BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
|
|
- Benny Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Bodetabek Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi Dari hasil penentuan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi diperoleh informasi (tebel 4.1) : Penggunaan Lahan Kawasan Lindung Pertanian Perkotaan Campuran Kesesuaian Lahan (Berdasarkan Karakteristik Fisik) *) (3%) (34.73%) (8.29%) (53.98%) Kesesuaian Lahan (Berdasarkan Karakteristik Sosioekonomi) *) (10.25%) (38.84%) (50.91%) Kesesuaian Lahan (Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi) *) (10.66%) (39.43%) (49.91%) - - Total Tabel 4.1 Kesesuaian Lahan Dimana dari perbandingan dari ketersediaan lahan (kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik) dengan kebutuhan lahan (kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi) dan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi. Dapat dilihat bahwa kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik, yang tersedia untuk penggunaan hutan lindung, pertanian dan perkotaan, luasnya lebih kecil dari pada kebutuhan berdasarkan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi dan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi. Namun kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik masih menyisakan lahan yang cukup luas yang dapat dikembangkan (kawasan campuran), sehingga kekurangan jumlah lahan untuk penggunaan lahan sebagai kawasan lindung, pertanian, dan perkotaan dapat dipenuhi dengan memanfaatkan lahan campuran ini. Untuk kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi dengan kesesuian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi relatif tidak berbeda jauh, namun dari sini dapat di analisis arah pengembangan terhadap yang sesuai bagi lahan campuran. 56
2 4.2 Analisis Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) dan RTRW Dari data kesesuaian lahan, penggunaan lahan yang telah ada (land use existing), dan RTRW, dihitung luas tiap kelas penggunaan lahan (tabel 4.2) Penggunaan Lahan Kesesuaian lahan *) Land Use Existing *) RTRW *) Kawasan Lindung (10.66%) (5.84%) (9.91%) Pertanian (39.43%) (42.62%) (37.45%) Perkotaan (49.91%) (39.18%) (31.96%) Campuran (9.41%) (20.68%) Lain-lain (2.95%) - Total Tabel 4.2 Perbandingan Penggunaan Lahan Analisis Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) Seberapa besar luas lahan yang sesuai dan tidak sesuai, dari hasil perbandingan antara kesesuaian lahan dan penggunaan lahan yang telah ada (land use existing) ditampilkan dalam tabel 4.3 Kesesuaian Lahan - Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) Hutan*) Pertanian*) Perkotaan*) Campuran*) Lain-lain*) Kawasan Lindung*) Pertanian*) Perkotaan *) Tabel 4.3 Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) Dari tabel perbandingan penggunaan lahan dari hasil analisis kesesuaian lahan dengan penggunaan lahan yang telah ada (land use existing) diatas dapat dilihat berapa besar kecocokan penggunaan lahan dan berapa besar penyimpangan penggunaan lahan yang terjadi. 57
3 Dalam penyimpangan penggunaan lahan ada yang ke positif (lebih cenderung mengutamakan lingkungan) dan penyimpangan penggunaan lahan yang negatif (lebih cenderung mengutamakan faktor sosial dan ekonomi). Persentase luas lahan yang sesuai, penyimpangan penggunaan lahan positif dan penyimpangan penggunaan lahan yang negatif ini ditampilkan pada tebel 4.4 dan gambar 4.1. Kesesuaian Lahan - Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) Tidak Menyimpang *) Penyimpangan Positif *) Penyimpangan Negatif *) Kawasan Lindung -Hutan Kawasan Lindung -Pertanian Kawasan Lindung -Perkotaan Kawasan Lindung -Campuran Kawasan Lindung -Lain-lain Pertanian - Hutan Pertanian - Pertanian Pertanian - Perkotaan Pertanian - Campuran Pertanian - Lain-lain Perkotaan - Hutan Perkotaan - Pertanian Perkotaan - Perkotaan Perkotaan - Campuran Perkotaan - Lain-lain Total (56.67%) (20.27%) (23.06%) Tabel 4.4 Kesesuaian dan Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) Dimana dapat dilihat hanya ada 56.67% dari total luas lahan yang tidak menyimpang, sedangkan 20.27% dari total luas lahan, terjadi penyimpangan penggunaan lahan positif, dan 23.06% dari total luas lahan, terjadi penyimpangan penggunaan lahan negatif. Cukup besarnya penyimpangan penggunaan lahan yang negatif, mengindikasikan perlunya kontrol dari pihak terkait terhadap penggunaan lahan untuk mengantisipasi dampak buruk dari penyimpangan penggunaan lahan yang negatif 58
4 Gambar 4.1 Peta Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan Penggunaan Lahan yang Telah Ada (Land Use Existing) 59
5 4.2.2 Analisis Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan RTRW Seberapa besar luas lahan yang sesuai dan tidak sesuai, dari hasil perbandingan antara kesesuaian lahan dan RTRW ditampilkan dalam tabel 4.5 Optimal RTRW Kawasan Lindung*) Pertanian*) Perkotaan*) Campuran*) Kawasan Lindung*) Pertanian*) Perkotaan*) Tabel 4.5 Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan RTRW Dari tabel perbandingan penggunaan lahan dari hasil analisis kesesuaian lahan dengan RTRW diatas dapat dilihat berapa besar kecocokan penggunaan lahan dan berapa besar penyimpangan penggunaan lahan yang terjadi. Dalam penyimpangan penggunaan lahan ada yang ke positif (lebih cenderung mengutamakan lingkungan) dan penyimpangan penggunaan lahan yang negatif (lebih cenderung mengutamakan faktor sosial dan ekonomi). Persentase luas lahan yang sesuai, penyimpangan penggunaan lahan positif dan penyimpangan penggunaan lahan yang negatif ini ditampilkan pada tebel 4.6 dan gambar 4.2. Kesesuaian Lahan -RTRW Tidak Menyimpang Penyimpangan Positif Penyimpangan Negatif Kawasan Lindung - Kawasan Lindung Kawasan Lindung -Pertanian Kawasan Lindung -Perkotaan Kawasan Lindung -Campuran Pertanian - Kawasan Lindung Pertanian - Pertanian Pertanian - Perkotaan Pertanian - Campuran Perkotaan - Kawasan Lindung Perkotaan - Pertanian Perkotaan - Perkotaan Perkotaan - Campuran Total (95.44%) (0.56%) (4%) Tabel 4.6 Kecocokan dan Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan RTRW 60
6 Dimana dapat dilihat hanya ada 95.44% dari total luas lahan yang tidak menyimpang, sedangkan 0.56% dari total luas lahan, terjadi penyimpangan penggunaan lahan positif, dan 4% dari total luas lahan, terjadi penyimpangan penggunaan lahan negatif. Tingkat kesesuaian yang tinggi dari perbandingan keduanya menggambarkan bahwa RTRW yang digunakan di tiap wilayah, sudah disusun dengan sangat baik. Namun masih perlu dilakukan kontrol untuk agar RTRW yang digunakan di tiap wilayah, benar-benar diterapkan dilapangan. 61
7 Gambar 4.2 Peta Perbandingan Kesesuaian Lahan dengan RTRW 62
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Bodetabek adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, dimana terjadi interaksi secara langsung antara keduanya, hal ini pula yang menyebabkan
Lebih terperinciGambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor
Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor 39 Gambar 3.17 Peta RTRW Kabupaten Bogor 40 Gambar 3.18 Peta RTRW Kota Depok 41 Gambar 3.19 Peta RTRW Kota Tangerang 42 Gambar 3.20 Peta RTRW Kabupaten Tengarang 43 Gambar
Lebih terperinciANALISIS EVALUASI FUNGSI KAWASAN DENGAN KONDISI LAHAN EXISTING DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. Nur Andy Baharudin
ANALISIS EVALUASI FUNGSI KAWASAN DENGAN KONDISI LAHAN EXISTING DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. Nur Andy Baharudin Abstrak : Penelitian ini bertujuan menganalisis data spasial
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Penggunaan/Penutupan Lahan dan Perubahan Luasannya di Kota Bogor Kota Bogor memiliki luas kurang lebih 11.267 Ha dan memiliki enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Wilayah Bodetabek Sumber Daya Lahan Sumber Daya Manusia Jenis tanah Slope Curah Hujan Ketinggian Penggunaan lahan yang telah ada (Land Use Existing) Identifikasi Fisik Identifikasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. lalu lintas keluar masuk lokasi tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proyek Pembangunan Perumahan baru berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas
Lebih terperinciLuas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010
Gambaran Umum Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010 Kelurahan Tambak Osowilangon 1140,2 Sememi 458,4 Klakah Rejo 318,9 Kandangan 136,7
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii
DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii BAB 1 BAB 2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Perumusan Masalah... 1-3 1.2.1 Permasalahan
Lebih terperinciGambaran umum Surabaya Barat
Gambaran umum Surabaya Barat Terbagi atas 3 unit pengembangan, 7 Kecamatan. Kecamatan yang terdapat di Surabaya Barat meliputi : UP 10 : Kecamatan Lakarsantri UP 11 : KecamatanTandes, Asemrowo, dan Benowo
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 4 D. Manfaat...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR / HESI PRAMUWIDITA/917
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman maka setiap daerah pun mengalami perkembangan diberbagai aspek pula. Semakin berkembangnya suatu daerah dapat dipengaruhi dari beberapa
Lebih terperinciKONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR
KONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR Oleh: ADHITA KUSUMA DWI CAHYANI L 2D 098 402 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PRAKATA... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... iiv DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR ISI PRAKATA... v DAFTAR ISI..... vi DAFTAR TABEL..... iiv DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan dan Sasaran... 5 1.4 Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA
BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2015 dan Perda No 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang
Lebih terperinci[ TEKNIK PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN]
[ TEKNIK PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN] AY 11 LOGO Pendahuluan Perencanaan Tata Guna lahan pada hakekatnya adalah Pemanfaatan lahan yang ditujukan untuk suatu permukaan tertentu. Permasalahan yang mungkin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii INTISARI... ix ABSTRACT...x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah harus dipandang sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya ruang agar sesuai dengan tujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No.5 Tahun 1960). Penataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang dan Penataan Ruang Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Banyumas menyatakan bahwa ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada
82,6 443.8 157.9 13.2 2664.8 1294.5 977.6 2948.8 348.7 1777.9 1831.6 65.8 2274.9 5243.4 469.2 4998.4 Hektar 9946.9 11841.8 13981.2 36 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Citra Data tentang luas tutupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Metro adalah kota hasil pemekaran Kabupaten Lampung Tengah dan memperoleh otonomi daerah pada tanggal 27 April 1999 sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO
Sabua Vol.7, No.1: 383 388, Maret 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO Verry Lahamendu Staf Pengajar JurusanArsitektur,
Lebih terperinciPEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
PEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Jln.T.Nyak Arief No.219, Telp. (0651) 7551957, Fax (0651) 7551333, Email: bp2t_aceh@yahoo.com BANDA ACEH FORMULIR PENDAFTARAN ULANG KONSESI SEKTOR PERKEBUNAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN 7 Latar Belakang Tekanan terhadap sumberdaya hutan menyebabkan terjadinya eksploitasi yang berlebihan, sehingga sumberdaya hutan tidak mampu lagi memberikan manfaat yang optimal. Tekanan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.
Lebih terperinciGeo Image 5 (1) (2016) Geo Image.
Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage EVALUASI KESESUIAN PEMANFAATAN AREA RUANG PUBLIK DENGAN RTRW DI KOTA TEGAL Zuhdan Ari Sandi, Hariyanto Jurusan Geografi,
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya
Lebih terperinciPENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG DRAFT TUGAS AKHIR. Oleh: FRISKA ELISABETH T.
PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG DRAFT TUGAS AKHIR Oleh: FRISKA ELISABETH T. 15402062 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR ISI PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan dan Manfaat... 8 1.4 Ruang Lingkup...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Indentifikasi Masalah...
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development
C481 Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development Virta Safitri Ramadhani dan Sardjito Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Lebih terperinciLampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003
LAMPIRAN 34 Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003 Bulan Cikapundung Citarik Cirasea Cisangkuy Ciwidey mm Januari 62,9 311 177 188,5 223,6 Februari 242,1 442 149 234 264 Maret 139,3 247 190
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. ini Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki tujuh aset idle yang
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap aset tetap non operasional milik Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu diperoleh informasi bahwa pada saat ini Pemerintah
Lebih terperinciPerhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)
Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta) Hapsari Wahyuningsih, S.T, M.Sc Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: hapsariw@unisayogya.ac.id Abstract: This research
Lebih terperinciEvaluasi Kondisi Tata Ruang Eksisiting Kota Bandung SWK Cibeunying
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Evaluasi Kondisi Tata Ruang Eksisiting Kota Bandung SWK Cibeunying 1 Indri Pebrianto, 2 Saraswati 1,2 Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan 4.1.1. Analisis Penggunaan Lahan Tahun 2010 Pola penggunaan lahan Kecamatan Tembalang tahun 2010 menunjukkan bahwa penggunaan lahan sebagai
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Penutupan Lahan tahun 1990
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Peta Penutupan Lahan tahun 1990 50 Lampiran 2. Peta Penutupan Lahan tahun 2001 51 Lampiran 3. Peta Penggunaan Lahan tahun 2010 52 53 Lampiran 4. Penampakan citra landsat untuk masing-masing
Lebih terperinciBAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
BAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN 3.1 PROSES PENYUSUNAN RENCANA Proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten meliputi tahapan-tahapan berikut: - Persiapan penyusunan;
Lebih terperinciPangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Lebih terperinciEVALUASI LAHAN UNTUK KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH
EVALUASI LAHAN UNTUK KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dunia terhadap kerusakan lingkungan baik global maupun regional akibat adanya pembangunan ditandai dengan diselenggarakannya Konferensi Stockholm
Lebih terperinciPOLICY BRIEF: PETA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA. Andie Wibianto/MPAG
POLICY BRIEF: PETA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN INDONESIA Andie Wibianto/MPAG Peta kawasan Konservasi Perairan Indonesia Dalam penyiapan Surat Keputusan (SK) Kawasan Konservasi Perairan, selain menyiapkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan suatu kontruksi atau bangunan perlu adanya metodologi yang benar.metodologi merupakan dasar untuk menentukan langkah - langkah yang
Lebih terperinciEvaluasi dalam Kebijakan Spasial
Evaluasi dalam Kebijakan Spasial Anindita Wilandari 3613100026 Chikita Yusuf W. 3613100030 Wiratama Adi N 3613100028 Dian Fajar N 3613100036 Azizah Faridha E. 3613100046 The Team Kegiatan Evaluasi RTR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan kemudian mengalirkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan adalah upaya perubahan dari kondisi kurang baik menjadi lebih baik. Untuk itu pemanfaatan sumber daya alam dalam proses pembangunan perlu selalu dikaitkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan & Sasaran... 3 1.3.1
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH Perumusan Strategi Setelah dilakukan identifikasi tentang potensi/kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menggunakan Analisis SWOT dalam konteks pengembangan wilayah maka
Lebih terperinciJurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian EVALUASI PENYUSUNAN NORMA, STANDART DAN KRITERIA PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN KUDUS TAHUN 2010 Asyifa Fujiastuti¹, Bitta Pigawati²
Lebih terperinciDAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ABSTRACT... ABSTRAK... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN... TIM PENGUJI... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR
Lebih terperinci3. Perkembangan Sinergi Koordinasi B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Pokok Permasalahan... 4 C. Maksud dan Tujuan Kegiatan... 6 D. Metodologi Pelaksanaan...
Lebih terperinciVI. PERBANDINGAN HARGA LAHAN. bandara berasal dari transaksi lahan yang terjadi pada tahun 2005 sampai 2007.
VI. PERBANDINGAN HARGA LAHAN Perbandingan harga lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan harga lahan di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah sebelum dan setelah pengembangan bandara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 9 1.3 Tujuan Penelitian 9 1.4 Manfaat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciPEMETAAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI
PEMETAAN NLA LAHAN D KECAMATAN AUR BRUGO TGO BALEH KOTA BUKTTNGG Fenni Febriati, Yurni Suasti, Febriandi Program Studi Geografi Fakultas lmu Sosial, Universitas Negeri Padang Email: Feni.Febriati0@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Abstrak... Kata Pengantar... Ucapan Terimakasih... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Indentifikasi Masalah... 2 1.3 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) Jalan 17 Agustus Telp. (0431) 851380, 863204, PO Box 147, M A N A D O http: www.bappedasulut.go.id e-mail: pwbappedasulut@yahoo.com
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DAN ARAHAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT
EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DAN ARAHAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT NINA RESTINA 1i SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dihindari. Kebutuhan rumah bahkan termasuk ke dalam kebutuhan primer selain makanan dan pakaian. Dengan semakin
Lebih terperinci2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.900, 2017 KEMEN-LHK. Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Fasilitasi Pemerintah. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Arteri Daendels Kota Tuban dilakukan dalam beberapa skenario dengan memperhatikan rencana
Lebih terperinciAPARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan bagian dari dataran tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan bagian dari dataran tinggi Bandung yang terkenal cukup makmur, karena tanahnya yang subur yang dicirikan dengan tingginya
Lebih terperinciAlhuda Rohmatulloh
Dosen Pembimbing: Dr. ing. Ir. Haryo Sulistyarso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Alhuda Rohmatulloh 3608100061
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN kinerja adalah uraian singkat dengan menggunakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Lahan sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia dan sebagian orang memanfaatkan lahan sebagai
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal
23 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Penggunaan Lahan Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal Hasil interpretasi penggunaan lahan dari citra ALOS AVNIR 2009, Kecamatan Babakan Madang memiliki 9 tipe penggunaan
Lebih terperinciEvaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali FRANSISKA PURBA R. SUYARTO *) I WAYAN NUARSA Jurusan/Prodi Agroekoteknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan tutupan lahan adalah bergesernya jenis tutupan lahan dari jenis satu ke jenis lainnya diikuti dengan bertambah atau berkurangnya tipe penggunaan dari waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan tempat manusia tinggal dalam upaya untuk meningkatkan status
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang yang merupakan tempat manusia tinggal dalam upaya untuk meningkatkan status dan kualitas hidupnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan proses desentralisasi, pembangunan sebagai konsekwensi dari pelaksanaan otonomi daerah. Kemampuan daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Permasalahan... 4 1.3 Tujuan dan
Lebih terperinci5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN
5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai Analisis Potensi Bentuk Kerjasama Optimasi Aset Lahan Milik PT KAI di Pangandaran, bertujuan untuk mengetahui alternatif bentuk kerjasama pemanfaatan
Lebih terperinci3. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
3. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembangunan pulau kecil menjadi kasus khusus disebabkan keterbatasan yang dimilikinya seperti sumberdaya alam, ekonomi dan kebudayaannya. Hal
Lebih terperinciArahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya Perikanan di Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya Perikanan di Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng Fadhil Surur Laboratorium Keahlian Perencanaan Tata Ruang Pesisir dan Kepulauan, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Saat ini penggunaan lahan permukiman sangat meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang ada pada suatu wilayah. Hal ini karena manusia membutuhkan lahan untuk
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2. 1 Pembagian Profil Melintang Sungai Gambar 2. 2 Diagram Kerangka Pemikiran BAB III
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1
Lebih terperinciBAB III. PENGELOLAAN DAS TERPADU
BAB III. PENGELOLAAN DAS TERPADU Yang dimaksud dengan pengelolaan DAS terpadu adalah suatu proses formulasi dan implementasi tindakan meliputi/tennasuk sumber alam dan manusia di dalam DAS, dengan memperhitungkan
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI KESESUAIAN
ANALISIS SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2015 DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA AMBON TAHUN 2011-2031 (Implementasi Untuk Penyusunan Materi Ajar Geografi Kelas XII SMA)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. umum disebabkan dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan utama dalam pemenuhan kebutuhan bangan pangan adalah berkurangnya luas lahan karena adanya alih fungsi lahan sawah ke non sawah. Konversi lahan pertanian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
KONSEP PEMANFAATAN RUANG SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN SUB DAS BABURA KOTA MEDAN TESIS Oleh : ADANIL BUSHRA 117003021/PWD SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 1 2 KONSEP PEMANFAATAN RUANG SEBAGAI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Wilayah dan Hirarki Wilayah Secara yuridis, dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengertian wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan sensus penduduk, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2015 mengalami
Lebih terperinciPEMOHON MENGAJUKAN PERMOHONAN TERTULIS DITUJUKAN KEPADA KADISBUNSU
PEMOHON MENGAJUKAN TERTULIS DITUJUKAN KEPADA KADISBUNSU 2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) 4. Izin Lokasi dari Bupati beserta peta dalam bentuk print out & digital skala
Lebih terperinciTabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53
70 Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Emisi CO 2 (ton) 176.706,19 52,56 64,59 85,95 101,42 24.048,65 32.864,12
Lebih terperinciKetentuan Umum Istilah dan Definisi
Ketentuan Umum 2.1. Istilah dan Definisi Penyusunan RDTR menggunakan istilah dan definisi yang spesifik digunakan di dalam rencana tata ruang. Berikut adalah daftar istilah dan definisinya: 1) Ruang adalah
Lebih terperinci