YULI FATMAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "YULI FATMAWATI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SSP (SUBJECT SPESIFIC PEDAGOGY) IPA TERPADU TIPE SHARED BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE UNTUK KELAS VII DENGAN TEMA ENERGI KALOR DALAM KEHIDUPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh : YULI FATMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

2 ii

3

4

5

6 MOTTO - Percayalah Allah S.W.T selalu memberikan yang terbaik kepada umatnya. - Pasti ada jalan ketika ada usaha. - Tidak ada hari esok jika kita berhenti di hari ini - Jangan pernah sia-siakan perjuangan orang-orang yang menyayangimu. - Kerja keras dalam bentuk apapun, tidak akan pernah ada yg sia-sia. - Bersyukur membuat semuanya menjadi tampak lebih mudah untuk dilalui - Hargai apa yang sudah kamu miliki sekarang dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ( Q.S Ar Ra ad 13: 11 ) v

7 PERSEMBAHAN Tulisan kecil ini kupersembahkan untuk orang yang selalu mencintaiku, menyayangiku Orang yang menyebutku dalam doa Orang yang selalu memberiku semangat Mamah (Aminah, S.Pd) dan Bapak (H. Syafi i Wardi) yang tiada henti mencurahkan doa dan kasih sayangnya kepadaku Adek-adek jagoan tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan, serta semangat Arum, Nina, Mutia, Rahmi, Affa, Ipang, dan rekan-rekan seperjuangan Prodi Pendidikan Fisika 2008 Serta Almamaterku tercinta Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta vi

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Alhamdulillaahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, hanya karena limpahan rahmat dan hidayah-nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Model Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang kelak akan memberi syafaat kepada para pengikutnya. Amin. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarny kepada: 1. Allah SWT atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. 2. Mamah, Bapak dan seluruh keluarga besar di Cilacap & Madura yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil. 3. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan penulisan skripsi. 4. Joko Purwanto, M.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penulisan skripsi. vii

9 5. Nita Handayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama ini. 6. Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.Si dan Ika Kartika, M.Pd.Si selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan serta saransarannya selama pengerjaan skripsi ini. 7. Kepala Sekolah dan Keluarga Besar SMP Negeri 15 Yogyakarta, MTs Negeri Yogyakarta II, SMP N 1 Pandak, SMP Negeri 2 Pundong yang telah membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Tim Ahli (Prof. Suparwoto, Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, Oki Mustava, M.Pd.Si, Daimul Hasanah, M.Pd) 9. Sahabat dekatku Sigit Anggoro Herdiawan, yang selalu memberikan semangat dalam menjalani setiap hari-hariku. 10. Sahabat-sahabatku Pendidikan Fisika 2008, semoga tetap kompak dan selalu jaga silaturahmi diantara kita. 11. Seluruh pihak-pihak terkait yang ikut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, terima kasih. Semoga kita semua tetap istiqomah di jalan-nya. Penulis sadar dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kepentingan bersama dan kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia. Wassalamu alaikum wr. wb Yogyakarta, 11 September 2013 Penulis, Yuli Fatmawati NIM viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR... SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... HALAMAN MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vi vii ix xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... xiv xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 6 G. Manfaat Pengembangan... 7 H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan... 8 ix

11 BAB II KAJIAN TEORI... 9 A. Kajian Teori Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pembelajaran IPA Terpadu SSP (Subject Specific Pedagogy) Model Pembelajaran Learning Cycle Materi Energi Kalor dalam Kehidupan B. Kajian Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan B. Prosedur Pengembangan C. Uji Coba Produk Desain Uji Coba Subjek Coba Jenis Data Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Validasi Produk Penilaian Kualitas SSP Uji Coba Lapangan Skala Kecil x

12 4. Uji Coba Lapangan Skala Besar B. Analisis Data Penilaian Ahli Perangkat Pembelajaran Penilaian dari Guru SMP/MTs pada uji coba skala kecil Penilaian dari Guru SMP/MTs pada uji coba skala besar C. Revisi Produk D. Kajian Produk Akhir BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

13 DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1 Sifat-sifat zat padat, cair, dan gas Tabel 3.1 Ketentuan pengubahan skor untuk ahli dan guru Tabel 3.2 Kriteria kategori penilaian ideal Tabel 4.1 Data penilaian ahli perangkat terhadap silabus Tabel 4.2 Data penilaian ahli perangkat terhadap RPP Tabel 4.3 Data penilaian ahli perangkat terhadap Buku siswa Tabel 4.4 Data penilaian ahli perangkat terhadap LKS Tabel 4.5 Data penilaian ahli perangkat pada lembar penilaian kognitif Tabel 4.6 Data penilaian pada lembar penilaian afektif dan psikomotor xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 2.1 Alur penyusunan pembelajaran terpadu Gambar 2.2 Diagram peta Shared Gambar 2.3 Diagram peta Integrated Gambar 2.4 Bagan pengembangan tema Emergi Kalor dalam Kehidupan Gambar 2.5 Skema Perubahan Wujud Zat Gambar 2.6 Alur prosedur pengembangan produk Gambar 4.1 Cover depan SSP Gambar 4.2 Perbandingan penilaian SSP IPA Terpadu Gambar 4.3 Penilaian dari Guru pada uji coba skala kecil Gambar 4.4 Penilaian dari Guru pada uji coba skala besar Gambar 4.5 Perbandingan uji skala kecil dan besar xiii

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi Instrumen Lampiran 2. Daftar nama validator dan penilai Lampiran 3. Kisi-kisi instrumen penilaian SSP IPA Terpadu Lampiran 4. Lembar penilaian SSP IPA Terpadu Lampiran 5. Lembar penilaian dan pernyataan Ahli perangkat pembelajaran 125 Lampiran 6. Daftar nama tim penilai (Guru IPA SMP/MTs) Lampiran 7. Lembar pernyataan dan penilaian Guru skala kecil Lampiran 8. Lembar pernyataan dan penilaian Guru skala kecil Lampiran 9. Tabulasi kualitas SSP menurut ahli perangkat pembelajaran Lampiran 10. Tabulasi kualitas SSP menurut uji skala kecil Lampiran 11. Tabulasi kualitas SSP menurut uji skala besar Lampiran 12. Surat-surat penelitian xiv

16 PENGEMBANGAN SSP (SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY) IPA TERPADU TIPE SHARED BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE UNTUK KELAS VII DENGAN TEMA ENERGI KALOR DALAM KEHIDUPAN Yuli Fatmawati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik produk dan proses dari SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII semester gasal, (2) mengetahui kualitas SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan menurut ahli perangkat pembelajaran dan guru IPA SMP/MTs. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model prosedural yang mengadaptasi model 4-D, yakni Define, Design, Develop, and Disseminate. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian kualitas SSP yaitu menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Instrumen untuk guru IPA SMP/MTs berupa lembar penilaian kualitas yaitu menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Data yang didapatkan pada penelitian ini adalah data proses pengembangan produk dan data kualitas produk yang dihasilkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian,(1) Karakteristik dari produk SSP adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, Buku Siswa, LKS, dan Lembar Penilaian yang menggunakan Tipe Shared berbasis Model Learning Cycle 3e (2) Kualitas SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle yang dikembangkan menurut ahli perangkat pembelajaran memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan 86,24%. Kualitas SSP menurut guru IPA SMP/MTs pada uji coba lapangan skala kecil adalah Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan 81,14%, sedangkan pada uji coba lapangan skala besar adalah Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan 82,77%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SSP (Subject Specific Pedagogy) yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu perangkat pembelajaran IPA Terpadu di SMP/MTs. Kata Kunci : SSP (Subject Specific Pedagogy), IPA Terpadu, Tipe Shared, Model Learning Cycle. xv

17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberikan secara terpadu karena bidang fisika, biologi, dan kimia terdapat keterkaitan konsep yang jika dipelajari secara terpadu akan menghasilkan konsep yang utuh. Dalam pelaksanaan di lapangan pembelajaran IPA masih terpisah-pisah antara fisika, biologi, dan kimia. Hal ini dikarenakan terbatasnya guru IPA Terpadu yang mampu mengintegrasikan fisika, biologi, dan kimia menjadi IPA Terpadu. Selain itu, belum tersedia buku teks guru/ siswa yang dipadukan secara terpadu. Kelancaran pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu itu sendiri memerlukan kesiapan dari semua aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain kesiapan guru, kesiapan siswa, beserta perangkat pembelajaran yang didalamnya terdapat sumber belajar atau bahan ajar yang akan diajarkan. Ditinjau dari segi kesiapan guru, sampai sekarang masih banyak guru SMP/MTs yang berlatar belakang bukan dari IPA (terpadu) akan tetapi dari disiplin ilmu dalam IPA, baik itu Fisika, Kimia, dan Biologi. Latar belakang pendidikan guru IPA ini berpengaruh terhadap keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu di lapangan. Guru belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam mengajarkan IPA 1

18 2 secara terpadu, sehingga pembelajaran IPA hanya diajarkan secara terpisahpisah sesuai dengan latar belakang pendidikan guru. Berdasarkan wawancara dengan guru SMP 1 Pandak Bantul Yogyakarta, pembelajaran IPA belum diajarkan secara terpadu, masih diberikan secara terpisah-pisah antara fisika, kimia, dan biologi. Hal ini dikarenakan guru IPA SMP/ MTs masih kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu yang disebabkan latar belakang pendidikan guru SMP 1 Pandak Bantul Yogyakarta bukan dari pendidikan IPA. Selain itu, guru belum mempunyai perangkat pembelajaran yang digunakan di lapangan, karena guru masih sulit menyusunnya. Berdasarkan realita kebanyakan guru menggunakan buku-buku IPA dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dijual oleh penerbit atau dipasaran yang belum terpadu. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana harus mendidik siswa. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, tetapi di samping itu juga harus mampu mengembangkan pribadi siswa, mengembangkan watak siswa, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani siswa. Siswa SMP/MTs merupakan anak-anak yang masih berada dalam tahapan usia 7-14 tahun. Siswa dalam tingkat ini masih melihat lingkungan sekitarnya sebagai sesuatu dalam bentuk satu kesatuan menyeluruh. Mereka belum berpikir bahwa lingkungan yang ada di sekitar mereka merupakan penggabungan dari berbagai

19 3 konsep-konsep abstrak yang berbeda-beda (Hardisubroto dalam Trianto, 2010: 71). Siswa SMP juga mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan lebih memilih pembelajaran yang aktif dari pada pembelajaran yang pasif. Siswa SMP yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan lebih memilih pembelajaran yang aktif menuntut guru untuk lebih kreatif dalam merancang dan menentukan kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perbaikan pembelajaran agar menghasilkan pembelajaran IPA Terpadu yang baik. Selain itu, perangkat pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perangkat pembelajaran juga dapat melatih agar siswa lebih aktif dan tidak selalu berpusat pada guru. Hal ini perlu segera ditindak lanjuti dengan diadakannya penelitian berkenaan dengan pembelajaran IPA yang mampu mendongkrak potensi-potensi yang sebenarnya dimiliki siswa. Penelitian ini menggunakan shared model dalam memadukan kompetensi-kompetensi dasar IPA untuk kelas VII. Hal ini dikarenakan shared model merupakan model keterpaduan yang memadukan beberapa sub tema yang kemudian menjadi sebuah topik utama, dari dua disiplin ilmu. Tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah tema yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, yaitu Energi Kalor dalam Kehidupan. Pada penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suatu perangkat yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir, menuntun siswa untuk memecahkan

20 4 masalah dari materi yang diajarkan, dan dapat mengimplementasikan kegiatan belajar pada kehidupan sehari-hari. Untuk mengimplementasikan SSP ini dalam proses pembelajaran digunakan model Learning Cycle karena model pembelajaran ini berpusat pada pembelajar (student centered). Model pembelajaran Learning Cycle adalah model bagaimana orang menemukan dan memperoleh pengetahuan baru. Model tersebut akan mengajak siswa menjadi lebih berkompeten dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan terjadi proses penerimaan informasi dan kemudian diolah sehingga menghasilkan produk dalam bentuk hasil belajar. B. Identifikasi Masalah Sebagai dasar dalam penelitian ini, telah teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP/MTs yang ada saat ini belum terlaksana secara terpadu. 2. Masih banyak Guru IPA di SMP masih berlatar belakang pendidikan fisika, kimia, biologi sehingga kesulitan dalam mengemas pembelajaran IPA secara terpadu. 3. Belum banyak tersedia perangkat pembelajaran IPA terpadu yang dapat digunakan guru. 4. Banyak guru yang belum memahami tipe-tipe dalam pembelajaran terpadu. 5. Pembelajaran IPA belum banyak/ masih dijalankan dengan berpusat pada guru.

21 5 C. Batasan Masalah Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini dan karena terbatasnya waktu, maka diadakan batasan pada masalah sebagai berikut: 1. SSP (Subject Specific Pedagogy) yang dikembangkan berupa Silabus, RPP, Buku Siswa, LKS, dan Lembar Penilaian. 2. SSP IPA Terpadu berbasis Learning Cycle 3E (exploration, explanation, elaboration) yang terdiri dari eksplorasi, penemuan konsep, dan penerapan aplikasi. 3. SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu hanya memadukan 2 disiplin ilmu yaitu fisika dan biologi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik produk dan proses pengembangan dari SSP IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII Semester Gasal? 2. Bagaimanakah kualitas SSP dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan menurut penilaian ahli perangkat, dan guru IPA SMP/MTs? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui karakteristik produk dan proses SSP IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII Semester Gasal.

22 6 2. Mengetahui kualitas SSP IPA Terpadu dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan menurut penilaian ahli dan guru IPA SMP/MTs. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Spesifikasi Produk yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain : 1. SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu ditujukan untuk siswa SMP/MTs kelas VII semester gasal dengan tema Energi Kalor dalam Kehidupan. 2. Materi dalam SSP memiliki keterpaduan antara 2 bidang kajian IPA yaitu fisika dan kimia. Materinya mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) 3.4 yaitu mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; (KD) 4.4 yaitu mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana. 3. SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu ini merupakan perangkat pembelajaran, terdiri dari Petikan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Lembar Penilaian. 4. SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu ini menggunakan model Shared berbasis Learning Cycle 3e. G. Manfaat Penelitian Pentingnya pengembangan SSP (Subject Spesific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan antara lain:

23 7 1. Bagi guru sebagai media alternatif dalam proses pembelajaran IPA Terpadu agar pembelajaran lebih efektif dan siswa dapat benar-benar memahami materi yang telah diberikan hingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk memecahkan problem-problem sains dikehidupan sehari-hari. 2. Bagi siswa, siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan perangkat SSP (Subject Specific Pedagogy) sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing serta sebagai alternatif dalam penggunaan media pembelajaran yang bermutu. 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan Asumsi penelitian pengembangan ini, yaitu : a. SSP IPA Terpadu sampai saat ini belum banyak dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran. b. Kebanyakan sekolah belum menggunakan Produk SSP IPA Terpadu dalam kegiatan pembelajarannya. c. SSP IPA Terpadu ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPA. d. SSP IPA Terpadu dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi IPA yang abstrak dan sulit untuk dipahami.

24 8 2. Keterbatasan Pengembangan a. Dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap ujicoba terbatas dan uji luas, atau sampai tahap pengembangan (develop).

25 82 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik produk SSP IPA Terpadu adalah perangkat pembelajaran dengan model keterpaduan shared, berbasis Learning Cycle 3E (exploration, concept invention, and concept application), digunakan untuk kelas VII SMP/MTs dan tema yang dikembangkan hanya Energi Kalor dalam Kehidupan. Proses SSP IPA Terpadu adalah Define (pendefinisian) yaitu menganalisis produk yang akan dikembangkan. Design (perancangan) yaitu mengembangkan produk awal. Development (pengembangan) yaitu validasi dan revisi, uji coba terbatas dan revisi, uji coba lapangan dan hasil dari pengembangan. 2. Kualitas SSP IPA Terpadu menurut ahli perangkat pembelajaran adalah Sangat Baik (SB), secara keseluruhan dengan presentase 86,24%. Rincian untuk masing-masing komponen silabus, RPP, Buku Siswa, LKS dan Lembar Penilaian memiliki kategori Sangat Baik (SB). Kualitas SSP IPA Terpadu pada uji skala kecil adalah Sangat Baik (SB), sedangkan pada uji coba lapangan skala besar adalah Sangat Baik (SB). B. Keterbatasan Penelitian Prosedur pengembangan mengadaptasi prosedur pengembangan menurut four D model yang dikemukakan oleh Thiagarajan Semmel, dan 82

26 83 Semmel (1974) dalam Trianto (2010) yang meliputi empat langkah (Define, Design, Develop, and Disseminate). Namun dalam penelitian ini hanya sampai 3 langkah pengembangan yaitu (Define, Design, and Develop). C. Saran dan Rekomendasi Penelitian ini merupakan pengembangan SSP IPA Terpadu, terdiri dari komponen silabus, RPP, Buku Siswa, LKS, dan lembar penilaian untuk SMP/MTs kelas VII. Penelitian ini perlu dilakukan tindak lanjut (follow up) sehingga penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Saran Pemanfaatan SSP hasil pengembangan ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru sebagai perangkat pembelajaran sains di SMP/MTs untuk kelas VII. 2. Saran Diseminasi Produk SSP IPA Terpadu ini dapat didiseminasikan pada stakeholder yaitu Dinas Pendidikan di Kabupaten kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten cilacap dalam memformulasikan proses pembelajaran integrative science. 3. Saran Pengembangan Perlu dikembangkan SSP IPA Terpadu yang tidak terbatas untuk kelas VII tetapi juga untuk kelas VIII dan IX dengan tema serupa dan atau tema-tema yang lain. SSP IPA Terpadu yang dikembangkan dapat lebih kompleks, dengan dilengkapi video pembelajaran dan alat peraga pembelajaran.

27 84 DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: California State University Effective Teaching. California: California State University Northtridge. Collete, A. T. & Chiappetta, E. L. (1994). Science instruction in the middle and secondary school. New York: Macmillan Publishing Company. Darliana IPA Terpadu (FIKIBI) untuk Guru SMP, SMA. Bandung: PPPPTK IPA. Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar Mata Pelajaran IPA SMP/Mts. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Depdiknas Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Dina Fadilah Pengaruh Learning Cylce terhadap Prestasi Belajar, Sikap, Minat, dan Ketrampilan proses dasar IPA peserta didik di SD Kecamatan Gondokusuman. Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY 84

28 85 Diniy Nurul Fahmy.2007.Efektivitas Model Pembelajaran Konstruktivisme Learning Cylce terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII pada Materi Zat Aditif dalam Makanan. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Diyah ika romadoni Pengembangan subject specific pedagogy (ssp) berbasis domain proses sains untuk menanamkan karakter siswa SMP. Yogyakarta: PASCA SARJANA UNY. (2007a). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41, Tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Fogarty, R.1991.The Mindful School: How to Integrate the Curricula.Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc. Lorsbarch, Anthony W The Learning Cycle as a tool for planning, science instruction. Diambil pada tanggal 10 agustus 2009, dari Nana Sudjana dan Ibrahim Penelitian dan Penelitian Pendidikan Bandung: Sinar Baru. Nana Sudjana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Pratiwi Pujiastuti, Zuhdan Kun Prasetyo, & Insih Wilujeng Peningkatan ranah kognitif dan self efficacy calon guru SD melalui integrasi perangkat

29 86 perkuliahan berbasis struktur pembelajaran SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) dengan Learning Cycle. Laporan Penelitian Program Dia Bermutu S1-PGSD. Jurusan PPSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Putro Eko W Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Sukardjo. (2005). Evaluasi Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Program Pascasarjana (PPs) UNY. Suprapti Efektivitas Model Belajar Konstruktivisme melalui Pendekatan Learning Cycle dalam Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri Kabupaten Sukoharjo.Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY Tatat Hartati, dkk. (2009). Productive Pedagogy & Subject Spesific Pedagogy. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Thiagarajan dan Sammel Instructional Development for Traning Teacher of Exceptional Children. Bloomington: Indiana University.

30 87 Tim Puslitjaknov Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Trianto Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara Vika Agustin Mardika.2007.Perbedaan Hasil Belajar Fisika Materi Suhu dan Kalor antara Kelompok yang menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Audio Visual dengan kelompok yang menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Cetak. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Widodo Setiyo Wibowo. (2011). Pengembangan Subject Specific Pedagogy (SSP) Berbasis Domain Aplikasi Sains Untuk Menanamkan Karakter Siswa SMP. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

31 Lampiran I Surat Keterangan Validasi Instrumen dan Produk 88

32 89

33 90

34 Lampiran 2 Daftar nama Validator dan Tim Penilai A. Validator Instrumen Nama Rachmad Resmiyanto NIP Instansi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) B. Validator Produk Nama Daimul Hasanah, M.Pd NIP - Instansi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Yogyakarta Nama Rama Kertamukti, M.sn NIP Instansi Universitas Islam Negeri Yogyakarta C. Ahli Perangkat Pembelajaran Nama Prof. Suparwoto, M.Pd NIP Instansi Universitas Negeri Yogyakarta Nama Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si NIP Instansi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Yogyakarta Nama Oki Mustava, M.Pd.Si NIP Instansi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta 91

35 Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan Silabus Kompetensi Indikator Pencapaian Subjek Penilaian Objek Jumlah Nomor Ahli Ahli Penilaian Butir Butir Materi Media Kesesuaian format silabus dengan BSNP Silabus 1 1 (Badan Standar Nasional Pendidikan) Kesesuaian standar kompetensi dan 1 2 kompetensi dasar yang dipadukan Kesesuaian indikator dengan kompetensi 1 3 dasar Kecukupan alokasi waktu 1 4 Kesesuaian butir-butir penilaian dengan 1 5 indikator Kesesuaian sumber belajar, alat dan bahan dengan indikator

36 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kompetensi Indikator Pencapaian Subjek Penilaian Objek Jumlah Nomor Ahli Ahli Penilaian Butir Butir Materi Media Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran RPP 2 I 1,I 2 Kesesuaian pemilihan materi 2 II 1,II 2 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/ media pembelajaran 2 III 1,III 2,III 3 Kesesuaian skenario/ kegiatan pembelajaran 3 IV 1,IV 2,IV 3 93

37 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan Buku Siswa Komponen Kelayakan isi Kompetensi Indikator Pencapaian Cakupan Materi Keakuratan Materi Kemutakhiran Komponen Kesesuaian teknik penyajian Kebahasaan Kesesuaian pendukung penyajian materi Komponen Penyajian Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa Kekomunikatifan Kelugasan Koherensi dan keruntutan alur fikir Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia Penggunaan istilah dan simbol/ lambang Jumlah Butir 94

38 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan Lembar Kerja Siswa (LKS) No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian 1 Aspek Pendekatan Penulisan Menuntun siswa menggunakan metode ilmiah Menghbungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan 2 Aspek Keterpaduan konsep tipe shared Kesesuaian tema dengan SK dan KD dalam KTSP Keterkaitan materi-materi dengan tema yang disajikan 3 Aspek kebenaran konsep Kesesuaian konsep dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli 4 Aspek kedalaman konsep Kedalaman materi sesuai dengan kemampuan siswa 5 Aspek penilaian Soal-soal penilaian sesuai indikator Soal-soal penilaian mudah dipahami 6 Aspek kegiatan eksperimen Mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum dan fakta Kesesuaian kegiatan/ eksperimen dengan materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs 1 Aspek Kejelasan kalimat Kalimat tidak menimbulkan makna ganda Kemudahan kalimat untuk dipahami 2 Aspek Kebahasaan Bahasa yang digunakan komunikatif dan interkatif 3 Aspek Penampilan Fisik Penampilan sampul LKS menarik Gambar atau ilustrasi menarik perhatian siswa Pengemasan tugas atau latihan menarik untuk siswa Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca Kejelasan tulisan dan gambar Kemampuan penampilan fisik LKS dalam mendorong minat baca siswa 95

39 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan No Lembar Penilaian Kognitif Aspek yang dinilai I Materi 1. Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan 3. Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran, jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas II Kebahasaan 1. Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam soal 2. Kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan 96

40 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SSP IPA TERPADU HASIL PENGEMBANGAN UNTUK AHLI Pengembangan SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan No Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor Aspek yang dinilai I Materi 1. Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan 3. Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran, jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas II Kebahasaan 1. Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam pertanyaan 2. Kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan III Konstruksi 1. Kejelasan dan kelugasan perumusan pokok pertanyaan 2. Kejelasan petunjuk pengisian 97

41 Lampiran 4 LEMBAR PENILAIAN AHLI TERHADAP PERANGKAT PEMBELAJARAN HASIL PENGEMBANGAN PETUNJUK: 1. Mohon kesedian Bapak/Ibu untuk menilai Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan terlampir meliputi aspek dan kriteria yang tercantum dalam instrumen ini. 2. Berikan tanda cek ( ) pada skala penilaian yang sesuai. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon letak kekurangan itu digarisbawahi atau diberi tanda dengan tinta merah agar mudah direvisi dan memberikan saran perbaikan agar mudah direvisi. 3. Di samping itu, Bapak/Ibu mohon untuk memberikan komentar umum dan saran pada tempat yang disediakan. 4. Keterangan skala penilaian: SB = sangat baik 4 = sangat baik B = baik 3 = baik K = kurang 2 = kurang SK= sangat kurang 1 = sangat kurang 98

42 PENILAIAN SILABUS No Aspek yang dinilai 1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) 2 Kesesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipadukan 3 Kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar 4 Kecukupan alokasi waktu 5 Kesesuaian butir-butir penilaian dengan indikator 6 Kesesuaian sumber belajar, alat dan bahan dengan indikator Skor Penilaian SK K B SB PENILAIAN RPP No Aspek yang dinilai Skor Penilaian SK K B SB I Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 Kejelasan rumusan II Pemilihan Materi 1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian materi dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat III Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran IV Skenario/Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan model Learning Cycle 99

43 PENILAIAN BUKU SISWA Komponen Kelayakan Isi Komponen Kebahasaan No Aspek yang dinilai Skor Penilaian SK K B SB A. CAKUPAN MATERI 1 Keluasan Materi 2 Kedalaman Materi B. KEAKURATAN MATERI 1 Akurasi fakta 2 Kebenaran konsep 3 Akurasi teori C. KEMUTAKHIRAN 1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu 2 Keterkinian fitur (contoh-contoh) 3 Rujukan terkini A. KESESUAIAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN SISWA 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosialemosional siswa B. KOMUNIKATIF 1 Keterpahaman pesan yang ditangkap siswa 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan C. DIALOGIS DAN INTERAKTIF 1 Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan 100

44 2 Keinteraktifan komunikasi D. LUGAS 1 Ketepatan struktur kalimat 2 Kebakuan istilah E. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR 1 Keutuhan makna dalam bab/subbab/alinea 2 Keterpautan antarbab/subbab/alinea/kalimat F. KESESUAIAN DENGAN KAIDAH BAHASA INDONESIA 1 Ketepatan tata bahasa 2 Ketepatan ejaan G. PENGGUNAAN ISTILAH DAN SIMBOL/ LAMBANG 1 Konsistensi penggunaan istilah 2 Konsistensi penggunaan simbol 3 Ketepatan penulisan nama ilmiah/ asing Komponen Penyajian A. TEKNIK PENYAJIAN 1 Kesesuaian teknik penyajian materi dengan sintaks model Learning Cycle 2 Konsistensi sistematika sajian dalam bab 3 Kelogisan penyajian 4 Keruntutan konsep 5 Keseimbangan substansi antarbab/ subbab B. PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI 1 Kesesuaian/ ketepatan ilustrasi dengan materi 2 Penyertaan rujukan/ sumber acuan pada penyajian 101

45 teks, table, gambar, dan lampiran 3 Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan lampiran 4 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar, dan lampiran 5 Kelengkapan daftar pustaka 6 Kejelasan rangkuman PENILAIAN LKS No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor Penilaian SK K B SB A Pendekatan Penulisan 1. Menuntun siswa menggunakan metode ilmiah 2. Menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan B Keterpaduan Konsep Tipe Shared 3. Kesesuaian tema dengan SK dan KD dalam KTSP 4. Keterkaitan materi-materi dengan tema yang disajikan C Kebenaran Konsep 5. Kesesuaian konsep dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli D Kedalaman Konsep 6. Kedalaman materi sesuai dengan kemampuan siswa E Penilaian 7. Soal-soal penilaian sesuai dengan indikator 8. Soal-soal penilaian mudah dipahami F Kegiatan Eksperimen 9. Mendorong siswa menyimpulkan fakta, konsep, hokum, dan teori 10. Kesesuaian kegiatan/ eksperimen dengan materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs G Kejelasan Kalimat 1. Kalimat tidak menimbulkan makna ganda 102

46 2. Kemudahan kalimat untuk dipahami H Kebahasaan 3. Bahasa yang digunakan komunikatif dan interaktif I Penampilan fisik 4. Penampilan sampul LKS menarik 5. Gambar atau ilustrasi menarik perhatian siswa 6. Pengemasan tugas dan/ atau latihan menarik perhatian siswa 7. Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca 8. Kejelasan tulisan dan gambar 9. Kemampuan penampilan fisik LKS alam mendorong minat baca siswa PENILAIAN LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF No Aspek yang dinilai I Materi 1. Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan 3. Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran, jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas II Kebahasaan 1. Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam soal 2. Kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan Skor SK K B SB 103

47 PENILAIAN LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR No Aspek yang dinilai I Materi 1. Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan 3. Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran, jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas II Kebahasaan 1. Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam pertanyaan 2. Kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan III Konstruksi 1. Kejelasan dan kelugasan perumusan pokok pertanyaan 2. Kejelasan petunjuk pengisian Skor SK K B SB 104

48 RUBRIK PENILAIAN SILABUS No. Aspek yang Dinilai Skor Rubrik Penyekoran 1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) SB Format silabus sesuai dengan BSNP mencakup keberadaan identitas silabus, SK, KD, alokasi waktu, materi pembelajaran, pengalaman belajar, indikator, penilaian, dan sumber belajar. B Format silabus tidak sesuai 2 kriteria dari 9 kriteria BSNP di atas. K Format silabus tidak sesuai 3 4 kriteria dari 9 kriteria BSNP di atas SK Format silabus tidak sesuai 5 kriteria dari kriteria BSNP di atas 2 Kesesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipadukan SB Kompetensi dasar yang dipadukan sesuai dengan semua standar Kompetensi Dasar yang dipadukan B Kompetensi dasar yang dipadukan dengan standar kompetensi terdapat 1 yang tidak sesuai K Kompetensi dasar yang dipadukan dengan standar kompetensi terdapat 2 yang tidak sesuai SK Kompetensi dasar yang dipadukan dengan standar kompetensi terdapat 3 yang tidak sesuai 3 Kesesuaian indikator dengan SB Jika terdapat 6 indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar kompetensi dasar B Jika terdapat 4-5 indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar K Jika terdapat 2-3 indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar SK Jika terdapat 1 indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar 4 Kecukupan alokasi waktu SB Alokasi waktu yang digunakan cukup untuk seluruh kegiatan pembelajaran B Alokasi waktu yang digunakan tidak cukup untuk 2 kegiatan lagi dalam pembelajaran K Alokasi waktu yang digunakan tidak cukup untuk 3-4 kegiatan lagi dalam pembelajaran 105

49 5 Kesesuaian butir-butir penilaian dengan indikator 6 Kesesuaian sumber belajar, alat dan bahan dengan indikator SK SB B K SK SB B K SK Alokasi waktu yang digunakan tidak cukup untuk 5 kegiatan lagi pembelajaran Butir-butir penilaian sesuai dengan indikator Butir-butir penilaian terdapat 2 yang tidak sesuai dengan indikator Butir-butir penilaian terdapat 3 4 yang tidak sesuai dengan indikator Butir-butir penilaian terdapat 5 yang tidak sesuai dengan indikator Sumber belajar, alat dan bahan mudah dicari,mudah dipahami, dan mudah digunakan Sumber belajar, alat dan bahan mudah dicari dan mudah dipahami Sumber belajar, alat dan bahan mudah dicari Sumber belajar, alat dan bahan sulit dicari, sulit dipahami, dan sulit digunakan 106

50 RUBRIK PENILAIAN RPP Komponen RPP Perumusan tujuan pembelajaran Pemilihan materi Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran No Aspek yang dinilai Skor Rubrik Penyekoran 1 Kejelasan rumusan SB Rumusan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi yang akan disampaikan. B Rumusan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar K Rumusan sesuai dengan standar kompetensi saja. 1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian materi dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran SK SB B K SK SB B K SK SB B K SK Rumusan tidak sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi yang akan disampaikan. Jika terdapat 6 materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika terdapat 4-5 materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika terdapat 2-3 materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika terdapat 1 materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika terdapat 6 materi yang sesuai dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat Jika terdapat 4-5 materi yang sesuai dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat Jika terdapat 2-3 materi yang sesuai dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat Jika terdapat 1 materi yang sesuai dengan tema pembelajaran IPA terpadu yang diangkat Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 6 tujuan pembelajaran Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 4-5 tujuan pembelajaran Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 2-3 tujuan pembelajaran Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 1 tujuan pembelajaran 107

51 Skenario/Kegi atan Pembelajaran 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 1 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan model Learning Cycle SB Jika sumber belajar/ media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan 6 materi pembelajaran B Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 4-5 materi pembelajaran K Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 2-3 materi pembelajaran SK Jika sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan 1 materi pembelajaran SB Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 6 tujuan pembelajaran B Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 4-5 tujuan pembelajaran K Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 2-3 tujuan pembelajaran SK Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 1 tujuan pembelajaran SB Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 6 materi pembelajaran B Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 4-5 materi pembelajaran K Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 2-3 materi pembelajaran SK Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 1 materi pembelajaran SB Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 3 model Learning Cycle B Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 2 model Learning Cycle K Jika strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan 1 model Learning Cycle SK Jika strategi atau metode pembelajaran tidak sesuai dengan model Learning Cycle 108

52 RUBRIK PENILAIAN BUKU SISWA No Kriteria Penilaian Skor Penjabaran Indikator KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Cakupan Materi 1 Keluasan Materi SB Jika terdapat 5 materi yang sesuai dengan SK dan KD serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari B Jika terdapat 3-4 materi yang sesuai dengan SK dan KD serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari K Jika terdapat 2 materi yang sesuai dengan SK dan KD serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari SK Jika terdapat 1 materi yang sesuai dengan SK dan KD serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari 2 Kedalaman materi SB Jika kedalaman 5 materi yang sesuai dengan kompetensi siswa B Jika kedalaman 3-4 materi yang sesuai dengan kompetensi siswa K Jika kedalaman 2 materi yang sesuai dengan kompetensi siswa SK Jika kedalaman 1 materi yang sesuai dengan kompetensi siswa B. Keakuratan Materi 1. Akurasi fakta SB Jika semua fakta yang disampaikan akurat B Jika terdapat 2 fakta yang disampaikan tidak akurat K Jika terdapat 3 4 fakta yang disampaikan tidak akurat SK Jika terdapat 5 fakta yang disampaikan tidak akurat 2 Kebenaran konsep SB Jika semua konsep yang disampaikan sesuai yang dikemukakan ahli B Jika terdapat 2 konsep yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dikemukakan ahli K Jika terdapat 3 4 konsep yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dikemukakan ahli 109

53 SK Jika terdapat 5 konsep yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dikemukakan ahli. 3 Akurasi teori SB Jika semua teori yang disampaikan akurat B Jika terdapat 2 teori yang disampaikan tidak akurat K Jika terdapat 3 4 teori yang disampaikan tidak akurat SK Jika terdapat 5 teori yang disampaikan tidak akurat C. Kemutakhiran 1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu SB Jika materi yang disampaikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan B Jika terdapat 1 2 materi yang disampaikan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan K Jika terdapat 3 4 materi yang disampaikan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan SK Jika terdapat > 4 materi yang disampaikan tidak sesuai dengan perekembangan ilmu pengetahuan 2 Keterkinian fitur SB Jika setiap contoh yang disampaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan terkini B Jika terdapat 2 contoh yang disampaikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan terkini K Jika terdapat 3 4 contoh yang disampaikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan terkini SK Jika terdapat 5 contoh yang disampaikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan terkini 3 Rujukan terkini SB Jika terdapat 6 rujukan bertahun 2000 B Jika terdapat 4 5 rujukan berahun 2000 K Jika terdapat 2 3 rujukan bertahun 2000 SK Jika terdapat 1 rujukan bertahun

54 KOMPONEN KEBAHASAAN A. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa SB Jika terdapat 4 materi disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa B Jika terdapat 3 materi disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa K Jika terdapat 2 materi disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SK Jika terdapat 1 materi disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa 2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan social emosional siswa SB Jika terdapat 4 materi menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan sosial emosional siswa B Jika terdapat 3 materi menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan sosial emosional siswa K Jika terdapat 2 materi menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan sosial emosional siswa SK Jika terdapat 1 materi menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan sosial emosional siswa B. Komunikatif 1 Keterpahaman pesan yang ditangkap siswa SB Jika menggunakan bahasa sehari-hari, sering digunakan, mudah dimengerti, dan menjadikan siswa paham pesan yang disampaikan B Jika bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan menjadikan siswa paham pesan yang disampaikan K Jika bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari dan mudah dimengerti 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan SK SB B Jika bahasa yang digunakan mudah dimengerti Jika semua ilustrasi yang disajikan sesuai dengan substansi pesan Jika terdapat 2 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan substansi 111

55 C. Dialogis dan Interaktif 1 Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan K SK pesan Jika terdapat 3 5 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan substansi pesan Jika terdapat 5 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan substansi pesan SB Jika setiap materi mendorong dan memotivasi siswa merespon pesan B Jika terdapat 2 materi yang tidak mendorong dan memotivasi siswa merespon pesan K Jika terdapat 3 4 materi yang tidak mendorong dan memotivasi siswa merespon pesan SK Jika terdapat 5 materi yang tidak mendorong dan memotivasi siswa merespon pesan 2 Keinteraktifan komunikasi SB Jika terdapat 4 materi yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mendorong komunikasi interaktif B Jika terdapat 3 materi yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mendorong komunikasi interaktif K Jika terdapat 2 materi yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mendorong komunikasi interaktif SK Jika terdapat 1 materi yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mendorong komunikasi interaktif D. Lugas 1 Ketepatan struktur kalimat SB Jika setiap kalimat memiliki struktur kalimat yang tepat B Jika terdapat 2 kalimat memiliki struktur kalimat yang tidak tepat K Jika terdapat 3 4 kalimat memiliki struktur kalimat yang tidak tepat SK Jika terdapat 5 kalimat memiliki struktur kalimat yang tidak tepat 2 Kebakuan istilah SB Jika setiap istilah yang digunakan adalah istilah baku 112

56 B Jika terdapat 2 istilah yang tidak baku K Jika terdapat 3 4 istilah yang tidak baku SK Jika terdapat 5 istilah yang tidak baku E. Koherensi dan keruntutan alur piker 1 Keutuhan makna dalam bab/subbab/alinea SB Jika setiap subbab/ alinea memiliki makna yang utuh B Jika terdapat 2 subbab/ alinea memiliki makna yang tidak utuh K Jika terdapat 3 4 subbab/ alinea memiliki makna yang tidak utuh SK Jika terdapat 5 subbab/ alinea memiliki makna yang tidak utuh 2 Keterpautan antarbab/ subbab/ alinea/ SB Jika setiap subbab/ alinea/ kalimat memiliki keterpautan kalimat B Jika terdapat 2 subbab/ alinea/ kalimat yang tidak memiliki keterpautan K Jika terdapat 3 4 subbab/ alinea/ kalimat yang tidak memiliki keterpautan SK Jika terdapat 5 subbab/ alinea/ kalimat yang tidak memiliki keterpautan F. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia 1 Ketepatan tata bahasa SB Jika keseluruhan tatabahasa yang digunakan tepat B Jika terdapat 2 penggunaan tatabahasa yang tidak tepat K Jika terdapat 3 4 penggunaan tatabahasa yang tidak tepat SK Jika terdapat 5 penggunaan tatabahasa yang tidak tepat 2 Ketepatan ejaan SB Jika setiap ejaan yang digunakan tepat B Jika terdapat 2 ejaan yang tidak tepat K Jika terdapat 3 4 ejaan yang tidak tepat SK Jika terdapat 5 ejaan yang tidak tepat G. Penggunaan istilah dan simbol/ lambang 1 Konsistensi penggunaan istilah SB Jika semua istilah yang digunakan konsisten B Jika terdapat 2 istilah yang tidak konsisten 113

57 K Jika terdapat 3 4 istilah yang tidak konsisten SK Jika terdapat 5 istilah yang tidak konsisten 2 Konsistensi penggunaan simbol/ lambang SB Jika setiap simbol/ lambang yang digunakan konsisten B Jika terdapat 2 simbol/ lambang yang tidak konsisten K Jika terdapat 3 4 simbol/ lambang yang tidak konsisten SK Jika terdapat 5 simbol/ lambang yang tidak konsisten 3 Ketepatan penulisan nama ilmiah/ asing SB Jika setiap nama ilmiah/ asing ditulis dengan tepat B Jika terdapat 2 nama ilmiah/ asing yang ditulis tidak tepat K Jika terdapat 3 4 nama ilmiah/ asing yang ditulis tidak tepat SK Jika terdapat 5 nama ilmiah/ asing yang ditulis tidak tepat III. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEKNIK PENYAJIAN 1 Kesesuaian teknik penyajian materi SB Jika teknik penyajian materi sesuai dengan 3 sintaks pembelajaran model dengan sintaks model Learning Cycle Learning Cycle meliputi eksplorasi, penemuan konsep, dan penerapan aplikasi B Jika teknik penyajian materi sesuai dengan 2 sintaks pembelajaran model Learning Cycle K Jika teknik penyajian materi sesuai dengan 1 sintaks pembelajaran model Learning Cycle SK Jika teknik penyajian materi tidak sesuai dengan semua sintaks pembelajaran model Learning Cycle 2 Konsistensi sistematika sajian dalam bab SB Jika secara keseluruhan sistematika sajian bab konsisten B Jika terdapat 1 materi/bagian bab yang disajikan dengan sistematika yang tidak konsisten K Jika terdapat 2 materi/bagian bab yang disajikan dengan sistematika yang tidak konsisten SK Jika terdapat 3 materi/bagian bab yang disajikan dengan sistematika 114

58 yang tidak konsisten 3 Kelogisan penyajian SB Jika terdapat 4 materi yang disajikan dengan logis B Jika terdapat 3 materi yang disajikan dengan logis K Jika terdapat 2 materi yang disajikan dengan logis SK Jika terdapat 1 materi yang disajikan dengan logis 4 Keruntutan konsep SB Jika setiap konsep disajikan dengan runtut B Jika terdapat 2 konsep disajikan dengan tidak runtut K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 konsep disajikan dengan tidak runtut SK Jika terdapat 5 konsep disajikan dengan tidak runtut 5 Keseimbangan substansi antarbab/subbab SB Jika setiap substansi antarsubbab disajikan secara seimbang B Jika terdapat 2 substansi antarsubbab disajikan dengan tidak seimbang K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 substansi antarsubbab disajikan dengan tidak seimbang SK Jika terdapat 5 substansi antarsubbab disajikan dengan tidak seimbang B. PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI 1 Kesesuaian/ketepatan ilustrasi dengan SB Jika semua ilustrasi yang disajikan sesuai dengan materi materi B Jika terdapat 2 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan materi K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan materi SK Jika terdapat 5 ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dengan materi 2 Penyertaan rujukan/sumber acuan pada SB Jika setiap penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran menyertakan penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran rujukan/sumber acuan B Jika terdapat 2 teks, tabel, gambar, dan lampiran tidak menyertakan rujukan/sumber acuan K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 teks, tabel, gambar, dan lampiran tidak menyertakan rujukan/sumber acuan 115

59 SK Jika terdapat 5 teks, tabel, gambar, dan lampiran tidak menyertakan rujukan/sumber acuan 3 Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan SB Jika setiap tabel, gambar, dan lampiran dilengkapi dengan identitas lampiran B Jika terdapat 2 tabel, gambar, dan lampiran tidak dilengkapi dengan identitas K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 tabel, gambar, dan lampiran lampiran tidak dilengkapi dengan identitas SK Jika terdapat 5 tabel, gambar, dan lampiran lampiran tidak dilengkapi dengan identitas 4 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar, dan lampiran SB Jika setiap tabel, gambar, dan lampiran menggunakan penomoran dan penamaan yang tepat B Jika terdapat 2 tabel, gambar, dan lampiran menggunakan penomoran dan penamaan yang tidak tepat K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 tabel, gambar, dan lampiran menggunakan penomoran dan penamaan yang tidak tepat SK Jika terdapat 5 tabel, gambar, dan lampiran menggunakan penomoran dan penamaan yang tidak tepat 5 Kelengkapan daftar pustaka SB Jika terdapat 7 daftar pustaka B Jika terdapat 5 sampai dengan 6 daftar pustaka K Jika terdapat 3 sampai dengan 4 daftar pustaka SK Jika terdapat 1 sampai dengan 2 daftar pustaka 6 Kejelasan rangkuman SB Jika rangkuman bisa dipahami setelah dibaca sekali B Jika rangkuman bisa dipahami setelah dibaca sekali secara intensif K Jika rangkuman bisa dipahami setelah dibaca 2 kali SK Jika rangkuman bisa dipahami setelah dibaca lebih dari 2 kali 116

60 RUBRIK PENILAIAN LKS No Aspek Penilaian Indikator A Pendekatan Penulisan 1. Menuntut siswa menggunakan metode ilmiah SB Jika LKS yang disajikan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan semua metode ilmiah B Jika LKS yang disajikan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan 5 6 metode ilmiah K Jika LKS yang disajikan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan 3 4 metode ilmiah SK Jika LKS yang disajikan menggunakan kemampuan siswa dalam menggunakan 1 2 metode ilmiah 2. Menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan SB Jika 5 percobaan menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan B Jika 3-4 percobaan menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan K Jika 2 percobaan menghubungkan illmu pengetahuan dan teknologi SK Jika 1 percobaan menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi B Keterpaduan Konsep Tipe Shared 3. Kesesuaian tema dengan SK dan KD dalam SB Jika 2 SK dan 2 KD sesuai dengan tema KTSP B Jika 1 SK dan 2 KD yang sesuai dengan tema K Jika 1 SK dan 1 KD yang sesuai dengan tema 4. Keterkaitan materi-materi dengan tema yang disajikan SK SB B K Jika semua tidak sesuai dengan tema Jika semua materi memiliki keterkaiatan dengan tema Jika 4 5 materi memiliki keterkaitan dengan tema Jika 2 3 materi memiliki keterkaitan dengan tema 117

61 C D E F Kebenaran konsep 5. Kesesuaian konsep dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli Kedalaman konsep 6. Kedalaman materi sesuai dengan kemampuan siswa SK SB B K SK Jika 1 materi memiliki keterkaitan dengan tema Jika semua materi sesuai dengan yang dikemukakan ahli Jika 4 5 materi sesuai dengan yang dikemukakan ahli Jika 2 3 materi sesuai dengan yang dikemukakan ahli Jika 1 materi sesuai dengan yang dikemukakan ahli SB Jika semua materi sesuai dengan kemampuan siswa B Jika 4 5 materi sesuai dengan kemampuan siswa K Jika 2 3 materi sesuai dengan kemampuan siswa SK Jika 1 materi sesuai dengan kemampuan siswa Penilaian 7. Soal-soal penilaian sesuai dengan indikator SB Jika soal penilaian sesuai dengan indikator keberhasilan siswa B Jika soal penilaian sesuai dengan 9 12 indikator keberhasilan siswa K Jika soal penilaian sesuai dengan 5 8 indikator keberhasilan siswa SK Jika soal penilaian sesuai dengan 1 5 indikator keberhasilan siswa 8. Soal-soal penilaian mudah dipahami SB Soal-soal penilaian mudah dicari sumbernya, singkat, Kegiatan Eksperimen B K SK mudah dipahami, dan sesuai dengan materi Soal-soal penilaian mudah dicari sumbernya, singkat, dan mudah dipahami Soal-soal penilaian mudah dicari sumbernya dan singkat Soal-soal penilaian mudah dicari sumbernya 118

62 G 9. Mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum, dan fakta 10. Kesesuaian kegiatan/ eksperimen dengan materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs SB B K SK SB B K SK Jika siswa dapat menyimpulkan konsep, hukum, dan fakta dengan benar Jika siswa dapat menyimpulkan konsep, hukum, dan fakta cukup benar Jika siswa dapat menyimpulkan konsep, hukum, dan fakta kurang benar Jika siswa dapat menyimpulkan konsep, hukum, dan fakta tidak benar Jika kegiatan/ eksperimen sesuai dengan 6 materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs Jika kegiatan/ eksperimen sesuai dengan 4-5 materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs Jika kegiatan/ eksperimen sesuai dengan 2-3 materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs Jika kegiatan/ eksperimen sesuai dengan 1 materi pokok dalam KTSP IPA SMP/ MTs Kejelasan kalimat 1. Kalimat tidak menimbulkan makna ganda SB Jika kalimat tidak bermakna ganda, jelas dan tidak menggunakan kata kiasan B Jika kalimat tidak bermakna ganda dan jelas tetapi banyak menggunakan kata kiasan K Jika kalimat bermakna ganda dan tidak jelas tetapi tidak menggunakan kata kiasan SK Jika kalimat bermakna ganda, tidak jelas dan banyak menggunakan kata kiasan 2. Kemudahan kalimat untuk dipahami SB Jika kalimat mudah dibaca, singkat, dan tidak ada salah B konsep Jika kalimat mudah dibaca, singkat, dan ada salah konsep 119

63 H I Kebahasaan 3. Bahasa yang digunakan komunikatif dan interaktif K SK SB B K SK Jika kalimat mudah dibaca, panjang, dan ada salah konsep Jika kalimat sukar dibaca, panjang, dan ada salah konsep Jika bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, mudah dimengerti, dan sesuai ejaan yang benar Jika bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa dan mudah dimengerti Jika bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa Jika bahasa yang digunakan tidak komunikatif dan interaktif Penampilan fisik 4. Penampilan sampul LKS menarik SB Gambar menarik, warna yang sesuai, ukuran huruf dan bentuk huruf yang menarik B K SK Gambar menarik, warna yang sesuai, ukuran huruf menarik tetapi bentuk huruf tidak menarik Gambar menarik, warna yang sesuai, tetapi ukuran huruf dan bentuk huruf tidak menarik Gambar menarik tetapi warna tidak sesuai, ukuran huruf dan bentuk huruf tidak menarik 5. Gambar atau ilustrasi menarik perhatian siswa SB Jika 12 gambar menarik perhatian siswa B Jika 8-11gambar menarik perhatian siswa K Jika 4 7 gambar menarik perhatian siswa SK Jika < 3 gambar menarik perhatian siswa 6. Pengemasan tugas dan latihan menarik untuk siswa SB Kalimat mudah dipahami, tersedia tempat untuk menjawab, gambar/ ilustrasi dan penggunaan huruf B menarik Kalimat mudah dipahami, tersedia tempat untuk 120

64 menjawab dan gambar/ ilustrasi menarik tetapi penggunaan huruf tidak menarik K Kalimat mudah dipahami, tersedia tempat untuk menjawab tetapi gambar/ ilustrasi dan penggunaan huruf tidak menarik SK Kalimat mudah dipahami tetapi tidak tersedia tempat untuk menjawab, gambar/ ilustrasi dan penggunaan huruf tidak menarik 7. Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca SB Jika bentuk dan ukuran huruf sangat mudah dibaca B Jika bentuk dan ukuran huruf cukup mudah dibaca K Jika bentuk dan ukuran huruf kurang mudah dibaca SK Jika bentuk dan ukuran huruf tidak mudah dibaca 121

65 RUBRIK PENILAIAN LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF Komponen Soal No Aspek yang dinilai Skor Rubrik Penyekoran Materi Kebahasaan Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam soal Kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan SB B K SK SB B K SK SB B K SK SB B K SK SB B K SK Jika soal dengan tujan pembelajaran sesuai secara lengkap Jika 1 soal yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika 2-5 soal yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika 6 soal yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika memiliki kesesuaian secara lengkap Jika 1 soal yang tidak memiliki kesesuaian Jika 2-5 soal yang tidak memiliki kesesuaian Jika 6 soal memiliki kesesuaian Jika memiliki kesesuaian secara lengkap Jika 1 soal yang tidak memiliki kesesuaian Jika 2-5 soal yang tidak memiliki kesesuaian Jika 6 soal yang tidak memiliki kesesuaian Jika semua soal menggunakan tata bahasa baku Jika 1 soal tidak menggunakan tata bahasa baku Jika 2-5 soal tidak menggunakan tata bahasa baku Jika 6 soal tidak menggunakan tata bahasa baku Jika semua soal memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan Jika 1 soal tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan Jika 2-5 soal tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan Jika 6 soal tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pertanyaan 122

66 RUBRIK PENILAIAN LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR Komponen Soal No Aspek yang dinilai Skor Rubrik Penyekoran Materi Kebahasaan Kesesuaian pernyataan dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian batasan pernyataan dan jawaban yang diharapkan Kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan petunjuk pengukuran jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam pernyataan Kekomunikatifan rumusan kalimat pernyataan SB B K SK SB B K SK SB B K SK SB B K SK SB B Jika pernyataan dengan tujan pembelajaran sesuai secara lengkap Jika 1 pernyataan yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika 2 pernyataan yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika 3 pernyataan yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Jika memiliki kesesuaian secara lengkap Jika 1 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika 2 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika 3 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika memiliki kesesuaian secara lengkap Jika 1 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika 2 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika 3 pernyataan yang tidak memiliki kesesuaian Jika semua pernyataan menggunakan tata bahasa baku Jika 1 pernyataan tidak menggunakan tata bahasa baku Jika 2 pernyataan tidak menggunakan tata bahasa baku Jika 3 pernyataan tidak menggunakan tata bahasa baku Jika semua pernyataan memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pernyataan Jika 1 pernyataan tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pernyataan 123

67 Konstruksi 1 Kejelasan dan kelugasan perumusan pokok pernyataan 2 Kejelasan petunjuk pengisian K SK SB B K SK SB B K SK Jika 2 pernyataan tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pernyataan Jika 3 pernyataan tidak memiliki kekomunikatifan rumusan kalimat pernyataan Jika semua pokok pernyataan memiliki kejelasan pernyataan dan kelugasan pernyataan Jika 1 pernyataan tidak memiliki kejelasan pernyataan dan kelugasan pernyataan Jika 2 pernyataan tidak memiliki kejelasan pernyataan dan kelugasan pernyataan Jika 3 pernyataan tidak memiliki kejelasan pernyataan dan kelugasan pernyataan Jika petunjuk pengisian sangat jelas Jika petunjuk pengisian jelas Jika petunjuk pengisian cukup jelas Jika petunjuk pengisian kurang jelas 124

68 Lampiran 5 Lembar Penilaian dan Pernyataan Ahli Perangkat Pembelajaran 125

69 126

70 127

71 128

72 129

73 130

74 131

75 132

76 133

77 134

78 135

79 136

80 137

81 138

82 139

83 140

84 141

85 Lampiran 6 Daftar nama Tim Penilai (Guru IPA SMP/MTs) A. Uji Lapangan skala kecil Onie Rodyanti W, S.Pd Agung Siswantara Eti Sugiarti, S.Pd Linda Lasmawati, S.Pd Sungadiyono Pamuji Laela Nurkhasanah SMP N 1 Sampang SMP N 1 Sampang SMP N 1 Sampang SMP Purnama Sampang SMP Purnama Sampang SMP Purnama Sampang B. Ahli Perangkat Pembelajaran R. Edi Haryanto P.P SMP N 15 Yogyakarta Retno Tititsari SMP N 15 Yogyakarta Nuryati SMP N 15 Yogyakarta Retno Haryati, S.Pd SMP N 15 Yogyakarta Retno Yusiani T SMP N 15 Yogyakarta Dewi Nurwinanti SMP N 15 Yogyakarta Bahroni Nur Susilo, S.Pd.Si MTs N Yogyakarta II Siti Munawaroh, S.Pd MTs N Yogyakarta II Restuning Tri Untari, S.Si MTs N Yogyakarta II Dra. Eni Suharsih, M.Sc MTs N Yogyakarta II Prapti Jazaroh, S.Pd.Si MTs N Yogyakarta II Hermizah, S.Pd SMP N 1 Pandak Kusmiyati, M.Pd SMP N 2 Pundong Endang Wasis Priyati, S.Pd SMP N 2 Pundong Sarbini, S.Pd SMP N 2 Pundong 142

86 Lampiran 7 Lembar Pernyataan dan Penilaian Kualitas Guru IPA SMP/MTs Skala kecil 143

87 144

88 SILABUS DAN RPP BUKU SISWA 145

89 LKS 146

90 LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR 147

91 Lampiran 8 Lembar Pernyataan dan Penilaian Kualitas Guru IPA SMP/MTs Skala besar 148

92 149

93 150

94 LKS 151

95 LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF 152

96 153

97 154

98 BUKU SISWA 155

99 LKS 156

100 157

101 Lampiran 9 Tabulasi Kualitas SSP IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan Berdasarkan Penilaian Ahli Perangkat Pembelajaran A. Silabus Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Rata-rata ,33 Presentase dari skor idela , , ,67 83,3% , Jumlah skor ,99 Jumlah kriteria = 6 Jumlah penilai = 3 n = 6 3 = 18 skor max. Ideal = n skor maksimal = 18 4 = = = 3,33 (sangat baik) Persentase keidealan = = % = 83,3% 158

102 B. RPP Aspek Penilaian Perumusan tujuan pembelajaran Pemilihan Materi Pemilihan Sumber belajar Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Σ Per Aspek Ratarata , , , , Jumlah skor ,34 Skenario Pembelajaran Presentase dari skor ideal 91,67% Jumlah kriteria = 8 Jumlah penilai = 3 n = 8 3 = 24 skor max. Ideal = n skor maksimal = 24 4 = = = 3,67 (sangat baik) Persentase keidealan = = % = 91,67% 159

103 C. Buku Siswa Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Σ Per Aspek Rata-rata Presentase dari skor ideal Cakupan Materi Keakuratan Materi Kemutakhiran , , ,67 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa ,33 Kekomunikatifan , Dialogis dan Interaktif Lugas Koherensi & keruntutan ,33 alur pikir Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia ,67 83,82% Penggunaan istilah dengan simbol/ lambang Teknik Penyajian Pendukung penyajian materi Jumlah skor ,99 Jumlah kriteria = 34 Jumlah penilai = 3 n = 34 3 = 102 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,35 (sangat baik) = 408 Persentase keidealan = 100% = 83,82% 160

104 D. LKS Aspek Penilaian Pendekatan penulisan Keterpaduan konsep tipe shared Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Kebenaran konsep Kedalaman konsep Σ Per Aspek Ratarata 20 6, , , ,67 Presentase dari skor ideal Penilaian Kegiatan Eksperimen Kejelasan kalimat , , , Kebahasaan ,28% ,33 Penampilan fisik Jumlah skor ,35 Jumlah kriteria = 19 Jumlah penilai = 3 n = 19 3 = 57 skor max. Ideal = n skor maksimal = 57 4 = = = 3,49 (sangat baik) = 228 Persentase keidealan = 100% = 87,28% 161

105 E. LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Σ Per Aspek Ratarata Materi , Kebahasaan Jumlah skor ,67 Presentase dari skor ideal 83,3% Jumlah kriteria = 5 Jumlah penilai = 3 n = 5 3 = 15 skor max. Ideal = n skor maksimal = 15 4 = = = 3,33 (sangat baik) Persentase keidealan = = % = 83,3% 162

106 F. LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian I II III Σ Skor Σ Per Aspek Ratarata Materi , Kebahasaan Konstruksi Jumlah skor ,67 Presentase dari skor ideal 88,10% Jumlah kriteria = 7 Jumlah penilai = 3 n = 7 3 = 21 skor max. Ideal = n skor maksimal = 21 4 = = = 3,52 (sangat baik) Persentase keidealan = = % = 88,1% 163

107 Lampiran 10 Tabulasi Kualitas SSP IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan pada Uji Coba Lapangan Skala kecil A. Komponen Silabus Jumlah kriteria = 6 Jumlah penilai = 6 n = 6 6 = 36 skor max. Ideal = n skor maksimal = 36 4 = = = 3,08 (baik) = 144 Persentase keidealan = 100% = 77,08% B. Komponen RPP Jumlah kriteria = 8 Jumlah penilai = 6 n = 6 8 = 48 skor max. Ideal = n skor maksimal = 48 4 = = = 3,14 (baik) = 192 Persentase keidealan = 100% = 78,6% C. Komponen Buku Siswa Jumlah kriteria = 34 Jumlah penilai = 6 n = 6 34 = 204 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,25 (sangat baik) =

108 Persentase keidealan = 100% = 81,37% D. Komponen LKS Jumlah kriteria = 19 Jumlah penilai = 6 n = 6 19 = 114 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,35 (sangat baik) = 456 Persentase keidealan = 100% = 83,9% E. Komponen Lembar Penilaian kognitif Jumlah kriteria = 5 Jumlah penilai = 6 n = 6 5 = 30 skor max. Ideal = n skor maksimal = 30 4 = = = 3,23 (baik) = 120 Persentase keidealan = 100% = 80,8% F. Komponen Lembar Penilaian Afektif dan psikomotor Jumlah kriteria = 7 Jumlah penilai = 6 n = 6 7 = 42 skor max. Ideal = n skor maksimal = 42 4 = = = 3,4 (sangat baik) = 168 Persentase keidealan = 100% = 85,1% 165

109 Lampiran 11 Tabulasi Kualitas SSP IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema Energi Kalor dalam Kehidupan pada Uji Coba Lapangan Skala besar A. Komponen Silabus Jumlah kriteria = 6 Jumlah penilai = 15 n = 6 15 = 90 skor max. Ideal = n skor maksimal = 90 4 = = = 3,2 (baik) = 360 Persentase keidealan = 100% = 80% B. Komponen RPP Jumlah kriteria = 8 Jumlah penilai = 15 n = 8 15 = 120 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,23 (baik) = 480 Persentase keidealan = 100% = 80,84% C. Komponen Buku Siswa Jumlah kriteria = 34 Jumlah penilai = 15 n = = 510 skor max. Ideal = n skor maksimal = = 2040 = = = 3,33 (sangat baik) 166

110 Persentase keidealan = 100% = 83,3% D. Komponen LKS Jumlah kriteria = 19 Jumlah penilai = 15 n = = 285 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,33 (sangat baik) = 1140 Persentase keidealan = 100% = 83,3% E. Komponen Lembar Penilaian kognitif Jumlah kriteria = 5 Jumlah penilai = 15 n = 5 15 = 75 skor max. Ideal = n skor maksimal = 75 4 = = = 3,33 (sangat baik) = 300 Persentase keidealan = 100% = 83,3% F. Komponen Lembar Penilaian Afektif dan psikomotor Jumlah kriteria = 7 Jumlah penilai = 15 n = 7 15 = 105 skor max. Ideal = n skor maksimal = = = = 3,4 (sangat baik) = 420 Persentase keidealan = 100% = 85,9% 167

111 Lampiran 12 Surat izin penelitian 168

112 169

113 170

114 Lampiran 13 Surat selesai penelitian 171

115 172

116 173

117 174

118 PRODUK SSP IPA TERPADU

119

120 SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Tipe Shared Berbasis Model Learning Cycle untuk Kelas VII dengan Tema "Energi Kalor dalam Kehidupan"

121 SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Pembimbing : 1. Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd 2. Ika Kartika, M. Pd. Si Penyunting : Yuli Fatmawati Desain cover : Syaiful Rohman Hakim Terima Kasih Kepada Mahasiswa Pendidikan Fisika 08 Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yfatmawati45@gmail.com yon_go_girl@yahoo.com CETAKAN PERTAMA TAHUN 2013 Fatmawati, Yuli SSP (Subject Specific Pedagogy) IPA Terpadu Yuli Fatmawati :penyunting, Yuli Fatmawati - cet.1 - Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2013

122 PENGANTAR Subject Specific Pedagogy (SSP) ini dikembangkan dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di SMP/MTs tentang Energi Kalor dalam kehidupan terdapat materi fisika dan kimia. SSP merupakan pengemasan bidang studi menjadi perangkat pembelajaran yang komprehensif dan solid yang mencakup standar kompetensi, materi, strategi, metode, dan media, serta evaluasi (lembar penilaian hasil belajar). SSP ini berbasis model Learning Cycle. Di dalam SSP ini disajikan seluruh perangkat pembelajaran yang diperlukan guru ketika mengajar. Komponen-komponen perangkat pembelajaran tersebut meliputi: 1. Silabus 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Lembar Kerja Siswa 4. Buku Siswa 5. Lembar Penilaian Perangkat ini dibuat untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran di SMP/MTs kelas VII pada materi Energi kalor dalam kehidupan. Pelaksanaan pembelajaran dikemas melalui model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) yang dikembangkan oleh Karplus. Tahun pembelajaran ini memiliki 3 siklus yakni eksplorasi, pengenalan materi, dan aplikasi konsep. Dalam fase eksplorasi dapat memunculkan perbedaan pendapat antarsiswa atas ide-ide yang mereka miliki dalam menganalisis pertanyaan yang muncul. Analisis siswa yang muncul atas masalah yang dikemukakan dapat dibuat diskusi ringkas. Eksplorasi juga memungkinkan siswa untuk mengalami objek dan peristiwa dalam rangka untuk merangsang pemikiran mereka tentang konsep atau prinsip dan memungkinkan mereka untuk menemukan pola dan hubungan. Fase kedua yaitu penemuan konsep (concept invention). Materi yang diangkat dalam SSP ini adalah materi tentang Energi Kalor dalam Kehidupan. Fase ini adalah fase penemuan konsep yang memungkinkan siswa untuk 1

123 menemukan hubungan di antara objek-objek dan peristiwa yang telah dialami. Pengenalan materi ini seharusnya selalu diikuti eksplorasi dan secara langsung berhubungan dengan aktivitas eksplorasi. Dalam pendekatan ini seorang guru harus mengenalkan kepada siswa bahwa fase ini berhubungan langsung dengan fase berikutnya yaitu aplikasi konsep. Fase ketiga yaitu aplikasi konsep. Siswa mengaplikasi materi baru dalam fase ini. Aplikasi konsep yang dilakukan oleh siswa dapat mengorganisasi pembentukan konsep yang ada di dalam diri siswa tahap demi tahap sehingga siswa tidak mengandalkan penjelasan guru dalam memahami konsep tertentu melainkan mereka memahami sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman belajar mereka (E Lawson, Anton, 1995: ). Dalam fase ini guru diharapkan memfasilitasi untuk beraktivitas, menemukan gagasan dan mempertahankan gagasan siswa. Penulis, Yuli Fatmawati 2

124 SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERPADU (MODEL SHARED) BERBASIS LEARNING CYCLE Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : VII / 1 (satu) Tema : Energi Kalor dalam Kehidupan Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya 4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 4.4 Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 pertemuan) Materi Pembelajaran Pengertian energi kalor dan Pemanfaatan Kegiatan Pembelajaran Menayangkan slide tentang energi kalor Membaca materi Indikator Penilaian Alokasi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Instrumen Tes 8 x 40 tertulis menit Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu Soal pilihan ganda, lembar penilaian Definisi dari kalor yang benar dibawah ini adalah a. kalor merupakan salah satu bentuk energi yang Sumber Belajar Buku Siswa LKS 1

125 kalor Perpindahan kalor (konduksi, konveksi, radiasi) Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat terkait energi kalor di dalam Buku Siswa Energi Kalor dalam kehidupan Menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari Mengidentifikasi mekanisme perpindahan kalor dalam diskusi Melakukan presentasi hasil diskusi Menggunakan konsep perpindahan kalor untuk menyelesaikan soal secara berkelompok Melakukan percobaan tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat Mempresentasikan hasil percobaan dan perubahan wujud zat Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat Menunjukkan pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan macam-macam perpindahan kalor Menunjukkan penerapan sifatsifat perpindahan kalor Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud zat Tes tertulis Tes tertulis afektif dan psikomotor Soal pilihan ganda, lembar penilaian afektif dan psikomotor Soal pilihan ganda, lembar penilaian afektif dan psikomotor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika bersentuhan b. kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke benda yang suhunya lebih tinggi jika bersentuhan c. ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda d. pilihan a,b dan c salah Perpindahan kalor yang terjadi ketika salah satu ujung penggaris logam dipanaskan adalah secara... a. konduksi b. radiasi c. konveksi d. emisi Berikut ini hubungan kalor dengan perubahan wujud zat adalah. a. melebur dan menguap memerlukan kalor b. menguap dan Buku Siswa LKS Buku Siswa LKS 2

126 Meminta siswa untuk mengerjakan soal secara berkelompok mengembun memerlukan kalor c. membeku dan melebur melepaskan kalor d. melebur dan mengembun melepaskan kalor Reaksi kimia Menayangkan slide tentang reaksi kimia Meminta siswa untuk membaca materi dan melakukan percobaan tentang reaksi kimia di dalam buku siswa dan LKS Energi Kalor dalam Kehidupan Mengerjakan tugas dalam LKS (Energi Kalor dalam Kehidupan) Mereaksikan dua zat untuk menunjukkan terjadinya pembentukan gas Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia Tes tertulis Soal pilihan ganda, lembar penilaian afektif dan psikomotor Zat yang merupakan hasil reaksi disebut. a. reaktan b. katalis c. produk d. input Buku Siswa LKS 3

127 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPA TERPADU TIPE SHARED BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE Sekolah : SMP/MTs Kelas/Semester : VII/I (satu) Mata Pelajaran : IPA Terpadu Tema : Energi Kalor dalam kehidupan Standar Kompetensi Pendukung : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya 4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia Kompetensi Dasar Awal : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 4.4 Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana Indikator : 1. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud zat 2. Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat 3. Menunjukkan pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari 4. Menjelaskan macam-macam perpindahan kalor 5. Menunjukkan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor 6. Mereaksikan dua zat untuk menunjukkan terjadinya pembentukan gas 7. Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia Alokasi waktu : 8 x 40 menit (4 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Mengamati perubahan suhu akibat perpindahan kalor dengan teliti 1

128 2. Mengamati hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dengan teliti 3. Menerapkan hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat, dan kalor jenis untuk menyelesaikan masalah dengan kreatif 4. Mengaplikasikan konsep pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif 5. Membedakan macam-macam perpindahan kalor dengan teliti 6. Mengaplikasikan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan seharihari dengan kreatif 7. Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat dengan teliti 8. Menuliskan persamaan reaksi kimia dengan teliti 9. Menyebutkan reaksi kimia dengan teliti B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian kalor 2. Perpindahan kalor 3. Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat 4. Reaksi kimia 5. Pemanfaatan Kalor C. Pendekatan dan Model Pembelajaran Model : Learning Cycle Pendekatan : Contextual Teaching and Learning (CTL) Metode : Ceramah, diskusi dan eksperimen 2

129 D. Langkah-langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA Kegiatan Pendahuluan (± 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru membuka pelajaran dengan 1. Siswa membalas salam dan mengucapkan salam dan membaca membaca doa doa 2. Guru memberikan apersepsi 2. Siswa merespon dengan hubungan api unggun dengan memberikan tanggapan contoh materi yang akan dibahas apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan 3. Siswa mendengarkan penjelasan pembelajaran guru. 4. Guru membagi siswa menjadi 4. Siswa berkumpul sesuai kelompok beberapa kelompok Kegiatan Inti (± 50 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Exploration (Eksplorasi): Exploration (Eksplorasi): 5. Guru menayangkan slide tentang 5. Siswa bertanya tentang slide yang energi kalor tidak dimengerti dan mencatat hal 6. Guru meminta siswa yang penting mengungkapkan fenomena apa 6. Siswa mengungkapkan hasil yang terkait dengan energi kalor pengamatannya di kehidupan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Concept invention (Penemuan konsep): 7. Guru meminta siswa untuk membaca materi terkait energi kalor di dalam Buku Siswa Energi Kalor dalam Kehidupan 8. Guru meminta salah satu siswa Concept invention (Penemuan konsep): 7. Siswa membaca materi terkait energi kalor di dalam Buku Siswa Energi Kalor dalam Kehidupan 8. Siswa membaca materi tentang 3

130 membaca pengertian energi kalor kalor dan mencatat konsep-konsep dan pemanfaatan energi kalor yang telah dipelajari melalui proses diskusi dan tanya jawab. Concept Application (Aplikasi Konsep) Concept Application (Aplikasi Konsep) 9. Guru memberikan masalah tentang 9. Siswa mengerjakan latihan untuk konsep energi kalor dalam memecahkan masalah yang kehidupan sehari-hari dan diberikan guru dengan teliti manfaatnya bagi kehidupan Kegiatan Penutup (± 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru mengajak siswa untuk 1. Siswa menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang telah di jelaskan guru dipelajari 2. Guru mengingatkan siswa untuk 2. Siswa akan mengerjakan tugas yang mengerjakan tugas membaca diberikan tentang perpindahan kalor 3. Guru menutup pelajaran dengan 3. Siswa berdoa dan menjawab salam berdoa dan mengucapkan salam PERTEMUAN KEDUA Kegiatan Pendahuluan (± 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca 1. Siswa membalas salam guru dan membaca doa doa 2. Guru menanyakan tugas yang telah 2. Siswa menanyakan terkait tugas diberikan yaitu membaca tentang yang tidak dimengerti pada perpindahan kalor pertemuan sebelumnya 3. Guru menyampaikan tujuan 3. Siswa memperhatikan dengan 4

131 pembelajaran seksama 4. Guru membagi siswa menjadi 4. Siswa berkumpul sesuai kelompok beberapa kelompok Kegiatan Inti (± 50 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Exploration (Eksplorasi): Exploration (Eksplorasi): 1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa mengidentifikasi mekanisme mengidentifikasikan mekanisme perpindahan kalor perpindahan kalor 2. Guru mengarahkan jalannya diskusi 2. Siswa bertukar pikiran dengan kelompok Concept invention (Penemuan konsep): 3. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi 4. Guru mengarahkan siswa untuk mengevaluasi hasil presentasi dan menghubungkan kalor dalam kehidupan sehari-hari Concept invention (Penemuan konsep): 3. Siswa presentasi dan memperhatikan presentasi teman 4. Siswa mengungkapkan pendapat dan pertanyaan-pertanyaan Concept Application (Aplikasi Konsep) Concept Application (Aplikasi Konsep) 1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah secara bersama teman kelompoknya berkelompok dengan sungguh-sungguh 2. Guru memfasilitasi siswa untuk 2. Siswa mengajukan berbagai mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada guru Kegiatan Penutup (± 10 menit) Kegiatan guru Kegiatan siswa 1. Guru mereview materi yang telah 1. Siswa bertanya kepada guru jika 5

132 dipelajari 2. Guru menyimpulkan bersama dan memberikan tugas individu tentang materi pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat 3. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam ada hal yang tidak dimengerti 2. Siswa menyimpulkan materi dan mencatat tugas pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat 3. Siswa berdoa dan menjawab salam PERTEMUAN KETIGA Kegiatan Pendahuluan (± 20 menit) Kegiatan guru Kegiatan siswa 1. Guru membuka pelajaran dengan 1. Siswa membalas salam dari guru dan mengucapkan salam dan membaca membaca doa doa 2. Guru memberikan apersepsi berupa 2. Siswa memberikan jawabannya beberapa pernyataan menyangkut terkait dengan materi pengaruh kalor tugas individu untuk mempelajari terhadap perubahan wujud zat materi pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat 3. Siswa memahami tujuan 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan pembelajaran guru Kegiatan Inti (± 50 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Exploration (Eksplorasi): Exploration (Eksplorasi): 1. Guru membagi siswa ke dalam 1. Siswa berkumpul sesuai dengan beberapa kelompok eksperimen kelompoknya 2. Guru meminta siswa untuk 2. Siswa menyiapkan alat-alat yang menyiapkan alat-alat (pengamatan diperlukan untuk percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan (pengamatan pengaruh kalor wujud zat) terhadap perubahan wujud zat) 6

133 3. Guru mendampingi siswa melakukan kegiatan percobaan dengan mengacu petunjuk percobaan di LKS 3. Siswa melakukan percobaan dengan mengacu petunjuk percobaan di LKS Concept invention (Penemuan konsep): 1. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Concept invention (Penemuan konsep): 1. Siswa presentasi dan mendengarkan presentasi teman 2. Siswa bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti Concept Application (Aplikasi Konsep) Concept Application (Aplikasi Konsep) 3. Guru meminta siswa untuk 3. Siswa mengerjakan masalah dengan mengerjakan masalah secara sungguh-sungguh dengan berkelompok kelompoknya 4. Guru mengarahkan dan 4. Siswa mengemukakan mengevaluasi hasil diskusi siswa pendapat/pertanyaan jika masih ada hal yang tidak dimengerti Kegiatan Penutup (± 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru mereview materi yang telah 1. Siswa memperhatikan penjelasan dipelajari guru 2. Guru memberikan tugas individu 2. Siswa mengingat tugas yang diberikan 3. Guru menutup pelajaran dengan 3. Siswa berdoa dan menjawab salam berdoa dan mengucapkan salam 7

134 PERTEMUAN KEEMPAT Kegiatan Pendahuluan (± 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru membuka pelajaran dengan 1. Siswa membalas salam dan mengucapkan salam dan membaca membaca doa doa 2. Siswa memberikan pertanyaan pada 2. Guru mereview kembali materi yang guru terkait materi yang telah telah dipelajari pada pertemuan dipelajari pada pertemuan sebelumnya sebelumnya 3. Guru menyampaikan tujuan 3. Siswa memahami tujuan pembelajaran pembelajaran yang disampaikan guru 4. Guru membagi siswa menjadi 4. Siswa berkumpul sesuai kelompok beberapa kelompok Kegiatan Inti (± 50 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Exploration (Eksplorasi): Exploration (Eksplorasi): 1. Guru menayangkan slide tentang 1. Siswa mengamati slide dan reaksi kimia dan meminta siswa mencatat hal yang tidak dimengerti mengamati tentang reaksi kimia 2. Guru meminta siswa 2. Siswa mengungkapkan pertanyaan mengungkapkan apa yang tidak apa yang tidak difahami dari slide difahami dalam slide tersebut tersebut Concept invention (Penemuan konsep): 3. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang reaksi kimia di dalam Buku Siswa Energi Kalor dalam kehidupan 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan Concept invention (Penemuan konsep): 3. Siswa membaca materi dalam Buku Siswa Energi Kalor dalam kehidupan 4. Siswa memberikan pertanyaan dari hasil membaca sebelumnya 8

135 Concept Application (Aplikasi Konsep) Concept Application (Aplikasi Konsep) 5. Guru meminta siswa untuk 5. Siswa mengerjakan tugas dengan mengerjakan tugas dalam LKS teliti Energi Kalor dalam kehidupan) 6. Guru meminta siswa agar 6. Siswa mengumpulkan tugas yang mengumpulkan hasil tugasnya diberikan guru Kegiatan Penutup (± 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru meriview materi yang telah 1. Siswa mereview bersama guru dipelajari tentang materi yang dipelajari 2. Guru memberikan tugas agar 2. Siswa mengingat dan mengerjakan dikumpulkan minggu depan tugas yang diberikan 3. Guru menutup pelajaran dengan 3. Siswa berdoa dan menjawab salam berdoa dan mengucapkan salam E. Sumber Belajar 1. Buku Siswa Energi Kalor dalam Kehidupan 2. LKS F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik penilaian dan bentuk instrumen Teknik Bentuk Instrumen Tes tertulis Pilihan ganda Yogyakarta, 2013 Mengetahui Kepala SMP/MTs Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. 9

136

137 Setelah mempelajari materi ini, siswa mampu : 1. Mengamati perubahan suhu akibat perpindahan kalor dengan teliti 2. Mengamati hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dengan teliti 3. Menerapkan hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dalam soal dengan kreatif 4. Mengaplikasikan konsep pemanfaatan sifat kalor dalam dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif 5. Membedakan macam-macam perpindahan kalor dengan teliti 6. Mengaplikasikan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif 7. Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat dengan teliti 8. Menuliskan persamaan reaksi kimia dengan teliti 9. Menyebutkan reaksi kimia dengan teliti Tahukah kamu energi kalor sangatlah erat kaitannya kaitannya dengan kehidupan sehari-hari? Contohnya Matahari, jika kulitmu terkena panas matahari pastilah akan terasa panas. Panas matahari merupakan sumber energi kalor dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bendabenda yang menggunakan kalor juga sangat erat kaitannya di sekeliling kita, misalkan saja kulkas, kompor, dispenser, alat penanak penanak nasi, setrika dan lain sebagainya. Energi kalor terdapat dimana-mana dan dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk bentuk lain. Namun, tahukah kamu apa sebenarnya energi kalor itu? Untuk memahami lebih lanjut mengenai energi kalor, mari kita pelajari uraian berikut dengan gembira dan antusias.

138 DAFTAR ISI Halaman judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Peta Konsep... i ii iii iv 1. Pengertian Kalor Perpindahan Kalor... 3 Perpindahan kalor secara konduksi... 3 Perpindahan kalor secara konveksi... 5 Perpindahan kalor secara radiasi Pengaruh Kalor terhadap perubahan Wujud zat Reaksi Kimia Ciri-ciri reaksi kimia Faktor yang mempengaruhi reaksi Pemanfaatan Kalor iii

139 PETA KONSEP Untuk mempermudah pemahaman materi ini, cermatilah peta konsep berikut! ENERGI KALOR Berpindah dengan cara mengakibatkan Perubahan Suhu perubahan wujud zat Pemuaian memerlukan kalor melepaskan kalor mengalami Mencair, menguap, menyublim Membeku, mengembun, deposisi Reaksi Kimia pemanfaatan kalor Perpindahan Kalor termos, setrika, cat mobil yg dibuat mengkilap, memakai baju cerah disaat panas, pemasangan sambungan rel kereta Konduksi, konveksi, radiasi

140 PENGERTIAN KALOR Pernahkah kalian membeli es krim? Apabila kalian membeli es krim kemudian tidak segera dimakan, lama-kelamaan es krim tersebut akan mencair. Mengapa es krim tersebut dapat mencair? Peristiwa mencairnya es krim tersebut terjadi karena es krim menerima kalor dari lingkungan sekitar, sehingga suhunya mengalami kenaikan dan pada akhirmya menyebabkan es krim tersebut mencair. Nah, tahukah kamu apa yang dimaksud Gambar 1 : es krim dengan kalor? Untuk mengetahuinya, bacalah uraian materi bab ini yang akan membahas kalor. Sumber : zakipedia.blogspot.com Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor. Kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air. Energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor. Secara alami kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih rendah (dingin). Kalor juga dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi jika dibantu dengan alat yaitu mesin pendingin. 1

141 Istilah kalor yang berasal dari caloric, yang pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Laurent Lavoiser ( ) seorang ahli kimia dari Perancis. Oleh para ahli kimia dan fisika pada saat itu, kalor dianggap sebagai zat alir yang tidak terlihat oleh mata. Oleh karena itu, satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori (kal). Energi kalor dapat berubah menjadi energi mekanik atau sebaliknya. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara satuan energi kalor (kalori) dengan satuan energi mekanik (joule). Hubungan ini ditemukan oleh James Prescott Joule ( ) seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris. Hubungan tersebut adalah 1 kilokalori = 4, joule Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik 1 C (1 kilokalori = 1 kkal = 1000 kal) Asah Aplikasi Sains 1 1. Apakah yang dimaksud dengan kalor? 2. Jelaskan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi! 2

142 PERPINDAHAN KALOR Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan memasak beras sehingga beras menjadi nasi. Kamu telah mengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Bagaimana kalor dapat berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu: 1. Konduksi (hantaran) 2. Konveksi (aliran) 3. Radiasi (pancaran) 1. Perpindahan kalor secara Konduksi Jika kamu memegang ujung sebatang tembaga dan menyentuhnya ujung lainnya ke api, ujung yang kamu pegang akan terasa semakin panas, walaupun tidak ada kontak langsung dengan api. Perpindahan kalor secara konduksi berlangsung pada benda padat, terutama logam. Sebatang penggaris logam yang terbuat dari nikel kamu pegang pada salah satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain dipanaskan. Tidak lama kemudian ujung penggaris yang kamu pegang terasa panas. Berarti, kalor berpindah melalui batang penggaris dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi? Ambilah sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang lainnya kamu pegang. Apakah ujung yang kamu pegang terasa panas? Ternyata tidak panas. Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi. 3

143 Jika sendok makan yang bagian bulatnya didekatkan dengan api, sedangkan, pada bagian ujung sendok makan tersebut di pegang oleh tangan. Tidak lama kemudian, kita akan merasakan panas, yang disebabkan adanya perpindahan kalor dari bulatan sendok ke ujung sendok Gambar 2 : Sendok yang kita pegang tadi. Sumber : Jedadulu.com Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya (berbagai jenis logam) besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium. Adapun penghantar yang kurang baik atau penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya (jenis bukan logam) kayu, kaca, wol, dan plastik. Peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terjadi pada peralatan dapur dan menyetrika pakaian. Adapun kegunaan isolator dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk pegangan panci, pegangan setrika, dan pegangan alat-alat penggorengan. Demikian juga kalau kita tidur di lantai menggunakan alas tikar atau kasur tipis. Hal ini bertujuan menghalangi perpindahan kalor secara konduksi. Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel zat. 2. Perpindahan kalor secara Konveksi Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi bila zat mengalami pemanasan. Pemanasan menyebabkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang dipanaskan secara langsung dan bagian zat yang lebih dingin. Bagian zat yang dipanaskan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian zat yang lebih dingin. Zat yang mengalami perpindahan kalor secara konveksi, diantaranya adalah fluida (air dan udara). Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Contoh peristiwa yang melibatkan perpindahan kalor secara konveksi adalah: 1) Pada zat cair (perbedaan massa jenis zat), misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas. 4

144 2) Pada zat gas (perbedaan tekanan udara), misal terjadinya angin darat dan angin laut, ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik Angin laut dan angin darat merupakan contoh peristiwa alam yang melibatkan arus konveksi pada zat gas. Tahukah kamu bagaimana terjadinya angin laut dan angin darat? Angin laut dan angin darat a. Angin darat b. Angin laut Gambar 3 : Angin darat dan angin laut Sumber : detektif fisika. Blogspot.com Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari permukaan laut, sehingga terjadi gerakan udaradari laut menuju ke darat yang biasa disebut angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk pulang ke daratan. Bagaimana angin darat terjadi? Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di permukaan air laut akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari ikan. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat tersebut. 3. Perpindahan kalor secara radiasi Bagaimana energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga kalor dari matahari 5

145 sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara. Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini disebut radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan di malam hari yang dingin sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita rasakan lagi. Hal ini berarti tidak kalor yang sampai ke tubuh kita, karena terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan bahwa: a. Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa. b. Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/ penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya. Orang yang berada dekat api dapat panasnya merasakan api. Panas tersebut berpindah secara radiasi. Gambar 4 : Api unggun Sumber : fisikasman1labuhanratu.blogspot.com Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. 6

146 Asah Aplikasi Sains 2 1. Sebutkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan proses perpindahan kalor! 2. Apa yang menyebabkan terjadinya konveksi? 3. Mengapa banyak peralatan memasak pada bagian pegangannya terbuat dari kayu atau plastik? Gambar 5: peralatan memasak sumber: tokoelektronikmaxindo.blogspot.com 7

147 PENGARUH KALOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU dan PERUBAHAN WUJUD ZAT Kalor dapat menyebabkan kenaikan Suhu Pernahkah kalian membuat air hangat untuk mandi? Untuk membuat air hangat untuk mandi, terlebih dahulu kalian memasak air dingin hingga mendidih dengan kompor kemudian mencampurkan air mendidih tersebut dengan air dingin hingga menjadi hangat. Fenomena tersebut membuktikan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda. Sekarang, faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi perubahan suhu suatu benda? Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bergantung pada lamanya pemanasan dan massa zat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama air dipanaskan, suhu air akan semakin tinggi. Jadi besarnya kalor yang diberikan pada suatu benda sebanding dengan kenaikan suhu ( t). Semakin besar massa air, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu tersebut. Jadi besarnya kalor yang diberikan juga dipengaruhi oleh massa zat (m). Selain itu, semakin besar kalor jenis suatu zat, maka semakin besar pula kalor yang diperlukan. Jadi besarnya kalor yang diberikan pada suatu benda sebanding dengan kalor jenis atau jenis zat (c). Apa sih yang dimaksud dengan kalor jenis? Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 o C. Sebagai contoh, kalor jenis air J/kg C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 C adalah J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter. 8

148 Nah, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: Besarnya kalor (Q) yang diperlukan atau dilepaskan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda (m), kalor jenis (c), dan perubahan suhu ( t). Q = m c t Secara matematis dapat ditulis: Keterangan : Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kg0C) t = perubahan suhu (0C) Contoh aplikasi : Berapa energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg besi yang kalor jenisnya 460 J/kg C, dari suhu 15 C sampai mendidih? Penyelesaian: Diketahui: m = 2 kg c = 460 J/kg C t = (t1 t2) = (100 15) = 85 C Ditanyakan: Q =? Jawab : Q = m c t = 2kg x 460 J/kg C x 85 C = J 9

149 Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud zat Kalor dapat mengakibatkan perubahan wujud zat. Zat dapat berada dalam tiga wujud zat yaitu padat, cair, dan gas. Jelajah Konsep 1. Sediakan sebuah bejana kaca yang diisi dengan bongkahan es 2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah terus-menerus 3. Perhatikan perubahan yang terjadi pada es Setelah pemanasan berlangsung cukup lama, semua es seakan-akan lenyap. Es di dalam bejana telah berubah wujud dari padat menjadi cair. Bila pemanasan diteruskan, suatu saat air di dalam bejana akan mendidih. Setelah mendidih cukup lama, air seakan-akan lenyap. Kemudian di sekitar bejana bagian atas terdapat uap air. Berarti air telah berubah wujud dari cair menjadi uap (gas). Percobaan ini menunjukan bahwa kalor dapat mengubah wujud zat. 1) Perubahan Wujud Padat menjadi Gas dan sebaliknya Benda berwujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Contoh: kapur barus, yodium, dan naftalin. Sebaliknya, gas (uap) dapat langsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Contoh: pembentukan jelaga pada cerobong asap dan pembentukan salju di atmosfer. 2) Perubahan Wujud Padat menjadi Cair dan sebaliknya Perhatikan lilin yang sedang menyala. Bagian lilin di bawah nyala api akan mencair dan mengalir ke bawah melalui batang lilin atau habis terbakar. Sebelum sampai ke dasar lilin, bagian lilin yang mencair tersebut membeku kembali dan menempel pada batang lilin yang masih padat. Hal ini menunjukkan bahwa zat padat berubah wujud menjadi cair bila dipanaskan. Sebaliknya, zat cair menjadi padat bila didinginkan. 10

150 3) Perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan. Sebaliknya, gas akan mencair apabila didinginkan. Untuk memahami perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya, terjadi ketika kita memasak air. Air yang telah mendidih, jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap air (gas). Sedangkan uap air tersebut, jika didinginkan akan membentuk embun. Peristiwa perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya, juga dapat kita pahami pada proses penguapan air laut sampai terjadinya hujan. Energi panas Matahari menyebabkan air laut menguap ke udara. Di udara, uap berkumpul dan berkondensasi menjadi titik-titik air. Kemudian, terbentuklah embun yang selanjutnya menjadi hujan. Peristiwa perubahan wujud zat bisa digambarkan sebagai berikut: PADAT a) c) d) f) CAIR b) GAS e) Gambar 6 : peristiwa perubahan wujud zat a. Perubahan wujud yang memerlukan kalor: a) Melebur/ mencair : perubahan wujud dari wujud padat menjadi cair. Contohnya: es dipanaskan, lilin dipanaskan. b) Menguap : perubahan wujud dari wujud cair menjadi gas. Contohnya: minyak wangi, air dipanaskan sampai mendidih. c) Menyublim : perubahan wujud dari wujud padat menjadi gas. Contohnya: kapur barus (kamper), obat hisap. 11

151 b. Perubahan wujud zat yang melepaskan kalor: d) Membeku : perubahan wujud dari wujud cair menjadi padat. Contohnya: air didinginkan, lilin cair didinginkan. e) Mengembun : perubahan wujud dari wujud gas menjadi cair. Contohnya: gelas berisi es bagian luarnya basah, titik air di pagi hari pada tumbuhan. f) Deposisi : perubahan wujud dari wujud gas menjadi padat. Contohnya: salju, gas yang didinginkan. Asah Aplikasi Sains 3 Gambar 7 : es krim Sumber : sehat cantik.co.id 1. Pernahkah kalian membeli es krim? Jika kalian membeli es krim, kemudian es krim tersebut dibiarkan beberapa saat di tempat yang terbuka dengan udara bebas, maka es krim tersebut lama kelamaan akan mencair. Mengapa es krim dapat mencair? Coba jelaskan! 12

152 REAKSI KIMIA Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur. Pernahkah kamu melihat pesta kembang api? Kembang api merupakan peristiwa reaksi kimia antara bahan-bahan yang menghasilkan gas sebagai pendorong, bahan-bahan yang mudah meledak, dan bahan-bahan yang mudah terbakar dan menghasilkan cahaya warna-warni. Bagaimana rekasi kimia itu terjadi? Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisiensi masing-masing. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat jenis baru. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). John Dalton mengemukakan bahwa jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia diantara kedua zat berubah. Perubahan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam reaksi dinamakan persamaan reaksi. Misal, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air dapat dijelaskan sebagai berikut: 2 H 2 (g) + O 2 (g) > 2 H 2 O( l ) Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain: > menghasilkan (g) gas + ditambah (l ) liquid (cairan) (s) solid (padatan) (aq) aquous (terlarut dalam air) 13

153 Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi tersebut dinamakan koefisien reaksi. Pada contoh di atas dapat dijelaskan bahwa koefisen hidrogen adalah 2, koefisen oksigen adalah 1, dan koefisien air adalah 2. CiriCiri-ciri Reaksi Kimia: Reaksi kimia yang terjadi mengakibatkan beberapa perubahan, antara lain: 1. Perubahan Suhu Apa yang dapat kamu amati, saat kayu bakar dinyalakan? Reaksi pembakaran merupakan reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi kimia yang menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dapat berupa panas atau kalor. Pada peristiwa fotosintesis terjadi reakasi kimia yang memerlukan energi. Reaksi kimia yang memerlukan energi dinamakan reaksi endoterm. REAKSI EKSOTERM Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya). Hal ini ditandai dengan adanya kenaikkan suhu lingkungan di sekitar sistem. KALOR KALOR SISTEM LINGKUNGAN KALOR KALOR 14

154 Suatu reaksi kimia yang menghasilkan energi dinamakan reaksi eksoterm. Jika energi tersebut berupa panas, kamu dapat mengetahuinya dengan mengukur kenaikan suhunya. Reaksi pembakaran merupakan contoh reaksi eksoterm. Pada saat kamu mereaksikan karbit dengan air, kamu dapat merasakan kenaikan suhu pada dinding gelas tempat reaksi dilakukan. Besar kenaikan suhu dapat diukur dengan termometer. Reaksi eksoterm juga dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin pada kendaraan bermotor. Gambar 8 : pembakaran kertas Sumber : kimia.upi.edu & faktor-laju-reaksi.blogspot.com REAKSI ENDOTERM Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. KALOR LINGKUNGAN KALOR SISTEM KALOR KALOR 15

155 Reaksi kimia yang menyerap panas di sekitarnya dinamakan reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak makanan. Gambar 9 : fotosintesis Sumber : temyboy.blogspot.com 2. Terbentuknya Endapan Coba kamu amati dasar panic/cerek yang dipakai untuk merebus air, apakah terdapat sesuatu yang menempel pada panci tersebut? Zat tersebut adalah senyawa karbonat yang terbentuk saat air yang mengandung kapur dipanaskan. Selain itu, proses penjernihan air juga termasuk pengendapan dengan reaksi kimia. Air sumur yang keruh akibat bercampur lumpur dapat dijernihkan dengan penambahan tawas. Tawas tersebut akan mengikat partikel-partikel lumpur sehingga menggumpal dan akhirnya mengendap. 3. Menghasilkan Gas Pernahkah kamu melihat pekerja las yang sedang mengelas logam? Karbit yang dicampur dengan air, akan bereaksi menghasilkan gas karbit. Gas karbit digunakan untuk keperluan penyambungan logam dengan cara pengelasan. Dalam dunia industri makanan, ketika membuat kue adonan tersebut ditambahkan soda kue. Pada saat adonan kue dipanaskan, soda kue terurai menghasilkan gas karbon dioksida. Gas ini menyebabkan adonan kue dapat mengembang. 4. Menghasilkan Perubahan Warna Pernahkan kamu memperhatikan perubahan yang terjadi pada saat buah apel dipotong dan dibiarkan beberapa saat? Buah apel yang segar tersebut lama kelamaan akan berubah menjadi berwarna coklat. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa zat kimia pada apel telah bereaksi dengan oksigen di udara. 16

156 Gambar 10 : Setelah dipotong buah apel akan berubah menjadi warna coklat Sumber : sehat cantik.co.id Perhatikan alat-alat rumah tangga yang terbuat dari logam, benda-benda tersebut lama kelamaan akan berubah warna. Alat dari besi akan berkarat sehingga menjadi berwarna hitam, alat dari tembaga akan berubah warna menjadi kehijauan, alat dari perak akan berubah warna menjadi hitam. Perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi kimia pada alat-alat tersebut. Warna baju yang kita pakai lama-kelamaan akan memudar karena bereaksi dengan bahan kimia yang terdapat dalam detergen. Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi reaksi Reaksi kimia dapat berlangsung dengan cepat, juga dapat berlangsung lambat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, antara lain: 1) Suhu Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi? Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat reaksi berlangsung. Jika suhu dinaikkan akan menyebabkan gerakan partikelpartikel pereaksi semakin cepat. Semakin cepat pergerakan partikel menyebabkan tumbukan antar zat pereaksi bertambah banyak, sehingga reaksi yang tejadi menjadi cepat. Ketika memasak, makanan akan lebih cepat matang dan bumbu yang dicampurkan akan lebih cepat bercampur bila menggunakan suhu yang lebih tinggi. Pemberian kalor atau pemanasan pada suatu reaksi kimia mempengaruhi laju reaksi. Pada reaksi eksoterm bila suhu tinggi reaksi menjadi lambat, sedangkan pada reaksi endoterm, bila suhu tinggi reaksi menjadi cepat. Dalam reaksi endoterm, pada suhu tinggi, partikel-partikel zat akan bergerak lebih cepat daripada suhu rendah. Hal inilah yang menyebabkan reaksi kimia berjalan lebih cepat. Reaksi kimia terjadi ketika molekul-molekul 17

157 dan atom-atom bertumbukan. Menaikkan suhu berarti menaikkan energi kinetic partikel, sehingga partikel tersebut bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbukan. Inilah sebabnya mengapa laju reaksi pada reaksi endoterm lebih cepat pada suhu yang tinggi. Apa yang terjadi jika buah-buahan dan sayuran dibiarkan di tempat terbuka? Buah dan sayuran segar jika dibiarkan di tempat terbuka lama kelamaan akan layu dan akhirnya membusuk. Untuk mengatasi masalah ini maka sayuran dan buah dimasukkan dalam lemari es. Suhu rendah dapat menghambat aktivitas mikroba penyebab busuk, sehingga laju reaksi pembusukan pada sayur dan buah dapat dihambat. Jadi dapat dikatakan suhu lebih tinggi mempercepat reaksi pembusukan pada buah dan sayuran. 2) Ukuran Partikel Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi dimulai dari bidang sentuh (bidang yang saling bersinggungan antara reaktan) dan pada dasarnya terjadi karena tumbukan antar zat-zat pereaksi. Makin luas bidang sentuh maka makin banyak tumbukan dan makin cepat pula terjadi reaksi. Luas permukaan bidang sentuh dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikelnya. Pengaruh luas permukaan ini banyak diterapkan dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa zat padat sebelum direaksikan. Mengunyah makanan juga merupakan upaya dalam rangka memperluas permukaan sehingga penguraian selanjutnya berlangsung lebih cepat. 18

158 Asah Aplikasi Sains 4 1. Jelaskan perbedaan reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm itu! 2. Mengapa pada suhu yang lebih besar laju reaksi dari reaksi endoterm lebih besar? 3. Ani dan Made melakukan sebuah percobaan. Ani melarutkan sepotong sabun batangan ke dalam setengah ember air. Made melarutkan sabun cair yang massanya sama dengan sepotong sabun batangan yang dimiliki Ani ke dalam setengah ember air. Mereka mengaduk ember masing-masing dengan pengaduk. Ternyata, sabun cair milik Made lebih cepat larut di dalam air daripada sabun batangan milik Ani. Mengapa demikian? 19

159 PEMANFAATAN KALOR Dalam kehidupan sehari-hari banyak kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan kalor, misal: panci tekan (pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin. Berikut beberapa contoh penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari: Pada siang hari yang panas, orang lebih suka memakai baju cerah daripada baju gelap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penyerapan kalor. Gambar 11 : orang memakai baju cerah Sumber : merdeka.com Mengenakan jaket tebal atau meringkuk di bawah selimut tebal saat udara dingin badanmu merasa nyaman. Udara termasuk isolator yang baik. Beberapa bahan penyekat terdiri dari terbungkus. banyak Kantong kantong-kantong tersebut udara berfungsi kecil mencegah perpindahan kalor secara konveksi. Jadi tahukah kamu mengapa dalam selimut diisi dengan bulu-bulu kecil atau Gambar 12 : orang berselimut untuk menghindari dingin serat yang menjebak udara? Hal ini dilakukan untuk Sumber : gambar-lucu.com mencegah kemungkinan kehilangan kalor. 20

160 Cat mobil mengkilap atau untuk motor dibuat mengurangi penyerapan kalor. Gambar 13 : mobil dengan cat mengkilap Sumber : kiosban.com Termos Dinding termos dilapisi perak. Hal ini bertujuan untuk mencegah hilangnya kalor secara radiasi. Ruang hampa antara dinding kaca pada termos bertujuan untuk mencegah perpindahan kalor secara konveksi. Tutup termos dibuat dari bahan isolator, gunanya untuk mencegah perpindahan Gambar 14 : termos kalor secara konduksi. Sumber : kaskus.co.id Pemasangan kaca jendela Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab koefisien muai lebih besar daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan pada bingkai. Gambar 15 : Pemasangan Kaca pada Jendela Sumber : frewaremini.com 21

161 Pemasangan sambungan rel kereta api Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan bertambah panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi desakan antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok. Gambar 16 : Rel kereta api dan Model sambungan pada rel kereta api Sumber : kidsgen.blogspot.com Pemasangan bingkai besi pada roda pedati Gambar 17 : Roda Pedati Sumber : fotopages.com Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada tempatnya sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut, terlebih dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya. 22

162 Asah Aplikasi Sains 5 1. Mengapa baju seragam sekolah bagian atas pada umumnya berwarna putih? Coba kamu cari alasannya! Gambar 18: seragam atasan putih smp Sumber : grosirseragam.com 2. Sebutkan contoh pemanfaatan kalor selain yang ada di atas? 3. Mengapa dinding termos dilapisi perak? Gambar 19 : termos Sumber : kaskus.co.id 23

163 INGAT KEMBALI! 1. Energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor. 2. Besarnya kalor (Q) yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda (m), bergantung pada kalor jenis (c), dan sebanding dengan kenaikan suhu ( t). 3. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1oC. 4. Kalor jenis suatu zat dapat digunakan untuk menghitung perubahan energi panas. 5. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan kalor, misal: panci tekan (pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin. 6. Ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu Konduksi, Konveksi, Radiasi 7. Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel zat. 8. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat tersebut. 9. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. 10. Kalor dapat mengakibatkan perubahan wujud zat. Zat dapat berada dalam tiga wujud zat yaitu padat, cair, dan gas. 11. Perubahan wujud yang memerlukan kalor: Melebur/ mencair : perubahan wujud dari wujud padat menjadi cair. Contohnya: es Menguap dipanaskan, lilin dipanaskan. : perubahan wujud dari wujud cair menjadi gas. Contohnya: minyak wangi, air dipanaskan sampai mendidih. Menyublim : perubahan wujud dari wujud padat menjadi gas. Contohnya: kapur barus (kamper), obat hisap. 12. Perubahan wujud zat yang melepaskan kalor: 24

164 Membeku : perubahan wujud dari wujud cair menjadi padat. Contohnya: air didinginkan, lilin cair didinginkan. Mengembun : perubahan wujud dari wujud gas menjadi cair. Contohnya: gelas berisi es bagian luarnya basah, titik air di pagi hari pada tumbuhan. Deposisi : perubahan wujud dari wujud gas menjadi padat. Contohnya: salju, gas yang didinginkan. 13. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). 14. Reaksi kimia yang terjadi mengakibatkan beberapa perubahan, antara lain: a. Perubahan suhu Reaksi eksoterm adalah suatu rekasi kimia yang mengasilkan energi. Energi yang dihasilkan dapat berupa panas atau kalor. Pada peristiwa fotosintesis terjadi rekasi kimia yang memerlukan energi. Reaksi kimia yang memerlukan energi dinamakan reaksi endoterm. b. Terbentuknya endapan c. Menghasilkan gas d. Menghasilkan perubahan warna 15. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, antara lain: a. Suhu b. Ukuran partikel 25

165

166 Setelah mempelajari materi ini, siswa mampu : 1. Mengamati perubahan perubahan suhu akibat perpindahan kalor dengan teliti 2. Mengamati hubungan hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dengan teliti 3. Menerapkan hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dalam soal dengan kreatif 4. Mengaplikasikan konsep pemanfaatan sifat kalor dalam dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif 5. Membedakan macam-macam perpindahan kalor dengan teliti 6. Mengaplikasikan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan seharihari dengan kreatif 7. Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat dengan teliti 8. Menuliskan persamaan reaksi kimia dengan teliti 9. Menyebutkan reaksi kimia dengan teliti Tahukah kamu energi kalor sangatlah erat kaitannya kaitannya dengan kehidupan sehari-hari? Contohnya Matahari, jika kulitmu terkena panas matahari pastilah akan terasa panas. Panas matahari merupakan sumber energi kalor dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, benda-benda yang menggunakan kalor juga sangat erat kaitannya di sekeliling kita, misalkan saja kulkas, kompor, dispenser, alat penanak nasi, setrika dan lain sebagainya. Energi kalor terdapat dimana-mana dan dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk bentuk lain. Namun, tahukah kamu apa sebenarnya energi kalor itu? Untuk memahami lebih lanjut mengenai energi kalor, mari kita pelajari uraian berikut dengan gembira dan antusias.

167 DAFTAR ISI Halaman judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Peta Konsep... i ii iii iv 1. Pengertian Kalor Perpindahan Kalor... 4 Perpindahan kalor secara konduksi... 5 Perpindahan kalor secara konveksi... 7 Perpindahan kalor secara radiasi Pengaruh Kalor terhadap perubahan Suhu dan Wujud zat Reaksi Kimia Pemanfaatan Kalor iii

168 PETA KONSEP Untuk mempermudah pemahaman materi ini, cermatilah peta konsep berikut! ENERGI KALOR Berpindah dengan cara mengakibatkan Perubahan Suhu perubahan wujud zat Pemuaian memerlukan kalor melepaskan kalor mengalami Mencair, menguap, menyublim Membeku, mengembun, deposisi Reaksi Kimia pemanfaatan kalor Perpindahan Kalor termos, setrika, cat mobil yg dibuat mengkilap, memakai baju cerah disaat panas, pemasangan sambungan rel kereta Konduksi, konveksi, radiasi

169 LKS 1 PENGERTIAN KALOR Tujuan Kegiatan : Mengamati perpindahan kalor akibat perubahan teliti Alat dan Bahan : 1. Lembar bergambar 2. Buku siswa Energi Kalor dalam Kehidupan suhu dengan A. Eksplorasi Amati lembar bergambar di bawah ini, kemudian catat apa saja yang telah kalian amati pada kolom di bawah ini! Gambar 1 : Api unggun Sumber :kimia. upi. edu 1. Ketika kalian berada di dekat api unggun, a) apakah yang kalian rasakan? b) mengapa demikian? Jawab : 1

170 2. Ketika api membesar dan kalian mendekat, a) apakah yang kalian rasakan? b) apa yang kalian rasakan saat api mulai mengecil? Jawab : 3. Ketika api pada kayu membesar, kemudian kita siram dengan air, a) apakah terjadi perubahan suhu yang drastis? b) mengapa demikian? Jawab : B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi dan Kalor dalam Kehidupan tentang pengertian kalor. Energi Kalor Satu Kalori Suhu 2

171 C. Aplikasi Konsep 1. Terdapat dua buah ember berukuran sama, masing-masing diisi penuh dengan air dan pasir. Setelah itu keduanya diletakkan di bawah sinar terik matahari. Manakah yang lebih cepat panas? Mengapa? Jawab : 2. Jelaskan tentang definisi energi kalor! Sebutkan hal yang terkait dengan energi kalor yang ada dalam kehidupan sehari-hari! Jawab : 3

172 LKS 2 PERPINDAHAN KALOR Tujuan Kegiatan : Membedakan macam-macam perpindahan kalor dengan teliti Mengaplikasikan sifat-sifat perpndahan kalor dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif Fenomena : Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi. Kamu telah mengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Bagaimana kalor dapat berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu: 1. konduksi (hantaran), 2. konveksi (aliran), dan 3. radiasi (pancaran). 4

173 Konduksi (hantaran) Alat : Bahan : 1. Pembakar spritus (1) 1. Satu korek api 2. Sepotong besi berukuran 20 cm 2. Satu bulatan lilin atau plastisin A. Eksplorasi Petunjuk Kerja : 1. Nyalakanlah api pada pembakar spritus 2. Letakkan bulatan lilin atau plastisin pada ujung bawah batang besi 3. Ambillah sepotong besi, kemudian panaskan salah satu ujungnya sedang ujung yang lainnya kamu pegang. Gambar 2 : Percobaan Hantaran Kalor secara Konduksi Pertanyaan : 1. Ketika sepotong besi sudah dipanaskan agak lama apa yang kamu rasakan? Mengapa hal itu dapat terjadi? B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi dan Kalor dalam Kehidupan tentang perpindahan kalor. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai perpindahan kalor secara konduksi, konduktor dan isolator. Perpindahan kalor Konduksi Konduktor Isolator C. Aplikasi Konsep 5

174 1. Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi? Jawab : 2. Berikan 3 manfaat dari penerapan peristiwa konduksi dalam kehidupan seharihari! 3. Berikan contoh benda-benda apa saja yang ada di sekitarmu yang termasuk konduktor dan isolator! Jawab : 4. Mengapa banyak peralatan memasak dan panci memiliki pegangan yang terbuat dari kayu atau plastik? Jawab : 6

175 Konveksi (aliran) Alat : Bahan : 1. Gelas beker (1 buah) 1. Korek api (1 buah) 2. Pembakar spritus (1 buah) 2. Kertas 3. Kaki tiga (1 buah) 3. Lilin (1 buah) 4. Satu set alat konveksi udara 4. Air A. Eksplorasi Petunjuk Kerja : Cara kerja satu 5. Kasa 6. Serbuk gergaji 1. Ambillah gelas beker, isilah dengan air sampai hampir penuh. 2. Masukkan serbuk gergaji. 3. Panaskan air dalam gelas beker tersebut tepat pada bagian kanan bawah dengan menggunakan pemanas spiritus. Gambar 3: Percobaan untuk Menyelidiki Perpindahan Kalor secara Konveksi dalam Zat Cair 4. Amati apa yang terjadi! Cara kerja dua 1. Sediakan alat konveksi dalam udara seperti tampak pada Gambar Letakkan sebuah lilin menyala di bawah salah satu cerobong (cerobong A). 3. Letakkan kertas berasap di atas cerobong yang di bawahnya tidak ada lilinnya (cerobong B). Amati aliran asap yang terjadi. Gambar 4: Percobaan untuk Menyelidki Perpindahan Kalor secara Konveksi pada Udara 7

176 B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi dan Kalor dalam Kehidupan tentang perpindahan kalor. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai konveksi pada perpindahan kalor. Konveksi Angin darat Angin Laut C. Aplikasi Konsep 1. Jelaskan prinsip terjadinya angin darat dan angin laut? Jawab : 2. Disetiap rumah sehat mengapa selalu ada jendela? Jelaskan menurut pendapatmu, sehubungan dengan perpindahan kalor? Jawab : 8

177 Radiasi Alat : Bahan : 1. Lilin (1 buah) 1. Korek api (1 buah) A. Eksplorasi Petunjuk Kerja 1. Nyalakan lilin 2. Dekatkan telapak tanganmu pada samping lilin Gambar 5 : Percobaan untuk menyelidiki perpindahan kalor secara radiasi Pertanyaan : 1. Ketika tanganmu diletakkan disamping lilin, maka apa yang kamu rasakan? Mengapa demikian? B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi Kalor dalam kehidupan tentang radiasi pada perpindahan kalor. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai radiasi pada perpindahan kalor! Radiasi Ruang hampa Merambat Cahaya 9

178 C. Aplikasi Konsep 1. Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Jawab : 2. Sebutkan contoh perpindahan kalor secara radiasi? Jawab : 3. Mengapa badan kita kalau didekatkan dengan api unggun akan terasa lebih hangat? Jelaskan! Jawab : 10

179 LKS 3 PENGARUH KALOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU dan WUJUD ZAT Tujuan Kegiatan : Mengamati hubungan antara kalor dengan kenaikann suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dengan teliti Menerapkan hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu, massa zat, dan kalor jenis zat dalam soal dengan kreatif Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat dengan teliti Alat : 1. Gelas beker (3 buah) 2. Kaki tiga (3 buah) 3. Pembakar spiritus (3 buah) Bahan : 4. Stopwatch (1 buah) 1. Air 5. Termometer (3 buah) 2. Minyak 3. Santan A. Eksplorasi Petunjuk Kerja : Pengaruh kelaor terhadap perubahan suhu 1. Isi masing-masing gelas beker dengan air sebanyak 300 g 2. Catatlah suhu awal air pada ketiga gelas yang ditunjukkan oleh termometer 3. Nyalakan pembakar spiritus secara bersamaan dengan nyala api yang sama. bersamaan dengan itu hidupkan stopwatch Gambar 6: Rangkaian Alat Percobaan untuk Menyelidiki Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat 11

180 4. Gelas yang pertama dipanaskan selama 4 menit, gelas kedua selama 8 menit, dan gelas ketiga selama 12 menit 5. Matikan ketiga pembakar spiritus setelah stopwatch menunjukkan waktu selama yang sesuai, catat suhu air pada ketiga termometer. 6. Tulislah semua data hasil percobaan pada tabel berikut! Tabel 1 Pengamatan Pengaruh Kalor terhadap perubahan suhu Wujud Zat No Gelas beker Suhu awal ( C) Suhu akhir ( C) Pertambahan suhu ( C) 1 Pertama 2 Kedua 3 ketiga Hubungan Kalor terhadap massa 1. Menyiapakan dan menyusun alat dan bahan seperti gambar susunan percobaan diatas. 2. Isilah gelas beker pertama dengan air sebanyak 100 g, gelas kedua dengan air sebanyak 200 g, dan gelas ketiga dengan air sebanyak 300 g. 3. Catatlah suhu awal air yang ditunjukkan oleh termometer di ketiga gelas beker. 4. Nyalakan pembakar spiritus secara bersamaan. Usahakan agar nyala api pada ketiga pembakar spiritus sama besar. Bersamaan dengan itu hidupkan stopwatch! 5. Hentikan stopwatch ketika masing-masing termometer menunjukkan kenaikan suhu sebesar 15 C, lalu padamkan masing-masing pembakar spiritus! 6. Catatlah waktu yang ditunjukkan oleh masing-masing stopwatch! 7. Tulislah semua data hasil kegiatan pada tabel berikut! Tabel 2 Pengamatan Pengaruh Kalor terhadap perubahan suhu Wujud Zat Massa air Suhu awal Suhu akhir Pertambahan No (g) ( C) ( C) suhu ( C) Waktu yang diperlukan

181 Hubungan kalor dengan jenis benda 1. Menyiapkan dan menyusun alat dan bahan seperti gambar percobaan diatas. 2. Isilah gelas beker pertama dengan air sebanyak 300 gram, gelas beker kedua dengan minyak goreng sebanyak 300 gram, dan gelas ketiga dengan santan sebanyak 300 gram. 3. Catatlah suhu awal air, minyak goreng, dan santan yang ditunjukkan oleh termometer! 4. Nyalakan pembakar spiritus secara bersamaan. Usahakan agar api pada ketiga pembakar spiritus sama besar. Bersamaan dengan itu hidupkan stopwatch! 5. Hentikan stopwatch ketika masing-masing termometer menunjukkan kenaikan suhu sebesar 15 C, lalu padamkan masing-masing pembakar spiritus! 6. Catatlah waktu yang ditunjukkan oeh masing-masing stopwatch! 7. Tulislah semua data hasil kegiatan pada tabel berikut! Tabel 3 Pengamatan Pengaruh Kalor terhadap perubahan suhu Wujud Zat No Jenis zat Massa Suhu Suhu Pertambaha benda (g) awal ( C) akhir ( C) n suhu ( C) 1 Air Minyak goreng Santan 300 Waktu yang diperlukan Pertanyaan : 1. Berdasarkan hasil kegiatan kamu, apa yang dapat kamu simpulkan? Jawab : 13

182 B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi Kalor dalam kehidupan tentang pengaruh kalor pada perubahan suhu dan wujud zat. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai pengaruh kalor pada perubahan suhu dan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari. Suhu Wujud zat Kalor jenis Mencair Membeku Menguap Deposisi C. Aplikasi Konsep Peristiwa perubahan wujud zat bisa digambarkan sebagai berikut : PADAT a) c) d) f) CAIR b) GAS e) Keterangan: a). mencair c). menyublim e). mengembun b). menguap d). membeku f). deposisi 14

183 1. Amatilah lembar bergambar dibawah ini, terjadi peristiwa perubahan wujud zat apakah pada gambar dibawah? 15

184 2. Berilah contoh zat padat yang mudah berubah wujud menjadi gas? Jawab : 3. Berilah contoh peristiwa yang menunjukan perubahan wujud gas menjadi wujud cair? Jawab : 4. Minyak tanah bermassa 500 gram dipanaskan sehingga suhunya naik 10 C. Kalor jenis minyak tanah 2,2 x 10 3 J/kg C, hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan minyak tanah tersebut? Jawab : 5. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500g air dari 25 C menjadi 100 C, Jika kalor jenis air adalah J/kg C? Jawab : 16

185 LKS 4 REAKSI KIMIA Tujuan Kegiatan : Menuliskan persamaan reaksi kimia dengan teliti Menyebutkan reaksi kimia dengan teliti Alat : Bahan : 1. Gelas kimia (1 buah) 1. Batu kapur 2. Termometer (1 buah) 2. Air Reaksi Kimia yang Menghasilkan Perubahan Suhuu A. Eksplorasi Petunjuk kerja: 1. Isilah gelas kimia dengann air, kira-kira ½ gelas. 2. Masukkan thermometer ke dalam gelas tersebut. Amati suhu yang terukur! 3. Masukkan batu kapur ke dalam gelas. Apa yang terjadi? Pertanyaan : 1. Diskusikan dan berikan kesimpulan dari kegiatan ilmiah diatas? B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi Kalor dalam kehidupan tentang reaksi kimia. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai konsep reaksi kimia, cirri-ciri reaksi kimia dan faktor yang mempengaruhi reaksi Reaksi kimia Reaktan 17

186 Produk Perubahan suhu Reaksi eksoterm Reaksi endoterm C. Aplikasi Konsep 1. Sebutkan 4 ciri reaksi kimia beserta contohnya! Jawab : 2. Jelaskan perbedaan antara reaksi eksoterm dan reaksi endoterm! Berikan pula contohnya! Jawab : 3. Mengapa untuk membuat api unggun digunakan potongan kayu kecil? Jawab : 18

187 4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi reaksi kimia? Jawab : 5. Apa pengaruh ukuran partikel dan suhu reaksi terhadap kecepatan reaksi? Sebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari! Jawab : 19

188 LKS 5 PEMANFAATAN KALOR Tujuan Kegiatan : Mengaplikasikan konsep pemanfaatan sifat kehidupan sehari-hari dengan kreatif Alat dan Bahan : 1. Lembar bergambar 2. Buku siswa Energi Kalor dalam Kehidupan kalor dalam A. Eksplorasi Amati lembar bergambar di bawah ini, kemudian catat apa saja yang telah kalian amati pada kolom dibawah ini! Gambar 7 : setrika baju Sumber : kimia. upi. edu Gambar 8 : Termos Sumber : kaskus.co.id 20

189 B. Pengenalan Istilah Bacalah buku siswa Energi dan Kalor dalam Kehidupan tentang pemanfaatan kalor. Setelah itu perhatikan penjelasan guru mengenai pemanfaatan kalor. C. Aplikasi Konsep 1. Berilah contoh pemanfaatan energi kalor dalam kehidupan sehari-hari: PEMANFAATAN KALOR : 2. Mengapa cat mobil atau motor dibuat mengkilap? Jawab: 21

190 1 KISI-KISI SOAL PEMAHAMAN ENERGI KALOR DALAM KEHIDUPAN Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VII/ 1 Lama Ujian : 45 menit Jumlah Butir Soal : 15 Standar Kompetensi (SK) : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya (Kelas VII/1) 4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fiika dan kimia (Kelas VII/1) No Kompetensi Dasar (KD) Materi Indikator 1. Menunjukkan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud Mendeskripsikan peran kalor Pengertian kalor, zat dalam mengubah wujud zat dan Pemanfaatan kalor 2. Menunjukkan pemanfaatan sifat kalor 1 suhu suatu benda serta dalam kehidupan sehari-hari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 1. Menjelaskan macam-macam Perpindahan Kalor perpindahan kalor 2. Menunjukkan penerapan sifat-sifat Dimensi Proses Kognitif C1 Nomor Butir Soal 11, 12, 13, 14 C1, C2 3, 4, 5

191 2 perpindahan kalor 1. Menunjukkan pengaruh kalor terhadap Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat perubahan wujud zat 2. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat C1, C3 1, 2, 9, 10, Mereaksikan dua zat untuk menunjukkan terjadinya pembentukan 2 Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana Reaksi kimia gas 2. Menjelaskan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia C1, C2 6, 7, 8

192 SOAL PENILAIAN PEMAHAMAN APLIKASI KONSEP Petunjuk Umum : 1. Isikan identitas Anda pada lembar jawaban yang tersedia 2. Waktu yang tersedia adalah 20 menit 3. Kerjakan dengan teliti dan jujur Petunjuk khusus: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap tepat! 1. Berikut ini hubungan kalor dengan perubahan wujud zat adalah. a. melebur dan menguap memerlukan kalor b. menguap dan mengembun memerlukan kalor c. membeku dan melebur melepaskan kalor d. melebur dan mengembun melepaskan kalor 2. Diketahui data sebagai berikut: 1. mencair 3. membeku 2. mengembun 4. menguap Dari data di atas perubahan wujud yang memerlukan kalor adalah. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 1 dan 4 3. Perpindahan kalor yang terjadi ketika salah satu ujung penggaris logam dipanaskan adalah secara. a. konduksi b. radiasi c. konveksi d. emisi 4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini. 1) Kalor dari sebuah lampu dapat dirambatkan secara konveksi dan radiasi 2) Panas matahari dirambatkan secara radiasi 3) Perambatan kalor pada besi terjadi secara konduksi 4) Aliran udara pada cerobong asap terjadi secara radiasi Pernyataan di atas yang salah adalah. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 1

193 5. Peristiwa berikut ini yang menunjukkan adanya perpindahan kalor secara konduksi adalah... a. terjadinya angin darat dan angin laut b. sampainya energi panas dari Matahari ke bumi c. mencairnya es di daerah kutub d. memanaskan setrika listrik 6. Zat yang merupakan hasil reaksi disebut. a. reaktan b. katalis c. produk d. input 7. Zat zat yang bereaksi disebut. a.hasil reaksi b. produk c. reaktan d. simultan 8. Berikut merupakan ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia, kecuali. a. terbentuknya gas c. tidak ada perubahan suhu b. terbentuknya endapan d. terjadinya perubahan warna 9. Minyak tanah bermassa 500 gram dipanaskan sehingga suhunya naik 10 C. Kalor jenis minyak tanah 2,2 x 10 3 J/kg C, hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan minyak tanah tersebut. a kalori c kalori b kalori d kalori 10. Berapa energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg besi yang kalor jenisnya 460 J/kg C, dari suhu 15 C sampai 100 C. a J c J b J d J 2

194 11. Definisi dari kalor yang benar dibawah ini adalah. a. kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika bersentuhan b. kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke benda yang suhunya lebih tinggi jika bersentuhan c. ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda d. pilihan a,b dan c salah 12. Berapa nilai dari 1 kilokalori. a. 4,186 x 10 3 joule c kal b kal d. 10 kkal 13. Sebutkan contoh pemanfaatan kalor dibawah ini. a. termos c. pilihan a dan b benar b. setrika d. pilihan a dan b salah 14. Pada siang hari yang panas, orang lebih suka memakai baju berwarna cerah dari pada baju berwarna gelap, dengan tujuan. a. untuk mengurangi penyerapan kalor b. untuk mengurangi penyerapan dingin c. untuk mencegah hilangnya kalor d. untuk menghindari terjadinya pembengkokan 15. Besarnya kalor yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda, bergantung pada kalor jenis, dan sebanding dengan kenaikan suhu. Secara matematis dapat dituliskan menjadi. a. Q = m c t b. Q = m c t c. Q = m C t d. C = m t 3

195 LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF Tujuan : Lembar Tes Afektif digunakan oleh guru untuk mengakses (mendapatkan informasi) tentang minat dan motivasi siswa. Petunjuk: 1. Amati komponen-komponen afektif yang tampak dalam proses pembelajaran. 2. Ambil posisi tidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat melakukan pengematan. 3. Berikan tanda pada lajur yang sesuai No KISI KISI LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF Aspek yang dinilai 1 Teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan ulangan 2 Berperilaku sopan dalam berkomunikasi dengan teman dan guru 3 Melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan selesai tepat waktu 4 Bekerjasama dalam kelompok 5 Aktif selama eksperimen berlangsung RUBRIK LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF No Sikap Kriteria 1 2 Teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan ulangan Berperilaku sopan dalam berkomunikasi dengan teman dan guru Jika sangat teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan 4 ulangan 3 Jika teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan ulangan Jika kurang teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan 2 ulangan 1 Jika tidak teliti dalam mengerjakan soal latihan, tugas dan ulangan Jika selalu (lebih dari 3 kali) berperilaku sopan dalam 4 berkomunikasi dengan teman dan guru Jika sering (3 kali) berperilaku sopan dalam berkomunikasi 3 dengan teman dan guru

196 3 Melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan selesai tepat waktu 4 Bekerjasama dalam kelompok 5 Aktif selama eksperimen berlangsung Jika pernah (1-2 kali) berperilaku sopan dalam berkomunikasi 2 dengan teman dan guru Jika tidak pernah berperilaku sopan dalam berkomunikasi dengan 1 teman dan guru Jika aktif melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan selesai 4 tepat waktu Jika kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tepat 3 waktu Jika kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak selesai 2 tepat waktu Jika tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak pernah 1 selesai tepat waktu 4 Jika sangat baik kerjasama dalam kelompok 3 Jika bekerjasama dalam kelompok dengan baik 2 Jika kurang bekerjasama dalam kelompok 1 Jika tidak bekerjasama dalam kelompok 4 Jika sangat aktif selama eksperimen berlangsung 3 Jika aktif selama eksperimen berlangsung 2 Jika kurang aktif selama eksperimen berlangsung 1 Jika tidak aktif selama eksperimen berlangsung

197 LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF No Aspek yang dinilai 1 Menanggapi pendapat orang lain selama proses pembelajaran Skor Penilaian Mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran 3 Menyampaikan ide/ pendapat selama proses pembelajaran 4 Bekerjasama dalam kelompok 5 Aktif selama eksperimen berlangsung

198 KISI KISI LEMBAR PENILAIAN A. PSIKOMOTOR No Aspek Penilaian Keterampilan 1 Aspek Keterampilan Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap sesuai dengan petunjuk percobaan Melakukan semua kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk Membersihkan alat dan tempat yang telah digunakan Mengatur kembali alat dan bahan yang telah digunakan Menuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel Menjelaskan hasil pengamatan Merumuskan kalimat simpulan dengan jelas sesuai dengan tujuan percobaan RUBRIK LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR No Keterampilan Kriteria 1 2 Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap sesuai dengan petunjuk percobaan Melakukan semua kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk 4 Jika menyiapkan semua alat dan bahan percobaan dengan lengkap 3 Jika kurang menyiapkan 1 alat dan bahan percobaan 2 Jika kurang menyiapkan 2 alat dan bahan percobaan 1 Jika kurang menyiapkan 3 alat dan bahan percobaan Jika melakukan semua kegiatan percobaan yang sesuai dengan 4 3 petunjuk Jika melakukan 2 kegiatan percobaan yang sesuai dengan petunjuk 2 Jika melakukan 1 kegiatan percobaan yang sesuai dengan petunjuk 1 Jika tidak melakukan kegiatan percobaan

199 3 Membersihkan alat dan tempat yang telah digunakan 4 Mengatur kembali alat dan bahan yang telah digunakan 5 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel 6 Menjelaskan hasil pengamatan 7 Merumuskan kalimat simpulan dengan jelas sesuai dengan tujuan percobaan 4 Jika alat dan tempat dibersihkan dengan rap 3 Jika alat dan tempat dibersihkan tetapi tidak rapi 2 Jika alat dibersihkan, tetapi tempat tidak dibersihkan dengan rapi 1 Jika tidak membersihkan alat dan membersihkan tempat 4 Jika semua alat dan bahan dikembalikan pada tempatnya 3 Jika 1 alat dan bahan tidak dikembalikan pada tempatnya 2 Jika 2 alat dan bahan tidak dikembalikan pada tempatnya 1 Jika semua alat dan bahan tidak dikembalikan pada tempatnya 4 Jika tabel lengkap yaitu memuat hasil 5 percobaan 3 Jika tabel lengkap yaitu memuat hasil 3 4 percobaan 2 Jika tabel lengkap yaitu memuat hasil 2 percobaan 1 Jika tabel lengkap yaitu memuat hasil 1 percobaan Jika menjelaskan dengan bahasa yang logis, singkat dan mudah 4 dipahami Jika menjelaskan dengan bahasa yang logis, panjang dan mudah 3 dipahami Jika menjelaskan dengan bahasa yang tidak logis, singkat dan 2 mudah dipahami Jika menjelaskan denga bahasa yang tidak logis, singkat dan tidak 1 bisa dipahami Jika simpulan menggunakan kalimat yang jelas dan benar serta 4 menjawab tujuan percobaan Jika simpulan menggunakan kalimat yang tidak jelas dan panjang, 3 tetapi menjawab tujuan percobaan Jika simpulan menggunakan kalimat yang jelas dan benar, tetapi 2 tidak menjawab tujuan percobaan Jika simpulan tidak menggunakan kalimat yang jelas dan benar, 1 serta tidak menjawab tujuan percobaan

200 LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR No Aspek Keterampilan 1 Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap sesuai dengan petunjuk percobaan Skor Penilaian Melakukan semua kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk 3 Membersihkan alat dan tempat yang telah digunakan 4 Mengatur kembali alat dan bahan yang telah digunakan 5 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel 6 Menjelaskan hasil pengamatan 7 Merumuskan kalimat simpulan dengan jelas sesuai dengan tujuan percobaan

201 DAFTAR PUSTAKA Tim Abdi Guru. (2007). IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Wasis, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Winarsih Anni, dkk. (2008). IPA Terpadu: MP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Wasis, Sugeng Yuli Irianto. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Purwanti, Endang, S.Si. (2007). IPA Terpadu Menjelajah Alam Semesta. Klaten: PT. INTAN PARIWARA

202

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Nunik Hidayatun, Ika Kartika. Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RETNO KUSUMAWATI NIM

SKRIPSI. Oleh: RETNO KUSUMAWATI NIM PENGEMBANGAN RPP DAN LKPD IPA TERPADU PADA TEMA KARENAMU AKU BISA MELIHAT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (PKP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI Oleh EKA RIZKI MAULIDHA BALQIS NIM 100210302099 JURUSAN

Lebih terperinci

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yanustiana Nur Pratomo NIM

SKRIPSI. Oleh : Yanustiana Nur Pratomo NIM EFEKTIVITAS PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3 SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Kasus Penelitian Kuasi Eksperimen di

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi VALIDITAS BUKU AJAR BERORIENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI VIRUS KELAS X IPA THE VALIDITY OF TEXTBOOK ORIENTED ON SCIENTIFIC APPROACH ON VIRUS MATERIAL FOR CLASS X OF NATURAL SCIENCE Fauriz Rochmah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke 21 yaitu (1) dari berpusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN III MTO PNLITIN. Model Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian dan pengembangan (Research and evelopment). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Peserta

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL-SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA KELAS IX SMP NEGERI 2 WONOSARI DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN 2011/2012

ANALISIS SOAL-SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA KELAS IX SMP NEGERI 2 WONOSARI DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN 2011/2012 ANALISIS SOAL-SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA KELAS IX SMP NEGERI 2 WONOSARI DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN 2011/2012 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN DAU SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN DAU SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA LINGKUNGAN KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN DAU SKRIPSI OLEH : TITIN KHOIRUL AMIN 201010430311446 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan JULI TRIHARYANTI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yunita Lutfi Sari NIM

SKRIPSI. oleh Yunita Lutfi Sari NIM PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) BILINGUAL DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DASAR (BASIC SKILLS) PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SKRIPSI oleh Yunita Lutfi Sari NIM 070210101097

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADAA BAHASAN HIMPUNANN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADAA BAHASAN HIMPUNANN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADAA BAHASAN HIMPUNANN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN UNTUK SMP KELAS VIII SKRIPSI Oleh: RESTU MULYAWATI

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DAN AKTIVITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn KELAS V SDN 01 PANDEYAN TASIKMADU TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI diajukan sebagai tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SAINS BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN BIOTEKNOLOGI KELAS IX SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SAINS BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN BIOTEKNOLOGI KELAS IX SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SAINS BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN BIOTEKNOLOGI KELAS IX SMP SKRIPSI Oleh: Devy Dwi Restuwati NIM 090210103052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM KIMIA R SMA BI MENGGUNAKAN KURIKULUM RUJUKAN DARI SINGAPURA. Oleh:

PENGEMBANGAN KURIKULUM KIMIA R SMA BI MENGGUNAKAN KURIKULUM RUJUKAN DARI SINGAPURA. Oleh: PENGEMBANGAN KURIKULUM KIMIA R SMA BI MENGGUNAKAN KURIKULUM RUJUKAN DARI SINGAPURA Oleh: DINI NUGRAHENI NIM 10708251057 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI GRUJUGAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh: Benny Satria

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP s SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**)

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) regina_tutikp@uny.ac.id Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai media belajar alternatif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS KOMPUTER UNTUK SISWA SMP KELAS VII DENGAN TEMA HUJAN ASAM SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS KOMPUTER UNTUK SISWA SMP KELAS VII DENGAN TEMA HUJAN ASAM SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS KOMPUTER UNTUK SISWA SMP KELAS VII DENGAN TEMA HUJAN ASAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS) SKRIPSI Oleh : Indah Syurya Ningsih NIM. 090210101010

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL SUSAN LOUCKS-HORSLEY PADA TEMA DESTILASI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP IPA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL SUSAN LOUCKS-HORSLEY PADA TEMA DESTILASI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP IPA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL SUSAN LOUCKS-HORSLEY PADA TEMA DESTILASI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP IPA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan materi Tata Surya.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI 86 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT UNTUK SISWA SMP KELAS VII Skripsi Oleh: Azimatun Ni mah 080210101035

Lebih terperinci

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Connected... (Desi Hartinah) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MODEL CONNECTED UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENCAPAIAN RASA INGIN TAHU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PADA MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PADA MATERI LINGKARAN i PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PADA MATERI LINGKARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO (PORTOFOLIO ASSESSMENT) GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 BANYUDONO SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO (PORTOFOLIO ASSESSMENT) GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 BANYUDONO SKRIPSI IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO (PORTOFOLIO ASSESSMENT) GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 BANYUDONO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

EKOSISTEM BERBASIS PROBLEM BASED

EKOSISTEM BERBASIS PROBLEM BASED PENGEMBANGAN E-MODUL EKOSISTEM BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN ALIRAN ENERGI UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : ISMA AZIZ FAKHRUDIN K4310044 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : YUNITA RUSILA YANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SKRIPSI. Disusun oleh : YUNITA RUSILA YANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Problem Based Learning) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP 1 MARON PROBOLINGGO SKRIPSI Disusun oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA FLASH PADA KD TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA FLASH PADA KD TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA FLASH PADA KD TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA Ya BAKII 1 KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TESIS Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: Sri Kurniawati NIM 090210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK FISIKA APLIKASI CORELDRAW X5 DENGAN SIMULASI VIDEO UNTUK SISWA SMA. Skripsi Oleh : Dwi Prihartanto K

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK FISIKA APLIKASI CORELDRAW X5 DENGAN SIMULASI VIDEO UNTUK SISWA SMA. Skripsi Oleh : Dwi Prihartanto K PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK FISIKA APLIKASI CORELDRAW X5 DENGAN SIMULASI VIDEO UNTUK SISWA SMA Skripsi Oleh : Dwi Prihartanto K2309016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Desain penelitian yang akan digunakan untuk mengembangkan produk adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., (1974:5) yaitu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Erwin Kurniawati

SKRIPSI. Oleh : Erwin Kurniawati PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of Science untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VII Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK MODUL PADA MATERI MATRIKS SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK MODUL PADA MATERI MATRIKS SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK MODUL PADA MATERI MATRIKS SMA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : Ita Ratiyani Rahmadaniar NIM

Skripsi. Oleh : Ita Ratiyani Rahmadaniar NIM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIGITAL DAN APLIKASINYA DALAM MODEL SIKLUS PEMBELAJARAN 5E (LEARNING CYCLE 5E) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Siswa Kelas VII di SMP Negeri 10 Probolinggo Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM: ANALISIS KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN LEBIH LANJUT PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Mardiatul Hasanah

SKRIPSI. Oleh: Mardiatul Hasanah HUBUNGAN ANTARA STRATEGI GURU DALAM PENGEMBANGAN DISAIN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI DENGAN AKTIVITAS DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM SISWA (KELAS XI SMAN DI KABUPATEN BONDOWOSO) SKRIPSI Oleh: Mardiatul

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS TERINTEGRASI MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS V SD/MI

PENGEMBANGAN LKS TERINTEGRASI MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS V SD/MI PENGEMBANGAN LKS TERINTEGRASI MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS V SD/MI SKRIPSI Oleh : DITA AYU MAULIDA NIM: 201010430311045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMP NEGERI 1 PAKUSARI JEMBER SKRIPSI Oleh Candra

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS matematika dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM PEMBUATAN SOAL HOT (HIGHER ORDER THINKING) DI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM PEMBUATAN SOAL HOT (HIGHER ORDER THINKING) DI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM PEMBUATAN SOAL HOT (HIGHER ORDER THINKING) DI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini merupakan bagian yang bersifat prosedural. Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan alur penelitian mulai dari desain penelitian yang digunakan, tahapan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci