Seminar Prospek Ekonomi dan Politik Indonesia 2008 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jakarta, 13 November 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Prospek Ekonomi dan Politik Indonesia 2008 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jakarta, 13 November 2007"

Transkripsi

1 Economic Outlook 2008 A. Tony Prasetiantono Chief Economist BNI Seminar Prospek Ekonomi dan Politik Indonesia 2008 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jakarta, 13 November 2007

2 Agenda Pendahuluan Perekonomian 2007 Kenaikan harga minyak Beberapa indikator terpilih 2007 Kinerja perbankan 2007 Proyeksi 2008 Kesimpulan Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 2

3 Pendahuluan Perekonomian Indonesia tahun 2007, meski sejak semula dilanda optimisme i bakal lebih baik daripada d 2006, namun mendapat guncangan berat dua kali. Pertama, pada Juli-Agustus sempat dicekam kekhawatiran akan terjadi krisis, mengulang peristiwa sepuluh tahun yang lalu (1997) deja vu. Penyebabnya, imbas jatuhnya harga saham di Wall Street, karena kasus subprime mortgage g di Amerika Serikat. Namun, seiring dengan efektivitas kebijakan Bank Sentral AS, Uni Eropa, dan negara-negara kunci lainnya, kepanikan bisa diredam. Kedua, krisis harga minyak dunia yang sudah mendekati level psikologis baru US$ 100 per barrel, merupakan ancaman serius bagi perekonomian global dan nasional. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 3

4 Perekonomian 2007 (1) Sesuai perkiraan, meski terguncang kepanikan subprime mortgage dan harga minyak dunia nyaris US$ 100 per barrel, perekonomian Indonesia 2007 lebih baik daripada Pertumbuhan ekonomi 2007, diperkirakan sekitar 6,2%, atau lebih baik daripada tahun 2006 sebesar 5,5%. Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi 2007 berasal dari: (1) kecenderungan suku bunga yang menurun, meski belakangan terhambat kenaikan harga minyak dunia; (b) inflasi relatif terkendali; (3) kurs rupiah yang kuat (karena US$ melemah) dengan volatilitas yang relatif sempit; (4) kinerja ekspor yang impresif; dan (5) investasi yang meningkat. Semua ini i bermuara pada daya beli masyarakat (purchasing h i power) yang menguat. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 4

5 Perekonomian 2007 (2) Di sisi moneter-perbankan, sebenarnya sudah terjadi kemajuan yang besar, terutama dari tren suku bunga yang terus menurun. Suku bunga benchmark BI rate 8,25%, yang menyebabkan suku bunga simpanan (deposit rate) 6-7% dan suku bunga kredit (lending rate) 13%, merupakan level yang sudah jauh lebih rendah daripada situasi sebelum krisis Dari sisi mobilisasi dana masyarakat (dana pihak ketiga), sektor perbankan nasional telah berhasil menghimpun dana hampir Rp triliun, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan yang semakin tinggi. Namun di sisi i lain, kecepatan penyerapan dana masyarakat ini i tidak diikuti dengan kecepatan ekspansi perbankan dalam menyalurkan kredit, karena sejumlah kendala di sektor riil, seperti keraguan investor dalam membangunan proyek infrastruktur, birokrasi, otonomi daerah, dll. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 5

6 Harga minyak dunia OPEC WTI Brent ICP Perkembangan Harga Minyak Dunia US$/barrel Dec 05 Jan 06 Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 06 Jan 07 Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Harga minyak dunia terus memecahkan rekor demi rekor. Tak ada seorang pun yang berani meramalkan harga tidak menembus US$ 100 per barrel. Harga minyak dipengaruhi oleh faktor (1) obyektif-fundamental, yakni supply dan demand; serta (2) subyektif-sentimen, termasuk geopolitik dan spekulasi. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 6

7 Dinamika harga minyak dunia, Sumber : WTRG.Com Harga minyak dunia mengalami dinamika besar dalam 37 tahun terakhir, dengan berbagai milestones sebagai penjelas. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 7

8 Windfall harga CPO Perkembangan harga CPO di Rotterdam (USD/ton), Feb-07 Apr-07 Jun-07 Agust-07 Kenaikan harga minyak menyebabkan kenaikan harga energi substitusi, misalnya minyak biodiesel. Dampaknya, harga CPO sebagai bahan baku utama minyak biodisel, juga naik tajam ke level US$ 900-an per ton di pasar Rotterdam. Padahal pada 2002 hanya US$ 283 per ton. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 8

9 Neraca perdagangan (ekspor impor) Perkembangan Ekspor, ,00 10,00 8,82 7,60 8,34 8,00 7,35 7,45 8,48 7,51 6,00 5,67 4,75 4,51 5,38 5,06 4, ,27 4,34 8,89 5,62 8,92 8,78 8,72 5,86 5,66 4,49 9,50 4,94 9,12 8,32 8,35 5,24 5,44 4,66 9,71 8,85 6,49 5,64 9,81 9,42 9, ,85 6,26 5,93 2,00 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agst 2006 Sep-06 Okt-06 Nop-06 Des-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sumber : Bank Indonesia Neraca perdagangan terus membaik, terutama karena meningkatnya harga produk-produk primer, termasuk CPO (crude palm oil). Harga CPO dunia sekarang US$ 885, merupakan rekor baru. Ekspor menembus rekor baru US$ 9,81 miliar pada Juli 2007, dengan surplus perdagangan US$ 3,55 miliar. Surplus Agustus 2007 menurun menjadi US$ 2,76 miliar. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 9

10 Ekspor-impor minyak Indonesia Perkembangan Ekspor Impor Minyak Indonesia, ,00 USD Juta 1750, , , , ,8 1500, , , , ,1 832, ,2 878,0 795,0 926, ,8 1091,6 930,6 976,8 750,00 769,8 500,00 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agst 2006 Ekspor Impor Sumber : Bank Indonesia Indonesia telah lama menjadi net importer minyak. Pada 1980-an, dengan penduduk 130-an juta, produksi minyak 1,6 juta barrel/hari. Kini, dengan penduduk 225 juta, produksi minyak hanya 970 ribu barrel/hari. Terjadi mismatch atau excess demand. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 10

11 Neraca perdagangan, Miliar USD 100, Neraca Perdagangan 2006-Agustus ,55 73,19 46, Ags-07 Sumber : Bank Indonesia Ekspor Impor Surplus perdagangan Januari-Agustus 2007 mencapai US$ 26,68 miliar; sedangkan surplus 2006 sebesar US$ 40 miliar. Surplus 2007 mungkin akan menyamai 2006, sekitar US$ 40 miliar, meski berpotensi terjadi perlambatan dalam kuartal terakhir Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 11

12 Stimulus fiskal (1) Ringkasan RAPBN-P 2007 dan RAPBN 2008 (Rp Triliun) U r a i a n RAPBN-P RAPBN A Pendapatan Negara dan Hibah I Penerimaan dalam negeri Penerimaan perpajakan Rasio pajak (% terhadap PDB) Penerimaan negara bukan pajak II Hibah B Belanja Negara I Belanja pemerintah pusat II Belanja ke daerah C Surplus/Defisit Anggaran (A-B) (62.0) (7 5.0) % terhadap PDB (1.6) (1.7) D Pembiayaan (I+II) I Pembiayaan dalam negeri II Pembiay aan luar negeri (12.6) (16.7) Sumber : Depkeu Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 12

13 Stimulus fiskal (2) , ,0 493, , A 2006A 2007E 2008E Belanja Pegawai Belanja barang Belanja Modal Pembayaran Bunga Subsidi Belanja Sosial Belanja Lainnya Total Sumber : Depkeu Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 13

14 Stimulus fiskal (3) Belanja modal dan barang pemerintah, ,5 triliun ,9 47,22 68,3 62,5 52, ,9 29, Modal barang Sumber : Depkeu Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 14

15 Realisasi PMDN-PMA Realisasi Investasi Asing & Domestik ,67 32, ,5 12,25 15,41 20, ,45 4,6 8,01 5,08 8, Agust 2007 Domestik Asing Sumber : BKPM Realisasi PMDN dan PMA meningkat dibanding 2006, bahkan melampaui Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 15

16 Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 7 6, , ,13 5,60 5,50 4,90 4 4,38 3, Sumber : Bank Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2007 diperkirakan maksimal 6,2%,, sedikit meleset dibandingkan target pemerintah 6,3%. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 16

17 Pertumbuhan ekonomi Asia Negara Pertumbuhan Ekonomi (%) China 11,5 India 94 9,4 Vietnam 8,3 Singapura 7,6 Sri Lanka 7,4 Pakistan 7,0 Filipina 6,6 Negara Pertumbuhan Ekonomi (%) Hong Kong 6,3 Indonesia 62 6,2 Malaysia 5,6 Korea Selatan 5,0 Taiwan 4,6 Thailand 4 Sumber: Asian Development Bank, September Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 17

18 Inflasi, year-on-year Perkembangan Inflasi (y o y), Jan-06 Mar-06 May-06 Jul-06 Sep-06 No ov-06 Jan-07 Mar-07 May-07 Jul-07 Oct-07 Sumber : Bank Indonesia Inflasi y-o-y hingga Oktober 2007 mencapai 6,88%. Kondisi inilah yang menyebabkan Bank Indonesia tetap mempertahankan BI rate pada level 8,25%. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 18

19 Inflasi kumulatif Trend inflasi nasional 1993-Oktober Oct-07 Sumber : Bank Indonesia Inflasi kumulatif hingga akhir Oktober 2007 mencapai 5,24%. Semula pemerintah menargetkan inflasi kumulatif setahun 2007 sebesar 6%. Namun belakangan mereka mengoreksinya menjadi 6% ±1%. Angka ini lebih realistis untuk dicapai. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 19

20 Inflasi bulanan Perkembangan Inflasi Bulanan, Jan- 06 Feb- 06 Mar- 06 Apr M Jun- Jul- Aug- Sep- Oct- N Dec- Jan- Feb- Mar- Apr- M ay ov ay Jun- 07 Jul- 07 Aug- 07 Sep- 07 Oct- 07 Sumber : Bank Indonesia Inflasi dalam 4 bulan terakhir cukup tinggi, yakni 0,79% (Oktober), 0,80% (September), 0,75% (Agustus) dan 0,72% (Juli), karena faktor musiman (seasonal). Inflasi November-Desember 2007, jika mengikuti pola 2006, sekitar 1,50%. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 20

21 Inflasi di Asia-Pasifik Kawasan * 2008* Developing Asia 3,3 4,0 3,8 Asia Tengah 7,9 9,7 9,1 Asia Timur 1,6 3,5 3,3 Asia Selatan 59 5,9 57 5,7 54 5,4 Asia Tenggara 7,1 3,8 3,8 Pasifik 31 3,1 47 4,7 32 3,2 Sumber: Asian Development Bank, Asian Development Outlook 2007, Manila, September * Estimasi ADB, per September Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 21

22 Inflasi di Asia, 2007* Negara Inflasi (%) Negara Inflasi (%) Singapura 1,2 Taiwan 1,6 Hong Kong 1,7 Malaysia 25 2,5 Korea Selatan 2,5 Thailand 2,6 Filipina 2,9 China 4,2 India 4,4 Indonesia 6,0 Pakistan 78 7,8 Vietnam 7,8 Sri Lanka 14,5 Sumber: Asian Development Bank, September * Estimasi ADB, September Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 22

23 Tren penurunan suku bunga Perkembangan Suku Bunga, Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 May-06 Jun-06 Jul-06 Aug-06 Sep-06 Oct-06 Nov-06 Dec-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07 Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Sumber : Bank Indonesia Tren penurunan suku bunga tertahan oleh harga minyak yang mendekati US$ 100 per barrel. Interest rate differential melebar, karena Fed rate turun menjadi 4,50%. Mungkin The Fed masih akan menurunkannya lagi pada pertemuan 11 Desember 2007, meski dengan risiko inflasi dan pelemahan kurs dollar AS. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 23

24 Cadangan devisa Perkembangan Cadangan Devisa (Miliar USD) ,5 40,1 42,8 44,2 40,1 42,4 43,3 42,0 41,6 41,1 42,6 39,9 45,7 47,2 49,3 50,1 51,9 52,3 51,4 52,9 54, ,1 20 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agust-06 Sep-06 Okt-06 Nop-06 Des-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Sumber : Bank Indonesia Cadangan devisa yang dikuasai Bank Indonesia terus mencetak rekor demi rekor, seiring dengan kinerja neraca perdagangan, surplus transaksi berjalan, dan derasnya capital inflow. Posisi terakhir awal November 2007 adalah US$ 54,3 miliar. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 24

25 Cadangan devisa berbagai negara (1) Jumlah Cadangan Devisa di Luar Emas (USD Miliar) China 1433,60 Jepang 945,60 Taiwan Korsel India Singapura Hongkong Malaysia Thailand Indonesia Filipina Pakistan Bangladesh 262,94 257,29 247,76 152,45 140,80 98,20 80,70 52,88 30,75 16,12 5,16 Sumber : Bloomberg Cadangan devisa Indonesia (US$ 52 miliar) sudah jauh dibandingkan saat krisis (US$ 21 miliar). Cadangan devisa China mencatat rekor fantastis, sebagai yang terbesar di dunia (US$ 1,43 triliun). Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 25

26 Cadangan devisa berbagai negara (2) Kawasan Juni 2007 (US miliar) East Asia China Hong Kong Korea Selatan Mongolia Taiwan ,9 0,2 Sumber: Asian Development Bank, September Kawasan Juni 2007 (US miliar) Central Asia 26,0 Armenia 1,2 Azerbaijan 2,8 Kazakhstan 20,9 Kyrgyz 0,9 Tajikistan 0,2 South Asia 230,8 Bangladesh 5,0 Bhutan 0,6 India 206,1 Maldives 0,2 Nepal 1,6 Pakistan 14,0 Sri Lanka 32 3,2 Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 26

27 Cadangan devisa berbagai negara (3) Kawasan Juni 2007 (US miliar) Southeast Asia Kamboja Indonesia Laos Malaysia Myanmar Filipina Singapura Thailand Vietnam Kawasan Juni 2007 (US miliar) 394,5 1,3 49,2 Pacific Kepulauan Fiji Mikronesiai 2,2 0,2 0,0 0,2 Papua Niugini 1,5 90,8 Samoa 0,1 1,2 Kepulauan Solomon 0,1 23,3 Tonga 0,1 143,6 Vanuatu 01 0,1 71,1 13,4 Sumber: Asian Development Bank, September Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 27

28 SBI: biaya moneter Rp Triliun Penempatan Dana Bank Umum di SBI 179,05 221, ,86 101,37 94, ,26 0 Sumber : Bank Indonesia Agust 2007 Keberhasilan menahan inflasi i dan stabilitas rupiah antara lain disebabkan bk oleh dukungan absorpsi likuditas oleh SBI. Posisi November 2007: Rp 269 triliun. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 28

29 Perkembangan DPK (1) Rp Miliar Perkembangan DPK Perbankan Nasional per Jenis Simpanan Persen 700, , , , , , , Jun Sumber : Giro 196, , , , , Tabungan 193, , , , , Deposito 446, , , , , Pertumbuhan DPK Bank Indonesia DPK terus meningkat, meski dengan kenaikan yang agak melambat pada 2007, seiring dengan penurunan suku bunga. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 29

30 Perkembangan DPK (2) Rp Miliar Perkembangan DPK Perbankan Nasional per Kelompok Bank Persen ,00 16, , ,00 10, , ,00 4, , Jun ,00 Persero BUSN Devisa BUSN non Devisa BPD Campuran Asing Perbankan Nasional 4,82 6,32 8,39 17,11 14,11 5,29 Sumber : Bank Indonesia Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 30

31 Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Perbankan Nasional Rp Miliar Persen Jun-07 Persero BUSN Devisa BUSN non Devisa BPD Campuran Asing Perbankan Nasional 17,4 18,72 27,01 24,34 13,89 3, Sumber : Bank Indonesia Kredit perbankan terus mengalami ekspansi, meski agresivitasnya sempat menurun, seiring dengan tersendatnya sektor riil. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 31

32 Perkembangan LDR Perkembangan LDR Perbankan Nasional (%) Jun Sumber : Persero 34,46 41,59 49,9 51,04 59,93 61,88 BUSN Devisa 34,92 40,41 46,23 73,27 60,03 63,54 BUSN non Devisa 59,39 62,74 68,74 82,48 78,26 84,09 BPD 42,04 48,22 53,39 49,96 43,33 46,39 Campuran 75,76 74,1 75,56 76,82 113,66 99,82 Asing 52,73 47,28 51,25 54,89 79,56 73,76 Perbankan Nasional 38,24 43,52 49,95 59,66 61,56 63,57 Bank Indonesia LDR terus naik, pada November 2007 mencapai 67,3%, merupakan level tertinggi sesudah krisis. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 32

33 Perkembangan NPL Sumber : Perkembangan NPL gross Perbankan Nasional (%) Jun-07 Persero BUSN Devisa BUSN non Devisa BPD Campuran Asing Perbankan Nasional Bank Indonesia NPL terus menurun, untuk mencapai target di bawah 5% (net), seiring dengan keberhasilan bank-bank melakukan restrukturisasi kredit macet. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page

34 Indikator makro 2007 RAPBN Indikator Makro 2007 (versi awal) Chief Economist BNI (dibuat November 2006) Fakta Hari Ini Pertumbuhan ekonomi (%) 6,3 6,0 6,1-6,2 Inflasi (%) 6,5 7,00 5,24 (Okt) BI rate/sbi 3 bulan (%) 8,50 8,0 8,25 8,25 Kurs rupiah (per US$ 1) Rp9.300 Rp Rp9.100 Rp Fed rate (%) n.a. (not 4,75 4,50 available) Harga minyak dunia (per barrel) US$ 65 US$ US$ 96 Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 34

35 Proyeksi Bank Dunia Emerging East Asia Developing East Asia Southeast Asia Indonesia Malaysia Filipina Thailand Transition Economies China Vietnam Small Economies Newly Industrial Economies (NIEs) Korea 3 other NIEs Jepang Sumber: Bank Dunia, Maret Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 35

36 Proyeksi 2008 Indikator Proyeksi Chief Economist BNI Pertumbuhan ekonomi 6,50% Inflasi 650% 6,50% BI rate/sbi 3 bulan 7,75% Kurs rupiah (per US$ 1) Rp Fed rate (%) 4,00% Harga minyak dunia US$ 90 (per barrel) Pertumbuhan ekonomi 2008 akan sedikit lebih baik daripada 2007, di level 6,5%. Inflasi juga akan lebih baik, sepanjang pemerintah bisa membenahi distribusi pasokan barang di sektor riil. Pengendalian inflasi oleh BI hanya sebatas instrumen moneter, sedangkan faktor lain di sektor riil menjadi tugas pemerintah. BI rate akan terus turun, seiring dengan penurunan suku bunga di luar negeri, misalnya Fed rate. Fed rate turun, karena Bank Sentral AS harus menyelamatkan sektor riil dan menekan kepanikan di bursa efek, meski hal itu akan berdampak inflationary. Harga minyak dunia akan tetap tinggi, namun perlambatan ekonomi global kemungkinan bisa mengoreksi harga. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 36

37 Kesimpulan (1) Perekonomian Indonesia 2007 belum bisa tumbuh secara optimal. Pertumbuhan diperkirakan 6,2%, masih sedikit di bawah target 6,3%. Meski investasi (PMDN dan PMA) sudah meningkat, namun masih banyak kendala di sektor riil (buruknya infrastruktur, birokrasi, eforia otonomi daerah, dll). Meski harga minyak dunia kini mendekati US$ 100 per barrel, namun diperkirakan APBN 2007 masih aman. Problem fiskal kita adalah kurang optimalnya dalam menjalankan fungsi stimulus fiskal. Rupiah mengalami volatilitas dalam kisaran sempit. Inflasi juga relatif terkendali pada level 6,5%. Cadangan devisa memecahkan rekor di level US$ 54,3 miliar. Namun semua pencapaian ini i harus diongkosi i dengan biaya moneter, berupa pembayaran bunga SBI yang tinggi. Dana yang tersimpan dalam SBI mencapai Rp 269 triliun. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 37

38 Kesimpulan (2) Krisis energi dunia masih akan berlanjut pada tahun 2008, karena faktor (1) obyektif-fundamental; serta (2) subyektif-sentimen. Faktor obyektif-fundamental berupa tidak berimbangnya antara supply dan demand. Di sisi supply, sekarang ini semakin sulit untuk menemukan sumur minyak baru yang produktif (tingkat kegagalan eksplorasi kian meninggi). Sedangkan di sisi demand, terjadi lonjakan yang besar, seiring dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di China (11,5%) dan India (9,4%). Faktor subyektif-sentimen sentimen berupa faktor geopolitis dan masuknya komoditas minyak ke wilayah spekulasi. Dari sisi perbankan, tingkat suku bunga sudah turun, hingga jauh di bawah level lsebelum krisis. i LDR juga sudah meningkat menjadi 67,3%, namun fungsi intermediasi masih perlu ditingkatkan. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 38

39 Kesimpulan (4) Perekonomian tahun 2008 masih bisa lebih baik daripada tahun 2007, terutama didasarkan pada tren investasi dan kontribusi perdagangan internasional. Namun hal ini masih akan menghadapi tantangan terberat berupa perlambatan perekonomian global, yang terkoreksi oleh tingginya harga minyak dunia yang sulit diturunkan. Bila perekonomian global melambat, ada harapan menurunkan demand minyak, sehingga harga minyak juga akan terkoreksi. Bank Indonesia perlu memperhitungkan kembali biaya moneter yang dikeluarkannya, untuk melakukan stabilisasi rupiah dan harga (inflasi rendah), melalui kebijakan SBI. Meski dengan respons yang lebih lambat, BI kemungkinan ki akan mengikuti jejak The Fed yang berusaha menstimulasi perekonomian melalui kebijakan penurunan suku bunga. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 39

40 Terima kasih Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa Page 40

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) 12/14/2014 Pertanyaan 1: Benarkah selalu melemah selama Desember? 12/14/2014 M. Indra Maulana 2 Nilai tukar Rupiah saat ini

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan dalam sehari-hari (Kewal, 2012). Pergerakan ekonomi makro biasanya terjadi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal Kedua 2014 PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Optimisme pemulihan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal tahun tampaknya akan memudar. Saat ini pasar mengkhawatirkan bahwa pemulihan ekonomi telah kehilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat menjadi awal terjadinya krisis ekonomi global. Krisis tersebut menjadi penyebab ambruknya pasar modal Amerika

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

NOTA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2007

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran 31-Jan-18 NAV: 1.57% Total Dana Kelolaan 14,856,625,829.18 43.49% 54.94% Memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang - Konsumen 49.17% - Perkebunan 0.69% dengan tetap menjaga tingkat resiko

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global... Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama. 45 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Perminyakan Indonesia Minyak bumi merupakan salah satu jenis sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Minyak

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.00% Deposito

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Januari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA INDIKATOR EKONOMI Indikator 2001 2002 2003 2004 2005

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap FIXED FIXED 31- NAV: Total Dana Kelolaan 3,807,531,838.20 0-80% 79.82% 17.31% 2.87% Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) BI Rate 0.62% 3.25% 6.50% 33.32% A 10 2.87% Pasar Uang, 17.31% 79.82% 0.73% 9.10% 8.73%

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang Tanggal Peluncuran 11 April 2011 0-20% Total Dana Kelolaan 60,826,022,840.66 - Efek Ekuitas 80-100% 31-Jan-18 NAV: 1,571.313 Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) 0.62% 3.25% 4.92% 95.08% 4 2-2 - Pertambangan

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Tekanan pasar dan kenaikan tingkat suku bunga surat utang telah mendorong pemerintah Spanyol untuk secara resmi mengajukan permintaan dana talangan kepada Uni Eropa pada pekan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran Total Dana Kelolaan 4,856,084,724.02 - Efek Pendapatan Tetap 77.35% 10.42% 10.54% 1.69% Keuangan 5.41% Perkebunan 7.10% Infrastruktur 15.55% Properti 0.19% Konsumen 38.53% Konstruksi 5.76% Industri Dasar

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Macroeconomics Landscape and Trends

Macroeconomics Landscape and Trends PermataBank s Proyeksi Ekonomi Banking Bank Journalist Dunia dan Academy IMF WEO-IMF 2012 2013 2014 Jan'13 July'13 Jan'13 July'13 World 3,2 3,5 3,1 4,1 3,8 US 2,2 2,0 1,7 3,0 2,7 Europe -0,6-0,2-0,6 1,0

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya perekonomian suatu negara sedikit banyak dipengaruhi oleh sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1 Umum... 1.2 Pokok-pokok Perubahan Asumsi

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN Januari 2016

Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN Januari 2016 Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN 2016 25 Januari 2016 Update Perekonomian Indonesia (1) Nilai Tukar IHSG Inflasi Indikator Harga Minyak Mentah Indonesia Arus Modal Masuk Yield SUN Kinerja Per 31 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada sektor - sektor perekonomian yang strategis, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada sektor - sektor perekonomian yang strategis, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang cukup memberikan kebebasan kepemilikan asing, hal ini menyebabkan dominasi pihak asing saat ini semakin menyebar pada sektor

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia dewasa ini makin berkembang. Peran Indonesia dalam perekonomian global makin besar dimana Indonesia mampu mencapai 17 besar perekonomian dunia

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Era globalisasi ini terjadi dikarenakan adanya rasa saling ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi suatu negara. Papanek (2004) mengatakan bahwa jika

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang SAFE 31-Jan-18 NAV: Total Dana Kelolaan 447,102,198.67 Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA Kas dan Deposito Syariah 10 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan (netto) vs per Januari 2018(Disetahunkan)

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 2-6 April 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 2-6 April 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Berbagai indikator mengindikasikan bahwa perekonomian AS terus membaik. Indikator-indikator tersebut, antara lain tumbuhnya konsumsi rumah tangga secara berkelanjutan, meningkatnya

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Tinjauan Perekonomian Bulanan

Tinjauan Perekonomian Bulanan 3 November 2010 Tinjauan Perekonomian Bulanan Perekonomian Domestik Makin Robust,, AS Tetap Loyo Ringkasan Eksekutif Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id Anton.Guanawan Ekonom

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci