PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E
|
|
- Sukarno Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam Prasetyo 3) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang, peni_handayani@ymail.com ABSTRAK: Kegiatan pembelajaran menuntun siswa untuk membangun pengetahuannya secara mandiri. Hasil observasi di SMP Muhammadiyah 6 Malang menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan pada model pembelajaran melalui bahan ajar karena kemampuan siswa belum diakomodasi secara penuh. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan modul IPA berbasis konstruktivisme model learning cycle 5E materi energi dalam sistem kehidupan untuk siswa SMP kelas VII dan menguji kelayakannya. Prosedur pengembangan menggunakan model 4D dari Thiagarajan. Hasil validasi oleh tim ahli dan uji coba pada siswa menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak untuk digunakan. Kata kunci: modul IPA, model learning cycle 5E, energi dalam sistem kehidupan Pendidikan merupakan upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa supaya memiliki pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan, baik menyangkut kurikulum, sarana prasarana, dan juga kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Peningkatan kualitas pendidikan dari segi kurikulum telah dilakukan pemerintah dengan cara mencanangkan Kurikulum Pada jenjang SMP, salah satu mata pelajaran pada Kurikulum 2013 adalah Ilmu Pengetahan Alam (IPA). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 6 Malang, guru mengalami kendala dalam proses belajar mengajar, yaitu kurikulum menuntut siswa harus lebih aktif dalam kelas. Guru tidak menerangkan dari awal sampai akhir proses belajar mengajar tetapi siswa diminta untuk lebih aktif mencari tahu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Buku dan kegiatan pembelajaran yang digunakan kurang menuntun siswa untuk aktif selama proses belajar dalam membangun pengetahuan secara mandiri. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan pengembangan bahan ajar yang dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran serta menuntun siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan struktur dan isi Kurikulum 2013, materi pada pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu atau integrative science. Konsep keterpaduan pada pembelajaran IPA ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu biologi, fisika, dan kimia. Salah satu materi pada pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013 adalah energi dalam sistem kehidupan. Pada materi sistem energi dalam kehidupan, bahan ajar yang dikembangkan adalah modul pembelajaran. Modul merupakan suatu unit program yang terencana yang didesain guna membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran (Hernawan, dkk, 2010).
2 Modul dengan materi sistem energi dalam kehidupan dikembangkan dengan berbasis konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya (Budiningsih, 2005). Ada banyak model pembelajaran yang dapat dipilih guru IPA dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu pertimbangan dalam memilih model pembelajaran adalah agar siswa dapat ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah learning cycle. Learning cycle merupakan model pembelajaran yang terdiri dari tahapan kegiatan siswa dalam membangun pengetahuan. Pada learning cycle 5E terdapat 5 tahap/fase yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation (Nugroho, 2012). Model learning cycle digunakan pada modul karena model ini sesuai jika diterapkan untuk pendekatan scientific. Hubungan antara pendekatan scientific 5M dan model learning cycle 5E menurut Purnamasari (2014) yaitu sebagai berikut. Mengamati (observes) dapat dilakukan pada fase engangement. Menanya (questions) dapat dilakukan pada fase exploration. Mengumpulkan informasi (experiments/explores) dapat dilakukan pada fase explanation. Mengasosiasi (analyzes) dapat dilakukan pada fase elaboration. Mengkomunikasikan (communicates) dapat dilakukan pada fase evaluation. Tahapan learning cycle 5E yang dikemukakan oleh Lorsbach (2001) dalam Solihin (2010) adalah sebagai berikut. Engagement (mengajak), pada fase ini guru berupaya membangkitkan minat, mendorong kemampuan berpikir, dan membantu siswa mengakses kemampuan awal yang telah dimiliki. Exploration (menggali), pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja secara mandiri maupun secara berkelompok tanpa pengajaran langsung oleh guru untuk menguji hipotesisnya melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur. Explanation (menjelaskan), pada fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep yang sedang dipelajari dengan kalimat sendiri, selanjutnya guru membantu mengklarifikasi atau melengkapi penjelasan yang diajukan siswa. Elaboration (aplikasi), kegiatan belajar pada fase ini siswa menerapkan konsepkonsep yang telah dimiliki pada situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. Evaluation (evaluasi), pada fase ini digunakan untuk mengevaluasi pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa dan refleksi untuk melakukan siklus lebih lanjut yaitu untuk proses pembelajaran selanjutnya. Menurut Lorsbach (2001) dalam Solihin (2010), modul dengan model learning cycle 5E memiliki keunggulan yaitu mengarahkan cara berpikir siswa dari hal yang sederhana ke arah yang lebih kompleks yang selanjutnya menghubungkan pengetahuan ke fenomena di kehidupan sehari-hari. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan modul IPA berbasis konstruktivisme model learning cycle 5E materi energi dalam sistem kehidupan yang layak digunakan untuk siswa SMP kelas VII semester 2. Modul ini dapat digunakan sebagi sumber belajar siswa. Modul siswa juga dilengkapi dengan petunjuk guru sebagai panduan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran.
3 METODE Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul adalah model 4D oleh Thiagarajan (1974). Tahapan pengembangan 4D oleh Thiagarajan (1974) dalam Mulyatiningsih (2012) terdiri dari 4 tahapan yaitu define, design, develop, dan disseminate. Tahapan define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan produk. Pada tahap define dilakukan analisis kurikulum, analisis karakter peserta didik, analisis materi, serta merumuskan tujuan. Tahapan design bertujuan untuk membuat rancangan produk yang akan dikembangkan. Pada tahap design dilakukan pemilihan jenis produk yang dikembangkan, pemilihan penyajian pembelajaran, dan pembuatan rancangan produk. Tahapan develop bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul. Pada tahap develop dilakukan penyusunan produk awal dan validasi produk oleh validator. Pengembangan produk dilakukan hanya sampai pada tahap ketiga karena produk hanya diujicobakan pada siswa dalam skala kecil dan tidak disebarkan secara luas. Uji coba produk merupakan bagian dalam tahap validasi pada proses pengembangan. Uji coba produk pengembangan dilakukan untuk menetapkan tingkat kelayakan dari produk yang dikembangkan. Kelayakan produk diketahui dengan melakukan validasi. Penentuan kelayakan dilakukan dua tahap. Tahap pertama dengan cara validasi modul secara perseorangan oleh tim ahli (ahli bahan ajar, ahli materi, dan praktisi lapangan) dan uji coba pada siswa (16 siswa SMP Muhammadiyah 6 Malang). Data hasil pengembangan modul diperoleh menggunakan instrumen pengumpul data berupa angket yang diberikan kepada validator (ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan), dan siswa. Data hasil validasi pengembangan modul terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh menggunakan instrumen pengumpul data yang terdiri dari kolom check list menggunakan skala Likert (diadaptasi dari Pujiningtyas, 2011). Data kualitatif diperoleh menggunakan instrumen pengumpul data berupa lembar komentar, saran dan kritik terhadap modul. Selain hasil validasi, juga diperoleh data hasil belajar siswa yang diperoleh dari lembar nilai pengerjaan modul. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data berupa kritik dan saran dari validator yang digunakan sebagai masukan untuk revisi produk. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data berupa nilai pengerjaan modul oleh siswa dan skor penilaian modul dari skala Likert. Analisis data untuk mengetahui kelayakan pada skala Likert dilakukan dengan cara perhitungan nilai rata-rata. Pada penentuan teknik analisis nilai rata-rata, Arikunto (2002) menyatakan bahwa untuk mengetahui peringkat nilai akhir pada setiap butir angket penelitian, jumlah nilai yang diperoleh dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab butir angket penilaian tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut. x = x n Keterangan: x : Nilai rata-rata
4 x n : Jumlah skor jawaban dalam satu item : Jumlah responden yang menjawab dalam satu item Menurut Arikunto (2002) data yang telah diolah dibandingkan dengan suatu standar kriteria yang telah dibuat. Pada pengembangan modul ini, skala penskoran yang digunakan adalah 1 sampai 5. Skor 1 adalah skor terendah dan 5 adalah skor tertinggi. Penentuan rentang nilai kevalidan dapat diketahui dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah sehingga diperoleh rentang nilai 4. Rentang nilai kemudian dibagi dengan banyaknya kriteria sehingga diperoleh rentang nilai kevalidan untuk setiap kriteria yaitu 0.8. Nilai rata-rata kevalidan modul jika dideskripsikan tertera pada Tabel 1. Apabila hasil yang diperoleh mencapai nilai sama atau lebih besar dari 3.5 maka modul yang dihasilkan layak untuk digunakan dan tidak perlu direvisi, kecuali terdapat kritik dan saran dari validator yang digunakan sebagai masukan untuk merevisi produk. Tabel 1 Deskripsi Nilai Rata-rata Hasil Validasi Rata-rata Sangat layak Layak Keterangan Kurang layak Tidak layak Sangat tidak layak (diadaptasi dari Setyorini, 2009) Teknik analisis secara kuantitatif juga dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa terdiri dari ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan belajar individual diperoleh dari skor perolehan siswa dari jawaban benar dibanding skor maksimal yang hasilnya dipersentasekan (Arikunto, 2002). Ketuntasan belajar klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar keseluruhan siswa. Perhitungan persentase ketuntasan individual dan persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut. Persentase ketuntasan belajar individual = jumlah skor yang dicapai siswa jumlah skor maksimum x 100% Persentase ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang mendapat 70 jumlah seluruh siswa x 100% Kriteria keberhasilan belajar secara individu didapat dengan membandingkan nilai siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Secara perseorangan siswa telah tuntas belajar apabila nilainya mencapai 70. Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas belajar atau siswa yang mendapat 70 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah siswa seluruhnya (Kumalasari, 2011). HASIL Modul IPA materi energi dalam sistem kehidupan yang dihasilkan merupakan bahan ajar yang sesuai dengan KI dan KD IPA SMP kelas VII semester 2 berdasarkan Kurikulum Komponen-komponen modul terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, peta konsep, kegiatan belajar, uji kompetensi, umpan balik, daftar istilah, dan daftar
5 rujukan. Kegiatan belajar pada modul disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran yang berbasis konstruktivisme model learning cycle 5E. Modul IPA model learning cycle 5E terdiri dari modul siswa dan petunjuk guru. Data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh yaitu: 1) data hasil validasi modul oleh ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan; 2) data hasil penilaian modul oleh siswa ketika uji coba; 3) nilai hasil pengerjaan modul oleh siswa. Data kualitatif yaitu: 1) komentar dan saran dari ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan; 2) komentar dan saran siswa mengenai modul. Ringkasan data hasil validasi modul oleh validator tertera pada Tabel 2. Ringkasan data uji coba modul pada siswa tertera pada Tabel 3. Tabel 2 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Validator Ahli Materi, Ahli Pengembangan Bahan Ajar, dan Praktisi Lapangan No. Aspek yang Dinilai Rata-rata Kriteria 1. Halaman depan 4.3 Sangat valid 2. Kata pengantar 4.2 Valid 3. Daftar isi 4.5 Sangat valid 4. Gambar 4.5 Sangat valid 5. Petunjuk penggunaan modul 4.3 Sangat valid 6. Peta konsep 4.7 Sangat valid 7. Kegiatan belajar 4.1 Valid 8. Materi energi dalam sistem kehidupan 4.5 Sangat valid 9. Uji kompetensi 4.5 Sangat valid 10. Umpan balik 4 Valid 11. Daftar istilah 4.2 Valid 12. Daftar rujukan 4.5 Sangat valid Rata-rata 4.4 Sangat valid Data hasil validasi pada Tabel 2 diperoleh dengan cara menghitung ratarata skor validasi dari 3 validator (ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan). Rata-rata keseluruhan dari seluruh aspek yang dinilai menunjukkan skor 4.4 dari skor maksimal 5 yang berarti modul memiliki kriteria sangat valid. Hasil validasi menunjukkan bahwa modul layak untuk digunakan. Rata-rata keseluruhan data hasil uji coba kelompok kecil pada Tabel 3 menunjukkan skor 4.1 dari skor maksimal 5 yang berarti valid. Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan modul layak untuk digunakan. Tabel 3 Ringkasan Data Hasil Uji Coba Modul pada Siswa No Aspek yang Dinilai Rata-rata Kriteria 1 Halaman depan 3.9 Valid 2 Kata pengantar 4.1 Valid 3 Daftar isi 4.2 Valid 4 Gambar modul 4.2 Valid 5 Petunjuk penggunaan 4 Valid 6 Peta konsep 3.9 Valid 7 Kegiatan belajar 4.1 Valid 8 Materi energi dalam sistem kehidupan 3.9 Valid 9 Uji kompetensi 3.9 Valid 10 Umpan balik 4.3 Sangat valid 11 Daftar istilah 4.3 Sangat valid 12 Daftar rujukan 4.3 Sangat valid Rata-rata 4.1 Valid
6 Data kuantitatif juga terdiri dari nilai hasil pengerjaan modul oleh siswa. Nilai hasil pengerjaan modul oleh siswa tertera pada Tabel 4. Ketuntasan belajar setiap siswa pada Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh siswa mencapai nilai lebih dari KKM yaitu 70 sehingga seluruh siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar individual. Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung berdasarkan persentase jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM dibagi jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai persentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 100%. Karena persentase ketuntasan belajar klasikal 85% maka kelas tersebut mencapai keberhasilan klasikal. Tabel 4. Ringkasan Nilai Hasil Pengerjaan Modul oleh Siswa No Nama Rata-rata Kriteria 1 A 80 Tuntas 2 B 88 Tuntas 3 C 91 Tuntas 4 D 88 Tuntas 5 E 76 Tuntas 6 F 84 Tuntas 7 G 78 Tuntas 8 H 86 Tuntas 9 I 78 Tuntas 10 J 76 Tuntas 11 K 82 Tuntas 12 L 82 Tuntas 13 M 84 Tuntas 14 N 90 Tuntas 15 O 79 Tuntas 16 P 81 Tuntas Rata-rata 83 Tuntas Data kualitatif diperoleh dari komentar dan saran yang diberikan untuk perbaikan modul. Komentar dan saran dari validator ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan tertera pada Tabel 5. Komentar dan saran dari siswa yang menjadi responden uji coba kelompok kecil tertera pada Tabel 6. Tabel 5 Komentar dan Saran dari Validator Ahli Materi, Ahli Pengembangan Bahan Ajar, dan Praktisi Lapangan No. Aspek yang Dinilai Komentar dan Saran 1 Halaman sampul Modul guru diganti dengan Petunjuk guru. Nama pembimbing ditulis pada cover. Memberikan keterangan bahwa modul untuk semester II. 2 Kata pengantar Daftar isi Gambar Menambahkan gambar yang menjelaskan bentukbentuk energi. Memperbesar gambar sel hewan dan sel tumbuhan. Penomoran gambar disesuaikan dengan nomor submateri. 5 Petunjuk penggunaan modul Peta konsep Memberi penjelasan mengenai manfaat peta konsep. Menjelaskan keterkaitan antara metabolisme dan transformasi energi.
7 No. Aspek yang Dinilai Komentar dan Saran 7 Kegiatan belajar Pada fase eksplorasi harus lebih jelas apa yang dieksplorasi, dimana dilakukan, dan apa hasilnya. Pada fase eksplanasi penjelasan yang perlu dijelaskan oleh siswa harus benar dan sesuai tujuan. Menambahkan energi panas bumi pada contoh sumber energi. Menambahkan contoh zat makanan penghasil energi. Fungsi utama setiap jenis zat makanan disebutkan lebih dulu; kalimat protein dan lemak sebagai sumber energi diganti menjadi cadangan energi. Penambahan penjelasan temuan hasil praktikum pada fase eksplanasi. Kalimat energi kimia anorganik diubah menjadi zat anorganik. Memberikan rambu-rambu jawaban yang tepat pada soal eksplanasi. Definisi respirasi ditekankan pada respirasi eksternal. 8 Uji kompetensi Pilihan jawaban harus setara. Menambahkan beberapa soal yang berkaitan dengan praktikum. Menambahkan soal uraian. 9 Umpan balik Mengaitkan umpan balik dengan tujuan dan kegiatan siswa. 10 Daftar istilah Istilah harus lebih spesifik. 11 Daftar rujukan Penggunaan kata hubung dan untuk rujukan dengan penulis lebih dari satu orang. 12 Aspek lain Memperbaiki tata tulis, ejaan, dan sejenisnya. Penulisan sebaiknya rata kiri dan kanan agar lebih rapi. Memperbesar ukuran huruf pada setiap judul submateri. Tabel 6 Komentar dan Saran dari Siswa No. Aspek yang Dinilai Komentar dan Saran 1 Modul keseluruhan Cukup menarik dan mudah dipahami. Bisa menambah ilmu. Berguna dalam memahami materi energi dalam sistem kehidupan. Revisi modul dilakukan berdasarkan komentar dan saran yang diterima dari ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, praktisi lapangan, dan siswa. Hasil dari modul yang direvisi setelah hasil uji coba merupakan modul yang layak digunakan dalam pembelajaran.. PEMBAHASAN Produk hasil pengembangan berupa modul IPA berbasis konstruktivisme model learning cycle 5E materi energi dalam sistem kehidupan untuk SMP kelas VII semester 2. Validasi produk dilakukan oleh ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan. Uji coba skala kecil dilakukan pada 16 siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Malang. Hasil validasi oleh ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, dan praktisi lapangan menunjukkan skor 4.4 dari skor maksimal 5. Hasil uji coba skala kecil pada 16 siswa menunjukkan skor 4.1 dari skor maksimal 5. Hasil yang diperoleh dari validasi dan uji coba dibandingkan
8 dengan kriteria kelayakan yang telah ditentukan pada Tabel 1. Berdasarkan kriteria kelayakan yang telah diadaptasi dari Setyorini (2009), diketahui bahwa hasil validasi modul oleh validator tergolong sangat layak dan hasil uji coba pada siswa tergolong layak. Sebelumnya pernah dilakukan pengembangan modul oleh Imamiasih (2012) yaitu Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Peredaran Sari Makanan untuk Siswa Kelas VIII SMP Internasional Laboratorium Universitas Negeri Malang. Validasi modul hasil pengembangan menunujukkan kriteria valid atau layak dengan persentase 88.31% untuk modul guru dan persentase 85.98% untuk modul siswa. Selain itu, pengembangan modul tentang learning cycle juga pernah dilakukan oleh Kumalasari (2011) yaitu Pengembangan Modul Biologi Sistem Reproduksi Manusia Model Siklus Belajar (Learning cycle) 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Malang. Validasi modul menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan tersebut memperoleh kriteria sangat layak pada modul guru dengan persentase sebesar 88,04% dan modul siswa sebesar 87.6%. Penelitian sebelumnya dan pengembangan modul yang dilakukan menunjukkan bahwa bagian-bagian modul yang divalidasi memenuhi kriteria bahan ajar dan layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil pengerjaan modul oleh siswa menunjukkan bahwa seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar individual karena masing-masing siswa mencapai nilai KKM yaitu 70. Kelas juga berhasil mencapai ketuntasan belajar klasikal karena siswa yang mencapai KKM 85%. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa selesai mengerjakan modul pada bagian umpan balik. Hal tersebut sesuai dengan kelebihan pembelajaran dengan modul menurut Widiyastutik (2008) yaitu pembelajaran dengan modul memberikan umpan balik/feed back secara langsung setelah siswa menyelesaikan sebuah modul. Siswa dapat mengetahui sesegera mungkin tingkat penguasaannya terhadap modul. Kelebihan pembelajaran modul lainnya yaitu mastery learning/penguasaan tuntas. Mastery learning merupakan suatu standar penguasaan minimal sebuah modul. Standar inilah yang menentukan diperbolehkan atau tidaknya siswa melanjutkan ke materi berikutnya. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan modul, seluruh siswa mencapai standar penguasaan minimal yang telah ditentukan yaitu nilai 70. Modul yang direvisi terdiri dari bagian cover (halaman muka), kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, peta konsep, kegiatan belajar yang mengacu pada model learning cycle 5E dengan materi energi dalam sistem kehidupan, uji kompetensi, daftar istilah, dan daftar rujukan. Struktur modul pembelajaran dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang disajikan dan kegiatan belajar yang dilakukan. Menurut Depdiknas (2008) secara umum modul harus memuat paling tidak beberapa komponen yaitu: judul, petunjuk belajar, kompetensi yang dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja yang dapat berupa lembar kerja, dan evaluasi/penilaian. Berdasarkan hal tersebut, modul yang direvisi telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Depdiknas (2008). Judul terdapat pada cover modul. Petunjuk belajar terdapat pada petunjuk penggunaan modul. Informasi pendukung terdapat pada daftar isi, peta konsep, glosarium/daftar istilah, dan daftar rujukan. Latihan dan lembar kerja terdapat pada setiap kegiatan belajar. Evaluasi terdapat pada uji kompetensi dan umpan balik.
9 Modul yang dihasilkan memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan modul adalah sebagai berikut. 1) Modul telah divalidasi oleh ahli materi, ahli pengembangan modul, praktisi lapangan, dan telah dilakukan uji coba pada siswa sehingga diketahui bahwa modul layak untuk digunakan. 2) Kegiatan pembelajaran pada modul dibuat dengan sistematis sesuai dengan model learning cycle 5E. 3) Bagian-bagian pada modul terdapat gambar dan halaman yang berwarna sehingga menarik minat siswa untuk belajar. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan modul menurut Depdiknas (2008) yaitu modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik. Sistematika modul terdiri dari komponen-komponen modul yang telah divalidasi sehingga layak digunakan dalam kegiatan belajar. Sistematika setiap kegiatan pada modul menggunakan model belajar learning cycle 5E. Modul juga dibuat menarik dengan gambargambar, bahasa, dan penyusunan setiap bagian modul. Menurut Vembrianto (1975) dalam Setyorini (2009) ada kelemahan belajar menggunakan modul. Salah satu kelemahan belajar menggunakan modul yaitu hubungan antar siswa di dalam kelas menjadi renggang, padahal motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup sosial. Kelemahan tersebut juga terdapat pada modul yang dihasilkan. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul, kelemahan tersebut diatasi dengan mengadakan kegiatan berkelompok yaitu praktikum, selain itu juga diadakan diskusi setelah siswa selesai mengevaluasi hasil pengerjaan modulnya masing-masing pada setiap kegiatan belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari pengembangan yaitu modul IPA terpadu model learning cycle 5E materi energi untuk siswa SMP kelas VII semester 2 telah melalui tahap validasi oleh ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar, praktisi lapangan, dan diujicobakan pada siswa. Hasil validasi dan uji coba menunjukkan bahwa modul layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Saran sebagai tindak lanjut dari modul hasil pengembangan yaitu hendaknya dilakukan tutoring oleh guru untuk membimbing siswa apabila mengalami kesulitan ketika mempelajari modul. Perlu dilakukan uji coba lanjutan untuk beberapa sekolah dengan jumlah siswa yang lebih banyak apabila modul digunakan dalam skala luas. Perlu adanya tidak lanjut atau eksperimen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa ketika menggunakan modul. Pengembangan modul IPA untuk materi lainnya dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, C.A Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta. Depdiknas Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
10 Hernawan, A.H., Permasih, Laksmi, D Pengembangan Bahan Ajar, (Online), ( Dan_Tek._Pendidikan/ Ermsih /Pengembangan_ Bahan_Ajar.pdf), diakses tanggal 14 Januari Imamiasih, Silvia Nur Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Peredaran Sari Makanan untuk Siswa Kelas VIII SMP Internasional Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Mulyatiningsih, E Pengembangan Model Pembelajaran, (Online), ( diakses 23 Januari Nugroho, I.A Penerapan Integrasi SEQIP dengan 5E Learning Cycle Untuk meningkatkan Kepercayaan Diri Mahasiswa, (Online), ( Nugroho,20M.Pd./Jurnal_Didaktika_Seqip20terintegrasi.Pdf), diakses tanggal 14 januari Kumalasari, Dewi Pengembangan Modul Biologi Sistem Reproduksi Manusia Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Pujiningtyas, P Pengembangan Modul IPA Terpadu Model Learning Cycle dengan Tema Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UniversitasNegeri Malang. Purnamasari, Desi Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Learning Cycle pada Materi Suhu dan Perubahannya untuk Siswa SMP Kelas VII. (Online), ( article.doc), diakses 25 Juni Setyorini, O Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Model Direct Instruction melalui Teknik QUEST (Questions that Stimulate Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UniversitasNegeri Malang. Solihin, I Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri Terbuka dan Learning Cycle dalam Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
11 Widiyastutik, S Studi Tentang Faktor pendukung dan Penghambat Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Modul SD Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE Suriya Wulan Sari, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang Email: wulansari30@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E Vanny Mayangsari M.N.S, Aman Santoso, Siti Marfu ah Universitas Negeri Malang E-mail: cheverlyvanny@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai
Lebih terperinciKajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 7 Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Intan Pratiwi Wardani 1,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D
Lebih terperinciKata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik
1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA UNTUK KELAS XI SMA Nurina, Masjhudi, dan Amy Tenzer Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Cica Aisyah Nurlatifah 1, Tuti Kurniati 2, Meti Maspupah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG Sheila Sandiya Putri, Muhardjito, Dwi Haryoto Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI Moh. Shofan 1 Cholis Sa dijah 2 Slamet 3 FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No 5 Malang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian
Lebih terperinciDewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA Dewi Fitria Cholida, Muntholib,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pre-eksperimental dengan one shot case study. Pada penelitian ini suatu
Lebih terperinciTitis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 BARON KABUPATEN NGANJUK Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif dari siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif dari siswa yang melibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian
Lebih terperinciKata-kata Kunci : pembelajaran konstruktivistik, learning cycle 5E, buku petunjuk praktikum
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA/MA KELAS X SEMESTER 2 BERBASIS LEARNING CYCLE 5E Eko Budi Prasetyo Nugroho, Endang Budiasih, dan Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang Email : ebudi_57@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa
Lebih terperinciKomang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) PADA PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG
PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG Dwi Retno Pintarti, Hadi Suwono, dan Noviar Darkuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagaimana ditegaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini memuat aspek kualitatif dan kuantitatif. Menurut Firman (2013), penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Learning Cycle Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar atau anak didik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model Pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Model Research and Development yang digunakan pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Lebih terperinciStudi Pendahuluan Model Learning Cycle 5 E dengan Strategi Question Student Have pada Materi Suhu dan Perubahannya
Studi Pendahuluan Model Learning Cycle 5 E dengan Strategi Question Student Have pada Materi Suhu dan Perubahannya ALFU LAELA MAZIDAH 1), MARTINI 2, 1) Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan IPA FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada
A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Learning Cycle-5E Pengembangan perangkat pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengembangkan Budaya Ilmiah dan Inovasi terbarukan dalam mendukung PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan
A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING ARTIKEL ILMIAH OLEH FAHRUR ROZI HADIYANTO NIM 209311423325 UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO Wahyhu Prasetyo 1* Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1* Pras_12yo@yahoo.com
Lebih terperinciberupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluation).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Webbed pada Tema Pencemaran Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif, Sikap Peduli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi
Lebih terperinciKata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH DAN PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BAGI PESERTA DIDIK SMA Shan Duta Sukma Pradana, Endang Purwaningsih,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja siswa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X MIA SMAN 2 JOMBANG Endyana Gandari Putri, Sumarjono, Dwi Haryoto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Learning Cycle Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar atau anak didik (Hirawan,
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017
KEVALIDAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI ASAM BASA VALIDITY STUDENTS ACTIVITIES SHEET BASED IN PROBLEM SOLVING TO PRACTISED THE SKILLS
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa
35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning ini adalah metode
Lebih terperinci2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI SMP NEGERI 1 RAMBAH HILIR Eka purnama sari (1), Rena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan. Kedua tahapan tersebut merupakan bagian dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan (Reasearch and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan proses/metode yang digunakan untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI Nurul Ika Noviyanti, Susriyati Mahanal, dan Nuning Wulandari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi, objek dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, alur penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang
digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Pemilihan model Four-D ini karena dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang
ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Desain penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang
Lebih terperinciresearch and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
Lebih terperinciKata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA TAMAN HARAPAN MALANG Vivi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP
PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP Nurneyla Hadrotul Ula *, Cholis Sa dijah ** Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciArwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa SMP kelas VII pada materi himpunan dilakukan dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII Rizki Siska Rosalita, Sarwono, dan Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR
PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang mengintegrasikan nilai-nilai
Lebih terperinciIII. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau
III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Desain (model) pengembangan yang digunakan mengacu pada research
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali
III. METODE PENELITIAN A. Rencana Pelaksanaan Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil
Lebih terperinci