BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI BAGI HASIL DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI BAGI HASIL DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD"

Transkripsi

1 90 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI BAGI HASIL DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD A. Implementasi Balanced Scorecard di Restoran Sederhana Surabaya yang berbasis bagi hasil Bagi hasil di Restoran Sederhana menerapkan sistem Islam atau bisa disebut sebagai mud}a>rabah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sayyid Sabiq bahwa akad mud}a>rabah adalah akad antara dua belah pihak. Salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang untuk diperdagangkan dengan syarat keuntungan dibagi dua sesuai dengan perjanjian. 1 Pembagian keuntungan di restoran sesuai kesepakatan antara pemilik dana dan pengelola dana, hal ini sejalan dengan pendapat Syafi i Antonio bahwa masing pihak mendapatkan persentase bagi hasil sesuai kesepakatan. 2 Kerjasama yang dilakukan oleh pemilik dana dengan pengelola dana adalah mendirikan usaha restoran. Bekerjasama mencari rezeki dimuka bumi merupakan sebuah kebolehan, hal ini sesuai dengan surah An- Nisa ayat 29, Al-Muzammil ayat 20, dan surah Al-Baqarah ayat 198. Sesuai dengan skema pelaksanaan mud}a>rabah yang telah di jelaskan pada bab dua, maka kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama antara pemilik dana Restoran Sederhana Surabaya dengan pengelola dana yaitu karyawan 1 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah, Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, 98.

2 91 dan manajemen Restoran Sederhana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Adiwarman Karim tentang rukun bagi hasil, yakni penghitungan keuntungan yang diterima oleh kedua belah pihak harus jelas persentasenya. 3 Bagi hasil di Restoran Sederhana yang diterima oleh investor adalah 30 %, sedangkan untuk manajemen Restoran Sederhana (Bustamam) 20 %, dan sisanya 50% adalah bagian dari karyawan Restoran Sederhana Surabaya. Pembagian pendapatan yang diperoleh merupakan hasil dari keuntungan bersih setelah dikurangi belanja, zakat dan penyusutan inventaris. Hal ini dapat dilihat dari gambar 3.2 yang telah dipaparkan pada bab 3. Berdasarkan data keuangan yang diperoleh dari Restoran Sederhana Surabaya, yakni bagi hasil antara pemilik dana dan pengelola dana pada tabel 3.1 dapat diketahui bahwa pemilik dana mendapatkan keuntungan 50% dan pengelola dana 50%. Untuk pemilik modal dibagi menjadi dua yaitu Bustamam selaku pemilik manajemen Restoran Sederhana dan investor selaku pemilik restoran. Sedangkan untuk karyawan, pendapatan dari bagi hasil menurut mato (nisbah) bagi hasil masing-masing karyawan. Penghitungan pendapatan Restoran Sederhana Surabaya secara terperinci terlampir. Balanced Scorecard meliputi empat perspektif, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini berdasarkan teori Kaplan dan Norton yang menggabungkan aspek keuangan 3 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, 204.

3 92 dan nonkeuangan pada perusahaan. Aplikasi penerapannya dapat dilihat pada data perbandingan rencana kerja restoran dengan hasil kinerjanya secara nyata. Data yang dianalisis adalah data berupa rencana kerja dari Restoran Sederhana Surabaya dalam perspektif Balanced Scorecard. Beberapa hal dalam perspektif tersebut, dipaparkan dengan jelas sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan Pada perspektif keuangan, ukuran keuangan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan yang baik bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Penerapan bagi hasil yang dijalankan oleh Restoran Sederhana selayaknya menjadi acuan bagi penilaian keuangan pada perspektif keuangan, hal ini sejalan dengan pendapat Kaplan dan Norton. Berdasarkan data keuangan dari Restoran Sederhana Surabaya, terdapat perbandingan antara penjualan rata-rata rencana kerja dengan penjualan rata-rata yang diperoleh. Berikut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Perbandingan Penjualan Rata-Rata Antara Rencana Kerja dengan Data Pembukuan Keterangan Tanggal Rencana Kerja Data Pembukuan 5 1/11/12 31/1/ /2/13 30/4/ /5/13 30/7/ /8/13 31/10/ /11/13 31/1/ Sumber: Hasil Pengolahan penulis (2014)

4 93 Berdasarkan tabel di atas, terdapat perbedaan antara rencana kerja dengan data pembukuan yang diperoleh dari periode 5 sampai dengan 9. Terdapat kenaikan dari rencana kerja yang telah disepakati. Pada periode 5 penjualan rata-rata yang diterima adalah Rp , sedangkan untuk hasil pembukuan penjualan rata-rata adalah Rp Periode 6 rencana penjualan rata-rata adalah Rp , sedangkan pendapatan pembukuan yang diperoleh adalah Rp Periode selanjutnya, memiliki rencana penjualan rata-rata sebesar Rp , sedangkan hasil pembukuannya Rp Perbedaan jumlah penjualan rata-rata periode 8 antara rencana dengan pembukuan adalah sebesar Rp Sedangkan untuk periode 9, penjualan rata-rata pembukuan naik sebesar Rp Pengukuran perspektif keuangan memiliki peranan yang penting bagi restoran, yakni yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran keuangan yang menunjukan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah memberi dorongan kepada ketiga perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai oleh restoran. Hal ini sejalan dengan pendapat Kaplan dan Norton terkait dengan Balanced Scorecard tentang pencapaian visi organisasi. 4 4 Yuwono, Balanced Scorecard,

5 94 2. Perspektif Pelanggan Pada perspektif ini, sasaran strategik dari restoran Sederhana Surabaya adalah meningkatkan kualitas jasa, meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan, dan meningkatkan citra restoran. Oleh sebab itu, perlu diterapkan ukuran hasil dari sasaran strategik seperti jumlah pelanggan baru, kesetiaan pelanggan, dan kesan yang didapat dari pelanggan. Dalam praktiknya, Restoran Sederhana Surabaya menerapkan sistem kerja yang jelas dan terorganisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pembagian tanggung jawab pada setiap bagian pekerjaan. Dari beberapa hal yang dilakukan oleh Restoran Sederhana Surabaya seperti membuat strategi pelayanan yang jelas dan terperinci untuk masing-masing divisi, penambahan parkir untuk kenyamanan pelanggan dan menyediakan valet, penyediaan sarana toilet bersih, AC, TV dan fasilitas Wifi di restoran, melakukan pendataan pelanggan, pemberian voucher secara berkala, pengiriman kartu ucapan kepada pelanggan, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan, meningkatkan jumlah kontak dengan travel, biro jasa dan agen bus, dan mendekorasi dinding dengan lukisan untuk membangun suasana nyaman dan menyenangkan bagi pelanggan. Langkah-langkah yang diambil oleh restoran menyebabkan kenaikan jumlah tamu dan bill pada periode 5 hingga 9. Kenaikan dan penurunan bill

6 95 serta jumlah tamu disebabkan beberapa faktor yang telah dilakukan oleh restoran. Tabel terkait dengan jumlah bill dan jumlah tamu di Restoran Sederhana Surabaya terdapat pada tabel 3.6 tentang jumlah bill dan jumlah tamu Restoran Sederhana Surabaya. 5 Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pelanggan secara acak, diperoleh data sebagai berikut: Aneka tour dengan pelanggan bernama Udin, mengatakan bahwa restoran mampu memenuhi keinginan dalam hal pelayanan cepat saji untuk jumlah besar. Dari penilaian Udin sebagai tour guide, menunjukan bahwa restoran mampu memenuhi keinginannya. Selanjutnya wawancara dengan Shandra dari BCA Darmo, Shandra menilai bahwa nasi kotak yang dipesan kepada restoran berkesan simple dan tidak berlebihan. Hal ini menunjukan bahwa Shandra merasa puas atas pesanan yang telah diterimanya. Pelanggan atas nama Emi dari Wisata Tour mengatakan bahwa perkenalannya dengan manajer Restoran Sederhana Surabaya memudahkan Emi dalam melayani wisatawan. Hal ini menunjukan bahwa Emi merasa dipuaskan oleh hubungan baik dengan manajemen restoran. Pelanggan atas nama Yahya dan Fani mengatakan hal yang hampir sama, yakni alasan memilih Restoran Sederhana Surabaya adalah karena kepercayaan pelanggan terhadap masakan yang telah dinikmati secara langsung. Sedangkan untuk pelanggan Ika dari PLN 5 Restoran Sederhana Surabaya, Rencana Kerja Restoran Sederhana Surabaya, 19.

7 96 Surabaya, mengatakan bahwa kecepatan waktu antar pesanan menjadi alasan penilaian restoran. Berdasarkan wawancara dengan pelanggan, dapat disimpulkan bahwa pada perspektif pelanggan penilaian yang diperoleh baik. Hal ini dapat dilihat dari kesan yang pelanggan peroleh terhadap pelayanan jasa maupun produk yang disajikan oleh Restoran Sederhana Surabaya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal adalah mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa. Terdapat 3 proses usaha utama dalam proses bisnis internal, yaitu inovasi, proses operasi, dan purna jual. Pada perspektif proses bisnis internal, Restoran Sederhana Surabaya memiliki sasaran strategis dalam hal inovasi produk serta mengembangkan produk-produk yang potensial. Restoran Sederhana Surabaya melakukan inovasi produk-produk yang fresh, selalu panas untuk menu rendang, ayam goreng dan ikan, dan menciptakan menu-menu terbaru tanpa meninggalkan kesan makanan Padang yang telah menjadi ciri. Beberapa produk-produk baru yang potensial antara lain nasi tumpeng, menu makanan jawa untuk catering dan inovasi packing yang menarik. Selain itu, Kaplan dan Norton juga mengemukakan pada perspektif ini terdapat prinsip dasar proses operasi yaitu aktivitas yang dilakukan

8 97 restoran, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan dilakukan dengan efisien dan tepat waktu. Prinsip ini dipegang teguh oleh Restoran Sederhana Surabaya mengacu pada misi dan visi restoran yang mengedepankan pelayanan yang baik bagi pelanggan. Proses pelayanan purna jual yang dilakukan Restoran Sederhana Surabaya juga menjadi salah satu yang diperhatikan oleh restoran. Pada perspektif ini, restoran memberikan garansi jika barang yang diterima oleh pelanggan dalam keadaan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, maka produk akan diganti dengan yang baru. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan bertujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh dengan tujuan menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian ketiga perspektif lainnya. 6 Pada perspektif ini, karyawan merupakan salah satu sumber pendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh. Dari tabel 3.7 terkait dengan data karyawan Restoran Sederhana, jumlah karyawan restoran bertambah dari periode 5 sampai dengan periode 9. Periode 5 jumlah karyawan tetap hanya 28 orang dan 2 orang karyawan honorer. Sedangkan periode 9 bertambah menjadi 34 karyawan tetap dan 11 orang karyawan 6 Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard: Menetapkan Strategi Menjadi, 110.

9 98 honorer. Sedangkan jumlah karyawan keluar terdapat pada periode 7 sebanyak 2 orang dan periode 9 sebanyak 6 orang. Alasan karyawan mengundurkan diri adalah faktor intern dikarenakan kinerja karyawan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dari data yang diperoleh, faktor penentu karyawan keluar dari restoran adalah karyawan tersebut kurang bertanggung jawab dan tidak berkomitmen terhadap ketentuan bagi hasil yaitu bekerja sama dalam menjalankan usaha restoran. Beberapa hal terkait pelanggaran yang dilakukan adalah seperti tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan, tidak jujur dalam absensi dan alasan lainnya adalah dikarenakan karyawan telah memperoleh pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. Tolak ukur Restoran dalam perspektif ini antara lain: a. Kepuasan karyawan Kepuasan karyawan dapat dilihat dari kegiatan yang berjalan dengan baik dan terciptanya keselarasan antarkaryawan. Misalnya dapat terlihat adanya peningkatan jumlah karyawan dari periode 5 sampai dengan 9 (jangka waktu 500 hari). Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari transparansi manajemen terhadap masukan, saran dan kritik yang disampaikan pada pimpinan restoran. Kepuasan karyawan juga dapat terlihat dari pendapatan yang naik, berdasarkan data tabel 3.2 tentang nilai per mato dan total mato

10 99 di Restoran Sederhana. Nilai per mato menunjukan data yang fluktuatif antara periode 5 sampai dengan periode 9. Total mato menunjukan bahwa karyawan mendapatkan persentase bagi hasil sesuai dengan nilai mato yang diterimanya. Bagi hasil untuk masing-masing karyawan antara karyawan tetap dan karyawan honorer berbeda, yakni karyawan tetap memiliki nilai mato atau nilai nisbah bagi hasil yang ditentukan sesuai grade pekerjaannya. Sedangkan untuk karyawan honorer, pendapatan yang diterima berdasarkan jumlah hari bekerja dan upah yang ditetapkan oleh Restoran Sederhana Surabaya. b. Kemampuan Sistem Informasi Kemampuan sistem informasi yang dimiliki oleh Restoran Sederhana Surabaya dibuat semudah mungkin dan bersifat transparan. Misalnya komunikasi antara bagian kasir dengan bagian dapur dibuat lebih efisien. Hal ini terlihat dari aktivitas kasir pada saat menerima telepon dari pelanggan untuk mengirimkan pesanan nasi box dengan jumlah yang banyak dan tanggal yang ditentukan. Informasi yang kasir berikan kepada bagian dapur berjalan baik karena koordinasi antar karyawan berjalan baik. c. Pemberian motivasi

11 100 Seorang menejer Restoran Sederhana memulai memberikan motivasi melalui rapat-rapat yang dilakukan setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, yaitu dapat terlihat antara jam 7.30 sampai dengan jam Pada saat breefing banyak hal yang dibahas antra lain terkait tanggung jawab kerja, strategi penjualan, target yang harus dicapai hingga motivasi bagi karyawan baru maupun lama. Selain itu, motivasi untuk karyawan dapat berupa kenaikan jabatan atau perpindahan bagian pekerjaan misalnya: dari bagian cuci piring ke bagian dapur, kenaikan posisi pekerjaan merubahan grade dari awalnya IVA menjadi IIIA, sehingga berpengaruh terhadap nilai mato sebagai dasar bagi hasil. Hal ini menimbulkan motivasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja. Ke empat perspektif Balanced Scorecard dapat dilaksanakan dengan baik di Restoran Sederhana Surabaya dilihat dari implementasi bagi hasil dalam perspektif Balanced Scorecard. Kaplan dan Norton berpendapat bahwa masing-masing perspektif haruslah sedemikian rupa terkait satu sama lain sehingga realisasinya merupakan satu rangkaian. Rangkaian ini dapat dijelaskan dengan baik oleh restoran, maka diperoleh satu peta strategi yang secara jelas menunjukkan bagaimana visi dan misi diterjemahkan. Hal tersebut tersusun menjadi bagian-bagian yang operasional yaitu sasaran dan strategi untuk mencapai tujuan bersama antara pemilik dana dengan pengelola dana.

12 101 B. Implikasi Implementasi BSC terhadap kinerja Restoran Sederhana Surabaya yang Berbasis Bagi Hasil Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan hal ini sejalan dengan pendapat Mulyadi dalam buku Balanced Scorecard. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan. Hal ini dapat dilihat pada penjualan restoran yang semakin meningkat misalnya pada periode 5 penjualan rata-rata restoran adalah Rp naik menjadi Rp diperiode 6, kemudian naik menjadi Rp diperiode 7, lalu terjadi kenaikan lagi diperiode 8 menjadi Rp , dan yang terakhir penjualan rata-rata pada periode 9 adalah Rp Tentunya kenaikan pendapatan menjadi tolak ukur penilain kinerja keuangan, semakin pendapatan naik maka pengembalian modal Return Of Investmen (ROI) investor atau pemilik dana semakin baik. Pengelolaan Restoran Sederhana tidak lepas dari rencana kerja restoran. Misi dari rencana kerja Restoran Sederhana Surabaya adalah penjualan rata-rata menjadi 40 juta per hari, laba usaha sebesar minimal 40 %, dan tumbuh secara berkesinambungan pada semua bagian. Sasaran misi dari Restoran Sederhana adalah strategi pemasarannya berhasil dengan tepat

13 102 sasaran, menghasilkan produk yang inovasi, penjualan yang sesuai, produksi dan maintenance sesuai, kontrol biaya yang tepat budget, dan sumber daya manusia yang kompeten. Berdasarkan Neraca Restoran Sederhana Surabaya, komponen harta yang tergambar di posisi aktiva menunjukan bahwa harta yang dimiliki oleh Restoran Sederhana Surabaya pada periode 9 tanggal 1 November 2013 hingga 31 Januari 2014 adalah sebesar Rp Sedangkan untuk jumlah hutang atau kewajiban yang tergambar di posisi pasiva sebesar Rp dengan nilai laba/rugi berjalan sebesar Rp Analisis Likuiditas Menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih/jatuh tempo. Berdasarkan neraca terlampir Restoran Sederhana Surabaya periode 9 tanggal 1 November 2013 sampai dengan 31 Desember 2014, pada analisis likuiditas kemampuan restoran sangat baik dikarenakan tidak adanya hutang jangka pendek yang dimiliki restoran. Oleh karena itu, pada rasio current ratio dan acid test rasio kemampuan restoran dalam keadaan baik. 2. Analisis Solvabilitas

14 103 Pada analisis ini, menunjukan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, besar beban utang restoran dibandingkan dengan aktivanya. Pada rasio debt to asset ratio dan debt to Equity ratio restoran memiliki rasio solvabilitas yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa restoran memiliki resiko kerugian yang rendah. 3. Analisis Rentabilitas Analisis ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/ keuntungan. Dalam analisis ini, restoran mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Pada rasio gross Profit Marginal dihasilkan pada periode 5 adalah 31%, nilai tersebut didapat dari laba kotor sebesar dibagi dengan penjualan bersih Rp lalu dikalikan dengan 100%. Hal ini menunjukan laba kotor yang dapat dicapai oleh restoran adalah sebesar 31% dari jumlah penjualan. 4. Analisis Du Pont Pada rasio ini, misalnya adalah total asset Turnover adalah rasio yang membandingkan antara pendapatan dengan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode. Misalnya pada periode 9 didapat penjualan adalah sebesar Rp dibagi dengan total aktiva sebesar Rp diperoleh hasil 3,14 kali. Rasio ini menunjukan kemampuan

15 104 perputaran dana yang tertanam dalam perusahaan pada periode 9 adalah 3,14 kali. Implikasi dari implementasi BSC juga berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Hal itu dibuktikan dengan kenaikan pendapatan dari rencana kerja dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada periode 5 sampai dengan 9. Jumlah kantin yang didirikan semakin banyak sejalan dengan inovasi yang dilakukan oleh Restoran Sederhana Surabaya, seperti inovasi mobil toko dan inovasi makanan catering nusantara. Implikasi yang terlihat sangat jelas adalah adanya kenaikan pendapatan yang diperoleh restoran, secara otomatis pendapatan karyawan juga bertambah sehingga meningkatkan integritas karyawan dalam mengelola usaha restoran. Citra restoran di mata pelanggan bertambah baik dibuktikan dengan semakin banyaknya pelanggan yang datang untuk membeli makanan dan minuman yang disediakan oleh restoran, kenaikan bill dan penilaian baik dari pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh restoran.

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan sistem mud}a>rabah

Lebih terperinci

BAB III BAGI HASIL DAN BALANCED SCORECARD DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA. Restoran Sederhana saat ini sangat mudah ditemui di kota besar

BAB III BAGI HASIL DAN BALANCED SCORECARD DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA. Restoran Sederhana saat ini sangat mudah ditemui di kota besar BAB III BAGI HASIL DAN BALANCED SCORECARD DI RESTORAN SEDERHANA SURABAYA A. Gambaran Umum Restoran Sederhana Surabaya Restoran Sederhana saat ini sangat mudah ditemui di kota besar Indonesia. Hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif finansial dan non finansial yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif 108 BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif yang menjadi tolak ukur dalam sistem pengukuran

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI NAMA KELAS : SAINA PRADESTY : 3EB01 NPM : 21209410 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, adalah jenis penelitian yang merinci

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil simpulan atas masalah yang telah diidentifikasi sebagai berikut: 1. Selama

Lebih terperinci

Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M., Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), maka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember L1 PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember 2005-2006 Keterangan 2005 2006 Penjualan 11,552,652,345.00 12,501,522,540.00 Harga pokok penjualan Persediaan awal barang 2,010,628,560.00

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leverage 2.1.1 Pengertiang Leverage Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin dan kendaraan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda) ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 94-103 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang berkembang di Indonesia merupakan bagian dari usaha nasional untuk memecahkan berbagai masalah sosial dalam pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP)

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) SAGITA DWI SUGESTI 26212780 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA BAB 1: Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN : ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NAMA NPM JURUSAN : HERU HERMAWAN : 23210282 : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Di era sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN KEUANGAN.

ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN KEUANGAN. ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id SASARAN Agar mahasiswa dapat menjelaskan tujuan dan teknik analisis pemanfaatan laporan keuangan Agar mahasiswa dapat menjelaskan rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. NUR AZIZ 19210415 MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. GARUDAFOOD Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Tetra Transport Exspeedy merupakan pengembangan usaha di bidang jasa expedisi/jasa kurir PT. Tetra Perdana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan pelaksanaan tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur berdasarkan analisis ROI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar perusahaan tetap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar perusahaan tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar perusahaan tetap bertahan, yaitu dengan menginterprestasikan atau menganalisa keuangan, yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan BAB 4 PEMBAHASAN Penilaian kinerja ialah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia yang sangat cepat, khususnya Indonesia mengakibatkan lingkungan bisnis semakin kompetitif, manajemen organisasi yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia, dibanding dahulu kala,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Berita Acara Ujian... iv Kata Pengantar... v Halaman Motto... ix Halaman Persembahan...

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Pendahuluan Dwi Sulisworo 1 dan Sari Nurmaningsih

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang sangat sentral kedudukannya dalam kepemerintahan, karena seluruh aspek perekonomian di negara ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pesatnya perkembangan di era globalisasi ini dimana terjadi perkembangan yang pesat dibidang teknologi, transportasi, dan informasi menyebabkan terjadinya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaanya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci