BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah sebuah rumah sakit umum kelas madya (C) yang merupakan salah satu unit kerja dari Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), yaitu sebuah yayasan kesehatan kristen yang berdiri sebagai hasil kerjasama antara Sinode Gereja Kristen Jawa dan Sinode Gereja Kristen Indonesia. Pendirian Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa yang didirikan pada 19 Januari 1950 di Jl.Dr.Cipto No.50 Semarang. Pada tahun 1966, para pengurus yayasan mencetuskan ide untuk membangun Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa di lokasi lain karena tempat yang lama sudah tidak memungkinkan dilakukan perluasan gedung baru. Setelah beberapa lama mencari lokasi yang tepat, pada bulan Mei 1969 diperoleh sebidang tanah di kelurahan Mlatiharjo, tepatnya di Jalan Citarum 98 Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur. Pembangunan rumah sakit ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 8 November Proyek pembangunan dipimpin oleh Dr. A. Hoogerwerf dan pelaksananya Bapak Ko Kian Giem (Djoni Mandali) sedangkan pendanaan dari pembangunan ini 28

2 29 diperoleh dari Pemerintah Negeri Belanda. Pembangunan rumah sakit ini diselesaikan pada tanggal 25 April 1973 di atas tanah seluas M 2 dengan luas gedung m 2. Seusai pembangunan tersebut, pada tanggal 5 Mei 1973, Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa di Jl.Citarum No.98 yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan berupa : Pemeriksaan ibu hamil, tindakan persalinan dan perawatan paska persalinan, Keluarga Berencana, pemeriksaan anak dan merawat anak-anak sakit, Imunisasi, serta diperlengkapi dengan institusi pendidikan berupa Sekolah Bidan dengan lama pendidikan 4 tahun, diresmikan oleh Menteri Kesehatan R.I. yang diwakili oleh Dr. Suhasan, Kepala Direktorat Kedokteran. Pada tahun 1980 Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa Citarum mengajukan perubahan status Rumah Sakit Bersalin menjadi Rumah Sakit Umum yang kemudian dikenal dengan nama RSU Panti Wilasa I yang dikeluarkan oleh Depkes RI No. 807/Yan.Kes/RS/80 tertanggal 22 Mei Perubahan status tersebut membawa dampak pada perubahan pelayanan rumah sakit yang sudah ada. Pada bagian rawat jalan terdapat pelayanan Unit Gawat Darurat dan pelayanan poliklinik, sedangkan dibagian rawat inap terdapat bangsal yang digunakan untuk merawat pasien paska persalinan, penyakit anak dan penyakit umum. Disamping itu Sekolah Bidan yang ada, dikonversi menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dengan didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 93/KEP/DIKLAT/KES/81 tanggal 26

3 30 Mei Pelayanan lain yang ditambahkan di tahun yang sama dalam rangka mewujudkan pelayanan yang bersifat holistik adalah pelayanan Pastoral (kerohanian) dan Pelayanan Unit peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM). Pada acara peringatan HUT RS.Panti Wilasa 1 ke-21 tanggal 5 Mei 1994, oleh Ketua Pengurus YAKKUM Cabang Semarang (Drs. Soegarno Hadijoedopramono) dicanangkan perubahan nama dari RS. Panti Wilasa I menjadi RS. Panti Wilasa (Citarum) sedangkan RS. Panti Wilasa II diganti dengan nama RS. Panti Wilasa (Dr. Cipto). Hal ini di dasarkan pada pentingnya untuk melakukan antisipasi terhadap kerancuan persepsi antara RS. Panti Wilasa I dan RS. Panti Wilasa II sehingga masing-masing mempunyai nama sendiri-sendiri. Dan mulai tanggal 29 Agustus 1995 Rumah Sakit Panti Wilasa I resmi berubah nama menjadi RS. Panti Wilasa (Citarum) Semarang dengan SK Dirjen pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI No. YM Pada bulan Januari 2001 mulai dioperasikan Bangsal Geriatri (bangsal perawatan lansia) dengan kapasitas 12 tempat tidur, Ruang Aula dengan kapasitas 300 orang dan Ruang Hemodialisa (unit cuci darah ), serta pada tanggal 1 september 2001 diresmikan gedung Akademi Kebidanan Panti Wilasa. Seiring dengan dengan perkembangan waktu, beberapa pengembangan fisik bangunan juga terus dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum sehingga luas gedung rumah sakit menjadi m 2 dan luas tanah menjadi m 2. Selain perubahan fungsi dari ruangan

4 31 perawatan Geriatri pada tanggal 1 Februari 2007 yang semula difungsikan sebagai ruang perawatan pasien lansia, menjadi ruang High Care Unit yang berfungsi sebagai ruang perawatan pasien yang memiliki kebergantungan tinggi dalam perawatannya. Untuk lebih memberikan keleluasaan bidang kependidikan, maka terhitung tanggal 1 Juli 2008 Akademi Kebidanan Panti Wilasa menjadi akademi dengan manajemen yang mandiri dan terpisah dengan manajemen rumah sakit. Mulai tahun 2011 untuk memenuhi standar pelayanan medic telah dilakukan pembangunan gedung medik sentral di lokasi ruang ICU, kamar bersalin dan komplek perkantoran dan telah beroperasi mulai tahun Bangunan gedung medik sentral terdiri dari 4 lantai seluas 500 M 2 yang difungsikan untuk lantai 1 : Pelayanan IGD dan Kamar Bersalin, lantai 2 : Pelayanan Kamar Operasi dan Ruang ICU, lantai 3 : Pelayanan perinatal Resiko Tinggi (Peristi), High Care Unit (HCU) dan Haemodialisa, dan lantai 4 : Ruang VIP. Sedangkan ruang perkantoran direlokasi di bagian belakang bangunan rumah sakit. 2. Letak Geografis Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum terletak dijalan citarum no.98 semarang, tepatnya di Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur. Luas gedung rumah sakit m 2 dan luas tanah m 2. Lokasinya yang cukup strategis karena masih berada dilingkup kota.

5 32 3. Visi, Misi, Etos Kerja dan Motto Rumah Sakit a. Visi Rumah Sakit yang profesional, aman, dipercaya, dan penuh kasih. b. Misi 1) Peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, holistik dan aman untuk masyarakat kelas menengah, bawah tanpa mengabaikan kelas atas. 2) Optimalisasi SDM yang kompeten dan berbudaya Yakkum. 3) Efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan menuju sustainabilitas dan pertumbuhan institusi. 4) Membangun dukungan masyarakat dan kemitraan untuk peningkatan jangkauan pelayanan serta advokasi pelayanan kesehatan. c. Etos Kerja Tanggap, Senyum, Trampil d. Motto Cermat, Aman, Responsif, Empati (CARE) 4. Gambaran Umum Unit Rekam Medis a. Struktur Organisasi Terlampir di lampiran

6 33 b. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan URM RS Panti Wilasa Citarum Semarang 1) Kepala Instalasi Rekam Medis a) Pelaksanaan Tugas : (1) Merencanakan sistem dan prosedur yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. (2) Merencanakan tata ruang yang dinamis, efektif dan efisen serta menginven-tarisasi peralatan yang dibutuhkan guna menunjang pelayanan rekam medis yang efektif, elisien dan berkesinambungan. (3) Menerapkan dan mengevaluasi sistem prosedur dan kebijakan yang telah dibuat dan ditetapkan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan dilapangan. (4) Memberi contoh dan petunjuk tentang penerapan tugas dan pekerjaan di lapangan sesuai uraian tugas dan staf yang bersangkutan. (5) Menganalisa, mengelola. dan mengolah data dan laporan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. (6) Merencanakan. mengembangkan, dan membina SDM yang ada, agar kinerja dan prestasi kerja dapat terjaga dan Iebih ditingkatkan

7 34 (7) Merencanakan kebutuhan tenaga, peralatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk membantu dan menunjang dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. (8) Mengadakan koordinasi dengan staf rekam medis dalam rapat rutin yang diadakan minimal 1 kali dalam sebulan. (9) Menghadiri rapat rapat di rumah sakit yang berkaitan dengan pelayanan rekam medis. (10) Membina kerja sama dengan unit terkait agar terjalin hubungan yang harmonis dan saling membantu. (11) Membina kerja sama dengan organisasi di luar rumah sakit yang berkaitan dengan pelayanan rekam medis. b) Tanggung Jawab : (1) Merencanakan, melaksanakan, menganalisa serta menindaklanjuti dalam penyelenggarakan kegiatan pelayanan rekam medis sesuai standar pelayanan yang diberlakukan di rumah sakit. (2) Menentukan serta merumuskan arah kebilakan yang dijabarkan dalam bentuk SOP / protap. (3) Membuat perencanaan tahunan

8 35 (4) Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pelayanan rekam medis yang lebih efektif, efisien dan berkesinambungan. (5) Memberikan arahan tentang penerapan tugas dan pekerjaan di lapangan sesuai uraian tugas dan staf yang bersangkutan. (6) Menganalisa. mengelola. dan mengolah data dan laporan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. (7) Memberikan arahan tentang penerapan tugas dan pekerjaan di lapangan sesuai uraian tugas dari staf yang bersangkutan. (8) Menganalisa, mengelola, dan mengolah data dan laporan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. c) Wewenang : Merencanakan, mengorganisasi dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rekam medis di rumah sakit sesuai dengan standart pelayanan yang ada, agar berjalan lancer, efektif dan berkesinambungan. 2) Peneriman Pasien Rawat Jalan a) Pelaksanaan Tugas : (1) Menerima pendaftaran pasien baru dan pasien lama

9 36 (2) Menyiapkan catatan dan DRM antara lain : (a) Kartu Indeks Berobat (KIB) (b) Buku register pendaftaran pasien (c) Buku bank nomor RM (d) Tracer (e) Buku ekspedisi serah terima DRM (3) Bagian pendaftaran harus memastikan dulu, apakah pasien sudah pernah berobat di rumah sakit ini atau belum dapat dilihat pada indeks di komputer. (4) Jika pasien sudah pernah berobat pasien diminta menunjukkan KlBnya kemudian catat nomor RM di tracer guna mencari dokumen RM lama. Bila pasien tidak membawa KIB tanyakan nama, alamat dan umur untuk dicari nomor RMnya di komputer. (5) Bila pasien belum pernah berobat, buatkan KIB baru, mencatat data dasar pasien pada dokumen RM rawat jaian dengan Iengkap. jelas dan benar kemudian diinput ke komputer (6) Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan agar dibawa setiap pasien berobat di rumah sakit ini. (7) Bila kegiatan pendaftaran pasien selesai, pasien dipersilakan membayar dahuiu biaya pemeriksaan sesuai dengan dokter / poliklinik yang dikehendaki.

10 37 (8) Identitas pasien dicatat di buku register pendaftaran untuk keperluan pengecekan jumlah pasien yang terdaftar di pendaftaran setiap harinya. (9) Menerima dokumen RM lama dan bagian filling dengan menggunakan buku ekspedisi. (10) Melayani pendaftaran pasien peserta BPJS dengan menggunakan sistem sesuai prosedur yang ditetapkan. (11) Memberi usulan/masukan yang bertujuan untuk perbaikan pelayanan di Rawat Jalan (12) Membantu tugas Kepala Rekam Medis dan dalam peiaksanaan harian bila dibutuhkan. b) Tanggung Jawab : (1) Ketepatan dalam menginput data pasien baik Rawat Jalan/Rawat Inap (2) Ketepatan dalam pemberian No RM (3) Mempunyai kemampuan dalam mengkoordinir dan mengelola pasien di rawat jalan (4) Inisiatif, loyalitas dan punya dedikasi. c) Wewenang : (1) Mendaftar pasien baik pasien datang sendiri maupun rujukan (2) Menginput data pasien rawat jalan dan rawat inap (3) Memanggilkan dokter sewaktu jam praktek

11 38 3) Penerimaan Pasien Rawat Inap a) Pelaksanaan Tugas : (1) Menyiapkan bahan dan alat kerja; ATK, tracer, dokumen RM dll. (2) Menerima pasien yang akan rawat inap baik yang datang sendiri maupun pasien rujukan. (3) Menyiapkan catatan dan dokumen RM antara lain : (a) Buku register pasien rawat inap (b) Tracer (c) Menyediakan Formulir untuk pasien yang akan rawat inap (4) Membantu pasien untuk memilih kamar perawatan (5) Mempersilahkan pasien untuk menandatangani surat pernyataan untuk dirawat (6) Apabila pasien menggunakan asuransi kesehatan maka petugas akan segera rnenghubungi pihak asuransi untuk mendapatkan nomor jaminan (7) Pasien dipersilahkan menuju Ruang Penerimaan Pasien (RPP) untuk segera mendapatkan perawatan sebelum masuk ke bangsal perawatan b) Tanggung Jawab : (1) Ketepatan pengambilan dokumen rekam medis (2) Membantu pasien untuk mencari tempat perawatan (3) Menginput data pasien yang akan rawat inap

12 39 (4) Menjadikan satu formulir RM kosong yang akan digunakan untuk pasien yang akan rawat inap (5) Menghubungi pihak asuransi untuk mendapatkan nomor jaminan c) Wewenang : (1) Menerima pasien yang akan rawat inap (2) Ketepatan dalam menginput data pasien rawat inap 4) Assembling a) Pelaksanaan Tugas : (1) Menyediakan DRM baru dan kelengkapan formulir di daiamnya (2) Mencatat setiap penggunaan DRM ke dalam buku pengendaiian penggunaan dokumen RM (3) MengendaIikan penggunaan nomor RM agar tidak terjadi satu pasien memperoleh Iebih dari satu nomor RM (4) Mencatat penggunaan nomor RM ke dalam buku penggunaan nomor RM (5) Menerima pengembalian dokumen RM dan sensus harian rawat inap (6) Mencocokkan jumlah DRM dengan jumlah pasien yang tertulis pada sensus harian dan buku ekspedisi

13 40 (7) Membuat Kartu Kendali (KK) pada setiap dokumen RM dan nomor RM serta identitas pasien ditulis pada KK tersebut (8) Meneliti kelengkapan isi dokumen Apabila tidak lengkap : (a) Menulis ketidakiengkapannya pada kertas kecil kemudian tempelkan pada cover untuk memudahkan dokter dalam melengkapinya. (b) Menulis tanggal penerimaan dokumen RM, ruang, ketidaklengkapan dokter yang bertanggung jawab, tempat /bagian yang dititipi dan tanggal penitipan di buku kendali (c) Siapkan dokumen RM yang tidak Iengkap tersebut dalam map masing - masing dokter dan disimpan dalam suatu rak khusus,untuk kemudian diserahkan kepada bagian yang bersangkutan, misalnya bangsal atau poklinik dengan menggunakan buku ekspedisi (d) Permintaan kelengkapan dokumen RM disesuaikan dengan jam praktek dokter yang bersangkutan atau visit ruangan. (e) Map yang berisi dokumen yang tidak lengkap tersebut, diambil kembali setelah 1 x 24 jam dari tanggai penyerahan.

14 41 (9) Apabila sudah lengkap diserahkan ke bagian koding / indeksing untuk diproses Iebih lanjut (10) Petugas merakit dan memberi map pada DRM yang diberi map (11) Dokumen yang sudah dirakit kemudian diinput ke komputer untuk penyimpanan kemudian diserahkan ke bagian Filling dan bagian Filling menyimpan DRM ke rak Filling. (12) Sensus harian setelah cocok dengan DRM, diteliti kebenaran pencatatannya, biia belum benar Kepala Instalasi Pelayanan harus melengkapi terlebih dahulu. b) Tanggung Jawab : (1) Sebagai tempat pengendali penggunaan dokumen serta sebagai pintu pertama penerimaan DRM yang telah diisi oleh unit diluar IRM (2) Memeriksa kelengkapan DRM dan menyerahkan dokumen yang tidak Iengkap kepada dokter penanggung jawab pelayanan yang bersangkutan untuk dilengkapi. (3) Menulis nomor RM pada formulir yang belum terisi nomornya (4) Melepas formuiir yang tidak terpakai dan merakit kembali formuir yang sudah lengkap. (5) Mengurutkan jenis formulir sesuai nomor formulir atau riwayat pelayanan

15 42 c) Wewenang : (1) Menyediakan dan menyimpan DRM (2) Melakukan assembling dokumen rekam medis rawat inap (3) Memasukkan fotokopi hasil PA (Laboratorium) (4) Menggunakan fasilitas yang dibutuhkan di Instalasi Rekam Medis 5) Filing a) Pelaksanaan Tugas : (1) Mengambil DRM untuk keperluan pemeriksaan dan keperluan lainnya (2) Menyimpan DRM yang telah digunakan (3) Melakukan assembling DRM rawat jalan (4) Melakukan retensi DRM sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan (5) Melakukan pemusnahan DRM sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan (6) Menginput keluar DRM sebelum didistribusikan ke PoIikIinik (7) Mendistribusikan DRM rawat jalan ke Poliklinik (8) Menginput masuk DRM yang telah digunakan (9) Memberi map dokumen RM yang baru (10) Pengadaan barang kebutuhan / ATK

16 43 b) Tanggung Jawab : (1) Ketepatan pengambilan DRM (2) Ketepatan penyimpanan DRM dengan metode TDF (3) Ketepatan dalam melakukan assembling DRM rawat jalan (4) Ikut serta dalam retensi dan pemusnahan DRM (5) Ketepatan dalam menginput DRM (6) Ketepatan dalam mendistribusikan DRM c) Wewenang : (1) Menyediakan dan menyimpan DRM (2) Melakukan assembling DRM rawat jalan (3) Mengusulkan diadakan retensi dan pemusnahan DRM (4) Menggunakan fasilitas yang dibutuhkan di Instalasi Rekam Medis (5) Mendistribusikan DRM ke poliklinik (6) Menginput keluar dan masuk DRM yang digunakan 6) Koding / Indeksing Rawat inap dan Rawat Jalan a) Pelaksanaan Tugas : Rawat inap : (1) Menerima DRM rawat inap yang lengkap dari bagian assembling (2) Menginput diagnosa pasien, indeks penyakit, operasi dan kematian di komputer, masing-masing jenis penyakit operasi dan jenis sebab kematian

17 44 (3) Menandai setiap dokumen yang sudah diinput dengan membuat tanda centang pada formulir 1 Rawat Jalan : (1) Menerima DRM rawat jalan dari masing-masing poliklinik (2) Menginput diagnosa pasien di komputer (3) Menyerahkan DRM rawat jalan ke bagian Filing dengan menggunakan buku ekspedisi b) Tanggung Jawab : (1) Membuat daftar penyakit yang sering ditulis dokter serta menentukan kode dengan ICD-10 dan ICD-9. Daftar penyakit tersebut dibuat sebagai buku bantu (2) Mencari dan menentukan kode diagnose penyakit/ diagnose tindakan pasien berdasarkan kode ICD-10 dan ICD-9 dan menuliskannya dalam dokumen rekam medis (3) Pengkode dan pengindeks berfungsi sebagai pencatat kode dan indeks yang diperlukan untuk analisis data RM (4) Membuat indeks penyakit, operasi, dan kematian disimpan sesuai urutan kode penyakit. (5) Kerja sama dengan Pelaksana Pelaporan dalam pnyediaan data dan intormasi baik setiap bulan, tribulan dan tahunan

18 45 c) Wewenang : (1) Menyediakan dan menyimpan DRM (2) MengusuIkan diadakan retensi dan pemusnahan DRM (3) Menggunakan fasilitas yang dibutuhkan 7) Reporting / Analising a) Pelaksanaan Tugas : (1) Mengumpulkan data baik rawat jalan maupun rawat inap (2) Melaporkan hasil pengumpulan data tersebut ke pihak yang membutuhkan baik laporan secara internal maupun external Laporan internal antara lain : (a) Laporan Data Situasi (b) Laporan ketidak lengkapan DRM (c) Laporan Asuhan Keperawatan (d) Laporan BOR (Bed Occupancy Ratio) harian ke direktur (e) Laporan BOR (Bed Occupancy Ratio) bulanan ke direktur (f) Laporan BOR (Bed Occupancy Ratio) Kelas tiap bulan ke lit bang Laporan external antara lain : (a) LaporanHarian (b) Laporan Mingguan

19 46 (c) Laporan Bulanan (Surveilans Terpadu RS Rawat Inap dan Rawat Jalan) (d) KDRS (Kewaspadaan Dini RS) (e) Laporan PTM (Penyakit Tidak Menular) RI dan RJ (f) Laporan Kematian (g) Laporan STD (Sexual Desease) (h) Laporan wabah penyakit (i) (j) RL.5.1 Laporan pengujung RS RL.5.2 Laporan kunjungan RJ (k) RL.5.3 Laporan 10 besar penyakit RI (l) RL.5.4 Laporan 10 besar penyakit RJ (m) Laporan KB (n) Laporan triwulan ke Yakkum (o) Laporan tahunan ke Depkes b) Tanggung Jawab : (1) Ketepatan dalam mengumpulkan data (2) Ketepatan dalam pengiriman laporan c) Wewenang : (1) Meminta data ke bagian-bagian terkait untuk dilaporkan (2) Ketepatan dan kecepatan dalam pengiriman Iaporan (15)

20 47 B. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan a. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kepala Rekam Medis, Petugas Assembling dan Petugas Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang No Nama Jabatan Umur (th) Pendidikan Terakhir 1 K Kepala Rekam Medis 35 Dokter 2 A 1 Petugas Assembling 45 DIII RMIK 3 A 2 Petugas Assembling 26 DIII RMIK 4 A 3 Petugas Assembling 22 DIII RMIK 5 F 1 Petugas Filing 35 DIII RMIK 6 F 2 Petugas Filing 25 DIII RMIK 7 F 3 Petugas Filing 40 DIII RMIK 8 F 4 Petugas Filing 26 DIII RMIK 9 F 5 Petugas Filing 24 DIII RMIK 10 F 6 Petugas Filing 25 DIII RMIK 11 F 7 Petugas Filing 27 DIII RMIK 12 F 8 Petugas Filing 22 DIII RMIK Sumber : Hasil wawancara dengan Kepala Rekam Medis, Petugas Assembling dan Petugas Filing

21 48 b. Kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala Rekam Medis dan 3 petugas assembling di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang terkait kebijakan pengembalian DRM dari assembling ke filing diperoleh presentase sebagai berikut : Tabel 4.2 Prosentase Hasil Wawancara Terkait Kebijakan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang No 1 Pertanyaan Apakah terdapat kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang? Ada Tidak ada Frekuansi % Frekuensi % 3 75% 1 25% Sumber : Hasil Wawancara dengan Kepala Rekam Medis dan 3 Petugas Assembling Berdasarkan hasil wawancara kepada 1 Kepala Rekam Medis dan 3 petugas Assembling, diperoleh hasil wawancara 75% responden menyebutkan terdapat kebijakan pengembalian DRM dari Assembling ke Filing. Sedangkan 25% menjawab tidak terdapat kebijakan pengembalian DRM dari Assembling ke Filing.

22 49 Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kepala Rekam Medis dan Petugas Assembling Mengenai Kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang No Responden Jawaban Mengatakan terdapat kebijakan pengembalian DRM 1 K dari Assembling ke Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Hanya mengatakan terdapat kebijakan, tidak 2 A 1 menjelaskan berbentuk apa kebijakan pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Mengatakan terdapat kebijakan berbentuk dokumen 3 A 2 instruksi kerja tetapi masih dijadikan satu dengan kebijakan pengembalian DRM dari bangsal rawat inap. 4 A 3 Hanya mengatakan tidak terdapat kebijakan Sumber : Hasil Wawancara dengan Kepala Rekam Medis dan Petugas Assembling Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang diketahui bahwa, rumah sakit belum memiliki kebijakan yang mengatur tentang pengembalian DRM dari Assembling ke Filing. Kebijakan yang digunakan sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan pengembalian DRM dari assembling ke filing yaitu : Kebijakan pengembalian DRM dari bangsal rawat inap.

23 50 Kebijakan yang ada di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang masih dijadikan satu dengan Standar Operasional Prosedur. Berikut ini merupakan kebijakan Pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Bangsal Rawat Inap meliputi : 1) Keputusan Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Nomor:064/RS.PWC/SK/VIII/2013 tentang kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum 2) Keputusan Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Nomor:156/RS.PWC/SK/IX/2014 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum c. SOP Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Tabel 4.4 Prosentase Hasil Wawancara Terkait SPO Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing No Pertanyaan Ada Tidak Frekuensi % Frekuensi % 1 Apakah terdapat SPO 3 75% 1 25% pengembalian DRM dari assembling ke filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang?

24 51 Berdasarkan hasil wawancara kepada 1 Kepala Rekam Medis dan 3 petugas Assembling, diperoleh hasil wawancara 75% responden menyebutkan terdapat SOP pengembalian DRM dari Assembling ke Filing. Sedangkan 25% menjawab tidak terdapat SOP pengembalian DRM dari Assembling ke Filing. Berdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang belum ada SOP yang mengatur tentang pengembalian DRM dari assembling ke filing. SOP yang digunakan sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan pengembalian DRM dari assembling ke filing yaitu : 1) SOP pengembalian DRM dari bangsal rawat inap a) Petugas bangsal atau perawat membawa DRM rawat inap pasien yang telah pulang dalam tempat tertutup ke instalasi rekam medis. b) Petugas rekam medis menerima pengembalian DRM rawat inap dengan melakukan cek atau meneliti nama dan nomor DRM yang dikembalikan dengan yang tercatat pada buku pengembalian, setelah sesuai petugas akan memberi paraf pada buku pengembalian. c) Petugas rekam medis akan melakukan input pada komputer DRM yang kembali dan memiliki pengisian DRM, yaitu lembar RM 1, identitas pada semua lembar DRM, lembar RM 20 (resume medis), lembar RM 14,

25 52 asuhan keperawatan, informed consent, laporan operasi Prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing telah diketahui oleh petugas rekam medis dari unit terkait, tetapi belum ada prosedur dalam bentuk tertulis. d. Tugas Pokok dan Fungsi Assembling Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 3 petugas assembling di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang didapatkan data tentang tugas pokok dan fungsi petugas assembling diperoleh presentase sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Wawancara tentang Tugas Pokok dan Fungsi Assembling No Tugas pokok dan fungsi assembling Jawaban responden A 1 A 2 A 3 Frekuensi Prosentase 1 Merakit dan mengurutkan formulirformulir 3 100% dalam DRM 2 Meneliti kelengkapan data 3 100% 3 Mengendalikan DRM tidak lengkap 3 100% 4 Mendistribusikan DRM 3 100% Sumber : Hasil Wawancara dengan 3 Petugas Assembling Keterangan : = mengetahui

26 53 Berdasarkan pada tabel 4.2 didapatkan hasil wawancara bahwa dari 3 petugas assembling semuanya mengetahui tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Berdasarkan hasil observasi SOP di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang didapatkan tugas pokok dan fungsi assembling sebagai berikut: 1) Menerima DRM dari petugas koding indeksing 2) Petugas merakit DRM rawat inap sesuai urutan formulirnya 3) Petugas assembling mengurutkan episode perawatan pasien mulai yang terdahulu 4) Petugas assembling memberi map pada DRM menggunakan kode warna yang sesuai dengan 2 digit angka akhir. 5) Petugas assembling menulis nama dan nomor rekam medis di map bila belum ada 6) Petugas assembling menginput nomor rekam medis di komputer. 7) Petugas assembling menyerahkan DRM ke bagian filing disertai print out daftar dokumen yang diserahkan kebagian filing. 8) Petugas assembling mengembalikan DRM yang belum lengkap kepada bangsal terkait untuk dilengkapi sesuai dengan jadwal praktek dokter penanggung jawab pasien. 9) Batas waktu pengisian kelengkapan DRM adalah 15 hari, apabila dalam batas waktu tersebut DRM masih belum

27 54 lengkap, maka akan dilengkapi oleh dokter penanggung jawab ruang perawatan. 10) Dokumen yang sudah dilengkapi diberikan kepada unit koding dan indeksing e. Sarana Pelacakan DRM di Filing Tabel 4.6 Hasil Wawancara tentang Sarana Pelacakan DRM di Filing Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Sarana Pelacakan No Responden Tracer Bon Buku Kode Pinjam Ekspedisi Warna 1 E V V V V 2 F V V V V 3 G V V V V 4 H V V V V 5 I V V V V 6 J V V V V 7 K V V V V 8 L V V V V Sumber : Hasil Wawancara dengan Petugas Filing Keterangan : V = ada _ = tidak ada

28 55 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dibagian filing Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang didapatkan sarana pelacakan DRM sebagai berikut : 1) Tracer Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sudah menggunakan tracer untuk melacak DRM yang belum kembali kefiling. 2) Bon Pinjam Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sudah mengguakan bon pinjam untuk mencatat penggunaan DRM. 3) Buku Ekspedisi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sudah menggunakan buku ekspedisi untuk melacak DRM, tetapi buku ekspedisi sudah dalam bentuk komputerisasi 4) Kode Warna Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sudah menggunakan kode warna untuk mempermudah penyimpanan, pelacakan dan pengambilan kembali DRM.

29 56 f. Alur DRM dari Rawat Inap ke Filing Berdasarkan hasil observasi tentang alur DRM dari rawat inap ke filing didapatkan hasil sebagai berikut : Bangsal Rawat Inap 1 Unit Rekam Medis 2 Meja Penerimaan Dokumen 3 6 Koding / Indeksing 4 Assembling Tidak Lengkap Lengkap 5 Filing Gambar 4.7 Alur DRM dari Rawat Inap ke Filing Keterangan : 1) DRM rawat inap dari bangsal dikembalikan ke unit rekam medis setelah pasien pulang perawatan. 2) Di unit rekam medis DRM diterima oleh petugas penerimaan DRM untuk di cek nama dan nomor rekam medis apakah sesuai dengan yang tercatat pada buku pengembalian.

30 57 3) Setelah DRM di cek, DRM rawat inap diberikan kebagian koding indeksing untuk dikoding dan diindeks. 4) Dari unit koding indeksing kemudian DRM diberikan ke unit assembling untuk dirakit kembali dan dianalisa kelengkapannya oleh petugas. 5) Apabila DRM sudah lengkap diserahkan ke unit filing disertakan print out daftar dokumen yang diserahkan ke unit filing. 6) Jika DRM belum lengkap maka akan dikembalikan kepada bangsal terkait untuk dilengkapi oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien), batas waktu pengisian kelengkapan DRM adalah 15 hari, dalam batas waktu tersebut jika DRM pasien masih belum lengkap maka akan dilengkapi oleh dokter penanggung jawab bangsal. g. Sistem Pengendalian Ketidaklengkapan DRM Berdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sistem pengendalian ketidaklengkapan menggunakan kartu kendali yang ditempelkan pada map DRM. Apabila terdapat DRM yang belum lengkap maka DRM akan dikembalikan ke bangsal yang bersangkutan agar dilengkapi oleh dokter penanggung jawab pasien, dengan jangka waktu 1x24 jam. Setelah DRM kembali ke assembling, DRM di cek kembali oleh petugas assembling, dan apabila masih belum lengkap juga maka akan dikembalikan lagi untuk dilengkapi dengan batas

31 58 waktu pengisian kelengkapan DRM selama 15 hari, apabila dalam batas waktu tersebut DRM masih belim lengkap maka DRM akan dilengkapi oleh dokter penanggung jawab bangsal. h. Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Table 4.8 Observasi SOP No Standart Operasional Prosedur Ya Tidak 1 DRM dari fungsi koding/indeksing - diterima oleh petugas assembling 2 DRM dirakit dan diteliti kembali - kelengkapannya oleh petugas assembling 3 Apabila masih terdapat DRM yang belum - lengkap, maka akan dikembalikan kebangsal terkait dengan menempelkan kartu kendali. 4 Untuk DRM yang sudah lengkap, - langsung diserahkan ke bagian filing dengan melampirkan print out bukti penyerahan DRM dari assembling ke filing. Berdasarkan observasi pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing sudah di lakukan dengan baik

32 59 sesuai prosedurnya, tetapi masih ada kendala yaitu dari petugas rawat inap bangsal itu sendiri, yang mengembalikan DRM ke Unit Rekam Medis tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sehingga mengalami penumpukan di bagian assembling dan keterlambatan pengembalian DRM dari assembling ke Filing melebihi batas yang ditentukan oleh rumah sakit yaitu 1x24 jam setelah pasien pulang. 2. Pembahasan a. Kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Kebijakan adalah keputusan tetap, dicirikan oleh tindakan yang bersinambung dan berulang-ulang pada mereka yang membuat dan melaksanakan kebijakan. (22) Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan seseorang, grup, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan mencantumkan kendala-kendala yang dihadapi, serta kesempatan yang memungkinkan pelaksanaan usulan tersebut dalam upaya mencapai tujuan. (23) Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketepatan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. Belum ada kebijakan yang mengatur tentang pengembalian DRM dari assembling ke filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Kebijakan pengembalian DRM dari assembling ke filing masih menggunakan pedoman

33 60 kebijakan pengembalian DRM dari bangsal rawat inap dan masih dijadikan satu dengan SOP. Akibatnya, akan terjadi kerancuan oleh petugas yang bersangkutan antara SOP dengan kebijakan yang dijadikan satu. Manfaat adanya kebijakan adalah supaya tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan tidak melenceng dari tujuan. Kebijakan dalam SOP yang digunakan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebagai berikut : 1) Keputusan Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Nomor:064/RS.PWC/SK/VIII/2013 tentang kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum. 2) Keputusan Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Nomor:156/RS.PWC/SK/IX/2014 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Harus ada kebijakan tertulis secara terpisah yang menjelaskan tentang Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing, agar tidak terjadi kerancuan dengan pedoman kebijakan pengembalian DRM. Seharusnya kebijakan dan SOP dipisahkan tersendiri supaya petugas dapat lebih memahami isi dari kebijakan tersebut. Jadi, peneliti akan mengusulkan rancangan revisi kebijakan tentang Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Adapun usulan

34 61 rancangan revisi kebijakan tersebut adalah sebagaimana terlampir. b. SOP Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing SOP adalah standar operasional prosedur dalam mengimplementasikan keputusan dalam suatu tindakan yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan.monitoring dan evaluasi berfungsi untuk selalu melihat dan mengevaluasi kualitas, kelancaran operasional dan pemanfaatan dari komponen siklus. Melalui monitoring dan evaluasi diharapkan dinamika proses dalam siklus dapat diikuti dan pemanfaatan sistem dapat optimal. (8) Belum ada SOP yang mengatur tentang Pengembalian DRM dari Assembling Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. SOP yang digunakan sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan pengembalian DRM dari assembling ke filing yaitu : 1) SOP pengembalian DRM dari bangsal rawat inap Isi dalam SOP yang digunakan sebagai pedoman tersebut sudah sesuai dengan kenyataanya dan telah diketahui oleh petugas rekam medis dari unit terkait, petugas rawat inap tidak mengetahui batas waktu pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke Unit Rekam Medis karena tidak dicantumkan dalam SOP. Menurut teori batas waktu pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke Unit Rekam Medis selambat-lambatnya adalah

35 62 2x24 jam setelah pasien pulang. (9) Harus ada protap tentang pengembalian DRM dari assembling ke filing yang isinya lebih terperinci dan detail mengenai langkah-langkah pelaksanaan pengembalian DRM dari assembling ke filing. Peneliti menyarankan ditetapkan protap pengembalian DRM dari assembling ke filing sebagaimana terlampir danmenyarankan agar Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang mensosialisasikan isi SOP kepada seluruh petugas rekam medis ataupun petugas bangsal dan perawat yang bersangkutan agar petugas mengerti akan fungsi dan tugas pokoknya masing-masing,dan membagikan melalui surat edaran agar isi SOP dilaksanakan oleh petugas dengan baik c. Tugas Pokok dan Fungsi Assembling Tugas pokok adalah tugas yang paling pokok dari sebuah jabatan atau organisasi. Tugas pokok memberi gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi tersebut. Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaanya. Tugas pokok dan fungsi adalah sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan. (17) Berdasarkan hasil wawancara tentang tugas pokok dan fungsi assembling kepada 3 orang petugas assembling didapatkan hasil wawancara 100% responden mengetahui tugas

36 63 pokok dan fungsinya yaitu merakit, meneliti, mengendalikan dan mendistribusikan DRM. Petugas assembling sudah mengetahui dan melakukan tugas pokok dan fungsinya akan tetapi, masih terdapat penumpukan DRM. Penyebabnya adalah DRM yang diterima dari Unit Rawat Inap selalu terlambat karena tidak ada kesepakatan waktu pengembalian atau tidak tercantum didalam kebijakan maupun SOP rumah sakit. Fungsi mengendalian DRM pasien pulang adalah fungsi dari bagian filing dan hal ini seharusnya dicantumkan dalam SOP, apabila sudah dicantumkan dalam SOP dan ditaati maka DRM akan dikembalikan ke assembling sehingga setelah fungsi assembling dijalankan maka DRM masuk ke koding indeksing tepat waktu. Peneliti menyarankan seharusnya setiap bangsal rawat inap diberikan surat edaran SOP pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke Unit rekam medis agar isi SOP dilaksanakan dengan baik oleh petugas rawat inap. Dengan demikian jika petugas rawat inap dapat memahami dan mengetahui SOP dengan baik dan benar maka petugas assembling akan mengerjakan tugasnya dengan baik dan tidak mengganggu serta menghambat fungsi kerja assembling yang lainnya. Kinerja petugas assembling juga akan menjadi lebih baik

37 64 d. Sarana Pelacakan DRM di Filing Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana juga sebagai alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan didalam publik, karena pabila dilakukan tidak tersedia akan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. (7) Sarana yang digunakan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang adalah: 1) Tracer Tracer adalah kartu yang digunakan sebagai petunjuk keluarnya DRM dari rak filing. Fungsi tracer yaitu sebagai petunjuk keberdaan DRM, menghitung tingkat penggunaan DRM pada periode waktu dan sebagai pengganti DRM yang keluar. (2) Tracer sudah digunakan sesuai fungsinya, tetapi bahan yang digunakan sangat tipis, sehingga tidak jarang ketika memasukan tracer pada rak filing terjadi sobekan pada tracer atau terselip pada DRM lainnya. Dengan demikian, tracer tidak bisa digunakan sesuai dengan fungsinya yaitu untuk mengganti DRM keluar / outguid. (4). Jadi, jika tracer terselip atau hilang, maka fungsi tersebut tidak akan tercapai. Sejauh ini belum ada antisipasi yang dilakukan oleh petugas rumah sakit. Peneliti menyarankan agar kertas tracer diganti dengan kertas label atau stiker label. Jadi setelah tracer di

38 65 cetak dengan kertas label yang sudah ada nama, nomor rekam medis serta pelayanan yang dituju, kemudian kertas label ditempel pada papan plastik yang lebih besar ukurannya dari DRM untuk diselipkan di sela-sela dokumen. 2) Bon Pinjam Bon pinjam (out slip) adalah sehelai kertas yang berisi keterangan-keterangan yang dapat digunakan sebagai pengganti arsip yang dipinjam. Oleh karena itu bon pinjam harus ditempatkan pada tempat arsip yang dikeluarkan atau dipinjam. (21) Di bagian filing sudah menggunakan bon pinjam sesuai dengan teori dan fungsinya menempel atau diselipkan pada tracer hal ini dimaksudkan supaya bagian filing mudah melacak data peminjaman. 3) Buku Ekspedisi Buku ekspedisi berfungsi sebagai bukti serah terima DRM, untuk mengetahui unit mana yang meminjam DRM dan untuk mengetahui kapan DRM tersebut akan dikembalikan pada unit filing. (21) Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, buku ekspedisi sudah dalam bentuk komputerisasi dan sudah digunakan sesuai dengan fungsinya. Sehingga lebih mudah dilacak dengan adanya komputerisasi.

39 66 4) Kode Warna Kode Warna adalah kode yang dimaksudkan untuk memberi warna tertentu pada sampul rekam medis untuk mencegah kelliru simpan dan memudahkan mencari berkas rekam medis yang salah simpan. (3) Pemberian kode warna dapat dilakukan pada metode penomoran angka akhir dan metode penomoran angka tengah, dengan cara member warna 2 angka kelompok terakhir untuk TDF dan kelompok tengah untuk MDF.Kode warna yang dimaksud adalah setiap angka diberi tanda warna tertentu : Tabel 4.8 Kode Warna DRM Angka Warna 1 Hitam 2 Merah 3 Hijau 4 Biru 5 Ungu 6 Coklat 7 Kuning 8 Jingga 9 Putih 0 Perak Sumber : Data Primer

40 67 Kode warna sudah diterapkan sesuai dengan fungsinya untuk memberi warna tertentu pada sampul rekam medis untuk mencegah kelliru simpan dan memudahkan mencari berkas rekam medis yang salah simpan. (3) e. Alur DRM dari Rawat Inap ke Filing Alur adalah struktur rangkaian kejadian-kejadian yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang disusun secara kronologis. Atau definisi alur yaitu merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. (16) Alur DRM dari rawat inap ke filing secara teori dapat dijelaskan sebagai berikut : setelah pasien pulang rawat inap, petugas assembling mengambil DRM setiap hari maksimal 2x24 jam. Apabila DRM tidak lengkap, harus dilengkapi oleh bagian tertentu kembali maksimal 2x24 jam sedangkan untuk pasien pulang adalah segera setelah itu atau maksimal 1x24 jam dan mencatat bukti penerimaan dokumen dari rawat inap ke dalam buku ekspedisi disertai tanda tangan perawat. Petugas assembling mengkoreksi kelengkapan DRM pasien dan diserahkam ke koding indeksing untuk dikode diagnosa penyakitnya kemudian DRM disimpan di filing. Apabila DRM tidak lengkap maka ditulis dan dikembalikan lagi kebangsal untuk dilengkapi. (19) Dalam pelaksanaan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, alur DRM dari rawat inap setelah masuk ke meja

41 68 penerimaan dokumen langsung ke bagian koding, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, tetapi dari pihak rumah sakit tidak mempermasalahkan hal tersebut dikarenakan alur tersebut dapat mempercepat koding atau klaim assuransi dari pihak rumah sakit. Peneliti menyarankan agar Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang tetap bisa menggunakan alur langsung dari UJR, URI, UGD ke Koding/Indeksing, tetapi ada petugas assembling ditempatkan ke URI f. Sistem Pengendalian Ketidaklengkapan DRM Secara umum sistem pengendalian adalah suatu usaha atau perlakuan terhadap suatu sistem dengan masukan tertentu guna mendapatkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan. (18) Sistem pengendalian ketidaklengkapan DRM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum sudah menggunakan kartu kendali sesuai dengan teori yang ada dengan menempelkan kartu kendali pada DRM yang tidak lengkap agar mempercepat dokter yang akan melengkapi DRM tersebut dan memeriksa kembali ketika DRM masuk ke assembling lagi.

42 69 g. Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing Tabel 4.9 Observasi SOP No Standart Operasional Prosedur Ya Tidak 1 DRM dari fungsi koding/indeksing - diterima oleh petugas assembling 2 DRM dirakit dan diteliti kembali - kelengkapannya oleh petugas assembling 3 Apabila masih terdapat DRM yang belum - lengkap, maka akan dikembalikan kebangsal terkait dengan menempelkan kartu kendali. 4 Untuk DRM yang sudah lengkap, - langsung diserahkan ke bagian filing dengan melampirkan print out bukti penyerahan DRM dari assembling ke filing. Dari hasil observasi pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing di atas sudah sesuai dengan SOP yang berlaku dirumah sakit, tetapi masih terdapat penumpukan DRM yang karenakan petugas rawat inap tidak mengetahui batas waktu pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke Unit Rekam Medis karena tidak dicantumkan dalam SOP. Menurut

43 70 teori batas waktu pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke Unit Rekam Medis selambat-lambatnya adalah 2x24 jam setelah pasien pulang. (9) sehingga mengalami penumpukan DRM di bagian assembling dan keterlambatan pengembalian DRM dari assembling ke filing melebihi batas waktu yang telah ditentukan yaitu 1x24 jam setelah pasien pulang. Akibatnya karena setelah dikoding ternyata masih ditemukan DRM yang belum lengkap secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga tetap harus dikendalikan ketidak lengkapannya padahal koding yang akurat dihasilkan dari DRM yang lengkap secara kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menyarankan untuk membagi tugas untuk 3 petugas assembling sebagian di URI, sebagian di URM untuk pengolahan data agar mempercepat proses DRM kembali kefiling tepat waktu, dan mensosialisasikan kepada dokter, petugas atau perawat bangsal yang bersangkutan untuk selalu aktif mencatat, meneliti dan melengkapi DRM yang akan dikembalikan ke Unit Rekam Medis agar tidak terjadi penumpukan dan keterlambatan DRM lagi di bagian bangsal rawat inap maupun di bagian assembling. Sehingga ketika pasien datang untuk kontrol petugas dapat langsung mengambil DRM di rak filing tanpa harus mencari dimana DRM tersebut berada.

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 HENING PUSPASARI*) Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM**) *( Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KEN SARAS Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan Bergas, Ungaran,

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK A. Kepala Instalasi Rekam Medik 1. Membuat dan mengevaluasi sistem registrasi (pendaftaran pasien) 2. Membuat dan mengevaluasi prosedur pencatatan rekam medis 3. Merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN MANAJEMEN ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT KERJA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO Khasyyati Setya Wardani (STIkes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIkes Buana Husada Ponorogo)

Lebih terperinci

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) a. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Lampiran I Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo DIREKTUR SATUAN PENGAWAS INTERNAL KOMITE WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN BAGIAN UMUM & PEMASARAN BAGIAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) a. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU SURAT KEPUTUSAN No. 91/11/XII/SK_DIR_KEB/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA Izha Sukma Rahmadhani 1, Sri Sugiarsi 2, Antik Pujihastuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 tentang rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Profil RSUD Sunan Kalijaga Demak RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak dengan luas + 4 hektar. RSUD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Fasilitas kesehatan / Rumah Sakit memiliki peran strategis untuk terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization, rumah sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BKPM Wilayah Semarang 1. Sejarah BKPM Wilayah Semarang BKPM Wilayah Semarang berkedudukan di Jl. KHA Dahlan No. 39 Semarang. Letaknya sangat strategis,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 1. SOP Penerimaan Pasien PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Revisi : Halaman 1 s/d 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh : PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kebijakan Pengembalian DRM SOP Pengembalian DRM Tugas Pokok dan Fungsi Assembling Sarana Pelacakan DRM Pelaksanaan pengembalian DRM dari Assembling ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu pelayanan kesehatan yang pelayanannya sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit 1 BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penyelenggaraan rekam medis rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut: 6.1.1 Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Menurut Huffman E.K, 1992 menyatakan bahwa rekam medis ialah catatan atau rekaman yang berisi mengenai siapa, bilamana, apa, mengapa dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPALA DAN STAFF REKAM MEDIS

URAIAN TUGAS KEPALA DAN STAFF REKAM MEDIS URAIAN TUGAS KEPALA DAN STAFF REKAM MEDIS A. KEPALA UNIT REKAM MEDIS 1. Nama Jabatan : Kepala Unit Rekam Medis 2. Unit Kerja : Sub bagian rekam medis 3. Ikhtisar Jabatan : Memimpin staff bagian rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan ditetapkan dalam suatu sistem yang kita kenal dengan sisitem kesehatan nasional, yang memuat arahan dan tujuan yang menjadi pedoman

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Petugas Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia 20-30 tahun relative memiliki motivasi kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang usianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

Tugas Praktik Pengelolaan Sistem Rekam Medis V Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010

Tugas Praktik Pengelolaan Sistem Rekam Medis V Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010 Tugas Praktik Pengelolaan Sistem Rekam Medis V Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN UKRM, ALUR, PROSEDUR TETAP DAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA Disusun Oleh: Dian Budi

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012 TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012 Dyah Ayu Wardani, Tri lestari, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu pelayanan kesehatan di kota semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/Menkes/PER/III/2010 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008 TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008 Umi Werdikesni 1, Antik Pujihastuti 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM DARI ASSEMBLING KE FILING RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM DARI ASSEMBLING KE FILING RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM DARI ASSEMBLING KE FILING RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut Permenkes No.269 Tahun lain yang telah diberikan kepada pasien. (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut Permenkes No.269 Tahun lain yang telah diberikan kepada pasien. (2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Menurut Permenkes No.269 Tahun 2008 Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 RS Ibnu Sina PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 Ditetapkan oleh : Direktur Rumah Sakit IBNU

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang. memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung di dalamnya?

DAFTAR WAWANCARA. 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang. memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung di dalamnya? DAFTAR WAWANCARA 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang 1.1. Apakah menurut anda ruangan unit kerja rekam medis saat ini sudah cukup memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat komplek sifatnya dan menyangkut semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan.salah satu institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan.salah satu institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini tuntutan peningkatan mutu pelayanan kesehatan sudah sangat sering didengungkan, baik dari penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri maupun dari pihak masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR Wahyu Untari Aji 1, Moch. Arief TQ 2, Antik Pujihastuti 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS. BPJS dan protap Rumah Sakit tentang unit Assembling.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS. BPJS dan protap Rumah Sakit tentang unit Assembling. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS Alur dokumen rekam medis rawat inap pasien BPJS kasus Diabetes Millitus di RSUD dr.r.soeprapto Cepu sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

No. Dokumen /RM/10

No. Dokumen /RM/10 PEMBERIAN INFORMASI ISI SPO 1.1.28/RM/1 1/2 Ditetapkan 15 April 21 dr. Widayanti Pengertian : Petugas yang diberi wewenang, dokter yang merawat berhak memberikan informasi tentang kesehatan pasien atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RS Ken Saras 1. Sejarah RS Ken Saras RS. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan Bergas, Ungaran,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO NOMOR : 6/RSKM/SK_01/1.XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO NOMOR : 6/RSKM/SK_01/1.XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO NOMOR : 6/RSKM/SK_01/1.XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA Ulfah Fauziah 1, Ida Sugiarti 2 1 Mahasiswa D IV Politeknik Piksi Ganesha, ulfahfauziaah@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 Dita Ningias*), Arif Kurniadi*) *) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Brebes

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Brebes 35 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Brebes 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Brebes RSUD Brebes ini merupakan rumah sakit yang sudah terakreditasi penuh 16 pelayanan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING Amik Novia Ratnasari 1 2 Abstract - - Keywords: Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan sistem informasi di bagian. Jenis Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. REKAM MEDIS Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini di artikan sebagai keterangan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit bagian integral dari suatu organisasi sosial kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) pencegahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat, dimana pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkan, yang meliputi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV. 04. 04. 04 SLAMET RIYADI SURAKARTA Puji Retnowati, Antik Pujihastuti, Rohmadi, APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam Tinjauan Tatalaksana Rekam Medik di Rumah Sakit Pupuk Kaltim periode Desember 2008 - November tahun 2009. PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Tujuan Wawancara : Saya

Lebih terperinci

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Atik Dwi Noviyanti 1, Dewi Lena Suryani K 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit RSUD RAA Soewondo Pati dibangun mulai tahun 1932, sumber dana pembangunan berasal dari Bupati Pati (RAA Soewondo), Sekretaris

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL Satriyo Hananto P *), Kriswiharsi Kun S, M.Kes **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP BAB I DEFINISI Pelayanan pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien utkmendapatkan pelayanan kesehatan yg dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu diantara pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari cara pengelolaan berkas rekam medis pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Rekam medis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah membuat kebijakan pembangunan di bidang kesehatan dalam bentuk Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu, 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG Raysha Dheamalia Muchtar, Noor Yulia Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dapat berupa 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Definisi Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan, lain yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Rekam medis merupakan bagian terpenting di rumah sakit. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI Oniek Mustika Wati 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan Permenkes. yang penting dalam proses pelayanan kesehatan, melihat dokumen

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan Permenkes. yang penting dalam proses pelayanan kesehatan, melihat dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkas rekam medis merupakan salah satu sarana untuk menilai mutu dari rumah sakit yang berkaitan dengan pemenuhan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Permenkes no. 269 tahun 2008 Rekam medis disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep DRM Rawat Inap Penyakit Demam Thypoid Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid 1. Review Identifikasi 2. Review Pelaporan 3. Review

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Gambaran Rumah Sakit RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang pertama kali berdiri pada n 1848 di Jl. Sompok Semarang, sebagai tempat penampungan bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Ashari berlokasi awal di jl.ketandan 12

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Ashari berlokasi awal di jl.ketandan 12 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Ashari berlokasi awal di jl.ketandan 12 Pemalang dengan nama Rumah Sakit Umum Pemalang, merupakan RSU kelas D sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomorn269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP 1. Nama Jabatan Kepala Instalasi Rawat Inap 2. Ruang Lingkup Meliputi Pelayanan Rawat Inap 3. Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Bidang Keperawatan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan rawat jalan, rawat inap,

Lebih terperinci