BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dua yang diberi perlakuan dengan menggunakan model STAD dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dua yang diberi perlakuan dengan menggunakan model STAD dan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Nopember 2015 di SMP Negeri 2 Bajawa sebagai kelas ekperimen pertama yang diberi perlakuan dengan menggunakan model GI, di SMP Negeri 4 Bajawa sebagai kelas eksperimen dua yang diberi perlakuan dengan menggunakan model STAD dan SMP Negeri 6 Bajawa sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model konvensional. Oleh karena itu, pada bab IV akan dipaparkan tentang deskripsi data, rangkuman deskripsi data, hasil uji prasyarat yang terdiri dari uji keseimbangan, uji normalitas dan homogenitas, kemudian pengujian hipotesis, pembahasan hasil analisis data. A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) perbedaan pengaruh model GI, STAD dan konvensional terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada; 2) perbedaan pengaruh prestasi belajar kreativitas tinggi dan prestasi belajar kreativitas rendah terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada; 3) interaksi pengaruh model pembelajaran (GI, STAD dan konvensional) dan kreativitas terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.

2 103 Penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bajawa sejumlah 27 siswa sebagai kelas ekperimen, siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bajawa sejumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bajawa sejumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol. Sedangkan kelas uji coba instrument dilakukan di SMP Negeri 1 Bajawa. 1. Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS Model GI (A1) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden (N)= 27 siswa, nilai tertinggi = 97, nilai terendah = 67, secara keseluruhan memiliki range = 30, skor rata-rata (Mean) = 82,70, modus = 83, median = 83, varians = 52,140 dan simpangan baku (standar deviasi) = 7,221 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25). Tabel 14. Deskripsi data Prestasi belajar IPS dengan model GI Frequen Valid Cumulative cy Percent Percent Percent Valid

3 Total Berdasarkan dari frekuensi data prestasi belajar model GI diatas, dapat digambarkan dalam histogram frekuensi skor sebagai berikut. Gambar 2. Histogram Prestasi belajar Model GI 2. Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS Model STAD (A2) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden (N)= 28 siswa, nilai tertinggi = 93, nilai terendah = 53, secara keseluruhan memiliki range = 40, skor rata-rata (Mean) = 81,71, modus = 80, median = 83, varians = 93,249 dan simpangan baku (standar deviasi) = 9,657 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25).

4 105 Tabel 15. Deskripsi data Prestasi belajar IPS dengan model STAD Frequen Valid Cumulative cy Percent Percent Percent Valid Total Berdasarkan dari frekuensi data prestasi belajar model STAD diatas, dapat digambarkan dalam histogram frekuensi skor sebagai berikut. Gambar 3. Histogram Prestasi belajar Model STAD

5 Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS Konvensional (A3) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden (N)= 28 siswa, nilai tertinggi = 90, nilai terendah = 40, secara keseluruhan memiliki range = 50, skor rata-rata (Mean) = 70,43, modus = 60, median = 71,5, varians = 134,106 dan simpangan baku (standar deviasi) = 11,58 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25). Tabel 16. Deskripsi data Prestasi belajar IPS dengan model Konvensional Frequen Percen cy t Valid Percent Cumulativ e Percent Valid Total Berdasarkan dari frekuensi data prestasi belajar model Konvensional diatas, dapat digambarkan dalam histogram frekuensi skor sebagai berikut.

6 107 Gambar 4. Histogram Prestasi belajar Model Konvensional 4. Data Prestasi Belajar IPS Dengan Kreativitas Tinggi (B1) Data penelitian diperoleh dari keseluruhan prestasi belajar IPS yang dikategorikan sesuai dengan angket kreativitas tinggi. Dari data penelitian ini diketahui jumlah responden sejumlah 43 siswa yang terdiri dari 14 siswa dari kelas GI, 15 siswa dari kelas STAD dan 14 siswa kelas konvensional. Nilai tertinggi = 97, nilai terendah = 43, memiliki rentangan (range) = 54, skor rata-rata (mean) = 82,20, modus sebesar 83, median sebesar 83, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 1,0412 dan variance sebesar 108,408 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25).

7 108 Tabel 17. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan siswa yang Kreativitas tinggi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas tinggi diatas, dapat digambarkan dalam histogram frekuensi skor sebagai berikut.

8 109 Gambar 5. Histogram Prestasi belajar dengan kreativitas tinggi 5. Data Prestasi Belajar IPS Dengan Kreativitas Rendah (B2) Data penelitian diperoleh dari keseluruhan prestasi belajar IPS yang dikategorikan sesuai dengan angket kreativitas rendah. Dari data penelitian ini diketahui jumlah responden sejumlah 40 siswa yang terdiri dari 13 siswa dari kelas GI, 13 siswa dari kelas STAD dan 14 siswa kelas konvensional. Nilai tertinggi = 90, nilai terendah = 40, memiliki rentangan (range) = 50, skor rata-rata (mean) = 73,95, modus sebesar 80, median sebesar 75, standar deviasi (simpangan baku) sebesar dan variance sebesar 105,433 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25).

9 110 Tabel 18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan siswa yang Kreativitas Rendah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas rendah diatas, dapat digambarkan dalam histogram frekuensi skor sebagai berikut.

10 111 Gambar 6. Histogram Prestasi belajar dengan kreativitas rendah 6. Deskripsi Data Kreativitas Siswa Tinggi Dengan Model GI (A1B1) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 14 siswa. Nilai tertinggi = 97, nilai terendah = 80, memiliki rentangan (range) = 17, skor rata-rata (mean) = 86,86, modus sebesar 83, median sebesar 87, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 4,737 dan variance sebesar 22,440 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25).

11 112 Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kreativitas tinggi dengan model GI Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas tinggi di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut. Gambar 7. Histogram kreativitas tinggi dengan Model GI

12 Deskripsi Data Kreativitas Siswa Rendah Dengan Model GI (A1B2) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 13 siswa. Nilai tertinggi = 90, nilai terendah = 67, memiliki rentangan (range) = 23, skor rata-rata (mean) = 78,23, modus sebesar 80, median sebesar 80, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 6,84536 dan variance sebesar 46,859 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25). Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kreativitas Rendah dengan model GI Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas tinggi di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut.

13 114 Gambar 8. Histogram kreativitas rendah dengan Model GI 8. Deskripsi Data Kreativitas Siswa Tinggi Dengan Model STAD (A2B1) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 15 siswa. Nilai tertinggi = 93, nilai terendah = 73, memiliki rentangan (range) = 20, skor rata-rata (mean) = 86,40, modus sebesar 93, median sebesar 87, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 6,73795 dan variance sebesar 45,400 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25).

14 115 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kreativitas Tinggi dengan Model STAD Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas tinggi di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut. Gambar 9. Histogram kreativitas tinggi dengan Model STAD

15 Deskripsi Data Kreativitas Siswa Rendah Dengan Model STAD (A2B2) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 13 siswa. Nilai tertinggi = 87, nilai terendah = 53, memiliki rentangan (range) = 34, skor rata-rata (mean) = 76,30, modus sebesar 83, median sebesar 80, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 9,88589 dan variance sebesar 97,731 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25). Tabel 22. Distribusi Frekuensi Kreativitas Rendah dengan Model STAD Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas rendah di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut.

16 117 Gambar 10. Histogram kreativitas rendah dengan Model STAD 10. Deskripsi Data Kreativitas Siswa Tinggi Dengan Model Konvensional (A3B1) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 14 siswa. Nilai tertinggi = 90, nilai terendah = 43, memiliki rentangan (range) = 47, skor rata-rata (mean) = 73,07, modus sebesar 77, median sebesar 77, standar deviasi (simpangan baku) sebesar I,2060 dan variance sebesar 145,456 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25)

17 118 Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kreativitas Tinggi dengan Model Konvensional Frequenc Valid Cumulative y Percent Percent Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas tinggi di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut. Gambar 11. Histogram kreativitas tinggi dengan Model Konvensional.

18 Deskripsi Data Kreativitas Siswa Rendah Dengan Model Konvensional (A3B2) Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 14 siswa. Nilai tertinggi = 83, nilai terendah = 40, memiliki rentangan (range) = 43, skor rata-rata (mean) = 67,78 modus sebesar 60, median sebesar 68,5, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 1,0864 dan variance sebesar 118,027 (nilai statistik ini perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16 terlampir pada lampiran 25). Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kreativitas Rendah dengan model Konvensional Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Berdasarkan dari tabel frekuensi data prestasi belajar bagi siswa dengan kreativitas rendah di atas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut.

19 120 Gambar 12. Histogram kreativitas rendah dengan Model Konvensional 12. Rangkuman Data Sesuai dengan rancangan penelitian ini, rangkuman data yang digunakan adalah nilai mean dari setiap kelompok data seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 25. Rangkuman Data Kreativitas Model Pembelajaran (A) (B) GI (A1) STAD (A2) Konvensional (A3) Tinggi (B1) N = 14 N = 15 N = 14 = 86,86 = 86,40 = 73,07 Rendah (B2) N = 13 N = 13 N = 14 = 78,23 = 76,30 = 67,78 Total N = 43 = 82,20 N = 40 = 73,95

20 121 Data dari tes prestasi belajar IPS dan kreativitas diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Mean dari penerapan model GI dengan kreativitas tinggi hasilnya lebih baik dari dibandingkan dengan model GI dengan kreativitas rendah (86,86 > 78,23). b. Mean dari model GI dengan kreativitas tinggi hasilnya lebih baik dibandingkan dengan model STAD dengan kreativitas tinggi (86,86 > 86,40). c. Mean dari model GI dengan kreativitas rendah tidak lebih baik dari model STAD dengan kreativitas tinggi (78,23 < 86,40). d. Mean dari model GI dengan kreativitas tinggi lebih baik dari model STAD dengan kreativitas rendah (86,86 > 76,30). e. Mean dari model GI dengan kreativitas rendah lebih baik dibandingkan dengan model STAD dengan kreativitas rendah (78,23 > 76,30). f. Mean dari model STAD dengan kreativitas tinggi lebih baik dari model STAD dengan kreativitas rendah (86,40 > 76,30). g. Mean dari model STAD dengan kreativitas tinggi lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas tinggi (86,40 > 73,07). h. Mean dari model STAD dengan kreativitas rendah lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas tinggi (76,30 > 73,07). i. Mean dari model STAD dengan kreativitas tinggi lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas rendah (86,40 > 67,78).

21 122 j. Mean dari model STAD dengan kreativitas rendah lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas rendah (76,30 > 67,78). k. Mean dari model Konvensional dengan kreativitas tinggi lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas rendah (73,07 > 67,78). B. Pengujian Prasyarat Analisis Uji prasarat analisis merupakan pengujian terhadap sampel sebagai persyaratan untuk keperluan analisis data, sehingga kebenaran dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum melaksanakan analisis teknik anava dua jalan, data yang akan dianalisis harus diuji kesetaraan dan harus memenuhi persyaratan normalitas data dan data dari populasi yang homogen. 1. Uji Kesetaraan Data yang digunakan untuk uji kesetaraan adalah nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) kelas VIII semester I mata pelajaran IPS disajikan dalam lampiran. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang setara. Uji kesetaraan dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen digunakan model GI dan STAD dan kelas kontrol digunakan model konvensional. Uji kesetaraan dalam penelitian ini adalah uji independence sample test. Didapat nilai signifikansi 0,917 lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima. Disimpulkan bahwa populasi kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama atau dalam keadaan seimbang.

22 Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya seberan data yang dianalisis. Untuk uji normalitas dalam penelitian ini, menggunakan teknik liliefors dengan taraf signifikansi 5%. Data dikatakan normal apabila L hitung < L tabel atau probabilitas lebih besar dari 0,05. Dari perhitungan diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: Model Pembelajaran GI STAD Konvensional Tabel 26. Hasil Analisis Uji Normalitas L hitung Df L tabel Kesimpulan 0,146 0,144 0, ,170 0,167 0,167 Normal Normal Normal Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebaran data prestasi belajar masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dianalisis adalah normal, karena L hitung < L tabel. Hasil uji selengkapnya disajikan pada lampiran Uji Homogenitas Pengujian homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua kelompok data atau lebih adalah sama atau homogen. Untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus, output hasil pengujian homogenitas dapat dilihat pada lampiran 17. Dari output diketahui bahwa nilai signifikansi (sig) sebesar 0,146. Karena nilai signifikan lebih dari

23 124 0,05 maka disimpulkan bahwa prestasi belajar, model pembelajaran dan kreativitas berasal dari variansi yang homogen. 1. Analisis Variansi C. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan dapat teruji kebenarannya atau tidak. Maka untuk menjawab hipotesis tersebut digunakan teknik ANAVA dua jalan. Untuk pengujian hasil analisa data yang diperoleh dari perhitungan yang digunakan dengan hasil analisa variansi two way. Berikut disajikan tabel rangkuman hasil Anava dua jalan sebagai berikut. Tabel 27. Rangkuman Hasil ANAVA Sumber Variansi JK Dk RK F hitumg F tabel Sign Keputusan Uji A (baris) 2475, ,509 15,653 3,12 0,000 H 0A ditolak B (kolom) 1325, ,237 16,762 3,97 0,000 H 0B ditolak A*B (interaksi) G (galat) 6087, ,061 Total Keterangan: 84, ,351 0,536 3,12 0,587 H 0AB diterima A = Model pembelajaran GI, STAD dan Konvensional B = Kreativitas A*B = Interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas Berdasarkan tabel 27 diatas terlihat bahwa: a. Hasil uji hipotesis pertama diperoleh harga F A = 15,653 sedangkan harga F tabel dengan Dk (2:77) untuk taraf signifikan 5% adalah 3,12. Karena harga F A > F tabel, maka H 0A ditolak atau ada perbedaan pengaruh model

24 125 pembelajaran GI, STAD dan konvensional terhadap prestasi belajar IPS. Uji hipotesis pertama dilihat dari harga signifikansi (Sig) sebesar 0,000 pembelajaran GI, STAD dan konvensional terhadap prestasi belajar IPS. b. Hasil uji hipotesis kedua diperoleh harga F B = 16,762 sedangkan harga F tabel dengan Dk (1:77) untuk taraf signifikan 5% adalah 3,97. Karena harga F B > F tabel, maka H 0B ditolak atau ada perbedaan pengaruh antara kreativitas pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar IPS. Uji hipotesis kedua dilihat dari harga signifikansi (Sig) sebesar kreativitas pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar IPS. c. Hasil uji hipotesis ketiga diperoleh harga F AB = 0,536 sedangkan harga F tabel dengan Dk (2:77) untuk taraf signifikan 5% adalah 3,12. Karena harga F AB < F tabel, maka H 0AB diterima atau tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran (GI, STAD dan konvensional) dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar IPS. Uji hipotesis ketiga dilihat tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran (GI, STAD dan konvensional) dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar IPS. Berdasarkan hasil uji anava, uji hipotesis pertama dan kedua terdapat perbedaan antar baris dan antar kolom, maka untuk mengetahui manakah diantara rerata yang lebih tinggi perlu dilakukan uji lanjut dengan uji

25 126 Scheffe. Sedangkan hasil uji hipotesis ketiga tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran (GI, STAD dan konvensional) dan kreativitas terhadap prestasi belajar IPS, maka tidak dilakukan uji lanjut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran (GI, STAD dan konvensional) dan kreativitas memiliki pengaruh sendirisendiri terhadap prestasi belajar. Karena tidak adanya interaksi dari kedua variabel tersebut diatas, maka tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca Anova atau uji Scheffe (Budiyono, 2009: 221). 2. Uji Lanjut Pasca Anava Uji lanjut pasca analisis variansi (komparasi ganda) bertujuan untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rataan dari setiap baris, kolom dan antar sel. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh H 0A dan H 0B, ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar baris dan kolom. Adapun rataan masingmasing sel sebagai berikut: Tabel 28. Rataan masing-masing sel dari data uji hipotesis Model Kreativitas (B) Rataan Pembelajaran (A) Tinggi (B1) Rendah (B2) Marginal GI (A1) 86,86 81,35 82,54 STAD (A2) 86,40 70,42 81,35 Konvesional 73,07 67,78 70,42 Rataan Marginal 82,11 74,10 Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan anava, maka dapat diuraikan dengan langkah-langkah uji komparasi ganda sebagai berikut:

26 127 a. Untuk hipotesis antar baris (model pembelajaran) Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh keputusan bahwa H 0A ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe disajikan dalam tabel berikut. Tabel 29. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Model H 0 F obs F tabel =(2) F 0,05(2,77) Keputusan µ1 - µ2 0,2461 2x3,12=6,24 H 0 diterima µ2 - µ3 21,149 2x3,12=6,24 H 0 ditolak µ1 - µ3 25,532 2x3,12=6,24 H 0 ditolak Keterangan: µ1 = rerata prestasi belajar IPS untuk model GI µ2 = rerata prestasi belajar IPS untuk model STAD µ3 = rerata prestasi belajar IPS untuk model konvensional Melihat hasil uji komparasi rataan antar model pembelajaran diatas, dimana tidak semua menolak hipotesis nol. Ini berarti, ada model pembelajaran yang memberikan pengaruh sama terhadap prestasi belajar IPS. Selanjutnya dari tabel diatas dapat dijelasakan lebih rinci sebagai berikut: 1. µ1 = µ2 (H 0 diterima). Ini berarti tidak ada perbedaan antara model pembelajaran GI dan STAD terhadap presasi belajar. Dilihat dari tabel rerata marginal dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberikan perlakukan model pembelajaran GI memberikan prestasi belajar IPS yang sama baiknya dengan siswa yang diberikan model

27 128 pembelajaran STAD. Atau dengan kata lain, model GI dan STAD memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F 1-2 < F tabel = 0,2461 < 6, ditolak). Ini berarti ada perbedaan antara model pembelajaran STAD dan konvensional terhadap prestasi belajar. Dilihat dari tabel rerata marginal dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD mempunyai prestasi belajar IPS lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F 2-3 > F tabel = 21,149 > 6, ditolak). Ini berarti ada perbedaan antara model pembelajaran GI dan konvensional terhadap prestasi belajar. Dilihat dari tabel rerata marginal dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran GI mempunyai prestasi belajar IPS lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F 1-3 > F tabel = 25,532 > 6,24. b. Untuk hipotesis antar kolom (kreativitas) Dari rangkuman uji hipotesis ditunjukkan bahwa H 0B ditolak, karena variabel kreativitas hanya memiliki dua kategori yaitu kreativitas tinggi dan kreativitas rendah maka antar kolom tidak perlu dilakukan uji komparasi pasca anava. Dilihat dari rataan marginalnya, sudah menunjukkan bahwa rataan siswa dengan kreativitas kategori tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas dengan

28 129 kategori rendah dimana rataan siswa dengan kreativitas tinggi sebesar 82,11 > 74,10 rataan siswa dengan kreativitas rendah. c. Uji komparasi ganda antar sel (model pembelajaran dan kreativitas) Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh keputusan bahwa H 0AB diterima, hal ini dapat diartikan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran (GI, STAD, Konvensional) dan kreativitas terhadap prestasi belajar IPS. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran (GI, STAD, Konvensional) dengan kreativitas mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis yang terdiri dari uji keseimbangan, uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol seimbang, berdistribusi normal dan sampel-sampel berasal dari populasi homogen. Dengan demikian pengujian hipotesis secara statistik dapat dipertanggung jawabkan. Secara rinci pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Perbedaan pengaruh antara penggunaan model GI, STAD dan Konvensional terhadap prestasi belajar IPS Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai F hitung = 15,653 > F tabel = 3,12 dan nilai signifikansi probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H 0A ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan

29 130 bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model GI, STAD dan Konvensional terhadap prestasi belajar IPS. Dilihat dari nilai mean marginal masing-masing model pembelajaran diperoleh bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 dengan model pembelajaran GI adalah 82,54 dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 dengan model pembelajaran STAD memperoleh prestasi belajar IPS adalah 81,35 sedangkan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 dengan model pembelajaran konvensional memperoleh prestasi belajar IPS adalah 70,42. Hal ini menggambarkan bahwa prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP dengan menggunakan model GI lebih tinggi dari prestasi belajar siswa kelas VIII SMP dengan menggunakan model STAD dan model STAD prestasi belajarnya lebih tinggi dari siswa kelas VIII SMP yang menggunakan model konvensional. Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan (Femi Olivia, 2011:73). Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (tingkah laku). Untuk melihat tingkat pencapaian hasil belajar adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dalam bentuk soal pilihan ganda, dengan skor benar satu dan salah nol. Dari hasil tes prestasi belajar dalam pembelajaran IPS di tingkat SMP dapat mengukur tingkat pendidikan sekolah.

30 131 Model pembelajaran GI memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dari model STAD, disebabkan karena model GI dalam pembelajaran IPS banyak melibatkan siswa SMP mulai dari perencanaan dalam menentukan topik sampai melakukan investigasi dengan mencari informasi baik dari berbagai sumber di dalam maupun di luar kelas. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Slavin (2005:216) bahwa dalam metode GI menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Dalam proses belajar mengajar dengan model GI menuntut siswa untuk berpartisipasi sehingga suasana pembelajaran IPS dalam kelas menjadi menyenangkan. Dengan suasana kelas yang menyenangkan siswa tidak akan merasa bosan dan siswa mudah dalam menyerap pelajaran. Sedangkan model STAD sebelum siswa dibentuk dalam kelompok untuk belajar, terlebih dahulu guru menyampaikan materi, setelah itu barulah siswa belajar dalam kelompok dengan bantuan lembar kerja diskusi kelompok yang disiapkan oleh guru. Sehingga keterlibatan siswa dalam pembelajaran model STAD lebih kurang dibandingkan dengan model GI. Hal ini sejalan dengan penelitian Sri Andayani. (2013) yang menyatakan bahwa model GI memiliki prestasi belajar lebih baik dari model STAD. Model STAD memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari model konvensional disebabkan karena model STAD dapat menempatkan siswa secara heterogen, siswa melakukan diskusi kelompok, setelah melakukan diskusi kelompok siswa mengerjakan kuis secara individual sesuai materi

31 132 yang diajarkan, dalam mengerjakan kuis siswa tidak dapat saling membantu kemudian poin setiap individu dijumlahkan dengan skor tim dan tim yang mencapai kriteria tertentu diberikan penghargaan sehingga dapat memotivasi siswa dan suasana kelas menyenangkan. Sedangkan, model konvensional lebih bersifat ceramah dimana siswa hanya mendengarkan guru dan terkesan guru lebih aktif dari siswa. Hal ini yang menyebabkan siswa merasa bosan dan ketika siswa sudah merasa bosan, materi yang didapatkan tidak akan tersimpan secara baik dalam memori siswa. Ini yang menyebabkan prestasi belajar siswa dengan model konvensional menjadi rendah. Berbanding terbalik dengan model STAD dimana siswa lebih aktif dari guru. Hal ini sejalan dengan penelitian Yesualdus Hendrasmin (2014) yang menyatakan bahwa model pembelajaran STAD lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar. Pembelajaran yang bersifat konvensional, lebih menekankan pada pemahaman yang bersifat teoritis yang harus dikurangi. Penerapan model pembelajaran yang demikian akan menyebabkan materi pelajaran yang diterima oleh siswa akan menjauh dari lingkungan social dimana siswa berada. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran yang dapat memberikan pembekalan pada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Model pembelajaran kooperatif lebih cocok diberikan pada siswa SMP yang pemikirannya masih abstrak sehingga dapat mengkontruk pola pikir siswa pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama agar mampu memecahkan masalah yang diberikan

32 133 oleh guru dengan hasil pemikiran siswa dan kerja tim antar siswa guna meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS. Hipotesis pertama H 0A ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda, hal ini dikarenakan terdapat tiga model pembelajaran yakni GI, STAD dan konvensional. Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antar baris (model pembelajaran) disimpulkan bahwa pengaruh model GI dan STAD terhadap prestasi belajar IPS membawa pengaruh positif daripada model konvensional terhadap prestasi belajar IPS. Ini berarti bahwa nilai mean marginal (rata-rata) prestasi belajar IPS siswa yang dikenai perlakuan pengajaran model GI dan STAD pada kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi belajar IPS siswa dengan model konvensional pada kelas kontrol. Model pembelajaran GI dan STAD memiliki pengaruh prestasi belajar yang positif dikarenakan proses pembelajarannya lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas siswa, berbeda dengan model pembelajaran konvensional yang merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didominasi oleh guru dimana guru menjelaskan atau memberi informasi melalui ceramah. Selain itu, kesamaan prestasi belajar yang dihasilkan oleh model pembelajaran GI dan STAD dikarenakan kedua model pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran kooperatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa diarahkan untuk bekerjasama dengan temantemannya dalam satu kelompok. Kerja sama yang dibangun dalam setiap kelompok dapat menfasilitasi interaksi antara seluruh siswa di dalam ruang

33 134 kelas. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa tidak aktif melainkan gurunya yang lebih aktif. Hal ini sejalan, dengan hasil penelitian Laila Fitriana (2010) yang menyatakan bahwa siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik prestasi belajar siswanya. Sedangkan menurut penelitian Edy Suprapto (2012) menyatakan bahwa siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik prestasi belajar siswanya. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran model kooperatif khususnya GI dan STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran GI memiliki prestasi belajar IPS lebih baik dari model konvensional dimana model GI memiliki nilai rata-rata prestasi belajar IPS sebesar 82,54 dan model konvensional 70,42. Hal ini disebabkan karena model GI memiliki kelebihan seperti yang ditemukan dalam penelitian Yanti, Putra dan Suniasih (2014:5) yaitu dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berintegrasi dengan teman sebayanya dimana siswa dapat mengajukan permasalahan yang dihadapi dan mempelajari secara mendalam, bekerjasama, berdiskusi dan berinteraksi dengan kelompoknya masing-masing, kemudian siswa dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, siswa belajar dalam sebuah kelompok dan memberi kontribusi kepada anggota dan kelompok lainnya untuk dapat berprestasi maksimal serta untuk meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Mohammad Amin

34 135 Karafkan (2015) menyatakan bahwa teknik GI lebih baik dari konvensional, penelitian ini relevan dengan penelitian peneliti dikarenakan model GI lebih baik dari konvensional. Lebih lanjut dikemukan oleh Aunurrahman (2014:151) bahwa pembelajaran melalui investigasi kelompok akan memuat empat esensial yaitu kemampuan melakukan investigasi, kemampuan mewujudkan interaksi, kemampuan menginterpretasi serta mampu menumbuhkan motivasi instrinsik. Dengan demikian, model pembelajaran GI dapat meningkatkan prestasi belajar karena model GI memberikan keaktifan bagi siswa dan hal itu yang membuat siswa merasa senang karena siswa diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan sebuah misi investigasi dan siswa mampu mengembangkan kreativitasnya. Model pembelajaran STAD memiliki prestasi belajar lebih baik dari model pembelajaran konvensional dimana model STAD memiliki nilai mean 81,35 dan model konvensional memiliki nilai mean 70,42. Menurut Ibrahim dalam Majid (2014:188) menyatakan model STAD memiliki kelebihan sebagai berikut: dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain, siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan, dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergatungan positif, dan setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Menurut Van Wyk menyebutkan bahwa pembelajaran STAD dibandingkan dengan pembelajaran langsung dapat meningkatkan sikap positif siswa,

35 136 menciptakan prestasi belajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar (Widiani, Santyasa dan Arsana, 2013: 3-4). Dalam pembelajaran model STAD lebih khusus dalam pembelajaran IPS pada tingkat SMP siswa kelas VIII khususnya materi menguraikan proses terbentuknya Kesadaran Nasional, Identitas Indonesia dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia model STAD menempatkan siswa dalam kelompok atau tim belajar yang beranggotakan lima sampai enam anggota yang heterogen, setelah melakukan diskusi kelompok seluruh siswa dikenai kuis tentang materi yang sudah dipelajari secara individual dimana setiap siswa tidak dapat saling membantu dalam menjawab kuis. Selanjutnya nilai anggota kelompok dijumlahkan untuk memperoleh nilai skor kelompok, kemudian kelompok yang memperoleh nilai mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan yang dapat memotivasi siswa. Model pembelajaran konvensional memiliki nilai mean prestasi belajar IPS lebih rendah dari model pembelajaran GI dan STAD, dimana model konvensional memiliki nilai mean 70,42 sedangkan GI memiliki nilai mean 82,54 dan STAD memiliki nilai mean 81,35. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran didominasi oleh guru dimana sebagai proses pemindahan atau pengalihan informasi dari guru kepada siswa. Menurut penelitian Zaenal Afroni, M. Burhan Rubai Wijaya dan Rusiyanto (2013:2) menyatakan pada umumnya pembelajaran konvesional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru, akibatnya terjadi

36 137 praktik belajar dan pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model konvensional menjadi rendah karena siswa pasif dalam proses pembelajaran, siswa hanya sebagai pendengar ketika guru menjelaskan materi pembelajaran diibaratkan siswa bagaikan botol kosong yang siap untuk diisi air oleh guru. Lebih lanjut, Amin Suyitno (2006:2), mengemukakan bahwa metode pembelajaran konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran konvensional antara lain: a) Dapat menampung kelas yang besar, b) Bahan pelajaran dapat disampaikan secara utuh, c) Guru dapat menekankan pada hal-hal yang dipandang penting, d) Tuntutan kurikulum secara cepat dapat diselesaikan, e) Kekurangan buku pelajaran dapat diatasi. Sedangkan kekurangan model pembelajaran konvensional antara lain: a) Peserta didik pasif dan merasa bosan, b) Padatnya materi dapat membuat peserta didik kurang menguasai materi pelajaran, c) Pelajaran yang diperoleh mudah terlupakan, d) Peserta Dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar IPS di tingkat SMP dengan model pembelajaran konvensional disebabkan oleh: tidak menekankan penonjolan pada aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa, kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi dan siswa hanya

37 138 sebagai pendengar sehingga bersifat menghafal, dan jika terlalu dominan pada ceramah terus menerus siswa akan cepat bosan. Kesimpulan tersebut diatas menyebabkan siswa yang dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model konvensional memperoleh prestasi belajar rendah. Sedangkan, materi pembelajaran IPS di SMP dengan Kurikulum KTSP berupa konsep yang akan mudah diterima oleh siswa jika guru melibatkan siswa secara aktif, jika sebaliknya guru lebih aktif dari siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi rendah. Dengan demikian, Gull F Shehzad S (2015) menyatakan bahwa hasil penelitian dengan pembelajaran kooperatif memiliki efek yang positif bagi prestasi akademik siswa. Model pembelajaran GI dan STAD dalam penelitian ini merupakan komponen dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Perbedaan pengaruh kreativitas pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Sekecamatan Bajawa Kabupaten Ngada Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai F hitung = 16,762 > F tabel = 3,97 dan nilai signifikansi probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H 0B ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kreativitas kategori tinggi dan kreativitas kategori rendah terhadap prestasi belajar IPS. Berdasarkan analisis data terlihat bahwa pada siswa yang mempunyai kreativitas kategori tinggi memiliki nilai mean 82,11 lebih baik dari siswa dengan

38 139 kreativitas kategori rendah dengan nilai mean 74,10. Perbedaan ini memiliki makna bahwa siswa yang memiliki kreativitas kategori tinggi akan lebih giat belajar dan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Ini yang membuktikan bahwa kreativitas siswa juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam pembelajaran IPS. Penerimaan hipotesis kedua menurut Sund (dalam Slameto, 2010: 147) dikarenakan siswa yang memiliki kreativitas tinggi maka ia akan memiliki ciri-ciri diantaranya adalah hasrat ingin tahu yang cukup besar, bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk menemukan dan meneliti, cederung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas, berpikir fleksibel sehingga dapat memberikan banyak alternatif jawaban dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda, orisinalitas dalam berpikir, mampu mengelaborasi dan mengevaluasi sehingga kreativitas berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu itu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan (Gunawan, 2013:17). Adapun tujuan pembelajaran IPS dalam Sapriya (2014:201) yang berkaitan dengan indikator kreativitas liki

39 140 kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keteram disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS dan kreativitas memiliki kaitan dimana mengajarkan siswa untuk memiliki rasa ingin tahu, berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sosial. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kreativitas yaitu setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreativitas dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbedabeda. Yang terutama penting bagi dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan pengembangan kreativitas menurut Munandar (2012:45) yaitu (1) Pribadi, karena kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan individu yang unik inilah dapat diharapkan timbul ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. (2) Pendorong, bakat kreativitas seseorang akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dari diri sendiri guna menghasilkan sesuatu. (3) Proses, untuk mengembangkan kreativitas seseorang perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. (4) Produk, kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan kondisi dimana kedua mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses kesibukannya.

40 141 Kreativitas akan muncul pada seseorang yang memiliki motivasi, rasa ingin tahu dan motivasi karena selalu ingin mencari dan menemukan sesuatu jawaban, senang memecahkan masalah, sering mengajukan pertanyaan dengan baik, memberi banyak gagasan atau ide, usulan terhadap suatu masalah, bebas menyatakan pendapat dan imajinasi yang kuat. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinil yang jarang diperlihatkan oleh orang lain. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan mampu menciptakan pertanyaan yang kritis pada saat diskusi kelompok akan memperoleh pengetahuan yang akan terus membekas dalam ingatan siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif. Siswa yang memiliki kreativitas rendah cenderung malas dalam bertindak dan takut dalam mengambil resiko sehingga prestasi belajar mereka menjadi rendah. Hal ini menyebabkan mereka cenderung pasif dikelas sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk belajar dan tidak tertarik terhadap tugas-tugas yang merupakan sebuah tantangan bagi siswa itu sendiri. Hal ini sejalan, dengan penelitian Weiping Hu, Baojun Wu, Xiaojuan Jia, Xinfa Yi, Chunyan Duan, Winter Meyer, James C. Kafiman (2013) menyatakan bahwa efek pengembangan kreativitas ilmiah siswa sekolah menengah dengan empat kali pre-test akan berhasil meningkatkan prestasi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara tes prestasi belajar

41 142 dan kreativitas siswa, dimana kreativitas siswa yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar. Slameto (2010:54-72), menyebutkan bahwa secara global faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitas siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar ada dua faktor yang mempengaruhinya seperti pemaparan diatas. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa, setiap siswa memiliki kreativitas masingmasing karena kreativitas muncul dari dalam diri setiap individu, lebih lanjut bagaimana individu tersebut mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya. Dengan demikian, apabila setiap siswa memiliki kreativitas yang tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar siswa kearah lebih baik. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar diri siswa, contohnya seperti model pembelajaran GI dan STAD. Model pembelajaran tersebut merupakan salah satu faktor eksternal untuk meningkatkan prestasi belajar siswa karena setiap model pembelajaran seperti GI dan STAD merupakan hasil dari rancangan guru dengan tujuan agar menarik perhatian siswa sehingga siswa menyukai pelajaran dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Model pembelajaran GI dan STAD

42 143 memiliki kelebihan masing-masing, namun pada intinya kedua model pembelajaran yang diterapkan bertujuan agar meningkatkan keaktifan siswa. Model pembelajaran seperti GI dan STAD yang diterapkan merupakan salah satu faktor eksternal untuk mendukung meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari hasil uji analisis varians menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar IPS karena kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar IPS. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Wuryanto (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara prestasi belajar dan kreativitas siswa. Sedangkan penelitian relevan lainnya dari Maria de Fatima Morais, Leandro S. Almeida, Ivete Azevedo, Eunice Alencar, Denise Fleith (2014) menyatakan bahwa dengan menggunakan kreativitas dapat meningkatkan prestasi dalam proses belajar mengajar mahasiswa di pendidikan tinggi Universitas Publik di utara Portugal. 3. Tidak ada interaksi pengaruh model GI, STAD dan konvensional dengan kreativitas terhadap prestasi belajar IPS Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai F hitung = 0,536 < F tabel = 3,12 dan nilai signifikansi probability sebesar 0,587 lebih besar dari 0,05 maka H 0AB diterima. Dengan demikian, dikatakan bahwa tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran (GI, STAD, konvensional) dan kreativitas untuk meningkatkan prestasi

43 144 belajar IPS. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran (GI, STAD, konvensional) dan kreativitas mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar IPS. Prestasi belajar IPS siswa SMP yang menggunakan model pembelajaran GI dengan kreativitas siswa kategori tinggi memiliki nilai mean (86,86) dan kreativitas siswa kategori rendah memiliki nilai mean (78,23), selanjutnya prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan kreativitas kategori tinggi memiliki nilai mean (86,40) dan kreativitas siswa kategori rendah memiliki nilai mean (76,30), sedangkan prestasi belajar IPS siswa SMP yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan kreativitas siswa kategori tinggi memiliki nilai mean (73,07) dan kreativitas siswa kategori rendah memiliki nilai mean (67,78). Berdasarkan nilai mean prestasi belajar dari setiap model pembelajaran IPS di tingkat SMP dimana pembelajaran dengan model GI lebih tinggi nilai meannya dari model STAD, dan model STAD lebih tinggi dari konvensional. Berdasarkan nilai mean hasil prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di tingkat SMP bahwa model pembelajaran GI dan STAD dengan kreativitas kategori tinggi dan kategori rendah yang mendapat perlakuan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional baik model konvensional dengan siswa yang kreativitas kategori tinggi dan kategori rendah.

44 145 Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar IPS di SMP. Tidak ada interaksi ini menunjukkan jika variabel bebas (model pembelajaran) dan variabel moderator (kreativitas) lebih membawa pengaruh sendiri-sendiri terhadap variabel terikat (prestasi belajar IPS). Jika model pembelajaran dan kreativitas berinteraksi, namun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil belajar IPS siswa di tingkat SMP, kondisi ini mengidentifikasikan variabel model pembelajaran dan variabel kreativitas memberi pengaruh sendiri-sendiri yang sama kuat. Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP dikarenakan model GI menurut Slavin (2005: 215) penekanannya ada pada interaksi, komunikasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih dituntut untuk berinteraksi dengan kelompoknya masing-masing, jadi ini membuat kreativitas siswa kurang punya ruang untuk dimunculkan dalam pembelajaran. Selain itu, GI sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi yang berhubungan dengan penguasaan, analisis dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan penyelesaian masalah yang bersifat multi-aspek, jadi bisa dikatakan hanya sampai pada kognitif ke lima, namun kurang dalam kognitif ke enam yang merupakan salah satu indikator dari kreativitas itu sendiri. Menurut pendapat Tapung (2012:213) menyatakan bahwa anak bisa berkreasi dengan baik maka model pembelajaran yang konvensional dan

45 146 menghafal harus dikurangi, karena kegiatan menghafal mengurangi kreativitas pada siswa. Pemilihan model pembelajaran STAD, diharapkan oleh siswa agar guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan banyak berbicara akan tetap dituntut untuk mampu membawa materi pembelajaran kedalam lingkungan kelas sehingga siswa terhindar dari verbalisme. Tidak adanya interaksi ini dikarenakan realitas pembelajaran IPS di lapangan yang masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana guru sudah terbiasa menggunakan ceramah sehingga berakibat pada diri siswa, diibaratkan siswa bagaikan botol kosong yang selalu siap untuk diisi air. Hal ini berdampak pada penerapan model GI dan STAD yang kurang maksimal di kelas karena siswa sudah cenderung terbiasa dengan ceramah sehingga siswa ketika diajak untuk belajar dengan menggunakan model GI dan STAD cenderung masih pasif. Seharusnya pada pembelajaran IPS siswa perlu dilatih untuk meningkatkan daya nalar serta daya analisisnya sehingga tidak sekedar mengembangkan kemampuan menghafal fakta, seperti yang sering dipersiapkan terhadap tujuan pelajaran IPS. Pembelajaran yang sudah terbiasa menggunakan metode ceramah berdampak pada saat siswa disuruh untuk mengkontruk pengetahuan seperti yang dijelaskan model GI atau mengerjakan kuis seperti yang dijelaskan model STAD terlihat ada beberapa siswa yang kurang aktif. Selain itu, ketika siswa melaporkan hasil investigasi dan melaporkan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian eksperimen ini dilakukan pada bulan November 2013 di Kota Kudus dengan memfokukskan pada dua variabel bebas yaitu Media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba instrumen, data prsetasi belajar matematika, dan data kecerdasan intrapersonal siswa. Berikut ini diberikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY 1 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP DI KABUPATEN BANTUL DITINJAU DARI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi: data nilai Ulangan Semester I mata pelajaran matematika siswa kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015, data hasil uji coba instrumen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data nilai tes prestasi belajar matematika pada Ulangan Akhir Semester Genap kelas X tahun pelajaran 2012/2013, data nilai uji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian jenis komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan awal sama. Uji keseimbangan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Gatak kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Deskripsi data dalam penelitian ini sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi saat ini, karena dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Coba Instrumen a. Tes Prestasi Belajar Tes terdiri dari 40 soal berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri di Dabin V Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, dimana pada Dabin V Kradenan ini terdapat 10

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA Yuna Ratna Sari 1), Nining Setyaningsih 2) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Uji Coba Instrumen Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen angket dan tes dilaksanakan pada 60 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Data 4.1.1.1. Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 8A dan 8C SMP Stella Matutina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan penelitian 1. Menetapkan subyek penelitian Sampel dari penelitian ini adalah siswa yang diambil dua dari enam kelas VIII siswa SMP Negeri 1 Gondangrejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 28 Padang, yang terdiri dari deskripsi data dan analisis data, penguraian hipotesis dan pembahasan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini ditabulasi sesuai dengan keperluan analisis data yang tercantum dalam rancangan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik Data tentang skor motivasi belajar peserta didik diperoleh melalui angket yang dimaksudkan untuk meninjau

Lebih terperinci

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah PYTHAGORAS, 5(2): 131-138 Oktober 2016 ISSN Cetak: 2301-5314 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran

Lebih terperinci

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA Ichsan Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak Email: ichanida@yaoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING MELALUI TUTORIAL ONLINE DAN TATAP MUKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA PEMAHAMAN MATERI FISIKA DASAR Sulistyaning

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE DAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI SISWA BERFIKIR KRITIS (Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 3 Boyolali dan SMA Negeri 2 Boyolali tahun ajaran 2014/2015. Masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 3 Boyolali dan SMA Negeri 2 Boyolali tahun ajaran 2014/2015. Masing-masing digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dari hasil penelitian ini diproleh dari siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Boyolali dan SMA Negeri 2 Boyolali tahun ajaran 2014/2015. Masing-masing

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan 149 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan dalam penggunaan

Lebih terperinci

*Keperluan korespodensi,

*Keperluan korespodensi, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE JIGSAW DISERTAI MEDIA LKS DAN POWER

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Endah DP Astuti 1), Sri Sutarni 2) 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP,

Lebih terperinci

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN KELAS V SD SE-GUGUS WR. SUPRATMAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Nofrita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian a. Uji Keseimbangan Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Gorontalo didirikan pada tahun 1955 dan pada tanggal 21 Juli 1955 diterbitkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PELITA BANGSA SUMBERLAWANG SEMESTER GASAL TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada siswa XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri I Pabelan semester 1. SMA Negeri I Pabelan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2013/2014 Naskah Publikasi Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 10 Surakarta SMP Negeri10 Surkarta berdiri sejak tahun 1962. Lokasi SMP Negeri 10 Surakarta berada di Jalan Kartini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : RIRIK NIANGKASAWATI NIM K. 4303053 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Putri Permata Sari 1, Soeyono, Yemi Kuswardi 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen (VIIIA) Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum peserta didik diajar dengan model

Lebih terperinci

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 57-66 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LISTENING TEAM DAN METODE GUIDED NOTE-TAKING DENGAN

Lebih terperinci

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitiann Eksperimen pada Kelas VII SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. SD ini adalah hasil penggabungan dari SD Negeri Tlahap 2 yang merupakan SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Populasi dan Sampel. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS VII SMPN 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan jenis kategori penelitian eksperimen semu dengan analisis faktorial yang telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Kemampuan Awal 1. Data Kemampuan Awal Prestasi Belajar Matematika Data yang digunakan kemampuan awal adalah nilai UAN keltika masuk MTs mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SMP NEGERI 2 GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN BERMAIN JAWABAN PADA SISWA KELAS VII SMP N 1 TERAS TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: DHETA LUSIANINGRUM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI KREATIVITAS MATEMATIKASISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) Rista Agustina, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: HANAN FUADY A

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: HANAN FUADY A PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 COLOMADU TAHUN 2015/2016 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA Naskah publikasi Diajukan untuk

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Leny Hartati leny_hartati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 6 Kebumen terletak pada 7 0 40 38 S dan 109 0 41 48 E. Secara administratif SMP Negeri 6 Kebumen beralamat di Desa Sumberadi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 1. Angket Tipe Kepribadian Siswa Validitas angket penelitian ini menggunakan validitas isi. Penilaian terhadap kesesuaian

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains Volume 15, Nomor 1, Hal. 27-36 Januari Juni 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA

Lebih terperinci

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SUB MATERI BESAR SUDUT- SUDUT, KELILING DAN LUAS SEGITIGA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER II

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII Siti Komsatun STMIK Duta Bangsa Surakarta s_komsatun@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 53 siswa kelas II SDN Salatiga 06 yang dibagi menjadi 2 kelas pararel. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Awal. Kondisi Awal Penelitian Dari hasil observasi, siswa MTs Darul Huda Mlagen Rembang dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur an Hadits,

Lebih terperinci

A. Deskripsi Proses Penelitian

A. Deskripsi Proses Penelitian BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2014, bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode intersita terhadap hasil belajar matematika materi segitiga kelas VII SMP NU Pajomblangan, maka

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STUDENT

Lebih terperinci

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro   Abstract EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI SIKAP KREATIF PESERTA DIDIK Nurul Farida Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM - 105 Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan Sarah Wahyu Susanti Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM PERNAFASAN SISWAKELAS XI SMA NEGERI 1 GEYER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Subyek penelitiannya

Lebih terperinci

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDIT DARUL FALAH SUKOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Puji Asih Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 43) penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 23379995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI METODE STAD DAN TGT DITINJAU DARI MEMORI

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*Keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-18 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Naila Milaturrahmah 1, Jazim Ahmad 2, Swaditya

Lebih terperinci