Analisis Manajemen Strategi Pd. Kecap Zebra Dalam Menghadapi Persaingan Yang Semakin Kompetitif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Manajemen Strategi Pd. Kecap Zebra Dalam Menghadapi Persaingan Yang Semakin Kompetitif"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : Analisis Manajemen Strategi Pd. Kecap Zebra Dalam Menghadapi Persaingan Yang Semakin Kompetitif Oleh H. Edy Safni Rosa * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT This research was conducted to see the internal and external faktors on Zebra Soy Saouce Company in facing a more competitive rivalry and providing some alternatives that can be used by the company in facing the business enviromental change. Basic analysis of matrix IE,and industrial rivalry analysis )five Factors of Porters) were used to direct the company positioning. Industrial rivalry analysis of the Soy Sauce industry in Indonesia indicates that the degree of competitiveness within the industry is medium. The degree of threat from the new entrant and product substitute are medium.barganing power of the supplier and purchaser is also medium. From the analysis, it s shown that the strengths of Zebra Soy Souce Company are the acces to the supplier of a good quality product, strong market network, its product varietes, good company image and competitive product price. The weaknesses of the company are human resources, location of the company, type and the degree of sophistication of technology, and its capacity. The present opportunities of the company are the change of customes way of the life and consumption level of the soy sauce,exchange rate of rupiah,export policy, investment policy, the depelovment of processing technology, transportation and use of internet and e-commerce. On the other hand, the threats among other are a slow down of the economic growth, fluctuation of soybean price, political and secury situation, environmental policy, infalation and interest rate. Keywords; Manajemen Strategi, PENDAHULUAN Industri pangan sebagai salah satu sub sektor dalam struktur industri, merupakan bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan sangat penting tidak saja dalam pengembangan pangan secara luas, tetapi juga dalam pengembangan ekonomi. Peranan industri pangan dalam perekonomian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam rangka meningkatkan nilai tambah pada sektor agribisnis (Saidi,1996) Industri Kecap merupakan salah satu industri pangan, dimana keberadaannya di Indonesia relatif cukup lama. Awalnya produksi kecap dilakukan oleh industri skala kecil atau lebih dikenal sebagai industri rumah tangga dan umumnya daya jangkau pemasarannya sangat kecil, lama kelamaan, produksi kecap sudah mulai dilakukan melalui industri skala besar. Menurut Indocomercial (1995), di Indonesia terdapat sekitar 339 pabrik kecap dengan total kapasitas produksi diperkirakan lebih dari juta liter (karena banyak yang tidak terpantau kapasitas produksinya), sebahagian besar pabrik kecap 131

2 SAFNI, Analisis Manajemen Strategi PD. Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan tersebut berada dipulau Jawa. Data yang ada menunjukan, di Pulau tempat sebahagian besar penduduk Indonesia ini terdapat 278 perusahaan atau 69,67 % dari jumlah yang ada. Sementara di Sumatera terdapat 53 perusahaan atau 13,28% dari total nasional, di Kalimantan ada 45 perusahaan atau 11, 8 %. Dari sisi propinsi, Jawa Timur merupakan daerah yang paling banyak memiliki perusahaan kecap. Disana terdapat 116 perusahaan kecap atau 29,07 % dari jumlah nasional, urutan kedua adalah Jawa Barat dengan jumlah perusahaan sebanyak 84 buah atau 21,05 % dari jumlah nasional, urutan ketiga adalah Jawa Tengah yang memiliki 52 perusahaan kecap atau 13,03 % dari jumlah nasional dan hampir sama dengan jumlah kecap perusahaan kecap di Sumatera. Banyaknya industri kecap di Indonesia ini menyebabkan sebuah pabrik kecap harus menghadapi persaingan yang sangat ketat. Selain itu, perusahaan kecap juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya baik internal maupun eksternal. Dalam kondisi lingkungan yang cepat berubah, maka perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan pemasarannya secara efektif dan efisien, disamping strategi utama dalam menggarap relung pasar adalah spesiasialisasi, karena harus memiliki keahlian khusus dalam hal pasar, konsumen, produk, harga, teknik promosi dan penempatan produknya. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif tersebut, perusahan dituntut mampu membuat suatu formulasi strategi pemasaran yaitu Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning. Dengan menerapkan strategi ini produk yang dipasarkan dapat selalu diterima oleh konsumen, mengingat Indistri kecap yang telah menempati relung pasar, diharapkan mampu menjaga kuntinuitas pasokan ketersedian ditempat-tempat penjualan. Karakter produk kecap, terutama yang kecil-kecil biasanya tidak memiliki diferensiasi yang nyata, sehingga konsumen sulit untuk memiliki loyalitas pada merek tertentu. Perusahaan kecap merek Zebra merupakan salah satu industri kecap yang ada di Indonesia yang juga terlibat dalam persaingan yang ketat. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1945 (56 tahun). Hasil utamanya adalah kecap dengan 132 merek kecap Zebra sedang hasil produksi sampingan lainnya adalah sambal, cuka dan jamu, dimana areal pemasarannya meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Pandeglang. Pertumbuhan penjualan perusahaan cukup baik, hanya tahun 1998 kondisi penjualan turun dratis hal ini disebabkan krisis moneter yang dialami secara nasional, realisasi penjualanyaitu : Tabel 1. Realisasi Volume Penjualan Perusahaan Kecap Zebra (Dalam Lusin) Tahun Volume Penjualan Kenaikan/ Penurunan (%) Sumber : Perusahaan Kecap Zebra Dalam mengatasi persaingan, strategi pemasaran yang dilakukan adalah penekanan kepada promosi penjualan (sales promotion) dengan sasaran kepada para pengecer/toko dan konsumen. Salah satu strategi perusahaan dalam melakukan pemasaran adalah dalam hal pemberian kredit/kelonggaran pembayaran,diskon/potongan harga dan bonus kepada setiap tenaga penjual/pengecer/toko dan hadiah barang kepada setiap konsumen dalam suatu daerah tertentu dan konsumen tertentu yang melakukan pembelian produk langsung ke perusahaan. Karena melakukan pendekatan penjualan kepada pengecer maupun konsumen adalah pengalaman perusahaan bertahun-tahun bahwa peranan tenaga penjual/pengecer/toko serta konsumen sangat besar dalam menentukan keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Mengingat usia perusahaan relatif telah cukup lama, akan tetapi areal pemasaran yang dilaksanakan masih tetap dan tingkat persaingan yang semakin kompetitif, sementara potensi pemasaran di daerah lainnya masih prospektif, berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan analisis strategi manajemen yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.

3 METODE PENELTIAN Dalam penulisan ini, penulis menggunakan dua metode antara lain : 1. Study Kepustakaan Study kepsutakaan yaitu mengkaji atau menelaah leteracture atau pustaka yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti, serta mencari kejelasan konsep atau teori yang mungkin banyak digunakan didalamnya 2. Penelitian Lapangan Penelitian secara langsung terhadap keadaan perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi pendahuluan mengenai masalah-masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persaingan Industri (Five Forces Porter) Analisis struktur industri merupakan penunjang fundamental untuk menentukan posisi relatif perusahaan yang kemudian dapat digunakan untuk merumuskan strategi bersaing. 1) Tingkat Persaingan Antar Industri Persaingan di antara pemain yang ada dalam industri berupa perlombaan untuk mendapatkan posisi atau pangsa pasar dan kesetiaan pelanggan, dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Namun beberapa bentuk persaingan, seperti harga, sangat tidak stabil dan sangat mungkin membuat keadaan industri memburuk dari sudut pandang kemampulabaan. Banyaknya pemain dalam industri ini menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat dalam memperoleh pelanggan. Persaingan tersebut dapat mempengaruhi harga kecap itu sendiri. Tabel 2. Menunjukkan bahwa tingkat persaingan dalam industri kecap dinilai sedang (skor : 3.01). Hal ini ditentukan oleh pesaing, pertumbuhan industri dan katrakteristik pesaing. Jumlah perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang kecap menurut catatan dari Indocomercial tahun 1995 ada sekitar 339. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda (skor : 0.54) Jenis produk yang dimiliki dan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan mempunyai peranan penting dalam persaingan. Persaingan semakin ketat ketika pemainpemain yang ada mulai melakukan peningkatan kapasitas (skor : 0.49) dan ekspansi usaha ke daerah lain ataupun melakukan diversifikasi produk. Hal ini karena pemain lama telah mempunyai jaringan akses ke pemasok dan distribusi ke pelanggan yang cukup kuat. Banyaknya pemain dalam industri ini menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat dalam memperoleh konsumen. Persaingan tersebut terlihat para produsen kecap yang bergerak dalam skala besar melakukan iklan secara besar-besaran baik dimedia Televisi maupun media lainnya dan memberikan merek yang spesifik atas suatu produk. Tabel 2. Faktor-faktor Tingkat Persaingan Dalam Industri Jumlah pesaing Pertumbuhan industri Biaya tetap Peningkatan kapasitas Karateristik pesaing Hambatan keluar industri Diferensiasi produk Total skor

4 2) Ancaman Pendatang Baru (New Entrants) Menurut Porter (1997), ada 6 (enam) faktor penghambat masuknya pendatang baru, yakni skala ekonomis, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala, akses saluran distribusi dan diferensiasi produk. Di Indonesia, potensi masuknya pemain baru dalam industri kecap dinilai sedang (skor : 2.87). Besarnya kecilnya ancaman pendatang baru ditentukan oleh modal, akses kesaluran distribusi, akses ke pemasok, kebijakan pemerintah. Kebutuhan modal yang cukup besar (Skor : 0.35). Pembangunan pabrik dan penyediaan mesin dan alat memerlukan biaya yang besar. Skala ekonomis akan menghalangi masuknya pendatang baru dalam industri karena memaksa mereka untuk masuk dengan skala besar dan menghadapi pemain lama yang relatif mampan dan kuat atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Produk pada industri kecap relatif sedikit terdiferensiasi karena produk kecap oleh seluruh perusahaan relatif sama hanya membedakan dari produksi masing-masing perusahaan hanya rasa dari kecap itu sendiri. Konsumsi kecap pada masyarakat cukup tinggi, hal ini terlihat setiap proses masakan yang akan disajikan rata-rata menggunakan kecap. Hal ini memudahkan para pemain dalam industri kecap dalam mendistribuskan produknya kepada konsumen (Skor : 0.57). Tabel 3. Ancaman pendatang baru Skala ekonomi Diferensiasi produk Kebutuhan modal Biaya beralih Akses ke saluran distribusi Akses ke pemasok Kebijakan pemerintah Total skor Perusahaan yang telah mapan memiliki keunggulan biaya yang tidak begitu saja ditiru oleh pendatang baru. Di samping akses ke pemasok relatif cukup sulit (skor : 0.51) tetapi pendatang baru yang ingin masuk industri tersebut harus melakukan upaya yang lebih keras untuk mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan seperti kedelai, gula. 3) Ancaman Produk Pengganti (substitute products) Ancaman produk subsitusi kecap tidaklah besar (skor : 3.63). Kecap merupakan produk makanan yang spesifik dan mempunyai rasa tersendiri dibanding produk lainnya. Sejauh ini yang berpotensial menjadi produk subsitusi adalah produk penyedap makanan lainnya tetapi produk tersebut masing-masing pada dasarnya saling melengkapi. Tabel 4. Ancaman produk Pengganti (Substitute products) Produk yang memilki fungsi sama Tingkat perkembangan teknologi Tingkat harga produk subsitusi Tingkat biaya beralih Total Skor

5 4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (barganing power of suppliers) Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri kecap adalah sedang (fair) dengan skor 3.01 (tabel 5) Posisi tawar menawar ini ditentukan oleh jumlah pemasok, tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok dan peran produk bagi pelanggan industri. Ketersedian bahan baku sangat penting bagi kelangsungan proses produksi (skor : 0.56). Jumlah pemasok pada industri ini cukup banyak, sehingga industri mempunyai kesempatan untuk memilih produk sesuai dengan keinginan mereka. Walaupun demikian pasokan bahan baku kedelai dan gula merah masih terasa kurang. Banyaknya pemain dalam industri kecap menyebabkan persaingan dalam memperoleh bahan baku. Tingkat diferensiasi produk yang ditawarkan pemasok relatif rendah (skor :0.45). Sehingga industri dapat memperoleh bahan baku darimana saja. Tabel 5 Faktor-faktor Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Jumlah Pemasok Tingkat diferensiasi produk Peran produk yang dipasok bagi pelanggan industri Tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok Ancaman adanya produk subsitusi Ancaman integrasi ke depan oleh pemasok Total Skor Posisi tawar menawar pemasok dengan pelanggan industrinya juga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran dari konsumen. Produk yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh kemampuan pengolahan juga tergantung pada kualitas bahan baku sehingga hasil produksinya berkualitas baik. Kemungkinan integrasi kedepan oleh pemasok dapat dikatakan kecil (skor : 0.45). Karena kebutuhkan modal yang besar, dan kompenen produk pembuatan kecap beragam. 5) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (barganing power of buyers) Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta peran sebagian pesaing satu sama lain, yang semuanya dengan mengorbankan kemampulabaan indusri. Pada Tabel 6 diketahui bahwa faktor yang menentukan kekuatan pembeli adalah tingkat kepentingan kualitas produk, jumlah pembeli, informasi yang dimiliki, dan nilai produk dalam struktur biaya pembeli. Tabel 6. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Jumlah pembeli Ciri produk Biaya beralih Nilai produk dalam struktur biaya pembeli Kesempatan integrasi kebelakang Keuntungan yang diperoleh pembeli Tingkat kepentingan kualitas produk pembeli Informasi yang dimiliki pembeli Total Skor

6 Industri pembuatan kecap di Indonesia cukup banyak dan tingkat pembelinya relatif banyak (skor : 0.66). Hampir di seluruh daerah di Indonesia mempunyai perusahaan industri kecap sehingga kualitas dari produk kecap lainnya harus dapat menyesuaikan selera konsumennya pada daerah yang akan dipasarkan. Kualitas produk yang ditawarkan dan kemampuan produk yang mempunyai spesifikasi khusus menjadi faktor yang penting mengingat kebanyakan produsen melakukan kegiatannya berdasarkan job order (skor :0.52). Nilai produk dalam struktur biaya pembeli cukup besar (skor :0.42) sehingga pembeli kelas menengah ke bawah cenderung untuk mencari harga yang menguntungkan dan selektif dalam membeli produk. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, pembeli dapat memperoleh informasi pasar yang lengkap (skor :0.32). Hal ini ini memberikan kesempatan yang lebih besar kepada pembeli untuk memilih produk terbaik sesuai keinginan. Sehingga kekuatan tawar menawar pembeli relatif tinggi (skor : 3.15). Secara singkat analisis industri kecap dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Analisis Industri Kecap A. Parameter B. Nilai C. Keterangan Ancaman pendatang baru Sedang Kemudahaan akses distribusi dan kebijakan pemerintah yang kondusif. Tingkat Persaingan dalam Sedang Banyaknya pemain dalam industri industri menyebabkan persaingan cukup ketat Ancaman Produk Sedang Produk subsitusi lebih pada produk Subsitusi penyedap rasanya lainnya Kekuatan Tawar Menawar Sedang Jumlah Penawar dan Permintaan di pasar Pemasok Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Sedang menentukan harga Pembeli/konsumen menentukan harga B. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal adalah analisis terhadap faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor internal yang berpengaruh dalam kinerja perusahaan secara fungsional adalah produksi dan operasi, Pemasaran dan distribusi, produk, modal serta sumber daya manusia 1). Produksi dan Operasi Ketersedian bahan baku dalam industri pembuatan kecap adalah hal yang sangat penting. Jika bahan baku tidak tersedia atau kurang maka akan menghambat proses produksi. Pasokan bahan baku yang diperoleh perusahaan seperti kedelai, gula merah, cabe dan garam relatif lebih mudah sehingga dapat menjamin kuntinuitas proses produksi perusahaan. Faktor penyebab kemudahaan bahan baku yang diperoleh perusahaan adalah 1. Perusahaan telah menjalin hubungan baik dengan para pemasok sejak tahun 1980 dan hingga saat ini masih berjalan dengan baik. 2. Pasokan kedelai dan gula merah sebagai bahan baku pokok dinilai cukup aman bagi kelangsungan produksi.dimana bahan gula merah yang diperoleh dari pemasok daerah Purwokerta dan Jawa Timur. Kegiatan produksi perusahaan awal tahun 2000 cenderung meningkat dibanding kan tahun sebelumnya, faktor penyebab penurunan produksi PD. Kecap Zebra adalah krisis ekonomi yang dialami secara nasional. Tabel 8. Realisasi Produksi PD Kecap Zebra (dalam lusin) Tahun Produksi % % % % Sumber : Perusahaan PD Kecap Zebra 136

7 2). Pemasaran dan Distribusi Strategi pemasaran dilakukan dengan promosi penjulan (sales promotion) tanpa diikuti dengan iklan, sasaran penjualan kepada para pengecer/toko dan konsumen. Sarana promosi penjualan yang dilaksanakan dalam bentuk pemberian kredit /kelonggaran peembayaran, diskon/potongan harga dan bonus kepada setiap tenaga penjual/pengecer/toko dan hadiah barang tertentu yang melakukan pembelian produk langsung ke perusahaan. Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain penjualan pribadi, iklan dan publisitas yang merangsang pembelian konsumen dan keefektifan penyalur seperti pertunjukan, pameran dan eksibisi, demontrasi dan lakukan perusahaan PD Kecap Zebra sebagai upaya peningkatan penjualan yang tidak berulang. Perusahaan PD Kecap Zebra melakukan promosi penjualan karena dianggap komunikatif yaitu, mereka mendapat perhatian dari konsumen dengan memberi informasi yang memperkenalkan pembeli pada suatu produk. Promosi penjualan dilakukan dengan insentif, cara ini memberikan konsesi, perangsang atau andil yang bernilai bagi pembeli. Kelemahan dari kegiatan promosi penjualan ini adalah tidak membangun preferensi dan kesetian konsumen dalam jangka panjang, seperti halnya yang dapat dilakukan oleh periklanan. Promosi penjulan hanya dapat menghasilkan penjualan dalam jangka pendek dan tidak dapat dipertahankan. Perusahaan PD Kecap Zebra melakukan ini karena merasa lebih baik menggunakan promosi penjualan karena perusahan tidak mampu mengimbangi iklan dengan anggaran besar dari pemimpin pasar. Mereka tidak akan memperoleh rak rak penjualan tanpa memberikan allowans dagang, atau mendorong konsumen untuk mencoba tanpa memberikan insentif. Itulah sebabnya persaingan harga sering digunakan oleh merk- merk kecil yang berusaha untuk memperbesar market share mereka. Dalam promosi dagang. Perusahaan berusaha untuk mendapatkan jaminan kerja sama dengan Grosir dan pengecer melalui sejumlah cara. Perusahaan PD Kecap Zebra menawarkan allowans pembelian yang merupakan sebuah tawaran berupa money off (semacam potongan harga yang lebih besar) atas setiap pembelian salama jangka waktu yang ditentukan. Tawaran tersebut mendorong Grosir dan Pengecer untuk membeli suatu jumlah atau menjual barang baru yang tidak biasanya Grosir/Pengecer membeli. Grosir/Pengecer dapat memanfaatkan allowans tersebut sebagai labanya. Dalam mendistribusikan produk yang dihasilkannya. Perusahaan PD Kecap Zebra menggunakan saluran distribusi tidak langsung yaitu melalui pedagang pedagang perantara seperti Grosir dan Pegecer. Saluran distribusi langsung yaitu terbatas pada konsumen institusi seperti restauran. 3). Produk Produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya produk kecap saja melainkan juga sambal, cuka, jamu. Walaupun demikian produk kecap merupakan produk utama. Strategi produk yang dilakukan adalah dengan menghasilkan 2 macam produk dengan kualitas yang berbeda dengan konsumen yang berbeda pula. Adapun produk kecap yang dimaksud adalah : 1. Produk Kecap kualitas istimewa dengan label Zebra biru. Produk kecap merk zebra biru mempunyai kualitas istimewa baik dari segi bahan yang dipergunakan maupun kualitas istimewa baik dari segi bahan yang dipergunakan maupun dari segi prosesnya. Untuk produk ini konsumen yang dituju adalah kelas menengah keatas. Hal ini didukung di dukung dengan strategi harga yang berbeda untuk tipe jenis kecapnya sehinga konsumen dapat langsung membedakan kualitas dari produk kecap tersebut. Produk kecap ini dipasarkan di daerah Bogor dan sekitarnya yang saat ini meluas sampai daerah Sukabumi, Pandeglang dan Jakarta. 2. Produk kecap kualitas nomor satu dengan label zebra merah mempunyai kualitas nomor satu. Dari segi bahan maupun prosesnya tidak lebih baik dibandingkan dengan kecap kualitas istimewa. Untuk 137

8 SAFNI, Analisis Manajemen Strategi PD. Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan produk ini konsumen yang dituju adalah kelas menengah ke bawah. Harga kecap kualitas istimewa jauh lebih mahal dibandingkan dengan kecap kualitas nomor satu. Tidak seperti dengan kualitas istimewa, pemasaran kecap kualitas nomor satu hanya pada daerah tertentu saja. 4). Modal Modal kerja yang dipakai oleh perusahaan kecap zebra ada dua sumber yaitu Modal sendiri dan Bank, dimana modal yang diperoleh dari Bank berupa kredit modal kerja telah berjalan sejak tahun 1975, dengan porformance sangat baik yang digunakan untuk membantu aktivitas operasional perusahaan. Modal sendiri yang dimiliki perusahaan setiap tahun cenderung meningkat terlihat dalam tabel 9 Tabel 9. Trend Modal PD. Kecap Zebra (Dalam Ribuan) Modal Sumber : Perusahaan Kecap Zebra 5). Sumber Daya Manusia. Perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan. Perhatian perusahaan berupa memberikan jaminan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Jaminan sosial yang diberikan meliputi tunjangan pengobatan, tunjangan hari raya dan asuransi tenaga kerja. Jaminan Sosial ini sesuai dengan anjuran pemerintah dan merupakan suatu kebijaksanaan perusahaan sendiri. Berdasarkan status dan sistem pembayaran, karyawan perusahaan PD Kecap Zebra di kelompokkan sebagai berikut. 1. Karyawan bulanan Adalah karyawan yang bekerja secara tetap dengan memperoleh gaji secara teratur setiap bulan dan jaminan sosial serta pesangon apabila diberhentikan. 2. Karyawan Harian Adalah karyawan yang dipekerjakan dalam jangka waktu yang lama dan akan menerima gaji yang diberikan setiap dua minggu sekali. 3. Karyawan borongan Adalah karyawan yang dipekerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan waktu tertentu dengan menerima upah sesuai dengan hasil kerja. KESIMPULAN 1. Perusahaan PD. Kecap Zebra salah satu perusahaan kecap tertua di daerah Bogor khususnya di Indonesia pada umumnya karena berdiri sejak tahun Kondisi Internal PD. Kecap Zebra cukup baik dalam usaha untuk memenuhi visi dan misi. Namun demikian untuk selanjutnya kualitas sumberdaya manusia yang berkompeten dalam bidang pengolahan kecap sangat dibutuhkan sehingga perusahaan saat ini tidak mengerjakan hasil produksi rutinitas saja. Kapasitas produksi yang dimiliki cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan dan perusahan saat ini hanya mempertahankan pasar yang telah ada. Pemasaran dan distribusi yang dilakukan hanya sebatas pengiriman produk yang dipesan oleh distributor, agen dan warung. 3. Industri Kecap dalam negeri potensi ancaman pendatang baru relatif kecil. Berdasarkan hasil analisis industri, hasil produksi kecap ditentukan oleh konsumen (skor 3.42 ), hal ini disebabkan faktor rasa, konsumen tidak akan beralih begitu saja keproduk lain apabila telah mendapat rasa yang lebih baik dibanding dengan kecap lain. Intensitas persaingan secara keseluruhan bersifat sedang (skor 3.01) 138

9 4. Perusahaan tidak hanya tergantung pada pasar dan produk yang selama ini dimiliki. Perubahan dalam segala bidang membutuhkan respon yang cepat sehingga dapat bertahan menghadapi perubahanperubahan tersebut. Untuk menghadapi hal tersebut ada beberapa alaternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu Strategi Pembangunan produk, strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan sumber daya manusia dan strategi unggul teknologi. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, Membidik Relung Pasar Kecap, Majalah Komoditas No 4 Tahun I /1998 Anonimous Menjamurnya produsen skala kecil, majalah Usahawan No 03 tahun XXX 2001 a. Bersiaplah Manghadapi Kondisi Lebih Buruk Kompas. 30 September b. Ekonomi AS Anjlok, Bursa Indonesia Keok. Bisnis Indonesia. 28 Maret Bank Indonesia Tingkat Suku Bunga Penjaminan Bank Indonesia. Bank Indonesia. Jakarta. Badan Koordinasi Penanaman Modal Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta. Badan Pusat Statistik Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta. Departemen Pertanian Konsep Pengembangan Investasi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Gulitinan, Joseph P and Paul, Gordon W, Marketing Management, 2 nd Edition, alih bahasa oleh Agus Maulana,1992, judul Manajemen Pemasaran, Penerbit Salemba empat, Jakarta Hunger,D.J dan T.L. Wheelen Strategic Management. Fifth Edition. Addition Wesley Publishing Company,Inc. Hamel G. and C.K. Prahalad Competing For The Future. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetts. Salusu J Pengambilan Keputusan Strategi untuk organisasi publik dan organisasi Non profit, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia Wheelen, T.L. and J.D. Hunger Strategic Management And Business Policy ; Enteringh21 th Century Global Society. 7 th Edition. Prentice Hall International. New Jersey. Wiryokusomo, H, 2000 Konsep Agribisnis dan perkembangan dimasa depan Bahan Kuliah, Program Study Magister Managemen Agribisnis - Institut Pertanian Bogor 139

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pangan sebagai salah satu sub sektor dalam struktur industri, merupakan bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan sangat penting

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN. FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN Definisi Sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis Merencanakan menentukan harga Mempromosikan Mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran meliputi:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang belum membaik sejak tahun 2013, dan kondisi ekonomi global yang juga mengalami perlambatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Mata Kuliah : Manajemen Strategik Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Vicky Harseno (01-2014-093) Pito Fibriyanto (01-2014-097) Melissa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES

ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES AGORA Vol. 3, No.1, (2015) 736 ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES Paskalino Jimmy Foris dan Ronny H. Mustamu. Program Manajemen Bsinis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh agen dan pemborong sebagai kriteria

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007 BAB 3. PORTER 5 FORCES Pemodelan Porter 5 Forces dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter. Porter 5 Forces adalah tool yang digunakan untuk menganalisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

STRATEGIC MANAGEMENT

STRATEGIC MANAGEMENT STRATEGIC MANAGEMENT Dina Shabrina P.P Fahmi Emir Hartanto Intan Mutiasari Nadya Trinova Untuk tugas mata kuliah Manajemen Pengantar kelas 2.04 STIE Indonesia Banking School STRATEGIC MANAGEMENT Tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love.

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love. Modul ke: IMC 2 Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si Red tulips are associated with

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) Gezang Putri Agung dan Fuad Achmadi Project Management, Magister Management Technology, ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan ini sangat beraneka ragam baik jenisnya maupun bentuk serta ukurannya. Dimana perusahaan

Lebih terperinci

Strategi Promotion (Promosi)

Strategi Promotion (Promosi) Strategi Promotion (Promosi) Definisi Promosi Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami kebangkrutan, sehingga perusahaan harus cepat mengubah taktik dan strategi pemasarannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI BAB 3 ANALISIS INDUSTRI Analisa lingkungan mikro merupakan suatu analisa untuk mengetahui kekuatan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri. Dengan menganalisa lingkungan mikro, kita bisa

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep dan Strategi Pemasaran Perusahaan 2.1.1 Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran merupakan suatu rencana yang sudah ditentukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia juga semakin banyak. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan kecil

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar belakang Penelitian Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP Endang Widyastuti 1 Hafidhah 2 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting dan memiliki

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Bisnis Joko Salim, 2009, dalam bukunya Step by Step Bisnis Online menegaskan bahwa di dalam melakukan sebuah bisnis, terdapat 4 faktor utama yang disebut dengan 4P yang terdiri

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci