BAB V PENUTUP Simpulan
|
|
- Sukarno Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Tingginya peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas perekonomian di Kota Bandung mengakibatkan lahan di wilayah tersebut kian terbatas. Keterbatasan lahan di Kota Bandung mengakibatkan Kota Bandung sedikit demi sedikit mengambil lahan daerah penyangganya. Salah satu daerah penyangga tersebut adalah Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena urban sprawl Kota Bandung ke Kabupaten Bandung, serta untuk mengetahui apakah fenomena urban sprawl tersebut akan menyebabkan terjadinya backlog perumahan dan alih fungsi lahan hijau menjadi area permukiman di Kabupaten Bandung. Asumsi masyarakat tentang rendahnya harga lahan di daerah penyangga, mengakibatkan fenomena urban sprawl serta backlog perumahan semakin sulit dihindari. Alihfungsi lahan pertanian (lahan tidak terbangun) menjadi lahan permukiman (lahan terbangun) merupakan salah satu indikator suatu wilayah mengalami fenomena urban sprawl. Alihfungsi lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah di Kota Bandung dapat terpenuhi di wilayah penyangganya (Kabupaten Bandung). Akan tetapi, alihfungsi lahan tersebut belum dapat mengatasi masalah backlog perumahan di Kabupaten Bandung. Hal tersebut terbukti dari masih banyaknya kepala keluarga di Kabupaten Bandung yang kebutuhan akan rumahnya belum terpenuhi. Dalam penelitian ini, rasio lahan terbangun dan rasio jumlah penduduk merupakan dua variabel yang digunakan penulis dalam perhitungan urban sprawl. Dari kedua variabel tersebut didapat hasil bahwa Kabupaten Bandung dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami fenomena urban sprawl. Sama halnya untuk tingkat kecamatan, seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung mengalami fenomena urban sprawl di tahun Hasil perhitungan yang diperoleh dari perhitungan urban sprawl memperlihatkan hasil yang berbeda. Selama lima tahun, dari tahun
2 fenomena urban sprawl di Kabupaten Bandung semakin meningkat. Dari hasil yang diperoleh, di setiap tahunnya angka urban sprawl semakin menurun. Menurunnya angka tersebut mengindikasi fenomena urban sprawl semakin buruk. Sedangkan di tingkat kecamatan, untuk beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung memiliki angka urban sprawl yang besar. Hal ini mengindikasi bahwa rasio lahan terbangun dengan rasio penduduknya hampir sama besar. Akan tetapi, meskipun memiliki rasio yang besar, daerah-daerah tersebut tetap mengalami urban sprawl. Selain pembuktian fenomena urban sprawl, dalam penelitian ini juga menghitung jumlah backlog perumahan di Kabupaten Bandung. Backlog perumahan di Kabupaten Bandung bersifat fluktuatif dari tahun 2011 sampai Pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan jumlah backlog perumahan (memiliki dan menghuni). Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah tempat tinggal di Kabupaten Bandung dalam rentang waktu tersebut. Sayangnya, setelah tahun 2012 sampai 2015 jumlah backlog perumahan (memiliki dan menghuni) terus mengalami peningkatan. Perhitungan backlog perumahan juga dilakukan pada tingkat kecamatan. Pada tahun 2015, backlog perumahan baik menghuni dan memiliki terbesar terletak pada Kecamatan Baleendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya jumlah rumah tangga di Kecamatan Baleendah tidak diimbangi dengan jumlah tempat tinggalnya. Lain halnya dengan Kecamatan Nagreg yang merupakan kecamatan dengan tingkat backlog perumahan menghuni dan memiliki terkecil dari seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung. Rendahnya angka backlog perumahan di kecamatan tersebut menandakan jumlah tempat tinggal yang tersedia di Kecamatan Nagreg tidak menyebabkan gap yang terlalu besar dengan jumlah rumah tangganya. Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa fenomena urban sprawl terbukti terjadi Kabupaten Bandung. Fenomena urban sprawl sendiri terjadi karena meningkatnya aktivitas di daerah pusatnya yang dalam penelitian ini adalah Kota Bandung. Selain itu, fenomena urban sprawl membawa dampak pada berkurangnya lahan permukiman di pusat kota. Berkurangnya lahan permukiman ini yang menyebabkan penduduk melakukan sprawling ke daerah penyanggnya. Sprawling ini dilakukan penduduk untuk memenuhi kebutuhan mereka, dalam kasus ini adalah kebutuhan tempat tinggal (rumah). Hal ini terbukti dari hasil perhitungan 59
3 yang menyatakan jumlah backlog perumahan di Kabupaten Bandung dari tahun 2012 sampai 2015 terus mengalami peningkatan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Topik urban sprawl dan backlog perumahan merupakan topik yang masih jarang dibahas. Hal ini merupakan salah satu kendala yang dialami penulis dalam menyusun penelitian ini. Terbatasnya data dan justifikasi untuk memperkuat argumen penulis masih sulit ditemukan. Terbatasnya tahun penelitian dan wilayah yang diteliti pada penelitian ini juga merupakan kendala yang penulis rasakan karena terbatasnya data yang dipublikasikan. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan rasio lahan terbangun dan rasio penduduk untuk analisis urban sprawl. Pada kenyataannya, terdapat beberapa komponen urban sprawl lain yang tidak berhasil dimasukkan padan penelitian ini. Salah satu komponen yang tidak dapat dimasukkan adalah jumlah bangunan di Kabupaten Bandung. Apabila komponen jumlah bangunan dapat dimasukkan, maka hasil perhitungan urban sprawl diharapkan semakin baik. Keterbatasan data juga terjadi pada perhitungan backlog perumahan. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan dua metode perhitungan yang dipakai oleh PUPR dan BPS, yang pada perhitungannya hanya menggunakan komponen jumlah rumah tangga dan jumlah rumah (milik dan sewa). Sedangkan untuk mencapai hasil yang baik, dalam perhitungan backlog perumahan seharusnya memerhatikan beberapa komponen (Rosa, 2013). Komponen-komponen yang belum berhasil dimasukkan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: - Faktor Penambah: jumlah rumah rusak ringan, jumlah rumah rusak berat, dan jumlah rusak hancur. - Faktor Pengurang: jumlah rumah yang dibangun oleh pengembang maupun swadaya, jumlah rumah yang diperbaiki, jumlah rumah kosong. - Faktor Eksternal: jumlah rumah yang terkena bencana, dan jumlah rumah rusak karena program kebijakan pemerintah. 60
4 Masih banyak komponen yang belum berhasil dihitung dalam penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan untuk menggunakan lebih banyak komponen yang tersedia agar penelitian mengenai urban sprawl dan backlog perumahan mendapatkan hasil yang lebih baik. Banyaknya komponen yang nantinya digunakan untuk mengembangkan penelitian ini diharapkan mampu memunculkan kebijakan-kebijakan untuk mencegah atau memperbaiki dampak yang dihasilkan dari urban sprawl dan backlog perumahan. 61
5 DAFTAR PUSTAKA Apriani, V. I., & Asnawi. (2015). Tipologi tingkat urban sprawl di Kota Semarang bagian Selatan. Jurnal Teknik PWK, 4(3), Ardiwijaya, V. S., Soemardi, T. P., Suganda, E., & Temenggung, Y. A. (2014). Bandung urban sprawl and idle land: spatial environmental perspectives. APCBEE Procedia, 10, Ardiwijaya, V. S., Soemardi, T. P., Suganda, E., & Temenggung, Y. A. (2015). Rejuvenating idle land to sustainable urban form: case study of Bandung metropolitan area, Indonesia. APCBEE Procedia, 28, Badan Pusat Statistik (2016). Kabupaten Bandung dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Arjasari dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Baleendah dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Banjaran dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Bojongsoang dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cangkuang dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cicalengka dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cikancung dalam angka Kabupaten 62
6 Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cilengkrang dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cileunyi dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cimaung dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cimenyan dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ciparay dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ciwidey dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Dayeuhkolot dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ibun dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Katapang dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Kertasari dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Kutawaringin dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Majalaya dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Margaasih dalam angka Kabupaten 63
7 Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Margahayu dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Nagreg dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pacet dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pameungpeuk dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pangalengan dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Paseh dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Rancaekek dalam angka Kabupaten Bandung:: BPS Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Solokanjeruk dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Soreang dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Arjasari Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Baleendah Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Banjaran Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Bojongsoang Kabupaten 64
8 Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cangkuang Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cicalengka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cikancung Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cileunyi Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cimaung Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cimenyan Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ciparay Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ibun Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Katapang Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Kertasari Kabupaten 65
9 Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Majalaya Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Margaasih Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Margahayu Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Nagreg Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pacet Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Paseh Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Rancabali Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung:: BPS Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten 66
10 Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Soreang Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pasirjambu dalam angka Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Rancabali dalam angka Kabupaten Bhatta, B. (2010). Analysis of urban growth and sprawl from remote sensing data. In G. I. Science, Causes and consequences of urban growth and sprawl (pp ). Berlin: Springer. Bhatta, Saraswati, & Bandyopadhyay. (2010). Urban sprawl measurement from remote sensing data. Applied Geography, 30, Bisnis.com. (2014, 29 September). Perumahan : backlog di Kabupaten Bandung capai unit. Diunduh dari Bisnis.com: /read/ /78/260841/javascript Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan. (2015). Peranan APBN dalam mengatasi backlog perumahan bagi masyarakat berpenghasilam rendah (MBR). Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan, Harmadi, S. H. (2008). Analisis arah pergerakan aktivitas ekonomi Jakarta terhadap daerah sekitarnya dengan menggunakan pendekatan urban sprawl. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Herdiana, I. (2013, 9 April). Ini penyebab Bandung Selatan menjadi wilayah langganan banjir. Diunduh dari SIndonews: /read/736135/21/ini-penyebab-bandung-selatan-menjadi-wilayah-langgananbanjir Hilman, M. (2004). Perkembangan lokasi perumahan di wilayah Gedebage Kota Bandung akibat pemekaran kota. Dimensi Teknik Arsitektur, 9(1),
11 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (n.d.). Konsep Backlog. Diunduh dari Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Rumah: Kompas. (2017). Kondisi 22 Daerah Aliran Sungai Kritis. Jakarta: Kompas. Litynski, P., Holuj, A., & Zotic, V. (2015). Polish urban sprawl. an economic perspective. Journal of Settlement and Spatial Planing, 6(2), Liu, W. E. (1996). Study of housing demand model. Hongkong: Research and Library Services. Morcol, G. (2012). Urban sprawl and public policy: a complexity theory perspective. E:CO Issue, 14, Mustofa. (2016). Karakteristik spasial urban sprawl kecamatan Pontianak Utara. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(1), Nilayanti, V. D., & Brotosunaryo, P. (2012). Pengaruh perkembangan aktivitas ekonomi terhadap struktur ruang kota di swp iii Kabupaten Gresik. Jurnal Teknik PWK, 1(1), Patacchini, E., & Zenou, Y. (2009). Urban sprawl in Europe. Brookings-Wharton Papers on Urban Affairs, 2009, Pemerintah Bandung. (2013). Konsep awal pengembangan metropolitan Bandung Raya. Bandung: Pemerintah Bandung. Pemerintah Kabupaten Bandung. (2012, 4 Januari). Peta dan topografi. Diunduh dari Pemerintah Kabupaten Bandung: Putra, E. P. (2015, 21 Juni). Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung capai 8,5 persen. Diunduh dari republika.co.id: /nasional/daerah/15/06/21/nqabe4-kota-bandung-akan-miliki-hologram-7- dimensi-ala-dubai 68
12 Rosa, Y. (2013). Rumusan metode perhitungan backlog rumah. Jurnal Permukiman, 8(2), Rudi, A. (2015, 12 Febuari). Ketika daerah resapan air dijadikan perumahan elite. Diunduh dari Kompas.com: /read/2015/02/12/ /ketika.daerah.resapan.air.dijadikan.perumaha n.elite. Sidipurwanty, E. (2016). Pengendalian alih guna tanah sawah ke nonpertanian di Kabupaten bandung, Jawa Barat melalui peraturan desa. Jurnal Masyarakat & Budaya, 18(3), Sinar Harapan. (2017, 5 Mei). 5 alasan Cimenyan, Cilengkrang, dan Cileunyi bergabung ke Kota Bandung. Diunduh dari Sinar Harapan : Sudawanto, B., Pandelaki, E. E., & Soetomo, S. (2014). Pencapaian perumahan berkelanjutan 'pemilihan indikator dalam penyusunan kerangka kerja berkelanjutan'. Modul, 14(2), Sugiyono. (2003). Metode penelitian bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas. Suistainable Development Knowledge Platform. (n.d.). Green economy. Diunduh dari Suistainable Development Knowledge Platform: sustainabledevelopment.un.org/index.php?menu=1446 Uni, H. (n.d.). Perumahan dan pembangunan berkelanjutan. Diunduh dari Academia: AN_BERKELANJUTAN Vajiranivesa, P. (2008). A housing demand model: a case study of the Bangkok Metropolitan Region, Thailand. RMIT University,
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG sebagai Dokumen ROADMAP KECAMATAN, dimana, berdasarkan (1) luas, (2) jumlah desa dan (3) jumlah penduduk. LANDASAN PENYUSUNAN ROADMAP Pasal 223 Desa/kelurahan.
Lebih terperinciJumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun
Jumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU
Pekerjaan Jasa Konsultansi STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU Pada bagian ini akan dijelaskan analisis mengenai analisis strategi pengembangan kawasan industri
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BANDUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERWUJUDAN VISI...SINERGI PEMBANGUNAN PERDESAAN... DALAM SIKLUS PERENCANAAN TAHUNAN UU 25/2004; PP 8/2008 & PMDN 54/2010 Penetapan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang :
Lebih terperinciUU No.23 Tahun Indikator. 6 Dimensi 28 Aspek. Pelimpahan Kewenangan
UU No.23 Tahun 2014 3 Indikator - Jumlah Penduduk - Luas Wilayah - Jumlah Desa/Kelurahan Klasifikasi : Tipe A (beban besar) Tipe B (beban kecil) 6 Dimensi 28 Aspek (Kreasi Tim: Pemetaan Pembanguna) Intervensi
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional
Lebih terperinciDAFTAR KEGIATAN SKPD YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH TAHUN ANGGARAN Besaran Satuan Kecamatan Desa
DAFTAR KEGIATAN SKPD YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2015 Kode Rekening Nama Kegiatan/ Sub Kegiatan 1 14 01 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 1 14 01 15 02 Pendidikan
Lebih terperinciMETODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN
163 METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN A.1 METODE ANALSISIS STURGESS Dalam mencari rangking untuk faktor penduduk penulis terlebih dahulu menentukan kelas wilayah yang dan melakukan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM
BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Letak Geografis Letak Geografis Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung terletak pada koordinat 107 0 14 107 0 56 bujur timur dan 6 0 49 7 0 18 lintang selatan. Kecamatan Pasirjambu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS FESTIVAL NASYID KAB. BANDUNG 2015 A. KETENTUAN PESERTA
PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL NASYID KAB. BANDUNG 2015 A. KETENTUAN PESERTA 1. Peserta wajib mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap; 2. Formulir yang sudah dilengkapi dapat langsung dikirimkan ke koordinator
Lebih terperinciDinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan RENCANA STRATEGIS PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki matapencaharian dalam sektor pertanian. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan sektor yang
Lebih terperinciVISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG
VISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG 2011-2015 TUJUAN Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas pertanian dan wilayah sentra produksi Menciptakan sistem produksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek penelitian Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan asumsi bahwa Pemerintah Kabupaten telah melaksanakan kebijakan pendelegasian wewenang Bupati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 141.553 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 41 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciANALISIS LUAS LAHAN GARAPAN PER RUMAH TANGGA PETANI DI SELURUH KECAMATAN DAS CITARUM HULU
Analisis Luas Garapan Petani di DAS Citarum Hulu May 15, 2011 1. Pendahuluan ANALISIS LUAS LAHAN GARAPAN PER RUMAH TANGGA PETANI DI SELURUH KECAMATAN DAS CITARUM HULU Oleh: D.K. Kalsim 1 dan M. Farid Rahman
Lebih terperinciLampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)
LAMPIRAN Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001) SOSIAL TEMA SUBTEMA INDIKATOR Persen penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Kemiskinan Indeks gini dari ketidaksamaan
Lebih terperinciSURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011
SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 ISBN : 979 486 6199 Nomor Publikasi : 3204.1136 Nomor Katalog : 4716.3204 Ukuran Buku Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : 172 + ix Naskah Gambar kulit
Lebih terperinciUsulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015 Kabupaten Bandung
Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015 Kabupaten Bandung Dinas Tenaga Kerja NO PELATIHAN LOKASI KECAMATAN DESA volume (org) Pagu 1 2 3 4 5 6 1 LAS LISTRIK ARJASARI KECAMATAN
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT
TINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT Pada bagian ini akan dibahas mengenai kebijakan yang terkait dengan pengembangan industri tembakau, yang terdiri dari : 1) Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri
Lebih terperinciH. DADANG M. NASER., SH., S.Ip BUPATI BANDUNG
Kota Cimahi Kota Bandung Margaasih Cileunyi Kab.Sumedang Dayeuhkolot Margahayu Bojongsoang Rancaekek Kutawaringin Cicalengka Katapang Solokanjeruk Kab. Bandung Barat Baleendah Ciparay Cikancung Nagreg
Lebih terperinciData Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Data Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung Data Sosial
Lebih terperinciKatalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG
Katalog BPS: 4716.3204 SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati tempat yang penting dalam pembangunan bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menempati tempat yang penting dalam pembangunan bangsa karena tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dengan sumber daya
Lebih terperinciGINI RASIO KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008
GINI RASIO KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008 Nomor Publikasi : 3204 0810 Nomor Katalog : 4716 3204 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 18,21 cm x 25,7 cm : 50 + vi Naskah Gambar kulit dan seting Diterbitkan : Seksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggaran pemerintah yang cukup karena oil boom untuk membiayai berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang seperti negara Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAPODIK EMPAT BAGIAN PENTING KONSEP DASAR DAPODIK
SELAMAT PAGI Data Pokok Pendidikan - Kebudayaan KONSEP DASAR DAPODIK EMPAT BAGIAN PENTING KONSEP DASAR DAPODIK DAPODIK adalah suatu konsep pengelolaan Data Pendidikan yang bersifat Relational dan Longitudinal,
Lebih terperinciBAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI
BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 SAMPAI TAHUN 2036 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016-2036 I. UMUM Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anisa Lestari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk dapat bersaing di era globalisasi saat ini dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dimana bahwa perkembangan dan kemajuan suatu Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki faktor geografis yang baik untuk membudidayakan tanaman
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016-2036 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 68/Kpts/KPU-Kab /2015
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 68/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG PEMBERIAN SANKSI KEPADA PASANGAN CALON, PETUGAS KAMPANYE
Lebih terperinciRencana Umum Pengadaan
Rencana mum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Satuan Kerja : DINAS PERMAHAN, PENATAAN RANG DAN KEBERSIHAN Tahun Anggaran : 2015 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007 SAMPAI TAHUN 2027
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007 SAMPAI TAHUN 2027 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG; Menimbang
Lebih terperinci3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG
BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa barat. Tofografi sebagian besar di wilayah
Lebih terperinciGLOSSARY. 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung. 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Kata Pengantar Buku ini merupakan bagian dari lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027. Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat manusia. Pengertian lahan dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998), yaitu : Lahan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan, karakteristik lahan dan kaidah konservasi akan mengakibatkan masalah yang serius seperti
Lebih terperinci5.1. PELUANG PENYEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENDUKUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDUSTRI KREATIF DI KABUPATEN BANDUNG
BAB 5 ANALISIS EKONOMI KREATIF 5.1. PELUANG PENYEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENDUKUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDUSTRI KREATIF DI KABUPATEN BANDUNG 5.1.1. Potensi Industri Pengolahan Berkembangnya
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012
Urusan Pemerintah: 1. 13. Urusan Wajib Sosial Organisasi : 1. 13. 01. Dinas Sosial Program Kode Kegiatan DOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono, (2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono, (2008 :2), cara ilmiah
Lebih terperinciPengembangan Kawasan Perkebunan Teh di Kabupaten Bandung
1 Pengembangan Kawasan Perkebunan Teh di Kabupaten Bandung Dimas Darmawansyah dan Sardjito Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinci(Implementation of the Policy on the Protection of Sustainable Agricultural Land in Handling Agricultural Land Convertion) ABSTRAK ABSTRACT
Agric. Sci. J. Vol. I (4) : 122-132 (2014) Implementasi Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Dalam Mengatasi Alih Fungsi Lahan (Studi di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat) (Implementation
Lebih terperinciPERUBAHAN PENYESUAIAN PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA PADA KAMI, KETUA PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG
PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG =================== SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG ------------------------------------------------------------------------------- Nomor : W11.U-6/1687/HT.04.10/IX/2014
Lebih terperinciDISKRIPSI PROGRAM UTAMA A-1 PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT PERMUKIMAN (AIR LIMBAH)
DISKRIPSI PROGRAM UTAMA A-1 PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT PERMUKIMAN (AIR LIMBAH) I. Latar Belakang Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung sebesar 1,6% akan menciptakan kebutuhan permukiman yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi
TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang
Lebih terperinciAnalisis penurunan produksi tanaman padi akibat perubahan iklim di Kabupaten Bandung Jawa Barat
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 37 Ruminta Analisis penurunan produksi tanaman padi akibat perubahan iklim di Kabupaten Bandung Jawa Barat Analysis of decreasing production of paddy due to climate
Lebih terperinciAnalysis Calculation of Optimum Hand Tractor Needs In Regency Bandung. Dwi Rustan Kendarto 1)
ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN OPTIMUM TRAKTOR RODA DUA DI KABUPATEN BANDUNG Analysis Calculation of Optimum Hand Tractor Needs In Regency Bandung Dwi Rustan Kendarto 1) 1) Staf Dosen Teknik Pertanian
Lebih terperinciKAJIAN KERENTANAN, RISIKO, DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BANDUNG
KAJIAN KERENTANAN, RISIKO, DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Ruminta Fakultas Pertanian UNPAD 1. PENDAHULUAN Pemanasan global selama abad terakhir telah mengakibatkan
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Anggaran : 203 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 5 Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Organisasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana arah RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010 2015 dan RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012, Kabupaten Bandung berupaya melakukan akselerasi pembangunan daerah yang akan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. LKIP Kabupaten Bandung 2016
KATA PENGANTAR P uji dan Syukur kami panjatkan ke-khadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan perkenan-nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung
Lebih terperinciBAB III PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN (Belajar dari Pengalaman) A. Kabupaten Bandung dalam Catatan Sejarah
Master Plan Pendidikan ikan Kabupaten Bandung 2008- BAB III PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2003-2006 (Belajar dari Pengalaman) A. Kabupaten Bandung dalam Catatan Sejarah Sejarah mencatat bahwa Kabupaten
Lebih terperinciKAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN KECAMATAN DI KABUPATEN BANDUNG
KAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN KECAMATAN DI KABUPATEN BANDUNG Agustinus Widanarto Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Bandung email: a_widanarto@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian di berbagai bidang saat ini adalah berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Definisi berkelanjutan
Lebih terperinciBab III. Capaian Pembangunan Manusia
Bab III. Capaian Pembangunan Manusia Pembangunan suatu wilayah secara kasat mata lebih mudah dilihat dari pertumbuhan fisik atau perekonomiannya. Sehingga sering pembangunan fisik atau ekonomi dijadikan
Lebih terperinciPANWASLU KABUPATEN BANDUNG KELOMPOK KERJA PEMBENTUKAN PANWASLU KECAMATAN
PANWASLU KABUPATEN BANDUNG KELOMPOK KERJA PEMBENTUKAN PANWASLU KECAMATAN Alamat: Jln. Ciloa Rt. 02/10 Ds. Pamekaran Kec. Soreang Kab. Bandung 40911, Telp. 082215866099 PENGUMUMAN HASIL PENELITIAN BERKAS
Lebih terperinciAMELIORASI IKLIM MELALUI ZONASI HUTAN KOTA BERDASARKAN PETA SEBARAN POLUTAN UDARA
AMELIORASI IKLIM MELALUI ZONASI HUTAN KOTA BERDASARKAN PETA SEBARAN POLUTAN UDARA Climate Amelioration by Urban Forest Zonation Based on Air Pollutants Distribution Map Siti Badriyah Rushayati, Endes N.
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BANDUNG
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR : 7 TANGGAL : 20 Juni 2011 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2005-2025 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciKAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN PENELITIAN KAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG Oleh: Dr. A. Widanarto., Drs. M.Si UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
Lebih terperinci10 poin arah pengembangan tembakau dan industri hasil tembakau yang direncanakan sebagai berikut :
Sebagaimana arah RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010 2015 dan RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012, Kabupaten Bandung berupaya melakukan akselerasi pembangunan daerah yang akan difokuskan untuk mencapai peningkatan
Lebih terperinciA. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 D. Pengertian Umum... 3
15 16 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 D. Pengertian Umum... 3 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BANDUNG... 10 A. Geografis... 10 B. Demografis...
Lebih terperinciDAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN, KEPUTUSAN/KEBIJAKAN YANG TELAH DISAHKAN
DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN, KEPUTUSAN/KEBIJAKAN YANG TELAH DISAHKAN I. Peraturan Daerah 1. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun. 2. Peraturan Daerah Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, setiap warga negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa memandang
Lebih terperinciBAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI Pembahasan materi pada bab ini adalah mengenai analisis kebutuhan parkir pemadu moda di Stasiun Cicalengka, dimana sub bab pembahasan dalam melakukan kajian terbagi menjadi
Lebih terperinciKETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG HENDRA NUGRAHA
KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG HENDRA NUGRAHA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciKecamatan DayeuhkolotDalam Angka 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Kecamatan Dayeuhkolot Dalam Angka 2015 No.Publikasi BPS Katalog BPS UkuranBuku Di Susun Oleh Diterbitkanoleh : 3204.1526 :
Lebih terperinciBAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah 2.1.1 Geografis Kabupaten Bandung terletak pada koordinat 107 0 22 108 0 50 Bujur Timur dan 6 0 41 7 0 19 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Bandung
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini secara garis besar membahas tinjauan mengenai gambaran wilayah studi yaitu Kota Soreang. Gambaran umum Kota Soreang dibagi dua bagian utama yaitu tinjauan eksternal
Lebih terperinciLaporan Tahunan Tahun 2014 Edisi Terbit Tahun 201
Laporan Tahunan Tahun 2014 Edisi Terbit Tahun 201 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan karunia- Nya, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun
Lebih terperinciDedi Sukarno 1 ABSTRAK
Infrastruktur dan Teknologi Pada Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Bandung Dalam Mendukung Pelaksanaan Dedi Sukarno 1 ABSTRAK Organisasi kecamatan di Kabupaten Bandung sebagai garda terdepan dalam melakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA UMKM KABUPATEN BANDUNG
LAMPIRAN A DATA UMKM KABUPATEN BANDUNG DAFTAR INDUSTRI KECIL BIDANG AGRO KABUPATEN BANDUNG Kecamatan Jenis Nilai Investasi (Rp. Juta) Tenaga Kerja Pemasaran Pria Wanita Jumlah Ekspor Lokal Cileunyi Kerajinan
Lebih terperinci5. PENUTUP. A. Kesimpulan
5. PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat dalam penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran penelitian : A. Kesimpulan 1. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TEH DI KABUPATEN BANDUNG
Preview-3 TUGAS AKHIR (RP09-1333) PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TEH DI KABUPATEN BANDUNG Dimas Darmawansyah NRP 3609 100 023 Dosen Pembimbing: Ir. Sardjito, MT. Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Aspek Geografis dan Demografi Kabupaten Bandung
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung 3.1.1.1 Aspek Geografis dan Demografi Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung, yang beribukota di Kecamatan Soreang,
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN 2015 E D I S I T E R B I T T A H U N DINKES KAB BDG DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN TAHUNAN 2015 E D I S I T E R B I T T A H U N 2 0 1 6 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan karunia- Nya, Laporan
Lebih terperinciTABEL INDIKASI PROGRAM UTAMA RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG
A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG 1 Perwujudan Pusat Kegiatan a. Pengembangan dan Penataan PKL Soreang Kutawaringin - Katapang LAMPIRAN VI : TABEL INDIKASI PROGRAM UTAMA RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Lebih terperinciRENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2012
RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2012 4.1. Rencana Program dan Kegiatan Dalam rangka perencanaan program dan kegiatan diperlukan elemen
Lebih terperinciRUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KABUPATEN BANDUNG. Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana) Kebutuhan
SKPD : Dinas Perumahan, Penataan Ruang, Kebersihan Kode Lokasi Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana) Kebutuhan Target Capaian Kinerja Dana/Pagu Indikatif Sumber Dana Prakiraan Maju Rencana Target Kebutuhan
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BANDUNG KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017
PROGRAM KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BANDUNG KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 201 NO PAKET PAKET KEGIATAN LOKASI KECAMATAN PENYEDIA JASA NOMOR / TANGGAL KONTRAK
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI KOPI DI KELOMPOK TANI HUTAN GIRI SENANG DESA GIRI MEKAR KABUPATEN BANDUNG. Oleh : 2 Elly Rasmikayati, 3 Bobby Rachmat Saefudin
ANALISIS USAHATANI KOPI DI KELOMPOK TANI HUTAN GIRI SENANG DESA GIRI MEKAR KABUPATEN BANDUNG 1 Nur Halimah Amir, Oleh : 2 Elly Rasmikayati, 3 Bobby Rachmat Saefudin 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya yang kontinyu kearah pencapaian dan peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kemajuan dan tuntutan zaman adalah sesuatu yang urgen, karena pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH (KAWASAN AGROPOLITAN CIWIDEY)
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH (KAWASAN AGROPOLITAN CIWIDEY) PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN DAERAH 2007 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... SAMBUTAN BUPATI BANDUNG...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Bandung 4.1.1. Keadaan Goegrafis Wilayah Kabupaten Bandung secara geografis terletak pada koordinat 107 0 22-108 0 5 Bujur Timur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara terhadap rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Millennium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada masyarakat global yang merupakan suatu kesepakatan
Lebih terperinci, Ebb. P",x.**l HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mengkaji aspek fisik dan aspek sosial. Pengkajian aspek Gsik dilihat dari kondisi terkini penggunaan lahan serta kondisi fisik lainnya di Kabupaten Bandung. Selanjutnya
Lebih terperinciRENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2017
RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2017 DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN SOREANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebijakan penting yang menjadi prioritas utama pemerintah Kabupaten Bandung adalah pembangunan yang seimbang antara pembangunan fisik dan pembangunan sumber
Lebih terperinciSoreang, Mengetahui, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik. Kepala Seksi Tanggap Darurat. Cecep Hendrawan, S.Ip NIP
DATA DISTRIBUSI AIR BERSIH TAHUN 2015 PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA KEKERINGAN BERUPA KEKURANGAN AIR BERIH, AIR MINUM DAN KEBAKARAN LAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT TH 2015 5.000
Lebih terperinciSEKILAS KABUPATEN BANDUNG
SEKILAS KABUPATEN BANDUNG tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Sunda Pada masa Kerajaan Taruma Negara pada Abad 4 Masehi sebagai awal mengalirnya sumber air sungai Citarum. Sampai berakhirnya kerajaan
Lebih terperinci