BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG"

Transkripsi

1 BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG 1.1. Sejarah Perusahaan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang merupakan salah satu dari sembilan unit bisnis yang dimiliki oleh PT Indonesia Power. Dengan demikian sejarah berdirinya UBP Kamojang akan sangat erat hubungannya dengan sejarah berdirinya PT Indonesia Power. Sejarah terbentuknya PT Indonesia Power dipicu oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang memandang perlunya deregulasi di sektor ketenagalistrikan yang ditindaklanjuti dengan Kepres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta. Menyikapi hal tersebut, Tahun 1994 PLN mencoba untuk lebih profesional dengan mengubah status perusahaan menjadi Persero. Setahun kemudian tepatnya 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan sebagai langkah untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut (indonesiapower.co.id, 2006b). Salah satu dari anak perusahaan adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I, yang bergerak dalam usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik serta usaha terkait lainnya. Tanggal 3 Oktober 2000, lima tahun setelah berdirinya PLN PJB I, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power sebagai upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi Perusahaan dalam waktu dekat. Walaupun baru tercatat sebagai satu perusahaan pada pertengahan 1990 an, Indonesia Power telah mewarisi sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas fasilitas pendukungnya. Dari pembangkit pembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit tertua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920 an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang bahwa

2 secara historis usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia (indonesiapower.co.id, 2006b). Pembangkit pembangkit yang dimiliki oleh Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkitan: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati serta Bali. Dan secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar MW, sekaligus merupakan daya mampu terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. Selain itu, PT Indonesia Power juga memiliki satu unit bisnis yang bergerak dalam jasa pemeliharaan pembangkit serta tiga anak perusahaan yaitu PT. Artha Daya Coalindo, PT. Cogindo Daya Bersama, dan PT. Indo Pusaka Berau. UBP Kamojang sendiri merupakan unit bisnis yang mengelola pembangkit tenaga listrik energi panas bumi yang terbesar di Indonesia. UBP Kamojang memiliki 3 (tiga) Sub Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu: PLTP Kamojang (140 MW), PLTP Darajat (55 MW), dan PLTP Gunung Salak (180MW). PLTP ini dibangun secara bertahap mulai dari tahun 1983 dan ditandai dengan peresmian unit 1 oleh Presiden Soeharto tanggal 7 Februari Selanjutnya Unit II dan III Kamojang beroperasi mulai pada bulan Juli dan November Tahun 1993 pembangunan PLTP Darajat dapat diselesaikan, kemudian menyusul PLTP Gunung Salak yang terdiri dari Unit I (1994), Unit II (1995), serta Unit III (1997). PLTP Gunung Salak pun telah mengalami upgrade kapasitas dari masing masing 55 MW menjadi 60 MW di tahun 2004 dan Lingkup Bidang Usaha Bisnis Utama Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utamanya di Pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 2005, PT Indonesia Power tercatat telah memasok listrik ke sistem JAMALI (Jawa Madura dan Bali) sebesar GwH (Gigawatt Hours) atau sekitar 48,34% dari produksi sistem Jawa Bali (Indonesia Power, 2006b). Selain itu kemampuan 2

3 pembangkit PT Indonesia Power juga dapat dilihat dari faktor kapasitas (Capacity Factor, CF) rata rata sebesar 62,07% dengan tingkat keandalan pembangkit yang ditunjukkan oleh Equivalent Availability Factor (EAF) di atas 86,12% (rata rata tahun 2005). Daya mampu per unit bisnis pembangkit PT Indonesia Power disajikan pada tabel berikut Tabel 1.1. Daya Mampu per Unit Bisnis Pembangkit UNIT BISNIS PEMBANGKITAN TAHUN 2004 (MW) TAHUN 2005 (MW) JUNI 2006 (MW) Suralaya Priok Saguling Kamojang Mrica Semarang Perak Grati Bali Total Indonesia Power Sumber: Indonesiapower.co.id, 2006a Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang merupakan satu satunya penyedia energi listrik yang berasal dari energi panas bumi di lingkungan PT Indonesia Power. Energi listrik dari panas bumi tersebut selanjutnya dikirimkan kepada P3B, sebagaimana energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit PT Indonesia Power lainnya, dan kemudian akan disalurkan ke dalam sistem jaringan listrik se Jawa Madura dan Bali (JAMALI) Bisnis Pendukung Selain dari Bisnis Utama, PT Indonesia Power memiliki penghasilan dari bisnis pendukung, antara lain; jasa pemeliharaan unit pembangkit yang dikelola oleh satu unit bisnis yaitu unit bisnis jasa pemeliharaan, jasa jual beli pembangkit surplus/bekas, jasa commissioning, kalibrasi peralatan dan lain lain. Bisnis tersebut merupakan bisnis yang masih berhubungan dalam bidang kompetensi atau bisnis inti PT Indonesia Power, pun perusahaan berusaha mengembangkan bisnis lain memanfaatkan aset aset yang dimiliki oleh perusahaan. Bisnis ini antara lain adalah pengembangan agrobisnis yang berlokasi di saguling bekerjasama dengan PT. Mesa Inti Kebun, penjualan abu 3

4 batubara di suralaya, pengelolaan hewan ternak (sapi) di Mrica, penyewaan wisma wisma ataupun tanah yang terdapat di berbagai unit bisnis termasuk UBP Kamojang Visi, Misi, dan Tujuan Visi, misi dan tujuan yang dimiliki oleh PT Indonesia Power UBP Kamojang merupakan turunan dari visi, misi dan tujuan PT Indonesia Power sebagai korporasi. Adapun visi, misi dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Visi: Menjadi Perusahaan Publik dengan Kinerja kelas Dunia dan bersahabat dengan Lingkungan. Misi: Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan: Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan. 4

5 Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Indonesia Power UBP Kamojang ditetapkan berdasar SK no. 27/010/IP/2004 dan no. 28/010/IP/2004. Struktur tersebut merupakan struktur organisasi fungsional, di mana seorang General Manager membawahi fungsi fungsi manajer dan dua sub unit bisnis yang dipimpin oleh manajer unit. Fungsi fungsi manajer disusun berdasar bidang yang ada yaitu; Keuangan, Sistem dan SDM, Humas, Logistik, Pemeliharaan, Operasi dan Niaga, serta Perencanaan Evaluasi dan Enjiniring. Sedangkan manajer unit adalah manajer sub unit bisnis PLTP Gunung Salak dan manajer sub unit bisnis PLTP Darajat. Para manajer sendiri membawahi Supervisor Senior dan Supervisor. Adapun struktur organisasi secara lebih jelas dapat dilihat pada halaman berikut. 5

6 STRUKTUR ORGANISASI BERDASARKAN SK. NO. 27/010/IP/2004 PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG GENERAL MANAGER SEKRETARIS SPESIALIS TURBIN SPESIALIS COMMISIONING / START UP SPESIALIS KINERJA UNIT PEMBANGKIT AUDITOR MANAJER OPERASI DAN NIAGA MANAJER PEMELIHARAAN MANAJER PERENCANAAN, EVALUASI & ENJINIRING MANAJER LOGISTIK MANAJER SISTEM DAN SDM MANAJER KEUANGAN MANAJER HUMAS MANAJER UNIT PLTP GUNUNG SALAK MANAJER UNIT PLTP DARAJAT SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS STAF OPERASI STAF PEMELIHARAAN ENJINIR MESIN PERENCANAAN LOGISTIK STAF PERENCANAAN SDM DAN FORMASI ANGGARAN STAF PENGEMBANGAN USAHA STAF OPERASI STAF OPERASI PENGENDALI NIAGA PEMELIHARAAN MESIN ENJINIR LISTRIK PENGADAAN BARANG&JASA STAF KINERJA PEGAWAI DAN BUDAYA PERUSAHAAN KEUANGAN SEKR. DAN RUMAH TANGGA STAF PEMELIHARAAN STAF PEMELIHARAAN OPERASI PEMELIHARAAN LISRIK ENJINIR KONTROL DAN INSTRUMENT GUDANG STAF MANAJEMEN MUTU AKUNTANSI HUMAS OPERASI OPERASI SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D HAR. KONTROL & INSTRUMENT ENJINIR KIMIA DAN LINGKUNGAN ADM. KEPEGAWAIAN K3 DAN KEAMANAN SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D SUPERVISOR KIMIA DAN LINGKUNGAN SUPERVISOR TOOLS STAF KEUANGAN DAN ADMINISTRASI SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN MESIN PERENC. & EVA. OPERASI PENGEMBANGAN SDM SUPERVISOR PEMELIHARAAN MESIN SUPERVISOR PEMELIHARAAN LISTRIK PERENC. & EVA. HAR. SUPERVISOR PEMELIHARAAN LISTRIK SUPERVISOR HAR. KONTROL & INSTRUMENT SUPERVISOR HAR. KONTROL & INSTRUMENT SUPERVISOR TOOLS SUPERVISOR TOOLS SUPERVISOR UMUM SUPERVISOR UMUM Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Kamojang 6

7 1.5. Sumber Daya Sumber Daya Manusia Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang memiliki 325 pegawai, yang terdiri dari 311 pegawai pria dan 14 pegawai wanita. Komposisi pegawai UBP Kamojang juga dibagi sesuai dengan fungsinya sebagai berikut; fungsi Pembangkit = 249 orang, fungsi Tata Usaha = 68 orang, fungsi Gudang = 6 orang, dan fungsi Wisma dan Rumah Dinas = 2 orang. Sedangkan berdasar bagiannya formasi pegawai UBP Kamojang dapat dilihat dalam grafik berikut : Auditor Pimpinan Operasi dan Niaga Pemeliharaan Perencanaan dan Evaluasi Logistik Keuangan Sistem dan SDM Humas SUBP Gn. Salak SUBP Darajat Gambar 1.2. Grafik Struktur Pegawai per Bagian Sedangkan mayoritas tenaga kerja PT Indonesia Power UBP Kamojang adalah lulusan STM dan setara dengan tenaga Strata 1 hanya 23 orang dan Strata 2 sebanyak dua orang, Adapun komposisi tingkat pendidikan pegawai PT Indonesia Power UBP Kamojang secara lengkap adalah sebagaimana di bawah ini : 7

8 SD; 11 SMP; 13 SMEA; 16 SMA; 36 S-2; 2 S-1; 23 D-3; 14 ST ; 4 STM; 206 Gambar 1.3. Grafik Tingkat Pendidikan Pegawai Sumber Daya Teknologi Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, PT Indonesia Power UBP Kamojang memiliki tujuh unit pembangkit, dengan perincian tiga unit di Kamojang, tiga unit di Gunung Salak, dan satu unit di Darajat. Berikut adalah spesifikasi teknis pembangkit yang berada di PLTP Kamojang : Tabel 1.2. Spesifikasi Teknis Pembangkit Kamojang PARAMETER UNIT I UNIT II UNIT III Daya Terpasang 30 MW 55 MW 55 MW Temperatur Uap Masuk Turbin 161,9 0 C 161,9 0 C 161,9 0 C Tekanan Uap 6,5 bar abs 6,5 bar abs 6,5 bar abs Aliran Uap Masuk 245 T/H 410 T/H 410 T/H Tekanan Condensor 0,133 bar abs 0,1 bar abs 0,1 bar abs Tekanan Output Generator 11,8 KV 11,8 KV 11,8 KV Frekuensi 50 Hz 50 Hz 50 Hz RPM Turbin Sumber : Manual Organisasi SMT PT. Indonesia Power UBP Kamojang revisi 01 tahun 2006 Unit Kamojang juga memiliki sarana teknologi yang digunakan untuk aplikasi program PROGEN yang terdiri dari : PROHAR (pemeliharaan/pengembangan dari CMMS), serta aplikasi PRONIA (Niaga), PRO SDM (Sumber Daya Manusia), PROLAK (Tata Laksana Surat dan Kearsipan), PROANG (Program Anggaran), PROTAN (Program Akuntansi), dan AP AR CM (Account Payable Account Receivable Cash Management). Aplikasi aplikasi ini berbasis pada database ORACLE, dan khusus untuk program bidang keuangan telah menggunakan aplikasi ORACLE Finance yang akan terus dikembangkan dan diintegrasikan dengan program serta aplikasi lainnya. 8

9 Program program tersebut digunakan untuk pengelolaan energi pembangkit untuk mencapai efisiensi yang tinggi, pengelolaan SDM, manajemen pemeliharaaan, pengendalian barang digudang, pengadaan barang/jasa, pengelolaan keuangan, pengelolaan kearsipan dan pelaporan data keniagaan Sumber Daya Keuangan Sistem keuangan pada PT Indonesia Power adalah sentralisasi, semua pendanaan pada unit bisnis berasal dari dropping tunai kantor pusat. Dengan demikian gambaran posisi keuangan yang disajikan berikut merupakan gambaran PT Indonesia Power secara keseluruhan (Indonesia Power, 2006a). AKTIVA, Jumlah aktiva PT. Indonesia Power pada akhir tahun 2005 tercatat sebesar Rp ,47 Milyar. Pada akhir tahun 2005, aktiva tetap bersih tercatat sebesar Rp. 39,881,89 Milyar menurun sebesar 3,58% dari Rp ,43 Milyar pada akhir tahun Penurunan tersebut terutama berasal dari penyusutan rutin dan tertundanya penyelesaian beberapa program investasi antara lain rehabilitasi PLTD # Pesanggaran. Aktiva lancar perusahaan yang mencakup kas dan bank, piutang usaha, persediaan serta biaya dan pajak dibayar di muka, pada akhit tahun 2005 tercatat Rp ,109 Milyar meningkat sebesar 67,10% dari Rp ,505 Milyar pada akhir tahun Pada tahun 2005 penyertaan turun sebesar 79,34% dari Rp 77,88 Milyar tahun 2004 menjadi Rp. 16,094 Milyar pada tahun Sementara aktiva lain lain naik sebesar 33,095% dari Rp. 413,087 Milyar pada tahun 2004 menjadi Rp. 553,344 Milyar pada tahun Komponen yang mencatat penurunan terbesar dari aktiva perusahaan adalah pos aktiva dalam investasi jangka panjang, yang menurun sebesar 79,34% dari Rp. 77,882 Milyar pada tahun 2005, disebabkan beberapa proyek sedang dalam tahap pembangunan/penyelesaian, seperti proyek PLTG Pemaron dan rehabilitasi PLTU Priok 3 & 4, penyertaan modal pada PT. Indo Pusaka Berau yang saat ini telah menjadi anak perusahaan Indonesia Power. 9

10 EKUITAS, Pada akhir tahun 2005 jumlah ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp ,795 Milyar, meningkat sebesar 5,60% dari Rp ,732 Milyar pada akhir tahun KEWAJIBAN, Jumlah total kewajiban perusahaan pada akhir tahun 2005 tercatat sebesar Rp ,725 Milyar, meningkat dari Rp ,877 Milyar pada akhir tahun LABA USAHA, Perusahaan pada tahun 2005 membukukan laba usaha sebesar Rp ,121 Milyar, meningkat sebesar 35,51% dari laba usaha tahun 2004 sebesar Rp ,639 Milyar Tantangan Bisnis Sejak dipergunakan mekanisme niaga single buyer multi seller, semakin banyak pesaing yang muncul di sektor hulu industri listrik atau pada pasar pembangkitan energi listrik. Sampai dengan saat ini, PT Indonesia Power masih merupakan pemimpin pasar, namun pada akhir akhir ini telah terjadi trend penurunan terhadap pangsa pasar jawa bali yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. Ini disebabkan PT Indonesia Power tidak melakukan penambahan kapasitas pembangkit pada pasar, dan kalaupun ada jumlahnya kalah dengan penambahan kapasitas yang dilakukan oleh perusahaan lainnya terutama Perusahaan Modal Asing (PMA). Menyikapi hal tersebut, PT Indonesia Power berupaya untuk melakukan penambahan kapasitas dengan terlebih dahulu mencari sumber pendanaan melalui Initiate Public Offering (IPO) dan telah dijadwalkan pada Semester II tahun 2007, bersamaan dengan IPO beberapa BUMN lainnya antara lain PT. Jasa Marga. Tentunya untuk mensukseskan IPO tersebut, PT. Indonesia Power harus dapat berbenah dan mempercantik diri untuk memikat para investor. Pembenahan yang dilakukan meliputi berbagai aspek perusahaan terutama yang terkait dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) didukung oleh budaya perusahaan yang diterapkan oleh seluruh pegawainya. Selain GCG, perusahaan juga akan terus meningkatkan kinerjanya dalam hal efisiensi dan 10

11 efektifitas pembangkitan maupun keuangan, disokong oleh sistem informasi yang handal. Ini dikarenakan perusahaan memahami betul keputusan yang tepat dan sesuai dengan prinsip prinsip GCG hanya dapat tercipta dengan adanya sistem informasi tersebut. Di sisi lain perusahaan juga menyadari adanya potensi pasar yang masih sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan permintaan yang cukup tinggi pula, namun sebagaimana pada negara berkembang lainnya, terdapat faktor negatif terhadap potensi tersebut yakni rendahnya tarif listrik sehingga tidak mampu mencapai level keekonomiannya, seperti yang ditunjukkan dalam estimasi perbandingan dalam grafik berikut. Pertumbuhan Permintaan vs. Tarif Rata-rata (04-09) Electricity Dem and CAG R (% ) Indonesia China Thailand India Malaysia Philippines US France UK Hongkong Germany Japan Average Tariffs US cents per kwh Gambar 1.4. Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Permintaan dan Tarif Rata rata 11

12

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan masyarakat akan energi listrik dari waktu ke waktu mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power PT. INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Indonesia Power Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Organisasi PT Indonesia power merupakan salah satu Anak Perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah lama didengungkan dan semakin banyak perusahaan yang berbenah untuk menghadapinya karena era ini akan mempengaruhi seluruh

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis ditugaskan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting melalui Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 38 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3. Sejarah PT. Indonesia Power Pada awal tahun 99an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah arah deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki BAB I PENDAHULUAN Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki kemauan dan dukungan dari semua pihak untuk menjalankan proses pengukuran tersebut, namun para pemegang kepentingan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lokasi strategis di Indonesia yang dikelola melalui 5 unit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lokasi strategis di Indonesia yang dikelola melalui 5 unit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak berdiri pada tahun 1995, PT. Indonesia Power sebagai anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) telah dirancang untuk berperan dan menjadi bagian penting

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal masa kelistrikan dimulai dari pada masa penjajahan Kolonial Belanda pada tahun 1894. Di zaman tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM PT. INDONESIA POWER adalah perusahaan pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang merupakan salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero). Perusahaan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN. (PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN. (PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN BAB II SEJARAH PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Indonesia Power PT. Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberlangsungan hidup manusia di masa ini semakin produktif. Setiap orang melakukan aktivitas dan rutinitas setiap harinya. Kegiatan sehari-hari tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan

Lebih terperinci

PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE. Selasa, 20 Juni 2017 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta

PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE. Selasa, 20 Juni 2017 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE Selasa, 20 Juni 2017 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta 1 Dipresentasikan oleh Djoko Purwanto Direktur 2 Materi Profil Perseroan Susunan Pengurus Visi & Misi

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 Moh. Sidik Boedoyo ABSTRACT Jamali or Jawa, Madura and Bali is a populated region, in which about 60% of Indonesia population lives in the region,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad

Lebih terperinci

SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER

SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER LAMPIRAN SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER Data Umum Perusahaan PT. INDONESIA POWER merupakan salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang mengelola tentang kelistrikan. Awal kelistrikan di

Lebih terperinci

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 111.K/023/DID/1996 tepatnya pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk

Lebih terperinci

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) 1. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga

Lebih terperinci

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. awal hingga tahap akhir). Oleh karena itu penulis menyusun kerangka pikir. untuk analisis strategi gap ini sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI. awal hingga tahap akhir). Oleh karena itu penulis menyusun kerangka pikir. untuk analisis strategi gap ini sebagai berikut : BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Sebelum menganalisa dan merancang suatu sistem perlu disusun suatu kerangka pikir yang menjelaskan pola pikir secara keseluruhan dari kegiatan penulisan tesis (langkah-langkah

Lebih terperinci

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat berperan pada saat ini baik itu dalam melakukan pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari.

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN BAB II PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR 2.1 Sejarah dan perkembangan 2.1.1 Sejarah PLN Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN 2.1. Perusahaan Listrik Negara Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di PT. Rekadaya Elektrika, sebuah perusahaan EPC Nasional yang bergerak di sektor energi khususnya ketenagalistrikan

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak bulan Juni 2010 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program Indonesia bebas dari pemadaman bergilir. Sehingga kehadiran industri tenaga listrik

Lebih terperinci

AUDITED 2016 AUDITED DEV TREND = 5-4/4 7 = 5/3

AUDITED 2016 AUDITED DEV TREND = 5-4/4 7 = 5/3 1 2 3 4 REALISASI RKAP REALISASI AKUN URAIAN TAHUN 2015 TAHUN TAHUN 2016 % AUDITED 2016 AUDITED DEV TREND 1 2 3 4 5 6 = 5-4/4 7 = 5/3 PENDAPATAN USAHA 70601101 PENDAPATAN LISTRIK 95,208,221,228 114,688,286,673

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI SKRIPSI PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG ) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) Sejak masa penjajahan Belanda sampai awa tahun 1942, di Indonesia dikenal suatu perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah: 36 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah: Data sekunder yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yaitu dengan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Indonesia Power. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Indonesia Power. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Indonesia Power 1.1.1 Profil Sejarah PT Indonesia Power berawal dari dibentuknya PT Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO 3.1 Latar Belakang Perusahaan Salah satu tujuan berdirinya kantor PLN tingkat Rayon adalah agar dapat menjangkau dan menjadi suatu wadah bagi masyarakat di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Listrik Negara Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA Agung Suharwanto (L2F008102) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke 19, ketika beberapa perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT SIGIT RELIANTORO ASISTEN DEPUTI PENGENDALIAN PENCEMARAN PERTAMBANGAN ENERGI DAN MIGAS Evaluasi PROPER Sektor Energi 2009-2010 2010-2011 PERIODE HITAM MERAH BIRU HIJAU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga penyedia energi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BEJALAN 3.1 Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenaga listrikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, ini

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Dengan banyaknya perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, ini menunjukan bahwa kian meningkatnya dunia usaha dari tahun ke tahun. Pada dasarnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI DISAMPAIKAN DALAM ACARA SEMINAR NASIONAL tentang Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI BALI Denpasar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar dan beragam. Berdasarkan data cadangan dan produksi energi terbarukan Indonesia 2007, (http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/...pltmh.html)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan salah satu perangkat penting dari sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan salah satu perangkat penting dari sebuah perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu perangkat penting dari sebuah perusahaan. Meski demikian unsur manusia tidak dapat disamakan begitu saja dengan unsurunsur lainnya berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai untuk membantu kesejahteraan masyarakat banyak dan didorong oleh kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber kebutuhan hidup yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari manusia. Listrik sangat bermanfaat dalam kehidupan di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU Cilacap yang merupakan objek dari proyek akhir ini adalah merupakan satu satunya pembangkit yang beroperasi di Pulau Jawa bagian Selatan dan terinterkoneksi dengan

Lebih terperinci

Gambar 1. Rata-rata Proporsi Tiap Jenis Subsidi Terhadap Total Subsidi (%)

Gambar 1. Rata-rata Proporsi Tiap Jenis Subsidi Terhadap Total Subsidi (%) SUBSIDI LISTRIK (Tinjauan Dari Aspek Ketersediaan Bahan Bakar) I. Pendahuluan S ubsidi listrik diberikan sebagai konsekuensi penentuan rata-rata harga jual tenaga listrik (HJTL) yang lebih rendah dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Sejarah panjang Perusahaan Listrik Negara (PLN) berawal sejak abad ke-19, ketika pemerintah kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT. PLN (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan kewenangan oleh Pemerintah dan diserahi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun dunia usaha. Perubahan yang terjadi pada akhirnya mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. maupun dunia usaha. Perubahan yang terjadi pada akhirnya mempengaruhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang harus terus berlangsung dalam kondisi dunia yang semakin berubah dan tidak pasti, menimbulkan berbagai pengaruh terhadap situasi kerja maupun dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis, perusahaan perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur yang telah berkembang dengan pesat akan selalu berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara. Penyedia energi listrik dituntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa semakin ketat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa semakin ketat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era perdagangan bebas saat ini, tingkat persaingan dalam industri yang bergerak di bidang jasa semakin ketat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan industri jasa

Lebih terperinci

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa Pemerintah baru saja mengeluarkan paket kebijakan ekonomi IX. Fokusnya mempercepat pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan namanya Dienst Voor Water Krachen Electicitiet,

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Sumber yang dipergunakan untuk membuat profil PT PINDAD adalah www.pindad.com dan www.wikipedia.org. Dengan menggunakan kedua website tersebut sebagai sumber,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi dan Pembangkitan

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Tenaga Listrik : Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Cahaya Fajar Kaltim berdiri pada tanggal 26 Maret 2003. PT Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan patungan antara Perusda ketenaga listrikan Kaltim

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan sebagaimana terurai pada BAB IV, dari hasil pembahasan penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda

Lebih terperinci

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1. STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang peranan penting dalam suatu negara. Negara dikatakan maju apabila dapat mengelola sektor ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak

Lebih terperinci

BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan

BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi

Lebih terperinci

ISSN : NO

ISSN : NO ISSN : 0852-8179 NO. 02701-150430 02701-150430 Statistik PLN 2014 Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2014 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH - 1 - GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBINA PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT KECAMATAN (PD BKK) DAN PERUSAHAAN DAERAH BANK

Lebih terperinci

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan, Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2015 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan selama tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Data yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah singkat PT. PLN (PERSERO) Sejarah Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman yang modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sektor rumah tangga, bangunan komersial, dan industri membutuhkan listrik

Lebih terperinci