BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Gambaran Umum Daerah 1. Aspek Geografis Batas Administrasi Kabupaten Semarang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada posisi 110 o 14 54, o 39 3 Bujur Timur dan 7 o o 30 0 Lintang Selatan, dengan batas administratif : Sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung. Di tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga. a. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah ,67 Hektar atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri dari 19 wilayah Kecamatan, 208 Desa, dan 27 Kelurahan. Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Semarang Menurut Kecamatan NO KECAMATAN LUAS (Ha) % 1 Getasan 6.579,55 6,92 2 Tengaran 4.729,55 4,98 3 Susukan 4.886,60 5,14 4 Kaliwungu 2.995,00 3,15 5 Suruh 6.401,52 6,74 6 Pabelan 4.797,60 5,05 7 Tuntang 5.624,20 5,92 8 Banyubiru 5.441,45 5,73 9 Jambu 5.163,00 5,43 10 Sumowono 5.563,20 5,85 11 Ambarawa 2.822,10 2,97 12 Bandungan 4.823,30 5,08 13 Bawen 4.657,00 4,90 14 Bringin 6.189,10 6,51 15 Bancak 4.384,55 4,61 16 Pringapus 7.834,70 8,25 17 Bergas 4.733,10 4,98 18 Ungaran Barat 3.596,05 3,78 19 Ungaran Timur 3.779,10 4,00 Jumlah ,67 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 1

2 b. Topografis Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang berada pada kisaran antara meter di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya, wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar Hektar; wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) sebesar Hektar; wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar Hektar; dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 9.467,67 Hektar. c. Daerah Rawan Bencana Alam Di Kabupaten Semarang terdapat daerah rawan bencana yaitu daerah yang sering atau berpotensi mengalami bencana alam. Daerah rawan bencana alam berupa kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan longsor dan kawasan rawan banjir. 1) Rawan Letusan Gunung Api Daerah rawan bencana gunung berapi merupakan daerah yang diperkirakan akan dilalui luncuran awan panas dan lahar maupun jatuhan material. Berdasarkan peta bencana gunung api yang dibuat oleh Direktorat Vulkanologi Bandung, meskipun Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran sudah lama tidak aktif namun bahaya gunung api masih berpotensi terjadi pada wilayah ini sehingga daerah yang berada di sekitar puncak Gunung Ungaran sampai Sumowono, Bandungan, Munding dan Gunung Tungku (sebelah atas Nyatnyono) merupakan daerah yang diperkirakan terkena luncuran awan panas, lahar dan jatuhan material. Sedang untuk Gunung Merbabu adalah mulai puncaknya gunung sampai Desa Batur. 2) Rawan Tanah Longsor Daerah rawan bencana gerakan tanah atau longsor merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/bergerak karena pada daerah tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Di wilayah Kabupaten Semarang penyebaran kawasan ini tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Bawen, Kecamatan Jambu, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Getasan, Kecamatan Bringin, Kecamatan Suruh dan Kecamatan Susukan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 2

3 3) Rawan Banjir Daerah rawan bencana banjir merupakan kawasan yang sering/berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan tergenang lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Pada wilayah Kabupaten Semarang, kawasan perlindungan bahaya banjir terdapat pada dataran sekitar Rawa Pening dan dataran bagian timur wilayah kabupaten, tepatnya sekitar Desa Boto Kecamatan Bancak pada daerah aliran Sungai Tuntang. Disamping itu di beberapa wilayah kota juga berpotensi rawan banjir sebagai akibat dari berkembangnya permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan. d. Penggunaan Lahan dan Iklim Dari luas wilayah Kabupaten Semarang sebesar ,67 Ha sampai dengan tahun 2011 tercatat areal lahan pertanian sawah sebesar 25,24% atau ,83 Ha, lahan pertanian bukan sawah sebesar 38,37% atau ,13 Ha sedangkan luas lahan bukan pertanian sebesar 36,39% atau ,70 Ha. Luas lahan sawah sangat tidak merata keterbandingan antar kecamatan. Kecamatan Suruh, Pabelan, Bringin dan Susukan merupakan kecamatan dengan sawah terluas rata-rata diatas Ha. Kondisi kontradiksi dengan luas lahan sawah di Kecamatan Getasan yang hanya 26 Ha. Hal ini tentunya berdampak pada produksi padi yang tidak merata antar kecamatan. Rata-rata curah hujan di Wilayah Kabupaten Semarang selama tahun 2011 cenderung tinggi. Tercatat rata-rata curah hujannya hanya mm dengan Kecamatan Pringapus dan Bergas sebagai kecamatan bercurah hujan tinggi (3.236 mm) dan Kecamatan Bancak dan Bringin bercurah hujan terendah (1.584 mm). 2. Aspek Demografi Penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2012 berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang berjumlah jiwa dengan KK. Dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2011 yang tercatat sebesar jiwa terdapat penambahan neto sebanyak jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,58%. Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten Semarang, dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang tahun 2012 diperkirakan 994 jiwa/km 2, naik dari tahun 2011 yang sebesar 988 jiwa/km 2. Perkembangan penduduk Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun 2011 dan 2012 terakhir terlihat pada Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 3

4 Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011 dan 2012 NO URAIAN TAHUN Jumlah penduduk Kepala Keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin: - Laki-laki Perempuan Mutasi Penduduk - Kelahiran Kematian Pindah Datang Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,54 0,58 Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2012 Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Semarang yang belum/tidak bekerja sebesar 46,55%, sedangkan yang bekerja sekitar 53,45% sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (35,89%), berikutnya pada sektor industri pengolahan (22,26%) serta pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (16,04%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini: NO Tabel 2.3 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Semarang Tahun 2011 LAPANGAN USAHA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH A Penduduk Belum/Tidak Bekerja ,55% B Penduduk Bekerja ,45% 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan ,89% 2 Pertambangan dan Penggalian ,28% (%) 3 Industri Pengolahan ,26% 4 Listrik, Gas dan Air Minum ,29% 5 Konstruksi/Bangunan ,40% 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi ,04% 7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi ,63% 8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan dan Jasa Perusahaan ,86% 9 Jasa Kemasyarakatn, Sosial dan Peorangan ,51% 10 Lainnya ,82% Jumlah % Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 4

5 Untuk tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2011 masih tergolong rendah, karena 15,16% penduduk tidak/belum pernah sekolah, tidak memiliki ijazah Sekolah Dasar sebesar 17,18% dan yang memiliki ijazah setingkat Sekolah Dasar sebesar 29,63%, setingkat Sekolah Menengah Pertama 17,18%, setingkat Sekolah Menengah Atas 16,25%, setingkat Akademi/Diploma sebesar 3,81% dan hanya 0,15% yang mempunyai ijazah Sarjana ke atas. Persentase penduduk Kabupaten Semarang menurut Ijasah atau STTB yang dimiliki seperti dalam gambar berikut: Gambar 2.1 Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2012 B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang ada di wilayah kabupaten, Pemerintah Kabupaten Semarang tetap berpegang pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melakukan pembangunan daerah. Untuk itu pembangunan daerah yang dilaksanakan saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahuntahun sebelumnya dengan upaya terus menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan daerah yang dimiliki. Potensi unggulan daerah dapat dilihat dari kontribusi sektoral terhadap PDRB. Perkembangan kontribusi masing-masing sektor PDRB Kabupaten Semarang Tahun ditunjukkan oleh Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 5

6 NO Tabel 2.4 Distribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun SEKTOR DISTRIBUSI ADHB (%) *) 1 Pertanian 14,81 14,70 2 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0,13 3 Industri Pengolahan 42,76 42,48 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,40 1,48 5 Konstruksi/Bangunan 4,03 4,13 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,57 20,21 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,77 2,95 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,21 4,28 9 Jasa jasa 9,32 9,29 TOTAL PDRB Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara NO Tabel 2.5 Distribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun SEKTOR DISTRIBUSI ADHK 2000 (%) *) 1 Pertanian 12,57 12,46 2 Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,11 3 Industri Pengolahan 46,44 46,33 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,93 0,96 5 Konstruksi/Bangunan 3,84 3,84 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,68 21,82 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,18 2,21 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,53 3,50 9 Jasa jasa 8,71 8,75 TOTAL PDRB Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara Tabel di atas menunjukkan bahwa sumbangan terbesar masih didominasi oleh sektor industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Kondisi perekonomian Kabupaten Semarang berdasarkan data PDRB Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi, Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Semarang Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan, namun selalu mengalami pertumbuhan yang positif. PDRB Kabupaten Semarang pada tahun 2012 menurut data sementara dari BPS Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp ,00 mengalami Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 6

7 kenaikan sebesar 11,92% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp ,00. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, terjadi kenaikan sebesar 5,94% dari Rp ,00 menjadi Rp ,00. Secara rinci Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Tahun dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.6 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu ADHB ADHK TAHUN NILAI (Jutaan) PERTUMBUHAN (%) NILAI (Jutaan) PERTUMBUHAN (%) ,00 11, ,00 5, *) ,69 11, ,31 5,94 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara Tabel 2.7 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun PDRB ADHB NO SEKTOR *) 1 Pertanian , ,85 2 Pertambangan dan Penggalian , ,91 3 Industri Pengolahan , ,62 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,06 5 Konstruksi/Bangunan , ,89 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,37 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,45 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa , ,05 Perusahaan 9 Jasa jasa , ,50 TOTAL PDRB , ,69 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2012; *) Angka sementara Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun PDRB ADHK 2000 NO SEKTOR *) 1 Pertanian , ,47 2 Pertambangan dan Penggalian 6.852, ,01 3 Industri Pengolahan , ,22 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,44 5 Konstruksi/Bangunan , ,31 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,25 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,53 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa , ,31 Perusahaan 9 Jasa jasa , ,76 TOTAL PDRB , ,31 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2012; *) Angka sementara Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 7

8 Angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kabupaten Semarang dalam kurun waktu ditunjukkan dalam Tabel berikut: Tabel 2.9 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI (%) INFLASI (%) ,69 3, ,94*) 4,56 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012 *) Angka sementara Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian Kabupaten Semarang, maka pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Semarang juga mengalami kenaikan. Pendapatan perkapita Kabupaten Semarang berdasarkan harga berlaku diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 11,26% yaitu dari Rp ,00 pada tahun 2011 menjadi Rp ,00 pada tahun Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000 pendapatan perkapita mengalami kenaikan sebesar 5,32% yaitu sebesar Rp ,00 pada tahun 2011 menjadi Rp ,00 pada tahun PDRB perkapita/pendapatan perkapita Kabupaten Semarang Tahun disajikan dalam Tabel berikut: TAHUN Tabel 2.10 Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhannya PENDAPATAN PERKAPITA (RP) PERTUMBUHAN (%) ADHB ADHK ADHB ADHK , ,00 10,83 11, *) , ,00 5,14 5,32 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012*) Angka sementara b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang secara internasional digunakan untuk mengukur tingkat kualitas manusia. IPM dihitung berdasarkan 4 (empat) komponen yaitu: angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita disesuaikan. Capaian IPM Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun seperti terlihat dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 8

9 NO Tabel 2.11 Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Semarang Tahun KOMPONEN TAHUN Angka harapan hidup (tahun) 72,47 72,54 2 Angka melek huruf (persen) 93,62 93,67 3 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,75 7,87 4 Pengeluaran perkapita disesuaikan 634,97 637,76 IPM Kab. Semarang 74,10 74,45 IPM Prov. Jawa Tengah 72,49 72,94 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2011 Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa capaian IPM Kabupaten Semarang dari tahun selalu naik dan di atas rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah. Apabila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota disekitar yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang sebagaimana terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.12 IPM Kabupaten Semarang dan Daerah Sekitarnya Tahun 2010 dan PERTUM BUHAN NO KABUPATEN/KOTA PERINGKAT PERINGKAT IPM IPM PROV. PROV Kota Semarang 77, ,42 2 0,31 2 Kota Salatiga 76, ,83 4 0,30 3 Kabupaten 74, ,47 6 0,36 Temanggung 4 Kabupaten 74, ,45 7 0,35 Semarang 5 Kabupaten Demak 72, , ,51 6 Kabupaten Grobogan 70, , ,44 7 Kabupaten Boyolali 70, , ,53 8 Kabupaten Kendal 70, , ,44 IPM Prov. Jawa Tengah 72, , ,45 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012 Bila dibandingkan dengan IPM daerah sekitarnya, maka Kabupaten Semarang masih di bawah Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Temanggung, namun jauh diatas Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kendal. Dalam kurun waktu , kenaikan IPM Kabupaten Semarang sebesar 0,35 poin, sementara tingkat Provinsi Jawa Tengah meningkat sebesar 0,45 poin. Kota Salatiga dan Kota Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 9

10 Semarang mengalami kenaikan dibawah Kabupaten Semarang, sementara Kabupaten/Kota sekitar yang lain masih di atas Kabupaten Semarang. 2) Penduduk Miskin dan Pengangguran Konsep kemiskinan yang sering digunakan adalah kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan (Specker, 2005). Kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat. Mereka yang berada di lapis terbawah dalam derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk. Kabupaten Semarang menggunakan 2 (dua) pendekatan pendataan untuk mengetahui kondisi kemiskinan, yaitu: a) Data Persentase Penduduk Miskin Persentase penduduk miskin dihitung berdasarkan pada hasil Susenas tahun 2011, dimana angka yang diperoleh adalah angka makro. Penentuan penduduk miskin dihitung berdasarkan pemenuhan kebutuhan pangan yang setara dengan pemenuhan 2100 kkal perkapita per hari. Berdasarkan kriteria tersebut, selama kurun waktu tahun terjadi penurunan angka dari 10,50% menjadi 10,30%. Dibanding angka Nasional dan angka Provinsi Jawa Tengah, persentase penduduk miskin Kabupaten Semarang relatif lebih rendah, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.2 Tabel 2.13 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun NO TINGKAT Nasional 13,33 12,89 2 Provinsi Jawa Tengah 16,56 16,21 3 Kabupaten Semarang 10,50 10,30 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 10

11 Gambar 2.2 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun ,00 15,00 16,56 16,21 13,33 12,89 10,50 10,30 10,00 5,00 0, Nasional Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang Sumber : BPS Kabupaten Semarang b) Jumlah Rumah Tangga Miskin. Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Semarang didasarkan pada data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Tahun 2011, dengan kriteria sebagai berikut: (1) Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati masih sewa atau bukan milik sendiri; (2) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang; (3) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/ kayu murahan; (4) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester; (5) Jenis atap tempat tinggal terbuat dari ijuk/rumbia/seng dan kondisi atap berkualitas jelek/rendah; (6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/air hujan; (7) Cara memperoleh air minum yang masih mengambil dari sumur/ mata air tidak terlindung/sungai/air hujan; (8) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik; (9) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/ minyak tanah; (10) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain; (11) Tempat pembuangan akhir tinja yang masih menggunakan sungai/ danau/laut/lubang tanah/kebun; Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 11

12 KECAMATAN (12) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp ,00 seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya; (13) Menjadi peserta program beras untuk orang miskin (Raskin). Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Semarang sebagaimana Tabel dibawah ini: Tabel 2.14 Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun 2008 dan Tahun 2011 JUMLAH RUMAH TANGGA KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 TOTAL ANGGOTA RTS/ INDIVIDU GETASAN TENGARAN SUSUKAN KALIWUNGU SURUH PABELAN TUNTANG BANYUBIRU JAMBU SUMOWONO AMBARAWA BANDUNGAN BAWEN BRINGIN BANCAK PRINGAPUS BERGAS UNGARAN BARAT UNGARAN TIMUR JUMLAH Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2012 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Semarang pada tahun 2011 sebesar 6,21% sedangkan tahun 2012 sebesar 4,88%. Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,93% dan tahun 2012 sebesar 5,63%. Sedangkan ditingkat Nasional, TPT tahun 2011 sebesar 6,56% dan pada tahun 2012 sebesar 6,14%. Hal ini menunjukkan bahwa secara persentase TPT di Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebesar 1,24%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 12

13 Tabel 2.15 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Semarang Tahun NO TINGKAT Nasional 6,56 6,14 2 Provinsi Jawa Tengah 5,93 5,63 3 Kabupaten Semarang 6,12 4,88 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012 c. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga Perkembangan seni, budaya dan olahraga pada tahun dalam rangka mengukur aspek kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Semarang dapat ditunjukkan Tabel berikut: Tabel 2.16 Capaian Urusan Kebudayaan NO URAIAN SATUAN TAHUN TARGET REALISASI % 1 Jumlah Grup Kesenian Group ,46 2 Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali ,00 3 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Buah ,00 4 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Lokasi ,35 Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, ) Jumlah grup kesenian tahun 2012 sebanyak grup, meningkat 431 grup jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak grup. Jumlah grup kesenian selain mengalami peningkatan, juga telah melampaui target dalam RPJMD yakni sebanyak grup atau 140,46%. 2) Pada tahun 2012 telah dilaksanakan festival seni budaya berupa kirab budaya dan pengiriman kelompok seni untuk mengikuti festival seni budaya yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Tengah, yakni: Parade seni Jateng di Simpang Lima berupa Prajuritan Desa Takelan Getasan Manggala Tamtama Mudha, Pentas seni Maerokoco/PRPP Jateng berupa Kuda Lumping Setyo Budi Utomo Desa Karanganyar Tuntang, Parade seni di Taman Budaya Jateng berupa Tari Topeng Ireng Kopeng Getasan, Pentas seni di Taman Budaya Jateng Surakarta berupa Puspita Rinonce Ambarawa tarian sekar ayu, Pentas seni dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Klaten berupa Prajuritan ujung-ujung Baok Pabelan Langen Krido Turonggo, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 13

14 Parade seni di Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Tari Topeng Gecul Kopeng ke Getasan. 3) Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Semarang, berupa bantuan hibah peralatan dan pentas kepada kelompok seni dan organisasi kemasyarakatan yang mempunyai kegiatan dibidang seni dan budaya. 4) Pemerintah Kabupaten Semarang telah memfasilitasi perkembangan keragaman budaya antara lain dengan menyelenggarakan pameran seni lukis dan seni kriya. 5) Meningkatnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2012 sebanyak 79 lokasi melebihi target yang ditentukan sebanyak 34 lokasi atau 232,35%. 6) Dalam rangka memperkenalkan dan sekaligus memasyarakatkan Benda Cagar Budaya (BCB) Pemerintah Daerah tahun 2012 telah menyelenggarakan pameran BCB di Candi Gedongsongo. Capaian indikator kinerja urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2012 ratarata sebesar 200,83%, tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.17 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga NO URAIAN SAT TAHUN TARGET REALISASI % 1 Organisasi Pemuda Buah ,75 2 Organisasi Olahraga Buah ,00 3 Kegiatan Kepemudaan Keg ,27 Lokasi ,33 Orang ,86 4 Jumlah Kegiatan Olahraga Cabang ,33 5 Jumlah Klub Olahraga Buah ,13 6 Jumlah Gedung Olahraga Buah ,00 Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, ) Meningkatnya Organisasi Kepemudaan Organisasi kepemudaan yang terdaftar di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 27 organisasi, bertambah 12 organisasi dibandingkan tahun 2011 yang hanya berjumlah 15 organisasi. Selain itu, terdapat juga Kelompok Usaha Pemuda Produktif sebanyak 27 kelompok, mengalami peningkatan sebesar 180% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 15 kelompok. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 14

15 Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda untuk dapat bersaing dalam perekonomian secara global, selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran. 2) Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Kepemudaan tahun 2012 mengalami peningkatan baik dari sisi jenis, jumlah dan peserta kegiatan yaitu 5 jenis kegiatan dilakukan sebanyak 36 kali di 52 lokasi dengan 806 peserta. Jika dibandingkan tahun 2011, yakni 4 jenis kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 15 kali di 20 lokasi dengan 390 peserta. Meningkatnya kegiatan kepemudaan, juga didukung adanya bantuan hibah dari pemerintah daerah kepada organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI dan Kwarcab Pramuka. 3) Meningkatnya Organisasi Olahraga Jumlah organisasi olahraga di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 174 buah, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 168 buah. Meningkatnya organisasi olahraga ini didukung oleh Sarana Penyelenggaraan Olahraga yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah berupa bantuan hibah kepada organisasi dan kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan keolahragaan antara lain: KONI. 4) Meningkatnya Prestasi Olahraga Peningkatan prestasi olahraga dapat dilihat dari meningkatnya perolehan medali pada kegiatan-kegiatan olahraga, antara lain: Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda), Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan Kejuaraan Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh untuk tahun 2012 sebanyak 163 medali terdiri dari 61 medali emas, 55 medali perak dan 47 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2011 sebanyak 87 medali. 2. Aspek Pelayanan Umum a. Fokus Layanan Urusan Wajib 1) Pendidikan Capaian target indikator sasaran Urusan Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pembangunan di Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2012 adalah seperti dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 15

16 Tabel 2.18 Capaian Urusan Pendidikan Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN SATUAN TARGET REALIASI % 1. Angka Partisipasi PAUD % 35,41 36,42 37,13 101,95 2. Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI % 95,03 95,05 95,05 100,00 - SMP/MTs % 81,63 81,67 81,70 100,04 - SMA/SMK/MA % 39,35 39,50 40,03 101,34 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI % 105,01 104,91 105,01 100,10 - SMP/MTs % 95,87 95,91 95,88 99,97 - SMA/SMK/MA % 49,23 49,00 51,02 104,12 4. Angka Kelulusan - SD/MI % 100,00 99,97 100,00 100,03 - SMP/MTs % 99,02 99,50 99,09 99,59 - SMA/SMK/MA % 99,80 99,02 99,83 100,82 5. Angka Putus Sekolah - SD/MI % 0,11 0,11 0,10 110,00 - SMP/MTs % 0,61 0,58 0,51 113,73 - SMA/SMK/MA % 0,91 0,85 0,91 93,41 6. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah - SD/MI % 0,73 0,76 0,74 97,37 - SMP/MTs % 0,30 0,30 0,30 100,00 - SMA/SMK/MA % 0,13 0,14 0,13 92,86 7. Angka Melanjutkan dari SD/MI % ke SMP/MTs 93,33 91,00 93,30 102,53 8. Angka Melanjutkan dari SMP/ MTs ke SMA/MA/SMK % 70,42 68,30 76,26 111,65 9. Angka Melek Huruf usia > 15 th % 99,78 99,87 99,86 99, Guru yang berpendidikan S1/D- IV - TK/RA, SD/MI % 48,78 43,00 52,67 122,49 - SMP/MTs % 84,95 86,00 87,04 101,21 - SMA/MA/SMK % 92,95 94,00 93,51 99, Guru bersertifikat pendidik - SD % 38,33 55,00 43,06 78,29 - SMP % 56,89 60,00 58,84 98,07 - SMA/SMK % 38,33 54,00 38,35 71, Ruang kelas SD/MI sesuai standar % 62,80 64,59 95,24 147, Ruang kelas SMP/MTs sesuai standar % 79,20 88,90 83,53 93, Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar % 40,02 38,00 42,75 112,50 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 a) Pemerataan dan akses layanan pendidikan (1) Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA/SMK sebagaimana Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 16

17 Tabel 2.19 Capaian APK dan APM Kabupaten Semarang Tahun APK (%) APM (%) JENJANG TARGET REALISASI % ( - ) 2011 TARGET REALISASI % ( - ) PAUD 35,41 36,42 37,13 101,95 1,72 SD/MI 105,01 104,91 105,01 100,10 0,00 95,03 95,05 95,05 100,00 0,02 SMP/MTS 95,87 95,91 95,88 99,97 0,01 81,63 81,67 81,70 100,04 0,07 SMA/MA/ SMK 49,23 49,00 51,02 104,12 1,79 39,35 39,50 40,03 101,34 0,68 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 Dari Tabel di atas tampak bahwa terdapat kenaikan APK tahun 2012 pada jenjang PAUD sebesar 37,13 atau 101,95% dari target sebesar 36,42, jenjang SD/MI sebesar 105,01 atau 100,10% dari target sebesar 104,91 dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 51,02 atau 104,12% dari target 49,00. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi, sedangkan untuk jenjang SMP/MTs mengalami penurunan sebesar 95,88 atau 99,97% dari target 95,91 sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi masih harus terus ditingkatkan. Demikian juga untuk APM tahun 2012 mengalami kenaikan untuk jenjang SMP/MTs sebesar 81,70 atau 100,04% dari target sebesar 81,67 dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 40,03 atau 101,34% dari target sebesar 39,35. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi. Sedangkan untuk jenjang SD/MI tidak mengalami kenaikan/ penurunan, sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi masih harus terus ditingkatkan. (2) Menurunnya angka putus sekolah sebagaimana Tabel berikut: JENJANG Tabel 2.20 Angka Putus Sekolah Kabupaten Semarang Tahun TARGET REALISASI % + ( - ) SD/MI 0,11 0,11 0,10 110,10 (0,01) SMP/MTS 0,61 0,58 0,51 113,70 (0,10) SMA/MA/SMK 0,91 0,85 0,91 93,41 0,00 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 Berdasarkan Tabel di atas tampak bahwa angka putus sekolah tahun 2012 mengalami kenaikan pada jenjang SD/MI sebesar 0,10 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 17

18 atau 110,10% dibandingkan dengan target sebesar 0,11 dan jenjang SMP/MTs sebesar 0,51 atau 113,70% dari target 0,58 karena dengan meningkatnya pemberian beasiswa untuk siswa miskin/tidak mampu serta meningkatnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam hitungan unit cost per siswa. Namun pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah tidak menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,91 atau 93,41% dari target 0,85 dikarenakan banyaknya tawaran pekerjaan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) pada tamatan SMP serta masih relatif tingginya biaya pendidikan pada jenjang SMA/SMK (belum adanya BOS untuk jenjang pendidikan SMA/SMK). Untuk tahun-tahun mendatang diharapkan ada BOS untuk jenjang SMA/SMK, sehingga bisa membantu secara tidak langsung untuk menekan angka putus sekolah. Secara umum tidak adanya kenaikan angka putus sekolah di jenjang pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin meningkat, disamping didukung oleh adanya kebijakan Pemerintah Pusat melalui dana BOS untuk jenjang pendidikan SD dan SMP serta program beasiswa bagi keluarga tidak mampu disemua jenjang pendidikan. (3) Kenaikan angka melanjutkan pada tahun 2012 dibandingkan dengan target yang menandai tercapainya target RPJMD pada angka melanjutkan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kabupaten Semarang akan pentingnya pendidikan. Kenaikan angka melanjutkan ini dapat dilihat pada Tabel berikut: JENJANG Dari SD/MI ke SMP/MTs Dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA Tabel 2.21 Angka Melanjutkan Sekolah Kabupaten Semarang Tahun TARGET REALISASI % + ( - ) 93,33 91,00 93,30 102,53 (0,03) 70,42 68,30 76,26 111,65 5,84 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 (4) Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah yang menunjukkan semakin meningkatnya pemerataan akses pendidikan di Kabupaten Semarang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 18

19 Tabel 2.22 Rasio Ketersediaan Sekolah Kabupaten Semarang Tahun JENJANG 2010/2011 TARGET 2011/2012 REALISASI % + ( - ) SD/MI 0,73 0,76 0,74 97,37 (0,01) SMP/MTS 0,30 0,30 0,30 100,00 (0,10) SMA/MA/SMK 0,13 0,14 0,13 92,86 0,00 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 Dari Tabel di atas tampak bahwa secara umum rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Semarang untuk jenjang SD/MI tidak memenuhi target RPJMD namun naik dibandingkan tahun sebelumnya, dikarenakan ada 2 sekolah baru yaitu SD Solafide Ungaran dan SD Ar Rahmah Ambarawa, akan tetapi ada 2 sekolah yang tutup yaitu SDN Pakis 1 Bringin, SDN Tempuran 1 Bringin. Untuk jenjang SMP/MTs angka ketersediaan sekolah memenuhi target RPJMD namun tidak mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya 1 sekolah baru yaitu MTs Nurul Huda Banyubiru, dan ada 1 sekolah tutup yaitu SMP Issud Pabelan, sedangkan untuk jenjang SMA/SMK angka ketersediaan sekolah tidak mengalami peningkatan dan dibawah target RPJMD dikarenakan bertambahnya 2 SMK yaitu SMKN Nurul Forqon Susukan dan SMK Wikrama Susukan belum seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk usai tahun. Disamping itu rencana pendirian Unit Sekolah Baru (USB) SMK baru tidak dapat terlaksana pada tahun 2012 dikarenakan salah satu syarat yaitu kepemilikan yang bersertifikat Pemda tidak terealisasi sehingga dana pendirian USB SMK dari pusat tidak terealisasi. (5) Meningkatnya angka melek huruf sebesar 0,08% dari 99,78% pada tahun 2011 menjadi 99,86% pada tahun Sedangkan dari target RPJMD angka melek huruf ini masih dibawah target sebesar 0,01% dari target tahun 2012 sebesar 99,87%. Tidak tercapainya target ini dikarenakan minimnya dana penyelenggaraan kelompok belajar Keaksaraan Fungsional Dasar pada tahun 2012 sehingga proses pemberantasan buta aksara kurang optimal. Dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian indikator pemerataan dan akses layanan pendidikan, upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 adalah : Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 19

20 (1) Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah melalui pembangunan dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas/bangunan sekolah, dengan presentase ruang kelas sesuai standar dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.3 Persentase Ruang Kelas Sesuai Standar Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Semarang,2012 (2) Tersalurkannya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada siswa SD dan SMP dari Pemerintah Provinsi untuk SD/MI siswa masingmasing Rp ,00 dan SMP/MTs siswa masing-masing Rp ,00. (3) Tersalurkannya bantuan beasiswa miskin untuk SD sebanyak siswa, untuk siswa SMP sebanyak siswa dan untuk siswa SMA/SMK sebanyak siswa dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Semarang. b) Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan (1) Meningkatnya angka kelulusan dari tahun 2011 dan nilai ujian nasional yang secara umum menunjukkan hasil cukup memuaskan, seperti terlihat pada Tabel berikut: NO. Tabel 2.23 Tingkat Kelulusan Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011 dan 2011/2012 JENJANG /INDIKATOR KINERJA I. SD/MI/SDLB 2010/ /2012 +/(-) 1 Tingkat Kelulusan 100% 100% 0,00% 2 Nilai UN 7,60 7,43 (0,17) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 20

21 NO. II. III. JENJANG /INDIKATOR KINERJA SMP/MTs/SMPLB 2010/ /2012 +/(-) 1 Tingkat Kelulusan 99,02% 99,09% 0,07% 2 Nilai UN 6,89 7,35 0,46 SMA/MA/SMK/SMALB 1 Tingkat Kelulusan 99,80% 99,83% 0,03 2 Nilai UN 7,45 7,60 0,15 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 Dari data tersebut di atas, tingkat kelulusan menunjukkan adanya peningkatan pada semua jenjang pendidikan. Sedangkan untuk nilai UN pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK mengalami peningkatan, namun pada jenjang SD/MI mengalami penurunan dikarenakan: - Kurang optimalnya guru SD/MI/SDLB dalam mengajar di sekolah dikarenakan selain harus mengajar juga harus melaksanakan administrasi sekolah. - Banyak kepala sekolah yang kosong, sehingga sebagian kepala sekolah harus mengampu lebih dari satu sekolah yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah. - Tingkat kemampuan siswa berbeda-beda setiap tahunnya. (2) Secara umum peringkat hasil ujian nasional tingkat Provinsi untuk tiap jenjang pendidikan mengalami kenaikan kecuali untuk SD/MI dan SMK, sehingga masih perlu ditingkatkan, sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.24 Peringkat Hasil Ujian Nasional Tingkat Provinsi Tahun 2010/2011 dan 2011/2012 JENJANG 2010/ /2012 NAIK/ (TURUN) SD/MI 3 7 (4) SMP/MTS SMA/MA - Jurusan IPA - Jurusan IPS - Jurusan Bahasa SMK Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012 (3) Sampai dengan tahun 2012 jumlah guru yang telah memenuhi (6) kualifikasi D4/S1 sebanyak guru (73,01%) dan yang telah sertifikasi sebanyak guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK (43,18%). Hal ini menunjukkan terpenuhinya kualifikasi S1/DIV Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 21

22 2) Kesehatan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Sertifikasi Guru. JENJANG Tabel 2.25 Persentase Guru Berpendidikan D4/S TARGET REALISASI % + ( - ) SD/MI 48,78 43,00 52,67 122,49 3,89 SMP/MTS 84,95 86,00 87,04 101,21 2,09 SMA/MA/SMK 92,95 94,00 93,51 99,48 0,56 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012 JENJANG Tabel 2.26 Persentase Guru Bersertifikat Pendidik TARGET REALISASI % + ( - ) SD/MI 38,33 55,00 43,06 78,29 4,73 SMP/MTS 56,89 60,00 58,84 98,07 1,95 SMA/MA/SMK 38,33 54,00 38,35 71,02 0,02 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012 Dari dua Tabel di atas secara umum baik guru berkualifikasi S1/D4 maupun guru bersertifikat pendidik mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah guru bersertifikat pendidik juga menunjukkan adanya peningkatan, namun belum sesuai dengan target RPJMD. Hal ini dikarenakan proses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan tes potensi awal secara online, sehingga jumlah guru yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target. Capaian target indikator sasaran Urusan Kesehatan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pembangunan di Urusan Kesehatan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2012 seperti terlihat dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 22

23 Tabel 2.27 Capaian Urusan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN SATUAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 1 Angka Harapan Hidup*) Tahun 72,54 72,40 72,61 100,92 2 Angka Kematian Bayi 3 Angka Kematian Ibu Per 1000 KH Per KH 4 Angka Kematian Balita Per 1000 KH 13,37 8,11 13,19 61,49 146,24 118,00 78,01 151,26 14,48 5,4 14,47 37,32 5 Persentase balita gizi buruk % 0,12 0,12 0,06 200,00 6 Rasio posyandu per satuan balita 7 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 8 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 9 Rasio dokter per satuan penduduk 10 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 11 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 13 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Per 1000 balita Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk 22,28 22,00 22,17 100,77 0,37 0,38 0,37 97,37 0,004 0,004 0, ,00 0,24 0,21 0,24 114,29 0,36 0,28 0,37 132,14 % 100,00 100,00 100,00 100,00 % 92,10 93,75 94,33 100,62 % 73,61 100,00 99,15 99,15 14 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan % 100,00 100,00 100,00 100,00 15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 16 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 17 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % 43,87 48,00 26,32 54,83 % 100,00 100,00 100,00 100,00 - Jamkesmas % ,13 - Jamkesda % ,12 18 Cakupan kunjungan bayi % 97,04 91,00 91,86 100,95 19 Cakupan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100,00 20 Cakupan Puskesmas % 28,94 28,94 28,94 100,00 Pembantu Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 23

24 a) Kondisi mortalitas Secara umum angka mortalitas tahun 2012 mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2011, ini dapat dilihat pada Tabel berikut: NO Tabel 2.28 Capaian Indikator Angka Mortalitas Kabupaten Semarang Tahun 2011 dan 2012 INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET 2012 REALISASI 1 Angka Kematian Bayi (AKB) per kh 13,37 8,11 13,19 2 Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) 146, ,01 per kh 3 Angka Kematian Balita (AKABA) per kh 14,48 5,40 14,47 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2012 (1) Angka kematian bayi (0-1 tahun) pada tahun 2012 sebesar 13,19 per kelahiran hidup lebih rendah apabila dibandingkan tahun 2011, sebagaimana terlihat pada Tabel bahwa pada tahun 2011 angka kematian bayi mencapai 13,37 per kelahiran hidup, namun demikian realisasi 2012 ini belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2012 sebanyak 186 bayi, menurun dibanding tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kematian bayi sebanyak 192 bayi. Dari total 186 kematian bayi, penyebab terbesar karena Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yaitu sebesar 33,82%, disusul kasus asfiksia (sesak nafas) sebanyak 25,26% sedangkan sisanya 40,87% kasus lainnya yaitu infeksi, aspirasi (tersedak), kongenital (kelainan bawaan), pneumoni (penyakit paru) dan lain-lain. Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 68,82%, usia 8-28 hari sebesar 6,45% dan usia 29 hari-1 tahun hanya sebesar 24,73%. NO PENYEBAB KEMATIAN BAYI Tabel 2.29 Data Kematian Bayi Kabupaten Semarang Tahun 2012 JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA KEMATIAN 0-7 HARI 8-28 HARI 29 HARI- 1 TAHUN JUMLAH % PENYEBAB 1 BBLR ,87 2 Asfiksia ,26 3 Tetanus Infeksi ,91 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 24

25 NO PENYEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA KEMATIAN 0-7 HARI 8-28 HARI 29 HARI- 1 TAHUN JUMLAH % PENYEBAB 5 Aspirasi ,91 6 Kongenital ,45 7 DBD ,08 8 Pneumonia ,84 9 Diare ,08 10 Lain ,59 Jumlah % Jumlah kematian bayi berdasar usia 68,82 6,45 24,73 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2012 Dari data tersebut terlihat bahwa kasus kematian tertinggi adalah BBLR pada usia 0-7 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi usia 0-7 hari dengan kondisi BBLR rawan terhadap kematian. Kondisi yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi secara umum antara lain: Frekuensi kunjungan ibu hamil K1-K4 masih rendah. Asupan gizi ibu hamil masih rendah. Masih kecilnya Persentase bidan desa yang sudah dilatih APN. (2) Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 sebesar 78,01 per kelahiran hidup mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu sebesar 146,24 per kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/ nifas pada tahun 2012 sebanyak 11 orang, menurun dibanding tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kematian ibu hamil/bersalin/ nifas sebanyak 21 orang. Secara umum penyebab kematian ibu karena faktor usia resiko tinggi. Dari 11 kematian ibu, 6 diantaranya disebabkan karena perdarahan, 2 orang preeklampsie/eklampsie, 1 orang CRF dan 2 orang penyakit jantung. (3) Angka kematian balita (umur 0-5 tahun) di tahun 2012 sebesar 14,47 per kelahiran hidup, sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2011 dimana pada tahun 2011 angka kematian balita sebesar 14,48 per kelahiran hidup. Jumlah balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2012 sebanyak 18 balita, meningkat dibandiingkan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah balita meninggal sebanyak 16 balita. Kematian balita antara lain disebabkan karena diare (1 balita), sedangkan yang lainnya disebabkan oleh penyakit resiko tinggi dan kecelakaan yaitu : sakit jantung (2 balita), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 25

26 gizi buruk (1 balita), tenggelam (1 balita), kejang (1 balita), kecelakaan (1 balita), tumor otak (1 balita), Haemathomega enchepalitis (1 balita), kecelakaan lalu-lintas (2 balita), kelainan aesophagus (1 balita), Leukimia (3 balita), Febris (1 balita), Atresia bilier (1 balita) dan aspirasi (1 balita). b) Kondisi morbiditas Angka morbiditas tahun 2012 dibanding tahun 2011, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut : Tabel 2.30 Capaian Indikator Angka Morbiditas NO INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET 2012 REALISASI Incident Rate DBD per penduduk 1,16 < 3 0,96 2 CFR DBD 1,85 0 2,02 3 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 100% (108 kasus) 100% (101 kasus) 100% (101 kasus) 4 Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) 43,87% 48,00% 26,32% 5 Cakupan penanganan HIV/AIDS 100% (20 HIV / 13 AIDS) 100% (15 HIV / 16 AIDS) 100% (15 HIV / 16 AIDS) 6 AFP Rate per penduduk < 15 thn 7 Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam 8 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 1,79 > 2 4,00 100% 100% 100% 100% 100% 99,15% 9 Balita Gizi Kurang 3,18% 6% 3,06% 10 Balita Gizi Buruk 0,12% 0,12% 0,06% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 (1) Jumlah kasus DBD pada tahun 2012 sejumlah 101 kasus menurun dibanding tahun 2011 yang berjumlah 108 kasus. Penurunan kasus DBD dipengaruhi faktor iklim dan periodesasi serangan DBD. Penurunan kasus ini menyebabkan Incidence Rate (IR) menurun dibanding tahun 2011 dan mencapai target <2 per penduduk. IR DBD tahun 2012 sebesar 0,96 per penduduk menurun dibandingkan tahun 2011 dimana IR DBD-nya sebesar 1,16 per penduduk. Berjalannya penegakan diagnosa secara dini juga mendukung terjadinya penurunan IR DBD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 26

27 (2) Jumlah kematian akibat penyakit DBD di tahun 2012 sebanyak 2 orang, sama dengan tahun 2011 sebanyak 2 orang. Angka Case Fatality Rate (CFR)/angka kematian DBD tahun 2012 sebesar 1,82%, angka ini menurun dari tahun 2011 sebesar 1,85%, hal ini disebabkan karena dengan kasus kematian yang sama sementara jumlah kasus penyakit meningkat. (3) Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati sebanyak 152 kasus, dengan cakupan Case Detection Rate (CDR) sebesar 26,32% (data tidak termasuk dari Rumah sakit Paru Avio Wirawan Salatiga dan BKPM Salatiga). Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 25,48%. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tahun 2012 sebesar 83,33%, menurun dibanding tahun 2011, dimana persentase kesembuhan di tahun 2011 sebesar 89%. Penurunan persentase kesembuhan disebabkan oleh adanya sistem pengobatan lengkap tanpa diikuti pemeriksaan dahak (terjadi di rumah sakit). Prosedur pengobatan TB yang benar adalah pasien dikatakan sudah sembuh apabila selama proses pengobatan diperiksa dahaknya sebanyak 2 kali dengan hasil negatif. (4) Jumlah kasus HIV di tahun 2012 sebanyak 15 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kasus HIV sebanyak 20 kasus. Jumlah kasus AIDS di tahun 2012 sebanyak 16 kasus yang berarti mengalami peningkatan dari 13 kasus AIDS di tahun 2011 menjadi 16 kasus di tahun Seluruh kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mendapatkan pelayanan kesehatan. (5) Jumlah kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 4 kasus, sama dengan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 ditemukan 4 kasus AFP. Berdasarkan hasil laboratorium, seluruh kasus AFP yang ditemukan pada tahun 2012 negatif (bukan polio). AFP rate tahun 2012 sebesar 1,79 sama dengan tahun 2011 sebesar 1,79, dimana target AFP rate adalah 2. (6) Pada tahun 2012 desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) sebanyak 12 desa/kelurahan. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 16 desa/kelurahan mengalami KLB. Seluruh KLB yang terjadi dapat tertangani < 24 jam. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 27

28 NO JENIS KLB Tabel 2.31 Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Semarang Tahun 2012 DESA/KELURAHAN MENGALAMI KLB JUMLAH KASUS JUMLAH PENDERITA MENINGGAL 1 AFP Purworejo Kec. Suruh 1 0 Tambakboyo Kec.Ambarawa 1 0 Gentan Kec. Susukan 1 0 Wirogomo Kec. Banyubiru Keracunan makanan Sraten Kec.Tuntang 6 0 Regunung Kec. Tuntang Wirogomo Kec. Banyubiru KIPI Tlogo Kec. Tuntang 1 0 Kedungringin Kec. Suruh Rubella Lanjan Kec. Sumowono Hepatitis A Boto Kec.Bancak 13 0 Harjosari Kec. Bawen 30 0 Randugunting Kec. Bergas 56 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 (7) Pada tahun 2012 belum semua desa/kelurahan di Kabupaten Semarang yang berjumlah 235 desa/kelurahan mencapai Universal Child Immunization (UCI), yaitu tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Desa/Kelurahan UCI Tahun 2012 adalah 99,15%. Kondisi ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 73,61%, meskipun belum mencapai target yang diinginkan yaitu 100%. Hal ini disebabkan dari 235 desa masih ada 2 desa yang imunisasi dasarnya tidak mencapai 80%, karena faktor umur sejumlah bayi belum diperbolehkan mendapatkan imunisasi dasar. (8) Dari hasil kegiatan penimbangan serentak yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 sejumlah balita diperoleh hasil persentase balita gizi buruk sebesar 0,06% (41 balita). Angka ini lebih kecil dari target yang ditetapkan yaitu 0,12%. Seluruh balita dengan kasus gizi buruk mendapatkan perawatan. Balita dengan gizi kurang sebesar 3,06% (2.047 balita), gizi lebih sebesar 3,83% (2.560 balita) dan gizi baik sebesar 93,04% ( balita). (9) Jumlah Posyandu di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak Posyandu. Bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah balita dalam 1 tahun sebanyak balita diperoleh angka rasio Posyandu sebesar 22,17 per 1000 balita. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 28

29 c) Kondisi Sanitasi Lingkungan Kondisi sanitasi lingkungan tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 digambarkan secara jelas pada Tabel berikut: Tabel 2.32 Kondisi Sanitasi Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun NO INDIKATOR REALISASI TARGET REALISASI Cakupan jamban 84,30% 85,00% 85,72% 2 Cakupan rumah sehat 79,01% 76,00% 77,36% 3 Cakupan sarana air bersih 87,06% 90,00% 88,60% 4 Cakupan pengawasan sanitasi TTU, industri, TPM, TP3 81,81% 84,00% 84,41% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 (1) Cakupan jamban di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebesar 85,72%, meningkat dibanding tahun 2011, dimana tahun 2011 cakupan jamban sebesar 84,30%. Dengan meningkatnya cakupan jamban menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. (2) Cakupan rumah sehat tahun 2012 sebesar 77,36%. Secara target cakupan rumah sehat 2012 bisa terpenuhi, namun apabila dibandingkan dengan tahun 2011 maka cakupan rumah sehat ini menurun, dimana cakupan tahun 2011 sebesar 79,01%. Menurunnya cakupan rumah sehat disebabkan karena: - Akselerasi pertumbuhan penduduk dengan proporsi pertumbuhan rumah tidak sejalan. - Wilayah kerja yang luas tidak sebanding dengan jumlah tenaga pelaksana pemeriksa yang ada sehingga cakupan pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan. (3) Cakupan sarana air bersih tahun 2012 sebesar 88,60%. Angka ini belum memenuhi target 90% walaupun meningkat apabila dibandingkan cakupan tahun 2011 yaitu sebesar 87,06%. Hal ini disebabkan karena: - Sebaran sarana air bersih di Kabupaten Semarang belum merata. - Masih banyak daerah-daerah karena letak geografis yang sulit meningkatkan cakupan air bersihnya (Kecamatan Suruh, Bancak, Bringin dan Susukan). (4) Cakupan pengawasan sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU), industri, Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Penyimpanan dan Pengelolaan Pestisida (TP3) tahun 2012 sebesar 84,41% meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 81,81%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 29

30 d) Kondisi pelayanan kesehatan Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Semarang pemerintah daerah selalu berupaya untuk mengembangkan sarana pelayanan kesehatan, baik dari segi kuantitas maupun pengembangan kualitas pelayanan agar tercipta pelayanan prima di setiap institusi pelayanan kesehatan. Tabel 2.33 Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun NO INDIKATOR REALISASI TARGET REALISASI 1 Rasio Posyandu per 1000 balita 22,28 22,00 22,17 2 Rasio puskesmas, poliklinik, 0,37 0,38 0,18 pustu per 1000 penduduk 3 Rasio Rumah Sakit per ,004 0,004 0,004 penduduk 4 Rasio dokter per 1000 penduduk 0,19 0,20 0,24 5 Rasio tenaga medis per ,36 0,28 0,37 penduduk (dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi) 6 Cakupan komplikasi kebidanan 100,00 100,00 100,00 yang ditangani 7 Cakupan pertolongan persalinan 92,10 93,75 94,33 oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 8 Cakupan desa/kelurahan 73,61 100,00 99,15 Universal Child Immunization (UCI) 9 Cakupan Balita Gizi Buruk 100,00 100,00 100,00 mendapat perawatan 10 Cakupan penemuan dan 25,48 40,00 43,87 penanganan penderita penyakit TBC BTA 11 Cakupan penemuan dan 100,00 100,00 100,00 penanganan penderita penyakit DBD 12 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (RS) - Jamkesmas Jamkesda Rawat Jalan (pasien) Rawat Inap (pasien) Cakupan kunjungan bayi 97,04 91,00 91,86 14 Cakupan Puskesmas (Rasio 136,84 136,84 136,84 Puskesmas per Kecamatan) 15 Cakupan Puskesmas pembantu (Rasio Puskesmas Pembantu per Desa) 28,94 28,94 28,94 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 (1) Pada tahun 2012 di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit rumah sakit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 30

31 0,004 per penduduk. Jumlah puskesmas tahun 2012 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 68 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 152 unit, polindes sebanyak 25 unit, Rumah Bersalin (RB) sebanyak 11 unit dan Balai Pengobatan (BP) sebanyak 67 unit. (2) Total jumlah puskesmas, poliklinik, pustu, PKD, polindes, BP dan RB sebanyak 349 unit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,37 per penduduk atau 3,7 per penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%. (3) Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang menunjukkan trend penurunan dari tahun 2011 sebesar 29,59% menjadi 26,58% di tahun 2012 dan persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang di tahun 2012 sudah di atas target nasional sebesar 15%. Trend penurunan ini menunjukkan status kesehatan masyarakat yang semakin baik yang mana hal ini disebabkan keberhasilan dalam upaya peneguhan fungsi puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yang bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat dapat berjalan dengan baik. Fungsi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan promosi dan pencegahan, misalnya penyuluhan, sosialisasi program dan lainlain. (4) Cakupan rawat inap di Puskesmas rawat inap Kabupaten Semarang menunjukkan tren penurunan dari tahun 2011 sebesar 0,65% menjadi 0,62% di tahun Namun demikian cakupan yang dicapai belum bisa memenuhi target sebesar 1,5%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang sakit dan harus dirawat inap lebih memilih dirawat inap di rumah sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah dengan alasan antara lain pelayanan yang diberikan lebih lengkap, disamping itu adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dimana masyarakat Kabupaten Semarang yang dirawat di kelas tiga tidak dikenakan biaya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 31

32 NO JENIS PEMERIKSAAN 1 Pemeriksaan Bakteriologi Lingkungan 2 Pemeriksaan Parasitologi Lingkungan (5) Jumlah kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas (pelayanan kesehatan strata 1) sebanyak kunjungan atau sekitar 34,55%. Jumlah kunjungan menurun dibanding tahun 2011, dimana tahun 2011 jumlah kunjungan sebanyak atau sekitar 39,69%. (6) Pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tahun 2012 telah melayani sebanyak pasien, menurun dibandingkan tahun 2011 dimana pada tahun 2011 pasien yang dilayani Jamkesda sebanyak pasien. (7) Selain UPTD Puskesmas, Dinas Kesehatan memiliki UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan sampel bakteriologi lingkungan, parasitologi lingkungan, kimia lingkungan dan sampel klinis. Kinerja UPTD Labkesda pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.34 Kinerja UPTD Labkesda Kabupaten Semarang Tahun 2012 INDIKATOR KINERJA a. Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli air yang diperiksa b. Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli makanan yang diperiksa Jumlah sampel tanah yang diperiksa SATUAN KONDISI 2011 TARGET 2012 REALISASI 2012 sampel sampel sampel Pemeriksaan Kimia Lingkungan a. b. Jumlah sampel air yang diperiksa Jumlah parameter yang diperiksa 4 Pemeriksaan a. Jumlah pasien per klinis tahun b. Jumlah sampel klinis yang diperiksa c. Jumlah parameter yang diperiksa Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012 sampel Parameter orang sampel Parameter Dari 8 indikator kinerja Labkesda, target yang tidak tercapai adalah jumlah pemeriksaan sampel tanah, karena UPTD Labkesda tidak mempunyai program khusus yang secara aktif melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel tanah, program yang ada biasanya kerja sama dengan Dinas Kesehatan atau instansi lain. Selain itu, target sampel makanan yang ditargetkan 180 sampel hanya tercapai 32 sampel, hal ini dikarenakan ijin laik sehat yang merupakan penyumbang utama pemeriksaan sudah tidak lagi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 32

33 NO ditargetkan pendapatannya sehingga mempengaruhi jumlah pemeriksaan sampel makanan. e) Kinerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Semarang yang diselenggarakan oleh RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa dapat dilihat pada Tabel capaian indikator pelayanan Rumah Sakit berikut: Tabel 2.35 Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah URUSAN, INDIKATOR KINERJA SAT REALISASI 2012 RSU UNG RSU AMB RSU UNG RSU AMB 1 BOR (Bed Occupation Rate) % 71,30 60,01 72,90 72,30 2 LOS (Lenght of Stay) hari 4,00 5,30 4,60 5,00 3 TOI (Turn Over Internal) hari 1,50 3,00 1,40 1,80 4 BTO (Bed Turn Over) kali 69,50 51,20 72,50 56,20 5 GDR (Gross Death Rate) 22,80 35,56 23,40 43,01 6 NDR (Net Death Rate) 11,70 16,60 15,00 20,56 Sumber: RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, Tahun 2012 (1) Dari Tabel 2.35 dapat dilihat angka tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit/bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Ungaran mencapai 72,90% meningkat dibandingkan tahun 2011, BOR dikatakan baik jika realisasinya 75%-85%, walaupun kondisi ideal standar nasional 85%, demikian juga di RSUD Ambarawa dengan kondisi BOR 72,3% yang menunjukkan baik. (2) Rata-rata lama perawatan pasien (Length of Stay) RSUD Ungaran mencapai 4,6 hari pada tahun 2012 lebih lama 0,6 hari dibanding tahun 2011, sedangkan di RSUD Ambarawa lebih lama lagi yaitu 5 hari. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan rumah sakit terhadap pasien cukup memadai, karena sesuai dengan standar nasional lama perawatan 3-6 hari. (3) Pada tahun 2012 rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi ke kondisi terisi berikutnya (Turn Over Interval) di RSUD Ungaran mencapai 1,4 hari menurun sedikit yaitu 0,1 hari dibandingkan tahun 2011 mencapai 1,5 hari, sedangkan di RSUD Ambarawa terjadi penurunan 1,2 hari yaitu dari 3 hari pada tahun 2011 menjadi 1,8 hari pada tahun Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan kamar pada pasien sudah mencapai ideal yaitu sesuai standar Kementerian Kesehatan 6 jam sampai dengan 3 hari. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 33

34 (4) Frekuensi pemakaian (Bed Turn Over) tahun 2012 RSUD Ungaran mencapai 72,50 kali pertahun atau meningkat 3 dari tahun 2011 yang mencapai 69,50 kali per tahun, sedangkan di RSUD Ambarawa juga turun dari 61,76 kali pada tahun 2011 menjadi 56,02 kali pada tahun 2012, namun kondisi pelayanan pemakaian tempat tersebut masih sesuai standar nasional yaitu 75 kali per tahun. (5) Angka kematian kasar (Gross Death Rate) merupakan angka kematian seluruh pasien dibanding pasien keluar hidup dan mati di RSUD Ungaran pada tahun 2012 mencapai 23,40 pasien meningkat 0,60 dari 22,80 pasien pada tahun Sedangkan untuk RSUD Ambarawa pada tahun 2012 naik dari 33,56 menjadi 43,01. (6) Angka kematian bersih (Net Death Rate) yang menunjukkan angka 3) Pekerjaan Umum kematian pasien ketika dirawat di rumah sakit lebih dari 48 jam untuk RSUD Ungaran pada tahun 2012 mencapai 15,00 pasien, mengalami kenaikan/penurunan sebesar 3,30 pasien dari tahun 2011 yang menunjuk angka 11,70 pasien, sedangkan di RSUD Ambarawa juga mengalami kenaikan dari 16,60 pada tahun 2011 menjadi 20,56 pada tahun Keberhasilan pembangunan bidang ekonomi pada urusan Pekerjaan Umum tidak terlepas dari adanya dukungan infrastruktur berupa sarana dan prasarana fasilitas Jalan/Jembatan dan Jaringan Irigasi. Kondisi sarana prasarana di Kabupaten Semarang yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: a) Prasarana Jalan Berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Semarang terdapat sepanjang 47,55 km jalan nasional, sepanjang 82,51 km jalan provinsi, dan sepanjang 733,62 km jalan kabupaten (560,12 km jalan kabupaten non perkotaan dan 173,10 km jalan perkotaan) serta sepanjang 715,00 km jalan perdesan (poros desa), sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.36 Status dan Panjang Jalan di Kabupaten Semarang NO STATUS JALAN PANJANG (KM) 1 Jalan Nasional 47,55 2 Jalan Provinsi 82,51 3 Jalan Kabupaten Terdiri Dari: 733,62 - Jalan Perkotaan (Ungaran, Bergas, Ambarawa) = 144 Ruas 172,50 - Jalan Non Perkotaan Ruas 560,12 4 Jalan Poros Desa 715 Jumlah Total 1.578,68 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 34

35 b) Prasarana Jembatan Pada tahun 2012 prasarana jembatan di Kabupaten Semarang yang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum adalah 342 buah jembatan dengan panjang total 2.721,5 meter, terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu 337 buah dengan panjang total 2.629,5 meter. Dengan rincian sebagaimana Tabel berikut: NO Tabel 2.37 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan JENIS JEMBATAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 JUMLAH (BUAH) PANJANG (M) JUMLAH (BUAH) PANJANG (M) 1 Jembatan Beton , ,5 2 Jembatan Besi Jembatan Kayu Jumlah Total , ,5 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 JARINGAN IRIGASI c) Prasarana Irigasi Prasarana irigasi berupa bendung, bangunan air dan saluran. Pada tahun 2012, saluran irigasi terbagi dalam saluran irigasi teknis sepanjang meter, saluran irigasi semi teknis sepanjang meter dan saluran irigasi sederhana sepanjang mencapai meter. Sementara prasarana bendung seluruhnya berjumlah 439 buah. Areal sawah irigasi di Kabupaten Semarang adalah Ha yang tersebar pada 680 Daerah Irigasi (DI), sebagaimana disajikan pada Tabel berikut: Tabel 2.38 Jenis dan Jumlah Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi Di Kabupaten Semarang JUMLAH DI TAHUN 2011 TAHUN 2012 PANJANG AREAL LUAS PANJANG AREAL LUAS JUMLAH SALURAN SAWAH SALURAN SAWAH DI (M) IRIGASI (HA) (M) IRIGASI (HA) Teknis Semi Teknis Sederhana Jumlah Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 Capaian target indikator sasaran Urusan Pekerjaan Umum tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Pekerjaan Umum yang dicapai ditahun 2012 adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 35

36 Tabel 2.39 Capaian Indikator Urusan Pekerjaan Umum NO URAIAN SAT TARGET REALISASI % 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik % 32,87 45,00 49,38 109,73 2 Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik % 26,38 56,05 26,71 47,65 3 Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) % 54,70 60,00 100,00 166,67 4 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kend> 40 km/jam) % 35,74 60,00 49,38 82,30 5 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air (lebar> 1,5 m) % 22,49 19,00 23,00 1,21 6 Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air % 53,61 61,00 61,00 100,00 tidak tersumbat 7 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik % 35,81 50,69 39,94 78,79 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 (1) Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 49,38% atau 109,73% di atas target 45,00% dan mengalami kenaikan jika dibandingkan capaian tahun 2011 sebesar 32,87%. Kondisi Jalan Kabupaten pada Akhir tahun 2012 seperti dalam Tabel berikut: Tabel 2.40 Kondisi Jalan di Kabupaten Semarang Tahun 2012 NO KONDISI TARGET REALISASI (KM) (KM) % 1 Baik 459, ,23 49,38 2 Sedang 118, ,85 35,83 3 Rusak 156,13 108,54 14,39 Jumlah 733,62 733,62 100,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 (2) Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 26,71% atau 47,65% di bawah target sebesar 56,05% dan jika dibandingkan tahun lalu mengalami sedikit peningkatan dari capaian sebesar 26,38%. (3) Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) mencapai 100,00% atau 166,67% melebihi target sebesar 60,00%, dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dari capaian sebesar 54,70%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 36

37 (4) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kendaraan >40) mencapai 49,38% atau di bawah target sebesar 60,00% namun meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 35,74%. (5) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (lebar>1,5m) mencapai 23% di atas target sebesar 19% dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dari capaian sebesar 22,49%. (6) Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat mencapai 61% sesuai target dan meningkat dari capaian tahun lalu sebesar 53,61%. (7) Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mencapai 39,94% atau di bawah target sebesar 50,69%, meskipun meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 35,81%. Berdasarkan uraian diatas, terdapat Capaian Indikator Kinerja tahun 2012 yang tidak mencapai target RPJMD. Hal-hal yang menyebabkan tidak tercapainya target indikator kinerja tahun 2012 tersebut adalah: - Kondisi ekstrim berupa curah musim hujan tinggi selama tahun 2012 menyebabkan badan jalan terutama pada tanah lempung (geologi labil) mudah amblas akibat lalulintas. - Penggunaan lahan irigasi untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan alih fungsi lahan untuk kawasan terbangun sehingga mengurangi luas sawah irigasi. - Berkurangnya sumber air untuk irigasi sehingga debit saluran tidak optimal sehingga beberapa saluran tidak dilakukan pemeliharaan secara optimal karena tidak teraliri optimal. - Aktivitas pembangunan di masyarakat yang meningkat dengan menggunakan mobilitas (truk pembawa material) yang melebihi beban atau banyaknya kendaraan khususnya angkutan barang yang melintas melebihi batas muatan kelas jalan. 4) Perumahan Indikator kinerja Urusan Perumahan ditunjukkan dengan tercukupinya kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan. Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih tahun 2012 sebanyak 83,85% sedangkan tahun 2011 sebanyak 80,21%. Persentase rumah tinggal bersanitasi tahun 2012 adalah 38,05% dan tahun 2011 sebesar 36,24%. Capaian indikator kinerja Urusan Perumahan tahun 2012 dibandingkan dengan targetnya dalam RPJMD seperti dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 37

38 Tabel 2.41 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perumahan NO URAIAN SAT. 1 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih 2 Persentase rumah tinggal bersanitasi 3 Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % % 80,21 85,34 83,85 98,25 % 35,24 42,54 42,27 99,37 % 89,08 89,08 89,08 100,00 4 Rasio rumah layak huni % 61,99 67,69 66,94 98,89 5 Rasio permukiman layak huni % 66,27 69,34 69,34 100,00 6 Lingkungan permukiman ha ,00 7 Lingkungan permukiman kumuh ha ,90 8 Rumah tangga pengguna listrik % 99,00 99,00 99,00 100,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2012 Dari capaian indikator kinerja diatas, nampak secara umum capain kinerja tahun 2012 relatif sama dibandingkan dengan capaian tahun ) Penataan Ruang Capaian program dan kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun 2012, dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.42 Capaian Indikator Kinerja Urusan Penataan Ruang NO URAIAN SAT. TAHUN TARGET REALISASI % 1 Rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan % 50,00 57,00 55,00 96,00 2 Luas wilayah produktif Ribuan Ha ,00 3 Luas Wilayah industri Ha ,33 4 Luas wilayah kebanjiran (Perkotaan) Ha 0,22 0,18 0,60 30,00 5 Luas wilayah kekeringan Ha ,17 6 Luas wilayah perkotaan Ha 8.524, , ,49 Sumber: Dinas PU dan BAPPEDA Kabupaten Semarang, 2012 a) Rasio bangunan ber-imb persatuan bangunan Capaian rasio bangunan ber-imb tahun 2012 sekitar 55,00%, atau 96,00% sedikit lebih rendah dari target RPJMD tahun 2012 dan meningkat 5,00% jika dibanding tahun 2011 sebesar 50,00%. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat mematuhi regulasi pendirian bangunan dan semakin membaiknya pelayanan yang diberikan pemerintah daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 38

39 b) Luas Wilayah Produktif Capaian Luas wilayah produktif tahun 2012 sebesar Ha, atau 105,00% lebih tinggi target RPJMD dan meningkat jika dibanding tahun 2011 dari capaian sebesar Ha. Meningkatnya lahan produktif ini kemungkinan terjadi karena keberhasilan program penanganan lahan kritis. c) Luas Wilayah Industri Luas wilayah industri tahun 2012 mencapai Ha, atau 97,33% dari target RPJMD dan mengalami peningkatan 20 Ha jika dibanding dengan realisasi tahun 2011 seluas Ha. d) Luas Wilayah Kebanjiran Luas wilayah kebanjiran di wilayah perkotaan tahun 2012 seluas 0,6 Ha, atau tidak sesuai target tahun 2012 dan mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2011, yakni 0,22 Ha. Kondisi ini karena banyak terjadinya bencana banjir pada tahun 2012 karena fenomena curah hujan tinggi yang terjadi secara makro. e) Luas Wilayah Kekeringan Luas wilayah kekeringan mengalami kondisi yang relatif stagnan baik jika dilihat dari target tahun 2012, realisasi tahun 2011 dan realisasi tahun 2012, yakni seluas sekitar Ha. f) Luas Wilayah Perkotaan Luas wilayah perkotaan tahun 2012 seluas Ha, atau 99,49% dengan target dan selain itu jika dibandingkan tahun 2011 luas wilayah perkotaan 8.524,29 Ha, mengalami kenaikan seluas sekitar 36 Ha. 6) Perencanaan Pembangunan Cakupan realisasi program dan kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.43 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN SAT TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA buku Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang buku telah ditetapkan PERKADA 3 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD buku Sumber: Bappeda Kabupaten Semarang, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 39

40 Secara umum capaian Urusan Perencanaan Pembangunan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut : a) Tersedianya dokumen RKPD 2013 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati sebagai pedoman dan arah kebijakan tahunan daerah; b) Tersedianya program penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Tahun Anggaran 2013; c) Tersedianya data, Profil Daerah, statistik daerah, PDRB dan indikator ekonomi daerah Kabupaten Semarang; d) Tersusunnya dokumen masterplan penanggulangan kemiskinan; e) Tersusunnya dokumen analisis data informasi perencanaan pembangunan ekonomi. f) Tersusunnya dokumen raperda Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Suruh; g) Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Industri Kaliwungu dan Susukan. h) Terfasilitasinya permohonan alih fungsi penetapan lokasi dan pengadaan tanah di Pemda Kabupaten Semarang. i) Terfasilitasinya kerjasama, baik dengan daerah lain, pihak ketiga maupun Perguruan Tinggi. 7) Perhubungan Capaian program dan kegiatan Urusan Perhubungan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.44 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan NO URAIAN SATUAN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum Orang ,13 2 Rasio ijin trayek % 0, ,20 0, ,01 3 Jumlah uji kir angkutan umum Kendaraan ,87 4 Jumlah Pelabuhan Terminal B ,00 Laut/Udara/Terminal Bis Terminal C ,00 5 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan % 0, , ,57 6 Jumlah orang/barang Orang/ / / / 59/ terangkut angkutan Ton ,91 umum 7 Jml org/brg melalui dermaga/terminal per tahun Org/ Ton / / / / 52,91 8 Angkutan darat % 0,0202 0,0185 0, ,59 9 Kepemilikan KIR Kendaraan ,74 angkutan umum Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 40

41 NO URAIAN SATUAN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 10 Lama pengujian kelayakan angkutan Menit ,00 umum (KIR) 11 Pemasangan Ramburambu Buah ,06 Sumber: Dishubkominfo Kabupaten Semarang, 2012 Dari Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2012, rata-rata tidak mencapai target. Hal ini disebabkan antara lain karena faktorfaktor berikut: a) Jumlah arus penumpang angkutan umum tahun 2012 sebanyak orang menurun dibanding tahun 2011 dan di bawah target RPJMD tahun 2012 sebanyak orang. Menurunnya jumlah penumpang angkutan umum ini disebabkan karena beralihnya moda transportasi dari kendaraan umum ke kendaraan pribadi. b) Ijin Trayek yang dikeluarkan Dishubkominfo Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 159 ijin. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2011 dikeluarkan sebanyak 241 ijin. Berdasarkan Permendagri No.54 tahun 2010 perhitungan Rasio ijin trayek hanya menggunakan perhitungan Ijin trayek yang dikeluarkan. Pada target tahun 2012 perhitungan target ijin angkutan umum yang dikeluarkan terdiri dari Ijin Trayek, Ijin Isidentil dan Penneng. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya target di tahun c) Jumlah uji KIR Angkutan Umum tahun 2012 sebanyak kendaraan lebih rendah dibandingkan realisasi 2011 dan target Pada tahun 2012 dari jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) seharusnya melakukan uji 2 kali dalam satu tahun (9.164 x 2 = KBWU), adapun realisasi yang melakukan uji kendaraan. Hal ini dikarenakan terdapat kendaraan yang melakukan numpang uji keluar ke daerah lain, mutasi keluar dan keterlambatan uji. d) Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan tahun 2012 adalah 0,0048% lebih rendah dari target RPJMD sebesar 0,0053%. Hal ini disebabkan pertambahan jumlah kendaraan yang jauh lebih besar dibanding panjang jalan yang ada. e) Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun 2012 adalah orang dan ton. Tidak tercapainya target dikarenakan peralihan moda transportasi dari kendaraan angkutan umum ke kendaraan pribadi. f) Realisasi Angkutan Darat tahun 2012 sangat rendah dibandingkan tahun 2011 dan target 2012 karena beralihnya moda angkutan umum ke kendaraan pribadi yang berimbas pada berkurangnya kendaraan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 41

42 angkutan umum yang beroperasi selain itu meningkatnya harga suku cadang kendaraan menyebabkan biaya operasional tinggi sehingga antara biaya operasional kendaraan dengan pemasukannya tidak seimbang. g) Kepemilikan KIR Angkutan Umum tahun 2012 lebih rendah dibandingkan target tahun 2012 tetapi lebih tinggi dibandingkan tahun Tidak tercapainya target dikarenakan banyak kendaraan umum yang tidak beroperasi. Tidak beroperasinya kendaraan umum disebabkan beralihnya moda transportasi dari kendaraan umum ke kendaraan pribadi dan pengurangan rute trayek. h) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di tahun 2012 belum mencapai target dikarenakan anggaran yang terbatas dan direncanakan kekuarangan rambu akan dipenuhi di tahun i) Untuk pencapaian target pendapatan dari Dishubkominfo rata-rata tercapai kecuali untuk retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dan retribusi terminal yang masih di bawah target. Capaian pendapatan dari retribusi yang dikelola Dishubkominfo dapat dijelaskan pada Tabel berikut: Tabel 2.45 Capaian Target Pendapatan Dishubkominfo NO JENIS RETRIBUSI 1 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 2 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 2011 (RP) TARGET (RP) TAHUN 2012 REALISASI (RP) , ,12 % 3 Retribusi Mobil derek ,52 4 Retribusi Terminal ,31 5 Retribusi Tempat khusus Parkir ,08 6 Retribusi Ijin Trayek ,54 7 Retribusi Ijin Usaha Angkutan Orang 8 Retribusi Ijin Pengusahaan Barang 9 Retribusi Dispensasi Penggunaan Jalan Fasilitas Umum ,00 Jumlah ,37 Sumber: Dishubkominfo Kabupaten Semarang, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 42

43 Secara keseluruhan Dishubkominfo Kabupaten Semarang dapat memenuhi target pendapatan. Tetapi jika dilihat per retribusi terdapat 3 reribusi yang tidak memenuhi target, yaitu Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Terminal dan Retribusi Tempat Khusus Parkir. Alasan tidak tercapainya target pendapatan adalah sebagai berikut: (1) Pendapatan Parkir Tepi Jalan Umum tidak memenuhi target dikarenakan fluktuasi parkir kendaraan yang tidak tetap. Curah hujan yang tinggi di bulan Januari pertengahan Maret ikut mempengaruhi pendapatan dikarenakan berkurangnya pengguna parkir tepi jalan umum. (2) Pendapatan Terminal tidak dapat memenuhi target dikarenakan pendapatan terminal sangat tergantung pada jumlah angkutan umum (AKDP, Angdes, Angkot) yang masuk ke terminal. Jumlah angkutan yang masuk ke terminal mengalami penurunan dibandingkan tahun Tahun 2011 jumlah angkutan yang masuk ke terminal sebanyak kendaraan. Tahun 2012 sebanyak kendaraan. (3) Pendapatan Tempat Khusus Parkir tidak dapat memenuhi target 8) Lingkungan Hidup sehubungan dengan pengalihan kewenangan pengelolaan retribusi tempat khusus parkir dari Dishubkominfo ke masing masing SKPD pengelola mulai 1 Mei 2012 sesuai Perda Nomor 2/2012. Capaian indikator program dan kegiatan Urusan Lingkungan Hidup seperti yang diuraikan di atas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.46 Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup NO URAIAN SAT. TAHUN TARGET REALISASI % 1 Persentase penanganan % 78,56 78,96 79,26 100,38 sampah 2 Rasio tempat pembuangan % 0,13 0,18 0, ,44 sampah (TPS) per satuan penduduk 3 Persentase penduduk % 60,21 71,20 71,18 99,90 berakses air minum 4 Persentase luas permukiman % 41,10 45,59 53,87 118,16 yang tertata 5 Cakupan Pantauan Titik ,11 Pencemaran status mutu air 6 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Ha ,00 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 43

44 NO URAIAN SAT. 7 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL 8 Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan Pencemaran dan/atau Kerusakan LH Penegakan hukum lingkungan Pelaku usaha Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan DPU Kabupaten Semarang, 2012 TAHUN TARGET REALISASI % ,54 Kasus a) Persentase penanganan sampah tahun 2012 sebesar 79,26% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2011 yang sebesar 78,56%. Capaian tahun 2012 di atas target yang ditetapkan sebesar 78,96%. b) Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2012 sebesar 0,215% meningkat dibanding tahun 2011 yaitu sebesar 0,13%, dan di atas target 2012 yang sebesar 0,18%. c) Melalui kegiatan penyediaan sarana air bersih dan optimalisasi sarana air bersih, telah meningkatkan persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2012 sebesar 71,18% naik dibanding tahun 2011 sebesar 60,21%, angka ini hampir mencapai target 2012 yaitu 71,20%. d) Persentase luas pemukiman tertata sebesar 53,87% meningkat 12,00% dibanding tahun 2011, dan di atas target 2012 sebesar 45,59%. e) Cakupan pantauan pencemaran status mutu air pada 19 titik di tahun 2012 lebih tinggi apabila dibanding dengan tahun 2011 sebesar 9 titik. Dan di atas target yang telah ditetapkan sebesar 9 titik. f) Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air 14 Ha tercapai target 100%. g) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL sebanyak 24 pelaku usaha, meningkat 4 dari tahun 2011 yang hanya 20 pengusaha. Dan di atas target yang telah ditetapkan sebesar 13 pelaku usaha. h) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan LH penegakan hukum lingkungan tahun 2012 sebanyak 12 kasus sama dibanding tahun ) Pertanahan Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pertanahan adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 44

45 a) Terfasilitasinya penyelesaian pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan pemerintah, penanganan permohonan alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemda dan penyelesaian permasalahan tanah lainnya; b) Meningkatnya tanah milik Pemda yang bersertifikat tanah, dimana pada tahun 2011 tanah yang bersertifikat sebanyak 337 bidang dan pada tahun 2012 naik menjadi 384 bidang. Pada tahun 2012 dari bidang tanah yang belum bersertifikat telah ditindaklajuti proses pensertifikatan tanahnya sebanyak 113 bidang tanah yang sampai dengan 31 Desember 2012 masih dalam proses; c) Tercapainya pendapatan lelang bengkok pada tahun 2012 sebesar Rp ,00 melebihi dari target sebesar Rp ,00 atau 110,56%. 10) Kependudukan dan Catatan Sipil Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 2.47 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil NO URAIAN SAT. 1 Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk 2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk 3 Rasio pasangan berakte nikah 4 Rasio bayi berakte kelahiran 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % % 77,00 87,00 86,84 99,82 orang ,48 % 86,71 56,00 71,47 127,62 % 87,00 100,00 100,00 100,00 5 Kepemilikan KTP orang ,70 6 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 7 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 8 Angka pertumbuhan penduduk Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Semarang, 2012 % 100,00 100,00 100,00 100,00 % 96,00 100,00 100,00 100,00 % 0,54 1,30 0,58 224,14 a) Capaian kepemilikan administrasi kependudukan yang merupakan pelaksanaan kebijakan fungsi perlindungan sosial Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2011 dan 2012 terlihat dalam Tabel: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 45

46 Tabel 2.48 Kepemilikan Dokumen Administrasi Kependudukan NO URAIAN SATUAN KTP Lembar KK Lembar Akta Kelahiran Lembar Akta Kematian Lembar Akta Perkawinan Lembar Akta Perceraian Lembar Akta pengesahan anak lembar Akta pengangkatan anak lembar Akta perubahan nama lembar Kutipan II Akta Kelahiran WNI lembar Kutipan II Akta Kematian WNI lembar Kutipan II Akta Perkawinan WNI lembar Kutipan II Akta Perceraian WNI lembar 5 6 Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 Dari Tabel di atas terlihat terjadi kenaikan dokumen adminstrasi kependudukan tahun 2012 dibandingkan tahun 2011, meskipun belum sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran penduduk akan pentingnya dokumen administrasi kependudukan semakin meningkat. b) Realisasi penerimaan pendapatan dari pelayanan administrasi kependudukan catatan sipil tahun 2011 dan 2012 terlihat dalam Tabel: Tabel 2.49 Penerimaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan NO DOKUMEN Kartu Tanda Penduduk (KTP) Gratis Gratis 2 Kartu Keluarga (KK) Gratis Gratis 3 SKPLN SKDLN SKTT SKTS Jasa Layanan Capil a) Akta Kelahiran Gratis Gratis b) Akta Perkawinan c) Akta Perceraian d) Akta Pengangkatan Anak e) Akta Perubahan Nama f) Akta Kematian g) Akta Pengakuan & Pengesahan Anak h) Penerbitan Pengumuman Perkawinan i) Surat keterangan bagi WNI j) Surat keterangan bagi WNA k) Kutipan II Akta Kelahiran Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 46

47 NO DOKUMEN l) Kutipan II Akta Perkawinan m) Kutipan II Akta Perceraian n) Kutipan II Akta Kematian o) Denda Keterlambatan TOTAL Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 c) Realisasi jumlah kepemilikan akte tahun 2011 dan 2012 terlihat dalam Tabel: Tabel 2.50 Jumlah Kepemilikan Akte NO URAIAN SATUAN TAHUN Kepemilikan akte kelahiran orang Kepemilikan akte perkawinan orang Kepemilikan akte perceraian orang Kepemilikan akte pengangkatan orang anak Kepemilikan akte ganti nama orang Kepemilikan akte kematian orang Kepemilikan akte pengakuan dan pengesahan anak orang Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Semarang telah memiliki KTP, dimana jumlah penduduk yang berumur tujuh belas tahun keatas berjumlah orang (wajib KTP) sedangkan yang telah memiliki KTP sebesar orang, begitu pula kepala keluarga yang telah memiliki Kartu Keluarga sebesar kepala keluarga. d) Realisasi tingkat migrasi penduduk tahun 2011 dan 2012 terlihat dalam Tabel: Tabel 2.51 Penduduk Menurut Tingkat Migrasi NO URAIAN SATUAN TAHUN Jumlah migrasi masuk Jiwa 7, Jumlah migrasi keluar Jiwa 4, Jumlah akta kelahiran Jiwa Jumlah akta kematian Jiwa Jumlah Jiwa Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 Dari data tersebut penambahan penduduk di Kabupaten Semarang disamping dari segi kelahiran yang lebih besar dibanding dengan kematian juga penduduk yang masuk lebih besar dibanding dengan pendudak yang masuk Kabupaten Semarang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 47

48 e) Realisasi pencapaian Program Nasional Penerapan e-ktp tahun 2011 dan 2012 terlihat dalam Tabel: Tabel 2.52 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK NO URAIAN SATUAN TAHUN Kepemilikan KTP keluarga Kepemilikan KK keluarga Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 Tabel 2.53 Jumlah Perekaman e-ktp Kabupaten Semarang Tahun 2012 NO URAIAN SAT TARGET TAHUN 2012 REALISASI 1 Kuota e-ktp orang % Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2012 Pemerintah Kabupaten Semarang telah melaksanakan Program Nasional Penerapan e-ktp yang dilaksanakan sejak Bulan Maret 2012 ditandai dengan pelaksanakan perekaman awal e-ktp bertempat di Kecamatan Ambarawa yang diawali oleh Bupati Semarang beserta Tokoh Agama/ Tokoh Masyarakat dan anggota DPRD Kabupaten Semarang yang berdomisili di Ambarawa. Kuota perekaman e-ktp di Kabupaten Semarang Tahun 2012 sebanyak orang wajib e-ktp, dengan target pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kementrian Dalam Negeri sampai dengan 31 Desember Realisasi rekam wajib e-ktp yang telah dilaksanakan melalui proses perekaman (sidik jari dan retina mata) adalah sebanyak per 31 Desember 2012 atau 92% dari kuota e-ktp setelah jumlah wajib rekam e-ktp dikurangi dengan data ganda tingkat nasional sebanyak orang, wajib e-ktp yang meninggal sebanyak orang dan wajib e-ktp yang pindah sebanyak orang. 11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam Tabel sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 48

49 Tabel 2.54 Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak NO URAIAN SAT TARGET REALISASI 1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga % 6,870 5,400 7, ,56 pemerintah (%) 2. Rasio KDRT (%) % 0,040 0,015 0, ,91 3. Persentase tenaga kerja di bawah umur (%) % 0,727 0,970 0, ,24 4. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) % 27,760 26,650 78, ,68 5. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan (%) % 0,009 0,020 19, ,00 Sumber: Badan KB dan PP Kabupaten Semarang, 2012 % a) Sosialisasi sekaligus pelatihan sebanyak 50 orang kader BKB dan 19 orang kader di masyarakat dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan telah dilakukan advokasi dan fasilitasi bagi 50 kader yang ada di masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengarusutamaan gender. b) Kegiatan fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuandan Anak (P2TP2A) melalui sosialisasi Undang- Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Penanganan Korban KDRT di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Suruh, Tengaran, Bandungan, Ungaran Timur sebagai pesertanya adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tim penggerak PKK untuk masing masing kecamatan 50 peserta. Penanganan permasalahan terkait dengan pemberdayaan perempuan antara lain kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), trafficking dan korban pemerkosaan. Permasalahan yang timbul di tahun 2012 sebanyak 131 kasus terdiri atas kekerasan terhadap anak sebanyak 42 kasus (kekerasan fisik 10 kasus, kekerasan seksual 22 kasus, penelantaran 9 kasus, dan trafficking 1 kasus), dan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 89 kasus yang apabila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami kenaikan kasus sebanyak 15 kasus atau 12,93%. c) Untuk mendukung Kabupaten Semarang menuju Kabupaten Layak Anak telah dibentuk pengurus Forum Anak Tingkat Kecamatan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 49

50 d) Kegiatan fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan dengan memberikan bantuan, pendampingan dan pemulihan terhadap tindak kekerasan dari 131 kasus yang mendapat bantuan dana sebanyak 25 kasus. 12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut: NO. Tabel 2.55 Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera URAIAN 1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 3,40 3,35 3,38 99,11 2. Keluarga Pra KS 25,21 26,00 25,95 104,21 3. Keluarga KS1 18,54 18,00 18,64 103,56 4. Cakupan peserta KB aktif 83,29 81,50 81,41 99,89 Sumber: Badan KB dan PP Kabupaten Semarang, 2012 a) Melalui program Keluarga Berencana telah berhasil menurunkan rata-rata jumlah per keluarga pada tahun 2012 sebanyak 3,38 dari tahun 2011 sebanyak 3,40, meskipun belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 3,35. b) Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kabupaten Semarang tahun 2012 mengalami penurunan menjadi KK atau 24,95% dari total KK yaitu KK, dibandingkan tahun 2011 sebesar KK atau 25,21% dari total KK, namun demikian masih dibawah dari target yang ditetapkan tahun 2012 sebesar 26,00%. NO Tabel 2.56 Tahapan Keluarga Sejahtera URAIAN KK % KK % 1 Keluarga Pra Sejahtera , ,95 2 Keluarga Sejahtera I , ,64 3 Keluarga Sejahtera II , ,85 4 Keluarga Sejahtera III , ,87 5 Keluarga Sejahtera III plus , ,69 Jumlah , ,00 Sumber: Badan KB dan PP Kabupaten Semarang, 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 50

51 c) Berdasarkan hasil pendataan sampai dengan Desember 2012 jumlah 13) Sosial peserta aktif KB adalah sebanyak atau 86,63% dari Pasangan Usia Subur (PUS) sejumlah Apabila dibandingkan tahun 2011 sebesar 83,29% terjadi kenaikan 3,34%. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Keluarga Berencana semakin tinggi dan berdampak pada turunnya jumlah anak dalam keluarga. NO Tabel 2.57 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Kabupaten Semarang sampai dengan Tahun 2012 PESERTA KB AKTIF REALISASI TARGET REALISASI % Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II (-) 1 IUD , MOW , MOP , KONDOM , IMPLAN , SUNTIK , PIL , Jumlah PA ,46 Jumlah PUS ,81 % PA/PUS 83,29 84,34 86,63 Sumber: Badan KB dan PP Kabupaten Semarang, 2012 berikut: Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Sosial sebagai Tabel NO URAIAN SAT. 1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi 2 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Semarang, 2012 Tabel 2.58 Capaian Urusan Sosial 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % buah ,41 % 4,30 1,54 11,48 745,54 a) Sarana sosial tahun 2012 sebanyak 39 panti, bertambah 3 panti atau 8,33% dibanding tahun 2011 dan telah melampaui target tahun 2012 sebanyak 37 panti atau 105,41%. b) Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2012 pelayanan bagi PMKS mencapai 11,48% dari populasi potensi PMKS dan Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) yang dibina selama tahun 2012 mencapai 23,28% dari populasi potensi PSKM, dengan rincian seperti terlihat pada Tabel berikut:

52 NO. PMKS SAT. Tabel 2.59 Penanganan PMKS DILAYANI 2011 TAHUN 2012 POPULASI DILAYANI % 1 Anak Balita Terlantar Jiwa ,77 2 Anak Terlantar Jiwa ,57 3 Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan Jiwa ,08 4 Anak Nakal Jiwa ,38 5 Anak Jalanan Jiwa ,38 6 Anak Cacat Jiwa ,04 7 Wanita Rawan Sosial Ekonomi Jiwa ,81 8 Lanjut Usia Terlantar Jiwa ,30 9 Penyandang Cacat Jiwa ,61 10 Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis (eks BK) Jiwa ,54 11 Penyandang HIV/AIDS Jiwa ,55 12 Tuna Susila Jiwa ,62 13 Pengemis Jiwa ,71 14 Gelandangan dan Orang Terlantar 15 Pekerja Migran Bermasalah 16 Korban Penyalahgunaan Nafsa Jiwa ,96 Jiwa Jiwa ,85 17 Keluarga Fakir Miskin KK ,91 18 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 19 Keluarga Bermasalah Psikologis KK ,86 KK ,52 20 Komunitas Adat Terpencil KK ,46 21 Korban Bencana Alam KK ,67 Jumlah ,48 Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Semarang, 2012 Tabel 2.60 Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) NO. PSKM SAT. DIBINA 2011 TAHUN 2012 POPULASI DIBINA % 1 Karang Taruna Jiwa ,85 2 Pekerja Sosial Masyarakat Jiwa ,70 3 Organisasi Sosial Panti Jiwa Asuhan ,00 4 Wanita Pemimpin Jiwa Kesejahteraan Sosial ,45 5 Dunia Usaha Jiwa ,03 6 Veteran dan Janda Jiwa Perintis Kemerdekaan ,04 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 52

53 NO. PSKM SAT. DIBINA 2011 TAHUN 2012 POPULASI DIBINA % 7 Makam Pahlawan Jiwa ,00 8 Makam Pahlawan Jiwa Nasional ,00 9 Makam Pejuang Jiwa Kemerdekaan dan Tugu ,33 Kejuangan JUMLAH ,28 Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Semarang, ) Ketenagakerjaan Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam Tabel berikut: NO. URAIAN SAT. 1 Rasio penduduk yg bekerja 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 3 Perkiraan angka sengketa pengusaha pekerja per tahun 4 Pencari kerja yg ditempatkan 5 Keselamatan dan perlindungan Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Semarang, 2012 Tabel 2.61 Capaian Urusan Ketenagakerjaan 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % % 52,19 51,85 53,46 103,11 % 96,20 86,95 96,83 111,36 % 8,37 4,80 7,10 67,61 % 17,47 17,01 83,74 492,30 % 60,00 65,00 60,00 92,31 Secara umum capaian Urusan Ketenagakerjaan pada tahun 2012 sesuai RPJMD adalah sebagai berikut: a) Tingkat Partisipasi angkatan kerja pada tahun 2012 cukup tinggi dan sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal ini karena banyaknya perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang cukup untuk menampung para pencari kerja. b) Angka sengketa antara pengusaha dengan pekerja pada tahun 2012 sebanyak 55 kasus meningkat sebanyak 51 kasus dibandingkan tahun 2011 sebanyak 4 kasus, disebabkan karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak, lembur dan sisa upah yang tidak dibayar, efisensi atau pengurangan karyawan, sakit yang berkepanjangan dari pekerja, kontrak tidak sesuai Undang-Undang dan gaji yang tidak dibayar oleh perusahaan kepada pekerja. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 53

54 c) Jumlah pencari kerja yang ditempatkan pada sektor-sektor lapangan usaha yang ada di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak orang. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang telah mendaftar di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak orang. Hal ini karena ketidaksesuaian antara lowongan kerja/ketersediaan kesempatan kerja dengan pencari kerja. d) Pada tahun 2012 telah dilaksanakan penyuluhan K3 terhadap 200 orang tenaga kerja di Perusahaan, terlaksananya pemeriksaan, pembinaan dan pengujian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebanyak 124 kali kunjungan Perusahaan dan terlaksananya pengawasan terhadap norma ketenagakerjaan sebanyak 85 kali kunjungan perusahaan. Selama Tahun 2012 angka kecelakaan kerja masih terjadi tahun 2011 sebanyak dan tahun 2012 cukup tinggi sebanyak kasus yang terjadi di Kabupaten Semarang. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran tenaga kerja terhadap K3 di Perusahaan dan karena terjadi kecelakaan lalu lintas saat berangkat atau pulang kerja. e) Selama tahun 2012 masalah ketenagakerjaan di Kabupaten Semarang terjadi juga: - Kondisi pemutusan hubungan kerja sebanyak 41 kasus mengalami penurunan sebesar 19,61% dibanding tahun 2011 sebanyak 51 kasus dan perselisihan hubungan industrial sebanyak 12 kasus ada peningkatan sebesar 171,43 % dibanding tahun 2011 sebanyak 7 kasus. Pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain tidak dipenuhinya hak-hak normatif pekerja, kurang harmonis hubungan karyawan dengan perusahaan dan tindakan indisipliner sehingga menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja dan Perselisihan Hubungan Industrial. - Pada tahun 2012 terjadi unjuk rasa di 2 (dua) perusahaan yang melibatkan sekitar 723 tenaga kerja, jumlah jam kerja yang hilang jam dengan kerugian Rp ,00. Unjuk rasa ini disebabkan masalah norma ketenagakerjaan. f) Pelaksanaan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 54

55 Tabel 2.62 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Dinas Kabupaten Semarang Tahun NO. INDIKATOR SATUAN Pelatihan Ketrampilan : - Menjahit high speed Orang Mekanik sepeda motor Orang Mekanik mobil Orang Las listrik/karbit Orang Bordir Orang Sablon Orang Potong rambut Orang Aneka kerajinan(pembuatan boneka) Orang Tata rias pengantin Orang Pembuatan jamur Orang Aneka makanan Kecil Orang Pemagangan - Luar negeri (Jepang) Orang Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja di Perusahaan Achievement Motivation Training (AMT) 4 Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja di Perusahaan Managemen Mutu Terpadu (MMT) Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Semarang, 2012 Orang 20 0 Orang 20 0 Dengan melihat Tabel di atas dapat dilihat bahwa: - Jumlah pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Nakertrans pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun Hal ini disebabkan karena biaya untuk operasional pelatihanpelatihan tidak mencukupi sehingga kuota tenaga kerja yang ingin mengikuti pelatihan tidak terakomodir di tahun Pada tahun 2012 melalui mediasi antara pencari kerja dan pengguna tenaga kerja telah terserap pencari kerja sebanyak orang di 9 sektor industri meningkat sebesar 4,48% dibanding tahun 2011 sebanyak orang. - Telah dilaksanakannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Semarang sesuai dengan SK Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp ,00 terjadi peningkatan sebesar 7,00% dibanding tahun 2011 sebesar Rp ,00. UMK tahun 2013 sebesar Rp ,00 telah dibahas dalam sidang Dewan Pengupahan Kabupaten dan ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 55

56 15) Koperasi dan UKM NO. Adapun capaian realisasi anggaran program dan kegiatan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai berikut: Tabel 2.63 Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah INDIKATOR KINERJA SAT. TAHUN 2011 TARGET TAHUN 2012 REALISASI 1 Jumlah Koperasi unit ,55 2 Komposisi Koperasi Aktif % 80,10 86,87 86,00 99,00 3 Jumlah Koperasi Aktif Unit ,15 4 UMKM non BPR/LKMUKM Org ,23 5 UMKM Binaan Org ,22 6 BPR/LKM Unit ,27 7 Kontribusi sektor Lemb. Keuangan Jasa dan Persewaan terhadap PDRB Rp. (Juta) % , , ,05 93,75 8 Usaha mikro dan kecil % 25,00 25,70 26,00 116,73 Sumber: Dinas Koperasi UMKM, Perindag Kab. Semarang, 2012 a) Meningkatnya jumlah koperasi di Kabupaten Semarang Tahun 2012 sebesar 657 unit atau 99,55% dari target 660 unit, jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 637 unit, mengalami kenaikan sebesar 20 unit atau 3,14%. b) Realisasi koperasi aktif tahun 2012 sebanyak 528 unit atau 92,15% dari target RPJMD sebanyak 573 unit, sedangkan perbandingan antara koperasi aktif dengan koperasi koperasi tidak aktif pada tahun 2012 sebesar 86,00% atau 99,00%, dari target sebesar 86,87%. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 80,10%, mengalami kenaikan 5,90%. Meskipun mengalami penurunan jumlah dan komposisi koperasi aktif, diharapkan peningkatan jumlah koperasi mampu menjadi penopang ekonomi kerakyatan di Kabupaten Semarang. c) Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Semarang tahun 2012 mencapai target sebanyak UMKM. Jumlah binaan UMKM Tahun 2012 sebanyak atau 100,77% dari target RPJMD sebanyak Dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar mengalami kenaikan sebesar 1,80%. Dengan meningkatnya jumlah binaan UMKM diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan (enterpreneur) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 56

57 meningkatnya daya saing produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). d) Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tahun 2012 sebanyak 954 unit atau 102,40%, melebihi target sebesar 914 unit. Dibandingkan dengn tahun 2011 sebesar 936 unit, tidak mengalami kenaikan. Dengan bertambahnya jumlah BPR/LKM ini diharapkan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. 16) Penanaman Modal Capaian target indikator sasaran Urusan Penanaman Modal tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Penanaman Modal yang dicapai di tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 2.64 Capaian Urusan Penanaman Modal Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN SATUAN 1 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2 Jumlah nilai investasi berskal nasional (PMDN/PMA) 2011 TAHUN2012 TARGET REALISASI % buah ,67 Rp milyar 154,50 157,00 259,90 165,64 3 Lama proses perijinan hari 3 s/d 14 3 s/d ,00 4 Pameran/ekspo kali ,00 5 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Rp milyar 9,924 7,300 10,540 1,44 Sumber: KPMPT Kabupaten Semarang, 2012 a) Capaian indikator kinerja Dari capaian indikator kinerja berdasarkan Tabel 2.64, pada tahun 2012 nampak adanya peningkatan nilai investasi dibandingkan dengan capaian tahun Hal ini menunjukkan iklim investasi yang semakin kondusif. b) Prestasi Bidang Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Semarang di dalam pelaksanaan urusan Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh KPMPT, pada tahun 2012 mendapatkan Anugerah BKPM AWARD Katagori Bintang Emas Satu. BKPM AWARD merupakan penghargaan pelayanan terpadu satu pintu di bidang Penanaman Modal. Dari penghargaan tersebut, pemberian perijinan penanaman modal yang telah dilaksanakan termasuk 10 besar kategori kabupaten di Indonesia. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 57

58 17) Kebudayaan Adapun capaian tahun 2011 dan realisasi program, kegiatan Urusan Kebudayaan tahun 2012 terinci pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT. Tabel 2.65 Capaian Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 1 Jumlah Grup Kesenian Group ,46 2 Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 3 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, 2012 Kali ,00 Buah ,00 Lokasi ,35 a) Jumlah grup kesenian tahun 2012 sebanyak grup, meningkat 431 grup jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak grup. Jumlah grup kesenian selain mengalami peningkatan ini juga telah melampaui target dalam RPJMD yakni sebanyak grup atau 140,46%. b) Pada tahun 2012 telah dilaksanakan festival seni budaya berupa kirab budaya dan pengiriman kelompok seni untuk mengikuti festival seni budaya yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Tengah, yakni: - Parade seni Jateng di Simpang lima berupa Prajuritan Desa Takelan Getasan Manggala Tamtama Mudha, - Pentas seni Maerokoco/PRPP Jateng berupa Kuda Lumping Setyo Budi Utomo Desa Karanganyar Tuntang, - Parade seni di taman Budaya Jateng berupa Tari Topeng Ireng Kopeng Getasan, - Pentas seni di Taman Budaya Jateng Surakarta berupa Puspita Rinonce Ambarawa tarian sekar ayu, - Pentas seni dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Klaten berupa Prajuritan ujung-ujung Baok Pabelan Langen Krido Turonggo, - Parade seni di Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Tari topeng gecul Kopeng ke Getasan. c) Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Semarang, berupa bantuan hibah peralatan dan pentas kepada kelompok seni dan organisasi kemasyarakatan yang mempunyai kegiatan dibidang seni dan budaya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 58

59 d) Pemerintah Kabupaten Semarang telah memfasilitasi perkembangan keragaman budaya antara lain dengan menyelenggarakan pameran seni lukis dan seni kriya. e) Meningkatnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2012 sebanyak 79 lokasi melebihi target yang ditentukan sebanyak 34 lokasi atau 232,35%. f) Dalam rangka memperkenalkan dan sekaligus memasyarakatkan Benda Cagar Budaya (BCB) Pemerintah Daerah tahun 2012 telah menyelenggarakan pameran BCB di Candi Gedongsongo. 18) Pemuda dan Olahraga Capaian indikator kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2012 ratarata sebesar 200,83%, tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.66 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN SATUAN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 1 Organisasi Pemuda Buah ,75 2 Organisasi Olahraga Bauh ,00 3 Kegiatan Kepemudaan Keg ,27 Lokasi ,33 Orang ,86 4 Jumlah Kegiatan Olahraga Cabang ,33 5 Jumlah Klub Olahraga Buah ,13 6 Jumlah Gedung Olahraga Buah ,00 Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, 2012 a) Meningkatnya Organisasi Kepemudaan Organisasi kepemudaan yang terdaftar di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 27 organisasi, bertambah 12 organisasi dibandingkan tahun 2011 yang hanya berjumlah 15 organisasi. Selain itu, terdapat juga Kelompok Usaha Pemuda Produktif sebanyak 27 kelompok, mengalami peningkatan sebesar 180% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 15 kelompok. Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda untuk dapat bersaing dalam perekonomian secara global, selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 59

60 b) Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Kepemudaan tahun 2012 mengalami peningkatan baik dari sisi jenis, jumlah dan peserta kegiatan yaitu 5 jenis kegiatan dilakukan sebanyak 36 kali di 52 lokasi dengan 806 peserta, jika dibandingkan tahun 2011, yakni 4 jenis kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 15 kali di 20 lokasi dengan 390 peserta. Meningkatnya kegiatan kepemudaan, juga didukung adanya bantuan hibah dari pemerintah daerah kepada organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI dan Kwarcab Pramuka. c) Meningkatnya Organisasi Olahraga Jumlah organisasi olahraga di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 174 buah, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 168 buah. Meningkatnya organisasi olahraga ini didukung oleh sarana penyelenggaraan olahraga yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah berupa bantuan hibah kepada organisasi dan kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan keolahragaan antara lain KONI. d) Meningkatnya Prestasi Olahraga Peningkatan prestasi olahraga dapat dilihat dari meningkatnya perolehan medali pada kegiatan-kegiatan olahraga, antara lain: Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda), Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan Kejuaraan Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh untuk tahun 2012 sebanyak 163 medali terdiri dari 61 medali emas, 55 medali perak dan 47 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2011 sebanyak 87 medali. 19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Keberhasilan Pembangunan di Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai ditahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.67 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri NO. URAIAN SATUAN 1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 2 Jumlah linmas per jumlah penduduk 3 Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % % 48, ,06 % 101,43 103,38 101,61 98,29 % 13,48 13,48 13,60 100,89 4 Jumlah demo kegiatan ,66 5 Kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan ,00 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 60

61 NO. URAIAN SATUAN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 6 Cakupan patroli petugas Satpol PP Kegiatan ,51 7 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, % 69,60 70,00 100,00 142,86 ketentraman dan keindahan) 8 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) % 1,02 1,03 1,00 97,09 9 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kegiatan ,00 Sumber: Kantor Kesbangpol dan Satpol-PP Kab.Semarang, 2012 Secara umum semua indikator keberhasilan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat tercapai, beberapa hal yang menyebabkan adanya target yang tidak tercapai antara lain: a) Rasio jumlah Polisi Pamong Praja tidak memenuhi target, disebabkan selama tahun 2012 tidak ada penambahan personil dan adanya personil Polisi Pamong Praja yang purna tugas. b) Jumlah Linmas menurun karena sudah memasuki usia purna tugas, meninggal dunia dan mendapatkan pekerjaan di tempat lain. c) Jumlah kejadian demo cukup tinggi disebabkan karena ada pembangunan jalan tol dimana ada beberapa warga yang kena jalan tol merasa tidak puas dengan ganti rugi tanah dan menyampaikan aspirasinya dengan melakukan demo disamping juga ada permaslahan UMK dan pendirian kandang ternak yang mengganggu lingkungan. 20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan Pembangunan di Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dapat dilihat dari realisasi tahun 2012 sebagai berikut: a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum (1) Untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, salah satu diantaranya adalah reformasi kelembagaan daerah, dengan hasil tersusunnya Peraturan Daerah kegiatan tahun 2011 dan 2012 sebagaimana terlihat pada Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 61

62 Tabel 2.68 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah NO URAIAN SAT. TAHUN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % I II III Pendayagunaan Aparatur Daerah 1. Penyusunan LAKIP Daerah 2. Penyusunan LAKIP SETDA Buku ,00 Buku ,00 3. Penetapan Kinerja Buku Rencana Kerja Tahunan (RKT) 5. Forkompinda bidang Pelayanan Publik Kelembagaan 1. Kajian Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah 2. Papan Data Kelembagaan 3. Profil Kelembagaan Perangkat Daerah 4. Fasilitasi Pemantapan SOTK SKPD 5. Evaluasi Rincian Tugas SKPD 6. Penyusunan Analisa Beban Kerja Dokumen ,00 Keg/Dok ,00 Buku ,00 Papan ,00 Buku ,00 Raperda Perbup SKPD ,00 7. Kajian Formasi PNS SKPD ,00 Ketatalaksanaan 1. Pedoman Standar Pelayanan Publik 2. Fasilitasi Penyusunan IKM 3. Fasilitasi Penilaian CBAN Fasilitasi Penyusunan SOP Pelayanan Publik 5. Fasilitasi Penilaian Kinerja Pelayanan SKPD (CPP 6. Bimtek Penyusunan SOP 7. Fasilitasi Penyusunan IKM Sumber : Setda-Bagian Organisasi Kab. Semarang, 2012 Buku ,00 Bid/Buku 0 10/90 10/90 100,00 SKPD SKPD Even ,00 Kebijakan ,00 Kebijakan ,00 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 62

63 Hal yang tak kalah pentingnya dalam reformasi birokrasi adalah sumber daya manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan manajemen kepegawaian yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional, sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD dapat dicapai. Jumlah pegawai per 31 Desember 2012 sebanyak orang PNS/CPNS. Bila dilihat berdasarkan jenjang kepangkatan PNS/CPNS Tahun 2012 sebagian besar terdapat pada golongan III (3.972 orang atau 37,97%), golongan IV (3.821 orangatau 36,53%), golongan II (2.366 orang atau 22,62%) dan golongan I (302 orang atau 2,87%). Sedangkan bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan PNS/CPNS terbanyak dengan urutan pendidikan S1/D4 (4.790 orang atau 45,78%), SLTA (2.111 orang atau 20,18%), D1/D2 (1.660 orang atau 15,87%), D3 (797 orang atau 7,62%), SLTP/SD (633 orang atau 6,05%) dan S2 (470 orang atau 4,49%). Gambar 2.4 Tingkat Pendidikan PNS Kabupaten Semarang Tahun Sumber: BKD Kabupaten Semarang, 2012 Dari gambar terlihat bahwa terjadi kenaikan jumlah pegawai pada tingkat pendidikan S1 dan S2, dan pegawai dengan tingkat pendidikan D3/D4 ke bawah menjadi berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa SDM PNS semakin bertambah baik dari segi pendidikan, sehingga diharapkan kinerjanya juga semakin meningkat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) II - 63

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH A. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Aspek Geografis Batas Administrasi Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi kewenangan pemerintah pusat. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup turun drastis pada tahun 2011, hal ini karena kasus kematian ibu

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun = TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 KABUPATEN : BANGGAI KEPULAUAN IKK RUMUS/PERSAMAAN KETERANGAN URUSAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Dinas Kesehatan Kab. Semarang 1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kab. Semarang Dinas Kesehatan Kab. Semarang (DKK Semarang) merupakan satuan perangkat daerah di Kab.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak k G 1 Pi ( Qi 1) i 1 Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR KONDISI KINERJA PADA AWAL

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110 14 54,75 sampai dengan 110 39 3 Bujur Timur dan 7 3 57 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA LAMPIRAN III. INDIKATOR KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 008 ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN No URUSAN No IKK Rumus PERHITUNGAN Pendidikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU LABUHANBATU

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU LABUHANBATU Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) 3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) URUSAN WAJIB 1. Urusan Pendidikan Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pendidikan diukur dari 14 (empat belas) Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH - 180 - BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala dan Wakil Kepala pada akhir

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ii... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60 528 s/d 70 248 Lintang Selatan 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2010-2015 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan

Lebih terperinci

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam bentuk kinerja nyata dari seluruh perangkat daerah

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014) TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR 2014-2019 No pada ASPEK KESEJAHTERAAN I Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi 1 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: HENDRA WIJAYA L2D 307 014 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i ABSTRAK

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN NO URUSAN INDIKATOR KINERJA KUNCI URUSAN WAJIB 1 Pendidikan Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SD/MI 1. Jumlah

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Indikator-indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Desa Jatilor dalam kurun tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 9.1 Aspek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN REVISI CAPAIAN INDIKATOR 2011-2016 TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN NO 2010 2011 2013 2014 2015 2016 2013 PEMBILANG PENYEBUT 2014 PEMBILANG PENYEBUT % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 13

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana periode A 1. 1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat dan

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH CAPAIAN MDGs provinsi KALIMANTAN TENGAH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, 16 Desember 2015 CAPAIAN INDIKATOR MDGS 2 JUMLAH INDIKATOR 23% 20% 1 Menanggulangi kemiskinan dan Kelaparan 2 Mencapai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A.

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A. RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya pemerataan dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini 84,90 % perluasan kesempatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI ACEH SINGKIlL NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGANPEMERINTAH KABUPATEN ACEH SINGKIL

KEPUTUSAN BUPATI ACEH SINGKIlL NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGANPEMERINTAH KABUPATEN ACEH SINGKIL KEPUTUSAN BUPATI ACEH SINGKIlL NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGANPEMERINTAH KABUPATEN ACEH SINGKIL BUPATI ACEH SINGKIL, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci