47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan
|
|
- Sudomo Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit Konversi Energi Biogas Produksi Kelapa Sawit Indonesia Tahun Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit Kandungan Nutrisi dalam Kompos TKKS Spesifikasi Dry Fermentation Nilai Investasi Dry Fermentation Hasil Kesetaraan Biogas menjadi Bahan Bakar Lain dan Nilai Rupiahnya per Ton TBS Perbandingan Data Hasil Penelitian dengan SNI Kapasitas Produksi Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Penentuan Modal Kerja Selama Satu Tahun Jumlah Pendapatan Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Struktur Pembiayaan Modal dan Modal Kerja Rencana Pencairan Pinjaman Modal Tetap dan Modal Kerja Penerimaan Usaha Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Analisis Titik Impas Proyeksi Rugi Laba Pada Perencanaan Kajian 10 Tahun Periode Akuntansi Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Nilai Kriteria Investasi Akibat Perubahan Tingkat Sensitivitas Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi (Produk A) Nilai Kriteria Investasi Akibat Perubahan Tingkat Sensitivitas Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi (Produk B)... 53
2 22. Data Jumlah Gas yang Terbentuk dari Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Jumlah Pupuk Cair yang Dihasilkan dari Pengolahan Limbah PKS Terintegrasi Perincian Biaya Investasi Modal Tetap Jadwal Pengembalian Kredit Modal Tetap Jadwal Pengembalian Modal Kerja Biaya Penyusutan Barang Modal Tetap Biaya Operasional Rugi Laba Produk A (Kompos & Biogas yang disetarakan ke Listrik) Rugi Laba Produk B (Kompos & Biogas yang disetarakan ke Solar) Proyeksi Arus Kas Listrik dan kompos Proyeksi Arus Kas Solar dan kompos Kriteria Kelayakan Investasi Kompos dan Listrik Kriteria Kelayakan Investasi Kompos dan Solar Perhitungan Nilai Break Event Point (BEP) Kompos dan Listrik Perhitungan Nilai Break Event Point (BEP) Kompos dan Solar Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 40% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 40% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 40% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 40% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 41% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 41%... 85
3 43. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 41% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Penurunan Harga Jual 41% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 17% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 17% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 17% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 17% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 18% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 18% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 18% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Penurunan Jumlah Produksi 18% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 9% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 9% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 9% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 9% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 10% Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 10%
4 59. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 10% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 10% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 63% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 63% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 63% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 63% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 64% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 64%
5 75. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 64% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Penurunan Harga Jual 64% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 26% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 26% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 26% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 26% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 27% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 27% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 27% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Penurunan Jumlah Produksi 27% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 14% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 14% Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 14% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 14% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 15% Proyeksi Arus Kas Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 15%
6 91. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 15% Perhitungan Nilai BEP Kompos & Solar Akibat Kombinasi Penurunan Harga Jual dan Jumlah Produksi 15% Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Rugi Laba Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Proyeksi Arus Kas Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp Perhitungan Nilai BEP Kompos & Listrik Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku TKKS Rp
I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI i. DAFTAR TABEL. ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN iv
DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL. ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN iv I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 I.2. Identifikasi Masalah. 3 I.3. Rumusan Masalah.. 4 I.4. Tujuan Penelitian. 4 I.5.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agroindustri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati di dunia
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciMATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL
MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di Indonesia dengan komoditas utama yaitu minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO). Minyak sawit
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN.. i iii iv v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Identifikasi Masalah. 8 1.3. Rumusan Masalah.. 9 1.4. Tujuan Penelitian.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kini memiliki 8,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit, dari luas tanaman tersebut rakyat memiliki 3,7 juta hektar, BUMN 616.575 hektar dan perkebunan swasta
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*
Lebih terperinci2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara terbesar pertama sebagai penghasil Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit mentah) mengungguli Malaysia, Riau adalah salah satu provinsi penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh ketidakstabilan harga minyak dunia, maka pemerintah mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah energi
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan
Lebih terperinciVII. RENCANA KEUANGAN
VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan
Lebih terperinciPRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN
PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 50.000 TON / TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Oleh : LAMSIHAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat
Lebih terperinciANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454
ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian
Lebih terperinciX. ANALISIS KELAYAKAN USAHA
X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA 10.1. Pengantar Kebutuhan pangan semakin hari semakin banyak seiring dengan perkembangan penduduk, sementara itu ketersediaan lahan pertanian semakin menyempit dengan makin
Lebih terperinciERIKA MONA P.SIRAIT NIM:
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK UREA DENGAN BAHAN BAKU GAS SINTETIS DENGAN KAPASITAS 120.000 TON / TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia OLEH : ERIKA MONA
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2014 di laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SABUN CAIR DARI MINYAK KELAPA DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 1TON/HARI KARYA AKHIR DISUSUN OLEH: DEDI KURNIADI NIM : 025201038 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang usaha agroindustri. PTPN IV (Persero) Medan mengusahakan perkebunan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV (Persero) Medan mengusahakan perkebunan dan pengelolahan komoditas
Lebih terperinciASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL
ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL Hadi Paramu FEB UNEJ APA ASPEK KEUANGAN DALAM BISNIS? Ada dua kegiatan penting dalam pengelo-laan keuangan bisnis: Penggalian dana: darimana dana bisnis diperoleh dari
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro
ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah
Lebih terperinciVII ANALISIS ASPEK FINANSIAL
VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Program Diploma IV (D-IV) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah energi yang dimiliki Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi di sektor industri (47,9%), transportasi (40,6%), dan rumah tangga (11,4%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR
ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS KEUANGAN
BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS
ANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh : Ika Dharma Budhi 03833/TI 03 06 03833
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO
ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar
Lebih terperincipemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar pemenuhan kebutuhan energi untuk saat ini diperoleh melalui pemanfaatan sumber bahan bakar fosil. Konsumsi minyak mentah dunia sepanjang tahun 2003 adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT
INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Teknologi kompos dari tandan kosong sawit INOVASI TEKNOLOGI Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pada pabrik
Lebih terperinciASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)
RENCANA USAHA 1 ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk/jasa 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.)
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:
EVALUASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Sudi Kasus Pada Stasiun Produksi PT.Perkebunan Nusantara III Unit PKS Rambutan) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si
Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis
Lebih terperinciBab XIII STUDI KELAYAKAN
Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN Nama : Alifah Faradilla NPM : 20214854 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE., MM.
Lebih terperinciNama : Theresa Ludwig NPM : Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015
Nama : Theresa Ludwig NPM : 27212349 Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015 1.1 Latar Belakang Perkembangan Jenis Usaha Franchise Laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri perbankan, khususnya bank umum, merupakan pusat dari sistem keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan dana, membantu pembiayaan
Lebih terperinciPRA RANCANGAN PABRIK ASAM OLEAT DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 2000 TON/TAHUN KARYA AKHIR O L E H DEDY SOFYANTO.
PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OLEAT DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 2000 TON/TAHUN KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan O L E H DEDY SOFYANTO. S NIM: 025201029
Lebih terperinciDisampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, 30-31 Oktober 2012
Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, 30-31 Oktober 2012 Oleh : Drs. Z U L H E R, MS Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau TERWUJUDNYA KEBUN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT UNIVERSITAS TERBUKA 2014 I. PENDAHULUAN Untuk memulai bisnis seorang calon wirausaha perlu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa
Lebih terperinciAnalisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi
Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi 28213829 Latar Belakang Perkembangan dunia industry dan bisnis pada umumnya
Lebih terperinciOPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otomasi adalah penggunaan berbagai sistem kontrol untuk peralatan operasi seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otomasi adalah penggunaan berbagai sistem kontrol untuk peralatan operasi seperti mesin, proses di pabrik-pabrik, boiler dan panas mengobati oven, beralih pada
Lebih terperinciASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)
ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/ pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.) B. Permintaan 1.
Lebih terperinciDosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA NIP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011
PABRIK BIOETHANOL DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES FERMENTASI OLEH : ARTHANI ROSYIDA (2308 030 070) EVI ANGGRAINI (2308 030 078) Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA NIP. 19600624
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran serta dapat
Lebih terperinciManajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO
Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun 2013 yaitu sebesar 27.746.125 ton dengan luas lahan
Lebih terperinciOLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA
STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI KALIMANTAN SELATAN (STUDI KASUS KAB TANAH LAUT) OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA 2206 100 036 Dosen Dosen
Lebih terperinciAnalisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila
Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada
Lebih terperinciABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values
63 Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi Class Levels s factor 1 factor 3 3 Rpm10000 Rpm8000 Rpm6000 Waktu1 Waktu3 Waktu4 Source DF Sum of
Lebih terperinciPenggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery
Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Nama : Ade Hamdani NPM : 24209890 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto SE.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang
Lebih terperinciAnalisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu
Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan energi ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang sangat pesat dan peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data
29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Pasar dan Pemasaran Gula Tahun Jawa Luar Jawa Jumlah Peningkatan (%) 1990 1,693,589 425,920 2,119,509-1991 1,804,298 448,368 2,252,666 6.28
Lebih terperinciANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT
ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU SUMEDANG
ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU SUMEDANG Muhamad Febriyadi 28211203 Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM Latarbelakang Masalah Persaingan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK NILAM DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 900 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Oleh : SUKI RUCI PUJIATI NIM : 025201023 PROGRAM
Lebih terperincipengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.
BOKS LAPORAN PENELITIAN: KAJIAN PELUANG INVESTASI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAMBI I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan areal perkebunan
Lebih terperinciSumatera Utara ***) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRACT
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATU BATA DENGAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR DI DESA JENTERA STABAT KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT Finka Adisti Nst*), Lily Fauzia**), A.T.Hutajulu***)
Lebih terperinciAGUSTIN MAROJAHAN BUTAR-BUTAR
PRA RANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN GLISEROL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN AIR DENGAN KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Lebih terperinciPRA RANCANGAN PABRIK
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIOGAS DAN PUPUK CAIR DARI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN KONSEP ZERO EMISI DENGAN KAPASITAS 60 TON TBS /JAM TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.pada saat ini bahan bakar minyak
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM
PERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM Endra Murti Sagoro 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerjakan laporan laba rugi. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerjakan laporan perubahan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul " Strategi Peningkatan Harga
Lebih terperinciStudi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 5, Nomor 1, Januari 2013 Hal. 27-35 Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi Hijrah Purnama Putra 1)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dan
BAB V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis menarik
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATU BATA DENGAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR (Studi Kasus: Desa Jentera Stabat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat) SKRIPSI FINKA ADISTI NST 110304104
Lebih terperinciTabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau
Lampiran 3. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009. Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara Kabupaten Luas Areal (Ha) Labuhan Batu 85527 Tapanuli Selatan 57144 Simalungun
Lebih terperinciSiaran Pers. PT Vale Indonesia Tbk Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 juta pada Triwulan Keempat Tahun 2011
Siaran Pers Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 juta pada Triwulan Keempat Tahun [ 1 ] Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 Juta pada Triwulan Keempat Tahun Jakarta, 16 Februari 2012 ( PT Vale Indonesia,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan
TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Business Assignment Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. Pengembangan bisnis ini diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA USAHA
PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK FURFURAL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN Oleh : Yosephin Bening Graita ( I 0509043 ) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan
Lebih terperinci