M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F. r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F. r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3"

Transkripsi

1 M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3

2 H A K I K A T K R I T I K N O R M A T I F Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

3 J E N I S J E N I S M E T O D A K R I T I K N O R M A T I F Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut : Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur) Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemenelemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan) Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik) Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

4 M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur. Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat. Melalui sejarah, kita mengenal : Form Follow Function - Function Follow Form Form Follow Culture - Form Follow World View Less is More - Less is Bore Big is beauty Small is beauty Buildings should be what they wants to be Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods, Regional Climate and Material Ornament is Crime - Ornament makes a sense of place, genius loci or extence of architecture. Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ISME yang dianggap paling baik.

5 K E U N T U N G A N M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu Memperkaya penafsiran

6 K E R U G I A N M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L Mendorong segala sesuatunya tampak mudah Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual Memandang arsitektur secara partial Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang absolut Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur

7 S E J A R A H E K S I S T I N G D O K T R I N Utilitarian Doktrin yang mengacu pada progress harga Keputusan arsitektur pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas Preservasionist Doktrin yang cenderung mengacu pada isme lama Berorientasi pada paham yang bersifat immateri Tidak berorientasi pada bahan atau material Tidy Minded Doktrin yang mengacu pada keteraturan Tahap pengambilan keputusan yang sistematik Berpikir detail dan cermat sebelum melanjutkan pada langkah berikutnya The Improver Berpikir inovatif Menggali kemungkinan-kemungkinan baru dari kegagalan masa lalu Menyesuaikan pola-pola yang ada terhadap pola-pola baru yang muncul Ada keinginan yang kuat untuk mempertinggi kualitas karena kebaruan

8 K E S I M P U L A N D A L A M M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L Tidak etik menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu untuk bangunan fungsi mutakhir Tidak etik memperlakukan teknologi secara berbeda dari yang dilakukan sebelumnya Jika akan mereproduce objek yang muncul pada masa lalu untuk masa kini harus dipandang secara total dan dengan cara pandang yang tepat Bahwa desain arsitektur selalu mengekspresikan keputusan desain yang tepat Secara sosial bangunan akan tercela bila ia merepresentasikan sikap seseorang dan tidak didasarkan pada hasrat yang tumbuh dari kebutuhan masyarakatnya

9 PLATONIC WORLD OF MATHEMATICS Peter Eisenman

10 COMPLEXITY AND SIMPLICITY Peter Eisenman

11 FRACTAL Bruce Goff, Studio, Oklahoma

12 CONTINUITY Zaha Hadid, Cardiff Bay Opera House, 1994

13 CATASTROPHE Peter Eisenman, Nonutami, Tokyo 1992

14 SUDDEN EMERGENCE-PHASE TRANSITIONS Daniel Libenskind, Berlin Museum, 1989

15 HETEROGENITAS Frank Gehry, Vitra Furniture Museum, Germany, 1989

16 GREEN Makovecz, London, 1994

17 SURPRISING UNIVERSE HABLIK, 1921

18 TIMELESS ARATA ISOZAKI, Disney Headquartes, Florida, 1989

19 WAVES PETER EISENMAN, Holland, 1993

20 CLOUD Kisho Kurokawa, Fukui City Museum of Art, 1994

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK.No.92 / Dikti /Kep /1996 Fakultas Ekonomi, Ilmu Komputer, Psikologi, Sastra Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri Soal UTS Semester PTA 2013/2014 Mata kuliah : Pengantar

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS

BAB III: TINJAUAN KHUSUS BAB III: TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Metafora Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan

Lebih terperinci

Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP

Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP CONCEPT (KONSEP) GAGASAN yang memiliki KARAKTER KHUSUS dan merupakan PEMIKIRAN SPESIFIK sebagai hasil dari suatu pemahaman (Snyder Catanese

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan

Lebih terperinci

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 319 Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan Sadida Aghnia dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

BAB III ELABORASI TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR dua tempat pusat kebudayaan Eropa seperti yang dibutuhkan oleh kelompok penggemar budaya Jepang (kadang dikenal dengan sebutan komunitas Jepang saja), kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakter budaya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.KESIMPULAN 6.1.1. Arsitektur Metabolisme Jepang Kenzo Tange mengungkapkan bahwa konsep Metabolisme adalah Linear City dan Jaringan Tiga Dimensi. Kiyonori Kikutake mendefinisikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6 TEORI ARSITEKTUR I SEMESTER GENAP 2013/ 2014 PERTEMUAN KEENAM DAN KETUJUH RHYTHM (IRAMA) KAIDAH-KAIDAH UMUM BERBAHASA ARSITEKTURAL BERDASARKAN TEORI ARSITEKTUR MODEREN (LANJUTAN) Rhythm (irama) merupakan

Lebih terperinci

MUSEUM FOTOGRAFI DI JOGJAKARTA

MUSEUM FOTOGRAFI DI JOGJAKARTA DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL KATA PENGANTAR ABSTRAKSI Him i ii iii iv viii x xi xiii MUSEUM FOTOGRAFI DI JOGJAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

II.2.2 Fleksibilitas panggung.. 18 II.3 Jenis Pementasan dan Fasilitas 19 II.3.1 konser musik. 19 II.3.2 Latihan Musik II.3.3 Studio Musik Rekam

II.2.2 Fleksibilitas panggung.. 18 II.3 Jenis Pementasan dan Fasilitas 19 II.3.1 konser musik. 19 II.3.2 Latihan Musik II.3.3 Studio Musik Rekam DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING. iii HALAMAN PERNYATAAN iv HALAMAN PERSEMBAHAN. v KATA PENGANTAR. vi ABSTRAKSI.. viii DAFTAR ISI.. ix DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN STUDI KASIS PETER B LEWIS BUILDING Nama : Diaz Mardika Putra NPM : 20307014 Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan : Teknik Arsitektur Pembimbing

Lebih terperinci

M E T O D E K R I T I K T I P I K A L. r a z I q h a s a n m i n g g u k e - 3

M E T O D E K R I T I K T I P I K A L. r a z I q h a s a n m i n g g u k e - 3 M E T O D E K R I T I K T I P I K A L r a z I q h a s a n m i n g g u k e - 3 H A K I K A T M E T O D A K R I T I K T Y P I K A L Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan

Lebih terperinci

SENTRA BATIK SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL DI SURAKARTA

SENTRA BATIK SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL DI SURAKARTA SENTRA BATIK SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL DI SURAKARTA Reza Septian Dwiputra, Made Suastika, Amin Sumadyo. Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta Email

Lebih terperinci

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban 2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga menyebabkan manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Hal ini terjadi hampir di kota-kota

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas.

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas. BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan / Tema Desain Penekanan tema desain dalam project Rumah Susun Kontainer di Semarang adalah Arsitektur Metabolist. 5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan Project

Lebih terperinci

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur merupakan salah satu jurusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur merupakan salah satu jurusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur merupakan salah satu jurusan yang ada di bawah naungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Salah satu misi yang

Lebih terperinci

RABBANI MUSLIMAH CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

RABBANI MUSLIMAH CENTER (ARSITEKTUR METAFORA) RABBANI MUSLIMAH CENTER (ARSITEKTUR METAFORA) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490-STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 DESAIN PERANGKAT LUNAK DAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PRINSIP DAN KONSEP DESAIN) NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 Rekayasa Perangkat Lunak Page

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PARADIGMA KONSEPTUAL ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI

PARADIGMA KONSEPTUAL ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI PARADIGMA KONSEPTUAL ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/

Lebih terperinci

Ekspresi Struktur Sebagai Elemen Estetika pada Rancangan Cisangkan Velodrome Arena

Ekspresi Struktur Sebagai Elemen Estetika pada Rancangan Cisangkan Velodrome Arena Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur No.- Vol.- Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016] Ekspresi Struktur Sebagai Elemen Estetika pada Rancangan Cisangkan Velodrome Arena GINANJAR

Lebih terperinci

Bab 3. Tinjauan Khusus

Bab 3. Tinjauan Khusus Bab 3. Tinjauan Khusus 3.1 Latar Belakang Tema: Konsep ekspresi didasarkan atas aktivitas dari sebuah Pusat Otomotif yang dengan pengolahan bentuk bangunan yang ada akan menghasilkan suatu bentuk bangunan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun

Lebih terperinci

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm] LAMPIRAN Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil [50cm x 50cm] sin30 /sin60 =25cm/X X=43,3cm ~ 44cm sin30 /sin60 =((148-110)+25)/X X =109,11 ~ cm 110cm Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Maturity Model TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Masalah Kemampuan arsitektur untuk berubah sering ditentukan

Lebih terperinci

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan ini menjawab permasalahan tentang bagaimana penerapan dekonstruksi dalam desain City Hotel, dengan makna batik Kawung sebagai referensi desain. Dekonstruksi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF APA ITU PENELITIAN KUALITATIF? Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss and Corbin,

Lebih terperinci

ANIMATION HOUSE JAKA PURNAMA

ANIMATION HOUSE JAKA PURNAMA ANIMATION HOUSE ( ARSITEKTUR METAFORA ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008 / 2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh JAKA PURNAMA 050406062

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia dan merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

Skripsi Museum Keroncong

Skripsi Museum Keroncong III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan desain interior pada suatu rumah tinggal menjadi hal yang krusial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii vi vii x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tugas Akhir 1 1.2 Penjelasan Judul 1 1.3 Pengertian

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

REDESIGN TAMAN BUDAYA PROVINSI RIAU

REDESIGN TAMAN BUDAYA PROVINSI RIAU REDESIGN TAMAN BUDAYA PROVINSI RIAU 1 Robby Refhandri 2 Agus Suparman 1 Universitas Gunadarma, refhandriroobby8@gmail.com 2 Universitas Gunadarma, agussuparman@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Etnik Melayu

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS. Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : WIDYA TINA LESTARI

Lebih terperinci

Prinsip Fundamental dalam Desain Perangkat Lunak

Prinsip Fundamental dalam Desain Perangkat Lunak Prinsip Fundamental dalam Desain Perangkat Lunak Introduksi Prinsip Desain SEN-261 : Rekayasa Perangkat Lunak Tazeen Muzammil Desain Perangkat Lunak Definisi umum desain suatu proses menerapkan berbagai

Lebih terperinci

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Terjemahan model analisis menjadi desain software Entity- Relationship Diagram Data Dictionary Data Flow Diagram procedural design interface design architectural design

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK Budaya Sunda pada masyarakat kota Bandung dirasakan sudah tidak kental lagi. Karena pola pikir masyarakat yang kurang akan budaya dan kurangnya aturan yang kuat dari pemerintah, maka dibuat fungsi

Lebih terperinci

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Judul Mata Kuliah : Perancangan Arsitektur 5 Kode / SKS Penanggung Jawab Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : ARS-401 / 6 sks :

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA

SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA Shahibuddin Juddah1 Muthmainnah2 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN-Alauddin Makassar Abstrak Kota Pare-Pare sebagai kota

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. berhubungan dengan perkembangan arsitektur adalah pendidikan arsitektur itu sendiri.

ABSTRAKSI. berhubungan dengan perkembangan arsitektur adalah pendidikan arsitektur itu sendiri. ABSTRAKSI Perkembangan arsitektur Indonesia masa kini tidak bisa dipungkiri telah semakin tertinggal oleh arsitektur luar negeri dan perlu pembenahan. Salah satu faktor yang paling berhubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Sehingga lebih spesifik

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO THE THEORY OF MEANING IN ARCHITECTURAL FORM

INTRODUCTION TO THE THEORY OF MEANING IN ARCHITECTURAL FORM 2 0 1 5 INTRODUCTION TO THE THEORY OF MEANING IN ARCHITECTURAL FORM AUGUST DECEMBER DISCUSSION 02 2015-08-25 p u r s a l purnamasalura.com - @purnamasalura - pursal@purnamasalura.com COURSE SCHEDULE AGUST

Lebih terperinci

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Modul ke: PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA Fakultas 09TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Pendahuluan A. Pengertian Etika B. Aliran-aliran Etika 1) Etika Deontologi 2)

Lebih terperinci

adanya perbedaan temperatur.

adanya perbedaan temperatur. Visi 2 : Penggunaan unsur air bisa menjadi penarik angin karena adanya perbedaan temperatur. GAMBAR 30 : SUMBU / AKSIS ALIRAN ANGIN DAN UNSUR AIR Kebisingan Area tapak yang paling tinggi tingkat kebisingannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR SKEMA... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM 1 MODEL PENGEMBANGAN SISTEM CHAPTER 3 2 Pada pengembangan sistem terdapat beberapa model yaitu: 1. Waterfall 2. Prototype 3. Spiral 3 WATERFALL Model yang mengusulkan pendekatan perkembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140), yang disebut lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140), yang disebut lingkungan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA

MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM SENI KONTEMPORER GUGGENHEIM di JAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : EDWARD

Lebih terperinci

Rencana yang memiliki tujuan, ada proses mencipta, dengan kesadaran memasukkan unsur estetika. Products

Rencana yang memiliki tujuan, ada proses mencipta, dengan kesadaran memasukkan unsur estetika. Products METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR II SEMESTER GENAP 2016/ 2017 PERTEMUAN KEDUA + DUKUNGAN MULTIMEDIA + DISKUSI DESIGNING PENDALAMAN DESAIN DESIGNING (DESAIN) ARSITEKTUR sebagai SISTEM ARSITEKTUR sebagai SISTEM

Lebih terperinci

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa Kegiatan Pembelajaran 3 Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa A. Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 57 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Nama Proyek Judul Kasus : Lembaga dan Gedung Pertunjukan Musik Metal Ujungberung Sifat Proyek : Semi Fiktif Pemilik Proyek : Komunitas Ujungberung Rebels Pemilik Dana : Swasta

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi BAB VI KESIMPULAN Kajian media dan gaya hidup tampak bahwa pengaruh media sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi masyarakat tidak lain merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Kostruksi

BAB III METODOLOGI. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Kostruksi 16 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, domain, dan

Lebih terperinci

Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas

Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-206 Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas Septi Triana dan I Gusti Ngurah Antaryama Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI Pertemuan 1 Defri Kurniawan Pengertian Etika Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut

Lebih terperinci

15/06/2011. Education EDUCATION

15/06/2011. Education EDUCATION Education EDUCATION No less than 5 years principally on full-time basis in accredited architectural program in an accredited university while allowing flexibility for equivalency. 1 Practical Experience/Training/

Lebih terperinci

1. Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:

1. Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian: 1. Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian: 1. positivistik (fokusnya mencari hubungan antar-variabel) --- madhab Comtean (August Compte). Akar penelitian kuantitatif. 2. interpretif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan 1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Manusia dengan memiliki akal menjadikannya mahluk yang sempurna, sehingga dapat berkehendak melebihi potensi yang dimiliki oleh mahluk lainnya, hal tersebut

Lebih terperinci

BALAI PEMBINAAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN ANAK JALANAN DENGAN PENDEKATAN FLEKSIBILITAS ARSITEKTUR DI SURAKARTA

BALAI PEMBINAAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN ANAK JALANAN DENGAN PENDEKATAN FLEKSIBILITAS ARSITEKTUR DI SURAKARTA BALAI PEMBINAAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN ANAK JALANAN DENGAN PENDEKATAN FLEKSIBILITAS ARSITEKTUR DI SURAKARTA Gigih Herry P, Musyawaroh, Maya Andria N. Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan data instrumen yang dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian yang dapat menjawab tujuan penelitian yaitu: 1. Seperti apa sense of place

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Mengacu pada diskusi pada bab sebelumnya, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Kesimpulan Pertama, Nilai-nilai sosio-kultural masyarakat Bugis secara umum tertuang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan 33 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Nama Proyek Status Proyek Lokasi Luas Lahan Perancangan : Bandung Technological Park : fiktif : Jl. Rancanumpang, Gedebage : 1,95 Ha Batas Lahan : Utara Timur

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: music, expression, design, activity. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: music, expression, design, activity. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Music can be a place for human to express their feeling and emotion. Music is an important thing for life. Music becomes a human lifestyle on human life. Based on the reality that music is one

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTA, NORMA, MORAL,DAN DOKTRIN HUKUM DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM

HUBUNGAN ANTARA FAKTA, NORMA, MORAL,DAN DOKTRIN HUKUM DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM HUBUNGAN ANTARA FAKTA, NORMA, MORAL,DAN DOKTRIN HUKUM DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM I. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 1945 mengatur Kekuasaan Kehakiman, merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang. dimilikinya. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya baik

BAB I PENDAHULUAN. yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang. dimilikinya. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak pada usia Sekolah Dasar/Madrasah merupakan usia yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada masa ini pola pertumbuhan dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AKADEMI FASHION BUSANA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AKADEMI FASHION BUSANA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AKADEMI FASHION BUSANA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai kinerja organisasi diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

Lebih terperinci

BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH Oleh : Dr. Ir. ALI HANAFIAH MUHI, MP What is Organization? ORGANISASI adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance audit)

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian III. Bab III Metodologi Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL SIKAP

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL SIKAP PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL SIKAP a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

Lebih terperinci

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel.

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel. DAFTAR ISI COVER... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Telkomsel merupakan operator GSM terbesar di Indonesia dengan pimpinan area 1 yang terletak di kota medan sampai saat ini belum memiliki gedung kantor milik sendiri.

Lebih terperinci

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN JENJANG : D IV PROGRAM STUDI : TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KODE : 626050504010 (STATUS DI LAMAN KKNI : CP RANCANG, DES 2015) A. VISI: Menjadi program studi

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FISIKAL MODEL DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENGGUNAAN FISIKAL MODEL DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGGUNAAN FISIKAL MODEL DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR Albertus Prawata Architecture Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 albertus_prawata@binus.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

Pancasila. Pancasila sebagai sistem Etika (etika, aliran etika dan etika Pancasila) Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke:

Pancasila. Pancasila sebagai sistem Etika (etika, aliran etika dan etika Pancasila) Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai sistem Etika (etika, aliran etika dan etika Pancasila) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pancasila

Lebih terperinci