BAB 3 ANALISIS STRATEGI DAN SISTEM YANG BERJALAN. Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang latar belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS STRATEGI DAN SISTEM YANG BERJALAN. Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang latar belakang"

Transkripsi

1 55 BAB 3 ANALISIS STRATEGI DAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang latar belakang perusahaan, visi dan misi perusahaan, strategi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta uraian tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi Latar Belakang Perusahaan PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh suatu grup usaha Airmark Aviation Singapore yang telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dibidang penerbangan/airlines. Kegiatan utama dari perusahaan ini adalah sebagai penyedia jasa angkutan udara (Air charter), khususnya untuk angkutan barang (Cargo Handling) di bandara-bandara utama di wilayah Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Hongkong, Filipina, dan Indonesia utamanya. Perusahaan ini mulai beroperasi sejak tahun 2002 dan berlokasi di Wisma Asia Jl. Warung Buncit Raya no.2 Jakarta Selatan Indonesia. Adapun profile lengkap dari berdirinya PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines adalah sebagai berikut : a. Surat persetujuan PMA dari BKPM No. 157/I/PMA/2002 dan No. Kode Proyek Tanggal 19 Maret 2002.

2 56 b. Akte Pendirian Perusahaan di kantor notaris Ny. Endang Sugiharti Antariksa S.H. No. 12 Tanggal 20 Maret c. Surat Keterangan Terdaftar sebagai Wajib Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak, KPP-PMA V, Departemen Keuangan Republik Indonesia No. PEM-43/WPJ.07/KP.0603/2002 dengan NPWP: Tanggal 22 Maret d. Pengesahan Akte Pendirian Perseroan Terbatas dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Repulik Indonesia dalam bentuk Kepmen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C HT.01 TH.2002 Tanggal 5 April e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari Pemerintah DKI Jakarta No. 1802/ /VIII/2003 Tanggal 22 Agustus f. Surat Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No Tanggal 2 Mei Selain sejak berdirinya perusahaan hingga saat ini, kegiatan operasi angkutan udara sudah dapat berjalan dengan baik dengan dasar : a. Surat Ijin Usaha Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan No. SKEP/94/V/2002 Tanggal 20 Mei b. Surat Ijin Operasi Air Operator Certificate dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan No. AOC/ Tanggal 02 Juli 2002.

3 57 Maksud dan Tujuan dari didirikannya PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines adalah bermaksud untuk menghubungkan kepulauan Nusantara melalui sebuah usaha penyediaan jasa angkutan udara, khususnya dalam angkutan udara niaga tidak berjadwal. Dan bertujuan untuk membantu menciptakan kepastian kepada para pelaku bisnis yang berkaitan dengan penyebaran hasil produksi dan menciptakan peluang agar laju pertumbuhan angkutan udara nasional akan bertumbuh secara sehat, pesat, efektif, dan efisien Visi dan Misi Perusahaan Visi dari perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan jasa angkutan udara yang terbaik dan paling terpercaya dalam industri penerbangan. Untuk mewujudkan visi tersebut PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines mempunyai misi sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pengguna jasa angkutan udara, sehingga kepercayaan pengguna jasa akan semakin terus meningkat. b. Menciptakan iklim angkutan udara nasional khususnya angkutan udara niaga yang menjunjung tinggi faktor keselamatan, pelayanan, kenyamanan, tepat waktu dan handal serta efisiensi dan efektifitas usaha. c. Pelaksanaan kegiatan perusahaan menganut norma-norma dan etika bisnis sehingga operasi perusahaan selalu menghormati kepentingan

4 58 lain dengan tidak mengabaikan pola dan strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan Strategi Perusahaan Berkaitan dengan usaha yang dilakukan dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan untuk dapat meningkatkan produktifitas serta menjamin tercapainya tujuan perusahaan, maka PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines merasa perlu untuk menetapkan beberapa kebijakan dan strategi, diantaranya : 1. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah strategi yang diterapkan perusahaan dalam rangka merebut pasar yang ada dengan menyusun metode atau cara yang membuat calon pelanggan akan tertarik dan percaya untuk menggunakan jasa angkuan udara yang ditawarkan. Strategi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : a. Kerjasama kemitraan Salah satu kerjasama kemitraan adalah dengan menjadi anggota IATA (International Air Transportation Association) dan kerjasama dengan organisasi lain yang dapat mendukung usaha transportasi seperti asosiasi pengirim kargo (cargo agents), perusahaan atau produsen skala menengah ke atas, Multinational Company maupun agen-agen perjalanan.

5 59 b. Promosi Promosi merupakan faktor yang sangat penting untuk memperkenalkan perusahaan dan produknya pada pasar. Berbagai upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan merk dagang dan produknya antara lain, melalui pengiklanan pada media Cargo Journal, Airline Business Magazine, IATA Cargo Agent Bulletin, dan juga melalui web site. c. Kualitas Produk Pasar jasa angkutan udara niaga baik untuk kargo maupun penumpang adalah pasar yang sangat sensitif terhadap kualitas produk. Para pengguna jasa yang ada menuntut adanya produk berkualitas prima, bahkan eksklusif dan mewah, namun dengan harga murah. Oleh karena itu perusahaan dengan sadar memberikan perhatian terhadap hal-hal seperti : pemilihan type pesawat yang layak, kualitas layanan terbaik, keamanan, dan ketepatan waktu. 2. Pengadaaan pesawat yang sesuai dengan standar dan peraturan, serta memiliki ijin dari pemerintah. 3. Strategi Perawatan dan Perbaikan Pesawat Program perawatan dan perbaikan akan dilaksanakan dengan mengacu pada CASR (Civil Aviation Safety Regulation) maupun ketentuan lainnya serta service bulletin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat pesawat udara yaitu dengan bekerjasama dengan Maintenance Provider yang ditunjuk, dimana secara langsung teknisi perusahaan berserta maintenance inspector dari Direktorat Jenderal Perhubungan

6 60 Udara akan melakukan supervisi pelaksanaan program maintenance yang ada. 4. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia terkait dengan penyiapan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan profesional yang akan mengoperasikan dan menjalankan kegiatan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasi perusahaan, hal-hal yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan SDM adalah sebagai berikut : Perekrutan pegawai, calon pegawai harus dipilih dari seseorang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang mendukung tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan (Training), untuk membentuk tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan training sesuai tugas masing-masing personil dengan materi sesuai dengan tujuan perusahaan dalam mewujudkan visi dan misinya. Pengembangan keahlian (Up-grading), yaitu mengirim pegawai perusahaan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan bidang pekerjaannya, sehingga dapat menunjang operasional perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Berikut ini adalah struktur organisasi pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airline, yang dapat dilihat pada gambar 3.1 :

7 61 Komisaris Direktur Utama CASO Wakil Direktur Utama Direktur Operasi Direktur Teknik Direktur Keuangan Direktur Komersial Direktur Umum Manajemen Pilot Manajemen Mutu Keuangan Pemasaran Personalia Manajemen Operasi Penerbangan Pemeliharaan Manajemen Material Urusan Umum Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Tri-M.G. Intra Asia Airlines

8 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berikut ini diuraikan tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan dalam struktur organisasi: 1. Komisaris Berperan sebagai pemilik dari perusahaan. Mengontrol kinerja Direktur Utama. Mengawasi perkembangan perusahaan. Bekerjasama dengan Direktur Utama dalam menetapkan perencanaan strategis perusahaan dan menentukan kebijakan umum perusahaan. 2. Direktur Utama Bertanggung jawab langsung kepada Komisaris atas jalannya operasional perusahaan. Bekerjasama dengan Komisaris dalam menetapkan perencanaan strategis perusahaan dan menentukan kebijakan umum perusahaan. Mengawasi dan mengendalikan operasional perusahaan. 3. Wakil Direktur Utama Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Membantu Direktur Utama dalam mengkoordinir semua direktur. Membantu Direktur Utama dalam mengontrol dan mengawasi aktivitas perusahaan. 4. Direktur Operasi Mengontrol jalannya operasi penerbangan sesuai dengan ketentuan dalam CASR.

9 63 Melakukan identifikasi operasi penerbangan dengan berkoordinasi bersama MCLCES (Maintenance Crew Load Control Equipment Scheduling). Bertanggung jawab atas jalannya operasi penerbangan yang baik dan lancar. Melakukan koordinasi dengan pihak lain terkait dengan operasi penerbangan. Berkoordinasi dengan Direktur Teknik dalam menjaga kondisi armada pesawat yang layak sesuai dengan operasi penerbangan yang di lakukan. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 5. Direktur Teknik Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan program perawatan pesawat. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengadaan suku cadang dan perawatan pesawat udara. Menyelenggarakan maintenance review meeting. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama 6. Direktur Keuangan Bertanggung jawab terhadap semua aspek keuangan perusahaan. Melakukan kontrol terhadap cash flow perusahaan. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait dengan pengeluaran dan pemasukan dana perusahaan. Membuat struktur perencanaan keuangan yang baik.

10 64 Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 7. Direktur Komersial Bertanggung jawab dalam strategi pemasaran. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Mengatur promosi usaha guna mengembangkan dan mengoptimalkan penjualan. Melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk membentuk jaringan pemasaran. Mengkaji ulang strategi pemasaran yang sudah dilakukan dan mencari metode pengembangan yang lebih efisien dan efektif. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 8. Direktur Umum Bertanggung jawab terhadap permasalahan pegawai perusahaan dan semua permasalahan yang terkait dengan ketata-rumah tanggaan perusahaan. Mengatur rekruitmen pegawai. Melakukan kontrol terhadap semua kegiatan dan kebutuhan untuk operasional perusahaan. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 9. CASO (Company Aircraft Safety Officer) Bertindak sebagai penasihat Direktur Utama, yang memberikan masukan kepada Direktur Utama mengenai keselamatan operasi penerbangan. Memonitor jalannya operasi penerbangan terkait dengan CASR.

11 Analisis Kondisi lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Analisis terhadap kondisi lingkungan Internal dan Eksternal perusahaan akan mengacu dan berdasar pada model perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dari John Ward, sebagaimana telah dijabarkan pada Landasan Teori sub bab 2.2. Dimana dari model tersebut dapat dipahami bahwa dalam sebuah proses perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dibutuhkan suatu masukan atau input yang akan diproses untuk menghasilkan suatu output produk perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. Adapun masukan atau input yang di gunakan dalam proses perencanaan tersebut di dapatkan melalui analisis terhadap beberapa faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, baik itu lingkungan bisnis maupun lingkungan SI/TI perusahaan, analisis ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang menyeluruh dan mendasar tentang kondisi lingkungan perusahaan saat ini. Berikut adalah model perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi pada PT. Tri- M.G. Intra Asia Airlines :

12 66 Lingkungan Eksternal Bisnis PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines Lingkungan Eksternal SI/TI PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines Lingkungan Internal Bisnis PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines Lingkungan Internal SI/TI PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines Input Portfolio Aplikasi saat ini Proses Perencanaan strategi SI/TI Proses Strategi Sistem Informasi Strategi Teknologi Informasi Strategi Manajemen SI/TI Output Portfolio Aplikasi Masa Depan Gambar 3.2 Model Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines

13 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Perusahaan Analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis perusahaan adalah merupakan analisis terhadap faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik yang dapat mendatangkan dan memperbesar peluang perusahaan, maupun yang dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Analisis yang dilakukan mencakup analisis terhadap persaingan bisnis perusahaan dengan menggunakan teknik analisis persaingan Porter dan analisis PEST Lima (5) Faktor Persaingan Porter Perusahaan Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau implementasi yang baik. Dalam industri manapun, apakah industri domestik atau internasional, apakah menghasilkan barang atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor persaingan, yakni : masuknya pendatang baru, ancaman produk subtitusi, daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-menawar pemasok dan persaingan diantara para peserta yang ada Berikut adalah analisis lima (5) faktor persaingan Porter pada PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines :

14 68 Pendatang Baru Perusahaan penerbangan reguler yang ingin mengembangkan bisnisnya pada sektor Cargo Handling : PT. Garuda Indonesia PT. Bouraq Airlines Perusahaan sejenis lainnya Perusahaan Baru yang ingin masuk pada usaha penyedia jasa angkutan udara. Pemasok - GMF (Garuda Maintenance Facility) - PT. Indopelita Aircraft Service. - Fort Lauderdale Aerospace Inc. - Perusahaan penyedia Bahan Bakar. Pesaing Industri - PT. Repex Perdana International (RPX) - PT. Cardig Air Pembeli - PT. Birotika Semesta (DHL) - UPS - Cargo Agents - Perusahaan / Institusi lain yang membutuhkan jasa angkutan udara atau Cargo Handling Produk Pengganti Jasa angkutan darat Jasa angkutan laut. Gambar 3.3 Analisis Porter PT.Tri-M.G. Intra Asia Airlines

15 69 1. Pendatang Baru Pendatang baru yang dimaksud disini adalah semua perusahaan yang baru berdiri dan akan bergerak pada bidang industri yang sama ataupun juga perusahaan penerbangan reguler yang telah lama berdiri yang ingin memperluas usahanya kebidang Cargo Handling, seperti Garuda Indonesia, Bouraq Airlines, dan perusahaan penerbangan reguler lainnya. Para pendatang baru ini dapat mendatangkan ancaman bagi perusahaan, khususnya yang datang dari perusahaan penerbangan reguler yang telah memiliki pengalaman dan infrastruktur bisnis yang lebih mapan, serta ancaman yang datang dari pendatang baru yang mempunyai modal besar, mutu dan layanan yang lebih baik. Untuk itu PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines harus mempersiapkan langkah untuk tetap dapat menjangkau pangsa pasar yaitu dengan cara promosi melalui media periklanan baik cetak maupun elektronik yang dapat menarik pelanggan dan memperbesar peluang pasar. 2. Pesaing Industri Yang dimaksud dengan pesaing adalah perusahaan yang telah bergerak dibidang industri yang sama. Pada saat ini jumlah perusahaan yang ada dalam persaingan bisnis penyediaan jasa angkutan udara niaga khususnya cargo handling, terlihat masih relatif rendah, hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan penerbangan yang ada masih berkonsentrasi pada angkutan

16 70 penumpang. Namun hal ini bukan berarti usaha untuk menguasai pasar menjadi lebih mudah, tingginya kebutuhan para pelanggan akan suatu jasa angkutan udara niaga yang tidak terikat pada waktu, aman, terpercaya, tepat waktu dan berkualitas. Membuat hanya perusahaan yang dapat memenuhi tuntutan pasar dan menawarkan nilai tambah yang kompetitif pada pelangganlah yang akan menguasai pasar. Beberapa perusahaan yang merupakan pesaing utama bagi PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines adalah : PT. Cardig Air yang merupakan salah satu anak perusahaan dari grup usaha Bimantara Citra tbk. dan PT. Repex Perdana International (RPX) yang merupakan sebuah perusahaan aliansi dari FedEx corp. Perusahaan pesaing tersebut dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena perusahaan tersebut dapat menawarkan beberapa keunggulan yang menjadi nilai kompetitif mereka, salah satu contohnya adalah RPX yang menawarkan suatu online tracking system bagi pelanggannya dimana sistem ini merupakan sistem yang terintegrasi dengan sistem yang dimiliki oleh FedEx Corp. Oleh sebab itu PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines harus dapat mencari langkah yang tepat untuk memenangkan persaingan melalui peningkatan mutu dan pelayanan yang ditunjang dengan peningkatan teknologi perusahaan.

17 71 3. Kekuatan Penawaran Pemasok Yang dimaksud sebagai pemasok adalah perusahaan yang dapat mendukung PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines dalam hal pengadaan armada pesawat serta suku cadangnya, pengadaan bahan bakar, dan mendukung dalam hal perawatan dan perbaikan armada pesawat. Para pemasok yang telah menjadi rekanan kerja PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines diantaranya adalah : GMF (Garuda Maintenance Facility) dan PT. Indopelita Aircraft Service, sebagai penyedia jasa perawatan. Fort Lauderdale Aerospace Inc, sebagai penyedia armada dan suku cadang pesawat. Perusahaan penyedia bahan bakar pesawat. 4. Kekuatan Penawaran Pembeli Pembeli yang dimaksud disini adalah perusahaan atau pelanggan yang membutuhkan layanan jasa angkutan udara niaga atau cargo handling, seperti cargo agents (DHL dan UPS), perseorangan atau institusi lain yang membutuhkan jasa angkutan udara atau cargo handling. Para pelanggan biasanya akan menuntut suatu jasa yang berkualitas prima, layanan yang baik serta kemudahan dalam bertransaksi namun dengan harga yang murah. Untuk itu PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines harus dapat menentukan langkah yang tepat dalam hal mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas kerja, sehingga

18 72 tuntutan pelanggan dapat terpenuhi dan keuntungan dapat diraih secara optimal. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembaharuan armada pesawat dan pengembangan sistem dan teknologi informasi yang mendukung efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pelayanan terhadap pelanggan. 5. Ancaman Produk Pengganti. Ancaman produk pengganti dapat datang dari perusahaan jasa angkutan melalui darat dan laut. Namun hal ini tidak dirasakan sebagai suatu hambatan yang besar bagi PT.Tri-M.G. Intra Asia Airlines karena masing-masing layanan memiliki nilai positif dan negatif berbeda yang dapat menjadi pilihan bagi pelanggan untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Perusahaan jasa angkutan darat dan laut menawarkan layanan yang lebih murah namun dengan tingkat keamanan, kecepatan, dan ketepatan waktu yang lebih rendah. Sedangkan jasa angkutan udara menawarkan layanan yang lebih aman, terpercaya, dan tepat waktu, namun dengan harga yang relatif lebih tinggi. Untuk itu PT. Tri-M.G. Intra Asia harus dapat menemukan suatu alat/cara yang tepat untuk mendukung efisiensi biaya operasional perusahaan, sehingga kendala harga yang tinggi dapat di atasi, dan hal ini sudah tentu akan memperluas cakupan pasar serta membuka peluang pasar yang lebih besar bagi perusahaan.

19 Analisis PEST Perusahaan Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang dapat mempengaruhi perusahaan diantaranya adalah : a. Politik Dengan diberlakukannya AFTA (Asia Free Trade Area) pada tahun 2003 yang sudah tentu memberikan dampak pasar global, dimana terjadinya peningkatan aliran barang dan jasa, baik didalam maupun keluar/masuk wilayah Indonesia, maka dapat dipastikan bahwa peluang bagi usaha angkutan udara makin terbuka dan cukup menjanjikan. Pemberlakuan UU No.22 tahun 2000 terkait dengan otonomi daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi daerah lebih cepat maju dan meningkat dengan pesat, dampak yang timbul adalah terjadinya pergerakan masyarakat dan barang yang cukup besar dari daerah satu ke daerah lainnya. Dan hal ini tentu merupakan potensi pasar yang baik untuk dimanfaatkan oleh perusahaan jasa angkutan, baik darat, laut maupun udara. Keputusan pemerintah tentang larangan impor pesawat jenis Boeing , terkait dengan terjadinya sejumlah kecelakaan di tanah air. Serta di berlakukannya regulasi pembatasan umur pesawat dengan Keputusan Menteri Perhubungan 06/2006 yakni pesawat berjadwal di Indonesia dibatasi umurnya pada 30 tahun dan landing-cycle 50 ribu

20 74 kali, sudah barang tentu akan berdampak pada meningkatnya anggaran pembelanjaan dan biaya operasional sebuah perusahaan penerbangan. b. Ekonomi Inflasi yang masih tinggi berpengaruh khususnya kepada nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika telah memberikan dampak semakin tingginya biaya operasi penerbangan, hal ini disebabkan karena sebagian besar biaya operasi adalah berupa mata uang asing, terutama Dollar Amerika. Dampak krisis ekonomi yang pernah melanda nampak sedikit demi sedikit telah berhasil ditanggulangi oleh pihak pemerintah dengan melibatkan unsur swasta, hal ini berdampak pada pemulihan perekonomian yang telah tampak dengan mulai tumbuh dan meningkatnya permintaan pada sektor angkutan udara. Untuk itu perusahaan harus dapat mengantisipasi kondisi pulihnya perekonomian Indonesia saat ini dengan memanfaatkan segala peluang yang ada. c. Sosial Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penerbangan berjadwal di Indonesia dan hampir semuanya masih mengutamakan angkutan penumpang beserta bagasinya secara terjadwal, maka angkutan penumpang maupun

21 75 barang yang tidak berjadwal menjadi lower priority, sedangkan banyak pengusaha di Indonesia maupun luar negeri yang belum mampu melaksanakan mobilitas pelaksana usaha maupun hasil usahanya secara terjadwal. Dengan keadaan seperti ini permintaan angkutan udara niaga tidak berjadwal sulit untuk dapat dihitung secara benar pada setiap rute dan pada waktu tertentu. Mengacu pada fenomena ini, dan masih sering terlihatnya penumpang dan barang yang pada saat tertentu tidak dapat diangkut karena pertimbangan faktor prioritas, maka angkutan udara tidak berjadwal atau charter dapat di ungkapkan sebagai penerbangan yang memiliki peluang besar atau akan berkembang dimasa akan datang. Meningkatnya frekuensi kejadian kecelakaan penerbangan di Indonesia tidak boleh dianggap sebagai hal kecil. Sebab selain menimbulkan kerugian material bernilai milyaran rupiah serta penderitaan dan kesedihan sanak keluarga korban, kecelakaan-kecelakaan itu akan berdampak serius bagi kelangsungan sebuah perusahaan penerbangan, karena salah satu dampaknya adalah hilangnya kepercayaan pengguna jasa penerbangan di tanah air. Dalam dunia penerbangan, terdapat tiga hal yang saling berkaitan, yaitu keamanan, keselamatan, dan musibah penerbangan. Menurunnya tingkat keamanan dan keselamatan ini dapat

22 76 mengakibatkan terjadinya bencana penerbangan, sehingga keamanan dan keselamatan penerbangan saling terkait dan sulit untuk di pisahkan. Faktor-faktor penyebab kecelakaan penerbangan antara lain adalah : manusia yang terdiri atas pilot itu sendiri atau personel lain, mesin pesawat termasuk bahan bakar, media yang berupa cuaca di sepanjang rute penerbangan, metode yang berupa peraturan dan kebijakan penerbangan, misi tujuan penerbangan, manajemen personal termasuk maintenance dalam operasi penerbangan dan moneter dari perusahaan penerbangan. Dan untuk menghasilkan sebuah operasi penerbangan yang aman, berkualitas, dan terpercaya sudah barang tentu merupakan tanggung jawab dari sebuah perusahaan penerbangan dalam menjamin kualitas dan kelayakan dari faktor-faktor tersebut, sehingga tingkat keselamatan penerbangan dapat terjamin dengan baik. d. Teknologi Sejak dahulu bangsa Indonesia sudah sangat peka terhadap kemajuan teknologi penerbangan di dunia. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya berbagai perusahaan penerbangan di Indonesia saat ini. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki kontribusi dalam kemajuan industri pesawat terbang dunia, yakni dengan

23 77 menyumbangkan ide cemerlang kepada industri pesawat terbang dengan konsep dua penerbang untuk mengoperasikan pesawat terbang komersial berbadan lebar, yang sebelumnya selalu diawaki oleh lebih dari dua orang. Konsep yang semula hanya untuk maskapai penerbangan Indonesia itu kini berkembang menjadi konsep untuk seluruh pesawat berbadan lebar, karena ternyata telah meningkatkan efesiensi dalam pengoperasian pesawat angkut komersial berbadan lebar. Saat ini, maskapai penerbangan nasional sudah banyak yang mulai membidik jalur atau segmen pasar penerbangan berkonsep hemat, efisien, dan murah (low cost airlines/lcc). Hal ini tentunya tidak berarti menghilangkan tanggung jawab untuk selalu dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan lebih kepada pelanggan. Salah satu faktor utama yang dapat mendukung konsep ini, diantaranya adalah melalui strategi pemilihan pesawat yang tepat. Pemilihan tipe pesawat seperti A300, A320, dan seri lainnya dari Airbus saat ini sedang menjadi trend, ini disebabkan tipe pesawat tersebut ternyata lebih hemat bahan bakar sekitar 30% dan juga memiliki rata-rata usia yang lebih muda, dibanding tipe sejenis dari produk Boeing yang telah lebih dulu digunakan oleh maskapai-maskapai penerbangan nasional. Namun terlepas dari pabrikan apapun itu dalam

24 78 menghasilkan tipe pesawat, pemilihan tipe pesawat yang tepat yang dapat mendukung penghematan dan juga sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada, tentunya akan dapat membantu perusahaan dalam memberikan layanan yang lebih bagi para pelanggannya dengan konsep hemat, efisien, dan murah namun tetap menjamin keselamatan penerbangan. Perkembangan teknologi yang begitu cepat juga sangat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan penerbangan, saat ini telah banyak perusahaan yang memanfaatkan sistem dan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan bisnisnya, dan banyak pula yang telah menjadikan sistem dan teknologi informasi tersebut sebagai suatu strategi perusahaan yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan tersebut. Internet sebagai wahana sumber informasi juga telah diakui oleh dunia penerbangan. Berbagai kegiatan bisnis penerbangan, mulai dari industri pembuat pesawat terbang, perusahaan penerbangan, dan publikasi penerbangan, bisa dikatakan telah terjun dalam dunia maya ini. Seiring dengan itu, tumbuh pula trend ecommerce yang bukan saja untuk menjual pesawat atau suku cadangnya, tetapi juga untuk barang-barang lain yang menghasilkan pengaruh bagi makin hidupnya kegiatan penerbangan. Fenomena seperti e-travel dan jual-beli pesawat dan suku cadang menggunakan

25 79 internet telah menjadi bagian keseharian, baik dalam lingkup bisnis/perusahaan maupun individu. Untuk itu industri dan kalangan penerbangan Indonesia sudah seharusnya menetapkan visi dan strategi dalam menghadapi era informasi yang baru ini. Bukan dengan semangat sekedar ikut arus, tetapi benar-benar dengan kesadaran, bahwa memang internet dan teknologi informasi memberi dan membuka peluang baru bagi industri penerbangan Indonesia Analisis Lingkungan Internal Bisnis Perusahaan Analisis terhadap lingkungan internal bisnis perusahaan adalah merupakan analisis terhadap faktor-faktor internal yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik yang berupa kekuatan internal yang dimiliki perusahaan yang harus di gali potensinya sehingga peluang yang ada dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, atau juga berupa kelemahan yang harus diperbaiki oleh perusahaan agar tidak menjadi ancaman bagi perusahaan di kemudian hari. Analisis yang dilakukan mencakup analisis terhadap rantai nilai perusahaan (value chain), analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats), analisis CSF (Critical Success Factors) dan analisis area, fungsi dan proses bisnis.

26 Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Perusahaan Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas bisnis perusahaan yang terbagi menjadi dua kelompok aktivitas perusahaan yaitu aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Berikut ini adalah rantai nilai dari PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines (lihat gambar 3.4): a. Aktivitas Primer : 1) Logistik ke dalam Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran masukan ke produk. Aktivitas logistik ke dalam yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas penerimaan suku cadang dari pemasok, penyimpanan suku cadang digudang, serta pengendalian persediaan. 2) Operasi Aktivitas yang menyangkut pengubahan masukan menjadi produk akhir. Aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas pengaturan awak pesawat, pengaturan operasi penerbangan, serta persiapan, pemeliharaan dan inspeksi pesawat yang akan digunakan.

27 81 Infrastruktur Perusahaan Manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan pemerintah, manajemen mutu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perekrutan, pelatihan, dan pengembangan keahlian (up - grading) Pengembangan Teknologi LAN, mail server, dan website perusahaan Pembelian Pembelian armada, suku cadang, dan bahan bakar pesawat, pembelian gedung dan perlengkapan kantor Logistik ke dalam Penerimaan suku cadang, Penyimpanan suku cadang, Pengendalian persediaan. Operasi Pengaturan awak, Pengaturan operasi, Persiapan pesawat, Pemeliharaan pesawat, Inspeksi kualitas. Logistik ke luar Penyewaan hanggar dan landasan, Loading cargo, Unloading cargo, Pemasaran & Penjualan Periklanan, Promosi, Penetapan harga. Pelayanan Pelatihan berkala pilot, Perbaikan dan perawatan pesawat Gambar 3.4 Rantai Nilai PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines M A R J I N

28 82 3) Logistik ke luar Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian fisik produk kepada pembeli. Aktivitas logistik keluar yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas penyewaan hanggar dan landasan, loading cargo dan unloading cargo. 4) Pemasaran dan Penjualan Aktivitas yang menyangkut penyediaan sarana agar pembeli dapat membeli produk dan aktivitas yang mempengaruhi pembeli agar mereka mau membelinya. Aktivitas pemasaran dan penjualan yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas periklanan dan promosi melalui media cetak serta melaluiweb site dan penetapan harga. 5) Pelayanan Aktivitas yang menyangkut penyediaan layanan untuk memperkuat atau menjaga nilai produk. Aktivitas pelayanan yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas yang dapat menjaga dan meningkatkan kualitas kelayakan pesawat dan awaknya berdasarkan kaidah-kaidah yang tercantum pada Civil Aviation Safety Regulation (CASR).

29 83 b. Aktivitas Pendukung 1) Pembelian Aktivitas pembelian yang dilakukan perusahaan untuk mendukung aktivitas primer mencakup aktivitas pembelian armada, suku cadang, dan bahan bakar pesawat serta pembelian gedung dan perlengkapan kantor, dan penyewaan gudang bandara. 2) Pengembangan Teknologi Aktivitas pengembangan teknologi yang dilakukan perusahaan saat ini adalah pengadaan jaringan LAN dan mail server untuk mendukung kolaborasi kerja, serta pengadaan situs perusahaan untuk kepentingan pemasaran. 3) Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas manajemen sumber daya manusia yang dilakukan perusahan meliputi aktivitas perekrutan, pelatihan, serta pengembangan keahlian karyawan. 4) Infrastruktur Perusahaan Infrastruktur perusahaan terdiri atas sejumlah aktivitas yang meliputi manajemen umum perusahaan, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan pemerintah, serta manajemen mutu.

30 Analisis SWOT Perusahaan Kinerja sebuah perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman) perusahaan untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Berdasarkan survey yang telah dilakukan, berikut ini adalah identifikasi SWOT pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines : 1. Kekuatan (Strength) Memiliki jenis armada pesawat yang beragam untuk berbagai kapasitas muatan dan rute tujuan. Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Dukungan grup usaha yang telah berpengalaman di bidang Airlines. Produk berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Memiliki kesepakatan kerja dengan perusahaan cargo internasional (UPS dan DHL). 2. Kelemahan (Weakness) Rata-rata usia pesawat yang sudah relatif tua.

31 85 Jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Belum adanya sistem terpadu yang mendukung kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Belum adanya sistem yang mendukung Top - Management dalam proses pengambilan keputusan. Kurangnya pemanfaatan web site perusahaan untuk peningkatan bisnis. 3. Peluang (Opportunity) Besarnya tingkat permintaan untuk layanan angkutan udara yang disesuaikan dengan keinginan dan kepentingan pelanggan, seperti waktu, rute tujuan, dan kapasitas. Banyaknya cargo yang tidak selalu dapat tertampung oleh perusahaan penerbangan reguler. Pemberlakuan otonomi daerah yang meningkatkan pertumbuhan bisnis dan perdagangan di Indonesia. Perkembangan teknologi sistem infomasi yang mendukung kinerja perusahaan. 4. Ancaman (Threat) Krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak pada tingginya nilai tukar mata uang Dollar, yang dapat menyebabkan semakin tingginya biaya operasi penerbangan, karena sebagian besar biaya operasi menggunakan mata uang asing khususnya Dollar.

32 86 Masuknya pendatang baru dengan modal besar. Perusahaan penerbangan reguler yang ingin mengembangkan usahanya pada bisnis cargo handling. Regulasi pemerintah tentang standar usia pesawat. Pesaing bisnis dengan teknologi informasi yang lebih unggul. Setelah faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan diidentifikasi. Kemudian dibuatkan sebuah tabel yang disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis tersebut dalam kerangka kekuatan dan kelemahan (Tabel IFAS) dan kerangka peluang dan ancaman (Tabel EFAS). Berikut ini adalah tabel IFAS dan EFAS PT. Tri-M.G Intra Asia Airlines : IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) : FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT x RATING KEKUATAN : Memiliki jenis armada pesawat yang beragam. Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Dukungan grup usaha yang berpengalaman. Produk berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Memiliki kesepakatan kerja dengan perusahaan cargo internasional (UPS dan DHL) TOTAL KEKUATAN

33 87 KELEMAHAN : Rata-rata usia pesawat yang sudah relatif tua. Jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Belum adanya sistem terpadu yang mendukung kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Belum adanya sistem yang mendukung Top - Management dalam proses pengambilan keputusan. Kurangnya pemanfaatan web site perusahaan untuk peningkatan bisnis TOTAL KELEMAHAN (0.62) TOTAL IFAS Tabel 3.1 IFAS PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) : FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT x RATING PELUANG : Besarnya tingkat permintaan layanan angkutan udara tidak berjadwal. Banyaknya cargo yang tidak selalu dapat tertampung oleh perusahaan penerbangan reguler. Faktor otonomi daerah, yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan bisnis dan perdagangan. Perkembangan SI/TI yang mendukung kinerja perusahaan TOTAL PELUANG ANCAMAN : Tingginya nilai tukar mata uang dollar. Masuknya pendatang baru dengan modal besar. Perusahaan penerbangan reguler yang ingin mengembangkan usahanya pada bisnis cargo handling. Regulasi pemerintah tentang standar usia pesawat. Pesaing bisnis dengan teknologi yang lebih unggul TOTAL ANCAMAN (1.17) TOTAL EFAS Tabel 3.2 EFAS PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines

34 88 Matrik SWOT : IFAS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) EFAS Memiliki jenis armada pesawat yang beragam. Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Dukungan grup usaha yang berpengalaman. Produk berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Memiliki kesepakatan kerja dengan perusahaan cargo internasional (UPS dan DHL). Rata-rata usia pesawat yang sudah relatif tua. Jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Belum adanya sistem terpadu yang mendukung kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Belum adanya sistem yang mendukung Top - Management dalam proses pengambilan keputusan. Kurangnya pemanfaatan web site perusahaan untuk peningkatan bisnis. PELUANG (O) Besarnya tingkat permintaan layanan angkutan udara tidak berjadwal. Banyaknya cargo yang tidak selalu dapat tertampung oleh perusahaan penerbangan reguler. Faktor otonomi daerah, yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan bisnis dan perdagangan. Perkembangan SI/TI yang mendukung kinerja perusahaan. ANCAMAN (T) Tingginya nilai tukar mata uang dollar. Masuknya pendatang baru dengan modal besar. Perusahaan penerbangan reguler yang ingin mengembangkan usahanya pada bisnis cargo handling. Regulasi pemerintah tentang standar usia pesawat. Pesaing bisnis dengan teknologi yang lebih unggul. STRATEGI SO Memperbesar market share dengan membuka rute-rute pelayanan baru yang potensial. Melakukan kerjasama dengan perusahaan penerbangan reguler, untuk menampung kargo yang tidak dapat di angkut. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui pengembangan sistem dan teknologi informasi yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan. STRATEGI ST Pengembangan produk yang berkualitas disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Mengembangkan hubungan kerjasama untuk memperluas jaringan pemasaran. Kebijakan penetapan harga yang kompetitif. Peningkatan kualitas teknologi untuk mendukung strategi bisnis. STRATEGI WO Pengembangan e-commerce yang mendukung B2C dan B2B. Pengembangan sistem terpadu yang mendukung integrasi data dan membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Perekrutan karyawan yang handal dan berkualitas sesuai kebutuhan perusahaan. STRATEGI WT Pembaharuan armada pesawat sacara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dan regulasi yang berlaku Mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan dan pengembangan keahlian. Pengembangan sistem perawatan pesawat yang mendukung efisiensi. Gambar 3.5 Matrik SWOT PT.Tri-M.G. Intra Asia Airlines

35 89 Selanjutnya, dengan menggunakan faktor strategis internal dan eksternal, sebagaimana telah di jabarkan dalam tabel IFAS dan EFAS, kemudian akan dibuatkan sebuah matrik SWOT yang akan menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Berdasarkan matrik SWOT tersebut, kemudian dapat disusun empat set kemungkinan alternatif strategis, yakni: SO, WO, ST, WT (lihat gambar 3.5). Setelah alternatif strategi pada matrik SWOT dapat ditentukan dan disusun, kemudian langkah selanjutnya adalah untuk menentukan posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Dengan diketahuinya posisi perusahaan dalam persaingan bisnis maka dapat diketahui kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, serta dapat ditentukannya strategi yang paling sesuai dan tepat untuk di terapkan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Posisi perusahaan akan ditentukan dengan menggunakan diagram analisis SWOT (lihat gambar 3.6), dengan menentukan kordinat titik X dan Y pada diagram tersebut, yang mana perhitungannya akan menggunakan nilai yang dihasilkan dari IFAS dan EFAS (lihat tabel 3.1 dan 3.2). Berikut ini adalah diagram analisis SWOT PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines :

36 90 Koordinat titik X (IFAS) : Total Kekuatan = 1.89 Total Kelemahan = - (0.62) Letak Titik X = = 1.27 Koordinat titik Y (EFAS) : Total Peluang = 1.11 Total Ancaman = - (1.17) Letak titik Y = = Jadi, posisi perusahaan terletak pada titik (1.27, ). Diagram Analisis SWOT : Berbagai peluang Kuadran 3 Kuadran 1 Kelemahan internal. (1.27, ) Kekuatan internal Kuadran 4 Kuadran 2 Berbagai ancaman Gambar 3.6 Diagram Analisis SWOT PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines

37 91 Berdasarkan analisis faktor strategi internal dan eksternal, seperti yang terlihat pada diagram analisis SWOT, diketahui bahwa PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines berada pada posisi kuadran 2, yakni meskipun perusahaan menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Dan strategi yang harus di terapkan adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk ataupun pasar) Analisa CSF Perusahaan CSF (Critical Success Factor) adalah faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. CSF adalah faktor yang memerlukan perhatian khusus dari perusahaan, untuk itu diperlukan suatu ukuran atau indikator (KPI Key Performance Indicator) yang dapat memberitahukan perusahaan sudah sejauh mana kinerja mereka didalam mencapai faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut. Faktor-faktor penting yang merupakan kunci keberhasilan pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines serta indicator yang dijadikan sebagai alat ukurnya adalah sebagai berikut :

38 92 1. Armada pesawat yang berkualitas dan sesuai dengan standar kelayakan. Key Perfomance Indikator : Tipe pesawat sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah yakni DEPHUB. Karakterisitik pesawat yang sesuai dengan kapasitas, rute dan bandar udara yang akan dilandasi. Mengikuti program perawatan yang sesuai dengan kententuan CASR dan MPD (Maintenance Planning Data) yang dikeluarkan pabrik pembuat pesawat. 2. Pelayanan yang baik dan berkualitas Key Perfomance Indikator : Pemilihan tipe pesawat yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Terjaminnya keselamatan dan keamanan penerbangan. Terjaganya ketepatan waktu operasi 3. Pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Key Perfomance Indikator : Dikenalnya merk dagang dan produk oleh pasar. Jumlah pelanggan yang terus meningkat. Dapat menjalin hubungan kerjasama dengan cargo agents. Terjaganya hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan pelanggan. Penetapan harga yang bersaing.

39 93 4. Sumber daya manusia yang berkualitas Key Perfomance Indikator : Eksekutif yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam pembinaan manajerial. Eksekutif yang berpengalaman sesuai bidang kerjanya. Teknisi yang memiliki ijasah AME dan sertifikat dari DSKU Pilot yang memiliki ijasah penerbangan sipil dan sertifikat sesuai jenis pesawat yang berlaku. Pilot dan co-pilot mengikuti pelatihan reccurent dan proficiency check disimulator minimal 2 kali setahun. Tenaga operasi penerbangan yang telah megikuti pelatihan DGR (Dangerous Good Regulation), DRM (Dispatcher Resource Mangement), Wind Shear, CRM (Cockpit Resource Management) Analisa Area, Fungsi dan Proses Bisnis Perusahaan Fungsi bisnis adalah sekumpulan aktivitas didalam perusahaan yang dapat mendukung pencapaian misi perusahaan. Fungsi bisnis biasanya dikelompokan kedalam area-area fungsional perusahaan, yakni area-area utama dimana sekumpulan aktivitas perusahaan berjalan. Fungsi bisnis dapat dipecah menjadi proses bisnis, yakni tindakan-tindakan spesifik yang memiliki titik awal dan akhir atau dapat diartikan memiliki input dan menghasilkan output. Analisis ini menggunakan diagram seperti diagram dekomposisi fungsi

40 94 bisnis, diagram hubungan entitas, dan matrik untuk memodelkan dan merekam data dari semua kegiatan yang ada dalam perusahaan. Analisis ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang hubungan dan interaksi antara aspek-aspek informasi dalam perusahaan. Gambar berikut ini akan menjelaskan secara rinci dekomposisi area, fungsi dan proses bisnis pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines : Dekomposisi Area, Fungsi, dan Proses Bisnis : Area Fungsional Fungsi Bisnis Proses bisnis Komersial Promosi Pelayanan Pelanggan Penjualan Menentukan strategi pemasaran Melakukan periklanan produk Melakukan penawaran produk Melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk membentuk jaringan pemasaran. Memberikan informasi tentang perusahaan dan produk. Menanggapi kritik dan saran pelanggan Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Menerima pesanan pelanggan Penetapan harga / tarif jasa. Follow-up pesanan pelanggan. Membuat laporan penjualan.

41 95 Keuangan Perencanaan Keuangan Pengelolaan Arus Kas Menganalisa kondisi keuangan Membuat anggaran keuangan. Membuat Invoice Menerima pendapatan penjualan. Mengeluarkan kas untuk pembelian dan biaya operasional Membuat laporan penerimaan kas Membuat laporan pengeluaran kas Pencatatan Akuntansi Mencatat transaksi keuangan Membuat laporan neraca keuangan. Umum Perekrutan karyawan Pelatihan Karyawan Penggajian Pengelolaan hukum Pengelolaan Kantor Melakukan seleksi karyawan. Mengadakan tes dan wawancara. Penempatan karyawan. Membuat jadwal pelatihan. Mengadakan pelatihan karyawan. Mengevaluasi program latihan karyawan. Menilai kinerja karyawan Menganalisa absensi karyawan Mengatur gaji karyawan Menyiapkan kontrak kerja dengan pelanggan. Meyiapkan kontrak kerja dengan pemasok. Menangani izin usaha. Menangani masalah pajak. Pengadaan peralatan kantor Memelihara peralatan kantor Pemeliharaan gedung

42 96 Operasi Perencanaan Pilot Perencanaan Operasi Penerbangan Mengatur rotasi tugas Pilot. Membuat jadwal tugas Pilot. Mengatur jadwal pelatihan Pilot Operasi Penerbangan Menentukan tipe pesawat untuk operasi. Menentukan spesifikasi pesawat untuk operasi penerbangan. Melakukan koordinasi dengan pihak lain berkaitan dengan operasi penerbangan. Membuat rencana operasi penerbangan. Loading Cargo Unloading Cargo Melaksanakan Operasi Penerbangan Mengisi Maintenance Log Book Teknik Perencanaan perawatan pesawat Perawatan pesawat Pengendalian Persediaan Pembelian Menganalisa MLB Menganalisa Data Perawatan Pesawat. Membuat rencana perawatan pesawat. Permintaan Material Melaksanakan perawatan pesawat Mengontrol stock persediaan Menerima kiriman pemasok Membuat Surat Penerimaan Barang Membuat Surat Pengeluaran Barang. Melakukan kerjasama dengan pemasok. Membuat Pesanan Pembelian Membuat Laporan Pembelian

43 97 Pengendalian kualitas Menilai kelayakan pesawat. Menilai kelayakan suku cadang yang digunakan. Menilai kelayakan tempat penyimpanan barang. Menilai kelayakan skill dari teknisi / standarisasi izin teknisi. Menilai kelayakan rencana perawatan pesawat. Menilai kelayakan peralatan yang digunakan untuk perawatan. Menilai kelayakan hasil perawatan pesawat. Gambar 3.7 Dekomposisi Area, Fungsi dan Proses Bisnis PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines Entitas-entitas kunci atau entitas kelompok / subjek data yang dapat di identifikasi dari dekomposisi area, fungsi dan proses bisnis adalah sebagai berikut : Tabel Subjek Data dan Entitas Data : Subjek Data Pelanggan Pesanan pelanggan Laporan penjualan Keuangan Laporan keuangan Invoice Karyawan Jadwal pelatihan Pelatihan Entitas Data Pelanggan Pesanan pelanggan Laporan penjualan Anggaran keuangan Kas Masuk Kas keluar Laporan penerimaan Kas Laporan pengeluaran Kas Laporan neraca keuangan Invoice Karyawan kantor Pilot Teknisi Jadwal pelatihan Pelatihan

44 98 Absensi Gaji Kontrak kerja Pajak Perlengkapan Jadwal tugas Pilot Pesawat Rencana Penerbangan Penerbangan MLB Rencana perawatan Perawatan Surat Keluar/Masuk Barang Suku cadang Pemasok Pesanan Pembelian Laporan Pembelian Absensi Gaji Kontrak kerja pelanggan Kontrak kerja pemasok Pajak Usaha Perlengkapan kantor Jadwal tugas Pilot Pesawat Rencana Operasi Penerbangan Operasi Penerbangan Maintenance Log Book (MLB) Rencana perawatan pesawat Perawatan Pesawat Surat Pengeluaran Barang (SPB) Tanda Terima Barang (TTB) Suku cadang Pemasok Pesanan Pembelian Laporan Pembelian Tabel 3.3 Subjek Data dan Entitas Data PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines Matrik Fungsi Bisnis vs Eksekutif Matrik ini memetakan hubungan antara fungsi bisnis yang ada dalam perusahaan dengan eksekutif, bagaimana tanggung jawab dari masing-masing eksekutif terhadap fungsi bisnis yang ada. Berikut adalah gambar 3.8 yang merupakan matrik fungsi bisnis vs eksekutif pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines :

45 99 Matrik Fungsi Bisnis vs Eksekutif : Eksekutif Fungsi Bisnis Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Komersial Direktur Keuangan Direktur Umum Direktur Operasi Direktur Teknik Promosi I RA Pelayanan Pelanggan RA Penjualan I I RAEW I I I I Perencanaan Keuangan RA I EW Pengelolaan Arus Kas Pencatatan Akuntansi RA RA Perekrutan Karyawan I RAEW I I Pelatihan Karyawan I RA I I Penggajian RA I Pengelolaan Hukum RA I I Pengelolaan Kantor I RAEW Perencanaan Pilot I RAE Perencanaan Operasi Penerbangan I RA Operasi Penerbangan RAEW I Perencanaan Perawatan Pesawat I RAE Perawatan Pesawat I RA Pengendalian Persediaan RA Pembelian I I I RAE Pengendalian Kualitas I RA Gambar 3.8 Matrik Fungsi Bisnis vs Eksekutif PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines

46 100 Pemetaan hubungan dari matrik fungsi bisnis vs eksekutif dilakukan dengan menggunakan kode seperti berikut : R Direct management responsibilities (Eksekutif bertanggung jawab dalam fungsi bisnisnya) A Executive or policy making authority (Eksekutif memiliki otoritas membuat kebijaksanaan) E Technical expertise (Eksekutif bertindak sebagai tenaga ahli) I Involved in the function (Eksekutif terlibat didalam fungsi yang ada) W Actual execution of the work (Eksekutif melakukan pekerjaan secara aktual) Untuk kode I (Involved) hanya digunakan jika kode R (Reponsible) atau kode A (Authority) tidak digunakan. Kemudian untuk sebagian eksekutif dapat memiliki empat kode R, A, E, dan W, sedangkan sebagian lainnya mungkin hanya memiliki satu kode Matrik Fungsi Bisnis vs Unit Organisasi Matrik ini memetakan hubungan antara fungsi bisnis dengan unit organisasi yang ada didalam perusahaan, dimana tiap unit organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab atas suatu fungsi bisnis dalam perusahaan. Satu unit organisasi dapat memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap beberapa fungsi bisnis. Berikut adalah gambar 3.9 yang merupakan matrik fungsi bisnis vs unit organisasi pada PT. Tri-M.G. Intra Asia Airlines :

Daftar Pertanyaan Wawancara 1

Daftar Pertanyaan Wawancara 1 L 1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1 Narasumber : Bpk. Ahmad Naufel selaku Direktur Umum Perusahaan. Tanggal Wawancara : 26 September 2006 Pertanyaan 1. Dapatkah anda jelaskan mengenai sejarah dan latar belakang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT Intan Pertiwi Industri PT Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kawat las kobe atau welding

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2001 telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini.

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini. 29 BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PO. Limas Express adalah perusahaan yang bergerak di bidang angkutan dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE. Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE. Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAEHOUSE 3.1 Metode Analisis dan Perancangan Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua metode yang dapat digunakan. Kedua metode tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ke dalam Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau, perlu dibutuhkannya alat transportasi darat, laut, dan udara yang bisa menjangkau Indonesia dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA A. Analisis aspek Studi Kelayakan Bisnis pada UD Sinar Terang Wonocolo Surabaya 1. Aspek Hukum a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) nomor : 503/5428.A/436.6.11/2010 b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. TRI-M.G. INTRA ASIA AIRLINES Mario

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur

Lebih terperinci

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Oleh : Friesa Ergo M (01216156) UNIVERSITAS NAROTAMA JL. ARIEF RACHMAN HAKIM NO. 51 SURABAYA TELP (031) 5946404, FAX (031)

Lebih terperinci

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya BAB V KESIMPULAN Fenomena ASEAN Open Sky menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh Pemerintah Indonesia. sebagai negara yang mendukung adanya iklim perdagangan bebas dunia, Indonesia harus mendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx) BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA 1.1.1 Bentuk Usaha RPX (FedEx) Tentang RPX (FedEx) Layanan yang diinginkan konsumen kepada perusahaan logistik semakin banyak ragamnya. Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PASIR SARI RAYA INDUSTRI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PASIR SARI RAYA INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PASIR

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

Judul Penelitian Ilmiah :

Judul Penelitian Ilmiah : Judul Penelitian Ilmiah : ANALISIS SWOT DAN MARKETING MIX DALAM STRATEGI PEMASARAN ONLINE SHOP TACQUEEN PENULIS Nama Kelas : Dinda Permatasari : 3EA29 NPM : 12212187 Pembimbing : Dr. Teddy Oswari, MM LATAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan pada bab ini menguraikan sebuah evaluasi kinerja dan strategi yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan mengenai analisis faktor lingkungan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis STI Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi dengan tingkat perkembangan yang semakin maju

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi dengan tingkat perkembangan yang semakin maju BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dengan tingkat perkembangan yang semakin maju dan modern, memang menjadi salah satu faktor yang ikut mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis kajian strategi dalam upaya membangkitkan kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) Erwin Sutomo 1, *), Teguh Bharata Adji 2) dan Sujoko Sumaryono

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Akibat dari krisis moneter ini, banyak perusahaan yang mempertahankan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x I. PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian.. 5 1.4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Sub ini akan menjabarkan definisi dari teori-teori yang berhubungan dengan Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem dan teknologi informasi sekarang ini sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem dan teknologi informasi sekarang ini sangatlah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi sekarang ini sangatlah pesat. Perusahaan-perusahaan yang ada saat ini harus memiliki keunggulan dalam menjalankan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data pada PT Tiga Desain Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat diketahui

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi dewasa ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam berbagai sektor, baik dalam sektor bisnis maupun dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini seakan menuntut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam bisnis telah menjadi sangat kompetitif. Persaingan yang ada tidak hanya dari domestik, tetapi juga dari negara asing.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL) DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 25 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha penerbangan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai perubahan strategi bagi operator dalam menggunakan berbagai model penerbangan salah satu

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. tahun 1997 oleh Bapak Doddy Alimin yang berposisi sebagai Direktur. Adapun

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. tahun 1997 oleh Bapak Doddy Alimin yang berposisi sebagai Direktur. Adapun BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1.Sejarah Perusahaan PT. Deltasindo Raya Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan perbaikan mesin UPS. PT. Deltasindo Raya Sejahtera

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI SI/TI. bidang usaha industri konstruksi. Perusahaan ini awalnya berdiri berdasarkan

BAB 3 ANALISIS STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI SI/TI. bidang usaha industri konstruksi. Perusahaan ini awalnya berdiri berdasarkan 44 BAB 3 ANALISIS STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI SI/TI 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Dwi Murti berawal dari perusahaan keluarga yang bergerak di bidang usaha industri konstruksi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. berkaitan dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. berkaitan dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi Dalam Sub bab ini akan dijabarkan mengenai definisi dari teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan strategi sistem dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin berkembang pesat memberikan dampak hampir pada semua bidang usaha, hal ini mendorong perusahaan untuk harus mampu beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci