KEPEMIMPINAN DALAM TIM DAN KELOMPOK KEPUTUSAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPEMIMPINAN DALAM TIM DAN KELOMPOK KEPUTUSAN"

Transkripsi

1 KEPEMIMPINAN DALAM TIM DAN KELOMPOK KEPUTUSAN SIFAT DARI TIM-TIM Mereka dapat melakukan jenis pekerjaan yang sama, tetapi mereka tidak saling tergantung dan hanya membutuhkan sedikit kerja sama. Jenis unit pekerjaan ini terkadang disebut kelompok coacting karena rendahnya derajat interdependensi peran antara para anggotanya. Kata tim biasanya mengacu pada sebuah kelompok tugas yang kecil di mana para anggotanya memiliki tujuan yang sama, peran yang saling tergantung dan keterampilan yang saling melengkapi. Untuk memperjelas perbedaan antara sebuah kelompok coacting dan tim yang berinteraksi ada sebuah contoh dari olahraga. Bola basket dan sepak bola memiliki tim-tim yang berinteraksi, sedangkan dalam boling atau gulat tim-tim biasanya merupakan kelompok coacting. Jenis - Jenis Tim yang Berbeda Karakteristik lain yang membedakan meliputi keberadaan posisi pemimpin formal, proses yang digunakan untuk memilih pemimpin, durasi biasa dari keberadaan tim, stabilitas keanggotaan tim seiring waktu, dan keberagaman fungsional dari para anggotanya. Tabel dibawah membandingkan lima jenis tim berbeda dalam hal karakteristik Karakteristik Otonomi untuk menetukan misi dan tujuan Otonomi untuk Tim Operasi Fungsional Rendah Rendah hingga Tim Lintas Tim Tim Tim Fungsional Mengelola Sendiri Mendefinisikan Sendiri Eksekutif Puncak Rendah Rendah Tinggi Tinggi hingga sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 1

2 menentukan prosedur kerja Otoritas pemimpin internal Durasi keberadaan tim Stabilitas keanggotaan Keragaman para anggota dalam latar belakang fungsional sedang Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Variabel Tinggi hingga sedang Tinggi Rendah Tinggi Variabel Tinggi hingga sedang Rendah tinggi Rendah variabel tinggi TIM-TIM FUNGSIONAL Dalam sebuah tim operasi fungsional, para anggota mungkin memiliki pekerjaan yang agak khusus tetapi masih bagian dari fungsi dasar yang sama. Biasanya tim-tim itu terus beroperasi dengan jangka waktu yang lama, dan keanggotaannya mungkin menjadi relatif stabil. Biasanya terdapat pemimpin yang ditunjuk yang memiliki kewenangan yang cukup besar untuk operasi internal dan mengelola hubungan eksternal dengan bagian lain dari organisasi itu. Kepemimpinan dalam Tim-Tim Fungsional Dalam sebuah tim kerja fungsional, tanggung jawab kepemimpinan biasanya dikonsentrasikan pada seorang pemimpin formal walaupun anggota kelompok lainnya dapat membantu dalam melakukan beberapa fungsi kepemimpinan khusus. 2

3 Penjajaran dan Komitmen Tugas. Kinerja kelompok akan lebih tinggi saat para anggotanya amat termotivasi untuk mencapai sasaran bersama. Komitmen tugas lebih tinggi saat tim menganggap sasaran itu penting dan para anggota memiliki keyakinan atas kemampuan dari tim untuk mencapainya ( kemajuan kolektif ). Perilaku kepemimpinan yang amat relevan untuk meningkatkan komitmen ini meliputi menyampaikan isi yang menarik mengenai apa yang dapat dicapai oleh tim, yang menghubungkan sasaran tugas dengan nilai dan idealisme anggota, membangun keyakinan anggota dalam kemampuan tim untuk mencapai sasaran ini, dan merayakan kemajuan yang dilakukan dalam pencapaian sasaran itu. Keterampilan Anggota dan Kejelasan Peran. Keterampilan dan kejelasan peran amatlah penting saat tim melakukan tugas yang amat rumit yang meminta para anggotanya menyesuaikan diri dan mengoordinasikan perilaku mereka secara rutin saat kondisnya berubah. Perilaku kepemimpinan yang amat relevan untuk meningkatkan keterampilan anggota meliputi keterampilan menilai untuk mengenali kebutuhan pelatihan, mengatur para anggota agar menerima instruksi yang diperlukan, memberikan pelatihan kepada anggota yang membutuhkannya, meminta anggota yang berpengalaman untuk melatih anggota yang kurang berpengalaman, dan memilih anggota baru yang memiliki keterampilan relevan. Strategi Kinerja. Strategi kinerja yang digunakan oleh sebuah kelompok juga menetukan bagaimana pekerjaan itu dilakukan secara efisien. Hackman dan Morris (1975) menemukan bahwa sebuah tim biasanya melakukan tugas baru dengan lebih baik jika mereka mengambil waktu untuk merencanakan strategi yang jelas sebelum memulai mengerjakan tugas itu. Perilaku kepemimpinan yang relevan untuk mempengaruhi organisasi pekerjaan dan strategi kinerja meliputi perencanaan bagaimana menggunakan personalia dan sumber daya secara efisien, merencanakan strategi kinerja secara efektif, yang melibatkan para anggota yang memiliki keahlian yang relevan dalam merencanakan operasi bagi tim, menerapkan praktik pembelajaran tim, dan mengumpulkan informasi mengenai strategi kinerja yang efektif yang digunakan oleh tim lainnya. Saling Percaya dan Kerja Sama. Kerja sama amatlah penting saat kelompok memiliki tugas yang meminta para anggota untuk berbagi informasi, peralatan, dan sumber daya lainnya, saling membantu, dan bekerja bersama secara berdekatan untuk periode waktu yang lama di 3

4 bawah kondisi yang menekan. Perilaku kepemimpinan untuk membangun kepercayaan dan identifikasi dengan tim (disebut pembentukan tim). Sumber daya dan Dukungan Politis. Kinerja kelompok juga bergantung pada mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pekerjaan itu. Sumber daya yang relevan bisa meliputi dana anggaran, perangkat dan peralatan, persediaan dan materi, dan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku kepemimpinan yang relevan untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan dari orang luar meliputi merencanakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek atau aktivitas khusus; menyiapkan anggaran dan membuat taklimat bagi para atasan untuk menguatkan permintaan; melakukan lobby dengan para atasan untuk memberikan sumber daya tambahan; mempengaruhi para atasan untuk mengizinkan penggunaan peralatan, persediaan atau bahan-bahan yang tidak biasa; mempromosikan dan menjaga reputasi tim terhadap atasan; membuat hubungan kerja sama dengan orang luar yang merupakan sumber daya yang potensial dari sumber daya dan bantuan yang dibutuhkan; dan menegosiasikan kesepakatan yang menguntungkan dengan para pemasok dan penyedia. Koordinasi Eksternal dan Adaptasi. Kinerja sebuah kelompok juga bergantung pada hubungan eksternal. Perilaku kepemimpinan yang relevan untuk memudahkan koordinasi eksternal dan adaptasi meliputi berkonsultasi dengan klien dan para pengguna mengenai rencana dan keputusan yang mempengaruhi mereka, bertemu dengan klien atau pengguna untuk lebih mempelajari kebutuhan mereka, mendapatkan umpan balik dari klien dan para pengguna mengenai hal-hal yang dapat dilakukan tim itu untuk meningkatkan pelayanan pelanggan, mempromosikan citra yang menguntungkan dari tim di antara orang luar, dan menengahi konflik antara para anggota tim dengan orang luar. TIM-TIM LINTAS FUNGSIONAL Tim-tim lintas fungsi makin banyak digunakan dalam organisasi untuk meningkatkan koordinasi dari aktivitas yang saling tergantung di antara subunit khusus (Ford & Randolf,1992). Tim itu biasanya meliputi para perwakilan dari masing-masing subunit fungsional yang terlibat dalam sebuah aktivitas atau proyek, dan dapat meliputi perwakilan dari luar organisasi seperti para pemasok, klien, dan rekanan joint-venture. Tim itu diberi tanggung jawab untuk 4

5 merencanakan dan melakukan sebuah aktivitas rumit yang membutuhkan koordinasi, kerja sama, dan pemecahan masalah bersama yang cukup besar di antara pihak yang terkait. Potensi Manfaat Tim-tim itu mengizinkan penggunaan personalia dan sumber daya yang fleksibel dan efisien untuk memecahkan masalah saat ditemukan. Saat orang yang tepat dipilih untuk tim, akan mungkin memiliki lebih banyak keahlian daripada seorang manajer untuk membuat rancangan penting dan mengoperasikaan keputusan. Keragaman latar belakang anggota memupuk kreativitas dalam pembuatan ide-ide dan solusi masalah. Bekerja pada tim lintas fungsional membantu para anggota belajar memandang sebuah masalah atau tantangan dari perspektif berbeda, bukan hanya dari sudut pandang fungsional yang sempit. Para anggota dapat mempelajari keterampilan baru yang akan dijalankan ke pekerjaan fungsional mereka dan tim mereka masing-masing. Tantangan Kepemimpinan Pertemuan itu memakan waktu dan bisa amat sulit untuk mendapatkan partisipasi yang cukup dari para anggota yang juga memiliki tanggung jawab dalam sebuah departemen fungsional dan mungkin berada pada lebih dari satu tim (Denison, Hart&Kahn,1996). Keragaaman fungsional dari para anggotanya meningkatkan penghalangan komunikasi. Setiap fungsi biasanya memiliki jargonnya sendiri dan cara pemikiran sendiri mengenai banyak hal. Subunit fungsional yang diwakili para anggota tim sering memiliki sasaran yang berbeda, orientasi waktu, dan prioritas yang berbeda. Perbedaan ini cenderung menciptakan konflik. Keputusan dapat menjadi sulit dan memakan waktu jika para anggota harus mendapatkan persetujuan dari para atasan fungsional mereka sebelum menyepakati perubahan besar. Tim itu biasanya memiliki tenggat waktu yang ketat untuk menyelesaikan pekerjaannya, yang memberikan tekanan tambahan pada pemimpinnya untuk menyelesaikan perselisihan dan memelihara kemajuan yang stabil. Keterampilan dan Perilaku Kepemimpinan Keterampilan berikut yang relevan bagi para pemimpin tim, yaitu: 5

6 1. Keahlian teknis. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan masalah teknis dengan para anggota tim yang memiliki latar belakang fungsional beragam. 2. Keterampilan administratif. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan aktivitas proyek, memilih anggota tim yang memenuhi syarat, dan menangani tanggung jawab anggaran dan keuangan. 3. Keterampilan antarpribadi. Pemimpin harus mampu memahami kebutuhan dan nilainilai dari para angggota tim untuk mempengaruhi mereka, menyelesaikan konflik, dan membangun sifat kohesif. 4. Keterampilan kognitif. Pemimpin harus mampu memahami hubungan internal dan eksternal tim yang rumit dan bagaimana fungsi-fungsi berbeda itu relevan dengan keberhasilan proyek tersebut. 5. Keterampilan politis. Pemimpin harus mampu mengembangkan koalisi dan mendapatkan sumber daya, bantuan, dan persetujuan dari manajemen puncak dan pihak relevan lainnya. Dari wawancara dan pengamatan atas beberapa tim, Barry (1991) mengidentifikasikan empat peran kepemimpinan yang terlihat penting bagi para tim yang memecahkan masalah, mengelola proyek, atau mengembangkan kebijakan. Peran itu meliputi pembuatan visi, pengorganisasian, pengintegrasian sosial, dan perluasan eksternal. TIM KERJA YANG MENGELOLA SENDIRI Dalam tim-tim yang mengelola sendiri atau kelompok kerja semiotonomi, sebagaian besar tanggung jawab dann kewenangan yang biasanya diberikan dalam posisi seorang manajer, dialihkan kepada para anggota kelompok. Sebagian besar tim-tim kerja yang mengelola sendiri memiliki aktivitas yang amat saling tergantung dan mereka bertanggung jawab untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa tertentu. Para anggota sering kali bergiliran melakukan berbagai tugas yang merupakan tanggung jawab tim itu, yang meningkatkan fleksibelitas tim, membuat pekerjaan lebih menarik, dan memberikan kesempatan untuk mepelajari keterampilan baru. Organisasi induk biasanya menentukan misi, cakupan operasi, dan anggaran untuk timtim yang mengelola sendiri. Setiap tim biasanya diberikan kewenangan dan tanggung jawab 6

7 untuk mengoperasikan keputusan, seperti menetapkan sasaran kinerja dan standar kualitas, memberikan pekerjaan, menentukan jadwal pekerjaan, menentukan prosedur kerja, melakukan pembelian persediaan dan bahan-bahan yang diperlukan, menghadapi pelanggan dan pemasok, mengevaluasi kinerja anggota tim, dan menangani masalah kinerja dari masing-masing anggota. Manfaat Potensial Tim-tim kerja yang mengelola sendiri menawarkan sejumlah manfaat potensial, termasuk komitmen yang lebih kuat dari para anggota tim terhadap pekerjaan, meningkatkan kualitas, meningkatkan efisiensi, kepuasan kerja yang lebih besar, dan pergantian karyawan dan absen yang lebih sedikit di antara para karyawan. Memberikan pelatihan silang kepada para anggota tim untuk melakukan pekerjaan berbeda akan meningkatkan fleksibilitas tim tersebut dalam berhadapan dengan kekurangan personalia yang diakibatkan oleh sakit atau pergantian karyawan. Pengetahuan mereka yang luas mengenai proses kerja membantu para anggota tim untuk menyelesaikan masalah dan menyarankan perbaikan. Perubahan menjadi kelompok yang mengelola sendiri biasanya mengurangi jumlah manajer dan staf spesialis dalam sebuah organisasi yang merendahkan biaya. Peran Kepemimpinan Internal Peran kepemimpinan internal melibatkan tanggung jawab manjemen yang diberikan kepada tim dan bersama-sama oleh para anggota kelompok. Hal biasa bagi tim yang mengelola sendiri untuk memiliki pemimpin tim internal yang mengoordinasikan aktivitas tim. Terkadang pemimpin tim ditunjuk oleh organisasi, tetapi lebih umum bagi pemimpin tim untuk dipilih oleh anggota tim Peran Kepemimpinan Eksternal Peran kepemimpinan eksternal melibatkan tanggung jawab manajerial yang tidak didelegasikan kepada tim. Peran utama dari pemimpin eksternal berfungsi sebagai seorang pelatih, fasilitator, dan konsultan bagi tim, tidak secara langsung mengawasi pekerjaannya. Peran kepemimpinan eksternal ini dapat dilakukan oleh sebagian dari penyelia lini pertama yang sebelumnya, dengan fasilitator khusus, atau oleh para manajer menengah. Pemimpin eksternal juga membantu para anggota tim mendapatkan keterampilan antarpribadi yang diperlukan untuk 7

8 berfungsi secara efektif sebagai sebuah tim (Manz& Sims, 1989). Sebuah fungsi penting dari pemimpin eksternal adalah membangun percaya diri dari para anggota tim. Pemimpin eksternal juga berfungsi sebagai juara dan penasihat dalam membantu kelompok itu mendapatkan sumber daya dan dukungan politis yang diperlukan dari manajemen puncak dan subunit organisasi yang lainnya. Memfasilitasi Kondisi Untuk Tim-Tim Yang Mengelola Sendiri Kondisi yang memfasilitasi untuk tim-tim yang mengelola sendiri dijelaskan sebagai berikut: 1. Sasaran yang didefinisikan dengan jelas. Organisasi harus memberikan sasaran priorias yang jelas untuk memandu sasaran tugas, memudahkan upaya terkoordinasi lintas tim, dan memberikan dasar untuk mengevaluasi kemajuan dan menyesuaikan strategi kinerja. 2. Tugas yang rumit dan berarti. Tugas yang rumit dan menantang yang membutuhkan beragam keterampilan dan pengetahuan dan memberikan umpan balik yang akurat dan tepat waktu mengenai kemajuan dan hasil pekerjaan itu. 3. Keanggotaan yang stabil dan berukuran kecil. Stabilitas keanggotaan membantu perkembangan identifikasi tim, sifat kohesif, dan mempelajari bagaimana mengelola aktivitas tugas mereka sendiri. 4. Kewenangan dan keleluasaan yang cukup besar. Tim harus memiliki otoritas yang cukup untuk menjalankan tanggung jawab tugasnya dan keleluasaan untuk mengelola dirinya sendiri dalam cara yang tepat untuk melakukan pekerjaan tanpa campur tangan dari manajemen puncak atau serikat pekerja. 5. Akses terhadap informasi. Keberhasilan dari tim yang mengelola sendiri amat bergantung pada akses terhadap informasi yang diperlukan untuk mengatur aktivitas tim dan mengawasi kinerjanya. 6. Pengakuan dan penghargaan yang tepat. Sistem penghargaan harus menekankan kinerja tim bukannnya kinerja perorangan, dan harus mendorong para anggota untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh kelompok. Para anggota harus diberikan penghargaan dalam cara yang pantas untuk peningkatan mereka dalam produktivitas dan efisiensi. 8

9 7. Dukungan yang kuat dari manajemen puncak. Dukungan politis dari manajemen puncak amat penting untuk memastikan bahwa anggota lain dari organisasi tersebut mendukung upaya untuk menerapkan tim-tim yang mengelola sendiri bukan merendahkannya. Dukungan ini meliputi pendelegasian kewenangan yang memadai, alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh tim untuk melakukan pekerjaannya secara efektif, dan penciptaan budaya organisatoris yang dapat dibandingkan dengan timtim yang mengelola sendiri dan tim yang diberikan kewenangan. 8. Keterampilan antarpribadi yang memadai. Para anggota harus belajar bagaimana mendengarkan dan berkomunikasi secara efektif, menggunakan taktik mempengaruhi yang tepat, menyelesaikan konflik dalam cara yang produktif, dan menggunakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan kelompok. Para anggota juga membutuhkan cukup banyak keterampilan antarpribadi untuk melaksanakan peran kepemimpinan seperti koordinator tim dan fasilitator pertemuan. TIM-TIM YANG MENDEFINISIKAN SENDIRI Bentuk dari tim yang memiliki otonomi yang besar disebut tim yang mendefinisikan sendiri atau tim yang merancang sendiri (Hackman,1987). Jenis tim ini diperlakukan sebagai perusahaan berbeda didalam organisasi induk, dan tim tersebut diizinkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin keputusan yang diperlukan untuk menjalankan sebuah bisnis kecil. Saat tim tersebut memiliki aktivitas yang salin ketergantungan, sumber daya bersama, dan keuangan yang saling terjalin, kerja sama dan koordinasi diperlukan untuk efektivitas organisasitoris. TIM-TIM VIRTUAL Dalam tim-tim virtual, para anggota secara geografis terpisah dan mereka jarang bertemu langsung. Kebanyakan komunikasi di antara para anggota bergantung pada komputer dan teknologi komunikasi (misalnya internet, konferensi video, penggunaan kelompok, telepon selular, dan sebagainya). Terdapat beberapa alasan atas meningkatnya penggunaan tim-tim virtual, termasuk cepatnya perkembangan globalisasi, meningkatnya kerja sama antar organisasi (misalnya joint venture, pembuatan rekanan, dan sebagainya), keinginan karyawan memiliki 9

10 fleksibilitas yang lebih banyak dalam pengaturan tugas, penekanan yang lebih besar pada aktivitas manajemen jasa dan pengetahuan, dan kebutuhan akan lebih banyaknya fleksibilitas dan inovasi dalam perkembangan produk dan pemberian pelayanan yang khusus. Para pemimpin dalam kebanyakan tim virtual memiliki tantangan yang sama seperti para pemimpin dari tim-tim fungsional. Terdapat kesulitan untuk mendapatkan komitmen dari anggota berbeda yang melakukan banyak hal lainnya dan mungkin memiliki sasaran atau proiritas berbeda. Lebih sulit menggunakan pengaruh atas orang yang hanya dapat diakses oleh media elektronik dan lebih sulit untuk membangun kepercayaan bersama, pemahaman, dan identifikasi di antara para anggota yang jarang bersama-sama. PROSEDUR UNTUK MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN TIM Dua prosedur yang terlihat berguna untuk memudahkan pembelajaran tim adalah tinjauan setelah aktivitas dan sesi-sesi dialog. Tinjauan Setelah Aktivitas Tinjauan setelah aktivitas juga disebut tinjauan setelah tindakan atau postmortem adalah prosedur untuk menganalisis secara kolektif semua proses dan hasil yang didapatkan dari aktivitas sebuah tim. Sebuah pertemuan tinjauan dapat dilakukan oleh pemimpin tim atau fasilitator dari luar. Peran dari pemimpin atau fasilitator adalah memandu proses tinjauan dan membuatnya tetap berfokus pada pemecahan masalah konstruktif. Dalam tinjauan setelah aktivitas, keputusan tugas dan proses kerja biasanya mendapatkan perhatian yang jauh lebih banyak daripada hubungan antarpribadi atau masalah kepemimpinan. Umpan balik mengenai kepemimpinan dan proses antarpribadi bisa terjadi saat pemimpin dan anggota tim secara emosional telah matang, fleksibel, dan tidak defensif. Sesi Dialog Adalah pertemuan pemecahan masalah dimana para anggota tim menguji asumsi implisit mereka, menekankan pemeriksaan, bukan pemberian nasehat, dan berusaha untuk menyepakati model mental yang tepat. 10

11 PEDOMAN UNTUK PEMBENTUKAN TIM Tujuan pembentukan tim adalah untuk meningkatkan sifat koheksikitas saling bekerja sama, dan identifikasi kelompok (Dyer, 1977). Pedoman berikut didasarkan pada penelitian, teori, dan wawasan praktisi dapat diterapkan pada kebanyakan jenis kelompok dan tim kerja. Menekankan kepentingan dan nilai-nilai umum Mendapatkan kesepakatan di antara para anggota kelompok mengenai sasaran, strategi untuk mencapainya, dan kebutuhan untuk upaya kerja sama amat meningkatkan kemungkinan identifikasi yang kuat dengan kelompok. Mengidentifikasikan sasaran bersama dan menjelaskan mengapa kerja sama diperlukan untuk mencapainya, mendorong para anggota kelompok untuk berbagi informasi dan ide dan untuk saling membantu. Menggunakan upacara dan ritual Upacara dan ritual dapat digunakan untuk meningkatkan identifikasi dengan kelompok dan membuat keanggotaan terlihat menjadi amat khusus. Ritual awal digunakan untuk melantik anggota baru ke dalam sebuah kelompok dan ritual pensiun digunakan uuntuk merayakan kepergian anggota lama. Upacara digunakan untuk merayakan keberhasilan khusus atau menandai hari jadi peristiwa khusus dalam sejarah kelompok itu. Menggunakan simbol untuk mengembangkan identifikasi kelompok Simbol dan identitas kelompok seperti nama tim, slogan, logo, lencana, atau emblem dapat diperlihatkan pada bendera, spanduk, pakaian atau perhiasan. Simbol dapat menjadi amat efektif untuk membantu menciptakan identitas terpisah untuk sebuah tim. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial Satu cara untuk memudahkan interaksi sosial yang menyenangkan adalah dengan melakukan aktivitas sosial secara periodik seperti makan malam, makan siang, dan pesta. Berbagai jenis perjalanan keluar dapat digunakan untuk memudahkan interaksi sosial (misalnya, bersama-sama pergi ke sebuah peristiwa olahraga atau konser, atau perjalanan kamping atau arung jeram). 11

12 Memberi tahu orang mengenai aktivitas dan keberhasilan kelompok Amat penting untuk tetap memberitahukan para anggota mengenai hal-hal ini dan menjelaskan bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap keberhasilan misi itu. Melakukan sesi analisis proses Sesi analisis proses melibatkan diskusi terbuka dan terus terang mengenai hubungan antarpribadi dan proses kelompok dalam sebuah upaya untuk meningkatkannya. Suatu pendekatan adalah meminta setiap orang untuk menyarankan cara-cara yang membuat kelompok itu menjadi lebih efektif. Pendekatan serupa adalah meminta setiap anggota menjelaskan apa yang dapat dilakukan anggota lainnya agar membuat peranya dalam kelompok itu menjadi lebih mudah. Biasanya lebih baik bila memiliki seorang fasilitator terlatih untuk melakukan sesi analisis proses bukan hanya pemimpin tim. Seorang fasilitator dari luar akan lebih objektif dan tidak memihak, yang merupakan hal yang amat penting jika pemimpin itu berkontribusi pada kesulitan yang dimiliki kelompok dalam bekerja bersama. Melakukan sesi penyejajaran Tujuan dari sebuah sesi penyejajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman bersama diantara para anggota tim (Mitchell, 1986). Sebelum sesi itu, setiap anggota diberikan sebuah kuesioner terbuka mengenai nilai-nilai, perhatian, dan sasaran pribadi. Para anggota diminta untuk menyiapkan tanggapan yang akan membantu orang lain untuk memahami dan menghargainya. Meningkatkan Insentif untuk saling kerja sama Insentif yang didasarkan pada kinerja individual akan mendorong para anggota tim untuk saling bersaing satu sama lain, sedangkan insentif yang didasarkan pada kinerja kelompok mendorong kerja sama. Satu cara untuk meningkatkan sifat kohesif dan identifikasi tim adalah dengan menekankan insentif formal seperti bonus yang didasarkan pada perbaikan kinerja tim. Cara lain adalah dengan menggunakan penghargaan spontan dan informal untuk menekankan pentingnya pelayanan bagi tim. 12

13 PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK Kualitas dari keputusan kelompok bergantung pada kontribusi informasi dan ide dari para anggota kelompok, kejelasan komunikasi, akurasi dari prediksi dan penilaian, batasan dimana diskusi itu difokuskan pada masalah, dan cara dimana perselisihan diselesaikan. Penentu dari Proses Kelompok 1. Besaran Kelompok. Kelompok yang besar mungkin memiliki informasi yang lebih banyak dan ragam perspektif yang lebih luas mengenai sebuah masalah, dan terdapat lebih banyak kesempatan untuk melibatkan semua pihak yang akan terpengaruh oleh sebuah keputusan. 2. Diferensial Status. Perbedaan yang besar dalam status anggota dapat menghalangi pertukaran informasi dan evaluasi yang akurat dari ide-ide. Para anggota yang berstatus rendah biasanya segan mengkritik atau tidak setuju dengan anggota yang berstatus tinggi. Ide-ide dan opini dari anggota yang berstatus tinggi memiliki pengaruh yang lebih banyak dan cenderung untuk dievaluasi secara lebih menguntungkan. 3. Kohesivitas. Jumlah rasa saling mengasihi antar anggota dan daya tarik terhadap kelompok adalah penentu penting atas proses kelompok. Sebuah kelompok orang yang kohesif yang memiliki nilai dan sikap yang serupa akan lebih mungkin sepakat atas sebuah keputusan. Para anggota dari kelompok yang kohesif tidak terlalu bersedia mendapatkan risiko penolakan sosial karena mempertanyakan sudut pandang mayoritas atau menyajikan sebuah opini yang berbeda. Kelompok yang amat kohesif terkadang memupuk sebuah fenomena yang disebut pemikiran kelompok yang merendahkan pembuatan keputusan yang efektif (Janis, 1972). 4. Keragaman Keanggotaan. Batasan dimana para anggota bervariasi dalam hal kepribadian, atribut demografis (misalnya, umur, jenis kelamin, identitas etnis, pendidikan), dan spesialisasi fungsional memiliki implikasi kepada proses kelompok dan hasilnya. Di sisi positifnya, memiliki anggota yang memiliki perspektif, pengalaman, dan pengetahuan yang berbeda dapat menghasilkan solusi masalah yang lebih kreatif. 5. Kematangan Emosional. Kelompok yang memiliki anggota yang kematangan emosionalnya rendah cenderung untuk lebih memiliki perilaku yang berorientasi diri 13

14 sendiri yang mengganggu dan perilaku yang agresif. Perilaku anggota yang seperti ini dapat mengurangi kohesivitas kelompok dan rasa saling mempercayai. 6. Lingkungan fisik. Pertemuan diadakan dalam lingkungan fisik yang juga dapat mempengaruhi proses kelompok. 7. Teknologi Komunikasi. Jenis teknologi komunikasi yang tersedia bagi kelompok itu dapat mempengaruhi proses kelompok dan keputusan yang dihasilkan. Teknologi ini dapat mengurangi pemahaman evaluasi, menghalangi sikap yang diperlihatkan, dan dominasi diskusi oleh orang-orang yang asertif atau berstatus tinggi. FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PERTEMUAN Peran kepemimpinan dapat dibagikan hingga batasan tertentu, tetapi para anggota dari kelompok keputusan sering lebih suka bila memiliki seorang pemimpin diskusi yang ditunjuk yang memiliki tanggung jawab utama untuk melakukan pertemuan tersebut. Seorang pemimpin yang efektif memastikan agar kelompok menggunakan sebuah proses keputusan yang sistematis ( pengendalian proses ), tetapi tidak mendominasi diskusi ( pengendalian isi ). Fungsi Pemeliharaan Tugas dan Kelompok Perilaku yang berorientasi tugas dalam sebuah pertemuan kelompok memudahkan evaluasi komunikasi sistematis, dan analisis informasi dan ide, dan membantu pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Juga penting bagi pemimpin untuk memiliki keterampilan yang cukup besar dalam menggunakan setiap jenis perilaku yang berorientasi tugas. Perilaku pemeliharaan kelompok dalam sebuah pertemuan kelompok meningkatkan kohesivitas, memperbaiki hubungan antarpribadi, membantu resolusi konflik, dan memuaskan kebutuhan pribadi dari para anggota akan penerimaan, rasa hormat, dan keterlibatan. Siapa yang Harus Melaksanakan Fungsi Kepemimpinan Pandangan tradisional adalah bahwa pemimpin formal harus mengarahkan dan mengendalikan aktivitas kelompok. Menurut pandangan yang berpusat pada pemimpin ini, pemimpin kelompok harus menjaga diskusi berfokus pada tugas, mendorong ekspresi perasaan, mempertahankan kendali atas keputusan akhir (yaitu menggunakan konsultasi bukannya 14

15 keputusan kelompok), dan melindungi otoritasnya dalam kelompok. Dengan kepemimpinan yang berpusat pada kelompok, peran dari pemimpin adalah berfungsi sebagai konsultan, penasihat, guru, dan fasilitator, bukannya sebagai seorang direktur atau manajer kelompok. Tanggung jawab bagi kedua jenis fungsi itu dibagi bersama pada anggota kelompok karena tidak ada satu orang yang sensitif kepada semua permasalahan proses dan kebutuhan kelompok. Menurut Bradford, berbagi tanggung jawab untuk fungsi kepemimpinan akan meningkatkan kualitas keputusan dan membuat para anggota merasa lebih puas dengan kelompok. Bradford mengenali beberapa kesulitan dalam menerapkan kepemimpinan yang berorientasi pada kelompok. Ia memperhatikan bahwa jenis kepemimpinan ini membutuhkan keterampilan antarpribadi yang cukup besar, kematangan, dan rasa percaya baik pada pemimpin maupun pada anggota kelompok. PEDOMAN UNTUK MEMIMPIN PERTEMUAN berikut: Pedoman untuk memimpin sebuah kelompok keputusan yang telah mapan adalah sebagai Memberikan informasi mengenai persiapan yang diperlukan untuk sebuah pertemuan Untuk memastikan bahwa orang berencana untuk menghadiri pertemuan itu, mereka harus diberikan informasi sebelumnya mengenai waktu, tempat, dan subjek penting agenda itu. Berbagi informasi penting dengan para anggota kelompok Jumlah informasi yang harus disajikan bergantung pada sifat masalah itu dan informasi sebelumnya di kelompok tersebut. Informasi tersebut dapat diberikan sebelum pertemuan, pada awal pertemuan, atau saat diagnosis masaalah itu dilakukan. Menjelaskan masalah tanpa menyatakan penyebab atau solusinya Masalah itu harus dinyatakan secara objektif dalam cara yang tidak menyalahkan beberapa atau semua anggota kelompok. 15

16 Memberikan waktu yang cukup banyak untuk pembuatan dan evaluasi ide Pemimpin harus merencanakan pertemuan sehingga tersedia cukup waktu untuk mendiagnosis masalahnya, mengembangkan solusi alternatif, dan menjelajahi implikasi dan konsekuensi dari setiap alternatif. Memisahkan pembuatan ide dari evaluasi ide Teknik kelompok nominal dikembangkan untuk memperbaiki defisiensi pengilhaman (Delbecq, Van de Ven & Gustafson,1975). Para anggota diminta menuliskan ide mereka pada secarik kertas tanpa mendiskusikannya, kemudian pemimpin menempatkan ide-ide tersebut agar dapat dilihat oleh semua orang. Anggota kelompok diundang untuk membangun ide-ide yang telah terdaftar atau menambahkan ide baru yang distimulasikan saat melihat daftar tersebut. Kemudian pemimpin meninjau daftar tersebut dan menanyakan apakah ada pertanyaan mengenai makna dari sebuah ide tau relevansinya dengan masalah tersebut. Mendorong dan memudahkan partisipasi Setiap anggota harus didorong untuk mengontribusikan ide dan perhatian, dan para anggota harus dilarang mendominasi diskusi dan menggunakan taktik tekanan sosial (misalnya ancaman, komentar yang menghina) untuk mengintimidasi orang yang tidak sepakat dengan mereka. Mendorong uraian baru yang positif dan pembentukan ide Dua prosedur yang amat berguna untuk menciptakan sebuah iklim yang lebih mendukung untuk pembuatan ide adalah uraian baru yang positif dan pembentukan ide. Salah satu teknik yang paling berguna untuk memupuk ide-ide baru adalah dengan meminta anggota kelompok untuk menguraikan kembali ide anggota lainnya dan menemukan sesuatu yang berharga sebelum mengatakan sesuatu yang bersifat kritik. Menggunakan prosedur yang sistematik untuk evaluasi solusi Dengan prosedur dua kolom para anggota sama-sama mengidentifikasi dan melihat keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif (Maier, 1963). Kemudian para anggota mendiskusikan keuntungan dan kerugian tersebut dan berusaha untuk menyepakati peringkat keseluruhan dari alternatif tersebut. Prosedur serupa tetapi lebih rinci adalah analisis biaya-manfaat. Prosedur ini dapat digunakan saat konsekuensi dari 16

17 setiap solusi adalah cukup umum dan dimungkinkan untuk membuat perkiraan yang cukup akurat dari manfaat dan biaya dalam hal yang berhubungan dengan keuangan. Mendorong para anggota untuk mencari sebuah solusi yang integratif Pemimpin harus mendorong partisipasi, menjaga agar diskusinya bersifat analitis, bukan kritis, dan menempatkan hasil dari perbandingan itu untuk memberikan sebuah ringkasan visual atas kesamaan dan perbedaannya. Mendorong konsesus tetapi tidak memaksakannya Pengambilan suara merupakan prosedur umum untuk membuat keputusan, pemimpin harus mendorong kelompok untuk berusaha mencapai konsesus, bukan memutuskan atas dasar mayoritas saja. Sebuah keputusan konsesus biasanya menghasilkan komitmen yang lebih besar daripada keputusan mayoritas, tetapi biasanya dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membuat keputusan tersebut dan konsesus kelompok tidak selalu dimungkinkan. Memperjelas tanggung jawab untuk implementasi Langkah tindakan yang diperlukan harus disebutkan dan tanggung jawab atas setiap langkah tindakan diberikan kepada individual. Setelah pertemuan, pemimpin harus membagikan sebuah ringkasan tentang apa yang telah didiskusikan dan diputuskan, dan tanggung jawab apa yang diberikan kepada siapa. Kesimpulan Organisasi semakin bergantung pada tim-tim untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan perubahan adaptif. Potensi keuntungan dari tim meliputi kepuasan dan komitmen karyawan yang lebih besar, kualitas produk dan layanan yang lebih baik, serta efisiensi dan produktivitas yang lebih besar. Keberhasilan dari sebuah tim bergantung pada kapasitasnya untuk belajar dari pengalaman. Referensi: 1. Yukl, Gary Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi kelima. Jakarta: PT INDEKS 17

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi DESAIN ORGANISASI Oleh: Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Perbedaan organisasi tradisional dengan organisasi modern Organisasi tradisional Stabil Tidak fleksibel Berfokus pada pekerjaan Berorientasi individu

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Modul ke: PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan Partsipatif, Delegasi, dan pemberdayaan Fakultas PSIKOLOGI Dian Din Astuti Mulia, S.Psi., M.A Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kepemimpinan Partisipatif,

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. mansur@uny.ac.id 1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. 3. Membahas sejumlah topik yang terkait dengan individu yang bekerja dalam manajemen olahraga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan

Lebih terperinci

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya Kuesioner Perihal: Permohonan kesediaan menjadi responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu Manajer Tingkat Atas/Menengah/Bawah.. Dengan hormat, Yang mengirim kuisioner ini: Nama Status : Adrianus Yanuar : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

Temuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey

Temuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey Temuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey TEMUAN PENTING Hanya sekitar 1/3 menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan Hanya sekitar

Lebih terperinci

DESKRIPSI JABATAN. Dewan Legislatif Oregon BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN. Tanggal Efektif September 2007

DESKRIPSI JABATAN. Dewan Legislatif Oregon BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN. Tanggal Efektif September 2007 Dewan Legislatif Oregon DESKRIPSI JABATAN BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN Tanggal Efektif September 2007 Tingkat Klasifikasi Nomor Klasifikasi CALA-4, (ini merupakan level keempat dari klasifikasi empat seri)

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Desain Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGORGANISASIAN : STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI Pengorganisasian

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI 7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI Elemen struktur organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: 1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh

Lebih terperinci

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rekomendasi 4.1.1 Rekomendasi untuk Peningkatan Lingkungan Entrepreneurial Rekomendasi yang diberikan disini adalah untuk mengetahui apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada IDENTITAS RESPONDEN Nama : ( Boleh tidak diisi ) Umur : tahun Jenis Kelamin : P / L Pendidikan Terakhir : Jabatan di Perusahaan : Departemen/ Bagian/ Fungsi : Lama kerja di perusahaan : tahun Lama menjabat

Lebih terperinci

Team Building & Manajeman Konflik

Team Building & Manajeman Konflik Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN

Lebih terperinci

MOTIVATIONAL SKILLS. Memotivasi, adalah proses manajemen untuk mempengaruhi individu/orang lain agar berpirilaku tertentu

MOTIVATIONAL SKILLS. Memotivasi, adalah proses manajemen untuk mempengaruhi individu/orang lain agar berpirilaku tertentu ASMAUL KHUSNA 17082010016 SURABAYA, 08 NOVEMBER 2017 MOTIVATIONAL SKILLS Apa Itu Keterampilan Motivasi? Keterampilan motivasi di tempat kerja dapat didefinisikan sebagai tindakan atau strategi yang akan

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK Pengertian Kelompok Kelompok? Perilaku kelompok? Dua karakteristik pokok dari kelompok,

Lebih terperinci

Membuat dan Mengelola Budaya Organisasi

Membuat dan Mengelola Budaya Organisasi Modul ke: Membuat dan Mengelola Budaya Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: , Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.

Lebih terperinci

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti Fungsi PENGORGANISASIAN Eni Widiastuti PENGERTIAN Pengorganisasian :langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Modul ke: Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI Elemen struktur organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: 1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk:

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk: 2003 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 15 1 L E A R N I N G O B J E C T I V E S Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk: 1. Mengidentifikasi enam unsur kunci yang mendefinisikan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya

Lebih terperinci

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Pernyataan Prinsip: Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan hormat di tempat kerja 3M. Dihormati berarti diperlakukan secara jujur dan profesional dengan

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Mempelajari Energi di Sekolah Menengah Mr. Hirano mengajar enam bagian dari fisika tingkat delapan, dengan jumlah siswa di kelas berkisar antara 26 sampai 33 siswa. Karena sekolahnya mengimplementasi program

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yg paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin Kepemimpinan partisipatif, pendelegasian, dan

Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yg paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin Kepemimpinan partisipatif, pendelegasian, dan Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yg paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin Kepemimpinan partisipatif, pendelegasian, dan pem-berdayaan merupakan subyek yang menjembatani pendekatan

Lebih terperinci

Mengapa tim menjadi begitu penting?

Mengapa tim menjadi begitu penting? Mengapa tim menjadi begitu penting? Beberapa decade lalu, ketika perusahaan-perusahaan seperti WL gore, Volvo dan general goods memperkenalkan tim ke dalam proses produksi mereka, hal ini menjadi berita

Lebih terperinci

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 LATIHAN Ê KERJAKAN PER KELOMPOK Ê MENGGUNAKAN FORMAT MS. POWER POINT Ê KIRIM KE EMAIL asta_p80@yahoo.com SEBELUM JAM 24.00 WIB Ê KOORDINATOR KELOMPOK à KOORDINATOR

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA Budaya Organisasi Pengertian Satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan

Lebih terperinci

Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim :

Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim : Tugas : e Learning Administrasi Bisnis Nama : Erwin Febrian Nim : 14121005 A. Pengertian Manajemen Bisnis memliki arti luas, bisa diartikan menjadi beberapa arti, antara lain 1) Manajemen sebagai suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc KONSEP PPK Salah satu unsur pokok dalam TQM adalah PPK. Pelibatan karyawan: suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

Ilmu Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya

Ilmu Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya SEMINAR SUMBER DAYA MANUSIA TENTANG PENILAIAN KINERJA Kasus Aplikasi : Menilai Sekretaris di Universitas Negeri Sweetwater (Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia: Jilid 1. Hal. 357-358) Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13 HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13 Pengertian: Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi dan memperbaiki, melalui kegiatankegiatan kolektif,kepentingan-kepentingan

Lebih terperinci

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran) Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran) Hensi Margaretta, MBA. 1 Pokok Bahasan Hambatan dalam riset pemasaran Permintaan pasar 2 Pendahuluan Pemasar memerlukan informasi yang tepat waktu, akurat, dan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 9. Tanggapan Responden Terhadap Mengenai Diperbolehkan. Memberikan Ide Baru Tanggapan Responden Tentang Manajer Mendukung

DAFTAR TABEL. 9. Tanggapan Responden Terhadap Mengenai Diperbolehkan. Memberikan Ide Baru Tanggapan Responden Tentang Manajer Mendukung DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin.......55 2. Identitas Responden Menurut Umur.......56 3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan...... 57 4. Identitas

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

Manajemen dan Manajer

Manajemen dan Manajer Manajemen dan Manajer Peta pembelajaran Manajemen dan Manajer (6) Role of manager (1) Manajemen dan Manajer Definisi 3 Poin (5) Keterampilan manajer 4 Poin (4) Kegiatan-kegiatan manajer 8 Poin Manajemen

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif PEMBAHASAN 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan

Lebih terperinci

BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM

BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan / SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Modul ke: 08 FERRRY Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Sifat perencanaan strategic, Menganalisis proposal program baru,menganalisis progam berjalan, dan Proses perencanaan strategik

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER

UJIAN TENGAH SEMESTER UJIAN TENGAH SEMESTER Tanggal: 7 November 2013 Mata Kuliah: Pengantar Manajemen Kelas/Ruang: CE I/G208 Jenis Test: Pilihan Ganda Dosen: Viraguna Bagoes Oka & Dharma Iswara Bagoes Oka Jumlah Soal: 60 Petunjuk:

Lebih terperinci

The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. 17-1 17-2 Bab 17 Mengelola Perubahan dan Inovasi Pengantar 17-3 Manajer yang efektif harus memandang pengelolaan perubahan sebagai tanggung jawab yang utuh Organisasi yang gagal merencanakan, mengantisipasi,

Lebih terperinci

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus PULAP - BKKBN 1 PULAP - BKKBN 2 TEAM LEARNING Tujuan IPembelajaran Umum Peserta dapat memahami cara mengembangkan kapasitas individu dalam tim sebagai satu kesatuan untuk meningkatkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Data Demografi Responden Setiap jawaban yang Bapak / Ibu /

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK ORGANISASI ADALAH PROSES YANG TERSUSUN DALAM SUATU SISTEM DIMANA ORANG DI DALAMNYA

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 2.1 Logo PT Mindreach Consulting Sumber: www.mindreachconsulting.com Mindreach Consulting adalah perusahaan yang dinamis,

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Modul ke: PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Perspektif pada perilaku kepemimpinan yang efektif Fakultas PSIKOLOGI Dian Din Astuti Mulia, S.Psi., M.A Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id PERSPEKTIF PERILAKU

Lebih terperinci

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular 1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Kiasan dalam Kelas Senior Bahasa Inggris Senior sekolah menengah atas dalam kelas Bahasa Inggris Cleo Barnes akan memulai unit 3-minggu pada kiasan, menjawab Pertanyaan Penting, Mengapa orang tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

Kuesioner Peranan controller Dalam Pengendalian Penjualan guna Meningkatkan Efektivitas Penjualan

Kuesioner Peranan controller Dalam Pengendalian Penjualan guna Meningkatkan Efektivitas Penjualan Kuesioner Peranan controller Dalam Pengendalian Penjualan guna Meningkatkan Efektivitas Penjualan Petunjuk pengisian Daftar pertanyaan ini terdiri dari 2 tipe, yaitu: tipe A dan. pertanyaan tipe A merupakan

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI

DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi adalah bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur adalah pola interaksi yang ditetapkan dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 DEFINISI KONFLIK Ê PANDANGAN TRADISIONAL Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menjadikan persaingan dunia usaha khususnya persaingan pasar dalam

Lebih terperinci