BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN Penilaian kinerja ialah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dan sebagai sarana untuk mengukur produktivitas perusahaan yang sedang berjalan. PT. Haneka Putra Perdana melakukan penilaian kinerjanya selama ini hanya berdasarkan pada data keuangannya saja yang dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan yang berdampak pada keuntungan jangka pendek. Laba yang telah didapatkan perusahaan setiap tahun dianggap telah mampu mempertahankan perusahaannya didalam persaingan bisnis. Akan tetapi, menilai hasil kinerja perusahaan yang hanya menilai dari aspek data keuangan saja tidaklah cukup untuk mempertahankan dan memajukan perusahaan, Diluar aspek keuangan terdapat faktor-faktor lain yang dapat mendorong perusahaan untuk mencapai keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang yang lebih optimal. Faktor tersebut yang dapat mempengaruhinya seperti faktor kepuasan pelanggan, faktor produktivitas karyawan, keefektifan kegiatan produksi, kegiatan promosi yang dilakukan dan sebagainya. Untuk dapat menilai keseluruh faktor penting dalam perusahaan dapat dilakukan dengan analisis Balanced Scorecard. Berdasarkan perihal tersebut penelitian ini dilakukan untuk memberikan suatu alternative baru bagi perusahaan untuk mengukur kinerjanya dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard(BSC). 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan Penilaian dengan pengukuran kinerja tradisional berdasarkan kinerja keuangan atau yang biasa disebut pengukuran kinerja tradisional menekankan pengukuran kinerja perusahaan berfokus pada perhitungan rasio-rasio keuangan saja. Selama ini PT Haneka Putra Perdana melakukan penilaian kinerja menggunakan metode tradisional sederhana, yaitu dengan sumber pengukuran berdasarkan aspek keuangan yang berasal dari laporan keuangan, yang telah disusun oleh bagian manajer keuangan perusahaan. PT Haneka Putra Perdana mengukur kinerja keuangannya berdasarkan analisis Laporan Laba Rugi, Neraca, dan Pertumbuhan Pendapatan. 53

2 54 Pertumbuhan Pendapatan = Pendapatan tahun berjalan-pendapatan tahun lalu x 100% Pendapatan tahun lalu Pertumbuhan = Rp Rp x 100%= 12,20% Rp Pertumbuhan = Rp Rp x 100% = 23,73% Rp Berdasarkan penilaian pertumbuhan pendapatan pada tahun 2011 sampai tahun 2013, PT Haneka Putra Perdana pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 12,20% dimana adanya selisih dari tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar Rp PT Haneka Putra Perdana kembali mengalami peningkatan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2013 sebesar 23,73% dengan selisih pendapatan pada tahun 2012 dan 2013 senilai Rp Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam tiga tahun kebelakang ini PT Haneka Putra Perdana mengalami peningkatan pertumbuhan pendapatan yang tentunya laba perusahaan juga semakin meningkat. PT Haneka Putra Perdana juga mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menganalisis Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Berikut ini adalah analisis Neraca PT Haneka Putra Perdana tahun 2011, 2012, dan Tabel 4.1 Neraca PT Haneka Putra Perdana Tahun Per 31 Desember Keterangan Total Assets (9,18%) (8,28%) Total Liabilities (50%) (24,23%) Total Equity (7,41%) (7,31%) Sumber: Laporan Neraca PT Haneka Putra Perdana Tahun Berdasarkan perhitungan Neraca PT Haneka Putra Perdana Tahun , diketahui adanya peningkatan neraca PT Haneka Putra Perdana pada tahun 2012, dimana total assets mengalami peningkatan sebesar 9,18% dari Rp menjadi Rp dan pada tahun 2013 juga mengalami

3 55 peningkatan sebesar 8,28% dari menjadi Kemudian total Liabilities pada tahun 2011 sebesar Rp meningkat 50% pada tahun 2012 menjadi dan meningkat 24,23% pada tahun 2013 dari menjadi Begitu pula dengan total equity yang mengalami peningkatan sebesar 7,41% dari Rp pada tahun 2011 menjadi Rp pada tahun 2012 dan juga mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 7,31% dari menjadi Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa neraca PT Haneka Putra Perdana pada tahun 2012 dan 2013 cukup baik karena mengalami peningkatan pada assets, liabilities, dan equity dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini dirasakan paling besar pada tahun 2011 ke tahun 2012 pada saat liabilities yang melonjak naik sebesar 50%. Setelah mengukur neraca pada laporan keuangan perusahaan, PT Haneka Putra Perdana juga mengukur kinerja perusahaan berdasarkan laporan laba rugi. Berikut ini ialah pengukuran laporan laba rugi perusahaan pada tahun : Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana Tahun Keterangan Selisih Gross Profit Rp356,622,720 Rp392,735,288 Rp442,826,137 Rp36,112,568 Rp50,090,849 Operating Income Rp191,053,518 Rp206,185,922 Rp229,834,812 Rp15,150,404 Rp23,648,890 Net Income Rp183,188,888 Rp214,215,123 Rp250,631,694 Rp31,026,235 Rp36,416,571 Sumber: Laporan Laba Rugi PT. Haneka Putra Perdana Tahun Berikut ini adalah grafik hasil analisis laporan laba rugi PT Haneka Putra Perdana pada tahun :

4 56 Sumber: Hasil Pengolahan Laporan Laba Rugi Gambar 4.1 Grafik Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana tahun Berdasarkan perhitungan Laporan Laba Rugi diatas PT Haneka Putra Perdana ialah cukup baik, karena adanya peningkatan pada tahun 2012 dan Dimana gross profit pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 10,13% dan pada tahun 2013 sebesar 12,75%. Operating income pada tahun 2011 ke 2012 meningkat sebesar 7,93% dan dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat sebesar 11,46%. Net income pada tahun 2012 sebesar 16,94% dan tahun 2013 sebesar 17% dari tahun sebelumnya. Gross Profit pada tahun 2011 sebesar Rp meningkat sebesar Rp menjadi Rp pada tahun 2012, dan dari Gross Profit tahun 2012 meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp menjadi Rp Operating Income tahun 2011 sebesar Rp , pada tahun 2012 sebesar Rp , dan pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp Sedangkan Net Income tahun 2011 sebesar Rp menjadi Rp pada tahun 2012, pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp Berdasarkan penilaian kinerja PT Haneka Putra Perdana yang dilakukan secara tradisional dengan memfokuskan pada data keuangan saja, maka dapat dilihat bahwa kinerja PT Haneka Putra Perdana cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja PT Haneka Putra Perdana mengalami peningkatan dari

5 57 tahun 2011 ke tahun 2012 dan dari tahun 2012 ke tahun Akan tetapi penilaian ini hanya dari aspek keuangan yang sederhana saja, sehingga penilaian ini masih belum menilai dari segala aspek perusahaan yang non keuangan seperti kepuasan kerja karyawan, kepuasan pelanggan yang memiliki andil dalam menilai hasil kinerja perusahaan, dan penilaian dari proses produksi perusahaan. Dengan menerapkan alternatif pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard, perusahaan dapat menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam empat perspektifnya, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga mampu memberikan hasil pengukuran yang dapat diukur secara jangka panjang. 4.2 Pengukuran Kinerja Menggunakan 4 Perspektif Balanced Scorecard Perspektif Keuangan 1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu aktiva lancar dan utang lancar. Ratio Likuiditas terdiri dari: a. Current Ratio Berikut adalah perhitungan current ratio dari tahun 2011 sampai tahun 2013 yang disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Perhitungan Current Ratio Tahun Current Asset Current Liabilities Current Ratio 2011 Rp 630,067,827 Rp 37,327, % 2012 Rp 736,531,756 Rp 55,992, % 2013 Rp 834,939,635 Rp 69,564, % Sumber: Laporan Neraca PT. Haneka Putra Perdana Tahun Berdasarkan perhitungan diatas, kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan current ratio cukup baik. Pada tahun 2011 diperoleh current ratio 16,88% menunjukkan hutang lancar sebesar Rp 1.00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar 16,88 kali. Sedangkan pada tahun 2012 current ratio PT Haneka Putra Perdana sebesar 13,15% menunjukkan

6 58 bahwa hutang lancar sebesar Rp 1 dijamin dengan aktiva lancar sebesar 13,15 kali. Pada tahun 2013 didapat current ratio senilai 12,00% ini menunjukkan bahwa hutang lancar Rp 1 dijamin dengan aktiva lancar sebesar 12 kali. Dibawah ini adalah diagram dari perhitungan current ratio tahun 2011 sampai 2013: Sumber: Hasil Pengolahan Current Ratio Gambar 4.2 Current Ratio PT. Haneka Putra Perdana tahun Dapat diinterpentasikan untuk setiap satu rupiah hutang lancar akan di jamin dengan nilai aktiva lancar. Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan sebesar 3,73 %, didapat dari hasil selisih current ratio tahun 2011 dan tahun 2012 (16,88%-13,15%). Sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebanyak 1,15%, didapat dari hasil selisih current ratio tahun 2012 dan 2013 yaitu 13,15% - 12,00%. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan baik dalam pembayaran hutang jangka pendeknya akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan piutang dagangnya tidak dapat ditagih atau persediaan tidak laku dijual. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Berikut adalah hasil perhitungan quick ratio tahun yang akan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

7 59 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Quick ratio tahun Tahun Aktiva Lancar Persediaan Kewajiban Lancar Quick Ratio 2011 Rp 630,067,827 Rp 29,909,649 Rp 37,327, % 2012 Rp 736,531,756 Rp 32,888,866 Rp 55,992, % 2013 Rp 834,939,635 Rp 83,416,100 Rp 69,564, % Sumber: Laporan Neraca PT. Haneka Putra Perdana Tahun Diagram dari hasil perhitungan Quick ratio diatas: Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Quick Ratio Gambar 4.3 Quick ratio PT Haneka Putra Perdana tahun Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh quick ratio pada tahun 2011 sebesar 16,1%, dapat diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah utang dijamin dengan 0,16 aktiva yang cepat diuangkan. Pada tahun 2012 quick ratio mengalami penurunan menjadi 12,6% dapat diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah utang dijamin dengan 0,12 kali aktiva yang cepat diuangkan. Jadi dapat diartikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 quick ratio mengalami penurunan sebesar 3,5% didapat dari selisih quick ratio tahun 2011 dan Kemudian pada tahun 2013 didapat quick ratio sebesar 10,8% dapat diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah utang dijamin dengan 0,10 kali aktiva yang cepat diuangkan. Dari hasil quick ratio tahun 2013, diketahui pada tahun 2013 mengalami penurunan quick ratio lagi senilai 1,7%, didapat dari selisih quick ratio tahun Dapat disimpulkan perusahaan kurang baik menutupi hutang lancarnya.

8 60 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas meliputi: Debt to Asset Ratio (DAR) Berikut ini adalah perhitungan DAR di PT Haneka Putra Perdana pada tahun disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Perhitungan Debt to Asset Ratio Tahun Total Debt Total Asset Debt to Asset Ratio 2011 Rp 37,327,984 Rp 896,093, x 2012 Rp 55,992,800 Rp 978,396, x 2013 Rp 69,564,200 Rp 1,059,411, x Sumber: Laporan Laba Rugi PT. Haneka Putra Perdana Tahun diagram: Berikut ini disajikan hasil perhitungan Debt to Assets Ratio dalam bentuk Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Debt to Assets Ratio Gambar 4.4 Debt to Assets Ratio PT Haneka Putra Perdana tahun PT Haneka Putra Perdana memiliki Debt to Asset Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,04x, pada tahun 2012 sebesar 0,06x, sehingga mengalami peningkatan sebanyak 0,02x dari tahun 2011 ke Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin seluruh hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Dengan meningkatnya Debt to Asset Ratio menunjukkan sebagian investasi didanai oleh modal sendiri. Dengan adanya rasio yang besar tentunya berakibat akan adanya pembayaran bunga yang besar. Kemudian pada

9 61 tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan Debt to Asset Ratio yang diperoleh sebesar 0,07. Semakin tinggi rasio ini semakin kecil investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan dan dengan demikian dapat menguntungkan perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) Berikut ini adalah perhitungan Debt To Equity Ratio PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 4.6 Perhitungan Debt To Equity Ratio tahun Tahun Total Kewajiban Total Ekuitas Debt To Equity Ratio 2011 Rp 37,327,984 Rp 858,765, x 2012 Rp 55,992,800 Rp 922,404, x 2013 Rp 69,564,200 Rp 989,846, x Sumber: Laporan Laba Rugi PT. Haneka Putra Perdana Tahun Berikut ini disajikan hasil perhitungan Debt to Equity Ratio dalam bentuk diagram: Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Debt to Equity Ratio Gambar 4.5 Debt to Equity Ratio tahun Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas perusahaan. PT Haneka Putra Perdana memiliki total Debt To Equity Ratio sebesar 0,04 kali pada tahun Pada tahun 2012, terjadi peningkatan sebesar 0,02x menjadi 0,06x. Pada tahun 2013 Debt To Equity Ratio mengalami peningkatan sebesar 0,01x menjadi 0,07x. Perbandingan antara total equity

10 62 terlalu jauh disebabkan total kewajiban yang kecil karena tidak adanya hutang tetap pada PT Haneka Putra Perdana. Selain itu karena ratio pada tahun 2011 ke 2012 dan tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan itu sama artinya dengan semakin rendah pendapatan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dalam menjamin investasi kreditor. 3. Rasio Profitabilitas Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dari sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Beberapa jenis rasio profitabilitas dapat diuraikan sebagai berikut: Profit Margin Berikut ini adalah perhitungan profit margin pada PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang akan dilampirkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.7 Perhitungan Profit Margin tahun Tahun Net Income Sales Profit Margin 2011 Rp 183,188,888 Rp 1,444,639, % 2012 Rp 214,215,123 Rp 1,640,823, % 2013 Rp 250,631,694 Rp 2,195,937, % Sumber: Laporan Laba Rugi PT. Haneka Putra Perdana Tahun Berikut ini adalah hasil perhitungan Profit Margin PT Haneka Putra Perdana yang dilampirkan dalam bentuk grafik: Gambar 4.6 Profit Margin PT Haneka Putra Perdana Tahun

11 63 Berdasarkan perhitungan diatas, dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih perusahaan dalam suatu periode, Profit Margin pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan, yaitu Profit margin pada tahun 2011 sebesar 0,127% dan pada tahun 2012 sebesar 0,13%. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi pada penjualan tertentu. Sedangkan pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan menjadi 0,11%, hal tersebut menunjukkan ketidak efisienan manajemen perusahaan Return on Assets (ROA) Berikut ini adalah perhitungan ROA PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang akan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini: Tabel 4.8 Perhitungan Return on Assets Per 31 Desember Tahun Net Income Total Assets Return on Assets 2011 Rp 183,188,888 Rp 896,093, % 2012 Rp 214,215,123 Rp 978,396, % 2013 Rp 250,631,694 Rp 1,059,411, % Sumber: Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana Tahun Berikut ini adalah hasil perhitungan Return On Asset yang dilampirkan dalam bentuk grafik: Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Return On Assets Gambar 4.7 Return On Assets PT Haneka Putra Perdana tahun Dari perhitungan diatas memperlihatkan adanya peningkatan prestasi ROA, dimana pada tahun 2011 PT Haneka Putra Perdana sebesar 0,20%, dan

12 64 meningkat pada tahun 2012 sebesar 0,22%. Dan juga dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,02%, dimana pada tahun 2013 meningkat sebesar 0,24%. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian atas aktiva perusahaan semakin meningkat. Return On Equity (ROE) Berikut ini adalah perhitungan ROE pada PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4.9 Perhitungan Return On Equity tahun Tahun Net Income Equity ROE 2011 Rp 183,188,888 Rp 858,765, % 2012 Rp 214,215,123 Rp 922,404, % 2013 Rp 250,631,694 Rp 989,846, % Sumber: Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana Tahun dibawah ini: Dari hasil perhitungan diatas akan dilampirkan dalam bentuk grafik Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Return on Equity Ratio Gambar 4.8 Return On Equity PT Haneka Putra Perdana tahun Dari perhitungan diatas menjelaskan PT Haneka Putra Perdana memiliki ROE sebesar 0,21% pada tahun 2011, 0,23% pada tahun 2012, dan 0,25% pada tahun Hal ini menyebabkan bahwa terjadi peningkatan persentasi ROE sebesar 0,02% yang didapat dari selisih ROE tahun 2011 dan Sedangkan pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,02% yang didapat dari selisih dari ROE pada tahun 2012 dan Hasil perhitungan tersebut

13 65 menunjukkan tingkat pengembalian dari modal kerja perusahaan kepada pemilik semakin meningkat karena adanya peningkatan pendapatan pada tahun 2011 ke 2012 dan tahun 2012 ke Return on Invesment (ROI) Berikut ini adalah perhitungan Return on Invesment PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang dilampirkan dalam bentuk tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Perhitungan Return On Invesment tahun Tahun Net Income Operating Assets ROI 2011 Rp 183,188,888 Rp 165,587, % 2012 Rp 214,215,123 Rp 186,549, % 2013 Rp 250,631,694 Rp 212,991, % Sumber: Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana Tahun Hasil dari perhitungan Return On Invesment diatas akan dilampirkan dalam bentuk grafik dibawah ini: Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Return On Invesment Ratio Gambar 4.9 Return On Invesment tahun Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Return On Invesment yang terjadi di PT Haneka Putra Perdana pada tahun 2011 adalah 1,10%, pada tahun 2012 meningkat menjadi 1,14%. Dan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 1,17%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian terhadap investasi yang dilakukan oleh perusahaan baik karena mengalami peningkatan setiap tahunnya.

14 Perspektif Pelanggan Pelanggan adalah siapa saja yang menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Strategi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai keberhasilan perusahaan adalah dengan menjaga kualitas dan mutu barang hasil produksi, melakukan kegiatan promosi yang baik kepada pelanggan, menetapkan harga yang efisien, memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan dan pelayanan yang diberikan sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam perspektif pelanggan dapat diukur dengan Customer Core Measurement,Customer Value Proporsition, dan melakukan analisis dari penyebaran kuesioner. 1. Customer Core Measurement Tingkat pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan merupakan hal yang menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja berdasarkan Customer Core Measurement. PT Haneka Putra Perdana memproduksi kemeja pria dengan memberi nama merek kemeja tersebut Galvano dan Dankanmen. PT Haneka Putra Perdana telah menjual produksi kemeja ke beberapa pelanggan, salah satu pelanggan tersebut merupakan pelanggan utama perusahaan yang sudah lama berlangganan dengan perusahaan. Setiap hasil produksi kemeja akan dikirimkan perusahaan ke pelanggan utamanya yang berlokasi di Pasar Pagi Mangga Dua dan Tanah Abang. Melalui pelanggan utamanya tersebut kemeja Galvano dan Dankanmen akan dijual secara grosir dan retail ke pengecer ke konsumen dari pelanggan utama perusahaan. PT Haneka Putra Perdana mengutamakan memproduksi kemeja untuk pelanggan utamanya tersebut, sehingga perusahaan tidak cukup memiliki waktu untuk memproduksi pakaian untuk pelanggan lain dikarenakan permintaan produksi kemeja yang sangat banyak dari pelanggan utamanya. Pelanggan utama perusahaan ini memiliki pelanggan yang cukup banyak, dimana kemeja Galvano dan Dankanmen akan disebarkan ke konsumen dari pelanggan utama perusahaan yang berada di kota-kota besar di Indonesia, yaitu : Jakarta, Surabaya, Bandung, Palembang, Medan, Pontianak, dan Ujung Pandang.

15 67 a. Pangsa Pasar (Market Share) Berdasarkan pangsa pasar, perusahaan tidak dapat mempublikasikan data jumlah pangsa pasar sebenarnya, akan tetapi target pangsa pasar perusahaan adalah seluruh lapisan masyarakat khususnya pria dewasa yang suka mengenakan kemeja, baik dapat dikenakan untuk hari-hari maupun acara formal. b. Retensi Pelanggan (Customer Retension) Pengukuran yang mengacu kepada bagaimana suatu perusahaan mempertahankan hubungan dengan pelanggan lamanya, itu merupakan pengertian dari Customer Retension. Pada saat ini, PT Haneka Putra Perdana memiliki beberapa pelanggan, akan tetapi dari salah satu pelanggan perusahaan merupakan pelanggan utama perusahaan yang turut andil dalam bisnis produksi kemeja Galvano dan Dankanmen. Kurang lebih sekitar 17 tahun lamanya, hampir 98% semua proses produksi dibuat hanya untuk pelanggan utamanya. Sedangkan pelanggan lainnya hanya sebagai pelanggan sampingan. Berdasarkan perihal tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Haneka Putra Perdana memiliki kemampuan untuk mempertahankan para pelanggannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelanggan utama perusahaan di bulan Maret 2014 lalu, pada tiga tahun belakangan ini, tingkat konsumen dari pelanggan utamanya ini mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 memiliki ±22 pelanggan, tahun 2012 memiliki ±25 pelanggan, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 29 pelanggan yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia. Dengan adanya tingkat penambahan pelanggan baru tiap tahunnya berkisar 15% - 20%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan lamanya cukup baik. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan para pelanggan yang telah membeli kemeja Galvano dan Dankanmen merasa puas atas pelayanan dan kualitas yang telah diberikan perusahaan. c. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) Customer Acquisition merupakan pengukuran terhadap tingkat dimana suatu perusahaan memiliki kemampuan untuk menarik pelanggan baru. Berdasarkan hasil wawancara mengenai customer retention, presentasi pelanggan baru pada tahun 2013 meningkat sebesar:

16 68 Tahun 2013 = x 100% = 16% 25 Diketahui bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan pelanggan baru sebesar 16% dapat dilihat dari hasil perhitungan diatas. Hal ini menunjukkan, perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menarik pelanggan baru. d. Tingkat Kepuasan Pelanggan Para pelanggan PT Haneka Putra Perdana merasa sangat puas atas kualitas dan mutu hasil produksi perusahaan, hal tersebut dikemukakan pada saat wawancara oleh pelanggan utama perusahaan yang telah menjual kembali kemeja hasil produksi PT Haneka Putra Perdana. Dari sisi penentuan harga kemeja, Harga yang ditetapkan terbilang lebih tinggi dari para pesaingnya, beberapa pelanggan merasa kurang puas dengan penetapan harga tersebut, akan tetapi sebagian besar pelanggan lama perusahaan masih tetap berlangganan membeli kemeja hasil produksi PT Haneka Putra Perdana karena harga yang ditetapkan sesuai dengan mutu dan kualitas kemeja. Dari sisi pelayanan, para pelanggan merasa puas atas pelayanan yang telah diberikan. Pelayanan tersebut berupa, dari metode pembayaran, diberlakukan sistem pembayaran kredit khusus para pelanggan yang sudah lama berlangganan, maksimal waktu pembayaran dua sampai tiga bulan. Namun untuk pelanggan barunya diberlakukan sistem pembayaran secara langsung atau cash. Pelanggan utama perusahaan menerapkan sistem open door kepada konsumennya yang sudah lama, dengan mengirimkan secara langsung kemeja terbaru sesuai dengan selera pelanggannya, mulai dari jenis warna maupun motifnya. Untuk itu, tentunya perusahaan sangat berhati-hati dalam memilih kain atau bahan yang digunakan, dengan melihat dan menyesuaikan trend yang sedang diminati pasar, dan melakukan inovasi sehingga hasilnya nanti dapat diminati oleh pelanggan dan pangsa pasarnya. Pada dasarnya kemeja yang diproduksi PT Haneka Putra Perdana adalah model pakaian basic yang pada umumnya digunakan pria, yang tidak terlalu bermain pada model fashion. Keuntungan dari penjualan pakaian basic adalah tidak terlalu mengikuti trend model, sehingga jika pakaian kemejanya tidak terjual untuk sekarang ini, masih dapat dijual di tahun berikutnya, contohnya seperti kemeja polos ataupun dengan corak garis. Akan tetapi kendala yang didapat adalah jika barang tidak laku pada saat ini, akan banyak penumpukan

17 69 stok barang di gudang. Berbeda dengan penjualan pakaian fashion yang larisnya lebih cepat karena mengikuti trend yang sedang marak dipasaran, tetapi jika barang itu ada yang tidak terjual atau tidak laris, maka akan sulit untuk menjualnya dikemudian hari karena trend yang sedang marak saat itu tidak lagi diminati di masa mendatang. Dari kepuasan para pelanggan khususnya pelanggan utama perusahaan, pelanggan utama ini sedikit merasa kurang puas dengan jumlah barang yang di produksi oleh PT Haneka Putra Perdana yang tidak dapat memenuhi target pakaian kemeja yang diminta khususnya pada tahun 2012, akan tetapi pada tahun 2013 PT Haneka Putra Perdana dapat memperbaiki masalah tersebut sehingga pada tahun 2013 perusahaan dapat mencapai target produksi yang diinginkan pelanggan utamanya. Dari hasil wawancara dengan pelanggan utama perusahaan dan beberapa pelanggannya, dapat disimpulkan bahwa pelanggan sudah merasa cukup puas atas kualitas kemeja merek Galvano dan Dankanmen yang di produksi PT Haneka Putra Perdana walaupun harganya lebih tinggi dengan pesaing lainnya, dengan kebijakan kredit yang diberikan. 2. Customer Value Proposition Terdapat tiga tolak ukur yang dipakai pada pengukutan Customer Value Proposition, yaitu atribut produk atau jasa, hubungan dengan pelanggan, dan yang terakhir adalah citra dan reputasi produk maupun jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut. a. Pengukuran atribut produk dan jasa Dalam pengukuran atribut produk dan jasa sama dengan pengukuran kepuasan dari pelanggan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelanggan utama PT Haneka Putra Perdana, ia merasa puas atas kemeja-kemeja hasil produksi perusahaan. Ia menilai bahwa kemeja yang dihasilkan banyak disukai oleh pelanggannya, karena dari segi bahan kemeja yang nyaman untuk dipakai, jahitan kemeja yang rapi, ukuran kemeja yang dihasilkan dapat menyesuaikan dengan ukuran badan para pelanggan, serta harga yang ditetapkan walaupun terbilang tinggi dibandingkan pesaingnya, akan tetapi harga tersebut sesuai dengan kualitas dan hasil kemeja yang di produksi perusahaan serta kemeja yang dihasilkan PT Haneka Putra Perdana dapat menyesuaikan dengan trend kemeja dipasaran. Pelanggan perusahaan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan berupa

18 70 pengiriman barang ke toko tepat waktu, walaupun terkadang perusahaan tidak mampu memenuhi jumlah kebutuhan kemeja yang diinginkan para pelanggannya untuk diproduksi. b. Hubungan dengan pelanggan Hubungan dengan pelanggan adalah salah satu kunci yang sangat penting untuk mempertahankan pelanggan. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan dapat dilakukan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan meningkatkan kepuasan para pelanggan tentunya dengan produk yang bermutu dan berkualitas. Hubungan dengan pelanggan merupakan sarana yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Hubungan yang tercipta antara perusahaan dengan para pelanggannya sangat baik. Terbukti pelanggan utama perusahaan sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan setia perusahaan. Hal itu terjadi dikarenakan pelanggan merasa puas dan sesuai dengan kualitas produk serta pelayanan yang diberikan PT Haneka Putra Perdana. Dapat diartikan bahwa PT Haneka Putra Perdana mampu menjaga pelanggannya untuk tetap bertahan membeli produk perusahaan dalam waktu lama. c. Citra dan Reputasi Citra dan reputasi yang baik akan memberikan goodwill bagi perusahaan. Pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan saat pembelian maupun pada saat pemesanan sangat mempengaruhi proses transaksi produk yang akan dibeli. Pada saat ini, perusahaan memberikan layanan purna jual yang memperbolehkan adanya retur atau pemgembalian produk atas barang yang rusak namun dari sekian banyak produk yang dihasilkan, hanya sedikit barang yang diretur, Karena jika adanya kesalahan pada saat produksi akan langsung diperbaiki bagian kemeja yang salah tersebut. Hasil produksi kemeja PT Haneka Putra Perdana memiliki reputasi yang baik di kalangan pesaingnya karena kualitas kemeja yang rapi dan bagus. Sehingga banyak pelanggan yang puas dengan kemeja yang diproduksi PT Haneka Putra Perdana. 3. Analisis Kuesioner Penyebaran kuesioner dilakukan kepada pelanggan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Hasil pengukuran kepuasan pelanggan merupakan informasi

19 71 yang dibutuhkan perusahaan untuk mengetahui seberapa maksimal perusahaan telah menjalani bisnisnya. Untuk memilih responden dilakukan pemilihan sampel dengan metode Non-Probability sampling dengan memberikan skor pada masing-masing pilihan jawaban dengan menggunakan skala likert sebagai berikut: 1. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 2. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 3. Cukup Setuju (CS) diberi skor 3 4. Setuju (S) diberi skor 4 5. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 Jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak 40 responden, responden tersebut merupakan pelanggan dari pelanggan utama perusahaan. Jumlah pernyataan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 10 pernyataan. Berikut ini ialah analisis pengukuran tingkat kepuasan pelanggan melalui penyebaran kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan, dimana pernyataan tersebut meliputi kualitas, tarif, pelayanan dan citra perusahaan yang diberikan kepada 40 responden. Hasil pengukuran tersebut diringkas pada tabel dibawah ini dengan interval sebagai berikut: Tabel 4.11 Interval Interval Keterangan 1 1,9 Sangat Tidak Setuju 2 2,9 Tidak Setuju 3 3,9 Cukup Setuju 4 4,9 Setuju 5 Sangat Setuju Sumber: Inverval Skala Likert

20 72 1. Pernyataan : PT Haneka Putra Perdana telah memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap kemeja yang sesuai dengan harapan pelanggan Tabel 4.12 Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Konsumen Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.68 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.10 Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan diatas. Dari 40 responden, terdapat 24 responden yang paling banyak menjawab setuju dengan pernyataan diatas, disusul 13 responden merespon cukup setuju dengan pernyataan tersebut. Diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar Berdasarkan rata-rata tersebut dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para pelanggan merasa cukup puas terhadap hasil produksi PT Haneka Putra Perdana yaitu kemeja Galvano dan Dankanmen yang telah memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap kemeja, dan sudah sesuai dengan harapan pelanggan dari segi ukuran dan warna kemeja yang sesuai dengan pelanggan. Dari hasil jumlah nilai rata-rata diatas tergolong dalam kategori cukup setuju. 2. Pernyataan : PT Haneka Putra Perdana telah menjaga dan memaksimalkan mutu dan kualitas kemejanya

21 73 Tabel 4.13 Memaksimalkan Mutu dan Kualitas Produk Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.83 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.11 Memaksimalkan Mutu dan Kualitas Produk Berdasarkan perhitungan hasil analisis kuesioner kepada 40 pelanggan PT Haneka Putra Perdana, 20 diantaranya paling banyak responden menjawab setuju atas pernyataan tersebut. Dilihat dari perhitungan diatas, total nilai jawaban responden sebanyak 153 dengan menghasilkan 3.83 sebagai jumlah nilai rata-rata hasil dari penilaian responden mengenai kepuasan pelanggan terhadap kinerja perusahaan yang terus menerus menjaga untuk memaksimalkan mutu dan kualitas produk kemeja Galvano dan Dankanmen. Dari hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa para pelanggan cukup puas terhadap mutu dan kualitas produk kemeja Galvano dan Dankanmen yang dihasilkan PT Haneka Putra Perdana. 3. Pernyataan : Harga kemeja yang ditetapkan PT. Haneka sesuai dengan mutu dan kualitas kemeja

22 74 Tabel 4.14 Kepuasan Pelanggan Terhadap Harga Produk Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.53 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.12 Kepuasan Pelanggan Terhadap Harga Produk Berdasarkan perhitungan hasil analisis kuesioner kepada 40 pelanggan PT Haneka Putra Perdana, paling banyak 21 responden menjawab setuju dengan pernyataan diatas. Total nilai jawaban responden sebanyak 141 dengan menghasilkan 3.53 sebagai jumlah nilai rata-rata hasil dari penilaian responden mengenai kepuasan pelanggan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan pada kemeja Galvano dan Dankanmen yang telah sesuai dengan mutu dan kualitas produk dengan menggunakan bahan yang nyaman dipakai, jahitan yang rapi, dan tidak gampang sobek. Dapat disimpulkan pelanggan merasa puas terhadap harga yang telah ditetapkan, walaupun harganya terpaut lebih tinggi dibandingkan pesaing sejenis lainnya, sehingga ada beberapa pelanggan merasa tidak setuju dengan harga kemeja yang ditetapkan perusahaan. 4. Pernyataan : Warna dan motif kemeja yang digunakan PT Haneka sangat menarik dan berbeda dengan pesaing lainnya, sehingga mendorong kemauan pembeli untuk membeli

23 75 Tabel 4.15 Warna dan Motif Berbeda Dengan Pesaing Sejenis. Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.73 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.13 Warna dan Motif Berbeda Dengan Pesaing Sejenis Dari hasil ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju dengan bobot nilai 4 sebanyak 26 responden. Diketahui bahwa nilai rata-rata yang dihasilkan adalah Dengan demikian, dari hasil penyebaran kuesioner kepada pelanggan sebagai responden, dapat disimpulkan bahwa para pelanggan digolongkan merasa cukup puas atau tergolong cukup setuju atas warna dan motif yang digunakan perusahaan untuk memproduksi kemeja sehingga kemeja tersebut sangat menarik dan berbeda dengan pesaing lainnya, dan adanya dorongan bagi para pelanggan untuk membeli kemeja tersebut. Bahan yang digunakan PT Haneka Putra Perdana tidak didapat dari Indonesia, melainkan di impor langsung dari China, sehingga motif dan warna tentunya tidak akan sama dengan pesaing kemeja lainnya. 5. Pernyataan : Pelayanan yang diberikan PT Haneka telah memuaskan pelanggan

24 76 Tabel 4.16 Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan yang Diberikan Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.93 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.14 Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan yang Diberikan Berdasarkan hasil perhitungan diatas, terdapat 40 responden yang menjawab berbeda-beda. Dari 40 responden tersebut diantaranya, 9 responden yang menjawab sangat setuju, 22 responden yang menjawab sejutu, 6 responden yang menjawab cukup setuju, 3 responden yang menjawab tidak setuju dengan bobot 2, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dalam pernyataan tersebut. Diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang dihasilkan adalah 3,93. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan adalah puas karena berdasarkan perhitungan diatas, nilai rata-rata tergolong pada kategori Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan memuaskan. Pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan lamanya ialah sistem open door, dengan mengirimkan secara langsung produk kemeja terbaru sesuai dengan selera pelanggannya, mulai dari jenis warna dan motifnya. 6. Pernyataan : Kemeja hasil produksi PT Haneka menggunakan bahan yang nyaman untuk di pakai sehari-hari

25 77 Tabel 4.17 Mengutamakan Penggunaan Bahan yang Nyaman Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 4.20 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.15 Mengutamakan Penggunaan Bahan yang Nyaman Berdasarkan perhitungan hasil analisis kuesioner kepada 40 pelanggan, terdapat 12 responden yang menjawab sangat setuju dengan bobot nilai responden menjawab setuju dengan bobot nilai 4. 2 responden yang menjawab cukup setuju, 1 responden yang menjawab tidak setuju dengan bobot 2, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dalam pernyataan tersebut. Total nilai jawaban responden adalah 168 dengan menghasilkan 4.20 sebagai jumlah nilai rata-rata hasil dari penilaian responden mengenai kepuasan pelanggan terhadap bahan yang digunakan perusahaan dalam memproduksi kemeja. Dari hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa para pelanggan puas terhadap bahan kemeja yang digunakan sangat nyaman digunakan seharihari. Bahan yang dipilih untuk digunakan merupakan bahan kualitas terbaik yang di impor langsung dari China, dan menyesuaikan bahan dengan trend yang sedang marak dipasaran.

26 78 7. Pernyataan : Metode pembayaran yang diterapkan PT Haneka mempermudah pelanggan Tabel 4.18 Kepuasan Pelanggan Terhadap Metode Pembayaran yang Diterapkan Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 3.93 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.16 Kepuasan Pelanggan Terhadap Metode Pembayaran yang Diterapkan Berdasarkan perhitungan hasil analisis kuesioner kepada 40 pelanggan PT Haneka Putra Perdana, terdapat 7 responden yang menjawab sangat setuju dengan bobot nilai responden menjawab setuju dengan bobot nilai 4. 4 responden menjawab cukup setuju dengan bobot nilai 3. 3 responden yang menjawab tidak setuju dengan bobot 2, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dalam pernyataan tersebut. Total nilai jawaban responden 157 dengan menghasilkan 3,93. Sebagai jumlah nilai rata-rata hasil dari penilaian responden mengenai kepuasan pelanggan terhadap metode pembayaran yang digunakan. Dari hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa para pelanggan merasa puas terhadap metode pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan. Bagi

27 79 pelanggan yang sudah lama berlangganan maka diperbolehkan dan diberikan keringanan untuk melakukan pembayaran secara credit, sedangkan bagi pelanggan baru melakukan pembayaran secara kontan. 8. Pernyataan : Anda sudah membeli kemeja produksi PT Haneka lebih dari dua kali dan akan membeli secara continue Tabel 4.19 Pelanggan Membeli Kemeja Secara Continue Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 4.00 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.17 Pelanggan Membeli Kemeja Secara Continue Berdasarkan perhitungan hasil analisis kuesioner kepada 40 PT Haneka Putra Perdana, terdapat 7 responden yang menjawab sangat setuju dengan bobot nilai 5.27 responden menjawab setuju dengan bobot nilai 4. 5 responden menjawab cukup setuju dengan bobot nilai 3. 1 responden yang menjawab tidak setuju dengan bobot 2, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dalam pernyataan tersebut. Total nilai jawaban responden 160 dengan menghasilkan 4.00 sebagai jumlah nilai rata-rata hasil dari penilaian responden mengenai kepuasan pelanggan terhadap kemeja produksi PT Haneka sehingga ini

28 80 bukan pertama kalinya pelanggan telah membeli kemeja Galvano dan Dankanmen. Dari hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa para pelanggan merasa puas terhadap kemeja produksi PT Haneka dengan merek Galvano dan Dankanmen. Ini bukan pertama kalinya pelanggan membeli kemeja tersebut, melainkan pelanggan sudah berulang kali membeli kemeja tersebut untuk dijual kembali, pelanggan memilih Galvano dan Dankanmen karena kualitas produk yang menjamin serta pelayanan yang diberikan perusahaan memuaskan. 9. Pernyataan : Kemeja Produksi PT Haneka memiliki citra dan reputasi yang baik bagi pelanggan Tabel 4.20 Citra dan Reputasi Produk Dimata Pelanggan Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 4.15 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan

29 81 skor sejumlah 166, didapat nilai rata-rata sebesar 4.15 yang tergolong dalam kategori setuju. Dapat disimpulkan bahwa kemeja Galvano dan Dankanmen memiliki citra dan reputasi yang sangat baik dimata pelanggan, karena kualitas dan mutu produk yang sangat bagus. 10. Pernyataan : Anda akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan kemeja hasil produksi PT Haneka Tabel 4.21 Inisiatif Pelanggan untuk Merekomendasikan Produk ke Orang Lain Keterangan Nilai Jawaban Jumlah Responden Skor Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Rata-rata 4.18 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pelanggan Gambar 4.19 Inisiatif Pelanggan untuk Merekomendasikan Produk ke Orang Lain Pada pernyataan terakhir ini, dari 30 responden diantaranya 11 responden yang menjawab sangat setuju. 25 responden menjawab setuju. 4 responden menjawab cukup setuju. Dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan diatas didapat rata-rata kepuasan pada pertanyaan ini sebesar 4,18. Rata - rata tersebut termasuk dalam kategori setuju. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan puas dengan mutu, kualitas, harga,

30 82 dan pelayanan yang diberikan sehingga pelanggan akan merekomendasikan kemeja Galvano dan Dankanmen yang di produksi PT Haneka Putra Perdana, kepada orang lain untuk membeli kemeja tersebut. Jika dirata-ratakan seluruh jumlah pernyataan yang diberikan ke responden mengenai kepuasan pelanggan, maka diperoleh hasil yang berikut ini: = 3,68 + 3,83 + 3,53 + 3, ,20 + 3,93 + 4,00 + 4,15 + 4,18 12 = 39,13 = 3,26 12 Berdasarkan hasil dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan kepada pelanggan PT Haneka sebagai responden, mendapatkan total keseluruhan rata rata dari seluruh pernyataan sebesar 3,26. Ini mengindikasikan bahwa pelanggan beranggapan cukup setuju atau cukup puas atas apa yang telah mereka dapatkan dari segi mutu dan kualitas produk, pelayanan yang telah diberikan, dan juga citra produk dimata pelanggan. Berdasarkan hasil analisis penyebaran kuesioner kepada pelanggan, diharapkan PT. Haneka Putra Perdana dapat terus meningkatkan mutu dan kualitas, mengembangkan inovasi produk, dan meningkatkan pelayanan pelanggan Perspektif Proses Bisnis dan Internal Perspektif proses bisnis internal mengacu pada kegiatan perusahaan, untuk menilai kinerja perusahaan selama ini dalam menjalankan kegiatannya, apakah sudah efisien dan efektif. Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat tiga pengukuran yang akan digunakan untuk menjadi tolak ukurnya, yaitu : (1) proses inovasi; (2) Proses operasi; (3) Proses layanan purna jual. Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menilai kinerja proses bisnis internal PT Haneka Putra Perdana berdasarkan ketiga tolak ukurnya. Proses Inovasi Dilihat dari sisi proses inovasi, PT Haneka Putra Perdana saat ini secara bertahap telah berupaya melakukan pengembangan inovasi produk, karena perusahaan sangat mementingkan apa yang menjadi keinginan para pelanggannya. PT Haneka Putra Perdana selalu memproduksi pakaian kemejanya berdasarkan dengan keinginan dan pemesanan dari pelanggan utamanya. Dengan

31 83 munculnya trend pakaian yang semakin cepat perkembangannya, PT Haneka Putra Perdana juga tidak ingin ketinggalan. Salah satu contoh inovasi yang ingin dikembangkan perusahaan ialah menggunakan kain batik yang sudah menjadi trend untuk digunakan dalam kegiatan formal maupun untuk dikenakan dalam kegiatan sehari-hari dikalangan masyarakat Indonesia. PT Haneka Putra Perdana pun memproduksi pakaian kemeja dengan kain batik dipadukan dengan kain polos yang didesign secara khusus, untuk meningkatkan inovasi dalam produksi kemejanya.tujuan dari inovasi tersebut selain mengembangkan produk, agar dapat melestarikan kain hasil kerajinan khas Indonesia dapat lebih sering digunakan masyarakat Indonesia dengan memberikan kualitas kemeja yang bagus, baik dari segi bahan, motif dan hasil jahitan. Proses Operasi Proses operasi yang selama ini dilakukan sangat bergantung pada keahlian masing-masing penjahit dalam menjahit untuk menghasilkan pakaian yang sempurna. Proses ini dimulai dari pemotongan kain. Kain yang akan digunakan sebagai bahan untuk membuat kemeja di gelar diatas patrun yang bertujuan untuk memeriksa apakah kain tersebut ada mengalami cacat atau kerusakan. Bila adanya kerusakan maka bagian rusak tersebut dibuang. Setelah memeriksa kain, kain siap untuk dipotong sesuai pola dan bagian-bagian kemeja, setelah dipotong bahan-bahan dipersiapkan untuk dijahit. Jumlah pemotongan kain bergantung pada jumlah pesanan dari customer. Proses selanjutnya ialah penjahitan. Dalam penjahitan bergantung pada keahlian masing-masing penjahit. Setiap bagian kemeja memiliki spesialisasi khusus untuk menjahit. Berikut ialah proses-proses dalam penjahitan: pertama ialah penjahitan lengan, kemudian setelah selesai penjahitan lengan, hasil jahit tersebut digilir ke spesialisasi penjahitan pinggir badan, kemudian digilir ke penjahitan kerah, digilir ke penjahitan ujung tangan, terakhir ialah pemasangan kancing. Dalam spesialisasi ditentukan berdasarkan apakah penjahit tersebut sudah memiliki keahlian, atau sebelumnya telah dididik oleh mandor. Dari model kemeja ditentukan berdasarkan keadaan pasar. Akan tetapi pada umumnya bentuk kemeja tidak banyak perubahan karena kemeja banyak digunakan untuk kegiatan yang lebih formil. Untuk jumlah kemeja yang dijahit ditentukan berdasar permintaan customer.

32 84 Proses selanjutnya ialah pemeriksaan. Hasil kemeja yang telah dijahit akan diperiksa apakah pakaian yang dijahit sudah memenuhi standar, apakah tidak ada kesalahan penjahitan atau kerusakan dalam penjahitan. Kemudian memeriksa sisa sisa benang dalam pakaian. Apabila masih ada kerusakan atau hasil jahitan tidak sempurna, maka akan dibalikkan bagian yang rusak tersebut kepada spesialisasinya atau ahli khusus dalam penjahitan bagian tersebut. Proses terakhir ialah hasil pakaian yang sudah selesai dijahit dipasang kancing, disetrika menggunakan gas, pemasangan aksesoris seperti pemasangan label, kemudian dipacking ke dalam plastik. Setelah itu siap dikirim ke pelanggan. Untuk lebih akurat, maka dihitung tingkat produktivitas PT Haneka Putra Perdana. Produktivitas = Total Pendapatan x 100% Total Biaya Usaha (HPP) Berikut ini adalah perhitungan produktivitas PT Haneka Putra Perdana pada tahun yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.22 Produktivitas PT Haneka Putra Perdana Tahun Tahun Total Pendapatan Harga Pokok Penjualan Produktivitas 2011 Rp 1,675,586,850 Rp 1,318,964, Rp 1,880,000,000 Rp 1,487,264, Rp 2,326,232,750 Rp 1,883,406, Sumber: Laporan Laba Rugi PT Haneka Putra Perdana Tahun Hasil perhitungan diatas akan disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini: Sumber: Hasil Pengolahan Perhitungan Produktivitas Gambar 4.20 Produktivitas PT Haneka Putra Perdana Tahun

33 85 Dari perhitungan produktivitas pada tahun 2011, 2012, dan 2013, terjadi penurunan pada tahun 2011 ke 2012 sebesar 0,01%, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 terjadi penurunan sebesar 0,02%. Penurunan ini akan mempengaruhi pada tingkat kinerja keuangan pada PT Haneka Putra Perdana. Selain mengukur produktivitas, juga akan dihitung kesalahan dalam memproduksi pakaian atau banyaknya retur yang terjadi dalam tahun 2011, 2012, dan Berikut ini adalah total jumlah produk pakaian yang dihasilkan PT Haneka Putra Perdana, beserta jumlah retur yang diterima pada tahun 2011, 2012, dan Tabel 4.23 Produksi Kemeja PT Haneka Putra Perdana tahun 2011, 2012, 2013 Bulan Jumlah Produksi Januari Pcs Pcs Pcs Februari Pcs Pcs Pcs Maret Pcs Pcs Pcs April Pcs Pcs Pcs Mei Pcs Pcs Pcs Juni Pcs Pcs Pcs Juli Pcs Pcs Pcs Agustus Pcs Pcs Pcs September Pcs Pcs Pcs Oktober Pcs Pcs Pcs November Pcs Pcs Pcs Desember Pcs Pcs Pcs Jumlah Pcs Pcs Pcs Sumber: Laporan Hasil Produksi Kemeja PT. Haneka Putra Perdana Perusahaan menetapkan jumlah produksi dalam sehari minimal 200 Pcs agar dapat tercapainya target produksi. Jumlah produksi yang dihasilkan PT Haneka Putra Perdana pada tahun 2011 sebesar Pcs, namun hasil produksi ini belum memenuhi target perusahaan yang ditargetkan sebedar Pcs. PT Haneka Putra Perdana menaikkan targetnya setiap tahun sebesar 10%, sehingga pada tahun 2012 target perusahaan menjadi Pcs untuk meningkatkan jumlah produksi. Untuk meningkatkan jumlah produksi, pada tahun

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Berita Acara Ujian... iv Kata Pengantar... v Halaman Motto... ix Halaman Persembahan...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif finansial dan non finansial yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Produktivitas Yang diampu oleh Danang Triagus Setiyawan ST, MT Oleh : Dedi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. NUR AZIZ 19210415 MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. GARUDAFOOD Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif 108 BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif yang menjadi tolak ukur dalam sistem pengukuran

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, adalah jenis penelitian yang merinci

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

Shantylana Butar-butar

Shantylana Butar-butar ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE, Tbk PERIODE 2010-2014 Shantylana Butar-butar 26212957 Latar Belakang Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life Indonesia yang berkedudukan di Allianz Tower Jl. HR Rasuna Said Kawasan Kuningan Persada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI NAMA KELAS : SAINA PRADESTY : 3EB01 NPM : 21209410 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN MELALUI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Nama Jurusan Pembimbing : Fika Fitrianti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BOGOR

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BOGOR PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BOGOR Nama NPM : 23213350 Jurusan Pembimbing : FEBIANA RAMADHANI PUTRI : Akuntansi : Dyah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA 24 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci