BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H. di Pekanbaru. Kantor perusahaan beralamat di Jl. Cempaka no. 88, Pekanbaru. Kegiatan usaha utama adalah perdagangan barang dan jasa, di mana bidang usahanya adalah perdagangan bahan konstruksi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, percetakan, furniture, dan jasa angkutan. Target pasar Perusahaan adalah pertambangan dan perkebunan yang beroperasi di Sumatera. Kegiatan Perusahaan pengerjaan proyek dari PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk., Chevron dan PT. Riau Andalas Pulp and Paper meliputi pengerjaan pada hutan tanaman industri kedua perusahaan tersebut dengan kegiatan yang meliputi land clearing, barging, delivery. Pengerjaan menggunakan alat berat excavator, kapal tanker, dan truk pengangkutan. Pada Februari 2009, Perusahaan berhasil memenangkan tender pengerjaan persiapan lahan gambut milik PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk., dimana Perusahaan memiliki kewajiban membuka lahan gambut dan mengerjakannya sampai tahapan pemerataan lahan. 45

2 Struktur Organisasi, Job Description dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki oleh Perusahaan untuk proyek lahan gambut adalah sebagai berikut: Direktur Pimpinan Proyek Pengawas Lap Mekanik Kepala Gudang Keuangan Opr. Excavator Stoker Excavator Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber: Struktur Organisasi CV. Jawara Kasih Sejati Job Description dan Tanggung Jawab Berdasarkan wawancara dengan Direktur perusahaan, job description masing-masing posisi dalam Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Direktur Job description Direktur adalah: a. Bertanggung jawab dalam memantau kinerja Perusahaan. b. Membuat visi dan misi yang ingin dicapai oleh Perusahaan. c. Menentukan objektif dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

3 47 d. Mengarahkan dan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai visi dan misi Perusahaan. 2. Pimpinan Proyek Job description Pimpinan Proyek adalah: a. Bertanggung jawab dalam mengendalikan sumber daya untuk memaksimalkan kinerja perusahaan. b. Menerima arahan dari Direktur dan memimpin proyek di lapangan. c. Memberikan laporan kinerja sumber daya dan sejauh mana proyek sudah diselesaikan. 3. Pengawas Lapangan Job description Pengawas Lapangan adalah: a. Memantau apa yang sedang dikerjakan oleh Operator di lapangan. b. Mengarahkan Operator agar bekerja maksimal di lapangan dan menegur bila terdapat penyimpangan. c. Memberi tanda setiap penyelesaian proyek yang dilakukan oleh Operator dan memberi laporan kepada Pimpinan Proyek. 4. Operator Excavator Job description Operator Excavator adalah: a. Menjaga tingkat produktivitas alat berat proyek. b. Bekerja sama dengan Mekanik Proyek di dalam melakukan daily maintenance sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan oleh alat berat masing-masing.

4 48 c. Melakukan pencatatan dan pergerakan hour meter alat berat sesuai dengan data pekerjaan yang dilaksanakan, mulai dari jam pertama bekerja hingga selesai. d. Melakukan pencatatan yang perlu terhadap semua kejadian menyangkut operasional alat berat seperti insiden, kecelakaan, terpuruk dan lain-lain. e. Melakukan pencatatan pemakaian bahan bakar dengan benar dan bisa dipertanggungjawabkan pada time sheet yang ada. f. Bekerja sama dengan Stoker Excavator untuk menjamin tersedianya kebutuhan operasional alat berat seperti bahan bakar, oli, dan perawatan alat secara keseluruhan. 5. Mekanik Job description Mekanik adalah: a. Menjaga tingkat produktivitas alat berat proyek. b. Melakukan schedule maintenance bersama Stoker Excavator sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan membuat laporan pekerjaan tersebut secara tertulis. c. Melakukan perbaikan atas kerusakan alat berat dengan segera dan melakukan tindakan yang perlu diambil dengan tujuan untuk menghindari downtime alat berat yang terlalu lama. d. Membuat laporan pekerjaan yang dilakukan setiap hari secara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Stoker Excavator Job description Stoker Excavator adalah: a. Menjaga tingkat produktivitas alat berat proyek.

5 49 b. Bekerjasama dengan Mekanik di dalam melakukan daily maintenance sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan oleh alat berat masing-masing. c. Bekerja sama dengan Operator untuk menjaga kebersihan dari bagian dalam kabin dan pencucian bagian luar alat berat bila dibutuhkan. d. Memberikan laporan list pengecekan alat excavator setiap hari. 7. Kepala Gudang Job description Kepala Gudang adalah: a. Bertanggung jawab atas segala proses keluar dan masuknya barang pada gudang. b. Mencatat semua transaksi keluar masuknya barang dari gudang. c. Memastikan bahwa persediaan alat di gudang sesuai kebutuhan. 8. Keuangan Job description Keuangan adalah: a. Bertanggung jawab atas kondisi keuangan di lapangan. b. Memastikan pengeluaran harian untuk karyawan sesuai kebutuhan Visi, Misi Perusahaan, Objective Proyek Lahan Gambut, Current Strategy dan Action Plan Untuk mencapai tujuan Perusahaan sehingga Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, maka perusahaan membuat visi, misi, dan objektif guna memberikan pengertian ataupun pandangan kepada para karyawan apa yang ingin dicapai oleh Perusahaan sehingga mereka dapat mendukung

6 50 pencapaian Visi yang dimaksud sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing Visi Perusahaan Menjadi Kontraktor yang besar dan terpercaya dalam skala nasional Misi Perusahaan Perusahaan memiliki misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan kontrol efektifitas dan efisiensi aktivitas kerja untuk mendapatkan keuntungan maksimal secara manajemen dan teknis. 2. Perkembangan bisnis dari segi peralatan dan sistem. 3. Meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang berkepentingan dalam Perusahaan. 4. Menjaga hubungan dan relasi yang baik dengan pelanggan. 5. Menyediakan pengembangan dan peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan yang baik dan pembelajaran secara terus menerus Objective Proyek Lahan Gambut Menyelesaikan proyek untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan menciptakan relasi yang baik dengan pelanggan

7 Current Strategy dan Action Plan Beberapa strategi pada proyek pengolahan lahan gambut PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. disertai action plan yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Maksimalisasi Net Income Action plan: a. Mengerjakan proyek secara efektif dan cepat. b. Mengurangi pembelian asset baru. 2. Mengoptimalkan kepuasan pelanggan Action plan: a. Memberikan kualitas atau hasil pengerjaan yang terbaik untuk pelanggan. b. Membuat Time Frame penyelesaian proyek. 3. Membangun sistem manajemen strategis Action plan: a. Membuat ukuran keberhasilan dalam pengerjaan proyek secara finansial. b. Membuat sistem laporan hasil kinerja setiap hari. 4. Meningkatkan efisiensi finansial Action plan: a. Membuat standar laporan finansial. b. Mengurangi pembelian dengan memperbaiki peralatan yang rusak. c. Melakukan penyediaan untuk barang-barang agar bisa digunakan bila dibutuhkan oleh pihak Mekanik maupun pihak Operator. d. Membuat prioritas dalam memperbaiki peralatan.

8 52 e. Melakukan maintenance sesuai dengan check list. f. Mengurangi break down dengan perawatan berkala. 5. Memilih sumber daya secara efektif dan efisien agar bekerja sesuai dengan standar kerja. Action plan: a. Memlilih sumber daya berdasarkan kemampuan dan keahlian pada posisi yang cocok. b. Mengerti setiap langkah pengerjaan proyek dengan jelas. 6. Mengawasi sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien. Action plan: Mengawasi kinerja dari sumber daya agar bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian Proyek Lahan Gambut Pada Februari 2009, Perusahaan berhasil memenangkan tender pengerjaan lahan gambut milik PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk., dimana Perusahaan berkewajiban membuka lahan gambut dan mengerjakan sampai tahap pemerataan lahan. Durasi kontrak adalah 1 tahun, mulai dari tanggal 1 April 2009 sampai 31 Maret Luas area lahan yang dikerjakan untuk land clearing adalah 187,2 Ha dan luas area cabut tunggul adalah 233,28 Ha (berdasarkan kontrak kerja dengan PT. Indah KiatPulp & Paper Tbk. No: 107/PUD/SPK/III/09)

9 53 Rincian kontrak pengerjaan proyek penyiapan dan perawatan lahan produksi Gambut adalah: 1. Land Clearing = Rp ,- / Ha 2. Cabut tunggul = Rp ,- / Ha Kontrak ini memiliki risiko denda keterlambatan pengiriman unit sebesar Rp ,- per hari. Jika melewati 30 hari ataupun gagal dalam menyuplai sesuai jumlah unit yang disepakati maka otomatis jaminan tender hangus dan perjanjian kontrak ini otomatis batal. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah bagi Perusahaan karena standar unit operasional kerja adalah 7 unit excavator sedangkan Perusahaan memiliki 10 unit Excavator. Target kerja per bulan adalah 5 jalur dan pinalti dihitung per 3 bulan dengan kewajiban menyelesaikan minimal 15 jalur. Kekurangan hasil kerja per 3 bulan akan didenda berdasarkan: nilai kontrak x kekurangan jalur. Maksimum pembayaran per bulan adalah 7 jalur. Berdasarkan kontrak kerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. perihal Instruksi Kerja Penyiapan dan Perawatan Lahan Produksi, ruang lingkup pekerjaan meliputi: 1. Land clearing Rincian pekerjaan: a. Mengeruk semak belukar, kayu, tunggul kemudian dikumpulkan di sebelah kiri membentuk tumpukkan menggunakan excavator bucket standard, panjang sesuai rencana panjang jalur m m, dikerjakan secara mundur.

10 54 b. Pekerjaan dilanjutkan sampai mencapai lebar 20 m dikumpulkan di sebelah kanan, sehingga membentuk tumpukkan sepanjang 20 m, dikerjakan secara mundur. 2. Buang sampah Rincian pekerjaan: a. Mempersiapkan jalan traktor trailer sepanjang tumpukan sampah sampai ke tempat pembuangan semak. b. Memparkirkan traktor atau trailer disamping excavator yang memuat sampah. c. Memuat kayu, sampah, tunggul dengan diameter lebih dari 7 cm dan panjang 1 m ke atas trailer, pemuatan berlawanan dengan arah traktor atau trailer menggunakan excavator grapple. d. Membuang sampah atau tunggul ke tempat yang sudah disediakan. 3. Cabut tunggul Rincian pekerjaan: a. Menggali atau megeruk lahan dengan alat excavator yang membentuk galian dengan lebar 1,2 meter dan 1 meter. Lahan di gali dengan kedalaman 1,5 meter dengan menggunakan excavator bucket standard secara mundur. b. Mengumpulkan kayu, tunggul diameter lebih besar dari 5 cm dan panjang lebih dari 60 cm ditempat yang belum digali. c. Membuang tunggul menggunakan alat muat excavator grapple dan alat angkut traktor atau trailer.

11 55 4. Gali parit jalur Rincian pekerjaan: a. Membuat lining dengan memasang pancang yang sudah diberi warna pada lahan cabut tunggul dengan jarak ± 50 m interval 20 m. b. Menggali menggunakan excavator bucket trapezoidal dengan cara mundur berpedoman pada lining yang ada, hasil galian dibuang ke tempat yang rendah, minimal 2 m dari parit. Penampang parit berbentuk trapesium dengan lebar bagian bawah ± 35 cm, lebar bagian atas ± 150 cm, dan kedalaman ± 2 m. 5. Meratakan Jalur Rincian pekerjaan: a. Meratakan tumpukkan bekas galian parit dengan menggunakan excavator bucket standard. b. Mengumpulkan tunggul kayu yang tercecer dan dikumpulkan di tempat yang sudah diratakan. 6. Pemasangan Jembatan Rincian pekerjaan: a. Membuat jembatan kayu yang menghubungkan antara lahan tambang dengan stokpile. b. Jembatan memiliki lebar 3,5 m dan panjang 6 meter. c. Kayu sudah disediakan oleh pihak PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Ukuran kayu: 1) Diameter = m. 2) Panjang = 8 10 m.

12 56 d. Pekerjaan membuat jembatan menggunakan excavator. Untuk upah land clearing, cabut tunggul, buang sampah, gali parit jalur, meratakan jalur dan pemasangan jembatan sejumlah Rp ,- dengan perincian: 1. Cabut tunggul adalah Rp ,-/Ha x 233,28 Ha = Rp ,- di luar PPN 10%. 2. Land clearing adalah Rp ,-/Ha x Ha = Rp ,- di luar PPN 10%. Dengan asumsi harga BBM adalah Rp ,-/liter, apabila terjadi kenaikan/penurunan harga BBM sebesar Rp ,-/liter atau kelipatannya, maka nilai kontrak akan disesuaikan naik/turun sebesar 3% atau kelipatannya. Gambar 3.2 Urutan Pengerjaan Lahan Gambut Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati 3.5. Proses Bisnis Proses Land Clearing Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan land clearing adalah: 1. Pertama, Pimpinan Proyek melakukan diskusi dengan Pengawas kemudian memberikan pemetaan pengerjaan lahan land clearing. 2. Pimpinan Proyek akan melakukan briefing kepada Operator untuk mengerjakan lahan land clearing yang sudah diberi tanda oleh Pengawas.

13 57 3. Operator akan mengerjakan lahan sesuai dengan perintah pengerjaan. 4. Pengawas mengawasi Operator selama bekerja agar hasil pengerjaan sesuai dengan standar dan kualitas pengerjaan yang diinginkan. 5. Setelah mengerjakan proyek maka Operator akan melaporkan hasil kinerjanya kepada pengawas. 6. Pengawas memberikan tanda sejauh mana proses pengerjaan land clearing telah dilaksanakan serta mencatat hour meter alat berat. 7. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek berupa hasil kinerja land clearing dan penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis land clearing dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Proses Bisnis Land Clearing Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati

14 Proses Cabut Tunggul Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan cabut tunggul adalah: 1. Pertama, Pimpinan Proyek melakukan diskusi dengan Pengawas kemudian memberikan pemetaan pengerjaan lahan cabut tunggul. 2. Pimpinan Proyek akan melakukan briefing kepada Operator untuk mengerjakan lahan cabut tunggul yang sudah diberi tanda oleh Pengawas. 3. Operator akan mengerjakan lahan sesuai dengan perintah pengerjaan. 4. Pengawas mengawasi Operator selama bekerja agar hasil pengerjaan sesuai dengan standar dan kualitas pengerjaan yang diinginkan. 5. Setelah mengerjakan proyek maka Operator akan melaporkan hasil kinerjanya kepada pengawas. 6. Pengawas memberikan tanda sejauh mana proyek telah dikerjakan serta mencatat hour meter alat berat. 7. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek berupa hasil kinerja cabut tunggul dan penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis cabut tunggul dapat dilihat pada Gambar 3.4.

15 59 Gambar 3.4 Proses Bisnis Cabut Tunggul Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati Proses Buang Sampah Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan buang sampah adalah: 1. Pertama, Pimpinan Proyek melakukan diskusi dengan Pengawas rencana pemetaan pembuangan sampah. 2. Pimpinan Proyek akan melakukan briefing kepada Operator untuk membuang sampah sesuai dengan pemetaan yang telah dibuat.

16 60 3. Operator akan membuang dan menyusun sampah sesuai dengan perintah Pimpinan Proyek. 4. Pengawas mengawasi Operator selama bekerja agar hasil pengerjaan sesuai dengan standar dan kualitas pengerjaan yang diinginkan. 5. Setelah membuang sampah maka Operator akan melaporkan hasil kinerjanya kepada pengawas berupa jumlah trip pembuangan sampah. 6. Pengawas mencatat jumlah trip pembuangan sampah dan hour meter mesin. 7. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek berupa jumlah trip pembuangan dan penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis buang sampah dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Proses Bisnis Buang Sampah Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati

17 Proses Gali Parit Jalur Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan gali parit jalur adalah: 1. Pertama, Pimpinan Proyek melakukan diskusi dengan Pengawas kemudian memberikan pemetaan pengerjaan gali parit jalur. 2. Pimpinan Proyek akan melakukan briefing kepada Operator untuk mengerjakan gali parit jalur yang sudah diberi tanda oleh Pengawas. 3. Operator akan mengerjakan gali parit jalur sesuai dengan perintah pengerjaan. 4. Pengawas mengawasi Operator selama bekerja agar hasil pengerjaan sesuai dengan standar dan kualitas pengerjaan yang diinginkan. 5. Setelah mengerjakan proyek maka Operator akan melaporkan hasil kinerjanya kepada pengawas. 6. Pengawas memberikan tanda sejauh mana proyek telah dikerjakan serta mencatat hour meter alat berat. 7. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek berupa kinerja penyelesaian jalur parit dan penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis gali parit jalur dapat dilihat pada Gambar 3.6.

18 62 Diskusi Pimpinan Proyek dengan Pengawas mengenai proses gali parit jalur Pemetaan dan pemberian tanda pada jalur yang akan digali paritnya Pimpinan proyek melakukan briefing kepada Operator Pengawas mengawasi Operator selama bekerja Operator mengerjakan proses gali parit jalur pada lahan sesuai dengan perintah pengerjaan Pimpinan Proyek menerima laporan kinerja gali parit jalur dari Pengawas Pengawas memberikan tanda sejauh mana proses pengerjaan gali parit jalur dan pencatatan hour meter Operator Melaporkan hasil kinerja gali parit jalur kepada Pengawas Gambar 3.6 Proses Bisnis Gali Parit Jalur Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati Proses Meratakan Jalur Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan meratakan jalur adalah: 1. Pertama, Pimpinan Proyek melakukan diskusi dengan Pengawas kemudian memberikan pemetaan pengerjaan meratakan lahan. 2. Pimpinan Proyek akan melakukan briefing kepada Operator untuk meratakan jalur yang sudah diberi tanda oleh Pengawas.

19 63 3. Operator akan meratakan lahan sesuai dengan perintah. 4. Pengawas mengawasi Operator selama bekerja agar hasil pengerjaan sesuai dengan standar dan kualitas pengerjaan yang diinginkan. 5. Setelah mengerjakan proyek maka Operator akan melaporkan hasil kinerjanya kepada pengawas. 6. Pengawas memberikan tanda sejauh mana pemerataan lahan telah dikerjakan serta mencatat hour meter alat berat. 7. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek berupa kinerja pemerataan lahan dan penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis meratakan jalur dapat dilihat pada Gambar 3.7. Gambar 3.7 Proses Bisnis Meratakan Jalur Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati

20 Proses Pemasangan Jembatan Berdasarkan Instruksi Kerja yang ditentukan oleh PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. proses yang ada pada tahap pengerjaan pemasangan jembatan adalah: 1. Pimpinan Proyek akan memberikan perintah kepada Operator untuk memasang jembatan. 2. Operator akan mengerjakan pemasangan jembatan sesuai dengan perintah Pimpinan Proyek. 3. Pengawas mengawasi kualitas jembatan agar sesuai dengan standar yang telah diberikan. 4. Pengawas memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek mengenai penggunaan alat berat berupa hour meter. Gambar proses bisnis pemasangan jembatan dapat dilihat pada Gambar 3.10.

21 65 Gambar 3.8 Proses Bisnis Pemasangan Jembatan Sumber: Dokumen Proses Bisnis CV. Jawara Kasih Sejati 3.6. Standarisasi Penilaian Kinerja Perusahaan memiliki standarisasi penilaian kinerja yang ditetapkan oleh Direktur ketika mempelajari dan mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan proyek bersama pimpinan proyek dan pengawas dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Land Clearing Standarisasi penilaian kinerja land clearing adalah total waktu 3 bulan dengan jumlah jam. Dengan perincian setiap lahan membutuhkan waktu 1 bulan

22 66 dan ± 333 jam kerja alat berat. Standar ini diambil melalui pengalaman Perusahaan sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan land clearing serta Operator excavator sudah berpengalaman dalam mengerjakan proses land clearing. 2. Cabut Tunggul Standarisasi dalam pekerjaan cabut tunggul adalah setiap jamnya mampu menyelesaikan lahan seluas 20 x 10 meter sehingga untuk mengerjakan lahan seluas 233,28 Ha membutuhkan waktu ± jam. 3. Buang Sampah Standarisasi untuk membuang sampah adalah kurang lebih trip. Pembuangan dengan traktor tergantung banyaknya sampah yang terdapat pada lahan produksi dengan jumlah jam kerja alat berat ± jam. 4. Gali Parit Jalur Standarisasi untuk menggali parit adalah 40 jam setiap jalurnya. Dimana dalam kontrak terdapat 4 lahan dan setiap lahan memiliki kurang lebih 25 jalur sehingga total jam kerja untuk menggali parit adalah ± jam. 5. Meratakan Jalur Standarisasi untuk meratakan jalur adalah 40 jam setiap jalurnya. Lahan yang sudah digali paritnya kemudian diratakan tanahnya supaya rapi dan siap untuk dilakukan proses produksi. Total jam kerja untuk meratakan jalur adalah ± jam. 6. Membuat Jembatan Setelah lahan produksi diratakan jalurnya sebelum diserahkan kepada pihak produksi terlebih dahulu dibuat jembatan. Standarisasi untuk membuat

23 67 jembatan adalah 10 jam kerja/jembatan yang dibuat sehingga total jam pembuatan jembatan adalah 40 jam Masalah yang Dihadapi Masalah-masalah yang dihadapi oleh Perusahaan sehubungan dengan Proyek Lahan Gambut berdasarkan interview dan diskusi dengan pihak Direktur dan pemantauan langsung di lapangan ditemukan bahwa: 1. Karyawan tidak bisa bekerja secara efektif dan efisien karena Perusahaan belum memiliki standar operasi pekerjaan yang baku. 2. Perusahaan tidak memiliki sistem pengukuran kinerja karyawan. 3. Pengawas kurang ketat dalam mengawasi operasional lapangan. 4. Tidak ada sistem pengendalian dan pelaporan yang baik.

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Definisi = Pendapatan bersih perusahaan. persentase modal yang balik dalam usaha.

LAMPIRAN. Definisi = Pendapatan bersih perusahaan. persentase modal yang balik dalam usaha. LAMPIRAN 1. Net Income Definisi = Pendapatan bersih perusahaan Sumber = Balance Sheet = 20% 2. Return On Investment Definisi = Persentase tingkat pendapatan terhadap investasi yang menunjukkan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi global saat ini semua negara merasakan imbasnya, termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Sinar Sanata Electronic Industry secara garis besar dapat dilihat

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Wawancara berikut ini merupakan tanya jawab antara kami dengan pihak PT. INTI. 1. Apa tujuan dari PT. MATARAM SUMA INDORAYA?

LAMPIRAN. Wawancara berikut ini merupakan tanya jawab antara kami dengan pihak PT. INTI. 1. Apa tujuan dari PT. MATARAM SUMA INDORAYA? LAMPIRAN Hasil Wawancara Wawancara berikut ini merupakan tanya jawab antara kami dengan pihak PT. INTI MATARAM SUMA INDORAYA : 1. Apa tujuan dari PT. MATARAM SUMA INDORAYA? Salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI A. Sejarah Singkat CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Primatama didirikan oleh Bapak Helmy Hutama selaku pemilik perusahaan pada tanggal 22 Desember 2002 di kota Sidoarjo yang bermula melayani jasa

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan -BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Riau Saudara Mandiri berdiri pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT Garuda Jaya Sumbar Indah (PT. GJSI) merupakan perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1985. PT Garuda Jaya Sumbar Indah bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian 31 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Kaliraya Sari (disingkat KRS) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

Lebih terperinci

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase 1 2 Latar Belakang Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. Banyak lahan gambut di Sumatra dan Kalimantan telah terbakar dalam beberapa tahun terakhir ini. Kebakaran gambut sangat mudah menyebar di areaarea

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kudus adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur pantai timur laut Jawa. Sebagian besar masyarakat Kudus menggantungkan mata pencahariannya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI (X) Pengendalian Proses

SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI (X) Pengendalian Proses No Pertanyaan Ya SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI (X) Pengendalian Proses 1 Apakah perusahaan memiliki sistem produksi? 2 Apakah para penjahit mengerti mengenai sistem produksi yang dijalankan perusahaan?

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat maka perusahaan harus dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnisnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI Page 1 of 7 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. optimal baik segi mutu maupun ekonomi. Dibutuhkan proses perencanaan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. optimal baik segi mutu maupun ekonomi. Dibutuhkan proses perencanaan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Negara Indonesia adalah negara yang berkembang yang sedang-sedang giatnya membangun disegala bidang. Untuk mencapai hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Perkembangan proyek konstruksi

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE. Sampah Padat Perumahan

STANDARD OPERATING PROCEDURE. Sampah Padat Perumahan Halaman : 1 dari 6 Dibuat Oleh : Disetujui Oleh Hidayat Aprilianto (Environmental Officer) Sii Ai Kiong (Group Manager) A. Tujuan Meminimalisasikan dampak negatif dari sampah perumahan terhadap kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih memperhatikan efesiensi dan efektifitas dalam segala hal. Mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih memperhatikan efesiensi dan efektifitas dalam segala hal. Mengoptimalkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus lebih memperhatikan efesiensi dan efektifitas dalam segala hal. Mengoptimalkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00 Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Inti

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Rapi Arjasa berdiri pada tahun 1969 dengan akte notaris No. 51 tanggal 14 Oktober 1969 dimana ketika perusahaan ini didirikan masih berbentuk

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. 12 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. PT. Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan didirikan di Jakarta berdasarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 300.K/38/M.PE/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI,

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 300.K/38/M.PE/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI, [Home] KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 300.K/38/M.PE/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI, MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.662, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerjasama Pemerintah. Badan Usaha. Infrastruktur. Panduan Umum. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad Witasman dan Eko Jono Lase pada tahun 2010 ketika masih bekerja pada CV. Tritech Computer

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik dan perangkat keras saluran air. Semakin berkembang,

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab No Jabatan Tugas Wewenang T. Jawab 1 Manajer a. Memonitor/mengevaluasi biaya pengolahan a. Merencanakan/perbaikan Bagan Organisasi Manajer

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan efektifitas penjualan, pelaksanaan audit

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

Bab III Gambaran Umum Perusahaan

Bab III Gambaran Umum Perusahaan Bab III Gambaran Umum Perusahaan 3.1 Sejarah Perusahaan PT Purinusa merupakan salah satu bagian dari anak perusahaan Sinarmas Group yang bergerak di bidang industri kertas dan kemasan karton. Perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK Disusun Oleh: Nama : Farida Vichyntia NPM : 32411706 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan oleh CV Muara Kencana mengalami keterlambatan pengerjaan pada minggu ketiga dan minggu keempat. Hasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Untuk memenuhi permintaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Untuk memenuhi permintaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT Wangsa Jatra Lestari adalah perusahaan percetakan yang terletak di Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Untuk memenuhi permintaan konsumen, perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. salah satu dari perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia. PT. Arara Abadi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. salah satu dari perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia. PT. Arara Abadi BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Arara Abadi adalah anak perusahaan Sinar Mas Grup yang merupakan salah satu dari perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia. PT. Arara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan BAB V RENCANA AKSI 5.1. Waktu dan Kegiatan Rencana aksi bisnis perlu dilakukan dan menjadi perhatian penting secara komprehensif mengenai waktu dan dimana kegiatan-kegiatan dalam rencana bisnis akan dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik,

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, yaitu Bapak Alfred Prasadja yang sebelumnya memiliki pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Belmera adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Kartini Muljadi,

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/MENHUT-II/2010 TENTANG IZIN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Harapan Indah Sentosa berdiri pada tahun 2003 beralamat di Jalan Tegal Sari Komplek Villa Mas Permai Blok A No. 15 Pekanbaru berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum 2.1.1. Definisi Hydraulic Excavator Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut (loading and unloading) suatu material

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Putra Salfan PT.Puta Salfan didirikan pada tanggal 09 September 2011 dengan akta pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang

BAB I PENDAHULUAN. barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inventory adalah "Bahan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan perdagangan bebas yang cukup ketat atas keunggulan kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan, informasi yang cepat,

Lebih terperinci