BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan
|
|
- Irwan Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang, yang memenuhi kriteria penelitian. Tabel 4. Distribusi karakteristik umum subyek terhadap gangguan kognitif dengan pemeriksaan SE Gangguan kognitif Variabel Terganggu/ < 27 Tak terganggu/ > 27 Stat p Usia 60,2 + 6,33 58,0 + 4,15 0,092 Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Tingkat pendidikan - SD - SLTP - SLTA - Sarjana Pekerjaan - PNS / ABRI - Wiraswasta - Dagang - Buruh/ tani - Pensiunan bekerja 24 (55,8%) 16 (72,7%) 3 (75%) 5 (83,3%) 16 (51,6%) 16 (66,7%) 10 (55,6%) 1 (20%) 1 (100%) 0 (0%) 21 (72,4%) 7 (63,6%) 19 (44,2%) 6 (27,3%) 1 (25%) 1 (16,7%) 15 (48,4%) 8 (33,3%) 8 (44,4%) 4 (80%) 0 (0%) 1 (100%) 8 (27,6%) 4 (36,4%) C 0,185 K 0,980 K 0,446 Uji ann Whitney Uji Chi square Uji Kolmogorov Smirnov Rerata usia penderita didapatkan pada yang terganggu kognitif (60,2+6,33) lebih tinggi dibanding tanpa gangguan kognitif. Jenis kelamin lebih banyak laki-laki
2 63 yang mengalami gangguan kognitif 24 responden (55,8%) dibanding laki-laki yang tanpa gangguan 19 responden (44,2%), juga bila dibandingkan dengan perempuan yang terganggu kognitifnya 16 responden (72,7%). Tingkat pendidikan terganggu kognitif terbanyak pada SLTA dan Sarjana, sedangkan jenis pekerjaan yang mengalami gangguan kognitif didominasi sebagian besar golongan pensiunan. Dari semua variabel diatas tak ada satu pun yang menggambarkan bermakna dengan gangguan kognitif (p > 0,05), uraian di atas dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 5 menjelaskan karakteristik umum dengan pemeriksaan CDT, rerata usia menunjukan terganggu kognitif lebih tinggi (60,3+6,5), dan tak ada hubungan bermakna secara statistik. Sedangkan jenis kelamin menunjukkan laki-laki yang terganggu kognitifnya sebanyak 17 responden (39,5%) dan hubungan bermakna dengan gangguan kognitif (p = 0,029). Pendidikan yang terganggu kogntifnya terbanyak pada tingkat SLTA, dan statistik menunjukan ada hubungan bermakna dengan gangguan kognitif (p = 0,031). Jenis pekerjaan terbanyak pada golongan pensiunan yang terganggu kognitifnya 15 (51,7%), semua uraian di atas dapat ditemukan pada tabel 5.
3 64 Tabel 5. Distribusi karakteristik umum subyek terhadap gangguan kognitif dengan pemeriksaan CDT Variabel Gangguan kognitif Terganggu/ < 4 Tak terganggu/ 4 Stat Usia 60,3 + 6,5 58,5 + 4,7 0,206 Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Tingkat pendidikan - SD - SLTP - SLTA - Sarjana Pekerjaan - PNS / ABRI - Wiraswasta - Dagang - Buruh/ tani - Pensiunan bekerja 17 (39,5%) 15 (68,2%) 4 (100%) 5 (83,3%) 17 (54,8%) 6 (25%) 6 (33,3%) 2 (40%) 1 (100%) 0 (0%) 15 (51,7%) 8 (72,7%) 26 (60,5%) 7 (31,8%) 0 (0%) 1 (16,7%) 14 (45,2%) 18 (75%) 12 (66,7%) 3 (60%) 0 (0%) 1 (100%) 14 (48,3%) 3 (27,3%) p C 0,029* K 0,031* K 0,505 Uji ann Whitney Uji Chi square Uji Kolmogorov Smirnov Rerata usia responden adalah 59,37 (SD+5,67), rerata tinggi badan dan berat badan responden penelitian adalah 160,05 (SD+7,12) dan 61,28 (SD+9,67). Rerata tekanan darah sistolik dan diastolik responden adalah 150,15 (SD+13,40 ) mmhg dan 90,31 (SD+7,28) mmhg. Hasil pemeriksaan laboratorium responden penelitian didapatkan rerata kadar gula darah puasa (GDP) adalah 101 (SD+19,89 ) mg/ dl, rerata gula darah 2 jam postprandial (GD2PP) 145,55 (SD+50,86 ) mg/ dl, rerata kolesterol total 181,58 (SD+31,80) mg/ dl, rerata kadar kolesterol LDL 109,49 (SD+27,73 ) mg/ dl, rerata kadar kolesterol HDL 43,82 (SD+9,63) mg/ dl, dan rerata
4 65 kadar trigliserida 126,31 (SD+56,07) mg/ dl, uraian diatas dapat ditemukan dalam tabel 6. Tabel 6. Karakteristik pemeriksaan fisik dan laboratorium subyek penelitian Variabel Rerata + SD inimum aximum Usia Tahun) 59,37 + 5, Tinggi badan (cm) 160,05 + 7, Berat badan (kg) 61,28 + 9, Tekanan sistolik 150, , Tekanan diastolik 90,31 + 7, GDP (mg/ dl) , GD2PP (mg/ dl) 145, , Kolesterol total (mg/ dl) 181, , Kolesterol LDL (mg/ dl) 109, , Kolesterol HDL (mg/ dl) 43,82 + 9, Trigliserida (mg/ dl) BI 126, ,07 23,85 + 2, , Riwayat Penyakit dan Faktor Risiko Pada Penderita Pasca Stroke Iskemik Pemeriksaan fungsi kognitif menggunakan SE dikatakan terganggu bilamana didapatkan nilai < 27 (N = 40), sedangkan yang tak terganggu > 27 (N = 25). Hipertensi pada derajat 2 yang terganggu kognitif sebanyak 9 responden (69,2%) dengan Rasio Prevalen (RP) 1,524 kali dibanding derajat 1, secara statistik tak ada hubungan bermakna dengan gangguan kognitif. Retinopati kelompok I (KW 2) sebanyak 38 responden (67,9%) berhubungan bermakna dengan gangguan kognitif (p = 0,022), Rasio Prevalen (RP) 7,389 kali dibanding kelompok 2 (KW 0 dan KW 1).
5 66 Arteriosklerosis retina banyak didapatkan pada kelompok 1 (grade 2 dan 3) ternyata tak ada hubungan bermakna statistik. D dengan gangguan kognitif sebanyak 4 responden, secara statistik bermakna (p = 0,046), dengan Rasio Prevalen (RP) 0,236. Riwayat sakit jantung dalam hubungan dengan gangguan kognitif terdapat hubungan bermakna (p = 0,028), dengan Rasio Prevalen (RP) 0,103 kali untuk terjadi gangguan kognitif. Sedangkan pada faktor dislipidemia dan obesitas didapatkan responden yang terganggu kognitif lebih banyak dari yang tak terganggu, tetapi statistik tak bermakna. erokok secara statistik tak ada hubungan bermakna dengan gangguan kognitif. Hubungan antara gambaran lesi lakuner pada pemeriksaan CT Scan kepala dengan gangguan kognitif didapatkan tak bermakna (p = 0,217), juga kondisi gambaran dari suatu atropi serebri dengan gangguan kognitif juga tak ada hubungan bermakna secara statistik didapatkan nilai p = 0,339. Semua penjelasan di atas dapat ditemukan dalam tabel 7.
6 67 Tabel 7. Analisis hubungan faktor risiko subyek terhadap gangguan kognitif dengan pemeriksaan SE Variabel Hipertensi - Derajat 2 - Derajat 1 Retinopati hipertensi - Kelompok 1 (KW 2) - Kelompok 2 (KW 0 dan 1) Sklerosis retina - Kelompok 1 (grade 2 dan 3) - Kelompok 2 (grade 0 dan 1) D Dislipidemia Riwayat sakit jantung Obesitas erokok Infark lakuner Atropi serebri Gangguan kognitif RP IK 95% Terganggu Tak terganggu in ax Stat N=40(61,5%) N = 25 (38,5%) 9 (69,2%) 31 (59,6%) 38 (67,9%) 2 (22,2%) 33 (66%) 7 (46,7%) 4 (33,3%) 36 (67,9%) 15 (65,2%) 25 (59,5%) 1 (16,7%) 39 (66,1%) 11 (55%) 29 (64,4%) 19 (59,4%) 21 (63,6%) 21 (55,3%) 19 (70,4%) 4 (30,8%) 21 (40,4%) 18 (32,1%) 7 (77,8%) 17 (34%) 8 (53,3%) 8 (66,7%) 17 (32,1%) 8 (34,8%) 17 (40,5%) 5 (83,3%) 20 (33,9%) 9 (45%) 16 (35,6%) 13 (40,6%) 12 (36,4%) 17 (44,7%) 8 (29,6%) 1,524 0,415 5,601 C 0,524 7,389 1,393 39,194 F 0,022* 2,218 0,688 7,155 C 0,177 0,236 0,062 0,894 C 0,046* 1,275 0,443 3,667 C 0,652 0,103 0,011 0,938 F 0,028* 0,674 0,231 1,969 C 0,470 0,835 0,307 2,271 C 0,724 0,520 0,183 1, (76,9%) 30 (57,7%) 3 (23,1%) 22 (42,3%) 2,444 0,601 9,939 Uji Chi Square Uji Fisher Exact * p < 0,05 C F p 0,217 0,339
7 68 Tabel 8. Analisis hubungan faktor risiko subyek terhadap gangguan kognitif dengan pemeriksaan CDT Gangguan kognitif Variabel Terganggu N = 32 (49,2%) Hipertensi - Derajat 2 - Derajat 1 Retinopati hipertensi - Kelompok 1 (KW 2) - Kelompok 2 (KW 0 dan 1) Sklerosis retina - Kelompok 1(grade 2 dan 3) - Kelompok 2(grade 0 dan 1) D Dislipidemia Riwayat sakit jantung Obesitas erokok Infark lakuner Atropi serebri 6 (46,2%) 26 (50%) 29 (51,8%) 3 (33,3%) 27 (54%) 5 (33,3%) 5 (41,7%) 27 (50,9%) 12 (52,2%) 20 (47,6%) 0 (0%) 32 (54,2%) 8 (40%) 24 (53,3%) 13 (40,6%) 19 (57,6%) 17 (44,7%) 15 (55,6%) 8 (61,5%) 24 (46,2%) Tak terganggu N=33 (50,8%) 7 (53,8%) 26 (50%) 27 (48,2%) 6 (66,7%) 23 (46%) 10 (66,7%) 7 (58,3%) 26 (49,1%) 11 (47,8%) 22 (52,4%) 6 (100%) 27 (45,8%) 12 (60%) 21 (46,7%) 19 (59,4%) 14 (42,4) 21 (55,3%) 12 (44,4%) 5 (38,5%) 28 (53,8%) RP in IK 95% ax Stat 0,857 0,253 2,899 C 0,804 2,148 0,488 9,453 F 0,475 2,348 0,701 7,866 C 0,160 0,688 0,194 2,444 C 0,562 1,200 0,434 3,321 C 0,725 p F 0,024* 0,583 0,200 1,699 C 0,321 0,504 0,648 1,867 0,188 0,240 0,538 1,353 1,747 6,472 Uji Chi Square Uji Fisher Exact * p < 0,05 C C F 0,172 0,390 0,367
8 69 Pemeriksaan kognitif dengan parameter CDT dikategorikan terganggu bilamana menghasilkan nilai < 4 pada penelitian ini didapatkan 32 responden (49,2%), dan dikategorikan tak terganggu bila dengan nilai 4 didapatkan 33 responden (50,8%). Enam responden hipertensi derajat 2 yang menderita gangguan kognitif (46,2%), hipertensi derajat 2 tanpa gangguan kognitif 7 responden (53,8%), dan tak ada hubungan bermakna secara statistik. Retinopati hipertensi pada kelompok 1 (KW 2) terganggu kognitif 29 responden (51,8%) dan kelompok 2 (KW 0 dan KW 1) terganggu kognitif 3 responden (33,3%), statistik menyatakan tak ada hubungan bermakna (p = 0,534). Arteriosklerosis retina terganggu kognitif terbanyak pada kelompok 1 yang merupakan gabungan derajat 2 dan derajat 3 sebanyak 27 responden (54%), dan statistik tak ada hubungan bermakna. Pengukuran faktor risiko D, obesitas, riwayat merokok yang terganggu kognitif lebih sedikit dibanding yang tak terganggu dan didapatkan statistik tak bermakna. Faktor dislipidemia juga tak bermakna dengan gangguan kognitif secara statiktik. Gambaran lesi lakuner pada pemeriksaan CT Scan kepala dengan gangguan kognitif didapatkan secara statistik tak ada hubungan bermakna (p = 0,390), juga kondisi gambaran dari suatu atropi serebri dengan gangguan kognitif juga tak bermakna secara statistik didapatkan nilai p = 0,367. Riwayat sakit jantung didapatkan statistik bermakna (p = 0,024). Uraian diatas dapat dilihat pada tabel 8. Rerata usia yang terganggu kognitif secara SE didapatkan lebih tinggi dibanding yang tak terganggu kognitifnya, dan tak ada hubungan bermakna. Sedangkan rerata karakteristik tinggi badan dan berat badan yang tak ada gangguan
9 70 kognitif secara SE lebih tinggi dari yang terganggu kognitifnya, disini terlihat hubungan bermakna pada berat badan terhadap gangguan kognitif (p = 0,035). Rerata tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah pada yang terganggu kognitif, tak ada hubungan bermakna. Pemeriksaan BI, laboratorium dan kebiasaan merokok bervariasi ada yang lebih tinggi nilainya pada yang terganggu kognitifnya adakalanya juga sebaliknya, tetapi dari hasil pemeriksaan ternyata tak ada yang mendukung hubungan bermakna mempengaruhi fungsi kognitif atau semua p mempunyai nilai > 0,05. Semua penjelasan di atas dapat dilihat dalam tabel 9. Tabel 9. Karakteristik laboratorium, pemeriksaan fisik dikaitkan gangguan kognitif dengan pemeriksaan SE Variabel Usia (tahun) Tinggi badan (cm) Berat badan (kg) Tekanan sistolik (mmhg) Tekanan diastolik(mmhg) BI GDP (mg/ dl) GD2PP (mg/ dl) Kolesterol total (mg/ dl) LDL (mg/ dl) HDL (mg/ dl) Trigliserida (mg/ dl) Jumlah batang rokok/ hari Terganggu/ < 27, N = 40 (61,5%) 60,2 + 6,33 158,9 + 6,84 59,3 + 9,55 149,8 + 13,5 90,5 + 7,14 23,42 + 2,94 100,8 + 21,1 143,3 + 50,6 181,7 + 27,4 109,8 + 26,3 43,4 + 9,7 137,6 + 59,4 18, ,7 SE Tidak terganggu/ > 27, N = 25 (38,5%) 58,0 + 4,15 161,9 + 7,3 64,44 + 9,15 150,8 + 13, ,64 24,54 + 2,8 101,4 + 18,3 149, ,5 + 38, ,4 44,4 + 9,8 108,3 + 45,8 15,7 + 9,1 Uji T tidak berpasangan Uji ann Whitney *p < 0,05 Pemeriksaan kognitif dengan CDT didapatkan rerata tinggi badan didapatkan yang terganggu kognitifnya memiliki nilai rerata lebih rendah dibanding yang tanpa gangguan kognitif, dan didapatkan hubungan bermakna, pada tinggi badan p = 0,000, Stat T T T T T T p 0,092 0,087 0,035* 0,723 0,780 0,128 0,919 0,622 0,985 0,882 0,684 0,064 0,492
10 71 berat badan p = 0,001. Sedangkan pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah yang terganggu kognitif dibanding yang tak terganggu, juga tak ada hubungan bermakna. Pemeriksaan laboratorium juga tak ada hubungan bermakna antara yang terganggu kognitif dan tak terganggu kognitifnya.semua uraian di atas dapat ditemukan dalam tabel 10. Tabel 10. Karakteristik laboratorium, pemeriksaan fisik dikaitkan dengan gangguan kognitif pemeriksaan CDT Variabel Terganggu/ < 4 N = 3 (49,2%) CDT Tidak terganggu/ 4 N = 33 (50,8%) Usia (tahun) 60,3 + 6,5 58,5 + 4,7 T 0,206 Tinggi badan (cm) , ,4 0,000* Berat badan (kg) 57,2 + 7,6 65,2 + 9,9 T 0,001* Tekanan sistolik (mmhg) 149,4 + 12,9 150, ,705 Tekanan diastolik (mmhg) 90,3 + 7,8 90,3 + 6,8 0,874 BI 23,2 + 2,7 24,5 + 3 T 0,076 GDP (mg/ dl) 98,5 + 17,9 103,4 + 21,6 0,442 GD2PP (mg/ dl) 146,7 + 49,4 144,5 + 52,9 0,641 Kolesterol total (mg/ dl) 184,4 + 29,9 178,8 + 33,8 T 0,480 LDL (mg/ dl) 111,7 + 27,5 107,3 + 28,2 T 0,528 HDL (mg/ dl) 44,6 + 9, ,6 T 0,526 Trigliserida (mg/ dl) 133,2 + 55,3 119,6 + 56,8 T 0,331 Jumlah batang rokok/ hari 15, ,3 + 9,3 0,321 Uji T tidak berpasangan Uji ann Whitney *p < 0,05 Stat P
11 72 Tabel 11. Hubungan derajat retinopati hipertensi, D dan riwayat sakit jantung terhadap gangguan kognitif dengan pemeriksaan SE Gangguan kognitif Variabel Uji statistik Koefisien p korelasi Derajat retinopati Spearman 0,324 0,008 hipertensi KW 2 D Spearman - 0,276 0,026 Riwayat sakit jantung Spearman - 0,294 0,017 Tabel 11 ini menjelaskan uji korelasi Spearman antara derajat retinopati hipertensi dengan gangguan kognitif terdapat hubungan bermakna statistik p = 0,008, korelasi positif dengan koefisien korelasi lemah (r = 0,324). D dan riwayat sakit jantung juga bermakna statistik dengan gangguan kognitif, masing-masing dengan nilai p = 0,026 dan p = 0,017. Ternyata keduanya mempunyai hubungan korelasi negatif terhadap gangguan kognitif.
12 Hasil Analisis ultivariat Yang empengaruhi Gangguan Kognitif Pada Penderita Pasca Stroke Iskemik Tabel 12. Analisis regresi logistik antara retinopati hipertensi, riwayat penyakit jantung, D dalam hubungan dengan gangguan kognitif. p OR IK 95% inimum aksimum Retinopati hipertensi 0,005 0,080 0,014 0,471 Riwayat penyakit jantung 0,030 13,364 1, ,403 D 0,013 6,373 1,471 27,601 Penelitian ini didapatkan bahwa faktor risiko yang dengan analisis bivariat berhubungan secara bermakna dengan kejadian gangguan kognitif adalah retinopati hipertensi, D, riwayat penyakit jantung. Kemudian dilakukan analisis multivariat regresi logistik untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap gangguan kognitif. Hasil analisis disajikan pada tabel 12, dimana menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan gangguan kognitif pada penelitian ini didapatkan dengan OR riwayat penyakit jantung (13,364) sebagai pertanda kekuatan tertinggi dalam hubungan dengan gangguan kognitif diikuti OR D (6,373), dan yang terakhir OR retinopati hipertensi (0,080) menunjukkan kekuatan terendah dalam hubungannya terjadinya gangguan kognitif.
sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek
BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik
74 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik dengan hipertensi terhadap retinopati hipertensi dan gangguan kognitif yang datang berobat ke poli penyakit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).
47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi
51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut
44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi
Lebih terperinciBAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)
BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia
43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit
Lebih terperinciPenelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)
BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan genetika 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinci1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :...
1. Nama :... 2. Tgl lahir / Umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Alamat :... 5. No telp :... 6. No RM :... 7. Tgl MRS :... 8. Tgl keluar RS :... 9. Onset saat serangan :... 10. Tgl kontrol :... 11. Keadaan setelah
Lebih terperinciBAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).
BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara singkat, keterbatasan penelitian, hasil pengumpulan data, hasil analisa data, dan pembahasan hasil
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek
69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2009 sampai Januari 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini
61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum
74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan
79 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011 di Poli Rawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian menyebutkan 17.5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005,
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25
57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
59 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian genetika. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur
56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka dikembangkan kerangka pemikiran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini saya, dr.mardiya sari,peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi
88 BAB 5 PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi obat anti epilepsi fenitoin yang terdiri dari 20 pasien dalam kelompok kasus dan 20 pasien sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik, karena penelitian ini akan mengaitkan aspek
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,
lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.
59 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang datang kontrol di poliklinik saraf RSUP Dr. Kariadi selama periode bulan April sampai Juni 2012 dan memenuhi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain studi Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini
BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan derajat berat merokok dengan kejadian infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari 2015. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Ruang Rawat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu penyakit dalam. 2. Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.
35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan eksplanatory reseach dimana menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017
UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 Oleh : GYZKA ARTE TIFA No. BP. 1511226019 Diajukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciLampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017
Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 DATA UMUM RESPONDEN No. Responden : 1. Identitas Responden : a. Nama Responden : b. Jenis Kelamin : ( L
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan hasil penelitian hubungan antara usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, kebiasaan merokok, asupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit yang utama menyebabkan cacat dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case
64 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dengan desain kasus kontrol untuk menganalisis faktor risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Jamaah Pengajian Majelis Dzikir SBY Nurussalam Tahun 2008 dilakukan dengan menggunakan desain penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 7 November 2015. Data diambil dari para
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa
33 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik komparatif dengan desain penelitian Retrospektif, pengukuran faktor risiko dan efek dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit
Lebih terperincikenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah tinggi telah menjadi bahan kajian dan studi utama kebisingan di lingkungan kerja. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciPentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung
Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian
Lebih terperinciMETODE. Desain, Waktu dan Tempat
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman tinjauan teori yang ada, khususnya mengenai hubungan antara satu faktor risiko dengan faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI
PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota
BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala
BAB III METODA PENELITIAN Metode penelitian ini meliputi rancangan penelitian dan metode pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala penelitian, metode pengumpulan data, metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Posyandu lansia desa Bibis
Lebih terperinci