BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Riwayat Perusahaan PT Metro Batavia telah memulai bisnis di Indonesia lebih dari 20 (dua puluh) tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter angkutan udara. Tokoh yang melatarbelakangi berdirinya perusahaan penerbangan ini adalah Bapak Yudiawan Tansari, selaku president direktur beliau memulai Batavia Air dengan satu buah pesawat Fokker F28 dan dua buah boeing Pada tahun 2002, Batavia Air memperoleh sertifikasi sebagai operator penerbangan dan januari 2006 menjadi perusahaan penerbangan nasional pertama yang mengoperasikan pesawat Airbus A-319. Batavia Air saat ini mengoperasikan lebih dari 150 rute penerbangan setiap harinya dan melayani 35 kota tujuan di Indonesia serta 3 kota di luar negeri seperti Guangzhou China dan Kuching dan Penang Malaysia. Untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, Batavia Air telah mengoperasikan 25 armada, yaitu : 2 Airbus A319 2 Airbus A320 6 Boeing B Boeing B

2 65 4 Boeing B Trust Us To Fly adalah semboyan yang digunakan Batavia Air untuk melayani customer-nya dan telah menginspirasi seluruh karyawan untuk mencurahkan segala usahanya yang tulus dengan memberikan hasil kerja yang terbaik bagi kelangsungan hidup perusahaan dalam rangka untuk mempersembahkan yang terbaik bagi pelanggan kami. Dengan komitmen dan integritas yang tinggi, menjadikan Batavia Air sebagai perusahaan penerbangan yang dapat diandalkan sehingga para pelanggan percaya untuk terbang bersama kami. Batavia Air menyadari menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan adalah hal yang utama didalam bisnis jasa transportasi udara. Untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten. Batavia Training Center (BTC) adalah salah satu divisi khusus yang memastikan Batavia Air selalu mendapatkan sumber daya manusia yang berkompeten. Batavia Training Center (BTC) didirikan agar semua karyawan Batavia Air mendapatkan bekal pelatihan dan pendidikan yang baik sebelum bekerja dan terjun melayani masyarakat. Batavia Training Center telah mendapatkan sertifikasi dari departement perhubungan cq. Ditjen perhubungan udara sehingga lulusan BTC diakui oleh pemerintah. Pelatihan dan pendidikan yang diadakan Batavia Training Center bagi karyawan Batavia Air antara lain : 1. Pendidikan dan pelatihan pilot 2. Pendidikan dan pelatihan pramugari

3 66 3. Pendidikan dan pelatihan teknik 4. Pendidikan dan pelatihan niaga Dalam mendukung pendidikan dan pelatihan, Batavia Training Center menyediakan beberapa fasilitas bagi karyawannya untuk kegiatan training yang dilakukan seperti : 1. Simulator Boeing Simulator Boeing / Mockup Boeing 737 untuk pelatihan Flight Attendant 4. Ruang kelas yang lengkap dengan sarana untuk belajar / mengajar 5. Ruang pertemuan / auditorium Kegiatan Usaha PT Metro Batavia bergerak di bisnis transportasi udara dan bisnis penerbangan ini merupakan bisnis utama yang dilakukan sejak 20 (dua puluh) tahun yang lalu. Batavia Air terbang lebih dari 150 rute penerbangan setiap harinya dan sudah melayani 35 kota domestik dan 3 kota di luar negeri (Guangzhou China, Kuching dan Penang Malaysia). Kedepannya Batavia Air berencana melebarkan usahanya dengan melayani penerbangan kargo (barang). Untuk mendukung kegiatan usahanya, PT Metro Batavia memiliki kantor pusat dan kantor perwakilan serta kantor perwakilan internasional. Kantor pusat PT Metro Batavia : Alamat: PT Metro Batavia Jl. Ir. H. Juanda No.15 Jakarta Pusat 10120

4 67 Telp. (021) Fax. (021) Reservasi: (021) IM: Website: Batavia air memiliki 44 kantor perwakilan yang tersebar di berbagai kota seperti: Tabel 3.1 Kantor Perwakilan Batavia Air No Nama Distrik Kode Alamat Kantor Bandara 1 Jakarta CGK Jl.Ir.H.Juanda No.15 Soekarno- Hatta 2 Kelapa Gading KGP Jl.Boulevard Barat Raya Soekarno- Blok C no.19 Hatta 3 Pondok Indah PI Jl. Iskandar Muda 7A Soekarno- Hatta 4 Mangga Dua MG2 Jl.Mangga Dua Raya No.39 Soekarno- GG Hatta 5 Bekasi BKX Jl.Ahmad Yani Blok A3 Soekarno- No.4 Bekasi Barat Hatta 6 Bogor BGR Jl. Pajajaran No.84 H Bogor Soekarno- Hatta 7 Depok DPK Jl. Margonda Raya No.502 A Soekarno- Depok Hatta 8 Ambon AMQ Jl.Tulukabessy no.25 Pattimura 9 Balikpapan BPN Jl. Jend.Sudirman Blok C no.16 Sepinggan 10 Bandung BDO Jl.Pasir Kaliki Bandung Soekarno- Hatta 11 Banjarmasin BDJ Jl.A.Yani km.4 no.221b Samsudin Noor 12 Batam BTH Komp.Penuin Center Blok E no.3 13 Bengkulu BKS Jl.Jenderal Sudirman no.40 Hang Nadim Fatmawati- Soekarno

5 68 14 Bogor BGR Jl.Padjajaran no.84h Soekarno- Hatta 15 Denpasar DPS Jl.Boulevard Sunset Road Blok A9 Ngurah Rai 16 Jambi DJB Jl. Gatot Subroto No. 161 E Sultan Thaha 17 Jayapura DJJ Jl. Pasifik Raya Blok B No. 3A Sentani 18 Kendari KDI Jl. Ahmad Yani No.60 Wolter Mongonsidi 19 Kupang KOE Jl. Herewira No. 23 El Tari 20 Makassar UPG Jl. A. Yani 35 E Sultan Hassanudin 21 Manado MDC Jl.Piere Tendean Boulevard Sam Blok1A/20 Ratulangi 22 Manokwari MK W Jl. Jend. Sudirman No. 30 Rendani 23 Mataram AMI Jl. Pejanggik No. 88 Selaparang 24 Medan MES Jl. S. Parman no A20 Polonia 25 Padang PDG Jl. S. Parman No. 234 E Minangkabau 26 Palangkaraya PKY Jl. A. Yani No. 11 E Tjilik Riwut 27 Palembang PLM Jl. Radial No. 20 S.M. Badarudin II 28 Palu PLW Jl. Moh. Hatta Ruko No. 10 Mutiara 29 Pangkal Pinang PGK Jl. Jend Sudirman No. 49 Depati Amir 30 Pekanbaru PKU Jl. Jend. Sudirman No. 312 Sultan Syarif Kassim II 31 Pontianak PNK Jl. HOS Cokroaminoto No. 278A Supadio 32 Samarinda SRI Jl. Bhayangkara No. 27A - 33 Semarang SRG Jl. Imam Bonjol No. 180 E Ahmad Yani 34 Surabaya SUB Jl. Raya Gubeng No. 63A-C Juanda 35 Tanjung Pandan TJQ Jl. Jend. Sudirman No. 63 HAS Hanandjoedin 36 Tarakan TRK Jl. Yos Sudarso No. 11 A Juwata 37 Yogyakarta JOG Jl. Urip Sumohardjo Kav. 12B Adi Sucipto 38 Lampung TKG Jl. Ahmad Yani No.7 Bandar Radin Intan II Lampung 39 Gorontalo GTO Jl. D.I Panjaitan No.233 Jalaluddin 40 Ternate TTE Komp. Ruko Jatiland Business Center No.24 Babullah 41 Luwuk LUW Jl. Urip Sumohardjo No.30 A Syukuran Aminuddin Amir 42 Berau BEJ Hotel Derawan Jl. Panglima Kalimarau

6 69 43 Kuching KCH 44 Guangzhou CAN Batur 396 No. 1 Ground Floor Padungan Arcade Garden Huanshi Dong Road No. 326 Room Antar Bangsa Bayun International Visi dan Misi Visi Visi dari PT Metro Batavia adalah Menjadi sebuah perusahaan penerbangan nasional yang berorientasi kepada aspek ekonomis, kenyamanan, keselamatan, penerbangan dan selalu berusaha melaksanakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan, sehingga menjadi pilihan pertama dan terutama bagi pemakai jasa transportasi udara Misi Misi dari PT Metro Batavia adalah : 1. Menjadikan perusahaan yang efektif, efesien dan menguntungkan, sehingga memberikan nilai tambah bagi lingkungan, masyarakat, pelanggan dan karyawan serta pemegang saham. 2. Bekerja sebaik mungkin untuk terciptanya keamanan dan keselamatan penerbangan. 3. Selalu berusaha mencari peluang untuk memerikan kepuasan kepada pelanggan. 4. Memberikan sumbangsih untuk perkembangan transportasi udara di Negara Republik Indonesia. 5. Menjadikan perusahaan yang sehat sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk berkarier bagi karyawan.

7 70 Untuk mencapai visi dan misinya, PT Metro Batavia memegang teguh nilai nilai perusahaan yaitu : 1. Etika 2. Integritas 3. Kesepadanan 4. Tanggung jawab dan 5. Kebersamaan Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana fungsifungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (dikoordinasikan). Selain daripada itu struktur organisasi menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut dengan bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.

8 71 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Metro Batavia Tugas dan Tanggung jawab Setiap karyawan memilki tugas dan tanggung jawab masing masing dimana tugas dan tanggung jawab yang diberikan harus dilaksanakan sehingga tercapai hasil kerja yang diharapkan dan optimal. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawabnya : 1. President Director Memimpin PT. Metro Batavia sesuai dengan arah tujuan perusahaan. Memimpin rapat Dewan Direksi

9 72 Menyusun dan menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam rangka melaksanakan rapat Dewan Direksi. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan perusahaan lain dalam rangka menunjang tujuan perusahaan. Bertindak untuk dan atas nama perusahanan baik kedalam dan keluar. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang kepada Dewan Direksi. 2. Managing Director Mewakili President Director apabila yang bersangkutan berhalangan hadir. Menyelenggarakan berbagai tugas administrasi dalam arti luas untuk mendukung jalannya kinerja perusahaan. Membantu President Director dalam memimpin rapat Dewan Direksi. Bertanggung jawab kepada President Director. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan. 3. HRD Manager Membuat serta menetapkan peraturan dan tata tertib perusahaan. Membuat perencanaan mengenai pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kinerja karyawan. Mengelola data-data karyawan disetiap bagian pada PT. Metro Batavia. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. Menjalankan peran untuk menjembatani interaksi antara karyawan dengan perusahaan. Mengelola hal-hal yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan dan urusan administratif karyawan.

10 73 4. PR Manager Menyusun perencanaan promosi PT. Metro Batavia dengan perusahaan lain. Menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan lain atau dengan masyarakat umum. Menyesuaikan kebijakan dan program perusahaan dengan ekspektasi publik perusahaan. Mencermati atau memantau segala dinamika yang terjadi di masyarakat yang dapat berakibat buruk ataupun baik bagi perusahaan. Merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang lebih bersifat korporat, meliputi penulisan berita korporat, sekaligus juga bertanggung jawab terhadap lancarnya komunikasi di tingkat internal perusahaan. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 5. Operation Director Bertanggung jawab secara luas terhadap bidang operasional penerbangan Batavia Air. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan administrasi penerbangan. Mengelola sumber daya manusia khususnya para Pilot Batavia Air. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 6. Technical Director Bertanggung jawab mengenai hal-hal tehnik penerbangan. Bertanggung jawab atas kelengkapan peralatan pesawat udara. Mengkoordinasikan tugas kepada setiap staff teknik disetiap daerah perwakilan Batavia Air.

11 74 Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 7. Sales & Marketing Manager Mengkoordinasikan tugas Sales Manager, Marketing Manager, dan CS Manager. Menyusun rencana program pemasaran Batavia Air. Menjalin hubungan yang baik dengan Travel Agent Batavia Air. Melakukan promosi terhadap layanan jasa perusahaan. 8. Finance Director Mengelola keuangan perusahaan Batavia Air. Merencanakan, menyusun, dan mengawasi anggaran belanja perusahaan. Membuat kebijakan keuangan perusahaan. Membuat laporan keuangan perusahaan kepada Managing Director. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 9. Safety Director Bertanggung jawab mengenai keselamatan penerbangan. Menentukan kebijakan umum mengenai keselamatan penerbangan. Membuat laporan-laporan mengenai masalah-masalah yang terkait dengan keselamatan penerbangan. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 10. IT Director Bertanggung jawab mengenai teknologi komputerisasi yang digunakan untuk operasional Batavia Air. Menentukan kebijakan umum di IT Department.

12 75 Mengkoordinasikan setiap bagian yang ada di IT Department seperti IT Programmer, IT Helpdesk, dan IT Maintenance. Memantau perkembangan seputar teknologi informasi khususnya pada bidang penerbangan. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 11. General Manager Bertanggung jawab mengenai seluruh hal yang berkaitan tentang kebijakan perusahaan. Mengkoordinasikan setiap divisi/department pada PT. Metro Batavia. Memantau perkembangan jalannya bisnis perusahaan. Membuat perencanaan mengenai manajemen perusahaan. Membantu tugas dari Managing Director. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director. 12. District Manager Membuat kebijakan umum disetiap daerah perwakilan yang dipimpinnya. Membina hubungan baik dengan Travel agent daerah perwakilan Batavia Air yang dipimpinnya. Membuat laporan keuangan penjualan tiket Batavia Air di daerah perwakilan yang dipimpinnya. Menjalin kerjasama yang baik dengan Pemerintah Daerah dimana perwakilan Batavia Air berada. Mengkoordinasikan tugas setiap staff yang berada di masing-masing daerah perwakilan yang dipimpinnya.

13 76 Memantau persaingan bisnis dengan perusahaan penerbangan lainnya. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada General Manager. 13. Station Manager Mengkoordinasikan semua tugas dari petugas darat (Ground Staff) yang berada di Airport setiap daerah yang dipimpinnya. Memberikan laporan setiap masalah yang terjadi di Airport kepada District Manager dan staff Batavia Air Pusat. Bertanggung jawab atas kelancaran proses administrasi di Airport. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada District Manager. 14. Sales Manager Membuat laporan mengenai daftar Travel Agent Batavia Air. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Travel Agent Batavia Air khususnya di perwakilan Jakarta. Membuka peluang kerjasama dengan Travel Agent baru. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director. 15. Marketing Manager Membuka peluang daerah baru untuk perwakilan Batavia Air. Menyiapkan program kerja bagi staff Marketing. Berkoordinasi dengan Sales Manager dalam hal menjalankan program kerja. Menjalin hubungan baik dengan perusahaan relasi Batavia Air. Mengamati kondisi pasar penerbangan nasional maupun internasional. Membina hubungan yang baik dengan masyarakat luas.

14 77 Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director. 16. CS Manager Membuat kebijakan umum mengenai pelayanan kepada para pengguna jasa penerbangan Batavia Air. Memberikan pelatihan kepada Cabin Crew (Awak Kabin) mengenai pelayanan yang baik kepada para penumpang Batavia Air. Bertanggung jawab atas kepuasan konsumen dari jasa yang diberikan serta menyelesaikan masalah yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan kepuasan konsumen itu sendiri. Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director. 17. Reservation Staff Melayani permintaan reservasi dari pelanggan Menginput data penerbangan dan data penumpang dari pelanggan Melakukan rebooked, cancel booking, update time limit data penerbangan pelanggan Membuat laporan boderel pasasi dan LPP Mencetak tiket atas permintaan pelanggan 18. Scheduler staff Membuat jadwal rotasi penerbangan Melakukan perubahan rotasi pesawat sesuai kebutuhan

15 Reservation Control (RC) staff Mengatur jumlah seat dalam tiap class untuk tiap penerbangan Mengatur class yang dibuka dalam tiap penerbangan Mengatur pembagian(split) kode booking 20. Pre-Flight staff Melakukan rebooked tiket Mengontrol booking pelanggan dan melakukan cancel booking Melakukan kontrol pesawat 21. Kasir Mengurus pembayaran pelanggan, void, rebooked, atau refund Mengupdate data balance agen Melayani pembayaran pelanggan 3.2 Gambaran Sistem Yang Sedang Berjalan Prosedur Dalam Sistem Seiring perkembangan teknologi informasi dan tuntutan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi terutama dalam kemudahan penggunaan, pelayanan, dan pengelolaan sistem reservasi, Batavia Air sejak tahun 2007 mengimplementasikan sistem CRS baru menggantikan SABRE. Sistem reservasi baru, Departure Control System (DCS) dan E-Ticketing yang dibangun Batavia ini dinamakan Electronic Distribution Interface System (EDI) atau Batavia EDI System. Sistem ini mengimplementasikan Electronic Ticket (E-Ticket) dan menggunakan interface Webbased sehingga untuk mengoperasikannya hanya membutuhkan web browser standar.

16 Prosedur Ticketing E-Ticket Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Ticketing E-ticket Batavia-Air Prosedur reservasi untuk pelanggan tanpa mealui agen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pelanggan datang ke kantor perwakilan batavia atau melakukan reservasi secara langsung melalui website batavia-air. Untuk pelanggan yang datang melakukan reservasi ke perwakilan batavia-air berikut prosedurnya:

17 80 1. Pelanggan melakukan booking penerbangan dengan memilih rute penerbangan (kota berangkat, kota tujuan), tanggal keberangkatan, tanggal kembali dan jumlah penumpang. Data-data akan diinput oleh staff reservasi ke dalam sistem. 2. Sistem akan mengecek inventory mengenai ketersediaan seat dari penerbangan yang diinginkan. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih penerbangan dan kelas yang diinginkan 3. Berikutnya pelanggan akan diminta keterangan mengenai nama penumpang, no ID (seperti KTP atau passport), contact person. Data penumpang diinput oleh staf reservasi. 4. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode booking ini berfungsi sebagai record locator, dalam sebuah booking dapat menampung maksimal 7 penumpang kecuali untuk agen dapat melebihi 7 penumpang. 5. Saat ini status pelanggan masih booking (belum ticketing) sampai dilakukan pembayaran tiket. User dikenakan time limit untuk melakukan pembayaran (issue ticket). Selama masa time limit pelanggan dapat melakukan pembatalan penerbangan atau rebooked (pindah jadwal penerbangan). Rebooked dibatasi maksimal 3 kali. Lama waktu time limit yang dikenakan tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. 6. Pembayaran dilakukan di kasir pada kantor perwakilan yang sama. Kasir akan menginput PNR pelanggan ke sistem. 7. Setelah pelanggan melakukan pembayaran, maka berarti pelanggan telah issue tiket. Data tiket akan dimasukkan ke dalam sistem. Setiap penumpang memiliki

18 81 nomor tiketnya sendiri walaupun dapat memiliki kodebooking yang sama dengan penumpang lain. 8. Tiket yang telah di issue memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid user dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM). Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih user. 9. Setelah issue tiket, staff reservasi akan mencetak tiket untuk pelanggan.

19 82 Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Ticketing E-ticket melalui web-site Batavia Air Untuk pelanggan yang melakukan reservasi melalui website batavia-air pelanggan harus dapat mengakses website Batavia-air dan memiliki account, bila belum memiliki account dapat sign up terlebih dahulu. Berikut prosedur reservasinya: 1. Pelanggan menginput data penerbangan yang diinginkan seperti kota berangkat, kota tujuan, tanggal berangkat, tanggal kembali, dan jumlah penumpang

20 83 2. Sistem akan mengecek inventory untuk mengecek ketersediaan penerbangan dan seat. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih jadwal dan kelas penerbangan yang diinginkan 3. Setelah data diinput dan pelanggan setuju dengan tarif yang diberlakukan maka sistem akan mengecek status pelanggan apakah sudah login, jika belum pelanggan harus login terlebih dahulu. 4. Pelanggan menginput data penumpang, contact person, dan informasi kartu kredit untuk pembayaran/issued tiket. 5. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode booking berfungsi sebagai record locator, dalam sebuah booking dapat menampung maximal 7 penumpang kecuali untuk agen dapat melebihi 7 penumpang. 6. Pelanggan mealakukan pembayaran/ issue ticket. Tiket yang telah di issued memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid pelanggan dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM). Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih pelanggan. 6. Setelah issue tiket dilakukan pelanggan dapat mencetak tiketnya sendiri

21 Prosedur Ticketing E-Ticket melalui agen Start Transfer Balance < Saldo minimal Cek saldo > Saldo Minimal Booking Tidak Cukup Cek Inventory Tersedia Rebook Check In Check in Void, Refund, Rebook, Check in Rebooked Rebook PNR void Refund Void Refund Tidak Tersedia Cancel, Time limit, Rebook, Pembayaran Cek saldo Void dikenakan biaya Sebesar Rp Jika rebook dilakukan kurang dari 1x24jam dari tanggal flown maka dikenakan biaya CF 50% dari fare basic Jika refund dilakukan Kurang dari 1x24 jam Dari jam keberangkatan Dikenakan biaya CF Cancel, Time Limit Cukup Ticket Issued Selesai Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Ticketing E-Ticket melalui agen Prosedur ini berlaku untuk agen yang telah memiliki account untuk login ke halaman agen pada sistem reservasi batavia-air, login ini dibuat oleh manajer reservasi untuk setiap agen. Untuk melakukan reservasi agen menggunakan web

22 85 browser dan koneksi internet untuk terhubung dengan sistem reservasi batavia-air. Berikut prosedur reservasi untuk agen: 1. Untuk dapat melakukan reservasi agen harus memiliki nilai saldo tertentu pada Batavia. Agen harus melakukan transfer balance ke rekening Batavia 2. Agen mengirim bukti transfer ke pihak batavia dan kasir akan secara manual menginput penambahan saldo agen ke dalam sistem untuk mengupdate data saldo dalam sistem 3. Agen melakukan booking penerbangan atas permintaan pelanggan dengan memilih rute penerbangan (kota berangkat, kota tujuan), tanggal keberangkatan, tanggal kembali dan jumlah penumpang. Data-data akan diinput oleh staff agen ke dalam sistem. 4. Sistem akan mengecek inventory mengenai ketersediaan seat dari penerbangan yang diinginkan. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih penerbangan dan kelas yang diinginkan. 5. Berikutnya pelanggan akan diminta keterangan mengenai nama penumpang, no ID (seperti KTP atau passport), contact person. Data penumpang diinput oleh staff agen. 4. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode Booking berfungsi sebagai PNR, dalam sebuah PNR dapat menampung maximal 7 penumpang. 5. Saat ini status pelanggan masih booking sampai dilakukan pembayaran tiket. User dikenakan time limit untuk melakukan pembayaran (issue tiket). Selama masa time limit pelanggan dapat melakukan pembatalan penerbangan atau

23 86 rebooked (pindah jadwal penerbangan). Rebooked dibatasi maksimal 3 kali. Lama waktu time limit yang dikenakan tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih pelanggan. 6. Pembayaran/ issue tiket dilakukan oleh agen, agen menginput data PNR ke dalam sistem. Sistem akan melakukan pengecekan saldo agen, bila mencukupi untuk issue tiket transaksi dapat dilakukan. 7. Tiket yang telah di issue memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid user dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM). Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih user. 8. Agen akan mencetak tiket untuk pelanggan.

24 Prosedur Alokasi Seat Gambar 3.5 Prosedur Alokasi Seat Prosedur ini dilakukan oleh staf Reservation Control (RC) untuk mengatur inventory (jumlah seat) yang disediakan untuk booking dan ticketing untuk flight tertentu. Berikut prosedur alokasi seat: 1. Staff RC login ke dalam sistem reservasi dengan menggunakan web browser dan memasukkan informasi penerbangan (nomor flight dan kota keberangkatan) yang hendak di set inventory nya. 2. Staff RC menentukan jumlah seat pada masing-masing class Jumlah seat yang dialokasikan pada seluruh class flight biasanya melebihi kapasitas fisik pesawat (overbooking) dikarenakan biasanya ada penumpang yang membatalkan booking atau no show (penumpang telah melakukan ticketing tetapi tidak muncul pada saat penerbangan). Kapasitas seat total yang dialokasikan adalah kapasitas kabin pesawat ditambah dengan jumlah penumpang no show yang diperkirakan untuk flight tersebut.

25 88 Staff RC memperkirakan jumlah penumpang no show untuk suatu penerbangan dengan menggunakan model historis serta intuisi. Model historis memprediksi jumlah penumpang no show pada suatu flight yang akan datang dengan menghitung rata-rata dari jumlah penumpang no show dari sekumpulan data historis penerbangan yang serupa (memiliki rute yang sama) : = Dimana m menunjukkan flight unik yang dikarakterisasikan dengan nomor flight, rute, tanggal keberangkatan, dan ETD yang unik k menunjukkan flight unik pada data historis yang dikarakterisasikan dengan nomor flight, rute, tanggal keberangkatan, dan ETD yang unik prediksi no show rate dari model historis (hist) pada flight m jumlah penumpang no show pada flight k jumlah penumpang ticketing (sudah issue tiket) pada flight k menunjukkan sekumpulan data penerbangan historis yang memiliki rute penerbangan yang sama dengan flight m dalam suatu periode tertentu Menggunakan perumusan diatas No show rate pada flight m,, diprediksi dengan menghitung jumlah dari penumpang no show pada sekumpulan data penerbangan historis,, yang memiliki rute serupa dengan flight m selama periode tertentu, dibagi dengan jumlah dari penumpang ticketing pada sekumpulan data penerbangan historis,, yang memiliki rute serupa dengan flight m selama periode tertentu.

26 89 Menggunakan model historis, prediksi jumlah penumpang no show pada flight m, didapat dengan: Dimana adalah prediksi no show rate pada flight m berdasarkan model historis dan adalah jumlah penumpang ticketing pada flight m Analisis Tabel Data PT Metro Batavia telah memiliki aplikasi basis data untuk keperluan administrasi dan transaksi. Tabel yang dianalisis tidak meliputi keseluruhan database tetapi hanya yang relevan dengan penulisan skripsi ini. Berikut tabel-tabel yang digunakan: 1. Tabel Booked Primary-key : KodeBooking, No_Flight_ID Foreign-key : No_Flight, No_Flight_ID, Agen_ID, Kode_Agen Keterangan : Berisi informasi booking yang dilakukan penumpang, sebuah booking dapat terdiri dari 1 atau lebih segmen dan 1 atau lebih penumpang (pax). Tabel 3.2 Tabel Booked Field Jenis Besar Keterangan No_Flight_ID Varchar2 8 Nomor ID Flight per kelas No_Flight Varchar2 8 Nomor flight Seat Number Jumlah pax dalam kode booking Rute Varchar2 8 Rute dari Kota berangkat higga tujuan ETD Varchar2 20 Estimated Time Derpature ETA Varchar2 20 Estimated Time Arrival Tanggal Date Tanggal keberangkatan TGL_Booked Date Tanggal Booking dilakukan Time_Booked Varchar2 15 Waktu Booking dilakukan Fare Number 10 Biaya

27 IWJR Number 10 Iuran Wajib Asuransi Jasa Raharja Tax Number 10 Pajak Total Number Total biaya setelah ditambah pajak dan IWJR KodeBooking Varchar2 6 Record locator KodeAgen Varchar2 20 Kode untuk karyawan agen Pelanggan1 Varchar2 200 Nama penumpang 1 Pelanggan2 Varchar2 200 Nama penumpang 2 Pelanggan3 Varchar2 200 Nama penumpang 3 Pelanggan4 Varchar2 200 Nama penumpang 4 Pelanggan5 Varchar2 200 Nama penumpang 5 Pelanggan6 Varchar2 200 Nama penumpang 6 Pelanggan7 Varchar2 200 Nama penumpang 7 Pelanggan8 Varchar2 200 Nama penumpang 8 Pelanggan9 Varchar2 200 Nama penumpang 9 Pelanggan10 Varchar2 200 Nama penumpang 10 Pelanggan11 Varchar2 200 Nama penumpang 11 Pelanggan12 Varchar2 200 Nama penumpang 12 Pelanggan13 Varchar2 200 Nama penumpang 13 Pelanggan14 Varchar2 200 Nama penumpang 14 Pelanggan15 Varchar2 200 Nama penumpang 15 Pelanggan16 Varchar2 200 Nama penumpang 16 Pelanggan17 Varchar2 200 Nama penumpang 17 Pelanggan18 Varchar2 200 Nama penumpang 18 Pelanggan19 Varchar2 200 Nama penumpang 19 Pelanggan20 Varchar2 200 Nama penumpang 20 Pelanggan21 Varchar2 200 Nama penumpang 21 Pelanggan22 Varchar2 200 Nama penumpang 22 Pelanggan23 Varchar2 200 Nama penumpang 23 Pelanggan24 Varchar2 200 Nama penumpang 24 Pelanggan25 Varchar2 200 Nama penumpang 25 StatusPelanggan1 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan2 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan3 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan4 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan5 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan6 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan7 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue 90

28 StatusPelanggan8 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan9 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan10 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan11 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan12 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan13 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan14 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan15 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan16 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan17 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan18 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan19 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan20 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan21 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan22 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan23 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan24 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue StatusPelanggan25 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue Time_Limit Timestamp 6 Waktu dimana booking akan dibatalkan secara otomatis bila belum issue tiket Received Varchar2 255 Nama penumpang yang melakukan booking Telp_Pax Varchar2 255 Telepon pax Discount Varchar2 255 Diskon No_ID Varchar2 50 Nomor identitas (KTP/Passport) Agent_ID Varchar2 8 Kode dari Agen KDBooking_B2C Varchar2 13 KodeBooking jika booking dilakukan melalui internet 91

29 92 FlagOperate Varchar2 1 Status operasi flight Jml_Infant Number Jumlah infant (bayi) Segmen_flt Number Segmen ke berapa dari PNR connecting Varchar2 1 Apakah connecting flight atau tidak void Number 3 Merupakan status dari booking Curr Varchar2 30 Mata uang yang digunakan Child_int Varchar2 3 Jumlah penumpang anak-anak 2. Tabel Tiket Primary-key : No_Tiket Foreign-key : No_Flight, KodeBooking, Agen_ID, Kode_Agen, No_Flight_ID Keterangan: Berisi informasi detail tiket. Untuk sebuah booking dengan beberapa penumpang, masing-masing penumpang memiliki nomor tiket yang berbeda Tabel 3.3 Tabel Tiket Field Jenis Besar Keterangan No_Tiket Varchar2 13 Nomor tiket Rute Varchar2 7 Kota keberangkatan dan kota tujuan No_Flight Varchar2 8 Nomor flight Harga Number 9 Harga Tax Number 9 pajak IWJR Number 9 Iuran Wajib Asuransi Jasa Raharja Class Varchar2 1 Kelas tiket Checkin Varchar2 1 Apakah penumpang checkin (show) atau tidak Nama Varchar2 200 Nama penumpang Jenis_Pesawat Varchar2 10 Jenis pesawat Seat Varchar2 5 Nomor kursi Nama_Pesawat Varchar2 10 Nama pesawat Endorsement Varchar2 127 Ketentuan yang berlaku Void Number 2 Merupakan status dari ticketing KodeBooking Varchar2 2 Kode Booking untuk tiket ini No_Id Varchar2 50 Nomor identitas (KTP/Passport) Remark Varchar2 50 Keterangan Harga_agent Number 9 Harga yang berlaku di agen Agent_ID Varchar2 8 Kode agen KodeAgen Varchar2 20 Kode karyawan agen

30 93 Exp_After Date Tiket expired setelah tanggal Exp_Before Date Waktu awal berlaku tiket Noboderel Varchar2 21 No laporan boderel Fuel_Charge Number 10 Biaya bahan bakar Tgl_flown Date Tanggal keberangkatan Flight_Operate Varchar2 20 Apakah flight beroperasi atau tidak Nama_Issuer Varchar2 100 Nama yang melakukan issue tiket Agent_name Varchar2 100 Nama Agen Jml_Setor Number 9 Jumlah setor agen Time_issued Timestamp 6 Waktu issue tiket Status_bayar_refund Varchar2 1 Status untuk refund Curr Varchar2 5 Mata uang 3. Tabel MasterFlight Primary-key : No_Flight Foreign-key : - Keterangan : Berisi rute untuk nomor penerbangan tertentu, sebuah record master flight dapat memiliki banyak detail flight dengan jadwal penerbangan yang berbeda-beda Tabel 3.4 Tabel MasterFlight Field Jenis Besar Keterangan No_Flight Varchar2 8 Nomor flight Seat Number 20 Jumlah kursi VEA1 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit pertama VEA2 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua VEA3 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga VED1 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit pertama VED2 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit kedua VED3 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit ketiga Rute Varchar2 20 Rute dari kota berangkat hingga tujuan

31 94 4. Tabel DetailFlight Primary-key : No_Flight_ID Foreign-key : No_Flight Keterangan : Berisi keterangan detail penerbangan (flight) seperti tanggal keberangkatan, kapasitas seat, rute, dan lain-lain. Sebuah flight biasanya memiliki beberapa no_flight_id tergantung dari class yang dibuka, setiap class dalam suatu flight memiliki nomor flight id masing-masing Tabel 3.5 Tabel DetailFlight Field Jenis Besar Keterangan No_Flight_ID Varchar2 8 Nomor flight id No_Flight Varchar2 8 Nomor flight Seat Number 3 No awal kursi untuk kelas ini Tanggal Date Tanggal flown Rute Number 8 Rute dari kota berangkat hingga tujuan VEA1 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit pertama VEA2 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua VEA3 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga VED1 Varchar2 14 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit pertama VED2 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua VED3 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga ETD Varchar2 22 Perkiraan waktu berangkat ETA Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai Fare Number 15 Biaya IWJR Number 15 Iuran Wajib Ausransi Jasa Raharja Tax Number 15 Pajak Pax_Paid Number 15 Biaya yang harus dibayar penumpang Harga_Agent Number 15 Harga untuk agen Class Varchar2 1 Kelas penerbangan AU Number 3 Kapasitas seat yang disediakan Flag_Operate Varchar2 1 Status operasi penerbangan Curr Varchar2 5 Mata uang Jenis_Pesawat Varchar2 15 Jenis Pesawat

32 95 Overnight_status Char 1 Penerbangan melewati jam 12 malam atau tidak Teknologi Informasi Pada PT. Metro Batavia Arsitektur Sistem Reservasi Gambar 3.6 Arsitektur Sistem Reservasi PT Metro Batavia telah memiliki sistem OLTP mereka sendiri, sistem OLTP reservasi pada PT Metro Batavia menggunakan 6 buah database server, 7 web

33 96 server, serta tempat penyimpanan data menggunakan Storage Area Network (SAN). Web Server dibagi menjadi 3 yaitu 1 buah web server B2C untuk melayani pelanggan yang melakukan reservasi online (client B2C), 4 buah web server B2B untuk melayani akses oleh agen, dan 2 buah web server internal untuk melayani akses oleh staff internal PT Metro Batavia. Akses database oleh client dilakukan dengan menggunakan web browser Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada PT Metro Batavia adalah 6 buah HP ProLiant BL685c sebagai database server dengan sistem cluster menggunakan Oracle RAC (Real Application Cluster), 7 buah HP DL 380 sebagai web server, dan tempat penyimpanan shared storage menggunakan SAN (Storage Area Network) sebesar 11.5 TB. Berikut spesifikasi hardware yang digunakan: 1. Database Server ( HP ProLiant BL685c ) Processor: AMD Opteron Quad Proc 2.1 GHz RAM: 16 GB Internal Storage: 146GB (RAID 0+1) 2. Web Server (HP DL380) Processor: Dual Xeon 2.6 GHz RAM: 8 GB Internal Storage: 146GB (RAID 0+1) 3. Client Processor: Intel Pentium 4 ±2.2 Ghz RAM: ±256 MB

34 97 Harddisk: ±80 GB Perangkat Lunak Piranti lunak yang digunakan pada PT. Metro Batavia adalah sebagai berikut: 1. Database Server Sistem Operasi: Oracle Enterprise Linux 4.6 Database: Oracle 10g 2. Web Server Sistem Operasi: Linux CentOS Web Server: Apache PHP Client Sistem Operasi: Microsoft Windows XP Aplikasi untuk akses database dengan web browser 3.3 Analisis Kelemahan Model Historis Metode prediksi no show yang diterapkan oleh PT Metro Batavia saat ini adalah model historis. Berikut rumusan yang digunakan: = Bila hendak dilakukan overbooking pada suatu flight m maka No Show rate ditentukan dengan jumlah penumpang no show pada dan dibagi dengan total penumpang ticketing pada. Dimana adalah kumpulan data flight historis yang memiliki rute sama dengan flight m.

35 98 Dari rumusan model historis tersebut terlihat bahwa faktor atau atribut yang diikutsertakan dalam penentuan no show rate hanyalah rute dari flight. Faktor-faktor lain seperti hari terbang, waktu keberangkatan, serta kelas tiket yang dibeli oleh penumpang tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Tabel 3.6 menunjukkan jumlah penumpang No Show dan ticketing selama periode Januari - Juni 2008 berdasarkan rute: Tabel 3.6 No Show rate berdasarkan rute Rute No Show Ticketing No Show Rate CGK MES MES CGK CGK SUB PNK CGK SUB CGK PKU CGK CGK PKU CGK BTH BTH CGK Menggunakan rumusan model historis, maka apabila hendak menentukan level overbooking untuk flight m yang rutenya adalah CGK-MES akan dihasilkan: = = Menggunakan rumusan model historis yang saat ini digunakan maka flight dengan rute CGK-MES akan selalu diprediksi memiliki no show rate selama digunakan periode waktu yang sama. Kelemahan dari rumusan model historis adalah kurangnya faktor atau atribut yang diikutsertakan dalam proses perhitungan no show rate. Apabila ada kecenderungan atau pola tertentu yang mempengaruhi no show rate pada atribut lain seperti contohnya hari keberangkatan, atau kelas penerbangan maka hasil prediksi yang dihasilkan menjadi

36 99 tidak akurat. Tabel 3.7 berikut menunjukkan No Show Rate berdasarkan atribut hari keberangkatan untuk masing-masing rute: Tabel 3.7 No Show Rate Berdasarkan Hari Rute Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu CGK MES MES CGK CGK SUB PNK CGK SUB CGK PKU CGK CGK PKU CGK BTH BTH CGK Berdasarkan tabel diatas terlihat ada kecenderungan dimana hari selasa, rabu, dan jumat memiliki no show rate yang lebih tinggi dibanding hari minggu dan senin. Misalnya untuk rute CGK-MES apabila menggunakan model historis baik itu hari minggu ataupun hari rabu akan diprediksi no show rate Hal ini mengakibatkan terjadinya overprediction pada hari-hari yang memiliki no show rate rendah seperti hari minggu dan senin, dan mengakibatkan underprediction untuk hari hari yang memiliki no show rate tinggi seperti hari selasa, rabu, kamis, jumat. Tabel 3.8 berikut ini menampilkan no show rate berdasarkan 16 kelas yang ada pada PT Metro Batavia:

37 Tabel 3.8 No Show Rate Berdasarkan Kelas KELAS CGK MES MES CGK CGK SUB PNK CGK SUB CGK PKU CGK CGK PKU CGK BTH BTH CGK B D H L M N P Q R S T V W X Y Z

38 Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa ada kelas-kelas tertentu yang cenderung memiliki no show rate lebih tinggi dibanding kelas-kelas lainnya. Kelas P, D, H, N, W, Y,Z memiliki no show rate yang tinggi (NSR>4%) bila dibandingkan dengan kelas B, L, M, T, V (NSR<2%). Menggunakan model historis bila banyak penumpang booking untuk kelas seperti P, D, H, N, W maka dapat menggunakan underprediction karena model historis tidak memasukkan informasi kelas. Sebaliknya bila banyak penumpang booking untuk kelas B, L, M, T, V maka dapat terjadi overprediciton. 3.4 Permasalahan Yang Dihadapi Untuk memaksimalkan keuntungan dengan dapat memaksimalkan penjualan seat, booking policies harus ikut memperhitungkan kemungkinan booking di batalkan sebelum keberangkatan atau penumpang yang telah tikceting tidak muncul saat keberangkatan (no show). No show mengakibatkan berkurangnya keuntungan karena seat yang kosong tersebut seharusnya dapat dijual. Keakuratan dalam memprediksi jumlah penumpang no show dalam setiap flight merupakan hal yang penting untuk menentukan level overbooking. Under predicition dari no show dapat membuat berkurangnya keuntungan karena kosongnya kursi (tidak terjual). Sedangkan overpredicition juga dapat menyebabkan kerugian akibat terjadinya denied boarding pada penumpang karena pesawat sudah penuh. Model historis yang digunakan untuk memprediksi no show pada PT Metro Batavia hanya melibatkan faktor rute dalam perhitungan no show rate. Metode ini tidaklah akurat karena level no show rate dalam suatu rute juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain selain rute. Dari hasil analisis terlihat bahwa faktor-faktor lain seperti hari dan kelas ikut mempengaruhi level no show rate. Dengan melibatkan 102

39 103 beberapa faktor lainya yang turut mempengaruhi no show rate terlihat level no show rate dalam suatu rute yang sama dapat berbeda-beda tergantung beberapa faktor seperti hari keberangkatan ataupun kelas penerbangan. Model historis yang digunakan saat ini tidak mempertimbangkan hal tersebut dalam perhitungan, menggunakan model historis semua penerbangan yang memiliki rute yang sama akan diprediksi memiliki no show rate yang sama sehingga hasilnya tidak akurat. 3.5 Solusi Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah membuat model prediktif menggunakan metode data mining untuk memprediksi jumlah no show pada suatu penerbangan dengan melibatkan informasi spesifik yang terdapat pada setiap PNR yang termasuk dalam penerbangan tersebut. Faktor yang diikutsertakan dalam perhitungan tidak saja terbatas pada rute tetapi juga atribut-atribut lain yang turut mempengaruhi level no show rate sesuai data yang tersedia dalam PNR. Informasi spesifik yang terdapat dalam PNR yang bersangkutan akan dijadikan input dalam membuat model prediktif dengan menggunakan fungsi classification. Model yang dihasilkan akan memprediksi probabilitas no show untuk setiap penumpang. Jumlah penumpang no show pada suatu penerbangan didapat dari jumlah probabilitas no show keseluruhan penumpang.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H), KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 006 TAHUN 2017 TENTANG PEl_AKSANAAN ANGKUTAN UDARA LEBARAN TAHUN 2017 (1438 H) DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN, PROSES MIGRASI DAN REPLIKASI. puluh) tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN, PROSES MIGRASI DAN REPLIKASI. puluh) tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN, PROSES MIGRASI DAN REPLIKASI 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT Metro Batavia telah memulai bisnis di Indonesia lebih dari 20 (dua puluh) tahun. Dimulai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah membangun Bandar Udara baru yang terletak di pinggir timur kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 009 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA HAJI TAHUN 1438

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 47 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT Batara Titian Kencana PT Batara Titian Kencana berdiri pada tanggal 5 Mei 2005, berdirinya PT Batara Titian Kencana ini dalam bidang Travel

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem. membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat kesalahan

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem. membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat kesalahan BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Sistem 4.1 Implementasi Sistem Pada sistem ini diperlukan pengujian untuk mengetahui apakah sistem dapat membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan : (lihat tabel 4.1)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan : (lihat tabel 4.1) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Untuk mempermudah proses implementasi pada perusahaan, maka dibuat jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer Komputer merupakan suatu perangkat elektronik yang digunakan untuk mengolah data secara digital melalui program atau software yang ada di dalamnya. Komputer selalu

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET. Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK

ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET. Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK Seiring dengan perkembangan jaman, maka maskapai penerbangan juga dituntut untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM

S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM 1. Menindaklanjuti : a. ICAO Assembly Resolution A37-6 on Runway Safety b. Global

Lebih terperinci

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD SIARAN PERS KEPALA KANTOR REGIONAL DAN KEPALA KANTOR OJK DI SELURUH INDONESIA DILANTIK Jakarta, 27 Februari 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kamis (27/2/2014) melantik Kepala Kantor Regional dan Kepala

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem inventaris perangkat keras di PT. Kartika Buana Ayu (pihak pengelola gedung

Lebih terperinci

PATRANS CARGO PATRANS CARGO

PATRANS CARGO PATRANS CARGO FREIGHT FORWADING, LAND TRUCKING, AIR CARGO SERVICE PT. PELITA ABADI TRANS Profil PT. PELITA ABADI TRANS didirikan pada tanggal, 20 April 2012 dengan nama PT. PELITA ABADI TRANS sesuai dengan akte notaris

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA JUAL TIKET PESAWAT TERHADAP MINAT PENGGUNA JASA PENERBANGAN PADA MASKAPAI BATAVIA AIR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI

PENGARUH HARGA JUAL TIKET PESAWAT TERHADAP MINAT PENGGUNA JASA PENERBANGAN PADA MASKAPAI BATAVIA AIR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI PENGARUH HARGA JUAL TIKET PESAWAT TERHADAP MINAT PENGGUNA JASA PENERBANGAN PADA MASKAPAI BATAVIA AIR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

III.1.1 Sejarah Perusahaan

III.1.1 Sejarah Perusahaan BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Perusahaan PT. TRICOR LINTAS BENUA berdiri di Jakarta pada tanggal 9 Mei 2006, didirikan oleh Radiyan, SE yang berkedudukan di

Lebih terperinci

bersama Garuda Indonesia

bersama Garuda Indonesia A. Program Disc. 10% Rute Domestik Business Class & Economy Class B. Program Disc. 10% Rute Internasional First Class & Economy Class Program Disc. 15% Rute Internasional Business Class bersama Garuda

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci

Home Delivery & Domestic Courier Service

Home Delivery & Domestic Courier Service Home Delivery & Domestic Courier Service Profil Perusahaan PT EVAN Ekspres Indo adalah sebuah perusahaan Jasa Pengiriman dokumen dan paket yang berdiri pada tanggal1 Oktober 2017 berdasarkan Akta Pendirian

Lebih terperinci

MATERI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN AQMS DI 45 KOTA

MATERI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN AQMS DI 45 KOTA MATERI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN AQMS DI 45 KOTA SUBDIREKTORAT PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN NON INSTITUSI DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil sistem informasi akuntansi jasa kontraktor adalah seperti berikut : 1. Form Login Adapun hasil form Login dapat dilihat pada gambar IV.1 berikut

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

2. KANTOR CABANG JAKARTA SELATAN Grand Panglima Polim Kav Jl. Panglima Polim Raya, Jakarta Selatan 12160

2. KANTOR CABANG JAKARTA SELATAN Grand Panglima Polim Kav Jl. Panglima Polim Raya, Jakarta Selatan 12160 KANTOR PUSAT JL. Letjen Suprapto No. 45 Cempaka Putih Jakarta Pusat 10520 Telp. (021) 424 1808 Fax. (021) 420 3809 E-mail. taspen@taspen.com www.taspen.com 1. KANTOR CABANG UTAMA JAKARTA JI. Letjen Suprapto

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Guna Elektro adalah sebagai berikut : Processor : Pentium III 800 MHz. Printer : HP Deskjet 400

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Guna Elektro adalah sebagai berikut : Processor : Pentium III 800 MHz. Printer : HP Deskjet 400 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang diperlukan dalam implementasi aplikasi basis data pada Divisi Power Engineering

Lebih terperinci

Isi Status Nikah. Isi Agama. Isi Jln. Isi RT / RW. Isi Kecamatan. Isi Kelurahan. Isi Kota. Isi Kode Pos. Isi Telepon. Isi No.

Isi Status Nikah. Isi Agama. Isi Jln. Isi RT / RW. Isi Kecamatan. Isi Kelurahan. Isi Kota. Isi Kode Pos. Isi Telepon. Isi No. 273 Isi Kewarganegaraan Isi Status Nikah Isi Agama Isi Jln Isi RT / RW Isi Kecamatan Isi Kelurahan Isi Kota Isi Kode Pos Isi Telepon Isi No. Jamsostek Isi Golongan Darah Isi Tanggal Mulai Kerja Isi Nama

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini aan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia teknologi dan informasi berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan yang semakin global ini juga menyebabkan dunia usaha mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA Lampiran SE No. 6/49/DPU tgl. 14 Desember 2004 -------------------------------------------------------------- Lampiran 1 ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA No. Nama Kantor Alamat Kantor 1. KBI Ambon Jl. Raya

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak Bagasi cuma cuma: 20 kg Refund: Ya

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak Bagasi cuma cuma: 20 kg Refund: Ya KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak for refund fee 90% (jika noshow) Rebook free (tanpa cancelation fee) dengan kondisi tiket harus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENERIMAAN CALON PEGAWAI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk

PENERIMAAN CALON PEGAWAI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk PANITIA SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk d/a Menara BTN Lantai 9, Jl. Gadjah Mada No. 1 Jakarta Pusat 10130 Telp. (021) 6336789 Website: www.btn.co.id, Email: hcd@btn.co.id

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1054, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. KPP APEC. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KARTU PERJALANAN PEBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System Spesifikasi system database yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan Jaringan. 4.1.1

Lebih terperinci

Syarat & Ketentuan. Ketentuan Umum

Syarat & Ketentuan. Ketentuan Umum Syarat & Ketentuan Berikut ini adalah Ketentuan dan Syarat yang harus anda Baca, Pahami dan Setujui sebelum mendaftar dan menggunakan layanan produk dari www.travel.mitrasuksesindo.com Ketentuan Umum 1.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN DAN KEBUTUHAN INFORMASINYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN DAN KEBUTUHAN INFORMASINYA BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN DAN KEBUTUHAN INFORMASINYA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada tahun 1998, PT. Gapura Angkasa didirikan untuk pertama kali di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah

BAB II URAIAN TEORITIS. Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Reservasi Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah produk baik barang maupun jasa dimana pada saat itu telah terdapat kesepahaman antara konsumen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Kunjungan. Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Kunjungan. Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA No.38, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Kunjungan. Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.GR.01.06 TAHUN

Lebih terperinci

Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH

Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH User Name Password Kode Akses Masukkan Username, password dan kode Akses pada kolom yang tersedia dan klik Tutorial Booking Tiket Pesawat Tutorial Pembelian Tiket

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 63 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Yang menjadi objek dalam penulisan skripsi ini adalah PT. Solusi Corporindo Teknologi, PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Januari tahun 2000 dengan berizin badan usaha PT Millenium Globalindo Holiday

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Januari tahun 2000 dengan berizin badan usaha PT Millenium Globalindo Holiday BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Millenium Globalindo Holiday didirikan oleh Bapak Raymond pada tanggal 3 Januari tahun 2000 dengan berizin badan usaha PT Millenium Globalindo

Lebih terperinci

Bab III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1 Tentang perusahaan Perusahaan otobus Sumber Alam hingga saat ini sudah mengalami beberapa kali transformasi dalam perkembangannya. Pada kisaran tahun 1969 dibentuklah

Lebih terperinci

A. Program Buy 1 Get 1 Free (B1G1F) Executive Class,Rute Internasional tertentu bersama Garuda Indonesia

A. Program Buy 1 Get 1 Free (B1G1F) Executive Class,Rute Internasional tertentu bersama Garuda Indonesia A. Program Buy 1 Get 1 Free (B1G1F) Executive Class,Rute Internasional tertentu bersama Garuda Indonesia PENAWARAN Program kerjasama antara Garuda Indonesia dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. yang digunakan oleh CV. DAUN MUDA COMMUNICATION, ini dilakukan

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. yang digunakan oleh CV. DAUN MUDA COMMUNICATION, ini dilakukan BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur Kerja Praktek Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek ini, pendekatan terhadap permasalahan yang dilakukan adalah dengan mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM. 3.1 Analisis Sistem Lama

ANALISIS SISTEM. 3.1 Analisis Sistem Lama BAB 3. ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Lama 3.1.1 Deskripsi Sistem Lama Pada saat ini, PT. LION MENTARI menggunakan pendataan perjalanan dinas karyawan secara manual, yaitu karyawan mengisi form data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah tertentu, dimana orang-orang tersebut berasal dari daerah yang tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. daerah tertentu, dimana orang-orang tersebut berasal dari daerah yang tidak sama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hotel adalah salah satu bentuk pelayanan public yang menawarkan suatu jasa dalam hal penyediaan tempat tinggal, yang sifatnya sementara dan dalam waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1995, sebuah perusahaan dengan fokus usaha di bidang Freight Forwarding yang beralamat di JL.Yos Sudarso Kav.89 Boulevard

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di dunia travel dan pariwisata baik dalam maupun luar negeri menunjukkan tingginya tingkat mobilitas dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Penerapan aplikasi ini terdiri dari beberapa tahapan berkelanjutan, dengan penjadwalan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Mayapada Internasional, Tbk. adalah salah satu bank swasta umum di Indonesia dengan alamat kantor pusat dan kantor pusat operasional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA

KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA PAPARAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA Rapat Koordinasi Komite Nasional Fasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini PT Primajasa Perdanarayautama (selanjutnya ditulis PP) perusahaan transportasi angkutan darat jenis bus. PP sendiri sekarang melayani rute regular

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Toyofuji Serasi Indonesia merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang logistik yang didirikan pada tanggal 7 Desember 2005. PT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian PT Abacus Distribution Systems Indonesia Jalan Mampang Prapatan Raya no. 93 Jakarta 2. Sejarah PT Abacus Distribution Systems Indonesia

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Cancelation for refund fee 90% (jika noshow) free (tanpa cancelation fee) dengan kondisi tiket harus

Lebih terperinci

Panduan Booking Tiket Kereta

Panduan Booking Tiket Kereta Panduan Booking Tiket Kereta 1. Login ke sistem https://transaksi.klikmbc.co.id/ 2. Klik submenu Kereta yang terletak di Homepage 3. Silahkan isi data: kota asal, kota tujuan, tanggal pergi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah adalah rangkuman perjalanan masa lalu dalam kurun waktu tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

Lebih terperinci

Memulai Program MANUAL SOFTWARE MYTRAVEL. Persiapan Data Master. MyTravel Software Manual Book.

Memulai Program MANUAL SOFTWARE MYTRAVEL. Persiapan Data Master. MyTravel Software Manual Book. 1 MANUAL SOFTWARE MYTRAVEL Dalam manual ini disusun berdasarkan urutan yang harus anda ikuti dari membuat seting master harga, sampai pembuatan invoice ticketing. Jadi sebaiknya anda ikuti sesuai urutan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI

BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI Silahkan buka link berikut untuk masuk ke Web Portal Agent : http://www.wk-travel.com/ Step 1 Step 2 Masukkan Username Pilih Login Masukkan Pasword Pilih Login

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Studi kasus pada kerja praktik ini pada Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Sosialisasi e-katalog. Daerah Istimewa Yogyakarta

Sosialisasi e-katalog. Daerah Istimewa Yogyakarta Sosialisasi e-katalog Daerah Istimewa Yogyakarta e-katalog Percepatan pelaksanaan belanja negara guna percepatan pelaksanaan pembangunan, perlu adanya inovasi dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah

Lebih terperinci

Panduan Booking Tiket PELNI

Panduan Booking Tiket PELNI Panduan Booking Tiket PELNI 1. Silahkan Login https://transaksi.klikmbc.co.id/ 2. Klik Menu lalu Pilih Tiket PELNI 3. Silahkan isi data Kota / Pelabuhan Asal, Kota / Pelabuhan Tujuan, Tanggal Berangkat,

Lebih terperinci

Bab 3. Gambaran umum perusahaan

Bab 3. Gambaran umum perusahaan Bab 3 Gambaran umum perusahaan 3.1 Profil perusahaan PT. Cibodas Golf Park merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan lapangan golf untuk individu yang hanya hobi bermain maupun untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN NomorSE- 2./PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Setiap bandar udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, untuk pengawasan atas arus penumpang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum membuat aplikasi penjualan pada PT. Bahtera Citra Abadi, perlu dilakukan identifikasi masalah yang ada pada perusahaan. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN Nomor SE- 7 /PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Telp: 021-34833027, 3811654,Fax: 3811436 Website: www.ditjen.pendis.go.id Email: ketenagaandiktis@yahoo.com

Lebih terperinci

PROSEDUR RESERVASI TIKET PESAWAT DOMESTIK SRIWIJAYA AIR DI PT SKY MANARI WISATA TOUR DAN TRAVEL PALEMBANG LAPORAN AKHIR

PROSEDUR RESERVASI TIKET PESAWAT DOMESTIK SRIWIJAYA AIR DI PT SKY MANARI WISATA TOUR DAN TRAVEL PALEMBANG LAPORAN AKHIR PROSEDUR RESERVASI TIKET PESAWAT DOMESTIK SRIWIJAYA AIR DI PT SKY MANARI WISATA TOUR DAN TRAVEL PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu tempat pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Dalam berwisata ke Yogyakarta seringkali wisatawan-wisatawan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan dari Sistem Aplikasi Rental Studio Berbasis Web. Aplikasi ini dibuat agar memudahkan para calon konsumen dapat memesan studio band dimanapun dan kapanpun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Stasiun Kereta Api Pondok Ranji adalah stasiun kereta api yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun ini juga merupakan stasiun paling

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN DESAIN

BAB IV ANALISA DAN DESAIN 26 BAB IV ANALISA DAN DESAIN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum proses analisa dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari survey, wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari analisa dan rancang bangun sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil PT. Metro Batavia PT. Metro Batavia telah memulai bisnis di Indonesia lebih dari dua puluh tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN

BAB IV HASIL RANCANGAN BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1 Perancangan Kebutuhan Sistem Dalam merancang Sistem Reservasi dan Tracking dibutuhkan beberapa spesifikasi Hardware dan Software diantaranya : 4.1.1 Spesifikasi Hardware Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat pada era sekarang. Banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk memuaskan pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Twitter merupakan salah satu situs microblog yang dikenal sejak tahun 2006 dengan memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk mengirimkan teks pembaruan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Permasalahan Dalam proses pengaduan pekerja, pada Dinas Tenga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, hanya proses manual yang dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Memiliki. Gambar L.1 Contoh Relasi. Kartu Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar L.2 Relasi One to One. Gambar L.3 Relasi One to Many

LAMPIRAN. Memiliki. Gambar L.1 Contoh Relasi. Kartu Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar L.2 Relasi One to One. Gambar L.3 Relasi One to Many L1 LAMPIRAN Staff Memiliki Branch L.1 Contoh Relasi Mahasiswa 1 1 Kartu Mahasiswa L.2 Relasi One to One Konsumen 1 N Motor L.3 Relasi One to Many Mahasiswa N N Mata Kuliah L.4 Relasi Many to Many WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah implementasi dari analisis dan desain yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH PABEAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci