BAB I PENDAHULUAN. harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah menjelma menjadi industri paling berkuasa selama setengah abad terakhir ini. Instituisi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap keputusan yang dibuat dan setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat kerangka tanggung jawab tersebut. Perusahaan, terutama perusahaan besar telah memberi pengaruh yang sangat besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas dekade terakhir ini. Perusahaan, pemerintah dan masyarakat luas adalah satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain. Perusahaan-perusahaan memberikan peluang kerja, menyumbang pendapatan negara melalui pajak, menyediakan kebutuhan masyarakat dengan barang dan jasa. Pemerintah membuat peraturan-peraturan yang pada intinya memberikan perlindungan dan jaminan kepada perusahaan, sedangkan masyarakat membeli barang dan jasa, menyediakan tenaga kerja dan sebagainya. Jadi, jika kebijakan perusahaan memberi pengaruh baik positif maupun negatif kepada masyarakat, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak. Peran perusahaan yang saat ini yang menjadi perhatian terbesar dalam masyarakat adalah peningkatan kepekaan dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan

2 ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen menjadi berita utama dalam media massa. Peraturan pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum internasional dibuat untuk mempertegas hal-hal tersebut. Perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahan seiring dengan semakin besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadap kehidupan masyarakat. Dengan demikian setiap keputusan dan tindakan yang diambil perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab perusahaan tersebut. Perusahaan telah banyak menyadari arti penting dari pertanggung jawaban sosial sehingga mereka memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategis bisnisnya. Perusahaan-perusahaan saat ini telah banyak memasukkan isu tanggung jawab sosial ke dalam visi dan misi perusahaannya. Pertanggung jawaban sosial ini lazim disebut sebagai corporate social responsibility (CSR). Corporate social responsibility biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integritas dari ekonomi, environment atau lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders maupun stakeholders ( Pebruari 2009). Pengaruh globalisasi dan internasionalisasi juga memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi dan internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor, pembeli, client, dan shareholder) yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Mereka dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh perusahaan lokal dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya. Kondisi ini

3 biasanya dialami oleh perusahaan yang berada di negara miskin dan berkembang yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara maju. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United State-based Business for Social Responsibility (BSR) pada tahun 2002, banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah memperaktekkan corporate social responsibility antara lain ( Pebruari 2009): 1. Meningkatkan kinerja keuangan 2. Mengurangi biaya operasional 3. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan 4. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan. Program corporate social responsibility akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan dikembangkan menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Temporal dan Trott, 2005:37). Kekuatan merek juga bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan penjualan. Brand image yang tinggi dapat dibangun melalui kegiatan-kegiatan ini memang tidak secara langsung akan menaikkan penjualan akan tetapi apabila dilakukan secara tepat, jitu dan menyentuh kepentingankepentingan sosial dari masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan maka brand image akan cepat meningkat. Corporate social responsibility (CSR) bagi kalangan dunia usaha bukan lagi menjadi persoalan cost center, namun sudah menjadi bagian dari profit center,

4 sebab program corporate social responsibility kini sudah terintegrasi dengan strategi bisnis dan marketing. Pola program corporate social responsibility yang dikemas dengan pola marketing yang cerdas akan meningkatkan kinerja pemasaran dan penjualannya. Salah satu perusahan yang besar yang telah menerapkan corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program corporate social responsibility dengan baik dan sitematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tangung jawab sosial dalam visi dan misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalam kehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan masyarakat akan nutrisi, kebersihan, dan perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk yang akan membantu masyarakat untuk merasa, melihat, dan menjadi lebih baik dalam kehidupan. Pada tahun 2007 Unilever memperoleh penghargaan dalam Anugrah Business Review 2007 yang diselenggarakan oleh majalah Business Review sebagai perusahaan yang paling sukses dan serius menjalankan program corporate social responsibility (CSR). ( 1 Pebruari 2009) Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar di seluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29 % disumbangkan dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika ( 1 Februari 2009). Di Indonesia, salah satu produk Unilever yang menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Menurut hasil survei yang dilakukan Swa bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy adalah salah satu produk yang memiliki brand value tertinggi pada tahun untuk kategori sabun mandi padat. Berikut adalah penghargaan yang pernah diraih Lifebuoy ( ):

5 Tabel 1.1 Penghargaan yang diraih Lifebuoy ( ) Tahun Jenis Penghargaan st Indonesia Packaging Consumer Branding Awards Indonesian Consumer Satisfaction Award (ICSA) 2007 The Most Poerful Distribution Performance PR Program & PR People of the Year 2009 Social through Integrated Health Promotion Programme Sumber: (1 Pebruari 2009) Majalah MARKETING tahun 2008 sekali lagi bekerja sama dengan Frontier Consulting Group mengeluarkan merek-merek yang termasuk kategori perawatan pribadi untuk merek sabun mandi dengan Top Brand Index mencapai 43%. Tabel 1.2 Top Brand Index Sabun Mandi 2008 MEREK TOP BRAND INDEX Lifebuoy 43,0% Lux 23,2% Nuvo 8,2% Giv 8,0% Shinzu i 2,9% Dettol 2,6% Harmony 2,5% Medicare 1,5% Sumber: Majalah Marketing Vol 1, (2008). Ada 6 brand yang termasuk ke dalam tiga besar Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia adalah Dove dan Sunsilk (kategori Sampo), CloseUp (kategori pasta gigi) Lux dan Lifebuoy (kategori sabun mandi batang) dan Vaseline (kategori hand & body lotion). Penyerahan penghargaan dilakukan pada tanggal 28 Maret 2006 di Four Season Hotel Jakarta.

6 The Indonesian Customer Loyalty Award adalah program reguler pemberian penghargaan terhadap merek-merek di setiap kategori yang dinilai mendapat loyalitas tertinggi dari konsumen, dengan berpijak pada suatu survei nasional di beberapa kota besar terhadap beragam merek. Survei dilaksanakan oleh majalah SWA dan biro riset MARS dengan melibatkan responden dari berbagai tingkat sosial di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Pengukuran tingkat loyalitas terhadap suatu merek dilakukan dengan menggunakan model loyalitas pelanggan yang mempertimbangkan aspek nilai pelanggan (customer value), karakteristik pelanggan (customer characteristic), hambatan peralihan (switching barier), kepuasan pelanggan (customer satisfaction), tingkah laku loyalitas merek (brand loyalty behaviour) dan kepuasan kompetitif (competitive satisfaction). Tujuan dari ICLA award ini sendiri adalah untuk mengukur tingkat loyalitas konsumen terhadap merek-merek yang beredar di pasaran. Faktor yang mempengaruhi brand loyalty terdiri dari 1. Faktor internal, dijelaskan Dr. Budi Suharjo, Direktur MARS yang bertanggung jawab atas survei loyalitas, sangat erat kaitannya -- dengan perilaku konsumen. Ada konsumen yang memiliki perilaku kebiasaan dan nilai-nilai yang dibawa sejak kecil atau yang diajarkan orang tuanya - - persis mengikuti kata orang tua, sehingga mereka mengonsumsi produk dan merek seperti orang tuanya tanpa perlawanan. Faktor heritage memengaruhi pilihan konsumen, ujar Budi. Ada pula karakter konsumen yang tidak suka berpindah-pindah merek, selama produk yang dipakai bisa memenuhi semua kebutuhan dan harapannya. Biarpun merek

7 lain itu memberikan fitur atau manfaat yang lebih dari merek yang sudah biasa dikonsumsinya, konsumen tidak peduli. 2. Faktor eksternal menyangkut kondisi yang terjadi di luar produk. Soal ketersediaan barang atau gerai, umpamanya, bisa menjadi pemicu ketidakloyalan konsumen. Walaupun seseorang suka, puas, dan selalu menggunakan sabun Lifebuoy, misalnya, giliran ketika membutuhkan produk itu dan kebutuhan akan sabun ini tidak bisa ditunda, maka konsumen dengan mudah akan pindah ke merek lain karena informasi tentang merek lain dengan mudah diperoleh yang dianggap bisa memberikan manfaat sama dengan sabun Lifebuoy. Menurut Budi, jika produk yang beredar sudah sangat banyak dan merupakan produk kebutuhan sehari-hari yang sudah sangat biasa, konsumen akan lebih mudah mempertaruhkan loyalitasnya. Sebaliknya, semakin tinggi risiko yang akan dialami/ditanggung oleh orang yang berpindah ke merek lain dari merek yang biasa dikonsumsinya, maka orang itu akan semakin loyal pada merek yang sudah biasa dikonsumsinya. Itulah sebabnya, produk durable goods cenderung memiliki konsumen yang loyal dibanding produk consumer goods. Loyalitas sering kali juga tergerus nilainya oleh daya beli. Konsumen yang memiliki daya beli terbatas akan mengonsumsi produk/jasa sesuai dengan daya belinya, tanpa mempertimbangkan apakah mereka puas atau tidak. Keloyalan ini, dinyatakan konsultan riset Yessy C. Muy dari Asia Insight sebagai loyalitas tanpa komitmen. Bahwa konsumen itu memang loyal karena terus-menerus menggunakan produk/jasa tertentu, tapi ia tidak ingin merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk/jasa yang digunakannya. Bahkan, besar

8 kemungkinannya jika daya beli meningkat, si konsumen akan meninggalkan produk/jasa itu seketika. ( diakses 1 Februari 2009). Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat programprogram pertanggung jawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting menjaga kebersihan. Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye membudayakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan, menyumbang sarana MCK (mandi, cuci, kakus) untuk masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program berbagi sehat yang pada intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Pihak Lifebuoy menggelar kampanye pentingnya cuci tangan pakai sabun sejak tahun Bersama Koalisi untuk Indonesia Sehat (KUIS) membangun sarana sanitasi untuk untuk 200 keluarga di daerah Pinggiran Makasar dan membangun unit jamban untuk masyarakat Purbalingga, Jawa Tengah. Bagi sebagian politisi cuci tangan dan jamban adalah urusan remeh, namun Lifebuoy terus melanjutkan kampanye cuci tangan pakai sabun pada Kali ini ditujukan pada pos pelayanan terpadu (posyandu), sekolah-sekolah dan tempat umum seperti restoran, stasiun, dan food court. Program ini makin melebar dengan pembangunan sarana sanitasi di sejumlah SD di Purwakarta bersama Yayasan Nurani Dunia dan di Yogyakarta menggandeng Integrated Health Promotion Program (IHPP). Selain itu, mereka menggelar acara Gugur Gunung untuk Yogya Sehat dan Bersih di Malioboro Yogyakarta.

9 Gaya promosi yang mengetuk hati nurani konsumen menjadi warna tersendiri di antara gebyar hadiah yang ditawarkan perusahaan. Promosi jenis ini penting untuk variasi, karena kita bisa memilah dan mengukur berapa besar konsumen yang loyal kepada produk yang memiliki kepedulian sosial atau membeli bukan karena hadiah semata. Selain itu, menjadi ajang promosi simpatik guna menjaring konsumen yang mau membeli sekalian beramal. Pola baru promosi simpatik yang mengundang konsumen untuk terlibat dalam program kepedulian kini mulai diminati produsen. Promosi itu menjadi sarana edukasi dan kehumasan (public relations/pr) yang ampuh untuk merebut simpatik publik, karena selain berusaha menggaet pembeli, sekaligus menanamkan citra perusahaan yang peduli terhadap problema sosial. Program Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS) sebenarnya bukan hanya kampanye produk, namun membawa nama baik Unilever, sebuah edukasi yang terintegrasi mulai dari iklan anak kerja bakti, kampanye cuci tangan dengan sabun, hingga Lifebuoy Health Camp. ( diakses 1 Februari 2009). Kegiatan corporate social responsibility merupakan salah satu alternatif yang inovatif dan sulit ditiru oleh kompetitor dalam membina hubungn baik dengan konsumen (consumer relationship). Setiap perusahaan mempunyai strategi sendiri-sendiri dalam penerapan program corporate social responsibility. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporate social responsibility mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan membawa efek yang positif bagi masyarakat. Namun perilaku pembelian konsumen akan berpengaruh atau tidak oleh program-program corporate social responsibility. Kegiatan corporate social responsibility yang telah dilakukan Lifebuoy diintegrasikan ke

10 dalam bauran pemasaran (khususnya bauran promosi) seperti yang telah disebutkan dalam bagian latar belakang dalam penelitian ini. Akan tetapi perusahaan perlu mengetahui apakah program corporate social responsibility yang telah mereka lakukan membawa dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen terutama loyalitas merek atau tidak. Oleh karena dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan Lifebuoy dan apakah kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan Lifebuoy ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen dengan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITI (CSR) TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI LIFEBUOY. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa Akademi Kebidanan (AKBID) dan Keperawatan (AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat. Penulis memilih mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat adalah karena mahasiswa Akbid dan Akper PAL sebahagian besar mahasiswa universitas tersebut menggunakan sabun mandi Lifebuoy. Mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat mereka mempelajari tentang kesehatan lebih mendalam dan mereka dituntut untuk menjadi orang-orang yang perduli terhadap segala bentuk kegiatan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui respon mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat berupa persepsi mereka tentang program CSR yang diterapkan Lifebuoy.

11 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini maka perumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan pondasi utama dimana sepenuhnya proyek itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dikolaborasikan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasikan melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur. Hubungan antara survey literatur dan kerangka konseptual adalah survey literatur meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka konseptual (Kuncoro, 2003:44) Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek. Kerangka konseptual ini mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti yaitu variabel persepsi konsumen yang merupakan variabel bebas dan perilaku pembelian yang merupakan variabel terikat.

12 Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut, yaitu: Persepsi Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility(X) Sumber: Setiadi (2003:3), Durianto (2001:128), diolah oleh penulis Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Brand Loyalty (Y) D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi konsumen dalam penerapan program CSR yang dilakukan Lifebuoy terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari dilakukannya penelitian ini antara lain: a. Bagi Perusahaan, sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin mengetahui apakah penerapan program CSR mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

13 b. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa terutama mengenai CSR. c. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tambahan untuk penelitian lebih lanjut tentang penerapan CSR. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan dalam. Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan, variabel apa saja yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai persepsi konsumen pada program CSR yang telah dilakukan oleh Lifebuoy dan pengaruhnya terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. 2. Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Peneliti memberikan 5 alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini:

14 Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1. Sangat Setuju 5 2. Setuju 4 3. Netral 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1 3. Definisi Operasional Pada penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independen variable) dan variabel terikat (dependent variable). Defenisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006:33). Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility (X) Persepsi pada penerapan program corporate social responsibility adalah gambaran dan penilaian konsumen terhadap penerapan program CSR. Persepsi pada penerapan program CSR terdiri dari: Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi, tujuan dan kesesuaian (fit) program CSR yang dilakukan oleh Lifebuoy, perasaan (senang atau tidak senang) konsumen pada penerapan program CSR yang dilakukan Lifebuoy.

15 b. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah brand loyalty (Y) terhadap sabun mandi Lifebuoy setelah perusahaan menerapkan kegiatan CSR. Indikator-indikator variabel bebas tersebut tersusun berdasarkan pertanyaan yang masing-masing item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Ridwan (2003:12) skala Likert digunakan untuk mngukur persepsi, pendapat, dan sikap seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuisioner disusun dengan menggunakan skala Likert.

16 Tabel 1.4 Operasional Variabel Variabel Defenisi Indikator Skala Persepsi Persepsi adalah proses a. Kognitif Likert Konsumen pemahaman ataupun (Kepercayaa) (X) pemberian makna atas suatu informasi b. Afektif terhadap stimulus. (Perasaan) Pemberian makna ini dapat berjajar dari c. Konatif ekstrem positif hingga (tindakan) ekstrem negatif. Brand Brand loyalty yaitu a. Faktor tingkat harga Loyalty komitmen yang (price premium) (Y) dipegang teguh untuk membeli ulang atau b. Faktor Keyakinan berlangganan dengan pilihan produk produk/jasa yang disukai secara c. Faktor menyukai merek konsisten di masa (liking the brand) mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang d. Faktor kebiasaan (habitual buying) sama secara berulang meskipun pengaruh e. Word of mouth situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek. Sumber: Setiadi (2003:3), Durianto (2001:128), diolah Likert 4. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari dan direncakan sampai dengan Juni Lokasi penelitian adalah Kampus Akademi Kebidanan (AKBID) dan Keperawatan (AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat Jl. Mayjen. R. Soeprapto No.10 Stabat.

17 5. Populasi dan Sample a. Populasi Menurut Iqbal Hasan (2002:58) populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. sasaran. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat (PAL) yang masih aktif. Adapun jumlah Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan PAL Stabat saat ini adalah sebanyak 628 orang, Tabel 1.5 Jumlah Mahasiswa Akbid dan Akper PAL Tingkat I-III dan Jalur Khusus Tahun 2009 Akademi Tingkatan Kebidanan Keperawatan I II III Jalur Khusus 44 - Jumlah Total 658 Sumber: Bagian Kemahasiswaan Akbid dan Akper PAL b. Sampel Menurut Hasan (2002:58) sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Penlitian ini menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2006:78),

18 purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa Akademi Kebidanan (AKBID) dan Akademi Keperawatan (AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat. b. Mereka (mahasiswa) mengetahui tentang penerapan program CSR dari Lifebuoy. c. Mereka yang telah membeli sabun mandi Lifebuoy sebanyak 3 kali dalam 3 bulan terakhir. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) yaitu: N n = 1+ Ne n = (0,1) 2 n = 86 Dimana n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran Tabel 1.6 Sample Frame Akademi Tingkatan Kebidanan Keperawatan I 7 8 II 7 8 III 7 8 Jalur Khusus 41 - Jumlah Total 86

19 6. Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan bersumber dari: a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) dan Keperawatan (Akper) PAL Stabat. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain internet dan majalah. Bentuk data yang diambil untuk penelitian ini adalah berupa data jumlah mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat, data perusahaan Unilever dalam penerapan program CSR yang didapat melaui Internet, data yang diambil melalui majalah berupa Brand Indeks serta teori mengenai program CSR. 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket (kuisioner) Teknik yang menggunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar

20 pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas nama daftar pertanyaan tersebut. b. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden secara sistmatis sesuai dengan tujuan penelitian. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu. Tidak lain dan tidak bukan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable. a) Uji Validitas Menurut Sugiyono (2006:123) pengujian validitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: (1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. (2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b) Uji Reliabilitas Menurut Ghozali dalam Situmorang (2008:40) Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS, butir pertanyaan yang sudah

21 dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: pertanyaan dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0, Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. b. Uji Klasik Uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi nomal, yakni distribusi data dengan bentuk loncenga dan distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:55).

22 2. Uji Heteroskedastisitas Tujuan Uji ini pada perinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya jika varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas, (Situmorang, 2008:63). 3. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut: a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

23 Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, (Situmorang, 2008:52). c. Analisis Regresi Sederhana 1. Uji-t (Uji secara parsial) Dilakukan untuk variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyaty secara parsial. Kriteria penelitian adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0 Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty. H 0 : bi 0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty (sugiyono, 2006:121). Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika t < t padaα = 5% hitung tabel H0 diterima jika t > t padaα =5% hitung tabel > 2. Analisis Regresi Sederhana Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka penelitian menggunakan bantuan program software SPSS versi 13 dengan rumus:

24 Y = a + bx + e Dimana: Y a b X = brand loyalty terhadap sabun mandi Lifebuoy = konstanta = koefisien regresi = persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility. e = standard error 3. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R 2 ) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), ( 0 R 2 1). Hal ini berarti bila R 2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R 2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh bariabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa selama

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa selama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa selama setengah abad terakhir ini. Institusi yang dominan di masyarakat tesebut bagaimanapun harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat, diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat, diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat, diiringi dengan meningkatnya persaingan menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan kinerjanya. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang tajam dalam dunia bisnis saat ini mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan harga, namun poduk juga harus unggul dalam hal kualitas. Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. persaingan harga, namun poduk juga harus unggul dalam hal kualitas. Konsumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam era globalisasi sekarang ini pemasaran berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu produk untuk diminati konsumen dan laku di pasaran, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar global telah mengakibatkan kondisi persaingan yang sangat tinggi, para pelaku pasar dan produsen dituntut agar dapat bersaing dalam kompetisi ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri konveksi saat ini dianggap sebagai suatu lahan yang sangat menjanjikan bagi para pengusaha. Kini pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karier atau Carrier development adalah suatu kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karier atau Carrier development adalah suatu kondisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan karier atau Carrier development adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana tujuannya untuk menganalisa pengaruh variabel motivasi, persepsi, dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis yang semakin berkembang, menuntut. bukan hanya dari segi intern yang mampu menghasilkan laba, dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis yang semakin berkembang, menuntut. bukan hanya dari segi intern yang mampu menghasilkan laba, dan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis yang semakin berkembang, menuntut perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan lingkungan. Perusahaan yang senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak terlepas dari bermacam perubahan baik itu yang bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak terlepas dari bermacam perubahan baik itu yang bersumber dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan pihak manajemen perusahaan untuk meramalkan, memperkirakan dan memastikan keadaan di masa mendatang ialah terjadinya perubahan. Kehidupan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan pelanggan. Untuk itu, perusahaan mengalami tantangan karena saat ini pelanggan menghadapi beraneka ragam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank BRI (persero) merupakan bank pemerintah pertama yang didirikan di Indonesia, sehingga dituntut untuk mempertahankan posisinya dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi

BAB I PENDAHULUAN. karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Suatu proses penelitian dapat di lakukan dengan macam-macam desain atau metode tergantung metode mana yang akan digunakan yang di anggap cocok. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah merupakan salah satu perusahaan jasa. Dimana seluruh kegiatan perbankan menawarkan tradisi pelayanan terbaik melalui penyediaan produk dan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran semakin berkembang dengan ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif menurut Ginting & Situmorang (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan laba sehingga dapat bertahan dan berkembang pesat. Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan memahami terlebih dahulu definisi Marketing Public Relations sebagai salah satu bentuk bauran promosi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Penempatan lokasi dan pengambilan data tersebut berdasarkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa : 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu outlet Rabbani yang beralamat di jalan Tuanku Tambusai No. 52 Pekanbaru. Penelitian ini dimulai sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan menunjukkan arti kesimpulan terbaik individu nasabah untuk melakukan keputusan. Nasabah melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai kesimpulan terbaik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merek dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha tidak pernah berhenti mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya, mengingat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. 3.1.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Center lantai 4 No. 1006, Jl. Asia Afrika Pintu IX-Gelora Senayan Jakarta 10270

BAB III METODE PENELITIAN. Center lantai 4 No. 1006, Jl. Asia Afrika Pintu IX-Gelora Senayan Jakarta 10270 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT XC Cleanindo yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Islam Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film

BAB III METODE PENELITIAN. Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis mengambil lokasi di Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film dan fotografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dapat memberikan suatu peluang maupun ancaman bagi merek yang kompetitif di pasar Global. Hal tersebut membuat banyak produsen saling bersaing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di toko Elizabeth. Objek pada penelitian ini yaitu produk yang dijual pada toko Elizabeth

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian Asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di Bangkinang-Pekanbaru Rimbo Panjang, dengan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akibatnya konsumen lebih berorientasi pada harga. Orientasi konsumen pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja dalam jangka panjang dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. saja dalam jangka panjang dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelanggan-pelanggan yang mengeluh memberi perusahaan suatu peluang untuk memperbaiki masalah yang mungkin tidak diketahui oleh perusahaan. Hal ini dapat memulihkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan profil perusahaan dan hasil penelitian setelah semua data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul. Berdasarkan teori yang ada, penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan jenis data, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Suka Fajar yang beralamat jalan Soekarno Hatta Kav. 140 Pekanbaru, dan Objek penelitian adalah konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Unipack Indosystems yang beralamat di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian 1.1.1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pengaruh citra merek dan pembayaran kredit berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis yang semakin pesat menuntut perusahaan semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya untuk menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dimana perhitungan dengan angka-angka diperkirakan lebih obyektif karena untuk menentukan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis, pada zaman globalisasi ini telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa. Institusi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis penelitian dalam bentuk survey. Penelitian yang dapat menghasilkan sebuah deskripsi tentang apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan

BAB III METODE PENELITIAN. Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di wilayah kelurahan Ketawanggede, kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan karena lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Riau, jalan Jendral Sudirman Pekanbaru Riau. Untuk melakukan penelitian ini maka yang digunakan adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Riau, jalan Jendral Sudirman Pekanbaru Riau. Untuk melakukan penelitian ini maka yang digunakan adalah: 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di PT.Indosat Tbk Cabang Pekanbaru Riau, jalan Jendral Sudirman Pekanbaru Riau. 3.2 Jenis dan sumber data Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2007:11) jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Carrefour Permata Hijau Lantai Dasar Unit 35 yang beralamat Jl. Letjen Supeno (Arteri Permata Hijau),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan pada rumah makan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau pada 10 Maret 2013 sampai selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau pada 10 Maret 2013 sampai selesai. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir, yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kombinasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kombinasi yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kombinasi yaitu memakai strategi metode yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif ini menyatakan variabel penyebab dan varibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang begitu cepat. Persaingan yang semakin ketat dan semua perusahaan berusaha bertahan agar mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah Bank BTN cabang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek/Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pengguna smartphone Xiaomi di wilayah Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah smartphone Xiaomi. B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara rutinitas. Salah satu sarana yang mendukung lancarnya kegiatan manusia itu sendiri adalah alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Water Park Labersa. Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Water Park Labersa. Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri dari: 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Water Park Labersa. Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas beberapa metode dalam penelitian, seperti objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di pikiran konsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa sejenis dengan jasa yang ditawarkan koperasi seperti jasa simpan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, karena memerlukan perhitungan yang bersifat matematis tentang hubungan antar variabel dengan teknik pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Selain itu,

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Selain itu, BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, menjelaskan tentang langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Selain itu, dibagian ini juga dijelaskan mengenai alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci