VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak"

Transkripsi

1 VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. DUF menjalankan usaha kemitraan dengan pola inti plasma. Inti berperan dalam menyediakan sapronak dan membeli seluruh hasil produksi plasma, sedangkan plasma berperan mengelola usaha ternak untuk perusahaan inti. Peternak plasma tidak diperbolehkan memasok sapronak serta menjual hasil panen ke perusahaan lain selain DUF. Bagan kemitraan pola inti plasma DUF dapat dilihat pada Gambar 16. Perusahaan Inti DUF Perusahaan Pemasok Sapronak KEMITRAAN Kontrak perjanjian kerjasama Kontrak harga sapronak Kontrak harga pakan Sapronak Panen oleh DUF Budidaya ayam broiler oleh peternak plasma Peternak Plasma Tahap Seleksi Peternak Pemasaran Ayam Pembayaran hasil panen biaya sapronak + bonus FCR Gambar 16. Pola Kemitraan DUF Pembahasan mengenai pola kemitraan inti plasma yang dilaksanakan oleh DUF mencakup beberapa hal yang menarik untuk dikaji, diantaranya sistem dan prosedur penerimaan mitra, persyaratan menjadi peternak plasma, hak dan kewajiban pihak inti maupun plasma, penerapan kontrak kerjasama kemitraan, dan pembinaan dari pihak inti terhadap peternak plasma. Mekanisme pelaksanaan kemitraan yang dijalankan oleh DUF dapat dijelaskan dalam pembahasan sebagai berikut :

2 6.1 Sistem dan Prosedur Penerimaan Mitra Bagi perusahaan inti, peternak plasma merupakan mitra yang harus dipertahankan hubungan secara baik agar usaha kemitraan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Peternak yang diharapkan oleh perusahaan adalah peternak yang baik dan berkualitas dalam melakukan budidaya ayam broiler. Oleh karena itu, peternak perlu terus mencari peternak plasma dan menyeleksi calon peternak plasma. DUF sendiri tentunya sudah membuat suatu sistem dan prosedur penerimaan peternak plasmanya. Peternak yang ingin bergabung harus datang ke kantor DUF untuk kemudian dilakukan seleksi penerimaan. Sumber informasi mengenai perusahaan diperoleh peternak dari teman sesama peternak, keluarga, serta langsung dari perusahaan melalui pendekatan langsung PPL yang ditunjuk oleh perusahaan. Proses seleksi dilakukan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya lokasi kandang, kondisi, serta kelengkapan fasilitas kandang calon peternak plasma. Berdasarkan proses survei kandang, maka PPL akan menentukan layak atau tidaknya peternak tersebut bergabung sebagai plasma. Apabila layak, maka ditentukan pula berapa skala usaha ternak sesuai dengan kapasitas kandang yang akan digunakan untuk menampung ayam dari perusahaan. Data-data mengenai hal tersebut kemudian dicatat dan kemudian disimpan dalam arsip perusahaan inti. Setelah proses survei, calon peternak plasma diwajibkan mendatangi kantor perusahaan inti dengan membawa syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh DUF. Syarat tersebut antara lain fotokopi KTP, kartu keluarga, beserta jaminan berupa BPKB, surat tanah, atau berupa deposit uang tunai. Jaminan ini disimpan di kantor DUF untuk mengantisipasi terjadinya kelalaian peternak plasma dan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi peternak plasma. Setelah menyerahkan jaminan, maka tahapan selanjutnya adalah penandatanganan kontrak perjanjian kerjasama. Perjanjian tersebut terdiri dari 18 pasal yang bersifat mengikat dan berlaku sejak ditandatangani. Perjanjian ini dapat berakhir dengan permintaan salah satu pihak, dengan syarat kedua belah pihak sedang tidak terkait tanggungan hutang piutang. Selanjutnya, peternak dan 49

3 perusahaan harus menandatangani kembali kontrak harga yang berlaku pada setiap periode produksi kerjasama kemitraan. Kontrak harga sapronak ini akan diperbaharui setiap periode sesuai kebijakan perusahaan inti dan disetujui oleh peternak plasma. 6.2 Syarat Bergabung Menjadi Peternak Plasma Survei kandang dilakukan pada awal proses seleksi peternak plasma. Kandang peternak yang dapat dijadikan mitra adalah minimal kapasitas ekor ayam. Peternak dapat mengajukan kandang milik sendiri atau berupa kandang sewaan. Didalam kandang harus sudah tersedia peralatan yang dibutuhkan seperti tempat makan, tempat minum, dan pemanas. Lokasi kandang yang dipersyaratkan adalah mudah dijangkau dan berada pada kawasan operasi DUF, yaitu wilayah Dramaga dan sekitarnya. Keamanan lokasi disekitar kandang juga dipertimbangkan. DUF menghindari lokasi kandang yang berdekatan dengan lokasi pemukiman penduduk karena dapat menimbulkan permasalahan sosial dan mempertinggi risiko usaha ternak. Peternak yang bergabung adalah peternak yang memiliki pengalaman beternak atau peternak pemula. DUF tidak memberikan persyaratan terhadap pengalaman beternak ayam. Hanya saja setiap peternak yang mengajukan mitra harus menyerahkan jaminan yang dapat berupa bukti kepemilikan tanah, bpkb, atau uang tunai. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi peternak plasma dalam menjalin kemitraan dengan DUF. Untuk menjamin kerjasama kemitraan berlangsung dengan baik, peternak plasma harus bersedia menerima pembinaan dan pengawasan dari DUF. Peternak juga diwajibkan mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan oleh DUF dan menandatanganinya dalam suatu perjanjian kontrak, baik kontrak kerjasama kemitraan maupun kontrak harga per periode produksi. 6.3 Hak dan Kewajiban Pihak Inti Sarana dan prasaran produksi yang diterima oleh peternak plasma adalah sesuai dengan kebijakan pihak inti. Harga sapronak dan hasil panen ayam juga sudah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan inti dan dicantumkan dalam 50

4 kontrak harga yang ditandatangani oleh peternak mitra. Selain itu, pihak inti juga berhak menentukan jadwal pengiriman DOC, pakan, dan panen ayam. Kewajiban pihak inti adalah menentukan dan menyusun program pemeliharaan ayam melalui petugas penyuluh lapang (PPL). PPL berkewajiban mengontrol kesehatan ayam peternak dan memberikan bimbingan teknis kepada para peternak plasma. 6.4 Hak dan Kewajiban Peternak Plasma Hak dari peternak plasma adalah menerima bantuan modal sapronak berupa DOC, pakan, dan obat-obatan dari DUF. Selain itu, peternak plasma juga mendapat bimbingan manajemen ternak yang baik dan benar. Hal ini dilakukan oleh DUF agar peternak plasma memperoleh hasil yang optimal. Bimbingan yang diberikan berupa teknis budidaya ternak, dan merupakan wujud kontrol langsung pihak inti terhadap peternak plasmanya. Kewajiban peternak plasma adalah bertanggung jawab dalam mengelola usaha ternaknya dengan baik. Peternak plasma juga wajib mempersiapkan biaya operasional diluar sapronak yang disediakan pihak inti. Biaya tersebut antara lain digunakan untuk upah tenaga kerja, listrik, sekam, bahan bakar untuk pemanas, dan biaya lainnya. Peternak plasma tidak diperbolehkan menggunakan sapronak lain selain dari pihak inti dan juga dilarang meminjamkan atau menjual kepada pihak lain. Penjualan ayam dilakukan oleh pihak inti, sehingga keuntungan yang diperoleh peternak adalah berdasarkan perhitungan selisih antara penjualan ayam dengan pengeluaran sapronak dari perusahaan inti. Pada periode-periode tertentu, ada beberapa peternak yang mengalami kerugian. Pada kemitraan DUF, jika peternak mengalami kerugian, maka jumlah kerugian tersebut masuk kedalam hutang peternak dan akan menjadi tagihan pada periode selanjutnya. Namun, jika DUF menilai kerugian tersebut bukan merupakan kelalaian peternak, maka ada kebijakan memberikan kompensasi DOC untuk mengurangi beban peternak plasma. 51

5 6.5 Penetapan Harga Masukan (Input), Keluaran (Output), dan Bonus Dalam kegiatan usahanya, pasokan sarana produksi diperoleh dari beberapa suplier sapronak yang sudah menjalin kerjasama dengan DUF. Pasokan DOC diperoleh dari beberapa perusahaan besar seperti PT Malindo Feedmill, PT Multibreeder Adirama, PT Asia Afrika, PT Reza Perkasa, PT Kerta Mulya Sejahtera dan PT Peternakan Ayam Manggis. Sedangkan pasokan pakan diperoleh dari PT Charoen Phokpand Indonesia sebagai pemasok pakan utama, PT Malindo Feedmill dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Pasokan obat-obatan diperoleh dari PT Mensana Aneka Satwa, PT Multifarma Satwa Maju, PT Medion, PT. Citra Fauna Profita, PT Ekasapta Wijaya Tangguh, PT Hendi Pharmaphindo, dan PT Avian Satwa Anugrah. Penetapan harga kontrak dicantumkan dalam perjanjian kontrak harga antara DUF dengan peternak plasma. Peneta harga sapronak, harga ayam hidup dan penetapan pemberian bonus ditentukan sebelumnya oleh pihak inti dan distujui dalam suatu kontrak kerjasama dan kontrak harga pada periode tertentu. Harga sarana produksi di DUF dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Harga Sarana Produksi Ternak di DUF No. Produk Harga (Rp) 1 DOC per ekor 2 Pakan Pre Starter (510) per kilogram 3 Pakan Starter-Finisher per kilogram 4 OVK Harga distributor Sumber : DUF (2011) Harga sarana produksi yang dinilai cukup mahal oleh peternak plasma. Harga yang ditetapkan oleh DUF dianggap sangat tinggi dan tidak pernah disesuaikan dengan harga pasar. Pada saat harga pasar turun drastis, DUF tetap menerapkan kontrak harga lama sehingga peternak merasa dirugikan. Namun, jika dilihat dari sisi perusahaan inti, maka harga tersebut sudah mempertimbangkan fluktuasi harga pasar. Perbandingan antara harga pakan dan DOC di pasar dengan harga kontrak DUF dapat dilihat pada Gambar 17 dan

6 Harga Pasar Harga DUF Gambar 17. Perkembangan Harga Pakan Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah) Berdasarkan Gambar 17, dapat diketahui bahwa rata-rata harga pakan di pasar sangat tidak stabil, dan fluktuasinya cenderung dibawah harga kontrak DUF. Selisih harga pakan antara harga DUF dengan harga pasar pada kondisi tersebut akan menjadi keuntungan DUF. Namun sebaliknya jika sesekali harga pakan di pasar berada diatas harga DUF, maka perusahaan akan mengalami kerugian Harga Pasar Harga DUF Gambar 18. Perkembangan Harga DOC Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah) 53

7 Berdasarkan Gambar 18, diketahui bahwa dalam satu tahun terakhir harga pasar untuk DOC relatif stabil, dan cenderung berada dibawah harga yang ditetapkan oleh DUF. Hanya satu kali harga DOC di pasar berada lebih tinggi dari harga DUF yaitu bulan April Penurunan harga DOC paling signifikan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2011, pada saat itu perusahaan inti akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dari selisih harga kontrak dengan harga pasar. Pada saat harga pakan turun dengan proporsi yang cukup besar, peternak biasanya mengeluh dan mempertanyakan pembaruan harga kontrak pakan maupun DOC kepada perusahaan. Namun, selama setahun terakhir belum ada kebijakan dari perusahaan untuk melakukan perubahan harga kontrak, baik kontrak harga sapronak maupun kontrak harga ayam hidup. Menurut perusahaan, harga tersebut sudah termasuk wajar dengan mempertimbangkan fluktuasi harga DOC maupun pakan. Berkaitan dengan harga pasar, harga ayam hidup juga bisa naik ataupun turun sesuai dengan pergerakan pasar. Namun DUF sebelumnya sudah menetapkan garansi ayam hidup yang tertulis dalam kontrak DUF sesuai dengan Tabel 6. Tabel 6. Harga Garansi Ayam Hidup No. Bobot Rata-rata Harga (Rp/kg) 1 < up afkir Sumber : DUF (2011) Penetapan garansi ayam hidup oleh DUF juga mempertimbangkan harga pasar. Perbandingan harga rata-rata ayam hidup di Jawa Barat dengan harga ratarata garansi ayam hidup yang ditetapkan oleh DUF dapat dilihat pada Gambar

8 Harga Pasar Harga DUF Gambar 19. Perkembangan Harga Rata-rata Ayam Hidup Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011(diolah) Berdasarkan wawancara awal, pihak perusahaan menyatakan bahwa harga garansi ayam hidup yang ditetapkan perusahaan selalu berada diatas harga pasar, yaitu harga rata-rata ayam hidup yang berlaku sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Jawa Barat. Sehingga penetapan harga tersebut dapat menutupi harga sapronak yang dirasakan cukup mahal. Namun setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan bahwa ternyata dari satu tahun terakhir harga pasar relatif lebih tinggi dari harga kontrak yang ditetapkan oleh DUF. Hanya empat kali harga yang ditetapkan DUF berada diatas harga pasar, yaitu pada bulan Januari, Februari, April, dan Mei Tahun Sehingga peternak lah yang cenderung dirugikan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peternak memang berada dalam posisi yang lemah dan hanya mampu menerima semua kebijakan kontrak harga yang ditetapkan oleh perusahaan inti. Walaupun begitu, disisi lain dengan adanya perjanjian kontrak harga tersebut peternak tidak akan mengalami kerugian apabila harga ayam di pasaran jatuh. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan bagi peternak plasma. Untuk mendapatkan bonus, peternak plasma harus dapat mencapai standar FCR (feed convertion ratio) yang ditentukan oleh DUF. FCR adalah jumlah pakan 55

9 yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot ayam hidup. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan total pemakaian pakan, kemudian dibandingkan dengan bobot daging yang dihasilkan oleh peternak, sehingga akan diketahui berapa kilogram pakan yang digunakan untuk setiap satu kilogram bobot ayam hidup. Sehingga semakin kecil nilai FCR, menunjukkan pengelolaan yang semakin baik. Perhitungan bonus dilakukan dengan menyesuaikan hasil produksi peternak dengan tabel standar FCR dari DUF. Pada tabel standar tersebut, ditentukan standar FCR untuk masing-masing bobot daging rata-rata ayam hidup yang dihasilkan oleh peternak. Berdasarkan kontrak harga terakhir, plasma akan mendapat insentif FCR dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika hasil perhitungan FCR sama dengan standar atau lebih kecil dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 60,- per kilogram 2. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil 0.1 sampai dengan 0.2 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 100,- per kilogram 3. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil 0.2 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 140,- / kg 6.6 Pembinaan dan Pengawasan Pihak Inti Peternak plasma mendapatkan pengawasan dari pihak inti melalui petugas penyuluh lapang (PPL). Pengawasan dilakukan untuk membantu peternak yang mengalami kesulitan dalam masa budidaya ternaknya. Pekerjaan yang dilakukan antara lain mengontrol pemeliharaan, melakukan penimbangan bobot ayam, serta membantu peternak menjaga kondisi kesehatan ayam. Saat ini DUF memiliki dua orang PPL dengan pendidikan terakhir sarjana. Pekerjaan sehari-hari PPL adalah mengunjungi peternak-peternak plasma secara bergantian. DUF beberapa kali memberikan kesempatan bagi PPL untuk mengikuti seminar dan pelatihan dari para pemasok sapronak. Hal ini dilakukan untuk memperluas wawasan dan yang terpenting mampu mentransfer ilmu bagi para peternak bimbingannya. PPL tentunya akan memperoleh insentif jika peternak mampu menghasilkan produksi yang baik dan sesuai dengan standar perusahaan. 56

10 6.7 Sanksi dari Pihak Inti Sanksi-sanksi yang ditetapkan oleh DUF untuk kondisi-kondisi tertentu antara lain : 1. Apabila peternak plasma mengalami kerugian pada satu periode tertentu baik akbibat teknis produksi, penyakit maupun kesalahan manajemen kandang, maka sejumlah kerugian tersebut dihitung sebagai hutang yang dapat dilunasi dengan mengangsur dari keuntungan pada periode selanjutnya. 2. Apabila peternak mengalami kerugian hingga terhitung 5 periode, maka DUF akan meminta sejumlah jaminan kembali jika ingin meneruskan kontrak kerjasama. 3. Apabila peternak mengalami kerugian tiga kali berturut turut, maka perusahaan akan menghentikan kontrak kerjasama dengan peternak plasma tersebut dan tetap menagih hutang yag belum terbayar. 57

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.

Lebih terperinci

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dilakukan secara individu oleh seluruh

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha V KARAKTERISTIK USAHA TERNAK DAN PETERNAK 5.1 Karakteristik Usaha Peternak Responden 5.1.1 Skala Usaha Ternak Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. CV. Tunas Mekar Farm 5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm Tunas Mekar Farm (TMF) adalah perusahaan peternakan ayam broiler yang menerapkan sistem kemitraan pola inti

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin pesat dan memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Unggas khususnya

Lebih terperinci

V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING

V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING 5.1. Profil Perusahaan Inti Perusahaan inti yang beroperasi di Kabupaten Karanganyar terdiri dari empat perusahaan yaitu Gema Usaha Ternak (anak cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS 2. Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS 2. Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ANALISIS KONTRAK SISTEM KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING DAN KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT (Analyze The Contract of Broiler

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan mulai terkenal pada awal tahun 1980-an. Laju perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 2, 2004, Hlm. 111-115 111 PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

Lebih terperinci

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN PRODUCTION SHARING IN BROILER PARTNERSHIP IN PT. X IN MAROS REGENCY, SOUTH SULAWESI PROVINCE Mathina Ranggadatu¹,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 3 Nomor Juli 25 Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka Ulfa Indah Laela

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan ayam pedaging di Indonesia dimulai sejak tahun 1960, berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan masyarakat, mulai dari usaha skala rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian dalam arti luas yang bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia agar dapat hidup sehat, karena manusia memerlukan protein. Pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh

Lebih terperinci

VI. ANALISIS NON FINANSIAL

VI. ANALISIS NON FINANSIAL VI. ANALISIS NON FINANSIAL Dalam melakukan analisis kelayakan suatu bisnis, tidak hanya dilakukan analisis finansial saja tetapi juga analisis non finansial. Analisis non finansial dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Lokasi dan Bentuk Perusahaan Cikahuripan PS merupakan perusahaan perorangan yang didirikan pada tahun 1983 oleh Bapak H. Aceng Rusli yang dikelola

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam PENGANTAR Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2014 subsektor peternakan berkontribusi tehadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Menurut Murtidjo (2006), ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan diterapkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan Kemitraan merupakan sebuah istilah konsep kerjasama yang dikenal di Indonesia. Di negara lain terdapat tiga mekanisme dasar yang digunakan untuk

Lebih terperinci

dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah menjamin masalah pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani atau

dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah menjamin masalah pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani atau A. Latar Belakang Perjanjian kemitraan yang menghubungkan antara perusahaan inti dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah pendanaan maupun kualitas produk pada pengusaha plasma,

Lebih terperinci

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR Sosial Ekonomi DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR ST. Rohani 1 & Muhammad Erik Kurniawan 2 1 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Teoritis 2.1.1. Pemasaran Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik oleh perusahaan, lembaga maupun suatu negara. Terjadi pergeseran kebutuhan sifat dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Pohon Industri Ayam Ras Bagan Roadmap Pengembangan Komoditas Visi Menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kondisi Peternakan Ayam Broiler di Indonesia. satu sistem agribisnis yang mengalami pertumbuhan sangat cepat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kondisi Peternakan Ayam Broiler di Indonesia. satu sistem agribisnis yang mengalami pertumbuhan sangat cepat 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Sistem agribisnis ayam ras dalam perkembangannya merupakan salah satu sistem agribisnis yang mengalami pertumbuhan sangat cepat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN PARUNG BOGOR: PERBANDINGAN USAHATERNAK MITRA DAN USAHATERNAK MANDIRI

KERAGAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN PARUNG BOGOR: PERBANDINGAN USAHATERNAK MITRA DAN USAHATERNAK MANDIRI KERAGAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN PARUNG BOGOR: PERBANDINGAN USAHATERNAK MITRA DAN USAHATERNAK MANDIRI Suryani Nurfadillah 1), dan Dwi Rachmina 2) 1,2) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Perusahaan dan Peternak Mitra 1. Perusahaan Mitra Gambaran umum perusahaan diperlukan dalam mengetahui profil perusahaan (Company Profile). Berikut adalah gambaran

Lebih terperinci

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Usaha peternakan memberi kontribusi terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Analysis Of Break Even Point at Broiler Farm In

Lebih terperinci

MOTIVASI PETERNAK PLASMA AYAM BROILER DALAM BERMITRA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR (STUDI KASUS PT. MITRA ANUGERAH SATWA)

MOTIVASI PETERNAK PLASMA AYAM BROILER DALAM BERMITRA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR (STUDI KASUS PT. MITRA ANUGERAH SATWA) MOTIVASI PETERNAK PLASMA AYAM BROILER DALAM BERMITRA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR (STUDI KASUS PT. MITRA ANUGERAH SATWA) MOTIVATION OF BROILER CHICKEN BREEDERS PLASMA IN PARTNERING

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL 1 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Profitability Analysis of Livestock Broiler Business with Partnership Pattern in the

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA Muhammad Sujudi 1) Dhyvhy29@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) sumarsihenok@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN KARANG ANYAR: MEMBANDINGKAN ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI

KAJIAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN KARANG ANYAR: MEMBANDINGKAN ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2012 Vol. 1 No.1 Hal : 65-72 ISSN 2302-6308 KAJIAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN KARANG ANYAR: MEMBANDINGKAN ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian ( off farm) seperti biokimia, agrokimia (pupuk dan pestisida), alat

BAB I PENDAHULUAN. pertanian ( off farm) seperti biokimia, agrokimia (pupuk dan pestisida), alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan pemerintah memiliki peranan penting dalam meninggakatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini di karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap. masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap. masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung makna sebagai suatu perubahan keadaan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis ayam kampung pedaging merupakan bisnis yang penuh gejolak dan beresiko. Peternakan unggas memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati masyarakat baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas karena menimbulkan kepuasan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG Nidya Diani *), Iskandarini **), Luhut Sihombing ***) *) Alumni

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2007, sektor peternakan mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging (Broiler) Ayam Ras pedaging (Broiler) adalah ayam jantan dan betina muda yang umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI 6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi Pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam broiler yang bekerja sama dengan pihak perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN Peluang di bisnis peternakan memang masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani dan produk turunannya masih sangat tinggi, diperkirakan akan terus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pembiayaan yang berdampak pada pemberhentian usaha. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pembiayaan yang berdampak pada pemberhentian usaha. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan peternakan ayam broiler 1 secara mandiri di Indonesia cenderung marginal, dalam artian keterbatasan dukungan pendanaan serta relatif sederhana. Adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil dari rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Lebih terperinci

Kemitraan Bidang Perunggasan Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternak (The Partnership of Poultry Husbandry and Its Influence of Farmer Income)

Kemitraan Bidang Perunggasan Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternak (The Partnership of Poultry Husbandry and Its Influence of Farmer Income) JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2010, VOL. 10 NO. 2, 111-117 Kemitraan Bidang Perunggasan Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternak (The Partnership of Poultry Husbandry and Its Influence of Farmer Income)

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR KEISTY LAW PRIBADI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak ) PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DI DESA BONTOMATENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS Iskayani, Veronica Sri Lestari, Wempie Pakiding Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternak ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baikuntuk dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat dari jumlah peningkatan populasi

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN Kusnia Sari, Kusnandar, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.

Lebih terperinci

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 1-5 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI 06 164 001 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011 PERBANDINGAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 3 AGUSTUS 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 3 AGUSTUS 2016 DAYA SAING BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING PADA BERBAGAI POLA USAHA (Competitiveness of Broiler Chicken Farming on Various Pattern) Maria Herawati, Dwi Haryono, Dyah Aring Hepiana Lestari Magister Agribisnis,

Lebih terperinci

Perbandingan Pendapatan Peternak dari Dua Sistem Kemitraan Inti Plasma Berbeda pada Usaha Pembesaran Ayam Ras Pedaging ABSTRACT

Perbandingan Pendapatan Peternak dari Dua Sistem Kemitraan Inti Plasma Berbeda pada Usaha Pembesaran Ayam Ras Pedaging ABSTRACT Manajemen IKM, September 2010 (111-121) Vol. 5 No. 2 ISSN 2085-8418 Perbandingan Pendapatan Peternak dari Dua Sistem Kemitraan Inti Plasma Berbeda pada Usaha Pembesaran Ayam Ras Pedaging Ichsan Mahyudi

Lebih terperinci

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) A. PRASETYO dan MURYANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Kabupaten Brebes

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Santoso dan Sudaryani (2009)

II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Santoso dan Sudaryani (2009) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Usaha peternakan ayam broiler telah banyak berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kecenderungan peningkatan jumlah produksi daging ayam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kemitraan

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kemitraan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemitraan 2.1.1 Pola dan Aturan Kemitraan Bentuk serta pola kemitraan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia bervariasi sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut.

Lebih terperinci