraan kinerja setiap komponen berdasarkan analisis eksergi? I.3. Batasan Masalah Model sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang yang akan dibangun memiliki kapasitas daya sebesar 35 MW. Sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang dimodelkan dalam kondisi tunak (steady) dengan laju aliran massa dalam sistem tetap. Data masukan yang digunakan dalam pemodelan adalah data-data dari PT Pertamina Geothermal Energy dan beberapa literatur. Dalam penelitian ini, analisis termodinamik hanya dibatasi dengan membahas pengaruh variasi kandungan NCG, jenis sistem ekstraksi gas, beban operasional dan suhu lingkungan terhadap hasil kinerja sistem PLTP. Tiga model sistem ekstraksi gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem dual Steam Jet Ejector (SJE), dual Liquid Ring Vacuum Pump (LRVP) dan hybrid (SJE LRVP). Variasi kadar NCG dimodelkan dari 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% dari total laju massa uap yang masuk ke dalam sistem (laju massa sesaat sebelum masuk turbin). Variasi beban operasional dari 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%, sedangkan untuk variasi suhu lingkungan dibatasi pada tinjauan suhu lingkungan 16 sampai 25 o C. Permodelan menggunakan Cycle Tempo 5.0 dan dalam permodelan ini tidak dapat dimodelkan pengaruh nilai NCG terhadap nilai entalpi masukan turbin dan tidak dapat dimodelkan kompresi isotermal pada LRVP. Penelitian ini tidak akan membahas sistem panas bumi (reservoir) pada bawah tanahnya, akan tetapi terdapat penjelasan singkat mengenai sistem panas bumi dalam tujuan untuk membahas adanya pengaruh parameter fisis pada sistem panas bumi (reservoir) terhadap sistem pembangkitan listrik. Parameter fisis tersebut disebut dengan kualitas uap. Kualitas uap disini dibatasi hanya pada nilai derajat kekeringan uap (Steam Water Ratio) dan kadar NCG yang terkandung di dalam uap. Pembahasan terkait pengaruh Total Dissolved Solid (TDS) dan reaksi kimiawi yang terjadi pada uap berada di luar bahasan dari penelitian ini. Selain itu NCG akan dibatasi hanya pada kadar pada dua jenis gas dengan fraksi massa tertinggi,
9 9 sedangkan lainnya akan dimasukkan pada jenis gas yang paling tinggi fraksi massanya. Batas sistem PLTP yang dikaji terletak tepat pada permukaan dinding pipa dan dinding komponen dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang. Apabila ada bagian komponen yang terbuka dan berinteraksi langsung dengan lingkungan maka akan dianggap sistem tersebut menuju heat sink. Batas sistem pada komponen yang terbuka tersebut adalah fluida (baik berupa udara, air, uap atau gas/cairan lainnya) yang segaris dengan batas terluar bagian komponen tersebut. Selain itu pengaruh pressure loss antar alat proses di dalam sistem PLTP diabaikan karena nilainya terlalu kecil. Lain halnya di area steam field, pressure loss tidak diabaikan karena sangat berpengaruh kepada nilai suhu dan kualitas uap sebelum masuk turbin. Dalam penelitian ini pressure loss tersebut akan dianggap terakumulasi pada titik tertentu (node) pada jalur pipa tertentu. Analisis termodinamika yang dikaji meliputi neraca massa, energi dan eksergi dari sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang. Dalam neraca massa, massa yang keluar di sepanjang jalur perpipaan melalui steam trap tidak disimulasikan karena jumlahnya yang sangat kecil dibandingkan aliran massa sistem (uap) sehingga dapat diabaikan. Dalam neraca energi, energi yang hilang ke lingkungan di sepanjang jalur pipa dan alat proses diabaikan, kecuali pada cooling tower karena memang proses disana adalah hasil interaksi antara sistem dengan lingkungan. Energi dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang terdiri dari eksergi dan anergi. Eksergi adalah sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kerja sedangkan anergi adalah sejumlah energi yang secara alami berada lingkungan akan tetapi tidak dapat dimanfaatkan untuk menjadi suatu energi kerja apapun oleh manusia. Dalam analisa eksergi, eksergi yang keluar dari sumur di steam field akan diasumsikan sebagai eksergi input awal dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang, sedangkan daya keluaran dari generator yang dialirkan ke sistem distribusi PLN diasumsikan sebagai eksergi keluaran dari sistem PLTP
10 10 Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang. Penelitian ini difokuskan pada analisis massa, energi dan eksergi dengan tidak memandang eksergoekonomiknya. Jenis eksergi yang digunakan adalah eksergi termomekanik. Dalam evaluasi sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang ini diasumsikan bahwa nilai eksergi kinetik dan potensial pada jalur perpipaan jauh lebih kecil daripada nilai eksergi termomekanik dalam suatu proses sehingga dapat diabaikan nilainya. Nilai kehilangan eksergi yang disebabkan oleh beda potensial di sistem perpipaan tidak dimasukkan dalam hitungan dikarenakan topografi perpipaan berbeda-beda, jenis dan ukuran juga sangat variatif. Pada penelitian ini, eksergi tinjauan sistem adalah eksergi fisika sedangkan eksergi kimiawi dapat diabaikan. Hal ini dikarenakan sangat kecil kemungkinan terjadinya proses kimiawi yang terjadi dalam sistem PLTP Unit Pengembangan Kamojang. Tekanan dan suhu lingkungan yang menjadi acuan analisis eksergi adalah 0,85 bar dan 20 o C. Terkait dengan penelitian ini lebih lanjut, asumsi dan batasan tambahan untuk setiap model sistem akan dijelaskan lebih lengkap pada Bab IV. I.4. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui pengaruh variasi sistem ekstraksi gas, variasi kandungan NCG, variasi pembebanan dan variasi lingkungan terhadap kinerja sistem PLTP. b. Menentukan sistem PLTP dengan sistem ekstraksi gas apa yang memberikan hasil kinerja terbaik. c. Mendapatkan data perkiraan kerja komponen berdasarkan analisis eksergi sistem. I.5. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan manfaat di bidang pembangkitan listrik khususnya panas bumi serta memberikan referensi dalam menentukan jenis PLTP yang tepat dan penjelasan bagaimana pengaruh dari beberapa variasi model terhadap kinerja sistem PLTP Unit Pengembangan di Area
11 11 Geothermal Kamojang ke depannya. Selain itu juga dapat menjadi referensi PT Pertamina Geothermal Energy dalam perencanaan pembangunan PLTP ke depannya.
12 12
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat
Lebih terperinciEFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH
EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinciSUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN
SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN Oleh: Nenny Saptadji Lardello - Italy, 1913 Iceland, 1930 USA, 1962 New Zealand, 1958 Kamojang, 1917 1972 Kamojang, 1983 2005 dimanfaatkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi menjadi peran penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Energi fosil Indonesia jumlahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan tenaga listrik terus meningkat. Tenaga listrik digunakan pada berbagai lini kehidupan seperti rumah tangga, perkantoran, industri baik home industry,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas
Lebih terperinciBAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap
Lebih terperinciMODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2013, konsumsi energi dunia mencapai sekitar 13541 Mtoe. Bauran energi dunia (Gambar 1.1) didominasi energi fosil, yang mencapai 81,4%. Minyak bumi, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciPLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)
PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) I. PENDAHULUAN Pusat pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan gas bumi di Indonesia adalah sangat penting mengingat hasil pengolahan gas bumi digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri maupun transportasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciPENGARUH KONFIGURASI STEAM JET EJECTOR - LRVP TERHADAP KINERJA PLTPB 55 MW TESIS FAJRI JAYAKELANA
PENGARUH KONFIGURASI STEAM JET EJECTOR - LRVP TERHADAP KINERJA PLTPB 55 MW TESIS Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Oleh FAJRI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciKeekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil
EL-07 Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil Agus Sugiyono* 1 1 Bidang Perencanaan Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia *E-mail: agussugiyono@yahoo.com A B S T R A K
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan
Lebih terperinciINOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong
INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Pertamina Geothermal Energi adalah salah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciTURBIN UAP. Penggunaan:
Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap
Lebih terperinci2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T
No.713, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tenaga Listrik. Uap Panas bumi. PLTP. Pembelian. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sektor rumah tangga, bangunan komersial, dan industri membutuhkan listrik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan. Energi listrik merupakan alat utama untuk menggerakkan aktivitas produksi suatu pabrik. Demikian
Lebih terperinciGambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang
BAB II GAMBARAN UMUM PLTP UBP KAMOJANG 2.1 Definisi PLTP Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal ( Panas Bumi ) yang kita sebut dengan PLTP adalah sebuah instalasi yang merubah energi panas menjadi energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik seluruh Indonesia (Statistik Ketenagalistrikan 2014, 2015)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah, pada tahun 2014, mengumumkan program pengadaan 35 ribu Mega Watt untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia kedepannya. Dalam jangka waktu lima
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik yang dioperasikan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang pada umumnya belum dikombinasikan
Lebih terperincilearning, sharing, meaningful
learning, sharing, meaningful Home System & Technology of Geothermal Development of Geothermal Events Contents Irsamukhti Monday, October 15, 2012 Fasilitas Lapangan Uap Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri di Indonesia karena di pulau selain terdapat ibu kota pusat pemerintahan, DKI Jakarta juga sarat dengan perniagaan.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP
179 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP Gunung Salak dan meneliti kebijakan panas bumi di kementrian ESDM, PT PLN dan Pertamina Geothermal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciGeneration Of Electricity
Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika
38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk., yang berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpong km
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)
CHRISNANDA ANGGRADIAR (2109 106 036) Dosen Pembimbing Ary Bachtiar Khrisna Putra, ST, MT, Ph.D STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC) Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) MKE-3 NK.Caturwati, Imron Rosyadi, Febriana Irfani C. Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts
ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR
STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Dosen pembimbing : Ir. Syariffuddin M, M.Eng Ir. Teguh Yuwono PENDAHULUAN Salah
Lebih terperinciTenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya energi, terutama energi teknik atau energi komersial memegang peranan
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi
Lebih terperinciOptimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat Eka Rachmania Dimitri Balqis, Katherin Indriawati, Bambang Lelono W.,
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG Reza Pahlefi¹, Dr.Ir. Joko Windarto, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Tahun 1961, Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries), dimana anggotanya merupakan negara-negara
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciBab Satu Pendahuluan. Latar Belakang
Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Dalam tahapan Pembangunan, baik itu pembangunan tingkat nasional maupun daerah, diperlukan partisipasi masyarakat mulai dari perancangan pembangunan sampai pada tahapan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Kenaikan konsumsi tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu semakin meningkatnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia dan merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciPanas Bumi dan Kebijakan Pemerintah
BAB II Potensi Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah Sejarah pengelolaan sumber energi ini di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Panas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan
Lebih terperinciMODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer vol 7 no 2, 2018, ISSN : 2301-8402 123 Analisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso Gerry A. Kusuma, Glanny Mangindaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang Lapangan panas bumi Kamojang terletak 42 km arah tenggara kota Bandung, Jawa Barat. Lapangan ini membentang pada deretan pegunungan
Lebih terperinciANALISA EKSERGI PLTP KAMOJANG 68 KAPASITAS 3 MW EXERGY ANALYSIS OF GEOTHERMAL POWER PLANT KAMOJANG 68, 3 MW IN CAPACITY
JRL Vol.7 No.2 Hal. 115-125 Jakarta, Juli 2011 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 ANALISA EKSERGI PLTP KAMOJANG 68 KAPASITAS 3 MW Amiral Aziz Peneliti Konversi dan Konservasi Energi dan Team Panas
Lebih terperinciGEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas MID AMISCA 2008 Disusun oleh: Kelompok 1 Kelompok 2 Fazri Azhar (10507001) Dinda Husna (10507057) Mila Vanesa (10507013) Sukmawati
Lebih terperinciMODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) Definisi dan Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Refrigerasi ejektor tampaknya menjadi sistem yang paling sesuai untuk pendinginan skala besar pada situasi krisis energi seperti sekarang ini. Karena refregerasi ejector
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 1 Outline paparan I. Potensi
Lebih terperinciAnalisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio
Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :
STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan sumber energy yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industry, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02
ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH 30408397 3 ID 02 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ENERGI TERBARUKAN Konsep energi
Lebih terperinci(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) adalah sebuah power generator yang menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai sumber energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI
TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI Dosen Pembimbing : Ir. Joko Sarsetiyanto, MT Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh
Lebih terperinciPemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia
Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia berada di ambang krisis energi. Lebih dari 37 juta penduduk Indonesia, atau setara sekitar 15% dari total jumlah penduduk, saat ini tidak memiliki
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciPerancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-132 Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin Anson Elian dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA PengembanganSistem Kelistrikan Dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di
Lebih terperinci