BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Prusahaan PT. Universal Respati Turbine Engineering adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik untuk pertamina yang beralamat di Jl. Lintas Timur Sei Karas, kecamatan Lirik, kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau. PT ini berdiri pada tanggal 1 April Sebelum mendapatkan tender dari Pertamina, mesin pembangkit tenaga listrik ini dipimpin oleh PT. Coinndo. Setelah kontrak kerja dengan PT. Coinndo habis, yang memenangkan tander tersebut adalah PT. Universal Respati Turbine Engineering. Jumlah karyawan yang dimiliki oleh PT. Universal Respati Turbine Engineering adalah sebanyak 15 orang, diantaranya 1 orang sebagai Site Manager yang dipimpin oleh bapak Ismail Batubara, Maintenance oleh bapak Aries Jaya, Halper Maintenance oleh bapak Sarianto, 2 Technician yaitu Imbang Triyono dan Hendri Handoyo, selanjutnya 7 Operator yaitu Darwanto, Paino, Yudianto, Yodi Septiadi, Hartanto, Handrian Davis, dan 3 orang security. Jenis mesin turbine pembangkit tenaga listrik pada PT ini yaitu CENTAURE T-5901 dengan menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Polusi yang ditimbulkan oleh mesin turbine ini yaitu berupa kebisingan yang sangat besar, sehingga pihak perusahaan telah menerapkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawannya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik Pertamina yang ada di desa sei karas dan sekitarnya, PT. Universal Respati Turbine Engineering terdapat 5 jenis mesin turbine, akan tetapi yang di operasikan hanya 2 mesin turbine dengan jumlah Trafo yang dimiliki yaitu sebanyak 3 unit. Adapun jenis mesin turbine yang ada yaitu : 1. Unit Gas Turbine Centaur #1 (T-40) (Beban Max 2000 Kw) 2. Unit Gas Turbine Centaur #2 (T-50) (Beban Max Gtc#2 T-50 = 3100 Kw) 3. Unit Gas Tubine Saturn #1 ( Beban Max 450 Kw ) 4. Unit Gas Turbine Saturn #2 ( Beban Max 450 Kw ) 5. Unit Gas Turbine Saturn #3 ( Beban Max 450 Kw )

2 4.2 Pengumpulan Data Umum Perusahaan (Data Sekunder) Gambar 4.1 Stukur Organisasi PT. Universal Respati Turbine Engineering Tabel 4.1 Data Karyawan PT.Untversal Respati Turbine Engineering No Nama Jumlah 1 Site Manager 1 2 Maintenance 1 3 Helper Maintenance 1 4 Technician 2 5 Operator 7 6 Scurity 3 Total Tugas dan Fungsi Site Manager a. Tugas Kepala dalam PT. Universal Respati Turbine Engineering Melaksanakan manajemen risiko (terkait tentang K3) Mengatur Kinerja karyawan dalam mengoperasikan mesin Turbine, dan melakukan kontrol. IV-2

3 Mengesahkan surat-surat yang mendukung jalannya sistem operasional, contohnya yaitu mengesahkan surat permintaan barang, surat penerimaan barang, dan lain sebagainya. Melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada pihak pertamina, antara lain mengenaisuksesi/mutasi/promosi manajer kunci (senior), program pengembangan SDM, pertanggung jawaban manajemen resiko, pelaksanaan K3LL, dan kinerja pemanfaatan teknologi informasi. Mengatur jalannya sistem organisasi yang ada di PT. Universal Respati Turbine Engineering. b. Fungsi Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan Perusahaan. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan. 2. Tugas dan Fungsi Maintenance a. Tugas Membuat laporan Kronologis Gangguan pada mesin Turbine. Melakukan kontrol secara teknis terhadap kinerja teknisi secara SOP. Melaksanakan analisis kerusakan mesin Turbine Centaur. Membantu Pekerjaan Teknisi saat melakukan perbaikan mesin. b Fungsi Maintenance di PT. Universal Respati Turbine Engineering berfungsi untuk membantu kerja manager dalam menjalankan perusahaan. Maintenance di butuhkan untuk membantu kinerja Operator dan teknisi. IV-3

4 3. Tugas dan Fungsi Helper Maintenance a. Tugas Melakukan analisis kerusakan perbaikan pada Mesin Turbine dan perangkat Mesin Turbine hasil analisis sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Leader Maintenance. Membantu melakukan kontrol secara teknis terhadap kinerja teknisi secara SOP. Membantu melaksanakan analisis kerusakan mesin Turbine Centaur b. Fungsi Helper Maintenance dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk membantu pekerjaan yang ditangani oleh Helper Maintenance. Untuk memdukung jalannya sistem operasional di dalam perusahaan Untuk membantu Maintenance dalam melakukan kinerja Operator 4. Tugas dan Fungsi Technician a. Tugas Bekerja sesuai dengan SOP yang ada pada bagian Mesin Turbine Centaur. Wajib hadir dan melapor kepada Leader Maintenance untuk melaksanakan pekerjaan rutin setiap hari Melakukan analisis kerusakan perbaikan pada mesin Turbine Centaur dan perangkat mesin, hasil analisis sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Leader Maintenance b. Fungsi Technician dibutuhkan sebagai menangani atau memperbaiki jika terjadi kerusakan pada mesin. Membantu pekerjaan yang tidak bisa ditangaani oleh Operator. IV-4

5 5. Tugas dan Fungsi Operator a. Tugas Bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan untuk mesin turbine centaur. Melakukan pengecekan atau kontrol pada mesin dan panel-panel listrik. Melaporkan kondisi mesin setiap harinya kepada bagian Maintenance b. Fungsi Operator dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin turbine. Operator dibutuhkan untuk membantu berjalannya proses operasi pada PT. Universal Respatti Turbine Engineering. 6. Tugas dan Fungsi Scurity a. Tugas Melakukan kontrol setiap hari di sekitar area PT. Universal Respatti Turbine Engineering. Membuat laporan keamanan setiap bulan yang disampaikan kepada manager tentang keamanan PT. Universal Respatti Turbine Engineering. Melakukan upaya kepatuhan, penegakan tata tertib dan menerapkan kebijakan perusahaan, peraturan kerja dan praktik-praktik dalam rangka pencegahan tindak kejahatan. b. Fungsi Scurity bertugas untuk mengamankan dari bahaya akibat dari gangguan dari luar seperti keamanan dari pencuri atau tindak kejahatan. Melindungi dan mengawasi orang terhadap bahaya fisik. Mencegah terjadinya tindak kejahatan. IV-5

6 4.3 Pengumpulan Data Intensitas Kebisingan Pengumpulan data secara observasi dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap objek penelitian di area perusahaan. Data yang diukur adalah tingkat kebisingan. Pengukuran dilakukan ketika semua operator pada shift pagi, shift sore, dan shift malam sedang bekerja. Pengukuran intensitas kebisingan di PT. Universal Respati Turbine Engineering dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran kebisingan yang ada di perusahaan tersebut. Berdasarkan dari survey yang dilakukan langsung dilapangan, ada 40 (empat puluh) titik pengukuran yang dilakukan. Jarak masingmasing titik pengukuran yaitu 1-3 meter. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter selama 10 (sepuluh) menit setiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. Waktu pengukuran dilakukan dalam interval 24 jam yang disesuaikan dengan shift karyawan pabrik, sesuai petunjuk pengukuran tingkat kebisingan yang dilampirkan pada ketetapan pemerintah melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Kebisingan, yaitu : Shift WIB 1. L 1 diambil pada jam mewakili jam L 2 diambil pada jam mewakili jam L 3 diambil pada jam mewakili jam Shift WIB 4. L 4 diambil pada jam mewakili jam L 5 diambil pada jam mewakili jam Shift WIB 6. L 6 diambil pada jam mewakili jam L 7 diambil pada jam mewakili jam IV-6

7 4.3.1 Pengukuran Kebisingan Pengambilan data di lapangan bertujuan untuk mendapatkan data primer. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan meletakkan Sound Level Meter di titiktitik pengukuran yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 40 titik. Pengukuran dilakukan dengan cara memetakan tingkat kebisingan yang jarak setiap titiknya 1-3 meter. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberapa kotak yang mempunyai jarak dan ukuran yang telah ditetapkan yaitu antara 1-3 meter dari setiap titik dan 1 meter dari sumber bising. Adapun lokasi pengukurannya adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Pengukuran PT. PT.Untversal Respati Turbine Engineering IV-7

8 4.3.2 Data hasil Pengukuran dengan menggunakan sound level meter dan meteran (X,Y,Z) 1. L 1 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) IV-8

9 Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-9

10 Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-10

11 Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-11

12 Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-12

13 Tabel 4.2 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L1 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-13

14 2. L 2 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( ) IV-14

15 Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-15

16 Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-16

17 Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-17

18 Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( (Lanjutan) IV-18

19 Tabel 4.3 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L2 Pukul ( (Lanjutan) IV-19

20 3. L 3 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( ) IV-20

21 Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-21

22 Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-22

23 Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-23

24 Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-24

25 Tabel 4.4 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Pagi L3 Pukul ( (Lanjutan) IV-25

26 4. L 4 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( ) IV-26

27 Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-27

28 Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-28

29 Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( (Lanjutan) IV-29

30 Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-30

31 Tabel 4.5 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Sore L4 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-31

32 5. L 5 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( ) IV-32

33 Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( (Lanjutan) IV-33

34 Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( )(Lanjutan) IV-34

35 Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( (Lanjutan) IV-35

36 Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-36

37 Tabel 4.6 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L5 Pukul ( (Lanjutan) IV-37

38 6. L 6 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( ) IV-38

39 Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-39

40 Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( (Lanjutan) IV-40

41 Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-41

42 Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-42

43 Tabel 4.7 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L6 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-43

44 7. L 7 diambil pada jam mewakili jam Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) IV-44

45 Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-45

46 Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-46

47 Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-47

48 Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-48

49 Tabel 4.8 Hasil Intensitas Kebisingan Shift Malam L7 Pukul ( ) (Lanjutan) IV-49

50 4.4 Perhitungan Intensitas Kebisingan Ekivalen Berdasarkan dari pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa ada 40 titik pengukuran yang dilakukan di power plant PT. Universal Respati Turbine Engineering. Masing-masing titik yang telah diukur memiliki nilai intensitas kebisingan yang berbeda-beda. Adapun persamaan yang digunakan dalam perhitungan intensitas kebisingan yang ada di power plant PT. Universal Respati Turbine Engineering berdasarkan alat sound level meter. Perhitungan tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan tingkat kebisingan ekuvalen (Leq). Adapun rumus yang dapat digunakan sebagai berikut: Leq = 10 Log 10, + 10, + 10, , + Keterangan : f adalah jumlah data kebisingan untuk satu titik (untuk 120 kali = 1/120); L n adalah tingkat kebisingan ke-n (n=1,2,3); 1. Perhitungan Nilai Leq Shift pagi : WIB Mewakili L1 Pukul (WIB) ( ), L ( ), L ( ) a. Pengukuran Pertama L1 Pukul (WIB) ( ), Leq = 10Logk 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10,... 10, IV-50

51 = 10 Log { } = 10 Log ( ) = 115, (dba) 2. Perhitungan Nilai Leq Shift sore : Mewakili L4 Pukul (WIB) ( ), L ( ) a. Pengukuran Pertama Pukul (WIB) ( ) Leq =10Log 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10,... 10, = 10 Log { } = 10 Log ( ) =115, (dba) 3. Perhitungan Nilai Leq Shift malam : Mewakili L6 Pukul (WIB) ( ), L ( ) a. Pengukuran Pertama Pukul (WIB) ( ) IV-51

52 Leq =10Log 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10, + 10,... 10, = 10 Log { } = 10 Log ( ) = 115, (dba) Rekapitulasi perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Kebisingan Ekivalen per shift Sampling Rata-Rata Desibel (dba) Shift 1 Shift 2 Shift 3 Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu L L L L L L L IV-52

53 Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Kebisingan Ekivalen per shift (Lanjutan) Sampling Rata-Rata Desibel (dba) Shift 1 Shift 2 Shift 3 Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu L L L L L L L Berdasarkan Tabel 4.9 Kebisingan ekivalen merupakan kebisingan yang terjadi hanya sementara dan bukan merupakan kebisingan yang terjadi dalam satu hari kerja. Namun, hanya merupakan nilai kumulatif kebisingan yang sering muncul dalam rentang waktu pengukuran ( 10 menit). Hal ini, tidak terlalu berpengaruh pada tenaga kerja. Hasil kebisingan rata-rata ini nantinya akan digunakan untuk menentukan tingkat kebisingan satu hari kerja (Leq). Data rekapitulasi perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen pada Tabel 4.2menunjukkan bahwa sebagian besar sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) Kep-51/MEN/1999 dan SNI No Nilai ini dapat dilihat dengan jelas pada grafik gambar 4.2dibawah ini sebagai berikut IV-53

54 Grafik Fluktuasi Tingkat Kebisingan 140 Tingkat Kebisingan Pengukuran L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 NAB Gambar 4.3 Grafik Fluktuasi Tingkat Kebisingan Pada Waktu Berbeda Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada titik titik yang melebihi garis merah atau Nilai Ambang Batas (NAB) Kep-51/MEN/1999 dan SNI No Perhitungan yang sama dilakukan untuk titik keseluruhan setiap waktunya. Sesuai ketentuan dari menteri negara tenaga kerja, data tingkat kebisingan ekuivalen pada setiap titik dan waktu diklasifikasi dalam satu hari kerja yang dihitung pada bab selanjutnya.

55 4.5 Perhitungan Nilai Intensitas Kebisingan Berdasarkan Perhitungan Ekivalen Selama 8 Jam Kerja Berdasarkan dari pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa ada 40 titik pengukuran yang dilakukan di PT. Universal Respati Turbine Engineering. Masing-masing titik/area yang telah diukur memiliki nilai intensitas kebisingan yang berbeda-beda. Tingkat kebisingan yang mewakili Shift Kerja diperoleh dari perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen Mewakili L1 Pukul (WIB) ( ), L ( ), Mewakili L3 Pukul (WIB) ( ), L ( ), dan Mewakili L5 Pukul (WIB) ( ), L ( ), L ( ). Adapun persamaan yang digunakan dalam perhitungan intensitas kebisingan yang ada di lantai produksi PT. Universal Respati Turbine Engineering berdasarkan alat sound level meter adalah sebagai berikut : Leq (8 jam) = 10 Log 10, + 10, + 10, , + Keterangan : f adalah jumlah data Ln kebisingan untuk satu shift kerja L n adalah tingkat kebisingan ke-n (n=1,2,3); 1. Perhitungan Nilai Leq Shift pagi : Mewakili L1 Pukul (WIB) ( ), L ( ), L ( ) a. Satu Kebisingan Shift Pagi (8 Jam Kerja) Leq (8 jam) = 10 Log 10, + 10, + 10, = 10 Log( ) = 10 Log ( ) = 115, dba IV-55

56 2. Perhitungan Nilai Leq Shift sore : Mewakili L4 Pukul (WIB) ( ), L ( ) a. Satu Kebisingan Shift Sore (8 Jam Kerja) Leq (8 jam) = 10 Log 10, + 10, = 10 Log ( ) = 10 Log ( ) = 116 dba 3. Perhitungan Nilai Leq Shift malam : Mewakili L6 Pukul (WIB) ( ), L ( ) a. Satu Kebisingan Shift Malam (8 Jam Kerja) Leq (8 jam) = 10 Log 10, + 10, = 10 Log ( ) = 10 Log ( ) = 116 dba Rekapitulasi perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini: Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Hasil Pengukuran Rata-rata Kebisingan Pada Masing-masing Shift Rata-rata Desibel (dba) Sampling Shift Pagi Shift Siang Shift Malam Waktu Waktu Waktu NAB IV-56

57 Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Hasil Pengukuran Rata-rata Kebisingan Pada Masing-masing Shift (Lanjutan) Rata-rata Desibel (dba) Sampling Shift Pagi Shift Siang Shift Malam Waktu Waktu Waktu NAB Data rekapitulasi perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar sudah melebihi Nilai Ambang Batas. Nilai tersebut melebihi baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja yaitu sebesar 85 db untuk pekerjaan selama 8 jam. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja mengalami bahaya kebisingan, maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan pendengaran (tes audiometri). Dari hasil pengukuran kebisingan didapatkan data tingkat kebisingan rerata atau Leq. Dengan 120 kali pengukuran masing-masing stasiun disetiap titik lokasi pengukuran, seperti Grafik dibawah ini : IV-57

58 Grafik Fluktuasi Tingkat Kebisingan Per Shift Kerja Tingkat Kebisingan Shift Pagi Shift Siang Shift Malam NAB Pengukuran Gambar 4.4 Grafik Fluktuasi Tingkat Kebisingan Pada Waktu Berbeda Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan tertinggi ada diantara titik pengukuran grafik fluktuasi tingkat kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan yang sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) Kep-51/MEN/1999 dan SNI No Perhitungan yang sama dilakukan untuk titik keseluruhan setiap waktunya. Sesuai ketentuan dari menteri negara tenaga kerja, data tingkat kebisingan ekuivalen pada setiap titik dan waktu diklasifikasi dalam satu hari kerja yang dihitung pada bab selanjutnya.

59 4.6 Pemetaan Kebisingan Lingkungan Pabrik Peralatan-peralatan yang dipergunakan untuk operasional pabrik mempunyai jenis dan spesifikasi tertentu yang sangat menentukan tingkat kebisingan yang dihasilkan, pengukuran dan pemetaan kebisingan yang dilakukan di lingkungan pabrik diperlukan untuk memetakan kontur kebisingan dan zona kebisingan dikaitkan dengan keselamatan karyawan yang bekerja di dalam pabrik. Garis kontur kebisingan menghubungkan titik-titik lokasi yang memiliki tingkat kebisingan sama. Mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP/51/MEN/1999 PT. Universal Respati Turbine Engineering, maka karyawan perlu dilindungi dengan alat pelindung telinga untuk tingkat bising > 85 dba dan karyawan wajib memeriksakan pendengarannya 6 bulan 1 kali. Zona-zona di antara garis kontur dibedakan atas : 1. Zona aman tanpa pelindung : < 85 dba diberi warna hijau 2. Zona dengan pelindung : dba diberi warna kuning 3. Zona dengan pelindung : > 93 dba diberi warna merah Kontur Kebisingan Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan softwere surfer 9, dilakukan guna mendapatkan sebuah peta kontur kebisingan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah peta kontur kebisingan adalah sebagai berikut ; 1. Melakukan pengukuran jarak dengan satuan meter dari sumbu X dan sumbu Z. Sumbu X dan sumbu Z menjadikan titik koordinat, sedangkan untuk mendapatkan pengukuran kebisingan dengan mengunakan sound level meter, titik potong antara sumbu X dan sumbu Z di jadikan titik pengukur berdiri dengan menggunakan sound level meter. 2. Setelah mendapatkan hasil pengukuran dengan menggunakan meteran dan sound level meter, maka langkah selanjutnya adalah merekap data pada tabel dengan format pada tabel pertama terletak sumbu X, pada tabel kedua sumbu Y, dan pada tabel ketiga sumbu Z. IV-59

60 3. Dari hasil data yang telah direkap, maka selanjutnya memasukan data ke softwere surfer 9, yaitu pada tampilan WorkSheet. Kemudian data disimpan dengan format BLN Golden Softwere Blanking (*.bln). 4. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuka New Plot pada Softwere Surfer 9, kemudian klik grid pada toolbar, klik Data, kemudian ambil data WorkSheet yang telah disimpan sebelumnya, muncul tampilan Grid Data dan klik OK. 5. Setelah peta kontur kebisingan muncul pada tampilan plot softwere surfer 9, maka langkah selanjutnya adalah copy Lay Out yang telah dibuat sebelumnya pada softwere Visio Setelah langkah yang cukup panjang dilakukan pada softwere surfer 9 maka didapatlah sebuah peta kontur kebisingan. Peta kontur kebisingan ini dapat dilihat pada lampiran. Bentuk kebisingan areal pabrik disajikan pada gambar gambar pada lampiran 3. : < 85 dba (daerah aman) : dba (daerah wajib menggunakan alat pelindung telinga) : > 93 dba (daerah wajib menggunakan alat pelindung telinga) Adapun lokasi pengukurannya yang di tandai dengan sumbu x (m), y(m) dan z (dba) sebagai bahan pembuatan kontur pada program surfer adalah sebagai berikut: IV-60

61 TRAFO 1 TRAFO 2 GAS TURBINE CENTAURE T-5901 PANEL 1 CONTROL ROOM PANEL 2 GAS TURBINE CENTAURE T-5901 GAS TURBINE CENTAURE T-5901 Gambar 4.5 Layout Pengukuran Dengan Sumbu X, Y dan Z PT. Universal Respati Turbine Engineering Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Input Hasil Pengukuran Peta Kontur Pada Surfer9 Sumbu Rata-rata Desibel (dba) Sampling X (meter) Y (Meter) Shift Pagi Shift Siang Shift Malam 1 3,5 3, ,5 3, , , , , , ,5 8, ,5 8, , IV-61

62 Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Input Hasil Pengukuran Peta Kontur Pada Surfer9 (Lanjutan) Sumbu Rata-rata Desibel (dba) Sampling X (meter) Y (Meter) Shift Pagi Shift Siang Shift Malam , , , , , , , ,5 14, , , ,5 17, ,5 17, , , ,5 18, , , , , Gambar 4.6 Kontur Kebisingan Power Plant PT. URTE Shift Pagi IV-62

63 Gambar 4.7 Kontur Kebisingan Power Plant PT. URTE Shift Siang Gambar 4.8 Kontur Kebisingan Power Plant PT. URTE Shift Malam IV-63

64 4.6.2 Area Kerja Karyawan PT. Universal Respati Turbine Enginnering Area kerja merupakan daerah daerah pada perusahaan yang sering di kunjungi oleh pekerja atau tempat bekerja karyawan. Adapun area area kerja karyawan pada PT. Universal Respati Turbine Engineering adalah sebagai berikut: Gambar 4.9 Area Kerja Karyawan Power Plant PT. URTE Pada Shift Pagi IV-64

65 Gambar 4.10 Area Kerja Karyawan Power Plant PT. URTE Pada Shift Siang Gambar 4.3 Area Kerja Karyawan Power Plant PT. URTE Pada Shift Malam IV-65

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan guna memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observational dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan cara observasi lingkungan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi

Lebih terperinci

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a. BAB XI STRUKTUR ORGANISASI A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Pabrik benzaldehyde ini direncanakan berbentuk perseroan terbatas sehingga untuk memperlancar jalannya manajemen di perusahaan, perlu dibuat

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG A. DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT TMMIN. Kegiatan magang ini dimulai tanggal 1 April sampai dengan 30 Juni 2009. Waktu pelaksanaanya disesuaikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan data di lapangan, studi pustaka, dan anlisis data perhitungan,

Lebih terperinci

Proposal Jasa Maintenance CCTV

Proposal Jasa Maintenance CCTV Proposal Jasa Maintenance CCTV WarungComputer.com 2012 Salinan ke : 1 ( Kesatu ) Versi : 1.01 Tanggal : / / 2012 No : /Prop-CCTV-mtc/ /XII Hak Cipta 2012 WarungComputer.com Dokumen ini merupakan hak milik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur bearing, seal,

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur bearing, seal, 4 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Skefindo Primatama merupakan perusahaan representative untuk wilayah Indonesia dari SKF global company yang bermarkas di Gothenburg,Swedia. SKF

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL SISTEM. Gambar 4.1. Proses Perakitan dan Produksi di Area Back End

BAB 4 PROFIL SISTEM. Gambar 4.1. Proses Perakitan dan Produksi di Area Back End BAB 4 PROFIL SISTEM Bab ini berisi informasi yang berkaitan dengan area produksi yang menjadi lokasi proyek ini. Informasi-informasi ini bermanfaat untuk memberi gambaran tentang kondisi area produksi

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan dan efisiensi perusahaan yang

Lebih terperinci

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing manager dalam struktur. organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah sebagai berikut :

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing manager dalam struktur. organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah sebagai berikut : LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing manager dalam struktur organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah sebagai berikut : 1. Mill General

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN V.1. Bentuk Perusahaan Pabrik isopropil alkohol yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: - Bentuk : Perseroan Terbatas (PT) - Lapangan usaha : Industri isopropil alkohol

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI. Mulai. Studi Literatur. Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI. Mulai. Studi Literatur. Pengumpulan Data BAB IV METODOLOGI A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan pada studi kasus kali ini adalah metode survei dan percobaan pemodelan lalu lintas. Untuk penjelasan proses penelitian secara keseluruhan

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure KEAMANAN DI WILAYAH FAKULTAS

Standard Operating Procedure KEAMANAN DI WILAYAH FAKULTAS Standard Operating Procedure KEAMANAN DI WILAYAH FAKULTAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : di Wilayah Fakultas Kode Dokumen : UN10/F14/HK.01.02.a/509

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri yang semakin berkembang menciptakan persaingan antar perusahaan semakin ketat untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian adalah suatu proses kegiatan manusia yang memerlukan waktu, tempat dan tujuan yang bersamaan, dimana kegiatan tersebut tidak adanya keseimbangan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan evaluatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL

URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL A. Identitas URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL Nama : Unit Kerja : Satpam B. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab kepada manajemen atas keamanan, ketertiban, rasa aman dan nyaman di rumah sakit

Lebih terperinci

PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang merupakan prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam Hierarkhi

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV Nidya Yutie Pramesti *, Retno Wulan Damayanti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekat 1. Diagram alir proses penelitian. Mulai Studi Literatur Penentuan Daerah Penelitian Pengumpulan Data Data Primer 1. Data kondisi geometrik 2. Arus

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Cahaya Fajar Kaltim berdiri pada tanggal 26 Maret 2003. PT Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan patungan antara Perusda ketenaga listrikan Kaltim

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel data kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan cara purposive

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur dewasa ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat bertahan di dalam situasi persaingan yang semakin tinggi, dimana salah satu tantangan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai. Secara garis besar, metodologi penelitian pada studi ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, perkembangan dunia industri semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman dari teknologi. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan antar produk di pasar perdagangan semakin ketat, dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini menuntut pihak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Pada hari pertama penulis terlebih dahulu datang tepat jam pagi dikantor

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Pada hari pertama penulis terlebih dahulu datang tepat jam pagi dikantor BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Pada hari pertama penulis terlebih dahulu datang tepat jam 08.00 pagi dikantor PT. Harvest International Futures yang teletak di Agung Podomoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Rapi Arjasa berdiri pada tahun 1969 dengan akte notaris No. 51 tanggal 14 Oktober 1969 dimana ketika perusahaan ini didirikan masih berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalah umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Angka kecelakaan kerja berdasarkan laporan International Laboir Organization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era global ini, karyawan dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan kerja yang dinamis serta bekerja dengan displin untuk dapat meraih

Lebih terperinci

STANDARD COMPETENCY A. PENGANTAR

STANDARD COMPETENCY A. PENGANTAR STANDARD COMPETENCY A. PENGANTAR Pengalaman Penulis yang dialami secara aktual, saat pertama kali masuk kerja ke dunia industri yaitu tidak mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan dunia industri

Lebih terperinci

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Oleh : Dody Indra Wisnu PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di sektor industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Ivana Mery Lestari Matras adalah salah satu produsen spring bed yang berada di Medan dimana perusahaan berdiri pada tahun 1997 dan langsung

Lebih terperinci

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN 12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN Untuk mengkoordinasi pemrosesan yang sedang berjalan di seluruh area produksi Manajer Operasi Perencanaan dan Pengembangan ( Penjadwal ) Pengontrol Operasi Supervisor Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya didirikan pada tahun 1980 oleh Bapak Susanto dan Effendi dimana awalnya perusahaan berada di lokasi daerah Sunggal. Perusahaan

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang menggunakan teknologi maju dan modern. Penggunaan teknologi yang modern memberikan banyak kemudahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan untuk melihat dampak sumber

BAB III METODE PENELITIAN. (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan untuk melihat dampak sumber BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian dan waktu penelitian (a) Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian di lingkungan kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan yang lancar merupakan idaman setiap warga, dengan semakin banyaknya pengguna jalan raya, lalu lintas menjadi tidak lancar, seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran-1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kawasan Kota Industri, wilayah Kabupaten Tangerang khususnya wilayah Balaraja Barat juga tidak lepas dari masalah kemacetan yang merupakan masalah umum yang

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT Novi Suryanti 1), Nurhasanah 1), Andi Ihwan 1) 1)Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 149/KA/V/2000 telah ditetapkan tentang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 66 BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Bentuk perusahaan yang direncanakan pada Perancangan Pabrik Isobutil Palmitat ini adalah Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas merupakan bentuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan yang terbangun dalam sebuah bangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktifitas sehari-hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pengolahan / manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya menjadi produk jadi yang siap pakai dan menjualnya kepada konsumen

Lebih terperinci

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Riau Saudara Mandiri berdiri pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERSEPSI PEKERJA TENTANG RISIKO KECELAKAAN KERJA DI DEPARTEMEN PRODUKSI DAN UTILITY PT. WILMAR NABATI INDONESIA DUMAI TAHUN 2012 Data Umum Responden No Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan proyeksi kebutuhan listrik PLN

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN

VI. ANALISIS MANAJEMEN VI. ANALISIS MANAJEMEN A. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Analisis kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi katekin dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang hendak di capainya guna memajukan perusahaan, organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang hendak di capainya guna memajukan perusahaan, organisasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan, organisasi, dan lembaga tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara pegawai di perusahaan tersebut, pimpinan suatu perusahaan, organisasi

Lebih terperinci