BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Dewi Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan awal sama. Uji keseimbangan dilakukan terhadap ketiga kelas, yaitu kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen 3. Data yang digunakan sebagai uji keseimbangan adalah data dokumentasi berupa nilai UN matematika SMP siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 (Lampiran 5), deskripsi data nilai awal disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Awal Siswa Kelompok N Rataan Mo Me Min Maks S PBL 86 7,34 8,75 7,75 3,75 10,00 1,75 TPS 89 7,30 8,00 7,50 3,75 9,75 1,75 Klasikal 89 7,01 5,25 7,00 4,00 10,00 1,77 Uji keseimbangan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Anava satu jalan dengan sel tak sama. Sebelum dilakukan uji keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat untuk mengetahui data berdistribusi normal dan variansi kelompok yang dibandingkan homogen. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan metode Lilliefors. Rangkuman hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Kelas L obs L α Keputusan Uji Kesimpulan PBL 0,0936 0,0955 H o diterima Populasi Normal TPS 0,0807 0,0939 H o diterima Populasi Normal Klasikal 0,0891 0,0939 H o diterima Populasi Normal 66
2 67 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa L obs untuk masing-masing kelas lebih kecil dari L α dengan DK = L L > L 0,05;n, sehingga L obs DK dan H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa populasi memiliki distribusi normal. Perhitungan uji normalitas selengkapnya ditetapkan pada Lampiran Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan variansi pada kelas eksperimen satu, kelas eksperimen dua, dan kelas eksperimen tiga dengan kemampuan awal matematika siswa. Dalam penelitian ini digunakan uji Bartlett dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh χ 2 obs = 0,0091 dengan DK = {χ 2 χ 2 > χ 2 0,05;3 1 } = {χ2 χ 2 > 5,9915}, karena χ 2 obs berada di luar daerah kritis maka H 0 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketiga populasi mempunyai variansi yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas selengkapnya ditetapkan pada Lampiran Uji Keseimbangan Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kelas eksperimen satu, kelas eksperimen dua, dan kelas eksperimen tiga ketiga berada dalam tingkatan yang sama. Dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji F. Berdasarkan uji prasyarat pada uji normalitas dan uji homogenitas, telah diperoleh bahwa populasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen). Rangkuman hasil uji keseimbangan dengan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Siswa Sumber JK Dk RK F obs F α Populasi 3, ,6690 Galat 806, ,0919 Total 810, ,5398 3,0304 Keputusan Uji H o diterima
3 68 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat F obs sebesar 0,5398 dengan daerah kritis DK = F F > F α;k 1;N k = {F F > 3,0304} sehingga F obs DK dan H 0 diterima, sehingga disimpulkan bahwa ketiga populasi mempunyai kemampuan awal yang sama (seimbang). Perhitungan uji keseimbangan selengkapnya dapat ditetapkan pada Lampiran 19. B. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Tes Prestasi Belajar Matematika Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes terdiri dari 30 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dengan materi pokok sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Uji coba dilakukan di kelas XI IPA1 SMA Negeri 5 Madiun pada bulan Oktober Soal tes diujicobakan untuk mengetahui daya beda, tingkat kesukaran serta reliabilitas tes prestasi belajar matematika. a. Uji Validitas Isi Validitas isi meliputi segi materi, segi konstruksi, dan segi bahasa. Pada penelitian ini validitas dilakukan dengan menggunakan daftar check list oleh tiga orang validator, yaitu Dr. Rudi Santoso Yohanes, M.Pd., beliau menjabat sebagai Rektor Universitas Widya Mandala Madiun, validator kedua adalah Musta in, M.Pd., beliau menjabat sebagai instruktur nasional Kurikulum 2013, dan validator ketiga adalah Wahyu Astuti Budi, M.Pd., beliau menjabat sebagai guru senior di kota Madiun. Ketiga validator memvalidasi 30 butir soal serta memberikan saran perbaikan, seperti yang terlampir pada Lampiran 11. Selanjutnya peneliti memperbaiki kembali instrumen tes prestasi belajar berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh validator. b. Daya Beda Setelah dilakukan perhitungan daya beda instrumen tes prestasi belajar matematika (Lampiran 12) diperoleh rangkuman seperti pada Tabel 4.4.
4 69 Tabel 4.4 Rangkuman Uji Daya Beda Tes Prestasi Belajar Matematika No Kriteria Daya Beda (D) 1 D 0,30 Butir Soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 2 D < 0,30 6, 7, 17, 29, 30 Keputusan Daya Beda Baik Daya Beda jelek Jumlah Butir Soal Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 30 butir soal tes prestasi belajar terdapat 25 butir soal yang mempunyai daya beda baik. c. Tingkat Kesukaran Setelah dilakukan perhitungan analisis tingkat kesukaran instrumen tes prestasi belajar matematika (Lampiran 13) diperoleh rangkuman seperti pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Rangkuman Uji Tingkat Kesukaran Tes Prestasi Belajar Matematika No Kriteria Tingkat Kesukaran (P) Butir Soal Kategori Soal 25 5 Jumlah Butir Soal 1 0,00 P < 0,30 - Sukar 0 2 0,30 P 0,70 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 Sedang ,70 < P 1,00 6, 30 Mudah 2 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui dari 30 butir soal yang di ujicobakan, terdapat 28 butir termasuk kategori sedang dan 2 butir termasuk kategori mudah. Soal yang digunakan adalah soal dengan kategori tingkat kesukaran sedang, sehingga terdapat 28 butir soal yang dapat digunakan untuk tes prestasi. Butir soal digunakan yaitu butir soal yang valid berdasarkan uji validitas isi, mempunyai daya beda baik dan tingkat kesukaran sedang, sehingga diperoleh 25 butir soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, dan 28. Selanjutnya 25 soal tersebut diuji reliabilitasnya dengan rumus KR-20.
5 70 d. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar matematika, diperoleh indeks reliabilitas tes r 11 = 0,8434. Berdasarkan kriteria, instrumen dikatakan reliabel jika r 11 0,70. Hasil perhitungan diperoleh r 11 0,70 maka instrumen tes prestasi belajar matematika reliabel dan dapat digunakan untuk tes prestasi belajar matematika. Perhitungan selengkapnya ditetapkan pada Lampiran Angket Motivasi Berprestasi Siswa Angket motivasi berprestasi siswa disusun oleh peneliti terdiri dari 40 item pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Setelah angket disusun, angket diujicobakan untuk mengetahui validitas, konsistensi internal, dan reliabilitas. a. Validitas Isi Validitas isi uji coba angket motivasi berprestasi siswa terdiri dari 40 butir pernyataan. Kriteria penelaahan validitas isi instrumen angket motivasi berprestasi ini meliputi aspek isi, konstruksi, dan bahasa. Pada penelitian ini validitas dilakukan dengan menggunakan daftar check list oleh tiga orang validator, yaitu Erma Kumala Sari, M.Psi., beliau menjabat sebagai dosen pada program studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret, validator kedua adalah Anang Kusherminto, M.Pd., beliau sebagai guru inti Bahasa Indonesia kota Madiun, dan validator ketiga adalah Estu Dwitanto, S.Pd., beliau sebagai guru senior BK dan tim pendamping kurikulum pelajaran BK kota Madiun. Ketiga validator memvalidasi 40 butir pernyataan serta memberikan saran perbaikan, seperti yang terlampir pada Lampiran 6. Selanjutnya peneliti memperbaiki kembali instrumen angket motivasi berprestasi berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh validator. b. Konsistensi Internal Setelah dilakukan perhitungan konsistensi internal angket motivasi berprestasi diperoleh rangkuman seperti pada Tabel 4.6.
6 71 Indeks Konsistensi Internal Tabel 4.6. Rangkuman Uji Konsistensi Internal Butir Soal Keputusan Jumlah Butir r xy < 0,3 10, 16, 33, 39, 40 Jelek 5 r xy 0,3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38 Baik 35 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui pernyataan dengan konsistensi internal jelek sebanyak 5 butir dan pernyataan dengan konsistensi internal baik sebanyak 35 butir. Pernyataan yang digunakan adalah yang mempunyai konsistensi internal baik, sehingga ada 35 butir pernyataan yang layak dipakai untuk angket motivasi berprestasi siswa. Perhitungan selengkapnya ditetapkan dalam Lampiran 7. Pernyataan yang digunakan yaitu butir yang valid berdasarkan uji validitas isi serta mempunyai konsistensi internal baik, sehingga diperoleh 35 butir soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, dan 38. Selanjutnya 35 pernyataan tersebut diuji reliabilitasnya dengan rumus Alpha. c. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil perhitungan reliabilitas yang dilakukan terhadap 35 butir pernyataan diperoleh r 11 = 0,9197. Berdasarkan kriteria, instrumen dikatakan reliabel jika r 11 0,70. Hasil perhitungan diperoleh r 11 0,70 maka instrumen angket motivasi berprestasi dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan selengkapnya ditetapkan dalam Lampiran 8. C. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian yang digunakan untuk uji hipotesis meliputi data motivasi berprestasi siswa dan data nilai tes prestasi belajar siswa materi pokok sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.
7 72 1. Data Motivasi Berprestasi Siswa Data tingkat motivasi berprestasi siswa diperoleh dari angket motivasi berprestasi siswa dengan responden sebanyak 264 siswa dari 9 kelas pada ketiga SMA Negeri di Kota Madiun yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, data tersebut dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan skor yang diperoleh dari masing-masing siswa yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan lengkap untuk menentukan tingkat motivasi berprestasi siswa dapat dilihat pada Lampiran 15. Deskripsi dari data tingkat motivasi berprestasi siswa disajikan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Deskripsi Data Tingkat Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Skor Tingkat Motivasi Berprestasi Jumlah Angket Tinggi Sedang Rendah Siswa Skor Maks PBL Skor Min N Skor Maks TPS Skor Min N Skor Maks Klasikal Skor Min N Jumlah Siswa Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi berjumlah 82 siswa, siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang berjumlah 94 siswa, sedangkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah berjumlah 88 siswa. 2. Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah data prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari hasil tes prestasi belajar matematika yang dilakukan setelah dikenai pembelajaran. Deskripsi data prestasi belajar matematika siswa pada masing-masing kategori model pembelajaran disajikan dalam Tabel 4.8.
8 73 Tabel 4.8 Deskripsi Data Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas N Nilai Min Nilai Maks X S PBL 86 48,00 96,00 71,01 13,16 TPS 89 36,00 92,00 66,30 14,24 Klasikal 89 28,00 80,00 61,44 11,67 Tinggi 82 40,00 96,00 71,54 13,44 Sedang 94 44,00 92,00 67,02 12,36 Rendah 88 28,00 86,00 60,39 12,86 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui nilai maksimal, nilai minimal, rerata, dan standar deviasi yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar matematika siswa pada masing-masing model pembelajaran dan masing-masing tingkat motivasi berprestasi siswa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Data Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Masing-Masing Model Pembelajaran dengan Masing-Masing Kategori Motivasi Berprestasi Pengujian hipotesis melibatkan interaksi antar masing-masing model pembelajaran dengan masing-masing tingkat motivasi berprestasi. Deskripsi data tes prestasi belajar matematika siswa pada masing-masing model pembelajaran dengan setiap tingkat motivasi berprestasi disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Deskripsi data tes prestasi belajar matematika siswa pada masingmasing model pembelajaran dengan setiap tingkat motivasi berprestasi Motivasi berprestasi Rerata Tinggi Sedang Rendah Model Marginal N Nilai Min PBL Nilai Maks X 81, , , ,0698 S 10,01 12,21 11,57 N Nilai Min TPS Nilai Maks X 71, , , ,2921 S 11,66 14,15 13,31 N Nilai Min Klasikal Nilai Maks X 62, , , ,4382 S 11,28 10,56 12,07 Rerata Marginal 71, , ,3864 Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan deskripsi data tes prestasi belajar matematika materi pokok sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Dari data
9 74 tersebut dapat diketahui rerata setiap sel serta rerata marginal pada masing-masing model pembelajaran dan masing-masing tingkat motivasi berprestasi. D. Hasil Analisis Data 1. Hasil Uji Prasyarat untuk Pengujian Hipotesis Uji prasyarat untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama meliputi uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi populasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas populasi dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada masing-masing kelompok model pembelajaran, kelompok tingkat motivasi berprestasi, dan kelompok model pembelajaran dengan masing-masing tingkat motivasi berprestasi, sehingga uji normalitas dilakukan sebanyak lima belas kali dengan menggunakan uji Lilliefors. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji dengan taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing sampel disajikan pada Tabel Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok L obs L α Keputusan Uji Kesimpulan PBL 0,0790 0,0955 H o diterima Populasi Normal TPS 0,0557 0,0939 H o diterima Populasi Normal Klasikal 0,0610 0,0939 H o diterima Populasi Normal Motivasi Berprestasi Tinggi 0,0729 0,0978 H o diterima Populasi Normal Motivasi Berprestasi Sedang 0,0904 0,0914 H o diterima Populasi Normal Motivasi Berprestasi Rendah 0,0610 0,0944 H o diterima Populasi Normal PBL Tinggi 0,0696 0,1682 H o diterima Populasi Normal PBL Sedang 0,1382 0,1566 H o diterima Populasi Normal PBL Rendah 0,1099 0,1682 H o diterima Populasi Normal TPS Tinggi 0,1200 0,1682 H o diterima Populasi Normal TPS Sedang 0,1248 0,1610 H o diterima Populasi Normal TPS Rendah 0,0828 0,1566 H o diterima Populasi Normal Klasikal tinggi 0,1074 0,1828 H o diterima Populasi Normal Klasikal Sedang 0,1155 0,1566 H o diterima Populasi Normal Klasikal Rendah 0,0721 0,1634 H o diterima Populasi Normal
10 75 Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa L obs untuk masing-masing kelas lebih kecil dari L α dengan DK = L L > L 0,05;n, sehingga L obs DK dan H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa populasi memiliki distribusi normal. Perhitungan uji normalitas selengkapnya ditetapkan pada Lampiran b. Uji Homogenitas Uji homogenitas variansi populasi dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas variansi populasi dilakukan terhadap 8 kelompok sampel dengan taraf signifikansi 0,05. Rangkuman hasil uji homogenitas variansi populasi dengan menggunakan uji Bartlett disajikan pada Tabel Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Belajar Kelompok 2 χ obs 2 χ α;k 1 Keputusan Uji Kesimpulan Model Pembelajaran 3,4790 5,9915 H o diterima Populasi Homogen Motivasi Berprestasi 0,6128 5,9915 H o diterima Populasi Homogen PBL 1,0420 5,9915 H o diterima Populasi Homogen TPS 1,0156 5,9915 H o diterima Populasi Homogen Klasikal 0,5251 5,9915 H o diterima Populasi Homogen Motivasi Berprestasi Tinggi Motivasi Berprestasi Sedang Motivasi Berprestasi Rendah 0,5955 5,9915 H o diterima Populasi Homogen 2,5264 5,9915 H o diterima Populasi Homogen 3,3541 5,9915 H o diterima Populasi Homogen Berdasarkan Tabel 4.11 hasil uji homogenitas variansi populasi setiap sampel diperoleh χ 2 obs < χ 2 α;k 1 dengan DK = χ 2 χ 2 2 > χ α;k 1 = χ 2 χ 2 > 5,9915, karena χ 2 obs berada di luar daerah kritis maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi yang dibandingkan mempunyai variansi yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas selengkapnya ditetapkan pada Lampiran 23 dan 27.
11 76 2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antar masing-masing model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi serta interaksinya terhadap prestasi belajar matematika siswa. Pada uji prasyarat menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan populasi-populasi merupakan populasi yang mempunyai variansi yang sama (homogen), maka pengujian hipotesis dapat dilakukan. a. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Untuk menguji hipotesis digunakan analisis variansi (Anava) dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05. Rangkuman hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Keputusan Sumber JK dk RK F obs F α Uji Model (A) 4396, , ,3352 3,0312 Ditolak Motivasi Berprestasi 5422, , ,9144 3,0312 Ditolak (B) Interaksi (AB) 2628, ,0488 4,5839 2,4070 Ditolak Galat 36551, , Total 48998, Berdasarkan Tabel 4.12 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) H 0A ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2) H 0B ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. 3) H 0AB ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ditetapkan dalam Lampiran 28.
12 77 b. Uji Lanjut Pasca Anava Uji lanjut pasca Anava dilakukan dengan uji komparansi ganda. Uji komparansi ganda dilakukan untuk mengetahui kategori manakah yang secara signifikan memberikan rerata yang berbeda dengan kategori lainnya. Berdasarkan keputusan uji pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh bahwa H 0A ditolak, H 0B ditolak, dan H 0AB ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Untuk melakukan komparasi ganda ditentukan dahulu rerata masing-masing sel dan rerata marginal, yang hasilnya disajikan dalam Tabel Tabel 4.13 Rerata Sel dan Rerata Marginal Prestasi Belajar Matematika Model Motivasi Berprestasi Rerata Pembelajaran Tinggi Sedang Rendah Marginal PBL 81, , , ,0698 TPS 71, , , ,2921 Klasikal 62, , , ,4382 Rerata Marginal 71, , ,3864 Rerata sel diperoleh dari rerata data yang terdapat pada masing-masing sel tersebut, sedangkan rerata marginal merupakan rerata yang diperoleh dari rerata keseluruhan data pada baris atau kolom tanpa memperhatikan rerata setiap selnya. 1) Komparasi Rerata Antar Baris H 0A ditolak, maka terdapat perbedaan efek model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik, dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik terhadap prestasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui perbedaan efek tersebut dilakukan uji komparasi ganda antar baris. Rangkuman hasil uji rerata antar baris disajikan pada Tabel Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Baris H 0 F obs 2. F 0,05;2,255 Keputusan Uji μ 1 = μ 2 6,9649 6,0624 Ditolak μ 2 = μ 3 7,3145 6,0624 Ditolak μ 1 = μ 3 28,3061 6,0624 Ditolak
13 78 Berdasarkan Tabel 4.14 hasil dari uji komparasi rerata antar baris dapat disimpulkan: a) H o : μ 1 = μ 2 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata marginal model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik sebesar 71,0698 dan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik sebesar 66,2921 disimpulkan bahwa siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik. b) H o : μ 2 = μ 3 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata marginal model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik sebesar 66,2921 dan model pembelajaran Klasikal dengan pendekatan saintifik sebesar 61,4382 disimpulkan bahwa siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. c) H o : μ 1 = μ 3 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata marginal model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik sebesar 71,0698 dan model pembelajaran Klasikal dengan pendekatan saintifik sebesar 61,4382 disimpulkan bahwa siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar
14 79 matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. 2) Komparasi Rerata Antar Kolom H 0B ditolak, maka terdapat perbedaan efek tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui perbedaan efek tersebut dilakukan uji komparasi ganda antar kolom. Rangkuman hasil uji rerata antar kolom disajikan pada Tabel Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Kolom H 0 2. F 0,05;2,255 F obs Keputusan Uji μ 1 = μ 2 6,2210 6,0624 Ditolak μ 2 = μ 3 13,6668 6,0624 Ditolak μ 1 = μ 3 37,9362 6,0624 Ditolak Berdasarkan Tabel 4.15 hasil dari uji komparasi rerata antar kolom dapat disimpulkan: a) H o : μ 1 = μ 2 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dengan siswa tingkat motivasi berprestasi sedang. Dengan memperhatikan rerata marginal motivasi berprestasi tinggi sebesar 71,5366 dan motivasi berprestasi sedang sebesar 67,0213 disimpulkan bahwa siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang. b) H o : μ 2 = μ 3 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang dengan siswa tingkat motivasi berprestasi rendah. Dengan memperhatikan rerata marginal motivasi berprestasi sedang sebesar 67,0213 dan motivasi berprestasi rendah sebesar 60,3864 disimpulkan bahwa siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. c) H o : μ 1 = μ 3 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. Dengan memperhatikan rerata marginal motivasi
15 80 berprestasi tinggi sebesar 71,5366 dan motivasi berprestasi rendah sebesar 60,3864 disimpulkan bahwa siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. 3) Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama H 0AB ditolak, maka terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui interaksi tersebut dilakukan uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama. Rangkuman hasil uji rerata antar sel pada baris yang sama disajikan pada Tabel Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31. Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama H 0 F obs 8. F 0,05;8,255 Keputusan Uji μ 11 = μ 12 21, ,7985 Ditolak μ 11 = μ 13 21, ,7985 Ditolak μ 12 = μ 13 0, ,7985 Diterima μ 21 = μ 22 0, ,7985 Diterima μ 21 = μ 23 17, ,7985 Ditolak μ 22 = μ 23 12, ,7985 Diterima μ 31 = μ 32 0, ,7985 Diterima μ 31 = μ 33 2, ,7985 Diterima μ 32 = μ 33 6, ,7985 Diterima Berdasarkan Tabel 4.16 hasil uji komparasi rerata antar sel pada baris yang sama dapat disimpulkan: a) H o : μ 11 = μ 12 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata sel baris pertama - kolom pertama sebesar 81,1111 dan baris pertama - kolom kedua sebesar 66,7500 disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik pada siswa dengan tingkat
16 81 motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang. b) H o : μ 11 = μ 13 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata sel baris pertama - kolom pertama sebesar 81,1111 dan baris pertama - kolom ketiga sebesar 66,1481 disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. c) H o : μ 12 = μ 13 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang dan tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik. d) H o : μ 21 = μ 22 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan tingkat motivasi berprestasi sedang pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. e) H o : μ 21 = μ 23 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata sel baris kedua - kolom pertama sebesar 71,8519 dan baris kedua - kolom ketiga sebesar 58,6250 disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. f) H o : μ 22 = μ 23 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang dan
17 82 tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. g) H o : μ 31 = μ 32 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan tingkat motivasi berprestasi sedang pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. h) H o : μ 31 = μ 33 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi dan tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. i) H o : μ 32 = μ 33 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang dan tingkat motivasi berprestasi rendah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. 4) Komparasi Rerata Antar Sel pada Kolom yang Sama H 0AB ditolak, maka terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui interaksi tersebut dilakukan uji komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama. Rangkuman hasil uji rerata antar sel pada kolom yang sama disajikan pada Tabel Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31. Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rerata Sel pada Kolom yang Sama H 0 F obs 8. F 0,05;8,255 Keputusan Uji μ 11 = μ 21 8, ,7985 Diterima μ 11 = μ 31 35, ,7985 Ditolak μ 21 = μ 31 9, ,7985 Diterima μ 12 = μ 22 0, ,7985 Diterima μ 12 = μ 32 0, ,7985 Diterima μ 22 = μ 32 2, ,7985 Diterima μ 13 = μ 23 5, ,7985 Diterima μ 13 = μ 33 8, ,7985 Diterima μ 23 = μ 33 0, ,7985 Diterima
18 83 Berdasarkan Tabel 4.17 hasil uji komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama dapat disimpulkan: a) H o : μ 11 = μ 21 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. b) H o : μ 11 = μ 31 ditolak, maka terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi. Dengan memperhatikan rerata sel baris pertama - kolom pertama sebesar 81,1111 dan baris ketiga - kolom pertama sebesar 62,0 disimpulkan bahwa siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. c) H o : μ 21 = μ 31 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran Klasikal dengan pendekatan saintifik. d) H o : μ 12 = μ 22 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. e) H o : μ 12 = μ 32 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
19 84 PBL dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. f) H o : μ 22 = μ 32 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat tingkat motivasi berprestasi sedang, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. g) H o : μ 13 = μ 23 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat tingkat motivasi berprestasi rendah, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. h) H o : μ 13 = μ 33 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat tingkat motivasi berprestasi rendah, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. i) H o : μ 23 = μ 33 diterima, maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat tingkat motivasi berprestasi rendah, baik pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik maupun dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Dengan memperhatikan rerata marginalnya, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang
20 85 diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Dalam pembelajaran model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik pelajaran dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa serta dapat memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. Dalam model pembelajaran PBL menggunakan kelompok kecil dan menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar. Model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Pada model Think-Pair-Share (TPS) dengan pendekatan saintifik siswa dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Lie (2007:57) menyatakan bahwa pendekatan struktural TPS dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, siswa saling berdiskusi untuk mengungkapkan idenya. Model pembelajaran TPS dapat membangun siswa untuk melatih proses berpikir, berperilaku dan tanggung jawab. Model ini selain dapat menjebatani dan mengarahkan proses belajar mengajar siswa juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Pada model pembelajaran Klasikal dengan pendekata saintifik siswa cenderung kurang aktif dan berinteraksi dengan temannya serta sumber belajar banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan mengutamakan hasil daripada proses. Karena terdapat perbedaan tahapan serta proses pembelajarannya antara model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik, dan model pembelajaran Klasikal dengan pendekatan saintifik sehingga prestasi belajar yang dihasilkan juga berbeda secara signifikan.
21 86 Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Hariyati (2013:721) yang menyatakan bahwa PBL learning model produces better performance over the conventional learning yang berarti model pembelajaran PBL lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional, selain itu hasil di atas juga relevan dengan penelitian dari Budiastuti (2013) yang menyatakan bahwa prestasi siswa yang diberi model pembelajaran TPS lebih baik dari pada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti. 2. Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Dengan memperhatikan rerata marginalnya, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang dan rendah. Temuan lain dalam penelitian adalah prestasi belajar siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang lebih baik daripada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. Hasil dari penelitian sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti, hal ini dikarenakan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi lebih mampu dengan mudah mengatasi semua permasalahan pembelajaran yang dialami, dengan semangat, kerja keras dan daya juang yang dimilikinya siswa akan belajar lebih keras, mendiskusikan masalah tersebut kepada guru maupun siswa lain sehingga memperoleh solusinya dan lebih banyak ide, gagasan dan informasi baik dari guru maupun teman sebayanya. Hal ini sesuai dengan pendapat McClelland (dalam Thoha 2008:209) yang mengemukakkan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu: 1) mempunyai tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2) berani mengambil dan memikul resiko, 3) memiliki tujuan yang realistik, 4) memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, 5) memanfaatkan umpan
22 87 balik yang konkret dalam semua kegiatan yang dilakukan, 6) mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang kurang aktif dalam mengatasi masalah pembelajaran yang dialami, kurang dalam belajar dan bertanya kepada guru maupun berdiskusi dalam kelompoknya dan hanya sesekali bertanya maupun berinteraksi dengan temannya sehingga ide, gagasan dan informasi yang diperoleh dari guru maupun temannya tidak begitu banyak. Siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah cenderung sulit mengatasi masalah pembelajaran yang dialami, sulit bertanya kepada guru, tidak dapat mendiskusikan permasalahan belajar dalam kelompok dan cenderung pasif dalam belajar/berdiskusi sehingga siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah hanya mengandalkan kemampuannya sendiri, sehingga ide, gagasan, dan informasi yang diperoleh dari guru maupun temannya pun sangat kurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Huda (2015:189) yang menyatakan siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa dengan siswa dengan motivasi sedang dan motivasi berprestasi rendah. Dan prestasi belajar siswa dengan motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. 3. Hipotesis Ketiga Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk sumber variansi interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi siswa disimpulkan terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hipotesis keempat ini merupakan hasil uji komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama. a. Kolom tingkat motivasi berprestasi tinggi Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi, prestasi belajar matematika sama baiknya antara yang menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik dan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
23 88 TPS dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik, dan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik sama baiknya dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat ketidak sesuaian dengan hipotesis yang diajukan peneliti, pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi jika dikenai model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik siswa akan lebih aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya, sehingga diskusi kelompok dapat berjalan dengan efektif dan informasi yang diperoleh setiap individu akan lebih banyak. Pada model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi masih dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena siswa masih aktif bertanya kepada guru jika ada permasalahan dalam pembelajaran. Ketidak sesuaian dengan hipotesis dimungkinkan karena kurangnya waktu selama proses pembelajaran sehingga mengakibatkan pembelajaran berjalan tidak begitu optimal serta banyak anggota kelompok yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. McClelland (dalam Thoha 2008:209) menyatakan terdapat 6 karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu mempunyai tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, berani mengambil dan memikul resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam semua kegiatan yang dilakukan, serta mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Pada siswa dengan motivasi berprestasi tinggi saat pembelajaran kurang bisa rencana kerja yang baik serta memanfaatkan umpan balik dari kegiatan, sehingga hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. b. Kolom tingkat motivasi berprestasi sedang Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada siswa tingkat motivasi berprestasi sedang, prestasi belajar matematika siswa yang
24 89 diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik, dan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Berdasarkan uraian di atas maka hasil penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang jika diberi model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik diskusi masih berjalan dengan baik dan pertukaran informasi yang terjadi masih cukup baik, sedangkan jika diberi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik diskusi yang dilakukan dengan berpasangan kurang berjalan dengan baik dan jika diberi model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik cenderung bersikap pasif serta kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini memungkinkan tidak adanya perbedaan prestasi belajar yang signifikan. McClelland dan Liberman (dalam Thoha 2008:211) menemukan bahwa kelompok siswa dengan motivasi berprestasi sedang (atribute), berpikir tentang jaminan atau keamanan dan terutama mengenai cara menghindari kegagalan, atau dengan keinginan minimal untuk mencapai keberhasilan. Pada saat pembelajaran baik dengan model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik, TPS dengan pendekatan saintifik, maupun klasikal dengan pendekatan saintifik siswa dengan motivasi berprestasi sedang cenderung kurang memikirkan tingkat keberhasilan dari setiap tugas dan permasalahan yang diberikan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
25 90 c. Kolom tingkat motivasi berprestasi rendah Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah, prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL pendekatan saintifik sama baiknya dengan dengan siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL pendekatan saintifik sama baiknya dengan dengan siswa yang diberi model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik, dan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS pendekatan saintifik sama baiknya dengan dengan siswa yang diberi model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah jika diberi model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik diskusi tidak dapat berjalan dengan baik karena siswa dengan tipe ini lebih suka menyelesaikan permasalahan secara individu dari pada berkelompok, sedangkan jika diberi model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun klasikal siswa cenderung bersikap pasif, jarang bertanya serta kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Atkinson (2009:138) yang menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah yaitu individu termotivasi oleh ketakutan akan kegagalan, lebih senang menghindari kegagalan, senang melakukan tugas-tugas yang mempunyai taraf-taraf kesulitan yang rendah, individu senang menghindari kegagalan dan akan menunjukkan performance terbaik pada tugas-tugas dengan kesulitan yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil penelitian yang tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan peneliti, hal tersebut karena peneliti tidak dapat mengontrol faktor luaran yang terjadi selama penelitian dilakukan, misalnya masalah ketidakstabilan motivasi yang dimiliki siswa, masalah kesehatan, serta kejujuran siswa saat pengisian angket motivasi berprestasi, dan sebagainya.
26 91 4. Hipotesis Keempat Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk sumber variansi interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi siswa disimpulkan terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hipotesis ketiga ini merupakan hasil uji komparasi rerata antar sel pada baris yang sama. a. Baris model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik, prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang, prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah, dan prestasi belajar matematika pada siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang sama baiknya dengan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi rendah. Model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga siswa harus memahami konsep yang relevan dengan masalah. Pada sebagian siswa pembelajaran belum menjadi pusat perhatian untuk memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil penelitian yang tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan peneliti, hal tersebut karena peneliti tidak dapat mengontrol faktor luaran yang terjadi selama penelitian dilakukan, misalnya masalah ketidakstabilan motivasi yang dimiliki siswa, masalah kesehatan, serta kejujuran siswa saat pengisian angket motivasi berprestasi, dan sebagainya.
27 92 b. Baris model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan saintifik, siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa tingkat motivasi berprestasi sedang, siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa tingkat motivasi berprestasi rendah, dan pada siswa tingkat motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa tingkat motivasi berprestasi rendah. Setiap siswa dituntut berperan aktif dalam pembelajaran, dalam pelaksanaan diskusi dengan pasangannya. Siswa dengan tingkat motivasi tinggi lebih mudah mengatasi semua masalah dan tuntutan belajar,namun sebagian siswa dengan tingkat motivasi sedang dan rendah kesulitan mengatasi semua rintangan dan tuntutan belajar dibandingkan siswa dengan tingkat motivasi tinggi, karena siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan untuk mencapai keberhasilan. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan peneliti, hal tersebut dimungkinkan karena pada saat pengisian angket motivasi berprestasi masih terdapat sebagian siswa yang tidak mengisi secara obyektif sehingga hasil pengisian angket tidak sesuai dengan kriteria motivasi berprestasi siswa sehingga mempengaruhi nilai siswa dalam pembelajaran. c. Baris model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa pada model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik, siswa tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan tingkat motivasi berprestasi sedang, siswa dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa tingkat motivasi berprestasi rendah, dan siswa tingkat motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa tingkat motivasi berprestasi rendah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Kemampuan Awal 1. Data Kemampuan Awal Prestasi Belajar Matematika Data yang digunakan kemampuan awal adalah nilai UAN keltika masuk MTs mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba instrumen, data prsetasi belajar matematika, dan data kecerdasan intrapersonal siswa. Berikut ini diberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Coba Instrumen a. Tes Prestasi Belajar Tes terdiri dari 40 soal berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data nilai tes prestasi belajar matematika pada Ulangan Akhir Semester Genap kelas X tahun pelajaran 2012/2013, data nilai uji
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Uji Coba Instrumen Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen angket dan tes dilaksanakan pada 60 siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi: data nilai Ulangan Semester I mata pelajaran matematika siswa kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015, data hasil uji coba instrumen,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Gatak kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Deskripsi data dalam penelitian ini sebagai berikut:
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Putri Permata Sari 1, Soeyono, Yemi Kuswardi 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 1. Angket Tipe Kepribadian Siswa Validitas angket penelitian ini menggunakan validitas isi. Penilaian terhadap kesesuaian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP yang ada di Kabupaten Rembang baik negeri maupun swasta dengan subyek penelitian siswa kelas
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DAN TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 40 PURWOREJO TAHUN
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY
1 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP DI KABUPATEN BANTUL DITINJAU DARI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE DAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI SISWA BERFIKIR KRITIS (Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan penelitian 1. Menetapkan subyek penelitian Sampel dari penelitian ini adalah siswa yang diambil dua dari enam kelas VIII siswa SMP Negeri 1 Gondangrejo
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA Yuna Ratna Sari 1), Nining Setyaningsih 2) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII Siti Komsatun STMIK Duta Bangsa Surakarta s_komsatun@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMP Negeri di Kabupaten Klaten yang menggunakan kurikulum KTSP 006.. Waktu Penelitian
Lebih terperinciOleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.
1 Oleh: Sumaji Abstract: The purpose of this research was to find out: (1) which model gives better learning achievement, group investigation or direct model, (2) which students has better achievement,
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. 2. NPSN (Nomor Pokok Sekolan Nasional):
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. NAMA SEKOLAH : SDN 1 SURABAYA 2. NPSN (Nomor Pokok Sekolan Nasional): 10807534 3. NOMOR STATISTIK SEKOLAH : 1011126001010 4. PROPINSI : LAMPUNG 5.
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS Nurholis Hafid Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Pembelajaran Think Pair Share, konvensional, prestasi belajar PENDAHULUAN
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA KELAS VII SMPN 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 211/212 Fery Iswarini, Bambang P.D,
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 23379995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TEAM
Lebih terperinciEKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2013/2014 Naskah Publikasi Disusun oleh:
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)
STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) Rista Agustina, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciNurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI SIKAP KREATIF PESERTA DIDIK Nurul Farida Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PELITA BANGSA SUMBERLAWANG SEMESTER GASAL TAHUN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Subek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Magetan yang menerapkan kurikulum
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN Atikha Nur Khoidah 1, Budiyono 2, Riyadi 3 1 Mahasiswa Pascasarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 43) penelitian kuantitatif adalah penelitian
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Tri Astuti, Abu Syafik, Erni Puji Astuti Program
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 24 hingga 36
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Neni Widiastuti Prodi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan jenis kategori penelitian eksperimen semu dengan analisis faktorial yang telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI POKOK SEGITIGA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI POKOK SEGITIGA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Meri Kuslaila 1), Eka Fitria Ningsih 2), Wahyu Kusumaningtyas 3) 1,2,3 Institut Agama Islam
Lebih terperinciKOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA Ichsan Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak Email: ichanida@yahoo.com
Lebih terperinciMei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 57-66 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LISTENING TEAM DAN METODE GUIDED NOTE-TAKING DENGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian berikut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai (1) Mengajukan surat permohonan kepada Dekan I Fakultas
Lebih terperinciEKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciOleh Tri Andari Agung Prastyo Pambudi.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DENGAN TANPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII
Lebih terperinciJurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR DITINJAU DARI
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI BERBANTUAN ALAT PERAGA DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 40 PURWOREJO Sri Supatmi Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik Data tentang skor motivasi belajar peserta didik diperoleh melalui angket yang dimaksudkan untuk meninjau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Baturetno Wonogiri tahun ajaran 015/016 pada bulan September-Oktober 015. B. Metode Penelitian Metode yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP
EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP Rima Adin Riyanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: rima.adin@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang
Lebih terperinciPENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013
PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian a. Uji Keseimbangan Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri wilayah Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Subek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar pada kelas XI IPA semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 2. Waktu
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL TPS MIND MAPPING DAN TTW MIND MAPPING PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS LOGIS SISWA SMP
EKSPERIMENTASI MODEL TPS MIND MAPPING DAN TTW MIND MAPPING PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS LOGIS SISWA SMP Arif Hardiyanti 1, Mardiyana 2, Ikrar Pramudya 3 1,2,3 Magister
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS VII SMPN 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian kuantitatif antara lain berhubungan erat dengan kontruksi
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-18 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN
Lebih terperinciArtikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GASAL MTs NEGERI 1 SURAKARTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif berbantuan
Lebih terperinciJurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR Tri Wahyu Agung
Lebih terperinciRME DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
RME DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jamilah 1 1 Program Studi Pendidikan Matematika, STKI- PGRI Pontianak, Jalan Ampera No.88 Pontianak e-mail: jemiaisyah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP yang ada di Kabupaten Nganuk dengan subyek penelitian siswa kelas VII semester I tahun pelaaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta pada kelas XI semester tahun aaran 015/016 karena
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P-52 EKSPERIMENTASI METODE DISCOVERY DAN METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALOGI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 107) menyatakan bahwa metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (01: 107) menyatakan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PENYAMPAIAN MATERI STEREOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI DAYA SERAP SISWA (Eksperimen Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 3 Satu
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian efektivitas model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dengan pendekatan metakognitif berbasis media e-komik pada materi limit
Lebih terperinciKorespondensi: Abstrak
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 STUDI KOMPARATIF
Lebih terperinciSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TPS, TTW DAN NHT PADA MATERI GARIS DAN SUDUT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nurina Kurniasari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA Disusun sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh : VERA LUSIANA A
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL) DAN OPEN ENDED TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA ( Pada Kelas VII Semester II SMP Negeri
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Kegiatan penelitian ini dimulai Desember dengan mendata namanama peserta didik dan nilai sebelum eksperimen,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 6 Surakarta dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia semester genap tahun
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Siti Ma rifah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi : , ABSTRAK
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAYDAN NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK se-kabupaten Sragen. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap tahun pelaaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar
36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 209 siswa yang
Lebih terperinciFACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitiann Eksperimen pada Kelas VII SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Oleh: Suci Kuswari, Bambang Priyo Darminto, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT DAN NUMBERED HEAD TOGETHER DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Sragen
Lebih terperinciAnnis Deshinta Ayuningtyas Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA Annis Deshinta Ayuningtyas Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciJurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:
Vol.2, No.7, hal 68-69, September 214 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sukoharjo yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 197, Bendosari, Sukoharjo.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
JURNAL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN THINK PAIR SQUARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS The Effectiveness of Cooperative
Lebih terperinciRahayu Sri Waskitoningtyas 1, Tri Atmojo Kusmayadi 2, Mardiyana 3
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Zahrotunnihayah, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Kota Surakarta dengan subjek penelitian peserta
Lebih terperinciMahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SUB MATERI BESAR SUDUT- SUDUT, KELILING DAN LUAS SEGITIGA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER II
Lebih terperinciJurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:
EKSPERIMENTASI MDEL PEMBELAJARAN KPERATIF TIPE TW STAY TW STRAY DAN NUMBERED HEADS TGETHER PADA MATERI PKK FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSNAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KTA SURAKARTA Zainuddin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 25 hari, mulai dari tanggal 21 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di MA Manbaul Ulum Demak. Populasi dalam
Lebih terperinciKata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN KELAS V SD SE-GUGUS WR. SUPRATMAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Nofrita
Lebih terperinci