BAB V ANALISA DAN HASIL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA DAN HASIL"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa menggunakan Fishbone Man Motivasi rendah Alat teknisi general rusak Ada alat yang sering dipinjam oleh teknisi general Tools Ada alat yang rusak Tidak adanya apresiasi Tidak adanya evaluasi Tidak disiplin,sering bercanda saat bekerja Terkadang Cover set Belum terpasang semua Teknisi mengambil cover set, jarak cukup jauh Selang angin sering menghambat gerakan Penempatan alat di caddy Express tidak rapi Terlalu banyak alat yang tidak diapakai Training hanya pemberian Materi tanpa pelatihan praktek terlebih dahulu Kemampuan menguasai prosedur kurang TIDAK TERCAPINYA TINGKAT KEBERHASILAN Adanya antrian Pengambilan sprarepart lama Sparepart belum siap Ban mengantri untuk dibalancing Balancing cukup lama Material Teknisi harus bulak-balikngambil air untuk mengisi air di enggine room Botol air terlalu kecil Methode Pengerjaan tidak Sesuai prosedur Teknisi tidak Menguasai prosedur sepenuhnya Gambar 5.1 Analisa Fishbone 86

2 87 Dibawah diatas merupakan analisa faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapinya tingkat keberhasilan Express maintenance service menggunakan Fishbone diagram. Berdasarkan hasil analisa mengunakan Fishbone dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapinya tingkat keberhasilan Express Maintenance Service terdiri dari beberapa faktor yaitu : 1. Man Faktor dari manusia disebabkan oleh berbagai hal, yaitu : a) Teknisi tidak disiplin saat bekerja, sering kali teknisi mengobrol ataupun bercanda dengan teknisi lainnya. Hal ini disebabkan karena motivasinya yang rendah akibat dari tidak adanya apresiasi dan evaluasi atau perhatian dari management. Gambar 5.2 Teknisi 1 Gambar 5.3 Teknisi 2

3 88 Dari kedua gambar diatas terlihat teknisi sedang mengobrol dengan yang lainnya, hal ini akan sangat memperlambat waktu pengerjaan mobil. b) Kemampuan menguasai prosedur kurang, karena training hanya pemberian materi tanpa pelatihan praktek terlebih dahulu. 2. Method Faktor dari methode disebabkan oleh berbagi hal, yaitu : a) Pengerjaan Exspress Maintenace Service tidak sesuai prosedur karena teknisi tidak menguasai prosedur sepenuhnya. Gambar 5. 4 Kesalahan prosedur 1 Pada gambar diatas terlihat teknisi sedang melakukan chek rem belakang pada posisi lift bawah yang seharusnya dilakukan pada posisi lift tengah.

4 89 Gambar 5.5 Kesalahan prosedur 2 Pada gambar diatas terlihat teknisi A membuka ban dan teknisi B melakukan chek rem depan di posisi lift atas yang seharusnya dilakukan pada posisi lift tengah dan pembagian tugasnya terdiri dari teknisi A membuka ban belakang dan melakukan chek rem belakang sedangkan teknisi B membuka ban depan dan melakukan chek rem depan. b) Pada beberapa pengerjaan unit mobil didapatkan bahwa proses pengerjaan sudah hampir selesai hanya tinggal memasangkan ban, namun hal itu belum bisa dikerjakan karena ban belum selesai untuk dibalancing. Proses balancing cukup lama karena terjadi antrian untuk balancing. Gambar 5. 6 Keterlambatan pemasangan ban

5 90 Pada gambar 5.6 terlihat ban yang telah dibalancing baru bisa dipasang padahal mobil sudah cukup lama menunggu ban. 3. Material Faktor dari Material disebabkan oleh berbagai hal, yaitu : a) Pengambilan sparepart lama karena terjadinya antrian dan sparepart belum siap. b) Teknisi harus bulak-balik mengambil air untuk mengisi air di engine room karena botol air terlalu kecil. 4. Tools Faktor dari tools disebabkan oleh berbagai hal, yaitu : a) Terdapat alat yang rusak sehingga mengganggu proses pengerjaan unit mobil service. Berikut ini daftar alat yang rusak beserta fungsinya : Tabel 5.1 Kerusakan alat No Nama alat Fungsi 1 Deep thin wall impact socket 21mm Untuk membuka mur roda dengan celah mur roda yang tipis. 2 Magnet pick-up tool Untuk memudahkan pengambilan busi 3 Rachet handle Untuk mepercepat mebuka baud-baud 4 One man brake bleeder set Untuk menguras minyak rem 5 Couple 3/8 to 1/2 Sebagai adapter 6 Short deep impact socet 30,SQ1/2 Pecah Dari tabel diatas diketahui ada 6 alat yang rusak, dari alat-alat yang rusak tersebut ada sebagian alat yang sama dari Special Set Tools yang biasa digunakan juga oleh

6 teknisi general sehingga alat terkadang tidak bisa langsung digukanan saat sedang dibutuhkan. Alat yang dipakai bergantian yaitu Short deep impact socet 30,SQ1/2 91, Deep thin wall impact socket 21mm dan Couple 3/8 to 1/2. Dibawah ini foto dari kerusakan masing masing alat. Gambar 5.7 Magnet pick-up tool Pada gambar diatas diperlihatkan pada lingkaran merupakan kerusakan yang terjadi. Yang seharusnya bisa menarik benda logam karena ada magnetnya, tetapi tidak bisa berfungsi karena magnet hilang. Alat ini biasa digunakan saat mengambil busi, Gambar 5.8 Shock 30 Pada gambar diatas terlihat bahwa kunci Shock 30 pecah sehingga tidak bisa digunakan kembali.

7 92 Gambar 5.9 One man brake bleeder set Salah satu dari one man bleeder set rusak. One man brake bleeder set ini berfungsi untuk menguras minyak rem dan digantikan dengan minyak rem yang baru akan tetapi alat ini tidak bekerja maksimal karena terjadi kebocoran di saluran anginnya pada bagian yang dilingkari warna merah. Sehingga saat digunakan memerlukan waktu yang lama untuk menguras minyak rem. Gambar 5.10 Rachet handle Rachet handle sudah tidak bisa digunakan lagi switchnya rusak.

8 93 Gambar 5.11 Deep thin wall impact socket 21mm Salah satu dari dua kunci Deep thin wall impact socket 21mm rusak, ada bagian yang pecah pada kunci sehingga tidak dapat lagi digunakan. Gambar 5.12 Couple 3/8 to 1/2 Extention rod tidak bisa digunakan lagi karena patah. b) Ada alat yang sering dipinjam oleh teknisi general, karena alat yang dikhusukan untuk general repair rusak dan tidak ada alat yang sama lagi selain dari alat Express. Berikut ini daftar alat dari Express Maintenance Service yang biasa dipinjam oleh teknisi General Repair karena alat yang disediakan untuk teknisi general rusak. 1. One man bleeder set

9 94 2. Brake fluid auto-repline 3. Flat screw driver c) Terkadang cover set belum terpasang semua, sehingga teknisi Express harus mengambil cover set yang jaraknya cukup jauh yang dapat memperlama waktu pengerjaan. Cover set ini terdiri dari dua jenis yaitu cover set di Interior dan eksterior. Cover set berfungsi untuk melindungi interior maupun eksterior dari goresan atau kotoran. Cover set interior terdiri dari streering cover, shift lever cover, seat cover dan floor mate. Sedangkan cover set eksterior yaitu fender cover. a. Cover set interior belum terpasang semua. Pemasangan cover set interior merupakan tugas dari petugas WAI yang dilaksanakan oleh teknisi sampai jam 09:00 WIB. Petugas WAI bertugas untuk memasangkan cover set interior, memarkirkan kendaraan yang datang untuk service dan memeriksa kondisi awal kendaraan seperti pemeriksaan body, lampu-lampu dan interior saat masuk bengkel. Selama bertugas sering kali merasa kerepotan jika harus memasang semua cover set sedangkan antrian mobil yang datang untuk service sudah banyak, sehingga mobil harus segera dimasukan ke area dalam bengkel agar tidak terjadi ketidak nyamanan bagi custamer dan mencegah menumpuknya kendaraan diluar area dalam bengkel. Setelah lewat jam 09:00 WIB petugas WAI tidak lagi bertugas, dan tugasnya dikerjakan langsung oleh Service advaisor mengalami kesulitan yang sama.

10 95 A Gambar 5.13 lintasan 1 Pada gambar diatas A merupakan Stall express maintenance service sedangkan garis panah merupakan lintasan yang dilalui untuk mengambil cover set. Gambar 5.14 Lintasan 2

11 96 Gambar 5.15 Lintasan 3 Gambar 5.16 lintasan 4

12 97 Lemari cover set interior Gambar 5.17 Lemari cover set interior Pada kelima gambar diatas menunjukan lintasan yang harus dilalui oleh teknisi saat mengambil cover set dengan jarak yang cukup jauh sekitar 35 Meter. C A D B Gambar 5.18 Cover set belum tepasang semua Pada gambar diatas terlihat bahwa cover set yang terpasang yaitu steering cover dan floor mate. Sedangkan yang belum terpasang semua yaitu seat cover (B) dan shift lever cover belum terpasang (A).

13 98 b. Pemasangan cover set eksterior. Pengerjaan mobil diwajibkan memasangkan fender cover yang berfungsi melindungi mobil dari goresan maupun kotoran. Pada saat pengerjaan tugas dari Exspress maintenance service telah selesai dan masih ada pengerjaan lain yang akan dilakukan oleh teknisi general, vender cover tidak dilepas oleh teknisi express sehingga saat ada mobil yang masuk teknisi harus mengambil lagi vender cover. Jarak pengambilan vender cover juga cukup jauh sehingga memperlambat waktu pengerjaan. Gambar 5.19 Fender cover Gambar 5.20 Jarak antara stall express dan rak fender cover

14 99 Tempat fender cover Gambar 5.21 Tempat fender cover Gambar diatas memperlihatkan jarak yang lumayan cukup jauh sekitar 25 meter untuk mengambilan fender cover. d) Selang yang dipakai sering kali menghambat gerakan. Dibawah ini merupakan beberapa gambar yang memperlihatkan bahwa selang plasti menghambat pergerakan. A B C B Gambar 5.22 Selang menghambat pergerakan 1

15 100 Pada gambar diatas memperlihatkan selang plasti yang dipasang di lift (A) sering berbenturan dengan badan dan tidak dapat menjangkau semua sisi,sehingga inisiatif ditambah dengan selang fleksibel tambahan (B) namun dalam penggunaannya terdapat kendala. Teknisi harus menarik selang sampai bagian ujung atau membungkukkan badan untuk menarik ujung selang agar bisa dipasang alat. Pada C terlihat selang panjang yang sering dipakai karena mengatasi sisi-sisi yang tidak terjangkau oleh selang yang terpasang pada lift karena keterbatasan selang fleksible dan mengurangi gerakan pelepasan dan pemasangan alat pada selang fleksible, namun sebenarnya ini mengganggu pergerakan. Sebagai contoh ketika teknisi akan berpindah posisi dengan membawa caddy express selang sering mengahangi jalan sehingga harus memindahkan selang terlebih dahulu. Gambar 5.23 Selang menghambat pergerakan 2

16 101 Gambar 5.24 Selang menghambat pergerakan 3 Gambar diatas sebagai contoh selang yang mengganggu pergerakan perpindahan teknisi. e) Penempatan alat di Caddy Express sering kali berantakan, sehingga menambah waktu saat mengambil alat untuk dipakai. Berikut ini merupakan gambar dari peletakan alat yang berantakan. Gambar 5.25 Caddy express berantakan 1

17 102 Gambar 5.26 Caddy express berantakan 2 Pada kedua gambar diatas terlihat penembatan alat yang berantakan dikarenakan terdapat banyak alat-alat yang sebenarnya tidak digunakan sedangkan konruksi caddy kecil, dan kurangnya kerapihan teknisi. 5.2 Langkah-langkah perbaikan Berdasarkan hasil analisa menggunakan Fisbone diagram telah didapatkan faktorfaktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya target waktu pada proses Express Maintenance Service. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dicari langkah perbaikannya menggunakan metode 5W+1H. Berikut ini merupakan langkah-langkah perbaikan menggunkan metode 5W+1H. 1. Usulan penyelesaian faktor MAN A. Permasalahan : Teknisi tidak disiplin dan sering bercanda saat proses Maintenance dilakukan seperti mengobrol dengan teknisi lain. 1) What : Foreman melakukan monitoring setiap hari disela-sela tugasnya yang lain. 2) Why : Untuk mendorong keseriusan teknisi dalam bekerja.

18 103 3) Who : Foreman 4) Where : Express maintenance service 5) When : Setiap hari 6) How : Foreman melakukan pengawasan terhadap kedilisinan teknisi dalam bekerja, jika terlihat bercanda ataupun mengobrol teknisi diberi teguran. B. Permasalahan : Motivasi rendah 1) What : a) Memberikan apresiasi atau reward jika tingkat keberhasilan tercapai. b) Melakukan evaluasi setiap hari oleh forman. 2) Why : Untuk mendorong semangat teknisi dalam bekerja, sehingga dapat mencapai target yang ditentukan. 3) Who : Foreman dan teknisi. 4) Where : Express maintenance service 5) When : Setiap bulan satu kali 6) How : Disetiap meeting bulanan dibahas hasil pencapaian Express Maintenance Service, jika target tercapai teknisi diberikan reward. C. Permasalahan : Kemampuan teknisi menguasai prosedur kurang 1) What : Memberikan training lagi, selain pemberian teori juga pemberian training praktek. 2) Why : Agar teknisi dapat melaksanakan Express Maintenace Service sesuai dengan prosedur yang benar. 3) Who : Teknisi dan Foreman

19 104 4) When : Untuk training dilakukan secepatnya, sedangkan untuk penggantian jadwal teknisi Express Maintenace Service dilakukan satu bulan sekali. 5) How a) Melakukan pelatihan bertahap untuk setiap jenis PMS. Pelatihan diikuti oleh seluruh teknisi yang menjalankan System Express Maintenace Service. b) Memberikan pembagian tugas kepada setiap teknisi untuk berperan sebagai teknisi A maupun B. c) Memberikan jadwal penggantian teknisi Express Maintenace Service lebih lama yang sebelumnya pergantian dilakukan 2 minggu sekali menjadi 1 bulan satu kali agar teknisi lebih terbiasa dengan tugasnya sehingga lebih menguasai prosedur yang perlu dijalankan. 2. Usulan penyelesaian faktor Tools A. Permasalahan : Alat rusak dan alat yang sering dipinjam oleh teknisi general repair. 1) What : Memperbaiki alat yang rusak maupun menggantinya. 2) Why : Dengan ketesediaan alat yang memadai tidak akan terjadi hambatan dalam proses Express Maintenace Service sehingga pelaksanaan dabat berjalan dengan baik. 3) Where : Workshop 4) Who : Workshop head, Foreman dan teknisi. 5) When : Secepatnya 6) How : Mendata alat-alat yang rusak, setelah itu membagi alat menjadi dua kategori yaitu alat yang bisa diperbaiki dan alat yang tidak bisa

20 105 diperbaiki. Alat yang rusak yang bisa diperbaiki segera dilakukan perbaikan agar alat bisa dipakai kembali. Untuk alat yang rusak bukan karena kesalahan pemakaian dan masih bisa diajukan Claim, maka ajukan Claim agar segera diganti oleh alat yang baru, sedangkan untuk alat rusak yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian maka tidak dapat di Claim sehingga harus membeli alat baru. B. Permasalahan : Penempatan alat di Caddy Express sering kali berantakan. 1) What : Memilah alat-alat yang digunakan dan yang tidak digunakan lalu menyusun penempatan alat. 2) Why : Dengan memilah alat-alat yang memang dipergunakan akan mengurangi jumlah alat sehingga alat yang ditempatkan pada caddy express maintenance dapat tersusun pasti pengambilan alat tidak memerlukan waktu lama. 3) Where : Caddy express maintenance service 4) When : Secepatnya 5) Who : Teknisi, dan Forman 6) How : Mendata alat alat yang biasa digunakan untuk mengerjakan service, berdasarkan daftar alat tersebut alat-alat yang tidak digunakan disimpan di ruang SST ( Special service tools ).

21 106 Dibawah ini merupakan alat-alat yang diperlukan saat pengerjaan service. Tabel 5.2 Pemilahan alat NO NAMA ALAT JUMLAH ( UNIT ) 1 Key oil filter 1 2 Universal key oli filter 1 3 Hinged socket wrench 12X Fast combination wrench Fast combination wrench Fast combination wrench Ring combination wrench 8x mm spark plug socet mm spark plug socet mm spark plug socet mm concave jaw pliers (tang stel) mm combination pliers (tang kombinasi ) X100 screwdriver (+) ,5 x 150 screwdriver (-) 2 18 Flat screw driver (-) 1 19 Deep impact socet 14,SQ1/ Deep impact socet 17,SQ1/ Deep impact socet 19,SQ1/ Deep impact socet 21,SQ1/ Short deep impact socet 30,SQ1/ Heksagon key 17 mm 2 25 Drive 3/8 socket 8 mm, 6 point 1 26 Drive 3/8 socket 10 mm, 6 point 1 27 Drive 3/8 socket 13 mm, 6 point 2 28 Drive 3/8 socket 14 mm, 6 point 2 29 Extention socet SQ 3/8 X75 mm 1 30 Extention socet SQ 3/8 X125 mm 1 31 Extention socet SQ 3/8 X1250 mm 1 32 Sliding T handle SQ 3/ Air gun 2 34 Impact wrench 2 35 Radiator cap pressure & leak test gauge 1 36 Rachet handle 1 37 Air Rachet (3/8 ) 1

22 107 Tabel 5.2 Pemilahan alat (Lanjutan) NO NAMA ALAT JUMLAH ( UNIT ) 38 Magnet pick-up tool 1 39 Air Presure guage 2 40 Dial gauge with magnetic stand 1 41 Vervier caliper 250 mm 2 42 Penggaris 15 cm 2 43 T-handle 8 mm 1 44 T-handle 10 mm 1 45 One man brake bleeder set 2 46 Brake fluid auto-repline 1 47 Pre-set torque wrench (50Nm,1 /8 ) 2 48 Pre-set torque wrench (140Nm, 3/8 ) 2 49 Pre-set torque wrench (350Nm, ½ ) 1 50 L bintang Nampan gr Ball pein hammers (pali besi) mm dead blow hammers (palu plastic) 2 54 Dirigen 1 55 Hydrometer 1 56 Counslat 3+ Total 75 Tabel 5.2 menunjukan jumlah alat yang biasa digunakan yaitu 75 alat dari 103 alat.

23 Berdasarkan daftar alat-alat tersebut disusunlah letak penempatannya. Berikut ini rekomendasi untuk letak alat-alat tersebut. 108 B c A F D E G H I J Gambar 5.27 Rekomendasi penempatan alat teknisi A Berikut ini merupakanmerupakan keterangan dari gambar diatas: a) Bagian A terdiri dari Fast combination wrench 14, Ring combination wrench 8x10, Deep impact socet 14 SQ1/2, Deep impact socet 17 SQ1/2, Deep impact socet 19 SQ1/2,

24 109 Deep impact socet 21 SQ1/2, Heksagon key 17 mm, Pre-set torque wrench (50Nm, 1/2"),Short deep impact socet 30,SQ1/2, flat screwdriver (-) (obeng min ketok) dan nampan. b) Bagian B yaitu Air Presure guage c) Bagian C yaitu Air gun d) Bagian D yaitu Impact wrench e) Bagian E yaitu 500 gr Ball pein hammers (pali besi) dan 35 mm dead blow hammers (palu plastik). f) Bagian F terdiri 250 mm combination pliers ( tang kombinasi) g) Bagian G terdiri dari Drive 3/8 socket 14 mm 6 point, Vervier caliper 250 mm, Penggaris 15 cm, Rachet handle.dan Vervier caliper 500 mm. h) Bagian H yaitu Pre-set torque wrench (140Nm, 3/8") dan Pre-set torque wrench (350Nm, 1/2") i) Bagian I yaitu majun j) Bagian J yaitu One man brake bleeder set

25 110 B c A F D E G H I J Gambar 5.28 Rekomendasi penempatan alat teknisi B Berikut ini merupakan rekomendasi penempatan alat agar alat bisa tertata rapi dan memudahkan pengambila alat. a) Bagian A terdiri dari Hinged socket wrench 12X13,Fast combination wrench 13, Fast combination wrench 14, Ring combination wrench 8x10,, Deep impact socet 14,SQ1/2, Deep impact socet 17,SQ1/2, Deep impact socet 19,SQ1/2, Deep impact socet 21,SQ1/2, Heksagon key 17

26 111 mm, L bintang 4, T-handle 8 mm, T-handle 10 mm, Key oil filter,universal key oli filter, Rachet handle, 6,5 x 150 screwdriver (-), Pre-set torque wrench (50Nm, 1/2") dan nampan. b) Bagian B yaitu Air Presure guage c) Bagian C yaitu Air gun d) Bagian D yaitu Impact wrench e) Bagian E yaitu 500 gr Ball pein hammers (pali besi) dan 35 mm dead blow hammers (palu plastik). f) Bagian F terdiri dari Rachet handle, 250 mm concave jaw pliers (tang stel), 250 mm combination pliers (tang kombinasi ), Magnet pick-up tool, 2X100 screwdriver (+). g) Bagian G terdiri dari 14 mm spark plug socet, 16 mm spark plug socet, 20.8 mm spark plug socet, Drive 3/8 socket 8 mm,6 point, Drive 3/8 socket 10 mm,6 point, Drive 3/8 socket 13 mm, 6 point, Drive 3/8 socket 14 mm,6 point, Extention socet SQ 3/8 X75 mm, Extention socet SQ 3/8 X125 mm, Extention socet SQ 3/8 X1250 mm, Sliding T handle SQ 3/8. Radiator cap pressure & leak test gauge, Rachet handle, Dial gauge with magnetic stand, Vervier caliper 250 mm, Penggaris 15 cm. h) Bagian H yaitu Pre-set torque wrench (140Nm, 3/8") i) Bagian I yaitu Dirigen, majun dan hydrometer. j) Bagian J yaitu One man brake bleeder set dan

27 112 Alat-alat setiap Brake fluid auto-repline caddy dari masing-masing teknisi berbeda jumlah dan jenisnya. Alat yang ditempatkan pada masing-masing caady berdasarkan kebutuhan setiap tugasnya. C. Permasalahan : Terkadang Cover set belum terpasang semua 1) What : Menempatkan lemari kecil untuk cover set didekat Stall Express Maintenance service. 2) Why : Dengan adanya lemari kecil untuk cover set, teknisi tidak perlu lama untuk mengambil cover set. 3) Where : Di dekat stall Express Maintenance service. 4) Who : Teknisi, Foreman dan Workshop Head 5) When : Secepatnya 6) How : Mengajukan penembahan lemari kecil untuk tempat cover set kepada Workshop head yang akan ditempatkan di dekat stall Express Maintenance service. B A Gambar 5.29 Rekomendasi letak lemari cover set

28 113 Gambar diatas merupakan rekomendasi letak penambahan lemari cover set. Dimana jarak letak lemari cover set (A) ditempatkan tidak jauh dari stall express maintenance service (B) sehingga teknisi tidak perlu berjalan jauh untuk mengambil cover set. D. Permasalahan : Selang angin seringkali menghambat pergerakan 1) What : Memasang selang angin yang bisa ditarik dan panjangnya bisa disesuaikan di Lift Express Maintenace Service. 2) Why : Dengan adanya pemasangan selang angina yang bisa ditarik tidak akan mengganggu pergerakan dari teknisi saat melakukan pengerjaan mobil. 3) Where : Di Liftl Express Maintenance service. 4) Who : Teknisi 5) When : Secepatnya 6) How : Mengajukan pemasangan selang angin yang bisa ditarik kepada Workshop head yang akan ditempatkan di stall Express Maintenance service. 3. Usulan penyelesaian faktor Methode A. Permasalahan : Pengerjaan tidak sesuai prosedur Pada permasalahan ini didapatkan usulan perbaikan yang sama dengan Faktor Man dengan permalasalahn teknisi tidak menguasai sepenuhnya prosedur, yaitu : 1) What : Memberikan training lagi, selain pemberian teori juga pemberian training praktek.

29 114 2) Why : Agar teknisi dapat melaksanakan Express Maintenace Service sesuai dengan prosedur yang benar. 3) Who : Teknisi, Foreman, dan workshop head. 4) When : Untuk training dilakukan secepatnya, sedangkan untuk penggantian jadwal teknisi Express Maintenace Service dilakukan satu bulan sekali. 5) How a) Melakukan pelatihan bertahap untuk setiap jenis PMS. Pelatihan diikuti oleh seluruh teknisi yang menjalankan System Express Maintenace Service. b) Memberikan pembagian tugas kepada setiap teknisi untuk berperan sebagai teknisi A maupun B. c) Memberikan jadwal penggantian teknisi Express Maintenace Service lebih lama, yaitu 1 bulan satu kali agar teknisi lenih menguasai prosedur yang perlu dijalankan. B. Permasalahan : Proses balancing cukup lama 1) What : Menambahkan alat balancing dan menugaskan 1 Teknisi balancing dan Spooring untuk memprioritaskan mengerjakan mobil yang dikerjakan Express Maintenace Service. 2) Why : Agar tidak terjadi waktu tunggu lama pada proses balancing, sehingga ban bisa segera dipasang. 3) Who : Teknisi spooring balancing, dan Workshop head. 4) When : Secepatnya 5) Where : Proses balancing

30 115 6) How a) Mengajukan penambahan alat kepada fendor yang bekerja sama agar menambah satu alat balancing. b) Menugaskan 1 teknisi spooring balancing untuk memprioritaskan mengerjakan terlebih dahulu mobil yang dikerjakan diexporess Maintenace Service. 4. Usulan penyelesaian faktor Material A. Permasalahan: Pengambilan Sparepart lama 1) What a) Petugas JPCB mengambil terlebih dahulu Spare Part yang akan digunakan b) Mengelompokkan sparepart berdasarkan jenis mobil dan PMS. 2) Why : Karena dengan cara sparepart telah dipersiapkan oleh petugas JPCB sebelum mobil dikerjakan oleh teknisi Express Maintence Service tidak akan terjadi lagi permasalahan lamanya proses pengambilan Sparepart. 3) Who : Petugas JPCB dan Partman. 4) When : Sebelum mobil dikerjakan oleh teknisi Express Maintence Service 5) Where : Sparepart 6) How : JPCB yang bertugas membagikan pekerjaan kepada teknisi melalui Work Order yang berisi jenis pekerjaan dan daftar sparepart yang dipakai. Sebelum work order diberikan kepada teknisi, work order diberikan terlebih dahulu kepada partman untuk selanjutnya partman mengambil Sparepart yang telah dikelompokkan berdasarkan jenis mobil dan jenis pekerjaan. Setelah itu JPCB mengambil dan memasukan sparepart didalam mobil

31 116 yang akan dikerjakan. Hal ini akan mengurangi lamanya waktu pengambilan sparepart. Gambar 5.30 Work order Gambar diatas merupakan Work order yang berisi perintah kerja (A) sedangkan B berisikan biaya jasa dan Sprarepart beserta harganya yang di alokasikan untuk unit service. B. Permasalahan: Pengambilan air 1) What : Memakai jirigen ukuran 5 liter 2) Why : Karena jika memakai botol yang haya berukuran 1 liter teknisi akan bulak-balik untuk mengisi air, dengan menggukanan tempat air yang berkapasitas lebih besar akan mengurangi gerakan bulak-balik tersebut. 3) Who : Teknisi,Forman, dan Workshop Head. 4) When :Saat mengisi air di Engine room 5) Where : Express maintenance service

32 117 6) How :Dengan menggunakan dirigen yang lebih besar daya tamping air akan lebih banyak, hal ini mengurangi gerak bulak-balik teknisi saat mengisi air di engine room.

PENGENDALIAN BENGKEL MENGGUNAKAN PERALATAN BENGKEL

PENGENDALIAN BENGKEL MENGGUNAKAN PERALATAN BENGKEL PENGENDALIAN BENGKEL MENGGUNAKAN PERALATAN BENGKEL ISI KANDUNGAN 1.1 Pengenalan 1.2 Alatan Tangan Asas 1.3 Alatan Penanda 1.4 Alatan Pemotong 1.5 Alatan Pengukuran 1.6 Alatan Berkuasa 1.7 Mesin Gerudi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2013 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK 70 Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK Faktor Penyabab masalah 1 2 3 4 5 1 Andri 4 2 1 1 5 2 Denny 4 4 1 4 5 3 Eko 5 3 4 1 4 4 Fahrul 4 4 1 3 5 5 Handi 5 3 3 1 4 6 Hery 4 3 3 1 5 7 Mujilan 4 3 3 1 5 8 Montes 4

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

: Jl. Perjuangan No. 22, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

: Jl. Perjuangan No. 22, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 14 BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktik ini adalah untuk menyelesaikan studi kasus yang mencakup aspek teknik mesin dan atau laporan tentang suatu kegiatan atau proses

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Tema Pada langkah ini beberapa data dikumpulkan melalui cara genba (datang untuk melihat langsung kondisi lapangan) dan wawancara kepada teknisi di workshop Sudirman.

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bengkel Pioneer Motor merupakan bengkel umum di Bandung yang menawarkan jasa cuci mobil, body repair, dan perbaikan mesin mobil. Berdasarkan pengamatan, penulis menemukan bagian perbaikan mesin

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I ALAT - ALAT TANGAN & KHUSUS 1 ALAT - ALAT TANGAN

Lebih terperinci

Proses Removal Unit Bulldozer Tipe D85ESS-2A Pada Blade Straight di PT. United Tractors Tbk. Branch Jakarta

Proses Removal Unit Bulldozer Tipe D85ESS-2A Pada Blade Straight di PT. United Tractors Tbk. Branch Jakarta Proses Removal Unit Bulldozer Tipe D85ESS-2A Pada Blade Straight di PT. United Tractors Tbk. Branch Jakarta NAMA : Galang Oktaviano NPM : 22411992 KELAS : 4 IC 05 LATAR BELAKANG MASALAH PT. United Tractors

Lebih terperinci

WORKSHOP TOOLS WORKSHOP TOOLS A. HAND TOOLS

WORKSHOP TOOLS WORKSHOP TOOLS A. HAND TOOLS A. HAND TOOLS 1. LARGE OPEN END SPANNERS Wrench/spanner memiliki bukaan pada ujung dan memiliki dua permukaan rata yang bersinggungan dengan dua sisi nut atau bolt. Ukur jarak bukaan dan perhatikan angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Bantu Alat bantu ialah merupakan alat yang digunakan pada saat melakukan assembly dan disassembly unit serta digunakan pada proses perawatan unit, baik itu perawatann secara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation adalah perusahaan swasta Nasional yang berfungsi sebagai dealer kendaraan merk Toyota, yang berdiri

Lebih terperinci

Rekapitulasi Penggunaan Sparepart, Jasa dan Oli Toyota Kijang

Rekapitulasi Penggunaan Sparepart, Jasa dan Oli Toyota Kijang Rekapitulasi Penggunaan Sparepart, Jasa dan Oli Toyota Kijang 1 pcs Absorber Shock RR R/L 5 pcs Accu 20 btl Air Accu 1 pcs Bearing 1 pcs Bearing Idler 1 pcs Bearing Stationer 1 pcs Belt V- AC 4 pcs Bold

Lebih terperinci

FORMULIR: M-1 PERNYATAAN HARGA KENDARAAN BERMOTOR YANG HEMAT ENERGI DAN HARGA TERJANGKAU (KBH2)

FORMULIR: M-1 PERNYATAAN HARGA KENDARAAN BERMOTOR YANG HEMAT ENERGI DAN HARGA TERJANGKAU (KBH2) 2013, No.895 12 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/M-IND/PER/7/2013 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT YANG HEMAT ENERGI DAN HARGA TERJANGKAU

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Indomobil Group mulai merambah bisnis Nissan pada akhir tahun 1986 dengan membeli PT Nayaka Wirawan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis STANDAR LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 11 BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 2.1 TUJUAN Kerja praktik ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di dalam kurikulum akademis jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penyebab tidak tercapinya standar waktu pengerjaan pada proses Express

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penyebab tidak tercapinya standar waktu pengerjaan pada proses Express BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab tidak tercapinya standar waktu pengerjaan pada proses Express Maintenance Service dan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab dan karakteristik kualitas

BAB V ANALISA DATA. dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab dan karakteristik kualitas BAB V ANALISA DATA 5.1 Analyze Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mencari dan menemukan akar penyebab dari suatu masalah. Hal ini dapat dengan menggunakan diagram sebab akibat. Berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah perusahaan PT. Astra International Toyota Sales Operation merupakan salah satu divisi dari PT. Astra International, Inc., yang berkedudukan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu usaha besar maupun kecil yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari usaha tersebut salah satunya adalah tercapainya keuntungan yang maksimal selama beroperasinya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role)

VII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role) VII. PEMBAHASAN A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role) Visi PT. TMMIN adalah untuk mencapai Jiritsuka 2012, yaitu kemandirian dalam produksinya

Lebih terperinci

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis

Lebih terperinci

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT ALAT UKUR I. DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Uraian Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Berkembangnya pertumbuhan otomotif di Indonesia membuat semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Berkembangnya pertumbuhan otomotif di Indonesia membuat semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya pertumbuhan otomotif di Indonesia membuat semakin ketatnya persaingan dunia otomotif. Hidayat & Tresia (2016) memprediksi bahwa industri mobil akan tumbuh

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MEKANIK PEMULA TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MEKANIK PEMULA TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MEKANIK PEMULA TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG II Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara para competitor-competitor. Dimana setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. diantara para competitor-competitor. Dimana setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bekalang Masalah Dewasa ini disaat ekonomi bisnis meningkat, persaingan semakin ketat diantara para competitor-competitor. Dimana setiap perusahaan dituntut untuk memberikan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambar Dimensi dan Ukuran 3.1.1. Komponen-komponen Blok Silinder Sistem transmisi penggerak merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 81 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Dalam melakukan penelitian di PT. Multi Bintang Indonesia mengenai penerapan 5S, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah tahap pengolahan data dan analisis, maka untuk menghadapi persaingan dengan bengkel AHASS lain yang akan didirikan di Pamanukan maka penelitian ini menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indosentosa Trada termasuk ke dalam Indomobil Group yang merupakan salah satu group otomotif terbesar dan terpadu di Indonesia. PT. Indosentosa

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Negara mengalami krisis moneter yang berkepanjangan, memberi dampak besar terhadap banyak bidang kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbengkelan, khususnya bengkel ban. PT. TRIJAYA BAN ini adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA

PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

Gambaran Umum Perusahaan AUTO 2000

Gambaran Umum Perusahaan AUTO 2000 Gambaran Umum Perusahaan AUTO 2000 Perkembangan Perusahaan PT. ASTRA international, Tbk - Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun 1975 dengan nama

Lebih terperinci

Company Profile. Kepercayaan Anda adalah Kunci Keberhasilan Kami

Company Profile. Kepercayaan Anda adalah Kunci Keberhasilan Kami Company Profile Kepercayaan Anda adalah Kunci Keberhasilan Kami Contents Company Profile Vision and Mission Products Tools Contact Daftar isi 2 Profil Perusahaan 3 Visi dan Misi 4 Produk 8 Peralatan 11

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX No. Polisi: B XXX XX Warna Eksterior/Interior: Hitam/Abu-abu Merk: MercedesBenz Bahan Interior: Kulit Model/Tipe: E240 2.6 Bahan bakar: Bensin Transmisi:

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Penyedian Alat dan Bahan Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling Development Interior Eksterior Dengan Evaluasi Bobot

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI 10.000 KM DAIHATSU 3.1 Pengertian perawatan mesin Perawatan mesin adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan dan

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand. BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses analisis sistem EFI Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. 3.2. Diagram

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

Ganti kampas rem depan

Ganti kampas rem depan Ganti kampas rem depan by. DuniaBengkel.Com *baca dulu secara jelas sebelum melakukan penggantian kampas rem Buat anda yang ingin ganti kampas rem depan sendiri bisa mengikuti petunjuk kami sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN BERKALA PADA MOBIL MAZDA

BAB III PERAWATAN BERKALA PADA MOBIL MAZDA BAB III PERAWATAN BERKALA PADA MOBIL MAZDA 3.1 Proses Perawatan Berkala Kelipatan 5.000 Kilometer atau 3 bulan Dalam perawatan berkala kelipatan 5.000 kilometer ini ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

Created by Training Department Edition : April 2007

Created by Training Department Edition : April 2007 M-STEP I Created by Training Department Edition : April 2007 Copy right PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta. M-STEP I 2-1. Open End Wrench (Spanner) 1. Pastikan ukuran open end wrench cocok dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 38 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian akan digambarkan dalam bentuk flowchart, dimana alur penelitian ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dari awal penelitian

Lebih terperinci

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik

Lebih terperinci

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI Perawatan rem yang dilakukan Memeriksa Drum Tromol Memeriksa Ketebalan Kanvas Memeriksa Pegas Pengembali Memeriksa Penahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses biasa digunakan untuk sebagai acuan dari tindakan dari mulai menganalisa, perencanaan dan tindakan pada produksi. Pada proses dibawah ini

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah dan pembahasan masalah yang telah dirumuskan melalui fokus permasalahan serta hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. Braja Mukti Cakra dalam

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT JASA ASSEMBLY PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG Dalam pengoperasian PLTU Paiton unit 1 dan 2, terjadi beberapa kerusakan pada journal shaft assembly. Kerusakan tersebut antara lain terjadinya keausan pada journal

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN Laporan Kerja Praktek 5 BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 SEJARAH PERUSAHAAN Bisnis Astrido Group diawali dengan didirikan CV Sumber Jaya Motor pada tahun 1974 bertempat di Jalan Batu Tulis Raya Jakarta sebagai

Lebih terperinci

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambar Dimensi dan Ukuran 3.1.1. Komponen-komponen Blok Silinder Sistem transmisi penggerak merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN

BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN Untuk mengetahui hubungannya perawatan rutin dengan kajian emisi kendaraan berdasarkan pada Standart uji SNI 09-2766-1992, maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta,

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta, BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Profil Perusahaan Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta, membuat pemilik Ferdaberan Motor, bapak Harlen Simanjuntak, berniat untuk membuka usaha cuci

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah

Lebih terperinci