BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah Biaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah Biaya"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Pada Penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Deskriptif komperatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah Biaya produksipada Usaha Peternakan AyamBroiler Bapak Arjo Saragi dengan usaha benchmarknya yaitu Peternakan Ayam Broiler Bapak Robert Sianturi Kec. Hutabayu Raja Kab. Simalungun untuk mengetahui Usaha mana yang lebih unggul dalam bidang tersebut. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengambilan data dilakukan pada usaha peternakan ayam Boiler di Jalan Sisingamangaraja Kelurahan Hutabayu Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun. 3.3 Narasumber/Informan Penelitian Narasumber/informan adalah beberapa pihak yang peneliti anggap mempunyai kompetensi untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan judul penelitian melalui wawancara mendalam. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber/informan adalah : 1. Informan Kunci pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Anto : Bapak Arjo Saragi Informan Utama padausaha Peternakan Ayam Broiler Anto : karyawan 2. Informan Kunci pada Usaha Peternakan Ayam BroilerRobert Sianturi :Bapak Robert Sianturi

2 Informan Utama padausaha Peternakan Ayam BroilerRobert Sianturi : karyawan 3.4 Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik Pengumpulan Data Primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer diambil dari peternakan ayam broiler Arjo Saragi dan kompetitornya dari peternakan broilerrobert Sianturi. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan instrumen sebagai berikut: a. Metode wawancara (interview) secara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang terkait yaitu dengan pemilik dan karyawan dari kedua peternakan ayam broiler yang di benchmark dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai benchmarkingterhadap biaya produksi sehingga memperoleh informasi yang terperinci. Selanjutnya, supaya hasil wawancara mendalam dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut: 1) Buku catatan: berfungsi sebagai media untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. 2) Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto

3 ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. b. Observasi yaitu pengumpulan data dengan kegiatan pengamatan langsung di peternakan ayam broiler Arjo Saragi dan peternakan benchmarknya yaitu peternakan ayam broiler Robert Saragi untuk memperlengkapi datadata yang diperlukan yang berkenaan dengan topik penelitian dan mengidentifikasikan biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan secara berkelanjutan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan tidak berstruktur yaitu dengan melakukan pengamatan tanpa menggunakan pedoman observasi pada saat pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. 1. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

4 a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumbersumber lain yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian. b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bukubuku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah biaya produksi. 3.5 Defenisi Konsep Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu: 1. Metode Benchmarking Menurut studi American Productivity and Quality Centre (Watson, 1996:3) Benchmarking merupakan proses pengukuran yang sistematis dan berkeinambungan; proses mengukur dan membandingkan secara sinambung atas proses bisnis-bisnis suatu organisasi dengan tokoh-tokoh proses bisnis manapun diseluruh dunia, untuk mendapatkan informasi yang akan membantu upaya organisasi tersebut memperbaiki kinerjanya. 2. Biaya produksi Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagai biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 3.6 Teknik Analisis Data Menurut Kriyantono (2010:196), riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-

5 hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran konsep). Dalam penelitian kualitatif, interpretasi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam dilakukan di sepanjang penelitian. Proses penelitian kualitatif akan melibatkan data verbal yang banyak dan harus ditranskripsikan, objek-objek, situasi ataupun peristiwa dengan aktor yang sama atau bahkan sama sekali berbeda. Ini menyebabkan data atau informasi dalam penelitian kualitatif yang diterima oleh peneliti belum siap dianalisis karena masih dalam bentuk yang kasar (Idrus 2009:146). Dalam membahas tentang analisis data dalam penelitian kualitatif, para ahli memiliki pendapat yang berbeda. Penulis menggunakan model analisis interaktif Huberman dan Miles. Huberman dan Miles (Idrus 2009:146) mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yakni: 1. Reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses menginterpretasikan data atau informasi yang didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subjek penelitian atau informan. 2. Penyajian data (data display). Fase kedua dari analisis data ini adalah menetukan bagaimana data yang sudah direduksi itu akan disajikan berdasarkan variabel komponen strategi komunikasi. 3. Penarikan kesimpulan (conclusion). Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna

6 mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan impilkasinya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah tersebut. Gambar 3.1 Model Analisis Data Huberman Dan Miles (1992) Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Sumber:Huberman dan Miles (1992) Penggunaan teknik analisis deskriptif kualitatif seperti yang dijelaskan pada gambar sebelumnya dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak ke arah penyajian data kemudian pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu. Dalam teknik analisis ini, tiga jenis kegiatan tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Dengan sendirinya, peneliti harus memiliki kesiapan untuk bergerak aktif diantara empat kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak diantara empat kegiatan yakni reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan selama penelitian. Dengan begitu, analisis data pada penelitian ini merupakan proses yang berulang dan berlanjut secara terus-menerus dan saling menyusul. Kegiatan

7 keempatnya berlangsung selama dan setelah proses pengambilan data berlangsung. Kegiatan baru berhenti saat penulisan akhir penelitian telah siap dikerjakan.

8 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Gambaran Umum Usaha Peternakan Ayam BroilerArjo Saragi Sejarah Umum Peternakan Ayam BroilerArjo Saragi Peternakan ayam broiler Arjo Saragi merupakan sebuah usaha peternakan yang berdiri pada 04 November 2013, yang merupakan usaha yang telah beberapakali mengalami perpindahan mitra, hal ini dilakukan oleh peternakan Arjo Saragi dikarenakan memiliki keinginan untuk lebih memahami dan ingin lebih mengetahui perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan yang besar serta mampu menyokong keberlangsungan usaha peternakan Arjo Saragi tersebut. Awalnya peternakan Arjo Saragi bergabung dengan PT.Siomas pada tanggal 04 November Pada tahun 2014 peternakan ayam Arjo Saragi beralih dan bergabung dengan PT.Indojaya. Pada tahun 2015 peternakan ayam broiler Arjo Saragi mendapat informasi tentang PT.Phokphand yang memiliki beberapa tawaran menggiurkan, sehingga membuat bapak Arjo Saragi memutuskan untuk bergabung dengan PT.Phokpand pada tanun 2015 hingga sekarang. Setelah bergabung dengan PT.Pokphand, peternakan Arjo Saragi memiliki beberapa kemudahan seperti membeli DOC/bibit ayam yang akan diantar lagsung oleh PT.Pokphand ke kandang bapak Arjo Saragi, dan jika masa panen telah tiba, peternakan Arjo Saragi tidak akan kesusahan dalam memasarkan ayam tersebut, karena PT.Pokphand akan menampung seluruh ayam tersebut dan menjemput langsung ke kandang bapak Arjo Saragi. Hal ini memberikan kemudahan bagi peternakan Arjo Saragi dalam hal transportasi.

9 Peternakan ayam broiler bapak Arjo Saragi memiliki 2 kandang dengan kapasitas 6000 ekor mulai dari tahun 2013 hingga saat ini. Bapak Arjo Saragi memiliki 5 orang karyawan yang membantu beliau dalam mengelola usaha ini, dan beliau membagi karyawan menjadi 1 orang pada bagian pembukuan dan untuk mengelola ayam pada setiap kandang, ditetapkan 2 karyawan pada setiap kandangnya. Melihat tingginya tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peternakan lain membuat peternakan ayam broiler Arjo Saragi merasa tersaingi dan memiliki motivasi untuk tetap mampu bersaing bahkan ingin mencoba mampu unggul terhadap pesaing sejenis. Oleh karena itu peternakan ayam broiler Arjo saragi mulai berbagi informasi dengan peternakan lain. Setelah berbagi informasi, peternakan Arjo Saragi melakukan benchmarking/perbandingan dengan peternakan ayam broiler milik Bapak Robert Sianturi melalui biaya produksi pada bulan Januari Visi dan Misi Usaha Peternakan Ayam BroilerArjo Saragi Peternakan ayam broiler Arjo Saragi memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi : Menghasilkan ayam broiler yang unggul di Kabupaten Simalungun. 2. Misi : a. Mencari bibit unggul, peternakan yang bersih, penyediaan obat-obat yang terbaik serta pakan dengan kualitas terbaik. b. Menjalin hubungan yang baik antar peternak

10 Struktur Organisasi Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Gambar 4.1 Struktur Organisasi Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Pemilik Bagian Kandang 1 Pembukuan (2karyawan) Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Kandang 2 (2 karyawan) Struktur organisasi pada usaha peternakan ayam broiler terdiri dari pemilik yang berhubungan langsung dengan para karyawan yang berjumlah 6 orang. Bidang-bidang kerja berdasarkan struktur organisasi yaitu: 1. Pemilik Usaha Pemilik usaha peternakan ayam broiler bertugas untuk mengawasi serta bertangung jawab atas setiap operasional di peternakan ayam broiler. 2. Bagian Pembukuan Pada bagian ini bertugas untuk mencatat segala pengeluaran dan pemasukan serta seluruh biaya yang dibutuhkan dalam peternakan ini. Bagian pembukuan ini berhubungan langsung dengan pemilik. 3. Karyawan pada kandang 1 Karyawan bertugas memberi pakan, obat obatan, memeriksa saluran air minum ayam serta membersihkan kandang pertama.

11 4. Karyawan pada kandang 2 Karyawan bertugas memberi pakan, obat obatan, memeriksa saluran air minum ayam serta membersihkan kandang kedua Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja 1. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja pada usaha peternakan ayam broiler Arjo Saragi adalah sebanyak 6 orang dengan rincian: Tabel 4.1 Tabel 4.1 Rekapituasi Jumlah Tenaga Kerja Pada Peternakan AyamBroiler Arjo Saragi 2. Jam Kerja No. Jumlah Tenaga Kerja Keterangan 1. 2 orang Kandang orang Kandang orang Pembukuan/pencatatan Sumber: Diolah oleh peneliti, 2017 Para tenaga kerja bekerja setiap hari dengan jumlah jam kerja 5 jam sehari. Jadwal kerjanya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Jam Kerja Pada Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi No Waktu Aktivitas 1 Pukul Membangunkan ayam dan memberi makan minum ayam tersebut. 2 Pukul Memberi makan dan minum ayam untuk kedua kalinya. 3 Pukul Memberi ayam makan pada tengah malam. Sumber: Diolah oleh peneliti, 2017

12 4.1.2 Perusahaan Benchmark Sejarah Umum Peternakan Ayam Broiler Bapak Robert Sianturi Peternakan ayam broiler yang didirikan oleh Bapak Robert Sianturi yang awalnya ingin mencari pendapatan tambahan dari pekerjaannya. Untuk memahami dunia peternakan Bapak Robert Sianturi melakukan observasi keperternakan yang sudah lebih dulu menggeluti usaha ini. Kurang lebih 2 tahun bapak Robert Sianturi selalu berkonsultasi dan berkomunikai terhadap pemilik/pengusaha peternakan bagaiamana upaya-upaya yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini. Setelah memahami seluk beluk dalam usaha peternakan ini, maka Bapak Robert Sianturi mengambil sebuah keputusan yaitu bergabung dengan PT.Pokphand dan membangun kandang ayam atau peternakan ayam broiler miliknya sendiri. Pada tanggal 17 februari tahun 2015 kandang ayam milik Robert Sianturi selesai dibangun dengan kapasitas ekor ayam dalam ukuran 10m x 90m dengan lokasi yang sangat strategis dimana letak dari bangunan ini dikelilingi oleh tanah milik dari Bapak Robert Sianturi sendiri sehingga sangat menguntungkan beliau. Dari hasil panen yang sangat menggiurkan bapak Robert sianturi membangun kandang keduanya pada tanggal 20 november tahun 2015 dengan ukuran yang sama dan ditempat yang sama, setelah menabung dari hasil panen maka Bapak Robert Sianturi membangun kandang ketiga pada tahun 2016 ditempat yang sama. Dengan memiliki tiga kandang ayam yang berukuran cukup besar dan kapasitas yang cukup lebar maka dalam jangka kurang lebih 3 tahun maka peternakan milik Bapak Robert Sianturi merupakan kandang ayam broiler terbesar disimalungun

13 Hal itu membuat Bapak Robert Sianturi menjadi pengusaha ternak ayam yang sukses dan tak dapat dipungkiri bahwa latar belakang dari pemilik usaha ini merupakan pengusaha dibidang lain. Ketertarikan perputaran uang yang cepat membuat pemilik peternakan ini, ingin memperbesar peluang untuk mengembangkan usaha pada sektor ini. Hingga saat ini pemilik dari peternakan ini selalu memperhatikan risiko-risiko yang akan dihadapi pada usaha ini, dan sangat berhati-hati dengan penggunaan biaya produksi serta berusaha agar biaya produksi tersebut dapat maksimal dan tepat guna Visi Dan Misi Usaha Peternakan ayam broiler bapak Robert Sianturi memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi : Menghasilakan ayam broiler yang unggul di Kabupaten Simalungun dan menjadi peternakan andalan di Kabupaten Simalungun. 2. Misi : a. Mencari bibit unggul, peternakan yang bersih, penyediaan obat-obat yang terbaik serta pakan dengan kualitas terbaik. b. Menyediakan karyawan yang berkompeten dibidangnya. c. Menjalin hubungan yang baik antar peternak.

14 Struktur Organisasi Peternakan Ayam BroilerRobert Sianturi Gambar 4.2 Struktur Organisasi Peternakan Ayam BroilerRobert Sianturi Pemilik Kepala Kandang Kandang 1 (2 orang karyawan) Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Kandang 2 (2 orang karyawan) Kandang 3 (2 orang karyawan) Struktur organisasi pada usaha peternakan yam broiler terdiri dari 3 jabatan yaitu pemilik, kepala kandang 1 orang dan karyawan yang berjumlah 6 orang. Bidang - bidang kerja berdasarkan sturktur organisasi yaitu: 1. Pemilik Usaha Pemilik usaha peternakan ayam broiler bertugas untuk mengawasi serta bertangung jawab atas setiap operasional di peternakan ayam broiler. 2. Kepala Kandang Kepala kandang bertugas untuk memantau perkembangan ayam serta berkomunikasi kepada setiap karyawan pada ketiga kandang, serta berkomunikasi langsung kepada pemilik dalam pengambilan keputusan

15 dalam menangani segala sesuatu yang dibutuhkan dalam keberlangsungan usaha. 3. Karyawan a. Karyawan pada kandang 1 bertugas memberi pakan, obat obatan, memeriksa saluran air minum ayam serta membersihkan kandang yang pertama b. Karyawan pada kandang 2 bertugas memberi pakan, obat obatan, memeriksa saluran air minum ayam serta membersihkan kandang yang kedua c. Karyawan pada kandang 3 bertugas memberi pakan, obat obatan, memeriksa saluran air minum ayam serta membersihkan kandang yang ketiga Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja 1. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja pada usaha peternakan ayam broiler bapak Robert Sianturi adalah sebanyak 7 orang dengan rincian: a. Kepala kandang : 1 orang b. Karyawan : 6 orang 2. Jam Kerja Jam kerja pada peternakan ayam broiler bapak Robert Sianturi tergolong 24 jam, karena seluruh karyawan fulltime berada di area kandang dan para karyawan mempunyai tempat tinggal di sekitaran kandang tersebut. Karyawan dipekerjakan secara fulltime agar ayam tersebut tetap diperhatikan dan mendapat perawatan yang maksimal, serta agar menghindari kekurangan makan, minum dan

16 termasuk agar tetap berjaga-jaga agar ayam jauh dari jangkauan predator atau apapun yang mengganggu kenyamanan atau keberlangsungan hidup ayam tersebut. 4.2 Penyajian Data Karakteristik Informan Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Pada bagian ini, penulis akan menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam kepada pemilik usaha dan bagian pembukuan pada peternakan ayam broiler selaku informan kunci dan karyawan sebagai informan utama. Informan kunci adalah orang yang paling mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 2 orang yaitu Bapak Arjo Saragi selaku pemilik usaha dan Ibu Betty selaku bagian pembukuan yang mengetahui segala sesuatu biaya yang terjadi pada peternakan ayam broiler tersebut. Berikut ini adalah karakteristik informan kunci yang peneliti rangkumkan: Tabel 4.3 Identitas Informan Kunci Penelitian No. Nama Usia (tahun) Jenis Kelamin Keterangan 1. Arjo Saragi 25 tahun Laki-laki Pemilik 2. Betty Sinaga 55 tahun Perempuan Bagian Pembukuan Sumber : Hasil Wawancara, Data diolah oleh peneliti, 2017 Selain data dari informan kunci, peneliti juga memperoleh data dari informan utama. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi yang diteliti, dan dalam penelitian ini informan utamanya adalah karyawan pada peternakan ayam broiler Arjo Saragi. Peneliti mengajukan

17 beberapa pertanyaan seputar benchmarking/perbandingannya dengan pesaing yang diketahui oleh narasumber, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh peternakan tersebut. Jumlah informan utama pada penelitian ini berjumlah 4 orang dan seluruhnya adalah laki-laki yaitu Pintor Saragi (20 tahun), Anto Saragi (27 tahun), Togi (30 tahun), dan Sangap (33 tahun).berikut ini karakteristik informan utama yang peneliti rangkumkan: Tabel 4.4 Identitas Informan Utama Penelitian No. Nama Usia Jenis Pendidikan Keterangan (tahun) Kelamin 1. Pintor Saragi 20 tahun Laki-laki SMK Karyawan produksi 2. Anto Saragi 27 tahun Laki-laki SMK Karyawan produksi 3. Togi 30 tahun Laki-laki SMK Karyawan produksi 4. Sangap 33 tahun Laki-laki SMK Karyawan produksi Sumber : Hasil Wawancara, Data diolah oleh peneliti, 2017 Penjelasan mengenai tabel diatas, yaitu: 1. Penulis menetapkan informan utama di dalam proses wawancara sebanyak 4 orang, seluruh informan utama berjenis kelamin laki-laki dan merupakan karyawan yang telah bekerja mulai dari usaha ini didirikan. 2. Jumlah informan utama yang berusia tahun berjumlah 2 orang dan yang berusia tahun sebanyak 2 orang. 3. Tingkat pendidikan informan utama secara keseluruhan adalah SMA/SMK. 4. Peneliti melakukan wawancara dengan informan utama untuk mengetahui seputar benchmarking/perbandingan dengan kompetitor, biaya bahan baku

18 langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada peternakan ayam broiler Arjo Saragi Hasil Wawancara 1. Benchmarking Benchmarking merupakan proses pengukuran yang sistematis dan berkesinambungan; proses mengukur dan membandingkan secara sinambung atas proses bisnis suatu organisasi dengan proses bisnis manapun diseluruh dunia, untuk mendapatkan informasi yang akan membantu upaya organisasi tersebut memperbaiki kinerjanya. Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan kunci dan informan utama: Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan benchmarking, dan usaha mana yang pernah anda jadikan sebagai pembanding? Jawaban: Menurut saya benchmarking adalah salah satu strategi yang digunakan untuk berbagi informasi, melihat keadaan luar, serta melakukan perbandingan dengan sesama peternak ayam broiler khususnya. Dan saya pikir benchmarking itu salah satu cara yang baik untuk usaha saya, sehingga saya dapat mengukur tingkat kinerja yang sudah dicapai oleh usaha saya. Yang pernah saya jadikan jadi pembanding dari usaha saya ini banyak, seperti peternakanpeternakan yang ada disimalungun ini, dan yang pasti yang satu mitra. Hasil yang pernah saya capai dengan melakukan benchmarking adalah bobot dari ayam pada masa panen itu telah sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Usaha saya pernah mengalami selama kurang lebih 7 periode tidak mencapai target bobot tersebut dan bahkan mengalami penyakit pada ternak sehingga terjadi kematian pada bilangan yang cukup besar. Namun setelah

19 melakukan benchmarking dengan usaha lain termasuk peternakan milik bapak Robert Sianturi, saya dapat menemukan letak kekeliruan saya yang memanfaatkan keluarga yang sedang menganggur sebagai karyawan yang sebenarmya tidak ahli dalam peternakan ayam broiler. Jalan keluar yang saya ambil adalah dengan memberikan pelatihan pada seluruh karyawan saya agar dapat menangani jika terulang kejadian seperti hal tersebut. (Arjo Saragi, Pemilik Peternakan Ayam Broiler, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Sebenarnya saya kurang mengerti tentang benchmarking, namun kalau tentang perbandingan adalah hal yang bagus untuk mengetahui tingkat kedudukan kita dengan pesaing lainnya yang sejenis. Kalo yang pernah kita bandingkan itu ya peternakan lain yang ada didaerah ini. (Betty, Bagian Pembukuan, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban:Dengan melakukan perbandingan akan membuat usaha semakin berkembang, karena dengan melihat cara atau strategi yang telah diterapkan oleh peternakan lain akan memberikan peluang bagi kita untuk mencontoh cara tersebut sehingga hal itu dapat memberikan keuntungan pada usaha peternakan ini. (Pintor Saragi, Karyawan Produksi, Simalungun, Sabtu 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Perbandingan adalah salah satu cara untuk mengetahui letak posisi yang telah dicapai dan dapat digunakan menjadi bahan perbaikan jika kita menemukan sesuatu yang dapat kita jadikan contoh untuk memperbaiki kinerja kita. Perbandingan yang pernah telah pernah kita lakukan yaitu dengan

20 membandingkan kinerja kita dengan mitra disekitar sini. (Sangap, Karyawan Produksi, Simalungun, Sabtu 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Perbandingan adalah cara untuk menilai apa yang telah kita kerjakan dan membandingkannya dengan apa yang telah dikerjakan oleh peternakan lain.(togi, Karyawan Produksi, Simalungun, Sabtu 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: membandingan adalah salah satu cara yang harus dilakukan, karena dengan membandingkan akan mampu memperbaiki apa yang telah kita kerjakan. (Anto Saragi,Karyawan Produksi, Simalungun, Sabtu 25 Februari 2017 pukul WIB). Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peternakan Arjo Saragi telah mengetahui apa yang dimaksud dengan benchmarking dan telah pernah melakukan perbandingan dengan sesama peternak (mitra) ayam broiler, dan hasil dari perbandingan tersebut, peternakan ayam broiler dapat memperbaiki kinerja dengan memperoleh hasil dari bobot ayam pada musim panen telah sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. 2. Biaya produksi a. Biaya Bahan Baku Langsung Biaya yang dikeluarkan untuk semua komponen bahan baku langsung. Bahan baku merupakan bahan yang membentuk sesuatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk.

21 Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan bahan baku langsung dan apa saja yang termasuk kedalam komponen bahan baku langsung dalam peternakan ini? Jawaban: Bahan baku merupakan komponen yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Bahan baku yang digunakan dalam peternakan ini adalah DOC/bibit ayam broiler itu sendiri, selanjutnya pakan yang terbagi dari 3 jenis dan pemakaiannya tergantung dari umur ayam tersebut.(arjo Saragi, Pemilik Peternakan Ayam Broiler, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Bahan baku merupakan suatu bahan penting dalam perhitungan biaya produksi. Bahan baku yang digunakan adalah DOC/bibit yang diproduksi selama kurang lebih 35 hari, dan bahan baku lainnya adalah pakan untuk ayam tersebut.(betty, Bagian Pembukuan, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Bahan baku adalah bahan utama dalam produksi, yang utama dalam peternakan ini adalah ayam dan pakannya. (Pintor Saragi, karyawan produksi,simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB) Jawaban: Dari yang kami kerjakan setiap hari, ya bahan baku itu ayam dan pakannya aja.(anto Saragi, karyawan produksi,simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Bahan baku dalam peternakan ayam ini adalah bibit ayamnya yang dari perusahaan dan pakannya untuk 30 hari atau sampai masa panen. (Togi, karyawan produksi,simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB).

22 Jawaban: Bahan baku adalah DOC dan pakan agar bibit ini bisa dijual kembali.(sangap, karyawan produksi,simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Berdasarkan hasil wawancara kepada informan kunci mengenai biaya bahan baku langsung dapat diketahui bahwa pada peternakan ini telah mengetahui dan mengerti terkait biaya bahan baku lansung, menurut Betty biaya tersebut adalah hal-hal yang sama yang dikerjakan untuk setiap periodenya. b. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji atau upah karyawan. Pertanyaan: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja, dan berapa yang anda keluarkan untuk biaya tenaga kerja dalam satu periode produksi? Jawaban: Biaya tenaga kerja itu upah yang dibayarkan kepada karyawan. Biaya tenaga kerja yang dibayar terdiri dari gaji. Jumlah tenaga kerja adalah 5 orang. Biaya gaji yang di keluarkan dalam satu periode itu sebesar Rp /orang, jadi biaya gaji yang saya keluarkan dalam satu periode itu adalah sebesar Rp untuk seluruh karyawan. (Arjo Saragi, Pemilik Peternakan Ayam Broiler, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dibayarkan untuk gaji karyawan. Setau saya jumlah gaji yang dikeluarkan utuk seluruh karyawan disini sama saja karena kita disini adalah keluarga. (Betty, Bagian Pembukuan, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB).

23 Jawaban:Biaya tenaga kerja adalah upah yang diberikan kepada karyawan seperti kami, gaji yang kami terima setiap bulannya adalah sebesar Rp /orang. (Pintor Saragi, karyawan produksi, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Biaya tenaga kerja itu adalah gaji karyawan yang di bayarkan setiap bulannya. (Anto Saragi karyawan produksi, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Biaya tenaga kerja adalah gaji atau upah bagi karyawan yang dibayarkan setiap selesai satu periode karena satu periode itu kan 1 bulan, dan besar gaji yang dibayarkan setiap bulannya adalah sebesar Rp /orang. (Togi dan Sangap, karyawan produksisimalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa informan telah mengeluarkan biaya tenaga kerja sesuai dengan gaji yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan yang telah disepakati di awal dengan karyawan yang bersangkutan. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk kedalam biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pertanyaan: Apa saja biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja dalam usaha ini? Jawaban: Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang menjadi biaya overhead dalam peternakan ini adalah biaya obat-obatan (vaksin), biaya tabung

24 gas/pemanas, biaya sekam padi, biaya air listrik per periodenya, dan lainlain. (Arjo Saragi, Pemilik Peternakan Ayam Broiler, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Menurut saya biaya overhead adalah seluruh biaya yang dikeluarkan diluar gaji dan bahan baku, seperti sekam padi, tabung gas, air, listrik, obat-obat atau vitamin untuk perkembangan ayam. (Betty, Bagian Pembukuan, Simalungun, Sabtu, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Menurut saya, itu adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya diluar gaji dan bahan baku langsung, biaya itu seperti biaya obat, pemanas dan lain-lain yang diperlukan dalam setiap periode. (Pintor dan Anto Saragi, karyawan produksi, Simalungun, 25 Februari 2017 pukul WIB). Jawaban: Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan unuk bahanbahan lainnya yang mendukung setiap produksi dalam peternakan setiap bulannya, seperti biaya gas, sekam padi, air dan listrik. (Togi dan Sangap, karyawan produksi, Simalungun, 25 Februari 2017 pukul WIB). Dari hasil wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya diluar biaya tenaga kerja dan bahan baku langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya overhead ini adalah salah satu yang menjadi penentu keberlangsung usaha dalam setiap periodenya.

25 4.2.3 Data Biaya Produksi 1. Biaya Produksi Sebelum Melakukan Benchmarking(Desember 2016) Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Langsung Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode No Bahan Baku Langsung Unit Volume Satuan Jumlah (Rp) 1. DOC (Bibit) Ekor Rp Pakan: 1. Poultry Feed H10 2. Poultry Feed H11 3. Poultry Feed H12P Sumber : Diolah oleh peneliti, Kg Kg Kg Rp Rp Rp Total Rp Tabel 4.6 Biaya Tenaga Kerja Langsung Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode No Lama Produksi/Hari Jumlah Pekerja Jumlah (Rp) 1. 5 Jam 5 Orang Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Tabel 4.7 Biaya Overhead Pabrik Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode No Jenis Biaya Satuan Volume Unit Jumlah (Rp) 1. Pemanas/gas 720 Tabung Rp Listrik Kandang - - Rp Sekam Padi 162 Karung Rp Obat-obatan - Rp Penyusutan kandang dan peralatan - - Rp Lain-lain - - Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Total Rp

26 2. Biaya Produksi Setelah Melakukan Benchmarking (Januari 2017) Tabel 4.8 Biaya Bahan Baku Langsung Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode No Bahan Baku Langsung Unit Volume Satuan Jumlah (Rp) 1. DOC (Bibit) Ekor Rp Pakan: 1. Poultry Feed H10 2. Poultry Feed H11 3. Poultry Feed H12P Sumber : Diolah oleh peneliti, Kg Kg Kg Rp Rp Rp Total Rp Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode No Lama Produksi/Hari Jumlah Pekerja Jumlah (Rp) Jam 3 Orang Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Tabel 4.10 Biaya Overhead Pabrik Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi Dalam Satu Periode Volume No Jenis Biaya Satuan Unit Jumlah (Rp) 1. Pemanas/gas 600 Tabung Rp Listrik Kandang - - Rp Sekam Padi 120 Karung Rp Obat-obatan - - Rp Penyusutan kandang - - Rp dan peralatan 6. Lain-lain - - Rp Total Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017

27 No 3. Biaya Produksi Peternakan Ayam Broiler Robert Sianturi (pada bulan Desember 2016 dan januari 2017 Memiliki Jumlah yang Sama) Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Langsung Peternakan Ayam Broiler Robert Sianturi Bahan Baku Langsung Unit Volume satuan Jumlah (Rp) 1. DOC (Bibit) Ekor Rp Pakan: 1. Poultry Feed H10 2. Poultry Feed H11 3. Poultry Feed H12P Sumber : Diolah oleh peneliti, Kg Kg kg Rp Rp Rp Total Rp Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Peternakan Ayam Broiler Robert Sianturi No Lama Produksi/Hari Jumlah Pekerja Jumlah (Rp) Jam 7 Orang Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Tabel 4.13 Biaya Overhead Pabrik Peternakan Ayam Broiler Robert Sianturi Dalam Satu Periode No Jenis Biaya Unit Volume Satuan Jumlah (Rp) 1. Pemanas/gas Tabung Rp Listrik Kandang - - Rp Sekam Padi 250 Karung Rp Obat-obatan - - Rp Penyusutan Kandang dan peralatan - - Rp Lain-lain - - Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Total Rp

28 4.3 Analisis Data Berdasarkan hasil dari wawancara/penyajian data diatas untuk mengolah data tersebut melalui analisis benchmarkingterhadap biaya produksi pada peternakan ayam broiler, maka dilakukan terlebih dahulu perbandingan produk dengan pendekatan reserve engineering Benchmarking Produk Dengan Pendekatan ReserveEngineering Konsep benchmarkingdengan pendekatan reserve engineering dilakukan dengan perbandingan karakteristik produk dan kinerja terhadap produk sejenis dari pesaing. Dari segi karakteristik produk, peternakan ayam broiler Arjo Saragi menghasilkan ayam yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu memiliki bobot dengan berat 1,7 kg sampai 2 kg per ekornya. Hasil ini menunjukkan bahwa perawatan dan pemakaian pakan serta vaksin telah tepat guna. Tapi dalam hal lain, peternakan ayam broiler mengalami masalah seperti keadaan usaha yang tidak memiliki perkembangan, hal ini dapat dilihat dari awal berdirinya usaha yang telah berusia 5 tahun hingga saat ini hanya memiliki 2 kandang dengan kapasitas 6000 ekor. Kinerja dari peternakan ayam broiler Arjo Saragi ini tergolong lalai dapat dilihat dari pengambilan keputusan yang lambat. Saat sedang mengalami penyakit pada ayam tidak cepat diatasi dikarenakan salah dalam menempat tenaga kerja yang hanya memanfaatkan keluarga yang pengangguran sebagai karyawan, walaupun sebenarnya mengetahui dengan jelas bahwa karyawan tersebut tidak tepat pada bidangnya, dan pemakaian 5 orang sebagai karyawan sangat tidak tepat untuk kapasitas 6000 ekor DOC. Karyawan yang berlebihan ini adalah salah satu

29 faktor yang mengakibatkan biaya untuk tenaga kerja menjadi meningkat, yang akhirnya dapat merugikan usaha. Peternakan ayam broilerrobert Sianturi juga memiliki karakteristik produk yang sesuai dengan yang diharapkan juga, meskipun sempat mengalami kondisi yang merugikan usaha. Karena pada awal tahun 2016 selama kurang lebih 2 periode ayam broiler mengalami penyakit yang mengakibatkan kematian secara besar. Namum peternakan ayam broilerrobert Sianturi sangat cepat mencari solusi dengan mengganti tenaga kerja dengan tenaga kerja yang ahli dengan perawatan ayam broiler. Kinerja peternakan ayam broiler memiliki kualitas yang baik dan penempatan tenaga kerja juga sangat efektif dilihat dari penggunaan 7 orang karyawan untuk kapasitas ekor. Hal ini sangat membantu untuk meringankan biaya tenaga kerja langsung dalam usaha. Setelah melakukan benchmarking terhadap peternakan ayam broiler Robert Sianturi, peternakan ayam broiler Arjo Saragi mengurangi jumlah karyawannya menjadi 3 orang untuk kapasitas 6000 ekor DOC dan jam kerja karyawan ditambah dari 5 jam menjadi 10 jam per hari, hal ini membuat DOC di peternakan ayam broiler Arjo Saragi menjadi lebih diperhatikan lagi sehingga hasilnya akan lebih maksimal, dan hal ini juga membantu dalam meringankan biaya tenaga kerja langsung pada peternakan ayam broiler Arjo Saragi BenchmarkingBiaya Produksi Benchmarkingdigunakan untuk menentukan proses yang akan diperbaiki secara berkesinambungan, yang menawarkan jalan tercepat untuk mencapai perbaikan kinerja yang nyata. Salah satu komponen dasar dalam benchmarkingyaitu biaya produksi. Ukuran kinerja menggunakan indikator

30 implementasi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka akan menghasilkan keuntungan. Tabel 4.14 Laporan Harga Pokok Produksi (Desember 2016) No Biaya Peternakan Arjo Saragi Peternakan R.Sianturi 1. Bahan Baku Rp Rp Tenaga Kerja Rp Rp Langsung 3. Overhead Pabrik Rp Rp Total Biaya Produksi Rp Rp Biaya/Unit Rp Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Tabel 4.15 Laporan Harga Pokok Produksi (Januari 2017) No Biaya Peternakan Arjo Saragi Peternakan R.Sianturi 1. Bahan Baku Rp Rp Tenaga Kerja Rp Rp Langsung 3. Overhead Pabrik Rp Rp Total Biaya Produksi Rp Rp Biaya/Unit Rp Rp Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017

31 Berdasarkan laporan biaya produksi, pada bulan Desember peternakan Arjo Saragi mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp untuk 6000 DOC, hal ini menunjukkan peternakan Ajo Saragi mengeluarkan biaya produksi Rp untuk 1 DOC, sedangkan peternakan ayam broiler Robert Sianturi mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp untuk DOC, hal ini menunjukkan peternakan ayam broiler Robert Sianturi mengeluarkan biaya produksi Rp untuk 1 DOC. Setelah dilakukan benchmarking oleh peternakan ayam broiler Arjo Saragi dengan peternakan ayam broiler Robert Sianturi pada bulan Januari, peternakan ayam broiler Arjo Saragi mengeluarkan biaya produksi menjadi sebesar Rp ntuk 6000 DOC atau Rp untuk 1 DOC, hal ini menunjukkan ada penurunan biaya produksi sebesar Rp Peternakan ayam broiler Arjo Saragi mampu mendorong harga pokok produksinya mengikuti peternakan ayam broiler Robert Sianturi yang dilihat dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Benchmarkingsendiri yang dilakukan peternakan ayam broiler Arjo Saragi dapat membantu untuk mengetahui besarnya tingkat produksi yang dilakukan oleh peternakan ayam broiler Robert Sianturi. Dengan melihat posisi peternakan ayam broiler Robert Sianturi dalam tingkat produksinya maka peternakan ayam broiler Arjo Saragi mampu mengukur dan membandingkan usahanya dalam mencapai kualitas kerja yang unggul dan mampu berkompetisi.

32 Gambar 4.3 Proses Bisnis Peternakan Ayam BroilerRobert Sianturi DOC PT. Pokphand Pakan Obat Peternakan Ayam Broiler R.Sianturi Produk (30-35 hari) - Lahan Tengkulak - Kandang - Peralatan - Tenaga Kerja Pasar Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017 Berdasarkan gambar proses bisnis yang ditampilkan diatas, adapun penjelasan prosedur dari gambar proses bisnis peternakan ayam broilerrobert Sianturi adalah sebagai berikut: 1. Peternakan ayam broilerrobert Sianturi menerima DOC, pakan dan vaksin dari PT.Pokphand secara bersamaan, yang diantar langsung ke kandang dan peternakan Robert Sianturi tidak dibebankan pada biaya transportasi. 2. Selama produksi semua bahan termasuk DOC/bibit dirawat secara maksimal agar jauh dari segala sesuatu yang mungkin dapat menimbulkan resiko kerugian seperti virus yang dapat menyebabkan kematian pada ternak ayam broiler. 3. Pemakain pakan dan vaksin secara rutin serta sesuai takaran sehingga dapat menghasilkan produk jadi pada usia produksi yang telah ditentukan.

33 4. Pada tahap akhir, produk yang sudah siap untuk didistribusikan dari kandang telah tersedia perusahaan yang menampung kembali produk tersebut sebelum perusahan mendistribusikan kepada tengkulak dan pasar.

34 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Benchmarking dengan pendekatan reserve engineering yang dilakukan oleh peternakan ayam broiler Arjo Saragi menggunakan perbandingan karakteristik produk dan biaya produksi terhadap peternakan ayam broilerrobert Sianturi sebagai kompetitornya. Dari segi karakteristik produk, peternakan ayam Arjo Saragi telah mencapai target dan bobot dari ayam yang dihasillkan pada masa panen telah sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu dengan berat 1,7 kg sampai 2 kg per ekornya. 2. Setelah melakukan benchmarkingkepada peternakan ayam broiler Robert Sianturi pada bulan Januari, peternakan ayam broiler Arjo Saragi mengalami penurunan biaya produksi darirp untuk 6000 DOC, dan untuk satu DOC mengeluarkan Rp , menjadi Rp untuk 6000 DOC atau Rp untuk 1 DOC, hal ini menunjukkan ada penurunan biaya produksi sebesar Rp Pada biaya produksinya peternakan ayam broiler Arjo Saragi dapat mendorong harga pokok produksinya dengan mengikuti peternakan ayam broilerrobert dan terus mengimplementasikannya secara berkesinambungan yang mampu memperbaiki proses produksi secara terus-menerus.

35 5.2 Saran Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peternakan ayam broiler Arjo Saragi harus lebih memperhatikan manajemen secara keseluruhan sehingga tepat pada yang sebernanya, seperti pemakaian kandang dengan kapasitas yang maksimal. Karena 2 kandang dengan kapasitas 6000 ekor tidak tepat, dapat dibandingkan dengan peternakan ayam broilerrobert Sianturi yang memilki ekor untuk 3 kandang, dalam arti 1 kandang dapat menampung 7000 ekor DOC/bibit. 2. Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi seharusnya mengadakan pelatihan kepada para karyawannya agar karyawan tersebut ahli dalam bidang peternakan ayam, karena dengan karyawan yang tepat pada bidangnnya dapat 3. mengurangi jumlah tenaga kerja yang digunakan dan hal ini dapat menekan biaya tenaga kerja.

LAMPIRAN I. Daftar Pertanyaan Wawancara. A. Narasumber : Arjo Saragi (Pemilik) 1. Dari mana sumber modal dan berapa modal bapak dalam memulai usaha

LAMPIRAN I. Daftar Pertanyaan Wawancara. A. Narasumber : Arjo Saragi (Pemilik) 1. Dari mana sumber modal dan berapa modal bapak dalam memulai usaha LAMPIRAN I Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Pertanyaan Kepada Informan Kunci A. Narasumber : Arjo Saragi (Pemilik) Usia : 25 tahun 1. Dari mana sumber modal dan berapa modal bapak dalam memulai usaha ini?

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : HARTATI SIAHAAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : HARTATI SIAHAAN ANALISIS BENCHMARKING TERHADAP BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER (Studi pada Peternakan Ayam Bapak Arjo Saragi Kec. Hutabayu Raja Kab. Simalungun) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pada dasarnya penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3. Gambaran Umum Usaha Kemitraan Ayam Broiler Usaha kemitraan ayam broiler merupakan salah satu usaha peternakan yang berada di Desa Ngetuk, Jepara. Pendiri usaha

Lebih terperinci

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN Peluang di bisnis peternakan memang masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani dan produk turunannya masih sangat tinggi, diperkirakan akan terus

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati masyarakat baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas karena menimbulkan kepuasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DI DESA BONTOMATENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS Iskayani, Veronica Sri Lestari, Wempie Pakiding Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Pohon Industri Ayam Ras Bagan Roadmap Pengembangan Komoditas Visi Menjadi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi atau tempat penelitian mengenai fenomena perempuan pengangkut garam di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak khususnya di pangkalan KUB

Lebih terperinci

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konteks dari suatu keutuhan sebagai sumber data. Karena yang dikaji adalah latar

BAB III METODE PENELITIAN. konteks dari suatu keutuhan sebagai sumber data. Karena yang dikaji adalah latar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dibutuhkan suatu kajian yang mendalam atau konteks

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini di uraikan mengenai prosedur penelitian berupa langkahlangkah yang ditempuh dalam kegiatan penelitian ini untuk mengungkapkan data dan fakta di lapangan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini berkaitan erat dengan metode penelitian yang akan digunakan selama penelitian, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran dan peran peneliti di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang penggunaaan metode hypnoteaching dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari Remo di SDN Dampit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif, karena peneliti ingin menggambarkan Peran guru

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori & Aan Komariah (2014, hlm. 25) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 1.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis pendekatan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menjelaskan karakteristik obyek, manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: (1) Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: (1) Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: (1) Pendekatan dan Jenis Penelitian, (2) Tempat dan Waktu Penelitian, (3) Subjek Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer?

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer? 78 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA I. Karakteristik Seorang Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur : d. Pekerjaan : II. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer 1. Apa promosi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN KUALITATIF Metode pengumpulan data atau penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang berkualitas dan valid dengan tujuan agar data tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: Biaya Diferensial,Investasi I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian

Kata kunci: Biaya Diferensial,Investasi I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian Peranan Biaya Diferensial dan Investasi Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Ciomas Adi Satwa Oleh: Verni Asvariwangi dan Laila Chairani Tanjung Abstrak Biaya diferensial untuk alternative keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Sugiono (2009:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN Nama: Aditya Oktaviani NPM: 20214315 Jurusan: Akuntansi/ S1 Pembimbing: Anne Dahliawati S.E.,M.M PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Tipe penelitiannya adalah tipe kualitatif yang dideskriptifkan yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada hakikatnya dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi pada penelitian ini bertempat di SDN 3 Nagarawangi, Jl. KH. Lukmanul Hakim No. 6, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini berawal dari

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini berawal dari BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Universitas Padjajaran (UNPAD) di Jl. Dipati Ukur No. 46 40132.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA (Studi Kasus Pada Industri Ayam Potong Model Plasma di Kab. Semarang) Oleh : Nama : BAMBANG JATMIKO NIM : P. 100020006 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin pesat dan memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Unggas khususnya

Lebih terperinci

Ni Luh Ririn Liana D. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Ni Luh Ririn Liana D. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. ANALISIS BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BETERNAK SENDIRI ATAU MENJALIN PROGRAM KEMITRAAN (STUDI PADA PT. CIOMAS ADISATWA II UNIT KLUNGKUNG)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sekolah ini dipimpin oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi bersifat kualitatif. Melalui metode evaluasi diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Belakang Penelitian dilakukan di salah satu perusahaan jasa transportasi yaitu PT Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII, No.34

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan Corbin (dalam Tresiana: 2013:14) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha V KARAKTERISTIK USAHA TERNAK DAN PETERNAK 5.1 Karakteristik Usaha Peternak Responden 5.1.1 Skala Usaha Ternak Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian. kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memandu peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian. kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memandu peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memandu peneliti dalam mengeksplorasi dan memotret situasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk menemukan realitas apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan dan mengintrepetasikan secara sistematis fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang nilai-nilai pendidikan karakter pada ekstrakurikuler pramuka di SDN Lorejo 2 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan metode dan teknik penelitian yang akan dijadikan acuan dalam menganalisis data. A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang di lakukan melalui proses kerja kolaborasi dengan guru matematika,kepala sekolah dan peneliti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini mendorong masyarakat untuk menggunakan teknologi. Teknologi juga memberi dampak yang penting dalam berbagai bidang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis usaha salig bersaing untuk memenuhi pangsa pasar yang menuntut kualitas

BAB I PENDAHULUAN. jenis usaha salig bersaing untuk memenuhi pangsa pasar yang menuntut kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan perekonomian sangat pesat, dimana dunia bisnis dituntut untuk mengikuti perkembangan yang terjadi. Perusahaan dengan berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB II. Metode Penelitian

BAB II. Metode Penelitian 35 BAB II Metode Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field reseach) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Denzine dan Licon (2009), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses kegiatan vokal grup di SMP Negeri 2 Bandung. Penelitian ini mengkaji berbagai hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Belakang Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak dalam bidang media yaitu PT. Talkmen Media Inc (www.talkmen.com) yang terletak di jalan Pos Pengumben

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bagian ini akan diuraikan lokasi penelitian dan subjek penelitian. yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bagian ini akan diuraikan lokasi penelitian dan subjek penelitian. yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Dalam bagian ini akan diuraikan lokasi penelitian dan subjek penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian. 1. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Mungseng yang berada di wilayah Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian sosial, baik dalam masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materiil, kedua

Lebih terperinci

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1 ANALISA USAHA PENGGEMUKAN AYAM BURAS DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Erwanto Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 Bahan PENDAHULUAN Ayam buras merupakan ayam lokal yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang berjudul Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang ini merupakan jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Chaedar Alwasilah dalam Hikmat (2011:37) metode kualitatif memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU. A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU. A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru PT. Gemilang Unggas Prima Pekanbaru, sebuah perseroan yang beroprasi berdasarkan hukum negara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau 78 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menjembatani antara dunia konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk merupakan daerah asal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.

Lebih terperinci