BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme Pada tahun 1960-an, arsitektur, perencanaan, arsitektur lansekap dan profesi lainnya saling menyalahkan satu sama lainnya sebagai penyebab dari menurun atau mundurnya kualitas urban. Urban desain muncul sebagai kritik terhadap lingkungan binaan yang dihasilkan oleh para arsitek modern, perencana kota, arsitek lansekap dan profesional lain yang terkait dalam pembangunan lingkungan binaan. Urban desain atau perancangan kota, pada dasarnya merupakan suatu disiplin perancangan, yang berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan dan manajemen pembangunan fisik kota. Urban desain memusatkan perhatiannya pada tatanan fisik kota dan lingkungannya, baik dalam bentuk lingkungan alami, maupun lingkungan binaan sehingga ruang dan bangunan perkotaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam lingkup sosial, ekonomi dan budaya. Keberadaan urban desain dikembangkan lebih sebagai sebuah sarana untuk membangun jembatan antara perbedaan profesi desain dan perencanaan dan memfokuskan kepada pengembangan dan peningkatan kualitas dari lingkungan binaan.

2 2 Berkaca kepada urban desain dalam konteks arsitektur dan urbanisme, arsitektur sebagai pembentuk wajah kota dituntut untuk lebih dapat melihat arsitektur tidak hanya dalam kaidah pembentuk fisik ruang namun juga pembentuk ruang dalam konteks ekonomi, sosial dan budaya. Di sini arsitektur menjadi salah satu unsur penting dalam meningkatkan kualitas urban. Hal ini mempertegas peranan arsitek dalam konteks arsitektur dan urbanisme. Perkembangan pesat perkotaan saat ini, seiring majunya teknologi komunikasi dan gelombang globalisasi memberikan fenomena yang dinamis dan tak terduga. Kota terasa menjadi sesuatu yang global di hampir semua bagian dunia beserta perkembangannya bercampur dengan kerumitannya. Dari sini muncul sebuah pertanyaan dapatkah arsitektur memberikan kontribusi yang signifikan pada kota?. Sebuah jawaban yang tidak mudah. Terlebih lagi melihat kepada kondisi perekonomian dunia, di tengah keadaan politik yang kurang menentu, pada saat yang sama dunia dihadapkan pada isu-isu lingkungan terkini; pemanasan global, ekologi yang terpuruk, densitas kota dan kemiskinan, arsitektur harus bersiap diri menghadapi katastropi (bencana) di depan mata. Menghadapi fenomena ini, arsitektur dituntut untuk mengkonstruksikan kembali pemikiran serta merangkum beberapa disiplin (psikologi, sosiologi, ekonomi dan budaya) untuk memberikan masukan yang komprehensif bagi perbaikan masa depan kota. Melihat kepada fenomena perkembangan kota, arsitektur dan urbanisme seakan merupakan rangkaian yang tak terpisahkan. Lingkungan binaan (arsitektur), langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak serta

3 3 lebih jauh akan membentuk karakter dari penghuninya. Interaksi mendasar antara lingkungan binaan dengan penduduk kota juga akan membentuk way of living atau perilaku hidup pada tatanan geografi, politik, sosial, ekonomi maupun budaya. Hasil interaksi dengan lingkungan binaan ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungan ataupun penduduknya. Namun di sisi lain, juga dapat memberikan kontribusi yang negatif bagi lingkungan dan penduduknya. Sebagai contohnya adalah kasus peruntuhan perumahan rakyat Pruitt-Igoe di Missouri, Amerika Serikat pada tahun Sembilan tahun setelah pembangunannya (1954), ternyata kondisi dan pola hidup di perumahan ini menurun dan malah menimbulkan kriminalitas. Disini menunjukkan adanya keterkaitan yang jelas dan tak terpisahkan antara urbanisme sebagai perilaku hidup dan arsitektur dalam kapasitasnya sebagai lingkungan binaan. Permasalahan urban merupakan isu yang integrated dengan kehidupan perkotaan. Terkait dengan dinamika perkembangan kota, dan berkembangnya kemampuan manusia penghuni kotanya, maka lingkup permasalahan urban seharusnya juga dimaknai sebagai sebuah isu yang dinamis. Selanjutnya penggalian wacana arsitektur dalam konteks urban menjadi semakin jelas dan signifikan. Pembelajaran akan sebuah kajian teori, konsep dan karya arsitektur dalam konteks arsitektur dan urbanisme menjadi sebuah gambaran wacana arsitektur dalam upayanya menghadapi fenomena urban serta untuk meningkatkan kualitas urban itu sendiri.

4 4 I.1.2. Rem Koolhaas " The architect Rem Koolhaas, 67. Koolhaas' habit of shaking up established conventions has made him one of the most influential architects of his generation. " I ve absolutely never thought about money or economic issues, Koolhaas said. But as an architect I think this is a strength. It allows me to be irresponsible and to invest in my work. (sumber: (sumber: Rem Koolhaas merupakan sosok yang kontroversial dalam dunia arsitektur sejak masih menjadi mahasiswa di London pada akhir tahun 1960-an. Karyakaryanya merupakan gambaran karya arsitektur yang tidak umum dan menjadi perdebatan. Kebiasaan Rem Koolhaas mengguncang konvensi mapan telah membuatnya salah satu arsitek paling berpengaruh dari generasinya. Tidak seperti arsitek ternama lainya, Frank Gehry atau Zaha Hadid, yang terus berupaya menyempurnakan visi estetika tunggal mereka dalam karir yang panjang, Rem Koolhaas lebih merupakan sosok seniman konseptual yang ide-idenya terus mengalir dan tak terduga. Selain itu, berbeda dengan kebanyakan arsitek lainnya, Rem Koolhaas berpartisipasi dalam banyak kompetisi. Proses ini memberikan kemungkinan kebebasan akan kreativitas, karena proses ini tidak menggantungkan diri pada klien namun juga beresiko karena Rem Koolhaas akan menginvestasikan sejumlah besar waktu dan uang dalam proyek-proyek yang bisa saja tidak akan

5 5 pernah bisa dibangun. Namun di satu sisi, bagi Rem Koolhaas ini memberikannya pengalaman serta kekuatan baginya terutama fokusnya dalam dinamika arsitektur dalam lingkup urban. Perkembangan dinamika urban yang turut memberikan imbas kepada lingkungan binaan, menjadikan banyak arsitek tidak hanya bersikap pasif dalam melihat keterkaitan arsitektur dalam lingkup urban. Le Corbusier dengan La Ville Radieuse (The Radiant City) pada tahun 1935 merupakan rumusan ide-idenya terkait fenomena urban terutama perumahan dan perkotaan. Demikian juga Aldo Rossi, dalam tulisannya mengkritik kurangnya pemahaman akan kota dalam praktek arsitektur. Aldo Rossi mengemukakan teorinya dalam buku-bukunya The Architecture of the City (L'architettura della città, 1966) dan A Scientific Autobiography (Autobiografia Scientifica, 1981). Bernard Tschumi dalam bukunya The Manhattan Transcript di tahun 1981, membahas fragmenfragmen realita kota Manhattan. Selain itu, Daniel Libeskind yang meski tidak banyak menampilkan teori, namun desain Libeskind banyak dikategorikan sebagai bangunan yang mampu berdialog dengan penggunanya. Keterikatan pengguna desain dengan desainnya merupakan strategi desain Libeskind agar realita perkotaan yang padat berpengaruh positif terhadap masyarakat kotanya. Secara keseluruhan, masing-masing arsitek mempunyai pandangan, cara dan fokus yang beragam dalam menyikapi arsitektur terkait fenomena urban. Meskipun banyak arsitek lainnya yang juga turut berkontribusi dalam lingkup

6 6 urban, namun sosok Rem Koolhaas merupakan sosok arsitek yang berbeda dalam melihat arsitektur serta peranannya dalam lingkup urban. Yet Koolhaas most provocative and in many ways least understood contribution to the cultural landscape is as an urban thinker. Not since Le Corbusier mapped his vision of the Modernist city in the 1920s and 30s has an architect covered so much territory. Koolhaas has traveled hundreds of thousands of miles in search of commissions. Along the way, he has written half a dozen books on the evolution of the contemporary metropolis and designed master plans for, among other places, suburban Paris, the Libyan desert and Hong Kong. In fact Koolhaas urbanism, one could say, exists at the tipping point between the world as it is and the world as we imagine it. (sumber: (sumber: Sebagaimana disampaikan dalam kutipan di atas, sosok Rem Koolhaas dianggap arsitek yang mempunyai banyak peranan dalam lingkup urban seperti halnya Le Corbusier. Rem Koolhaas dianggap salah satu arsitek yang intensif dalam perkembangan isu urban serta mempunyai pandangan yang tidak konvensional. Merunut pada masa-masa awal kehidupan Rem Koolhaas akan dapat memberikan pandangan yang lebih jelas mengenai sosok arsitek yang dianggap intensif dalam perkembangan isu urban sekaligus dengan pandangannnya yang tidak konvensional. Seperti halnya pada saat Rem Koolhaas masih menjadi mahasiswa di A.A. School (The Architectural Association School of

7 7 Architecture) di London pada akhir tahun 1960-an, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang pemikir berani dan tidak konvensional. Gambar-gambar yang dihasilkan untuk proyek tugas akhirnya (The Voluntary Prisoners of Architecture) yang sekarang dimiliki oleh MoMA (Museum of Modern Art), digambarkan sebagai "masterpiece" dari desain yang tidak konvensional dalam kontribusi konsep penataan kota. Selanjutnya, Rem Koolhaas di akhir tahun tujuh puluhan mengeluarkan buku "Delirious New York: A Retroactive Manifesto of Manhattan" (dipublikasikan pada 1978) yang merupakan embrio awal teori Rem Koolhaas dengan pandangannya yang kontroversi dalam "Manhattanism". Buku "Delirious New York: A Retroactive Manifesto of Manhattan" merupakan buku yang menguatkan sosok Rem Koolhaas sebagai provokator. Ketika Rem Koolhaas menulisnya, di pertengahan 1970-an, kondisi urban New York City berada dalam spiral kekerasan dan kerusakan. New York City pada waktu itu dapat dilihat dengan kerusakan kondisi urbannya dengan banyaknya sampah yang menumpuk di jalan-jalan, terjadinya pembakaran rumah-rumah petak di area South Bronx serta keberadaan warga kelas menengah yang lebih memilih di pinggiran kota menghindari kondisi 'chaos' di pusat kota. Namun Rem Koolhaas melihat kondisi sebagai potensi perkotaan yang besar. Kejelian Rem Koolhaas dalam melihat kondisi ini merupakan proses tersendiri bagi Rem Koolhaas dalam melihat permasalahan sekaligus potensi dari dinamika urban yang terjadi. Dinamika kondisi urban yang menurut Rem Koolhaas tampak mampu menampung berbagai

8 8 campuran kegiatan manusia dari kondisi fantasi yang ekstrim hingga subkultur yang paling terpinggirkan. Kemudian dilanjutkan dengan buku berikutnya "S,M,L,XL" (dipublikasikan pada tahun 1995) dengan teori "Bigness" dan "Generic City", yang dapat dilihat sebagai tindak lanjut dari "Manhattanism" dengan karya-karya penting Rem Koolhaas yang dapat dikatakan sebagai aplikasi nyata dari teori-teori yang digulirkannya. Rem Koolhaas dalam buku S,M,L,XL mencoba membangun sebuah pendekatan arsitektur dalam konteks urban, sebuah upaya merangkai benang merah antara arsitektur dan urbanisme. Pada tahun 2000, Rem Koolhaas mendapatkan mendapatkan penghargaan internasional di bidang arsitektur yaitu Pritzker Prize Award. Pritzker Prize Award merupakan penghargaan tertinggi setingkat Nobel di bidang arsitektur. Dan sebagaimana yang disampaikan Hyatt Foundation, Pritzker Prize Award ditujukan kepada seorang arsitek yang bekerja dengan menunjukkan kombinasi dari bakat, visi dan komitmen, yang telah menghasilkan kontribusi yang konsisten dan signifikan terhadap kemanusiaan dan lingkungan binaan melalui seni arsitektur. " Rem Koolhaas is that rare combination of visionary and implementer philosopher and pragmatist theorist and prophet an architect whose ideas about buildings and urban planning made him one of the most discussed contemporary architects in the world even before any of his design projects came to fruition. It was all accomplished with his writings and discussions with students, many times stirring controversy for straying outside the bounds of convention. He is as well known for his books,

9 9 regional and global plans, academic explorations with groups of students, as he is for his bold, strident, thought provoking architecture. " (kutipan juri Pritzker Prize Award tahun ) Sebagaimana yang digambarkan para juri Pritzker Prize Award tahun 2000, Rem Koolhaas adalah kombinasi langka antara visioner dan pelaksana, seorang filsuf dan pragmatis, seorang ahli teori dan peramal, seorang arsitek yang ide-idenya tentang arsitektur dan perencanaan urban membuatnya menjadi salah satu arsitek kontemporer yang paling dibicarakan di dunia bahkan sebelum Rem Koolhaas melaksanakan proyek desainnya. Seattle Public Library sebagai karya Rem Koolhaas dapat dilihat sebagai salah satu upaya arsitektur dalam menghadapi fenomena urban. Perpustakaan umum di kota Seattle, Amerika Serikat ini tidak hanya secara khusus ditujukan untuk buku, namun lebih kepada perpustakaan sebagai sebuah pusat informasi tempat berbagai bentuk media, baik itu yang lama (dalam hal ini buku) maupun media baru seperti media digital. Dalam era di mana informasi dapat diakses di manapun, simultansi, keberagaman serta pemilihan media, akan menjadikan perpustakaan menjadi sebuah sarana yang vital bagi masyarakat. Lebih jauh, Rem Koolhaas memberikan sebuah konsep untuk meredefinisikan peranan perpustakaan tidak hanya sebagai pusat dari media informasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman, namun sekaligus memberikan peranan perpustakaan sebagai pusat sosial, sebuah pusat komunitas bagi masyarakat Kota Seattle dengan penggunaan ruang-ruangnya. Menjadikan perpustakaan lebih "hidup" dan menjadi

10 10 kebutuhan yang signifikan terutama dalam memberikan ruang sosial dalam skala kota. Di sini Rem Koolhaas secara jelas memberikan gambaran sebuah cara dalam menjadikan arsitektur sebagai upaya respon terhadap kota dan gaya hidup di dalamnya, juga sekaligus memberikan sebuah gambaran bentuk nyata aplikasi pemikiran dan konsepnya dalam keterkaitan arsitektur dan urbanisme. Keberhasilan Rem Koolhaas sebagai arsitek, akademisi dan teoritikus menjadi sebuah fenomena yang menarik. Sebagaimana kutipan para juri Pritzker Prize Award tahun 2000, Rem Koolhaas dianggap sebagai seorang arsitek yang dekat dengan visi masa depan dan mampu berkomunikasi dan beradaptasi terhadap perubahan. Keberhasilannya dalam memenangkan sayembara-sayembara internasional dan penghargaan atas karya-karya arsitekturnya menunjukkan bahwa Rem Koolhaas mampu menerapkan konsep dan pemikirannya dalam paradigma arsitektur dan urbanisme. Di sini secara keseluruhan, Rem Koolhaas mencoba menawarkan sebuah persepsi baru dalam melihat arsitektur dan urbanisme. I.2. Lingkup Permasalahan Lingkup permasalahan dalam penelitian ini mengacu pada beberapa hal sebagai berikut: Arsitektur sebagai pembentuk wajah kota dituntut untuk lebih dapat melihat arsitektur tidak hanya dalam kaidah pembentuk fisik ruang namun juga pembentuk ruang dalam konteks ekonomi, sosial dan budaya.

11 11 Peranan arsitektur menjadi salah satu unsur penting dalam meningkatkan kualitas urban. Fenomena perkembangan kota, arsitektur dan urbanisme seakan merupakan rangkaian yang tak terpisahkan serta menunjukkan adanya keterkaitan yang jelas dan tak terpisahkan antara urbanisme sebagai perilaku hidup dan arsitektur dalam kapasitasnya sebagai lingkungan binaan yang dapat memberikan kontribusi positif maupun negatif bagi lingkungan dan penduduknya. Keberhasilan Rem Koolhaas sebagai arsitek, akademisi dan teoritikus menjadi sebuah fenomena yang menarik. Keberhasilannya dalam memenangkan sayembara-sayembara internasional dan penghargaan atas karya-karya arsitekturnya menunjukkan kemampuan Rem Koolhaas dalam menerapkan konsep dan pemikirannya dalam paradigma arsitektur dan urbanisme. Pembelajaran akan sebuah kajian teori, konsep dan karya arsitektur dalam konteks arsitektur dan urbanisme menjadi sebuah gambaran wacana arsitektur dalam upayanya menghadapi fenomena urban serta untuk meningkatkan kualitas urban itu sendiri.

12 12 I.3. Pertanyaan Penelitian Kajian teoritik dan konsep Rem Koolhaas merupakan sebuah pembahasan yang menarik untuk dikaji, terutama dalam cara pandang Rem Koolhaas dalam memaknai arsitektur dan urbanisme. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Seperti apakah pendekatan teori dan konsep Rem Koolhaas dalam arsitektur dan urbanisme? b. Bagaimana pendekatan teori dan konsep Rem Koolhaas tersebut diaplikasikan ke dalam karya-karyanya, dalam lingkup arsitektur dan urbanisme? I.4. Fokus Fokus pada penelitian ini adalah kajian konsep dan hasil pemikiran Rem Koolhaas yang tertuang dalam karya tekstualnya, terutama karya tekstual dalam lingkup arsitektur dan urbanisme. Selanjutnya mengkaji aplikasi pemikiran Rem Koolhaas dalam karya-karya arsitekturnya dalam konteks arsitektur dan urbanisme, berikut kritik arsitektural yang melingkupinya.

13 13 I.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk memahami pendekatan Rem Koolhaas dalam arsitektur dan urbanisme. Kajian pendekatan teoritik dan konseptual Rem Koolhaas dalam arsitektur dan urbanisme, diharapkan didapatkan dengan pengkajian berdasar literatur yang berkaitan dengan Rem Koolhaas. Serta pembahasan pendekatan pemikiran Rem Koolhaas melalui karya-karyanya, diharapkan dapat dijadikan pemikiran dan penelitian lebih lanjut dalam konteks teori maupun aplikasi nyata dalam lingkup arsitekur dan urbanisme. I.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi akademisi dan praktisi di bidang arsitektur serta bagi perkembangan ilmu arsitektur. a. Manfaat yang diberikan bagi akademisi berupa : Referensi dalam mengajar, terutama yang berkaitan dengan teori, konsep dan perancangan arsitektur dalam lingkup arsitektur dan urbanisme. Referensi untuk penelitian serupa dengan topik yang berbeda atau yang lebih khusus.

14 14 b. Manfaat yang diberikan bagi dunia praksis arsitektur adalah : Pemahaman lebih dalam tentang hasil pemikiran berupa kajian teori dan metode Rem Koolhaas, khususnya dalam konsep dan aplikasi yang dilakukannya untuk perkembangan dunia arsitektur. Pemahaman lebih mendalam khususnya aplikasi dalam perancangan karya arsitektural dengan kasus dan permasalahan yang berbeda. Menjadi salah satu pendekatan utama dalam perancangan, khususnya dalam konteks arsitektur dan urbanisme. c. Manfaat yang diberikan bagi perkembangan ilmu arsitektur berupa : Pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hasil pemikiran Rem Koolhaas, khususnya dalam lingkup arsitektur dan urbanisme. Memperkaya ilmu perancangan dalam arsitektur, khususnya metode dan aplikasi karya arsitektural dalam lingkup arsitektur dan urbanisme. Wacana tentang kajian interdisipliner, antara ilmu arsitektur dengan ilmu- ilmu di luar arsitektur.

15 15 I.7. Keaslian Penelitian Untuk mengetahui keaslian penelitian dengan judul Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, dilakukan penelusuran terhadap karya tekstual berikut, yaitu: a. Penelitian-penelitian yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan sarjana strata dua (S-2), khususnya di lingkungan Program Studi Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. b. Penelitian-penelitian ataupun tulisan yang dipublikasikan terutama terkait dengan penelitian terhadap Rem Koolhaas baik itu ditinjau dari sisi teoritikal maupun aplikasi arstitekturalnya. I.7.1. Penelitian-penelitian yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan sarjana strata dua (S-2), khususnya di lingkungan Program Studi Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian dengan judul Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, belum pernah dilakukan dan dipublikasikan khususnya di lingkungan Program Studi Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

16 16 Penelusuran yang telah dilakukan, ditemukan delapan penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pendekatan dan metode dalam penelitian ini. Penelitian tersebut adalah : 1. Dekonstruksi dalam Arsitektur (tesis) oleh Adityarini Natalisa, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini ditujukan pada kajian teori dekonstruksi dan karya-karya arsitektur dekonstruksi. Fokus penelitiannya diarahkan pada kajian lebih mendalam dari berbagai konsepsi Dekonstruksi secara tekstual, dengan harapan dapat menyimpulkan akar filosofinya dan metoda yang dapat dijadikan tolok ukur suatu karya arsitektur memenuhi kaidah-kaidah Dekonstruksi. Metoda penelitiannya adalah metoda rasionalistik dengan teknik content analysis. Penelitian ini membahas gagasan dan pendapat konsepsi Dekonstruksi dari tokohtokoh arsitektur, yaitu: Jaques Derrida, Kazuo shinohara, Charles Jencks, Peter Eisenmann, phillip Johnson, Mark Wigley dan Andrew Benjamin. Hasil temuannya mengacu kepada kajian metode yang digunakan dalam Dekonstruksi seperti dislocation, displacement, diflerence, decentring/discontinuity, dan decomposition. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran metode yang seharusnya

17 17 dimuat oleh para arsitek dalam merancang karya arsitektur yang dekonstruktif. 2. Postmodernisme di dalam Arsitektur : Kajian Konsep dan Metoda perancangan formal (tesis) oleh Ikhwanuddin, sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mencari keberadaan bentuk konsep dan metode desain dalam pemikiran postmoderisme arsitektur. Subyek penelitian ini adalah teori-teori postmodernisme di dalam arsitektur dari empat teoretisi arsitektur postmodern terkenal, yaitu: Robert Venturi, Charles Jencks, Heinrich Klotz dan Kisho Kurokawa. Selanjutnya tiap-tiap teori dari teoretisi dikaji esensinya, khususnya berkaitan dengan konsep dan metoda desain ekspresi formal arsitekturnya. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda rasionalistik dengan teknik content analysis. Temuannya menunjukkan terdapatnya tiga konsep utama dalam posmodern, yaitu representasi fiksional, hybrid dan kontekstual. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa konsep-konsep beserta metoda desain di dalam kerangka konsepsual postmodernisme arsitektur ditemukan keberadaannya didalam kasus-kasus penelitian dalam berbagai tingkat dan variasi.

18 18 3. Bernard Tschumi : Teori, Metoda dan Aplikasi (tesis) oleh Prima Widia Wastuty, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teori, prinsip desain dan metode yang digunakan, serta aplikasinya dalam karya-karya arsitektural dari Bernard Tschumi. Penelitiannya difokuskan pada kajian perumusan teori, prinsip desain dan metode Bernard Tschumi yang didapatkan dari tulisan, gambar dan diagram dari berbagai sumber, yang kemudian diverifikasi melalui karya-karya arsitekturalnya. Penelitian ini menggunakan metode content analysis. Karya arsitektur yang digunakan sebagai verifikasi dalam penelitian ini adalah Parc de la Villette, Glass Video Gallery, Le Fresnoy National Studio for Contemporary Arts, Rouen Concert Hall and Exhibition Hall dan The Expansion of the Museum of Modern Arts. Hasil penelitian ini menemukan metode desain dari Bernard Tschumi, yaitu: derivasi, no-sense/no meanings, program and distanciation, disjunction, cinegram, deconsruction, vector, solid void, activator, envelope, indifference, conflict, dan reciprocity. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan kekhasan arsitektur Bernard Tschumi yang terletak pada disjungsi antara space (ruang), event (program) dan movement (pergerakan) dengan penekanan arsitekturnya pada dekonstruksi program.

19 19 4. Daniel Libeskind: Teori, Metoda dan Aplikasi (tesis) oleh Bonifacio Bayu Senasaputro, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori, prinsip dan metode desain dari pemikiran tokoh arsitek dekonstruksi Daniel Libeskind, serta melihat penerapan teori, prinsip dan metode tersebut dalam aplikasi karya-karya arsitekturalnya. Studi kajian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode content cnalysis, dimana kasus-kasus yang diangkat melalui data-data berupa wacana tekstual, gambar serta diagram yang mewakili perumusan teori, prinsip dan metode desain, serta aplikasi dalam karya-karya arsitektural. Proses penelitian meliputi ekplorasi konsepsi teoritik dari wacana tekstual oleh Daniel Libeskind untuk mendapatkan konsepsi mendasar dari teori, prinsip dan metode desainnya. Selanjutnya dilakukan verifikasi pada karya-karya arsitektur Daniel Libeskind, yakni Jewish Museum Berlin, Felix Nussbaum Haus, Bremen Concert Hall, Victoria & Albert Museum dan Denver Art Museum. Hasil penelitian ini menemukan teori lines sebagai dasar pemikiran dari Daniel Libeskind, yang dikembangkan dalam konsepsi space, trajectory, elements dan context. Selanjutnya pada tingkat praksis, melalui penelusuran terhadap konsep, prinsip dan metoda juga diitemukan adanya suatu bentuk karakter yang sangat kuat secara

20 20 kontekstual terhadap site, konfigurasi massa, konfigurasi spasial, pengembangan organisasi fungsi yang membentuk pengalaman meruang, serta karakter elemen fasad dan bukaan. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan kekhasan arsitektur Daniel Libeskind yang merupakan dekonstruksi terhadap teks secara metaforik, yang terwujud dalam bentukan dan struktur dengan karakter menerus. 5. Kisho Kurokawa: Teori, Metoda dan Aplikasi (tesis) oleh Mashuri, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam pemikiran-pemikiran Kisho Kurokawa melalui karya teoritis dan karya arsitekturalnya, untuk kemudian menemukan teori dan metoda yang digunakan serta melihat penerapan teori dan metoda tersebut dalam karya-karya arsitekturalnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan metode content analysis. Proses penelitian dilakukan dengan analisis karya-karya tekstual Kisho Kurokawa untuk menemukan teori-teori dan konsep-konsep arsitektur dari Kisho Kurokawa dan selanjutnya menganalisis karya-karya arsitekturalnya, yakni Nakagin Capsule Tower, Head Office of the Fukuoka Bank, Hiroshima City Museum of Contemporary Art, Pacific Tower dan The National Art Centre.

21 21 Hasil penelitian ini menemukan dua teori utama Kurokawa yaitu: metabolism dan symbiosis serta tujuh konsep perancangannya yaitu: super domino and capsule, intermediary, space, hybrid style, simulacra, whole and part dan ambiguity. Selanjutnya pada tingkat praksis, ditemukan enam metode perancangan yaitu: core-colum and super slab, unit space, fractal, intermediation, hybridization dan symbolization. 6. Strategi Dan Aplikasi Pendekatan Kontekstual Dalam Perancangan Karya Arsitektural Renzo Piano (tesis) oleh Muhammad Ridha Alhamdani, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini mengkaji strategi dan aplikasi dalam perancangan karya arsitektural Renzo Piano yang bertujuan untuk mengetahui strategi dan aplikasi pendekatan kontekstual Renzo Piano ditinjau dari empat parameter kontekstual, yaitu: pendekatan budaya (cultural respect) dalam skala makro, pendekatan alam (nature) dalam skala messo, pendekatan urban (urban context) dalam skala messo, dan pendekatan fisik bangunan (physical respect) dalam skala mikro. Selain itu penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui konsistensi penerapan strategi dan aplikasinya, serta faktor yang mempengaruhinya dalam fase 30 tahun berkarya ( ). Studi

22 22 kajian dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan rasionalistik dan metoda content analysis. Hasil penelitian berdasarkan parameter kontekstual menunjukkan bahwa pendekatan alam (nature) banyak digunakan dalam karya-karyanya, khususnya responsif terhadap kondisi iklim kawasan dan pada pendekatan urban (urban context) lebih pada penyelesaian karya dalam lingkup kota atau kawasan urban. Selanjutnya pada pendekatan kontekstual tersebut, ditemukan empat strategi yang digunakan Piano dalam perancangan karya arsitekturalnya, yaitu: reinvention, layering, multifunctionality dan fragmentation and integration. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga memperlihatkan kompleksitas strategi dalam perancangan arsitektur Renzo Piano, khususnya nilai-nilai konteks terhadap nilai budaya, urban, alam dan lingkungannya. 7. Le Corbusier: Penerapan "5 Butir Arsitektur Baru" Pada Karya- Karyanya (tesis) oleh Rony Setya Siswadi, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pemikiran Le Corbusier melalui karya arsitekturnya. Le Corbusier adalah tokoh arsitektur modern yang menyerukan bahwa arsitektur baru harus mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan kemajuan

23 23 teknologi. Le Corbusier memerinci secara tegas apa yang dimaksud dengan arsitektur baru, melalui pemikirannya yang diberi judul 'Les 5 points d'une architecture nouvelle' (1926) atau '5 butir arsitektur baru', yang terdiri dari (1) Pilotis atau mengangkat bangunan dari permukaan tanah, (2) Free facade, atau mengolah fasade dengan leluasa, (3) Free plan, atau mengolah denah dengan leluasa, (4) Long horizontal window, atau jendela memanjang horizontal, dan (5) Roof garden, atau taman di atap. Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penyaringan berganda, pertama disaring berdasar interval waktu, sehingga mewakili 60 tahun ( ) keseluruhan waktu berkarya Le Corbusier. Penyaringan kedua, adalah pertimbangan seleksi prioritas karya yang dikenal luas dan variasi sampel. Studi kajian dalam penelitian ini dilakukan dengan metoda content analysis. Hasil penelitian ini bahwa secara umum Le Corbusier cenderung konsisten menerapkan pemikirannya '5 butir arsitektur baru' dalam karya-karyanya. Dengan rincian sebagai berikut: Pada Periode 1, usia tahun, tingkat penerapan '5 butir arsitektur baru' hanya 22%, Hal ini dapat dimengerti karena Le Corbusier masih muda, masih belajar, dan konsep '5 butir arsitektur baru' belum tersusun utuh.

24 24 Pada Periode 2, usia tahun, tingkat penerapan '5 butir arsitektur baru' sangat tinggi mencapai 80%. Hampir pada semua bangunan di periode ini menerapkan kelima butir arsitektur baru tersebut. Pada Periode 3, usia tahun, tingkat penerapan '5 butir arsitektur baru menurun dibandingkan periode sebelumnya, meskipun angkanya cukup tinggi, yakni 69%. Penurunan angka ini disebabkan oleh berkurangnya karya yang memakai pilotis dan roof garden. Hasil penelitian ini juga menunjukkan Le Corbusier selalu berkembang, tidak stagnan. Le Corbusier selalu mengikuti perkembangan teknologi, seperti terlihat pada masa awal karirnya yang bereksplorasi dengan beton bertulang (teknologi yang relatif masih baru pada masa itu) dan pada masa tuanya, beliau bereksplorasi dengan struktur kabel dan tenda. Demikian juga dengan 'gaya' arsitekturnya, pada awal karirnya, Le Corbusier aktif menggagas 'arsitektur baru' yang mengedepankan kemurnian bentuk dan kejujuran fungsi melalui hasil pemikirannya yakni '5 butir arsitektur baru'. Ketika tua, Le Corbusier melakukan proses yang berbeda, penjelajahan desain berani serta 'gaya' arsitekturnya yang lebih mengarah pada ekspresionis.

25 25 Selanjutnya, Le Corbusier juga memiliki empati yang tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan, dia menaruh perhatian pada masalah perumahan dan perkotaan. Ide-idenya yang sangat fenomenal tentang perumahan dan perkotaan selalu memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satu pemikiran Le Corbusier yang mengupas permasalahan perumahan dan perkotaan dapat dilihat secara jelas dalam gagasannya tentang Contemporary City of Three Million People" (1922) yang lalu disempurnakannya dalam Ville Radius (1935) atau kota bersinar. 8. Aplikasi Desain Ekologis Dalam Karya Arsitektur Ken Yeang (tesis) oleh Aplimon Jerobisonif, Sekolah Pascasarjana Teknik Arsitektur, UGM, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan aplikasi desain ekologis Ken Yeang dalam karya-karya arsitekturalnya. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat lebih dekat pendekatan desain bioklimatik oleh Ken Yeang dalam aplikasinya serta perbedaannya dengan pendekatan desain lainnya yang berada pada lingkup desain ekologis. Studi kajian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode content analysis, dimana kasus-kasus yang diangkat melalui data-data berupa wacana tekstual, gambar serta diagram yang

26 26 mewakili perumusan metode serta aplikasi dalam karya-karya arsitektural. Hasil penelitian ini menemukan hal mendasar dalam metode pendekatan desain bioklimatik oleh Ken Yeang. Dengan rincian sebagai berikut: Konfigurasi bangunan dan desain tapak, orientasi bangunan serta fasade bangunan. Peralatan pembayangan. Instrumen penerangan alami. Warna selebung bangunan. Lansekap horizontal dan lansekap vertikal. Ventilasi. Pendekatan desain pasif dan minimun energi. Memanfaatkan energi alam. Penelitian ini secara spesifik memberikan gambaran metode Ken Yeang dengan pendekatan desain bioklimatik terkait karya arsitektur yang berfokus pada aplikasi desain ekologis. Persamaan maupun perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat ditinjau dari lokus penelitian, metoda penelitiannya dan fokus dalam penelitiannya, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

27 27 Tabel 1.1. Keaslian dan posisi penelitian No Judul Penelitian Tahun 1 Dekonstruksi Dalam Arsitektur, oleh Adityarini Natalisa 2 Postmodernisme di dalam Arsitektur : Kajian Konsep dan Metoda perancangan formal, oleh Ikhwanuddin Lokus Penelitian Metode Penelitian 2002 Dekonstruksi Content Analysis 2004 Postmodernisme Content Analysis Fokus Penelitian Konsep dan prinsip desain Konsep dan Metoda Desain 3 Bernard Tschumi : Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Prima Widia Wastuty 2007 Bernard Tschumi Content Analysis Teori, Metoda dan Aplikasi 4 Daniel Libeskind: Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Bonifacio Bayu Senasaputro 2008 Daniel Libeskind Content Analysis Teori, Metoda dan Aplikasi 5 Kisho Kurokawa: Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Mashuri 6 Strategi Dan Aplikasi Pendekatan Kontekstual Dalam Perancangan Karya Arsitektural Renzo Piano, oleh Muhammad Ridha Alhamdani 7 Le Corbusier: Penerapan "5 Butir Arsitektur Baru" Pada Karya-Karyanya, oleh Rony Setya Siswadi 8 Aplikasi Desain Ekologis Dalam Karya Arsitektur Ken Yean, oleh Aplimon Jerobisonif 2008 Kisho Kurokawa Content Analysis 2010 Renzo Piano Content Analysis 2010 Le Corbusier Content Analysis 2011 Ken Yang Content Analysis Teori, Metoda dan Aplikasi Pendekatan Kontekstual Teori, Metoda dan Aplikasi Metoda dan Aplikasi

28 28 No Judul Penelitian Tahun 9 Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, oleh Affrilyno Lokus Penelitian Metode Penelitian 2012 Rem Koolhaas Content Analysis Fokus Penelitian Teori, Metoda dan Aplikasi Sumber : Konstruksi Peneliti, 2014 Perbedaan-perbedaan yang dapat ditemukan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang berjudul Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme terletak pada lokus penelitian. Selanjutnya dalam fokus penelitian terdapat persamaan dengan empat penelitian sebelumnya, yakni : penelitian yang berjudul Bernard Tschumi : Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Prima Widia Wastuty, Daniel Libeskind: Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Bonifacio Bayu Senasaputro, Le Corbusier: Penerapan "5 Butir Arsitektur Baru" Pada Karya-Karyanya, oleh Rony Setya Siswadi dan Kisho Kurokawa: Teori, Metoda dan Aplikasi, oleh Mashuri. Persamaan penelitian ini berada pada tatanan fokus kajiannya, yakni: teori, metode dan aplikasi. Namun dalam penelitian yang berjudul Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, fokus kajian teori, metode dan aplikasi dilakukan dalam lingkup yang lebih spesifik, yakni arsitektur dan urbanisme. Selanjutnya, persamaan yang dapat ditemukan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang berjudul Rem Koolhaas : Kajian

29 29 Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme terletak pada metode penelitiannya yang menggunakan metoda content analysis. I.7.2. Penelitian-penelitian ataupun tulisan yang dipublikasikan terutama terkait dengan penelitian terhadap Rem Koolhaas baik itu ditinjau dari sisi teoritikal maupun aplikasi arstitekturalnya. Penelusuran terhadap penelitian-penelitian ataupun tulisan yang dipublikasikan terutama yang terkait dengan Rem Koolhaas, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1.2. Penelitian yang terkait dengan Rem Koolhaas No Judul Penelitian Tahun Pokok Pembahasan 1 Architectural Theory After 1968: Analysis of the Works of Rem Koolhaas and Bernard Tschumi, oleh Louis Martin 1988 " This research compares the works of Rem Koolhaas and Bernard Tschumi. The choice of these two architects is justified by the criteria established above. Concentrating on theory, their works raise many questions and are representative of the period during which they were conceived." (Martin, 1988, hal. 20) Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan sifat, peran dan tujuan teori dalam wacana teori kontemporer arsitektur yang terkandung dalam teks, gambar, laporan kompetisi, wawancara dan esai kritis. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi komparasi terhadap dua orang arsitek kontemporer yakni Bernard Tschumi dan Rem Koolhaas. Penelitian ini difokuskan pada analisa keadaan arsitektur sekitar tahun 1968, selanjutnya analisa manifesto masing-masing

30 30 arsitek dan tahapan berikutnya berupa komparasi karya arsitektur Bernard Tschumi dan Rem Koolhaas, serta tahapan akhir yang difokuskan pada studi komparasi karya kompetisi Parc De La Villette dari Bernard Tschumi dan Rem Koolhaas. 2 The Maximum Architecture Can Do : Architecture And Urbanism From Le Corbusier To Rem Koolhaas, oleh Tugce Selin Tagmat 3 Strategic Way Of Design In Rem Koolhaas Parc De La Villette Project, oleh Özay Özkan 2004 "The aim of this study is to understand alternative positions towards the relationship between architecture and urbanism in the production of the city through a cross-reading of the architectural urban theories of Le Corbusier and Rem Koolhaas" (Tagmat, 2004, hal. iv) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami posisi-posisi alternatif hubungan antara arsitektur dan urbanisme dalam tatanan kota melalui lintas teori arsitektur dan urban dari Le Corbusier dan Rem Koolhaas. Yang dilakukan dengan membuat analisis komparatif pemahaman keterkaitan arsitektur dan urbanisme tentang bentuk, skala program,serta posisi terhadap konteks sosial organisasi perkotaan dari Le Cobusier dan Rem Koolhaas "Critically analyzes the strategic way of design to understand its working principles via examining the Parc de la Villette competition project of Rem Koolhaas/OMA "(Ozkan, 2008, hal. iv) Penelitian ini dilakukan dengan analisa mendalam, yang ditujukan untuk memahami prinsip perancangan dan mekanisme stategi perancangan Rem Koolhaas/OMA secara spesifik pada studi kasus tunggal yakni perancangan kompetisi Parc De La Villette Project oleh Rem Koolhaas. Sumber : Konstruksi Peneliti, 2014

31 31 Penelitian-penelitian yang terkait dengan Rem Koolhaas sebagaimana yang telah disebutkan, mempunyai wacana penelitian yang sangat spesifik. Pada penelitian Architectural Theory After 1968: Analysis of the Works of Rem Koolhaas and Bernard Tschumi, oleh Louis Martin dan penelitian The Maximum Architecture Can Do : Architecture And Urbanism From Le Corbusier To Rem Koolhaas, oleh Tugce Selin Tagmat lebih difokuskan kepada komparasi teoritikal, walau mempunyai perbedaan wacana pendekatan. Selanjutnya, dalam penelitian Strategic Way Of Design In Rem Koolhaas Parc De La Villette Project, oleh Özay Özkan, lebih dititikberatkan pada pembahasan secara detail strategi desain Rem Koolhaas dalam salah satu proyek kompetisinya. Keberadaan penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, sehubungan dengan penelitian yang terkait dengan Rem Koolhaas mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian dapat dilihat dari subyek penelitiannya yakni Rem Koolhaas. Selanjutnya terdapat juga persamaan penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme dengan penelitian The Maximum Architecture Can Do : Architecture And Urbanism From Le Corbusier To Rem Koolhaas, oleh Tugce Selin Tagmat, yakni pada lingkup penelitiannya yang berada pada tataran arsitektur dan urbanisme. Namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan terlihat dalam metode dan fokusnya, dimana penelitian The Maximum Architecture Can Do : Architecture

32 32 And Urbanism From Le Corbusier To Rem Koolhaas, oleh Tugce Selin Tagmat, lebih mengarah pada studi komparasi teoritikal. Penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, juga memiliki perbedaan dengan penelitian Architectural Theory After 1968: Analysis of the Works of Rem Koolhaas and Bernard Tschumi, oleh Louis Martin. Penelitian Architectural Theory After 1968: Analysis of the Works of Rem Koolhaas and Bernard Tschumi, oleh Louis Martin lebih mengarah kepada studi komparasi teoritikal dan aplikasi arsitektur dalam lingkup arsitektur, sedangkan penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, difokuskan kepada kajian teoritik dan metode serta kajian aplikasi arsitektur dalam lingkup arsitektur dan urbanisme. Selanjutnya dalam penelitian Strategic Way Of Design In Rem Koolhaas Parc De La Villette Project, oleh Özay Özkan, sehubungan dengan penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, memiliki perbedaan dalam kajian fokus dan lingkup. Penelitian Rem Koolhaas : Kajian Teori, Metode Serta Karyanya Dalam Lingkup Arsitektur Dan Urbanisme, lebih mengarah pada kajian teoritik dan metode serta kajian aplikasi arsitektur dalam lingkup arsitektur dan urbanisme, sedangkan penelitian Strategic Way Of Design In Rem Koolhaas Parc De La Villette Project, oleh Özay Özkan, lebih mengarah pada kajian konseptual yang spesifik dalam kasus aplikasi arsitektur.

33 33 Walaupun terdapat perbedaan dalam penelitian-penelitian tersebut, namun ada persamaan subyek penelitiannya yakni Rem Koolhaas. Persamaan subyek dalam penelitian inilah yang menjadikan keberadaan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan konteks subyek, akan sangat membantu sebagai referensi data untuk penelitian yang dilakukan saat ini, khususnya sebagai bahan rujukan dalam kajian teori, metode serta karya arsitektur Rem Koolhaas.

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban 2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang India merupakan suatu wilayah yang menduduki peranan penting, namun sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dihadapi dalam proyek Sekolah Tinggi Arsitektur. Pembahasan dibagi dalam 4 aspek yaitu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dihadapi dalam proyek Sekolah Tinggi Arsitektur. Pembahasan dibagi dalam 4 aspek yaitu BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Arsitektur dimaksudkan untuk mencari solusi / pemecahan bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.KESIMPULAN 6.1.1. Arsitektur Metabolisme Jepang Kenzo Tange mengungkapkan bahwa konsep Metabolisme adalah Linear City dan Jaringan Tiga Dimensi. Kiyonori Kikutake mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas.

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas. BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan / Tema Desain Penekanan tema desain dalam project Rumah Susun Kontainer di Semarang adalah Arsitektur Metabolist. 5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan Project

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 TEMA DAN LANGGAM MAHASISWA : NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065 FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA 2016 Tema Dan Langgam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering diperbincangkan dan menjadi topik utama dalam kehidupan masyarakat. Hal yang menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik BAB I PENDAHULUAN Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik penelitian. Latar belakang masalah berisi pemaparan mengenai isu konseptual employee engagement dan isu kontekstualnya

Lebih terperinci

III. PRESEDEN KARYA BERNARD TSCHUMI PARC DE LA VILETTE

III. PRESEDEN KARYA BERNARD TSCHUMI PARC DE LA VILETTE 23 III. PRESEDEN KARYA BERNARD TSCHUMI PARC DE LA VILETTE Untuk bisa menjabarkan metoda desain yang akan digunakan dalam desain saya, maka saya terlebih dahulu akan coba membongkar metoda yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 REDEFINISI PERAN PERPUSTAKAAN KONTEMPORER Kemudahan akses informasi melalui teknologi saat ini adalah suatu perkembangan positif dari peradaban manusia. Melalui internet kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan KBBI ga le ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

Lebih terperinci

Ceramah Diskusi Problem Based Learning

Ceramah Diskusi Problem Based Learning Mahasiswa mengetahui dan mengerti tata ajaran mata kuliah Perancangan Arsitektur 3. Mahasiswa memahami bacaan dari berbagai sudut pandang dengan menuangkannya dalam display berupa gambar, sketsa, ataupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI

HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI LANTING Journal of Architecture, Volume 1, Nomer 2, Agustus 2012, Halaman 117-123 ISSN 2089-8916 HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI Prima Widia Wastuty Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat

Lebih terperinci

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN STUDI KASIS PETER B LEWIS BUILDING Nama : Diaz Mardika Putra NPM : 20307014 Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan : Teknik Arsitektur Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

1. BAB I INTRODUCTION. perbelanjaan dengan tema besar Post-Modern Vernacularism. Adapun definisi

1. BAB I INTRODUCTION. perbelanjaan dengan tema besar Post-Modern Vernacularism. Adapun definisi 1. BAB I INTRODUCTION Pada skripsi kali ini, perancang mendapatkan kesempatan untuk merancang kawasan terpadu khususnya pada tower yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan tema besar Post-Modern

Lebih terperinci

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 160 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarlan pemaparan dari Bab II, III, dan IV, penelitian ini bermuara pada kesimpulan, yaitu: Pertama, konsep dasar arsitektur postmodernisme adalah membangkitkan kembali

Lebih terperinci

URBANISASI DAN MORFOLOGI Proses Perkembangan Peradaban dan Wadah Ruangnya Menuju Ruang yang Manusiawi

URBANISASI DAN MORFOLOGI Proses Perkembangan Peradaban dan Wadah Ruangnya Menuju Ruang yang Manusiawi URBANISASI DAN MORFOLOGI Proses Perkembangan Peradaban dan Wadah Ruangnya Menuju Ruang yang Manusiawi Penulis: : Sugiono Soetomo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013 Hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang direncanakan menjadi pusat perdagangan dan industri yang berskala regional, nasional dan internasional. Kawasan Johar merupakan salah satu pusat perniagaan

Lebih terperinci

Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur

Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur NELSON SIAHAAN Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Terjadi fenomena yang menarik berkaitan dengan kualitas arsitektur dalam dekade terakhir ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan arsitektur di Indonesia masih belum dapat disejajarkan dengan nama besar universitas di luar yang memiliki embel-embel world class university seperti

Lebih terperinci

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750-1850 menyebabkan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 319 Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan Sadida Aghnia dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F. r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3

M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F. r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3 M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3 H A K I K A T K R I T I K N O R M A T I F Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang, sebagai salah satu kota penyangga ibu kota Jakarta, merupakan kota yang saat ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Total jumlah penduduk tahun

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Kota merupakan wadah bagi penduduk didalamnya untuk beraktivitas dan berinteraksi antar individu yang kemudian memunculkan ide-ide baru yang dapat memicu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang kepemimpinan telah menjadi pembahasan hangat di berbagai ranah disiplin ilmu, ilmu sosial (social science), humaniora, ilmu politik, psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi kebudayaan atas praktek signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Cultural

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN (PS ALB)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN (PS ALB) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN (PS ALB) VISI Program Magister Arsitektur Lingkungan Binaan adalah menjadikan pusat pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur post

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan Karakteristik kawasan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta adalah kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan terletak

Lebih terperinci

APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN

APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN Fakultas Teknik Universitas Riau, Email: hidayat79_iium@yahoo.com Abstract Perkembangan kota yang berkelanjutan (sustainable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Isu Perkembangan Properti di DIY Jogjakarta semakin istimewa. Kekuatan brand Jogja di industri properti merupakan salah satu kota atau daerah paling

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM ARSITEKTUR FRANK LLOYD WRIGHT

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM ARSITEKTUR FRANK LLOYD WRIGHT PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM ARSITEKTUR FRANK LLOYD WRIGHT Titiani Widati 1 Abstraksi Frank Lloyd Wright adalah arsitek yang sangat menguasai pendekatan kontekstual terhadap alam. Dalam perencanaan bangunannya,

Lebih terperinci

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin G105 Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin Abdun Nasir dan Wahyu Setyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6. DAFTAR ISI Contents HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi ABSTRAKSI... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Kondisi Umum Kelautan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Urban di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama terjadi pada kota-kota besar dan yang utama adalah Jakarta yang juga merupakan ibukota

Lebih terperinci

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

Lebih terperinci

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada: PROGRAM STUDI AKUNTANSI Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada memiliki jatidiri yang menjadi dua pilar utama eksistensinya. Pertama, program ini berorientasi pada pendidikan dan penelitian ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur. BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan

Lebih terperinci

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah

Lebih terperinci

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT i MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA Dr.Ir. Edi Purwanto, MT Diterbitkan Oleh: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang 2014 ii MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN RUANG LUAR KAWASAN JALAN KI ASNAWI TANGGERANG SEBAGAI PUSAT KOMERSIAL YANG REKREATIF DENGAN PENDEKATAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY KEVIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

Teori Arsitektur. Tugas Individu Dosen: Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT. Oleh: Kadek Ary Wicaksana Dr. Arina Hayati, ST. MT.

Teori Arsitektur. Tugas Individu Dosen: Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT. Oleh: Kadek Ary Wicaksana Dr. Arina Hayati, ST. MT. Teori Arsitektur Tugas Individu Dosen: Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT. Dr. Arina Hayati, ST. MT. Oleh: Kadek Ary Wicaksana 3212100083 Pengertian Teori Arsitektur secara Personal Teori arsitektur adalah pemikiran

Lebih terperinci

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Interior Kontemporer Gaya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan

Lebih terperinci

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pemilihan tema Ekspresi Struktur dalam penulisan skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformasi dalam arsitektur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformasi dalam arsitektur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Transformasi dalam arsitektur Transformasi dalam arsitektur bukanlah hal baru karena selalu berkait dengan masalah klasik tentang pembentukan citra lingkungan.

Lebih terperinci

KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional dengan ruang publik terbuka hijau muncul karena semakin banyak isuisu perkotaan yang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga

Lebih terperinci

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kawasan perkotan yang semakin hari semakin pesat, mempunyai pengaruh besar pada kehidupan masyarakat di dalamnya. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tema dan gaya sebuah hotel menjadi aspek yang membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lainnya. Tema merupakan titik berangkat proses perancangan yang

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat

Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Hardyanthony Wiratama Geometri secara Makro Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan

Lebih terperinci

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa Kegiatan Pembelajaran 3 Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa A. Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah

Lebih terperinci

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ELIZA CITRA PUSPITASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT MATERI Dalam bab ini mahasiswa diajarkan untuk mengenal arsitektur kota secara konseptual. Dimana hubungannya arsitektur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA

MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : EDWARD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

LP3A TUGAS AKHIR Ismail Hanaping ( ) 1

LP3A TUGAS AKHIR Ismail Hanaping ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jati diri Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Pusat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION 3.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota ditandai dengan makin pesatnya pembangunan fisik berupa bangunanbangunan baru di pusat kota. Bangunan-bangunan baru tersebut dibangun

Lebih terperinci

BOOK POINT MIZAN DI SEMARANG

BOOK POINT MIZAN DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BOOK POINT MIZAN PENEKANAN DESAIN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR RETRO DIAJUKAN OLEH : INDAH NURUL HIKMAH L2B 308016 PERIODE 32 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada peningkatan ekonomi. Orientasi ekonomi membuat aspek sosial dan lingkungan seringkali diabaikan sehingga

Lebih terperinci

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada ix B Tinjauan Mata Kuliah uku Materi Pokok (BMP) ini dimaksudkan sebagai bahan rujukan utama dari materi mata kuliah Perekonomian Indonesia yang ditawarkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka. Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era modern ini setiap wilayah sedang mengembangkan potensi budaya dan kesenian yang warisankan oleh genersi sebelumnya. Seni sendiri terbagi dalam bebepa jenis antara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN

Lebih terperinci

: Public International Law: Contemporary Principles and Perspectives Penulis buku : Gideon Boas Penerbit :

: Public International Law: Contemporary Principles and Perspectives Penulis buku : Gideon Boas Penerbit : RESENSI BUKU Judul : Public International Law: Contemporary Principles and Perspectives Penulis buku : Gideon Boas Penerbit : Bahasa : Inggris Jumlah halaman : x + 478 Tahun penerbitan : 2012 Pembuat resensi

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki

Lebih terperinci