PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3)
|
|
- Siska Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
2 Arsitektur Dekonstruksi Dekonstruksi adalah istilah yang digunakan pertama kalinya pada tahun 1967, olehjacques Derrida, seorang ahli bahasa yang juga filsuf dan budayawan perancis kelahiran!lgeria, tahun Pakar ini menelaah secara radikal teori ilmu bahasa yang pada waktu itumenganut %trukturalisme yang pernah dikembangkan oleh ferdinand de saussure antara tahun Dekonstruksi juga merupakan reaksi terhadap modernisme dalam perkembanganilmu pengetahuan, seni dan filsafat (odernisme dalam perkembangan filsafat ilmu berdasar pada ratio, logos dalam intelektual manusia%ebagaimana peranan logos, yaitu menciptakan,mengorganisasi, menyusun suatu jalan pikiran dengan sistem yang jelas, maka hal'hal yangkecil, hal'hal yang dasar menjadi hilang. pengalaman indi)idual, pengalaman pribadi yangbegitu *kaya+ biasanya dihilangkan demi mencapai suatu konstruksi yang jelas, tegas dan tepat
3 Arsitektur Dekonstruksi kata -dekonstruksi. dipergunakan Derrida dalam buku De la /rammatologie, di mana katatersebut merupakan terjemahan dari istilah 0eidegger, yaitu destruktion dan abbau. Dalamkonteks ini, keduanya mempunyai kesamaan pengertian sebagai operasi yang dilakukan atas struktur atau arsitektur -tradisional. dari konsep dasar ontology atau metafisik barat 2occidental. tetapi dalam bahasa perancis, istilah destruction mengimplikasikan suatu pengancuran total,tetapi Derrida tidak menginginkan adanya penghancuran yang total itu$ 5ntuk itulah Derridamemakai kata -deconstruction. yang diketemukannya dalam.ittre untuk menandai maksudnyadalam bahasa perancis rumusan Derrida mengenai dekonstruksi 2deconstruction3 tidakpernah secara definitif diperoleh kesulitan terletak pada phenomenon deconstruction sebagaigejala mengada yang tidak pernah menuju ke arah kebakuan. Derrida mengatakan bahwa dekonstruksi 1. bukan semata'mata metoda kritis metoda kritis 2. dekonstruksi juga dianggapbukanlah merupakan metoda berpikir yang destruktif, 3. sikap dekonstruksisenantiasa afirmatif dan tidak negatif+, sebab sesuatu yang negatif tidaklah membuka diri padapencarian pemahaman lebih utuh$ ita harus belajar menganggap 4. Arsitektur sebagai kegiatan berfikir, bukan sebagai pernyataan ide'ide$ (embangun dan berfikir perbandingannya tidak sama dengan praktek dan teori$ Derrida menginginkan transformasi.
4 Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari arsitektur modern. Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sebuah diskusi Academy Forum di Tate Gallery, London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum of Art, New York dengan tema Deconstructivist Archiecture yang diorganisir oleh Philip Johnson dan terdapat tujuh arsitek yang menampilkan karya-karyanya, yaitu; Peter Esienman, Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau. Gejala Dekon dalam arsitektur telah menjadi tema perdebatan yang hangat dengan karya-karyanya yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku. Pada 8 April 1988 dalam international Symposium on Deconstruction yang diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa dekonstruksi bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai oleh kemiripan kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang lainnya. Dekonstruksi tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali semangat untuk membongkar kemapaman dan kebakuan. Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris, kemudian oleh Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran yang bertema deconstructivist Architecture yang di selenggarakan di Museum of Art, New York, tanggal 23 Juni 30 Agustus 1988 mencetuskan dekonstruktivisme yang lebih berkonotasi pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika.
5 Arsitektur Dekonstruksi dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan sebagai usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang lain. Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu atmosfir yang berlandaskan pada konsep filosofi anti kemapanan dan semangat eksplorasi ruang-ruang dan material bangunan. beberapa ciri dari arsitektur dekonstruksi: Penampilan bidang-bidang simpang siur. Garis-garis yang tidak beraturan dan bidang-bidang yang bertabrakan. Keseluruhan struktur terlihat-lihat runtuh. Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung berbentuk aneh. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal.
6 Arsitektur Dekonstruksi
7 9/7/2016
8 9/7/2016
9
10
11 TERIMA KASIH
MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 TEMA DAN LANGGAM MAHASISWA : NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065 FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA 2016 Tema Dan Langgam
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
57 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Nama Proyek Judul Kasus : Lembaga dan Gedung Pertunjukan Musik Metal Ujungberung Sifat Proyek : Semi Fiktif Pemilik Proyek : Komunitas Ujungberung Rebels Pemilik Dana : Swasta
Lebih terperinciDEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN
DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN STUDI KASIS PETER B LEWIS BUILDING Nama : Diaz Mardika Putra NPM : 20307014 Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan : Teknik Arsitektur Pembimbing
Lebih terperinciPARADIGMA KONSEPTUAL ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI
PARADIGMA KONSEPTUAL ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/
Lebih terperincimemiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban
2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN KHUSUS
BAB III: TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Metafora Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciDesain Interior I ( Pengantar )
Desain Interior I ( Pengantar ) By : Dina Fatimah Pertemuan I Pengantar 6 SKS Terdiri dari Teori dan Praktik Hasil Akhir : Porto Folio Mata Kuliah Pendukung DI 1 Konstruksi Bangunan Fisika Bangunan Pengetahuan
Lebih terperinciPROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan
PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2)
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur post
Lebih terperinciPROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA
PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA 1. Judul Museum Sains dan Teknologi Di Surabaya 2. Latar Belakang Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar
Lebih terperinciSAMARINDA GALLERY CENTER. Beni Fatahillah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
SAMARINDA GALLERY CENTER Beni Fatahillah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAK Gallery Seni dimana kita ketahui tempat pertemuan atau wadah memamerkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Obyek: Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur Secara garis besar, Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur dapat diartikan sebagai bangunan yang mempunyai fungsi
Lebih terperinciINTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )
INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Interior Kontemporer Gaya
Lebih terperinciTEORI ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI DAN PENELUSURAN PRESEDEN
TEORI ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI DAN PENELUSURAN PRESEDEN Sri Lilianti Komariah (03101006027) Abstrak Dekonstruksi cenderung dikenal sebagai bentuk bentuk yang aneh, hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan
Lebih terperinci13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi
semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis
Lebih terperinciKONSEP LINGUISTIK DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR
KONSEP LINGUISTIK DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Astrid I. R. Rawung 1 dan Indradjaja Makainas 2 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Unsrat ABSTRAK Karya tulis ini menjelaskan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Sustainable Architecture (Materi pertemuan 6) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Sustainable
Lebih terperinciCAD LANJUTAN MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI
CAD LANJUTAN MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI DOSEN: - HERU SUBIYANTORO, ST. Penyusun : Yan ardi anugrah (0851010056) Satrio budi (0851010081) Chris Andistya (0851010086) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaha Muhammad Hadid merupakan arsitek wanita yang bertempat tinggal di London. Ia adalah arsitek terkenal yang telah mencapai puncak karier karena menciptakan banyak
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 REDEFINISI PERAN PERPUSTAKAAN KONTEMPORER Kemudahan akses informasi melalui teknologi saat ini adalah suatu perkembangan positif dari peradaban manusia. Melalui internet kita
Lebih terperinciTengarah Rancangan Dekonstruksi: Dalam Konteks Rancangan Kiwari
Tengarah Rancangan Dekonstruksi: Dalam Konteks Rancangan Kiwari 1 PENDAHULUAN Bhakti Alamsyah Imam Faisal Pane Program Studi Arsitektur Fakultas Teknk Universitas Sumatera Utara Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciM E T O D E K R I T I K N O R M A T I F. r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3
M E T O D E K R I T I K N O R M A T I F r a z I q h a s a n m I n g g u k e - 3 H A K I K A T K R I T I K N O R M A T I F Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan
Lebih terperinciMUSEUM GEOLOGI BLORA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM GEOLOGI BLORA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Objek rancangan yang akan dijabarkan adalah Perancangan Sekolah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Objek Perancangan Objek rancangan yang akan dijabarkan adalah Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang yang akan menerapkan tema Dekonstruksi dan memiliki integrasi
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.
LEMBAR PENGESAHAN LP3A Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Disusun Oleh : ARTA OKTA LISIANI L2B008100 Mengesahkan : Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang India merupakan suatu wilayah yang menduduki peranan penting, namun sering terlewatkan, dalam sejarah arsitektur dunia (Curtis, 1988:10). India merupakan salah satu
Lebih terperinciArsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T
Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Awal Kemerdekaan Arsitektur awal kemerdekaan berakar dari usaha pengembalian pemerintah Hindia Belanda setelah Jepang
Lebih terperinciPeranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan
Lebih terperinciPENDEKONSTRUKSIAN BENTUK DAN RUANG DALAM ARSITEKTUR
Oleh : Deddy Erdiono ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi, deddyerdiono@yahoo.com ) ABSTRAK Proses terjadinya bentuk dan ruang dalam arsitektur seringkali diungkap
Lebih terperinci1.1. Bentuk Rancangan Arsitektur Masjid Di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Bentuk Rancangan Arsitektur Masjid Di Indonesia Penyelesaian rancangan arsitektur masjid yang didominasi atap kubah seolah-olah sudah menjadi suatu tradisi yang
Lebih terperinciEclectisme. Department of Architecture UNTAG Semarang
? Eclectisme Eklektisisme adalah tren dalam arsitektur yang terdiri dari unsur-unsur pencampuran dari gaya yang berbeda dan era sejarah seni dan arsitektur. Hal ini memanifestasikan dirinya di Barat antara
Lebih terperinciMinimalist, Anyone? Sebuah Tinjauan Sejarah Desain Sub Kultur
Minimalist, Anyone? Sebuah Tinjauan Sejarah Desain Sub Kultur Martin Luqman Katoppo 51 Teknik Arsitektur UKI 52 Teknik Arsitektur ITB Pendahuluan Minimalis, sebuah fenomena desain yang muncul sekitar awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memiliki tempat dan peranan yang sangat penting. Teknologi bahkan membantu memecahkan persoalan manusia.
Lebih terperinciAPARTEMEN DI SURAKARTA
DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) APARTEMEN DI SURAKARTA ( Dengan Tampilan Hi - Tech pada Fasade ) Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI Uraian Interpretasi dan elaborasi tema desain. bukan dari 2 dimensi lagi, dan juga dapat di artikan menjadi suatu
BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Tema desain 5.1.1. Uraian Interpretasi dan elaborasi tema desain Pengertian Arsitektur Dekonstruksi Arsitektur dekontruksi merupakan suatu gagasan yang lebih
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR I PeRAN Digital didalam Rancangan Arsitektur (Materi pertemuan 9)
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I PeRAN Digital didalam Rancangan Arsitektur (Materi pertemuan 9) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi
Lebih terperinciNama Mata Kuliah : Arsitektur Moderen dan Pasca Moderen Kode Mata Kuliah : AR 35214
LAMPIRAN PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENINJAUAN KURIKULUM UNIKOM GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SILABI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARN (GBPP) I. IDENTITAS MATA
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI ANALISIS
BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obyek rancangan Institut seni Kecamatan Kedungkandang Malang sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Objek Institut Seni Obyek rancangan Institut seni Kecamatan Kedungkandang Malang sebagai sebuah sarana pendidikan untuk mengembangkan bakat mahasiswa dan mahasiswi,
Lebih terperinciMUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN
MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN Oleh : Bayu Aditya Perdana, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Gunung Krakatau terletak ditengah laut. Tepatnya di Selat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal itulah yang juga tercipta dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengkajian cerpen sebagai suatu objek yang akan diteliti bukanlah hal baru lagi. Cerpen sebagai bagian dari karya sastra dalam kehidupan bisa mencakup beberapa
Lebih terperinciPatung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia
Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Anusapati SENI PATUNG DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA 1* Anusapati Patung dan aspek-aspek utamanya Di dalam ranah seni klasik/tradisi, pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir
Lebih terperinciTINJAUAN DESAIN. Rudi Irawanto
TINJAUAN DESAIN Rudi Irawanto Apakah TINJAUAN DESAIN itu? Apakah TINJAUAN DESAIN sama dengan SEJARAH DESAIN? Apakah yang disebut dengan DESAIN? Apakah DESAIN sama dengan SENI? Apa sajakah lingkup TINJAUAN
Lebih terperinciPLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA
PLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA Diah Uswatun Nurhayati Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, suku, ras, agama, kebudayaan ataupun peradaban. Pemicu
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER: GANJIL GENAP TAHUN AKADEMIK:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR Jl. M.T. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Telp./Faks: +62-341-5 57486 Website: http://arsitektur.ub.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinci7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis
7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Korps Pegawai Republik Indonesia, atau disingkat Korpri, adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, BUMD serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi komunikasi berlangsung dengan sangat cepat kearah yang lebih maju. Keberlangsungan proses komunikasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu
Lebih terperinciValiditas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur
Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur NELSON SIAHAAN Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Terjadi fenomena yang menarik berkaitan dengan kualitas arsitektur dalam dekade terakhir ini
Lebih terperinciReni Megawati. project, inovasi media instalasi yang berteknologi, dan tulisan-tulisan arsitektur
Menghadirkan suatu Ketiadaan: Sebuah Proses Eksplorasi Pembentukan Geometri Reni Megawati Geometri dalam suatu karya arsitektur tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi memiliki suatu mekanisme dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciPERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA
PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA 0 L E H Dra. SALLIYANTI, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI...ii BAB I. PENDAHULUAN...1
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN
RENCANA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN Q Visi UMB Visi FTPD Visi program Studi Misi Program studi : Menjadi Universitas yang unggul dan terkemuka untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)
BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang
Lebih terperinciRUANG LINGKUP FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK. Anggota kelompok:
RUANG LINGKUP FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK Anggota kelompok: Imam Dwi Saputra Astria Primadhani Hanifiya Y.H Lusiana Ulfa H. Rizkary Roslianti Syahida Ariani P RUANG LINGKUP FILSAFAT Filsafat
Lebih terperinciBAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds
BAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni Malang ini menggunakan metode perancangan yang berisi penjelasan secara deskriptif mengenai langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat reaksi keras dari pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciJarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]
LAMPIRAN Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil [50cm x 50cm] sin30 /sin60 =25cm/X X=43,3cm ~ 44cm sin30 /sin60 =((148-110)+25)/X X =109,11 ~ cm 110cm Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama
Lebih terperinciKAJIAN POSTKOLONIALISME DAN KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER)
KAJIAN POSTKOLONIALISME DAN KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER) Definisi Postkolonialisme Mendefinisikan istilah postkolonialisme sama susahnya dengan mendefinisikan
Lebih terperinciSEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
SEJARAH DESAIN Modul ke: Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Berbagai Gaya Desain di dunia berkembang
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kajian Umum Seni itu sangat luas cakupannya. Dilihat dari eranya ada seni klasik, ada juga seni kontemporer. Seni klasik yang ada di Indonesia
Lebih terperincipokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan
BAB III GALERI SENI LUKIS DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Ada beberapa pengertian Galeri Seni (Art Gallery) yang antara lain : a. Menurut Amri Yahya.10 Galeri Seni adalah suatu tempat pemajangan benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil
Lebih terperinciDASAR-DASAR LOGIKA 1
DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Art deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri,
Lebih terperinciDr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME
Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM E MODERNISME POSTMODERNISME PENGERTIAN POSTMODERNISME 1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, bentuk materi maupun non-materi mengalami sebuah siklus perubahan yang natural terjadi dalam segala aspek kehidupan yang mencakup mulai dari
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Batasan Pengertian Judul Museum :Gedung yg digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN TRAKTAT PELARANGAN MENYELURUH UJI COBA NUKLIR (COMPREHENSIVE NUCLEAR-TEST-BAN TREATY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciEGYPTIAN ARCHITECTURE
EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari
Lebih terperinciPusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciIV. Konsep Perancangan
IV. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furniture dengan tujuan untuk pemberian nilai baru dengan menggunakan material dasar yaitu kayu jati Belanda. Konsep pembuatan bentuk funriture dengan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N I. LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak
Lebih terperinci2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan pemain keyboard pada beberapa band, cukup mengesankan. Mereka mempunyai kemampuan memadai, mulai dari kecepatan jari, penguasaan chord dan memilih sound
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab
Lebih terperinciMETODE DEKONSTRUKSI DERRIDA DALAM RISET AKUNTANSI
METODE DEKONSTRUKSI DERRIDA DALAM RISET AKUNTANSI AKHMAD RIDUWAN Accounting Research Training Series 6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 3-4 Desember 2014 AGENDA Jacques Derrida Logosentrisme
Lebih terperinciSkripsi Museum Keroncong
III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
32 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam membuat suatu penelitian tentunya dibutuhkan suatu metode, begitu pula dalam pembuatan penelitian hukum dalam bentuk skripsi ini. Metode sendiri ialah suatu kerangka kerja
Lebih terperinciKompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur
Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur Kompetensi lulusan Berdasarkan tujuan program pendidikan di Jurusan
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR
dua tempat pusat kebudayaan Eropa seperti yang dibutuhkan oleh kelompok penggemar budaya Jepang (kadang dikenal dengan sebutan komunitas Jepang saja), kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakter budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan
1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Manusia dengan memiliki akal menjadikannya mahluk yang sempurna, sehingga dapat berkehendak melebihi potensi yang dimiliki oleh mahluk lainnya, hal tersebut
Lebih terperinciFungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa
Kegiatan Pembelajaran 3 Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa A. Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah
Lebih terperinciKonsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-206 Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas Septi Triana dan I Gusti Ngurah Antaryama Jurusan
Lebih terperinci