BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi"

Transkripsi

1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan dan megklasifikasikan tingkat risiko dari peminta asuransi. Dengan underwriting dapat menentukan apakah permohonan asuransi dapat diterima atau tidak, dan jika ya seberapa besar premi yang dikenakan kepada pemintanya. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh seorang underwriting dalam proses akseptasi asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 adalah sebagai berikut : a. Pengisian SPPA (Surat Permintaan Penutupan Asuransi) yang ditandatangani oleh pihak tertanggung sebagai salah satu dasar bagi terbentuknya suatu perjanjian asuransi, kemudian SPPA tersebut diserahkan oleh bagian pemasaran kepada Divisi Teknik. b. Analisa atas informasi yang terdapat dalam SPPA dan dokumen-dokumen akseptasi lainnya yang dilakukan oleh Divisi Teknik. SPPA yang diterima oleh satf administrasi polis harus dilakukan analisa/evaluasi oleh Kepala Seksi Teknik untuk menentukan apakah SPPA yang diisi oleh calon tertanggung cukup lengkap dan apakah keterangan-keterangan yang telah diberikan dapat diterima atau masih perlu dibuktikan. Kemudian menentukan apakah SPPA tersebut jenis asuransi yang memerlukan survey.

2 47 c. Survey risiko dilakukan oleh Kepala Seksi Teknik dan Staf. Setiap penutupan harus dilakukan survey risiko terlebih dahulu. Tujuan survey risiko dilakukan adalah untuk menyakini kebenaran dari objek pertanggungan maupun kebenaran data dan dokumen yang diberikan oleh tertanggung. d. Identifikasi objek pertanggungan yang dilakukan oleh staf teknik untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya mencakup potensial risiko dari objek pertanggungan tersebut dan rincian harga pertanggungan jelas, lengkap dan terinci. e. Analisa Risiko dilakukan oleh Kepala Seksi Teknik untuk menentukan tingkat risiko dengan tujuan setiap keputusan akseptasi yang dilakukan telah berdasarkan hasil analisa yang optimal. Analisa akseptasi berdasarkan dokumen yang berupa laporan survey dan foto. f. Keputusan atas analisa risiko. Setiap analisa risiko yang telah dilakukan harus dibuat keputusan yang mencakup saran dan rekomendasi dari Surveyor Kepala Seksi Teknik dan Staf dan analisa dan pendapat dari underwriter. g. Penerapan Terms & Condition Polis Dalam penetapan terms & condition polis yang dilakukan oleh Kepala Seksi Teknik harus diperhatikan kewajaran terms & condition atas objek pertanggungan dimaksud, yaitu tidak boleh terlalu luas ataupun terlalu sempit dibandingkan dengan potensial risiko dari objek yang dipertanggungkan.

3 48 h. Penerapan tarif premi Yang diperhatikan dalam penerapan tarif premi adalah adanya keseimbangan antara premi dengan risiko atau premi sebanding dengan tingkat risiko yang dihadapi. Penetapan tarif premi dilakukan oleh Kepala Seksi Teknik dan Staf. Beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan tarif premi pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 adalah sebagai berikut : 1) Tingkat risiko, semakin tinggi tingkat rate premi dan sebaliknya semakin rendahnya tingkat risiko maka tarif rate premi akan semakin rendah. 2) Loss profile atas objek pertanggungan yang ditutup, semakin tinggi loss ratio dari objek pertanggungan yang ditutup maka akan semakin tinggi tingkat ratenya dan sebaliknya semakin rendah loss ratio klaim maka rate akan semakin rendah. 3) Jumlah objek pertanggungan yang ditutup, yaitu apabila sejenis objek pertanggungan semakin banyak ditutup maka rate premi akan semakin rendah, apabila jenis risiko objek pertanggungan sangat terbatas maka rate premi akan semakin tinggi. 4) Jangka waktu pertanggungan, semakin lama jangka waktu pertanggungan semakin tinggi rate preminya. 5) Luas jaminan yang diberikan, semakin luas jaminan yang diberikan maka rate premi semakin tinggi dan sebaliknya semakin terbatas jaminan yang diberikan maka rate premi semakin rendah.

4 49 i. Penerbitan polis. Setelah langkah-langkah akseptasi dilakukan, maka polis segera dibuat oleh Staf Administrasi Polis kemudian diterbitkan dengan tujuan kepastian hukum dan pelayanan kepada tertanggung. Kemudian polis tersebut diperiksa kebenarannya oleh Kepala Seksi Teknik. Dan apabila permohonan asuransi tersebut tidak diaksep, maka Kepala Seksi Teknik melakukan konfirmasi kepada Kepala Seksi Pemasaran. Yang harus diperhatikan dalam pengetikan polis : Pembuatan polis asuransi harus menggunakan modul polis kecuali komputer rusak dan harus dengan ijin tertulis dari Duvisi Teknik. Pembuatan polis harus menggunakan blanko polis yang resmi, kecuali untuk polis tertentu dan harus seijin dari Divisi Teknik. Isi dan jumlah yang tertera pada polis atau kwitansi harus sama dengan yang dientry pada modul polis. Penyerahan polis. Kepala cabang/ Kepala Seksi mengesahkan atau menandatangani polis kemudian menyerahkan polis kepada tertanggung setelah ada komitmen atau tertanggung telah membayar premi. Dari prosedur atas proses seleksi penutupan calon nasabah yang dibuat

5 50 oleh manajemen perusahaan, penulis menemukan penyimpangan berdasarkan hasil wawancara yang diajukan kepada pihak yang berwenang dalam hai ini divisi teknik yang menangani proses seleksi penutupan calon nasabah. Penyimpangan-penyimpangan tersebut menimbulkan anti seleksi yang mengakibatkan tingginya klaim, antara lain : Sukarnya mencari calon nasabah oleh petugas lapangan. Pengisian blanko SPPA (Surat Permintaan Penutupan Asuransi) itu disesuaikan sedemikian rupa agar dapat diterima baik yang dalam batas wewengan kantor cabang, maupun kantor pusat dan internal audit kantor pusat tidak pernah memeriksa ulang atas hal tersebut. Petugas teknik kantor cabang yang menangani seleksi penutupan asuransi secara struktur organisasi kedudukannya dibawah pemimpin cabang, sehingga petugas tersebut tidak dapat bekerja secara independen. Didalam menetapkan kondisi suatu pertanggungan, bagian underwriting perlu mengumpulkan informasi dari calon tertanggung selengkap mungkin, tetapi hal tersebut memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga perusahaan kurang memberi perhatian terhadap persyaratan underwriting. Dari hasil wawancara yang diajukan oleh penulis kepada pihak yang berkompeten didapat keterangan bahwa : belum adanya internal audit kantor pusat yang meneliti klaim. adanya toleransi penyimpangan pembayaran klaim. tidak adanya pemisahan tugas antara petugas penutupan polis asuransi, petugas persetujuan dan petugas peneliti kebenaran di unit kerja pada kantor

6 51 pusat dan kantor cabang. tidak adanya tindakan segera dari internal audit kantor pusat bila terjadi lonjakan klaim. Dari keterangan-keterangan tersebut diatas dapat disimpulkan seleksi penerimaan permohonan asuransi sangat longgar sehingga longgarnya seleksi tersebut menimbulkan klaim yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh kantor operasional yang ingin mengejar target premi, hal ini dapat terlihat dari petugas teknik kantor cabang yang secara struktur organisasi kedudukannya dibawah pemimpin cabang, sehingga petugas tersebut tidak bisa bekerja secara independen. Hal tersebut mengakibatkan tingginya klaim yang dapat merugikan perusahaan. B. Sistem Pengendalian Intern atas Proses Akseptasi Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal perusahaan. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian internal.

7 52 Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu, pengendalian tidak dapat efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern. Dalam memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, auditor menggunakan tiga macam prosedur audit berikut ini : Mewancarai karyawan perusahaan yang menangani unsur struktur pengendalian. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan. Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yaitu : Lingkungan pengendalian Penaksiran risiko Aktivitas pengendalian informasi dan komunikasi Pemantauan Dalam perencanaan audit, auditor harus memperoleh suatu pemahaman yang memadai atas kelima komponen pengendalian intern untuk merencanakan audit dengan cara melaksanakan prosedur guna memahami desain

8 53 pengendalian yang relevan. Gambar 4.1 memaparkan Lingkungan pertimbangan pengendalian pengendalian intern dalam suatu audit. Memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian yang relevan dan apakah sudah berjalan secara seharusnya bagi : Penaksiran resiko Aktivitas pengendalian Komunikasi dan informasi Pemantauan Lampiran 2. Pemahaman tentang desain pengendalian yang relevan Lingkungan pengendalian Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Auditor harus memperoleh pengetahuan untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen dan dewan direksi terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampak secara kolektif. Auditor harus memusatkan pada substansi

9 54 pengendalian daripada bentuk luarnya, karena pengendalian mungkin dibangun namun tidak dilaksanakan. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian : Nilai integritas dan etika. Efektivitas struktur pengendalian intern bersumber dari diri orang yang mendesain dan melaksanakannya. Tanggung jawab manajemen adalah menjunjung tinggi nilai integritas yaitu suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya. Pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, manajemen tidak melaksanakan secara benar pengendalian intern yang telah dibuat. Dengan melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap prosedur mengenai proses seleksi permohonan asuransi. Komitmen terhadap kompetensi. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, perpaduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan. PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, dalam merekrut karyawannya berasal dari PTN dan PTS terkemuka di Indonesia sehingga karyawan-karyawannya sangat berkompeten. Perusahaan juga mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baru sehingga karyawan dapat memahami seluk beluk mengenai perasuransian. Selain itu perusahaan juga memberikan pelatihan (kursus) mengenai perasuransian kepada karyawan-karyawannya, dan juga

10 55 memberikan beasiswa S2 bagi karyawan yang mempunyai prestasi. Hal tersebut dilakukan perusahaan agar para karyawan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan. Dewan komisaris dan komite audit. Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum PT. Fungsinya adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen. Sedangkan pembentukan komite audit ditujukan untuk memperkuat independensi auditor yang oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keaungan yang dilakukan manajemen. PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 telah membentuk komite audit yang disebut bagian pemeriksaan umum yang di dalamnya terdapat internal audit yang menangani pengawasan terhadap kinerja manajemen. Tetapi yang penulis temukan, internal audit perusahaan tidak melakukan pemeriksaan secara rutin tentang pelaksanaan peraturan dan tidak ada tindakan segera dari internal audit apabila terjadi lonjakan klaim. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab. Pembagian wewenang yang jelas mempermudah alokasi sumber daya yang dimilikinya dan memudahkan pertanggung jawabannya. Ketidakseimbangan pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab menimbulkan

11 56 kemungkinan sering terjadi ketidakberesan. PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 tidak ada pemisahan tugas antara petugas penutupan polis asuransi, petugas persetujuan, petugas peneliti kebenaran di unit kerja pada kantor pusat dan kantor cabang. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Kebijakan dan praktik SDM karyawan yang kompeten dan jujur lebih mendukung sehatnya unsur struktur pengendalian intern, sehingga tujuan umum perusahaan dapat tercapai. Pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 petugas teknik kantor cabang yang menangani seleksi penutupan asuransi secara struktur organisasi kedudukannya dibawah pemimpin cabang, sehingga petugas tersebut tidak dapat bekerja secara independen. Penaksiran risiko Penaksiran risiko merupakan identifikasi perusahaan dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Pada penaksiran risiko, auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran risiko perusahaan untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan risiko yang relevan dengan tujuan perusahaan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke risiko tersebut. Tujuan penaksiran risiko adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang berdampak terhadap tujuan perusahaan. Pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967ditemukan tidak adanya estimasi klaim yang ditentukan oleh perusahaan,

12 57 sehingga tidak ada batasan seberapa besar klaim yang telah dibayarkan perusahaan kepada para tertanggung. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak dapat mengetahui seberapa besar kerugian klaimnya. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksnakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan perusahaan. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas aktivitas pengendalian yang relevan untuk merencanakan audit. Pada waktu auditor memperoleh pemahaman tentang komponen lain, ia juga mungkin memperoleh pemahaman atas aktivitas pengendalian. Pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 SOP ( prosedur operasi standar) sudah dibuat oleh manajemen perusahaan mengenai prosedur penutupan permohonan asuransi dan akseptasi pernutupan asuransi, tetapi pada kenyataannya, prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan dengan baik sesuai dengan yang ditetapkan, karena semua permohonan asuransi diaksep walaupun mempunyai tingkat risiko tinggi, hal tersebut terjadi dikarenakan kantor cabang ingin mengejar target premi untuk memperoleh komis atau bonus yang diharapkan, hal ini mengakibatkan klaim tidak dapat ditekan. Disamping itu, tidak adanya tindakan segera dari auditor internal kantor pusat apabila terjadi lonjakan pembayaran klaim di suatu kantor cabang. Informasi dan komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan

13 58 pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Informasi merupakan salah satu unsur penting dalam perusahaan. Dengan adanya informasi manajemen dapat mengatur strategi perusahaan, melakukan kebijakan dan prosedur pengendalian yang tepat untuk mencegah kegagalan dan pencapaian tujuan. Komunikasi penting dalam pelaporan atas penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan, dimana penyimpangan tersebut membutuhkan koreksi. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab pengendalian intern dan masalah-masalah signifikan yang berkaitan dengan pengendalian intern. Pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 banyaknya sumber daya manusia menagkibatkan banyaknya interpretasi yang beragam dari hasil peraturan yang ada, hal tersebut mengakibatkan peraturan yang ada tidak dijalankan dengan baik. Pemantauan Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan nasabah dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan

14 59 perbaikan. Yang ditemukan pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 tidak dilakukan pemeriksaan secara rutin dari intern audit kantor pusat tentang pelaksanaan peraturan dan petunjuk pelaksanaan peraturan tersebut. Berdasarkan penjabaran komponen struktur pengendalian intern atas peranan pengendalian intern atas proses akseptasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern yang dijalankan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967kurang memadai. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya pemisahan tugas antara petugas penutupan polis asuransi, petugas persetujuan, petugas peneliti kebenaran di unit kerja pada kantor pusat dan kantor cabang. Disamping itu, prosedur operasi standar yang dibuat oleh manajemen perusahaan mengenai prosedur permohonan asuransi dan akseptasi penutupan asuransi tidak dijalankan sesuai dengan yang telah ditentukan. Tidak dilakukannya pemeriksaan secara rutin dari internal audit kantor pusat tentang pelaksanaan peraturan dan petunjuk pelaksanan peraturan tersebut disemua kantor cabang. C. Upaya PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 dalam Menekan Klaim Pengendalian akseptasi merupakan suatu usaha PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian klaim

15 60 yang berlanjut atau memperkecil kerugian atas klaim dikemudian hari. PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 sedini mungkin mulai mengambil langkah awal dalam rencana pemberian persetujuan permohonan asuransi, karena dalam persetujuan permohonan asuransi akan terkait dengan suatu tingkat risiko yang mungkin akan timbul di kemudian hari. Untuk menghilangkan risiko atau setidaknya memperkecil risiko yang timbul, diperlukan adanya langkah-langkah dalam proses seleksi permohonan asuransi. Namun dari hasil pengamatan yang penulis dapatkan, upaya-upaya yang dilakukan oleh PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 untuk menekan klaim belum dilakukan oleh manajemen perusahaan, hal ini terbukti dengan : Apabila terjadi lonjakan klaim, tidak ada tindakan segera yang dilakukan oleh kantor pusat. Perusahaan tidak pernah menetapkan perkiraan pembayaran klaim yang wajar. Masih adanya toleransi penyimpangan pembayaran klaim, misalnya polis belum diperpanjang atau habis masa kontrak perjanjian, tetapi klaim masih tetap dibayar. Belum dibentuknya internal audit yang meneliti klaim. Dengan belum adanya upaya-upaya yang harus dilakukan oleh PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 untuk menekan klaim, maka kerugian perusahaan akan terus berlanjut di kemudian hari. Dan hal tersebut dapat berakibat merugikan perusahaan.

16 61 D. Implikasi Penelitian Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan atas proses seleksi permohonan asuransi dalam rangka mengurangi kerugian klaim pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 diperoleh bahwa proses seleksi atas permohonan asuransi yang dijalankan perusahaan tidak dilaksanakan sebagaimana yang telah ditentukan. Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Nugraeni (1999:115); setiap pelaksanaan penutupan yang dilakukan oleh perusahaan, dilakukan melalui tahap demi tahap yang memungkinkan terciptanya mekanisme penutupan yang saling terkontrol dan dilaksanakan dengan baik prinsip-prinsip akuntansi. Dengan terlaksananya prosedur penutupan secara baik dan benar, diharapkan akan diperoleh hasil underwriting yang menguntungkan bagi perusahaan karena risiko yang ada dikelola dengan baik. Proses seleksi yang tidak dilaksanakan dengan baik, hal ini mengakibatkan terjadinya kerugian klaim. Disamping itu, didalam menetapkan suatu kondisi pertanggungan, bagian underwriting perlu mengumpulkan informasi dari calon tertanggung selengkap mungkin, tetapi hal tersebut memerlukan waktu dan biaya yang banyak, sehingga perusahaan kurang melaksanakan proses underwriting tersebut. Hal tersebut sesuai dengan riset yang dilakukan sebelumnya oleh Bahri (2004:35) bahwa : ada perusahaan yang kurang memberi perhatian terhadap persyaratan underwriting, karena dalam persyaratan underwriting tersebut memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit dan perusahaan lebih banyak mengikuti permintaan bagian marketing, yang akibatnya adalah kerugian bagi

17 62 perusahaan karena penetapan kondisi underwritingnya tidak seimbang. Selain itu, pengendalian intern atas proses akseptasi yang dijalankan oleh PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 kurang memadai. Hal ini terlihat dari SOP yang dibuat oleh manajemen perusahaan mengenai prosedur penutupan asuransi atau proses seleksi permohonan asuransi, namun prosedur tersebut tidak dijalankan sepenuhnya sesuai dengan yang telah ditetapkan, karena semua permohonan asuransi diaksep meskipun mempunyai risiko yang tinggi, hal tersebut terjadi dikarenakan kantor cabang ingin mengejar target premi untuk memperoleh komisi. Hal ini mengakibatkan kerugian klaim. Hal ini didukung berdasarkan riset yang dilakukan sebelumnya oleh Pasaribu (1995:65) ; struktur pengendalian intern memilki keterbatasan bawaan yaitu pengabaian oleh manajemen. Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan tertentu yang tidak sah seperti penyajian kondisi keuangan manipulatif, penetapan keuntungan pribadi manajer atau kepatuhan semu. Untuk itu semua karyawan harus memahami, menerima dan melaksanakan secara sungguh-sungguh struktur pengendalian intern dimana mereka merupakan elemen penting didalamnya agar perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Hastuti (1998:44) ; karena sistem melibatkan manusia, khususnya perilaku manusia, oleh karena itu etika dalam perusahaan harus ditegakkan agar tujuan sistem pengendalian intern perusahaan dapat dicapai, pencurian dan penipuan bisa dihilangkan serta kekeliruan dan ketidakberesan bisa diminimumkan.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, menyebabkan semakin pesatnya tingkat pertumbuhan perusahaanperusahaan baru baik yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Risiko merupakan suatu konsep dengan berbagai makna tergantung pada konsep disiplin ilmu yang menggunakannya. Menurut Siamat (1995:275) risiko

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi : Makalah Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang Internal Control Yang Meliputi : (Definisi Pengendalian Internal, Unsur- Unsur Pengendalian Intern, Manfaat Pengendalian Intern ) Dosen : Putri Taqwa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Pupuk Kujang yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan audit internal

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan audit operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengendalian intern atas persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Kepegawaian dan Penggajian a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis pada Bab IV, penulis menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara pemeriksaan operasional

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal Ch.8 Mempertimbangkan Pengendalian Internal Definisi Pengendalian Internal (SA 315.4) Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. kemukakan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: IV telah memadai, simpulan ini diambil dari:

SIMPULAN DAN SARAN. kemukakan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: IV telah memadai, simpulan ini diambil dari: Bab V Simpulan dan Saran BAB 5 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan dan pembahasan mengenai Peranan Audit Internal dalam menunjang efektvitas pengendalian internal gaji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap pengendalian intern penjualan PT. Ultra Jaya Milk Ind Tbk Jawa Barat di Bandung selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Instalasi Farmasi Klinik. Pertamedika Sinabung Jakarta Selatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Instalasi Farmasi Klinik. Pertamedika Sinabung Jakarta Selatan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Instalasi Farmasi Klinik Pertamedika Sinabung Jakarta Selatan 1. Lingkungan Pengendalian 1.1. Falsafah dan Gaya Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata mengakibatkan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA IV.1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti 1 Disampaikan Dalam Forum SPI PTN Seluruh Indonesia Palangkaraya 15 16

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Internal Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit internal

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian intern merupakan sesuatu yang sangat penting dalam aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera, penulis ditempatkan di bagian seksi Ritel / Underwriting. Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Pengendalian Intern 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

Formulir Calon Operator Mesin Rajut

Formulir Calon Operator Mesin Rajut Sinar Terang Fajar Lampiran 1 Tekstile Industry Formulir Calon Operator Mesin Rajut Diisi Dengan Tulisan Tangan, HURUF CETAK Hal. 1/2 Jabatan Yang Dilamar : Operator Mesin Rajut Diisi tanggal : DATA PRIBADI

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya internal audit sangat diperlukan. Auditor adalah pihak yang diyakini

BAB I PENDAHULUAN. khususnya internal audit sangat diperlukan. Auditor adalah pihak yang diyakini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini, mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat dan masalah yang dihadapi semakin kompleks.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT X,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT X, 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan data data hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pengendalian intern terhadap pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN 1. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan salah satu unit kegiatan usaha yang memerlukan sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit diwujudkan, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci