Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat
|
|
- Adi Sudirman Kurnia
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Hardyanthony Wiratama Geometri secara Makro Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Namun apakah setiap bentuk dalam arsitektur pasti terdiri dari elemen geometri? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, maka sebaiknya dikenal lebih dahulu apa itu yang disebut dengan geometri. Menurut World Book Encyclopedia, geometri Geometry is a branch of mathematics. It involves studying the - tiap bentuk dapat dikategorikan sebagai suatu geometri dan juga terdiri dari elemen geometri. Josef Muller-Brockmann menjelaskan bahwa dalam geometri: Menurut penjelasan tambahan dari Muller-Brockmann, proporsi dari elemen formal dan ruang dalam geometri selalu terkait dengan perhitungan numerik yang logis. Sebagai salah satu ilmu matematika, geometri tentunya memiliki aturanaturan yang membatasi bentuk yang dimilikinya. Dengan sifat bentuk geometri yang terkait dengan elemen numerik dan harus memiliki suatu bentuk yang logis, maka variasi bentuk pada geometri pun menjadi berkurang. Objek-objek yang bersifat abstrak, cenderung memiliki bentuk dikarenakan elemen-elemen pembentuknya tidak terukur. Oleh karena itu objekobjek ini tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk geometri. Geometri dan Arsitektur Pengertian arsitektur yang terdapat dalam buku Hybrid Space adalah: or science of building; specify: the art or practice of designing structures and esp. Zellner, 1999: 9). Pengertian ini lebih menyempitkan pengertian arsitektur sebagai suatu seni. Suatu seni tentunya ditujukan untuk dapat menghasilkan suatu yang memiliki nilai keindahan. Kimberly Elam mengemukakan bahwa Architecture has some of the strongest educational ties to geometric organization because of the necessity for order and - (Elam, 2001: 101). Ia menjelaskan bahwa arsitektur memiliki hubungan yang kuat dengan geometri. Salah satu yang menghubungkan antara kedua hal ini adalah nilai estetis. 6
2 Dari pendapat di atas didapat bahwa geometri dapat menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan suatu karya arsitektur memiliki nilai estetis. Tapi tentu nya untuk menimbulkan nilai estetis ini, maka karya arsitektur tersebut kemudian dibatasi dengan aturan-aturan geometri yang ada. Dengan adanya aturan ini, bentuk yang dihasilkan menjadi terikat. Salah satu contoh lain aturan geometri adalah golden section. Arsitek romawi bernama Marcus Vitruvius menjelaskan bahwa pembangun harus selalu menggunakan rasio yang tepat dalam pembangunan suatu kuil, sepertinya pernyataannya for without symmetry and proportion, no temple can have (Vitruvius, 1960). Tiap kuil yang ada pada saat itu, harus menggunakan aturan golden section, sehingga bentuk kuil pada saat itu tidak beragam dan memiliki standar yang sama. Dengan bentuk yang dibatasi oleh aturan golden section tersebut, tentu saja para arsitek pada saat itu tidak dapat mengeluarkan ide kreatif mereka, sehingga keragaman arsitektur pada saat itu sangat berkurang. through geometry but rather to reveal visual relationships that have growth patterns as well as mathematics. Its purpose is to lend insight into the design process and give visual coherence to design through visual structure. It is through this insight that the artist or designer Penjelasan Kimberly Elam menyangkut fungsi geometri di atas, menjelaskan bahwa geometri memiliki fungsi yang relevan dalam memperlihatkan hubungan visual suatu objek dari segi proporsi, dan juga pola perkembangan objek tersebut. Hal ini juga banyak diterapkan oleh bangunan pada saat itu. Pada saat itu, lukisan dan bangunan yang tidak menggunakan prinsip geometri tidak dapat dianggap suatu yang indah. Banyak lukisan-lukisan dan bentuk yang tidak menggunakan aturan geometri. Walaupun tidak menerapkan aturan ini, lukisan ataupun bentuk tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu yang indah. Terlihat bahwa kaidah geometri dalam suatu desain dapat membatasi variasi desain yang dihasilkan. Selain dari penggunaan geometri sebagai pemvisualisasian hubungan dan proporsi dari suatu objek, geometri juga memiliki fungsi sebagai suatu kaidah yang digunakan untuk memberi ukuran pada bangunan dan bentuk. Geometri sebagai Pengukur Even the earliest and most primitive architect developed the use of a regulating unit of measure such as a hand, or foot, or forearm in order to systemize and bring order to the task. At the same time the memiliki keterkaitan dengan ukuran, yang kemudian akan membentuk suatu aturan dalam bangunan tersebut. Dan ia juga menyebutkan bahwa proporsi suatu struktur, sangat berkaitan dengan skala manusia. Hal ini yang kemudian membentuk suatu aturan baru, yaitu bagaimana suatu struktur harus relevan dengan skala manusia sebagai pengguna struktur tersebut. harus menggunakan skala manusia. Namun, pada saat ini, ruang tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi kegiatan manusia, dan tidak seterusnya hanya 7
3 Corbusier, sudah dapat dipatahkan, dengan adanya bentuk arsitektur yang tidak berlandaskan skala manusia. Dari paragraf di atas, terlihat sekali lagi bahwa geometri sebagai pembentuk aturan dalam bentuk, dapat mengikat hasil perancangan arsitektur. Geometri dan Perkembangannya Pada tahun 1545, Sebastiano Serlio mengemukakan bahwa: How needful and necessary the most secret art of geometry is without it the architect is no more (Evans, 1995: 26). Ia menganggap geometri sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dan penting. Tanpa menggunakan kaidah geometri, maka seorang arsitek tidak lebih dari penyusun batu. Anggapan Serlio tidak dapat dianggap benar pada saat ini. Kini pemaknaan dan pencarian bentuk semakin meluas dengan terus ditemukannya metode pencarian bentuk. Banyak munculnya metode baru tersebut, tiada lain dikarenakan ization of modernity that has been triggered by the computer means that it has Ia menjelaskan bahwa dengan adanya perubahan zaman, maka akan sulit jika kita kembali terikat dengan sesuatu yang konvensional dan tradisional. Sebai- masa depan. Hal ini yang kemudian mematahkan anggapan konvensional Serlio mengenai geometri. Kini zaman telah berubah, sehingga dalam pencarian suatu bentuk, tidak harus digunakan kaidah-kaidah geometri. Banyak terdapat metodemetode lain yang dapat berbeda dengan prinsip geometri. Peter Zellner mengemukakan bahwa: mobile cognition satellite imaging, electron scanning or heat-sensing structures and buildings are being set free from a conventional linear viewpoint. Build- (Zellner, 1999: 9). Ia menjelaskan bahwa kini bangunan sudah terbebas dari pandangan konvensional. Dengan adanya teknologi-teknologi yang maju, kini pandangan linear sudah tidak dapat membatasi suatu bentuk. Begitu pula dengan kaidah geometri konvensional seperti golden section. Kini bentuk tidak dapat hanya dilihat dari satu tampak, namun suatu bentuk harus dicitrakan sebagai suatu kesatuan solid dengan tiga dimensi. Geometri Topologi Topologi, merupakan salah satu ilmu matematika yang berkaitan erat dengan geometri. Menurut Peter Zellner: faces that can be transformed without collapsing or breaking because of the rub- (Zellner, 1999: 12). Menurutnya, topologi sangat berkaitan erat dengan transformasi bentuk. Tentunya topologi juga memiliki aturan dalam pengembangan suatu bentuk. (The World Book of Encyclopedia, 1993). Dari penjelasan ini terdapat aturan dalam proses transformasi, yaitu suatu objek hanya dapat di deformasi secara bending, stretching, dan moulding. 8
4 Aturan ini juga menyebutkan, dalam deformasi tersebut, tidak boleh terdapat suatu pemotongan. Hal ini dikarenakan keterkaitan topologi dengan istilah genus, yaitu jumlah rongga yang ada pada suatu objek. Yang ingin dijelaskan dari pengertian topologi ini adalah bagaimana sekali lagi suatu aturan dalam geometri dapat membatasi proses transformasi pada bentuk. Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan bahwa geometri sebagai objek secara otomatis sudah menjadi bagian dari suatu bentuk. Ia tidak mengikat bentuk pada arsitekur. Yang dianggap mengikat pada paragraf-paragraf di atas ialah aturan-aturan yang dimiliki oleh suatu bentuk geometri, sehingga aturan tersebut dapat membatasi penciptaan suatu bentuk baru pada arsitektur. Oleh karena itu, maka geometri dengan segala aturan-aturannya, dapat mengikat dalam penciptaan bentuk arsitektur, sehingga dalam pengembangan variasi bentuk arsitektur, tidak akan muncul sesuatu yang unik. Referensi Calter, P. (1998). Geometry in Art & Architecture. edu/ %7Ematc/math5.geometry/unit13/unit13.html Elam, Kimberly. (2001). Geometry Of Design. New York: Princeton Architectural Press. Evans, Robin. (1995). etries The World Book Encyclopedia.(1993). United States of America. Vitruvius. (1960). Zellner, Peter. (1999). Hybrid Space: New Forms in Digital Architecture Thames and Hudson. 9
SKRIPSI SISTEM TEMU-KEMBALI INFORMASI DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS
SKRIPSI SISTEM TEMU-KEMBALI INFORMASI DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS Firnas Nadirman 04/181070/EPA/00481 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lebih terperinciKELAYAKAN BAHAN AJAR BERBASIS TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
KELAYAKAN BAHAN AJAR BERBASIS TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA (The Feasibility of Mathematics Teaching Material Based on Technology in Mathematics Subject) Trimurtini (Staf Pengajar PGSD Fakultas
Lebih terperinciSri Purnama Surya, S.Pd, M.Si. Anang Heni Tarmoko. Dra. Sri Wardhani. Penilai: Editor:
PAKET FASILITASI PEMBERDAYAAN KKG/MGMP MATEMATIKA PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA Penulis: Fadjar Shadiq, M.App.Sc Penilai: Dra. Sri Wardhani Editor: Sri Purnama Surya, S.Pd, M.Si Desain: Anang
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI BENTUK DAN MAKNA ARSITEKTUR GEREJA W.C.P. SCHOEMAKER (STUDI KASUS GEREJA KATEDRAL ST. PETRUS & GPIB BETHEL BANDUNG)
STUDI KOMPARASI BENTUK DAN MAKNA ARSITEKTUR GEREJA W.C.P. SCHOEMAKER (STUDI KASUS GEREJA KATEDRAL ST. PETRUS & GPIB BETHEL BANDUNG) COMPARATIVE STUDY OF FORM AND MEANING IN W.C.P. SCHOEMAKER CHURCH ARCHITECTURE
Lebih terperinciLewy 1, Zulkardi 2, Nyimas Aisyah 3
PENGEMBANGAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN DI KELAS IX AKSELERASI SMP XAVERIUS MARIA PALEMBANG Lewy 1, Zulkardi 2, Nyimas Aisyah 3 Abstract:
Lebih terperinciSkripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid 1401409015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER PADA SISWA KELAS IV SDN KALIGAYAM 02 KABUPATEN TEGAL Skripsi disajikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM FOTOGRAFI JALANAN
JURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM FOTOGRAFI JALANAN PERTANGGUNGJAWABAN GJAW AWAB ABAN TERTULIS TUGAS AKHIR KARYA SENI Andri William NIM 0710389031 PROGRAM STUDI S-1 FOTOGRAFI JURUSAN FOTOGRAFI
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN GAYA DESAIN DAN EKSPLORASI BENTUK YANG DIGUNAKAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH DESAIN MEBEL I FAKULTAS DESAIN UNIKOM
bidang DISAIN ANALISIS PENERAPAN GAYA DESAIN DAN EKSPLORASI BENTUK YANG DIGUNAKAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH DESAIN MEBEL I FAKULTAS DESAIN UNIKOM DINA FATIMAH, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Disain Interior
Lebih terperinciSENI: ANTARA BENTUK DAN ISI
1 SENI: ANTARA BENTUK DAN ISI Widyabakti Sabatari Fakultas Teknik UNY Abstract Everytime the art work appear, it will bear the different art limitation that appropriate with the point of view and the interpretation
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA
PENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA Skripsi OLEH : ISTI NAFAH K 30409 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciTEMU KEMBALI INFORMASI DARI SUDUT PANDANG PENDEKATAN BERORIENTASI PEMAKAI*)
[1]TEMU KEMBALI INFORMASI DARI SUDUT PANDANG PENDEKATAN BERORIENTASI PEMAKAI*) OLEH: SRI ATI SUWANTO**) ABSTRACT User oriented approach is a systematic study of users characteristics and behaviours to
Lebih terperinci184 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman 184-192
184 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman 184-192 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117 Jurnal Pendidikan Sains Vol.2, No.4, Desember 2014,
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TATA RUANG GRAHA KADIN KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN MAPINFO DAN VISUAL BASIC TUGAS AKHIR
PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TATA RUANG GRAHA KADIN KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN MAPINFO DAN VISUAL BASIC TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang
Lebih terperinciSkripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ISLAM DARUL MU MININ LARANGAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas
Lebih terperinciINKULTURASI BUDAYA JAWA DALAM INTERIOR GEREJA KATOLIK REDEMPTOR MUNDI DI SURABAYA
INKULTURASI BUDAYA JAWA DALAM INTERIOR GEREJA KATOLIK REDEMPTOR MUNDI DI SURABAYA Sriti Mayang Sari Jessyca Setyaprana Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya
Lebih terperinciPANDUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
PSB - 04 PANDUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA (Studi Kasus Pada RSUD Tugurejo Semarang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program
Lebih terperinciFUNGSI TAMBAHAN (ACCESSORIES USE) TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERUMAHAN: TESIS
FUNGSI TAMBAHAN (ACCESSORIES USE) TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERUMAHAN: STUDI KASUS KAWASAN JALAN RAYA UTAMA BINTARO KOTA TANGERANG SELATAN TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program
Lebih terperinciSTUDI AKUNTABILITAS PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA: SATU KAJIAN ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN. Abstrak
STUDI AKUNTABILITAS PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA: SATU KAJIAN ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh : Rosemarie Sutjiati Ir., M.M. Dosen Tetap Universitas Kristen Maranatha Bandung Mahasiswi Program Doktoral
Lebih terperinciyang berguna dan berarti bagi pemakainya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan pemakai informasi. 13
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset tetap merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam jangka panjang untuk mendukung kegiatan operasionalnya, sehingga keberadaannya sangat penting untuk
Lebih terperinciPENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK PADA MATERI ALJABAR
PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK PADA MATERI ALJABAR Di MTsN Tangerang II Pamulang Skripsi Diajukan Kepada Fakultas
Lebih terperinciGood Governance Sebagai Suatu Konsep dan Mengapa Penting dalam Sektor Publik dan Swasta : Suatu Pendekatan Ekonomi Kelembagaan
Good Governance Sebagai Suatu Konsep dan Mengapa Penting dalam Sektor Publik dan Swasta : Bayu Kharisma Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Email: bayu_kharisma@yahoo.com
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS PONDASI DENGAN SIMULASI ALTERNATIF BERBASIS 3D SKRIPSI
IMPLEMENTASI METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS PONDASI DENGAN SIMULASI ALTERNATIF BERBASIS 3D SKRIPSI OLEH: RADIAS SUNDORO G1A009074 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciTemu Kembali Informasi dengan keyword (Studi deskriptif tentang sistem temu kembali informasi dengan controlled vocabulary
Temu Kembali Informasi dengan keyword (Studi deskriptif tentang sistem temu kembali informasi dengan controlled vocabulary pada field judul, subyek, dan pengarang di Perpustakaan Universitas Airlangga)
Lebih terperincidicita-citakan, maka struktur organisasi desa harus diberi ruang gerak untuk hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya sendiri.
PROLOGUE Gagasan yang ditawarkan oleh buku ini sangat jelas, yaitu memperkenalkan pemikiran baru perihal konstitusi sosial sebagai suatu konsep tentang sistem rujukan normatif tertinggi dalam peri kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat dikatakan terampil. Seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Operasi Hitung Kata keterampilan memiliki arti yang sama dengan kecekatan. Keterampilan atau kecekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar.
Lebih terperinciAnalisis Dan Perancangan Modul Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Berbasiskan Service-Oriented Architecture (SOA)
> REPLACE THIS LINE WITH YOUR PAPER IDENTIFICATION NUMBER (DOUBLE-CLICK HERE TO EDIT) < 1 Analisis Dan Perancangan Modul Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Berbasiskan Service-Oriented Architecture (SOA)
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika
UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN (DENGAR, LIHAT, KERJAKAN) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinci