BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sekarang ini sering diperbincangkan dan menjadi topik utama dalam kehidupan masyarakat. Hal yang menjadi fokus dalam arsitektur dimulai dari arsitek, bangunan hasil karya arsitek, metoda dan konsep yang digunakan arsitek dalam menciptakan karya arsitektur. Dengan latar belakang itulah, mengetahui seluk beluk segala yang berkaitan dengan arsitektur merupakan hal yang menjadi dasar utama dalam penelitian ini. Louis Kahn, seorang arsitek Amerika yang terkenal di beberapa negara. Roma dan Yunani adalah nama kota yang tidak bisa lepas dari karya arsitektur Kahn yang terkait dengan inspirasi akan reruntuhan kuno. Bangunan-bangunan Louis Kahn telah terbangun di negara Pennsylvania, New Hampshire, New York, Texas, California, New Jersey dan Connecticut yang memiliki fungsi beranekaragam. Fungsi rumah tinggal, bangunan akademik, gedung pertemuan dan bangunan seni. Ketenaran Kahn mencapai Asia dengan desain gedung MPR di Dhaka, Bangladesh, gedung akademik Shaheed Suhrawardy Medical College Hospital di Dhaka, Bangladesh dan Institute Management di Ahmedabad, India. Adapun penghargaan yang diperoleh Kahn adalah American Institute of Architects (AIA) tahun 1953, Frank P. Brown Medal tahun 1964, AIA Gold Medal tahun 1971 (penghargaan tertinggi yang diberikan oleh AIA) dan Royal Gold Medal oleh RIBA tahun Sedangkan perkumpulan yang dibuat oleh Louis Kahn adalah 1

2 National Institute of Arts and Letters pada tahun 1964 dan American Academy of Arts and Sciences pada tahun Beberapa bangunan Louis Kahn yang fenomenal seperti Richards Medical Laboratory yang menjadi salah satu bangunan yang paling signifikan secara arsitektural di North America dan terdaftar sebagai penanda sejarah nasional (as one of the most architecturally significant buildings in North America and is registered as a National Historic Landmark). Pada tahun 1961, Museum of Modern Art mendukung dan memfasilitasi pameran Louis Kahn mengenai pendeskripsian bangunan Richards Medical Laboratory sebagai satu-satunya bangunan yang secara konsekuen dibangun di United States sejak perang dunia II (the single most consequential building constructed in the United States since the war II). Louis Kahn menjadi salah satu dari beberapa arsitek abad ke-20 yang menggunakan prinsip monumentalitas (monumentality) dalam beberapa karyanya. Seperti bangunan National Assembly di Dhaka, Bangladesh ( ) dengan desain pencahayaan khusus sebagai salah satu aspek dalam pembentuk prinsip monumentalitas Bangunan Salk Institute di La Jolla menggunakan plaza terbuka yang menghadap ke Samudra Pasifik dan desain kanal yang menjadi axis bangunan serta pencahayaan alami untuk memonumentalkan bangunan yang berfungsi sebagai bangunan penelitian. Bangunan Kimbell Art Museum di Fort Worth, Texas dengan bentukan atap setengah lingkaran (cycloid) sebagai desain pencahayaan alami di dalam ruangan. Struktur, ruang dan cahaya serta geometri murni merupakan aspek penekanan dalam desain-desain Kahn. Konsep Kahn yang sering diterapkan dalam beberapa 2

3 karya arsitektur seperti brise soleil, keyhole window, light and silence dan servant served space. Kahn mengkombinasikan ruang visual agar tampak menarik dengan drama cahaya yang mampu mengubah pengalaman indrawi penglihat misalnya ketika berada dalam bangunan pada waktu yang berbeda (siang hari dan malam hari). Perbedaan waktu mendapatkan kesan ruang yang berbeda sebagai penerapan konsep brise soleils. Servant and served space merupakan konsep Kahn dalam penyelesaian organisasi ruang dengan pemisahan ruang berguna dan ruang utilitas atau sirkulasi. Bentukan geometris murni juga merupakan ciri khas Kahn dalam penyelesaian desain arsitektural, dalam kaitannya dengan kaidah tektonik. Dapat dilihat dalam beberapa karya Louis Kahn yang selalu menjadikan utility as tectonic element seperti di museum Yale University Art Gallery, Kahn merancang slab lantai dari deretan penampang beton berbentuk segitiga. Ruang dalam segitiga dimanfaatkan sebagai saluran utilitas sebagai penerapan konsep tektonik yang terekam dalam filosofi Kahn adalah What the building wants to be?. Kahn menerapkan kejujuran suatu bangunan dan elemen pada pemilihan material yang digunakan yaitu bahan-bahan alami untuk menampilkan keindahan material dengan apa adanya. Sesuai keindahan material yang memang sudah ada dan melekat sebelumnya sebagai anugrah dari alam merupakan kejujuran yang tersimpan pada material alam. Dalam detail struktur, ketika kejujuran konstruksi dan material menjadi bagian dalam citra dan imaji, disitulah citra dan guna menjadi kesatuan. Kahn yakin bahwa sebagai arsitek modern, tanggung jawab Kahn adalah untuk menciptakan bangunan berkualitas dengan menggunakan 3

4 bahan kontemporer dan teknik konstruksi modern. Kahn berkarya dengan bahanbahan sederhana, terutama batu bata dan beton. Kahn menerapkan prinsip-prinsip untuk menciptakan bangunan dengan kualitas spiritual melalui rasa, dengan pengolahan ruang dan cahaya. Keindahan desain karya arsitektur, kecerdasan ide gagasan, prinsip dan filosofi Kahn merupakan hal yang perlu untuk dipahami. Memahami lebih dalam, utuh dan menyeluruh sehingga proses transformasi sebuah ide gagasan menjadi desain merupakan hal bermanfaat bagi sebuah konsep teoritik dan teknis mengenai arsitektur karya Louis Kahn. Pemahaman dilakukan dengan mengidentifikasi tiap-tiap tahap proses teori, konsep, metoda dan desain arsitektur Louis Kahn. Hal tersebut merupakan langkah tepat untuk mengetahui esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn melalui manifetasi-manifestasi arsitektur karya Louis Kahn. Dari latar belakang penelitian kemudian penulis dapat merumuskan masalah penelitian sehingga sejak awal, penelitian akan terarah dan fokus pada permasalahan dengan latar belakang yang ada. I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian didasari dengan pengenalan masalah yang bersumber pada latar belakang penelitian, sehingga dapat dirumuskan rumusan masalah. Penemuan dan pemaknaan komponen karakteristik arsitektur karya Louis Kahn diperoleh melalui data-data yang terkait dengan teori, konsep, metoda dan desain arsitektur karya Louis Kahn. Rumusan masalah yang didapat akan diarahkan sehingga mencapai cara penyelesaian masalah yang akan menentukan 4

5 tujuan dari penelitian Arsitektur Karya Louis Kahn. Sehingga ditemukan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : I.2.1 Bagaimana teori, konsep, metoda dan desain dapat termanifestasi menjadi esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn? I.2.2 Bagaimana esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn? Penelitian ini bertujuan untuk: I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Mengetahui seperti apa teori, konsep, metoda dan desain dapat termanifestasi menjadi esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. I.3.2 Mengetahui seperti apa esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. I.4 Kerangka Penelitian I.4.1 Metoda Penelitian Penelitian direncanakan menggunakan metoda induktif kualitatif. Sifat induktif dan kualitatif dari penelitian merupakan cara mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn melalui kajian teori, konsep, metoda dan desain arsitektur termanifestasi. Proses untuk mendapatkan temuan tersebut dilakukan melalui perumusan secara konseptual hal-hal yang bersifat umum dari sejumlah konsep yang bersifat khusus. Oleh karena itu, proses tersebut bersifat induktif. Namun, temuan dari proses tersebut adalah esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn yang merupakan prinsip-prinsip 5

6 desain termanifestasi pada arsitektur karya Louis Kahn yang bersifat pribadi atau subyektif. Sehingga dapat ditemukan hasil penelitian berupa temuan yang bersifat kualitatif. I.4.2 Teknik Penelitian Penelitian yang direncanakan menggunakan analisis isi (content analysis) sebagai teknik penelitian. Teknik penelitian menggunakan analisis isi dianggap merupakan teknik yang paling tepat untuk melaksanakan penelitian arsitektur karya Louis Kahn berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1. Analisis isi merupakan teknik penelitian yang menggunakan data dalam bentuk tertulis. Hal ini sesuai dengan ketersediaan data dalam penelitian yang direncanakan, karena sebagian besar data berbentuk teks dan gambar yang tertulis pada buku dan web. 2. Analisis isi tidak hanya mampu membantu menemukan hakikat/ makna dari konten termanifestasi (konten tampak/ tersurat) dari teks, tetapi juga hakikat/ makna dari konten laten (konten terpendam/ tersirat). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang diusulkan, yaitu menemukan esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn berdasar teori, konsep, metoda, dan desain arsitektur karya Louis Kahn. 3. Analisis isi dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif dan secara deduktif atau induktif. Penelitian analisis isi yang baik digunakan pada penelitian yang direncanakan yaitu analisis isi kualitatif konvensional (conventional qualitative content analysis), 6

7 memiliki bentuk yang sangat sesuai dengan rencana penelitian. Analisis isi kualitatif konvensional bersifat sepenuhnya induktif kualitatif secara umum digunakan dalam penelitian yang bertujuan memunculkan teori baru. Deskripsi mengenai teori, konsep dan metoda arsitektur karya Louis Kahn maupun deskripsi mengenai desain karya arsitektur Louis Kahn harus disajikan dalam bentuk teks tertulis yang bersumber dari Louis Kahn. Data yang bersumber dari penulis selain Louis Kahn dapat digunakan untuk memperkuat dan memperjelas analisis, namun tidak digunakan dalam proses analisis secara primer. Dokumen grafis seperti gambar atau foto tidak digunakan sebagai data langsung, disebabkan tingginya kadar interpretatif dalam analisis data grafis sehingga dapat ditimbulkan pendapat subjektif. Oleh karena itu, data grafis berupa gambar dan foto hanya digunakan dalam proses memperjelas atau memperkuat analisis terhadap data tekstual yang ada. I.4.3 Rancangan Penelitian Penelitian arsitektur Louis Kahn menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Penggunaan teknik analisis konten, dimaksudkan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yaitu merumuskan secara utuh dan konseptual Arsitektur Karya Louis Kahn melalui esensi arsitektur termanifetasi. Analisis konten mengenai teori, konsep dan metoda Arsitektur Karya Louis Kahn dilakukan dengan meneliti 7

8 keterkaitan antara karya tekstual dan karya arsitektural Louis Kahn yang ada. Adapun tahapan teknik analisis konten (content analysis) pada penelitian arsitektur karya Louis Kahn yaitu: 1. Penetapan unit (unitizing) Upaya mengambil data sesuai dengan kepentingan penelitian yang mencakup teks, gambar dan data-data pendukung dengan cara penetapan unit, penetapan kategori, perevisian aturan coding, penilaian keakuratan, tes coding. 2. Pengambilan sampel (sampling) Cara analis untuk menyederhanakan penelitian dengan membatasi observasi yang merangkum semua jenis unit yang ada. 3. Perekaman (recording) Tahap ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang ditemukan dengan pembaca yaitu dengan melakukan feed back dalam membaca fokus permasalahan. 4. Penyederhanaan (reducing) Data atau penyederhanaan data agar efisien, penyederhanaan data dimulai dengan membaca ulang, melakukan analisis ulang sehingga data dapat lebih sistematis. 5. Pengambilan kesimpulan (abductively inferring) Tahap ini mencoba menganalisa data lebih jauh. 8

9 6. Penarasian (narating) Penarasian (narating) berdasar normatif dari teks di sumber buku dan deskriptif atas bangunan objek aplikasi arsitektur karya Louis Kahn sebagai jawaban dari pertanyaaan penelitian. I.5 Lingkup dan Batasan Pada penelitian ini, dilakukan pelingkupan dan pembatasan sebagai berikut: I.5.1 Lokus penelitian Kahn. Dalam hal ini obyek yang diamati adalah karya arsitektur Louis I.5.2. Fokus penelitian Esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn mengenai teori, konsep, metoda dan desain. I.5.3 Obyek yang dianalisis Data berupa arsip, baik data tekstual dan data grafis berupa gambar, sketsa dan diagram. Untuk mencegah masuknya interpretasi subjektif dari peneliti, analisis utama hanya dilakukan dengan berdasar pada data tekstual. Data grafis hanya digunakan untuk memperjelas atau memperkuat analisis terhadap data tekstual. Untuk menjamin kesahihan analisis, data tekstual dibatasi pada dokumen yang merupakan pernyataan langsung dari Louis Kahn. Data yang merupakan pernyataan dari penulis lain hanya digunakan untuk memperjelas atau memperkuat analisis. Substansi data tekstual tersebut dapat berupa observasi dan pemikiran 9

10 Louis Kahn atas suatu topik tertentu, ide, gagasan, prinsip dan pandangan Louis Kahn mengenai arsitektur dan deskripsi Louis Kahn mengenai desain-desain arsitektural. Asalkan deskripsi tersebut mengenai karya arsitektural Louis Kahn mampu menunjang proses perumusan esensi konseptual berdasar teori, konsep, metoda dan desain karya arsitektur Louis Kahn. I.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi akademisi sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan praktisi di bidang arsitektur sebagai inspirasi baru dalam berkarya. I.6.1 Bagi kalangan akademisi Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi materi pengajaran yang baik dan menambah kekayaan dalam khasanah ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan sejarah, teori dan praktek arsitektur. I.6.2 Bagi kalangan praktisi Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman lebih mendalam tentang hubungan antara ide gagasan, prinsip, filosofi dan ciriciri desain Arsitektur Karya Louis Kahn. Merupakan proses berkelanjutan dari metoda perancangan arsitektur karya Louis Kahn sebagai konsep teoritik. Kemudian metoda desain arsitektur karya Louis Kahn sebagai konsep teknis yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses perancangan desain arsitektur mendatang. Suatu kajian 10

11 yang utuh dan konseptual menjadi salah satu alternatif pendekatan dalam merancang karya arsitektur Louis Kahn melalui sebuah esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. Sebagai rumusan secara konsep, terwujud pada teori, konsep, metoda dan desain arsitektur karya Louis Kahn yang mampu mendefinisikan bahwa arsitektur merupakan suatu proses transformasi. Transformasi ide gagasan menjadi desain (karya arsitektural) kemudian diaplikasikan pada bangunan-bangunan berciri khas arsitektur karya Louis Kahn yang masing-masing memiliki karakteristik. I.7 Keaslian Penelitian Penelitian arsitektur karya Louis Kahn ini memiliki keaslian pada fokus penelitian berupa teori, konsep, metoda dan desain arsitektur karya Louis Kahn. Keaslian lain pada hasil temuan dari penelitian yaitu berupa manifestasi arsitektur karya Louis Kahn dan esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. Esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn berhasil ditemukan sebagai temuan penelitian yang merupakan korelasi dari semua teori, konsep dan metoda yang terwujud pada semua sampel objek desain arsitektur karya Louis Kahn. Telah banyak penelitian-penelitian mengenai desain-desain Louis Kahn sebelumnya baik bangunan akademik, rumah tinggal, gedung pertemuan dan bangunan seni serta banyak pula penelitian mengenai konsep desain dan perancangan desain-desainnya. Selain berada di lokasi yang strategis, bangunan karya Kahn merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan 11

12 akademik ataupun kebutuhan masyarakat pada skala kota. Hal inilah yang membuat bangunan Kahn menjadi semakin terkenal dan justru karena ciri-ciri arsitektural yang berbeda pada tiap bangunan karya Kahn inilah membuat Kahn menjadi arsitek kaya akan inspirasi tentang bangunan arsitektur fenomenal. Bangunan karya Kahn masing-masing memiliki karakter serta ciri khas yang berbeda dengan bangunan arsitektur pada umumnya. Sehingga diperlukan suatu kajian esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn mengenai teori, konsep, metoda dan desain arsitektural Kahn sebagai usaha untuk mengetahui definisi arsitektur. Definisi arsitektur sebagai proses transformasi sebuah ide gagasan menjadi desain (karya arsitektur) yang terwujud pada bangunan karya Kahn yang merupakan aplikasi dari esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. Pengaplikasian esensi konseptual melalui manifestasi arsitektur karya Louis Kahn sebagai upaya penjelas dan penguat umpan balik dari temuan penelitian. Keaslian penelitian ini adalah penelitian ini mengulas, mengkaji dan menemukan esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn melalui teori, konsep, metoda dan desain yang terintegrasi secara utuh dan konseptual. Untuk mencapai tujuan ini peneliti mengintegrasikan ide gagasan, prinsip dan filosofi arsitektur karya Louis Kahn, teori, metoda perancangan sebagai konsep teoritik dan metoda desain arsitektur karya Louis Kahn sebagai konsep teknis. Sedangkan ciri desain arsitektur dipakai sebagai sebuah karakteristik arsitektur karya Louis Kahn yang berciri khas sehingga menjadi sebuah konseptual yang utuh dan menyeluruh mengenai Arsitektur Karya Louis Kahn. Berbagai sumber terkait dengan masalah 12

13 penelitian arsitektur karya Louis Kahn diperoleh melalui pencarian lewat internet (website) dan buku. I.7.1 Sumber terkait diperoleh melalui pencarian internet (website) Sumber mengenai Arsitektur Louis Kahn diperoleh dengan salah satu cara yaitu melalui web, melalui web ditemukan sejumlah peneltitianpenelitian sarjana S-2 universitas luar negeri. Adapun judul dan nama universitas dari penelitian-penelitian S-2 luar negeri dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1 Penelitian-Penelitian Sarjana Strata 2 Universitas Luar Negeri No. Penelitian S-2 luar negeri mengenai arsitek Louis Kahn 1. Louis I Kahn s Fisher House: A Case Study On The Architectural Detail and Design Intent oleh Pierson William Booher. Theses (Historic Preservation) Graduate Program in Historic Preservation, University of Pennsylvania, Mr. Secretary, What Does Characterize A Modern Building? Adapting Kahn's Richards Medical Laboratories oleh Kristen Marie Suzda, Theses (Historic Preservation) Graduate Program in Historic Preservation, University of Pennsylvania, A Study Of The Characteristic of Natural Light in Selected Buildings Designed by Le Corbusier, Louis Kahn and Tadao Ando oleh Sukhtej Singh Gill, Theses, Texas A & M University, The Organic Imagination and Louis Kahn oleh Frederick W. Esenwein, Theses, Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia, Louis Kahn s Situated Platonism oleh Steven Fleming, Theses, The University of Newcastle, 2002 Booher, Suzda dan Gill merupakan penelitian terdahulu yang berfokus pada satu kasus bangunan sebagai objek penelitian. Perbedaannya adalah Booher meneliti mengenai detail dan desain arsitektural Fisher House sedangkan Suzda meneliti mengenai 13

14 karakteristik modern bangunan Richards Medical Laboratories dan Gill meneliti karakteristik pencahayaan alami pada Kimbell Art Museum. Berbeda dengan penelitian Esenwein dan Fleming yang berfokus pada paham dan filosofi Louis Kahn dalam berkarya arsitektur, namun Esenwein berfokus pada Organic Imagination sedang Fleming berfokus pada Louis Kahn s Situated Platonism. Mengenai metoda masing-masing penelitian dapat dilihat pada Tabel I.2. Tabel I.2 Metoda Penelitian Tesis No. Objek Subjek Metoda Penelitian 1. Fisher House Pierson William Booher Studi Kasus Studi 2. Richards Medical Laboratories Kristen Marie Suzda Lapangan 3. Characteristic of Natural Light 4. The Organic Imagination and Louis Kahn Sukhtej Singh Gill Frederick W. Esenwein Literature Review Hermeneutik (Metode Penafsiran) Metode berdasar teks (content analysis) 5. Louis Kahn s Situated Platonism Steven Fleming Studi Literatur Pada tabel I.2 di atas dapat kita simpulkan bahwa Booher dan Suzda menggunakan metoda penelitian studi lapangan untuk meneliti objek Fisher House dan Richards Medical Laboratories. Sedangkan tiga penelitian selanjutnya mengunakan metode content analysis seperti Gill walaupun berfokus pada objek arsitektur, Gill menggunakan metoda penelitian literature review karena penelitiannya lebih ditekankan pada upaya untuk mengidentifikasi, memahami dan mengeksplorasi karakteristik pencahayaan alami pada Kimbell Art Museum. Esenwein 14

15 menggunakan metoda hermeneutik sebagai upaya untuk menafsirkan dan memahami tentang imajinasi organik dan Louis Kahn, sedangkan Fleming menggunakan studi literatur untuk menguraikan kembali teoriteori platonisme, literatur-literatur mengenai paham dan filosofi Louis Kahn. I.7.2 Sumber terkait diperoleh melalui buku Buku-buku mengenai Louis Kahn merupakan buku yang digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini (Tabel I.3), dimulai dengan buku-buku yang berfokus pada satu obyek yaitu Brawne dengan Kimbell Art Museum dan James dengan Salk Institute Architecture in Detail. Kemudian buku-buku selanjutnya adalah mengenai filosofi dan konsep serta perjalanan arsitektur Louis Kahn yaitu buku Louis I. Kahn s Phylosophy of Architecture oleh Alexandra Tyng, buku Louis I. Kahn Makers of Contemporary Architecture oleh Vincent Scully, buku Kahn oleh Joseph Rosa dan buku Louis I. Kahn : In The Realm of Architecture oleh David Brownlee. Tabel I.3 Buku-Buku Mengenai Arsitektur Karya Louis Kahn No. Keterangan Buku mengenai Arsitektur Karya Louis Kahn 1. Brawne Michael Kimbell Art Museum. New York: Phaidon Press. 2. Brownlee David B Louis I. Kahn In The Realm of Architecture. New York: Rizzoli International Publication. 3. Rosa Joseph Kahn. Germany : Taschen. 4. Scully Jr. Vincent Louis I. Kahn Makers of Contemporary Architecture. New York : George Braziller, Inc. 5. Steele James, Salk Institute Architecture in Detail. New York : Phaidon Press. 6. Tyng Alexandra Beginnings Louis I. Kahn s Phylosophy of Architecture. New York : John Wiley & Sons, Inc. 15

16 I.7.3 Sumber terkait diperoleh melalui penelitian-penelitian mahasiswa pasca sarjana arsitektur Universitas Gadjah Mada Keaslian penelitian Arsitektur Karya Louis Kahn dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa pasca sarjana Universitas Gadjah Mada dalam hal lokus, fokus, karya, metoda dan temuan (lihat tabel I.4). Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki lokus yaitu seorang arsitek Louis Kahn dan fokus penelitian yaitu teori, konsep, metoda dan desain. Adapun karya arsitektural Louis Kahn yang dijadikan sampel adalah Dhaka Assembly Building, Kimbell Art Museum, Salk Institute, Yale Center for British Art dan Yale University Art Gallery. Metoda penelitian yang digunakan adalah content analysis induktif-kualitatif dengan paradigma rasionalistik dan hasil temuan dari penelitian ini adalah sejumlah teori, konsep, metoda dan esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn. 16

17 Tabel I.4 Perbandingan antara Usulan Penelitian dan Penelitian-Penelitian Terdahulu No. Judul Tahun Peneliti Lokus Fokus Karya Metode Temuan 1 Parc de la Villette Teori: space, Bernard Tschumi: Teori, Metoda, dan Aplikasi 2007 Prima Widia Wastuty Bernard Tschumi Teori, prinsip, metode dan aplikasi Glass Video Gallery Le Fresnoy National Studio for Contemporary Arts Rouen Concert Hall and Exhibition Hall The Expansion of Museum of Modern Art Content Analysis event,movement, yang disjunctive Konsep:concept, context, content yang qualify dan disqualify 13 metoda 11 prinsip utama 2 Daniel Libeskind: Kajian Teori, Metoda, dan Aplikasi Perancangan 3. Konsepsi Balkrishna Doshi mengenai Arsitektur pada Tataran Paradigmatis 4. Arsitektur Karya Louis Kahn Bonifacio Bayu Senasaputro Mario Lodeweik Lionar Selvia Agnastia Ulva Daniel Libeskind Balkrishna Vithaldas Doshi Louis Kahn Teori, prinsip, metode dan aplikasi Pandangan Doshi mengenai arsitektur Teori, konsep, metoda dan desain Jewish Museum Felix Nussbaum Haus Bremen Concert Hall Victoria & Albert Museum Denver Art Museum Studio Arsitektur Sangath Gandhi Labour Institute IIM Bangalore Perumahan Aranya Hussain-Doshi Gufa Dhaka Assembly Building Kimbell Art Museum Salk Institute Yale Center for British Art Yale University Art Gallery Content Analysis Content Analysis Analisis Konten Teori: lines Konsep: space, trajectory, elements,context 11 metoda 11 prinsip utama Abstraksi Konsepsi Teori Konsep Metoda Manifestasi Esensi Konseptual 17

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang India merupakan suatu wilayah yang menduduki peranan penting, namun sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India merupakan salah satu

Lebih terperinci

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban 2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni Malang ini menggunakan metode perancangan yang berisi penjelasan secara deskriptif mengenai langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION 3.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota ditandai dengan makin pesatnya pembangunan fisik berupa bangunanbangunan baru di pusat kota. Bangunan-bangunan baru tersebut dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1 Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1 Kode/ sks : TKA 1116/ 3 sks (2 sks/ 2 jam Kuliah - 1 sks/ 3 jam Latihan) Prasyarat : Status Matakuliah : wajib Deskripsi singkat matakuliah: Matakuliah

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH Parmonangan Manurung Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP 42 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu bangunan menjadi hal yang esensial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan

Lebih terperinci

Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP

Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP CONCEPT (KONSEP) GAGASAN yang memiliki KARAKTER KHUSUS dan merupakan PEMIKIRAN SPESIFIK sebagai hasil dari suatu pemahaman (Snyder Catanese

Lebih terperinci

Contoh Penerapan Riset Desain Interior dalam Menghasilkan Konsep Desain

Contoh Penerapan Riset Desain Interior dalam Menghasilkan Konsep Desain Contoh Penerapan Riset Desain Interior dalam Menghasilkan Konsep Desain Disusun oleh : Budiono Mahendra Wardhana Mata Kuliah : Riset Desain Interior Kredit : 8 SKS Semeter : 7 Pendahuluan Materi dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Dalam metode perancangan ini banyak proses yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari

Lebih terperinci

Canopy: Journal of Architecture

Canopy: Journal of Architecture Canopy 2 (1) (2013) Canopy: Journal of Architecture http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/canopy PERANCANGAN PUSAT PROMOSI, INFORMASI DAN PERDAGANGAN PRODUK AUDIO VISUAL DI SEMARANG Nur Wahyudi Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan interior UB Sport Center bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya kontemporer dikemas dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan dalam konteks arsitektur adalah sebuah usaha untuk mengubah keadaan semula menjadi keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Dalam proses perancangan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan KBBI ga le ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn Kontrak Perkuliahan Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Interior I SKS : 4 SKS Semester : VI Kode Mata Kuliah : MKB07103 Tujuan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG. LEMBAR PENGESAHAN LP3A Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Disusun Oleh : ARTA OKTA LISIANI L2B008100 Mengesahkan : Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Pada dasarnya, bangunan penelitian berupa bangunan tunggal maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan kegiatan penunjang lainnya.

Lebih terperinci

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI ARSITEKTUR JAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik oleh : RACHADIAN HADIWIBOWO L2B 005 194

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 1 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Surakarta ini mengusung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu menggunakan literature dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun pemerintah

Lebih terperinci

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750-1850 menyebabkan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,

Lebih terperinci

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat

BAB III METODE PERANCANGAN. literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat BAB III METODE PERANCANGAN Kajian pada perancangan ini berdasarkan atas metode deskriptif analisis. Metode ini berupa paparan atau deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-kota Yogyakarta merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Ada tujuh sekolah

Lebih terperinci

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.2, No.2 (Juli,2013) ISSN:2301-928X 1 Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya Faranita Dwi Hapsari dan I Gusti Ngurah Antaryama Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra. Namun, seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Yogyakarta merupakan kota besar di Indonesia dengan predikat kota pelajar dan kota pendidikan tampaknya masih berperang dengan masalah minat dan budaya baca masyarakatnya.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. mewakili kompleksitas pemahaman Islam di Indonesia khususnya di Malang.

BAB III METODE PERANCANGAN. mewakili kompleksitas pemahaman Islam di Indonesia khususnya di Malang. BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Pengumpulan Data Untuk lebih mewakili lokalitas budaya tersebut sebuah konsep yang dapat mewakili kompleksitas pemahaman Islam di Indonesia khususnya di Malang. Maka dalam

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Museum Bank Mandiri adalah salah satu museum perbankan yang memiliki nilai histori tinggi. Terletak di Area Cagar Budaya Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, pola pikir serta gaya hidup (lifestyle) masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan hidupnya juga mulai mengarah

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. TAHAPAN PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Pusat Peragaan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, diuraikan dalam beberapa tahapan. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur. BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Pemilihan Tema arsitektur hemat enerji dianggap tepat oleh perancang dikarenakan perancang ingin menampilkan bangunan yang tanggap terhadap keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas.

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas. BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan / Tema Desain Penekanan tema desain dalam project Rumah Susun Kontainer di Semarang adalah Arsitektur Metabolist. 5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan Project

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada abad ke 14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. DESKRIPSI METODE PERANCANGAN Merancang merupakan tahapan dalam suatu proses design yang sesuai dengan obyek dan tema yang dikaji. Pada tahap merancang itu tidak lepas dari

Lebih terperinci

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Judul Mata Kuliah : Perancangan Arsitektur 5 Kode / SKS Penanggung Jawab Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : ARS-401 / 6 sks :

Lebih terperinci

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : JARIL SAFII L2B 003 184 Periode

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis

BAB I. PENDAHULUAN. J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis BAB I. PENDAHULUAN I.1. JUDUL J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis rahmatan lil alamin. I.2. PENGERTIAN JUDUL Jogja Islamic Centre yang dimaksudkan sebagai pusat pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna mendapatkan hasil rancangan yang maksimal. Pendekatan dengan metode deskriptif analisis berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang direncanakan menjadi pusat perdagangan dan industri yang berskala regional, nasional dan internasional. Kawasan Johar merupakan salah satu pusat perniagaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga permasalahan yang menjadi latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaha Muhammad Hadid merupakan arsitek wanita yang bertempat tinggal di London. Ia adalah arsitek terkenal yang telah mencapai puncak karier karena menciptakan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di 91 BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di Kota Pasuruan dilakukan melalui metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG. Nama : SEPTIADI ARI NUGROHO NIM : L2B308026

SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG. Nama : SEPTIADI ARI NUGROHO NIM : L2B308026 SINOPSIS TUGAS AKHIR PERIODE 33 SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG Diajukan Untuk Memperoleh judul yang jelas dan layak Guna penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri adalah selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM 5.1. Konsep Perancangan Umum Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan beragam budaya dan seni. Dari Yogyakarta lahir para seniman-seniman dan arsitek-arsitek handal yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Women and Child Center di Semarang

Women and Child Center di Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan jaman di abad modern dimana dunia hampir tiada batas, gaya hidup wanita perkotaan pun ikut berubah. Hal ini dapat dilihat dari emansipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pimpinan Karta Pustaka Yogyakarta : Anggi Minarni

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pimpinan Karta Pustaka Yogyakarta : Anggi Minarni BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Belanda dan Indonesia mempunyai hubungan yang kuat dan khusus. Hubungan tersebut terbentuk tidak dalam kurun waktu yang singkat.

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proyek Batik di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad XVIII, batik yang awalnya tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI

HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI LANTING Journal of Architecture, Volume 1, Nomer 2, Agustus 2012, Halaman 117-123 ISSN 2089-8916 HUBUNGAN CONCEPT CONTEXT DAN CONTENT PADA KARYA BERNARD TSCHUMI Prima Widia Wastuty Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN TEORI

BAB VI LANDASAN TEORI BAB VI LANDASAN TEORI 6.1 Konsep Perencanaan 6.1.1 Konsep Program Ruang Ruang-ruang dalam Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kulon Progo dikelompokan menjadi empat kelompok ruang yang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan. Dilansir dari data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh United

Lebih terperinci

Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA

Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 TEMA DAN LANGGAM MAHASISWA : NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065 FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA 2016 Tema Dan Langgam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan kota yang begitu pesat berbanding sejajar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk kota beserta kegiatannya. Pertumbuhan ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia fotografi sudah merambahi berbagai tingkatan masyarakat baik dari dewasa hingga anak anak. Kamera yang digunakan untuk mengambil gambar tidak terbatas hanya kamera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Art deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri,

Lebih terperinci

UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA SATUAN ACARA PERKULIAHAN BKebanggaan UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Mata Kuliah : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR A Semester : VII Kode : 00 Kredit

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Sistem Kode/ Bobot : TKM XXXX Status : Mata Kuliah Penunjang Disertasi Prasyarat : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi tentang pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Perkembangan arsitektur dan urbanisme Pada tahun 1960-an, arsitektur, perencanaan, arsitektur lansekap dan profesi lainnya saling menyalahkan satu sama lainnya

Lebih terperinci

Henny Panjaitan. ia juga menghasilkan berbagai jenis karya lain seperti bangunan residensial, sayembara merancang museum untuk mengenang

Henny Panjaitan. ia juga menghasilkan berbagai jenis karya lain seperti bangunan residensial, sayembara merancang museum untuk mengenang When Invisibility Meets Visibility: Eksplorasi Selubung Berdasarkan Gagasan Arsitektur Daniel Libeskind Henny Panjaitan The Jewish Museum is conceived as an emblem in which the Invisible and the Visible

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci