HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah UKM Batik Bogor Tradisiku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah UKM Batik Bogor Tradisiku"

Transkripsi

1 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah UKM Batik Bogor Tradisiku Batik Bogor Tradisiku didirikan pada tanggal 13 Januari 2008 atas prakarsa Siswaya. Pria kelahiran Sleman, Yogyakarta, ini telah berdomisili di Bogor lebih dari 26 tahun, sehingga tumbuh rasa kecintaannya terhadap kota yang kerap dijuluki sebagai kota hujan ini dengan memberikan sesuatu untuk mengharumkan kota Bogor. Pada awal berdiri, Batik Tradisiku Bogor sudah membuat motif-motif khas Bogor seperti kijang, kujang, bunga teratai, dan lainnya. Pada tahun 2009, Batik Tradisiku mengeluarkan motif Kujang Kijang yang kemudian diresmikan oleh Walikota Bogor, Bapak Diani Budiarto, beserta Ibu Fauziah di The Jungle pada 4 Juni 2009 sebagai peringatan hari Ulang Tahun Bogor ke 527. Motif ini kemudian dipatenkan bersama dua motif batik Pakuan Pajajaran, yaitu Ragen Panganten dan Banyak Ngantrang, yang hak ciptanya dimiliki Pemda Kota Bogor. Dalam perjalanannya, Batik tradisiku kembali mengeluarkan motif baru, yaitu Hujan Gerimis yang banyak mendapat perhatian dari konsumen. Motif Hujan Gerimis terinspirasi dari julukan Bogor sebagai Kota Hujan yang airnya membawa berkah dan sebagai sumber kehidupan. Sejak awal Oktober 2010, Batik Tradisiku sudah melebarkan area pemasarannya ke luar Kota Bogor. Lokasi Bogor yang berbatasan dengan ibukota Jakarta sangat mendukung terjalinnya komunikasi dan transportasi dengan lebih mudah. Kerjasama dengan Pasaraya Blok M mengawali ekspansi pasar Batik Tradisiku. Produk Batik yang berciri khas Bogor mendapat respon yang positif, dibuktikan dalam kurun waktu satu minggu, produk sudah habis terjual dan permintaan yang tinggi. Kini Batik Tradisiku juga sudah menggandeng Sarinah, Thamrin City, dan SMESCO UKM Gallery dalam memasarkan produk batik. Batik Tradisiku sebagai Batik Bogor Pertama dan satu-satunya di Kota Bogor memiliki peranan yang besar dalam dunia batik di Bogor. Pihak Pemda Kota Bogor sangat mengapresiasi dan mendukung Batik Bogor, salah satunya adalah dengan kebijakan Walikota Bogor yang menghimbau

2 24 seluruh dinas di Kota Bogor menggunakan Batik Bogor pada hari kamis. Selain dinas, instansi lain juga banyak yang sudah menggunakan seragam batik dari Batik Tradisiku Bogor seperti Badan Pengawas Daerah (Bawasda), Bappeda, BPPT, RRI, PDAM, HIMPAUDI, Universitas Pakuan, BPKP, Hotel Lido, dan Hotel Novotel. Sejak tahun 2010 juga, siswa TK, SD, SMP, dan SMA mulai menggunakan Batik Bogor. Batik Bogor Tradisiku memiliki kegiatan usaha pokok industri batik, telah didaftarkan sebagai perusahaan yang memiliki nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pada tanggal 15 Januari Batik Tradisiku juga telah mkengantongi Surat Izin Usaha perdagangan (SIUP) dengan nomor 517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan Tanda Daftar Industri (TDI) dengan nomor 534/03.TDI-Diperindakop pada tanggal 15 Januari Pada tahun 2011, Batik Tradisiku Bogor mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal itu ditandai oleh semakin luasnya pasar, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui adanya Batik Tradisiku Bogor. Kunjungan-kunjungan yang datang pun tidak hanya berasal dari wilayah Jabodetabek, tetapi juga dari seluruh Indonesia. Prestasi terakhir yang dicapai oleh UKM Batik Bogor Tradisiku adalah terpilihnya Batik Bogor Tradisiku sebagai nominasi Dahsyatnya Indonesia pada Dahsyatnya Award Struktur Organisasi UKM Batik Bogor Tradisiku UKM Batik Bogor Tradisiku dipimpin oleh seorang direktur utama yang bertanggung jawab atas kegiatan kegiatan UKM seperti kegiatan produksi, operasional, pemasaran, keuangan, dan SDM. Pada setiap kegiatan tersebut terdapat seorang supervisor yang bertanggung jawab khusus untuk masing-masing kegiatan. Penanggung jawab produksi bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan produksi yaitu diantaranya desain motif, proses pembatikan tulis dan cap, proses printing, proses pewarnaan, dan proses penjahitan. Penanggung jawab operasional bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional Batik Bogor Tradisiku seperti dalam hal

3 25 transportasi dan belanja bahan baku batik. Penanggung jawab pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan produk batik baik itu pada galeri, pameran, maupun pelatihan. Penanggung jawab keuangan bertanggung jawab atas pencatatan keuangan serta mengontrol arus kas UKM Batik Bogor Tradisiku. Sedangkan penanggung jawab SDM bertanggung jawab atas sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Batik Bogor Tradisiku baik sebagai pembatik maupun sebagai karyawan operasional. Adapun struktur organisasi UKM Batik Bogor Tradisiku adalah sebagai berikut : Direktur Direktur Utama Utama Penanggung Jawab Produksi Penanggung Jawab Operasional Penanggung Jawab Pemasaran Penanggung Jawab Keuangan Penanggung Jawab SDM Gambar 2. Struktur Organisasi UKM Batik Bogor Tradisiku 4.3. Jenis-Jenis Kain Batik pada UKM Batik Bogor Tradisiku Batik Tulis Batik tulis merupakan jenis batik yang dibuat dengan menggunakan canting. Pembuatan batik tulis ini lebih lama yaitu sekitar 2-3 bulan. Proses pembuatannya yaitu membuat pola atau desain, menyanting, memberi warna (pencelupan atau pencoletan),dan perebusan atau pelodoran. Batik tulis tidak memiliki motif pengulangan yang jelas dengan ukuran garis motif yang relatif kecil dibandingkan dengan batik cap. Batik tulis yang diproduksi oleh Batik Bogor Tradisiku hanya ada satu kain untuk setiap motifnya. Harga jual Batik tulis berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Semakin rumit motif yang digunakan semakin mahal harga jual batik tulis. Selain itu jenis kain juga menentukan harga jual, untuk kain batik yang menggunakan kain katun harga berkisar antara Rp ,00 sampai Rp ,00 dan untuk jenis kain sutra dikenakan harga jual Rp ,00. Disamping itu semakin banyak warna yang digunakan maka semakin mahal harga jual kain batik tulis.

4 Batik Cap Batik cap adalah corak batik yang dibentuk dengan canting cap. Biasanya proses pembuatan batik cap lebih cepat dari batik tulis yaitu sekitar 2-3 hari. Batik cap dikerjakan manual dengan menggunakan canting cap yang biasanya terbuat dari tembaga yang dibentuk dengan design tertentu. Sama halnya dengan batik tulis, UKM Batik Bogor Tradisiku hanya memproduksi satu motif kain untuk satu kain, walaupun memiliki motif yang sama namun pewarnaan akan berbeda. Harga jual batik cap berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Harga ditentukan oleh rumitnya motif dan juga banyaknya warna dalam satu kain Kain Printing Kain printing adalah kain yang bermotif batik. Kain printing tidak dikategorikan dalam batik karena dalam proses pembuatannya tidak menggunakan canting dan malam. Kain printing dalam proses pembuatannya dicetak melalui proses sablon. Prosesnya sama seperti pembuatan spanduk atau kaos sablon namun dengan motif batik bogor dan bahan warna yang lebih bagus mutunya. Permukaan kain batik sablon jika dilihat hanya satu sisi saja yag bergambar, sedangkan sisi lainnya polos. Hal inilah yang membuat warna batik sablon lebih cepat luntur karena warnanya tidak meresap ke kain. Harga kain printing berkisar antara Rp ,00 sampai Rp ,00. Harga ditentukan berdasarkan jenis kain yang digunakan dan kebutuhan kain Volume Operasional Penjualan Volume Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku memproduksi tiga jenis kain batik, yaitu kain batik tulis, batik cap, dan kain printing bermotif batik. Batik tulis merupakan kain batik yang memiliki nilai jual yang tinggi dikarenakan memiliki nilai seni yang tinggi dan proses pengerjaan yang memakan waktu lama. Batik cap adalah jenis batik yang memiliki peminat cukup tinggi dikarenakan harga jual yang terjangkau dan dengan pengerjaan hand made, batik ini memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Kain printing adalah jenis

5 27 kain batik yang memiliki peminat paling tinggi dikarenakan harga batik print yang cukup murah. Ketiga jenis batik tersebut dijual dalam bentuk kain. Batik tulis dijual dengan rata-rata kisaran harga Rp ,00 sampai Rp ,00. Sedangkan batik cap dijual dengan rata-rata kisaran harga Rp ,00 sampai Rp ,00 dan kain printing dijual dengan ratarata kisaran harga Rp ,00 sampai Rp ,00. Adapun rincian volume penjualan usaha Batik Bogor Tradisiku pada bulan Maret 2010 sampai dengan Desember 2011 yang ditampilkan per caturwulan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kapasitas Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Kapasitas Penjualan (Unit Kain) No Jenis Kain Caturwulan 1 Caturwulan 2 Caturwulan 3 Caturwulan 4 Caturwulan 5 1 Batik Tulis Batik Cap Kain Printing Total Ketiga jenis kain batik memiliki harga jual yang sangat bervariasi. Harga jual ditentukan berdasarkan jenis batik, jenis kain yang digunakan, ukuran kain, jumlah warna yang terdapat dalam kain, semakin banyak jumlah warna maka semakin mahal harga jual kain tersebut. Adapun rincian harga jual rata-rata kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing pada bulan Mei 2010 sampai dengan Desember 2011 yang ditampilkan per caturwulan adalah sebagai berikut : Tabel 4. Harga Jual Rata-Rata UKM Batik Bogor Tradisiku Harga Jual Rata-rata Per Kain No Jenis Kain Caturwulan 1 Caturwulan 2 Caturwulan 3 Caturwulan 4 Caturwulan 5 1 Batik Tulis Rp Rp Rp Rp Rp Batik Cap Rp Rp Rp Rp Rp Kain Printing Rp Rp Rp Rp Rp

6 28 Volume penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku pada bulan Maret 2010 sampai dengan Desember 2011 yang ditampilkan per caturwulan adalah sebagai berikut : Tabel 5. Volume Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku (Rupiah) No Jenis kain Penjualan (Rupiah) Caturwulan 1 Caturwulan 2 Caturwulan 3 Caturwulan 4 Caturwulan 5 1 Batik Tulis Rp Rp Rp Rp Rp Batik Cap Rp Rp Rp Rp Rp Kain Printing Rp Rp Rp Rp Rp Total Rp Rp Rp Rp Rp Pada Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa penjualan pada caturwulan pertama sampai dengan caturwulan kelima mengalami fluktuasi. Terjadi penurunan total volume penjualan antara caturwulan pertama dan caturwulan kedua dan antara caturwulan ketiga dan caturwulan keempat. Pada caturwulan kedua mengalami penurunan total penjualan karena adanya penurunan penjualan pada batik tulis dan kain printing, namun ada peningkatan pada penjualan batik cap. Sedangkan pada caturwulan keempat kembali terjadi penurunan penjualan total karena penurunan penjualan pada batik tulis, batik cap, dan batik printing. Sedangkan antara caturwulan kedua dan ketiga terjadi peningkatan total penjualan dikarenakan peningkatan padapenjualan kain batik tulis dan batik cap. Pada caturwulan keempat dan kelima mengalami peningkatan total penjualan dikarenakan meningkatnya pesanan kain batik tulis, batik cap, dan printing. Tabel 6 menggambarkan pertumbuhan volume penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku. Dapat dilihat bahwa pada caturwulan kedua terjadi penurunan volume penjualan sebesar 23.28% dikarenakan pada rentang waktu tersebut UKM Batik Bogor Tradisiku sedang melakukan pemindahan galeri sehingga tidak fokus dalam penjualan kain batik. Sedangkan pada caturwulan ketiga terjadi peningkatan sebesar 14.52%, pada caturwulan 4 kembali terjadi penurunan yang cukup besar yaitu 43.3% menurut direktur UKM Batik Bogor Tradisiku, Lisha, hal tersebut diakibatkan pada periode bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, dan September tahun 2011 merupakan masa tahun ajaran baru sekolah dan lebaran, sehingga daya beli konsumen

7 29 terhadap kain batik sangat menurun dan berdampak langsung terhadap penjualan kain batik. Dan pada caturwulan 5 kembali terjadi peningkatan sebesar 39.21%. Tabel 6. Perubahan Volume Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 1 sampai 5 (Periode Mei 2010 sampai Desember 2011) Caturwulan Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Perubahan (Rp) - -Rp Rp Rp Rp Perubahan (%) % 14.52% -43.3% 39.21% Dari seluruh penjualan yang diterima oleh usaha Batik Bogor Tradisiku maka persentase dari tiap-tiap penjualan di atas pada bulan Mei 2010 sampai Desember 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 7. Persentase Unit Penjualan Usaha Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 1 (Mei Agustus 2010) No Jenis Kain Jumlah Persentase 1 Batik Tulis Rp % 2 Batik Cap Rp % 3 Kain Printing Rp % Total Penjualan Rp % Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah persentase volume penjualan terbesar adalah kain printing sebanyak 73.34%. Sedangkan jumlah persentase volume penjualan terkecil adalah batik tulis yang hanya memiliki nilai persentase sebesar 6.64%. Tabel 8. Persentase Unit Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 2 (September Desember 2010) No Jenis Kain Jumlah Persentase 1 Batik Tulis Rp % 2 Batik Cap Rp % 3 Kain Printing Rp % Total Penjualan Rp % Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah persentase volume penjualan terbesar adalah kain printing sebanyak 52.37%.

8 30 Sedangkan jumlah persentase volume penjualan terkecil adalah batik tulis yang hanya memiliki nilai persentase sebesar 4.20%. Tabel 9. Persentase Unit Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 3 (Januari April 2011) No Jenis Kain Jumlah Persentase 1 Batik Tulis Rp % 2 Batik Cap Rp % 3 Kain Printing Rp % Total Penjualan Rp % Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah persentase volume penjualan terbesar adalah kain printing sebanyak 42.22%. Sedangkan jumlah persentase volume penjualan terkecil adalah batik tulis yang hanya memiliki nilai persentase sebesar 16.02%. Tabel 10. Persentase Unit Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 4 (Mei Agustus 2011) No Jenis Kain Jumlah Persentase 1 Batik Tulis Rp % 2 Batik Cap Rp % 3 Kain Printing Rp % Total Penjualan Rp % Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah persentase volume penjualan terbesar adalah kain printing sebanyak 43.22%. Sedangkan jumlah persentase volume penjualan terkecil adalah batik tulis yang hanya memiliki nilai persentase sebesar 19.30%. Tabel 11. Persentase Unit Penjualan UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 5 (September Desember 2011) No Jenis Kain Jumlah Persentase 1 Batik Tulis Rp % 2 Batik Cap Rp % 3 Kain Printing Rp % Total Penjualan Rp % Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah persentase volume penjualan terbesar adalah batik cap sebanyak 40.61%. Sedangkan

9 31 jumlah persentase volume penjualan terkecil adalah batik tulis yang hanya memiliki nilai persentase sebesar 25.07%. Secara keseluruhan penjualan batik tulis sebesar Rp ,00 atau secara persentasi sebesar 13.27%. Sedangkan batik cap sebesar Rp ,00 atau secara persentasi sebesar 35.67%, dan untuk kain printing sebesar Rp ,00 atau secara persentasi sebesar 51.06% Biaya-Biaya UKM Batik Bogor Tradisiku UKM Batik Bogor Tradisiku memerlukan beberapa biaya guna menjalankan usahanya. Adapun biaya-biaya yang terjadi pada bulan Mei 2010 sampai Desember 2011 dalam kegiatan penjualan di galeri dan proses produksi adalah sebagai berikut : Tabel 12. Biaya- Biaya yang Terjadi Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 1 (Mei Agustus 2010) No Biaya Jumlah 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printing Rp

10 32 Lanjutan Tabel 12. Plangkan Rp Mixer Obat Batik Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Pada tabel biaya diatas dapat diketahui bahwa biaya-biaya yang terjadi selama kegiatan penjualan di galeri dan proses produksi kain batik tulis, cap, dan printing adalah biaya gaji karyawan, biaya pembayaran listrik, telepon, dan air, biaya ATK, biaya sehari-hari galeri, biaya konsumsi karyawan, biaya bahan baku (kain prima, kain primis, kain lain-lain, obat batik, malam, bahan bakar, soda, dan bahan baku pelengkap), biaya canring tulis, biaya penyusutan peralatan, biaya perlengkapan batik, dan biaya transportasi dan akomodasi. Biaya tertinggi yang dikeluarkan pada caturwulan pertama adalah biaya bahan baku yaitu sebesar Rp ,00, selanjutnya adalah biaya gaji karyawan sebesar Rp ,00. Sedangkan biaya terkecil adalah biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Dalam biaya bahan baku, biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima sebesar Rp ,00. Kain Prima merupakan kain yang paling banyak digunakan dalam ketiga jenis batik. Kain prima merupakan jenis kain katun yang memiliki kualitas terbaik. Sedangkan biaya terkecil yang digunakan dalam bahan baku adalah biaya soda, yang terdiri dari soda ashdan coustic soda. Soda digunakan dalam proses pewarnaan pada kain batik yang berfungsi untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan kain sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Biaya penyusutan peralatan batik merupakan biaya penyusutan atas pembelian peralatan untuk membatik yaitu canting cap, wajan, kompor, meja printing, plangkan, dan mixer obat. Perhitungan biaya penyusutan peralatan per bulan dengan metode garis lurus dapat dilihat pada tabel berikut :

11 33 Tabel 13. Biaya Penyusutan Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Peralatan Umur Ekonomis Nilai Aset Nilai Sisa Persentase Penyusutan Kompor Minyak 2 tahun Rp Rp % Rp Kompor Gas 2 tahun Rp Rp % Rp Wajan 5 tahun Rp Rp % Rp Canting Cap 10 tahun Rp Rp % Rp Meja Printer 5 tahun Rp Rp % Rp Plangkan 2 tahun Rp Rp % Rp Mixer Obat 5 tahun Rp Rp % Rp /bln Berdasarkan perhitungan biaya penyusutan dengan metode garis lurus ini didapatkan biaya penyusutan peralatan per bulan sebesar Rp ,00, sehingga untuk per caturwulan adalah sebesar Rp ,00. Tabel 14. Biaya- Biaya yang Terjadi Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 2 (September Desember 2010) No Biaya Jumlah 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp

12 34 Lanjutan Tabel 14. Canting Cap Rp Meja Printing Rp Plangkan Rp Mixer Obat Batik Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan akomodasi Rp Total Biaya Rp Pada caturwulan kedua, sama seperti caturwulan pertama biaya tertinggi dikeluarkan untuk biaya bahan baku, selanjutnya adalah biaya gaji karyawan dan biaya terendah dikeluarkan untuk biaya canting tulis. Biaya bahan baku sebesar Rp ,00, biaya ini mengalami peningkatan dari caturwulan sebelumnya meskipun unit kain terjual lebih rendah. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya kenaikan harga kain mencapai 50%. Biaya pembelian kain prima merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan untuk biaya bahan baku yaitu sebesar Rp ,00 dan biaya terkecil adalah biaya pembelian soda. Biaya gaji mengalami peningkatan cukup tinggi karena pada caturwulan kedua terdapat penambahan jumlah karyawan pada UKM Batik Bogor Tradisiku, yaitu sebesar Rp ,00. Biaya canting tulis yaitu sebesar Rp ,00. Total biaya yang dikeluarkan pada caturwulan kedua mengalami peningkatan yaitu Rp ,00 dikarenakan meningkatnya biaya gaji karyawan dan biaya bahan baku. Tabel 15. Biaya- Biaya yang Terjadi Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 3 (Januari April 2011) No Biaya Jumlah 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp

13 35 Lanjutan Tabel 15. Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printing Rp Plangkan Rp Mixer Obat Batik Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Pada caturwulan ketiga biaya tertinggi tetap dikeluarkan untuk biaya bahan baku yaitu sebesar Rp ,00. Pada biaya bahan baku biaya yang terbesar dikeluarkan adalah biaya pembelian kain prima. Biaya gaji menjadi biaya terbesar setelah biaya bahan baku yaitu sebesar Rp ,00. Biaya terendah dikeluarkan untuk biaya canting tulis yaitu sebesar Rp ,00. Total biaya yang dikeluarkan pada caturwulan ketiga adalah Rp ,00. Tabel 16. Biaya- Biaya yang Terjadi Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 4 (Mei Agustus 2011) No Biaya Jumlah 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp

14 36 Lanjutan Tabel Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printing Rp Plangkan Rp Mixer Obat Batik Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Pada caturwulan keempat biaya tertinggi dikeluarkan untuk biaya gaji karyawan dan biaya terendah dikeluarkan untuk biaya canting tulis. Adapun biaya gaji sebesar Rp ,00 dan biaya canting tulissebesar Rp ,00. Biaya gaji mengalami penurunan karena adanya pengurangan karyawan pada caturwulan keempat ini. Total biaya yang dikeluarkan pada caturwulan keempat sebesar Rp ,00 merupakan biaya terendah diantara caturwulan lainnya hal tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah penjualan yang menurun pada caturwulan keempat.

15 37 Tabel 17. Biaya- Biaya yang Terjadi Pada UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 5 (September Desember 2011) No Biaya Jumlah 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printing Rp Plangkan Rp Mixer Obat Batik Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Pada caturwulan kelima biaya yang dikeluarkan tertinggi adalah biaya gaji sebesar Rp ,00, dan biaya terendah dikeluarkan untuk biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Total biaya pada caturwulan kelima adalah Rp ,00.

16 Perhitungan Laba Laba dihitung berdasarkan lima caturwulan antara periode Mei 2010 sampai Desember 2011 dengan mengurangi total penjualan dan total biaya. Jadi, laba yang diperoleh UKM Batik Bogor Tradisiku untuk penjualan kain batik tulis, batik cap, dan printing pada galeri Batik Bogor Tradisiku adalah sebagai berikut : a. Laba Caturwulan 1 Total Penjualan Total Biaya Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Pada caturwulan pertama yang mencakup bulan Mei Agustus 2010 laba yang diperoleh adalah Rp ,00. Hal tersebut disebabkan karena pada rentang waktu tersebut adanya arahan dari pemerintah Bogor agar seluruh dinas dan Pemda di Bogor untuk mengenakan batik Bogor, sehingga tingginya penjualan kain batik khususnya kain printing. b. Laba Caturwulan 2 Total Penjualan Total Biaya Rp ,00 Rp ,00 (Rp ,00) Pada caturwulan kedua yang mencakup bulan September Desember 2010 penjualan mengalami kerugian sebesar Rp ,00. Hal tersebut disebabkan oleh pada rentang waktu tersebut UKM Batik Bogor Tradisiku sedang melakukan pemindahan galeri dari Cibuluh ke galeri di Jalan Jalak, sehingga belum stabilnya penjualan dan kurangnya fokus UKM Batik Bogor Tradisiku dalam melakukan pemasaran dan penjualan. c. Laba Caturwulan 3 Total Penjualan Total Biaya Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Pada caturwulan ketiga yang mencakup bulan Januari April 2011 laba yang diperoleh adalah Rp ,00. d. Laba Caturwulan 4 Total Penjualan Total Biaya Rp ,00 Rp ,00 (Rp ,00)

17 39 Pada caturwulan keempat yang mencakup bulan Mei Agustus 201 penjualan mengalami kerugian sebesar Rp ,00. Hal tersebut disebabkan karena penjualan yang mengalami penurunan. Menurut direktur UKM Batik Bogor Tradisiku, Lisha, penurunan penjualan pada caturwulan keempat ini diakibatkan pada periode bulan ini merupakan masa tahun ajaran baru sekolah dan lebaran, sehingga daya beli konsumen terhadap kain batiksangat menurun dan berdampak langsung terhadap penjualan kain batik. e. Laba Caturwulan 5 Total Penjualan Total Biaya Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Pada caturwulan kelima yang mencakup bulan September Desember 2011 laba yang diperoleh adalah Rp , Analisis Biaya UKM Batik Bogor Tradisiku tidak melakukan analisis biaya secara terperinci. Pihak UKM hanya menjabarkan seluruh biaya yang dikeluarkan selama kegiatan tanpa adanya klasifikasi biaya. Sehingga dalam perhitungan biaya yang dilakukan hanya mengurangi total penjualan dengan total biaya yang dikeluarkan. Pada penelitian ini digunakan analisis biaya, volume, dan laba yaitu, analisis yang berkaitan dengan penentuan volume penjualan dan komposisi produk untuk mencapai laba optimal yang diinginkan. Analisis ini mengharuskan adanya pemisahan biaya berdasarkan perilakunya. Biayabiaya yang terjadi dalam seluruh kegiatan usaha harus dibedakan sesuai perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan usaha. Dengan metode total cost maka biaya dapat dibedakan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya dihitung selama lima caturwulan dalam periode antara bulan Mei 2010 sampai Desember Biaya yang dihitung terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Adapun biaya tetap yang ada pada kegiatan UKM Batik Bogor tradisiku adalah biaya gaji, biaya listrik, telepon, dan air, biaya

18 40 ATK, biaya sehari-hari galeri, biaya konsumsi, biaya pemasaran, biaya peralatan membatik, dan biaya transportasi dan akomodasi. Biaya gaji dibayar berdasarkan hari kerja karyawan dan bukan berdasarkan jumlah kain yang dapat diselesaikan karyawan maka biaya gaji digolongkan menjadi biaya tetap. Biaya listrik dan air digolongkan menjadi biaya tetap dikarenakan dalam proses pembatikan tidak menggunakan listrik secara langsung, sedangkan air yang digunakan menggunakan air sumur sehingga berapapun banyak air yang digunakanmaka biaya yang dikeluarkan tetap. Menurut ibu Rukoyah, Penanggung Jawab Keuangan, jumlah produksi kain tidak berpengaruh terhadap pengeluaran biaya air. Sedangkan pengeluaran biaya telepon juga tidak berpengaruh pada unit penjualan kain batik sehingga digolongkan menjadi biaya tetap. Biaya listrik, telepon, dan air digabungkan kedalam satu biaya dikarenakan pembayaran biaya-biaya tersebut dilakukan secara bersama-sama. Biaya ATK atau alat tulis kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk nota penjualan galeri dan alat tulis lainnya. Biaya ATK digolongkan menjadi biaya tetap dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk ATK tidak bergantung pada banyaknya unit yang terjual. Biaya sehari-hari galeri merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan galeri seperti tissue, pembersih lantai, maupun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan galeri. Biaya konsumsi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk makan siang seluruh karyawan sehingga termasuk dalam biaya tetap karena tidak berpengaruh langsung pada unit penjualan kain batik. Biaya pemasaran merupakan biaya website UKM Batik Bogor Tradisiku, biaya pembuatan kalender, dan leaflet UKM Batik Bogor Tradisiku. Biaya canting tulis, yaitu pembelian canting tulis setiap bulannya. Biaya penyusutan peralatan batik merupakan biaya atas menyusutnya canting cap, kompor, wajan, meja printing, plangkan danmixer obat yang digunakan untuk membatik. Biaya transportasi dan akomodasi merupakan biaya pengangkutan kain dari workshop ke galeri dan biaya pengiriman bahan baku. Biaya yang termasuk pada biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya perlengkapan batik. Biaya bahan baku terdiri dari biaya

19 41 pembelian kain prima, kain primis, kain lain-lain, obat batik, malam, bahan bakar, soda, dan bahan baku pelengkap batik. Kain lain-lain terdiri dari kain sutra, dobi, paris, dan santung, dikelompokan menjadi kain lain-lain karena produksi kain batik yang berasal dari kain-kain tersebut rendah. Sedangkan biaya obat batik merupakan biaya yang digunakan untuk pembelian obatobat pewarna kain batik. Bahan bakar terdiri dari minyak tanah, gas, dan kayu bakar. Bahan bakar digunakan dalam proses pemanasan malam saat membatik dan proses pewarnaan. Biaya pelengkap batik merupakan biayabiaya yang dibutuhkan dalam proses membatik, namun komposisinya rendah. Biaya pelengkap batik terdiri dari gondo, waterglass, dan softener. Berikut merupakan biaya UKM Batik Bogor Tradisiku pada caturwulan pertama sampai kelima setelah pemisahan biaya tetap dan variabel adalah : Tabel 18. Biaya Operasional UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 1 Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. No Biaya Tetap Variabel 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Kompor Gas Wajan Rp Rp Rp

20 42 Lanjutan Tabel 18. Canting Cap Rp Meja Printer Rp Plangkan Rp MixerObat Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Rp Pada caturwulan pertama biaya tetap lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Total biaya tetap yaitu sebesarrp ,00, sedangkan total biaya variabel sebesar Rp ,00. Pada biaya tetap biaya terbesar terjadi pada biaya gaji karyawan yaitu sebesar Rp ,00 dan biaya terendah yaitu biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Pada biaya variabel biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima yaitu Rp ,00 dan biaya terkecil untuk biaya soda yaitu sebesar Rp ,00. Tabel 19. Biaya Operasional UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 2 Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. No Biaya Tetap Variabel 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Canting Tulis Rp

21 43 Lanjutan Tabel Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printer Rp Plangkan Rp MixerObat Rp Biaya Perlengkapan batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Rp Pada caturwulan kedua sama seperti catruwulan pertama biaya tetap lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Total biaya tetap yaitu sebesarrp ,00, sedangkan total biaya variabel sebesar Rp ,00. Pada biaya tetap biaya terbesar terjadi pada biaya gaji karyawan yaitu sebesar Rp ,00dan biaya terendah yaitu biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Pada biaya variabel biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima yaitu Rp ,00dan biaya terkecil untuk biaya soda yaitu sebesar Rp ,00. Tabel 20. Biaya Operasional UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 3 Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. No Biaya Tetap Variabel 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain Lain-Lain Rp Obat Batik Rp

22 44 Lanjutan Tabel 20. Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printer Rp Plangkan Rp Mixer Obat Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Rp Pada caturwulan ketiga sama seperti caturwulan pertama biaya tetap lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Total biaya tetap yaitu sebesarrp ,00, sedangkan total biaya variabel sebesar Rp ,00. Pada biaya tetap biaya terbesar terjadi pada biaya gaji karyawan yaitu sebesar Rp ,00dan biaya terendah yaitu biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Pada biaya variabel biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima yaitu Rp ,00dan biaya terkecil untuk biaya bahan baku pelengkap yaitu sebesar Rp ,00. Tabel 21. Biaya Operasional UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 4 Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. No Biaya Tetap Variabel 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp

23 45 Lanjutan Tabel Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain Lain-Lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printer Rp Plangkan Rp Mixer Obat Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Rp Pada caturwulan keempat sama seperti caturwulan pertama biaya tetap lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Total biaya tetap yaitu sebesarrp ,00, sedangkan total biaya variabel sebesar Rp ,00. Pada biaya tetap biaya terbesar terjadi pada biaya gaji karyawan yaitu sebesar Rp ,00dan biaya terendah yaitu biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Pada biaya variabel biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima yaitu Rp ,00dan biaya terkecil untuk biaya kain lain-lain yaitu sebesar Rp ,00.

24 46 Tabel 22. Biaya Operasional UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 5 Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. No Biaya Tetap Variabel 1 Biaya Gaji Rp Biaya Listrik, Telepon, dan Air Rp Biaya ATK Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Biaya Konsumsi Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Kain Primis Rp Kain lain-lain Rp Obat Batik Rp Malam Rp Bahan Bakar Rp Soda Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Biaya Pemasaran Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Kompor Gas Rp Wajan Rp Canting Cap Rp Meja Printer Rp Plangkan Rp MixerObat Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Total Biaya Rp Rp Pada caturwulan kelima biaya tetap lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Total biaya tetap yaitu sebesar Rp ,00, sedangkan total biaya variabel sebesar Rp ,00. Pada biaya tetap biaya terbesar terjadi pada biaya gaji karyawan yaitu sebesar Rp

25 ,00 dan biaya terendah yaitu biaya canting tulis sebesar Rp ,00. Pada biaya variabel biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya kain prima yaitu Rp ,00 dan biaya terkecil untuk biaya bahan soda yaitu sebesar Rp ,00. Biaya yang digunakan untuk produksi kain batik tulis, cap, dan printing berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan proses produksi dan jumlah penjualan masing-masing jenis kain yang berbeda, sehingga biaya total dikalikan dengan proporsi penjualan masing-masing jenis kain seperti yang tertera pada Tabel 7, 8, 9, 10, dan 11 untuk mendapatkan biaya pada setiap jenisnya. Berikut merupakan biaya kain batik tulis, cap, dan printing untuk setiap caturwulan : Tabel 23. Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 1 No Biaya Batik Tulis Batik Cap Kain Printing 1 Biaya Gaji Rp Rp Rp Biaya listrik, telepon, dan air Rp Rp Rp Biaya ATK Rp Rp Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Rp Rp Biaya Konsumsi Rp Rp Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Rp Rp Kain Primis Rp Rp Rp Kain lain-lain Rp Rp Rp Obat Batik Rp Rp Rp Malam Rp Rp Bahan Bakar Rp Rp Rp Soda Rp Rp Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Rp Rp Biaya Pemasaran Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Rp Kompor Gas Rp Rp Rp Wajan Rp Rp Canting Cap - Rp

26 48 Lanjutan Tabel 23. Meja Printing - - Rp Plangkan - - Rp Mixer Obat Batik Rp Rp Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Rp Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Rp Rp Total Biaya Rp Rp Rp Pada caturwulan pertama biaya yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing berbeda-beda berdasarkan proporsi penjualan masing-masing kain batik pada caturwulan tersebut. Proporsi kain batik tulis, batik cap, dan kain printing secara berturut-turut adalah 6.64%, 20.02%, dan 73.34% Berdasarkan proporsi tersebut maka akan didapatkan biaya yang dikeluarkan untuk kain printing jauh lebih tinggi karena proporsi yang tinggi. Untuk biaya malam hanya dikeluarkan untuk batik tulis dan batik cap sehingga untuk biaya malam dikalikan dengan proporsi penjualan batik tulis dan batik cap yaitu 12.11% dan 87.89%. Tabel 24. Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 2 No Biaya Batik Tulis Batik Cap Kain Printing 1 Biaya Gaji Rp Rp Rp Biaya listrik, telepon, dan air Rp Rp Rp Biaya ATK Rp Rp Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Rp Rp Biaya Konsumsi Rp Rp Rp Biaya bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Rp Rp Kain Primis Rp Rp Rp Kain lain-lain Rp Rp Rp Obat Batik Rp Rp Rp Malam Rp Rp Bahan Bakar Rp Rp Rp Soda Rp Rp Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Rp Rp Biaya Pemasaran - - -

27 49 Lanjutan Tabel Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Rp Kompor Gas Rp Rp Rp Wajan Rp Rp Canting Cap - Rp Meja Printing - - Rp Plangkan - - Rp Mixer Obat Batik Rp Rp Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Rp Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Rp Rp Total Biaya Rp Rp Rp Pada caturwulan kedua biaya yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing berbeda-beda berdasarkan proporsi penjualan masing-masing kain batik pada caturwulan tersebut. Proporsi kain batik tulis, batik cap, dan kain printing secara berturut-turut adalah 4.20%, 43.43%, dan 52.37% Berdasarkan proporsi tersebut maka akan didapatkan biaya yang dikeluarkan untuk kain printing lebih tinggi karena proporsi yang tinggi. Untuk biaya malam hanya dikeluarkan untuk batik tulis dan batik cap sehingga untuk biaya malam dikalikan dengan proporsi penjualan batik tulis dan batik cap yaitu 3.71% dan 96.29%. Tabel 25. Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 3 No Biaya Batik Tulis Batik Cap Kain Printing 1 Biaya Gaji Rp Rp Rp Biaya listrik, telepon, dan air Rp Rp Rp Biaya ATK Rp Rp Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Rp Rp Biaya Konsumsi Rp Rp Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Rp Rp Kain Primis Rp Rp Rp Kain lain-lain Rp Rp Rp

28 50 Lanjutan Tabel 25. Obat Batik Rp Rp Rp Malam Rp Rp Bahan Bakar Rp Rp Rp Soda Rp Rp Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Rp Rp Biaya Pemasaran Rp Rp Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Rp Kompor Gas Rp Rp Rp Wajan Rp Rp Canting Cap - Rp Meja Printing - - Rp Plangkan - - Rp Mixer Obat Batik Rp Rp Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Rp Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Rp Rp Total Biaya Rp Rp Rp Pada caturwulan ketiga biaya yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing berbeda-beda berdasarkan proporsi penjualan masing-masing kain batik pada caturwulan tersebut. Proporsi kain batik tulis, batik cap, dan kain printing secara berturut-turut adalah 16.02%, 41.76%, dan 42.22% Berdasarkan proporsi tersebut maka akan didapatkan biaya yang dikeluarkan untuk kain printing lebih tinggi karena proporsi yang tinggi. Untuk biaya malam hanya dikeluarkan untuk batik tulis dan batik cap sehingga untuk biaya malam dikalikan dengan proporsi penjualan batik tulis dan batik cap yaitu 12.52% dan 87.48%.

29 51 Tabel 26. Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 4 No Biaya Batik tulis Batik Cap Kain Printing 1 Biaya Gaji Rp Rp Rp Biaya listrik, telepon, dan air Rp Rp Rp Biaya ATK Rp Rp Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Rp Rp Biaya Konsumsi Rp Rp Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Rp Rp Kain Primis Rp Rp Rp Kain lain-lain Rp Rp Rp Obat Batik Rp Rp Rp Malam Rp Rp Bahan Bakar Rp Rp Rp Soda Rp Rp Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Rp Rp Biaya Pemasaran Rp Rp Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Rp Kompor Gas Rp Rp Rp Wajan Rp Rp Canting Cap - Rp Meja Printing - - Rp Plangkan - - Rp Mixer Obat Batik Rp Rp Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Rp Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Rp Rp Total Biaya Rp Rp Rp Pada caturwulan keempat biaya yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing berbeda-beda berdasarkan proporsi penjualan masing-masing kain batik pada caturwulan tersebut. Proporsi kain batik tulis, batik cap, dan kain printing secara berturut-turut adalah 19.30%, 37.49%, dan 43.22% Berdasarkan proporsi tersebut maka akan

30 52 didapatkan biaya yang dikeluarkan untuk kain printing lebih tinggi karena proporsi yang tinggi. Untuk biaya malam hanya dikeluarkan untuk batik tulis dan batik cap sehingga untuk biaya malam dikalikan dengan proporsi penjualan batik tulis dan batik cap yaitu 17.92% dan 82.08%. Tabel 27. Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing UKM Batik Bogor Tradisiku Pada Caturwulan 5 No Biaya Batik Tulis Batik Cap Kain Printing 1 Biaya Gaji Rp Rp Rp Biaya listrik, telepon, dan air Rp Rp Rp Biaya ATK Rp Rp Rp Biaya Sehari-hari Galeri Rp Rp Rp Biaya Konsumsi Rp Rp Rp Biaya Bahan Baku Produksi Kain Prima Rp Rp Rp Kain Primis Rp Rp Rp Kain lain-lain Rp Rp Rp Obat Batik Rp Rp Rp Malam Rp Rp Bahan Bakar Rp Rp Rp Soda Rp Rp Rp Bahan Baku Pelengkap Rp Rp Rp Biaya Pemasaran Rp Rp Rp Biaya Canting Tulis Rp Biaya Penyusutan Peralatan Kompor Minyak Rp Rp Kompor Gas Rp Rp Rp Wajan Rp Rp Canting Cap - Rp Meja Printing - - Rp Plangkan - - Rp Mixer Obat Batik Rp Rp Rp Biaya Perlengkapan Batik Rp Rp Rp Biaya Transportasi dan Akomodasi Rp Rp Rp Total Biaya Rp Rp Rp

31 53 Pada caturwulan kelima biaya yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, kain batik cap, dan kain printing berbeda-beda berdasarkan proporsi penjualan masing-masing kain batik pada caturwulan tersebut. Proporsi kain batik tulis, batik cap, dan kain printing secara berturut-turut adalah 25.07%, 40.61%, dan 34.32% Berdasarkan proporsi tersebut maka akan didapatkan biaya yang dikeluarkan untuk kain cap lebih tinggi karena proporsi yang tinggi. Untuk biaya malam hanya dikeluarkan untuk batik tulis dan batik cap sehingga untuk biaya malam dikalikan dengan proporsi penjualan batik tulis dan batik cap yaitu 17.61% dan 82.39% Analisis Break Even Point Analisis Break Even Point Pada Caturwulan 1 (Periode Mei Agustus 2010) Besarnya jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk kain batik tulis, cap, dan printing pada caturwulan 1 bedasarkan pada Tabel 28 adalah sebagai berikut : Tabel 28. Analisis Biaya Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing Pada Caturwulan 1 No Jenis kain Biaya Tetap Biaya Variabel 1 Batik Tulis Rp Rp Batik Cap Rp Rp Kain Printing Rp Rp Berdasarkan biaya variabel diatas maka biaya variabel per unit yang dikeluarkan untuk kain batik tulis, cap, dan printing adalah : 1. Biaya variabel Batik Tulis per unit 2. Biaya variabel Batik Cap per unit Rp ,00/unit Rp ,00/unit

32 54 3. Biaya variabel Kain printing per unit Rp ,00/unit Break even point pada UKM Batik Bogor Tradisiku pada caturwulan pertama ini berdasarkan unit impas adalah : Unit titik Impas Batik Tulis Unit titik Impas Batik Cap 25 unit 192 unit Unit titik Impas Kain printing unit Sedangkan besarnya Break Even Point pada UKM Batik Bogor Tradisiku pada caturwulan pertama berdasarkan penjualan adalah : Penjualan titik Impas Biaya Tetap x (Batik Tulis) Rp ,00 x Rp ,00 Penjualan titik Impas Biaya Tetap x (Batik Cap) Rp ,00 x Rp ,00

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan UKM Batik Bogor Tradisiku memiliki tempat produksi di dua tempat yang berbeda, tempat pertama terletak di Neglasari 1 RT 03/04 No.69 Cibuluh Bogor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Era globalisasi mendukung perkembangan perekonomian dunia usaha. Dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, seiring kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sebuah karya bangsa yang menyimpan nilai luhur budaya masyarakat Indonesia. Dalam buku Batik Filosofi, Motif & Kegunaan yang ditulis oleh Adi Kusrianto (2014),

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA A. Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok 1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Awal

Lebih terperinci

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN UD. Oca Batik Madura adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan batik tulis yang sedang berkembang dan professional. UD. Oca Batik Madura merupakan salah satu perusahaan yang ikut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD. BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD. Al- Mubarok Harga pokok produksi adalah biaya yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII 1. Batik berasal dari kata amba dan tik yang berarti... a. Menggambar, titik c. Menulis, garis b. Menulis, titik d. Menggambar, garis 2.

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha kecil menengah merupakan sebuah unit usaha yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan yang memproduksi suatu produk baik itu barang maupun jasa

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

PENERAPAN COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN LABA PADA UKM BATIK BOGOR TRADISIKU. Oleh IDA NURUL FITRI H

PENERAPAN COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN LABA PADA UKM BATIK BOGOR TRADISIKU. Oleh IDA NURUL FITRI H PENERAPAN COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN LABA PADA UKM BATIK BOGOR TRADISIKU Oleh IDA NURUL FITRI H24080114 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Daya Saing Batik Motif Icon Kota Bogor dalam Pasar Lokal

Daya Saing Batik Motif Icon Kota Bogor dalam Pasar Lokal Daya Saing Batik Motif Icon Kota Bogor dalam Pasar Lokal Oleh : Ir. Sere Saghranie Daulay, M.Si Widyaiswara Madya Latar Belakang Produk yang dihasilkan oleh Industri Kecil Menengah tentu saja diproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Efisiensi

Lebih terperinci

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA 28210590 LATAR BELAKANG Pada saat ini perekonomian Indonesia sudah mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan budaya yang luhur Indonesia dan telah diakui keberadaannya secara internasional. Sebagaimana dikabarkan dalam situs antaranews.com (2009),

Lebih terperinci

pelatihan ibu-ibu di Desa Sidomukti. - Batik Sidomukti struktur organisasi terdiri dari. 1. Ketua : Sri Wahyuni 2. Pendamping : Agus Sunarto

pelatihan ibu-ibu di Desa Sidomukti. - Batik Sidomukti struktur organisasi terdiri dari. 1. Ketua : Sri Wahyuni 2. Pendamping : Agus Sunarto DAFTAR PERTANYAAN PENGGALIAN DATA, BATIK MUKTI LESTARI DI DESA SIDOMUKTI PLAOSAN MAGETAN 1. Bagaimana sejarah awal berdirinya Batik Mukti Lestari di Desa Sidomukti? - Batik Mukti Lestari ini sudah turun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Ardy Craft merupakan sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang industry kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Margahayu Jaya Indah Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kantong klip plastik. Sama seperti perusahaan komersil lainnya, tujuan utama perusahaan didirikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI

PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI Margarettha*ª, Nela Safelia** dan Hasriati Nasution* *Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNJA **Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi, isu perdagangan global dan kesadaran akan pentingnya peran konsumen telah mengakibatkan banyak perubahan pada kondisi persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha sedang meningkat pesat, terlihat bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat besar untuk pembangunan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Kerajinan Batik Tulis

Kerajinan Batik Tulis Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik

Lebih terperinci

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar Menjadi seorang mahasiswa, tentunya tidak menutup peluang bagi Anda untuk bisa merintis sebuah usaha. Berbagai macam peluang bisnis sampingan bisa Anda

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN Nama : Alifah Faradilla NPM : 20214854 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE., MM.

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengelompokan Biaya, Perhitungan Biaya Produk Gabungan dan Pengakuan Pendapatan Sampingan Menurut Perusahaan X 1. Jenis-jenis produk menurut jenis biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha kecil dan menengah (UKM) yang turut meramaikan dunia bisnis Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA PENELITIA N

BAB III PENGOLAHAN DATA PENELITIA N 39 BAB III PENGOLAHAN DATA PENELITIA N 3.1. Jenis Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan metode perhitungan dan data dokumentasi (observasi di lapangan), dimana cara (metode) pengumpulan data,

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Kelompok Budi Daya Mitra Gemah Ripah merupakan salah satu kelompok usaha kecil menengah bidang perikanan darat yaitu budi daya udang galah. Kelompok usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan budaya, mulai dari tarian, upacara adat, hingga pakaian. Berbagai warisan budaya ini terus berkembang di Indonesia, tidak sedikit

Lebih terperinci

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD) FINAL TEST BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD) GRADE 7 2011/2012 1. Konsep PTD adalah PGBU, yaitu... a. Pikir, Gambar, Buat, Ulangan b. Palu, Gergaji, Baut, Ulir c. Pikir, Gambar, Buat, Uji d. Pikir, Gabung,

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

PROPOSAL RENCANA USAHA KONVEKSI. Diajukan Sebagai Persyaratan Wirausaha Baru Jawabarat 2017 Oleh. Haris Fazlurrahman

PROPOSAL RENCANA USAHA KONVEKSI. Diajukan Sebagai Persyaratan Wirausaha Baru Jawabarat 2017 Oleh. Haris Fazlurrahman PROPOSAL RENCANA USAHA KONVEKSI Diajukan Sebagai Persyaratan Wirausaha Baru Jawabarat 2017 Oleh Haris Fazlurrahman Komp.Ujungberung Indah Blok 7 No 14 RT.002/RW.011 Kel.Cigending Kec.Ujungberung Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Terbukti dengan penetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, bahwa

Lebih terperinci

IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL

IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL Jurnal DIANMAS, Volume 5, Nomor 1, April 2016 IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL Mardinawati 1), Iham Sayekti 2), Susena 3) 1,3) Jurusan Akuntansi, 2) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu harga jual, volume penjualan dan biaya oleh karena itu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Mebel Rotan Iloponu Mebel Rotan Iloponu adalah salah satu bentuk usaha yang menjual berbagai macam

Lebih terperinci

APLIKASI GREEN ENERGY PADA INDUSTRI BATIK

APLIKASI GREEN ENERGY PADA INDUSTRI BATIK APLIKASI GREEN ENERGY PADA INDUSTRI BATIK Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat, Tamantirto Kasihan Yogyakarta 55183 Email: ramadoni@umy.ac.id

Lebih terperinci

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA Oleh Nurida C.S., Harti, Inti Nahari, Saino, dan Yoyok Susatyo Abstrak Pelatihan proses pembuatan

Lebih terperinci

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit... 10 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit... 11 3. Konversi Energi Biogas... 15 4. Produksi Kelapa Sawit Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Daftar Pertanyaan wawancara Direktur PT. Gala Saranatex (Ibu Ferial) mengenai keadaan di perusahaan 1. Bagaimana gambaran sekilas mengenai latar belakang profil perusahaan

Lebih terperinci

Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K

Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K7405122 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan pada intinya

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA KONSEP BIAYA Biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan terhadap pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan alasan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih : ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan krisis di Indonesia sekarang ini tidak menentu dan telah mempengaruhi perubahan di berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi masyarakat baik kota dan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS UNI CORN CUSTOM

PROPOSAL BISNIS UNI CORN CUSTOM PROPOSAL BISNIS UNI CORN CUSTOM Penyusun : 1. Mikail Nico Lawadinatha 2. Victoria Agatha 3. Catherine Elfani Wijaya 4. A.A. Sg. Intan Manik DENPASAR BALI TAHUN 2016 UNI CORN CUSTOM Jalan Serma Kawi 4 (0361)

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 COVER ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA + (Tuliskan nama usaha yang di survey) BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

How to Build a Good Financial Plan

How to Build a Good Financial Plan How to Build a Good Financial Plan Bagaimana Mendanai Bisnis? First Things First Berapa banyak uang yang dibutuhkan? Digunakan untuk apa? Pinjaman yang tidak aman Pinjaman yang aman Penjaminan Pinjaman

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Antonius Indra Legowo Dimas Aditya

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian di Negara Indonesia masih belum stabil, tentu hal ini mempengaruhi produktivitas perusahaan karena harga harga bahan baku menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Jakarta Barat D.K.I. Jakarta Batik Betawi

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Jakarta Barat D.K.I. Jakarta Batik Betawi Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Batik Betawi DAFTAR ISI A. Pendahuluan B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda C. Definisi Sekura Cakak Buah D. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Sebuah ide biasanya dapat berasal dari manapun, bersumber dari apapun, sesuai inspirasi yang didapatkan oleh seniman itu sendiri, serta stimulus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan dalam perdagangan internasional yang ketat mangharuskan setiap negara untuk menyiapkan industrinya agar dapat bersaing. Daya saing yang tinggi dalam

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Dalam Bab III ini penulis menguraikan sejarah dari pada perusahaan, untuk itu dipilih perusahaan dagang PD FERINDO JAYA.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di Indonesia, pada saat ini kewirausahaan merupakan energi yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian. Akan tetapi jumlah wirausaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

NASKAH APA KABAR JOGJA

NASKAH APA KABAR JOGJA Kerajinan Batik Kayu Kerajinan adalah salah satu keunggulan daya tarik wisata yang mampu mendukung Yogyakarta sebagai kota pariwisata // berbagai sumber potensi mengangkat citra kota yogyakarta / salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara. Indikator Pertanyaan

Panduan Wawancara. Indikator Pertanyaan Indikator Pertanyaan Panduan Wawancara Knowledge (pengetahuan) 1. Mengapa anda tertarik terhadap pembuatan motif batik semarangan? 2. Dari mana anda mendapatkan ide tersebut? 3. Ikon-ikon kota Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha di Indonesia dapat dikatakan sebagai bisnis yang tidak pernah surut, yaitu usaha percetakan. Saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang,

Lebih terperinci

RINGKASAN. Semenjak diijinkan kembali bahasa Mandarin di Indonesia, di setiap kota di

RINGKASAN. Semenjak diijinkan kembali bahasa Mandarin di Indonesia, di setiap kota di RINGKASAN 1.1 Gambaran Umum Kursus Bahasa Mandarin di Palembang Semenjak diijinkan kembali bahasa Mandarin di Indonesia, di setiap kota di Indonesia semakin banyak orang yang membuka kursus bahasa Mandarin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 02FEB Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Cost behavior analysis, Classifying

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR BIAYA BELANJA PENUNJANG KEGIATAN DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci