PERBANDINGAN BIAYA BIBIT KRISAN ANTARA DIBELI DENGAN SISTEM INDUKAN PADA PERUSAHAAN LIEBE DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
|
|
- Herman Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN BIAYA BIBIT KRISAN ANTARA DIBELI DENGAN SISTEM INDUKAN PADA PERUSAHAAN LIEBE DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Yusrizal 1 Imelfina Musthafa 2 RINGKASAN Krisan atau seruni (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar sangat cerah. Bunga yang dikenal sebagai salah satu Raja Bunga Potong ini semakin banyak penggemarnya. Selain bentuk dan tipe yang beragam, warna bunganyapun sangat bervariasi, dengan kombinasi warna yang begitu indah. Perusahaan Liebe adalah perusahaan pribadi yang melakuan pembelian bibit krisan dan budidaya indukan krisan untuk pembibitan.tingginya permintaan akan bunga krisan membuat perusahaan harus menerapkan manajemen untuk budidaya bunga krisan. Untuk melakukan manajemen budidaya harus ada persediaan bibit yang akan ditanam sehingga penanaman tidak hanya dilakukan satu kali. Dengan ini perusahaan Liebe menerapkan budidaya indukan krisan.tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui cara budidaya indukan krisan samapai pembibitan dan mengetahui perrbandingan biaya bibit krisan antara dibeli dengan sistem indukan. Cara untuk mendapatkan bibit krisan dengan membeli mengeluarkan biaya sebesar per tahun dengan jumlah bibit bibit, harga satuan bibitnya adalah Rp Sedangkan cara untuk mendapatkan bibit krisan dengan menggunakan indukan mengeluarkan biaya sebesar per tahun dengan jumlah bibit , harga satuan bibitnya adalah Rp. 92,33. Perbandingan biaya bibit krisan yang diperoleh dari ke dua cara diatas dapat disimpulkan bahwa harga persatuan bibit yang murah adalah dengan menggunakan indukan krisan. Kata Kunci : Tanaman krisan, Bibit krisan, Liebe, Biaya bibit. 1 Mahasiswa Program studi Agribisnis BP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 1
2 PENDAHULUAN a. Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah tanaman bunga (floriculture). Bandung yang dijuluki sebagai kota kembang sangat produkstif dengan bunga krisan. Setiap hari semakin banyak dan bertambahyang berminat pada bunga krisan sehingga kebutuhan akan adanya bungakrisanpun meningkat.oleh kaena itu Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan menyediakan pasar sentra tanaman hias di Bandung (Arum, 2012). Krisan atau seruni (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar sangat cerah. Bunga yang dikenal sebagai salah satu Raja Bunga Potong ini semakin banyak penggemarnya. Selain bentuk dan tipe yang beragam, warna bunganyapun sangat bervariasi, dengan kombinasi warna - warna yang begitu indah. Karena itu permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri semakin meningkatsetiap tahunnya (Marwoto, 2005) Perusahaan Liebe merupakan perusahaan pribadi yang bergerak dalam usaha budidaya bunga potong. Usaha ini dijalankan oleh Bapak Sarimin Sembiring yang melakukan pemasaran bunga dengan dua cara yaitu penjualan di toko/floris dan untuk dekorasi. Pada awalnya Bapak Sarimin sembiring menjalankan usaha toko bunga dan dekorasi.namun karena permintaan bunga di toko dan untuk dekorasi tinggi Bapak Sarimin Sembiring membeli tanah di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsis Jawa Barat.Tanah teresebut dibangun greenhouse dan ditanami beberapa macam bunga, diataranya bunga mawar, hebras/gerbera dan krisan. Permintaan bunga yang tinggi adalah bunga krisan karena bunga krisan banyak digunakan untuk dekorasi gedung pesta pernikahan. Tingginya permintaan akan bunga krisan membuat perusahaan harus menerapkan manajemen untuk budidaya bunga krisan supaya permintaan bunga krisan di toko dan untuk dekorasi selalu tersedia. Untuk melakukan manajemen budidaya, perusahaan harus banyak membudidayakan bunga krisan agar tiap minggu selalu ada bunga yang dipanen. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada persediaan bibit yang akan ditanam sehingga penanaman tidak hanya dilakukan satu kali. Sejak pertama kali greenhousedibangun Bapak Sarimin Sembiringmembeli bibit dari Cianjur dengan harga Rp. 115 per satuan bibit. Banyaknya bunga krisan yang akan ditanam membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk membeli bibit. Untuk meminimalisir pengeluaran biaya Bapak Sarimin Sembiring melakukan cara lain untuk memperoleh bibit krisan yaitu dengan menanam indukan. Dua orang karyawan wanita kebun dibawa oleh pemilik ke Cianjur tempat membeli bibit krisan untuk belajar budidaya indukan krisan dengan Bapak Edi sebagai pemilik usaha indukan krisan.setelah mendapatkan ilmu budidaya indukan krisan dari Bapak Edi, Bapak SariminSembiring menerapkan ilmu 2
3 yang telah diperoleh karyawannya untuk dipraktekkan di kebunnya.berdasarkan hal ini saya mengangkat judul perbandingan biaya bibit krisan antara di beli dengan sistem indukan. b. Tujuan 1. Mengetahui jenis dan jumlah biaya indukan krisan pada perusahaan Liebe 2. Mengetahui perbandingan biaya untuk mendapatkan bibitantara sistem indukan dengan membeli bibit yang dilakukan oleh perusahaan Liebe. METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa pada perusahaan Liebedi Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.Periode pelaksanaan PKPM dimulai pada tanggal 14 Maret 21 Mei, Namun karena ada kesalahan teknis penulis memulai PKPM pada tanggal 1 April 29 Mei b. Ruang lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup teknis budidaya indukan krisan, pembibitan krisan dan perhitungan biaya - biaya untuk budidaya indukan krisan samapi pembibitan yang dilakukan oleh perusahaan Liebe. Budidaya indukn krisan terdiri dari persiapan media tanam, penanaman, pencahayaan, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen dari indukan untuk pembibitan, marol daun (mebuang daun) dan pembibitan. Sedangkan untuk biaya yang di keluarkan terdiri dari, biaya investasi, biaya penyusutan, biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya lain - lain. c. Metode pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Wawancara adalah proses memperoleh informasi dengan cara tanya jawab langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah pembimbing lapangan serta karyawan. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Liebe merupakan salah satu usaha bunga potong yang didirikan oleh Bapak Sarimin Sembiring dan istrinya.usaha bunga potong ini memiliki 3 kegiatan bisnisnya yaitu florist(toko bunga) dan dekoration (dekorasi)garden (kebun bunga).namun yang penulis bahas pada Laporan Tugas Akhir ini adalahgarden (kebun bunga). Pada awalnya Bapak Sarimin Sembiring dan istrinya hanya menjalankan usaha toko dan dekorasi saja. Toko ini telah berdiri sejak tahun 2005 hingga sekarang yang terletak di daerah Tegalega, Bandung.Daerah tersebut merupakan salah satu sentra penjualan tanaman hias di Kota Bandung. Pada awal pendirian usaha ini dibutuhkan modal sebesar Rp yang dialokasikan untuk membeli sebuah toko berukuran 2 x 4 meter sebesar Rp dan kegiatan operasional sebesar Rp
4 Gambar 4. Toko Liebe Bunga yang dijual berasal dari petani bunga potong yang berada di daerah Bandung.Pasokan bunga potong berasal dari Bogor, Cianjur dan Sukabumi.Usaha toko bunga ini berkembang dengan cepat dan semakin banyak menerima permintaan terutama untuk dekorasi acara - acara besar seperti pernikahan.pelanggan dari toko bunga Liebe berasal dari berbagai daerah seperti Cimahi, Banjaran, Majalengka, Garut, Sumedang dan Cipanas. Seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan kebutuhan akan bunga potong menjadi meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Bapak Sarimin Sembiring beserta istrinya menjalin kerja sama dengan beberapa petani bunga potong di daerah Bandung dan sekitarnya. Kerja sama ini tidak berjalan dengan baik karena kualitas bunga potong yang rendah dan tidak sesuai dengan permintaan serta seiring terjadi keterlambatan pasokan bunga potong ke toko untuk menghindari kerugian yang lebih besar dan untuk memenuhi kebutuhan bunga potong. Bapak Sarimin Sembiring mencoba untuk melakukan usaha budidaya bunga potong sendiri yang dilakukan pada lahan seluas M 2 dengan panjang greenhouse meter dan lebar 25 meter yang dibeli oleh Bapak Sarimin Sembiring di Daerah Parongpong Kabupaten Bandung Barat Pembangunan greenhouse dilakukan pada awal bulan Januari sampai bulan April Setelah greenhouse selesai dibangun, lahan dalam greenhouse dibagi menjadi beberapa blok. Masing - masing blok di tanami bunga potong seperti krisan sebanyak 5 blok, gerbera sebanyak 4 blok, mawar sebanyak 1 blok, indukan krisan sebanyak 3 blok dan pembibitan sebanyak 1 blok.di sini penulis hanya membahas tentang indukan krisan dan pembibitan krisan serta pembelian bibit krisan. b. Pembasan 1. Pembelian bibit Perusahaan Liebe melakukan pembelian bibit dari Kelompok Tani Bunga Harapan dengan Bapak Edi sebagai pemiliknya yang berlokasi di Cianjur.Sudah hampir 5 tahun perusahan berlangganan membeli bibit dengan Bapak Edi karena kualitas bibitnya yang sangat bagus terutama bagian perakarannya yang sangat kuat. Oleh karena itu pengangkutan bibit dari Cianjur ke kebun Bapak Sarimin Sembiring yang berlokasi di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat tidak akan mengalami kerusakan pada bibit. Pembelian bibit krisan dilakukan dengan cara Bapak Edi sendiri yang mengantarkan bibit ke kebun Bapak Sarimin Sembiring dengan harga satuan bibitnya adalah Rp. 115 dan untuk uang transportasi ditanggung oleh Bapak Edi. 4
5 2. Budidaya indukan krisan a) Luas lahan Dalam greenhouse ada beberapa tanaman indukan yang ditanam dengan banyak 3 blok. Masing masing blok memiliki panjang dan lebar yang berebeda, Blok 1 dengan panjang 25 m dan lebar 18 m, Blok 2 dengan panjang 30 m dan lebar 16 meter, Blok 3 dengan panjang 30 m dan lebar 10m. Untuk tempat pembibitan menggunakan media pembibitan yang terbuat dari bambu dengan bentuk seperti meja dengan panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter. b) Persipan media tanam Sebelum melakukan budidaya indukan krisan, terlebih dahulu dibuat bedengan penanaman dengan panjang bedengan 18 meter dan lebar bedengan 1 meter.untuk media tanam indukan diberiakan kotoran sapi sesuai bedengan penanaman. Setelah kotoran sapi diratakan dilanjutkan dengan menaburkan kapur secukupnya untuk mengurangi kadar asam tanah. Setelah beberapa hari didiamkan kegiatan selanjutnya adalah. c) Penanaman Penanaman indukan krisan dilakukan setelah 1 minggu bedengan selesai dibecekan.penanaman indukan krisan dilakukan dengan jarak tanam 10 cm sebanyak 6 baris tanaman dalam 1 bedengan. Penanaman indukan krisan dilakukan dengan cara menggali lobang dengan menggunakan jari tunjuk dengan kedalaman sekitar 3 cm.kemudian batang bawah bibit dimasukan dan ditutup dengan tanah. Jumlah indukan krisan yang ditanaman adalah sebanyak indukan. d) Pencahayaan Pencahayaan dilakukan setiap hari dan sepanjang malam untuk tanaman indukan krisan. Pencahayaan yang digunakan untuk tanaman indukan krisan adalah pencahayaan bola lampu dengan jarak antar 1 lampu dangan lampu yang lain 2,5 meter dan jarak antar barisan lampu 4,5 meter. e) Penyiraman Penyiraman indukan krisan dilakukan pada pagi hari sebanyak 3 kali dalam seminggu. Penyiraman yang paling baik untuk tanaman indukan adalah jam wib. f) Pemupukan Pemupukan dilakukan setelah 10 hari setelah penanaman dan selanjutnya dilakukan 1 bulan sekali. Pupuk yang diberikan untuk tanaman indukan krisan ini adalah NPK 16-16, Poska dan TSP dengan perbandingan 2:2:1. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebar pada bedengan. g) Pengendalian hama penyakit Perlakuan untuk mencegah hama dan penyakit tersebut adalah dengan menggunakan pestisida dan insektisida. Pestisida daninsektisida yang digunakan terdiri dari yaitu dithane 150 gram drusban 10 ml, pepaton 10 ml, apsa 10 ml, grow more 15 ml Penyemprotan untuk tanaman indukan krisan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. h) Panen Pemanenan bibit krisan dilakukan dengan cara menggunting batang dekat batang yang memiliki daun. Pengguntingan dilakukan pada bagian atas daun karena tunas baru akan keluar diatas daun tersebut. Pemanenan bibit krisan dilakukan setiap hari dengan rata-rata hasil 5
6 panen bibit setiap minggu adalah bibit. i) Marol Marol adalah kegiatan membuang daun bibit yang dipanen dari tanaman indukan. Sebelum marol daun, terlebih dahulu dibuat perangsang akar dengan menggunakan dhitane sbnyak 200 gram dan grow more sebanyak 50 ml. Marol bibit dilakuan sebelum pembibitan dengan cara membuang daun bibit yang sudah dipanen dengan meninggalkan 2-3 helai daun pada bagian pucuk. Setelah daun dibuang kemudian batang bibit dipotong pada bagian bawah dan dicelupkan pada bahan perangsang akar yang sudah disediakan. j) Pembibitan Untuk media tanam pembibibitan krisan menggunakan sekam bakar 5 kg per meja pembibitan danditambah dengan kapur secukupnya per bedengan. Tahap pembibitan terdiri dari pemberian sekam bakar dan kapur kemudian dilanjutkan dengan pembasahan dan diaduk hingga basah merata. Setelah sekam bakar basah, diratakan pada bedengan pembibitan dan ditanam bibit yang telah diberi perangsang akar. Bibit yang selesai ditanam per bedengan dilanjutkan dengan penyiraman.penyiraman dilakukan setiap hari sampai 15 hari. 3. Biaya - biaya budidaya indukan krisan sampai pembibitan tahun Biaya investasi Tabel 6. Biaya investasi No Jenis biaya Satuan Jumlah Harga/ unit Total pembelian 1 Cangkul Buah Dessel Buah Sanyo Buah Slang untuk dessel Meter Slang untuk sanyo Meter Gembor Buah Tempat pembibitan Meja Bola lampu osram Buah Bak penampung air Greenhouse (Bagian Indukan dan pembibitan) Keranjang Buah Gerobak Buah Sekop Buah Gunting stek Buah Kored Buah Kotak Buah Sendok Buah Pisau kater Unit Pembuatan saluran air Jumlah
7 2. Biaya Penyusutan alat T abel 7. Biaya penyutan alat No Jenis biaya Harga/ unit Total pembelian Nilai sisa Umur ekonomis (tahun) Penyusustan/ tahuan 1 Cangkul Dessel Sanyo Slang untuk deseel Slang untuk sanyo Gembor Tempat pembibitan Bola lampu osram Bak penampungan air Greenhouse (Bagian Indukan dan pembibitan) Keranjang Gerobak Sekop Gunting stek Kored Kotak Sendok Pisau kater Pembuatan saluran air Jumlah Keterangan : Persentase nilai sisa = 5 % dari harga beli, untuk alat yang harga belinya besar sama Rp dan 10 % untuk alat dengan harga beli besar sama Rp tahun = 365 hari Contoh perhitungan penyusutan gerobak Penyusutan = Harga nilai sisa (10% dari harga) Umur ekonomis = Rp Rp = Rp /tahun 7
8 3. Biaya bahan Tabel 8. Biaya bahan No Keterangan Satuan Kebutuhan/ Harga Biaya/ tahun tahun 1 Kotoran sapi Kg Kotoran ayam Kg Poska Kg Npk Kg Tsp Kg Dithane Kg Drusban Liter Apsa Liter 2, Decis Liter 2, Agronta Liter Grown tone Gram Sekam Kg Kapur Kg Pembelian bibit indukan Bibit Jumlah Biaya tenaga kerja Tabel 9. Biaya tenaga kerja No. 1 Jenis kegiatan Jmlah tenaga kerja Upah/ orang Biaya/ hari Biaya/ bulan Biaya/tahun Persiapan media tanam Penanaman indukan Penyiraman indukan Penyemprotanindukan Penyiangan indukan Panen bibit sampai pembibitan Penyiraman setelah pembibitan Panen bibit setelah dibibitkan Jumlah Biaya lain - lain Tabel 10. Biaya lain - lain No. Jenis biaya Satuan Jumlah Biaya/ bulan 1 Pemasukan saluran listrik - 2 Listrik Kwh 3 Pembuatan saluran air Buah 4 Air - Jumlah Biaya/ tahun
9 6. Rekapitulasi biaya Tabel 11. Rekapitulasi biaya No Jenis biaya Total 1 Biaya penyusutan alat Biaya bahan Biaya tenaga kerja Biaya lain lain Jumlah Pendapatan bibit Tabel 12. Pendapatan bibit krisa pada tahun 2015 No Keterangan 1 Bibit yang sudah bisa dipindahkan ke lahan setalah pembibitan Jumlah bibit /minggu Jumlah bibit/ tahun *1 tahun=52 minggu sehingga 1 tahun jumlah bibit yang dipanen adalah bibit Dari hasil dari ke dua cara memperoleh bibit krisan diatas dapat dilihat bahwa perbandingan biaya yang dikeluarkan sangat berbeda. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bibit krisan dengan cara dibeli yaitu Rp dengan jumlah bibit sebanyak bibit. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bibit krisan dengan cara menggunakan systemindukan adalah Rp dengan jumlah bibit sebanyak bibit. Tabel 13. Perbandingan biaya bibit krisan antara dibeli dengan sistem indukan No Cara untuk mendapatkan bibit krisan Jumlah/ tahun Biaya/ satuan Biaya yang di keluarkan/tahun 1 Dibeli Perbanyakan bibit dengan , menggunakan indukan KESIMPULAN b. Kesimpulan 1. Dengan menanam indukan krisan akan mengeluarkan beberapa biaya diantaranya biaya investasi sebesar Rp ,biaya penyusutan sebesar Rp , biaya bahan sebesar Rp , biaya tenaga kerjasebesar Rp dan biaya lain lain sebesar Rp Cara untuk mendapatkan bibit krisan dengan membeli mengeluarkan biaya sebesar per tahun dengan jumlah bibit sebanyak bibit, harga satuan bibitnya adalah Rp Sedangkan cara untuk mendapatkan bibit krisan dengan menggunakan indukan mengeluarkan biaya sebesar per tahun dengan jumlah bibit sebanyak , harga satuan bibitnya adalah Rp. 92,33. Perbandingan biaya bibit 9
10 krisan yang diperoleh dari ke dua cara diatas dapa disimpulkan bahwa harga persatuan bibit yang murah adalah dengan menggunakan indukan krisan. DAFTAR PUSTAKA Afnita, W,S Analisis Kelayakan Pengusahaan Bunga Potong Krisan Loka Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. c.id/bitstream/ handle/ /1436/a0 8aws.pdf?sequence=4A08a ws.pdf (Diakses 29 juni 2016). Arum, M, S Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Perkebunan Bunga Krisan. fault/files/penelitian/dadanrosanadr-msi/laporanhb -model-akselerasipengembanmgan-sambisebagai-desa-wisatainternasional-melalustrategi-ke.pdfipi72861.pdf (Diakses 02 Agustus 2016) Direktorat Budidaya Dan Pasca Panen Florikultura Standar Operasional Prosedur Budidaya Krisan Potong. Jakarta. 84 hal. Profil Krisan. Jakarta. 153 hal. Hasim, I Dan M. Reza.1995.Krisan.Penebar Swadaya. Jakarta. Isabella, Nyimas Budidaya Bunga Krisan Potong (Dendranthema grandiflora Tzvelev) di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas CianjurJawa Barat.Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. InstitutPertanian Bogor. Marwoto, B Standar Prosedur Opera sional budidaya krisan potong. Direktorat Budidaya Tanaman Hias. Direktorat Jenderal Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta. 72 hal. Redaksi Agro media Kunci sukses memperbanyak tanaman. PT. Agro Media Pustaka.90 hal. Rukman, R dan Asep, E, M Krisan.Kanisus.Yokyakarta. 95 hal. Rukmana dan Mulyana Krisan. Kanisius, Yogyakarta.108 hal. Direktorat Budidaya Dan Pasca Panen Florikultura
Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.
PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2
ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
PENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Medi Mera Jingga 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Perusahaan Liebe adalah perusahaan yang
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN
KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Universitas Muhammadiyah Malang, Desa Pendem, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan H.R. Soebrantas
Lebih terperinciSISTEM GRADING BUNGA MAWAR POTONG PADA KELOMPOK TANI BOEMI NURSERY LEMBANG JAWA BARAT. Ainol Abinra Irsa 1 Raeza Firsta Wisra 2
SISTEM GRADING BUNGA MAWAR POTONG PADA KELOMPOK TANI BOEMI NURSERY LEMBANG JAWA BARAT Ainol Abinra Irsa 1 Raeza Firsta Wisra 2 Abstrak Grading atau pengelompokkan mutu merupakan tahapan awal yang dilalui
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Sondi Raya Chrysanth Farm merupakan usaha kecil perseorangan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Rosmala Saragih. Usaha ini bergerak dibidang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciSALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN
SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah
Lebih terperinciVII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciANALISIS BAURAN PRODUK PADA TANAMAN HIAS POTONG DI PERUSAHAAN LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
ANALISIS BAURAN PRODUK PADA TANAMAN HIAS POTONG DI PERUSAHAAN LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Besmi Gusra 1 Riva Hendriani 2 RINGKASAN Bunga potong merupakan bunga yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Durian
Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-
22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)
III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciBUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciLapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia
Lebih terperinciGambar 1. Tata Letak Petak Percobaan
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di lapang dilakukan sejak dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di kebun percobaan pertanian organik
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG
TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. Salah satu tanaman hortikultura yang
Lebih terperinciWelcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006
Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006 MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PERTANIAN PADA BUDIDAYA BUNGA HEBRAS DALAM GREENHOUSE ROHMAT FARM, CISARUA KAB. BANDUNG Disusun oleh: Anne Noor Inayah
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
23 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah dan Keadaan Alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini
Lebih terperinciVI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING
BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG
V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.
Lebih terperinciBAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI
BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI Intan Siti Ranjani 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Astuti Lestari merupakan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis
23 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dikerjakan dalam budidaya bunga potong gerbera meliputi: persiapan lahan dan media tanam, persiapan bahan tanam, persiapan tanam dan penanaman,
Lebih terperinciLampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat
LAMPIRAN 38 39 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Bln Tgl Kegiatan Lokasi Feb 15 Memperkenalkan diri kepada manajer dan karyawan PT JORO Melakukan observasi
Lebih terperinciKURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP
KURSUS GRATIS Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis
Lebih terperinciPENGARUH UMUR BIBIT DAN KONSENTRASI GA3 TERHADAP PEMBUNGAAN TANAMAN KRISAN STANDAR (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM R) ABSTRAK
PENGARUH UMUR BIBIT DAN KONSENTRASI GA3 TERHADAP PEMBUNGAAN TANAMAN KRISAN STANDAR (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM R Libria Widiastuti (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi
Lebih terperinciDari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:
m. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan,
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial
Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial Krisan merupakan salahsatu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciII. HASIL DAN PEMBAHASAN
II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan H.R. Soebrantas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Kawasan Agropolitan Cianjur Agropolitan (agro = pertanian; politan = kota) adalah suatu konsep kota pertanian yang diharapkan mampu memacu berkembangnya sistem dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI
BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96
Lebih terperinciIII.TATA CARA PENELITIAN
III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif
Lebih terperinciANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN
17 ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN (Analysys Farming System of Spring Onion ( Allium fistulusom L) at District
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
PERBANDINGAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SECARA HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL (Kevin Marta Wijaya 10712020) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row
Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Lebih terperinci