Evaluasi dalam Kebijakan Spasial
|
|
- Sucianty Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi dalam Kebijakan Spasial
2 Anindita Wilandari Chikita Yusuf W Wiratama Adi N Dian Fajar N Azizah Faridha E The Team
3 Kegiatan Evaluasi RTR Variabel Evaluasi RTR Kriteria Penilaian Studi Kasus Konsep Dasar Evaluasi Kedudukan Evaluasi dalam RTR
4 Konsep Dasar Evaluasi Tyler (1950) - Evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan telah tercapai. Kirkpatrick - Evaluasi merupakan sebuah untuk mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator. Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12) - Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya.
5 Kegiatan tindak lanjut dari hasil kegiatan (keputusan) akan dari keputusan yang telah diambil dan dikerjakan sebelumnya. Tujuan Evaluasi Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur, membandingkan dan menilai sesuatu yang telah dijadikan sebagai keputusan, dan yang telah di kerjakan atau dilakukan, dengan melihat standar-standar ukuran yang dijadikan tolak ukur baik atau buruk, berhasil atau tidak berhasil.
6 Kedudukan Evaluasi dalam Rencana Tata Ruang Penyusunan RTRW Pengesahan Rencana Implementasi Rencana Pengesahan Perbaikan EVALUASI
7 Kegiatan Evaluasi Rencana Tata Ruang Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Analisis Tahap Rekomendasi
8 Tahap Persiapan Pengumpulan data dasar berupa peta ataupun data numerik; Penyiapan penggunaan lahan terakhir Kabupaten Penyiapan peta-peta rencana Kabupaten Mengumpulkan peta-peta kebutuhan analisis Menyiapkan peta distribusi penduduk Peta jaringan jalan Peta batas administrasi desa dan kecamatan Peta jaringan utilitas
9 Tahap Pelaksanaan Peta dan data yang sudah didapat Bahan bandingan Penilaian terhadap penyimpangan Ditambah keterangan penyebab
10 Tahap ANalisis Penyimpangan setiap aspek dan selanjutnya dijumlahkan nilai seluruh aspek yang menyimpang untuk kemudian dihitung rataratanya. Hasil rata-rata akan memberi makna besarnya tingkat penyimpangan suatu rencana dengan kondisi eksisting. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi nilai untuk rekomendasi yang telah ditetapkan, untuk mengetahui kebijaksanaan apa yang harus diusulkan dari hasil evaluasi ini.
11 Tahap Rekomendasi Penyusunan rekomendasi akan sangat bergantung pada besaran nilai dari hasil analisa. Hasil evaluasi, pada dasarnya akan merekomendasikan 3(tiga) kemungkinan, yaitu : RTRW Kabupaten tidak perlu perubahan, karena masih dianggap valid untuk digunakan sebagai alat pengendalian pemanfaatan ruang; RTRW Kabupaten perlu direvisi sebagian, karena beberapa kawasan sudah mengalami perubahan fungsi; RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru perlu disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, khususnya dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang kota.
12 BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN EVALUASI RENCANA TATA RUANG Penentuan variabel yang dapat memberikan indikasi atau mempengaruhi pelaksanaan rencana tata ruang adalah kesesuaian wujud fisik yang terbentuk saat ini (eksisting) dengan materi setiap hirarki rencana tata ruang. Penentuan Variabel Ukur Rincian variabel yang digunakan sebagai bahan evaluasi RTRW Kabupaten adalah : Analisis kedudukan dalam sistem perwilayahan Analisis demografi Analisis sosial kemasyarakatan Analisis ekonomi Analisis fisik dan daya dukung lingkungan Analisis sarana dan prasarana Analisis struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan perkembangannya Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya manusia
13 PENENTUAN KRITERIA DAN CARA PENILAIAN EVALUASI KEBIJAKAN SPASIAL Penentuan kriteria dan tata cara penilaian dalam evaluasi kebijakan spasial Untuk menghasilkan rumusan kebijakan
14 Beberapa kriteria dan cara penilaian evaluasi RTRW Kabupaten yang dapat dilakukan antara lain: Struktur Pemanfaatan Ruang Stuktur Utama Tingkat Pelayanan Sistem Utama Transportasi Sistem Jaringan Utilitas
15 Struktur Pemanfaatan Ruang Cara penilainnya adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing jenis penyimpangan terhadap kawasan yang direncanakan. Keterangan: A x x 100% = a% A = Hasil pengurangan luas kawasan pada RTRW dengan luas eksisting x = Kawasan RTRW Bila dalam RTRW terdapat 5 (lima) kawasan, maka nilai penyimpangan seluruhnya adalah: a + b + c + d + e 5
16 Stuktur Utama Tingkat Pelayanan Cara penilaiannya adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada kecamatan/kelurahan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila ternyata kecamatan/kelurahan yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, berarti telah terjadi penyimpangan. Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 (empat) pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 (tiga) pusat pelayanan, berarti 1 (satu) pusat pelayanan tidak sesuai. Penyimpangan yang terjadi adalah: 1/4 x 100% = 25%
17 Sistem Utama Transportasi Cara penilaiannya adalah berdasarkan program pembangunan yang ada untuk jangka waktu sejak ditetapkan RTRW Kabupaten hingga saat evaluasi dilaksanakan. Penyimpangan terjadi apabila: Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam program juga ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%. Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%. Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi dalam program tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
18 Sistem Jaringan Utilitas Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi penyimpangan sebesar 100%. Penyimpangan terjadi bila ada jaringan tepat pada kawasan yang perlu pelayanan, dihitung luasan yang dilayani. Keterangan: B x x 100% = b% B = Hasil pengurangan luas yang harus dilayani dengan luas pelayanan saat ini x = Luas kawasan
19 Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada beberapa aspek dikumulatifkan sehingga diperoleh hasil akhir penyimpangan. Dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka hasil akhir dari evaluasi RTRW ini akan memberikan rekomendasi sebagai berikut: Jika penyimpangan < 20%, maka revisi tidak perlu dilakukan Jika penyimpangan antara 20 50%, maka perlu dilakukan revisi sebagian Jika penyimpangan > 50%, maka perlu dilakukan revisi total
20 Studi Kasus RTRW KABUPATEN BLITAR TAHUN searching...
21 Sinkronisasi Kebi jakan Spasial ASPEK Struktur Pusat Perkotaan Permukiman Transportasi Pola Ruang RTRW PROVINSI JAWA TIMUR Pemindahan pusat Ibu Kota ke Perkotaan Kanigoro Pusat permukiman di Kota Blitar RTRW KABUPATEN BLITAR Perkotaan Kanogoro sebagai perkotaan utama SSWP dengan pusat di Kota Blitar berfungsi sebagai permukiman dan pelayanan umum Pengembangan Bandar udara perintis Pengembangan Terminal Wlingi sebagai terminal induk dan transit Potensi pengembangan kawsan industri pupuk RTRW Kabupaten Blitar Tahun Belum terdapat arahan pengembangan kawasan industri pupuk SINKRON SINKRON SINKRON KETERANGAN KURANG SINKRON, diperlukan penambahan
22 EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BLITAR TAHUN Berdasarkan Pedoman Kementrian Pekerjaan Umum Evaluasi Data Penentuan Keperluan Evaluasi Penentuan Tipologi Penanganan Berdasarkan Tipologi
23 Tahap 1 : Evaluasi Data Pemanfaatan Ruang Kawasan lindung : tidak ada penyimpangan Kawasan budidaya : tidak ada penyimpangan Penggunaan lahan : terjadi penyimpangan dari segi luas pemanfaatan lahan Jaringan Prasarana Dasar Jaringan air bersih : terjadi penyimpangan sebesar 1,97% Jaringan listrik : terjadi penyimpangan sebesar 42,86% jaringan telepon : terjadi penyimpangan sebesar 18,74% Persampahan : terjadi penyimpangan sebesar 1,71% Saluran drainase dan air limbah : tidak ada penyimpangan. Fasilitas Lingkungan Fasilitas pendidikan : terjadi penyimpangan sebesar 63,74% Fasilitas peribadatan : terjadi penyimpangan sebesar 59,02% Fasilitas kesehatan : terjadi penyimpangan sebesar 60,50% Fasilitas Pemerintahan : terjadi penyimpangan sebesar 39,95% Fasilitas ruang terbuka dan rekreasi : tidak terjadi penyimpangan
24 Tahap 2: Penentuan Terjadi banyak penyimpangan pada masing-masing aspek. Hasil evaluasi menunjukkan penyimpangan dalam pembangunan RTRW Kabupaten Blitar sehingga perlu dilakukan evaluasi. Keperluan Evaluasi
25 Tahap 3 : Penentuan Tipologi RTR Simpangan Faktor Eksternal Besar Berikut besar simpangan: Berubah A. Pemanfaatan Ruang Pemantauan penggunaan lahan. a. kawasan pertanian 41,16%, b. kawasan permukiman dengan penyimpangan sebesar 36,80% c. Pertanian tanaman pangan sebesar 35,14% Sah Terdapat Raperda tentang RTRW Kab. Blitar B. Struktur Ruang - Sistem Prasarana Dasar a. Jaringan listrik sebesar 42,86 % b. Jaringan telepon sebesar 18,74 % - Sarana Fasilitas Lingkungan a. Fasilitas Pendidikan sebesar 63,74% b. Fasilitas Peribadatan sebesar 59,02% c. Fasilitas Kesehatan sebesar 60,50% d. Fasilitas Pemerintahan sebesar 39,95% e. Fasilitas Perdagangan sebesar 37,65% Terjadinya perubahan rencana tata ruang di atasnya yaitu RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun
26 Jenis Tipologi: Tipologi A Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil dan tidak terjadi perubahan faktor eksternal. Tipologi B Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil, namun terjadi perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap kinerja RTRW. Tipologi C RTRW sah, terjadi simpangan besar dan perubahan perubahan faktor eksternal secara signifikan. Tipologi D RTRW sah terjadi simpangan yang besar namun tidak terjadi perubahan pada faktor-faktor eksternal. Tipologi E, F, G, H Keempat tipologi ini pada dasarnya mempunyai kondisi sama yaitu RTRW yang bersangkutan tidak sahih. Sumber : Pedoman Peninjauan Kembali RTRW oleh PU
27 1 Tahap 4 : Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Blitar Tahun Dalam melakukan kegiatan peninjauan RTRW Kabupaten Blitar Tahun , terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain: Kajian/penilaian terhadap kelengkapan materi dan proses penyusunan Evaluasi sebagai alat perencanaan, Penyesuaian materi Rencana Tata Ruang dalam mengakomodasi perubahan kebijakan, tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang Evaluasi untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan penyesuaian rencana Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang Penyesuaian Terhadap Faktor Eksternal RTRW Kab. Blitar Tahun : Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijakan pembangunan daerah Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi pengelolaan, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang, dilanjutkan dengan: Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kab. Blitar Tahun : Penyempurnaan/peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai acuan pembangunan Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen acuan dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan. 2 3
28 Tahap 5 : Pengesahan Dokumen Evaluasi RTRW Kabupaten Blitar Tahun SK Gubernur Jawa Timur Menteri Dalam Negeri Indonesia
29 Kesimpulan Penataan ruang diselenggarakan atas asas keterpaduan sehingga diperlukan adanya evaluasi terhadap rencana tata ruang. Pelaksanaan evaluasi harus mengikuti prosedur yang sesuai dengan pedoman yang ada. Evaluasi bertujuan untuk menghindari penyimpangan dalam penataan ruang.
30
PENINJAUAN KEMBALI IV-1. Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
BAB IV TATA CARA BAKU PENINJAUAN KEMBALI 4.1 TAHAP EVALUASI DATA DAN INFORMASI Pada tahap ini dikumpulkan data mengenai pemanfaatan ruang kabupaten yang sudah berlangsung dan dibandingkan dengan strategi
Lebih terperinciPEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Lampiran IV : Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 Tanggal: 12 Agustus 2002 PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DAFTAR ISI BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Lebih terperinciPEMAHAMAN PENINJUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN. Bab 2.1 KEDUDUKAN PENINJAUAN KEMBALI DALAM SISTEM PENATAAN RUANG
Bab 2 PEMAHAMAN PENINJUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN Proses perencanaan merupakan proses yang terus berlanjut bagaikan suatu siklus. Demikian halnya dengan sebuah produk rencana tata ruang seperti RTRW Kabupaten,
Lebih terperinciPENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN/KOTA
PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN/KOTA Pengertian: Peninjauan kembali atau penyempurnaan RTRW Kabupaten / Kota Proses yang dilakaukan secara berkala agar daerah selalu memiliki rencana tata ruang yang
Lebih terperinciKRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI
BAB III KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI Peninjauan kembali RTRWK lebih mudah ditindaklanjuti dengan membuat dan mengikuti suatu tipologi peninjauan kembali. Adapun kriteriakriteria yang yang membentuk
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kamis, 14 November 2013 Page
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciPangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciBAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
BAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN 3.1 PROSES PENYUSUNAN RENCANA Proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten meliputi tahapan-tahapan berikut: - Persiapan penyusunan;
Lebih terperinciFORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI,
Lebih terperinciPada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI
Lebih terperinciMODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
0 2 5 12 15 24 25 PENDAHULUAN EVALUASI MATERI TEKNIS EVALUASI RAPERDA EVALUASI PETA PEMBENTUKAN TIM UNTUK PENILAIAN KEAN SUBSTANSI REFERENSI DASAR HUKUM PENILAIAN KEAN SUBSTANSI TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciPeraturan Menteri Pekerjaan Umum. Tentang PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: / / Tentang PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1184, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN
Lebih terperinciRENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA
1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan suatu kota ataupun wilayah merupakan implikasi dari dinamika kegiatan sosial ekonomi penduduk setempat, serta adanya pengaruh dari luar (eksternal) dari daerah sekitar.
Lebih terperinciPemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal
BUKU 2 Manual Penyusunan RP4D Kabupaten Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal bagi penyusun
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO
PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2002 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan
Lebih terperinciJurnal ruang VOLUME 1 NOMOR 1 September 2009
ASPEK KUALITAS PADA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI SULAWESI TENGAH (Telaah Penyusunan Kembali RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008) Wildani Pingkan Suripurna Hamzens pink_2hz@yahoo.com
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA INDIVIDU
INDIKATOR KINERJA INDIVIDU 1. JABATAN : Kepala Bidang Prasarana 2. TUGAS : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan prasarana perkotaan yang meliputi prasarana ekonomi dan prasarana
Lebih terperinciUrusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan
Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan PUSAT: Membuat norma-norma, standar, prosedur, monev, supervisi, fasilitasi, dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas Nasional
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iv vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH
PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH ( RTRW ) KABUPATEN BENER MERIAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BENER
Lebih terperinciBAB II KETENTUAN UMUM
BAB II KETENTUAN UMUM 2.1. Pengertian Umum Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai
BAB I P E N D A H U L U A N Bab I atau Pendahuluan ini secara garis besar berisikan latar belakang isi buku rencana selain itu dalam sub bab lainnya berisikan pengertian RTRW, Ruang Lingkup Materi Perencanaan,
Lebih terperinciRencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun
Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan Skala peta = 1: 100.000 Jangka waktu perencanaan = 20 tahun Fungsi : Menciptakan keserasian pembangunan kota inti dengan Kawasan Perkotaan sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5883 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Lebih terperinciPROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)
PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara
Lebih terperinciBAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO
BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO Paparan bab ini memuat tentang strategi untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada monitoring dan evaluasi Strategi Sanitasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA NGRAMBE
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA
T U G A S A K H I R FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciBUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH DENGAN
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau merevisi peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang tentang Penataan Ruang Nomor 26 tahun 2007 mewajibkan setiap wilayah provinsi dan juga kabupaten/kota untuk menyusun atau merevisi peraturan daerah tentang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004)
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii LEMBAR KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciFORMAT I PROFIL SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. I. Aspek Kebijakan Kota/Kabupaten. Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan Kota/Kab :
FORMAT I PROFIL SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAFTAR ISIAN Kota / Kabupaten : I. Aspek Kebijakan Kota/Kabupaten Kebijakan Pembangunan Bidang Perumahan dan Permukiman Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii
DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii BAB 1 BAB 2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Perumusan Masalah... 1-3 1.2.1 Permasalahan
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinci20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Draft per 12 Oktober 2015 PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK TAHUN 2002-2011 I. PENJELASAN UMUM Pertumbuhan penduduk menyebabkan
Lebih terperinciKata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.
Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 37 TAHUN : 2000 SERI : D.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 24 TAHUN 1996
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 37 TAHUN : 2000 SERI : D.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 24 TAHUN 1996 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA SLIYEG KABUPATEN
Lebih terperinciDokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PASAR LOKAL DI KECAMATAN CIKAMPEK
83 BAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PASAR LOKAL DI KECAMATAN CIKAMPEK 4.1 Metode Pemilihan Alternatif Lokasi Pasar Lokal 4.1.1 Penentuan Titik Titik Permintaan (Demand Point) Titik permintaan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 34 TAHUN : 2000 SERI : D. 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 1996
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 34 TAHUN : 2000 SERI : D. 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 1996 T E N T A N G RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA LOHBENER
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR
BAB 1 PENDAHULUAN Bab iniberisilatarbelakang, maksudtujuandansasaran, ruanglingkuppekerjaan, landasanhukum, pendekatan dan metdlgi sertasistematikapenulisanlapran Akhirkegiatan penyusunanpersiapanpeninjauankembali
Lebih terperinci5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan
Lebih terperinciRencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBAB 2 KETENTUAN UMUM
BAB 2 KETENTUAN UMUM 2.1 PENGERTIAN-PENGERTIAN Pengertian-pengertian dasar yang digunakan dalam penataan ruang dan dijelaskan di bawah ini meliputi ruang, tata ruang, penataan ruang, rencana tata ruang,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW Yogyakarta, 21 Oktober 2014 Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciPERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI kehutanan PERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN Jakarta, September 2014 Disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA DENGAN KEDALAMAN MATERI RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA IBUKOTA KECAMATAN SIDOHARJO
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONEV
BAB V STRATEGI MONEV 5.1 Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi Tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Wajo telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Wajo dan dinyatakan dalam dokumen Buku Putih
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,
Lebih terperinciLaporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun 2015 Kedeputian Bidang koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Unit : Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciARAHAN PEMANFAATAN RUANG
BAB 6 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 6.1 Kelembagaan Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kelembagaan Penataan ruang di Kabupaten Serdang Bedagai ditandai dengan dibentuknya Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Bodetabek Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi Dari hasil penentuan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
B U P A T I K U D U S PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA SETARA DENGAN ESELON I
Lampiran 1 Pengumuman Nomor : PENG- 01/Pansel.MBU/05/2015 Tanggal : 4 Mei 2015 RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN NO. 1. Nama Jabatan Deputi Bidang Usaha Energi,
Lebih terperinciFORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN RPKPP
FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN RPKPP FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN Form 1.1R MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI RPKPP Kegiatan : Sosialisasi Peserta : Hari/Tanggal
Lebih terperinci